k37 - b - Aspirasi Pneumonia

42
DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN USU FAKULTAS KEDOKTERAN USU RSUP ADAM MALIK RSUP ADAM MALIK

description

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangBatuk merupakan suatu ekspirasi yang eksplosive, merupakan mekanisme perlindungan normal untuk membersihkan tracheobronchial dari sekret dan benda asing. Batuk dapat terjadi dengan sengaja atau karena refleks. Batuk dimulai dengan inspirasi dalam diikuti dengan menutupnya glotis, relaksasi diafragma, dan kontraksi otot melawan penutupan glotis yang menyebabkan tekanan intratoraks meningkat. Ketika glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antara saluran napas dan udara luar menghasilkan aliran udara yang cepat melewati trakea. Batuk membantu membuang mukus dan bahan-bahan asing. Saluran pernapasan dimulai dari rongga hidung sampai saluran – saluran kecil alveoli paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh darah. Umumnya penyebab terjadinya perdarahan sehingga terjadi batuk darah adalah karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh adanya refleks batuk.1Batuk darah atau hemoptysis adalah salah satu gejala yang paling penting pada penyakit paru, pertama karena merupakan bahaya potensial adanya perdarahan yang gawat yang memerlukan tidakan segera dan intensif, dimana batuk darah masif yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Kedua karena batuk darah hampir selalu disebabkan oleh penyakit bronkopulmonal.2Oleh karena itu perlu dibuktikan apakah benar darah tersebut berasal dari saluran pernapasan bagian bawah. Perdarahan tidak selalu tampak pada saat penderita berobat pada dokter, oleh karenanya diperlukan sekali anamnesa yang cermat.3Pada umumnya penderita batuk darah telah mempunyai penyakit dasar, tetapi keluhan yang berasal dari penyakit dasar tadi tidak mendorong penderita untuk pergi berobat. Penderita baru datang berobat ketika timbul batuk darah, walaupun darah yang keluar hanya sedikit atau berupa dahak yang bergaris-garis merah. Batuk darah merupakan keadaan yang menakutkan bagi penderita dan keluarganya. Akibat ketakutan inilah penderita akan menahan batuknya, hal ini akan memperburuk keadaan karena akan timbul penyulit seperti penyumbatan saluran napas atau sufokasi, asfiksi dan eksanguinasi.2Batuk darah merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit infeksi. Volume darah yang dibatukkan bervariasi dan dahak bercampur darah dalam jumlah minimal hingga masif, tergantung laju perdarahan dan lokasi perdarahan. Batuk darah atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring. Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologi harus dicari melalui pemeriksaan yang lebih teliti. Batuk darah masif dapat diklasifikasikan berdasarkan volume darah yang dikeluarkan pada periode tertentu. Batuk darah massif memerlukan penanganan segera karena dapat mengganggu pertukaran gas di paru dan dapat mengganggu kestabilan hemodinamik penderita sehingga bila tidak ditangani dengan baik dapat mengancam jiwa.4BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiSinonim batuk darah adalah hemoptoe atau hemoptysis. Hemoptysis berasal dari bahasa Yunani yaitu haima yang berarti darah dan ptysis yang berarti diludahkan. Menurut kamus kedokteran Dorland, hemoptysis atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau mucus yang berdarah.2Hemoptysis adalah mendahakkan darah yang berasal dari bronkus atau paru. hemoptysis bisa banyak atau bisa pula sedikit sehingga hanya berupa garis merah cerah di dahak.5Berdasarkan jumlah darah yang keluar, Pursel membagi batuk darah menjadi:2Derajat 1: Bloodstreak 2: 1 – 30 cc 3: 30 – 150 cc 4: 150 – 500 cc Massive : 500 – 1000 cc atau lebihJohnson membuat pembagian lain menurut jumlah darah yang keluar menjadi:21. Single hemoptysis yaitu perdarahan berlangsung kurang dari 7 hari.2. Repeated hemoptysis yaitu perdarahan berlang

Transcript of k37 - b - Aspirasi Pneumonia

  • DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN USURSUP ADAM MALIK

  • Aspirasi pneumonia pneumonia yang disebabkan masuknya benda asing padat atau cair atau terhirupnya asap atau uap ke dalam saluran napas bawah yang berasal dari:

    Bahan-bahan endogen : orofaring, cairan / makanan di lambungBahan-bahan eksogen : makanan, minuman, air tawar, air asin, bahan bahan lainnya (tanah, lumpur, dll)

  • Aspirasi dapat menyebabkan beberapa gejala berdasarkan kuantitas dan sifat dari substansi yang teraspirasi, frekuensi terjadi aspirasi , dan faktor host menyebabkan terjadinya aspirasi .

    Terdapat beberapa tipe substansi yang menyebabkan gejala-gejala terjadi pneumonia :Aspirasi dari asam lambung Chemical Pneumonia (CP). Aspirasi dari bakteri berasal dari oral dan daerah faringeal Bacterial Pneumonia (BP).

  • Aspirasi dari minyak minyak sayur menyebabkan exogenous lipoid pneumonia (LP), pneumonia ini jarang ditemukan

    Aspirasi dari benda asing gagal nafas dan beberapa kasus dapat terjadi bacterial pneumonia.

    Aspirasi pneumonia Near Drowning (tenggelam)

  • PATOFISIOLOGIAspirasi benda asing dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dari mulai glotis sampai distal bronkus.

    Aspirasi benda asing banyak terdapat di segmen posterior lobus atas dan segmen superior lobus bawah jika pasien posisi terlentang.

    Jika posisi berdiri maka benda asing akan berada di basal paru kanan. Kerusakan primer dapat terjadi akibat aspirasi ASPIRASI BENDA ASING

  • ASPIRASI DARI BAKTERI BERASAL DARI ORAL DAN DAERAH FARINGEAL (BACTERIAL PNEUMONIA)Bakteri yang terlibat dalam infeksi paru anaerob merupakan flora normal di daerah oral (terutama di celah gingiva), dan menjadi patogen ketika bakteri anaerob ditemukan konsentrasi tinggi sekitar 1012/g. sering menjadi penyebab terjadi aspirasi.

    Kondisi yang berhubungan dengan terjadinya aspirasi adalah kehilangan kesadaran atau disfagia , peminum alkohol, anastesi umum, kejang, pemakaian narkotika, lesi di daerah esofagus dan gangguan neurologi

  • ASPIRASI DARI ASAM LAMBUNG (Chemical Pneumonia) Kerusakan paru terjadi jika ketika pH dari aspirasi cairan kurang dari 2.5 , contohnya beberapa penelitian menunjukkan terjadinya kerusakan paru setelah teraspirasi asam lambung, air suling dan air garam

  • ASPIRASI AKIBAT LIPID (LIPOID PNEUMONIA)Bahan material yang berminyak umumnya diberikan sebagai pengobatan untuk konstipasi pada anak-anak dan dewasa.

    Karena sifat dari viskositasnya yang tinggi , bahan material yang berminyak akan menekan reflek batuk mudah terjadinya aspirasi pada orang-orang normal, dan juga pada pasien-pasien dengan gangguan menelan.

  • NEAR DROWNINGDry drowning tidak terjadi aspirasi air laut/tawar ke paru (dry lung) dan kematian diakibatkan oleh laringospasme pada saat air dingin masuk ke daerah laring, iritasi mekanik akibat air (10-15%).

    Wet drowning terdapat air ke dalam paru sehingga paru basah dan terjadi gangguan akibat efek cairan (85-90%).

  • GAMBARAN KLINISAspirasi pneumonia dapat terjadi akut atau kronik tergantung dari onset waktu, sifat dari substansi aspirasi, dan respon host seseorang.

    Gambaran klinis sering dijumpai yaitu sesak nafas, demam, wheezing, ronki basah, hipoksia, takikardia, lekositosis dan gagal nafas. Pada hipoksemia berat sering terjadi akibat rendahnya tekanan parsial arteri dan penurunan dari komplians paru.

  • GAMBARAN RADIOLOGISASPIRASI BENDA ASING

    Benda asing sering ditemukan pada anak-anak yaitu koin dan gigi

    Dapat ditemukan pada semua lobus tetapi sering ditemukan pada lobus bawah paru kanan

    Pada usia dewasa gambaran radiologis umumnya ditemukan atelektasis dan obstruksi pneumonitis dengan atau tidak tampak benda asing (radioopaque)

  • Foto toraks wanita , umur 15 tahun, klinis batuk dan sakit dada ketika menarik nafas setelah 1 minggu tertelan jarum, tampak bayangan jarum di lapangan atas paru kiri.

  • Foto toraks lateral posisi jarum di lapangan atas paru kiri

  • Gambar 2.b : Posisi jarum di daerah trakea , jatuh ketika di keluarkan. Keadaan pasien exhausted , bronkoskopi dihentikan. Gambar 2.a : Terlihat jarum pada segmen lingula bronkus kiri, diambil dengan menggunakan biopsi forsepGambar 2.bGambar 2.aBronkoskopi dihentikan dan akan diulang bronkoskopi dengan anastesi umum. Pada malam hari penderita merasa ada benda di daerah tenggorokan, dan penderita batuk-batuk disertai muntah

  • Gambar 3.a : Dilakukan foto toraks PA sebelum tindakan bronkoskopi ulang; tidak tampak bayangan jarum di paru kiri

    Gambar 3.b : Foto lateral kiri tampak posisi jarum di didaerah perut

    Gambar 3.aGambar 3.b

  • Foto abdomen AP tampak jarum berada di daerah usus halus

  • Jarum berada diusus dan keluar bersama feses

  • Kelainan pemeriksaan radiologis yang paling dominan adalah suatu konsolidasi adalah unilateral maupun bilateral, bercak-bercak atau difus.

    Pada penderita dengan aspirasi dengan jumlah yang banyak cairan lambung dengan pH rendah dari radiologis menunjukkan bercak-bercak konsolidasi yang gambaran sama dengan edema paru dengan gagal jantung atau awal dari acute respiratory distress syndrome (ARDS). ASPIRASI DARI BAKTERI BERASAL DARI ORAL DAN DAERAH FARINGEAL (BACTERIAL PNEUMONIA) , CHEMICAL PNEUMONIA & NEAR DROWNING

  • ASPIRASI PNEUMONIA AKIBAT KLL(KASUS-1)

  • ASPIRASI PNEUMONIA AKIBAT KLL(KASUS-2)

  • ASPIRASI AKIBAT LIPID (LIPOID PNEUMONIA)Foto toraks bisa menunjukkan corakan alveolar sebagai hasil penggumpalan lipid dalam rongga alveoli.

    Selanjutnya gambaran interstisial menunjukkan adanya migrasi makrofag dan penebalan septum alveoli oleh jaringan fibrosis.

    Foto toraks juga bisa menunjukkan adanya nodul yang terlokalisir (parafinoma) nodul-nodul ini mudah menyatu sehingga menimbulkan gambaran seperti neoplasma atau TB.

  • LIPOID PNEUMONIA (KASUS- 1)

  • CT-scan toraks : ground glass opacification dengan densitas -225 Hounsfield Unit adanya septal thickening dan consolidation + 39 Hounsfield Unit , kesan Lipoid pneumonia.

  • BRONKOSKOPI

  • Dilakukan bilasan (washing) dengan cairan NaCl 0.9% sebanyak 300 cc. Secara makroskopis cairan BAL berwarna putih seperti susu

  • LIPOID PNEUMONIA (KASUS- 2)

  • BRONKOSKOPI

  • ASPIRASI PNEUMONIAAKIBAT PESTISIDA

  • Aspiration Pneumonia (bilateral) + G3P2Ab0dr. F (, 36 years)

    29 - 12 - 04 31 - 12 - 04 11 - 01 - 05 12 - 03 - 05

  • 08 - 07 - 05

  • Aspiration Pneumonia + Septic emboliDI (, 12 years) 03 - 01 - 05 10 - 01 - 05 15 - 01 - 05 24 - 01 - 05

  • HRCT THORAX 25 - 01 - 05 RED ARROW: HAMPTONS HUMP BLUE ARROW: PLEURAL EFFUSION GREEN ARROW: CONSOLIDATION

  • 01 - 02 - 05 07 - 02 - 05 Blood Culture : Staph.aureus (+)D - dimer : 4000

  • HRCT THORAX 07 - 02 - 05 RED ARROW: HAMPTONS HUMP BLUE ARROW: CONSOLIDATION

  • 10 - 02 - 05 25 - 02 - 05

  • 25 - 02 - 05

  • PENATALAKSANAANTerapi OksigenAntibiotika uji sensitivitasBronkoskopi bronkial toiletKostikosteroid kontroversial

  • *Seorang wanita, umur 27 tahun , pada tanggal 25 Maret 2005 datang dengan keluhan batuk , sakit dada, sesak nafas, dan demam . Pada anamnesis di dapat keterangan bahwa sebelumnya pada akhir Januari 2005 os meminum cairan insektisida sebanyak 150 cc dengan maksud bunuh diri os segera di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan kumbah lambung, ketika itu os muntah dan batuk akibat teraspirasi cairan lambung. Keesokan harinya os dibawa ke Penang untuk dirawat. Dari keterangan keluarga selama 1 bulan os dirawat dan diberi pengobatan hanya dengan anti biotika dan simptomatis. Oleh karena tidak menunjukkan adanya perbaikan maka os datang ke klinik dan selanjutnya di rawat di rumah sakit *pada bronkoskopi tampak adanya iritasi dan sekret yang kental *kortikosteroid , makrolid dan simptomatis