Trauma maksilofasial adalah sXXX.docx

download Trauma maksilofasial adalah sXXX.docx

of 4

description

Trauma maksilofasial adalah sXXX.docx

Transcript of Trauma maksilofasial adalah sXXX.docx

Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya. Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mencakup jaringan lunak dan jaringan keras. Yang dimaksud dengan jaringan lunak wajah adalah jaringan lunak yang menutupi jaringan keras wajah. Sedangkan yang dimaksud dengan jaringan keras wajah adalah tulang pembentuk wajah.6 :

Trauma Jaringan keras1. Fraktur sepertiga atas muka : os. frontalis dan sinus frontalis2. Fraktur sepertiga tengah muka.a. Fraktur hidung (os nasale).b. Fraktur maksila(os maxilla).c. Fraktur zigomatikum(os zygomaticum dan arcus zygomaticus).d. Fraktur orbital (os orbita).3. Fraktur sepertiga bawah muka. : Fraktura mandibula (os mandibula).2. Etiologi Penyebab trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olahraga dan trauma akibat dari senjata api. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama trauma maksilofasial yang dapat membawa kematian dan kecacatan pada orang dewasa secara umum dibawah usia 50 tahun dan angka terbesar biasanya terjadi pada pria dengan batas usia 21-30 tahun.1. Mansjoer A Suprohaita.Wardhani WI,Setiowulan. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

EpidemiologiInsiden dan penyebab epidemiologis trauma maksilofasial bervariasi secara luas pada daerah yang berbeda di dunia karena perbedaan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural, kesadaran masyarakat mengenai peraturan lalu lintas dan konsumsi alkohol. Menurut penelitian di London, 10% dari seluruh kasus kegawatdaruratan beruhubungan dengan cedera pada wajah. Dan dari seluruh fraktur yang terdapat pada kasus tersebut, 40% nya merupakan fraktur nasal. Dari data penelitian itu menunjukan bahwa kejadian trauma maksilofasial sekitar 6% dari seluruh trauma yang ditangani oleh SMF Ilmu Bedah RS Dr. Soetomo. Kejadian fraktur mandibula dan maksila terbanyak diantara 2 tulang lainnya, yaitu masing-masing sebesar 29,85%, disusul fraktur zigoma 27,64% dan fraktur nasal 12,66%.Penderita fraktur maksilofasial ini terbanyak pada laki-laki usia produktif, yaitu usia 21-30 tahun, sekitar 64,38% disertai cedera di tempat lain, dan trauma penyerta terbanyak adalah cedera otak ringan sampai berat, sekitar 56%. Penyebab terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas dan sebagian besar adalah pengendara sepeda motor.

Berdasarkan studi dari negara berkembang, penyerangan atau kekerasan merupakan penyebab utama fraktur fasial, sisanya sebagian besar disebabkan oleh peristiwa kecelakaan lalu lintas, olahraga, dan kecelakaan industri, tetapi penyebab utama bergeser ke kecelakaan lalu lintas di negara-negara berkembang.2.4 KlasifikasiTrauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma jaringan keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah.

Tucker MR, Ochs MW. Management of favial fractures. In: Peterson LJ et al. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. St. Louis: Mosby Co. ; 2003: 99. Tania Parsa,MD. Initial Evaluation and Management of Maxillofacial Injuries. Attending Physician, Eastern Maine Medical Center.E medicine JournalPedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut (Oral surgery). Alih bahasa Purwanto, Basoeseno. Jakarta:EGC, 1987:226a. Trauma jaringan lunak wajah 1. Berdasarkan jenis luka dan penyebab a. Ekskoriasi b. Luka sayat (vulnus scissum), luka robek (vulnus laceratum) , luka tusuk (vulnus punctum)c. Luka bakar (combustio)d. Luka tembak (Vulnus Sclopetorum)2. Berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan a. Skin Avulsion & Skin Loss3. Dikaitkan dengan unit estetik Menguntungkan atau tidak menguntungkan, dikaitkan dengan garis Langer.2. Berdasarkan Derajat Kontaminasia. Luka Bersih.b. Luka Bersih Tercemar.c. Luka Tercemar.d. Luka Kotor.b. Trauma Jaringan Keras WajahKlasifikasi trauma pada jaringan keras wajah di lihat dari fraktur tulang yang terjadi dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yg definitif. Secara umum dilihat dari terminologinya Trauma pada jarinagan keras wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan : 61. Dibedakan berdasarkan lokasi anatomic dan estetik.a. Berdiri Sendiri : Fraktur frontal, orbita, nasal, zigomatikum, maxilla, mandibulla, gigi dan alveolus.b. Bersifat Multiple : Fraktur kompleks zigoma, fronto nasal dan fraktur kompleks mandibula.

2. Dibedakan berdasarkan kekhususan.a. Fraktur blow-out (fraktur tulang dasar orbita). b. Fraktur Le Fort I, Le Fort II, dan Le Fort III.c. Fraktur segmental mandibula.

3. Berdasarkan Tipe fraktur. a. Fraktur simple. Merupakan fraktur sederhana, liniear yang tertutup misalnya pada kondilus, koronoideus, korpus dan mandibula yang tidak bergigi. Fraktur tidak mencapai bagian luar tulang atau rongga mulut. Termasuk greenstik fraktur yaitu keadaan retak tulang, terutama pada anak dan jarang terjadi. b. Fraktur kompoun. Fraktur lebih luas dan terbuka atau berhubungan dengan jaringan lunak. Biasanya pada fraktur korpus mandibula yang mendukung gigi, dan hampir selalu tipe fraktur kompoun meluas dari membran periodontal ke rongga mulut, bahkan beberapa luka yang parah dapat meluas dengan sobekan pada kulit. c. Fraktur komunisi. Benturan langsung terhadap mandibula dengan objek yang tajam seperti peluru yang mengakibatkan tulang menjadi bagian bagian yang kecil atau remuk. Bisa terbatas atau meluas, jadi sifatnya juga seperti fraktur kompoun dengan kerusakan tulang dan jaringan lunak.d. Fraktur patologis. Keadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit penyakit tulang, seperti Osteomyelitis, tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang sistemis sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan. 4. Perluasan tulang yang terlibat. a. Komplit, fraktur mencakup seluruh tulang. b. Tidak komplit, seperti pada greenstik, hair line, dan kropresi ( lekuk ). 5. Konfigurasi ( garis fraktur ). a. Tranversal, bisa horizontal atau vertikal. b. Oblique ( miring ). c. Spiral (berputar). d. Comuniti (remuk). 6. Hubungan antar Fragmen. Displacement, disini fragmen fraktur terjadi perpindahan tempat. Undisplacement, bisa terjadi berupa : Angulasi / bersudut. Distraksi. Kontraksi. Rotasi / berputar. Impaksi / tertanam.

1 FRAKTUR FRONTALTulang frontal membentuk bagian anterior tempurung kepala, membentuk sinus frontal, dan membentuk atap sinus etmoid, hidung, dan orbital. Selain itu, ia juga membentuk lengkungan zigomatic anterior, dimana otot masseter dipegang.