Trauma Ankle & Foot (Kaki)
-
Upload
amrina-rosyada -
Category
Documents
-
view
104 -
download
15
description
Transcript of Trauma Ankle & Foot (Kaki)
TRAUMA ANKLE & FOOT (KAKI)
1. Fraktur Ankle (284)
Stabilitas pada ankle ditentukan oleh :
- Tulang : Maleolus lateralis (824.2/3)
Maleolus medialis (824.0/1)
Tibia (sebagai “atap”) (823.0/1)
Talus (825.0/1)
- Ligamen-ligamen (lateral collateral, deltoid & syndesmotic)
- Dan kekuatan tambahan dari kapsul & otot
Fraktur ankle itu sendiri yang dimaksudkan adalah fraktur pada maleolus lateralis
(fibula) dan/atau maleolus medialis.
Klasifikasi :
Klasifikasi yang sering dipakai adalah klasifikasi dari Danis–Weber yang
berdasarkan pada level fraktur fibula. Klasifikasi lainnya adalah dari AO serta
Lange-Hansen yang berdasarkan patogenesanya.
Klasifikasi Danis – Weber adalah sebagai berikut :
Weber type A : fraktur fibula dibawah tibiofibular syndesmosis yang disebabkan
adduksi atau abduksi. Medial maleolus dapat fraktur atau deltoid
ligamen robek.
Weber type B : Fraktur oblique dari fibula yang menuju ke garis syndesmosis.
Disebabkan cedera dengan pedis external rotasi syndesmosisnya
intak tapi biasanya struktur dibagikan medial ruptur juga.
Weber type C : disini fibulanya patah diatas syndesmosis disebut C1 bila 1/3
distal dan C2 bila lebih tinggi lagi. Disebabkan abduksi saja atau
kombinasi abduksi dan external rotasi. Syndsmosis & membrana
interosseus robek juga.
Diagnosa fraktur ankle :
1. Anamnesa : “mode of injury”nya
2. Pemriksaan fisik
3. Pemeriksaan x-ray
Ankle AP/lat/mortise view
Bila perlu dapat dimintakan x-foto stress dengan eversi dan inversi.
Penanganan
1. Bila itu suatu open fraktur dilakukan debridement dulu.
2. Bila fraktur stabil (weber A dan sebagian weber B) dilakukan reposisi gips
dengan below knee cast.
3. Bila fraktur tidak stabil (weber C dan sebagian weber B) dilakukan
reposisi dan gips BK cast dan disiapkan untuk operasi (bila fraktur
tertutup) atau segera operasi bila memungkinkan.
4. Operasi :
Indikasi : - Fraktur yang tidak stabil
- Bila reposisi tertutup tidak berhasil
- Bila disertai displaced Pilon fraktur
Operasi dilakukan dengan memasang plate pada fibula dan maleolar screw
+ pinning antirotasi pada maleolus medialis. Transfixing screw dipasang
bila terdapat diastasis pada syndesmosis (weber c). Transfixing screw
dicanut pada minggu ke 6 atau sebelum dilakukan weight bearing. Bila
maleolus medialis yang patah terlalu kecil, dipasang tension band wiring.
Ligamen yang ruptur juga harus dijahit.
Komplikasi :
Dini :
- Vascular injuri. Karena alasan ini maka fraktur subluksasi yang hebat
harus segera direposisi.
Lambat :
- Malunion yang akan menyebabkan osteoartitis
- Nonunion malleolus medial disebabkan interposed periosteum dalam garis
fraktur.
- Joint stiffnes biasanya akibat akut
- Algodystrophy terjadi nyeri pada foot dan akan terjadi osteoporosis.
Paska tindakan :
- BK cast dipertahankan + 6-12 minggu
- Bila dilakukan operasi.
hari ke 2 atau ke 4 mulai melakukan mobilisasi dari ankle
partial weight bearing mulai minggu IV-VI setelah transfixing
screw dicabut.
FWB + minggu ke 12
2. Fraktur calcaneus (825.0/1)
Adalah fraktur pada calcaneus yang biasanya disebabkan karena jatuh dari
ketinggian dengan posisi berdiri.
Itulah sebabnya pada fraktur calcaneus akibat jatuh dari ketinggian, jangan lupa
untuk melihat collum femur dan tulang belakang penderita.
Klasifikasi
- intraaricular
- extraarticular
Diagnosa
- Anamnesa
- Pemriksaan fisik
- Radiologis
Penanganan :
1. Bila fraktur terbuka dilakukan debridement
2. Bila Bihler’s angel 25 – 400 dilakukan BK cast dengan moulding pada
calcaneus untuk “membentuk” kembali pada bentuknya.
3. Bila Bohler’s angle < 250 atau > 400 dilkaukan teknik Essex lopresty
denagn memakai steinman pen dan dengan image intensifier dilakukan
reposisi diikuti BK cast.
Komplikasi
Dini
Pembengkakan sampai terjadi lepuh-lepuh
Lambat
- malunion
- peroneal tendon impingement
- brodening pada heel
- talocalcaneal stiffnes dan osteoarthritis
Paska tindakan
2-3 minggu NWB dengan crutches
PWB sesudah fraktur pulih (kadang-kadang < 8 minggu)
PWB minggu sesudah PWB
3. Fraktur talus (825.2/3)
Fraktur ini jarang terjadi akibat kecelakaan jatuh dari ketinggian atau ditabrak
mobil
Klasifikasi:
Fraktur pada body
Fraktur pada neck:
- undisplaced
- displaced dengan subtalar joint subluxation
- displaced dengan dislokasi pada body
Subtalar dislocation
Total dislocation of the talus
Diagnosa:
- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
Kaki dengan deformitas, bengkak, kadang-kadang kulit terkelupas dan
cepat menjadi nekrose
- X ray
AP/lat/oblique
Dinilai: sebagian besar displace adalah dislokasi
Bila perlu, bandingkan dengan x-ray kaki yang sehat, terutama bila
melihat midtarsal joint.
Penanganan:
- Undisplaced fracture
Below knee cast dengan posisi plantigrade selama 8 minggu
- Displaced fracture
bila fraktur tertutup, dilakukan reposisi tertutup dan pemakaian BK
cast plantar flexion 2-3 minggu lalu diganti dengan BK cast
platigrade ± 6 minggu
bila fraktur terbuka lakukan debridement
operatif
- bila reposisi tertutup tidak berhasil
- pada open fracture
- dilakukan dengan pemasangan k. wire atau lag screw dan harus
seanatomis mungkin/benar-benar tepat
Komplikasi:
Dini
- skin damaged (kerusakan kulit)
- talus yang terlepas
Lambat
- malunion
- avascular nekrosis
50% oleh karena fraktur displaced dari talar neck seringkali terlihat 6
minggu sudah trauma. Bila ini terjadi, weight bearing harus ditunda. Bila
terjadi avascular nekrosis dengan talus yang gepeng disertai nyeri maka
sebaiknya dilakukan arthrodesis.
- osteoarthritis
Paska tindakan:
- displaced fracture dengan BK cast plantar flexion 2 mg yang kemudian
dirubah plantigrade untuk ± 6 mg
- weightbearing tergantung terjadinya avascular nekrosis bila terjadi harus
ditunda
4. Fraktur metatarsal (825.2/3)
Klasifikasi
- dengan anatomic classification
Penanganan:
1. Reposisi dengan traksi dan mulding serta imbilisasi dengan gips sepatu
seringkali membawa hasil yang baik. Pada fraktur yang displaced minimal
kadang-kadang hanya dipasang sepatu dengan kaos kaki tebal saja.
2. Bila fraktur terbuka, dilakukan debridement dan intramedullary wiring ø
1,2-1,4
3. Bila fraktur pada metatarsal ke 5, harus dikembalikan pada posisi anatomis
dan dipasang intramedullary wiring ø 1,2-1,4
Paska tindakan:
- pinning dilepas 3-6 minggu kemudian
- cast dilepas 3-4 minggu
Kepustakaan
1. Apley A.G. et al: Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 7 th
edition. Butterworth Heinemann, 1993, p. 699-712
2. Bucholz et al: Orthopaedic Decisiton Making, BC Dekker Inc. 1984 p. 62-
68
3. Fractures in Adults Charles A. Rockwood Jr. & David P. Green, 2nd ed,
1984