Transparansi Pengaruh Ekstrak Cabe Rawit
Transcript of Transparansi Pengaruh Ekstrak Cabe Rawit
PENGARUH EKSTRAK CABE RAWIT (Capsicum frutescens linn)
TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus
SECARA INVITRO
Heri Prasetyo
01.204.4802
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Resistensi Staphylococcus aureus (S.aureus) terhadap beberapa antibiotik mendorong
perlunya alternatif obat yang dapat mengurangi resiko resistensi. Salah satunya dengan
memanfaatkan cabe rawit (Capsicum frutescens linn). Capsaicin pada cabe rawit
bersifat antibakteri dengan cara merusak membran sel mikroba.
Rumusan Masalah
Apakah ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens ) berpengaruh terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus secara invitro?
Tujuan
Umum : mengetahui pengaruh ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens linn)
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Khusus : mengetahui perbedaan pengaruh ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens
linn) dalam konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
Mekanisme Antimikroba Cabe Rawit terhadap Staphylococcus aureus
Zat aktif pada cabe rawit yang bersifat antimikroba adalah Kapsaisin dengan
mekanisme bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada membran sel fungus
sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif membran tersebut. Kerusakan membran
sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu
protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain sehingga bakteri mati.
Kerangka Teori
Ekstrak Buah Cabe Rawit (Capsicum frutescens linn)
Kapsaisin, flavonoid, Sterol
Merusak membran sel mikroba
Pertumbuhan Staphylococcus
aureus
Zat Makanan
pH
Temperatur
Aerasi
Kuat Ion dan Tekanan Osmotik
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS
Ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens ) berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus secara invitro.
Ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens linn) S. aureus
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian : ekperimental laboratorium
Rancangan Penelitian : post test only control group design
Variabel dan Definisi Operasional
1. V. Bebas : Ekstrak cabe rawit, adalah ekstrak yang didapat dari buah cabe rawit
dengan cara ekstraksi menggunakan alat soxhlet dan diberikan dengan
konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%.
Skala : ordinal
2. V. Terikat : Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, adalah koloni
Staphylococcus aureus yang masih utuh atau bulat sempurna yang
dihitung jumlah koloninya.
Skala : rasio
3. Variabel penganggu
Zat makanan
pH
Temperatur
Aerasi
Kuat ion dan tekanan osmotik
Populasi dan Sampel
Populasi : S. aureus koleksi Lab Mikrobiologi FK Unissula Semarang.
Sampel : bakteri S. aureus yang telah distandarisasikan dengan standart Mac
Farland I yang mengandung 3 × 108 bakteri/ml.
Cara Penelitian:
Sterilisasi alat
Pembuatan kultur dan suspensi bakteri Staphylococcus aureus
Pembuatan ekstrak cabe rawit 100%
Pembuatan media dengan perbandingan berbagai konsentrasi ekstrak cabe rawit
Inokulasi kuman yang telah diencerkan kepekatannya menjadi 10³ kedalam medium
kontrol dan medium yang telah diberi perlakuan.
Inkubasi dalam incubator pada suhu 37°C selama 24 jam.
Melihat dan menghitung jumlah koloni kuman S. aureus pada masing-masing
medium.
Melakukan pengulangan untuk tiap konsentrasi dan kontrol (aquadest steril)
sebanyak 3 kali
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Lab Mikrobiologi FK Unissula Semarang, tanggal 1 April
2010.
Analisis Hasil
Uji yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni Staphylococcus
aureus antar kelompok adalah uji Kruskall Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann
Whitney untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni Staphylococcus aureus antar 2
kelompok.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tabel 1. Data Hasil Penghitungan Koloni Staphylococcus aureus
MediumEkstrak cabe rawit (Capsicum frutescens linn)
Kontrol5% 10% 20% 40%
1 150 146 0 0 2102 158 100 0 0 1803 122 120 0 0 160
Rerata 143.33 122.00 0.00 0.00 183.33
Jumlah koloni Staphylococcus aureus kelompok perlakuan cenderung menurun seiring
dengan ditambahkannya konsentrasi ekstrak cabe rawit yang digunakan.
Uji Kruskal Wallis menghasilkan nilai signifikansi 0,009 (p < 0,05), disimpulkan
terdapat perbedaan rerata jumlah koloni S.aureus antar kelompok yang bermakna.
Selanjutnya, dilakukan uji Mann Whitney U untuk mengetahui kelompok mana saja
yang menyebabkan perbedaan tersebut:
Tabel 2. Data hasil uji Mann Whitney U
Kelompok Signifikansi Keterangan
Ekstrak cabe 5%
Ekstrak cabe 10% 0,127 Tidak BermaknaEkstrak cabe 20% 0,037 BermaknaEkstrak cabe 40% 0,037 BermaknaKontrol 0,050 Bermakna
Ekstrak cabe 10%Ekstrak cabe 20% 0,037 BermaknaEkstrak cabe 40% 0,037 BermaknaKontrol 0,050 Bermakna
Ekstrak cabe 20%Ekstrak cabe 40% 1,000 Tidak BermaknaKontrol 0,037 Bermakna
Ekstrak cabe 40% Kontrol 0,037 Bermakna
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens linn) berpengaruh terhadap penghambatan
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
2. Perbedaan pengaruh ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens linn) terhadap
penghambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus terjadi antara:
- Kelompok kontrol dengan perlakuan 5%, 10%, 20% dan 40%
- Kelompok 5% dengan kelompok 10%, 20% dan 40%
- Kelompok 10% dengan kelompok 20% dan 40%.
.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat aktif lain yang
dikandung oleh ekstrak cabe rawit yang berfungsi sebagai antibakteri.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping dari
penggunaan ekstrak cabe rawit dalam waktu lama.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan mengukur zona hambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus.