makalah budidaya cabe

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara- negara berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2005:23). Angka kemaian ibu (AKI) di Indonesia tahun 1994 masih tinggi dibandingkan negara-negara di ASEAN yaitu sebesar 390/100.000 Kelahiran hidip, tahun 1995 menurun menjadi 373/100.000 Kekahiran hidup. (SDKI 1995). Sedangkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKBBL) di Indonesia saat ini masih tinggi dibandingkn international Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) merupakan penyebab terbesar persalinan prematur. KPSW adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan,dan ditunggu 1 jam dimulainya tanda persalinan. Kejadian KPSW mendekati 10% dari semua persalinan, pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu kejadiannya sekitar 4%. (Manuaba,1998:229). Adapun penyebab KPSW 11

description

pertanian

Transcript of makalah budidaya cabe

Page 1: makalah budidaya cabe

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000

kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000

kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2005:23).

Angka kemaian ibu (AKI) di Indonesia tahun 1994 masih tinggi dibandingkan negara-

negara di ASEAN yaitu sebesar 390/100.000 Kelahiran hidip, tahun 1995 menurun menjadi

373/100.000 Kekahiran hidup. (SDKI 1995). Sedangkan angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian bayi baru lahir (AKBBL) di Indonesia saat ini masih tinggi dibandingkn international

Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) merupakan penyebab terbesar persalinan

prematur. KPSW adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan,dan

ditunggu 1 jam dimulainya tanda persalinan. Kejadian KPSW mendekati 10% dari semua

persalinan, pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu kejadiannya sekitar 4%.

(Manuaba,1998:229). Adapun penyebab KPSW ini belum diketahui secara pasti namun

kemungkinan yang menjadi faktor presdisposisi adalah infeksi, kelainan letak janin, faktor

golongan darah, faktor multi graviditas/paritas, merokok, perdarahan antepartum,difisiensi gizi

dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C). (File://E:/P/ketuban pecah dini html). Sedangkan

menurut manuaba 1998, penyebab dari KPSW yaitu ketegangan rahim yang berlebihan, kelainan

letak janin dalam rahim, kesempitan panggul, kelainan bawaan dari selaput ketuban, dan infeksi.

Namun, berdasarkan forum diskusi tentang penyebab KPSW salah satunya dikarenakan

kelelahan ibu dalam bekerja. ([email protected]).

11

Page 2: makalah budidaya cabe

1.2 Tujuan

1.2.1Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada GII P1 Ab0 UK 36-37 minggu Aterm, tunggal,

hidup, intrauterin dengan Ketuban Pecah Dini / Ketuban Pecah sebelum waktunya diharapkan

mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data dan pengkajian data

b. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah

c. Melakukan antisipasi masalah potensial

d. Mengidentifikasikan kebutuhan segera

e. Melakukan intervensi

f. Melakukan implementasi

g. Melakukan evaluasi

11

Page 3: makalah budidaya cabe

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum in partu, misalnya 2 atau 4 atau 6 jam

sebelum in partu. Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala I,

misalnya ketuban yang pecah sebelum pembukaan serviks 3 cm atau 5 cm, dan sebagainya.

Prinsipnya adalah ketuban yang pecah “sebelum waktunya”. Normal selaput ketuban pecah pada

akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga

kadang perlu dipecahkan (amniotomi).

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya

melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang

memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari

semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan

penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.

2.2 Etiologi

1. Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif

tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi.

2. Adanya hipermotilitas yang sudah lama terjadi sebelum terjadinya KPD

3. Selaput ketuban tipis (kelainan ketuban)

4. Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)

5. Faktor – factor lain yang merupakan predisposisi (multipara, malposisi, disproporsi,

cervikin kompeten)

6. Ketuban pecah dini artificial (amniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini

7. Inkompetensi serviks : kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada

servik uteri

8. Infeksi vagina/serviks

11

Page 4: makalah budidaya cabe

9. Kehamilan gand

2.3 Tanda dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.  Aroma

air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih

merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan

berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau

berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat”

kebocoran untuk sementara.

Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat

merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

2.4 Diagnosa

Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien dengan

keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke

ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan

cara :

o Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih)

rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau

o Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari

kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada

forniks posterior

o USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion

o Terdapat infeksi genital (sistemik)

o Gejala chorioamnionitis

Maternal : Demam (dan takikardi), uterine tenderness, cairan amnion yang keruh dan berbau,

leukositosis (peningkatan sel darah putih) meninggi, leukosit esterase (LEA) meningkat, kultur

darah/urin

Fetal : takikardi, kardiotokografi, profilbiofisik, volume cairan ketuban berkurang

11

Page 5: makalah budidaya cabe

Cairan amnion : Tes cairan amnion, diantaranya dengan kultur/gram stain, fetal fibronectin,

glukosa, leukosit esterase (LEA) dan sitokin.

Jika terjadi chorioamnionitis maka angka mortalitas neonatal 4x lebih besar, angka

respiratory distress, neonatal sepsis dan pardarahan intraventrikuler 3x lebih besar

Dilakukan tes valsava, tes nitrazin dan tes fern

Normal pH cairan vagina 4,5-5,5 dan normal pH cairan amnion  7,0-7,5

Dilakukan uji kertas lakmus/nitrazine test

Jadi biru (basa)            : air ketuban

Jadi merah (asam)       : air kencing

Diagnosa banding

Gejala dan tanda selalu

ada

Gejala dan tanda kadang-

kadang ada

Diagnosis

kemungkinan

Keluar cairan ketuban -Ketuban pecah tiba-tiba

-Cairan tanpa diintroitus

-Tidak ada his dalam 1 jam

Ketuban pecah

dini

- Cairan vagina berbau

- Demam/menggigil

- Nyeri perut

-Riwayat keluarnya cairan

-Uterus nyeri

-Denyut jantung janin cepat

-Perdarahan pervaginam

sedikit

Amnionitis

- Cairan vagina berbau

- Tidak ada riwayat

ketuban pecah

-Gatal

-Keputihan

-Nyeri perut

-Perdarahan pervaginam

sedikit

Infeksi Vaginitisf

Servicitis

Cairan vagina berdarah -Nyeri perut Perdarahan

11

Page 6: makalah budidaya cabe

-Gerakan janin berkurang

-Perdarahan banyak

antepartum

Cairan  berupa darah

lender

-Pembukaan servik

-Pendataran servik

-Ada his

Awal persalinan

2.5 Komplikasi

Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah

sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat

pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk

kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian

prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.

Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru

merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm.  Kejadiannya mencapai hampir

100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.

1.      Pada anak :

  IUFD

  Asfiksia

  prematuritas

2.      Pada ibu

  Partus lama dan infeksi

  Atonia uteri

  Perdarahan post partum / infeksi masa nifas

2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan dan tanda infeksi

intrauterine

11

Page 7: makalah budidaya cabe

Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan KPD ke RS dan

melahirkan bayi yang berumur > 37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk

memperkecil resiko infeksi intrauterine

Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) diantaranya pemberian antibiotik dan

cegah infeksi (tidak melakukan pemeriksaan dalam), tokolisis, pematangan paru,

amnioinfusi, epitelisasi (vit C dan trace element, masih kontroversi), fetal and maternal

monitoring. Tindakan aktif (terminasi/mengakhiri kehamilan) yaitu dengan sectio

caesarea (SC) atau pun partus pervaginam

Dalam penetapan langkah penatalaksanaan tindakan yang dilakukan apakah langkah

konservatif ataukah aktif, sebaiknya perlu mempertimbangkan usia kehamilan, kondisi

ibu dan janin, fasilitas perawatan intensif, kondisi, waktu dan tempat perawatan,

fasilitas/kemampuan monitoring, kondisi/status imunologi ibu dan kemampuan finansial

keluarga.

Untuk usia kehamilan <37 minggu dilakukan penanganan konservatif dengan

mempertahankan kehamilan sampai usia kehamilan matur.

Untuk usia kehamilan 37 minggu atau lebih lakukan terminasi dan pemberian profilaksis

streptokokkus grup B. Untuk kehamilan 34-36 minggu lakukan penatalaksanaan sama

halnya dengan aterm

Untuk usia kehamilan 32-33 minggu lengkap lakukan tindakan konservatif/expectant

management kecuali jika paru-paru sudah matur (maka perlu dilakukan tes pematangan

paru), profilaksis streptokokkus grup B, pemberian kortikosteroid (belum ada konsensus

namun direkomendasikan oleh para ahli), pemberian antibiotik selama fase laten.

Untuk previable preterm (usia kehamilan 24-31 minggu lengkap) lakukan tindakan

konservatif, pemberian profilaksis streptokokkus grup B, single-course kortikosteroid,

tokolisis (belum ada konsensus) dan pemberian antibiotik selama fase laten (jika tidak

ada kontraindikasi)

Untuk non viable preterm (usia kehamilan <24 minggu), lakukan koseling pasien dan

keluarga, lakukan tindakan konservatif atau induksi persalinan, tidak direkomendasikan

profilaksis streptokokkus grup B dan kortikosteroid, pemberian antibiotik tidak

dianjurkan karena belum ada data untuk pemberian yang lama)

11

Page 8: makalah budidaya cabe

Rekomendasi klinik untuk PROM, yaitu pemberian antibiotik karena periode fase laten

yang panjang, kortikosteroid harus diberikan antara 24-32 minggu (untuk mencegah

terjadinya resiko perdarahan intraventrikuler, respiratory distress syndrome dan

necrotizing examinations),tidak boleh dilakukan digital cervical examinations jadi

pilihannya adalah dengan spekulum, tokolisis untuk jangka waktu yang lama tidak

diindikasikan sedangkan untuk jangka pendek dapat dipertimbangkan untuk

memungkinkan pemberian kortikosteroid, antibiotik dan transportasi maternal, pemberian

kortikosteroid setelah 34 minggu dan pemberian multiple course tidak direkomendasikan

Pematangan paru dilakukan dengan pemberian kortikosteroid yaitu deksametason 2×6

mg (2 hari) atau betametason 1×12 mg (2 hari)

Agentokolisis yaitu B2 agonis (terbutalin, ritodrine), calsium antagonis (nifedipine),

prostaglandin sintase inhibitor (indometasin), magnesium sulfat, oksitosin antagonis

(atosiban)

Tindakan epitelisasi masih kotroversial, walaupun vitamin C dan trace element terbukti

berhubungan dengan terjadinya

ketuban pecah terutama dalam metabolisme kolagen untuk maintenance integritas

membran korio-amniotik, namun tidak terbukti menimbulkan epitelisasi lagi setelah

terjadi PROM

Tindakan terminasi dilakukan jika terdapat tanda-tanda chorioamnionitis, terdapat tanda-

tanda kompresi tali pusat/janin (fetal distress) dan pertimbangan antara usia kehamilan,

lamanya ketuban pecah dan resiko menunda persalinan

KPD pada kehamilan < 37 minggu tanpa infeksi, berikan antibiotik eritromisin 3×250

mg, amoksisillin 3×500 mg dan kortikosteroid

KPD pada kehamilan  > 37 minggu tanpa infeksi (ketuban pecah >6 jam) berikan

ampisillin 2×1 gr IV dan penisillin G 4×2 juta IU, jika serviks matang lakukan induksi

persalinan dengan oksitosin, jika serviks tidak matang lakukan SC

KPD dengan infeksi (kehamilan <37 ataupun > 37 minggu), berikan antibiotik ampisillin

4×2 gr IV, gentamisin 5 mg/KgBB, jika serviks matang lakukan induksi persalinan

dengan oksitosin, jika serviks tidak matang lakukan SC

11

Page 9: makalah budidaya cabe

2.7     Poligohidramnion

A.      Pengertian

Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban

melebihi 2000 ml. Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cept

dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.

Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi

pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Insidensi hidramnion adalah 1% dari semua kehamilan. Biggio dkk (1999) melaporkan dari

Alabama, insisden hidramnion 1% diantara lebih dari 36.000 kehamilan.

B.       Etiologi

Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak kasus

hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan sistem syaraf

pusat dan traktus gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :

1.      Produksi air ketuban bertambah

Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah

cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak

anensefalus.

Naeye dan Blanc (1972) mengidentifikasi dilatasi tubulus ginjal, bladder (vesica urinaria)

ukuran besar, akan meningkatkan output urine pada awal periode pertumbuhan fetus, hal inilah

yang meningkatkan produksi urine fetus yang mengakibatkan hidramnion.

2.      Pengaliran air ketuban terganggu

Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu

cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta

11

Page 10: makalah budidaya cabe

untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila

janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.

Damato dan koleganya (1993) melaporkan bahwa dari 105 wanita yang diteliti cairan

amnionnya, ditemukan hampir 65% dinyatakan hidramnion. Ada 47 orang hamil tunggal dengan

satu atau lebih mengalami kelainan kongenital. Diantaranya kelainan gastrointestinal, sistem

syaraf pusat, thorax, skeletal, kelainan kromosom (2 janin mempunyai trisomi 18—Edward

syndrome dan dua janin dengan trisomi 21—Down syndrome), dan kelainan jantung. 19 orang

wanita hamil kembar. Hidramnion berhubungan dengan kehamilan kembar monozigotik,

hipotesis telah dibuktikan bahwa salah satu fetus menguasai satu bagian sirkulasi dari janin

lainnya, dimana fetus yang satu ini mengalami cardiac hypertrofi dan produksi output urine yang

meningkat.

C. Tanda dan gejala

1. Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang

diperirakan untuk usia kehamilan

2. Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak

terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.

3. Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema

pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha; nyeri

ulu hati, mual dan muntah

4. Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen Varney, 2006: 634)

D. Diagnosis

1.      Anamnesis

Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa

Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya

bisa bernafas bila berdiri tegak

Nyeri ulu hati dan sianosis

Nyeri perut karena tegangnya uterus

11

Page 11: makalah budidaya cabe

Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi

akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.

2.      Inspeksi

Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan

kadang-kadang umbilikus mendatar

Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena kehamilannya

Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap

sebagian besar sistem pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar

3.      Palpasi

Perut tegang dan nyeri tekan

Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya

Bagian-bagian janin sukar dikenali

4.      Auskultasi

  Denyut jantung janin sukar didengar

5.      Pemeriksaan penunjang

Foto rontgen (bahaya radiasi)

Ultrasonografi

Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm

pada pemeriksaan USG.

Dari pemeriksaan USG, hidramnion terbagi menjadi :

o Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-11 cm dalam

dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.

o Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion mencapai 12-15 cm

dalamnya. Insiden sebesar 15%.

o Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang dengan bebas dalam

kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar. Insiden sebesar 5%

11

Page 12: makalah budidaya cabe

Diagnosa banding

1.      Gemelli (kembar)

2.      Asites (pengumpulan cairan serosa dalam rongga perut)

3.      Kista ovarium

4.      Kehamilan dengan tumor

E.                 Komplikasi

1.      Janin

  Kelainan congenital

  Prematuritas

  Prolapsus tali pusat

2.      Ibu

  Solusio plasenta

  Atonia uteri

  Perdarahan postpartum

  Syok

  Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar

F.  Penatalaksanaan

1.      Pada masa hamil

Pada hidramnion ringan tidak perlu pengobatan khusus. Hidramnion sedang dengan

beberapa ketidaknyamanan biasanya dapat diatasi, tidak perlu intervensi sampai persalinan atau

sampai selaput membran pecah spontan. Jika terjadi sesak nafas atau nyeri pada abdomen, terapi

khusus diperlukan. Bed rest, diuretik dan air serta diet rendah garam sangat efektif. Terapi

indomethacin biasa digunakan untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul menyertai hidramnion.

Kramer dan koleganya (1994) melalui beberapa hasil penelitiannya membuktikan bahwa

indomethacin mengurangi produksi cairan dalam paru-paru atau meningkatkan absorpsi,

menurunkan produksi urine fetus dan meningkatkan sirkulasi cairan dalam membran amnion.

Dosis yang boleh diberikan 1,5-3 mg/Kg per hari. Tetapi pada hidramnion berat maka penderita

harus dirawat dan bila keluhan terlalu hebat dapat dilakukan amniosentesis (pengambilan sampel

11

Page 13: makalah budidaya cabe

cairan ketuban melalui dinding abdomen). Prinsip dilakukan amniosintesis adalah untuk

mengurangi distress pada ibu. Selain itu, cairan amnion juga bisa di tes untuk memprediksi

kematangan paru-paru janin.

2.      Pada masa persalinan

Bila tidak ada hal-hal yang mendesak maka sikap kita adalah menunggu. Jika pada waktu

pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir

keluar dengan deras, masukanlah tinju kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air

ketuban keluar pelan-pelan. Maksudnya adalah supaya tidak terjadi solusio plasenta, syok karena

tiba-tiba perut kosong atau perdarahan postpartum karena atonia uteri.

3.      Pada masa nifas

Observasi perdarahan postpartus. Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum,

jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfuse darah serta sediakan obat

uterotronika. Untuk berjaga-jaga pasanglah infuse untuk pertolongan perdarahan post partum

Jika perdarahan b. nyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi

berikan antibiotika yang cukup

2.1.3 Oligohidramnion

A.                Pengertian

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal yaitu

kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992) mendefinisikan oligohidramnion bila pada

pemeriksaan USG ditemukan bahwa index kantong amnion 5 cm atau kurang dan insiden

oligohidramnion 12% dari 511 kehamilan pada usia kehamilan 41 minggu.

B.                 Etiologi

Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan

berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran

traktus urinarius janin atau renal agenesis.

C. Tanda dan gejala

1.      Perut ibu kelihatan kurang membuncit

2.      Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas

3.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak

11

Page 14: makalah budidaya cabe

4.      Persalinan lebih lama dari biasanya

5.      Sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali

6.      Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar

7.      Sering berakhir dengan partus prematurus

D. Komplikasi

Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila terjadi kehamilan muda

akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous,

yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi

cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat

mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem otot).

Oligohidramnion yang berkaitan dengan PPROM pada janin yang kurang dari 24 minggu

dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru-paru. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi,

yaitu:

1.      Kompresi toraks, mengakibatkan pengembangan dinding dada dan paru-paru terhambat

2.      Terbatasnya pernapasan janin menurunkan pengembangan paru-paru

3.      Terganggunya produksi serta aliran cairan paru-paru berakibat pada pertumbuhan dan

perkembangan paru-paru

E. Penatalaksanaan

Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada fasilitas

kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat

selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan

sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion. Selain itu, pertimbangan

untuk melakukan SC karena :

  Index kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang

  Deselerasi frekuensi detak jantung janin

  Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan postterm.

11

Page 15: makalah budidaya cabe

1.      Hidrasi.‡

2.      Perbaikan nutrisi.‡

3.      Pemantauan kesejahteraan‡

4.      Pemeriksaan USG yang umum dari volumecairan amnion‡

5.      Amnion infusion

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS G2P1A0

DENGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny. DF 36 MINGGU

I.                   Pengumpulan Data Dasar

a.       Data Subjektif

1.      Identitas

Nama istri : Ny. DF Nama suami : Tn. DT

Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : D3 Pendidikan : D4

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl . Medan .km 18

Anamnesa pada tanggal : 22 September  2011

2.      Keluhan Utama

Ibu mengatakan dirinya hamil anak ke-2, tidak pernah keguguran, usia kehamilan 9 bulan,

mengeluh nyeri perut bagian bawah. Dari vagina keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur

darah dan air sejak pukul13.00 wib .

3.      Tanda – tanda Persalinan

Ibu datang pukul 20.00 WIB, his jarang, mengeluarkan lendir agak kecoklatan, air ketuban sudah

tidak ada .

4.      Masalah – masalah Khusus

Mengalami kelainan yaitu air ketuban pecah sebelum waktunya, yang akan beresiko terhadap

infeksi.

5.      Riwayat kehamilan sekarang

11

Page 16: makalah budidaya cabe

Riwayat Haid

Menarche              : 13 tahun

Siklus                    : 28 hari

Lamanya               : 5 – 8 hari

Keluhan                 : tidak ada

Jumlah                   : 2 – 3 kali ganti pembalut/hari

HPHT                    : 14 – 12 – 2010

TP                          : 21 – 09 – 2011

6.      Pemeriksaan kehamilan

a.       Trimester I

           ANC         : 2 x di bidan

           Keluhan    : tidak ada

           Anjuran     : banyak istirahat

           Terapi        : berikan ibu vitamin C

b.      Trimester II

           ANC         : 2 x di puskesmas

           Keluhan    : ibu sering mengalami nyeri perut

           Anjuran     : ANC secara teratur

           Terapi        : berikan ibu tablet Fe 1x 1 Tab/hari

c.       Trimester III

           ANC         : 2 x di bidan

           Keluhan    : ibu sering BAK

           Anjuran     : ANC secara teratur

           Terapi        : berikan ibu tablet Fe 1x 1 Tab/hari

7.      Riwayat hamil , Bersalin Dan Nifas Yang Lalu

HamilKe -

TahunLahir

Lama& Jenis persalinan

Penyulit/Komplikasi

Penolong&Tempat

BB/BPKeadaanAnak

1. 200812 jam spontan pervaginam

Tidak ada Bidan BPS3000gr52cm

Sehat

2. 201112 jam spontan pervaginam

Tidak ada Bidan BPS2800gr50cm

Sehat

11

Page 17: makalah budidaya cabe

8.      Riwayat Imunisasi

a.       TT I     : Usia kehamilan 4 bulan di bidan A

b.      TT II    : usia kehamilan 5 bulan di bidan A

9.      Pergerakan janin dalam 24 jam

Ibu merasakan gerakan janinnya sangat kuat

10.  Pola kebiasaan nutrisi sehari-hari

a.       Nutrisi

1.      Sebelum hamil : ibu makan 3x seharidengan porsi 1 piring nasi, 1 potong lauk, 1mangkuk

sayur, serta minum 7-8 gelas / hari.

2.      Sesudah hamil: ibu mengatakan pada awalkehamilan, ibu kurang nafsu makan, karenasering

merasa mual pada pagi hari

b.      Eliminasi

1.       Sebelum hamil : BAB : 1-2 X sehari , BAK : 2-6 X sehari

2.      Sesudah hamil :  BAB : 1X sehari , BAK : 8-9 X sehari

c.       Istirahat dan tidur

1.       Sebelum hamil : ibu tidur malam 7-8 jam /hari, tidur siang 2 jam

2.       Sesudah hamil : ibu mengatakan kurang bisa tidur, karenapegal pada pinggang, nyeri menjalar

ke perutbagian bawah, dan sering BAK

11.  Psikologis

Ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan

b.      Data Obyektif

1.      Keadaan umum     : baik

Kesadaran             : compasmatis

2.      Pemeriksaan tanda-tanda vital

TD                         : 110/70 mmHg

Suhu                      : 36°C

Nadi                      : 82x/menit

Resfirasi                : 22x/menit

3.      Berat badan ibu

Sebelum hamil       : 50kg

11

Page 18: makalah budidaya cabe

Setelah hamil         : 62kg

Kenaikan               : 12kg

Tinggi badan ibu   : 168cm

4.  Pemeriksaan fisik 

                                Rambut       : warna hitam , bersih , tidak rontok

                                Mata  : kanan kiri simetris , fungsi penglihatan bayi , konjungtiva agak pucat

                                Wajah         : bentuk simetris , tidak pucat , tidak ada cloasma gravidarum

                                Hidung       : bentuk simetris , keadaan bersih , tidak ada polip , fungsi penciuman normal

                                 Gigi    : bentuk simetris , tidak ada caries maupun samotis , keadaan mulut bersih , fungsi

pengecapan baik

                                Telinga        : bentuk simetris , keadaan bersih , fungsi pendengaran baik

                                 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , tidak ada pembesaran vena jugularis

                                 Dada  : bentuk dada simetris kanan kiri , pergerakan nafas teratur

                                 Payudara   : membesar simetris kanan kiri , putting susu menonjol , tidak ada bekas luka

oprasi

II.  Analisa

1.      Diagnosa : multipara

Ibu G2P1A0 hamilo 36 minggu , janin hidup tunggal intrauteri ,letak memanjang , presentasi

kepala posisi puki, inpartu kala 1 (fase laten) dengan KPD (Ketuban Pecah Dini). Sejak pukul

13.00 ketuban (-) . Terdapat pengeluaran lender bercampur darah .

2.      Masalah : cemas meghadapi persalinan

a.     Dasar : ibu mengatakan cemas karena ketuban sudah pecah , tetapi bayi belum juga lahir

b.     HIS   : ada , 2x setiap menit

c.     Lama  : 20 detik kekuatan 20-40 detik

3.      Kebutuhan

a.       Dukungan psikologis

b.      Penyuluhan cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi

c.       Penyuluhan cara mengendan / meneran aktif

11

Page 19: makalah budidaya cabe

d.      Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein , mineral , vitamin cukup

sayur-sayuran , tempe , tahu , telur , ikan , buah-buahan , apalagi ia mampu membeli susu dan

mencobanya walau tidak suka minum susu

4.      Rencana manajemen

a.       Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini

Keadaan ibu saat ini baik , ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan ini

b.      Observasi kala I dengan patograf

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi

dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengakap . kala I persalinan terdiri atas dua fase ,

yaitu fase laten dan fase aktif . fase laten berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4

cm , fase aktif dari pembukaan 4 cm hingga lengkap 10 cm .

c.       Anjurkan ibu posisi miring

Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selamapersalinan dan melahirkan bayi

serta anjurkan suami dan pendampinglainnya untuk membantu ibu untuk berganti posisi, ibu

boleh berjalan,berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring, atau merangkak. Posisi tegakseperti

berjalan, berdiri, atau jongkok dapat membantu turunnya kepalabayi dan sering kali

memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu untuksering berganti posisi selama persalinan.

d.      Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik, dan psikologis ibu serta kesiapan

bidan/penolong.

1.      Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan dalam keadaan siap

pakai pada setiap persalinan dankelahiran bayi. Siapkan ruang persalinan yang hangat dan

bersih,memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin. 

2.      Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera ganti peralatan

yang hilang atau rusak.

3.      Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan (makanan ringan dan minum air) selama

persalinan dan proses kelahiran bayi.

4.      Riwayat psikologis : ibu mengatakan saat ini bahagia dengankelahiran bayinya, karena

sudah lama menantikannya dan jeniskelamin bayi sesuai dengan keinginannya.

e.       Anjurkan teknik relaksasi

Anjurkan ibu untuk duduk santai, menarik nafas, berendam, mendengarkan musik.

f.       Ajarkan ibu cara mengedan yang baik

11

Page 20: makalah budidaya cabe

1. Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.

2. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran

3. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi

4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebihmudah untuk meneran jika

lutut ditarik kearah dada dan daguditempelkan ke dada.

5. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran

6. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi.       

g.      Beri ibu dukungan psikologis

Bahwa ibu melewati persalinan ini dengan lancar. Berikan ibu support, dan dampingi ibu dalam

persalinan

h.      Siapkan oksigen

Persiapkan oksigen untuk mencegah terjadinya asfeksia pada bayi baru lahir.

i.        Pemberian cairan infus RL dengan 20 tetes / menit

Pasang infuse menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18)dan berikan RL atau NS.

Infuskan1 liter dalam 15 sampai 20 menit. Jikamungkin infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam

pertama, kemudianturunkan ke 125 cc/ jam.

j.        Pemberian obat ampicilin 1 mg atau menurut advis dokter

Berikan ampisilin 2 gr atau amoksilin 2 gr per oral.

11

Page 21: makalah budidaya cabe

DAFTAR PUSTAKA

Smith Joseph.F., kelainan bawaan

http://www.chclibrary.org/micromed/00061770.html, 2001.

.Bruce Elizabeth, Penyakit pada bayi

http://www.compleatmother.com/prom.htm, 2002

.Yancey Michael.K., labioschisis pada bayi

medscape General Medicine 1 (1), 1999

.Anonim, gangguan nutrisi kehamilan

http://www.medem.com/medlb/article_detaillb_for_printer.cfm?

article_ID=zzzcoCHLUJC&sub_cat=2005, 2002.

.Anonim, ilmu kesehatan anak

http://www.mcevoy.demon.co.uk/medicine/ObsGyn/Obstetric/labour/PROM.html, 2002

11