Budi daya cabe rawit

21
BUDI DAYA CABE RAWIT 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe rawit (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis rempah yang seringkali ditambahkan sebagai bumbu masakan karena rasanya yang pedas memberikan kesegaran, serta mengandung V itamin C yang bermanfaat bagi kesehatan. Karena kekhasan rasanya sehingga hamper semua orang menggunakan cabe. Selain sebagai bumbu juga dapat memberikan warna yanga membuat orang yang melihat berselerah. Kebutuhan sebagai bumbu memiliki indicator bahwa cabe diperlukan dalam jumlah yang besar. Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan cabe dengan baik dan benar sehingga memperoleh produksi yang tinggi. Selain itu harganya cukup tinggi jika dibandingkan dengan cabe keriting ataupun cabe jenis lainnya. Cabe rawit dapat tumbuh baik di dataran tinggi, maupun di dataran rendah . bertanam cabe rawit dapat memberikan nilai

description

TANAMAN CABAI

Transcript of Budi daya cabe rawit

Page 1: Budi daya cabe rawit

BUDI DAYA CABE RAWIT

1.      PENDAHULUAN1.1        Latar Belakang

Cabe rawit (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis rempah yang seringkali

ditambahkan sebagai bumbu masakan karena rasanya yang pedas memberikan kesegaran,

serta mengandung V itamin C yang bermanfaat bagi kesehatan. Karena kekhasan rasanya

sehingga hamper semua orang menggunakan cabe. Selain sebagai bumbu juga dapat

memberikan warna yanga membuat orang yang melihat berselerah. Kebutuhan sebagai

bumbu memiliki indicator bahwa cabe diperlukan dalam jumlah yang besar.

Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan untuk

membudidayakan cabe dengan baik dan benar sehingga memperoleh produksi yang tinggi.  

Selain itu harganya cukup tinggi jika dibandingkan dengan cabe keriting ataupun cabe jenis

lainnya.

Cabe rawit dapat tumbuh baik di dataran tinggi, maupun di dataran rendah . bertanam

cabe rawit dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan

sungguh – sungguh. Satu hektar tanaman cabe rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabe

rawit karena tanaman cabe rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun

selama musim tanam (Polengs, 2011).

Sehingga perlu untuk mengetahui bagaimana pengembangan budidaya tanaman cabe

yang benar untuk menghasilkan produksi yang tinggi.

1.2               Tujuan

Page 2: Budi daya cabe rawit

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengembangan budidaya tanaman cabe yang benar untuk meng hasilkan produksi yang

tinggi.

2

2.                                   TINJAUAN PUSTAKA

2.1               Tinjauan Umum Tanaman Cabe

Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan ( solanaceae )

yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp . Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah

Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara

Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di

negara-negara Asia Tenggara lainnya.   Di Malaysia dan Singapura dinamakan cili padi , di

Filipina siling labuyo , dan di Thailand phrik khi nu . Di Kerala, India, terdapat masakan

tradisional yang menggunakan cabe rawit dan dinamakan kanthari mulagu . Dalam bahasa

Inggris dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper (Polengs, 2011).

Buah cabe rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang dapat dilihat

pada gambar 1. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap

cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabe

Page 3: Budi daya cabe rawit

rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama de

Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dengan percabangan banyak, tinggi 50-100

cm.   Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak

berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata,

pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari

ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan,

berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-

kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3

cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas.

4

Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak

berwarna merah terang.   Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning

kotor.

Page 4: Budi daya cabe rawit

Cabe rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna

hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih

besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik

yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya

digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk

lalap. Cabe rawit dapat diperbanyak dengan biji (Polengs, 2011).

2.2               Syarat Tumbuh

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000

meter dpl, serta menyukai daerah kering, dan ditemukan pula pada ketinggian 0,5-1.250 m

dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan

kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah

maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang

paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta

membutuhkan sinar

5

matahari penuh dan tidak ternaungi, pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.

Tanaman cabe juga sangat bagus jika intensitas pengairannya cukup, tetapi apabila

jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang

tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri, namun sebaliknya jika kekurangan air, tanaman cabe

dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Sehingga harus benar-benar diperhatikan tingkat

pengairannya agar tak terlalu over. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air

hujan, sebaiknya menghadapai musim kemarau, kita membuat kolam penampung dari

pelastik di kebun kita agar pasokan air untuk tanaman dapat terjaga secara optimum (Polengs,

2011).

Page 5: Budi daya cabe rawit

2.3               Budidaya Tanaman Cabe

Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang

memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan

kebutuhan pasar (Sihotang, 2010). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya

adalah sebagai berikut :

a.           Persemaian Tanaman Cabe

Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit

tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang

6

dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup

nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan

perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak

80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut (Sihotang, 2010).

Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9

cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang

telah terisi media.   Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat

dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah

bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic

dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat

dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan

sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi (Sihotang, 2010).

Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk

mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5

lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3

Page 6: Budi daya cabe rawit

gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk.

Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida

(Sihotang, 2010).

7

Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga

kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4

sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit,

benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih

dahulu setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan,

semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian

dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot

dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter. Persemaian juga dapat

dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam

terlebih dahulu (Sihotang, 2010).

b.           Pengolahan Tanah untuk Penanaman Cabe

Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam

gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk

menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak

ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti

Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per hektar (Sihotang, 2010).

Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak

8

traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi

tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.   Buat bedengan dengan

Page 7: Budi daya cabe rawit

ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60

cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan (Sihotang, 2010).

Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas

lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau

kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram/meter persegi tergantung pH

tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat

pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang

yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton/ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang

bedengan. Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter

panjang bedengan atau 2 ton / hektar   (Sihotang, 2010).

Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastik hitam perak yang berguna untuk

menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi

penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah

serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara

membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas.

9

Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak. Agar pemasangan mulsa lebih optimal

dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari

atau saat cuaca panas (Sihotang, 2010).

c.             Teknik Bertanaman Cabe

Selanjutnya dikatakan jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar

lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau

zig-zag.   Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan

pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak

tanam yang dianjurkan . Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan sistem

Page 8: Budi daya cabe rawit

pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang

tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.

Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4

daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3

hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat

setelah pindah tanam. Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan

kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak

terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan

langsung

10

dimasukkan pada lubang tanam, kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang

di samping lubang tanam   (Sihotang, 2010).

d.           Pemeliharaan Tanaman Cabe

Setelah tanaman berumur 7 – 14 hari setelah tanam , tanaman yang tidak dapat

tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di

persemaian. Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan

dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di

parit dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi

nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe

(Sihotang, 2010).

Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah

cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan

agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal   (Sihotang, 2010).

Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang

yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat

Page 9: Budi daya cabe rawit

tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat

pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hari setelah tanam   (HST) (Sihotang, 2010).

11

e.             Pengairan

Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara

menggenangi. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan

agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman (Sihotang, 2010).

2.4               Panen dan Pasca Panen

a.           Panen

Pada saat tanaman berumur 75–85 HST yang ditandai dengan buahnya yang padat dan

warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama.   Umur panen cabe

tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang

digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2–5 hari sekali

tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar (Sihotang, 2010).

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan

agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus

tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat.   Pisahkan buah

cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.

Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan

optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan (Sihotang,

2010).

12

Page 10: Budi daya cabe rawit

b.           Pasca Panen Tanaman Cabe

Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya

dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar.   Untuk mendapatkan

harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan

pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport (Sihotang, 2010).

Setelah buah cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu

dilakukan untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan

dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap didistribusikan ke

konsumen yang membutuhkan cabe segar. Dengan penerapan teknologi budidaya,

penangganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan

hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang saat ini banyak dibutuhkan (Sihotang,

2010).

13

3.           PEMBAHASAN

Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan

terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya

hanya mengenal beberapa j enis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.

Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori,

Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan

untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri

diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu

(Sophia, 2012).

Page 11: Budi daya cabe rawit

Beragam manfaat dari cabe merupakan peluang dalam membudidayakannya. Namun

membudidayakan perlu memperhatikan tahapan-tahapan yang tepat dan cara yang benar,

sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

Adapun tahapan-tahapan dalam pembudidayaan yang perlu diperhatikan, yaitu

sebagai berikut :

1.           Pengolahan tanah, dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga

tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari

- pembuatan bedeng

• lebar bedeng 100 – 120 cm

• tinggi bedeng 20 – 30 cm

• jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara

selatan (Anonim, 2011).

2.           Syarat tumbuh, budidaya tanaman cabe rawit ( Capsicum frustescens ) dapat tumbuh

pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, dapat beradaptasi dengan baik pada

temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi, ditanam

pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air., pH

tanah yang optimal antara 5,5   sampai 7, pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan

air hujan

3.           P ersemaian dan penanaman, pada persemaian hal-hal yang harus diperhatikan yaitu

syarat pupuk kandang yang baik, jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm, 60 x 70 cm, 50

x 90 cm, dan cara pembuatan   jarak tanaman

4.           Pemeliharaan, pada proses pemeliharaan ini tanaman cabe akan melalui p roses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman , cabe ini sama halnya seperti proses pertumbuhan

dan perkembangan pada tanaman lainnya, yaitu mulai dari proses dormansi biji, kemudian

Page 12: Budi daya cabe rawit

perkecambahan, pertumbuhan organ tanaman, perkembangan generatif tanaman, pembuahan,

penuaan, sampai akhirnya pada proses kematian.

15

5.           Pemupukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur cabe rawit 3 minggu

setelah tanam (MST), tidak ada perbedaan yang berarti antara pertumbuhan tanaman cabe

rawit yang dipupuk dengan NPK dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman cabe rawit

yang dipupuk dengan biji kacang-kacangan, termasuk tempe. Data rata-rata pertumbuhan

cabe rawit umur 3 minggu setelah tanam disajikan pada Tabel 1 (Hatta, 2010).

6.           Pengendalian hama dan penyakit, hal ini dilakukan jika terjadi serangan hama dan

penyakit pada pertanaman cabe rawit dengan menggunakan metode yang ramah lingkungan

atau menggunakan musuh alami (Sophia, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Sorphia (2012), terlihat jelas

bahwa tanaman cabe rawit yang di tanam kurang subur dikarenakan pada percobaan ini

tanaman cabe di tanam di dalam pot pertumbuhan dan perkembangan nya kurang subur.

Mungkin dikarenakan kurang per a watan yang efektif. Seharusnya tanaman cabe ditanam

pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air.

Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10

derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi dengan pH tanah yang

optimal antara 5,5   sampai 7

16

Selanjutnya f aktor lingkungan, juga ikut mem pengaruhi yaitu :

a.   Suhu

b.   Cahaya

c.   Kelembaban dan

e.   Hama .

Page 13: Budi daya cabe rawit

7.                                   Pengajiran Tanaman cabai perlu ditopang pertumbuhannya agar kokoh dan

mampu menopang tajuknya yang rimbun. Pemasangan ajir diusahakan sedini mungkin,

maksimal satu bulan setelah tanam. Ajir biasa dipasang miring membentuk sudut 450 dengan

batang tanaman cabai atau tegak lurus dengan batang tanaman (redaksi Trubus, 2009).

Beberapa fungsi dari ajir ini adalah: membantu tegaknya tanaman dari buahnya yang rimbun,

tiupan angin, mengotimalkan sinar matahari pada tanaman sehingga fotosintesis berlangsung

maksimal, membantu penyebaran daun dan ranting supaya teratur sehingga mempermudah

penyiangan dan pemupukan. Selain itu juga penanaman cabai dengan ajir dapat menaikkan

produksi buah cabai sampai 48% dan dapat mengurangi serangan hama dan penyakit

(Prajanata, 2006)

Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) diantaranya: teknis

budidaya, kekahatan hara dalam tanah, serangan hama dan penyakit. Maka dari itu perlu

dukungan teknologi budidaya intensif baik itu terkait dengan pemupukan, proses pengolahan

17

lahan, pemeliharaan

maupun penerapan-penerapan teknologi tepat guna sederhana dalam membudidayakannya

(Prabowo, 2011). Pemberian unsur hara yang tepat sesuai dengan kebutuhan, waktu tanam

dan penempatan hara pada daerah serapan akar juga menjadi pendukung dalam keberhasilan

budidaya tanaman cabai. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi cabai besar sekaligus

menanggulangi bayaknya permintaan masyarakat tersebut adalah dengan manajemen

pemupukan yang menjadi bagian dari intensifikasi pertanian (Suriyadikarta, 2006).

4.           KESIMPULAN DAN SARAN

4.1               Kesimpulan

Page 14: Budi daya cabe rawit

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cabe rawit memiliki

peluang untuk dikembangkan dengan membudidayakannya secara benar dan tepat sehingga

diperoleh hasil yang memuaskan.

4.2               Saran

Membudidayakan cabe rawit haruslah memperhatikan tahapan-tahapannya dengan

benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Prajanata, Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya. Cetakan ke XII. Jakarta 64h.Redaksi TRUBUS. 2001. Bertanam Cabai Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 42 ha.

Mulyati dan Suriyadikarta, . 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan I. Mataram.Budidaya Cabe. http://epetani.deptan.go.id/blog/budidaya-cabe diakses 4 November 2012 Hatta M., 2010. Hortikultura. http://emhatta.wordpress.com/ diakses 4 November 2012Polengs, 2011. Cabai, Pertanian, Tanaman  http:// budidayanews.blogspot.com/ 2011/03/cara-budidaya-cabai-rawit.html  diakses 4 November 2012.Sihotang B., 2010. http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/cabe.   diakses 4 November 2012 .Sophia N., 2012. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe Rawit. http://sophianirmalida.blogspot.com/2012/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-tanaman.html diakses 4 November 2012.