TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

202
TUGAS AKHIR – RP 141501 TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI KAMPUNG TAMBAK ASRI SURABAYA SEBAGAI KAMPUNG BERKELANJUTAN LIDIA RUBIANTO 0821 14 40 007 002 Dosen Pembimbing Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2018

Transcript of TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

Page 1: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

i

TUGAS AKHIR – RP 141501

TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE

MENJADI PLACE DI KAMPUNG TAMBAK ASRI

SURABAYA SEBAGAI KAMPUNG

BERKELANJUTAN

LIDIA RUBIANTO

0821 14 40 007 002

Dosen Pembimbing

Ardy Maulidy Navastara, ST., MT.

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2018

Page 2: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …
Page 3: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

TUGAS AKHIR – RP 14501

TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI KAMPUNG TAMBAK ASRI SURABAYA SEBAGAI KAMPUNG

BERKELANJUTAN

Lidia Rubianto 08211440007002

Dosen Pembimbing

Ardy Maulidy Navastara, ST., MT.

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2018

Page 4: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

ii

FINAL PROJECT – RP 14501

THE TRANSFORMATION OF A VILLAGE SPACE BEING PLACE IN KAMPONG TAMBAK ASRI

SURABAYA AS A SUSTAINABLE KAMPONG

Lidia Rubianto 08211440007002

Supervisor

Ardy Maulidy Navastara, ST., MT.

DEPARTMENT OF URBAN AND REGIONAL PLANNING Faculty of Architecture, Design and Planning Sepuluh Nopember Institute of Technology 2018

Page 5: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 6: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

iv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 7: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

v

TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG DARI SPACE

MENJADI PLACE DI KAMPUNG TAMBAK ASRI SEBAGAI

KAMPUNG BERKELANJUTAN

Nama Mahasiswa : Lidia Rubianto

NRP : 08211440007002

Departemen : Perencanaan Wilayah dan Kota

Dosen Pembimbing : Ardy Maulidy Navastara, ST., MT.

ABSTRAK

Kampung Tambak Asri termasuk wilayah administrasi

Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota

Surabaya. Kampung ini merupakan kawasan permukiman yang

berada di pinggiran kota. Kampung Tambak Asri menunjukkan ciri-

ciri ketidakberkelanjutan dalam fungsinya sebagai kawasan

bermukim. Kondisi kumuh di lingkungan kampung Tambak Asri dan

adanya kesenjangan sosial, memberikan kesan yang kurang teratur di

kampung ini (surabaya.tribunnews.com). Kampung Tambak Asri

juga dikenal sebagai Kampung prostitusi atau Kampung Kermil sejak

tahun 1970an dan aktivitas ini ditutup oleh Pemerintah Kota pada

tahun 2012 lalu. Memiliki angka kepadatan penduduk mencapai

10.198,6 jiwa/km2

(BPS,201). Tingginya angka kepadatan penduduk

ini, turut merefleksikan kepadatan bangunan permukiman

masyarakat. Sehingga, beragam kondisi tersebut menggambarkan

ketidakseimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di

Kampung Tambak Asri.

Selain itu, di Kampung Tambak Asri juga terdapat kondisi

undervalued penggunaan ruang-ruang Kampung, yakni adanya ruang

terbuka publik yang tidak dimanfaatkan secara aktif oleh masyarakat

karena kondisi minim fasilitas, tidak terurus dan dinilai kurang

menarik untuk digunakan. Dan beberapa ruang cenderung memiliki

kondisi penggunaan ruang (space) yang diabaikan (useless) sehingga

Page 8: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

vi

masyarakat juga cenderung tidak memaknai ruang tersebut dengan

menjaga kualitas lingkungan,

dan hal ini dapat berdampak pada

potensi peningkatan degradasi lingkungan serta penurunan kualitas

kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, diperlukan tranformasi

ruang untuk mendukung keberlanjutan Kampung melalui penelitian

ini.

Adapun tujuan penelitian adalah merumuskan skenario

transformasi pembentukan ruang dengan pendekatan placemaking.

Pendekatan placemaking adalah suatu cara bagaimana menciptakan

sesuatu yang spesial baik dari dalam atau luar ruang atau space (Nick

Beattie dalam Place and Placemaking, 1985). Sasaran awal dimulai

dengan mengidentifikasi persepsi penggunaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri oleh masyarakat sebagai pengguna dengan

metode statistik deskriptif. Sasaran kedua yaitu menentukan tipologi

ruang Kampung Tambak Asri berdasarkan persepsi pengunaannya

dengan metode deskriptif kualitatif. Tahap ketiga yaitu merumuskan

kriteria placemaking terhadap ruang Kampung Tambak Asri dengan

metode expert judgement. Dan tahap akhir adalah menyusun

skenario transformasi ruang Kampung Tambak Asri dengan

pendekatan placemaking melalui metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian berdasarkan sasaran penelitian adalah : (1)

Karakteristik persepsi penggunaan ruang Kampung meliputi persepsi

adaptasi, preferensi bermukim, serta pola dan progresivitas ruang

kampung, (2) tipologi ruang menurut pelingkupnya yaitu external

public space, internal publik space dan external and internal

“quasi” (3) kriteria placemaking untuk diterapkan di Kampung

Tambak Asri meliputi sirkulasi, ruang terbuka, penanda, aktivitas

sosial, acces & linkage dan comfort & image, dan (4) skenario

transformasi ruang Kampung Tambak Asri dengan pendekatan

placemaking. Skenario (scenario planning) tersebut bersifat paralel

dan dijelaskan per unit sampling, sehingga diperoleh 45 skenario.

Page 9: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

vii

Adapun skenario tersebut hanya dapat diterapkan pada kondisi

kawasan studi saat ini.

Kata kunci :Tambak Asri, transformasi, space, place,

placemaking

Page 10: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

viii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 11: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

ix

TRANSFORMING THE SPACE OF KAMPUNG FROM

SPACE TO PLACE IN KAMPUNG TAMBAK ASRI AS

SUSTAINABLE KAMPUNG

Nama Mahasiswa : Lidia Rubianto

NRP : 08211440007002

Departemen : Perencanaan Wilayah dan Kota

Dosen Pembimbing : Ardy Maulidy Navastara, ST., MT.

ABSTRACT

Kampong Tambak Asri belongs to the administrative

area of Morokrembangan, Krembangan, Surabaya. This

Kampong is a residential area that located on the outskirts of

the city. Kampong Tambak Asri shows the unsustainable

characteristics in its function as a residential area. The slum

conditions in Kampong Tambak Asri environment and the

existence of social inequality, giving a less regular impression

on this village (surabaya.tribunnews.com). Kampong Tambak

Asri is also known as a prostitution village since the 1970s

and this activity was closed by the City Government in 2012

ago. The population density number of this village reaches

10,198.6 soul/ km2

(BPS,2015). This high number of

population density also reflects the density of residential

buildings. Thus, that various conditions describe the

imbalance of social, economic, and environmental conditions

in Kampong Tambak Asri.

In Kampong Tambak Asri there are also undervalued

conditions of use of the village spaces, namely the existence

of public open spaces that are not actively utilized by the

society due to the minimum condition of facilities, being

neglected and considered less attractive to use. And some

spaces tend to have a useless condition of space usage so that

people are also less likely to define that space by maintaining

the quality of the environment, and this may have an impact

on the potential for increasing the environmental degradation

Page 12: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

x

as well as the decreasing of the social life quality in its

society. For that, it needs a transformation of space to support

the sustainability of the Kampong through this research.

The aim of this research is to formulate the

transformation scenario of space formation with placemaking

approach. The placemaking approach is a way of how to

create something special whether from inside or outside of

space (Nick Beattie in Place and Placemaking, 1985). The

initial target begins with identifying the perception of spaces

usage in Kampong Tambak Asri by the society as users with a

descriptive statistical method. The second target is to

determine the typology of Kampong Tambak Asri space based

on the perception of its use with a qualitative descriptive

method. The third stage is to formulate the criteria of

placemaking towards the space of Kampong Tambak Asri

with expert judgment method. And the final step is to arrange

the transformation of scenario space of Kampong Tambak

Asri with placemaking approach through a qualitative

descriptive method.

The results of the research based on the research

objective are: (1) The characteristics of perception of the

village usage space include perception of adaptation,

settlement preference, as well as pattern and progressivity of

village space, (2) space typology according to the scope

include external public space, internal public space, and

external and internal “quasi” (3) placemaking criteria to be

applied in Kampong Tambak Asri include circulation, open

space, marker, social activity, access & linkage, and comfort

& image; and (4) the transformation scenario of Tambak Asri

space with placemaking approach. Scenario (scenario

planning) is in parallel characteristic and explained per unit

sampling so that it obtained 45 scenarios. Those scenarios can

only be applied to the condition of the current study area.

Key words : Tambak Asri, transformation, space, place,

placemaking

Page 13: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa karena atas berkat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul penelitian

“Transformasi Ruang Kampung dari Space menjadi Place

di Kampung Tambak Asri sebagai Kampung

Berkelanjutan”.

Dalam proses penyusunan, penulis dibantu oleh

berbagai pihak hingga tugas ini dapat diselesaikan dengan

baik. Penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak terkait

yakni :

Orang tua penulis, Bapak Bedi Rubianto dan Ibu

Lorrayne Hetharia, yang senantiasa memberikan

dukungan kasih sayang, kepercayaan dan motivasi yang

tiada henti

Bapak Ardy Maulidy Navastara, S.T., M.T. sebagai

Dosen pembimbing penelitian yang telah membantu

dan memberikan banyak masukan dan saran yang

bermanfaat dalam menyelesaikan tugas ini.

Bapak Putu Gde Ariastita, ST., MT.; Ibu Ema Umilia,

ST., MT. ; Bapak Rabbani Kharismawan, ST., MT. ;

selaku Dosen penguji atas masukan dan saran yang

telah diberikan

Ibu Karina Pradinie, ST. M. Eng. Selaku Dosen co-

Pembimbing yang turut memberikan saran dan

masukan.

Seluruh Narasumber dalam penelitian ini, Bapak Prof.

Dr. Ir. Johan Silas sebagai salah satu tokoh arsitektur

Indonesia terutama dalam bidang Perumahan,

Page 14: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xii

Permukiman, Perkotaan dan Lingkungan, dan Bapak Ir.

Andy Mappa Jaya, MT sebagai Dosen Arsitektur ITS.

Pengurus RT dan RW serta masyarakat Kampung

Tambak Asri atas berbagai informasi terkait penelitian

Teman-teman Apisdorsata yang senantiasa memberikan

motivasi dan membangun kerjasama.

Seluruh Dosen dan karyawan Departemen Perencanaan

Wilayah dan Kota atas seluruh bantuan dan dukungan

yang diberikan.

Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, atas semua bantuan dalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

Penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk

menambah wawasan pembaca. Penulis menyadari bahwa

tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.

Surabaya, Juli 2018

Page 15: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xiii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN................................................. ii

ABSTRAK .............................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................. ix

KATA PENGANTAR ........................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................... 5

1.4 Sasaran Penelitian ................................................... 6

1.5 Lingkup Penelitian .................................................. 6

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi ........................ 6

1.5.2 Ruang Lingkup Pembahasan ........................... 7

1.6 Manfaat Penelitian .................................................. 8

1.7 Sistematika Penulisan ............................................. 9

1.8 Kerangka Berpikir ................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................... 15

2.1 Perkembangan Kampung di Indonesia ....................... 15

2.1.1 Perkembangan Kampung secara fisik .................. 17

2.1.2 Perkembangan Kampung secara Sosial ............... 20

Page 16: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xiv

2.1.3 Perkembangan Kampung secara Ekonomi ........... 23

2.2 Dialog antara Space dan Place .................................... 26

2.2.1 Dasar Pemikiran Space to Place .......................... 26

2.2.2 Space (ruang) ................................................ 27

2.2.3 Place (tempat) ............................................... 29

2.2.4 Placemaking : How to make a place ? .......... 30

2.2.5 Kriteria placemaking ............................................ 33

2.2.6 Prinsip Pembentukan Place ................................. 40

2.3 Tipologi Ruang ..................................................... 43

2.4 Hubungan Manusia dengan Ruang ............................. 44

2.5 Transformasi Kampung Space menjadi Place ............ 47

2.6 Penelitian Terdahulu ............................................. 50

2.7 Sintesa Pustaka Akhir ........................................... 57

BAB III METODE PENELITIAN ....................................... 59

3.1 Pendekatan Penelitian ........................................... 59

3.2 Jenis Penelitian ...................................................... 59

3.3. Variabel Penelitian ................................................ 59

3.3 Populasi dan Sampel ............................................. 66

3.3.1 Unit Analisis dan Sampling .......................... 66

3.3.2 Populasi dan Sampel Responden ......................... 74

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................... 76

3.5 Metode Analisis .................................................... 78

Page 17: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xv

3.5.1 Identifikasi persepsi penggunaan ruang-ruang

di Kampung Tambak Asri oleh masyarakat sebagai

pengguna 80

3.5.2 Analisa tipologi ruang Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi penggunaan ................................. 80

3.5.3 Analisa perumusan kriteria placemaking

terhadap ruang Kampung Tambak Asri ........................ 81

3.5.4 Analisa penyusunan skenario transformasi

pembentukan ruang ....................................................... 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................. 83

4.1 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan .............. 83

4.1.1 Orientasi Wilayah Penelitian ........................ 83

4.2.2 Tentang Kampung Tambak Asri ................... 84

4.2.3 Kondisi Lingkungan, Sosial dan Ekonomi.... 86

4.2 Identifikasi persepsi penggunaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri oleh masyarakat sebagai pengguna

104

4.3 Analisis tipologi berdasarkan karakteristik

hubungan ruang kampung dan pengguna ........................ 125

4.4 Analisis perumusan kriteria placemaking terhadap

ruang Kampung Tambak Asri ......................................... 136

4.5 Analisis penyusunan skenario transformasi

pembentukan ruang ......................................................... 144

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............. 163

5.1 Kesimpulan ......................................................... 163

4.2 Rekomendasi ....................................................... 164

Page 18: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xvi

DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 167

LAMPIRAN ........................................................................ 171

Lampiran A. Kuesioner Sasaran 1-2 ............................... 171

Lampiran B. Dokumentasi Wawancara Sasaran 3 .......... 175

Lampiran C. Sketsa hipotesis transformasi hirarki jalan 176

Lampiran D. Contoh elemen – elemen sebagai perabot . 177

Biodata Penulis ................................................................... 179

Page 19: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung di

Indonesia ............................................................................... 17

Tabel 2. 2 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung secara

Fisik ...................................................................................... 20

Tabel 2. 3 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung secara

Sosial ..................................................................................... 22

Tabel 2. 4 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung Secara

Ekonomi ................................................................................ 26

Tabel 2. 5 Sintesa Konsep Space .......................................... 28

Tabel 2. 6 Sintesa Konsep Place ........................................... 30

Tabel 2. 7 Sintesa Pustaka Dasar Pemikiran Space to Place 32

Tabel 2. 8 Kriteria Placemaking ........................................... 40

Tabel 2. 9 Sintesa Pustaka Tipologi Ruang .......................... 44

Tabel 2. 10 Sintesa Pustaka Hubungan Manusia dengan

Ruang .................................................................................... 46

Tabel 2. 11 Sintesa Pustaka Transformasi Kampung Space

menjadi Place........................................................................ 49

Tabel 2. 13 Penelitian Terdahulu .......................................... 50

Tabel 2. 12 Sintesa Pustaka Akhir ........................................ 57

Tabel 3. 1 Indikator & Variabel Penelitian ........................... 60

Tabel 3. 2 Unit Analisis Penelitian ....................................... 67

Tabel 3. 3 Unit Sampling ...................................................... 69

Tabel 3. 4 Populasi & Sampel Penelitian .............................. 75

Tabel 3. 5 Sumber Data Primer ............................................. 77

Tabel 3. 6 Metode Pengumpulan Data .................................. 78

Tabel 3. 7 Metode Analisis ................................................... 79

Tabel 4. 2 Data Administrasi RW dan RT di Kampung

Tambak Asri.......................................................................... 85

Tabel 4. 3 Banyakknya Keluarga Menurut Tahapan Keluarga

Sejahtera Kelurahan Morokrembangan ................................ 99

Page 20: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xviii

Tabel 4. 4 Ketersediaan Sarana di Kampung Tambak Asri 103

Tabel 4. 5 Kaitan Unit Informasi dengan Tema .................. 107

Tabel 4. 6 Identifikasi Aktivitas Sosial Masyarakat dalam

Ruang Kampung Tambak Asri ........................................... 113

Tabel 4. 7 Tipologi Ruang di Kampung Tambak Asri........ 127

Tabel 4. 8 Sintesa Kriteria Placemaking ............................. 137

Tabel 4. 9 Kriteria Placemaking Transformasi Kampung

Tambak Asri........................................................................ 142

Tabel 4. 10 S Skenario Transformasi Kampung Tambak Asri

............................................................................................ 147

Page 21: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Wilayah Studi Penelitian .................................... 7

Gambar 1. 2 Kerangka Pikir Penelitian ................................ 11

Gambar 1. 3 State of The Art ................................................ 13

Gambar 2. 1 The Place Diagram .......................................... 38

Gambar 4. 1 Jalan Tambak Asri............................................ 86

Gambar 4. 2 Peta Wilayah Studi .......................................... 89

Gambar 4. 3 Peta Penggunaan Lahan.................................. 91

Gambar 4. 4 Peta Batas Fisik ............................................... 93

Gambar 4. 5 Permukiman Sepanjang Sungai ........................ 95

Gambar 4. 6 Ruang Terbuka di Kampung Tambak Asri ...... 96

Gambar 4. 7 Interaksi Sosial Warga Kampung Tambak Asri97

Gambar 4. 8 Tambak Asri Bebas Prostitusi .......................... 99

Gambar 4. 9 Prasarana Drainase Tertutup .......................... 101

Gambar 4. 10 Prasarana Persampahan ................................ 102

Gambar 4. 11 Proses Analisis Sasaran I ............................. 104

Gambar 4. 12 Skema Pendekatan Tematik ......................... 106

Gambar 4. 13 Kondisi Lingkungan Kampung Tambak Asri

............................................................................................ 112

Gambar 4. 14 Aktivitas Sosial dalam Dimensi Intensitas ... 117

Gambar 4. 15 Jangkauan ke Fasilitas dari Internal dan

Eskternal Kampung Tambak Asri ....................................... 119

Gambar 4. 16 Proses Analisis Sasaran II ............................ 125

Gambar 4. 17 Proses Sasaran III ......................................... 136

Page 22: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

xx

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 23: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampung kota terbentuk dari sebuah aktivitas

perkotaan yang muncul di kawasan pinggiran perkotaan.

Dalam bahasa Minangkabau, kampung berkaitan dengan

kehidupan yang sarat dan konsisten akan penerapan nilai-nilai

tradisional. Di Aceh, gampong merupakan keseluruhan

komunitas di sebuah desa (Atman, 1974). Suminttarsih dkk

juga turut menjelaskan bahwa satuan-satuan permukiman di

kawasan kota yang dianggap sebagai tatanan permukiman

tradisional sebelum masuknya perencanaan permukiman di

Indonesia disebut dengan Kampung. Adanya potensi sosial,

ekonomi, budaya dan karakter bermukim di kampung dapat

menjadi dasar paradigma baru dalam menata ruang yang

berkualitas (Nugoroho 2009:1 dalam Sumintarsih dkk).

Sehingga, Kampung dapat dijelaskan tumbuh dari kebutuhan

bermukim masyarakat dengan ciri kehidupan yang

didalamnya masih terdapat nilai-nilai sosial budaya

masyarakat yang erat dengan nilai tradisional masyarakat

setempat. Hal ini menjadi bagian dalam membentuk

paradigma menata ruang yang berkualitas

Nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat di

Kampung juga tergambar dalam penggunaan ruang-ruang

didalamnya. Interaksi sosial antar tetangga berlangsung dalam

ruang-ruang terbuka di dalam Kampung baik di jalan-jalan

lingkungan, balai warga kampung, lapangan, pendopo dan

banyak tempat lainnya. Keunikan cara berkomunikasi warga

Kampung cenderung memanfaatkan ruang-ruang tersebut di

tengah tren kehidupan perkotaan, hal ini tentu memberikan

keunikan karakteristik sosial budaya Kampung itu sendiri.

Page 24: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

2

Sehingga dalam penelitian ini, Peneliti berupaya untuk

mengidentifikasi karakteristik hubungan ruang-ruang di

Kampung dengan karakteristik sosial masyarakat sebagai

pengguna dalam kaitannya untuk mewujudkan Kampung

berkelanjutan.

Ardina N. I. (2014), secara deskriptif menjelaskan

bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan

ruang terbuka Kota di Surabaya adalah adanya Kampung

Kampung yang sadar lingkungan. Hal ini sangat erat berkaitan

dengan salah satu value dari Kampung yang berkelanjutan.

Artinya diperlukan swadaya dari masyarakat dalam

memanfaatkan potensi ruang kampung untuk mendukung

keberlanjutan. Salah satu contoh Kampung berkelanjutan di

Surabaya adalah Kampung Genteng. Kampung yang dikenal

secara mandiri dikembangkan dengan swadaya masyarakat

sebagai eco tourism Kampung. Dengan kondisi kampung

yang cukup padat bangunan, Kampung tetap dapat

menciptakan tatanan kampung yang bersih dan asri. Selain itu

ruang-ruang di Kampung ini umumnya diarahkan pada

potensi pengembangan wisata kampung hijau yang menarik

aktivitas berkunjung masyarakat. Kampung tersebut

memberikan contoh bahwa pemanfaatan ruang Kampung

melibatkan kesadaran masyarakat di dalamnya.

Memahami perkembangan Kampung, Penulis

menyoroti Kampung Tambak Asri yang berkembang di

kawasan pinggiran Kota yang sudah ada sejak Jaman

Penjajahan Belanda dengan perkembangan yang siginifikan

pada aktivitas dalam ruang kampungnya. Kampung Tambak

Asri adalah bagian dari wilayah administrasi Kawasan studi

diobservasi, menunjukkan ciri-ciri ketidakberkelanjutan

dalam fungsinya sebagai kawasan bermukim. Kondisi kumuh

Page 25: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

3

di lingkungan kampung Tambak Asri dan adanya kesenjangan

sosial memberikan kesan yang kurang teratur di kampung ini

(surabaya.tribunnews.com). Kampung Tambak Asri juga

dikenal dengan Kampung Prostitusi yakni Kermil sejak tahun

1970an dan ditutup oleh Pemkot pada tahun 2012 lalu (A. L

Nikmah, 2015). Tambak Asri dengan tingkat kepadatan

penduduk mencapai 10.198,6 jiwa/km2

, merefleksikan angka

kepadatan penduduk yang tinggi. Selain itu, angka ini turut

mengindikasikan adanya tingkat kepadatan bangunan yang

tinggi. Sehingga, fakta- fakta tersebut menggambarkan

kompleksitas permasalahan yang direkam dalam ruang

Kampung Tambak Asri.

Berdasarkan hasil observasi, terdapat kondisi

undervalued pada penggunaan ruang Kampung Tambak Asri,

yakni adanya ruang terbuka publik yang tidak dimanfaatkan

secara aktif oleh masyarakat karena preferensi penggunaan

ruang lainnya. Maksud dari ruang terbuka publik yang tidak

dimanfaatkan dengan baik adalah adanya lapangan yang

minim fasilitas dan jarang digunakan oleh masyarakat, taman

bermain yang enggan digunakan oleh anak-anak, lahan

kosong yang potensial tetapi digunakan untuk tempat

pembuangan sampah yang menciptakan kesan kumuh, serta

aktifnya kegiatan masyarakat yang berlangsung tidak pada

ruang-ruang yang tersedia.

Hal ini menyebabkan adanya kondisi-kondisi

penggunaan ruang-ruang (space) dalam Kampung yang

diabaikan (useless) sehingga masyarakat cenderung tidak

memaknai ruang tersebut dengan menjaga kualitas

lingkungan. Maka, terdapat potensi peningkatan degradasi

lingkungan serta penurunan kualitas kehidupan sosial

masyarakat.

Page 26: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

4

Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan

transformasi ruang-ruang kampung Tambak Asri dari

perspektif space (ruang) menjadi place (tempat). Krier (1979),

menjelaskan mengenai ruang kota yakni ruang antara yang

dibatasi oleh pelingkup yang membentuk suatu place yang

berada dalam situasi kehidupan perkotaan. Sehingga tanpa

disadari ketersediaan space terus berkembang menjadi place

karena situasi yang diciptakan oleh aktivitas pengguna yakni

masyarakat.

Dalam melakukan transformasi dari space menjadi

place, diperlukan pendekatan yang selaras mendukung proses

ini. Adapun pendekatan yang sesuai yakni pendekatan

placemaking. Nick Beattie dalam Place and Placemaking

(1985) menjelaskan placemaking adalah suatu cara bagaimana

menciptakan sesuatu yang spesial baik dari dalam atau luar

ruang (space). Placemaking memiliki prinsip yang dianggap

sesuai untuk memberikan suasana hangat dalam membentuk

sebuah place (Brown, Dixon, dan Gillham, 2009, p.108-109).

Placemaking juga berkaitan pendekatan perilaku lingkungan

yang menjelaskan persepsi manusia terhadap lingkungannya

sehingga pendekatan ini dapat menggali proses-proses yang

mempengaruhi penilaian suatu lingkungan termasuk pendapat

dan penilaian masyarakat dalam kebijakan merencanakan

suatu kawasan (Soini et al., 2012). Hal ini turut mendukung

bahwa transformasi dengan pendekatan placemaking tidak

lepas dari peran masyarakat yang membentuk kehidupan

masyarakat Kampung. Untuk itu, Penulis menggunakan

pendekatan placemaking sebagai salah satu solusi spasial

yang sesuai dengan permasalahan pada kawasan studi.

Kampung sebagai unit dasar kota yang turut berperan

dalam dinamika pemenuhan kebutuhan permukiman di

Page 27: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

5

kawasan perkotaan sangat penting untuk didukung

mewujudkan tatanan yang berkelanjutan. Keunikan,

karakteristik ruang dan sumber daya masyarakat di Kampung

dapat menjadi potensi yang digerakkan menuju Kampung

berkelanjutan. Kampung bukan lagi menjadi tatanan

permukiman yang dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan

tidak terkendali penataannya. Sehingga, sangat penting untuk

turut menyelesaikan permasalahan yang diuraikan pada latar

belakang permasalahan di kawasan studi, dengan solusi

transformasi ruang-ruang di dalam Kampung Tambak Asri

melalui pendekatan placemaking dalam konteks mendukung

keberlanjutan kawasan Kampung.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penggunaan ruang Kampung Tambak Asri

didapati kondisi undervalued. Hal ini menyebabkan adanya

kondisi-kondisi penggunaan ruang kampung yang diabaikan

sehingga berpotensi pada peningkatan degradasi lingkungan

serta penurunan kualitas kehidupan sosial masyarakat yang

merujuk pada ketidakberlanjutan.

Maka, perlu dilakukan upaya transformasi ruang

dengan pendekatan placemaking yakni mengubah space

menjadi place untuk mewujudkan keberlanjutan kampung

Tambak Asri. Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana skenario transformasi ruang

Kampung Tambak Asri dari space menjadi place untuk

mendukung kampung berkelanjutan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan skenario

transformasi pembentukan ruang dengan pendekatan

Page 28: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

6

placemaking di Kampung Tambak Asri sebagai kampung

berkelanjutan.

1.4 Sasaran Penelitian

Adapun berdasarkan tujuan di atas, maka sasaran dari

penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi persepsi penggunaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri oleh masyarakat sebagai

pengguna

2. Menentukan tipologi ruang Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi penggunaan

3. Merumuskan kriteria placemaking terhadap ruang

Kampung Tambak Asri

4. Menyusun skenario transformasi ruang Kampung

Tambak Asri dengan pendekatan placemaking

1.5 Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini terbagi menjadi 3

yakni ruang lingkup wilayah studi, ruang lingkup aspek studi

dan ruang lingkup substansi.

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah di

Kampung Tambak Asri Kelurahan Morokrembangan

Kecamatan Krembangan Surabaya, Jawa Timur. Kecamatan

Krembangan termasuk wilayah Geografis Kota Surabaya yang

merupakan bagian dari Wilayah Surabaya Pusat. Berikut

batasan fisik kampung Tambak Asri Surabaya :

Sebelah Barat : Jalan Demak

Sebelah Timur : Jalan Tol Surabaya-Gresik

Sebelah Utara : Jalan Gresik Gadukan Timur- Jalan

Kalianak Timur

Page 29: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

7

Sebelah Selatan : Jalan Tol Surabaya Gresik- Jalan

Raya Dupak

Gambar 1. 1 Wilayah Studi Penelitian

Sumber : Google maps, 2017

1.5.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini adalah

mengidentifikasi penggunaan ruang Kampung Tambak Asri

dari space menjadi place berdasarkan persepsi masyarakat

sebagai pengguna, untuk dilakukan transformasi dengan

pendekatan placemaking.

Unit analisis penelitian ini adalah ruang-ruang

Kampung Tambak Asri, yang umumnya digunakan untuk

aktivitas masyarakat Kampun atau ruang-ruang yang

umumnya berkaitan atau berhubungan dengan aktivitas

Page 30: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

8

masyarakat Kampung Tambak Asri. Ruang tersebut dapat

bersifat semi publik dan publik, yakni ruang-ruang yang dapat

diakses terbatas maupun bebas oleh masyarakat Kampung

Tambak Asri.

Unit sampling penelitian akan ditentukan berdasarkan

identifikasi ruang yang dilakukan peneliti. Dan diperoleh 8

ruang di Kampung Tambak Asri yang menjadi unit sampling,

yaitu Jalan Tambak Asri Raya, jalan lingkungan, sempadan

sungai, lahan kosong, taman bermain, lapangan sepak bola,

gardu dan balai warga

Adapun variabel dan indikator yang digunakan pada

penelitian ini meliputi variabel dari indikator dan prinsip

penerapan placemaking.

1.6 Manfaat Penelitian

- Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini, yakni dapat

digunakan sebagai referensi studi terkait

transformasi pembentukan ruang di Kawasan

Kampung Kota terkait dampaknya dalam

mendukung keberlanjutan kampung kota.

- Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini

adalah sebagai arahan rekomendasi bagi Pemerintah

Daerah Kota Surabaya dalam melakukan

transformasi ruang Kampung Kota dari space

menjadi place untuk mendukung keberlanjutan

kampung. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat

memberikan rekomendasi skenario transformasi

ruang Kampung Kota yang berkelanjutan.

Page 31: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

9

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami

penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan, bab ini memuat latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang

lingkup, serta manfaat penelitian. Adapun dalam bab ini

juga dicantumkan kerangka pemikiran dari penelitian

ini.

Bab II Tinjauan Pustaka, bab ini menguraikan

perkembangan Kampung di Indonesia, konsep space

dan place, serta elemen-elemen dan indikator terkait

pendekatan placemaking. Selain itu, juga dibahas

terkait penelitian-penelitian lainnya mengenai

placemaking.

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisikan

penjelasan mengenai pendekatan penelitian yang

digunakan, jenis penelitian, variabel yang digunakan,

metode analisis penelitian, populasi dan sampel, serta

tahapan penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan, berisikan uraian

gambaran singkat mengenai wilayah studi terkait.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini

memuat mengenai simpulan bahasan penelitian serta

rekomendasi hasil penelitian untuk kebijakan

perencanaan pembangunan dan pengembangan

penelitian ke depannya.

Page 32: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

10

1.8 Kerangka Berpikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dapat

dijelaskan dalam bagan berikut (pada halaman berikutnya) :

Page 33: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

11

Sumber : Penulis, 2018

Gambar 1. 2 Kerangka Pikir Penelitian

Page 34: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

12

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 35: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

13

Gambar 1. 3 State of The Art

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Transformasi Ruang Kampung dari Space menjadi Place

di Kampung Tambak Asri Surabaya sebagai Kampung

Berkelanjutan

Kriteria placemaking

karakteristik ruang dan

masyarakat yang

bermukim di Kampung

Objek studi ruang

Kampung Tambak Asri

sebagai Kampung Kota

Placemaking dalam

tipologi ruang

berdasarkan

pelingkupnya

Tipologi ruang dalam

terjemahan ruang

Kampung

Secara deskriptif menjelaskan

kriteria placemaking berdasarkan

variabel dan indikator SDM,

kultur, kebutuhan psikologis

masyarakat dan komunitas.

Pradita, dkk (2016) dalam Kriteria

Placemaking untuk Fashion Hub Reny, dkk (2015) Placemaking di

Ruang Publik tepi Kota Manado

Terdapat 3 pokok hasil penelitian

yakni : kedekatan dan nilai tempat

bagi warga kota, ragam aktivitas,

dan kebutuhan rancangan ruang

Placemaking selain dipandang

sebagai upaya memanusiakan

ruang, juga identik dengan

kebutuhan akan ruang terbuka yang

lebih baik

Project for Public Spaces

INOVASI PENELITIAN

Page 36: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

14

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 37: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Kampung di Indonesia

Istilah Kampung telah ada dan berkembang di

Indonesia, sejalan dengan dinamika perkembangan perkotaan

sejak konteks sejarah hingga perubahannya di masa kini.

Seorang Geografer, Abdoumaliq Simone (1920), berpendapat

mengenai kampung yang berada di wilayah perkotaan sebagai

salah satu unit dasar kota. Dijelaskan mengenai unit dasar

kota, maka Kampung dapat dilihat sebagai bagian terkecil

yang menyusun sebuah kota. Kampung sebagai unit dasar

kota merupakan dampak aglomerasi perluasan dan

perkembangan suatu kota terhadap proses integrasi suatu

daerah. Daerah yang awalnya merupakan daerah pinggiran

kota, kini menjadi bagian dari pusat kota karena adanya

proses aglomerasi dalam bentuk munculnya Kampung.

Dimana prosesnya secara bertahap menjadikan kampung

terintegrasi dengan struktur pusat kota. Adanya

perkampungan di pusat maupun pinggiran kota merupakan

intensifikasi pembangunan yang menyerap semakin

banyaknya orang beralih mukim ke kampung-kampung di

perkotaan.

Apabila kembali pada masa sejarah yang membentuk

kejayaan Indonesia, Kampung ada sebagai identitas yang

memisahkan penduduk dari modernitas. Penelitian tentang

Dinamika Multikultural Masyarakat Kota Surabaya telah

membahas mengenai perkembangan Kampung di Indonesia

dengan secara spesifik membahas pada lingkup wilayah

Surabaya. Pada zaman kolonial, Belanda membagi

masyarakat dalam kampung-kampung berdasarkan kesamaan

etnis yang disebabkan oleh Peraturan Wijkestensel dan

Passenstensel. Adapun maksud adanya Kampung dengan

kesamaan etnis yakni mempermudah Belanda dalam

melakukan pengawasan apabila terjadi pemberontakan

Page 38: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

16

berdasarkan identitas etnis. Hal ini mengindikasikan

munculnya Kampung-Kampung tertentu seperti Kampung

Pecinan, Kampung Arab, Kampung Bumiputra, dan Kampung

Eropa. Kampung-kampung ini terus mengalami

perkembangan baik dari segi fisik, maupun sosial budaya

yang dapat dilihat dari adanya perluasan wilayah maupun

peninggalan bangunan fisik. Dan hal ini juga diklaim

berdampak terhadap luasnya kawasan permukiman di

Surabaya dibandingkan dengan kawasan perkotaan, industri

atau perdagangan. Renjanatuju (2013 dalam Soedarso dkk

2013) menyebutkan sekitar 70% kebutuhan untuk

permukiman pada tahun 1988 berasal dari kampung-kampung

tersebut.

Dinamika perkembangan kampung pada masa kolonial

sampai saat ini masih ada dengan ciri dan sifat yang

menyerupai dan dilatarbelakangi oleh potensi Kampung, yang

kita kenal dengan istilah Kampung Tematik. Di sisi lain,

Kampung juga dapat terbentuk karena kesamaan karakteristik

masyarakatnya, baik secara kultural, profesi atau potensi

kawasan setempat. Contohnya Kampung Wisata, Kampung

Militer, Kampung Nelayan, Kampung Kuliner Khas Daerah

dll.).

Di sisi lain, potensi perkembangan Kampung muncul

dari ruang-ruang yang terdapat di dalamnya. Kampung

sebagai ruang kota dapat menjadi bagian yang penting dalam

mendukung kota kreatif. Kampung kota merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari kota yang merupakan

identitas yang khas dalam kota. Kota hanya bisa hidup karena

kampung sementara kampung juga bisa hidup karena berada

dalam setting kota. (Setiawan, 2010). Lokalitas yang

terkandung pada tatanan kampung akan memberi karakter

bagi pembentukan semangat urbanisme yang baru yang sesuai

dengan karakter masyarakat, serta berakar pada ideologi

bermukim yang berkelanjutan. Kampung terdiri dari ruang-

ruang sirkulasi yang kecil membentuk perilaku yang spesifik

Page 39: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

17

bagi masyarakat penghuni (Nugroho, Agung C. 2009).

Adapun ruang-ruang sirkulasi dalam kampung yang dimaksud

yakni ruang jalan, ruang terbuka, maupun ruang-ruang antar

bangunan yang terdapat dalam kawasan kampung. Tabel 2. 1 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung di

Indonesia SUMBER Abdoumaliq

Soune

Dinamika

Multikult

ural

Masyarak

at Kota

Surabaya

Renjanat

uju (2013

dalam

Soedarso

dkk

2013)

Tata Ruang

Pertanahan

Setiawan,

2010

Sintesa

Teori/

Literatur Perkembanga

n Kampung di Indonesia

Karakteristik Kampung di Indonesia

Unit dasar

kota (bagian terkecil kota)

Aglomerasi perluasan kota

Memiliki

kesamaan kultural

Memenuhi

kebutuhan bermukim

Berkembang

berdasarkan potensi di

dalamnya

Identitas

khas kota

Dasar

struktur perkemban

gan kota

Kebutuhan

bermukim

Kesamaan

kultural

Identitas khas

kota

Aglomerasi

perluasan kota

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

2.1.1 Perkembangan Kampung secara fisik

Kondisi kampung secara fisik dapat dilihat dari sisi

tampilan fisik baik tatanan lingkungan, bentuk bangunan

maupun kondisi fisik bangunan yang berada di dalamnya.

Secara umum, kamus tata ruang mendeskripsikan bahwa

kampung kota adalah kelompok perumahan yang merupakan

bagian kota, mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi,

kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta

tidak ada luasan tertentu. Dalam artian permukiman di

kawasan kampung dibangun secara tidak formal (mengikuti

Page 40: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

18

ketentuan-ketentuan kota yang bersangkutan) dan cenderung

semakin padat.

Kondisi fisik kampung yang padat penduduk dapat

diukur dalam perbandingan antara banyaknya penduduk

dengan luas lahan wilayahnya. Adapun tingkat kepadatan

penduduk aritmatik yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki beberapa tingkatan sebagai berikut :

1. Kepadatan penduduk tinggi (200 penduduk/Ha)

2. Kepadatan penduduk sedang (100-200 penduduk/Ha)

3. Kepadatan penduduk rendah (<100 penduduk/Ha)

Dampak dari tingkat kepadatan penduduk yang tinggi

menunjukkan bahwa tingkat pengguna ruang kampung yang

tinggi, serta merefleksikan tingkat keragaman penggunaan

yang berlangsung di dalam ruang Kampung. Selain itu,

tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan

kondisi ekologis dengan ciri tidak sehat, kotor, tercemar dan

lembab. Hubungannya yakni terjadi ketidakmampuan daya

dukung lingkungan mengatasi beban aktivitas yang

berlangsung (Hariyanto, Asep. 2010). Sehingga angka

kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan kondisi

kampung yang kumuh dan turut mengindikasikan tatanan

ruang yang tidak teratur, kumuh atau tidak terjaga kebersihan

lingkungannya.

Kampung sebagai kawasan permukiman kumuh yakni

memiliki ketersediaan sarana umum buruk sehingga dapat

dikatakan “slum” atau “squatter” (Turner 1972 dalam

Heryati). Permukiman kumuh adalah perumahan yang

mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian

(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011).

Rochchansyah dan Diwangkari, 2009 (dalam Kajian

Karakteristik Kawasan Permukiman Kumuh di Kampung

Page 41: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

19

Kota 2015) menjelaskan bahwa kepadatan penduduk dan

faktor lainnya seperti efisiensi lahan, sarana, prasarana

maupun pola guna lahan campuran (mixused) yang

mendorong beragamnya alternatif penggunaan lahan

perumahan dan bukan perumahan, termasuk untuk kegiatan

komersial yang dapat menjamin keberlanjutan kampung dan

menciptakan kondisi kota yang livable.

Selain kepadatan penduduk, kondisi fisik juga dapat

diukur dari kualitas lingkungan hidup yang memuat

keragaman kondisi di dalam lingkungan kampung.

Kesejahteraan masyarakat turut dipengaruhi dengan tingginya

kualitas lingkungan hidup masyarakat. Kualitas lingkungan

hidup dapat diukur dari kebersihan, kelayakanan bermukim

maupun kenyamanan bermukim. Sehingga kualitas

lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap

peningkatan kualitas hidup dan mengarah pada pembangunan

berkelanjutan (Aslim, Nurfadhilah dkk, 2014).

Menurut WHO, kualitas hidup adalah persepsi

seseorang berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan

kepedulian selama hidup yakni dalam konteks budaya dan

norma yang sesuai dengan tempat hidup orang tersebut.

Pendapat ini sejalan dengan kualitas hidup menurut Bowling,

dkk (2009) yakni untuk menilai hal ini secara subkjektif

ditentukan melalui persepsi individu mengenai kesehatan,

kehidupan secara pribadi, hubungan sosial, maupun

ekonominya. Sehingga, kondisi fisik tidak dengan murni

ditentukan oleh tampilan lingkungan saja, melainkan

subjektivitas masyarakat dalam perkembangan Kampung juga

menciptakan pemahaman lain terhadap kondisi fisik

Kampung.

Page 42: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

20

Rapoport (dalam Kota Berkelanjutan,1999)

menjelaskan tentang 3 pengaruh lingkungan fisik bagi

manusia yaitu :

1. Environmental determinism, lingkungan fisik

mempengaruhi persepsi dan tingkah laku manusia

2. Environmental possibilism, lingkungan fisik mungkin

dapat memberikan kesempatan/hambatan-hambatan

terhadap tingkah laku manusia

3. Environmental probabilism, lingkungan fisik

memberikan pilihan-pilihan yang berlainan bagi

tingkah laku manusia dan bahwa ada beberapa pilihan

yang lebih mungkin terjadi daripada pilihan lainnya.

Sehingga kondisi fisik turut berpengaruh terdahap

perkembangan kampung dalam kaitannya dengan kondisi fisik

lingkungan permukiman kampung yang ditempati serta

persepsi masyarakat yang bermukim di dalamnya.

Tabel 2. 2 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung secara

Fisik

SUMBER Kamus Tata

Ruang

Hariyant

o, Asep

(2010)

Rochchansya

h dan

Diwangkari

(2009)

Aslim,

Nurfadhila

h dkk,

2014

Sintesa

TEORI/

LITERATUR

Perkembangan

kampung

secara fisik

Karakteristik Kampung secara Fisik

Kepadatan

Penduduk

Kondisi

prasarana &

sarana

Kondisi

lingkungan

(ekologis)

Kepadatan

Penduduk

- Kepadatan

Penduduk

- Efisiensi lahan

- Kondisi

prasarana dan sarana

- Kualitas

lingkungan

hidup

- Kepadatan

penduduk

- Kondisi prasarana &

sarana

- Kondisi lingkungan

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

2.1.2 Perkembangan Kampung secara Sosial

Perkembangan kampung turut dipengaruhi oleh kondisi

sosial & budaya masyarakat yang bermukim di dalamnya.

Page 43: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

21

Nugroho (2009 dalam Miftahul, Siti et all 2015) menjelaskan

Kampung Kota masih memiliki karakter desa yang dapat

dilihat dari sistem sosial dan budaya yang mengikat

masyarakat meskipun berada dalam lingkup permukiman

perkotaan. Sistem sosial dan budaya tersebut tercermin dari

munculnya kampung-kampung dengan ciri kelompok sosial

budaya tertentu yang dilatarbelakangi oleh kesamaan suku,

etnis atau kepentingan tertentu.

Karakter desa yang dimaksud adalah ciri-ciri dalam

hidup bermasyarakat di desa yang nampak dalam perilaku

keseharian mereka. Karakter desa yang masih terdapat dalam

kehidupan masyarakat di Kampung, dilihat dari beberapa ciri

berikut yaitu :

1. Mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat

bila dibandingkan dengan masyarakat yang berada di

luar wilayahnya

2. Sistem kehidupan berkelompok umumnya berdasar

kekeluargaan

3. Bersifat homogen (misalnya dalam kultur atau mata

pencaharian)

Karakter desa yang masih sangat kental yakni adanya

hubungan sosial yang erat antar kehidupan bertetangga.

Sullivan dalam Dwisusanto YB (2006), mengemukakan

bahwa kampung memiliki kaitan dengan kebertetangaan

(neighbourship). Di kampung berkembang aturan-aturan

dalam kehidupan bertetangga yang berfungsi membuat

masyarakatnya berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang

berlaku. Aturan yang diimplementasikan ini, merupakan

wujud keharmonisan, kebersamaan, suatu situasi dimana

makhluk sosial dapat hidup dengan rukun. Hal ini

Page 44: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

22

memunculkan segi humanitas dan urbanitas kehidupan

perkotaan.

Hubungan masyarakat sebagai makhluk sosial tentu

mendorong munculnya kelompok-kelompok sosial atau

komunitas di dalam masyarakat. Sehingga kampung bukan

sebagai suatu entitas yang mampu merencanakan arahan,

tetapi sebagai suatu komunitas dari orang perorang yang

beradaptasi dengan situasi perkotaan dimana makin hari

makin meningkat penduduknya karena persaingan dan

kerjasama. (Murray dalam Evers, 2002).

Karakteristik sosial budaya masyarakat kampung turut

membentuk identitas Kampung. Bentuk perkembangan ini

juga terlihat di beberapa kampung di Surabaya yakni adanya

permukiman vernacular yang berdiri bersamaan dengan ciri

domestic, indigeneous, and native artinya masih sangat kental

dengan kultural asli masyarakat (Hastijanti, Retno 2003). Hal

ini cenderung terlihat pada karakteristik kampung yang

meneruskan nilai sosial budaya yang berkembang di

dalamnya.

Tabel 2. 3 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung secara

Sosial SUMBER Nugroho

(2009)

Sullivan

dalam

Dwisusanto

YB. (2006)

Murray

dalam

Evers

Hastijanti

, Retno

(2003)

Sintesa

TEORI/

LITERATUR Perkembangan

Kampung secara

Sosial

Karakteristik Kampung secara Sosial

Memiliki

karakter Desa

Kehidupan

bertetangga

(neighbourship)

Kehidupan

bertetangga

(neighbourship)

Komunitas

yang adaptif

terhadap

kondisi kota

Domestic

Indigeneous

Native

Karakter

desa

Kehidupan

bertetangga

Komunitas

yang adaptif

terhadap

kondisi kota

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

Page 45: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

23

2.1.3 Perkembangan Kampung secara Ekonomi

Berbagai kondisi fisik yang tercermin dari wajah

sebuah kampung, dinilai berkaitan dengan kondisi

perekonomian masyarakatnya. Kampung merupakan kawasan

hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan

kondisi kurang baik (Budiarjo,1992). Hal ini mengindikasikan

bahwa keterbatasan ekonomi masyarakat di kampung

berdampak pada tatanan lingkungan yang buruk secara fisik.

Adapun masyarakat berpenghasilan rendah adalah masyarakat

yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu

mendapat dukungan Pemerintah untuk memperoleh rumah

(PP Nomor 64 Tahun 2016). Terlepas dari kebijakan

penyediaan perumahan, masyarakat berpenghasilan rendah

dinilai memiliki daya beli yang rendah dan akan cenderung

berusaha untuk tetap membangun permukiman dengan

keterbatasan kondisi fisik lingkungan sekalipun. Sehingga,

masyarakat untuk membangun rumah di Kampung sebagai

kawasan hunian disesuaikan dengan kemampuan

perekonomiannya.

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diperoleh dan dapat digunakan untuk

konsumsi maupun menambah kekayaan. Penghasilan yang

dimaksud yakni penghasilan dari pekerjaan yang didapatkan

dari hubungan kerja dengan pekerjaan, baik dalam bentuk

gaji, upah, honorarium, dll. BPS (2008) menjelaskan

penghasilan sebagai pendapatan yang digolongkan menjadi 4

yaitu :

1. Sangat tinggi (> Rp. 3.500.000 per bulan)

2. Tinggi ( Rp.2.500.000-Rp. 3.500.000 per bulan)

3. Sedang (Rp.1.500.000-Rp. 2.500.000 per bulan)

Page 46: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

24

4. Rendah (< Rp. 1.500.000)

Sedangkan, daya beli rumah adalah kemampuan

masyarakat dalam membelanjakan uangnya dalam bentuk

rumah. Daya beli dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :

1. Pendapatan, makin tinggi pendapatan makin tinggi pula

daya belinya

2. Tingkat pendidikan , makin tinggi tingkat pendidikan

maka semakin tinggi pula kebuuhan yang ingin

dipenuhinya

3. Tingkat kebutuhan, setiap orang memiliki kebutuhan

yang berbeda-beda

4. Harga barang, jika harga barang naik maka daya beli

akan menurun dan sebaliknya

5. Mode barang, mode barang yang dikonsumsi berkaitan

dengan keinginan dan kepuasan konsumen.

Luas Kampung hanya 7% dari seluruh total area

terbangun di perkotaan, tetapi dapat menyediakan kebutuhan

lahan bagi permukiman perkotaan. Dan sebagian besar dapat

memenuhi kebutuhan bermukim keluarga berpenghasilan

rendah, termasuk 20% masyarakat berpenghasilan menengah

ke bawah. Tingkat perekonomian masyarakat di Kampung

beragam dari tingkat menengah ke bawah. Kampung sebagai

bentuk tipikal permukiman masyarakat berpenghasilan

rendah, berlokasi di seluruh bagian kota yang penting,

termasuk lingkungan kota dengan harga lahan termahal, yaitu

pusat perdagangan, pemerintahan maupun lokasi lainnya

(Johan Silas, 1988 dalam Hastijanti, Retno 2003). Sehingga,

turut berpengaruh terhadap penggunaan ruang-ruang dalam

Kampung untuk upaya meningkatkan kebutuhan

perekonomian masyarakatnya.

Page 47: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

25

Untuk memenuhi kebutuhan perekonomian, maka

masyarakat pada umumnya melakukan kegiatan kegiatan

ekonomi yakni untuk memproduksi barang dan jasa maupun

mengkonsumsi menggunakan barang dan jasa tersebut. Jenis

kegiatan ekonomi (U Ningsih,2017), meliputi :

a. Produksi, yaitu kegiatan ekonomi yang mengasilkan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kagiatan ini dilakukan oleh produsen

b. Distribusi, adalah penyaluran suatu barang dan jasa

kepada konsumen. Kegiatan distribusi merupakan

kegiatan ekonomi yang menghubungkan produsen

sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen

sebagai pengguna barang dan jasa tersebut.

c. Konsumsi, adalah kegiatan manusia dalam

memanfaatkan nilai guna barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya. Tujuan konsumsi adalah

untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak

terbatas jumlahnya.

Selain beberapa kegiatan-kegiatan ekonomi di atas,

masyarakat juga terlibat dalam beragam jenis usaha, seperti :

1) Pertanian

2) Industri

3) Dan perdagangan

Sehingga beragam jenis kegiatan dan usaha tersebut

teerwujud dalam aktivitas perekonomian masyarakat dalam

Kampung.

Page 48: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

26

Tabel 2. 4 Sintesa Pustaka Perkembangan Kampung Secara

Ekonomi

SUMBER Budiarjo

(1992)

Peraturan

Pemerintah

Nomor 68

Tahun 2016

Johan

Silas

(1988)

U Ningsih

(2017)

Sintesa

TEORI/

LITERATUR

Perkembangan

Kampung

secara Ekonomi

Karakteristik Kampung secara Ekonomi

Penghasil

an

masyarak

at

- Penghasilan

masyarakat

- Daya beli

rumah

Penghasilan

masyarakat

- Kegiatan

ekonomi

- Jenis

usaha

- Penghasilan

masyarakat

- Kegiatan

ekonomi

- Jenis usaha

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

2.2 Dialog antara Space dan Place

2.2.1 Dasar Pemikiran Space to Place

Penggunaan kata dan istilah space (ruang) dan place

(tempat) memiliki kedekatan yang cukup signifikan.

Penggunaan istilah ini seringkali masih terkesan sama dan

tidak ada batasan yang jelas. Yudhistira, Ferro (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul Ruang Ephemeral menekankan

bahwa pembahasan ruang (space) dan tempat (place)

cenderung mengarah pada apa yang dialami dan dirasakan

oleh pengguna yang menggunakan suatu space atau place.

“In experience, the meaning of space often merges with

that of place. Space is more abstract than place” (Yi Fu

Tuan, 1977:6). Dalam pendapat tersebut, dapat diartikan

bahwa space memiliki perbedaan yang cukup signifikan

dengan place. Dimana space dinilai abstrak atau memiliki

batasan yang tidak jelas dibandingkan dengan place. Sehingga

dalam penelitian ini, akan diklaim bahwa space dan place

memiliki perbedaan makna. Hal ini sekaligus mendasari

pentingnya dilakukan transformasi space menjadi place.

Page 49: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

27

2.2.2 Space (ruang)

Yi Fu Tuan (1977:136), memperjelas pandangannya

mengenai space yang dinilai lebih abstrak dari place karena

kondisi dimana setelah individu mengalami sebuah ruang

maka selanjutnya dapat menangkap nilai-nilai yang hadir di

ruang tersebut. Nilai inilah yang menjadi salah satu indikator

untuk individu tersebut menentukan space tersebut sebagai

place atau bukan. Sehingga, space dapat dijelaskan belum

memiliki nilai dan esensi pemanfaatan tertentu.

Pandangan yang bertolak belakang dikemukakan oleh

De Certeau (1984:124 dalam Yudhistira, Ferro. 2010) yang

didasarkan atas unsur waktu yang berkembang secara

dinamis, “in short, space is practiced place. Thus the street

geometrical defined by urban planning is transformed into a

space by walkers”. Pendapat ini mengarahkan bahwa makna

sebuah ruang akan muncul berdasarkan situasi dan kondisi

yang telah ada.

Pandangan mengenai ruang, ditinjau dari KBBI yang

menyebut ruang sebagai sela-sela diantara dua (deret) tiang

atau sela-sela di antara 4 tiang (di bawah kolong rumah),

rongga yang terbatas atau terlengkung oleh bidang, rongga

yang tidak terbatas, tempat segala yang ada.

Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan

ruang, menyebutkan ruang sebagai wadah yang meliputi

ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk di dalam

bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya.

Dan dalam penelitian terkemuka oleh Sita, Maya

(2010) menjelaskan penggunaan istilah ruang dalam dunia

arsitektur mengacu pada bahasa Inggris space dan bahasa

Page 50: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

28

Prancis Espace. Dimana istilah ini diturunkan dari induk kata

dalam bahasa latin spatium, artinya wilayah tidak terbatas

atau ekspansi dari tiga dimensi wadah seluruh obyek berada.

Dialog mengenai pendapat atau pandangan terkait

space yang akan digunakan dalam penelitian ini sejalan

dengan yang dijelaskan oleh Yi Fu Tuan (1977:136), dimana

memandang ruang sebagai objek yang belum bernilai dalam

konteks wiayah yang tidak terbatas, kaitannya dengan

filosofis yang dikemukakan oleh Sita, Maya (2010) yakni

space dinilai sebagai wadah seluruh obyek berada.

Berdasarkan beragam penjelasan di atas dapat

dijelaskan bahwa sebuah ruang dinilai sebagai space, dengan

ciri :

- Dinilai abstrak karena belum terdapat pemanfaatan atau

esensi penggunaan tertentu

- Tempat segala yang ada (meliputi ruang darat, ruang

laut, ruang udara dan di dalam bumi)

- Tidak terbatas

Tabel 2. 5 Sintesa Konsep Space SUMBER Yi Fu

Tuan

(1977:13

6)

De Certeau

(1984:124

dalam

Yudhistira,

Ferro.

2010)

KBBI UU Nomor

26 tahun

2007

tentang

Penataan

Ruang

Sita, Maya

(2010)

Sintesa

TEORI/

LITERATUR

Space (tempat)

Konsep space

- Space adalah

indikator

menentukan

place

- Bersifat abstrak

- Belum

bernilai

- Adanya situasi dan

kondisi

tertentu

- Rongga yang

terbatas

- Tempat segala

yang

ada

- Tempat melakukan

kegiatan

- Keberlangsungan hidup

- Wilayah tidak

terbatas

- Wadah seluruh

obyek

berada

- Bersifat abstrak

- Wilayah

tidak terbatas

- unvalued

- Wadah seluruh

obyek

berada

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

Page 51: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

29

2.2.3 Place (tempat)

Secara filosofis Sita, Maya (2010) menjelaskan istilah

place yang terdiri dari polis dan ethea yang merujuk pada

pengertian place (tempat) yang merupakan tempat hidup yang

sarat dengan makna politis. Sehingga tempat dilihat sebagai

keberadaan dari segala sesuatu. Keberadaan dari segala

sesuatu, mengartikan bahwa place memiliki nilai dari sesuatu

tersebut (objek). Place adalah tempat terjadinya peristiwa.

Peristiwa yang dimaksud dapat dilihat dalam bentuk kegiatan

individu-individu yang dilakukan di dalamnya.

Yi Fu Tuan (1977) menjelaskan bahwa “Place is

security, space is freedom”. Sehingga, place dinilai sebagai

ruang yang memiliki makna terhadap seseorang sebagai

pengguna. Sehingga, place dapat diartikan memiliki sebuah

esensi berdasarkan kegiatan yang berlangsung di dalamnya,

serta persepsi orang yang menggunakan tempat tersebut.

“Space has been seen in distinction to place as a

„realm without meaning‟, but when people invest meaning in a

portion of space and then become attached to it in some way it

becomes a place” (Cresswell,2004). Pandangan ini

memperkuat pernyataan bahwa sebiah space yang diberi

makna karena adanya suatu aktivitas pemanfaatan, maka akan

menjadi place.

Setiap aktivitas bisa mengacu pada tindakan yang

diberikan oleh pengguna. Namun makna dari place itu sendiri

merujuk pada persepsi dan psikologis dari suatu pengalaman

lingkungan yang dirasakan oleh manusia. Sehingga makna

place bagi setiap pengguna mengarah pada hasil dari interaksi

manusia dengan ruang hidupnya (Najavi, 2011).

Dalam penelitian ini akan digunakan pemahaman place

sebagai tempat yang bernilai dan dimaknai pengguna

Page 52: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

30

berdasarkan jenis kegiatan yang berlangsung di dalamnya

sebagai suatu interaksi yang berlangsung antar pengguna

dengan ruang.

Beragam penjelasan mengenai place di atas, turut

menjelaskan bahwa :

- Memiliki nilai dari keberadaan suatu objek

- Memiliki penggunaan tertentu atau dapat diartikan

tempat terjadinya suatu kejadian

- Makna place diberikan oleh penggunanya

Tabel 2. 6 Sintesa Konsep Place Sumber Sita, Maya

(2010)

Yi Fu Tuan

(1977)

(Najavi, 2011). Sintesa

TEORI/

LITERATUR Place (tempat)

Konsep place

- Keberadaan

dari segala

sesuatu - Memiliki

nilai

- Tempat terjadinya

peristiwa

- Makna bagi

pengguna

- Esensi berdasarkan

kegiatan

- Persepsi

pengguna

- Interaksi manusia

dengan ruang

hidup - Kegiatan yang

berlangsung di

dalamnya

- Persepsi

pengguna

- Interaksi manusia

dengan

ruang - Memiliki

nilai

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

2.2.4 Placemaking : How to make a place ?

Konsep placemaking (making a place) merupakan

sebuah prinsip yang digunakan dalam perancangan kota yang

menekankan pada pembentukan ruang melalui interaksi

manusia dengan bangunan serta interaksi bangunan dan

konteks lingkungannya, dalam pandangan ini bangunan dapat

dilihat sebagai ruang, (Rapoport, 1998, p.9).

Interaksi adalah sebuah proses timbal balik. Interaksi

yang dimaksud yakni adanya kegiatan atau aktivitas yang

dikerjakan oleh manusia yang berlangsung pada sebuah

Page 53: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

31

tempat sehingga memberikan arti mengenai kebermanfaatan

bangunan tersebut. Interaksi ruang dengan lingkungan

sekitarnya dapat dilihat sebagai hubungan yang

mempengaruhi makna pembentukan tempat (place)

berdasarkan kaitannya dengan kondisi lingkungan tersebut

sebagai ruang publik.

Secara mikro, making a place juga menekankan pada

hubungan bangunan dengan konteks lingkungannya secara

visual yang memberikan identitas pada bangunan tersebut.

Hubungan keterkaitan dalam interaksi ini adalah sebuah

proses untuk mengubah ruang (space) menjadi tempat (place).

Space dalam konteks ini, dinilai belum memiliki fungsi yang

sesuai dan karakter yang identik, sehingga penting untuk

diarahkan menjadi place (tempat) dengan fungsi yang lebih

spesifik dan karakter yang kuat (Reny Syafriny et all, 2013).

Dalam penelitian lainnya oleh Syafriny, Reny et all

(2013) yang berjudul “Placemaking di Ruang Publik Tepi

Laut Kota Manado” menyatakan 3 elemen yang akan

menentukan keberhasilan pembentukan tempat yakni :

1. Persepsi atau penilaian manusia sebagai pengunjung

atau pengguna tempat;

2. aktivitas manusia dalam ruang dan;

3. setting tempat berlangsungnya aktivitas

Adapun yang berperan dalam proses menciptakan

ruang (space) dan tempat (place) oleh kelompok pengguna

yaitu manusia dengan ruang di sekitarnya. Sehingga upaya

membuat place dapat dilihat sekaligus sebagai upaya untuk

memanusiakan ruang. Placemaking selain dipandang sebagai

upaya memanusiakan ruang, juga identik dengan kebutuhan

akan ruang terbuka yang lebih baik (Project for Public

Spaces). Kebutuhan akan ruang terbuka dilatarbelakangi oleh

Page 54: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

32

kepentingan setiap lapisan masyarakat untuk bebas

berinteraksi. Ruang terbuka yang dimaksud yakni ruang

publik yang memuat beragam aktivitas masyarakat.

Placemaking juga merupakan pendekatan perilaku

lingkungan yang menjelaskan persepsi manusia terhadap

lingkungannya sehingga pendekatan ini dapat menggali

proses-proses yang mempengaruhi penilaian suatu lingkungan

termasuk pendapat dan penilaian masyarakat dalam kebijakan

merencanakan suatu kawasan (Soini et al., 2012 dalam Sense

of Place Masyarakat terhadap Lansekap Kawasan Bumiaji

Kota Batu).

Tabel 2. 7 Sintesa Pustaka Dasar Pemikiran Space to Place SUMBER Rapaport

(1998, p.9)

Syafriny,

Reny et all

(2013)

Project for

Public Spaces

Sintesa

TEORI/

LITERATUR

Dasar

pemikiran

space to place

Konsep placemaking Konsep space

& place

- Interaksi

manusia

dengan

ruang

- Interaksi

bangunan

dengan

lingkungan

sekitarnya

- Kebutuhan

ruang

terbuka

- Kebutuhan

ruang

publik

- Spesifikasi

fungsi

- Karakter

ruang

- Penilaian

pengguna

- Aktivitas

- Setting

tempat

aktivitas

- Interaksi

manusia

dengan

ruang

- Interaksi

ruang

dengan

lingkungan

sekitarnya

- Kebutuhan

ruang

publik

- Karakter

ruang

- Penilaian

pengguna

- Aktivitas

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

Page 55: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

33

2.2.5 Kriteria placemaking

Placemaking merupakan pendekatan yang dinilai

sangat relevan dalam membentuk kebermanfaatan place untuk

mendukung Kampung berkelanjutan. Di samping itu

dibutuhkan ukuran yang sesuai untuk menjadi dasar penilaian

dalam memahami placemaking, yang dapat ditentukan

melalui kriteria apa saja yang mendukung placemaking.

Berikut penjelasan kriteria placemaking yang dilansir dari

berbagai literatur sebagai berikut :

Adanya elemen-elemen pembentuk place (elemen

fisik & non fisik)

Elemen adalah komponen-komponen yang membentuk

sebuah space menjadi place. Elemen tersebut dapat berbentuk

fisik dan non fisik. Elemen fisik identik dengan elemen-

elemen yang dapat dilihat. Keberadaan elemen fisik ini dapat

digambarkan sebagai berikut (Brown, Dixon, dan Gillham

2009, p.108-109 dalam Agus, YP 2010) :

1. Merespon skala kesadaran inderawi manusia

Kesadaran inderawi berkaitan dengan apa yang dapat

dilihat, didengar dan dirasakan oleh indra manusia.

Respon inderawi manusia dapat dihasilkan dari adanya

interaksi atau kontak dengan komponen fisik di

sekitarnya. Kesadaran pengguna akan sebuah place

dapat dilihat dari apa yang dilihat, didengar dan

dirasakan oleh pengguna terkait space yang memiliki

makna atau esensi tertentu bagi pengguna tersebut.

2. Mengintegrasikan tradisi, alam dan inovasi

Tanpa disadari, elemen fisik dapat menggabungkan

tradisi, alam yang berlangsung seperti biasanya dengan

inovasi yang dilahirkan dari perubahan-perubahan

waktu.

Page 56: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

34

3. Menekankan pada pembentukan identitas

Elemen-elemen fisik berindikasi pada pembentukan

identitas place yang ditunjukkan lewat karakteristik

bentuk dan visual. Kekhasan suatu tampilan fisik

pelingkup jalan akan menciptakan suatu identitas

kawasan dan dipengaruhi oleh kualitas visual yang

baik. Elemen-elemen yang membentuk karakter visual

suatu kawasan akan menentukan kualitas visual yang

baik. (Cullen, 1961)

Bentuk elemen fisik urban design dapat menjadi

elemen fisik yang mendasari pembentukan sebuah place

(Shirvani, 1985) :

1. Tata Guna Lahan (Landuse)

Pengaturan landuse berpengaruh terhadap penentuan

alokasi fungsi lahan yang terbaik. Hal ini bermanfaat

untuk mengembangkan dan mengendalikan investasi

pembangunan. Pada skala makro, tata guna lahan lebih

bersifat multifungsi/mixed use.

2. Bentuk dan massa bangunan (Building Form and

Massing)

Bentuk dan massa bangunan dapat dilihat dari

ketinggian dan besarnya bangunan, penampilan bentuk

maupun konfigurasi dari massa bangunannya. Bentuk

dan massa bangunan juga ditentukan oleh besaran

selubung bangunan (building envelope), koefisien dasar

bangunan (building covered rasio), koefisien lantai

bangunan (floor area ratio), sempadan bangunan, ragam

arsitektur, skala, material, warna dan sebagainya.

3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation & Parking)

Elemen ini berkaitan dengan sirkulasi kota kaitannya

dengan ketersediaan prasarana jalan yang tersedia,

Page 57: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

35

bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum untuk

menciptakan manajemen transportasi yang menyeluruh.

4. Ruang Terbuka (Open Space)

Elemen ruang terbuka berkaitan dengan lansekap.

Lansekap meliputi :

- Lansekap elemen keras (hardscape), seperti jalan,

trotoar, bebatuan dan sebagianya

- Lansekap elemen lunak (softscape), berupa tanaman

dan air. Selai itu elemen lunak juga meliputi ruang

terbuka yang terdiri dari lapangan, jalan, sempadan

sungai, jalur hijau, taman dan lain sebagainya

Berdasarkan, letak dan macam kegiatannya, terdapat

dua macam ruang terbuka yaitu :

- Publik domain, ruang terbuka yang berada di luar

lingkup bangunan dan dapat dimanfaatkan secara

umum

- Privat domain, ruang terbuka yang berada dalam

lingkup suatu bangunan dan sekaligus merupakan

bagian bangunan tersebut serta dibatasi oleh

kepemilikan

5. Area Pedestrian (Pedestrian Area)

Elemen pejalan kaki dibantu dengan interaksinya pada

elemen. Atraksi untuk mendapatkan suasana saat

melakukan pergerakan, baik statis maupun dinamis

6. Aktivitas Pendukung (Activity Support)

Aktivitas pendukung dapat dijelaskan sebagai semua

fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang

mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Elemen

aktivitas pendukung mempertimbangkan fungsi utama

dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat

menggerakkan aktivitas. Hal ini meliputi berbagai fungi

Page 58: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

36

dan aktivitas yang memperkuat karakteristik ruang

publik. Bukan hanya berupa sarana pendukung jalur

pejalan kaki atau plaza melainkan setiap fungsi elemen

kotayang dapat membangkitakan aktivitas seperti pusat

perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun dan sebagainya.

7. Penanda (Signage)

Penanda dalam kehidupan kota mengisi ruang visual

kota dalam bentuk papan ikla, spanduk, baliho dan

sebagainya. Hal ini mempengaruhi visualisasi kota baik

secara makro maupun mikro.

8. Preservasi (Preservation)

Preservasi adalah perlindungan terhadap lingkungan

tempat tinggal (permukiman) maupun ruang-ruang

publik yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti

halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.

Adapun manfaat dari adanya preservasi adalah

meningkatkan nilai lahan, nilai lingkungan,

menghindari pengalihan bentuk dan fungsi karena

aspek komersial serta meningkatkan pendapatan dari

pajak dan retribusi.

Adapun elemen non fisik berkaitan dengan jenis

kegiatan yang berlangsung di dalam ruang kampung tersebut.

Adapun bentuk ruang yang dimaksud dalam penelitian ini

berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

manusia yang berlangsung pada sebuah ruang sehingga

memberikan arti mengenai kebermanfaatan ruang tersebut.

Terdapat 3 aktivitas penggunanya menurut Gehl dalam Zhand

& Lawson (2009), antara lain :

1. Aktivitas penting, yakni aktivitas dimana setiap orang

memiliki kegiatan rutin yang harus dilaksanakan dalam

segala kondisi, misalnya bekerja, bersekolah dll.

Page 59: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

37

2. Aktivitas pilihan, adalah aktivitas yang memiliki

tingkat prioritas setelah aktivitas penting. Misalnya

memilih untuk berjalan santai pada sore atau

menangguhkannnya apabila hari tidak cerah.

3. Aktivitas sosial, merupakan aktivitas yang lebih

menekankan pada terjadinya proses sosial, baik dalam

bentuk kontak fisik maupun kontak pasif. Dan aktivitas

ini terjadi secara bersamaam dengan dua aktivitas

lainnya.

Dalam melakukan evaluasi terhadap ruang publik di

seluruh dunia, PPS (Project for Public Spaces) menemukan

bahwa untuk membentuk sebuah place yang berhasil

berkualitas yakni dapat diakses dengan mudah, banyaknya

orang yang terlibat dalam kegiatan di sana, tempat dimana

banyak orang dapat berinteraksi dengan orang lain serta

memiliki citra yang bagus. PPS mengembangkan The Place

Diagram yang dapat dijadikan sebagai salah satu tool yang

menjadi acuan bagaimana membuat sebuah place.

Page 60: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

38

Gambar 2. 1 The Place Diagram

Sumber : Project for Public Spaces, 2017

Sesuai dengan diagram di atas, terdapat 4 kriteria

yang berada pada lingkaran dalam. Lingkaran setelahnya di

luar kriteria utama adalah sejumlah aspek intuitif dan

kualitatif untuk menilai suatu tempat. Dan lingkaran luar

berikutnya menunjukkan aspek kuantitatif yang dapat diukur

dengan statistik atau penelitian. Adapun 4 kriteria utama yang

dirumuskan PPS yakni :

1. Acces & Linkage

Kriteria ini mengarah pada kemudahan akses place

dengan lingkungan sekitarnya baik secara fisik

Page 61: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

39

maupun visual. Dalam artian place tersebut nyaman

dan mudah diakses dari dan ke place tersebut.

2. Comfort & Image

Kesan pertama yang diciptakan oleh place tersebut

sangat berkaitan dengan citra yang dibentuk oleh

place itu sendiri. Sehingga kunci kesuksesan sebuah

place juga terbentuk dari citra yang bagus. Hal ini

dapat terbentuk dari persepsi tentang keamanan,

kebersihan dan ketersediaan tempat untuk duduk.

Seringkali ketersediaan tempat duduk diabaikan

dalam membentuk sebuah place.

3. Uses & activities

Adanya kegiatan (activities) yang berlangsung

merupakan dasar dari terbentuknya suatu tempat.

Sehingga, kegiatan tersebut menjadi suatu alasan bagi

orang-orang untuk datang dan pergi. Apabila tidak

ada kegiatan dalam place tersebut, maka dapat

diartikan bahwa ada sesuatu yang salah dengan place

tersebut.

4. Sociability

Kriteria ini mengarah pada place yang mendorong

jenis aktivitas sosial, tempat orang bertemu dan

menyapa teman, tetangga atau bahkan berinteraksi

dengan orang asing. Sehingga place cenderung

mendukung keterikatan yang kuat pada komunitas.

Page 62: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

40

Tabel 2. 8 Kriteria Placemaking

Sumber Brown, Dixon,

dan Gillham

2009, p.108-

109 dalam

Agus, YP 2010

Shirvani,

1985

Gehl dalam

Zhand &

Lawson

(2009)

Project for

Public

Spaces, 2017

Sintesa

TEORI/

LITERATUR

Kriteria

Placemaking

Elemen Fisik Elemen

Non Fisik

1. Respon

skala kesadaran

inderawi

manusia 2. Integrasi

tradisi,

alam dan inovasi

3. Pembentuk

an identitas

1. Tata Guna

Lahan 2. Bentuk &

massa

bangunan 3. Sirkulasi &

prakir

4. Ruang terbuka

5. Area

pedestrian 6. Aktivitas

pendukung

7. Penanda 8. Preservasi

Pilihan

aktivitas 1. Aktivitas

penting

2. Aktivitas pilihan

3. Aktivitas

sosial

1. Acces &

linkage 2. Comfort &

image

3. Uses & activities

4. Sociability

1. Sirkulasi

2. Ruang Terbuka

3. Aktivitas

Pendukung 4. Penanda

5. Aktivitas

Sosial 6. Acces &

Linkage

7. Comfort & image

8. Uses &

activities 9. Sociability

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

2.2.6 Prinsip Pembentukan Place

Selain itu elemen lain pembentukan place dapat

dibentuk dari peran masyarakat terhadap pembentukan ruang

Kampung. Hal ini dinilai sebagai proses kolaboratif. Elemen

ruang sebagai proses kolaboratif ini dapat membentuk ruang

publik untuk memaksimalkan nilai bersama.

Dalam booklet placemaking what if we built our cities

around places menjelaskan bahwa Placemaking

menginspirasi orang-orang untuk secara kolektif

mengimajinasikan dan menemukan kembali ruang publik

yang sesuai dengan keinginan masing-masing komunitas.

Memperkuat hubungan antara orang-orang dan tempat mereka

berbagi, placemaking mengacu pada proses kolaboratif yang

Page 63: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

41

mana kita dapat membentuk ruang publik untuk

memaksimalkan nilai bersama.

Ketersediaan ruang publik

Place identik dengan ketersediaan ruang publik yang

dapat diakses banyak orang. Dan karakter place akan

cenderung dibentuk dari aktivitas publik oleh orang-

orang tersebut bahkan nilai-nilai yang dianut beragam

dari kelompok sosial masyarakat di dalamnya.

Bersifat bottom up

Ruang publik sebagai proses kolaboratif, cenderung

mengarah pada peranan orang-orang yang bermukim di

dalamnya. Hal ini membangun persepsi ruang publik

dengan ciri yakni bersifat bottom up. Sifat ini

menjelaskan mengenai adanya pemberdayaan potensi

masyarakat setempat (masyarakat tradisional) untuk

terlibat dalam merencanakan proses place dengan

mengacu pada aset dan keterampilan yang dimiliki

komunitas sehingga tidak hanya bergantung pada ahli

profesional. Hal ini turut memberikan perspektif

lainnya mengenai placemaking, dimana proses ini tidak

terlepas dari keterlibatan masyarakat untuk menentukan

arah pembentukan place yang sesuai (Project for Public

Space, 2012).

Untuk itu dalam penyediaan ruang publik, peran

masyarakat sangat signifikan. Toth (2016), turut

mengemukakan prinsip keberadaan ruang publik yang baik

dalam kaitannya dengan kebutuhan masyarakat:

1. The community is the expert

Masyarakat memegang andil dalam pembentukan

ruang yang ditempati, sehingga masyarakat berperan

sebagai ahlinya

Page 64: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

42

2. You are creating a place not just a design

Ruang publik yang baik adalah dengan

menjadikannya sebagai place bukan hanya tampilan.

Karena tampilan melalui desain hanya salah satu alat

pembentuk place. Placemaking adalah sebuah proses

yang terus berjalan.

3. They always say it can‟t be done

Ruang tersebut menarik banyak orang untuk terus

beraktivitas di situ.

4. Develop a vision

Place terus berkembang dalam rencana jangka

panjang

5. From supports function

Desain dapat membantu orang-orang untuk

menggunakan tempat

6. Triangulate

Ruang publik dapat menghubungkan penggunaan satu

tempat dengan tempat lainnya.

7. Start with the petunias

Petunia yang dimaksud di sini dapat digambarkan

sebagai simbol estetika dari sebuah konsep. Sehingga

ruang publik yang baik dihasilkan dari uji coba

konsep dalam jangka panjang dengan implementasi

yang bertahap.

8. You are never finished

Prinsip ini mengarah pada keberlanjutan, yakni

pembentukan ruang publik yang baik dapat didukung

oleh manajemen yang terus-menerus mendukung

menjadi lebih baik.

Page 65: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

43

2.3 Tipologi Ruang

Tipologi adalah pengelompokan berdasarkan tipe atau

jenis. Untuk itu, tipologi ruang dapat diartikan

pengelompokan ruang berdasarkan tipe dan jenis. Dalam

kaitannya dengan pembahasan pustaka sebelumnya mengenai

salah satu prinsip pembentukan ruang adalah ketersediaan

ruang publik.

Rustam Hakim (1987), menjelaskan ruang publik

merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas

tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun

secara kelompok, dimana bentuk dari ruang publik ini sangat

tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Pendapat

lainnya oleh Carr (1922), bahwa ruang publik adalah ruang

atau lahan umum tempat masyarakat dapat melakukan

kegiatan publik fungsional maupun kegiatan sampingan

lainnya yang dapat mengikat suatu komunitas, baik itu

kegiatan sehari hari atau berkala. Sehingga dapat dijelaskan

bahwa ruang publik cenderung diukur oleh aktivitas dan

penggunanya (individu atau kelompok) serta akses

penggunaannya.

Selanjutnya akses penggunaan ruang publik lebih lanjut

dikelompokkan dalam tipe tipe tertentu. Salah satunya

tipologi ruang publik berdasarkan pelingkupnya (Carmona, et

al :2003, p.111 dalam Johannes), dibagi menjadi :

- External public space, biasanya berbentuk ruang luar

yang dapat diakses oleh semua orang (publik).

Misalnya taman kota, alun-alun, jalur pejalan kaki, dan

lain sebagainya

- Internal public space, ruang publik jenis ini berupa

fasilitas umum yang dikelola oleh Pemerintah dan dapat

diakses warga secara bebas tanpa batasan tertentu,

Page 66: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

44

misalnya rumah sakit, kantor atau pusat pelayanan

warga lainnya

- External and internal “quasi”, ruang publik jenis ini

berupa fasilitas umum yang dikelola oleh sektor privat

dan ada batasan atau aturan yang harus ditaati.

Misalnya mall, restoran dan lain sebagainya.

Tabel 2. 9 Sintesa Pustaka Tipologi Ruang

Sumber Rustam

Hakim

(1987)

Carr (1922) Carmona, et al

:2003, p.111

dalam Johannes

Sintesa

TEORI/

LITERATUR

Tipologi Ruang

Ruang Publik Tipologi Ruang

- Menampun

g aktivitas

- Aktivitas

individu

dan

kelompok

- Tergantung

pola

susunan

dan massa

banunan

- Mengikat

komunitas

- Intensitas

kegiatan

sehari hari

atau

berkala

- External public

space

- Internal public

space

- External and

internal

“quasi”

Ruang publik

- Aktivitas

- Individu

atau

kelompok

Tipologi

Ruang Publik

- External

public space

- Internal

public space

- External

and internal

“quasi”

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

2.4 Hubungan Manusia dengan Ruang

Interaksi antar manusia dengan ruang (space) adalah

sebuah hubungan yang mempengaruhi makna pembentukan

tempat (place) berdasarkan penilaian pengguna yakni

Page 67: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

45

masyarakat. Interaksi ini dapar diukur dalam dimensi pada

model keterikatan manusia dengan tempat (Hammit et al 2009

dalam Reny Syafriny, et all 2013), yaitu :

1. Keakraban (familiarity)

Dimensi ini menjelaskan mengenai pemahaman yang

lebih baik terkait makna sebuah tempat. Hal ini dapat

dilihat dari preferensi pemilihan tempat sesuai dengan

fungsinya.

2. Rasa memiliki (belongingness)

Dimensi ini berkaitan dengan kecintaan atau kepuasan

terhadap kualitas tempat.

3. Identitas (Identity)

Dimensi identitas berhubungan dengan kesan tempat

maupun citra yang terbentuk dalam tempat tersebut.

Sehingga pengguna dapat memahami kedekatan dengan

tempat tersebut.

4. Ketergantungan (dependence)

Dimensi ketergantungan berkaitan dengan seberapa

besar kekuatan daya tarik tempat dibandingkan dengan

tempat lain. Ketergantungan dapat ditunjukkan dalam

frekuensi pengguna saat berkunjung ke tempat tersebut

maupun layanan kenyamanan dan kebersihan yang

disediakan.

5. Keberakaran (rootedness)

Dimensi ini menunjukkan seberapa besar manusia

dapat bertahan di tempat selain berdiam di rumah.

Dimensi erat hubungannya dengan aktivitas yang

berlangsung.

Hubungan emosional antara manusia dengan ruang

akan terkandung dalam sebuah makna yang didalami oleh

pengguna ruang tersebut. Punter (1991) dan Montgomery

Page 68: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

46

(1998), menyampaikan adanya sense dari keterkaitan manusia

dengan ruang dapat tergambarkan melalui jalinan penataan

setting fisik (form), aktivitas yang terjadi serta citra yang

ditimbulkan. Apabila memiliki hubungan yang cukup kuat

atau sense yang tinggi maka akan mendorong orang untuk

berdiam di sana dan tinggal lebih lama. Cross (2001),

mempertegas hal ini dengan menjelaskan bahwa hubungan

manusia dengan tempat adalah mengenai interaksi desain

pengaturan fisik suatu tempat sehingga persepsi dari

pengguna sangat mempengaruhi hubungan apa yang dibangun

dalam keterkaitannya dengan ruang.

Tabel 2. 10 Sintesa Pustaka Hubungan Manusia dengan Ruang

Sumber (Hammit et

al 2009

dalam Reny

Syafriny, et

all 2013))

John Punter

(1991) dan

John

Montgomery

(1998)

Cross

(2001)

Sintesa

TEORI/

LITERATU

R Hubungan

Manusia

dengan

Ruang

Keterkaitan Hubungan Manusia dengan

Ruang

- Keakraban

- Rasa

Memiliki

- Identitas

- Ketergantu

ngan

- Keberakar

an

- Setting

penataan

fisik (form)

- Aktivitas

yang

ditimbulkan

- Waktu

berdiam

Desain

pengatura

n fisik

- Keakraban

- Rasa

Memiliki

- Identitas

- Ketergantung

an

- Keberakaran

- Setting

penataan

fisik

- Waktu

berdiam

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

Page 69: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

47

2.5 Transformasi Kampung Space menjadi Place

Perubahan-perubahan yang terjadi baik secara fisik,

sosial dan ekonomi dalam ruang Kampung berlangsung terus

menerus dan memunculkan adanya fenomena Transformasi.

Alexander (1987 dalam Sesotyaningtyas et al 2016)

mengemukakan 5 ciri tertentu transformasi :

1. Transformasi terjadi secara perlahan-lahan

2. Awal dan akhir dari transformasi tidak dapat diduga

karena tergantung dari latar belakang proses terjadinya;

3. Transformasi bersifat komprehensif dan

berkesinambungan

4. Transformasi selalu memiliki keterkaitan erat dengan

sistem nilai yang ada di dalam masyarakat.

Dalam penelitian transformasi Kampung Kota di

Kawasan Segitiga Emas Kota Semarang oleh Apriliani, Dias

dkk ( 2014) membahas mengenai transformasi kampung dari

perspektif fisik spasial, kependudukan, dan sosial ekonomi.

Aspek yang berkorelasi dengan penelitian transformasi space

menjadi place adalah aspek fisik spasial yang merujuk pada

pola aktivitas penggunaan lahan, fungsi bangunan, dan

karakteristik kawasan bermukim yang ditunjukkan melalui

kepadatan bangunan. Adapun, indikator lainnya untuk

mengukur transformasi space menjadi place adalah elemen-

elemen yang membentuk ruang-ruang tersebut dari esensi

space menjadi place.

Adapun transformasi didasari oleh beberapa faktor

sebagai proses penciptaan ruang dan tempat oleh kelompok

pengguna. Selain itu dalam penerapannya konsep ini

memberikan sinergi maksimal antara kualitas ruang dan

kualitas manusia secara berimbang. Untuk itu diperlukan

partisipasi pengguna ruang dalam rangka mengidentifikasi

Page 70: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

48

kebutuhan dan potensi masyarakat kota. Selain itu terdapat

beberapa faktor yang mendukung upaya penciptaan tempat

(Tschumi,1991), yaitu :

1. People

Pelaku utama dalam upaya penciptaan tempat yakni

setiap stakeholder yang terkait dengan kebutuhan

placemaking tersebut direncakan. Dan para pelaku

utama tersebut memiliki karakteristik yang berbeda

tetapi saling berkaitan dan membutuhkan satu sama lain

2. Place

Dalam segi lokasi/place, suatu kawasan yang

direncakanakan untuk diimplementasikan pendekatan

ini dapat dikembangkan dengan memahami potensi

yang dimiliki lokasi tersebut

3. Movement

Movement atau yang biasa diartikan sebagai

pergerakan dan diwujudkan dalam berbagai program

maupun kegiatan yang mendukung terciptanya place

Karakteristik Kampung terbentuk dari ciri-ciri fisik,

sosial dan ekonomi. Sehingga, adanya transformasi ruang

Kampung dipengaruhi oleh karakteristik fisik, sosial dan

ekonomi. Kondisi ini akan menentukan ruang terbuka publik

seperti apa yang akan dibentuk oleh masyarakat sebagai

pengguna. Serta hubungan penggunaan ruang yang

dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut.

Page 71: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

49

Tabel 2. 11 Sintesa Pustaka Transformasi Kampung Space

menjadi Place Sumber Dias, dkk (2014) Tschumi (1991) Sintesa

TEORI/ LITERATUR

Transformasi

Kampung space menjadi place

Faktor-faktor yang mempengaruhi

transformasi space menjadi place

- Kondisi fisik

- Kependudukan

- Sosial

- Ekonomi

- People

- Place

- Movement

- Fisik

- Sosial (people)

- Ekonomi

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

Page 72: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

50

2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah pembahasan terkait penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman dan arahan

dalam menyusun penelitian ini :

Tabel 2. 12 Penelitian Terdahulu

Aspek Pradita ,dkk, 2016 Reny, dkk. 2015 Asmarani,

Dewinta. 2014 Safira, 2012 Dwi, Pungki A,

Judul Kriteria

Placemaking untuk

Fashion Hub

Placemaking di Ruang

Publik Tepi Laut Kota

Manado

Pendekatan

Sustainable

Placemaking dalam

Pengembangan

Produk Wisata

Bahari dan

Konservasi Penyu di

Kabupaten Bangka

KAMPUNG

KREATIF : Sebuah

Solusi Spasial

Pemenuhan

Kebutuhan Dasar

Manusia

Sense of Place Pada

Kampung Home

Industry Perkotaan

Studi Kasus :

Kampung Pathuk,

Ngampilan

Yogyakarta

Tujuan

Penelitian

Mengetahui dampak

ekonomi yang dapat

dimunculkan oleh

suatu

identitas/predikat

kawasan dengan

menggunakan

pendekatan

placemaking

Menemukan nilai

keterikatan warga kota

dengan ruang tepi laut

mengungkap jenis

aktivitas dan tingkat

kepuasan warga

terhadap kondisi ruang

rekreasi yang ada guna

menetapkan kebutuhan

perencanaan

1. Mengetahui

variabel

placemaking

dalam

mendukung

keberlanjutan

pariwisata bahari

di Kabupaten

Bangka

2. Mengetahui

Mengamati pengaruh

lanjutan yang

diakibatkan oleh

hadirnya ruang

kreatif pada sebuah

setting hunian padat

serta

membandingkan

tingkat keberhasilan

suatu sistem baru di

1. Mengidentifikasi

kualitas sense of

place terbukan

publik di Kampung

Pathun ditinjau dari

aspek fisik ruang

2. Mengidnetifikasi

faktor-faktor yang

berpengaruh

terhadap sense of

Page 73: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

51

Aspek Pradita ,dkk, 2016 Reny, dkk. 2015 Asmarani,

Dewinta. 2014 Safira, 2012 Dwi, Pungki A,

faktor-faktor apa

saja yang perlu

dikembangkan

melalui

pendekatan

sustainable

placemaking

dalam

pengembangan

pariwisata bahari

dalamnya place pada

kawasan kampung

home industry

3. Mendapatkan

arahan penataan

fisik ruang yang

berperan dalam

peningkatan daya

tarik dan

keberhasilan

sebuah kawasan

kampung home

industry

Page 74: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

52

Aspek Pradita ,dkk, 2016 Reny, dkk. 2015 Asmarani,

Dewinta. 2014 Safira, 2012 Dwi, Pungki A,

Indikator /

Variabel

1. People

(masyarakat)

2. Kualitas SDM

3. Lokasi

4. Kultur kawasan

5. Activity

(aktivitas)

6. Movement

(pergerakan)

7. Kebutuhan

psikologis

masyarakat

8. Komunitas

1. Pola aksi

idividu/kelompok

dalam lingkungan

buatan

2. Rasa tempat dari

individu

(pengguna

tempat)

3. Nilai

rasa/kepuasan

terhadap setting

tempat

4. Elemen ruang

pendukung tempat

5. Jenis aktivitas

6. Keakraban

7. Rasa memiliki

8. Identitas

Ketergantungan

1. Persepsi

wisatawan

2. Stakeholder

3. Pengalaman

4. Karakteristik

penduduk

5. Kondisi

geografis

6. Aksesibiilitas

7. Akomodasi

1. Kebutuhan

aktualisasi diri

2. Kebutuhan

penghargaan diri

3. Kebutuhan rasa

memiliki

4. Kebutuhan rasa

aman

5. Kebutuhan

biologis

1. Form

2. Activity

3. Image

4. Konektivitas

5. Integrasi

6. Kedalaman

7. Aksesibilitas

Page 75: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

53

Aspek Pradita ,dkk, 2016 Reny, dkk. 2015 Asmarani,

Dewinta. 2014 Safira, 2012 Dwi, Pungki A,

Metode Metode yang

digunakan yakni

secara deskriptif

menjelaskan

mengenai indikator

dan variabel terkait

Metode yang

digunakan adalah

kuesioner tertutup dan

terbuka dengan

analisis kualitatif

eksploratori

Metode yang

digunakan adalah

metode deskriptif

kualitatif melalui

observasi, kuesioner

dan wawancara

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini adalam

metode pemetaan

perilaku (behavioral

mapping)

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini yaitu

metode kuantitatif

dengan metode

analisis space syntax

Page 76: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

54

Aspek Pradita ,dkk, 2016 Reny, dkk. 2015 Asmarani,

Dewinta. 2014 Safira, 2012 Dwi, Pungki A,

Hasil 1. berbasis

program fashion

yang ada,

dengan

perimbangan

bisnis, identitas

komunitas,

fungsi dan

promosi;

2. mewadahi

kebutuhan

psikologis

konsumen.

Berbasis

komunitas

3. Mengacu pada

kultur

4. mengakomodasi

kegiatan-

kegiatan

subkultur

fashion;

Terdapat 3 pokok hasil

penelitian yakni :

a). Kedekatan dan nilai

tempat bagi warga

kota

b). Ragam aktivitas

dan tingkat kepuasan

c).Kebutuhan

rancangan ruang

Berikut faktor-faktor

yang mempengaruhi

:

1. Persepsi

wisatawan

terhadap citra,

pengalaman

kunjungan wisata

serta variabel

placemaking

2. Potensi dan

kedudukan pusat

onservasi penyu

serta faktor-faktir

yang perlu

dikembangkan

melalui

pendekatan

sustainable

placemaking

- Kampung tidak

selalu diartikan

sebagai wilayah

yang kumuh, tidak

terencana ataupun

kurang akan

penyediaan

pelayanan dilihat

dari Kampung

Babakan Asih

Bandung dan

Kampung Code

Yogyakarta

- Proses perubahan

kampung menuju

kreatif dapat dilihat

dari information of

social environment,

source of

inspiration,

uniquely

stimulating

1. Kampung Pathuk

memiliki kondisi

sense of place

yang sedang

cenderung lemah.

2. Ruang jalan yang

berada di area

Barat dan Timur

memiliki kondisi

sense of place

yang lemah. k.

3. Elemen fisik ruang

(form) menjadi

aspek yang paling

lemah. Kondisi ini

Page 77: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

55

Aspek Pradita ,dkk, 2016 Reny, dkk. 2015 Asmarani,

Dewinta. 2014 Safira, 2012 Dwi, Pungki A,

Menciptakan ruang

dimana para pelaku

utama fashion

(pengusaha, kreator

dan konsumen) bisa

berinteraksi; dan

berdampak pada

perekonomian.

3. dalam

mendukung

keberlanjutan

pariwisata bahari

di Kab. Bangka

- experience.

- Terdapat beberapa

faktor yang

ditinjau dengan

pendekatan

placemaking

seperti inisiatif

warga, perubahan

setting (adanya

intimate space

- ), serta kontinuitas

(proses terus

menerus)

4. Elemen activity

cukup baik pada

beberapa ruang

yang lebih

dipengaruhi oleh

keberadaan

atraktor yang

kuat. Dalam

arahan desain,

elemen fisik

menjadi prioritas

di dalam

peningkatan

sense of place

kawasan

Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber, 2018

Page 78: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

56

Berdasarkan ringkasan-ringkasan dari penelitian-

penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterbaruan dari

penelitian ini dapat dilihat dari sisi karakteristik objek yang

diteliti, metode dan responden penelitian. Dimana pada

penelitian ini akan cenderung meneliti karakteristik Kampung

dengan entitasnya sebagai permukiman yang tumbuh karena

perkembangan kebutuhan permukiman di Kota. Metode yang

digunakan merupakan sintesa dari metode metode penlitian

terdahulu dengan output yakni skenario perubahan

(transformasi) ruang. Urgensitas diperlukannya perubahan

ruang (space) menjadi tempat (place) dalam ruang Kampung

juga dilatarbelakangi dengan adanya kondisi

ketidakberlanjutan kawasan Kampung. Responden pada

penelitian ini yakni masyarakat Kampung Tambak Asri

dimana belum pernah dilakukan penelitian sejenis pada

wilayah bermukim masyarakat tersebut. Oleh karena itu,

penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

variasi penelitian terkait pembentukan space menjadi place

dalam konteks placemaking untuk mendukung keberlanjutan

Kampung.

Page 79: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

57

2.7 Sintesa Pustaka Akhir

Berdasarkan hasil sintesa akhir keseluruhan maka

diperoleh indikator dan variabel penelitian berikut ini :

Tabel 2. 13 Sintesa Pustaka Akhir

Sasaran Indikator Variabel

Mengidentifikasi

persepsi penggunaan

ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri

oleh masyarakat

sebagai pengguna

Kondisi Fisik Kepadatan penduduk

Kondisi prasarana

dan sarana

Kondisi lingkungan

Kondisi Sosial Karakter desa

Kondisi Ekonomi Penghasilan

Kegiatan & usaha

ekonomi

Menentukan tipologi

ruang Kampung

Tambak Asri

berdasarkan persepsi

penggunaan

Kondisi ruang

publik

Aktivitas

Tipe ruang

Merumuskan kriteria

placemaking terhadap

ruang Kampung

Tambak Asri

Elemen-elemen

pembentuk place

Elemen fisik

Elemen Non fisik

Menyusun skenario

transformasi ruang

Kampung Tambak Asri

dengan pendekatan

placemaking

Klasifikasi output sasaran satu sampai

sasaran tiga

Sumber : Sintesa Penulis,

Page 80: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

58

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 81: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan rasionalistik deduktif. Pendekatan

rasionalistik dalam jenis penelitian deskriptf kualitatif ini

merupakan suatu pendekatan yang dilatarbelakangi oleh

filsafat rasionalisme dengan asumsi bahwa ilmu berasal dari

pemahaman intelektual yang dibangun atas kemampuan

argumentasi secara logis. Adapun deduktif yang dimaksud

adalah pendekatan yang diawali dengan membentuk hipotesis

atau teori sebelum melakukan penelitian di lapangan.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan

pendekatan campuran baik kuantitatif maupun kualitatif.

Penelitian kuantitatif berfokus pada proses kerja yang

berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah milah

permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau

dinyatakan dalam angka-angka. Sedangkan penelitain

kualitatif cenderung melakukan kajian berdasarkan perspektif

partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan

fleksibel. Pendekatan penelitian kuantitatif untuk mencapai

sasaran satu. Dan pendekatan penelitian kualitatif untuk

mencapai sasaaran dua, tiga dan empat.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu dalam bentuk

apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

memperoleh informasi, dan ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2013:38). Berdasarkan kajian dan sintesa pustaka yang telah

dilakukan, maka peneliti memperoleh indikator dan variabel

penelitian sebagai berikut :

Page 82: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

60

Tabel 3. 1 Indikator & Variabel Penelitian

Sasaran Indikator Variabel Parameter Definisi Operasional

Mengidentifikasi

persepsi

penggunaan ruang-

ruang di Kampung

Tambak Asri oleh

masyarakat sebagai

pengguna

Kondisi Fisik Kepadatan penduduk - Tinggi (>200

jiwa/Ha)

- Sedang (100-200

jiwa/Ha)

- Rendah (<100

jiwa/Ha)

Perbandingan antara

banyaknya penduduk

dengan luas lahan

wilayahnya

Kondisi prasarana dan

sarana - Sangat buruk

- Buruk

- Bersih

- Sangat bersih

Kondisi dan kualitas

fisik prasarana (utilitas

dan sarana (fasilitas

pelayanan umum),

merujuk pada

ketersediaan sarana

dan prasarana yang

mendukung elemen-

elemen pembentuk

place

Page 83: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

61

Sasaran Indikator Variabel Parameter Definisi Operasional

Kondisi lingkungan - Sangat buruk

- Buruk

- Bersih

- Sangat bersih

Kondisi fisik yang

mencakup lingkungan

fisik yang

menggambarkan

kondisi kebersihan

atau kelayakan ruang

Kondisi Sosial Karakter desa - Aktivitas kehidupan

bertetangga

- Komunitas yang

terbentuk

ciri-ciri dalam hidup

bermasyarakat di desa

yang nampak dalam

perilaku keseharian

masyarakat bermukim

di Kampung

Kondisi

Ekonomi

Penghasilan

masyarakat - Sangat tinggi (> Rp.

3.500.000 per bulan)

- Tinggi (

Rp.2.500.000-Rp.

3.500.000 per bulan)

- Sedang

(Rp.1.500.000-Rp.

2.500.000 per bulan)

- Rendah (< Rp.

Setiap tambahan

kemampuan ekonomis

yang diperoleh dan

dapat digunakan untuk

konsumsi maupun

menambah kekayaan

berkaitan dengan

kemampuan

perekonomian

Page 84: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

62

Sasaran Indikator Variabel Parameter Definisi Operasional

1.500.000) masyarakatnya

berdampak terhadap

kemampuan

membentuk ruang

dengan kelengkapan

tertentu

Kegiatan dan usaha

ekonomi - Produksi

- Distribusi

- Konsumsi

kegiatan kegiatan

ekonomi yakni untuk

memproduksi barang

dan jasa maupun

mengkonsumsi

menggunakan barang

dan jasa tersebut

Page 85: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

63

Sasaran Indikator Variabel Parameter Definisi Operasional

Menentukan

tipologi ruang

Kampung Tambak

Asri berdasarkan

persepsi

penggunaan

Kondisi Ruang

Publik

Aktivitas - Individu dan

individu

- Kelompok dan

kelompok

- Individu dan

kelompok

Adanya kegiatan atau

aktivitas yang

dikerjakan oleh

manusia yang

berlangsung pada

sebuah ruang sehingga

memberikan arti

mengenai

kebermanfaatan ruang

tersebut

Tipe ruang - External public

space

- Internal public

space

- External and

internal “quasi”

Pengelompokan ruang

berdasarkan tipe dan

jenis (tipe ruang

berdasarkan

pelingkupnya)

Page 86: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

64

Sasaran Indikator Variabel Parameter Definisi Operasional

Merumuskan

kriteria

placemaking

terhadap ruang

Kampung Tambak

Asri

Elemen-

elemen

pembentuk

place

Elemen fisik - Sirkulasi

- Kondisi &

ketersediaan ruang

terbuka

- Aktivitas

pendukung (uses &

activties)

- Penanda

- Aksesibilitas (Acces

& linkage)

Elemen-elemen yang

dapat dilihat (nampak

wujudnya) untuk

membentuk sebuah

space menjadi place,

berkaitan dengan

elemen-elemen

perancangan kota

Elemen Non fisik - Aktivitas sosial

(Sociability)

- Pembentukan

identitas (comfort

&image)

Elemen-elemen yang

secara tidak langsung

bergerak dan

diperankan oleh

manusia dan

mempengaruhi

pembentukan

penggunaan suatu

place

Page 87: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

65

Sasaran Indikator Variabel Parameter Definisi Operasional

Menyusun skenario

transformasi ruang

Kampung Tambak

Asri dengan

pendekatan

placemaking

Klasifikasi output sasaran satu sampai sasaran tiga

Sumber : Sintesa Penulis, 2018

Page 88: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

66

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam subbab populasi dan sampel, akan dijelaskan

populasi dan sampel baik objek penelitian (objek yang diteliti)

maupun populasi dan sampel yang berperan sebagai

responden.

3.3.1 Unit Analisis dan Sampling

Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus

yang diteliti (I Fauzi, 2009). Dan yang menjadi unit analisis

pada penelitian ini adalah ruang-ruang di Kampung Tambak

Asri. Ruang-ruang yang dimaksud adalah ruang-ruang yang

berada di luar rumah dan pada umumnya dapat diakses oleh

publik serta menampung secara langsung aktivitas masyarakat

pada umumnya.

Setelah Peneliti menentukan unit analisis, selanjutnya

Peneliti menentukan unit sampling. Unit sampling merupakan

bagian dari populasi yang mewakili sama persis dengan

kualitas dari populasi atau dapat disebut sebagai representatif

dari populasi. Objek penelitian yang ditentukan peneliti

berdasarkan kriteria bertujuan untuk memberikan fokusan

pada penelitian ini. Sehingga pada saat menghimpun persepsi

masyarakat sebagai pengguna terhadap ruang serta melakukan

transformasi, memperoleh hasil penelitian yang terstruktur

dan tersistematis sesuai dengan prosedur penelitian.

Adapun Peneliti menentukan unit analisis sebagai

berikut :

Page 89: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

67

Tabel 3. 2 Unit Analisis Penelitian

No. Unit Analisis Lokasi Proses

Sampling

1. Jalan Tambak

Asri Raya

Tambak Asri Raya Diambil

luasan jalan

yang paling

aktif dengan

aktivitas

masyarakat

yakni, ruas

jalan Tambak

Asri Raya

yang melewati

gang I- XXVI

2. Jalan lingkungan Seluruh jalan

lingkungan di

Kampung Tambak

Asri. Meliputi wiayah

administrasi RW 06 &

09 Tambak Asri

Jalan

lingkungan

Gang XXV.

3. Sempadan sungai Seluruh sempadan

sungai yang berada

pada wilayah

administrasi penelitian

Luasan

sempadan

sungai 1.124,8

meter yang

melewati

kawasan

kampung

Gang I – XX

Tambak Asri.

4. Lahan Kosong Tambak Asri Dalam

dan Tambak Asri

Raya

Lahan kosong

di Jalan

Tambak Asri

Dalam karena

rentan dengan

kondisi

fasilitas yang

tidak memadai

dan berfungsi

Page 90: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

68

sebagai tempat

pembuangan

sementara

5. Taman Bermain Jalan Genting (jumlah

: 1 buah)

Diambil

sebagai

sampel

6. Lapangan Gang XV Tambak

Asri (jumlah : 1 buah)

7. Gardu Jumlah : 25 buah Gardu Gang

XXV

dijadikan

sampel karena

berperan

sebagai salah

satu gardu

yang terbatas

fasilitas

bersamanya.

8. Balai Warga Jumlah : 10 buah Balai warga

RW IX,

karena terletak

strategis

dengan

permukiman

warga dan

jalan raya.

Sumber : Hasil Observasi, 2018

Peneliti menentukan 8 ruang Kampung berikut sebagai unit

sampling, sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut.

Page 91: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

69

Tabel 3. 3 Unit Sampling

No. Objek Keterangan

1. Jalan Tambak Asri Raya

Jalan Tambak Asri Raya adalah

jalan kolektor yang menjadi akses

pergerakan eskternal. Sepanjang

jalan ini berderet permukiman

warga setempat dan aktivitas

perdagangan dan jasa

2. Jalan lingkungan

Sumber : Survei Primer, 2018

Lokasi : Jalan lingkungan Gang XXV (jalan gang dll)

Jalan lingkungan adalah ruang

jalan dalam kampung yang menjadi

akses menuju permukiman warga.

Ruang jalan ini sangat dekat

dengan aktivitas masyarakat

setempat. Dimana, ruang ini

digunakan untuk tempat parkir,

akses lalu lalang, maupun aktivitas

masyarakat yang melibatkan warga

lainnya.

Page 92: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

70

3. Sempadan sungai

Sumber : Survei Sekunder, 2018

Luasan sempadan sungai 1124,8 meter yang melewati

kawasan kampung Gang I – XX Tambak Asri

Sempadan sungai adalah garis

batas luar yang ditetapkan untuk

kebutuhan pengamanan sungai.

Dan pada alokasi ruang ini, telah

didirikan bangunan rumah warga

yang memungkinkan terjadinya

aktivitas warga yang berpengaruh

terhadap kualitas sungai.

4. Lahan kosong

Sumber : Survei Primer, 2018

Lokasi : Jalan Tambak Asri Dalam, RW 06

Lahan kosong yang berlokasi di

Jalan Tambak Asri Dalam adalah

lahan milik warga setempat yang

tidak dikelola atau dimanfaatkan.

Lahan ini berada di antara

permukiman warga, dan

dimanfaatkan untuk tempat

pembuangan sampah.

Page 93: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

71

5. Taman bermain

Sumber : Survei Primer, 2018

Lokasi : Jalan Genting Dalam, RW 09

Taman bermain ini dibuat dengan

swadaya masyarakat dengan tujuan

untuk tempat bermain anak-anak

warga setempat. Ruang ini sangat

jarang dimanfaatkan oleh anak-

anak setempat.

6. Lapangan sepak bola

Sumber : Survei Primer, 2018

Lokasi : Gang 15, Tambak Asri, RW 06

Lapangan sepak bola berlokasi di

Gang XV RW 06. Fasilitas yang

tersedia di lapangan ini masih

terbatas pada ketersediaan dua

buah gawang lama dengan tanah

makadam. Lapangan sepak bola ini

dapat menampung aktivitas tertentu

manusia, baik secara individu atau

secara kelompok. Selain itu dapat

diakses dengan mudah dan terbuka

untuk siapa saja yang mau

Page 94: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

72

menggunakan.

Dilihat dari penggunaannya,

Lapangan sepak bola ini

merupakan ruang terbuka yang

bersifat publik.

7. Gardu

Sumber : Survei Primer, 2018

Lokasi : Gang XXV Tambak Asri

Gardu dimanfaatkan warga saat

melakukan kegiatan kamling

(keamanan lingkungan) atau ronda

malam. Selain itu, saat pagi atau

siang hari beberapa warga memilih

untuk berkumpul dan berbincang di

Gardu.

Page 95: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

73

8. Balai warga

Sumber : Survei Primer, 2018

Lokasi : Jalan Tambak Asri Raya

Balai warga (balai RW) berlokasi

di Jalan Tambak Asri Raya. Balai

RW sering dimanfaatkan untuk

kegiatan bersama seperti pelatihan,

penyuluhan, rapat bersama dll. Dan

halaman balai RW juga

dimanfaatkan untuk kegiatan

senam bersama. Sedangkan balai

RT umumnya tidak dimiliki oleh

semua RT. Dan lokasinya tersebar

di masing-masing RT. Misalnya

RT 01, 02 pada RW 09 memiliki

balai RT.

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Page 96: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

74

3.3.2 Populasi dan Sampel Responden

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang

memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan

membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi

yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum

penelitian dilakukan. Sedangkan sampel dapat dijelaskan

sebagai bagian dari populasi yang memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap yang dapat mewakili populasi.

(Santoso & Tjiptono, 2002 dalam Metodologi Penelitian).

Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh warga Kampung Tambak Asri Surabaya.

Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan melalui teknik purposive sampling. Teknik

pengambilan sampel tersebut disesuaikan dengan

pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur

yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang

diambil. Jumlah dan ukuran sampel disesuaikan dengan

kriteria tertentu yang ditetapkan oleh responden berdasarkan

tujuan. Dalam menentukan besaran sampel untuk masyarakat

yang menjadi responden pada penelitian ini, jumlah sampel

ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yakni :

Keterangan rumus :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = toleransi kesalahan (dalam persen)

Page 97: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

75

Jumlah populasi pada wilayah studi adalah 5.900 KK.

Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin,

dengan toleransi kesalahan 10% maka diperoleh sebagai

berikut :

n = 5900/ (1+5900 . 10%2)

n = 98,33 (dibulatkan 100) kk jumlah sampel

penelitian.

Syarat pemilihan warga Kampung Tambak Asri

Surabaya sebagai responden penelitian harus memenuhi

kriteria yang disesuaikan tujuan penelitian sebagai berikut :

- Berdomisili di Kampung Tambak Asri Surabaya

- Berusia 17-60 tahun

- Telah berdomisili selama minimal 2 tahun

- Warga memahami potensi dan permasalahan pada

wilayah penelitian khususnya terkait ruang publik

Bahasan mengenai sampel penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 3. 4 Populasi & Sampel Penelitian

Sasaran Sampel Penelitian Keterangan

Mengidentifikasi

persepsi penggunaan

ruang-ruang di

Kampung Tambak

Asri oleh masyarakat

sebagai pengguna

Sampel dari populasi

seluruh warga

Kampung Tambak

Asri Surabaya

Berperan sebagai

informan dalam

memberikan

gambaran terkait

kondisi fisik, sosial

dan ekonomi

perkembangan

Kampung Tambak

Asri serta penggunaan

ruang-ruang di dalam

Kampung

Menentukan tipologi

ruang Kampung

Tambak Asri

berdasarkan persepsi

penggunaan

Page 98: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

76

Merumuskan kriteria

placemaking terhadap

ruang Kampung

Tambak Asri

Sampel diambil yakni

stakeholder yang

berlatar belakang

akademisi, praktisi

dan Pemerintah

Berperan sebagai

narasumber dalam

melakukan iterasi

terhadap kriteria

placemaking sesuai

dengan karakteristik

ruang Kampung

Tambak Asri

Menyusun skenario

transformasi ruang

Kampung Tambak

Asri dengan

pendekatan

placemaking

Sampel dari populasi

seluruh warga

Kampung Tambak

Asri Surabaya

Berperan sebagai

informan dalam

mengklasifikasikan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

pembentukan ruang di

Kampung Tambak

Asri

Sumber : Penulis, 2018

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah survei primer dan survei sekunder.

Survei Primer adalah metode pencarian data dan

informasi yang dilakukan secara langsung melalui

responden di lapangan. Metode survei primer terdiri

dari kuesioner, wawancara serta observasi.

1. Kuesioner adalah teknik mengumpulkan

informasi yang memungkinkan analisis untuk

mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam

organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang

diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

Sehingga dari kuesioner ini, diharapkan dapat

diperoleh informasi terkait gambaran umum

Page 99: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

77

wilayah studi dan interaksi penggunaan ruang

Kampung di dalamnya.

Tabel 3. 5 Sumber Data Primer

No. Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan

Data

1. Kondisi prasarana

dan sarana

Responden

masyarakat

Kampung Tambak

Asri

Kuesioner

semi terbuka

dan

wawancara 2. Kondisi lingkungan

Kampung Tambak

Asri

3. Kondisi sosial

masyarakat

Kampung Tambak

Asri

4. Kondisi ekonomi

(penghasilan

masyarakat)

5. Persepsi penggunaan

ruang Kampung

6. Kondisi ruang publik

7. Elemen fisik

pembentuk place

Akademisi, Praktisi

& Pemerintah yang

memahami studi

kasus dimaksud

Observasi dan

wawancara

8. Elemen non fisik

Sumber : Penulis, 2018

2. Wawancara adalah proses tanya jawab yang

berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih

yang berhadapan secara fisik untuk mendapatkan

informasi yang detail dan mendalam. Adanya

pengumpulan data melalui wawancara yakni peneliti

dapat memperoleh informasi terkait persepsi responden

terhadap penggunaan ruang Kampung oleh warga di

wilayah studi

Page 100: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

78

3. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana

peneliti melihat dan mengamati secara visual sehingga

validitas data sangat tergantung pada kemampuan

pengamat. Teknik observasi digunakan untuk

mengamati kondisi fisik maupun elemen-elemen

pembentukan place di wilayah studi

Survei sekunder adalah metode pengumpulan data dari

instansi Pemerintah maupun instansi terkait. Dari metode

pengumpulan data ini diharapkan berupa data kependudukan

dan adiministrasi wilayah.

Metode pengumpulan data digunakan sesuai dengan

masing-masing indiktaor dan variabel yang beragam sesuai

dengan kebutuhan penelitian. Metode pengumpulan data pada

penelitian dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 3. 6 Metode Pengumpulan Data

No. Data Sumber Data Teknik Pengumpulan

Data

1. Luas Wilayah Kelurahan

Morokrembangan

Surabaya

Survei Instansi

2. Jumlah Penduduk

3. Peta penggunaan

lahan lokasi studi

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Kota Surabaya

Sumber : Penulis, 2018

3.5 Metode Analisis

Pada penelitian ini, teknik analisis yang akan digunakan

bersifat kualitatif dan kuantitatif diantaranya adalah : statistik

deskriptif, matriks, expert judgement, & deskriptif kualitatif.

Berikut merupakan proses analisis yang dilakukan pada

masing-masing sasaran penelitian :

Page 101: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

79

Tabel 3. 7 Metode Analisis

Sasaran Penelitian Input Data Teknik

Analisa

Output

Mengidentifikasi persepsi

penggunaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri oleh

masyarakat sebagai pengguna

Hasil survei primer dan sekunder

terkait kondisi fisik, sosial dan

lingkungan ruang Kampung

Tambak Asri

Statistik

Deskriptif

Deskripsi kondisi fisik, sosial

dan ekonomi masyarakat

Kampung Tambak Asri

Menentukan tipologi ruang

Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi

penggunaan

Hasil statistik deskriptif sasaran 1 Deskriptif

Kualitatif

Karakteristik hubungan

penggunaan ruang dan

ketersediaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi pengguna

Merumuskan kriteria

placemaking terhadap ruang

Kampung Tambak Asri

Rumusan kriteria placemaking

berdasarkan tinjauan pustaka

Expert

Judgement

Kriteria placemaking yang

dinilai relevan untuk diterapkan

di Kampung Tambak Asri

Menyusun skenario

transformasi space menjadi

place di Kampung Tambak Asri

Klasifikasi dari output hasil

sasaran 1-3

Deskriptif

kualitatif

Skenario transformasi space

menjadi place untuk

mendukung keberlanjutan

Kampung Tambak Asri

Sumber : Penulis,2018

Page 102: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

80

3.5.1 Identifikasi persepsi penggunaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri oleh masyarakat sebagai

pengguna

Analisa ini diharapkan dapat menggambarkan karakter

penggunaan ruang-ruang kampung berdasarkan persepsi-

persepsi masyarakat kampung dalam menggunakan ruang-

ruang tersebut. Data-data yang diperoleh dalam analisis ini

bersumber dari survei primer (kuesioner) dan survei sekunder

(instansi kelurahan Morokrembangan). Data yang diperoleh

akan diolah dengan menggunakan metode statistik deskriptif.

Output dari analisa ini adalah temuan-temuan mengenai

karakteristik penggunaan ruang-ruang Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi masyarakat sebagai pengguna.

3.5.2 Analisa tipologi ruang Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi penggunaan

Analisa tipologi ruang kampung Tambak Asri,

dilakukan dengan input hasil analisis sasaran sebelumnya.

Adapun hasil analisa sebelumnya adalah temuan mengenai

karakteristik penggunaan ruang-ruang Kampung Tambak Asri

berdasarkan persepsi masyarakat sebagai pengguna. Hasil

analisa tersebut, akan dijadikan acuan untuk menentukan

tipologi ruang-ruang Kampung Tambak Asri. Dengan metode

deskripstif kualitatif, maka rumusan tipologi tersebut akan

menjelaskan objek penelitian tergolong tipologi ruang seperti

apa. Outputnya adalah deksripsi tipologi ruang-ruang

Kampung Tambak Asri yang menjadi objek penelitian.

Page 103: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

81

3.5.3 Analisa perumusan kriteria placemaking terhadap

ruang Kampung Tambak Asri

Analisa perumusan kriteria placemaking terhadap ruang

kampung Tambak Asri dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan kajian literatur terkait kriteria placemaking. Untuk

kemudian hasil kajian dan hasil analisa sebelumnya, menjadi

acuan dalam merumuskan kriteria placemaking yang sesuai

dalam studi kasus Kampung Tambak Asri. Selanjutnya,

kriteria tersebut divalidasi oleh expert. Output dari analisa ini

adalah kriteria placemaking yang relevan diimplementasikan

di Kampung Tambak Asri. Relevan yang dimaksud adalah

sesuai dengan perkembangan dan kompleksitas permasalahan

di Kampung Tambak Asri.

3.5.4 Analisa penyusunan skenario transformasi

pembentukan ruang

Untuk menyusun skenario transformasi pembentukan

ruang yang dijelaskan secara deskriptif kualitatif, diperlukan

input data dari sasaran satu sampai dengan sasaran tiga.

Output yang diharapkan dari hasil analisis adalah beberapa

alternatif yang menjadi skenario dalam tranformasi ruang

kampung Tambak Asri yang menjadi objek penelitian.

Page 104: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

82

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 105: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

Kampung yang menjadi kawasan bermukim, lahir dari

perkembangan kebutuhan tempat tinggal oleh masyarakat di

Kota . Menariknya, di dalam Kampung terdapat entitas yang

menghadirkan karakteristik tersendiri antara interaksi

masyarakat dengan ruang kampung di dalamnya. Dimana hal

ini memunculkan segi humanitas dan urbanitas kawasan

perkotaan. Pembahasan ini berkaitan dengan Kampung

Tambak Asri Surabaya yang menjadi kawasan studi

penelitian. Berikut beberapa bahasan yang menggambarkan

kondisi Kampung Tambak Asri Surabaya.

4.1.1 Orientasi Wilayah Penelitian

Dalam penelitian ini, wilayah studi berada dalam

lingkup Kelurahan Morokrembangan Kecamatan Krembangan

Surabaya Utara. Dengan luas wilayah kelurahan

Morokrembangan mencapai 327 Ha dan proporsi cakupan

luas wilayah studi mencapai 186, 3 Ha. Berikut batasan fisik

kampung Tambak Asri Surabaya :

Sebelah Barat : Jalan Demak

Sebelah Timur : Jalan Tol Surabaya-Gresik

Sebelah Utara : Jalan Gresik Gadukan Timur- Jalan

Kalianak Timur

Sebelah Selatan : Jalan Tol Surabaya Gresik- Jalan

Raya Dupak

Untuk detailnya, terkait peta batas wilayah dapat dilihat

pada Gambar 4.1.

Page 106: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

84

4.2.2 Tentang Kampung Tambak Asri

Adapun berikut ada penjelasan asal usul, sejarah dan

cerita tentang Kampung Tambak Asri dilansir dari berbagai

sumber berita, informan dan penelitian.

Kampung Tambak Asri adalah salah satu bentuk wajah

permukiman di kawasan pinggiran perkotaan Fakta ini tidak

lepas dari meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di

Kota Surabaya. Sebagai kota metropolis kedua di Indonesia,

Surabaya tentu mengalami peningkatan penduduk yang

cenderung memilih bermukim dan mencari pekerjaan di

kawasan perkotaan.

Wujud dari Kampung Tambak Asri sudah ada sejak

jaman penjajahan Belanda, dimana pada zaman kolonial,

Belanda membagi masyarakat dalam kampung-kampung

berdasarkan kesamaan etnis yang disebabkan oleh Peraturan

Wijkestensel dan Passenstensel.

Pada saat jaman penjajahan Belanda, Surabaya

berkembang sebagai Kota Pelabuhan terkemuka. Dan

Kampung Tambak Asri berjarak sekitar 4 Km dari Pelabuhan

Perak yang menjadi akses. Hal ini turut berpengaruh terhadap

kawasan Kampung Tambak Asri yang semula dengan

penggunaan lahan Tambak berangsur mengalami perubahan

menjadi kawasan permukiman untuk para militer angkatan

laut, yang dulunya dikenal dengan PERMIL (Perumahan

Militer).

Saat itu, ABK (anak buah kapal) yang singgah untuk

aktivitas berdagang di Pelabuhan, mencari aktivitas prositusi.

Hingga akhirnya pada abad 19 turut berkembang aktivitas

prostitusi di Kampung Tambak Asri. Berjalan hingga tahun

1960an aktivitas prostitusi tersebut menjadi sangat marak di

kawasan ini. Dan pada tahun 2012, secara langsung Bu Risma

Page 107: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

85

Walikota Surabaya yang menjabat saat itu memutuskan

kebijakan untuk menutup lokalisasi tersebut.

Selanjutnya, Kampung Tambak Asri yang dikenal

dengan PERMIL/KERMIL, berubah nama menjadi Kampung

Tambak Asri. Karena Kampung ini dilalui oleh jalan utama

yakni Jalan Tambak Asri.

Kini, Kampung Tambak Asri meliputi 2 (dua) Rukun

Warga yakni RW 06 dan RW 09. Dengan data sebagai

berikut :

Tabel 4. 1 Data Administrasi RW dan RT di Kampung Tambak

Asri

Rukun Warga Jumlah Rukun

Tetangga

Keterangan

Rukun Warga 06 36 RT Wilayah RW 06

berbatasan dengan

Kampung Dupak

dan Demak.

Tetapi dibatasi

dengan batas fisik

sungai

Rukun Warga 09 8 RT Wilayah RW 09

secara fisik

berbatasan dengan

Jalan Tol Dupak.

Sumber : Survei Primer, 2018

Kampung Tambak Asri Surabaya tidak dibatasi secara

administrastif melainkan secara fisik yakni dibatasi oleh batas

batas fisik berupa Jalan dan sungai. Kampung Tambak Asri

bersebelahan dengan Kampung Genting, Dupak dan Demak.

Karakteristik sosial penduduknya pun mulai beragam, tidak

lagi berasal dari satu profesi melainkan beragam profesi

dengan beragam suku dan ras. Bahkan penduduk musiman

juga banyak yang memilih bertempat tinggal di Kampung ini.

Page 108: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

86

4.2.3 Kondisi Lingkungan, Sosial dan Ekonomi

Berikut deskripsi gambaran umum tambak asri

berdasarkan kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi :

a. Kondisi Fisik Lingkungan

Kampung Tambak Asri berada dalam lingkup wilayah

administrasi Kelurahan Morokrembangan yakni sebelah Utara

Kota Surabaya dengan luas kawasan mencapai 186,3 Ha.

Kondisi fisik dasar yakni memiliki ketinggian tanah 15 meter

dari permukaan laut, dan termasuk daerah topografi rendah.

Pertumbuhan permukiman di Kampung ini secara

linear berbentuk memanjang mengikuti jalan utama, yakni

jalan Tambak Asri dan kemudian menyeabar ke jalan-jalan

sempit atau gang-gang kecil.

Gambar 4. 1 Jalan Tambak Asri

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017

Batas fisik kawasan Kampung Tambak Asri yaitu

sebelah timur berbatasan dengan Jalan Tol Surabaya-Gresik.

Kondisi fisik lainnya yaitu terdapat Sungai Asemrowo yang

memisahkan wilayah Kampung Tambak Asri dengan

Kampung Dupak atau Demak. Dan di sempadan sungai ini

juga terdapat permukiman serta aktivitas lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kawasan

kampung Tambak Asri pada umumnya dahulu didominasi

oleh rawa. Tetapi karena pertumbuhan penduduk yang cukup

Page 109: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

87

tinggi maka perlahan rawa tersebut diubah menjadi kawasan

permukiman. Berikut peta kondisi fisik wilayah studi :

Page 110: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

88

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 111: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

89

Gambar 4. 2 Peta Wilayah Studi

Page 112: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

90

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 113: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

91

Gambar 4. 3 Peta Penggunaan Lahan

Page 114: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

92

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 115: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

93

Gambar 4. 4 Peta Batas Fisik

Page 116: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

94

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 117: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

95

Permukiman di Kampung Tambak Asri berkembang

menyebar dan sangat padat bangunan. Hal ini dinilai dari

jarak antar bangunan 0 meter dan padatnya permukiman di

sempadan sungai. Hal ini turut memberikan dampak pada

wajah permukiman di sepanjang sungai yang terkesan kumuh

dan tidak tertata. Kesan tidak tertata ini dilihat dari tata

bangunan yang tidak beraturan, ketinggian yang beragam

serta warna bangunan yang beragam.

Gambar 4. 5 Permukiman Sepanjang Sungai

Sumber : Google Street View, 2018

Selain penggunaan lahan untuk kawasan permukiman,

Kampung Tambak Asri juga sangat aktif dengan tumbuhnya

kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan utama dan

ketersediaan ruang terbuka di dalamnya.

Ruang terbuka di Kampung Tambak Asri pada

umumnya bersifat publik yakni dapat diakses oleh setiap

masyarakat yang membutuhkan untuk digunakan. Ruang

Page 118: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

96

terbuka ini berupa taman dan lapangan. Karena kepadatan

permukiman yang sangat tinggi, ketersediaan ruang terbuka di

Kampung seperti Taman Bermain dan Lapangan berada di

akses jalan yang sempit dan lahan kosong yang terbatas,

sebagaimana digambarkan pada dokumentasi berikut.

Gambar 4. 6 Ruang Terbuka di Kampung Tambak Asri

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

b. Kondisi Sosial dan Kependudukan

Kampung sangat kental dengan adanya kedekatan

masyarakat. Bentuk interaksi aktif antar masyarakat di

kawasan perkotaan sangat mudah untuk ditemukan di

Kampung. Dengan sekedar duduk bersenda gurau,

membangun pembicaraan hangat dengan tetangga lainnya

atau mengadakan kegiatan-kegiatan berkumpul warga di ruas-

ruas jalan Kampung maupun di ruang-ruang publik yang ada

di dalam Kampung. Kondisi sosial ini turut tergambar di

Kampung Tambak Asri. Umumnya aktivitas berkumpul

bersama antar masyarakat baik anak kecil, remaja, pemuda

maupun orang tua sangat tinggi di malam hari di jalan-jalan

lingkungan kampung.

Page 119: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

97

Gambar 4. 7 Interaksi Sosial Warga Kampung Tambak Asri

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018

Apabila dalam perkembangan Kampung, dijelaskan

bahwa Kampung dapat tumbuh karena adanya kesamaan

budaya, ras atau profesi. Kini, di Kampung Tambak Asri,

tidak terdapat keterkaitan budaya misalnya berasal dari satu

suku atau ras tertentu. Melainkan, masyarakat pada Kampung

ini umumnya berawal dari penduduk musiman yang bekerja di

Kota Surabaya yang lamban laun memilih membangun rumah

permanen di Kampung Tambak Asri dan menetap sebagai

penduduk Surabaya. Sehingga hal ini menunjukkan mulai

munculnya keragaman karakteristik masyarakat di Kampung

Tambak Asri. Tetapi dalam kesehariannya, masyarakat

Kampung Tambak Asri menganut budaya dan tradisi Jawa.

Dalam kehidupan bermasyarakat di Kampung Tambak

Asri, berbagai aturan dan kebijakan ditentukan bersama secara

musyawarah oleh masyarakat. Kampung Tambak Asri yang

terdiri dari beberapa RT, umumnya memiliki aturan dan

kebijakan yang sama. Misalnya aturan pergantian jadwal

keamanan lingkungan (kamling) oleh Bapak-Bapak,

pembayaran iuran sampah setiap bulannya oleh masing-

masing KK, aturan untuk tidak melewati ruas-ruas jalan

tertentu dengan mengendarai kendaraan yang dinyalakan,

Page 120: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

98

tidak membuat keributan berlebihan, kewajiban membayar

iuran prasarana persampahan maupun aturan lainnya yang

dirumuskan bersama. Berbagai aturan dan kebijakan tersebut

dirumuskan bersama bertujuan untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat dalam kehidupan bersama di Kampung Tambak

Asri.

Secara kependudukan, berdasarkan data BPS pada

kecamatan dalam angka, jumlah penduduk total pada

Kecamatan Morokrembangan yaitu 47.260 jiwa dengan

jumlah KK 14.393 dan kepadatan penduduk 14.909 jiwa/km2.

Dan berdasarkan data yang dikonfirmasikan oleh ketua RW

setempat, Kampung Tambak Asri memiliki jumlah penduduk

kurang lebih 19.000 jiwa dan jumlah kepala keluarga yakni

5.900 KK. Kampung Tambak Asri dikenal memiliki lingkup

wilayah sangat luas dibandingkan dengan Kampung lainnya

pada Kelurahan Morokrembangan. Hal ini mengindikasikan

adanya tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Kampung

Tambak Asri Surabaya.

Menelusuri rekam jejak, Kampung Tambak Asri

memiliki pengalaman penyakit sosial dengan adanya beberapa

aktivitas lokalisasi oleh para PSK dengan alasan untuk

memenuhi kebutuhan perekonomian. Dengan dilematis dan

beragam pertimbangan, pada tahun 2012 Walikota Surabaya

berhasil menutup lokalisasi tersebut dengan dipasangnya

plang Tambak Asri Kampung bebas prostitusi dan ditutupnya

semua wisma yang difungsikan untuk aktivitas tersebut.

Pengurus wilayah setempat seperti Ketua RT, RW dan

Kelurahan mengupayakan pemberdayaan masyarakat dan

mengembangkan kegiatan-kegiatan positif untuk kembali

menunjukkan Tambak Asri yang bangkit pasca penyakit

sosial tersebut.

Page 121: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

99

Hingga kini, masyarakat Kampung Tambak Asri

mengupayakan usaha home industry atau usaha kecil

menengah lainnya untuk menyediakan lapangan pekerjaan

dan memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga.

Gambar 4. 8 Tambak Asri Bebas Prostitusi

Sumber : Data Sekunder, 2018

c. Kondisi Ekonomi

Deskripsi kondisi ekonomi di Kampung Tambak Asri,

berdasarkan data BPS Kecamatan dalam angka Kelurahan

Morokrembangan memiliki angka keluarga miskin tertinggi di

Kecamatan Morokrembangan yakni mencapai 2.236 keluarga

dengan asumsi bahwa masyarakat Kampung Tambak Asri

termasuk di dalamnya. Berikut detail data tahapan keluarga

sejahtera di Kelurahan Morokrembangan :

Tabel 4. 2 Banyakknya Keluarga Menurut Tahapan Keluarga

Sejahtera Kelurahan Morokrembangan

Kelurahan Pra-

KS

KS

1

KS 2 KS 3 KS

3+

Jumlah

Morokrembangan 18 1850 2.273 1.471 987 6.599

Sumber : Kecamatan Morokrembangan dalam Angka, 2016

Sebagian besar rumah tangga masyarakat Kampung

Tambak Asri mempunyai anak lebih dari 2 anak, atau dapat

dikategorikan sebagai keluarga inti. Adapun jumlah penghuni

rata-rata dalam satu atap berkisar 3-6 orang (1 KK). Hal ini

Page 122: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

100

menggambarkan bahwa setiap keluarga memiliki tanggungan

yang cukup besar dalam membiayai kebutuhan anggota

keluarganya. Sehingga tingkat perekonomian masyarakat

Kampung Tambak Asri tergolong tingkat menengah ke

bawah.

Aktivitas perekonomian yang aktif berkembang di

Kampung Tambak Asri adalah aktivitas perdagangan berupa

pasar yang berada di bawah jalan Tol, Gang 18 dan Gang 19,

Pasar ini terletak di depan rumah warga dengan cara para

pedagang menggelar alas untuk berdagang. Pasar ini berlokasi

di gang-gang permukiman karena para pedagang tidak

menemukan tempat yang luas untuk dijadikan pasar. Dan

pada malam hari, terdapat aktivitas perdagangan atau kuliner

masyarakat di sepanjang Jalan Tambak Asri Raya.

Kondisi Prasarana dan Sarana

Prasarana yang dimaksud dalam identifikasi wilayah

studi terbatas pada air bersih, drainase dan sanitasi. Berikut

deskripsi mengenai kondisi prasarana di Kampung Tambak

Asri. Jangkauan pelayanan air bersih telah diperoleh semua

warga. Hanya saja, sebagian warga terkadang mendapati

kondisi air tidak lancar karena beberapa warga tidak

menggunakan pompa air.

Selain itu untuk memenuhi kebutuhan bermukim,

pengolahan drainase adalah tindakan teknis untuk mengurangi

kelebihan air yang dihasilkan baik dari rembesan, air hujan

maupun kelebihan air irigasi suatu kawasan atau lahan, bukan

hanya terbatas pada air permukaan melainkan juga air tanah.

Dari segi konstruksinya, saluran drainase pada Kampung

Tambak Asri adalah saluran tertutup. Upaya ini baru saja

digerakkan sejak 2016 lalu,dengan tujuan agar saluran

drainase tersier yang terdapat di depan rumah warga tidak

Page 123: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

101

mengganggu estetika serta menghindari genangan berlebihan

saat hujan deras. Adapun saluran tertutup ini dinilai relevan

dengan manfaatnya yakni agar saluran air kotor tidak

mengganggu kesehatan lingkungan. Dikarenakan sistem

saluran drainase di Kampung Tambak Asri masih tergolong

sistem tercampur (combined system), dengan kondisi air yang

kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama.

Gambar 4. 9 Prasarana Drainase Tertutup

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Adanya sungai pada wilayah studi juga berdampak

pada bentuk jaringan drainase pada Kampung Tambak Asri

yakni jaringan drainase grid iron, dimana saluran-saluran

cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul untuk

kemudian disalurkan ke saluran utama. Sejauh ini, sungai

pada wilayah studi tidak pernah meluap. Hanya saja terjadi

genangan pada jalan lingkungan apabila hujan deras.

Selain itu prasarana sanitasi yang memadai juga penting

untuk diperhatikan/ Sanitasi lingkungan adalah status

kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,

pembuangan kotoran, persampahan dll. Kondisi sanitasi

ditujukan untuk mengetahui persyaratan lingkungan yang

Page 124: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

102

sehat dan nyaman. Dan sejauh ini masyarakat Kampung

Tambak Asri telah terlayani dengan prasaranan sanitasi di

masing masing KK.

Manajemen persampahan di Kampung Tambak Asri

masih terbatas pada pengumpulan dan pengangkutan sampah

yang dikoordinasikan per RT. Pengangkutan sampah

dilakukan dua hari sekali oleh petugas kebersihan untuk

selanjutnya diangkut ke Tempat Penampungan Sementara

(TPS). Beberapa masyarakat seperti halnya masyarakat yang

bermukim di Tambak Asri dalam memilih untuk mengelola

sampah dengan cara dibakar (inceneration) pada lahan kosong

yang tidak terpakai.

Gambar 4. 10 Prasarana Persampahan

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Selain prasarana, kebutuhan bermukim di Kampung

Tambak Asri juga didukung dengan ketersediaan sarana yang

dekat dan mudah diakses masyarakat. Dalam wilayah

Kampung Tambak Asri terdata sarana-sarana sebagai berikut :

Page 125: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

103

Tabel 4. 3 Ketersediaan Sarana di Kampung Tambak Asri

Jenis Sarana Sarana Keterangan Lokasi

Kesehatan Puskesmas

Morokrembangan

Jalan Tambak Asri

XIII N0. 7

Poliklinik Al

Hikmah

Jalan Tambak Asri

No. 210 D

Pendidikan SD Bina Karya Jalan Tambak Asri

No. 150 A

TK Aisyiyah

Bustanul Athfal

Jalan Tambak Asri

No. 204

Madrasah

Tsanawiyah Wachid

Hasyim

Gang Lebar No. 11

PAUD & TK

Tanbihul Ghofilin

Jalan Tambak Asri

No. 04

TK Bina Karya Jalan Tambak Asri

No. 150

SMU Islam Kartika Gang Lebar No. 11

TK An. Nur Tambak Asri No.

332

Pelayanan

masyarakat

Balai RW 09 Jalan Tambak Asri

No. 250 A

Posyandu Edelweis Jalan Tambak Asri

RT 07

Balai RW 06 Jalan Tambak Asri

Raya

Sumber : Survei Primer, 2018

Page 126: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

104

4.2 Identifikasi persepsi penggunaan ruang-ruang di

Kampung Tambak Asri oleh masyarakat sebagai

pengguna

Sasaran I penelitian ini yakni mengidentifikasi persepsi

penggunaan ruang-ruang di Kampung Tambak Asri oleh

masyarakat sebagai pengguna. Tahapan ini bertujuan untuk

memperoleh temuan terkait persepsi masyarakat Kampung

Tambak Asri terhadap ruang-ruang Kampung yang menjadi

objek penelitian. Persepsi penggunaan ini diukur berdasarkan

indikator kondisi fisik, sosial dan ekonomi. Hal ini berkaitan

dengan perkembangan ruang kampung yang berlangsung

secara fisik, sosial dan ekonomi dalam membangun

keberlanjutan. Data tersebut diperoleh dengan pengisian

kuesioner oleh responden, wawancara dan observasi lapangan.

Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif.

Sehingga diharapkan dari serangkaian proses pada sasaran I,

dapat dihasilkan persepsi penggunaan ruang-ruang Kampung

di Tambak Asri.

Gambar 4. 11 Proses Analisis Sasaran I

Sumber : Penulis, 2018

Page 127: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

105

Proses analisis dengan metode statistik deskriptif dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Peneliti menyusun kuesioner berdasarkan indikator dan

variabel penelitian sasaran I (kondisi fisik, sosial dan

ekonomi). Lihat subbab 3.3. Kuesioner bersifat semi

terbuka, dengan responden warga Kampung Tambak

Asri yang sesuai dengan kriteria responden penelitian

2. Peneliti melakukan kompilasi hasil survei kuesioner

(dalam bentuk diagram atau tabel deskripsi).

3. Hasil penelitian pada sasaran 1 disajikan dengan

pendekatan tematik. Tema terkait meliputi :

a. Adaptasi

b. Preferensi bermukim

c. Pola & progresivitas ruang Kampung

4. Ketiga tema ini disadur dari literatur dan hasil observasi

gambaran umum wilayah. Peneliti menganalisis

relevansi substansi indikator dan variabel dalam

kuesioner dengan 3 tema di atas. (lihat skema berikut,

halaman selanjutnya)

Page 128: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

106

Gambar 4. 12 Skema Pendekatan Tematik

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Maksud dari skema di atas adalah garis merah

menunjukkan garis hubungan antar tema dan unit

informasi. Unit informasi diperoleh berdasarkan

indikator dan variabel sasaran I. Kemudian untuk

mempermudah memahami unit informasi dalam

persepsi penggunaan ruang di Kampung Tambak Asri,

maka Peneliti menggolongkan unit informasi yang

diperoleh ke dalam tema-tema yang telah dilansir dari

tinjauan teori terkait.

Page 129: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

107

5. Untuk sintesa sasaran I penelitian, maka Peneliti

mendeskripsikan persepsi penggunaan ruang

berdasarkan hubungan informasi dan tema menurut

pendekatan tematik.

Tabel 4. 4 Kaitan Unit Informasi dengan Tema

Sasaran I

Karakteristik hubungan ruang-ruang kampung dan masyarakatnya sebagai pengguna

Penjelasan Tematik Unit Informasi

1. Adaptasi kondisi lingkungan ruang Kampung

- Adaptasi kultural terhadap

kondisi fisik ruang Kampung

- Responsi kondisi kebersihan

lingkungan

- Responsi kenyamanan bermukim

- Adaptasi fisiologi aktivitas sosial

di ruang Kampung

- Jenis aktivitas sosial

- Frekuensi kegiatan sosial

- Ruang yang ditempati untuk

berlangsungnya aktivitas sosial

2. Preferensi bermukim di Kampung Tambak Asri

- Preferensi kedekatan fasilitas

dalam ruang-ruang Kampung

- Kondisi ketersediaan sarana dan

prasarana

- Identifikasi radius akses ke fasilitas

umum

- Preferensi kelayakan sebagai

kawasan bermukim

- Responsi kelayakan bermukim

- Preferensi kawasan bermukim

berdasarkan faktor ekonomi

- Aktivitas dan kegiatan ekonomi

masyarakat

3. Pola & progresivitas ruang Kampung

- Penataan Fisik Ruang Kampung

Tambak Asri

- Pola permukiman

- Penataan fisik lingkungan

- Orientasi perkembangan permukiman

- Perkembangan ruang kampung

secara mandiri dan bertahap

- Perkembangan program pembangunan

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Berdasarkan penjelasan di atas, temuan penelitian terkait

adaptasi kondisi lingkungan meliputi :

Page 130: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

108

1. ADAPTASI

Tema adaptasi sesuai dengan literatur dari Jurnal Tata

Loka Vol. 15 No 02 Mei 2013, Soemarwoto (1991)

menjelaskan bahwa terdapat 3 proses dalam adaptasi, 3 proses

ini dinilai relevan diukur dalam konteks permukiman di ruang

kampung diantaranya :

a. Sikap atau tingkah laku (adaptasi kultural)

b. Fisiologi (adaptasi fungsi ruang)

c. Morfologi (adaptasi bentuk ruang)

Berdasarkan 3 proses tersebut, Peneliti menganalisis

bahwa 2 proses yang dijadikan sebagai tema disesuaikan

dengan tujuan tahapan penelitian. Dua proses yang diambil

yakni adaptasi kultural dan adaptasi fisiologi.

Masyarakat yang bermukim di Kampung Tambak Asri

juga melewati fase adaptasi atau penyesuaian dengan kondisi

lingkungan ruang kampung, baik masyarakat yang sudah

mendiami sejak lama atau baru saja. Proses adaptasi tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Adaptasi kultural, jenis aktivitas dalam ruang

kampung tersebut secara tidak langsung membentuk

kultur sosial masyarakat kampung. Dimana interaksi

antar warga menjadi proses yang penting dalam

kehidupan bermasyarakat di Kampung. Keragaman

atau perbedaan kelompok masyarakat disatukan dengan

adanya kegiatan bersama masyarakat yang rutin

dilakukan

b. Adaptasi fisiologi, akibat dari perkembangan aktivitas

sosial maka terbentuk fungsi ruang di lingkungan

kampung tersebut. Adanya perubahan fungsi ruang

dapat disesuaikan dengan aktivitas tersebut. Aktivitas

Page 131: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

109

interaksi akan membentuk lingkungan spasial ruang

kampung. Misalnya, untuk bertetangga dalam bentuk

berbincang dengan tetangga lainnya (dalam bahasa

jawa dikenal dengan nyangkruk) dapat secara spontan

dilakukan di tepi jalan lingkungan, gardu atau tempat

lainnya.

Berdasarkan tema adaptasi peneliti merumuskan

temuan sebagai berikut :

Adaptasi kultural terhadap kondisi fisik ruang

Kampung

Kondisi fisik ruang kampung pada umumnya sangat

adaptif dengan angka pertumbuhan penduduk yang bertempat

tinggal di dalamnya. Kampung sangat identik dengan tatanan

ruang yang sederhana dan menyatu dengan perkembangan

sosial di dalamnya. Hal ini berdampak pada kondisi

lingkungan kampung dan kenyamanan bermukim seperti apa

yang akan diciptakan oleh masyarakatnya.

Kondisi lingkungan mudahnya dapat dilihat secara fisik

dari kebersihan lingkungan kampungnya. Pendapat responden

menegaskan bahwa 64% masyarakat Kampung Tambak Asri

menilai bahwa lingkungan Kampung bersih. Di samping itu,

34% responden masyarakat berpendapat bahwa lingkungan

Kampung Tambak Asri dinilai kotor dan 2% responden

lainnya berpendapat sangat kotor. Lebih jauh peneliti

mengidentifikasi ukuran pendapat bersih yang dimaksud oleh

masyarakat dan membandingkan dengan hasil observasi

lingkungan setempat. Dan ditemukan pandangan bahwa

penilaian kebersihan masih didasarkan pada beberapa alasan

yakni :

Page 132: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

110

1. Program yang rutin dilakukan. Adanya petugas

kebersihan yang sudah sering mengangkut sampah

setiap 2 (dua) hari sekali.

2. Didasarkan pada upaya masyarakat yang sudah

mengusahakan kebersihan lingkungan rumah

sekitarnya.

Menelusuri fakta lainnya dari persepsi masyarakat yang

berpendapat bahwa lingkungan Kampung Tambak Asri

termasuk kotor yakni karena beberapa alasan berikut :

1. Warga yang tidak koperatif dalam menjaga kebersihan

lingkungan. Yang dimaksud dengan tidak koperatif

adalah tidak memanfaatkan ketersediaan tempat

sampah dan tidak membuang sampah pada tempatnya.

2. Adanya permukiman di sekitaran sempadan sungai

3. Keterbatasan prasarana drainase

Diagram 4. 1 Responsi Kondisi Kebersihan Lingkungan

Sumber : Survei Primer, 2018

Kaitan dari pendapat masyarakat mengenai kondisi

kebersihan lingkungan dengan hasil observasi, dapat

dirumuskan pandangan berikut. Bahwa standar kebersihan

lingkungan yang diukur oleh masyarakat Kampung cukup

beragam dan umumnya didasarkan pada kenyamanan selama

2%

34%

64%

0%

Sangat Kotor

Kotor

Bersih

Sangat Bersih

Page 133: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

111

bertempat tinggal. Adanya sampah yang berserakan bukan

lagi menjadi masalah lingkungan selama hal tersebut tidak

secara tidak siginifikan mempengaruhi.

Peneliti mengaitkan data kondisi lingkungan di atas

dengan data kenyamanan bermukim menurut masyarakat, dan

diinformasikan bahwa 7% sangat nyaman dan 89% lainnya

nyaman. Adapun data ini didukung dengan alasan bahwa :

1. Sudah lama bertempat tinggal di Kampung Tambak

Asri

2. Adaptasi dengan warga dan masyarakat setempat

Diagram 4. 2 Responsi Kenyamanan Bermukim

Sumber : Survei Primer, 2018

Sehingga peneliti mengidentifikasikan bahwa terdapat

persepsi terkait kondisi fisik lingkungan yang dibentuk bukan

berdasarkan standar atau kebutuhan pada umumnya

melainkan karena faktor kenyamanan bermukim. Faktor ini

juga diidentifikasi dapat berpengaruh terhadap upaya untuk

membentuk ruang, dimana masyarakat sudah berpandangan

kondisi bersih yang seadanya dan belum sesuai dengan

standar atau kebersihan pada umumnya.

0% 4%

89%

7% Sangat tidaknyaman

Tidak nyaman

Nyaman

Sangat Nyaman

Page 134: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

112

Gambar 4. 13 Kondisi Lingkungan Kampung Tambak Asri

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Adaptasi Fisiologi Aktivitas Sosial di Ruang Kampung

Sisi adaptasi lingkungan lainnya dapat dilihat dari

perspektif sosial masyarakat Kampung Tambak Asri.

Pandangan lainnya terkait hal ini dijelaskan oleh Gifford

(2002) mengenai adaptasi yang dipengaruhi oleh aktivitas

penghuni dalam lingkungan hunian dan susunan ruang dalam

lingkungan itu sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi proses

adaptasi ini dalam kacamata masyarakat Kampung Tambak

Asri terhadap aktivitas sosial yang berlangsung di dalamnya.

Berikut secara struktural dijelaskan terkait aktivitas sosial

yang berlangsung di dalam ruang Kampung Tambak Asri.

Page 135: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

113

Tabel 4. 5 Identifikasi Aktivitas Sosial Masyarakat dalam Ruang Kampung Tambak Asri

Photo Mapping Jenis Aktivitas Frekuensi Ruang yang ditempati

Sumber : Dokumentasi

Penulis, 2018

Bertetangga Lebih dari dua kali

dalam seminggu

Seperti halnya kehidupan

bermasyarakat di Kampung, pola

hidup bertetangga dilakukan dengan

sekedar bertegur sapa atau di waktu

senggang berbincang bincang

(ngobrol) dengan tetangga lainnya.

Aktivitas ini dapat berlangsung di

tempat dudukan di tepi jalan

lingkungan, ruamh warga lainnya

yang sudah sering ditempati atau

balai warga setempat.

Sumber : Survei Sekunder,

2018

Pengajian Seminggu sekali Untuk menjalin silaturahmi

masyarakat setempat juga

mengadakan pengajian bersama yang

rutin dilakukan seminggu sekali dan

berlangsung bergantian di rumah-

rumah warga

Page 136: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

114

Photo Mapping Jenis Aktivitas Frekuensi Ruang yang ditempati

Sumber : Survei Sekunder,

2018

Senam Bersama Setiap weekend,

seminggu sekali

Kegiatan ini merupakan implementasi

program yang dirumuskan oleh PKK

setempat dan dikoordinasikan per RT.

Karena keterbatasan ruang,

seringkalinya kegiatan ini dilakukan

di hari minggu di ruas jalan

lingkungan Tambak Asri atau depan

balai warga.

Sumber : Survei Sekunder,

2018

Pelatihan/works

hop bersama

eventual Kegiatan eventual ini dimaksudkan

untuk memberdayakan kemampuan

dan perekonomian masyarakat

setempat.

Page 137: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

115

Photo Mapping Jenis Aktivitas Frekuensi Ruang yang ditempati

Sumber : Survei Sekunder,

2018

Kerja Bakti Sebulan sekali atau

dua bulan sekali

Dengan tujuan menciptakan

lingkungan yang bersih, pengurus

organisasi masyarakat setempat juga

mengagendakan kerja bakti

membersihkan selokan dan timbunan

sampah sekitar

Sumber : Data Sekunder,

2018

Rapat

(organisasi,

komunitas,

kader, karang

taruna dll)

eventual Aktivitas rapat organisasi atau

komunitas diadakan dengan

menggunakan balai warga atau rumah

warga.

Page 138: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

116

Photo Mapping Jenis Aktivitas Frekuensi Ruang yang ditempati

Sumber : Dokumentasi

Penulis, 2018

Aktivitas pada

ruang depan

rumah

eventual Acara tertentu lainnya yang diadakan

warga seperti pengajian, pernikahan,

kumpul keluaga besar umumnya

menggunakan area teras atau jalan

depan rumah.

Selain itu, ruang depan rumah dapat

dimanfaatkan

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Page 139: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

117

Gambar 4. 14 Aktivitas Sosial dalam Dimensi Intensitas

Sumber : Hasil Analisis, 2018

2. Preferensi bermukim di Kampung Tambak Asri

Preferensi ketersediaan dan kedekatan prasarana

dan sarana

Kampung Tambak Asri sebagai kawasan permukiman

yang terus berkembang, tentu membutuhkan akses yang

memadai terhadap prasarana dan sarana. Respon masyarakat

terhadap ketersediaan prasarana di Kampung Tambak Asri

menunjukkan 75% diantaranya berpendapat bahwa prasarana

yang meliputi air bersih, sanitasi dan drainase di Kampung

Tambak Asri dinilai baik.

Dilihat dari ketersediaan air bersih oleh PDAM yang

tersedia memadai untuk memenuhi kebutuhan air bersih

sehari-hari. Selain itu upaya pengolahan jaringan drainase

Page 140: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

118

dengan adanya saluran drainase tertutup, dan pengangkutan

sampah yang dikoordinasikan oleh masing-masing RT.

Walaupun dengan kepadatan penduduk yang cukup

tinggi, ketersediaan prasarana yang sederhananya dianggap

masyarakat sudah cukup, mendorong masyarakat untuk

dengan yakin memilih Kampung Tambak Asri sebagai

kawasan bermukim.

Kaitan lainnya adalah kedekatan dengan sarana umum

dalam ruang Kampung seperti sarana kesehatan (puskesmas,

balai pengobatan), sarana pendidikan (SD, SMP, SMA),

sarana peribadatan, dan pasar dapat dengan mudah diakses

karena berlokasi dekat rumah warga dan masih dalam lingkup

kawasan kampung (lihat tabel4.3). Hasil observasi

menampilkan bahwa sarana tersebut disediakan dalam

keterbatasan luas lahan atau ruang yang dimiliki di Kampung

Tambak Asri. Misalnya tidak ada ruang terbuka yang dapat

dijadikan pasar, maka masyarakat menggunakan jalan

lingkungan Gang XVII dan Gang XVIII sebagai pasar pada

pagi hari. Dan untuk sarana lainnya, juga dibangun di

Kampung Tambak Asri sangat dekat dengan rumah warga.

Ketersediaan prasarana dan sarana serta kedekatan

dengan sarana tersebut, turut mendukung pilihan masyarakat

Kampung Tambak Asri dalam bermukim. Pertimbangan ini

menggambarkan adanya acces & linkage yang berlangsung di

dalam ruang Kampung, dimana elemen ini berlangsung secara

natural dalam keterbatasan ketersediaan ruang.

Page 141: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

119

Gambar 4. 15 Jangkauan ke Fasilitas dari Internal dan Eskternal Kampung Tambak Asri

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Page 142: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

120

Gambar di atas menunjukkan jangkauan masyarakat

ke fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, sosial dll) yang

mudah dijangkau baik dalam internal Kampung maupun

eksternal Kampung Tambak Asri.

Preferensi kelayakan sebagai kawasan bermukim

Menelusuri data kelayakan bermukim berdasarkan

respon masyarakat Kampung Tambak Asri, persentase 90-

93% menjelaskan bahwa Kampung Tambak Asri layak

dijadikan sebagai kawasan bermukim dengan alasan

diantaranya bahwa kehidupan bertetangga di Kampung

mengindikasikan untuk membangun kehidupan bertempat

tinggal yang layak. Selain itu, masyarakat juga turut melihat

fakta bahwa signifikansi pertumbuhan penduduk menandakan

bahwa Kampung Tambak Asri layak sebagai tempat

bermukim.

Persepsi terkait kelayakan suatu kawasan bermukim

merefleksikan layak atau tidaknya ruang-ruang dalam

kampung untuk menampung aktivitas sehari-hari masyarakat

di dalamnya. Penilaian terkait kelayakan ini akan turut

mempengaruhi masyarakat Kampung Tambak Asri dalam

menentukan atau memilih bertahan bertempat tinggal di

Kampung Tambak Asri.

Kampung yang di dalamnya berkembang sifat dan

karakteristik perdesaan, mengambarkan nilai sosial yang

sangat erat dan kental di antara masyarakat yang bermukim di

dalamnya. Tingginya angka pertumbuhan permukiman di

Kampung Tambak Asri tidak lepas dari kondisi sosial ini,

dimana kedekatan sosial antar masyarakat mampu

menciptakan persepsi bahwa kawasan kampung layak

dijadikan sebagai kawasan tempat tinggal.

Page 143: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

121

Dalam persepsi kelayakan tersebut, Peneliti mengamati

adanya fenomena disparate tendencies dalam memberikan

pilihan kelayakan bermukim. Artinya, layak tidaknya untuk

bermukim pada kawasan kampung tersebut tidak dinilai pada

ukuran kelayakan bermukim pada umumnya melainkan pada

aktivitas yang sudah terjadi dan tidak dapat dikembalikan

pada ukuran seharusnya. Konkretnya, sudah banyak

masyarakat yang bermukim di Kampung Tambak Asri

membuat masyarakat sulit untuk menilai Kampung Tambak

Asri tidak layak sebagai kawasan bermukim, sedangkan sudah

banyak yang memilih bertempat tinggal pada kawasan

tersebut sehingga pilihan masyarakat disetir oleh persepsi

tersebut.

Diagram 4. 3 Responsi Kelayakan Bermukim

Sumber : Survei Primer, 2018

Preferensi kawasan bermukim berdasarkan faktor

ekonomi

Kampung merupakan wujud dari perkembangan

permukiman di kawasan perkotaan. Kampung Tambak Asri

sebagai bagian dari unit perkotaan yang menampung

kebutuhan papan masyarakat. Masyarakat Kampung Tambak

Asri didominasi oleh 74% masyarakat berpendapatan

menengah ke bawah. Dan sebagian besar rumah tangga

masyarakat Kampung Tambak Asri mempunyai anak lebih

dari 2 anak, atau dapat dikategorikan sebagai keluarga inti.

0% 7%

90%

3% Sangat Tidak

Layak

Tidak Layak

Layak

Page 144: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

122

Adapun jumlah penghuni rata-rata dalam satu atap berkisar 3-

6 orang (1 KK). Hal ini menggambarkan bahwa setiap

keluarga memiliki tanggungan yang cukup besar dalam

membiayai kebutuhan anggota keluarganya. Sehingga hal ini

juga turut berpengaruh terhadap kemampuan memilih

kawasan bermukim. Dimana apabila didapati permukiman

dengan harga lahan terjangkau maka kawasan tersebut akan

menjadi pilihan bermukim walaupun memiliki kepadatan

yang cukup tinggi.

Diagram 4. 4 Tingkat Pendapatan

Sumber : Survei Primer, 2018

3. Pola & progresivitas ruang Kampung

Penataan Fisik Ruang Kampung Tambak Asri

Identifikasi dinamika perkembangan dan pembangunan

di Kampung Tambak Asri berdampak terhadap bentuk dan

tatanan fisik di Kampung Tambak Asri yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Pola permukiman di Kampung Tambak Asri

berkembang secara linear mengikuti jalan lingkungan.

2. Kepadatan penduduk mengindikasikan adanya

kepadatan bangunan, sehingga jarak antar bangunan

dan jarak sempadan bangunan berjarak 0 meter. Dan

jalan lingkungan (gang-gang kecil) di Kampung

7%

19%

54%

20%

Sangat Tinggi

(Rp. 3.500.000

per bulan)

Tinggi

(Rp.2.500.000-

Rp. 3.500.000

per bulan)

Page 145: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

123

Tambak Asri juga memiliki lebar yang kurang memadai

yakni 0,5-3 meter

3. Jalan sebagai ruang yang berdampak langsung terhadap

aktivitas masyarakat. Adapun sirkulasi akses keluar

masuk kawasan Kampung terdapat satu arah sirkulasi

4. Bentuk orientasi bangunan di Kampung Tambak Asri

saling berhadapan. Dan untuk permukiman sekitar

sempadan sungai, posisi bangunan berorientasi

menghadap sungai.

Perkembangan Ruang Kampung Secara Mandiri &

Bertahap

Kompleksitas dinamika sosial di Kampung Tambak

Asri berdampak pada pembangunan yang berlangsung di

dalam ruang Kampung. Kini pertumbuhan ekonomi usaha

kecil dan menengah sangat pesat berkembang di Kampung

Tambak Asri. Konkretnya adanya aktivitas berdagang di

sepanjang jalan Tambak Asri Raya yang menghidupkan area

jalan lingkungan yang padat tersebut.

Melihat kembali pada rekam jejak Kampung Tambak

Asri, yang pernah didapati aktivitas prostitusi sebagai bentuk

kriminalitas yang menghidupkan jalan lingkungan tersebut.

Kini wajah aktivitas perekonomian masyarakat setempat

memberikan kesan positif ruang sepanjang jalan Kampung

Tambak Asri. Hal ini sebagai bentuk kemandirian yang dalam

pembangunan Kampung Tambak Asri, dimana lahir dari

inisiatif perubahan sosial masyarakat setempat.

Bentuk lainnya dari kemandirian pembangunan adalah

adanya upaya memperbaiki kondisi fisik lingkungan yang

rusak seperti pavingisasi atau perbaikan kampung.

Pembangunan fisik ini berlangsung bertahap dengan swadaya

masyarakat dalam 3 tahun terakhir ini.

Page 146: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

124

Sintesa Hasil Sasaran I

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa persepsi penggunaan ruang di Kampung Tambak Asri

cukup beragam dipengaruhi oleh persepsi berdasarkan proses

adaptasi, preferensi bermukim serta pola dan progresivitas

kampung. Sasaran I memberikan gambaran terkait ciri

penggunaan ruang di Kampung Tambak Asri yang juga

berlangsung pada unit sampling. Selain itu, sasaran ini juga

turut memberikan gambaran secara spesifik bagaimana

masyarakat memanfaatkan dan melakukan aktivitas di ruang-

ruang Kampung Tambak Asri.

Deskripsi mengenai persepsi penggunaan ruang di

Kampung Tambak Asri turut memberikan informasi kepada

Peneliti bahwa transformasi di Kampung Tambak Asri dapat

bersifat :

1. Mengubah

Mengubah artinya didasarkan pada persepsi kondisi

fisik, maka ruang-ruang seperti taman bermain,

lapangan bola, dan lahan kosong sangat penting

untuk dilakukan transformasi dengan esensi

“mengubah” agar mengarahkan pada persepsi

place. Karena diamati dari segi frekuensi

penggunaan dan fasilitas yang tidak memadai.

2. Menguatkan

Sifat transformasi dengan esensi menguatkan dapat

dilakukan pada ruang-ruang yang sudah mengalami

adaptasi fisiologi aktvitas sosial maupun yang

mempengaruhi preferensi pengguna dengan hanya

menambahkan elemen pelengkap untuk

memperkuat esensi place. Misalnya pada ruang

jalan lingkungan, balai warga, sempadan sungai,

dan gardu.

Page 147: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

125

4.3 Analisis tipologi berdasarkan karakteristik

hubungan ruang kampung dan pengguna Setelah mengidentifikasi persepsi penggunaan ruang

oleh masyarakat Kampung Tambak Asri. Peneliti melakukan

analisa tipologi yang dimaksudkan untuk mengenal

karakteristik penggunaan ruang kampung oleh beragam

masyarakat. Tipologi menggambarkan tipe atau pola, maupun

pencerminan model berdasarkan karakteristik khas

masyarakat Kampung Tambak Asri, potensi dan sumber daya

yang dimiliki suatu kampung. Tipologi ini akan disusun

berdasarkan hasil sasaran satu.

Analisa ini diperoleh dari data aktivitas dan tipe ruang

di Kampung Tambak Asri dengan mengacu pada literatur.

Adapun input analisa ini diambil dari bahasan ruang publik

karena disesuaikan dengan kriteria penentuan unit sampling.

Dianalisis denngan metode deskriptif kualitatif dengan output

sasaran yakni tipologi ruang-ruang Kampung Tambak Asri. Gambar 4. 16 Proses Analisis Sasaran II

Sumber : Penulis, 2018

Analisis tipologi dengan metode deskriptif kualitatif

dilakukan dengan proses sebagai berikut :

1. Menjelaskan kembali karakteristik ruang yang

menjadi objek penelitian berdasarkan hasil analisis

tematik sasaran I. (perhatikan kolom hasil analisis,

tabel 3.13)

Page 148: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

126

2. Mempersepsikan karakteristik ruang Kampung

Tambak Asri dengan tipe ruang yang dikaji

berdasarkan literatur (lihat subbab 2.3), yakni :

- External public space - Internal public space

- External and internal “quasi

3. Mendeskripsikan 8 ruang yang menjadi unit sampling

sesuai persepsi tipe ruang publik berdasarkan

pelingkupnya sebagaimana disadur dari literatur

Sehingga dengan melakukan proses sebagaimana dijelaskan di

atas, Peneliti memperoleh hasil penelitian sebagai berikut :

Page 149: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

127

Tabel 4. 6 Tipologi Ruang di Kampung Tambak Asri

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

Lapangan Sepak Bola

Sumber : Dokumentasi

Pribadi,2018

Tambak Asri

Gang XIII

(Depan

Puskesmas

Morokremban

gan)

Dimanfaatkan

untuk acara

bersama

Setiap sorenya,

lapangan ini

dimanfaatkan

anak-anak untuk

bermain

Apabila ada

acara tertentu

warga (seperti

pengajian,

kondangan)

menggunakan

lapangan ini

Dapat diakses

publik

- Seluas 2500

m2

- 2 gawang

sepak bola

(dalam

keadaan

sudah rusak)

- Tanpa

pembatas

fisik

- Lapangan

dengan

lantai dasar

makadam

External

Public

Space

Dalam identifikasi

karakteristik hubungan

ruang, masyarakat

cenderung

menggunakan lapangan

ini untuk acara-acara

bersama secara bebas

dan publik. Tidak

terdapat batasan akses

maupun peruntukan

khusus, terkait ruang

lapangan ini

Umumnya frekuensi

kegiatan yang terjadi

dalam ruang ini bersifat

of things ordinary atau

sudah biasa dan rutin

dilakukan tetapi tidak

Page 150: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

128

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

merupakan kebutuhan

yang penting bagi

masyarakat (misalnya

aktivitas bermain di

sore hari)

Taman Bermain

Sumber : Dokumentasi

Pribadi,2018

Tambak Asri

Raya (dekat

Tol)

Dibangun

dengan swadaya

masyarakat

Taman bermain

ini

memanfaatkan

badan jalan

lingkungan

Masyarakat

cenderung tidak

menggunakan

tempat ini

dikarenakan

tidak ada pohon

peneduh dan

- Terdapat

fasilitas

bermain

anak-anak

seperti

ayunan dan

jungkat

jungkit

- Tempat

duduk

- Fasilitas

bermain

berwarna

warni

- Berlokasi di

External

Public

Space

Taman bermain yang

dibuat dengan swadaya

masyarakat ini dinilai

kurang penting bagi

masyarakat karena

belum terdapat tempat

berteduh

Lokasi taman bermain

yang berada dekat

dengan jalan, rawan

bagi anak anak serta

tidak ada elemen

pembatas

Page 151: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

129

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

dekat jalan

akses lalu lalang

sehingga cukup

rawan bagi

anak-anak

bermain.

tepi belokan

jalan

lingkungan

dengan

memanfaatk

an luas

trotoar

Lahan Kosong

Sumber : Dokumentasi

Pribadi,2018

Tambak Asri

Dalam Lahan kosong

ini dimanfaatkan

warga untuk

tempat

pembuangan dan

pembakaran

sampah

Berlokasi

bersebelahan

dengan

permukiman

warga

- Lahan

kosong

- Seluas

(sekitar) 100

m2

External

and

internal

“quasi

Lahan kosong ini milik

perorangan yang sudah

lama tidak dikelola atau

dimanfaatkan. Sehingga

berangsur menjadi

ruang yang dipakai

bersama untuk

membuang sampah.

Ruang ini tidak

memiliki peruntukan

khusus, dan

pemanfaatannya

Page 152: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

130

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

umumnya disesuaikan

dengan kebutuhan

masyarakat

Luas dan lokasi ruang

ini dapat dimanfaatkan

tetapi belum ada

swadaya dari

masyarakat setempat.

Sehingg ruang ini dapat

dimaknai kurang

berkesan dan hanya

sebagai pelengkap

elemen lainnya di dalam

lingkungan Kampung

Jalan Lingkungan Seluruh jalan

lingkungan

pada

Kampung

Tambak Asri

Badan jalan

lingkungan

dimanfaatkan

untuk tempat

bermain anak-

anak

- Jalan

lingkungan

selebar 2-5

meter

- Jalan

lingkungan

External

public

space

Jalan lingkungan dalam

ruang Kampung adalah

elemen yang dekat

dengan aktivitas warga

dan setiap harinya

secara luas digunakan

Page 153: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

131

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

Sumber : Dokumentasi

Pribadi,2018

Jalan depan

rumah untuk

acara- acara

bersama

(pengajian)

Jalan lingkungan

adalah elemen

paling dekat

dengan aktivitas

sosial

masyarakat

Kampung

yang

berlokasi di

dalam gang-

gang

Kampung

oleh warga sebagai

akses

Tingkat kepentingan

interaksi sosial terjadi di

ruang ini. Sehingga

secara tidak langsung

terdapat aktivitas yang

bersifat memorable &

momentaus

Tatanan ruang jalan

pada umumnya

menggambarkan adanya

kedekatan jarak dan

aktivitas masyarakat

Pola perkembangan

permukiman dan setting

penataan fisiknya,

umumnya dipengaruhi

oleh pola jalan

lingkungan

Page 154: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

132

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

Sempadan Sungai

Sumber : Google,2018

Sepanjang

Sungai Idealnya

difungsikan

sebagai kawasan

sempadan

sungai

Kawasan tepi

sungai menjadi

opsi ruang

kampung yang

banyak

dimanfaatkan

anak-anak untuk

bermain

- Dekat

dengan

sempadan

sungai, tepat

dekat

dengan

tempat

menepinya

perahu atau

rakit (alat

transportasi

menyeberan

gi sungai)

External

and

internal

“quasi”

Tergolong tipe ruang

tersebut karena aktivitas

pembangunannya

dibatasi oleh peraturan

yang berlaku (PERDA

JATIM No 5 Tahun

2011), yang

menjelaskan bahwa

sempadan sungai

merupakan salah satu

kawasan perlindungan

setempat.

Tetapi dilihat dari

pemaknaan ruang

berdasarkan

penggunaannya, ruang

ini dimanfaatkan bukan

sebagai kawasan

sempadan melainkan

area bermain.Karena

Page 155: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

133

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

keterbatasan ruang

bermain, maka

masyarakat khususnya

anak-anak mengalihkan

opsi bermain ke

sempadan sungai yang

jauh lebih

menyenangkan.

Sehingga jauh lebih

berkesan menggunakan

ruang ini dibandingkan

taman bermain

Page 156: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

134

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

Jalan Raya Tambak Asri

Sumber : Dokumentasi

Pribadi,2018

Sebagai akses

jalan utama ke

dan dari

Kampung

Tambak Asri

Aktif dengan

kegiatan

perdagangan di

malam hari

(pedagang kaki

lima)

- Kegiatan

perdaganga

n di malam

hari berjejer

di

sepanjang

jalan raya

Tambak

Asri

- Akses

kendaraan

dua arah

- Lebar

badan jalan

(sekitar) 3,5

meter

External

public

space

Ruang ini tidak

terdapat batasan

akses dan umumnya

berlangsung aktivitas

yang bersifat publik

Terdapat banyak

kegiatan pada ruang

ini, diantaranya

kegiatan perdagangan

dan jasa.

Page 157: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

135

Identifikasi Ruang-Ruang Kampung Hasil Analisis Tipologi

Karakteristik Ruang berdasarkan

persepsi pengguna

Photo Mapping Lokasi Fungsi Ruang Setting

Penataan

Fisik

Tipe

(Jenis

Ruang)

Keterangan

Balai warga & Gardu

Sumber : Dokumentasi

Pribadi,2018

Tersebar di

masing

masing

RT/RW

Menampung

aktivitas

bersama

masyarakat

Sebagai tempat

berkumpulnya

warga yang

bertugas jaga

kamling

(keamanan

lingkungan)

- Umumnya

terletak

dekat

dengan

Jalan

Tambak

Asri Raya

- Difungsika

n untuk

beragam

kegiatan

bersama

Internal

Public

Space

Dikelola dengan

swadaya masyarakat

setempat

Tempat

berlangsungnya

kegiatan guyub warga

dan kebutuhan

mengurus

administrasi

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Page 158: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

136

4.4 Analisis perumusan kriteria placemaking

terhadap ruang Kampung Tambak Asri Perumusan kriteria placemaking dilakukan dengan

metode validasi yakni expert judgement. Teknik ini

dilakukan melalui discussion yakni suatu proses diskusi

yang melibatkan para pakar (ahli) untuk mengidentifikasi

permasalahan atau memberikan alternatif pertimbangan

dalam pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, teknik ini

diperlukan untuk merumuskan kriteria placemaking yang

sesuai dengan karakteristik di Kampung Tambak Asri

berdasarkan hasil sasaran 1 dan 2.

Gambar 4. 17 Proses Sasaran III

Sumber : Penulis, 2018

Proses untuk melakukan tahapan di atas pada sasaran

III adalah sebagai berikut :

1. Peneliti memahami kembali karakteristik ruang

Kampung Tambak Asri berdasarkan hasil sasaran I dan

sasaran II.

2. Peneliti melakukan tinjauan literatur mengenai kriteria

placemaking.

3. Kemudian, Peneliti melakukan tinjauan literatur

mengenai kriteria placemaking dengan

Page 159: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

137

mempertimbangkan persepsi penggunaan ruang dan

tipologi ruang (hasil sasaran I dan sasaran II) untuk

merumuskan kriteria placemaking yang sesuai untuk

Kampung Tambak Asri.

4. Setelahnya, hasil tersebut divalidasikan ke expert, yang

dalam hal ini expert terkait adalah Bapak Prof. Dr. Ir.

Johan Silas seorang tokoh arsitektur Indonesia terutama

dalam bidang Perumahan, Permukiman, Perkotaan dan

Lingkungan, dan Bapak Ir. Andy Mappa Jaya, MT.

sebagai Akademisi.

Berikut rumusan kriteria berdasarkan tinjauan literatur

dan hasil sasaran sebelumnya yang dirumuskan oleh

penulis, sekaligus sebagai hipotesis sasaran III, yakni :

Tabel 4. 7 Sintesa Kriteria Placemaking

Sintesa

Kriteria

Placemaking

Penjelasan Keterkaitan dengan

Karakteristik Hubungan

Ruang Kampung

Sirkulasi Elemen ini berkaitan

dengan ketersediaan

prasarana jalan yang

tersedia,struktur kota,

serta fasilitas

pelayanan umum

untuk menciptakan

manajemen

transportasi yang

menyeluruh.

Jalan lingkungan adalah elemen

yang sangat dekat dengan

aktivitas sosial masyarakat.

Elemen ini dapat berperan

sebagai sirkulasi yang

menghubungkan akses

masyarakat dari suatu tempat ke

tempat lain. Elemen ini

diperlukan untuk memudahkan

akses antar satu place ke place

yang lain.

Page 160: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

138

Ruang

Terbuka

Elemen ruang terbuka

berkaitan dengan

lansekap. Lansekap

meliputi :

- Lansekap elemen

keras

(hardscape),

seperti jalan,

trotoar, bebatuan

dan sebagianya

- Lansekap elemen

lunak (softscape),

berupa tanaman

dan air. Selain itu

elemen lunak juga

meliputi ruang

terbuka yang

terdiri dari

lapangan, jalan,

sempadan sungai,

jalur hijau, taman

dan lain

sebagainya

Tambak Asri memiliki

ketersediaan ruang terbuka yang

belum semuanya dimanfaatkan

dengan baik. Kriteria ruang

terbuka di Kampung Tambak

Asri dinilai relevan karena

adanya potensi ketersediaan

tersebut. Apabila ruang terbuka

di Kampung Tambak Asri

dikelola dengan pendekatan

elemen lansekap akan

memberikan makna place bagi

ruang terbuka yang tersedia.

Sekaligus ruang terbuka dapat

berfungsi menyatukan interaksi

sosial masyarakat setempat.

Aktivitas

pendukung

Aktivitas pendukung

dapat dijelaskan

sebagai semua fungsi

bangunan dan

kegiatan-kegiatan

yang mendukung

ruang publik suatu

kawasan kota.

Elemen aktivitas

pendukung

mempertimbangkan

Kriteria ini berkaitan dengan

kriteria ruang terbuka. Kriteria

ini juga merujuk pada aktivitas

yang berlangsung di dalam

ruang Kampung. Jalan Tambak

Asri Raya adalah jalan utama

yang sangat aktif dengan

aktivitas perdagangan kaki lima.

Sehingga aktivitas ini dapat

dimanfaatkan untuk

mengimplementasikan kriteria

Page 161: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

139

fungsi utama dan

penggunaan elemen-

elemen kota yang

dapat menggerakkan

aktivitas. Hal ini

meliputi berbagai

fungsi dan aktivitas

yang memperkuat

karakteristik ruang

publik. Bukan hanya

berupa sarana

pendukung jalur

pejalan kaki atau

plaza melainkan

setiap fungsi elemen

kota yang dapat

membangkitkan

aktivitas seperti pusat

perbelanjaan, taman

rekreasi, alun-alun

dan sebagainya.

aktivitas pendukung dalam

transformasi ruang Kampung

Tambak Asri.

Penanda Kriteria penanda

mengisi ruang visual

kota dalam bentuk

papan iklan, spanduk,

baliho dan

sebagainya. Hal ini

mempengaruhi

visualisasi kota baik

secara makro maupun

mikro.

Menariknya di ruang Kampung,

penanda yang digunakan tidak

terbatas pada ruang visual,

melainkan penanda yang

terbentuk secara natural

berdasar karakter masyarakat

setempat misalnya tempat

temoat tertentu yang biasa

digunakan oleh masyarakat

(gardu, pos dll).

Page 162: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

140

Aktivitas

Sosial

Aktivitas yang lebih

menekankan pada

terjadinya proses

sosial, baik dalam

bentuk kontak fisik

maupun kontak pasif

yang membentuk

interaksi masyarakat.

Karakter hubungan ruang dan

pengguna pada ruang Kampung

Tambak Asri, mengindikasikan

bahwa ruang Kampung Tambak

Asri dipengaruhi oleh aktivitas

sosial yang berlangsung di

dalamnya.

Acces &

Linkage

Kriteria ini mengarah

pada kemudahan

akses place dengan

lingkungan

sekitarnya baik secara

fisik maupun visual.

Dalam artian place

tersebut nyaman dan

mudah diakses dari

dan ke place tersebut.

Identifikasi karakteristik

menjelaskan bahwa

kenyamanan bermukim di

Kampung Tambak Asri turut

memperhatikan kemudahan

akses. Hal ini juga perlu dimuat

dalam inisiasi pembentukan

place, yaitu memberikan

kemudahan akses menuju place

tersebut.

Comfort &

Image

Kesan pertama yang

diciptakan oleh place

tersebut sangat

berkaitan dengan

citra yang dibentuk

oleh place itu sendiri.

Sehingga kunci

kesuksesan sebuah

place juga terbentuk

dari citra yang bagus.

Hal ini dapat

terbentuk dari

persepsi tentang

keamanan,

kebersihan dan

Kriteria ini berkaitan dengan

membentuk identitas place di

Kampung Tambak Asri yang

sesuai dengan karakteristik

masyarakatnya dan kenyamanan

bermukim yang dipengaruhi

oleh beragam faktor.

Page 163: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

141

ketersediaan tempat

untuk duduk.

Seringkali

ketersediaan tempat

duduk diabaikan

dalam membentuk

sebuah place.

Uses &

Activities

Adanya kegiatan

(activities) yang

berlangsung

merupakan dasar dari

terbentuknya suatu

tempat. Sehingga,

kegiatan tersebut

menjadi suatu alasan

bagi orang-orang

untuk datang dan

pergi. Apabila tidak

ada kegiatan dalam

place tersebut, maka

dapat diartikan bahwa

ada sesuatu yang

salah dengan place

tersebut.

Place yang direncanakan di

Kampung Tambak Asri tentu

harus memiliki manfaat bagi

penggunanya. Adanya kegiatan

ini akan cenderung mendorong

dan membentuk persepsi

masyarakat terhadap

pembentukan sebuah place.

Sociability Kriteria ini mengarah

pada place yang

mendorong jenis

aktivitas sosial,

tempat orang bertemu

dan menyapa teman,

tetangga atau bahkan

berinteraksi dengan

orang asing.

Ruang-ruang di dalam

Kampung Tambak Asri akan

cenderung bertransformasi

menjadi place dengan didorong

oleh jenis aktivitas dan

preferensi penggunaan ruang

oleh masyarakat setempat

Page 164: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

142

Sehingga place

cenderung

mendukung

keterikatan yang kuat

pada komunitas.

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Hasil di atas kemudian divalidasi dengan expert terkait

dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 8 Kriteria Placemaking Transformasi Kampung

Tambak Asri

Kriteria

Placemaking

Hubungan dengan Kampung Tambak Asri

Sirkulasi Kriteria ini diperlukan untuk menjawab kebutuhan akses

dari satu tempat ke tempat lainnya dalam lingkup

internal kampung. Sirkulasi diwujudkan dalam bentuk

akses.

Di Kampung Tambak Asri, kriteria ini dapat

diwujudkan dengan implementasinya pada kebutuhan

prasarana jalan untuk kemudahan akses internal.

Pemenuhan kebutuhan prasarana dapat didukung

melalui perbaikan fisik jalan (dimensi), kelengkapan

perabot jalan, serta pengaturan hirarki jalan.

Ruang

Terbuka

Adanya ruang terbuka di Kampung Tambak Asri sangat

diperlukan. Dengan melihat permasalahan penggunaan

ruang-ruang terbuka yang undervalued di Kampung

Tambak Asri, maka kriteria ruang terbuka ini dapat

direncanakan dengan memperhatikan sekuen

(sequencial) akses menuju ruang terbuka agar lebih

menarik masyarakat untuk memanfaatkannya.

Penanda Kampung memiliki ciri khas penanda, dimana penanda

ini akan menggambarkan tingkat kehidupan

masyarakatnya dan juga dapat mencerminkan ekspresi

Page 165: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

143

konsep kampung itu sendiri. (Misalnya, Toko

Kelontong, Gardu, atau penanda simbol simbol

penyampaian informasi) yang berlangsung antar warga

Kampung.

Hal ini menyesuaikan dengan kebiasaan warga

Kampung yang sering memanfaatkan penanda-penanda

tersebut.

Aktivitas

Sosial

Kriteria ini akan memberikan identitas place yang

berbeda-beda pada setiap Kampung. Yang perlu

diperhatikan dari kriteria ini adalah culture secara

heterogen dan homogen dari masyarakat yang berdiam

di dalamnya.

Acces &

Linkage

Kriteria ini diimplementasikan dalam bentuk akses

pergerakan eskternal. Dan kriteria ini ditinjau secara

makro dengan memperhatikan radius kawasan

sekitarnya, fasilitas dll.

Comfort &

Image

Uniknya kriteria ini dapat diukur berdasarkan apa yang

dimiliki masyarakat. Prinsipnya “We‟re gonna proud”

misalnya potensi kawasan, pemberdayaan masyarakat

dll. Hal ini tentu memberikan ukuran comfort yang unik

dan berbeda yang sesuai dengan karakteristik

masyarakat Kampung Tambak Asri.

Sociability Kriteria ini berkaitan dengan apa yang dibangun secara

emosional oleh masyarakat. Adanya kedekatan

emosional, dapat mendukung perubahan terjadi secara

bersama-sama, karena minimnya perbedaan persepsi.

Sehingga kriteria ini diperlukan untuk transformasi

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Dapat disimpulkan pads hasil sasaran III, terdapat

beberapa kriteria yang saling tumpah tindih yaitu kriteria

sociabiity,aktivitas sosial dan uses & activities. Sehingga

lebih jelas dipaparkan bahwa sociabiity cenderung pada

Page 166: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

144

kedekatan emosiaonal, yang dapat mendukung perubahan

terjadi secara bersama-sama, karena minimnya perbedaan

persepsi. Sedangkan aktivitas sosial mewakili uses &

activities dalam menjelaskan identitas place yang berbeda-

beda pada setiap Kampung berdasarkan aktivitas atau

interaksi yang berlangsung di dalamnya.

Kriteria-kriteria yang telah dirumuskan disusun

berdasarkan karakteristik ruang-ruang Kampung di Tambak

Asri, dan kriteria tersebut dapat menjadi masukan dan arahan

untuk melakukan transformasi.

4.5 Analisis penyusunan skenario transformasi

pembentukan ruang

Analisis ini merupakan tahap akhir penelitian, yakni

mengacu pada hasil penelitian sasaran-sasaran sebelumnya.

Output dari tahapan ini adalah skenario transformasi ruang

Kampung Tambak Asri. Yang dimaksud dengan skenario

(scenario planning) berkaitan dengan perencanaan strategis

tentang masa depan, dan menyediakan alternatif-alternatif

dalam merencanakan. Adapun skenario dirumuskan sebagai

wujud sintesis informasi dan sekaligus berperan sebagai

stimulan dengan sumber informasi dari objek perencanaan.

Sehingga skenario dirumuskan tidak serta merta dari

keinginan planner, melainkan skenario yang dirumuskan

adalah titik temu antara kondisi eksisting yang berkembang

pada masyarakat dengan kebijakan yang harusnya

diwujudkan.

Hasil penelitian pada sasaran-sasaran sebelumnya

menjadi input dalam merumuskan skenario, yang terdiri dari

karakteristik hubungan pengguna dengan ruang kampung,

tipologi ruang dan kriteria placemaking. Sehingga pada

Page 167: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

145

sasaran ke empat, Penulis menyusun skenario yang nantinya

menjadi arahan untuk transformasi ruang Kampung Tambak

Asri dan didasarkan atas potensi dan masalah yang terdapat

pada ruang-ruang Kampung Tambak Asri.

Setelah melakukan 3 tahapan penelitian, selanjutnya

adalah proses melakukan perumusan skenario yaitu :

1. Penulis melakukan analisis deskriptif kualitatif

dengan terlebih dahulu menganalisis (mencari

hubungan) relevansi tahapan 1-3 dalam tabel

3.16. Hal ini dilakukan sebagai arahan dalam

menentukan agenda transformasi yang sesuai dan

rasional.

2. Setelahnya Penulis merumuskan skenario

berdasarkan kondisi eksisting dan input pada

proses sebelumnya. Skenario yang dirumuskan

juga sangat penting menghindari kehendak

Penulis, sehingga perlu untuk mengacu pada hasil

atau sasaran sebelumnya serta nomenklatur yang

telah ditetapkan baik dalam bentuk peraturan

maupun kebijakan. Untuk itu, Penulis sangat

berhati-hati dalam merumuskan dengan

mempertimbangkan identifikasi karakteristik

penggunaan dan tipologi ruang.

3. Kriteria placemaking pada sasaran III, menjadi

acuan Penulis untuk menentukan elemen yang

harus ada dalam mendukung pembentukan place.

4. Skenario dibahas dalam bentuk tabel, dan

dividualisasikan dalam bentuk gambar contoh.

Skenario yg dirumuskan merupakan skenario yang

terdiri dari dua sampai tiga pilihan. Skenario ini bersifat

paralel dan tidak berhubungan satu sama lainnya, artinya

Page 168: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

146

apabila skenario satu tidak terlaksana maka tidak

mempengaruhi skenario lainnya. Sehingga skenario yang

dirumuskan cenderung menjadi opsional. Dan setiap skenario

memiliki beban implementasi yang berbeda-beda. Skenario

yang dirumuskan juga hanya dapat dilakukan dalam kondisi

saat ini sesuai kondisi observasi penelitian.

Page 169: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

147

Tabel 4. 9 S Skenario Transformasi Kampung Tambak Asri

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

Jalan

Lingkungan

Ruang ini

memuat aktivitas

sehari-hari

masyarakat yang

bersifat cultural.

Interaksi sosial

yang terjadi

meliputi

kegiatan-kegiatan

bersama

(pengajian,konda

ngan,

musyawarah

External

public space

Ruang ini

dengan bebas

dapat diakses

oleh warga.

Karena pada

ruang ini

berlangsung

aktivitas

bersama

masyarakat.

Sirkulasi

Jalan Lingkungan

adalah salah satu

akses pergerakan

internal yang

mendukung

kemudahan akses

menuju place di

kawasan internal

Kampung Tambak

Asri.

Access & Linkage

Jalan lingkungan

berperan sebagai

connectivity antar

Pengaturan dimensi

dan hirarki jalan

(Lihat Lampiran

A.).

Jalan Tambak Asri

Raya difungsikan

sebagai jalan lokal

sekunder

Manajemen

waktu lalu lintas

untuk akses

kendaraan berat

menuju jalan

arteri primer

Manajemen

akses lalu lintas

kendaraan ke

internal jalan

lingkungan

(seperti gang-

gang)

Jalan Lingkungan

dilengkapi dengan

elemen lampu jalan

untuk penerangan

di malam hari dan

elemen peneduh

untuk siang hari

Inovasi seni 3D

pada desain jalan

lingkungan

dengan swadaya

Karang Taruna

pada gang-gang

kecil untuk

memberikan

Jalan lingkungan

dilengkapi

dengan street

signage yang

memadai

Page 170: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

148

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

warga,

nyangkruk/nongk

rong, bermain

dilakukan di

ruang ini.

Ruang jalan

lingkungan turut

menjadi elemen

yang intim

dengan

masyarakat,

karena jaraknya

yang dekat dan

kedalaman

makna interaksi

sosial antar

place dan ruang-

ruang lain di

dalamnya

Aktivitas Sosial

Setiap aktivitas yang

berlangsung dalam

place akan

memberikan

identitas yang

berbeda-beda. Untuk

jalan lingkungan

menjadi sebuah

place perlu untuk

memunculkan

culture dalam

transformasi

Bertujuan untuk

menciptakan

kondisi menikmati

perjalanan di jalan-

jalan lingkungan

kampung

kesan ramah bagi

pengguna yang

lalu lalang

(Misalnya :

Seni lukis

atau gambar

3D pada

badan jalan)

Melakukan

perbaikan dimensi

jalan (kesesuaian

badan jalan) pada

beberapa jalan

lingkungan (gang-

gang kecil)

Alokasi

sempadan

bangunan di

Jalan Tambak

Asri Raya

Perbaikan

kondisi fisik

jalan (material,

jalan berlubang,

lebar jalan gang

yang sempit)

Page 171: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

149

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

masyarakat

kampung terjadi

di ruang ini.

ruangnya. Hal ini

bertujuan untuk

memberikan

identitas yang

berbeda dengan

place lainnya

Sociability

Elemen ini turut

membentuk ikatan

emosional antar

masyarakat. Dimana,

adanya elemen ini

menarik agar setiap

masyarakat turut

bergabung, duduk

bersama dan

membangun

Elemen tempat

duduk milik

masyarakat yang

sudah ada

dimaksimalkan

kondisi fisiknya.

Dan dialokasikan

linear terdapat di

sepanjang jalan

lingkungan dengan

jeda jarak

Elemen tempat

duduk di tepi

jalan lingkungan

dapat didesain

menyatu dengan

teras bagian

depan rumah

masyarakat

(Cth: elemen

tempat duduk di

Optimalisasi

elemen tempat

duduk yang

sudah ada

(perbaikan atau

ditambah)

Page 172: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

150

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

interaksi satu sama

lain.

perjalanan tertentu Kampung

Pelangi. Lihat

Lampiran.)

Lapangan

Sepak Bola

Lapangan ini

memuat aktivitas

khusus tertentu

yang menarik

masyarakat untuk

aktif

menggunakan.

Tetapi justu di

Kampung

Tambak Asri,

External

Public Space

Pada ruang

ini

berlangsung

kegiatan

yang bersifat

the things

ordinary atau

sudah biasa

dilakukan

tetapi tidak

Ruang terbuka

Elemen ini dapat

menjadi jeda dari

beragam ruang yang

ada di Kampung

Tambak Asri. Selain

itu ruang ini juga

berpotensi untuk

mengekspresikan

karakteristik

masyarakat

Kampung Tambak

Akses dilengkapi

dengan lampu jalan

untuk penerangan

(berperan sebagai

sequencial), dengan

cahaya lampu

berwarna kuning

yang mendukung

kesan dramatis

(Ilustrasi sketsa

skenario, dapat

dilihat pada

Gambar)

Akses menuju

ruang terbuka

dilengkapi

dengan elemen

tempat duduk

(berhubungan

dengan skenario

elemen tempat

dudukan di tepi

jalan lingkungan)

Kemudahan akss

menuju ruang

terbuka, yakni

dimensi jalan

yang memadai

dan dengan

mudah dapat

dicapai banyak

warga

Page 173: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

151

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

ruang ini

cenderung

mengalami

undervalued

karena

masyarakat lebih

memilih

menggunakan

jalan lingkungan.

Sehingga, ruang

ini memiliki

intensitas

penggunaan

insidental atau

merupakan

kebutuhan

yang penting

bagi

masyarakat.

Sehingga

penggunaan

ruang ini

cenderung

menjadi

alternatif.

Dan ruang ini

juga

memiliki

Asri dimana

masyarakatnya

sangat aktif terlibat

dalam kegiatan

bersama.

Aktivitas Sosial

Place yang akan

dibentuk dalam

Kampung Tambak

Asri tentunya akan

mengekspresikan ciri

Kampung yang aktif

dengan interaksi

Desain ruang

terbuka yang

mengalokasikan

tempat bertemu

antar warga

setempat (plaza)

dan taman bermain

bagi anak anak.

Dilengkapi dengan

perabot seperti

tempat duduk,

lampu taman,

permainan anak-

anak dll

Memberikan

elemen pembatas

(Misalnya :

pagar, sempadan)

di sekeliling

ruang terbuka

tersebut.

Memberikan

elemen tempat

duduk dan

elemen peneduh

di spot-spot

ruang terbuka

tersebut

Page 174: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

152

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

hanya digunakan

pada acara-acara

tertentu pada

umumnya

penggunaan

yang dapat

dinikmati

oleh

masyarakat

siapa saja

sosial. Sehingga

lapangan dan taman

bermain ini, dapat

menjadi space yang

ditransformasikan

untuk menampung

aktivitas sosial

tersebut.

Menciptakan

penggunaan ruang

terbuka yang

multifungsi, baik

untuk kegiatan

bersama (pengajian,

PKK dll) maupun

untuk kegiatan-

kegiatan kelompok

lainnya (misalnya :

olahraga, sepak

bola)

Mengadakan

kegiatan rutin

(pertunjukan) di

lapangan tersebut

yang

menampilkan

karya warga

setempat

Mengarahkan

kegiatan

perdagangan dan

jasa sekitar

lapangan dengan

konsep penataan

terpadu

Taman Bermain

Ruang ini

dibangun atas

swadaya

External

Public Space

Ruang ini

disediakan

Memberikan

elemen peneduh

(vegetasi)

Mendesain

elemen peneduh

buatan

(Contoh: lihat

Lampiran )

-

Page 175: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

153

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

masyarakat,

dengan ukuran

yang mini dan

bertujuan untuk

memenuhi

kebutuhan

bermain anak-

anak kampung.

Taman bermain

ini tidak

digunakan karena

dekat dengan

jalan lalu

lalangnya

kendaraan dan

kondisinya

langsung terkena

untuk diakses

secara bebas

oleh

masyarakat.

Dan ruang ini

juga

merupakan

dikelola oleh

swadaya

masyarakat

setempat

Dilengkapi elemen

tempat duduk

bersama

Mendesain

dengan kreatif

beragam elemen

tempat duduk

anak-anak

Memperbaiki

sarana yang

sudah tersedia

Memberikan ruang

pembatas

(sempadan) antara

jalan dengan area

taman.

Memberikan

akses jalan yang

mudah dilalui

oleh masyarakat

(terutama anak-

anak menuju

lokasi taman)

Memberikan

sign terbatasnya

akses kendaraan

(petunjuk

menurunkan

kecepatan, tidak

menaiki motor

dll)

Page 176: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

154

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

sinar matahari.

Sehingga anak-

anak lebih

memilih bermain

di tepi sungai dan

jalanan kampung

Lahan Kosong

Tidak terdapat

aktivitas khusus

di ruang ini,

melainkan

digunakan

sebagai tempat

pembuangan

sampah.

Konkretnya,

External and

internal

“quasi

Lahan

kosong ini

milik

perorangan

yang sudah

lama tidak

dikelola atau

dimanfaatkan

Aktivitas Sosial

Adapun kriteria

place yang

direncanakan di

ruang lahan kosong

ini tentu memberikan

identitas yang

berbeda dengan

place lainnya.

Menyediakan sarana pengolahan persampahan yang dekat

dengan permukiman masyarakat Tambak Asri Dalam

Didesain sebagai

stopping place,

yang menampung

kegiatan

perdagangan & jasa

(kuliner)

masyarakat

setempat (dengan

Memperbaiki

dimensi material

lahan kosong

tersebut, yang

semula tanah

diganti dengan

aspal atau

makadam agar

Mengalokasikan

sebagai tempat

pengolahan

sampah terpadu,

yang

memanfaatkan

SDM dalam

pengolahannya.

Page 177: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

155

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

masyarakat

membutuhkan

tempat

pembuangan

sampah yang

dekat dan mudah

dijangkau.

Sehingga, lahan

kosong ini secara

langsung

dimanfaatkan

untuk menjawab

kebutuhan

tersebut.

sehingga

berangsur

menjadi

ruang yang

dipakai

bersama

untuk

membuang

sampah.

Ruang ini

dimaknai

kurang

berkesan dan

dinilai hanya

berperan

sebagai

konsep lesehan)

yang menyatu

dengan culture

kampung

nyaman

digunakan oleh

masyarakat

sebagai meeting

point

Page 178: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

156

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

pelengkap

elemen

lainnya di

dalam

lingkungan

kampung

Gardu & Balai

Warga

Gardu & Balai

Warga

dimanfaatkan

sebagai ruang

bertemu atau

berkumpulnya

warga yang

bertugas untuk

Internal

Public Space

Ruang ini

dikelola

bersama oleh

masyarakat

untuk

keperluan

bersama

seperti rapat

Penanda

Gardu & Balai

Warga di Kampung

Tambak Asri dapat

dilihat sebagai

elemen penanda.

Dimana, adanya

aktivitas di gardu

pada setiap gang

akan

Melengkapi gardu

jaga dengan elemen

penerangan yang

cukup dan tempat

duduk yang

memadai untuk

banyak warga

berkumpul.

Memberikan

tambahan

perabot hiburan

yang dapat

menarik aktivitas

masyarakat di

Gardu Jaga. Agar

bukan hanya

untuk

menjalankan

tugas keamanan

Memperbaiki

gardu dan balai

warga yang

sudah tidak

layak pakai

Page 179: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

157

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

menjaga

keamanan

kampung.

Kegiatan kamling

(keamanan

lingkungan) ini

dikoordinasikan

secara mandiri

oleh warga

Kampung

Tambak Asri.

atau

musyawarah,

serta kegiatan

bersama

lainnya.

menggambarkan

tingkat partisipasi

masyarakat terhadap

sosial masyarakat

kampung.

lingkungan

melainkan juga

menjadi salah

satu cara untuk

menampung

aktivitas interaksi

warga.

Jalan Tambak

Asri Raya

Jalan Tambak

Asri Raya

memiliki

karakteristik

External

public space

Tidak

terdapat

batasan

Aktivitas Sosial

Ruang Jalan Tambak

Asri Raya sangat

aktif dengan aktivitas

perdagangan dan jasa

Kebijakan

pengelolaan

bersama kuliner

tepi jalan Tambak

Asri Raya sebagai

potensi

Mengimplement

asikan konsep

kuliner lesehan

khas Jawa, yang

dikembangkan

oleh warga

Kebijakan

penataan

pedagang kaki

lima sepanjang

Jalan Tambak

Asri Raya, agar

Page 180: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

158

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

yang berbeda

dengan jalan

lingkungan.

Faktanya, jalan

dengan bentuk

fisik linear

memanjang ini

sangat aktif

dengan aktivitas

perdagangan dan

jasa. Utamanya

pada malam hari.

tertentu

untuk

mengakses

ruang ini.

Dimana

ruang ini,

dengan bebas

dimanfaatkan

oleh para

pedagang

kaki lima dan

pengguna

jalan lainnya.

sepanjang harinya.

Hal ini sejalan

dengan karakter

masyarakat yang

memiliki tingkat

interaksi yang sangat

tinggi.

Adanya aktivitas

perdagangan dan jasa

menunjukkan ciri

potensi usaha

perekonomian dari

masyarakat

Kampung Tambak

pengembangan

SDM Kampung

Tambak Asri

Kampung

Tambak Asri

tetap

beraktivitas

dengan teratur

dan tidak

menganggu

aktivitas

pengguna jalan

Menyediakan akses

parkir bersama

(parking area,

misalnya di Balai

Warga RW 06)

Manajemen

(pembatasan)

berkendara jarak

dekat untuk

pengguna jalan

Manajemen

parkir bersama

di spot-spot

tertentu

(misalnya Balai

Warga, Warung

Kopi, Lapangan)

Page 181: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

159

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

Asri Melakukan

perbaikan dimensi

Jalan Tambak Asri

Raya (perbaikan

sempadan jalan,

jarak antar

bangunan dengan

badan jalan)

Melakukan

perbaikan

kondisi jalan

yang rusak

Penataan jalan

Tambak Asri

Raya dengan

meminimalkan

potensi

hambatan

samping

Memberikan

elemen penerangan

jalan yang memadai

dan street signage

yang jelas

Didesain dengan

sequence

perjalanan, baik

berupa (warung

permanen atau

tempat duduk)

Memperbaiki

elemen penanda

sepanjang jalan

(gapura,

pembatas jalan)

Sempadan

Sungai

External and

internal

“quasi”

Comfort & Image

Ruang sempadan

sungai memberikan

Adanya kebijakan

yang mendukung

keberlanjutan

Adanya apresiasi

terhadap tatanan

fisik sempadan

Mendesain

estetika

kawasansempad

Page 182: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

160

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

Ruang sempadan

sungai

menggambarkan

wajah

permukiman

masyarakat yang

bermukim di

sepanjang sungai.

Dimana, pada

akhir pekan atau

sore hari, anak-

anak Kampung

Tambak Asri

sering bermain di

sempadan sungai

ini dibandingkan

di ruang-ruang

Tergolong

tipe ruang

tersebut

karena

aktivitas

pembanguna

nnya dibatasi

oleh

peraturan

yang berlaku

(PERDA

JATIM No 5

Tahun 2011),

karena

sempadan

sungai

merupakan

image yang berbeda

dalam membentuk

identitas Kampung

Tambak Asri.

Dimana, ruang ini

menunjukkan sisi

lain Kampung

Tambak Asri.

Dimana, ukuran

comfortable

bermukim bukan lagi

pada kondisi fisik

melainkan

bergantung pada

preferensi dan

adaptasi bermukim

kondisi sungai di

Kampung Tambak

Asri baik yang

disepakati bersama

agar aktivitas

bermukim tetap

memperhatikan

keseimbangan

lingkungan.

sungai, baik

dengan

melaksanakan

program atau

kegiatan menjaga

kebersihan

sungai bersama.

an sungai

dengan elemen

jalur hijau untuk

menciptakan

wajah

permukiman

yang tidak

kumuh

Page 183: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

161

Ruang

Tipologi

Ruang

Keterkaitan dengan

Kriteria

SKENARIO

SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III

terbuka yang

tersedia.

salah satu

kawasan

perlindungan

setempat

Selain itu

ruang ini

cenderung

bersifat

internal bagi

masyarakat

yang

bermukim di

sekitarnya.

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Page 184: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

162

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 185: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa

hal yang dapat disimpulkan, antara lain sebagai berikut :

1. Kampung Tambak Asri memiliki karakteristik

penggunaan ruang berdasarkan adaptasi kondisi

lingkungan, preferensi bermukim serta pola dan

progresivitas ruang Kampung.

2. Ruang-ruang yang menjadi objek penelitian (8 ruang)

tersebut digolongkan ke dalam tipe ruang publik yaitu

external public space, internal public space &

external internal public space “quasi”. Dengan

mempersepsikan karakteristik ruang yang diperoleh

dari sasaran I ke dalam tipe tipe ruang tersebut

3. Kriteria placemaking untuk mentransformasi ruang

Kampung Tambak Asri adalah

a. Sirkulasi (berupa akses pergerakan internal)

b. Ruang terbuka (adanya aktivitas tertentu pada

ruang terbuka)

c. Penanda (berupa ruang yang dapat

menunjukkan tingkat kehidupan masyarakat

di kampung tersebut)

d. Aktivitas sosial (aktivitas bersama

masyarakat yang membentuk ciri dan

identitas Kampung)

e. Acces & linkage (berupa akses pergerakan

eksternal)

Page 186: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

164

f. Comfort & image (tingkat kenyamanan

masyaraat kampung yang dibangun

berdasarkan persepsi penggnaan ruang)

g. Sociability (adanya manfaat pada aktivitas

tertentu dalam place, yang membangun ikatan

emosional kedekatan sosial antar masyarakat)

4. Output dari penelitian ini dihasilkan dari kompilasi

persepsi penggunaan ruang, tipologi ruang dan

kriteria placemaking di Kampung Tambak Asri yang

dihasilkan untuk merumuskan skenario yang bersifat

paralel. Skenario tersebut terdiri dari dua hingga tiga

opsi dan dapat dimanfaatkan sebagai arahan untuk

melakukan transformasi ruang Kampung Tambak

Asri

4.2 Rekomendasi

Berikut ini merupakan rekomendasi hasil dari

penelitian ini :

1. Rekomendasi untuk Pemerintah Kota Surabaya

a. Skenario transformasi dapat dijadikan referensi

sekaligus input dalam merumuskan strategi

perencanaan menuju Kampung Berkelanjutan

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan

dalam produk perencanaan baik RTBL (rencana

tata bangunan dan lingkungan) maupun produk

perencanaan lainnya yang relevan sebagai bentuk

promosi pembangunan yang mendukung

peningkatan kualitas lingkungan,sosial, dan

ekonomi di Kampung Tambak Asri.

Page 187: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

165

2. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya :

a. Perencanaan strategis ke depannya dapat

mempertimbangkan dimensi waktu implementasi

serta pendekatan perumusan skenario optimis,

pesimis dan moderat yang menggali dari berbagai

pertimbangan kemungkinan tantangan di masa

mendatang dan ahli.

b. Dalam mendefinisikan karakteristik ruang dapat

didetailkan terkait preferensi pemilihan ruang

dengan menilai kualitas ruang-ruang Kampung

tersebut secara fisik dan non fisik.

c. Selain menggolongkan ruang-ruang Kampung ke

dalam tipologi ruang, karakteristik masyarakat

juga dapat digolongkan dalam tipe-tipe pengguna

ruang berdasarkan persepsi penggunaannya.

Page 188: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

166

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 189: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

DAFTAR PUSTAKA

A. L, Nikmah. (2015). Pemberitaan Kasus Penutupan

Lokalisasi Prostitusi. UIN Walisongo. Semarang.

An-Naf, Julissar. (2005). Pembangunan berkelanjutan dan

Relevansinya untuk Indonesia. Jurnal Madani Edisi II.

Aprilia, Dias dkk. (2014). Transformasi Kampung Kota di

Kawasan Segitiga Emas Kota Semarang. Jurnal Riptek

Vol. 8 No. 2 Hal. 1-12

Asmarani, Dewinta.(2014). Pendekatan Sustainable

Placemaking dalam Pengembangan Produk Wisata

Bahari dan Konservasi Penyu di Kabupaten Bangka.

Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Aulia, Dwira N. (2005). Permukiman yang Berwawasan

Lingkungan Tinjauan. Jurnal Sistem Teknik Industri.

Vol.6. No.4.

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya , 2015. Kecamatan

dalam Angka. Surabaya : Badan Pusat Statistik

Candrawati, Pradita et al.(2016). Kriteria Placemaking untuk

Fashion Hub. Temu Ilmiah IPLBI 2016. Hal 191-194.

Fall. (2012). Placemaking and the Future of Cities. PPS, UN

Habitat.

Gifford. 1987. Environmental Pshycology:Principles And

Practice. Boston : Allyn & Bacon, Inc

Hariyanto, Asep. Strategi Penanganan Kawasan Kumuh

Sebagai Upaya Menciptakan Lingkungan Perumahan

dan Permukiman yang Sehat. PWK Universitas Islam

Bandung. Hal 13-14.

Page 190: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

168

Hastijamti, Retno.(2003). Kampung Kota sebagai

“Permukiman Berpintu Gerbang”. Universitas 17

Agustus Surabaya. Hal 31-36

Mappajaya, Andy, dkk. 2003. Kampung Surabaya sebagai

elemen kunci perancangan ruang identitas kota. Jurnal

Sains dan Seni ITS. Vol 4. No.02.

Mifathul, Siti et al. Koridor Kampung Kota sebagai Ruang

Komunikasi Informal. Universitas Brawijaya. Hal 2.

Nugroho, Agung C. 2009. Kampung Kota sebagai Sebuah

Titik Tolak dalam Membentuk Urbanitas dan Ruang

Kota Berkelanjutan. Jurnal Rekayasa Vol. 13, No. 3.

Sita, Maya, 2010. Klaim terhadap Ruang. Universitas

Indonesia. Hal 9-13

Sugiyono, Prof, Dr. 2006. Metode Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung :

Alfabeta

Sumintarsih, dkk. 2014. Dinamika Kampung Kota

Prawirotaman dalam Perspektif Sejarah dan Budaya.

Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Balai Pelestarian Nilai Budaya Yoyakarta

Surabaya.tribunnews.com. Ini kisah dari eks lokaslisai

Kermil. 29 April 2018,

http://surabaya.tribunnews.com/2018/03/29/ini-kisah-

dari-eks-lokalisasi-kremil. Tuan, Yi Fu. (1977). Space and Place: The Prespective of

Experience. Minneapolis: University of Minnesota

Press.

Page 191: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

169

Yudhistira, Ferro, 2010. Ruang Ephemeral untuk Event

Penyegaran di Akhir Pekan. Universitas Indonesia. Hal

10-13

Page 192: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

170

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 193: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

171

LAMPIRAN

Lampiran A. Kuesioner Sasaran 1-2

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (√) pada opsi

jawaban yang anda pilih. Isi (...) sesuai dengan

pendapat anda.

A.1. Responden

1. Nama :

2. Umur : ..... Th Laki-laki Wanita

3. Alamat :....

4. Pendidikan terakhir

a. Tidak sekolah d. SMA/sederajat

b. SD/sederajat e. Diploma

c. SMP/sederajat f. Sarjana

5. Status Pekerjaan

a. Pelajar/Mahasiswa d. Ibu Rumah Tangga

b. PNS/Pegawai BUMN e. Lainnya,

sebutkan...

c. Wiraswasta

6. Berapa jumlah anggota keluarga anda (dalam satu

rumah) ?

7. *Berapa jumlah penghasilan anda dalam sebulan ?

a. > Rp. 3.500.000 per bulan

b. Rp.2.500.000-Rp. 3.500.000 per bulan

c. Rp.1.501.000-Rp. 2.499.999 per bulan

d. < Rp. 1.500.000

A.2 Kondisi Fisik Kampung

1. Bagaimana kondisi kebersihan di lingkungan

kampung Tambak Asri ?

a. Sangat kotor

b. Kotor

c. Bersih

d. Sangat bersih

Jelaskan alasan anda : ....

Page 194: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

172

2. Menurut anda, apakah lingkungan Kampung Tambak

Asri dinilai layak sebagai tempat bermukim ?

a. Sangat tidak layak

b. Tidak layak

c. layak

d. Sangat layak

Jelaskan alasan anda ...

3. Apakah anda nyaman bertempat tinggal di Kampung

Tambak Asri ?

a. Sangat tidak nyaman

b. Tidak nyaman

c. Nyaman

d. Sangat Nyaman

Jelaskan alasan anda...

4. Bagaimana kondisi ketersediaan prasarana (air bersih,

drainase, sanitasi) yang terdapat di Kampung Tambak

Asri ?

a. Sangat buruk

b. buruk

c. baik

d. Sangat baik

Jelaskan alasan anda ...

5. Bagaimana kondisi ketersediaan fasilitas umum yang

terdapat di Kampung Tambak Asri ?

a. Sangat buruk

b. buruk

c. baik

d. Sangat baik

Jelaskan alasan anda ...

6. Aktivitas berikut ini merupakan aktivitas yang

dilakukan pada umumnya di Ruang Kampung, apakah

yang sering anda lakukan (boleh memilih lebih dari

satu) :

a. Bertetangga

Page 195: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

173

b. Menggunakan jalan untuk acara – acara

tertentu (pernikahan, sunatan, dll)

c. Bermain di taman terdekat

d. Bermain di lapangan terdekat

e. Membersihkan jalan depan rumah

f. Membuang sampah pada tempatnya

g. Terlibat dalam kerja bakti

h. Parkir di depan rumah

i. Menggunakan pendopo/balai desa untuk acara

bersama

Lainnya, sebutkan.....

A.3 Sosial Masyarakat

1. Berikut adalah aktivitas atau kegiatan bersama yang

umumnya diikuti oleh masyarakat setempat, apakah

yang sering anda ikuti ? (boleh memilih lebih dari

satu)

a. Arisan

b. Paguyuban

c. Pengurus organisasi masyarakat setempat

d. Komunitas Lingkungan

e. Komunitas Usaha Kecil Menengah

Lainnya, sebutkan....

2. Seberapa sering anda terlibat dalam kegiatan tersebut

?

a. Tidak pernah

b. Sekali dalam seminggu

c. 2-3 kali dalam seminggu

d. > 3 kali dalam seminggu

Lainnya, sebutkan....

3. Dalam kehidupan bertetangga, apakah berinteraksi

dengan warga lainnya merupakan hal yang penting ?

a. Sangat tidak penting

b. Tidak penting

c. Penting

Page 196: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

174

d. Sangat penting

Jelaskan alasan anda...

4. Apa kegiatan kemasyarakatan yang rutin dilakukan

oleh warga setempat ?

A.3 Persepsi Penggunaan Ruang

1. Dimana tempat anda sering berinteraksi dengan warga

kampung lainnya ?

a. Rumah warga lainnya

b. Rumah anda sendiri

c. Tempat dudukan di tepi jalan lingkungan

d. Lapangan atau ruang terbuka

Jelaskan alasan anda...

2. Menurut anda, bagaimana kondisi tempat anda

biasanya melakukan interaksi ?

a. Sangat buruk

b. Buruk

c. Baik

d. Sangat Baik

Jelaskan alasan anda...

3. Berapa kali intensitas anda dalam berinteraksi

(berbincang/ngobrol) dengan tetangga atau warga

Kampung lainnya ?

a. Tidak pernah

b. Sekali dalam seminggu

c. 2 kali dalam seminggu

d. > 2 kali dalam seminggu

Lainnya, sebutkan..

4. Apakah tempat tersebut penting bagi anda ?

a. Sangat tidak penting

b. Tidak penting

c. Penting

d. Sangat penting

Jelaskan alasan anda....

Terima atas kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini.

Page 197: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

175

Lampiran B. Dokumentasi Wawancara Sasaran 3

Bersama Bapak Prof. Dr. Ir. Johan Silas

Bersama Bapak Ir. Andy Mappa Jaya, MT

Page 198: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

176

Lampiran C. Sketsa hipotesis transformasi hirarki jalan

Page 199: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

177

Lampiran D. Contoh elemen – elemen sebagai perabot

Elemen Penerangan Elemen Tempat duduk di

depan rumah warga

Taman Bermain Konsep kuliner lesehan

tepi Jalan Tambak Asri

Raya

Elemen tempat duduk

(sequence menuju

lapangan)

Vegetasi sebagai elemen

pembatas

Sumber : diolah dari berbagai sumber, 2018

Page 200: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 201: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

179

Biodata Penulis

Penulis dilahirkan di Surabaya

pada 13 Februari 1998,

merupakan anak pertama dari dua

bersaudara, putri dari Bapak Bedi

Rubianto dan Ibu Lorrayne

Hetharia. Penulis telah menempuh

pendidikan formal di SD Hang

Tuah 9 Sidoarjo (2003-2006), SD

Negeri 72 Ambon (2006-2009),

SMP Negeri 1 Ambon (2009-

2011), SMA Negeri Siwalima

Ambon (2011-2014), dan terdaftar

sebagai Mahasiswi Departemen Perencanaan Wilayah dan

Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada tahun 2014.

Penulis aktif di kegiatan akademik sebagai asisten

Dosen mata kuliah Teknik Analisa Kuantitatif pada tahun

2017, asisten Dosen mata kuliah Wawasan Teknologi dan

Komunikasi pada tahun 2017 sampai 2018 serta asisten

Laboratorium Perancangan dan Perencanaan Kota pada tahun

2016 sampai tahun 2017. Selain itu, Penulis pernah

melakukan kegiatan kerja praktik pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur dengan

mengerjakan proyek inovasi sistem informasi tata ruang

Provinsi Jawa Timur.

Penulis juga aktif dalam kegiatan non akademik yakni

organisasi dan kepanitiaan. Penulis menjadi staff dalam

organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa FTSP, selain itu

Penulis juga terlibat dalam organisasi Divisi PKMBK PMK

ITS sebagai Konseptor. Dan dalam kepanitiaan, Penulis aktif

dalam bidang kepanitiaan Planopolis PWK ITS (2016-2017)

Page 202: TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG SPACE MENJADI PLACE DI …

180

sebagai staff sie acara, kepanitiaan LKMM tingkat pra-dasar

HMPL ITS sebagai staff, urplan magazine HMPL ITS

sebagai editor, dan acara eventual lainnya. Penulis dapat

dihubungi melalui email [email protected].