Confined Space
-
Upload
zhavamp-lavigne-uyee -
Category
Documents
-
view
32 -
download
2
Transcript of Confined Space
-
TUGAS CONFINED SPACE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang tertutup (confined space) adalah ruang yang cukup besar
yang memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan
pekerjaan, dan memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta tidak
dirancang untuk tempat kerja yang terus menerus seperti tangki, silo, dan
bejana lainnya.
Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai
resiko terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh
karenanya diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan
perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan
perundang-undangan, program memasuki ruang terbatas dan persyaratan
ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang terbatas.
Mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia
yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap,
debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa
terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang
berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak atau terliputi (engulfment), maupun
resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah
atau licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas
tersebut yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan
kematian tenaga kerja yang bekerja di dalamnya.
Banyak kecelakaan fatal (mengakibatkan meninggal dunia) terjadi
terhadap pekerja yang bekerja dalam ruang tertutup tersebut, karena tidak
memahami dan mengindahkan praktek dan prosedur kerja yang selamat.
Sebagian besar dari yang meninggal justru terjadi pada mereka yang
berusaha untuk menyelamatkan teman sekerjanya yang mengalami
kecelakaan saat bekerja dalam ruang tertutup tersebut. Kecelakaan ini dapat
-
terjadi karena beberapa bahaya yang ada dalam ruang tertutup seperti
potensi kekurangan
Makalah ini dibuat karena banyak sekali bahaya dan kecelakaan
yang terjadi akibat bekerja di dalam ruang terbatas. Sebagai calon ahli K3
kami harus mengetahui prosedur dan bahya apa yang akan timbul apabila
bekerja di dalam ruang terbatas dan bagaimana cara tindakan pengendalian
agar tidak terjadi kecelakaanakibat bekerja didalam ruang terbatas.
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Confined Space
Jenis-Jenis tempat kerja dibedakan menjadi:
1. Ruang Terbuka (Open Space).
2. Ruang Terbatas (Confined Space).
Berdasarkan standar OSHA, karakteristik ruang terbatas adalah,
sebagai berikut:
1. Tidak dirancang untuk ditempati secara terus menerus sebagai
tempat bekerja normal.
2. Memiliki ventilasi yang terbatas.
3. Jalan masuk dan keluar terbatas.
Berdasarkan definisi tersebut, kita dapat mengidentifikasi confined
space yang ada di lingkungan kerja. Identifikasi dilakukan agar ada standar
prosedur kerja khusus, karena tingkat bahaya dalam confined space jauh
lebih tinggi dibandingkan tempat kerja open space.Contoh ruang terbatas:
tangki produk, tangki air, saluran udara, header pit, saluran air bawah tanah
(sewers), terowongan, pipa dan sejenisnya.
Ciri-ciri dari confined space adalah sebagai berikut:
Memiliki bukaan yang terbatas baik untuk masuk maupun keluar.
Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya sebagian
terbuka.
Tidak dirancang untuk manusia berada didalamnya terus menerus.
Ventilasi yang tidak memadai.
Berpontensi mengandung gas beracun.
Di area pabrik umumnya sangat mudah untuk menemui confined space,
seperti tanki penyimpanan, vessel, furnace, piping system, ruangan untuk
spray painting, dsb.
-
Gambar 2.1: Contoh ruang terbatas (confined space)
2.2 Peraturan yang terkait
Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO
No. 120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan
no. Kep. 113/djppk/ix/2006 tentang pedoman dan pembinaan teknis
petugas keselamatan dan kesehatan kerja ruang terbatas (confined
spaces) direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan
Keputusan Menteri TenagaKerja No. KEP.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
2.3 Kualifikasi dan Tanggung Jawab
a) Supervisory Personnel: adalah orang yang bertugas mengawasi
pekerjaan confined space tersebut, dan harus tahu prosedur kerja yang
aman serta scope kerja dia seperti apa, dia juga yang memegang
kendali untuk Emergency Response Team (ERT Leader).
b) Operator: adalah orang yang bertugas mengoperasikan atau
mematikan jalannya sistem atau proses di sebuah plant. Sistem Lock
Out Tag Out (LOTO) dilakukan atas izin dan sepengetahuan dari
operator ini.
-
c) Pekerja: adalah orang yang akan melakukan pekerjaan dalam ruang
terbatas, harus memiliki pengetahuan mengenai safe work practices
dan apa yang dilakukan ketika terjadi keadaan darurat, serta
menggunkan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur dan hasil
analisa bahaya. Pekerja tidak boleh masuk ke dalam confined space
sebelum dilakukan gas test oleh gas tester untuk mengetahui
kandungan gas apa saja yang ada didalam area terbatas tersebut.
d) Gas Tester: adalah seoarang yang qualified untuk melakukan
pengecekan gas dalam confined space. Dia bekerja dilengkapi dengan
gas detektor dan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA). Beliau
juga yang menyatakan area kerja tersebut aman atau tidak dari gas
berbahaya melalui hasil gas detektor yang dia lakukan.
e) Safety Watch (Safety Standby) : adalah orang yang bertugas untuk
memastikan berjalannya sistem keselamatan sesuai dengan work
permit yang telah dibuat dan penilaian resiko yang telah disepakati
bersama. Dia juga harus menjelaskan setiap resiko dan
penanggulangan dalam Job Safety Analysis (JSA) yang akan dihadapi
oleh pekerja melalui Pre Job safety Meeting (PJSM)
f) Rescue Personnel: ialah regu yang bertugas untuk menyelamatkan
karyawan ketika ada kondisi darurat sperti karyawan terpapar gas
beracun hingga pingsan, dll. tim ini harus selalu standby dilokasi saat
onfined space working sedang berlangsung. anggota dari tim ini
minimal harus telah mendapat kan pelatihan Basic First Aider (BFA).
g) Fire Watch: adalah petugas yang bertugas untuk mengawasi setiap
proses pekerjaan apakah mengeluarkan percikan api, ada potensi
sumber api yang dapat terbakar dll, sehingga dia bisa memberikan
peringatan dini dan memberhentikan pekerjaan ketika ada kondisi
yang dianggap emergency.
h) Watch Man : Selama pelaksanaan masuk ruang tertutup, penjaga harus
siap di pintu masuk. Tugas utamanya adalah untuk mengendalikan
orang masuk ke dalam dan ruang luar terbatas dan untuk memastikan
mereka mengisi Log In / Out Lembar dengan benar. Dia harus
-
meningkatkan alarm untuk pendatang jika ada situasi darurat yang
dapat membahayakan pendatang. Dia harus menginformasikan nomor
darurat jika ada keadaan darurat di dalam ruang tertutup. Dia juga
untuk mengontrol sistem blower atau exhaust.
Gambar 2.2: Watch Man berjaga diluar ruang terbatas (confined
space)
2.4 Persyaratan Umum Bekerja Di Dalam Ruang Terbatas
2.4.1 Pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap tempat
kerja untuk menentukan apakah terdapat ruang terbatas dengan ijin
khusus.
2.4.2 Jika pada tempat kerja terdapat ruang terbatas dengan ijin khusus,
pengurus wajib menginformasikannya kepada pekerja dengan
memasang tanda bahaya atau peralatan lain yang efektif, mengenai
keberadaan dan lokasi serta bahaya yang terdapat dalam ruang
terbatas yang memerlukan ijin khusus tersebut.
2.4.3 Jika pengurus memutuskan bahwa pekerja tidak diperbolehkan
memasuki ruang terbatas dengan ijin khusus, pengurus wajib
melakukan langkah-langkah untuk mencegah dan melarang pekerja
memasuki ruang terbatas tersebut.
2.5 Persyaratan untuk ruang terbatas yang memerlukan ijin khusus
-
2.5.1 Peryaratan yang wajib dilakukan untuk memasuki ruang terbatas
dengan ijin khusus
2.5.1.1 Jika penutup akses atau pintu masuk dibuka, pada jalur
tersebut harus dipasang selusur, penutup sementara atau
penghalang sementara lainnya untuk mencegah masuknya
pekerja tanpa disengaja dan untuk melindungi pekerja di
dalam ruang terbatas tersebut dari masuknya benda asing ke
dalam ruangan.
2.5.1.2 Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan
harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut untuk kadar
oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan kontaminan
udara yang berpotensi berbahaya, dengan peralatan yang
telah dikalibrasi. Setiap pekerja yang memasuki ruangan atau
perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk
mengawasi pengujian tersebut.
2.5.1.3 Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika
terdapat pekerja di dalamnya
2.5.1.4 Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu,
dengan ketentuan sebagai berikut:
2.5.1.4.1 Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum
udara berbahaya di dalamnya dibersihkan
terlebih dahulu
2.5.1.4.2 Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa
sehingga dapat mencapai area dimana pekerja
akan berada dan harus berlangsung terus
menerus selama pekerja berada di dalam.
2.5.1.4.3 Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh
dari sumber yang bersih dan tidak boleh
meningkatkan bahaya dalam ruangan
2.5.1.5 Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala sesering
mungkin untuk memastikan bahwa pengaturan aliran udara
dapat mencegah akumulasi udara yang berbahaya dalam
-
ruangan. Setiap pekerja yang memasuki ruangan, atau
perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk
mengamati proses pengujian tersebut.
2.5.1.6 Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan
berlangsung:
2.5.1.6.1 Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan
terbatas tersebut secepatnya
2.5.1.6.2 Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan
bagaimana udara berbahaya tersebut dapat
terjadi, dan
2.5.1.6.3 Harus dilakukan pemeriksaan untuk melindungi
pekerja dari udara berbahaya tersebut sebelum
kegiatan berikutnya berlangsung
2.5.1.6.4 Pengurus wajib memastikan bahwa ruang
tersebut telah aman dan telah dilakukan
pemeriksaan sebelum kegiatan
berlangsung,melalui pernyataan tertulis, yang
memuat tanggal, lokasi ruang dan tandatangan
petugas pemeriksa. Pernyataan tertulis tersebut
harus dibuat sebelum kegiatan berlangsung dan
dapat dilihat oleh pekerja yang akan melakukan
kegiatan dalam ruang tersebut, atau perwakilan
pekerja tersebut.
2.5.2 Ruang yang diklasifikasikan sebagai ruang terbatas dengan ijin
khusus oleh pengurus, dapat diklasifikasikan kembali sebagai ruang
terbatas tanpa ijin khusus dengan persyaratan berikut.
2.5.2.1 Jika ruang terbatas dengan ijin khusus tersebut tidak
mengandung udara berbahaya, dan jika bahaya di dalamnya
telah dieliminasi tanpa perlu masuk ke dalam ruangan
tersebut, ruang tersebut dapatdiklasifikasikan kembali
sebagai ruang terbatas tanpa ijin khusus selama tetap tidak
terdapat udara berbahaya di dalamnya.
-
2.5.2.2. Jika dirasakan perlu untuk memasuki ruang tersebut untuk
menghilangkan bahaya di dalamnya, kegiatan tersebut harus
dilakukan sesuai persyaratan pada paragraph sebelumnya.
Jika pengujian dan pemeriksaan selama kegiatan
membuktikan bahwa bahaya dalam ruang tersebut telah
dihilangkan, ruang tersebut dapat diklasifikasikan kembali
sebagai ruang terbatas tanpa ijin khusus selama tetap tidak
terdapat bahaya di dalamnya.
2.5.2.3. Pengurus wajib mendokumentasikan dasar penentuan bahwa
seluruh bahaya dalam ruang terbatas dengan ijin khusus telah
dihilangkan, melalui sertifikasi yang memuat tanggal, lokasi
ruang dan tandatangan petugas yang membuat penentuan
tersebut. Sertifikasi tersebut dapat dibaca oleh seluruh
pekerja yang memasuki ruang tersebut atau oleh perwakilan
pekerja
2.5.2.4. Jika bahaya timbul dalam ruang terbatas dengan ijin khusus
yang telah diklasifikasikan sebagai ruang terbatas tanpa ijin
khusus, seluruh pekerja wajib meninggalkan ruangan.
Pengurus wajib mengevaluasi kembali ruang tersebut dan
menentukan apakah ruang tersebut harus diklasifikasikan
kembali sebagai ruang terbatas dengan ijin khusus.
2.6 Persyaratan Kesehatan Orang yang Bekerja di Ruang Terbatas
2.6.1 Bekerja di ruang terbatas dapat memberikan tekanan fisik dan
psikologis. Hal ini dikarenakan kualitas penerangan yang buruk dan
ruangan yang sempit, dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan
keseimbangan karena menurunnya fungsi koordinasidan peredaran
darah yang tidak normal.
2.6.2 Pengurus wajib memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas
dalam keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter
pemeriksa kesehatan kerja bahwa petugas tersebut tidak mempunyai
riwayat :
2.6.2.1 Sakit sawan atau epilepsi
-
2.6.2.2 Penyakit jantung atau gangguan jantung
2.6.2.3 Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan
2.6.2.4 Gangguan pendengaran
2.6.2.5 Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat
menyebabkan disorientasi
2.6.2.6 Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya
2.6.2.7 Gangguan atau sakit tulang belakang
2.6.2.8 Kecacatan penglihatan permanen
2.6.2.9 Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan
selama bekerja di ruang terbatas
2.7 Persiapan Sebelum Memasuki Confined Space
Memastikan beberapa prosedur telah dijalankan seperti :
Jika memasuki area galian, pastikan dinding galian telah mengikuti
prosedur keselamatan untuk pencegahan longsoran atau pemasangan
dinding pengaman (retaining wall) sehingga dinding galian dibuat 45
derajat.
Jika memasuki ke dalam vessel atau manhole, pastikan sistem LOTO
telah berjalan dan terpasang, sehingga karyawan yang lain tahu bahwa
dalam sistem itu sedang ada proses perbaikan atau pekerjaan sehingga
proses tersebut tidak bisa di running untuk sementara, pastikan juga
fluida yang didalam jalur pipa, vessel atau boiler tersebut telah
dikosongkan atau di drainage
Identifikasi peralatan: nomor dan letak peralatan atau vessel, diagram
bagian - bagian dalamnya, daftar jalur yang di blind, produk atau
material yang berkaitan dengan peralatan yang akan dimasuki Material
Safety Data Sheet (MSDS), misal fluida nya condensate maka harus
tahu MSDS dari material tersebut, kemudian safety pracautions nya
juga harus disiapkan.
Persiapan di lapangan :
1. Cleaning atau pembersihan
2. Purrging
-
3. Ventilasi
4. Isolasi peralatan (blind, blank, plug or cap, disconnect,
double block and bleed)
5. Gas test
6. Pemutusan arus atau energi
Gambar 2.3: Kartu Pengenal Masuk (Entry Tag) yang ditampilkan
pada pintu masuk ruang tertutup
Gambar 2.4: Pengujian terhadap atmosfir dalam ruang tertutup
2.8 Bahaya - Bahaya dalam Ruang Terbatas
-
Bekerja dalam ruang terbatas atau tertutup yang bekas berisi zat
hydrokarbon atau bahan kimia lainnya mengandung berbagai jenis bahaya
yaitu :
a) Oksigen defficiency ( kekurangan oksigen )
Bahaya kekurangan oksigen dapat terjadi dalam ruang
terbatas/tertutup atau ruangan yangan memiliki ventilasi kurang baik,
seperti diketahui udara nornal yang yang dihirup untiuk bernafas
mempunyai kadar oksigen 20,9 %, bila oksigen diudara kurang dari 19
% manusia akan mengalkami kesulitan bernafas dan akan
mengakibatkan berbagai gangguan (lemas, pingsan dan dapat berakibat
kematian).
Tabel 2.1 Konsentrasi Oksigen
21% Konsentrasi normal Oksigen diudara
15%-19% Tanda pertama adalah hipoksia. Penuruan kemampuan
untuk bekerja. Dapat menimbulkan gangguan awal pada
sirkulasi paru bagi yang memiliki masalah pernapasan
(sesak napas)
12%-14% Proses pernapasan mulai berat, laju napas mulai naik, dan
mulai terjadi gangguan koordinasi otot, persepsi dan
penilaian.
10%-12% Laju pernapasan makin cepat dan dalam, penilaian makin
buruk dan bibir mulai biru.
8%-10% Gagal mental, tidak sadar, pingsan, pucat, bibir biru, mual,
muntah, tidak mampu bergerak.
6%-8% 6 menit, 50% kemungkinan meninggal8 menit, 100%
kemungkinan meninggal
4%-6% Koma dalam 40 detik, kejang, pernapasan terhenti, dan
meninggal
b) Bahaya keracunan
-
Didalam ruang ruang terbatas sering ditemukan gas gas
berbahaya bagi manusia, pada tangki, bejana atau aparat lain bekas berisi
minyak atau gas bumi sering ditemukan senyawa hydrokarbon, CO, CO2,
H2S dll, gas tersebut mempunyai sifat - sifat tertentu serta efek keracunan
terhadap manusia. Untuk itu sebelum memsuki ruang terbatas atau
tertutup harus diyakinkan terlebih dahulu bahwa ruangan tersebut telah
bebas dari zat zat berbahaya.
c) Bahaya kebakaran dan peledakan
Pada tangki tangki, bejana, vessel atau ruangan lainnya yang
bekas mengandung zat mudah terbakar dapat terjadi bahaya kebakaran
atau peledakan, walaupun suatu tangki atau bejana telah dikosongkan
dari isinya mungkin masih ditemukan sisa kotoran, kerak, media
absorbent didalamnya dan sebagainya yang masih cukup potensial untuk
menimbulkan gas gas yang mudah terbakar. Campuran gas dan udara
dalam jumlah yang cukup akan membentuk campuran yang mudah
meledak dan mengakibatkan bahaya kebakaran atau peledakan. Apabila
campuran tersebut terkena atau mendapat sumber panas yang cukup
akanmengakibatkan terjadinya kebakaran atau peledakan.Bila seseorang
memasuki ruang terbatas atau tertutp harus memperhitungkan
kemungkinan adanya campuran mudah terbakar ini sehingga harus
mencegah adanya sumber panas atau api yang terjadi seperti gesekan
logam, benturan dan sebagainya.
Api terbuka
Yaitu sumber api yang berasal dari pekerjaan pengelasan dan lainnya
yang terdapat di sekitar lokasi kerja.
Percikan bunga api
Bisa timbul karena pergesekan atau benturan antara bahan logam,
misalnya antara palu besi dengan dinding tangki, bejana atau benda
logam mengenai logam lainnya dan sebagainya. Kemungkinan lain
berasal dari exhoust motor atau alat-alat lainnya yang menggunakan
sumber daya listrik.
Listrik statis
-
Menurut berbagai penelitian bahwa listrik statis ini ternyata cukup
mampu sebagai sumber panas dari salah unsur segi tiga api (fire
triangle) bila udara dan bahan bakar di sekitarnya telah berada dalam
batas ledak. Listrik statis terjadi karena pergesekan fluida gas atau
cair dan zat padat pada suatu benda isolator yang berbentuk selang,
pipa dan sebagainya, apabila muatan listrik statis yang terakumulasi
telah cukup maka ion positip atau negatif akan berpindah sehingga
terjadi listrk statis yang dapat menghasilkan energi panas tinggi,
guna mencegah terjadinya listrik statis pada selang atau pipa diberi
grounding.
Sulfida besi
Sulfida besi sering ditemukan pada tangki-tangki minyak atau
bejana-bejana pada kilang gas alam bila mana terkena udara
(oksigen) dapat bereaksi dengan sendirinya dan mampu menyalakan
gas yang mudah terbakar (proses pyrophoric).
d) Bahaya kecelakaan
Suatu ruangan terbatas atau tertutup merupakan tempat kerja
yang tidak menyenangkan, disamping bahaya-bahaya diatas sering pula
terjadi kecelakaan lainnya yang disebabkan oleh kondisi tidak aman yang
terdapat dalam ruang tersebut diantaranya:
- Kurangnya ventilasi sehingga debu, gas dapat terakumulasi
- Panas yang tinggi
- Ruang gerak terbatas
- Penerangan yang kurang baik
- Bahaya benturan dan sebagainya
2.9 Izin atau Work Permit
1. Izin hanya berlaku untuk periode atau batas waktu tertentu.
2. Izin harus disiapkan oleh seorang yang berwenang (biasanya supervisor
atau orang yang ditunjuknya)
3. Izin harus ditempelkan secara jelas di pintu masuk ruang terbatas.
4. Semua izin yang dikeluarkan harus dicatat.Izin harus dikembalikan
2.10 APD (Alat Pelindung Diri)
-
Bila pekerja akan memasuki ruang terbatas atau tertutup untuk
melakukan suatu pekerjaan diperlukan alat-alat keselamatan sebagai
berikut :
a. Respirator (alat bantu pernafasan)
- Gas masker
- Air supply system
b. Tali penyelamat
c. Sarung tangan
d. Sepatu karet
e. Topi keselamatan
f. Pelindung kepala dengan tali dagu.
g. Kacamata atau pelindung mata.
h. Pelindung telinga.
i. Senter yang aman secara intrinsik.
j. Baju Pelindung (pakaian pelindung)
k. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.
l. Oksigen portable atau indikator gas.
Gambar 2.5: Perlengkapan ELSA yang digunakan
2.11 Pelaksanaan Pekerjaan Ruang Terbatas
(pre-use inspection) pemeriksaan peralatan, equipment, APD, gas
tester, alat-alat emergency, dll.
(pre-job meeting) pemeriksaan prosedur, hazards dan emergency plant.
Penempatan alat baik peralatan kerja atau peralatan emergency yang
benar dan tepat.
(confined space checklist) memeriksa isolasi telah terpasang pada
tempatnya dengan menggunakan isolation sheet.
-
(LOTO procedure) setelah semua dilakukan baru dikeluarkan work
permit atau izin kerja dan selanjutnya diadakan first entry.
2.12 Post Check
Inspeksi akhir diperlukan untuk menyakinkan bahwa semuanya sudah
kembali seperti semula dengan mengadakan pemeriksaan:
a. Periksa tidak ada peralatan yang tertinggal.
b. Semua orang sudah keluar.
c. Semua isolasi sudah dibuka dan posisinya benar.
d. Semua permit sudah dikembalikan.
2.13Prosedur Penyelematan di Ruang Terbatas
Jika personil yang ada dalam ruang tertutup mengalami kesulitan dan
harus diselamatkan, penyelamatan harus dilakukan secepat mungkin.
Waktu bertahan hidup dalam keadaan kekurangan oksigen atau atmosfir gas
sangat terbatas.Secara khusus, pada kapal tangker dan kapal-kapal lainnya
yang mengangkut produk-produk yang mudah terbakar, seluruh peralatan
haruslah tipe yang disetujui (dan harus tahan terhadap percikan saat
dibutuhkan) dan untuk mempercepat proses penyelamatan, merupakan
tindakan yang bagus untuk meletakan peralatan keselamatan pada pintu
masuk menuju ruangan. Peralatan-peralatan tersebut termasuk:
a. SCBA (alat bantu pernafasan) dengan silinder cadangan yang terisi
penuh.
b. Menggunakan jaring pengaman dan penyelamatan. Jaring pengaman
harus memiliki panjang dan kekuatan yang sesuai dan dapat
dilepaskan bila terjadi belitan.
c. Senter penerangan.
d. Tandu
e. Penganalisa gas, meteran oksigen.
f. Peralatan resusitasi
g. Sarana untuk mengangkat orang yang membutuhkan pertolongan,
misalnya tandu
Perencanaan penyelamatan : harus diskusi dan yakinkan semua personil
tahu dan mengerti :
-
a. peralatan
b. penugasan personil
c. aba - aba yang disepakati
d. safe area
Gambar 2.6: Peralatan darurat ditempatkan pada pintu masuk ruang
tertutup
Ingat : 60 % korban di ruang terbatas menimpa penolong atau rescuer
Ada 7 langkah umum yang dilakukan dalam situasi emergency :
a. Membunyikan alarm.
b. Mengamati situasi.
c. Memakai APD
d. Minta bantuan.
e. Sadarkan atau first aid
f. Bantuan medis
Gambar 2.7: tindakan penyelamatan yang dilakukan pada pekerja
confined space
2.14Contoh kecelakaan
Contoh 1
-
PANGKALAN KERINCI - Kecelakaan kerja yang menimpa
karyawan PT. Riau Prima Energi (RPE) yang menyebabkan korban
meninggal dunia dan tiga karyawan rekanan PT. Naga Berlian Sejati
(NBS) yang harus diopname karena gangguan pernafasan. Penyebab
kejadian masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Kecelakaan terjadi
pada saat keempat orang korban menjalankan tugas pengisian bahan kimia
Sulfamic Acid kedalam tangki untuk pembersihan pipa Green Liquor,
karyawan RPE dan ketiga karyawan rekanan tidak dalam safety standard
kerja yang dianjurkan, namun hanya menggunakan masker biasa. Hal ini
diungkapkan oleh Kepala Dinas Tenaga kerja Kabupaten Pelalawan, Nasri
FE kepada wartawan, di kantornya usai menerima perwakilan PT. RPE
yang menyampaikan laporan kecelakaan kerja yang terjadi Senin dini hari.
"Informasi yang kita dengar dari mereka bahwa saat kejadian karyawan
tersebut menggunakan masker biasa, bukan masker standar khusus untuk
bahan bahan kimia berbahaya," jelasnya. Ditambahkan Nasri, dari laporan
pihak perusahaan kepadanya, safety standard untuk antisipasi zat kimia
berbahaya sudah disediakan perusahaan, namun karena karyawan
dilapangan sudah terbiasa dengan masker ala kadarnya, sehingga
kecelakaan kerja seperti itu tidak terelakkan lagi. "Dari pihak perusahaan
melaporkan bahwa sudah menyediakan safety standar namun karena sudah
terbiasa dengan masker yang biasa, hingga akibatnya seperti ini,"
lanjutnya.Padahal tempat terjadinya kecelakaan bukan didalam ruangan
yang memiliki dampak yang cukup besar dan reaksi kimia yang cepat
terhadap orang menghirup udara dalam ruangan tersebut, namun
kejadiannya di ruangan terbuka. "Kejadiannya itu diruangan tertutup,
melainkan di ruangan terbuka, hanya saja safetynya yang standar hingga
menyebabkan korban meninggal akibat menghirup zat kimia Sulfamic
Acid," kata Nasri. Setelah mendapatkan laporan adanya kecelakaan kerja
di PT. RPE, ditambahkan Nasri, pihaknya sebenarnya ingin meninjau
tempat kejadian, namun saat ini di TKP tengah dipasang police line
menandakan masih berada dalam penyelidikan pihak
kepolisian."Sebenarnya saya mau kesana meninjau lokasi kejadian, karena
-
masih terpasang police line jadi saya tunggu saja sampai selesainya
penyelidikan oleh pihak kepolisian, siap itu baru kita masuk," imbuh
Nasri. Sebelumnya, pihak PT. RPE yang diwakili oleh EIR Head, R Elwan
Sumantri didampingi GA Head, Jazril menyerahkan laporan kecelakaan
kerja di PT RPE kepada Kadisnakertrans Kabupaten Pelalawan Nasri FE.
Di dalam laporan yang disampaikan PT. RPE disebutkan bahwa
kecelakaan terjadi pada saat pengisian bahan kimia Sulfamic Acid kedalam
tangki untuk pembersihan pipa Green Liquor pada hari Senin (10/9/12)
pada pukul 01.30 WIB dini hari. Tempat kejadian disebutkan pada FLS
Station Evaporator Plant sedangkan penyebab terjadinya kecelakaan,
didalam laporan PT. RPE disebutkan bahwa masih didalam penyelidikan
atau investigasi. PT RPE juga melaporkan nama-nama yang menjadi
korban dalam kecelakaan tersebut yakni Agus Siswanto dengan No ID
10010684 karyawan PT. RPE, sedangakn ketiga korban lainnya M Jimmy
(38), Nofrizal (24) dan Umay (18) merupakan karyawan perusahaan
rekanan PT. Naga Berlian Sejati yang saat ini masih di rawat di RS.
Kepada wartawan Elwan mengatakan, maksud kedatangannya ke
Disnakertrans untuk melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di PT. RPE
disertai dengan kronologis singkat kejadian. "Kedatangan kita untuk
melaporkan telah terjadinya kecelakaan kerja di RPE ke Disnakertrans,
dengan nama korban dan kronolisnya," ujar Elwan.Mengingat kecelakaan
terjadi pada Senin dini hari namun baru dilaporkan pada Rabu ke
Disnakertrans Pelalawan, Elwan berkilah bahwa sebelumnya kasus
kecelakaan kerja itu tengah disidik oleh pihak kepolisian. "Kemaren dalam
penyelidikan kepolisian dan hari ini kita laporkan ke Disnakertrans," kilah
Elwan. Saat diminta menjelaskan kronologis kejadian secara rinci, Elwan
enggan menjelaskan dengan beralasan bahwa telah disidk secara detail
oleh kepolisian, "secara detailnya telah disidik oleh polisi,".Ketika diminta
penjelasan bagaimana kecelakaan bisa terjadi, apakah disebabkan oleh
kelalaian karyawan atau safety yang disediakan perusahaan tidak sesuai
standar yang ditetapkan? Elwan enggan berkomentar."Saya hanya bagian
-
hubungan industrial, masalah penyebab kecelakaan saya tidak bisa
menjawabnya," pungkasnya.
Contoh 2
Kecelakaan kerja di Gorong-gorong ITC Cempaka Mas - Jakarta (2005)
Berikut beberapa penyebab yang berpotensi mengakibatkan
kecelakaan diatas :
tidak ada identifikasi ruang terbatas
tidak ada petugas kompeten dan fit
tidak ada prosedur ijin masuk/kerja pada ruang terbatas
pekerjaan dilakukan oleh pihak ke-3 (subkontraktor) yang tidak
mengetahui karakteristik ruang terbatas
tidak ada perencanaan kerja
tidak tersedianya peralatan yang standar
tidak tersedianya APD Standar
tidak tersedianya sistem penyelematan.
-
BAB III
KESIMPULAN
Definisi menurut OSHA (lembaga K3 Amerika), Confined space
adalah sebuah ruangan yang mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
Mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh
pekerja dapat masuk dan melakukan tugasnya.
Mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar.
Tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus.
Contoh-contoh dari Confined space dapat kita jumpai di:
Boiler, Furnace (tungku),
Jalur pipa, lubang, stasiun pompa
Septic tank, sewage digestor,
Silo, Tangki penyimpanan,
Terowongan, duct, Tangki (Ballast tank, fuel tank, water tank),
dll
Confined space berpotensi menimbulkan bahaya karena adanya
bahan kimia dan aktifitas yang dilakukan didalamnya. Ventilasi yang
buruk akan menimbulkan akumulasi bahan kimia (gas/uap) berbahaya
didalam ruangan tersebut. Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan
dari bahaya confined space adalah:
a. Oksigen defficiency ( kekurangan oksigen )
b. Bahaya keracunan
c. Bahaya kebakaran dan peledakan
d. Bahaya kecelakaan
e. Hambatan dalam ruangan tersebut;
f. Kurangnya pencahayaan dan visibilitas;
g. Listrik;
h. Kebisingan yang berlebihan;
i. Panas;
-
j. Tenggelam kedalam kantong cairan;
k. Terkena benda jatuh;
l. Adanya peralatan internal / mesin (mixer, penukar panas,)
m. Sulit akses dan jalan keluar;
n. Jatuh dari ketinggian (kolom, dll);Dll.
Mengingat banyaknya bahaya yang dapat terjadi ketika pekerja
bekerja di ruang terbatas atau confined space pekerja diwajibkan memiliki
ijin kerja tau lebih dikenal dengan work permit. Pekerja bisa meminta
work permit pada ahli k3 atau supervisor yang ditunjuk di tiap pabrik atau
tempat kerja. Selain work permit pekerja juga haru memakai Alat
Pelindung Diri (APD) yang lengkap,APD yang diperlukan antara lain :
a. Respirator (alat bantu pernafasan)
- Gas masker
- Air supply system
b. Tali penyelamat
c. Sarung tangan
d. Sepatu karet
e. Topi keselamatan
f. Pelindung kepala dengan tali dagu.
g. Kacamata atau pelindung mata.
h. Pelindung telinga.
i. Senter yang aman secara intrinsik.
j. Baju Pelindung (pakaian pelindung)
k. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.
Seseorang yang masuk ke dalam ruang confined space harus mengisi
Log In / Out Lembar dengan namanya, waktu masuk dan tanda tangan.
Ketika orang tersebut ke luar dari ruang confined space ia juga harus
mengisi Log In / Out Lembar dengan waktu dan tanda tangan.Selain
pekerja harus memiliki work permit dan memakai APD yang lengkap ,
ruang kerja atau confined harus di periksa dan dipastikan bahwa ruang
confined space sudah aman untuk dimasuki para pekerja.Perlu di ingat
pekerja harus didampingi satu orang yang harus tetap berada di luar
-
ruangan untuk mengantisipasi terjadi kejadian diluar kendali atau
kecelakaan makapekerja yang didalam ruang cofined space bisa tertolong
dengan cepat.