TR

28
Pembuatan Tablet Antalgin dan Guaifenesin

Transcript of TR

Page 1: TR

Pembuatan TabletAntalgin dan Guaifenesin

Page 2: TR

Content

Monografi

Formulasi

Metode pembuatan

Evalusi

Page 3: TR

MONOGRAFI

Page 4: TR

Rumus Molekul

Nama Kimia: Guaifenesin Berat Molekul: 198,22 Pemerian: Serbuk hablur, putih sampai

agak kelabu; bau khas lemah; rasa pahit. Kelarutan: Larut dalam air, dalam etanol,

dalam kloroform dan dalam propilen glikol; agak sukar larut dalam gliserin.

Syarat kadar: mengandung , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM, 1995).

Golongan/Kelas Terapi: Obat untuk saluran napas

Indikasi: Penggunaan untuk batuk yang membutuhkan pengeluaran dahak.

Guaifenesin

Page 5: TR

Cont'd

Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap produk Guaifenesin. Dosis: Oral 4−6 dd 100−200 mg Dewasa: Sehari 3 kali 1−2 tablet Anak-anak: Sehari 3 kali 1/2 - 1 tablet. Efek samping: Berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat

dikurangi bila diminum dengan segelas air. Stabilitas Penyimpanan: Serbuk Guaifenesin cenderung

menggumpal pada saat penyimpanan. Simpan dalam wadah yang tertutup rapat.

Mekanisme kerjanya: Merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung-usus & sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada disaluran napas (Tjay, 2007).

Page 6: TR

Antalgin

Nama IUPAC : METHAMPYRONUMNama Lain : Metampiron, antalginRumus Kimia : C13H16N3NaO4S. H2O

R.Bangun :

Bobot Molekul : 351,37 Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuninganKelarutan : Larut dalam air, larut dalam HCl 0,02 NKhasiat : Analgetik, antipiretik, untuk macam-macam rasa sakit, pada kolik

dan sakit setelah operasiDosis : Dewasa 3 g Anak 6-12 tahun 2 g Anak 6 tahun 1 gPemberian : Diberikan secara oral

Page 7: TR

FORMULASI

Page 8: TR

FORMULASI

• Antalgin 250 gram• Gliseril Guaiakolat 50 gram• Laktosa 10 gram• Amprotab pasta 15 % q.s• Ac-di-sol 4%• Talkum 2%• Mg stearat 1%

(Untuk 500 tablet)

Page 9: TR

Fungsi Zat Tambahanosa

Laktosa : Pengisi• Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai

karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat.

• Pemilihan laktosa sebagai pengisi agar tablet yang dihasikan berasa manis karena bahan aktif yang mempunyai rasa pahit dengan demikian akan lebih mudah untuk diterima oleh pasien.

• Konsentrasi laktosa sebagai pengisi adalah 65-85 %.• Umumnya formulasi memakai laktosa menunjukkan laju

penglepasan obat yang baik, granul cepat kering dan waktu hancur tidak terlalu peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet.

• Harganya murah tetapi mungkin mengalami perubahan warna bila ada zat basa amina gram alkali (Lachman dkk, 1994)

Page 10: TR

Amprotab: Pengikat• Nama lain : amilum manihot • Bahan pengikat harus memberikan suatu daya adesi

pada massa serbuk sewaktu proses granulasi dan menyatukan partikel serbuk dalam butiran-butiran granulat.

• Amprotab merupakan amilum yang higroskopisitasnya paling kecil dibandingkan dengan amilum lainnya.

• Amprotab merupakan pengikat yang paling banyak digunakan karena mudah didapatkan dan harganya murah.

Page 11: TR

Ac-di-sol : Disintegrator• Nama lain : Croscarmellose Sodium• Cocok digunakan untuk metode granulasi basah• Memperbaiki waktu hancur karena amprotab

bila kontak dengan air sifat penghancurnya akan berkurang.

• Non toksik dan tidak mengiritasi • Stabil meski bersifat higroskopis (Handbook of

Pharmaceutical Excipient, 6th).

Page 12: TR

Mg Stearat: Lubrikan• Mg stearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan

digunakan secara luas. • Pemilihan Mg starat sebagai lubrikan harus

dikombinasikan dengan bahan lain karena Mg Stearat bersifat baik sebagai lubrikan dan antiadheren tapi kurang baik sebagai glidant.

• Mg stearat sebagai lubrikan konsentrasinya 0,5-5 % tapi apabila dikombinasikan maka kombinasinya tidak bleh lebih dari 5 % karena sifatnya yang hidrofob.

• Biasa dicampur dengan serbuk atau campuran granul untuk waktu relatif singkat (Agoes, 2006).

Page 13: TR

Talkum : Glidan• Pemilihan talkum sebagai glidan adalah karena

talkum merupakan glidan yang baik dan dapat kombinasikan dengan Mg stearat untuk memperbaiki sifat aliran dari granul.

• Konsentrasi talkum sebagai glidan adalah 1-10 %. • Talkum merupakan glidan yang baik tapi kurang

baik sebagai anti adheren.• Cocok untuk formulasi dalam tablet• Bersifat stabil

Page 14: TR

METODE PEMBUATAN

Page 15: TR

Metode Pembuatan Tablet Antalgin dan Gliseril Guaiakolat

Lakukan preformulasi

Formulasi

Siapkan alat dan bahan. Ayak bahan-bahan sebelum ditimbang

Timbang bahan

Pembuatan granul antalgin secara granulasi basah

Page 16: TR

Masukkan antalgin, pengisi dan penghancur ke dalam wadah yang kering, campur hingga homogen

Tambahkan pengikat sedikit demi sedikit, aduk hingga homogen dan diperoleh massa yang dapat dikepal

Granulasi massa yang dapat dikepal dengan mesh 14

Masukkan dalam oven bersuhu 40° C selama 24 jam

Hitung massa granul antalgin yang diperoleh

Page 17: TR

Metode Pembuatan Tablet Antalgin dan Gliseril Guaiakolat

Hitung massa gliseril guaiakolat, dan fase luar tablet, yaitu pelincil, glidan dan lubrikan, sesuai dengan massa granul antalgin yang diperoleh

Lakukan evaluasi granul

Cetak tablet

Lakukan evaluasi tablet

Kemas tablet

Page 18: TR

EVALUASI

Page 19: TR

Evaluasi Granul

Page 20: TR

Uji LOD• Granul diletakkan pada

wadah alat uji LOD sebanyak 10 gram/.

• Kemudian ditekan tombol start hingga muncul tanda rest over.

• Lalu, dihitung nilai persen kadar airnya.

• Bobot yang hilang selama pemanasan ini diharuskan kurang dari 7%.

• Keberadaan air dan senyawa yang volatil pada suhu tersebut berhubungan dengan daya tahan obat.

• Kadar air yang tinggi dapat memicu kelembaban dan menjadi tempat tumbuh bakteri atau mikroorganisme lainnya.

Page 21: TR

Uji Laju Alir

• Granul ditimbang sebanyak 25 gram.• Disiapkan alat untuk menentukan

kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat (pastikan bawah alat (berupa corong) telah tertutup rapat dan beri alas berupa kertas pada bagian bawah alat untuk membuat plot diameter yang terbentuk)

• Lalu, dimasukkan ke dalam wadah berbentuk corong terbalik dan dibuka penutupnya.

• Stopwatch dinyalakan, lalu diukur tinggi, diameter dan tumpukan granul.

• Hasil waktu dicatat dan dihitung sudut istirahatnya.

• Kriteria rentang besar sudut istirahat dan laju alir serbuk sebagai berikut:

(Ansel,U.C., 1989).

Besar sudut istirahat Keterangan

< 25 Sangat baik

25-30 Baik

30-40 Cukup

> 40 Sangat sukar

Besar laju alir Keterangan

> 10 Sangat baik

4-10 Baik

1,6-4 Sukar

< 1,6 Sangat sukar

Page 22: TR

Uji Kompresibilitas

• Uji kompresibilitas dilakukan dengan cara menimbang granul sebanyak 25 g.

• Granul yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas ukur bervolume besar.

• Volume awal granul dicatat, kemudian gelas ukur diketuk-ketukkan dengan kecepatan konstan menggunakan tapped density tester selama 4 menit.

• Volumenya kemudian diukur lagi sebagai volume akhir dan dicatat.

• Lalu, dihitung bulk density, tapped density, dan persen kompresibilitasnya.

Page 23: TR

Evaluasi Tablet

Page 24: TR

Uji Keseragaman Bobot dan Ukuran

• Pada keseragaman bobot, sebanyak 20 tablet ditimbang seksama satu per satu dengan menggunakan timbangan digital.

• Kemudian dicatat bobot masing-masing tablet dan dirata-ratakan.

• Pada keseragaman ukuran, tablet sebanyak 20 buah disiapkan.

• Masing-masing tablet diukur diameter dan ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.

• Hasil pengukuran dicatat, lalu dihitung rata-ratanya.

1. Tabel Hubungan antara Berat Rata-rata Tablet dengan Perbedaan Persentase Maksimum yang Diperbolehkan

(Depkes RI, 1979).

2. Menurut Departemen Kesehatan RI, standar keseragaman ukuran tablet yaitu diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak boleh kurang dari 11/3 tebal tablet.

Berat Rata-rata

Penyimpangan Berat Rata-rata yang Diperbolehkan

A B

≤ 25 mg 15% 30%

26 – 150 mg 10% 20%

151 – 300 mg 7,5% 15%

> 300 mg 5,0% 10%

Page 25: TR

Uji Kekerasan Tablet (hardness tester)

• Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil secara acak.

• Selanjutnya pengujian dilakukan dengan cara, sebuah tablet diletakkan di  ruang penjepit di antara pegas dan penekan.

• Kemudian dijepit dengan memutar bagian bawahnya hingga lampu stop menyala.

• Lalu ditekan tombol hitam dengan panah ke kanan, setelah itu di amati (jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada tablet)

• Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan newton.

• Tekanan yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet dicatat.

• Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4-8 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester (Ansel, 1989:255).

• Kekerasan yang cukup dari suatu tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet, karena tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang tertentu agar dapat bertahan dalam berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan pengapalan (Parrott, 1971).

• Kekerasan tablet yang lebih dari 10 kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008)

Page 26: TR

Uji Waktu Hancur/Uji Disentegrasi

• Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat uji.

• Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan ayakan/screen no.10 mesh

(Sulaiman, 2007).

• Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam masing-masing kolom

• Kemudian dimasukkan cakram ke dalam masing-masing kolom tersebut.

• Kolom tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air sebanyak 500 ml dengan suhu 37ºC yang telah berada di dalam disentegrator tester.

• Disentegrator tester dinyalakan dan dilakukan pencatatan waktu yang dibutuhkan hingga keadaan tablet semua hancur sempurna.

Page 27: TR

Uji Friabilitas

• Pertama-tama tablet ditimbang dengan rentang 6-6,5 gram.

• Kemudian dimasukkan ke dalam alat friabilitas tester, tombol ON ditekan.

• Alat dinyalakan selama 4 menit. Kemudian setelah selesai, alat dimatikan dan massa tablet akhir ditimbang.

• Persentase friabilitasnya dihitung

• Friabilitas merupakan salah satu parameter yang perlu ditetapkan dari sebuah tablet untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap bantingan pada saat pengepakan maupun distribusi.

• Pengujian ini dilakukan dengan dengan menggunakan alat Friabilaty Tester. Prinsip kerja alat ini yaitu memberikan bantingan terhadap sejumlah tablet selama 100 putaran (100 bantingan) atau yang setara dengan 4 menit

• Jumlah tablet yang diuji bergantung pada bobot per tabletnya. Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang.

• Batas nilai uji friabilitas tablet adalah bobot akhir tidak boleh berkurang lebih dari 0,05 % dari bobot awal tablet. Tablet yang nilai hasil uji friabilitasnya melebihi batas tersebut dianggap terlalu rapuh dan akan sulit penanganannya selama pengemasan dan distribusi.

Page 28: TR