TP-Vena Seksi Fix
Transcript of TP-Vena Seksi Fix
BAB I
PENDAHULUAN
Syok merupakan keadaan dimana terdapat ketidaknormalan dari sistem
peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak
adekuat. Salah satu jenis keadaan syok ini adalah syok hipovolemik, dimana
penyebabnya bisa karena perdarahan atau bukan perdarahan. Penanganan pertama dari
keadaan syok hipovolemik adalah resusitasi cairan baik peroral, enteral maupun
perenteral. Perenteral disini meliputi pembedahan dan non pembedahan. Setelah
memastikan airway aman dan ventilasi yang adekuat, selanjutnya yang dilakukan adalah
menilai sirkulasi dan membuat akses vena sebagai prioritas resusitasi. Akses vena
perifer dapat sulit didapatkan pada keadaan shok yaitu vaskular mengalami kolaps,
keadaan cedera pembuluh darah, pasien usia tua, obesitas, cedera multipel yang terbatas
pada tungkai yang digunakan, pecandu obat melalui intravena dan skar. 1,2,3
Akses intravena merupakan salah satu langkah penting untuk resusitasi pada
keadaan kritis atau pasien dengan cedera yang merupakan suatu keadaan
kegawatdaruratan. Saat akses intravena perifer gagal, jalan lain yang harus dilakukan
adalah mencari akses yang cepat untuk infus cairan intravena, darah, maupun obat.
Meskipun vena seksi dapat menggantikan dalam jumlah yang besar melalui jalur
sentral, tetapi tetap menjadi alternatif yang baik saat cara lain gagal. 3,4
Teknik vena seksi yang merupakan teknik yang baik untuk mendapatkan akses
vena dalam keadaan kegawat daruratan merupakan hal yang penting dalam resusitasi
dengan pasien yang hemodinamiknya buruk dimana akses pembuluh darah mengalami
kolaps. Tindakan memperoleh akses vena disesuaikan dengan situasi yang sulit.
Pemilihan tempat yang tepat dan teknik yang optimal akan memperkecil tindakan
berulang untuk memperoleh akses vena. Semua doker harus mengetahui dengan baik
teknik vena seksi agar resusitasi dapat dilakukan dengan efektif. Meskipun vena seksi
secara mekanisme terlihat sederhana dan mudah, akan tetapi tidak menjamin tindakan
ini tanpa adanya komplikasi. Teknik ini dapat berhasil dan menjadi suatu tindakan yang
cepat, efektif apabla disertai dengan pengetahuan mengenai anatomi yang baik dan
pemahaman teknik dengan baik. 1,5,6
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Vena seksi merupakan prosedur pembedahan gawat darurat untuk mendapatkan akses
pembuluh darah vena di dalam jaringan bawah kulit pada resusitasi penderita syok
hipovolemik yang didapatkan dengan memotong kulit dan jaringan disekitar vena
yang dicari. 1,2,3
2.2 Indikasi
Indikasi utama dilakukannya vena seksi adalah untuk memperoleh akses vena pada
pasien yang tidak berhasil melalui akses vena perifer dan akses sentral merupakan
suatu kontraindikasi bagi pasien. Untuk memasukkan cairan langsung ke dalam
vena untuk waktu yang lama atau keadaan vena pungsi gagal dilakukan, misalnya
pada keadaan vena kolaps (syok, dehidrasi berat). Pada prinsipnya vena seksi dapat
dilakukan pada semua vena, terutama vena superfisial. Lokasi tersering dilakukan
pada: vena safena magna, vena femoralis, vena-vena pada daerah dorsal tangan,
vena sefalika, vena kubiti, vena jugularis,vena temporalis. 1,2,3
Teknik ini sangat tepat untuk: pasien yang menggunakan obat secara intravena
dimana akses perifer tidak dapat dilakukan, adanya skar pada akses sentral, pasien
luka bakar dengan pembuluh darah yang kolaps dan mengalami skar, pasien henti
jantungparu,pasien trauma dengan kondisi hipovolemik yang memerlukan resusitasi.
Penderita syok hipovolemik yang dengan cara non pembedahan (perkutaneus) tidak bisa
didapatkan akses vena untuk resusitasi cairan. Oleh karena itu, pada syok
hipovolemi sangat baik diterapi melalui vena seksi karena unit darah dapat diinfus
kurang dari 3 menit masuk ke vena. Hal ini juga merupakan teknik yang sangat baik
untuk akses pembluh darah pada situasi kegawatdaruratan pada pediatri. 3,4,6
2.3 Kontraindikasi1,2,4
• Adanya cedera vaskuler
• Adanya proses inflamasi lokal
• Bila solution hipertonik akan diberi secara intravena
• Adanya fraktur pada tulang panjang pada daerah proksimal ekstrimitas
2
Relatif
• Kelainan perdarahan
• Kulit yang mengalami infeksi
• Cedera berat pada daerah proximal
• Trauma abdomen
• Trauma ekstrimitas bawah
2.4 Anatomi Vena1,2,3
Ada tiga daerah yang penting untuk vena seksi yaitu vena safena magna, vena
basilika dan vena brachial.
Gambar 1. Tiga lokasi yang umumnya dilakukan vena seksi: 1) Bagian dalam
lengan di atas siku; 2) Bagian dalam paha; 3) Bagian dalam pergelangan kaki
3
2.4.1 Vena Safena Magna
Gambar2. Anatomi vena greater saphenous
4
Gambar 3. Teknik vena seksi pada v. Safena magna
Vena safena magna ini merupakan vena terpanjang pada tubuh. Vena ini
merupakan vena yang ideal untuk dilakukannya vena seksi baik pada
anak-anak maupun dewaasa, karena vena ini secara anatomis bersifat
beraturan dan superfisial. Hal ini juga mudah dilakukan oleh dokter tanpa
5
mengganggu resusitasi yang bersamaan baik pada leher, thoraks, dan
abdomen.
Vena ini dimulai dari persimpangan medial dari vena dorsal pada telapak
kaki pada ibu jari, kemudian naik ke anterior dari medial maleolus.
Vena ini mudah di temukan pada pergelangan kaki. Dapat ditwmukan
kira-kira 2,5 cm anterior dan 2,5 cm superior dari medial maleolus. Vena
ini dapat di palpasi jika pasien tidak mengalami hypovolemik ataupun
obesitas.
Vena safena pada paha akan melalui permukaan anteromedial dan masuk
ke fossa ovialis menuju vena femoral. Vena femoral memiliki diameter
terbesar 3-4 cm distal ke inguinal ligamen. Ini kira-kira 2 cm di bawah
tempat femoral central venous line.
2.4.2 Vena Basilika
Gambar 4. Vena basilika dan vena brachial
Vena ini biasanya digunakan apabila akses vena safena magna tidak
dapat digunakan seperti amputasi pada ekstrimitas bawah, deformitas,
cedera, trauma. Daerah ini tidak tepat digunakan resusitasi jika vena
basilika terbuka atau tidak terlindung. Vena ini merupakan pilihan vena
seksi pada ekstrimitas atas. Vena ini ditemukan sekitar 1-2 cm lateral
dari medial epicondilus humerus pada permukaan anterior dari lengan.
Dimulai dari daerah doral pada tangan kemudian menuju posteromedial
lengan bawah sampai anteromedial lengan bawah.
6
Posisi pasien adalah lengan abduksi 90° dengan siku fleksi 90° dan
telapak tangan dinaikkan ke atas.
2.4.3 Vena Brachial
Vena seksi pada daerah ini sebisa mungkin tidak dilakukan pada keadaan
gawat darurat. Hal ini karena vena brachial merupakan vena dengan
diameter yang kecil. Vena ini lokasinya relatif dalam dan memerlukan
waktu yang cukup lama untuk menemukannya. Dari struktur anatomi,
vena ini dikelilingi oleh arteri besar dan saraf yang mudah cedera saat
melakukan pemisahan vena. Pasien dengan syok hipovolemik sering
tidak ditemukan denyut pada arteri brachialnya. Hal ini dapat
membingungkan untuk membedakan antara arteri dan vena. Apabila
tindakan yang dilakukan kurang hati-hati maka arteri brachial dapat
menjadi thrombosis arteri dan iskemik pada ekstrimitas atas.
2.5 Persiapan Alat dan Bahan 1,2,3,5
1. Local anestesi (Lidocaine 1-2%)
2. Betadine atau surgical scrub
3. Tourniquet
4. Sarung tangan steril dan duk steril
5. Syringe (3,5, 10 cc) dengan jarum 25 G
6. Silk ligature
7. Nonabsorbable skin suture
8. Tissue forcep
9. Needle holder
10. Mosquito hemostat
11. Scalpel blade no 11
12. Intravenous kateter
13. Intravenous tube dan solution
2.6 Prosedur Tindakan 1,2,5
1. Siapkan kulit pergelangan kaki dengan larutan antiseptik dan tutup daerah lapangan
operasi dengan duk steril atau bisa juga daerah femoral atau di lengan penderita.
2. Lakukan anestesi infiltrasi pada kulit dengan lidokain 0.5%.
3. Insisi kulit melintang setebalnya dibuat di daerah anestesia sepanjang 2.5 cm.
4. Diseksi tumpul, dengan menggunakan klem hemostat yang lengkung, vena
diidentifikasi dan dipotong dan dibebaskan dari semua jaringan disekitarnya.
7
5. Angkat dan diseksi vena tsb sepanjang kira-kira 2cm untuk melepaskannya dari dasar.
6. Ikat vena bagian distal, dan mobilisasi vena, tinggalkan jahitan di tempat untuk ditarik
(traction).
7. Pasang pengikat keliling pembuluhnya, arah cephalad
8. Buat venotomi yang kecil melintang dan dilatasi perlahan-lahan dengan ujung klem
hemostat yang ditutup.
9. Masukkan kanul plastik melalui venotomi dan ikat dengan ligasi proksimal keliling
pembuluh dan kanul. Kanul harus dimasukkan dengan panjang yang cukup untuk
mencegah terlepas.
10.Sambung pipa intravena dengan kanul dan tutuplah insisinya dengan jahitan interupsi.
11.Pasang pembalut steril dengan salep antibiotik topikal.
2.7 Komplikasi1,2,3
Komplikasi yang terjadi adalah perdarahan. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
bebat tekan. Komplikasi lain adalah infeksi baik flebitis maupun selulitis, untuk
menanganinya cabut kateter, kompres hangat, serta elevasikan tungkai, serta berikan
antibiotik jika perlu. Komplikasi lain adalah hematoma, trombose pembuluh, robekan
saraf serta arteri. Insiden komplikasi dapat terjadi sekitar 2-15 %.
• Infeksi
Moran dkk tidak menemukan antibiotik prophylaxis untuk mengurangi
tingginya infeksi. Namun mereka menemukan antibiotik salep yang digunakan
setiap harinya, seperti Neosporin yang dapat mengurangi luka lokal pada kulur
positif sekitar 18-78%. Sedangkan collins menemukan sekitar 2% bakterimia
dan 1% spesies Pseudomonas. Dari penelitian dikemukakan bahwa pelepasan
katerter intravena lebih awal sekitar 12 jam dapat mengurangi infrksi secara
signifikan dan komplikasi. Secara keseluruhan, teknik yang steril dapat
mengurangi komplikasi dan angka terjadinya infeksi
• Phlebitis:
Phlebitis banyak terjadi pada ektrimitas atas dan bawah. Phlebitis biasanya
berasal dari pemasangan kateter yang lama.
• Luka –luka lainnya
Luka yang terjadi pada arteri, saraf, dan vena dapat dihindari dengan memahami
dengan baik mengenai anatomi dan melakukan prosedur yang adekuat. Diseksi
yang terlalu menekandan agresif tanpa mengetahui dengan baik akan anatomi
dan prosedur akan meningkatkan insiden terjadinya komplikasi.
8
2.8 Perawatan Pasca Bedah 1,5
Perawatan pasca vena seksi harus benar-benar diperhatikan terutama daerah tempat di
lakukan vena seksi harus bebas infeksi. Hal ini bisa dicegah dengan rawat luka setiap
hari, serta ditutup dengan kassa steril. Jika ada indikasi infeksi sebaiknya kateter vena di
cabut.
2.9 Follow-Up 2,6
Penderita pasca syok hipovolemik setelah syok teratasi. Kateter vena dapat dilepas dan
bila penderita sudah bisa peroral sebaiknya terapi maintenance dengan peroral atau
dengan menggunakan akses intravena lainnya yang non pembedahan. Luka pasca vena
seksi harus dirawat aseptik. Yang dievaluasi: klinis, tanda-tanda vital, tanda-tanda
infeksi
9
BAB III
KESIMPULAN
Syok merupakan keadaan dimana terdapat ketidaknormalan dari sistem
peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak
adekuat. Setelah memastikan airway aman dan ventilasi yang adekuat, selanjutnya yang
dilakukan adalah menilai sirkulasi dan membuat akses vena sebagai prioritas resusitasi.
Akses vena perifer dapat sulit didapatkan pada keadaan syok yaitu vaskular mengalami
kolaps, maupun pada keadaan cedera pembuluh darah, pasien usia tua, obesitas, cedera
multipel yang terbatas pada tungkai yang digunakan, pecandu obat melalui intravena
dan skar. 1,2,3
Vena seksi merupakan prosedur pembedahan gawat darurat untuk mendapatkan
akses pembuluh darah vena di dalam jaringan bawah kulit pada resusitasi penderita
syok hipovolemik yang didapatkan dengan memotong kulit dan jaringan disekitar vena
yang dicari. Vena seksi merupakan teknik yang sangat baik digunakan dalam
mendapakan akses vena baik untuk infus cairan, obat-obatan, produk darah terutama
dalam keadaan kegawat daruratan.1,2,5
Vena seksi biasanya dilakukan pada tiga tempat yaitu vena safena magna pada
pergelangan kaki, vena basilika, dan vena brachial. Pemilihan tempat yang tepat dan
teknik yang optimal akan memperkecil tindakan berulang untuk memperoleh akses
vena. Meskipun vena seksi secara mekanisme terlihat sederhana dan mudah, akan tetapi
tidak menjamin tindakan ini tanpa adanya komplikasi. Teknik ini dapat berhasil dan
menjadi suatu tindakan yang cepat, efektif apabla disertai dengan pengetahuan
mengenai anatomi yang baik dan pemahaman teknik dengan baik sehingga dapat
menyelamatkan nyawa pada pasien terutama dalam keadaan gawat darurat maupun
pasien yang mengalami cedera. 1,2,3,4
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah infeksi baik flebitis maupun selulitis,
untuk menanganinya cabut kateter, kompres hangat, serta elevasikan tungkai, serta
berikan antibiotik jika perlu. Komplikasi lain adalah hematoma, trombose pembuluh,
robekan saraf serta arteri. Insiden komplikasi dapat terjadi sekitar 2-15 %. Perawatan
pasca vena seksi harus benar-benar diperhatikan terutama daerah tempat di lakukan
vena seksi harus bebas infeksi. Penderita pasca syok hipovolemik setelah syok teratasi.
Kateter vena dapat dilepas dan bila penderita sudah bisa peroral sebaiknya terapi
maintenance dengan peroral atau dengan menggunakan akses intravena lainnya yang
non pembedahan. 1,2,6
10