TP-Vena Seksi Fix

15
BAB I PENDAHULUAN Syok merupakan keadaan dimana terdapat ketidaknormalan dari sistem peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat. Salah satu jenis keadaan syok ini adalah syok hipovolemik, dimana penyebabnya bisa karena perdarahan atau bukan perdarahan. Penanganan pertama dari keadaan syok hipovolemik adalah resusitasi cairan baik peroral, enteral maupun perenteral. Perenteral disini meliputi pembedahan dan non pembedahan. Setelah memastikan airway aman dan ventilasi yang adekuat, selanjutnya yang dilakukan adalah menilai sirkulasi dan membuat akses vena sebagai prioritas resusitasi. Akses vena perifer dapat sulit didapatkan pada keadaan shok yaitu vaskular mengalami kolaps, keadaan cedera pembuluh darah, pasien usia tua, obesitas, cedera multipel yang terbatas pada tungkai yang digunakan, pecandu obat melalui intravena dan skar. 1,2,3 Akses intravena merupakan salah satu langkah penting untuk resusitasi pada keadaan kritis atau pasien dengan cedera yang merupakan suatu keadaan kegawatdaruratan. Saat akses intravena perifer gagal, jalan lain yang harus dilakukan adalah mencari akses yang cepat untuk infus cairan intravena, darah, maupun obat. Meskipun vena seksi dapat menggantikan dalam jumlah yang besar melalui jalur sentral, tetapi tetap menjadi alternatif yang baik saat cara lain gagal. 3,4 1

Transcript of TP-Vena Seksi Fix

Page 1: TP-Vena Seksi Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Syok merupakan keadaan dimana terdapat ketidaknormalan dari sistem

peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak

adekuat. Salah satu jenis keadaan syok ini adalah syok hipovolemik, dimana

penyebabnya bisa karena perdarahan atau bukan perdarahan. Penanganan pertama dari

keadaan syok hipovolemik adalah resusitasi cairan baik peroral, enteral maupun

perenteral. Perenteral disini meliputi pembedahan dan non pembedahan. Setelah

memastikan airway aman dan ventilasi yang adekuat, selanjutnya yang dilakukan adalah

menilai sirkulasi dan membuat akses vena sebagai prioritas resusitasi. Akses vena

perifer dapat sulit didapatkan pada keadaan shok yaitu vaskular mengalami kolaps,

keadaan cedera pembuluh darah, pasien usia tua, obesitas, cedera multipel yang terbatas

pada tungkai yang digunakan, pecandu obat melalui intravena dan skar. 1,2,3

Akses intravena merupakan salah satu langkah penting untuk resusitasi pada

keadaan kritis atau pasien dengan cedera yang merupakan suatu keadaan

kegawatdaruratan. Saat akses intravena perifer gagal, jalan lain yang harus dilakukan

adalah mencari akses yang cepat untuk infus cairan intravena, darah, maupun obat.

Meskipun vena seksi dapat menggantikan dalam jumlah yang besar melalui jalur

sentral, tetapi tetap menjadi alternatif yang baik saat cara lain gagal. 3,4

Teknik vena seksi yang merupakan teknik yang baik untuk mendapatkan akses

vena dalam keadaan kegawat daruratan merupakan hal yang penting dalam resusitasi

dengan pasien yang hemodinamiknya buruk dimana akses pembuluh darah mengalami

kolaps. Tindakan memperoleh akses vena disesuaikan dengan situasi yang sulit.

Pemilihan tempat yang tepat dan teknik yang optimal akan memperkecil tindakan

berulang untuk memperoleh akses vena. Semua doker harus mengetahui dengan baik

teknik vena seksi agar resusitasi dapat dilakukan dengan efektif. Meskipun vena seksi

secara mekanisme terlihat sederhana dan mudah, akan tetapi tidak menjamin tindakan

ini tanpa adanya komplikasi. Teknik ini dapat berhasil dan menjadi suatu tindakan yang

cepat, efektif apabla disertai dengan pengetahuan mengenai anatomi yang baik dan

pemahaman teknik dengan baik. 1,5,6

1

Page 2: TP-Vena Seksi Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Vena seksi merupakan prosedur pembedahan gawat darurat untuk mendapatkan akses

pembuluh darah vena di dalam jaringan bawah kulit pada resusitasi penderita syok

hipovolemik yang didapatkan dengan memotong kulit dan jaringan disekitar vena

yang dicari. 1,2,3

2.2 Indikasi

Indikasi utama dilakukannya vena seksi adalah untuk memperoleh akses vena pada

pasien yang tidak berhasil melalui akses vena perifer dan akses sentral merupakan

suatu kontraindikasi bagi pasien. Untuk memasukkan cairan langsung ke dalam

vena untuk waktu yang lama atau keadaan vena pungsi gagal dilakukan, misalnya

pada keadaan vena kolaps (syok, dehidrasi berat). Pada prinsipnya vena seksi dapat

dilakukan pada semua vena, terutama vena superfisial. Lokasi tersering dilakukan

pada: vena safena magna, vena femoralis, vena-vena pada daerah dorsal tangan,

vena sefalika, vena kubiti, vena jugularis,vena temporalis. 1,2,3

Teknik ini sangat tepat untuk: pasien yang menggunakan obat secara intravena

dimana akses perifer tidak dapat dilakukan, adanya skar pada akses sentral, pasien

luka bakar dengan pembuluh darah yang kolaps dan mengalami skar, pasien henti

jantungparu,pasien trauma dengan kondisi hipovolemik yang memerlukan resusitasi.

Penderita syok hipovolemik yang dengan cara non pembedahan (perkutaneus) tidak bisa

didapatkan akses vena untuk resusitasi cairan. Oleh karena itu, pada syok

hipovolemi sangat baik diterapi melalui vena seksi karena unit darah dapat diinfus

kurang dari 3 menit masuk ke vena. Hal ini juga merupakan teknik yang sangat baik

untuk akses pembluh darah pada situasi kegawatdaruratan pada pediatri. 3,4,6

2.3 Kontraindikasi1,2,4

• Adanya cedera vaskuler

• Adanya proses inflamasi lokal

• Bila solution hipertonik akan diberi secara intravena

• Adanya fraktur pada tulang panjang pada daerah proksimal ekstrimitas

2

Page 3: TP-Vena Seksi Fix

Relatif

• Kelainan perdarahan

• Kulit yang mengalami infeksi

• Cedera berat pada daerah proximal

• Trauma abdomen

• Trauma ekstrimitas bawah

2.4 Anatomi Vena1,2,3

Ada tiga daerah yang penting untuk vena seksi yaitu vena safena magna, vena

basilika dan vena brachial.

Gambar 1. Tiga lokasi yang umumnya dilakukan vena seksi: 1) Bagian dalam

lengan di atas siku; 2) Bagian dalam paha; 3) Bagian dalam pergelangan kaki

3

Page 4: TP-Vena Seksi Fix

2.4.1 Vena Safena Magna

Gambar2. Anatomi vena greater saphenous

4

Page 5: TP-Vena Seksi Fix

Gambar 3. Teknik vena seksi pada v. Safena magna

Vena safena magna ini merupakan vena terpanjang pada tubuh. Vena ini

merupakan vena yang ideal untuk dilakukannya vena seksi baik pada

anak-anak maupun dewaasa, karena vena ini secara anatomis bersifat

beraturan dan superfisial. Hal ini juga mudah dilakukan oleh dokter tanpa

5

Page 6: TP-Vena Seksi Fix

mengganggu resusitasi yang bersamaan baik pada leher, thoraks, dan

abdomen.

Vena ini dimulai dari persimpangan medial dari vena dorsal pada telapak

kaki pada ibu jari, kemudian naik ke anterior dari medial maleolus.

Vena ini mudah di temukan pada pergelangan kaki. Dapat ditwmukan

kira-kira 2,5 cm anterior dan 2,5 cm superior dari medial maleolus. Vena

ini dapat di palpasi jika pasien tidak mengalami hypovolemik ataupun

obesitas.

Vena safena pada paha akan melalui permukaan anteromedial dan masuk

ke fossa ovialis menuju vena femoral. Vena femoral memiliki diameter

terbesar 3-4 cm distal ke inguinal ligamen. Ini kira-kira 2 cm di bawah

tempat femoral central venous line.

2.4.2 Vena Basilika

Gambar 4. Vena basilika dan vena brachial

Vena ini biasanya digunakan apabila akses vena safena magna tidak

dapat digunakan seperti amputasi pada ekstrimitas bawah, deformitas,

cedera, trauma. Daerah ini tidak tepat digunakan resusitasi jika vena

basilika terbuka atau tidak terlindung. Vena ini merupakan pilihan vena

seksi pada ekstrimitas atas. Vena ini ditemukan sekitar 1-2 cm lateral

dari medial epicondilus humerus pada permukaan anterior dari lengan.

Dimulai dari daerah doral pada tangan kemudian menuju posteromedial

lengan bawah sampai anteromedial lengan bawah.

6

Page 7: TP-Vena Seksi Fix

Posisi pasien adalah lengan abduksi 90° dengan siku fleksi 90° dan

telapak tangan dinaikkan ke atas.

2.4.3 Vena Brachial

Vena seksi pada daerah ini sebisa mungkin tidak dilakukan pada keadaan

gawat darurat. Hal ini karena vena brachial merupakan vena dengan

diameter yang kecil. Vena ini lokasinya relatif dalam dan memerlukan

waktu yang cukup lama untuk menemukannya. Dari struktur anatomi,

vena ini dikelilingi oleh arteri besar dan saraf yang mudah cedera saat

melakukan pemisahan vena. Pasien dengan syok hipovolemik sering

tidak ditemukan denyut pada arteri brachialnya. Hal ini dapat

membingungkan untuk membedakan antara arteri dan vena. Apabila

tindakan yang dilakukan kurang hati-hati maka arteri brachial dapat

menjadi thrombosis arteri dan iskemik pada ekstrimitas atas.

2.5 Persiapan Alat dan Bahan 1,2,3,5

1. Local anestesi (Lidocaine 1-2%)

2. Betadine atau surgical scrub

3. Tourniquet

4. Sarung tangan steril dan duk steril

5. Syringe (3,5, 10 cc) dengan jarum 25 G

6. Silk ligature

7. Nonabsorbable skin suture

8. Tissue forcep

9. Needle holder

10. Mosquito hemostat

11. Scalpel blade no 11

12. Intravenous kateter

13. Intravenous tube dan solution

2.6 Prosedur Tindakan 1,2,5

1. Siapkan kulit pergelangan kaki dengan larutan antiseptik dan tutup daerah lapangan

operasi dengan duk steril atau bisa juga daerah femoral atau di lengan penderita.

2. Lakukan anestesi infiltrasi pada kulit dengan lidokain 0.5%.

3. Insisi kulit melintang setebalnya dibuat di daerah anestesia sepanjang 2.5 cm.

4. Diseksi tumpul, dengan menggunakan klem hemostat yang lengkung, vena

diidentifikasi dan dipotong dan dibebaskan dari semua jaringan disekitarnya.

7

Page 8: TP-Vena Seksi Fix

5. Angkat dan diseksi vena tsb sepanjang kira-kira 2cm untuk melepaskannya dari dasar.

6. Ikat vena bagian distal, dan mobilisasi vena, tinggalkan jahitan di tempat untuk ditarik

(traction).

7. Pasang pengikat keliling pembuluhnya, arah cephalad

8. Buat venotomi yang kecil melintang dan dilatasi perlahan-lahan dengan ujung klem

hemostat yang ditutup.

9. Masukkan kanul plastik melalui venotomi dan ikat dengan ligasi proksimal keliling

pembuluh dan kanul. Kanul harus dimasukkan dengan panjang yang cukup untuk

mencegah terlepas.

10.Sambung pipa intravena dengan kanul dan tutuplah insisinya dengan jahitan interupsi.

11.Pasang pembalut steril dengan salep antibiotik topikal.

2.7 Komplikasi1,2,3

Komplikasi yang terjadi adalah perdarahan. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan

bebat tekan. Komplikasi lain adalah infeksi baik flebitis maupun selulitis, untuk

menanganinya cabut kateter, kompres hangat, serta elevasikan tungkai, serta berikan

antibiotik jika perlu. Komplikasi lain adalah hematoma, trombose pembuluh, robekan

saraf serta arteri. Insiden komplikasi dapat terjadi sekitar 2-15 %.

• Infeksi

Moran dkk tidak menemukan antibiotik prophylaxis untuk mengurangi

tingginya infeksi. Namun mereka menemukan antibiotik salep yang digunakan

setiap harinya, seperti Neosporin yang dapat mengurangi luka lokal pada kulur

positif sekitar 18-78%. Sedangkan collins menemukan sekitar 2% bakterimia

dan 1% spesies Pseudomonas. Dari penelitian dikemukakan bahwa pelepasan

katerter intravena lebih awal sekitar 12 jam dapat mengurangi infrksi secara

signifikan dan komplikasi. Secara keseluruhan, teknik yang steril dapat

mengurangi komplikasi dan angka terjadinya infeksi

• Phlebitis:

Phlebitis banyak terjadi pada ektrimitas atas dan bawah. Phlebitis biasanya

berasal dari pemasangan kateter yang lama.

• Luka –luka lainnya

Luka yang terjadi pada arteri, saraf, dan vena dapat dihindari dengan memahami

dengan baik mengenai anatomi dan melakukan prosedur yang adekuat. Diseksi

yang terlalu menekandan agresif tanpa mengetahui dengan baik akan anatomi

dan prosedur akan meningkatkan insiden terjadinya komplikasi.

8

Page 9: TP-Vena Seksi Fix

2.8 Perawatan Pasca Bedah 1,5

Perawatan pasca vena seksi harus benar-benar diperhatikan terutama daerah tempat di

lakukan vena seksi harus bebas infeksi. Hal ini bisa dicegah dengan rawat luka setiap

hari, serta ditutup dengan kassa steril. Jika ada indikasi infeksi sebaiknya kateter vena di

cabut.

2.9 Follow-Up 2,6

Penderita pasca syok hipovolemik setelah syok teratasi. Kateter vena dapat dilepas dan

bila penderita sudah bisa peroral sebaiknya terapi maintenance dengan peroral atau

dengan menggunakan akses intravena lainnya yang non pembedahan. Luka pasca vena

seksi harus dirawat aseptik. Yang dievaluasi: klinis, tanda-tanda vital, tanda-tanda

infeksi

9

Page 10: TP-Vena Seksi Fix

BAB III

KESIMPULAN

Syok merupakan keadaan dimana terdapat ketidaknormalan dari sistem

peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak

adekuat. Setelah memastikan airway aman dan ventilasi yang adekuat, selanjutnya yang

dilakukan adalah menilai sirkulasi dan membuat akses vena sebagai prioritas resusitasi.

Akses vena perifer dapat sulit didapatkan pada keadaan syok yaitu vaskular mengalami

kolaps, maupun pada keadaan cedera pembuluh darah, pasien usia tua, obesitas, cedera

multipel yang terbatas pada tungkai yang digunakan, pecandu obat melalui intravena

dan skar. 1,2,3

Vena seksi merupakan prosedur pembedahan gawat darurat untuk mendapatkan

akses pembuluh darah vena di dalam jaringan bawah kulit pada resusitasi penderita

syok hipovolemik yang didapatkan dengan memotong kulit dan jaringan disekitar vena

yang dicari. Vena seksi merupakan teknik yang sangat baik digunakan dalam

mendapakan akses vena baik untuk infus cairan, obat-obatan, produk darah terutama

dalam keadaan kegawat daruratan.1,2,5

Vena seksi biasanya dilakukan pada tiga tempat yaitu vena safena magna pada

pergelangan kaki, vena basilika, dan vena brachial. Pemilihan tempat yang tepat dan

teknik yang optimal akan memperkecil tindakan berulang untuk memperoleh akses

vena. Meskipun vena seksi secara mekanisme terlihat sederhana dan mudah, akan tetapi

tidak menjamin tindakan ini tanpa adanya komplikasi. Teknik ini dapat berhasil dan

menjadi suatu tindakan yang cepat, efektif apabla disertai dengan pengetahuan

mengenai anatomi yang baik dan pemahaman teknik dengan baik sehingga dapat

menyelamatkan nyawa pada pasien terutama dalam keadaan gawat darurat maupun

pasien yang mengalami cedera. 1,2,3,4

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah infeksi baik flebitis maupun selulitis,

untuk menanganinya cabut kateter, kompres hangat, serta elevasikan tungkai, serta

berikan antibiotik jika perlu. Komplikasi lain adalah hematoma, trombose pembuluh,

robekan saraf serta arteri. Insiden komplikasi dapat terjadi sekitar 2-15 %. Perawatan

pasca vena seksi harus benar-benar diperhatikan terutama daerah tempat di lakukan

vena seksi harus bebas infeksi. Penderita pasca syok hipovolemik setelah syok teratasi.

Kateter vena dapat dilepas dan bila penderita sudah bisa peroral sebaiknya terapi

maintenance dengan peroral atau dengan menggunakan akses intravena lainnya yang

non pembedahan. 1,2,6

10