Makalah ulkus vena

18
MAKALAH ANALISA LUKA VENA Kelompok Tutorial Wound Care 9 Anggota: Erik Erpan (20120320010) Evi Kurniawati (20120320182) Hafidha Fatma Sari (20120320136) Hafidz Ardhita (20120320111) Izmi Ika Fitriyani (20120320131) Fajriany Marsaoly (20120320177) Ilham Ramadhan (20120320181) Inda Resky Aulia (20120320020) Kusuma Deri Pratama (20120320129) Fyonna Putri CS (20120320169) Elvira Maridha A. Bombay (20120320114) Hermansyah (20120320163)

description

Makalah ulkus vena

Transcript of Makalah ulkus vena

Page 1: Makalah ulkus vena

MAKALAH

ANALISA LUKA VENA

Kelompok Tutorial Wound Care 9

Anggota:

Erik Erpan (20120320010) Evi Kurniawati (20120320182)

Hafidha Fatma Sari (20120320136) Hafidz Ardhita (20120320111)

Izmi Ika Fitriyani (20120320131) Fajriany Marsaoly (20120320177)

Ilham Ramadhan (20120320181) Inda Resky Aulia (20120320020)

Kusuma Deri Pratama (20120320129) Fyonna Putri CS (20120320169)

Elvira Maridha A. Bombay (20120320114) Hermansyah (20120320163)

Program Studi Pendidikan Ners

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2015

Page 2: Makalah ulkus vena

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah tugas “Analisa Luka Vena”.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas di Blok Elektif Wound Care serta memberikan

kontribusi dalam bidang keperawatan. Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu menyelesaikan tugas ini.

Penyusun menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, kami mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca untuk lebih baik. Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, September 2015

Penyusun

Page 3: Makalah ulkus vena

BAB I

PENDAHULUAN

Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis.

Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka adalah 3.50 per

1000 populasi penduduk. Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah luka karena

pembedahan/trauma (48.00%), ulkus kaki (28.00%), luka dekubitus (21.00%). Pada tahun 2009,

MedMarket Diligence, sebuah asosiasi luka di Amerika melakukan penelitian tentang insiden luka

kronis di dunia berdasarkan etiologi penyakit. Diperoleh data untuk luka bedah ada 110.30 juta

kasus, luka trauma 1.60 juta kasus,luka lecet ada 20.40 juta kasus, luka bakar 10 juta kasus, ulkus

dekubitus 8.50 juta kasus, ulkus vena 12.50 juta kasus, ulkus diabetik 13.50 juta kasus, amputasi

0.20 juta pertahun, karsinoma 0.60 juta pertahun, melanoma 0.10 juta, komplikasi kanker kulit ada

sebanyak 0.10 juta kasus (Diligence, 2009).

Ulkus Vena juga dikenal sebagai borok varises stasis biasanya terjadi pada bagian bawah kaki,

paling sering disekitar pergelangan kaki, pada pasien yang telah lama berdiri refluks vena. Refluks

vena adalah karena katup vena yang rusak yang memungkinkan darah di pembuluh darah mengalir

ke arah yang salah, sehingga menyebabkan pengumpulan darah di pembuluh darah yang terkena.

Seiring waktu pembuluh darah meregang dan menjadi melebar dan berliku-liku. Pada tahap ini,

pembuluh darah melebar mungkin jelas bagi pasien sebagai varises.

Varises pada ekstermitas bawah terjadi pada 1 dari 5 orang didunia. Lebih sering terjadi pada

wanita dibanding pria dikarenakan hormon estrogen pada wanita menyebabkan reaksi otot dan

perlunakan jaringan kolagen maka terjadi peningkatkan kapasitas vena yang membuat induksi stasis

vena sehingga pada aktinmiosin kontraktil dinding vena mengalami hambatan. Faktor resiko yang

sering menyebabkan varises salah satunya adalah 42% dari riwayat keluarga dan usia. Dengan

insiden varises ektermitas meningkat seiring meningkatnya usia dinding vena menjadi lemah karena

lamina elastis menjadi tipis dan atrofi dan adanya degenerasi otot polos vena serta atrofi pada otot

betis sehingga tonus otot menurun.

Jika tidak diobati, refluks vena menyebabkan kondisi yang disebut hipertensi vena di kaki

yang terkena. Tidak hanya aliran darah dalam pembuluh darah terganggu, hipertensi vena

menyebabkan kebocoran protein dan produk darah lainnya ke dalam jaringan lunak dari kaki,

mengakibatkan pembengkakan kaki, dengan penebalan dan pigmentasi meningkat kulit. Kondisi ini

Page 4: Makalah ulkus vena

juga disebut insufisiensi vena kronis. Pada akhirnya, kulit pada bagian yang paling tergantung dari

kaki, biasanya di sekitar pergelangan kaki, rusak untuk membentuk luka kronis, ulkus vena. Ulkus

vena bisa sangat menyakitkan dan mereka dapat terinfeksi. Mereka sangat sulit diobati dan memiliki

kecenderungan untuk kambuh. Ulkus vena yang tidak diobati menyebabkan kualitas sengsara hidup

bagi pasien. Selain itu terdapat komplikasi ulkus vena jika tidak segera diobati yaitu pergerakan

terbatas akibat rasa sakit atau ketidaknyamanan ketika berjalan, pembengkakan tungkai kaki,

penurunan kualitas hidup, imobilitas, mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,

serta sering mengalami kekambuhan kondisi medis ini.

BAB II

ISI

A. Anatomi dan Fisiologi Vena (Pembuluh balik)

Karakteristik vena :

a. Vena ekstremitas terbagi kedalam dua, yaitu :

- Vena superficial

Vena superficial terletak di permukaan kulit dan mengalirkan darah ke vena dalam

- Vena deep

Vena dalam terletak di jaringan otot. Ketika otot berkontraksi dan relaksasi akan mempengaruhi

pergerakan alirn darah.

a. Dinding vena berbeda dengan dinding arteri, vena lebih tipis dan lebih sedikit ototnya. Hal ini

memungkinkan vena dapat distensi (pembesaran) lebih besar.

b. Memiliki katup yang dapat membuka menutup. Katup membuka ketika darah akan menuju

jantung, dan menutup supaya darah tidak refluk (kembali lagi).

c. Vena lebih cenderung berwarna kebiruan. Karena vena mengandung banyak CO2 (karbon

dioksida) atau darah kotor. Vena yang mengandung banyak oksigen yaitu hanya vena pulmonalis

(vena yang menuju ke paru-paru)

d. Vena yang lebih kecil sering disebut dengan venula.

e. Vena cava adalah vena yang berada di jantung.

Page 5: Makalah ulkus vena
Page 6: Makalah ulkus vena

B. Definisi Ulkus Vena

Ulkus Vena adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang bertahan lama, tidak

menyembuh, bentuk tidak beraturan pada tungkai atau kaki yang memerlukan waktu lebih dari enam

minggu untuk sembuh akibat tekanan darah tinggi yang menetap pada vena-vena tungkai yang

menyebabkan kerusakan pada kulit. . Sekitar 75% ulkus tungkai terjadi karna insufisiensi vena yang

kronis (Brunner & Suddarth,2002)

C. Manifestasi Klinis

Tanda yang khas dari ekstremitas dengan isufisiensi vena menahun adalah edema. Penderita

sering mengeluh bengkak semakin meningkat saat berdiri ataupun diam dan akan berkurang jika

dilakukan elevasi tungkai. Keluhan lain adalah kaki terasa pegal, gatal, rasa terbakar, tidak nyeri dan

berdenyut. Ulkus biasanya mempunyai tepi tidak teratur, ukurannya bervariasi dan dapat menjadi

luas. Di dasar ulkus terlihat jaringan granulasi atau fibrosa. Dapat juga terlihat eksudat yang banyak.

Kulit sekitanya tampak merah kecoklatan akibat hemosiderin. Kelainan kulit ini dapat mengalami

perubahan menjadi lesi eksema (dermatitis statis). Kulit sekitar luka mengalami indurasi, mengkilat,

dan fibrotik.

Daerah predileksi yaitu daerah antara meleolus dan betis, tetapi cenderung timbul di sekitar

maleolus medialis. Dapat juga meluas sampai tungkai atas. Sering terjadi varises pada tungkai

bawah. Ulkus yang telah berlangsung bertahun-tahun dapat terjadi perubahan berupa tumbuh

benjolan-benjolan yang timbul pada pinggiran luka. Jika hal tersebut timbul terdapat kemungkinan

bahwa ulkus telah mengalami pertumbuhan ganas. Namun perubahan keganasan pada ulkus tungkai

biasanya sangat jarang.

Kelainan kulit berupa: ulkus dikelilingi oleh eritema dan hiperpigmentasi. Ulkus soliter tetapi

dapat juga multiple. Bentuk ulkus bulat atau oval, kadang-kadang berbetuk tidak teratur. Tepi luka

lunak dan meninggi oleh karena radang akut dan dasar kotor. Pada umumnya ulkus tidak

terasanyeri, kecuali bila disertai selulitis atau infeksi sekunder lainnya.

D. Kriteria Luka Vena (COLLINS and SERAJ, 2010) :

Biasanya muncul di kaki bagian bawah dan ankle

Luka Dangkal

Warna dasar kemerahan

Bentuk yang tidak beraturan

Exudat : moderate to heavy

Page 7: Makalah ulkus vena

Nyeri terkait edema, flebitis, atau infeksi

Temperature kulit hangat

Adanya jaringan granulasi dan fibrin di atas ulkus

Capillary refill normal

Terletak diatas tonjolan tulang

E. Factor resiko utama terjadinya luka vena (COLLINS and SERAJ, 2010):

Usia yang lebih tua

Obesitas

Posisi statis (berdiri lama, duduk lama)

Riwayat cedera kaki

Trombosis vena dalam

Dan flebitis\

Faktor etiologi yang mengakibatkan gangguan pada aliran balik vena dari ekstremitas bawah

adalah:

a. Penyakit vena utama

Etiologi perubahan fungsional, biokimia dan struktural terkait dengan varises masih belum

jelas. Dari yang diketahui, hali ini dikarenakan perubahan endotel hipoksia-dimediasi, dan siklus

sel disfungsi dengan penghambatan kematian sel terprogram, yang pada akhirnya mengakibatkan

hilangnya perubahan aktivitas enzim dan cacat yang mendasari dalam nada vena. kontraktilitas

vena dan nada vena, menyebabkan dilatasi dan peregangan. Selanjutnya terjadilah inkompetensi

katup yang merupakan fenomena sekunder.

b. Penyakit vena sekunder

Obstruksi pada sistem dalam terjadi baik karena trombosis atau akibat kerusakan luka. Proses

rekanalisasi pasca-trombotik tidak selalu merusak katup, karena sebagian besar pasien, dilindungi

oleh aktivitas fibrinolitik di sekitar mereka. Namun, di sekitar 10% dari pasien, mekanisme ini

gagal dan katup hancur. Pada penyakit vena sekunder, baik obstruksi dan refluks melibatkan

semua sistem pembuluh darah yang pada akhirnya memainkan peran mereka dalam pengembangan

ulkus.

c. Kegagalan katup

Page 8: Makalah ulkus vena

Ini dapat terjadi baik dalam sistem dalam, dangkal serta perforator. Mungkin karena

kekurangan jumlah, kelemahan yang melekat pada katup, kegagalan sekunder untuk proses

degeneratif atau kerusakan katup pada proses trombotik.

d. Lainnya

Usia tua, obesitas, asthenia, disfungsi otot betis dan berkepanjangan postur tergantung faktor

penyumbang dalam sirkulasi yang buruk dan kelebihan beban pada katup.

Keterangan di atas pada akhirnya akan menyebabkan hipertensi vena kronis. Tingkat

keparahan penyakit vena kronis terkait dengan besarnya hipertensi vena, dengan 100% ulserasi

pada tekanan lebih besar dari 90 mmHg. Selama kompensasi dapat terjadi, sirkulasi akan normal

meskipun pada biaya beban meningkat di perforating dan superficial, yang pada akhirnya akan

gagal, mengakibatkan dangkal varises, edema, diapedesis dan kehadiran berbagai makromolekul

dalam interstitium yang menyebabkan reaksi inflamasi. Hasil ulserasi dari peradangan dan teori-

teori yang telah diusulkan adalah:

Leukosit berulang kali terjebak dalam mikrosirkulasi sebagai akibat dari dilatasi vena dan

penyatuan awal melepaskan enzim proteolitik yang menghancurkan jaringan. Penyelidikan

terbukti sekitar 24% leukosit pada pasien dengan ulkus dibandingkan dengan pasien normal

atau bahkan dengan varises tanpa ulserasi. Clearance membaik dengan respon terhadap

pengobatan. kerusakan endotel, agregasi trombosit dan edema intrasel merupakan konsekuensi

dan berkontribusi dalam gangguan penyembuhan luka.

Pelebaran Interepithelial pori, deposisi fibrin dan makromolekul lainnya di faktor pertumbuhan

dermis terperangkap sehingga mereka tidak bisa menyembuhkan luka. Ada juga kelainan pada

sistem fibrinolitik. Pemeriksaan imunohistokimia telah menunjukkan adanya sel-sel positif S-

100 dengan morfologi sel dendritik dalam intima dan media dari pembuluh darah dengan

varises dan tromboflebitis. Sel-sel dendritik yang berperan untuk merangsang limfosit T dalam

berbagai respon imun danmenunjukkan peran peradangan pada etiopatogenesis ulkus vena.

F. Patofisiologi (menurut, Beale, 2005)

Pada keadaan normal katup vena bekerja satu arah dalam mengalirkan darah vena naik keatas

dan masuk kedalam. Pertama darah dikumpulkan dalam kapiler vena superfisialis kemudian

dialirkan ke pembuluh vena yang lebih besar, akhirnya melewati katup vena ke vena profunda yang

kemudian ke sirkulasi sentral menuju jantung dan paru. Vena superfisial terletak

suprafasial,sedangkan vena-vena profunda terletak didalam fasia dan otot. Vena perforata

Page 9: Makalah ulkus vena

mengijinkan adanya aliran darah dari vena superfisialis ke vena profunda. Di dalam kompartemen

otot, vena profunda akan mengalirkan darah keatas melawan grafitasi dibantu oleh adanya kontraksi

ototyang menghasilkan suatu mekanisme pompa otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam

vena profunda dan selain itu karena vena profunda terletak di dalam fasia yang mencegah distensi

berlebihan. Tekanan dalam vena superfisial normalnya sangat rendah, apabila mendapat paparan

tekanan tinggi yang berlebihan akan menyebabkan distensi dan perubahan bentuk menjadi berkelok-

kelok. Varises vena pada kehamilan paling sering disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang

menyebabkan dinding pembuluh dan katupnya menjadi lebih lunak dan lentur, namun bila terbentuk

varises selama kehamilan hal ini memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menyingkir adanya

kemungkinan disebabkan oleh keadaan DVT akut.

Peningkatan tekanan di dalam lumen paling sering disebabkan oleh terjadinya insufisiensi

vena dengan adanya refluks yang melewati katup vena yang inkompeten baik terjadi pada vena

profunda maupun vena superfisial. Peningkatan tekanan vena yang bersifat kronisjuga dapat

disebabkan oleh adanya obstruksi aliran darah vena. Penyebab obstruksi ini karena thrombosis

intravaskuler atau akibat adanya penekanan dari luar pembuluh ddarah. Pada pasien dengan varises

oleh karena obstruksi tidak boleh dilakukan ablasi.

Kegagalan katup pada vena superfisial paling umum disebabkan oleh karena peningkatan

tekanan di dalam pembuluh darah oleh adanya insufisiensi vena. Penyebab lain yang mungkin dapat

memicu kegagalan katup vena yaitu adanya trauma langsung pada vena adanya kelainan katup

karena thrombosis .Bila vena superfisial ini terpapar dengan adanya tekanan tinggi dalam pembuluh

darah, pembuluh vena ini akan mengalami dilatasi, kemudian terus membesar sampai katup vena

satu sama lain tidak dapat saling bertemu.

Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan pada katup-katup lainnya.

Peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam sistem vena superfisial akan menyebabkan terjadinya

dilatasi vena yang bersifat lokal. Setelah beberapa katup vena mengalami kegagalan , fungsi vena

untuk mengalirkan darah keatas dan ke vena profunda akan mengalami gangguan. Tanpa adanya

katup-katup fungsional, aliran darah vena akan mengalir karena adanya gradient tekanan dan

gravitasi. Kerusakan yang terjadi akibat insufisiensi vena berhubungan dengan tekanan vena dan

volume darah vena yang melewati katup inkompeten. Sayangnya penampilan dan ukuran dari

varises yang terlihat tidak mencerminkan keadaan volume atau tekanan vena yang sesungguhnya.

Vena yang terletak dibawah fasia atau terletak subkutan dapat mengangkut darah dalam jumlah

besar tanpa terlihat ke permukaan. Sebaliknya peningkatan tekanan tidak terlalu besar akhirnya

dapat menyebabkan dilatasi yang berlebihan.

Page 10: Makalah ulkus vena

Telaah tentang penyakit vena umumnya dititikberatkan pada kelainan vena di tungkai, karena

tungkailah yang paling besar menyangga beban hidrostatik dan gangguan peredaran darah vena

tungkai paling sering terjadi. Gangguan lain yang mungkin merupakan sebab awal dari kelainan

sistem vena adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya thrombosis seperti yang dikemukakan oleh

virchow dengan triasnya: kelainan dinding, statis atau hambatan aliran dan cenderung pembekuan

darah.

G. Penatalaksanaan Luka Vena

1. Penatalaksaan Umum

a. Tinggikan letak tungkai saat berbaring untuk mengurangi hambatan aliran vena, sementara

untuk varises yang terletak di proksimal dari ulkus diberi bebat elastin agar dapat membantu

kerja otot tungkai bawah memompa darah ke jantung.

b. Konsul pasien ke bagian penyakit dalam untuk mengobati penyebab (varises).

2. Penatalaksanaan Khusus

a. Pengobatan Sistemik

Seng Sulfat 2x200 mg/hari diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder

b. Pengobatan Topikal

Pus dengan kuman gram + dikompres dengan KMnO4 1:5000, sedangkan pus dengan

kuman gram - dikompres perak nitrat 0,5%, yang kemudian diolesi salep AB (gentamicin,

neomicin). Jika terjadi hipergranulasi diberikan fenol likuifaktum atau larutan perak nitrat

25%, setelah hilang diolesi asam salisilat 2%.

H. Penelitian Terkait

1. Dalam laporan kasus ini kita menggambarkan 64 tahun pasien wanita yang mengembangkan

kronis ulkus di sebelah kanan dorsomedial kaki bagian bawah setelah pengobatan akupunktur

untuk osteoartritis lutut kanannya . Duplex ultrasound mengungkapkan insufisiensi vena

saphena singkat ( SSV ) di kedua kaki dan varises periulcerous sungai dari SSV yang tepat .

Sejak pasien perawatan bedah menolak , busa sclerotherapy dari varicosis periulcerous

dilakukan . Hal ini mengakibatkan penyembuhan lengkap ulserasi dalam waktu 12 minggu.

Page 11: Makalah ulkus vena

2. Pengelolaan ulkus kaki vena kronis sering canggih. Dampak temuan patofisiologi -dynamics

haemo vena relevan untuk konsep pengobatan pada subjek individu. Jadi penghapusan refluks

diduga b relevan untuk penyembuhan borok kaki vena. Sebagian besar, pasien dengan ulkus

kaki vena adalah orang tua dengan beberapa komorbiditas yang relevan seperti diabetes,

hipertensi, jantung atau pernapasan insufisiensi. Dalam banyak studi busa sclerotherapy (FS)

memiliki

terbukti menjadi prosedur yang efektif dan aman dalam pengobatan varises. Oleh karena itu, FS

memainkan peran penting dalam manajemen ulkus kaki vena kronis di Selain terapi kompresi.

Kita bias menunjukkan dalam 18 pasien yang FS tidak denyut nadi pengaruh dan saturasi

oksigen. Sangat penting adalah aspek yang FS dapat dilakukan secara efektif pada pasien di

bawah antikoagulan. Kemungkinan untuk mengobati pasien di rawat jalan pengaturan dengan

biaya rendah dan cepat membuat FS sangat menarik dibandingkan dengan teknik bedah

alternatif

Kesimpulan

Luka Vena adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang tidak menyembuh, bentuk tidak

beraturan. Luka Vena juga dikenal sebagai borok varises stasis biasanya terjadi pada bagian bawah

kaki, paling sering disekitar tungkai sampai betis. Penyakit ini terjadi karena terjadi refluk (aliran darah

kemabali) menyebabkan tekanan menjadi tinggi sehingga vena mengalami dilatasi. Tanda gejala yang

sering terjadi adalah bengkak, dan terasa pegal.

Adapun beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan ulkus vena, antara lain adalah obesitas,

posisi statis (duduk lama, berdiri lama) tanpa adanya aktivitas. Hal ini jika tidak di tangani secara awal

dapat mengakibatkan luka pada vena.

Page 12: Makalah ulkus vena

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_224Gangguan%20Vena%20Menahun.pdf

http://www.aafp.org/afp/2010/0415/p989.pdf

Liza novita, kurnia sari . 2009. Ulkus kruris faculty of medeicine university of Riau

COLLINS,L and SERAJ,S. 2010. Diagnosis and Treatment of venous ulcer. Philadelphia: Thomas Jefferson University Hospital.

Chatterjee,S. 2012. Venous ulcers of the lower limb: Where do we stand?. Indian

Novita Liza. 2009. Ulkus Kruris. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Pekanbaru Riau.

Baiq, Intanrizana. 2012. Ulkus Kruris. Universitas Islam Sultan Agung. Semarang.

http://tpg.schattauer.de/fileadmin/assets/zeitschriften/phlebologie/german_articles/4_2014/

Phlebologie_04_2014_PH2209_Goerge.pdf

http://phlebo.schattauer.de/en/contents/archive/issue/special/manuscript/13158/download.html