TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika...

13
Dalam Kasus Pengawetan Bambu TOLAK AIR DAN PEMBASAHAN JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2007 Disusun Oleh ARIEF PRIBADI (0410920011) CHURRIYAH U. (0410920013) DEASY ARISANDI (0410920015) EKA RATRI NOOR (0610920018) FASHIHATUS S.(0610920022) HASAN BASRI (0610920026) INDAH AR (0610920028) IVANA Y. K.(0610920030) LAILATUL M. (0610920032)

Transcript of TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika...

Page 1: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

DI

Dalam Kasus Pengawetan Bambu

TOLAK AIR DANPEMBASAHAN

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2007

Disusun Oleh

ARIEF PRIBADI (0410920011)

CHURRIYAH U. (0410920013)

DEASY ARISANDI (0410920015)

EKA RATRI NOOR (0610920018)

FASHIHATUS S.(0610920022)

HASAN BASRI (0610920026)

INDAH AR (0610920028)

IVANA Y. K.(0610920030)

LAILATUL M. (0610920032)

Page 2: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[2]

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4

Latar Belakang ..................................................................................................................................... 4

Tujuan ................................................................................................................................................ 4

Batasan Masalah ................................................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 5

Asam Borat .......................................................................................................................................... 5

Boraks ................................................................................................................................................. 5

Varnish ................................................................................................................................................ 6

Bambu ................................................................................................................................................. 7

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 8

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

Page 3: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[3]

KATA PENGANTARAssalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul ”Tolak Air dan

Pembasahan” sebagai tugas terstruktur dalam mata kuliah kimia fisika koloid.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini diantaranya:

1. Ibu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid.

2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah

kelompok ini.

3. Semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.

Akhirnya seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, kami sadar sepenuhnya

bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan saran yang membangun sehingga penulis dapat lebih baik di masa yang akan

datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

Page 4: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[4]

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangBahan alam yang melimpah ruah digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Seiring

dengan perkembangan teknologi maka bahan alam tidak langsung digunakan begitu saja tetapi

diolah terlebih dahulu sehingga mempermudah manusia dalam menggunakannya.

Penggunaan bahan alam ini untuk kesejahteraan hidup manusia, contohnya bambu.

Bambu biasanya digunakan untuk tiang bangunan. Penggunaan ini sangatlah banyak tetapi

manusia ingin mempercantik bahan bambu yang digunakan sehingga terlihat lebih bagus bila

dipandang.

Tidak hanya tampilan yang diperbagus tetapi juga diinginkan ketahanan yang tinggi dari

bambu tersebut. Oleh karena itu, bahan tersebut perlu diberi perlakuan yang khusus sehingga hal

yang diinginkan dapat diperoleh. Perlakuan khusus itu dimulai dengan pengawetan

menggunakan asam borat-boraks tetapi campuran pengawet itu tidak dapat menempel pada

lapisan bambu tanpa adanya perlakuan awal, sehingga sangatlah sulit untuk mendapatkan bambu

dengan ketahanan yang baik tanpa pengawetan. Oleh karenanya pada makalah ini akan

membahas masalah tersebut.

TujuanAdapun tujuan dari pembahasan masalah pembasahan dan tolak air yaitu untuk

memberikan solusi terhadap permasalahan pengawetan bambu menggunakan asam borat-boraks

dan cara menggunakan varnish pada bambu.

Batasan MasalahMasalah yang akan dibahas dalam makalah ini dibatasi hanya tentang metode

pengawetan bambu menggunakan asam borat-boraks dan pelapisan bambu menggunakan

varnish.

Page 5: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[5]

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Asam Borat

Asam borat atau disebut juga asam borasik dengan rumus kimia H3BO3 atau

B(OH)3. Zat ini merupakan kristal putih padat (tak berwarna) dan tak berbau. Dalam

larutan merupakan asam yang sangat lemah. Zat ini dapat larut dalam air, alkohol, dan

gliserin. Sangat stabil di udara dan digunakaan sebagai bahan pengawet makanan.

Dipakai pula untuk mengemail atau melapisi benda tertentu dengan porselen dan

merupakan konstituen dalam gelas pyrex. Juga digunakan pada kosmetik, obat-obatan,

sabun, tekstil. Asam borat diperoleh dari penambahan H2SO4 atau HCl pada larutan

boraks lalu dikristalisasi. Atau melalui peruraian borasit dengan HCl

(Anomin1,2007).

Salah satu kegunaan dari asam borat ini adalah sebagi pengawet kayu danpestisida. Asam borat dan boraks merupakan bahan yang sangat efektif untukmengontrol dan mengeliminasi serangga dan jamur, dan juga bahan 0 bahan ini tidakberbahaya terhadap mamalia. Bahan ini beracun untuk kecoak, semut, larva dan danbeberapa jenis lain dari serangga(Anonim2,2007).

BoraksBoraks merupakan suatu zat padat kristal putih, kehijauan/keabuan, sedikit larut

dalam air dingin tapi sangat larut dalam air panas. Boraks ini merupakan nama trivial

Page 6: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[6]

dari dinatrium tetraboratdekahidrat dengan rumus kimianya Na2B4O7.10 H2O. Boraks ini

cenderung bersifat basa dan memiliki pH sekitar 9,5.Boraks ini terdapat secara alamiah

sebagai endapan-endapan garam di dasar danau kering atatu ditanah alkali, dan

merupakan bahan industri yang penting yang digunakan dalam pabrik email dan kaca

tahan panas sebagai bahan mentah dalam pembuatan natrium borat. Boraks sendiri tidak

memiliki sifat volatile jika bertemu dengan udara. Berikut merupakan data mengenai

boraks(Anonim3,2007):

Sama seperti asam borat, bahan ini dapat pula diguakan sebagai pengawet kayu,serta insektisida. Yaitu dengan cara dicampur antara keduanya asam borat – boraks.

VarnishVarnish bahan cair yang tidak berwarna yang biasanya digunakan dalam

mempercantik tampilan dari benda yang terbuat dari kayu. Vanis terdiri dari kombinasiminyak kering, resin dan thiner atau pelarut.Varnish dulunya merupakan kombinasi dariminyak kering, damar, pelarut atau thinner. Varnish biasanya mengkilap dan sedikitmemiliki warna atau tidak berwarna dan tidak memiliki pigmen tambahan.

Nama sistematis Natriumtetraboratdekahidrat

Rumus KimiaNa2B4O7·10H2O or

Na2[B4O5(OH)4]·8H2O

Massa molar 381.37 g/mol

Bentuk Padatan berwarna putih

Kerapatan, fase 1.73 g/cm³, solid

Kelarutan dalam air 5.1 g/100 ml (20 °C)

Titik leleh 75 °C

Titik didih 320 °C

Page 7: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[7]

BambuBambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berongga

dan beruas-ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat padamanusia (Anonim1,2007).

Karakteristik Bambu

Adapun beberapa sifat fisik penting bambu antara lain

sebagai berikut :

• Wettability

Wettability menunjukkan kemampuan cairan untuk

menempel pada permukaan benda padat. Wettability

memberikan pengaruh yang cukup besar pada adhesi.

• Kandungan air

Kandungan air merupakan sifat fisik bambu yang penting karena mempengaruhi

sifat mekanik dari bambu. Kandungan air pada batang bambu setelah di potong adalah

antara 50-99% sementara bambu yang telah kering adalah sekitar 12-18%.

• Berat jenis

Bambu memiliki berat jenis yang berkisar antara 600-900 kg/m3 . Untuk jenis

bambu tali memiliki berat jenis rata-rata 820 kg/m3 ( Taurista dkk,2004 ).

Page 8: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[8]

BAB IIIPEMBAHASAN

Produk dari bambu sering kali membutuhkan perlindungan terhadap kerusakan dengan

cara pengawetan secara kimiawi. Penerapannya terhalang oleh bentuk struktur bambu sendiri,

pembuatan fasilitas pengawetan serta efek sampingnya terhadap lingkungan.

Pohon atau batang bambu adalah kayu alami yang rentan terhadap serangan serangga dan

jamur. Tanpa pengawetan produk yang terbuat dari bambu hanya bertahan 3 tahun. Ada berbagai

teknik berbeda dalam pengawetan bambu untuk mencegah kerusakan, serangan serangga dan

jamur. Cara pengawetan yang tradisional yaitu dengan merendam bambu didalam air selama

seminggu tetapi dengan memperlama masa perendaman akan menjadikan ketahanannya lebih

baik. Cara pengawetan yang lain yaitu dengan menggunakan campuran asam borat – boraks,

yang lebih ramah lingkungan dan telah di uji coba di Indonesia dengan menggunakan tiga

spesies bambu. Ketiga spesies tersebut, antara lain :

• Dendrocalamus Asper*• Gigantochloa Apus*• Gigantochloa Atter*

Pengawetan bambu dengan metode VSD (metoda Vertical Soak Diffusion) merupakan

langkah maju yang cocok untuk perkebunan bambu skala besar untuk keperluan konstruksi,

perabot rumah tangga dan kerajinan tangan.

Bambu yang baik untuk digunakan adalah bambu yang berumur sekitar 3- 5 tahun. Jika

bambu terlalu tua maka larutan pengawet (Borak/Boric) akan sulit meresap didalamnya. Cara

mengetahui umur bambu, antara lain :

1) Pohon bambu yang terletak di bagian dalam pada umumnya berumur lebih tua.

2) Dengan memberi tanda pada saat bambu masih tunas,ini merupakan cara yang terbaik dan

lebih pasti.

Sebelum bambu diawetkan pertama – tama bambu yang masih baru ditebang di olah

terlebih dahulu. Misalnya membersihkan bambu dari tunas – tunas yang kemungkinan tumbuh

pada ruas – ruas bambu. Setelah bambu bersih, bambu dibiarkan dalam posisi tegak dengan alas

batu, dengan cara ini zat kanji yang merupakan makanan serangga ( kumbang bubuk ) akan

Page 9: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[9]

terserap oleh daun dalam proses transpirasi. Namun bambu jangan terlalu lama dibiarkan, karena

kelmbapan bambu akan sangat mempengaruhi pada proses pengawetannya.

Proses pengawetan bambu dimulai dengan mencampur asam borat dengan boraks.

Langkah pertama yaitu dengan menghitung volume bambu. Terdapat tiga cara yaitu:

1. (Jari-jari2 x 3,14 x panjang bambu) : 1000

2. Isi batang bambu dengan air dan keluarkan airnya. Ukur berapa liter volumenya

kemudian dikalikan jumlah bambu yang akan diawetkan.

3. Satu ruas dipotong yang memiliki ukuran rata-rata dan diisi air kemudian dihitung

volumenya dan dikali dengan jumlah ruas pada satu batang bambu.

Kemudian boraks dan asam borat dicampur dengan perbandingan 2:3 dan ditambahkan air

sebanyak volume bambu sehingga dihasilkan larutan 10% (1 bagian boraks-asam borat

berbanding dengan 9 bagian air).

Langkah selanjutnya yaitu batang bambu dibersihkan dengan menggunakan sikat atau

sabut kelapa dan bagian dalam bambu (buku) dipecahkan tetapi buku yang paling ujung tidak

ikut dipecah. Kemudian bambu ditegakkan dan diusahakan tidak bergerak. Dari bagian atas

bambu dituangkan larutan pengawet yang telah dibuat dan ditambahkan setiap hari karena

larutan ini akan diserap dan waktu yang dibutuhkan untuk penyerapan larutan secara sempurna

tergantung ketebalan dan kelembaban bambu.

Setelah itu bagian bawah bambu dipecahkan sehingga larutan pengawet yang tertinggal

didalam bambu akan mengalir dan sebaiknya didiamkan dahulu selama 1 jam agar larutan

pengawet benar-benar keluar dari dalam bambu dan bersihkan bambu dari sisa bahan pengawet.

Tahapan akhir dari pengawetan yaitu dengan mengeringkan bambu tersebut dengan

menyimpannya dalam posisi horizontal ditempat yang teduh yang terlindung dari sinar matahari

langsung dan diusahakan jangan terkena hujan karena air akan melarutkan zat pengawet yang

telah diserap bambu (Garland,2003).

Metode lain pengawetan bambu antara lain metode boucheri. Metode ini cukup mudah

dengan peralatan yang minim. Metode ini juga dinamakan metode pengawetan bambu segar.

Dengan bahan pengawet larutan borax (Na2B4O7. 10H2O) dengan konsentrasi 5%. Pengawetan

dengan metode ini memberikan bahan pengawet pada bagian bawah batang bambu dan tidak

memotong daun dan ratingnya, agar proses asimilasi dan penyerapan bahan makanan tetap

berlangsung. Jadi pengawetan dengan metode ini dilakukan langsung setelah dilakukan

Page 10: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[10]

pemotongan bambu. Oleh karenanya metode ini dinamakan metode bambu segar. Proses

pengawetannya seperti terlihat pada gambar dibawah ini (Krisdianto dkk, 2004):

BAMBU ANDONG BAMBU TALI

Pengawetan bambu dengan metode boucheri

Struktur bambu terdiri dari selulosa dan lignin. Lignin terdapat pada bagian luar bambu

sebagai kulit bambu yang terlihat dari luar, sedangkan bagian dalam bambu tersusun atas

selulosa, termasuk ruas buku – buku. Bagian lignin dari bambu kedap air ( tidak dapat ditembus

air ) sedangkan bagian dalamnya yang terdiri dari selulosa dapat ditembus oleh cairan. Sehingga

pengawet berbenuk cairan dapat menembus masuk kedalam sel – sel selulosa. Bagian sel

selulosa ini mengandung bahan pengawet. Maka serangga pemakan bambu tersebut tidak akan

menyerang bambu yang sel selulosanya sudah mengandung pengawet. Bambu menjadi lebih

tahan lama (Janssen,2006).

Untuk mempercantik tampilan maka bambu yang telah diawetkan dan dikeringkan

dilakukan pemvarnishan. Pertama yang harus dilakukan yaitu menghaluskan bagian permukaan

bambu dengan ampelas. Setelah lapisan luar yang licin hilang maka selanjutnya diberi varnish

secara merata dan dikeringkan sehingga setelah benar-benar kering akan diperoleh bambu yang

siap digunakan dimana biasanya digunakan untuk tiang bangunan.

Page 11: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[11]

Permasalahan sekarang yang muncul adalah larutan pengawet yang digunakan misalnya

larutan asam borat-boraks tidak dapat menyatu dengan bambu. Menurut literature yang diperoleh

bahwa hal tersebut didasarkan pada prinsip pembasahan dan tolak air. Prinsip pembasahan

adalah cairan akan bisa membasahi apabila daya adhesinya lebih besar daripada daya kohesinya.

Pada pengawetan bambu dengan menggunakan campuran larutan asam borat dengan boraks,

daya kohesi yang dimiliki oleh larutan asam dengan asam yang lain pengaruhnya lebih besar

daripada daya adhesi yang dimiliki oleh larutan asam dengan bambu sehingga larutan pengawet

tidak dapat berdifusi dengan baik terhadap bagian luar dari bambu.

Bagian luar dari bambu ternyata mengandung senyawa lignin. Senyawa lignin itulah yang

dapat menyebabkan larutan pengawet tidak dapat berdifusi dengan bambu pada bagian dalam.

Pada prosesnya, bambu tersebut harus dilakukan pengamplasan, hal ini bertujuan untuk

meningkatkan daya adhesi yang terjadi pada bambu dengan larutan pengawet sehingga daya

adhesinya lebih besar dan akibatnya larutan pengawet dapat berdifusi dengan bambu secara

sempurna. Selanjutnya, larutan pengawet tersebut masuk ke bagian dalam bambu dan dapat

mengisi rongga-rongga dari bambu sehingga hal ini dapat menyebabkan bambu akan tahan

terhadap serangan serangga yang dapat merusak bambu tersebut (keawetan dari bambu

meningkat sehingga bisa diaplikasikan sebagai tiang bangunan karena bambu tersebut tidak

mudah keropos).

Page 12: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[12]

BAB IIIPENUTUP

Bambu dapat dimanfaatkan menjadi barang yang sangat bermanfaat dalam

kehidupan manusia. Salah satunya yaitu sebagai tiang bangunan. Sebelum digunakan

bambu tersebut diawetkan agar ketahanan bambu menjadi lebih baik karena bambu

rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Pengawetan itu sebenarnya dapat

dilakukan secara tradisional yaitu dengan merendam bambu didalam air selama seminggu

tetapi dengan memperlama masa perendaman akan menjadikan ketahanannya lebih baik.

Tetapi pengawetan juga bisa dilakukan dengan mencampurkan asam borat dengan boraks

dan larutannya dimasukkan kedalam bambu dan didiamkan selama waktu yang

disesuaikan dengan ketebalan dan kelembaban bambu sehingga akan diperoleh bambu

yang kuat. Setelah itu, untuk mempercantik tampilan bambu maka dilakukan

pemvarnishan dengan cara memvarnish permukaan bambu yang telah diperhalus dengan

ampelas sehingga permukaan bambu yang seperti lilin menghilang dan dikeringkan agar

lapisan varnish menempel pada bambu.

Page 13: TOLAK AIR DAN DI PEMBASAHAN · PDF fileIbu Diah Mardiana selaku dosen pembimbing kimia fisika koloid. 2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok

[13]

DAFTAR PUSTAKAAnonim1. 2007. Borat.(Online).(id.wikipedia.org). (diakses tanggal 2 Oktober 2007)

Anonim2. 2007. Boric Acid. (Online).

(ttp://chemicalland21.com/industrialchem/inorganic/BORIC%20ACID.htm).(diak

ses tanggal 2 Oktober 2007)

Anonim3.2007. Borax. (Online). (http://www.ipmofalaska.com/files/Borates.html).

Anonim4, 2007, Wetting Agent (Online), http://www.britannica.com/eb/article-

9076711/wetting-agent, diakses tanggal 2 Oktober 2007

Garland,Linda. 2003. Vertical Soak Diffusion Cara Mengawetkan Bambu.

Environmental Bambu Foundation: Bali

Janssen. 2008. Bambu as Building Material. Microsoft Encarta

Krisdianto, Ginuk Sumarni dan Agus Ismanto. 2004. Sari Hasil Penelitian Bambu.

(Online). (http://www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/bambu.htm).

(diakses tanggal 20 November 2007 )

Taurista, Antonia Yulian dkk.2004. Komposit Laminat Bambu Serat Woven Sebagai Bahan

Alternatif Pengganti Fiber Glass Pada Kulit Kapal.ITS, Surabaya