titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

20
Perbedaan Faktor Risiko Hipertensi Pada Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data Riskesdas 2013) Titin Delia 1 , Tris Eryando 2 1. Departemen Biostatistika dan Kependudukan, FKM UI, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen Biostatistika dan Kependudukan, FKM UI, Depok 16424, Indonesia [email protected] Abstrak Hipertensi disebut sebagai “silent killer disease” atau “penyakit pembunuh diam- diam”karena menyerang seseorang tanpa gejala. Data dari The National Heart and Nutrition Examination Survey (NHNES) dalam dua dekade terakhir menunjukan peningkatan insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika sebesar 29 – 31%.. Sementara itu di Indonesia, hipertensi menduduki peringkat ketiga penyebab kematian utama untuk semua usia dengan proporsi (6,8%). Data Riset Kesehatan Dasar (2013) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 25,8%. Penelitian ini membahas tentang perbedaan faktor risiko hipertensi pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah di Indonesia Tahun 2013. Hipertensi pada penelitian ini diambil dari hasil pengukuran tekanan darah pertama dimana responden hipertensi adalah yang mempunyai tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau diastolik 90 mmHg. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 62.371 anggota rumah tangga, di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Bali dan Papua. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang berbeda dengan kejadian hipertensi pada wilayah prevalensi tinggi dan rendah di Indonesia adalah tingkat pendidikan. Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi dengan proporsi terbesar ada pada responden yang tidak/belum pernah sekolah (53,5%) sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah ada pada tingkat pendidikan tidak Tamat SD/MI (25,3%). Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan secara rutin dan menyeluruh mengenai hipertensi. Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Transcript of titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Page 1: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Perbedaan Faktor Risiko Hipertensi Pada Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia Tahun 2013

(Analisis Data Riskesdas 2013)

Titin Delia1, Tris Eryando2

1. Departemen Biostatistika dan Kependudukan, FKM UI, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen Biostatistika dan Kependudukan, FKM UI, Depok 16424, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Hipertensi disebut sebagai “silent killer disease” atau “penyakit pembunuh diam-diam”karena menyerang seseorang tanpa gejala. Data dari The National Heart and Nutrition Examination Survey (NHNES) dalam dua dekade terakhir menunjukan peningkatan insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika sebesar 29 – 31%.. Sementara itu di Indonesia, hipertensi menduduki peringkat ketiga penyebab kematian utama untuk semua usia dengan proporsi (6,8%). Data Riset Kesehatan Dasar (2013) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 25,8%. Penelitian ini membahas tentang perbedaan faktor risiko hipertensi pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah di Indonesia Tahun 2013. Hipertensi pada penelitian ini diambil dari hasil pengukuran tekanan darah pertama dimana responden hipertensi adalah yang mempunyai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 62.371 anggota rumah tangga, di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Bali dan Papua. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang berbeda dengan kejadian hipertensi pada wilayah prevalensi tinggi dan rendah di Indonesia adalah tingkat pendidikan. Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi dengan proporsi terbesar ada pada responden yang tidak/belum pernah sekolah (53,5%) sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah ada pada tingkat pendidikan tidak Tamat SD/MI (25,3%). Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan secara rutin dan menyeluruh mengenai hipertensi.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 2: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

The difference of Hypertension Risk factor between high and low prevalence in Indonesia 2013

(Data Analysis Riskesdas 2013)

Hypertension is called the silent killer because most of patients are being attacked without any symptoms. Based on NHNES, in last two decades shows that there is increase of hypertension of adults around 29-31% in US. In Indonesia, hypertension is the third rank leading cause of death for all ages and its proportion around 6.8%. Riskesdas 2013 has found the ranges about 25.8% of prevalence of hypertension in Indonesia. This study discusses the difference of hypertension risk factor between high and low prevalence 2013 at four provinces in Indonesia. The hypertension study described the results of first blood pressure measurement of respondents who have hypertension about systolic blood pressure ≥ 140 mmHg and diaslostic ≥ 90 mmHg. This research is quantitative using cross sectional design which has taken sample size around 62 371 household in four provinces (Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Bali and Papua). This study analysis used the chi square test and logistic regression. The result has figured out that incidence of hypertension between high and low prevalence at four regions in Indonesia because of education. High prevalence occurred to the largest proportion of respondents who do not go to school (53.5%). Meanwhile the lower region of prevalence occurred to respondents who have not completed elementary school (level SD/MI around 25.3%). Thus, there should be regular and comprehensive counseling about hypertension. It means the lower education respondent has, the higher hypertension happened.

Keyword : Hypertension, risk factor, Indonesia. .

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 3: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

1. Pendahuluan

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi. Banyak orang

yang menderita penyakit tersebut tetapi tidak menyadarinya. Penyakit ini berjalan

terus seumur hidup dan sering tanpa adanya yang khas selama belum ada

komplikasi pada organ tubuh. Hipertensi disebut sebagai “silent killer disease”

atau “penyakit pembunuh diam-diam”karena menyerang seseorang tanpa gejala.

Data dari The National Heart and Nutrition Examination Survey (NHNES) dalam

dua dekade terakhir menunjukan peningkatan insiden hipertensi pada orang

dewasa di Amerika sebesar 29 – 31%. Sekitar satu miliar penduduk dunia

menderita hipertensi dan setiap tahun terjadi 7,1 juta kematian terkait hipertensi.

Sementara itu di Indonesia, hipertensi menduduki peringkat ketiga penyebab

kematian utama untuk semua usia dengan proporsi (6,8%) (Depkes, 2008).

Prevalensi hipertensi di dunia berkisar 15 – 20%. Sedangkan prevalensi

hipertensi di Asia sudah mencapai 8 – 18%. Berdasarkan laporan dari University

of Auckland New Zeland, menunjukan lebih dari 80% penyakit hipertensi terjadi

di Negara berkembang.

Data Riset Kesehatan Dasar (2013) menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi

di Indonesia berkisar 25,8%. Banyak faktor yang diduga turut berperan sebagai

penyebab hipertensi, misalnya faktor genetik, usia dimana semakin tua maka

semakin beresiko mengidap hipertensi, faktor jenis kelamin yaitu pria lebih tinggi

dari pada wanita, namun di Indonesia pada beberapa penelitian lebih tinggi wanita

daripada pria, faktor konsumsi garam, merokok, alkohol dan juga faktor geografis

(Katari, 1998).

Dari dugaan faktor-faktor tersebut timbul pertanyaan, bagaimana karakteristik

dan faktor apa saja yang berhubungan dengan hipertensi. Untuk itu penulis akan

membandingkan faktor resiko penyebab hipertensi pada wilayah dengan

prevalensi hipertensi tinggi dan prevalensi hipertensi rendah. Berdasarkan data

Riskesdas 2013 maka dipilih Bangka Belitung (30,9%) dan Kalimantan selatan

(30,8%) yang memiliki prevalensi hipertensi tinggi dan untuk prevalensi

hipertensi rendah dipilih 2 daerah yang memiliki prevalensi hipertensi terendah

yaitu Bali (19,9%) dan Papua(16,8%), dengan alasan tersebut penelitian ini

dilaksanakan.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 4: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

2. Tinjauan Teoritis

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika

darah dipompa dari jantung ke jaringan. Semakin kuat aliran yang keluar dari

keran(jantung) maka semakin besar tekanan air terhadap dinding pipa (arteri)

(Hull, 1996 dalam Nidiananda 2013)

Menurut JNC VII, hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan

sistolik seseorang adalah ≥ 140mmHg dan tekanan diastolic ≥ 90 mmHg (Hull,

1996 dalam Nidiananda 2013) dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah

sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik.

Hipertensi dikenal orang awam sebagai “penyakit darah tinggi” yang

terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan darahnya.

Keluhan juga tidak dirasakan mengganggu, hanya pusing-pusing sedikit, namun

setelah diukur tekanan darahnya, ternyata sudah melewati batas normal.

2.2 Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko hipertensi terdiri dari faktor individu (sosio-demografi yaitu

umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, status sosial ekonomi,

ketururnan/genetik), status gizi (obesitas) dan gaya hidup (merokok, konsumsi

minuman beralkohol, aktifitas fisik, stress).

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif untuk melihat perbedaan

risiko hipertensi pada wilayah prevalensi tinggi dan rendah di Indonesia 2013.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 dengan desain penelitian crossectional.Variabel yang

diukur meliputi hipertensi, karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, daerah tempat tinggal), status gizi(obesitas), gaya hidup (merokok,

aktifitas fisik). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota rumah

tangga di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Bali dan Papua. Sementara

sampel dalam penelitian ini adalah anggota rumah tangga yang berusia ≥15 tahun

yang menjadi sampel dalam Riskesdas 2013 (di Bangka Belitung, Kalimantan

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 5: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Selatan, Bali dan Papua) dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data

dilakukan melalui tahapan analisis univariat dengan menghitung distribusi

masing-masing variabel, serta analisis bivariat untuk mengetahui hubungan

dependent variabel yaitu hipertensi dengan independent variabel yaitu sosio-

demografi, status gizi, gaya hidup. Untuk variabel yang lebih dari 2 kategorik uji

dilanjutkan dengan menggunakan uji regresi logistik.

4. Hasil dan Pembahasan

Analisis penelitian hanya mengambil data hipertensi di dua Daerah

prevalensi hipertensi tinggi yaitu daerah Bangka Belitung (30,9%) dan

Kalimantan Selatan (30,8%), sedangkan pada Propinsi prevalensi rendah diambil

dua daerah terendah nilai prevalensi hipertensinya yaitu Propinsi Papua (16,8%)

dan Propinsi Bali (19,9%). Data yang dianalisis adalah 62.846 responden.Sampel

yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pria maupun wanita usia 15

tahun keatas, setelah dilakukan filter data ada beberapa data yang tidak digunakan

karena responden tidak melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan.

Sehingga data yang dianalisis menjadi 62.371 responden.

4.1 Gambaran Kejadian Hipertensi di Wilayah Prevalensi Hipertensi

Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Hipertensi

pada Wilayah Prevalensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Pada Penelitian ini kejadian hipertensi Wilayah Prevalensi Tinggi dan Rendah di

Indonesia 2013 dinilai berdasarkan pengukuran tekanan darah yang pertama. Dari

tabel 4.1 terlihat terlihat bahwa pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 6: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

persentase sebesar 32,8 %, sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah

sebesar 20,9 %.

4.2 Gambaran Perbedaan Faktor Karakteristik Individu (Sosio-Demografi)

di Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Subjek pada penelitian ini berdasarkan karakteristik Individu (sosio-

demografi) yang diamati meliputi : umur, jenis kelamin, pekerjaan, latar belakang

pendidikan dan daerah tempat tinggal. Selanjutnya hasil analisis faktor tersebut

dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Individu

pada Wilayah Prevalensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada wilayah prevalensi

hipertensi tinggi dan rendah pada jenis kelamin mempunyai persentase yang sama

yaitu 51 % laki-laki ,dan 49 % adalah perempuan. Begitupun pada umur, antara

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 7: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah perbandingan umurnya sama yaitu

pada responden < 45 tahun sebesar 72% dan ≥ 45 tahun 28%

Pada wilayah prevalensi hipertensi rendah jumlah responden yang bekerja

mempunyai persentase yang lebih tinggi daripada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi yaitu sebesar 70 %, sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi

sebanyak 61 %. Untuk tingkat pendidikan, diklasifikasikan menjadi 7 tingkatan

yaitu tidak/belum pernah sekolah, tidak tamat SD/MI, tamat SD/MI, tamat

SLTP/MTS, tamat SLTA/MA, tamat D1/D2/D3, tamat PT. ternyata pada wilayah

prevalensi hipertensi tinggi sebagian besar responden tamat SD/MI yaitu sebesar

33,5%, sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah sebagian besar

responden tamat SLTA/MA yaitu sebesar 27,3%.

Sedangkan berdasarkan daerah tempat tinggal responden dibuat menjadi

dua kategori yaitu perkotaan dan pedesaan. pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi dan rendah, responden sebagian besar tinggal di pedesaan yaitu sebesar

56% pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, sedangkan pada wilayah

prevalensi hipertensi rendah yaitu sebesar 53%.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

pada Wilayah Prevalensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Dari tabel 5.3 diatas terlihat bahwa pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi responden memiliki rata-rata umur 36,4 tahun sedangkan pada wilayah

prevalensi hipertensi rendah yaitu 37,2 tahun.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 8: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

4.3 Gambaran Perbedaan Faktor Status Gizi di Wilayah Prevalensi

Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Dalam penelitian ini hanya ada 1 variabel yang termasuk dalam faktor

status gizi yaitu variabel obesitas. Obesitas ini diambil dari ukuran berat badan

dan tinggi badan yang kemudian dirumuskan hingga menghasilkan Indeks Massa

Tubuh (IMT). IMT yang melebihi 25 kg/m² adalah yang termasuk dalam obesitas.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Obesitas

pada Wilayah Prevalensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi

dan rendah proporsi tidak obesitas lebih besar jika dibandingkan dengan obesitas

yaitu 75,5% untuk tidak obesitas dan 24,5% untuk obesitas pada wilayah

prevalensi hipertensi tinggi dan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah yaitu

72,5% untuk tidak obesitas dan 27,5% untuk obesitas.

4.4 Gambaran Perbedaan Faktor Gaya Hidup di Wilayah Prevalensi Tinggi

dan Rendah di Indonesia 2013

Variabel yang termasuk dalam faktor gaya hidup pada penelitian ini adalah :

kebiasaan merokok dan aktivitas fisik. Untuk kebiasaan merokok proporsi

terbesar responden yang merokok setiap hari adalah pada wilayah prevalensi

hipertensi tinggi yaitu 26,6% sedang di wilayah prevalensi hipertensi rendah

adalah 20%.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 9: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gaya Hidup

pada Wilayah Prevalensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Hasil analisis pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa proporsi terbesar aktivitas

fisik pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah sama-sama berada

pada aktivitas fisik sedang. Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi yaitu sebesar

60 %, sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah sebesar 53,8 %.

4.5. Hubungan Antara Faktor Karakteristik Individu (Sosio-Demografi)

Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi

dan Rendah di Indonesia 2013

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi pada

perempuan lebih tinggi (36,2%) dibandingkan pada laki-laki (29,5%), sedangkan

pada wilayah prevalensi hipertensi rendah, kejadian hipertensi pada laki-laki

(21,5%) dan perempuan adalah sama (20,3%).

Hasil uji statistik antara variable jenis kelamin dan kejadian hipertensi pada

wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, menunjukkan adanya hubungan

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 10: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

yang bermakna, pada wilayah prevalensi tinggi (nilai p = 0,001) sedangkan pada

wilayah prevalensi hipertensi rendah (nilai p = 0,027).

Tabel 4.6

Hubungan Hipertensi dengan Karakteristik Individu

pada Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Nilai OR hipertensi terhadap jenis kelamin pada wilayah prevalensi

hipertensi tinggi, responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai

kecenderungan untuk menderita hipertensi sebesar 0,73 kali dibandingkan dengan

responden laki-laki, sedangkan pada pada wilayah prevalensi hipertensi rendah,

jenis kelamin laki-laki mempunyai kecenderungan untuk menderita hipertensi

sebesar 1,07 kali dibandingkan dengan responden perempuan.

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, kejadian hipertensi

lebih banyak terjadi pada umur ≥ 45 tahun. Pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi sebesar 57,1% dan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah sebesar

36,5%. Hasil uji statistik antara variable umur dengan kejadian hipertensi pada

wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna, baik pada wilayah prevalensi tinggi mau pun rendah (nilai p =

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 11: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

0,001). Nilai OR hipertensi terhadap umur pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi, responden yang berumur ≥ 45 tahun mempunyai kecenderungan untuk

menderita hipertensi sebesar 4,3 kali dibandingkan dengan responden yang

berumur < 45 tahun, sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah, yang

berumur ≥ 45 tahun mempunyai kecenderungan untuk menderita hipertensi

sebesar 3,27 kali dibandingkan dengan responden yang berumur < 45 tahun .

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Darmonjo (2001) yang

menyatakan secara signifikan prevalensi hipertensi pada perempuan lebih tinggi

dari pada laki-laki. Menurut Patel (1995) dibawah umur 45 tahun lebih besar laki-

laki menderita hipertensi dari pada perempuan. Setelah umur 45 tahun ada

perempuan menyususl dan setelah 55 tahun perempuan melampaui laki-laki. Hal

ini disebabkan oleh hormon estrogen seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, kejadian hipertensi

pada responden yang bekerja dan responden yang tidak bekerja proporsinya sama.

Hasil uji statistik antara variable status pekerjaan dan kejadian hipertensi pada

wilayah prevalensi hipertensi tinggi, menunjukkan tidak ada hubungan yang

bermakna (nilai p = 0,276) begitupun pada wilayah prevalensi hipertensi rendah

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (nilai p = 0,662)

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah , kejadian hipertensi

lebih banyak terjadi di daerah perkotaan. Hasil uji statistik antara variable daerah

tempat tinggal dan kejadian hipertensi pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi,

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (nilai p = 0,002) begitupun pada

wilayah prevalensi hipertensi rendah menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna (nilai p = 0,001). Nilai OR dapat disimpulkan bahwa pada wilayah

prevalensi hipertensi tinggi, responden yang tinggal di kota mempunyai

kecenderungan untuk menderita hipertensi sebesar 1,16 kali dibandingkan dengan

responden yang tinggal di pedesaan, sedangkan pada wilayah prevalensi

hipertensi rendah, responden yang tinggal di kota mempunyai kecenderungan

untuk menderita hipertensi sebesar 1,36 kali dibandingkan dengan responden yang

tinggal di pedesaan.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 12: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Tabel 4.7

Hubungan antara Hipertensi dengan Tingkat Pendidikan

pada Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi dengan

proporsi terbesar ada pada responden yang tidak/belum pernah sekolah yaitu

sebesar 53,5% sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah kejadian

hipertensi dengan proporsi terbesar ada pada responden dengan tingkat

pendidikan tidak tamat SD/MI yaitu sebesar 25,3%. Hasil uji statistik antara

variable tingkat pendidikan dengan hipertensi baik pada wilayah prevalensi

hipertensi tinggi dan rendah, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

(nilai p = 0,001). Nilai OR terhadap Tingkat pendidikan pada responden yang

tidak tamat SD/MI mempunyai kecenderungan untuk menderita hipertensi sebesar

0,66 kali dibandingkan dengan responden yang tidak/belum pernah sekolah pada

wilayah prevalensi hipertensi tinggi, sedangkan pada wilayah prevalensi

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 13: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

hipertensi rendah responden yang tidak tamat SD/MI mempunyai kecenderungan

untuk menderita hipertensi sebesar 1,26 kali dibandingkan dengan responden yang

tidak/belum pernah sekolah

4.6. Hubungan Antara Faktor Status Gizi Dengan Kejadian Hipertensi di

Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Tabel 4.8

Distribusi Hipertensi Berdasarkan Status Gizi

pada Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi pada

responden yang obesitas sebesar 48,3% sedangkan pada wilayah prevalensi

hipertensi rendah proporsi hipertensi pada responden yang obesitas yaitu 30,5%.

Hasil uji statistik antara variable Obesitas dan kejadian hipertensi baik pada

wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna (nilai p = 0,001).

4.2.3 Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah

Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi pada

kebiasaan merokok responden, proporsi terbesar ada pada responden yang

tidak merokok, namun sebelumnya pernah merokok setiap hari yaitu

sebesar 43,1%. Sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah

kejadian hipertensi pada kebiasaan merokok responden, proporsi terbesar

ada pada responden yang tidak merokok, namun sebelumnya pernah

merokok setiap hari yaitu sebesar 37,9%.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 14: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Tabel 4.9

Hubungan Hipertensi Dengan Gaya Hidup

pada Wilayah Prevalensi Hipertensi Tinggi dan Rendah di Indonesia 2013

Hasil uji statistik antara variable kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi

baik pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna (nilai p = 0,001). Nilai OR terhadap kebiasaan merokok

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 15: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

pada responden yang tidak merokok, namun sebelumnya pernah merokok tiap

hari mempunyai kecenderungan menderita hipertensi sebesar 2,35 kali

dibandingkan dengan responden yang tidak pernah sama sekali merokok pada

wilayah prevalensi hipertensi rendah

Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah, kejadian hipertensi

dengan aktivitas fisik, proporsi terbesar berada pada responden yang tidak

melakukan aktivitas berat dan sedang. Hasil uji statistik antara variable aktifitas

fisik dan kejadian hipertensi baik pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan

rendah, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (nilai p = 0,001). Nilai

OR terhadap aktivitas fisik pada responden yang tidak melakukan aktivitas berat

dan ringan mempunyai kecenderungan menderita hipertensi sebesar 1,62 kali

dibandingkan dengan responden yang melakukan aktivitas berat pada wilayah

prevalensi hipertensi tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tanjung (2009), Suheni (2007)

yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik

dengan hipertensi.

Aktifitas fisik dapat membantu menurunkan berat badan atau mengurangi

lemak visceral. Kedua hal tersebut dapat menurunkan tekanan darah melalui

pencegahan obesitas. Pada dasarnya aktifitas fisik yang rendah serta obesitas

berhubungan dengan faktor risiko resistensi insulin dan hiperinsulinemia.

Tingginya insulin sodium, peningkatan volume darah, produksi neopinefrin secara

berlebihan, dan proliferasi otot polos. Perubahan tersebut memiliki dampak

terutama terhadap penurunan tekanan darah yang meliputi cardiac output,

resistensi pembuluh darah perifer, dan aktifitas system saraf simpatik (Parker

et.al.2007)

6. Kesimpulan

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 16: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

6. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada wilayah prevalensi hipertensi tinggi persentase sebesar 32,8 %,

sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah sebesar 20,9 %.

2. Untuk tingkat pendidikan, ternyata pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi sebagian besar responden tamat SD/MI yaitu sebesar 33,5%,

sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah sebagian besar

responden tamat SLTA/MA yaitu sebesar 27,3%.

3. Perbedaan antara wilayah prevalensi hipertensi tinggi dan rendah untuk

kejadian hipertensi berada pada variabel tingkat pendidikan. diwilayah

prevalensi hipertensi tinggi, kejadian hipertensi dengan proporsi terbesar

ada pada responden yang tidak/belum pernah sekolah yaitu sebesar 53,5%

sedangkan pada wilayah prevalensi hipertensi rendah kejadian hipertensi

dengan proporsi terbesar ada pada responden dengan tingkat pendidikan

tidak tamat SD/MI yaitu sebesar 25,3%. Nilai OR terhadap Tingkat

pendidikan di wilayah prevalensi hipertensi rendah responden yang tidak

tamat SD/MI mempunyai kecenderungan untuk menderita hipertensi

sebesar 1,26 kali dibandingkan dengan responden yang tidak/belum pernah

sekolah

7. Saran

1. Untuk menurunkan kejadian hipertensi pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi maupun pada wilayah prevalensi hipertensi rendah pada program

pengendalian hipertensi sebaiknya dilakukan melalui pendeteksian dini

pada masyarakat, pengendalian obesitas, pencanangan gerakan hidup sehat

dengan cara stop merokok dan meningkatkan aktifitas fisik/olahraga.

2. Tingkat pendidikan yang masih rendah pada wilayah prevalensi hipertensi

tinggi maupun pada wilayah prevalensi hipertensi rendah, maka perlu

diadakan penyuluhan secara rutin dan menyeluruh mengenai deteksi dini

hipertensi, cara pencegahan dan penanggulangannya juga cara pertolongan

pertama penyakit hipertensi kepada masyarakat.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 17: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

3. Pada peneliti lain yang akan meneliti dengan tema yang sama, sebaiknya

menggunakan disain studi kohort, agar dapat diketahui variabel mana yang

menjadi penyebab dan variabel mana saja yang menjadi akibat terjadinya

hipertensi.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 18: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

DAFTAR PUSTAKA

Aisyiyah, NF. (2009). Faktor Risiko Hipertensi pada empat Kabupaten/Kota

dengan Prevalensi tertinggi di Jawa dan Sumatera. [Skripsi]. Fakultas

Bogor : Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.

Amelia Putri, Nidiananda. (2013). Perbedaan Proporsi Berbagai Faktor Risiko

Hipertensi pada Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Cilandak Jakarta

Selatan Tahun 2013. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, Depok.

Anggraini, Ade Dian dkk. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di poliklinik Dewasa

Puskesmas Bangking Periode Januari sampai Juni 2008. http:

//yayanakhyar.wordpress.com

Bullock, Barbara L. et.al.1996. Patophysiology : Adaptation and Alterations in

Function-4th Edition. United States : Lipincott

Bustan, M.N.2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta

Besral. (2012), Materi Kuliah Manajemen dan Analisis Data 2, Departemen

Biostatistik dan Ilmu Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia.

Depkes.(2012).Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Hipertensi. Jakarta:

Ditjen PP&PL, Depkes RI.

Erena Fabyola Laurensia. (2014). Perbedaan Asupan Makanan dan Karakteristik

Responden pada Anak Usia 6-12 Tahun dengan Kejadian Kegemukan

Berdasarkan Tempat Tinggal di Indonesia (Analisis Riskesdas 2010).

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. [Skripsi].

Hastono, Sutanto Priyo, dan Luknis Sabri. (2008). Statistik Kesehatan (Edisi

Revisi). Rajawali Pers Divisi Buku Perguruan Tinggi Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Kemenkes. 2014. Laporan Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Indonesia Tahun 2013. Jakarta, Kemenkes RI

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 19: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Kemenkes. 2014. Pedoman Kuesioner Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Indonesia Tahun 2013. Jakarta, Kemenkes RI

Kartikawati, A(2008). Prevalensi dan Determinan Hipertensi pada Pasien

Puskesmas di Jakarta Utara Tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Kurniawati (2008). Hubungan Status Gizi dengan Hipertensi pada Usia Lanjut di

Sulawesi Tengah. Tesis. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Murti, YA. (2005). Pengaruh Haxard Psikologi Terhadap Kejadian Hipertensi di

Kantor Pusat Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Tesis. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Nurmadhani, Arifia Fitri. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Hipertensi pada Orang Dewasa di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007.

[Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Nuryati, Elmi. 2012. Prevalensi hipertensi dan Hubungan Status Pekerjaan

Wanita Menikah Dengan Kejadian Hipertensi Tak Terkendali di Provinsi

Lampung. Tesis, program studi Epidemiologi, Juli 2012

Parker, Emily D. et.al.(2007). Physicals Activity in Young Adult and Incident

Hypertension Over 15 Years of Follow-Up. The CARDIA Study. American

Journal of Public Health. Vol.97 No.4 Hal. 703-709.

Pinzon, Rizaldy (1999). Indeks Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko Hipertensi

pada Usia Muda. Cermin Dunia Kedokteran.

Purniawaty. (2010). Determinan Kejadian Hipertensi pada orang Dewasa di

Propinsi Kalimantan Selatan (Analisis Riskesdas 2007). Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Skripsi.

Rahajeng, E. (2009). Prevalensi hipertensi dan Determinan di Indonesia. Maj

Kedokteran Indonesia. Desember 59:12:580-587

Setiany, Wina. 2013. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan hipertensi pada

Penduduk Dewasa di Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Papua

Barat. http: //yayanakhyar.wordpress.com

Suheni, Yuliana.(2007). Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian

Hipertensi pada Laki-laki Usia 40 Tahun ke Atas di Badan Rumah Sakit

Daerah Cepu. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, Semarang.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014

Page 20: titin delia-skripsi-fakultas kesehatan masyarakat-naskah ...

Winniford, MD (1990). Smoking and Cardiovascular Function. Journal of

Hipertension 9 (Suppl.5)PP.17-23.

Perbedaan faktor …, Titin Delia, FKM UI, 2014