Tiru KPK Timbulkan Bias · 2020. 12. 22. · HAM terarah melalui kebi-jakan dan pembangunan,”...

1
PENGUMUMAN TENDER DENGAN PENILAIAN TEKNIS Nomor : 04/PTSJKDML/1220 Dengan ini diumumkan bahwa BPJS Kesehatan Kantor Pusat akan mengadakan Tender dengan Penilaian Teknis: Judul Jadwal Pengadaan Sewa Jaringan Komunikasi Data Main Link 2021-2024 Pengumuman : 22 s.d. 28 Desember 2020 Pendaftaran : 22 Desember 2020 s.d. 4 Januari 2021 Syarat-syarat administrasi yang harus dipenuhi dan informasi lainnya untuk mengikuti Tender ini, dapat dilihat pada Papan Pengumuman di BPJS Kesehatan Kantor Pusat, Jl. Letjen Suprapto Kav.20 No.14, Cempaka Putih, Jakarta Pusat dan website www.bpjs-kesehatan.go.id sesuai jadwal diatas. Jakarta, 22 Desember 2020 Ketua Panitia Tender BPJS Kesehatan Kantor Pusat Tahun 2020 Dengan ini diberitahukan kepada Para Pemegang Saham bahwa Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa selanjutnya disebut ”Rapat” pada hari Selasa, 26 Januari 2021. Sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan. Pemanggilan Rapat beserta rincian agendanya akan dipublikasikan dalam 1 (satu) surat kabar harian, yang mempunyai peredaran luas wilayah Indonesia, yaitu pada hari Selasa, 5 Januari 2021. Yang berhak hadir atau diwakili dalam Rapat adalah Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 4 Januari 2021 sampai dengan pukul 16:00 WIB. Setiap usulan Para Pemegang saham akan dimasukkan dalam acara Rapat jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar perseroan yaitu Pasal 22 ayat (7) dan diterima oleh perseroan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Panggilan Rapat. Surabaya, 22 Desember 2020 PT. BUKIT DARMO PROPERTY Tbk. Direksi PT. BUKIT DARMO PROPERTY Tbk. ("Perseroan") Berkedudukan di Surabaya PENGUMUMAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM ALIH teknologi siaran analog ke digital pada 2022, harus dilakukan secara serius. Pasalnya, salah satu instru- men yang paling terdampak dari alih teknologi selain ka- langan industri adalah mas- yarakat, terutama mereka yang tidak mampu secara ekonomi. Komisioner Komisi Penyi- aran Indonesia (KPI) Pusat, Nuning Rodiyah mengatakan pemerintah harus menyele- saikannya agar tidak men- jadi kendala pada dua tahun mendatang. Solusinya de- ngan menyediakan fasilitas set top box untuk masyarakat tidak mampu. Karenanya, tambah Nuning, waktu yang tidak lama itu (dua tahun) harus diman- faatkan sebaik-baiknya, baik persiapan aturan maupun infrastruktur, terutama bagi masyarakat agar mudah da- lam mengakses penyiaran digital. “Masa transisi selama 2 tahun ini harus diisi de- ngan upaya seperti sosiali- sasi ke masyarakat untuk melakukan implementasi siaran digital dan juga didu- kung oleh lembaga penyi- aran,” tutur Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan itu dalam acara Sosialisasi dan Publikasi Menjaga Indo- nesia dan Perbatasan Mela- lui Penyiaran Televisi Digital yang diselenggarakan KPI bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Infor- masi (BAKTI), secara daring di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/11). Seluruh stakeholder pe- nyiaran digital dan juga KPI bertanggung jawab dalam menyiapkan pengetahuan masyarakat untuk memi- lah dan memilih tayangan. Hadirnya era baru TV digital diprediksi akan menambah jumlah penyelenggara siaran yang artinya jumlah program siaran ikut melonjak. “Pengetahuan ini tentunya membantu masyarakat untuk dapat merasakan manfaat dari penyiaran digital. Sebe- narnya ini tanggung jawab bersama, tidak pemerintah atau juga KPI, agar masyara- kat dapat memilih tayangan atau saluran yang baik dalam era baru TV digital nanti. Oleh karena itu sosialisasi dan literasi adalah pilar uta- ma digitalisasi penyiaran di Indonesia,” tutur Nuning. Langkah maju dengan berubahnya sistem siaran juga menjadi tantangan bagi KPI. Untuk itu, KPI menyiap- kan rencana strategis, antara lain akan mengkaji ulang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Si- aran (P3SPS), pengembangan pengawasan siaran, dan pe- nguatan kapasitas pemirsa melalui literasi. “Pasalnya, akan muncul saluran TV yang spesifik seperti mi- salnya TV religi. Tentunya, aturan jadi agak spesik ka- rena menyangkut toleransi agama,” jelasnya. Pengawasan isi siaran KPI pun akan berkembang. Jika saat ini KPI hanya meng- awasi 16 TV, pada saat TV digital berjalan, semisal di wilayah layanan Jakarta akan ada delapan kanal yang di dalam setiap kanal terdapat enam sampai 12 saluran dan jika dikalikan rata-rata minimal lima sa- luran yang terisi maka akan ada 40 saluran TV yang perlu diawasi di Jakarta. “Belum jika dihitung di 225 wilayah layanan secara keseluruhan. Jika kita simulasikan untuk seluruh indonesia akan ba- nyak sekali. Jadi kami harus review sistem pengawasan siarannya,” ujarnya. Sementara itu, anggota DPR RI, Junico BP Siahaan menilai penerapan teknologi siaran digital akan banyak manfaatnya terhadap sistem ketahanan dan keamanan negara. Selain itu, digitalisasi penyiaran dapat meningkat- kan dan mengembangkan in- dustri kreatif di Tanah Air. “Tayangan yang dapat memperkukuh integritas nasional harus menjadi strength point untuk masuk dalam tayangan digital nanti. Dari sekarang hal itu harus dipikirkan jadi ketika analog switch off pada 2022, konten yang hadir harus berman- faat tapi juga menghibur,” papar Nico Siahaan, pang- gilan akrabnya. (S1-25) DOK KPI “Sosialisasi dan literasi adalah pilar utama digitalisasi penyiaran di Indonesia,” Nuning Rodiyah Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat CAHYA MULYANA [email protected] R ENCANA Aksi Nasio- nal Hak Asasi Manu- sia (RANHAM) me- merlukan pelaporan yang lebih mengacu pada pen- dekatan kualitatif. Selama ini, pendekatan kuantitatif yang dipergunakan telah menim- bulkan jarak antara perenca- naan dan implementasi. Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Heribertus Jaka Tri- yana mengemukakan itu saat menjadi narasumber di we- binar bertajuk Arah Kebi- jakan RANHAM di Indonesia: Tantangan dan Peluangnya, kemarin. “Ada bias antara rencana dan pelaksanaan karena pen- dekatan selama ini kuantitatif ketimbang kualitatif,” tutur Heribertus. Menurut dia, RANHAM perlu evaluasi menyeluruh oleh semua tingkatan pelak- sana, mulai pemerintah pusat hingga pemerintah daerah tingkat II. Pemangku kebi- jakan pun harus memastikan RANHAM menjadi landasan pemerintah dalam mengambil dan menjalankan kebijakan pembangunan. Hal tersebut perlu pelapor- an dengan pendekatan kuali- tatif yang bisa memberikan gambaran jelas tentang hasil implementasi rencana aksi. “RANHAM harus membuat implementasi pemenuhan HAM terarah melalui kebi- jakan dan pembangunan,” tutur Heribertus. Direktur Kerja Sama HAM Direktorat Jenderal HAM Ke- menterian Hukum dan HAM Hajerati mengungkapkan RANHAM sudah diterapkan sejak 1998 dan hingga tahun ini sudah mencakup empat periode. Capaian RANHAM se- lama ini menunjukkan kema- juan dari sisi implementasi. “Misalnya sudah diterbit- kannya peraturan dan kebi- jakan kementerian/lembaga yang menjamin hak-hak anak, perempuan, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas. Kemudian meningkatnya ak- ses bagi kelompok rentan di ranah politik, sosial, dan bu- daya,” papar Hajerati. Menurut Hajerati, partisipasi pelaporan aksi HAM dari peme- rintah provinsi juga semakin baik. “Paling bagus di 2018 dan 2019. Namun, apakah ini ber- banding lurus dengan imple- mentasi dan capaiannya sudah mencapai 100% atau belum karena sejauh ini hanya berupa pelaporan.” Ia mengakui pelaporan im- plementasi RANHAM sejauh ini baru sebatas administrasi. Ke depan perlu mekanisme pelaporan yang lebih kom- prehensif. Tiru KPK Direktur Hukum dan Regu- lasi Kementerian PPN/Bappe- nas Prahesti Pandanwangi mengatakan pembahasan RANHAM untuk lima tahun ke depan telah berlandaskan evaluasi periode sebelumnya, yakni 2015-2020. RANHAM ke depan telah melibatkan empat kelompok rentan yang men- jadi sasaran, meliputi anak, perempuan, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas. Kemudian, pelaporan RA- NHAM nantinya harus lebih memperhatikan substansi ketimbang prosedural agar implementasi aksi bisa lebih tepat sasaran. “Kita perlu be- lajar pada pelaksanaan aksi seperti di KPK yang memiliki sistem informasi terintegrasi sehingga laporan daerah ter- gambarkan capaian berikut persentasenya. Juga perlu penajaman target, monitor- ing, dan evaluasi,” tandas Prahesti. (P-2) Pemerintah mengakui pelaporan hasil implementasi Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) baru sebatas administrasi. Rencana Aksi HAM Timbulkan Bias MI/M IRFAN PENANGANAN PENGADUAN: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo (kiri) bersama Sekjen KPK Cahya Harefa meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, kemarin, seusai menandatangani perjanjian kerja sama penanganan pengaduan dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. PEMERINTAH diminta meng- gunakan tiga pendekatan yang terintegrasi dalam me- lakukan pembangunan di Papua. Ketiga pendekatan meliputi kemanusiaan, tanpa kekerasan, dan kesejahteraan, yang dianggap bisa meng- akhiri konflik yang saat ini masih terjadi di wilayah itu. “Jadi tidak bisa lagi peme- rintah menyelesaikan masa- lah Papua hanya mengguna- kan pendekatan yang parsial,” ujar peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth da- lam diskusi daring bertajuk Papua: Pendekatan Sensivitas Konik, kemarin. Adriana menyebutkan, se- lama ini proses pembangunan di wilayah paling timur Indo- nesia itu berlangsung dalam situasi kekerasan. Akibatnya, hasil yang diharapkan tidak bisa optimal. Ia menyarankan pemerin- tah memperbaiki strategi komunikasi dan mengguna- kan metode dialog yang lebih inklusif untuk mengatasi ke- salahpahaman antara masya- rakat Papua dan pemerintah pusat. Pemerintah juga perlu melakukan strategi koordinasi antara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Jurnalis Media Indonesia Emir Chairullah yang menjadi penanggap dalam diskusi itu menilai pemerintah terkesan menjalankan langkah penyele- saian konik, seperti negosiasi dan mediasi. “Pemerintah malah terke- san membiarkan pendekatan kekerasan dilakukan di Papua. Padahal dalam jargonnya pe- merintah ingin menggunakan pendekatan kesejahteraan,” ujar Emir yang juga mene- liti persoalan Papua untuk meraih gelar doktor di Univer- sitas Queesland, Australia. Menurut Emir, pemerintah dan juga masyarakat Papua su- dah memiliki instrumen yang baik dalam menyelesaikan konik, yaitu dengan UU No 21/2001 tentang Otonomi Khu- sus Papua. Sayangnya sejumlah elite, baik di Jakarta maupun Papua, berusaha membajak pelaksanaan UU itu hingga memicu ketidakpuasan masya- rakat setempat. (Che/P-2) ANGGOTA Komisi I DPR Syai- fullah Tamliha mendesak Kedutaan Besar Jerman me- nindak tegas diplomat yang bertandang ke markas Front Pembela Islam (FPI), Petam- buran, Jakarta Pusat. Tindakan diplomat tersebut dinilai telah mencampuri urusan politik dan hukum Indonesia. “Seba- gai bentuk permintaan maaf dari Embassy (Kedutaan Besar) Jerman di Indonesia, Duta Be- sar Jerman sebaiknya memu- langkan diplomat tersebut ke negaranya,” ujar Tamliha. Ia menyebut tindakan diplo- mat Jerman itu telah melanggar etika diplomatik. Perilakunya juga dinilai tidak sesuai kaidah hukum internasional. “(Kaidah internasional) melarang ne- gara lain mencampuri urusan negara lain di mana kedutaan besar negara tersebut berada,” jelas Tamliha. Seperti diberitakan, staf Kedubes Jerman di Jakarta mendatangi markas FPI di Petamburan beberapa hari yang lalu. Pada Minggu, 20 Desember 2020, Kementerian Luar Negeri RI memanggil ke- pala perwakilan Kedubes Jer- man di Jakarta untuk meminta klarikasi dan menyampaikan protes. Dalam pertemuan, pihak Kedubes Jerman membenar- kan keberadaan staf mereka itu di sekretariat organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab. Kepala Perwakilan Kedubes Jerman menyebut staf tersebut datang atas inisiatif pribadi tanpa perintah atau sepenge- tahuan pimpinan Kedubes Jerman. “Atas kejadian ini, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman menyampaikan permintaan maaf dan penyesalannya,” de- mikian keterangan Kemenlu RI yang dikutip dari laman kemlu. go.id, Minggu (20/12). Pakar intelijen Ridwan Habib menambahkan, diplo- mat asing yang melakukan spionase terhadap Indonesia bisa diusir paksa. “Tindakan diplomat Jerman berkunjung ke markas FPI makin terang,” kata Ridwan yang juga Direk- tur The Indonesia Intelligence Institute. Menurutnya, diplomat se- ring digunakan sebagai cover atau kedok agen intelijen resmi bekerja. Hal itu lazim dilaku- kan oleh berbagai negara. “Namun, jika terbukti melaku- kan tindakan spionase secara terang-terangan, bisa diusir paksa, persona non-grata,” katanya. Diplomat Jerman datang ke markas FPI terkait dengan kasus penembakan enam ang- gota ormas itu oleh polisi. Dalam menyikapi hal itu, Ketua HMI Cabang Depok, Bagas Kurniawan, mengajak seluruh pihak untuk tidak terprovokasi. Di bidang hukum dan HAM, menurutnya, saat ini kita perlu memberikan kepercayaan kepada lembaga-lembaga ne- gara, baik itu institusi-institusi penegak hukum seperti kepoli- sian maupun tim independen agar mereka melakukan gelar perkara atau pengusutan men- dalam terlebih dahulu. Dengan demikian, penuntasan kasus ini nantinya bisa terbuka de- ngan seadil-adilnya. Bagas mengajak seluruh kalangan untuk tidak berbu- ruk sangka terlebih dahulu. Apalagi mengingat situasi per- kembangan informasi yang be- gitu cepat membuat informasi mudah didapat, termasuk dari pihak-pihak yang berlawanan. (Cah/Ant/Medcom.id/P-1) Diplomat Asing Lakukan Spionase Bisa Diusir Paksa Papua Perlu Dialog Inklusif SELASA, 22 DESEMBER 2020 POLITIK & HUKUM 4

Transcript of Tiru KPK Timbulkan Bias · 2020. 12. 22. · HAM terarah melalui kebi-jakan dan pembangunan,”...

Page 1: Tiru KPK Timbulkan Bias · 2020. 12. 22. · HAM terarah melalui kebi-jakan dan pembangunan,” tutur Heribertus. Direktur Kerja Sama HAM Direktorat Jenderal HAM Ke-menterian Hukum

PENGUMUMAN TENDER DENGAN PENILAIAN TEKNISNomor : 04/PTSJKDML/1220

Dengan ini diumumkan bahwa BPJS Kesehatan Kantor Pusat akan mengadakan Tender dengan Penilaian Teknis:

Judul Jadwal

Pengadaan Sewa Jaringan Komunikasi

Data Main Link 2021-2024

Pengumuman : 22 s.d. 28 Desember 2020

Pendaftaran : 22 Desember 2020 s.d. 4 Januari 2021

Syarat-syarat administrasi yang harus dipenuhi dan informasi lainnya untuk mengikuti Tender ini, dapat dilihat pada Papan Pengumuman di BPJS Kesehatan Kantor Pusat, Jl. Letjen Suprapto Kav.20 No.14, Cempaka Putih, Jakarta Pusat dan website www.bpjs-kesehatan.go.id sesuai jadwal diatas.

Jakarta, 22 Desember 2020Ketua Panitia Tender

BPJS Kesehatan Kantor Pusat Tahun 2020

Dengan ini diberitahukan kepada Para Pemegang Saham bahwa Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa selanjutnya disebut ”Rapat” pada hari Selasa, 26 Januari 2021.Sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (8) Anggaran Dasar Perseroan. Pemanggilan Rapat beserta rincian agendanya akan dipublikasikan dalam 1 (satu) surat kabar harian, yang mempunyai peredaran luas wilayah Indonesia, yaitu pada hari Selasa, 5 Januari 2021.Yang berhak hadir atau diwakili dalam Rapat adalah Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 4 Januari 2021 sampai dengan pukul 16:00 WIB.Setiap usulan Para Pemegang saham akan dimasukkan dalam acara Rapat jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar perseroan yaitu Pasal 22 ayat (7) dan diterima oleh perseroan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Panggilan Rapat.

Surabaya, 22 Desember 2020PT. BUKIT DARMO PROPERTY Tbk.

Direksi

PT. BUKIT DARMO PROPERTY Tbk.("Perseroan")

Berkedudukan di SurabayaPENGUMUMAN

KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

ALIH teknologi siaran analog ke digital pada 2022, harus dilakukan secara serius. Pasalnya, salah satu instru-men yang paling terdampak dari alih teknologi selain ka-langan industri adalah mas-yarakat, terutama mereka yang tidak mampu secara ekonomi.

Komisioner Komisi Penyi-aran Indonesia (KPI) Pusat, Nuning Rodiyah mengatakan pemerintah harus menyele-saikannya agar tidak men-jadi kendala pada dua tahun mendatang. Solusinya de-ngan menyediakan fasilitas set top box untuk masyarakat tidak mampu.

Karenanya, tambah Nuning, waktu yang tidak lama itu (dua tahun) harus diman-faatkan sebaik-baiknya, baik persiapan aturan maupun infrastruktur, terutama bagi masyarakat agar mudah da-lam mengakses penyiaran digital. “Masa transisi selama 2 tahun ini harus diisi de-ngan upaya seperti sosiali-sasi ke masyarakat untuk melakukan implementasi siaran digital dan juga didu-kung oleh lembaga penyi-aran,” tutur Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan itu dalam acara Sosialisasi dan Publikasi Menjaga Indo-nesia dan Perbatasan Mela-lui Penyiaran Televisi Digital yang diselenggarakan KPI bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Infor-masi (BAKTI), secara daring di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/11).

Seluruh stakeholder pe-nyiaran digital dan juga KPI bertanggung jawab dalam menyiapkan pengetahuan masyarakat untuk memi-lah dan memilih tayangan. Hadirnya era baru TV digital diprediksi akan menambah jumlah penyelenggara siaran yang artinya jumlah program siaran ikut melonjak.

“Pengetahuan ini tentunya membantu masyarakat untuk dapat merasakan manfaat

dari penyiaran digital. Sebe-narnya ini tanggung jawab bersama, tidak pemerintah atau juga KPI, agar masyara-kat dapat memilih tayangan atau saluran yang baik dalam era baru TV digital nanti. Oleh karena itu sosialisasi dan literasi adalah pilar uta-ma digitalisasi penyiaran di Indonesia,” tutur Nuning.

Langkah maju dengan berubahnya sistem siaran juga menjadi tantangan bagi KPI. Untuk itu, KPI menyiap-kan rencana strategis, antara lain akan mengkaji ulang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Si-aran (P3SPS), pengembangan pengawasan siaran, dan pe-nguatan kapasitas pemirsa melalui literasi. “Pasalnya, akan muncul saluran TV yang spesifik seperti mi-salnya TV religi. Tentunya, aturan jadi agak spesifik ka-rena menyangkut toleransi

agama,” jelasnya.Pengawasan isi siaran KPI

pun akan berkembang. Jika saat ini KPI hanya meng-awasi 16 TV, pada saat TV digital berjalan, semisal di wilayah layanan Jakarta akan ada delapan kanal yang di dalam setiap kanal terdapat enam sampai 12 saluran dan jika dikalikan rata-rata minimal lima sa-luran yang terisi maka akan ada 40 saluran TV yang perlu diawasi di Jakarta. “Belum jika dihitung di 225 wilayah layanan secara keseluruhan. Jika kita simulasikan untuk seluruh indonesia akan ba-nyak sekali. Jadi kami harus review sistem pengawasan siarannya,” ujarnya.

Sementara itu, anggota DPR RI, Junico BP Siahaan menilai penerapan teknologi siaran digital akan banyak manfaatnya terhadap sistem ketahanan dan keamanan negara. Selain itu, digitalisasi penyiaran dapat meningkat-kan dan mengembangkan in-dustri kreatif di Tanah Air.

“Tayangan yang dapat memperkukuh integritas nasional harus menjadi strength point untuk masuk dalam tayangan digital nanti. Dari sekarang hal itu harus dipikirkan jadi ketika analog switch off pada 2022, konten yang hadir harus berman-faat tapi juga menghibur,” papar Nico Siahaan, pang-gilan akrabnya. (S1-25)

DOK KPI

“Sosialisasi dan literasi adalah pilar utama digitalisasi penyiaran di Indonesia,”Nuning RodiyahKomisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat

CAHYA [email protected]

RENCANA Aksi Nasio-nal Hak Asasi Manu-sia (RANHAM) me-merlukan pelaporan

yang lebih mengacu pada pen-dekatan kualitatif. Selama ini, pendekatan kuantitatif yang dipergunakan telah menim-bulkan jarak antara perenca-naan dan implementasi.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Heribertus Jaka Tri-yana mengemukakan itu saat

menjadi narasumber di we-binar bertajuk Arah Kebi-jakan RANHAM di Indonesia: Tantangan dan Peluangnya, kemarin.

“Ada bias antara rencana dan pelaksanaan karena pen-dekatan selama ini kuantitatif ketimbang kualitatif,” tutur Heribertus.

Menurut dia, RANHAM perlu evaluasi menyeluruh oleh semua tingkatan pelak-sana, mulai pemerintah pusat hingga pemerintah daerah tingkat II. Pemangku kebi-jakan pun harus memastikan

RANHAM menjadi landasan pemerintah dalam mengambil dan menjalankan kebijakan pembangunan.

Hal tersebut perlu pelapor-an dengan pendekatan kuali-tatif yang bisa memberikan gambaran jelas tentang hasil implementasi rencana aksi. “RANHAM harus membuat implementasi pemenuhan HAM terarah melalui kebi-jakan dan pembangunan,” tutur Heribertus.

Direktur Kerja Sama HAM Direktorat Jenderal HAM Ke-menterian Hukum dan HAM

Hajerati mengungkapkan RAN HAM sudah diterapkan sejak 1998 dan hingga tahun ini sudah mencakup empat periode. Capaian RANHAM se-lama ini menunjukkan kema-juan dari sisi implementasi.

“Misalnya sudah diterbit-kannya peraturan dan kebi-jakan kementerian/lembaga yang menjamin hak-hak anak, perempuan, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas. Kemudian meningkatnya ak-ses bagi kelompok rentan di ranah politik, sosial, dan bu-daya,” papar Hajerati.

Menurut Hajerati, partisipasi pelaporan aksi HAM dari peme-rintah provinsi juga semakin baik.

“Paling bagus di 2018 dan 2019. Namun, apakah ini ber-banding lurus dengan imple-mentasi dan capaiannya sudah mencapai 100% atau belum karena sejauh ini hanya berupa pelaporan.”

Ia mengakui pelaporan im-plementasi RANHAM sejauh ini baru sebatas administrasi. Ke depan perlu mekanisme

pelaporan yang lebih kom-prehensif.

Tiru KPKDirektur Hukum dan Regu-

lasi Kementerian PPN/Bappe-nas Prahesti Pandanwangi mengatakan pembahasan RANHAM untuk lima tahun ke depan telah berlandaskan evaluasi periode sebelumnya, yakni 2015-2020. RANHAM ke depan telah melibatkan empat kelompok rentan yang men-jadi sasaran, meliputi anak, perempuan, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas.

Kemudian, pelaporan RA-NHAM nantinya harus lebih memperhatikan substansi ketimbang prosedural agar implementasi aksi bisa lebih tepat sasaran. “Kita perlu be-lajar pada pelaksanaan aksi seperti di KPK yang memiliki sistem informasi terintegrasi sehingga laporan daerah ter-gambarkan capaian berikut persentasenya. Juga perlu penajaman target, monitor-ing, dan evaluasi,” tandas Prahesti. (P-2)

Pemerintah mengakui pelaporan hasil implementasi Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) baru sebatas administrasi.

Rencana Aksi HAMTimbulkan Bias

MI/M IRFAN

PENANGANAN PENGADUAN: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo (kiri) bersama Sekjen KPK Cahya Harefa meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, kemarin, seusai menandatangani perjanjian kerja sama penanganan pengaduan dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.

PEMERINTAH diminta meng-gunakan tiga pendekatan yang terintegrasi dalam me-lakukan pembangunan di Papua. Ketiga pendekatan meliputi kemanusiaan, tanpa kekerasan, dan kesejahteraan, yang dianggap bisa meng-akhiri konflik yang saat ini masih terjadi di wilayah itu.

“Jadi tidak bisa lagi peme-rintah menyelesaikan masa-lah Papua hanya mengguna-kan pendekatan yang parsial,” ujar peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) Adriana Elisabeth da-lam diskusi daring bertajuk Papua: Pendekatan Sensivitas Konfl ik, kemarin.

Adriana menyebutkan, se-lama ini proses pembangunan di wilayah paling timur Indo-nesia itu berlangsung dalam situasi kekerasan. Akibatnya, hasil yang diharapkan tidak bisa optimal.

Ia menyarankan pemerin-tah memperbaiki strategi komunikasi dan mengguna-kan metode dialog yang lebih inklusif untuk mengatasi ke-

salahpahaman antara masya-rakat Pa pua dan pemerintah pusat. Pemerintah juga perlu melakukan strategi koordinasi antara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Jurnalis Media Indonesia Emir Chairullah yang menjadi penanggap dalam diskusi itu menilai pemerintah terkesan menjalankan langkah penyele-saian konfl ik, seperti negosiasi dan mediasi.

“Pemerintah malah terke-san membiarkan pendekatan kekerasan dilakukan di Papua.

Padahal dalam jargonnya pe-merintah ingin menggunakan pendekatan kesejahteraan,” ujar Emir yang juga mene-liti persoalan Papua untuk meraih gelar doktor di Univer-sitas Queesland, Australia.

Menurut Emir, pemerintah dan juga masyarakat Papua su-dah memiliki instrumen yang baik dalam menyelesaikan konfl ik, yaitu dengan UU No 21/2001 tentang Otonomi Khu-sus Papua. Sayangnya sejumlah elite, baik di Jakarta maupun Papua, berusaha membajak pelaksanaan UU itu hingga memicu ketidakpuas an masya-rakat setempat. (Che/P-2)

ANGGOTA Komisi I DPR Syai-fullah Tamliha mendesak Kedutaan Besar Jerman me-nindak tegas diplomat yang bertandang ke markas Front Pembela Islam (FPI), Petam-buran, Jakarta Pusat. Tindakan diplomat tersebut dinilai telah mencampuri urusan politik dan hukum Indonesia. “Seba-gai bentuk permintaan maaf dari Embassy (Kedutaan Besar) Jerman di Indonesia, Duta Be-sar Jerman sebaiknya memu-langkan diplomat tersebut ke negaranya,” ujar Tamliha.

Ia menyebut tindakan diplo-mat Jerman itu telah melanggar etika diplomatik. Perilakunya juga dinilai tidak sesuai kaidah hukum internasional. “(Kaidah internasional) melarang ne-gara lain mencampuri urusan negara lain di mana kedutaan besar negara tersebut berada,” jelas Tamliha.

Seperti diberitakan, staf Kedubes Jerman di Jakarta mendatangi markas FPI di Petamburan beberapa hari yang lalu. Pada Minggu, 20 Desember 2020, Kementerian Luar Negeri RI memanggil ke-pala perwakilan Kedubes Jer-man di Jakarta untuk meminta klarifi kasi dan menyampaikan protes.

Dalam pertemuan, pihak Kedubes Jerman membenar-kan keberadaan staf mereka itu di sekretariat organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab. Kepala Perwakilan Kedubes Jerman menyebut staf tersebut datang atas inisiatif pribadi tanpa perintah atau sepenge-tahuan pimpinan Kedubes Jerman.

“Atas kejadian ini, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman menyampaikan permintaan maaf dan penyesalannya,” de-mikian keterangan Kemenlu RI

yang dikutip dari laman kemlu.go.id, Minggu (20/12).

Pakar intelijen Ridwan Habib menambahkan, diplo-mat asing yang melakukan spionase terhadap Indonesia bisa diusir paksa. “Tindakan diplomat Jerman berkunjung ke markas FPI makin terang,” kata Ridwan yang juga Direk-tur The Indonesia Intelligence Institute.

Menurutnya, diplomat se-ring digunakan sebagai cover atau kedok agen intelijen resmi bekerja. Hal itu lazim dilaku-kan oleh berbagai negara. “Namun, jika terbukti melaku-kan tindakan spionase secara terang-terangan, bisa diusir paksa, persona non-grata,” katanya.

Diplomat Jerman datang ke markas FPI terkait dengan kasus penembakan enam ang-gota ormas itu oleh polisi.

Dalam menyikapi hal itu, Ketua HMI Cabang Depok, Bagas Kurniawan, mengajak seluruh pihak untuk tidak terprovokasi.

Di bidang hukum dan HAM, menurutnya, saat ini kita perlu memberikan kepercayaan kepada lembaga-lembaga ne-gara, baik itu institusi-institusi penegak hukum seperti kepoli-sian maupun tim independen agar mereka melakukan gelar perkara atau pengusutan men-dalam terlebih dahulu. Dengan demikian, penuntasan kasus ini nantinya bisa terbuka de-ngan seadil-adilnya.

Bagas mengajak seluruh kalangan untuk tidak berbu-ruk sangka terlebih dahulu. Apalagi mengingat situasi per-kembangan informasi yang be-gitu cepat membuat informasi mudah didapat, termasuk dari pihak-pihak yang berlawanan. (Cah/Ant/Medcom.id/P-1)

Diplomat Asing Lakukan Spionase Bisa Diusir Paksa

Papua Perlu Dialog Inklusif

SELASA, 22 DESEMBER 2020 POLITIK & HUKUM4