hukum & ham

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia di Wiena pada tahun 1993, mengembangkan satu perspektif yang lebih luas atas hak asasi manusia, dan akibatnya juga pada pelanggaran hak asasi manusia. Pengakuan kuat atas hak asasi manusia yang terdiri dari hak-hak sipil, budaya, ekonomi, politik dan social yang tidak bisa dipilah-pilah, saling berkaitan dan saling bergantungan juga ditujukan pada tanggung jawab dari berbagai pelaku swasta, bukan hanya negara (Dueck et, al; 2001). Indonesia nampak menerima perspektif yang lebih luas itu, sebagaimana yang terlihat dari takrif pelanggaran hak asasi manusia yang diberikan oleh UU. No.

description

pancasila

Transcript of hukum & ham

Page 1: hukum & ham

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam

penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan

interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus

diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama

dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi

dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak

sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan

pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri

kita sendiri.

Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia di Wiena pada tahun 1993, mengembangkan

satu perspektif yang lebih luas atas hak asasi manusia, dan akibatnya juga pada pelanggaran hak

asasi manusia. Pengakuan kuat atas hak asasi manusia yang terdiri dari hak-hak sipil, budaya,

ekonomi, politik dan social yang tidak bisa dipilah-pilah, saling berkaitan dan saling

bergantungan juga ditujukan pada tanggung jawab dari berbagai pelaku swasta, bukan hanya

negara (Dueck et, al; 2001). Indonesia nampak menerima perspektif yang lebih luas itu,

sebagaimana yang terlihat dari takrif pelanggaran hak asasi manusia yang diberikan oleh UU.

No. 39/1999 membandingkan takrif itu dengan takrif tindakan kejahatan, yaitu: ‘Satu tindakan

kejahatan (kriminal) adalah satu tindakan atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang

atau lebih yang bersifat melukai atau merusak masyarakat dan telah dilarang oleh hukum

domestik negara. Pelanggaran HAM di Indonesia billah Komnas HAM Pelanggaran hak asasi

manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hak hukum, mengurangi,

menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang

yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan

memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang

berlaku.

Page 2: hukum & ham

Hukum dan HAM merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari

sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Hukum dan HAM juga dapat dimaknai

sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya,

sebab hingga saat ini hanya konsepsi HAM dan hukumlah yang terbukti paling mengakui dan

menjamin harkat kemanusiaan.

Konsepsi hukum dan HAM dapat dilacak secara teologis berupa relativitas manusia dan

kemutlakan Tuhan. Konsekuensinya, tidak ada manusia yang dianggap menempati posisi lebih

tinggi, karena hanya satu yang mutlak dan merupakan prima facie, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Semua manusia memiliki potensi untuk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran

mutlak dimiliki oleh manusia, karena yang benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua

pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikiran yang mengklaim

sebagai benar secara mutlak, dan yang lain berarti salah secara mutlak, adalah pemikiran yang

bertentangan dengan kemanusiaan dan ketuhanan.

B. Tujuan Penulis

Berdasarkan latar belakang masalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan

makalah ini adalah, untuk mengetahui pengertian dari hukum, hak asasi manusia dan seperti apa

praktek pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Dari hasil paduan antara latar belakang masalah dan tujuan penulis sehingga dapat ditarik

beberapa pokok permasalahan, diantaranya :

1. Apa itu hukum?

2. Bagaimana hukum di indonesia?

3. Apakah pengertian hak asasi manusia ?

4. Tindakan seperti apakah yang dianggap melanggar hak asasi manusia ?

5. Bagaimanakah pelanggaran hak asasi manusia yang berat ?

Page 3: hukum & ham

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan

kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan

masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial

antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan

cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi

penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara

perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau

kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara

berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan

militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari

pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."

B. Sistem hukum di dunia

Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh negara-negara di dunia

pada saat ini, antara lain sistem hukum Eropa Kontinental, common law system, sistem hukum

Anglo-Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum agama.

1) Sistem hukum Eropa Kontinental

Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya

berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan

ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia

tinggal di negara yang menganut sistem hukum ini.

Sistem hukum umum adalah suatu sistem hukum yang digunakan di Inggris yang

mana di dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu dimana hukum tidak dibatasi

oleh undang-undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk melaksanakan undang-

undang atau mengabaikannya.

2) Sistem hukum Anglo-Saxon

Page 4: hukum & ham

Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi,

yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan

hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia,

Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat

(walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan

sistem hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, beberapa

negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan,

India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun

juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.

Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada

masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan

zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim,

dalam memutus perkara.

3) Sistem hukum adat/kebiasaan

Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di

suatu wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti

hukum adat. dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah

tertentu.

4) Sistem Hukum Agama

Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama

tertentu. Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.

5) Hukum Indonesia

Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran dengan sistem

hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Selain sistem hukum Eropa

Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat dan sistem hukum agama,

khususnya hukum (syariah) Islam. Uraian lebih lanjut ada pada bagian Hukum Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum

C. Pengertian HAM

Hak asasi manusia (HAM) terbentuk dari tiga kata, yaitu hak, asasi, dan manusia. Hak

berarti milik atau kepunyaan. Hak juga didefinisikan sebagai kekuasaan untuk berbuat sesuatu.

Page 5: hukum & ham

Asas berarti pokok, dasar, atau utama. Asasi berarti yang dasar atau yang pokok. Manusia

didefinisikan sebagai orang, insan, atau makhluk yang berakal budi. Dengan demikian hak asasi

manusia dapat didefinisikan sebagai milik atau kepunyaan yang bersifat mendasar atau pokok

yang melekat pada seseorang sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Hak asasi manusia dijabarkan atau dikembangkan menjadi kewajiban-kewajiban dan hak-hak

lainnya. Ada beberapa pengertian hak asasi manusia sebagai berikut:

1) Jan Materson (Komisi HAM PBB) berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak

yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai

manusia.

2) John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

3) Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa hak asasi adalah hak yang dimiliki

manusiayangtelahdiperolehdandibawanyabersamaandengan kelahiran atau kehadirannya

di dalam kehidupan masyarakat.

4) Muladi berpendapat hak asasi adalah segala hak-hak dasar yang melekat dalam

kehidupan manusia (those rights which are inherent in our nature and without which we

cannot live as human being).

5) Peter R. Baehr menjelaskan hak asasi manusia sebagai hak dasar yang dipandang mutlak

perlu untuk perkembangan individu.

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan

yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia.

Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global

Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM ,yaitu:

A. Ham menurut konsep Negara-negara Barat

Page 6: hukum & ham

1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.

2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.

3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

B. HAM menurut konsep sosialis

1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat

2)  Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.

3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

C. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:

1) Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.

2) Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala keluarga

3) Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban

sebagai anggota masyarakat.

D. HAM menurut konsep PBB;

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor

Roosevelt dan secara resmi disebut “ Universal Decralation of Human Rights”.

Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:

Hak untuk hidup

Kemerdekaan dan keamanan badan

Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hokum

Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana

Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara

Hak untuk mendapat hak milik atas benda

Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

Hak untuk bebas memeluk agama

Hak untuk mendapat pekerjaan

Hak untuk berdagang

Hak untuk mendapatkan pendidikan

Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat

Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia

Page 7: hukum & ham

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan

perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial

budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik

dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal

55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu

konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,

kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.

Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta

pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum

dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:

1) Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009

sebagai gerakan nasional

2) Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang

fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia

3) Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan hukum

melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati

hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen

4) Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam

rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan

sewajarnya.

5) Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi

Nasional Pemberantasan Korupsi.

6) Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan

penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.

7) Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta badan

pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.

8) Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan

HAM.

9) Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.

Page 8: hukum & ham

10) Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses

hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat.

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

a. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang

menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

b. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah

kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.

c. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan

kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat

rentan terjadi kecelakaan.

d. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu

dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak

bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

e. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya hak

untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang

f. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika masyarakat

bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya sangat cepat,

akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum

nya sangatlah lama

g. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan dari

majikannya

h. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin diluar

nikah

Instrumen HAM di Indonesia

Agar HAM dapat ditegakan dalam berbagai kehidupan harus ada instrumen yang

mengaturnya. Instrumen tersebut berisi aturan-aturan bagaimana HAM itu ditegakkan dan

Page 9: hukum & ham

mengikat seluruh warga negara. Sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM Indonesia telah

memiliki setidak-tidaknya empat instrumen HAM, yakni:

a. UUD 1945

b. Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998

c. Piagam HAM Indonesia Tahun 1998

d. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

1. Penegakan HAM dengan Hukum di Indonesia

Negara RI adalah negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM diatur pelaksanaannya

dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:

a. UUD 1945

UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak mendapat

pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-gedung sekolah,

mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi tetapi dari segi ekonomi

kurang mampu, dan lain-lain.

b.  Ketetapan MPR

TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk membentuk

lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penelitian, dan mediasi

tentang HAM. Maka dibentuklah KOMNAS HAM melalu Keputusan Presiden Nomor 50

Tahun 1993.

c. Undang-Undang

UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka

manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar peradilan

HAM.

2. Pengadilan HAM

Pengadilan HAM diatur dalam UU Nomor 26 tahun 2000. Pengadilan itu khusus

diperuntukkan bagi pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Ada dua jenis pelanggaran HAM

berat menurut undang-undang tersebut, yaitu genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Page 10: hukum & ham

1) Genosoida

Genosida adalah kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau

memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, kelompok ras, kelompok etnis, dan

kelompok agama, dengan cara:

Membunuh anggota kelompok

Menciptakan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok

Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan

secara fisik, baik sebagian maupun seluruhnya

Memaksa tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran didalam kelompok,

atau

Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

2) Kejahatan terhadap Manusia

Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari

serangan yang meluas atau sistemik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan

secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:

Perbudakan

Pemusnahan

Pembunuhan

Penyiksaan,dll.

Pengadilan HAM berkedudukan di setiap daerah kabupaten/kota. Pengadilan HAM

berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM berat. Proses penyelidikan

kasus dilakukan oleh KOMNAS HAM, sedangkan penyidikan perkara dilakukan oleh Kejaksaan

Agung. Pengadilan HAM dipimpin oleh hakim ad hoc, yaitu hakim yang diangkat dari luar

hakim karier yang memenuhi persyaratan yang diatur undang-undang.

Jenis-Jenis HAM yang dilindungi Perundang-Undangan

Di dalam perundang-undangan negara Indonesia semua jenis hak-hak asasi yang harus

dilindungi termuat dalam berbagai dokumen dan dokumen tersebut hanya dibedakan oleh jenis

Page 11: hukum & ham

perundang-undangannya. Ketentuan tentang perlindungan hak-hak asasi termuat dalam

Pembukaan UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang No.39 tahun l999 tentang HAM dan

peraturan perundang-undangan lainnya. Hak-hak sipil dan politik itu jelas termuat dalam

peraturan perundang-undangan negara RI seperti:

1.      Pembukaan UUD 1945 pada semua alineanya mengandung jaminan hak asasi manusia

seperti alinea pertama berkenaan dengan martabat manusia dan keadilan; alinea kedua hak asasi

bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya; alinea ketiga hak asasi bidang sosial budaya dan

politik; dan alinea ke empat hak asasi bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan hankam

(H.A.W. Widjaja, 2000 : 66).

2.      Undang Undang Dasar 1945.

Batang tubuh atau isi UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan (amandemen) mengatur hak asasi

manusia dalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34. Namun setelah

UUD 1945 dilakukan perubahan (amandemen) maka ada bagian khusus tentang hak asasi

manusia yaitu pada BAB XA dengan rincian sebagai berikut:

         Pasal 28 A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

         Pasal 28 B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

yang sah.

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

         Pasal 28 C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, berhak mendapatkan

pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,

demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Page 12: hukum & ham

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara

kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

         Pasal 28 D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil

serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak

dalam hubungan kerja.

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

         Pasal 28 E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan

dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,

sesuai dengan hati nuraninya

(3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

         Pasal 28 F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran

yang tersedia.

         Pasal 28 G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta

benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

Page 13: hukum & ham

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang merendahkan derajat

martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

         Pasal 28 H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggl, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara

utuh sebagai manusia yang bermartabat

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil

alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Page 14: hukum & ham

Menurut ketentuan UU. No. 39/1999 tindakan kejahatan, yaitu: ‘Satu tindakan  yang

dilakukan oleh seseorang atau lebih yang bersifat melukai atau merusak masyarakat dan telah

dilarang oleh hukum domestik negara

Yang dianggap melanggar hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau

kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian

yang secara melawan hak hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak

asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang, dan tidak

mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,

berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Daftar Pustaka

http://aconkreviantara.blogspot.com/2013/05/hubungan-hukum-dan-ham.html

http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/

http://misterkomay.wordpress.com/2012/01/11/52/