BAGIAN HUKUM DAN HAM
Transcript of BAGIAN HUKUM DAN HAM
PERATURAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA USAHA
DITERBITKAN OLEH
BAGIAN HUKUM DAN HAMSETDA KABUPATEN HALMAI.IERA TEfrIGAH TAHUN
20L2
l
I
I
I
I
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
NOMOR 02 TAHUN 2012
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2011TENTANG RETRIBUSI IASA USAI{A
Menimbang: a
Mengingah
b.
DENGAN RAI{MAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI HALMAHERA TENGAH.
bahwa berdasarkan Pasal 127 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Jasa Usahamerupakan kewenangan Daerah Kabupaten/Kota yang dapat dipungutRetribusinya;bahwa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah juga memberikan kewenangan kepada PemerintahKabupaten/Kota untuk memungut Retribusi Pasar Grosir dan/atauPertokoan, Retribusi Tempat Pelelangan Retribusi PelayananKepelabuhan, dan Rehibusi Tempat Rekreasi dan Olah raga.bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah KabupatenHalmahera Tengah Nomor 12 Tahun 2006 tentang Retribusi PemakaianKekayaan Daerah, Perda Nomor 30 Tahr:n 2006 tentang Tempat trCrususParkir, Perda Nomor 3L Tahun 2005 tentang Retribusi Terminal, PerdaNomor 36 Tahun 2006 tentang Retribusi Rumah Potong F{ewan dan PerdaNomor 37 Tahun 2004 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerahdinyatakan tidak berlaku lagr;bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, dan huruf c
perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah-
IJnrJang-Un,Jang Nomor 6 Tahun L990 tentang Pembentukan KabupatenDaerah Tingkat II Hal-mahera Tengah (Lembaran Negara RepublikIttc{onesia Tahun 1990 Nomor 5i, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3a60);Undang-Undang Nomor B Tahun 1981 tentzrrg Hukum Acara Pidana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Lrdonesia Nomor 3209);Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan KabupatenHalmahera lJtara, kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten KepulauanSula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore KepuJauan di PropinsiMaluku Utara (Lembaran Negara Republik i:rdonesia Tahun 2003 Nomor2l,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262);
d.
1.
2.
J.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1990 tentang Pembentukan Kabupaten
Daerah Tingkat II Halmahera Tengah (Lernbaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3460);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3209);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,
Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Propinsi Maluku
Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 2l
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4262);
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 398Q;
Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 ter$ang Badan Penyelesaian Sengketa
Pajak (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 40
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 36Sa);
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 terfiang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 42
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3686);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 725, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
lfepublik liiiiOliesia Tairun i00g Nomor 59, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
a
4.
5.
6.
7.
8.
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 50a9);
i0. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembenfukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tairun 2011
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4389);
'. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-
- undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 1983 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia I Nomor 32A\;
12- Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesiaNomor 4578);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
dan
BUPATI HALMAHERA TENGAH
MEMUTUSKAN:
MenetapKan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA USAFIA.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Halmahera Tengah.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati berserta Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah.
3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Halmahera Tengah.
4.
5.
6.
7.
Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu di Bidang Retribusi
Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Halmahera Tengah, yang
selanjutnya disingkat DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
sebagai unsur penyelenggaran Pemerintahan Daerah Kabupaten Halmahera
Tengah.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Perangkat Daerah pada Pemerinhh Daerah Kabupaten Halmahera Tengah.
Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh DPRD Kabupaten Halmahera Tengah dengan persetujuan bersama
Bupati.
Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan Uang daerah yang
ditentukan oleh Bupati unhrk menampung seluruh penerimaan daerah dan
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah Kabupaten
Halmahera Tengah.
Retribusi Daeratq yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah Pungutan
Daerah sebagai pembayaran atas Jasa atau pemberian Izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah daerah untuk
kepentingan orang Pribadi atau Badan.
badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik
daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pembayaran atas Pemakaian Kekayaan Daerah.
8.
9.
10.
11.
4
12.
13.
14.
Retribusi Pasar grosir dan/atau Pertokoan yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa
penyediaan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan yang dikontrakkan,
yang disediakan atau diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
Retribusi Tempat pelelangan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
pu.ngutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa usaha penggunaan Tempat
Pelelangan beserta sarana dan prasarana yang disediakan/diseienggarakan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ;
Retribusi Terminal yang selanjutnya retribusi adalah pelayanan atas
penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang bis umum dan
mobil barang, tempat kegiatan usahq fasilitas lainnya di lingkungan
terminal yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak
termasuk pelayanan peron.
Retribusi Tempat Khusus Parkir yang selanjutnya Retribusi adalah
Penyediaan tempat parkir yang secara khusus disediakan dan atau dikelola
oleh Pemerintah Daerah yang meliputi pelataran / lingkungan parkir,
taman, dan gedung parkir;
16. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa yang selanjutnya
Retribusi adalah penyediaan tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa yang
dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang
dimiliki dan atau dikelola oleh Perusahaan Daerah dan pihak swasta;
17. Retribusi Rumah Potong Hewan yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas rurnah pemotongan
hewan ternak (sapi, kerbau dan karnbing), termasuk pelayanan penyewaan
kandang, pemakaian tempat pemotongan, pemeriksaan kesehatan hewan
sebelum dipotong, pemeriksaan daging hewan setelah dipotong (keur
master), pengangkutan daging dari Rumah Potong Hewan yang dimiiiki
diu#atsu dikelola oieh Pemerintah Daerah-
18. Reribusi Pelayanan Kepelabuhan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
pembayaran secara rutin dengan tarif tertentu terhadap jasa kegiatan
15.
19.
pelayanan pada pelabuhan kapal dan tambat labuh di pelabuhar/dermaga/
pinggir pantai;
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah Pembayaran terhadap penyediaan tempat rekreasi dan
olahraga yang dimiliki atau dikelola oleh oleh Pemerintah Daerah.
Retribusi Penjualan Produksi usaha Daerah yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah hasil usaha dibidang pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan dan kelautan dalam bentuk
benih/bibit dan hasil lainnya untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan
yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah daerah dengan
menganut prinsip-prinsip komersial kerena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang
mengunakan/menikmati pelayanan Jasa Usaha yang bersangkutan.
Objek Retribusi Jasa Usaha adalah Pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.
Wajib Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan
untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi Jasa Usaha.
Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan
perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD.
adalah bUkti penibiyaian atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan
dengan mengunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke
kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
22.
23.
20.
21.
.AL+-
25.
26.
27.
6
28.
29.
30.
31.
)/-
Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang.
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran retribusi kerena jumlah kredit retribusi
lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak
terhutang.
Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD,
adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi danJatau sanksi
administratif berupa bunga danJatau denda.
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, darlatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpaj akan daerah dan retribusi daerah.
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi yang
terjadi seta menemukan tersangkannya.
BAB IIJENIS RETRIBUSI JASA USAHA
Pasal 2
(!) ,Ienis R*ribusi Jasa Usaha terdiri ato.s
a- Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoaan;
c. Retribusi Tempat Pelelangan;
d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
f. Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa;
g. Retribusi Rumah Potong Hewan;
h. Retribusi PelayananKepelabuhanan;
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
j. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
(2) Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat tidak dipungut
apabila potensinya kurang memadai dan I atau disesuaikan dengan
kebijakan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB IIIRETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal 3
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pemberian hak pemakaian kekayaan
Daerah untuk jangka waktu tertentu yang meliputi :
a. pemakaian gedung pertemuan;
b. pemakaian rumah dinas;
c. pemakaian mesin potong rumput, genset, bus, mini bus (L. 300), dump
truk, pick up, mobil siaran keliling dan mesin gilas;
d. pemakaian kursi plastik, kursi sova, tenda"
e. sound system; dan
f. Sewa Pemakaian Konstruksi Tempat Rekiame
g. pemakaian Labor. dll
(2) Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. pengunaim tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut.
b. Bangunan Gedung yang terdapat di Desa./Kelurahan yang
pembangunannya menggunakan dana swadaya masayarakat.
(1)
Pasal 4
Subjek retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah orang pribadi atau
badan yang mengunakan/menikmati Pemakaian Kekayaan Daerah.
Wajib Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah orang pribadi atau
badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pernbayaran Retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong Retribusi Pemekaian Kekayaan Daerah.
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal 5
(1) Tingkat penggunium jasa diukur berdasarkan jenis kekayaan dan jangka
waktu pemakaian kekayaan Daerah.
(2) Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan atau
ditetapkan lain oleh Bupati berdasarkan kontrak pemakaian.
Pasal 6
Prinsip dan sasaran dalam penetapan stmktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan
pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak, proporsional dan berkeadilan.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal 7
Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan pertimbangan kelayakan dan jangka
waktu pemakaian kekayaan Daerah, ditetapkan sebagai berikut :
a. Pemakaian Gedung :
i) Pemakaian Gedung Kesenian/Aula Kantor Bupati
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehPemerintah Daerah
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehBUMN Dan Pihak Swasta
- KegiatanKemasyarakatan,Keagamaan Dan Sosial
Tarif
(2)
Rp. 500.000,-/had
Rp. 500.000,- lhari
Rp,250.000,- /hari
2) Pemakaian Gedung Kecamatan
Tariftr:!iF.ji e'5rirrsaaff;treiY'4:i:.:+1r.ffi f*!]wffi :w1B'lwr"4ryF,itji!7
- Kegiatan Yang Dilaksanakan Oleh i,,. , , , .t, ,
Pemerintah Daerah- Kegiatan Yang Dilaksanakan Oleh
Pemerintah Kecamaan- Kegiatan Yang Dilaksanakan Oleh
BUMN Dan Pihak Swasta- KegiatanKemasyarakatan,
Keagamaan Dan Sosial di wilayahKecamaan
Rp; 500.000,-/hari
:
Rp. 250.000,-lhariI.t':
3) Pemakaian Gedung Balai Desa./Kelurahan
Tarif:'r"? :rlne'::a f +j1'rr' q-1
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehPemerintah Daerah
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehPemerintah Kecamaan
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehPemerintah Desa
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehBUMN Dan Pihak Swasta
- KegiatanKemasyarakatan,Keagamaan Dan Sosial di wilayahDesa,/Kelurahan
Rp. 500.000,-/hari.
Rp. 250.000,-ihari
Rp. 150.000,- [hai
Rp. 500.000,- /hari
l
Rp. 50.000,- lhari
4) Pemakaian Gedung Sekolah (hanya untuk siang hari)
Tarif
- Kegiatan Yang Dilaksanakan Oleh 1 Rp.450,000,-lhariPemerintah Daerah i''
- KegiatanKemasyarakatan,Keagamaan Dan Sosial
- Kegiatan Yang Dilaksanakan OlehBUMN Dan Pihak Swasta
Rp. 250.000,-./hari
Rp.450,000,- lhad
10
a. Rumah Dinas
Type Tarif
- Type2T
- Type 36
- Type 45
- Type 54
- Type 70
- Type 140
b. Tenda dan Kursi
Jenis
- Kursi Plastik
- Kursi Susun Busa
- Kursi Sova
- Tendaukuran3X4meter
- Tenda ukuran 4X6 meter
- Sound system/pengeras suara
- Marching Band
c. Kendaraan Bermotor dan Mesin
Jenis
- Mesin pemotong rumput
- Genset
- Bus
- Mini Bus (L.300)
= Durnp Truk
- Pick Up
- Mobil Siaran Keliling
- Skay life(lori tangga)
Rp. 25.00O,-/bulan
Rp. 50.000;/buian
Rp. 150.000,-/bulan
Rp. 200.000,-/bulan:
Rp. 250.000,-/bulan
Rp. 350.000,-/bulan
Tarifi t;ari f4:tit,f?.:.P::r:ii:: :::::.:'r_: :a'i:i:1:-1:' !:)
i np. 500,-/1buah/hari
inp. 2.000,-/lbuah/hari
i np, 75.000,-/lsetlhan
; np. tSO.O00,-ftrari
i Rp.250.000,-/hari
i np. +00.000,-/set/hariI
] Rp. 5.000.000,-/sekali tampil
I
Tarif
Rp. 50.000lhari
Rp. 100.000/han
Rp.600.000ihari
Rp.350.000/hari
Rp.400-000/hari
Rp.250.000/hari
Rp. 150.000/hari
Rp.200.000/hari
1i
Lori tangki air
c. Pemakaian Konstruksi Tempat Reklame
iI
,. 1
i
Ukuran Per Hari Per Bulan
Gp) Gp)
Per Tahun
(Rp)
1- Spanduk
- lx2m2- 1x3m3
- 1x6m2
Baleho
- 4x6m2
- 3x4m2
Softsign
5.000,-
10.000,-
15.000,-
50-000,-
30.000,-
15.000,-
150.000,-
200.000,-
300,000,-
750.000,-
500.000,-
300.000,-
4.500.000,-
3.000.000,-
1.800.000,-3.
d- Laboraturium Tanah, Bahan Bangunan dan Konstruksi
1) Jenis Pegujian Tanah
NO JEMS OBJEK- _
VOLUME TARIF (Rp)
I1
3
' rua* nii f;t"h- ..*
Berat JenisAtterberg Limit-Batas Cair-Batas Plastik-Index Plastik
4 Analisa Saringan5 Pemadatan Standar6 Pemadatan Modified7 CBR Laboratorium8 HidrometerI USC (unconfined
Comp.Strength)
lCI Koixolidasi11 Berat Isi12 Kuat Geser Langsung13 Triaxial (JLI)14 Triaxial GnI)!s rriaxj{ G,l]]) __ _ *lgg_pg
t2
SampelSampel
,-,'l'' - ,'
SampelSampeiSampelSampelSampelSampel
SampelSampelSampelSampelSampel
20.000,-25.000,-35.000,-
25.000,-60.000,-80.000,-70.000,-50.000,-45.000,-
90.000,-20.000,-50.000,-60.000,-
r25.000,-
.1_5_0:p,00?-
ro Strarinsds; ii*t; Sampel
2) Jenis Pengujian Bahan Banguan
20.000,
30.000,-45.000,-30.000,-
35.000,-35.000,-20.000,-20.000,-70.000,-30.000,-70.000,-10.000,-
125.000,-30.000,-70.000,-
NO
1
)34
JENIS OBJEK VOLUME TARIF (Rp)
3) Jenis Pengujian Beton
NO JEIUS OB:r-EK ,,., , , vOnlyr., I . T$.$.S (Rp)
Kehalusan SemenAbrasiGradasi/Analisa SaringanBerat Jenis-Agregat Kasar-Agregat HalusBerat IsiKadar LumpurSoundnessOrganik ImpuritisSand EquivalentKuat Tekan MortarMix Design MortarKuat Tekan BantuanBulking Faktor
I Kuat Tekan Kubus Beton2 Kuat Tekan Silinder Boten
3 Kuat Lentur Balok Beton4 Kuat Beton Inti (Pemboran)
5 Mix Design Beton(Campuran Beton
4) Jenis Pengujian Aspal
NO JENIS OBJEK
1 Penestrasi2 , fitit Lembek3 Daktalitas4 Kelarutan Dalam CCL 45 Kehilangan Berat6 ' Titik Nyata7 Berat Jenis8 Penestrasi Setelah
Kehilangan Berat9 Berat Jenis Campuran Aspal
(Hotmix)10 . CBRlapangan
567
8910ll1213
SampelSampelSampel
SampelSampelSampelSampelSampelSampelSampelSampelSampelSampelsqryp-gl
BuahBuahB""h,Buah
Sr*p;1
VOLUMEr...::r ii:a;:.r!i:_'::,i:rt ii:, I
SampelSampelSampelSampelSampelSampelSampelSampel
Sampel
10.000,-15.000,-20.000,-40.000,-
200.000,-
TARIF (Rp)
40.000,-40.000,-30.000,-40.000,-40.000,-40.000,-40.000,-40.000,-
30.000,-
13
Menggunakan:-CCL 4-Bensin
I I i vtg-D_qqgA+_spal*_
5) Jenis Pengujian Lapangan
1 Pemboran Mesin Tanah
0-20 Meter2140 Meter>40 Meter
2 Pe;bo;an Tangan-Tanah - |
3 Pengambilan Contoh TanahAsli
MelerMeterMeterTitik'--;-;"-*--* ''
raDung-"tiiit - -
-t60.000,- i
, 45.000,- ;
?0-9,9-0Q,: ,
{,${fi:,";,200.000,-225.000,-250.000,-150.000,-
.,:: ::,{i:itn :ti:ilil
SampelS..am. rpel
Sampel
45
6
7
8
g
10
1l
12
13
t4
15
16
GeolistikSPT Satu Kali Uji
PenyondiranlDCPT
Test Pitting
Sand Cone
DCP
CBRLapangan
Loading Test
Kuat TekanAlammer Tes
Pengambilan Benda Uji Beton
(Core Beton)
Cepat Rambat Gelombang
Ultra sonic
Pengambilan Aspal Beton
(Core Lapisan)
Pemeriksaan Bengkelmen
Beam
Titik
Titik
Titik
. /5.000;;,200.000,-
izs,ooo,225.000,-
too-000,-
75.000,-
+b obo,
50.000,-
400.000,-
40.000,-
100.000,-
60.000,-
75.000,-
75.000,-
100.000,-
Titik
:' 'Titik,' ,, ,,
Titik
,:':, Ti'k:.:-..--::-.-.
r ;,' :a::4.
Titik""'tTitiii'.
:
Titik
Titik
t4
g) Kendaraan Alat Berat
Jenis Tarif
- Whell Loader
- Motor Greder
- Tandem Roller (MC.8)
- Vibration Roller(MG.6)
- Dump Truk
- Traktor
- Buldoser
- Stone Chrusing
- Hand Tractor
- Mini Ractor
- Power Theser
- Pompa Air
- Pimpil Jagung
Rp.750.000,JJam
Rp 700.000,-/I{ari
Rp. 570,000,-/hari
Rp. 450.000,-Alari
Rp. 300.000,-/!Iari
Rp. 450.000,-^{ari
Rp. 750.000,-/Flari
Rp, 1,1,00,000,-/I{ari
Rp. 500.000r/Flari
np.ZSg,OOO r-lHdRp. 500.000,-/I{ari
'ii. ,j , .: I .!: ..
Rp. 250.000,-/Hari
Rp. 200.000,-/Flari
Pasal 8
Retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf b tidak termasuk
pembayaran rekening listrik, air minum, telepon, Pajak Bumi dan Bangunan
serta biaya pemeliharaan.
Pasal 9
Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf c tidak termasuk :
u biaya petugas pemasangiln tenda; dan
b. biaya operator untuk pemakaian RAMSA dan TOA
Pasal 10
Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf d tidak termasuk
biaya SopirlOperator, BBM, Oli dan Mobilisasi.
l5
Pasal 11
Kerusakan yang timbul sebagai akibat dari pernakaian kekayaan Daerah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf 4b,c,d,e,f,g, dan h menjadi tanggung
jawab Wajib Retribusi.
BAB IV
RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
Bagian Kesatu
Objelq Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal 12
(1) Objek Retribusi adalah penyediaan fasilitas Pasar Grosir berbagai
barang, dan fasilitas pasar/Pertokoan yang dikontrakkan,
disediakan/diselengarakan oleh Pemerintah Daerah ;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah fasilitas pasar yang disediakan,dimilTki, danlatau dikelola oleh
BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 13
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan
fasilitas Pasar Grosir dan atau Pertokoan.
(2) Wajib Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah orang pribadi atau
badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan.
Bagian Kedua
Tingkat Penggunaan Jasa, Masa clan Prinsip Retribusi
Pasal 14
(1) Tingkat Penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis dan kelas pasar
sertajangka waktu lamanya kontrak.
Jerus
yang
16
(2) Masa Retribusi terutang adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan
jungka waktu kontrak'
(3) Penentuan jenis kelas pasar dan tata cara pemberian kontrak diatur dengan
Peraturan BuPati.
Pasal 15
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan atas
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak'
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal 16
Besarnya tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas, luas, kelas pasar dan
jangka waktu kontrak, ditetapkan sebagai berikut :
KELAS/ FASILITAS
PASAR
JANGKA WAKTU
KONTRAK
BESARNYA
TARIF (Rp.)
LUAS
!ss13:-i.:f ris-r ;ir - :?r:-1::r: r:"_'a:rr ir' iss13:i:r-:s-iT;d" 4x6 lTahun 20'00alrr,2lrh! -it ,., ,' 4 l'Tahun 15'000/m2lThI iKiosPermanen 3x
.
i
;fio,Sederhana 2x3 : lTahun,r , '10.000/m2lTh
i l.,l
itoto 4x6 lTahun 15'000/m2lTh
KiosPermanen 3x4 lTahun
KiosSederhana- 2x3 lTahun 5.000/m2lTh
Toko 4x6 lTfrffi,,,,., l0'0}0ln.2ft}r
Kios Pennanen 3 x 4 lTahun'',;',;,;,.' 5'000lm2lTh
Kios Sederhana 2 x 3 l Tahun "' :;" 2'500/m2/Th
t7
BAB V
RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal 17
(1) Obyek Retribusi adalah pelayanan penyediaan tempat pelelangan yang
secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan
Pelelangan ikan, ternak , hasil bumi, dan hasil hutan tennasuk jasa
pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelelangan.
(2) Termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak lain untuk
dij adikan sebagai tempat pelelangan.
(3) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tempat pelelangan yang disediakan,dimiliki, dan/atau dikelola oleh
pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak srvasta-
Pasal 18
(1) Subyek Retribusi adalah Orang Pribadi atau Badan yang mendapatkan
pelayanan Penyelenggaraan Pelelangan
(2) Wajib Retribusi Tempat Pelelangan adalah orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan
untuk melakukan- pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong Retribusi Tempat Pelelangan.
Bagian Kedua
Tingkat Penggunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
itasal 19
(1) Tingkat penggunaan jasa atas pelayanan penyelenggara pelelangan di
Tempat Pelelangan, dihitung berdasarkan persentase dari nilai harga jual
hasil lelang pada waktu terjadinya lelang.
"f:'i't'
18
(2) Masa retribusi adalah jangku *'ukto tertentu yang merupakan batas waktu
bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa usaha dari Pemerintah
Daerah.
Pasal 20
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarifretribusi didasarkan pada
penggunaan fasilitas yang disediakan oleh Tempat Pelelangan.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal2l
(1) Besamya Tarif untuk jasa atas pelayanan penyelenggara pelelangan di
Tempat pelelangan ditetapkan sebesar I,I Vo ( satu koma satu persen) dari
harga transaksi penjualan ikan melalui lelang pada saat itu, dengan
ketentuan :
a. Sebesar 0,5 Yo (nol koma lima persen) dipungut dari penjual ;
b. Sebesar 0,6 yo ( nol koma enam persen) dipungut dari pembeli
(2) Besarnya Tarif untuk jasa atas pelayanan penyeienggara pelelangan di
Tempat pelelangan ditetapkan sebesar 1,5 yo ( satu koma lima persen) dari
harga transaksi penjualan Temak melalui lelang pada saat itu, dengan
ketentuan :
a- Sebesar A,7 yo ( nol koma tujuh persen) dipungut dari penjual ;
b. Sebesar 0,8 oh (nol koma delapan persen) dipungut dari pembeli
(3) Besarnya Tarif untuk jasa atas pelayanan penyelenggara pelelangan di
Tempat pelelangan ditetapkan sebesar 1,5 yo ( satu koma lima persen) dari
harga transaksi penjualan Hasil Bumi melalui lelang pada saat itu, dengan
ketentuan :
a. Sebesar 0,1 o ( nol koma tujuh persen) dipungut dari penjual ;
b. Sebesar 0,8 oA (nol koma delapan persen) dipungut dari pembeli
(4) Besamya Tarif untuk jasa atas pelayanan penyelenggara pelelangan di
Tempat pelelangan ditetapkan sebesar 1,5 o ( satu koma lima persen) dari
19
harga transaksi penjualan Hasil Hutan melalui lelang pada saat itu, dengan
ketentuan:
l) Sebesar 0,7 yo ( nol koma tujuh persen) dipungut dari penjual ;
2) Sebesar 0,8 yo (nol koma delapan persen) dipungut dari pembeli
-\."BAB \rt
RETRIBUSI TERMINAL
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal22
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk
kendaraan penumpang di terminal yang meliputi :
a- penyediaan fasilitas kendaraan penumpang, bis umum dan mobil
barang,
c. penyediaiur lasilitas lainnya di lingkungan terminal.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah terminal yang disediakan,dimiliki, danlatau dikelola oleh
Pemerintah, BttMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 23
(l) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badari yang menggunakan
fasilitas terminal.
(2) Wajib Retribusi Terminal adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan Retribwi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong
t{strlbiici fcrminai.
20
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal24
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekwensi, jenis kend araan
dan jangka waktu pemakaian fasilitas terminal.
Masa Retribusi pelayanan fasilitas loket/kios dan sejenisnya adalah jangka
waLtu yang lamanya i (satu) bulan atau ditetapkan lain oleh Bupati.
Pasal 25
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak, proporsional dan
berkeadilan.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal 26
Besarnya tarif retribusi digolongkan berdasarkan jenis fasilitas, jenis kendaraan
dan jangka waktu pemakaian, ditetapkan sebagai berikut:
NO JENIS
PELAYANAN
JEMS KENDARA-A^N TARIF
l. i Penyediaanfasilitas -AngkutanKota
(1)
(2)
2.
J.
kendaraan - Bis Kecil
penumpang umum - Bis Sedang
- Bis Besar
Penyediaan fasilitas - Pick up
kendaraan - Truk Roda 4
angkutan barang - Truk Roda 6
Pemakaian tempat - Sewa loket
usaha - Toko/Kios
- Truk Roda 6 ke atas - Rp. 3.000/sekali masuk
- Rp.1000/sekali masuk
- Rp.1O00isekali masuk
- Rp.l500/sekali masuk
- Rp.20O0/sekali masuk
- Rp. 1.500iseka1i masuk
- Rp. 2"000 /sekali masuk
- Rp. 2.500/sekali masuk
- Rp.60.000/bulan
- Rp.60.000/bulan
2l
4. ; Toilet/iVC umum - Buang air Kecil - Rp. 50O/sekali masuk!; : Buang air besar/mandi - Rp.l000/sekali masuk
BAB VIIRETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal2T
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Dikecuaiikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah terminal yang disediakan,dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 28
(1) Subjek Retribusi adalah orang atau badan yang menggunakan/menikmati
pelayanan jasa usaha tempat khusus parkir.
(2) Wajib Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah orang pribadi atau badan
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong Retribusi Tempat Khusus Parkir.
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal29
(1) Tingkat penggunaan jasa pada Retribusi Tempat Khusus Parkir diukur
berdasarkan jenis kendaraan dan lamanya parkir.
(2) Masa Retribusi pelayanan khusus parkir adalah jangka walctu yang
lamanya I (satu) bulan atau ditetapkan lain oleh Bupati.
22
Pasal 30
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Tempat khusus Parkir
didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Besarnya tarif Retribusi Tempat Khusus.Parkir ditetapkan sebagai berikut :
a. Pelataran / lingkungan dengan jenis kendaraan :
b. Taman dengan jenis kendaraan :
c. Gedung dengan jenis kendaraan :
JENIS TARIF
a-
b.
c.
d.
Sedan, Jeep dan Mini Bus
Pick Up dan sejenisnya
Bus, Truck dan Alat Berat lainnya
Sepeda Motor
Rp. 1500/ sekali parkir
Rp. 2000i sekali parkir
Rp. 2500/ sekali parkir
Rp. i000/ sekali parkir
JEIUS TARIF
a
b
c
d
Sedan, Jeep dan Mini Bus
Pick Up dan sejenisnya
Bus, Truck dan Alat Berat lainnya
Sepeda Motor
Rp. 2000/ sekali parkir
Rp. 1500/ sekali parkir
Rp. 2500/ sekali parkir
Rp. 1000/ sekali parkir
JENIS TARIF
a.
b.
c.
d.
Sedan, Jeep dan Mini Bus
Pick Up dan sejenisnya
Bus. Truek elan Alai Bsrat lainuya
Sepeda Motor
Rp.2000 I Jarn
Rp. 1500 I Iarct
Rp, 250C / Jam
Rp. 1000 lJam
23
BAB VIIIRETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN / PESANGGRAHAN I],|ILLA
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal32
(1) Objek Retribusi adalah Pelayanan tempat Penginapan/Pesanggrahan/Vilia
adalah pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan /villa yang disediakan,
dimi I iki, dan4 atau dikelola o I eh p emerintah Daerah.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa yang disediakan,dimiliki,
dan/atau dikelola oleh pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta
Pasal 33
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan
tempat Penginapan/Pesanggrahan /Villa.(2) wajib Retribusi Tempat penginapan/pesanggrahan/villa adalah orang
pribadi atau badan yang memirut ketentuan peraturan perundang-undangan
Retribusi diwajibkan untuk merakukan pembayaran Retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong Retribusi rempat penginapan/pesanggrahan/
Villa.
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan prinsip Retribusi
Pasal 34
(1) Tingkat p.nggrn*n Fasilitas penginapan/pesanggrahan/villa diukurberdasarkan jenis penginapan dan waktu pemakaian
(2) Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) hari atau
ditetapkan oleh Bupati.
(3) Penentuan kela"s dan fasiltas penukung Penginapan/pesanggralan/Villa
diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati.
Pasal 35
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarip didasarkan pada tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas
24
diterima oleh pengusaha sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi
pada harga pasar.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal 36
(1) Besarnya tarif Retribusi Penginapan/Pesanggarahan/Mess Pemda./Vi11a/Guest
House ditetapkan sebagai berikut :
a. Penginapan/Pesanggrahan/Mess Pemda :
PENGGTJNA TARIF
"ir:r3,s5:]Ecisr*5er-it!:tfJ41:ri !!ilt l :iaj:
- Masyarakat/penduduk KabupatenHalmahera Tengah
- Umum
Rp. I 50.000/harilkamar
Rp. 250. 00 0 lhari/kamar
b. Villa/Guest House :
KELAS TARIF
VIP
I
Rp 350.000ftIailKamar
Rp 250.000/F{arilKamar
(2) Tarif sebagaimana tersebut pada Pasal (1) tidak termasuk biayamakan.
25
BAB D(
RE,TRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal 37
(1) Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan
hewan yang meliputi :
a- penyewaankandang;
b. pemakaian tempat pemotongan;
c. pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong
d. pelayanan pemeriksaan daging setelah dipotong (keurmaster); dan
e. pelayanan pengangkutan daging hewan dari rumah potong.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah potong hewan temak yang
disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD,
dan pihak swasta.
Pasal 38
(1) Subjek Retribusi adalah orulng pribadi atau badan yang menggrinakan
fasilitas rumah potong hewan.
(2) Wajib Retribusi Rumah Potong Hewan adalah orang pribadi atau badan
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong Retribusi Rumah Potong Hewan-
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal 39
(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan dan jumlah
hewan yang akan dipotong.
26
(2) Masa retribusi Rumah Potong Hewan adalah jangka waktu yang lamanya I
(satu) hari atau ditetapkan lain oleh Bupati.
Pasal 40
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada
tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal4l
Besarnya tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan jumlah hewan,
ditetapkan sebagai berikut :
NO JENIS PELAYANAN JENIS FIEWAN TARIF/EKOR
"(np)
Penyewaan Kandang
i
l
2 : Pemakaian tempat pemotongan
:
Pemeriksaan Kbsehatan Hewansebelum dipotong
Pemeriksaan Dagrng Hewansetelah dipotong (Keur Master)
Pengangkutan Daging dariRumahPotong
J;
- Sapi / Kerbau
- Kamting
- Ayam ',
- Sapi / Kerbau
- Kambing
- Ayarn
- Sapi / Kerbau
- Kambing
- Ayam
- Sapi./Kerbau
Kar-nbing
-AYam'''. ' '
- Sapi/I(erbau
- Kambing, ,
- Ayam
5.000
1.000
1.00
5.000
500
100
2.000
1.000
100
2.000
s00
100
50.000
20.000
5.000
:
5.!
i
i
.
i
27
BAB X
RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHAN
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal42
(1) Objek retribusi adalah setiap pelayanan jasa kepelabuhan, termasuk
fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelayanan jasa kepelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau
dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 43
(1) Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang melakukan
kegiatan pelayanan pelabuhan, tambat dan labuh kapal layar motor pada
pelabuhan, dermaga atau pinggiran dan pantai.
(2) Wajib Retribusi Pelayanan Kepelabuhan adalah orang pribadi atau badan
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
- Bagian Kedua
Tingkat Penggunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal44
(i) Tingkat penggunaan jasa digolongkan berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan dan jangka waktu pemakaian.
(2) Masa retribusi terhutang paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKRD
diterima wajib retirbusi.
28
i.!:
:;i.J;.,t.{.!-
.1'i,J++i;t
'11
,7
;1
::i-:1
i
:1,
:j
-: i
i.i::i:1,
Pasal 45
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang layak, proporsional dan berkeadilan.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal 46
Besaran tarif sebagaimana pelayanan yang diberikan dan jangka waktu
pemakaian ditetapkan sebagai berikut :
JENIS PENEKIMAAN SATUAN TARIFI 2 3
RETRIBUSI PELAYANAN KNPELABUHANANl. Jasa Pelayanan Kapal
a. Penerimaan Uang Perkapalan ( PUP )1) Pengukuran, pemeriksaan, pengujian, pemberian Izin
Surat Tanda Kebangsaan Kapal dan SertifikatKeselamatan Kapal < GT 7 ( pertama/ kapal baru );a) Kapal Motor ( pengangkut )b) Kapal Nelayan
2) Pemeriksaan, pengujian, penertiban, pembaharuan Surat
Tanda Kebangsaan Kapal dan Sertifikat KeselamatanKapal (Perpanjang);a) Kapal Motor ( pengangkut )b) Kapal Nelayan
3) Penggantian Surat Tanda Kebangsaan Kapal dan / atau
Sertifikat Keselamatan Kapal yang rusak atau hilang;a) Kapal Motor ( pengangkut )b) Kapal Nelayan
4) Pemberian Surat Izin Berlayir <GT 7;
a) Kapal Motor ( pengangkut )b) Kapal Nelayan
5) Pengawasan barang berbahaya;a) Kurang dari 6jamb) Lebih dari s/d 12jamc) Lebih dari 12 jam untuk tiap jam ditambah
b. Jasa Labuhl) Kapal Yang Melakukan Kegiatan Di Pelabuhan Umum
a) Kapal Yang Melaksanakan Kegiatan Niaga(l) Kapal angkutan laut luar negeri
(2) Kapal anqkutan laut dalam negeri
Per KapalPer Kapal
Per KapalPer Kapal
Per KapalPer Kapal
Per KapalPer Kapal
Per GTPer GTPer GT
per GT per 15 hari
I
Fer GT per l5 hari
300.000,-300.000.-
RpRp
Rp.Rp.
Rp.Rp.
r 00,000,-100.000.-
150.000,-150.000,-
Rp. 50.000,-Rp. 50.000,-
5.000,-2.500,-2.000,-
us.$ 0.035
Rp. 500,-
RpRpRp
29
(3) Kapal Pelayaran rakyat / kapal perintis
(4) Kapal melakukan kegiatan tetap di perairanpelabuhan:(a) Kapal angkutan laut dalam negeri
(b) Kapal pelayaran rakyat / kapal perintis.
b) Kapal Tidak Melaksanakan Kegiatan Niaga(1) Kapal angkutan laut luar negeri
(2) Kapal angkutan laut dalam negeri
(3) Kapal pelayaran rakyat / kapal perintis
2) Kapal Yang Melakukan Kegiatan Di Terminal UntukKepentingan Sendiri Dan Terminal Khususa) Kapal angkutan laut luar negeri
b) Kapal angkutan laut dalam negeri
Jasa pemanduan di pelabuhan umum, di terntinal unlukkepentingan sendiri dan di terminal khususl) Kelompok I
Pemanduan dengan jarak 0 s/d 10 mila) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri
ljkuran 500 GT s/d 1000 GT
Diatas 1000 GT, tiap kelebihan GT ditambalt
b) Kapal Angkutan Laut Dalam NegeriUkuran 500 GT s/d 1000 GT
Diatas 1000 GT, tiap kelebihan ditambah GTditambah
2) Kelompok IIPemanduan dengan jarak l0 mil s/d 20 mila) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri
( ukuran 500 GT s/d 1000 GT )
Di atas 1000 GT, tiap kelebihan GT ditambah
b) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri( Ukuran 500 GT s/d 1000 GT )
Diatas 1000 GT, tiap kelebihan GT ditambah
3) Kelompok IIIPemanduan dengan jarak diatas 20 mila) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri
( ukuran 500 GT s/d 1000 GT
GT per 15 hari I Rp 240,-
GT per bulan I Rp. 400.
r GT per bulan I Rp. 200.-
GT per 15 haril US.$ 0.018
GT per 15 hari I Rp. 100,
GT per 15 hari I Rp. 50,-
r GT per 15 hari us.$ 0.035
Rp. 100,-GT per 15 hari
Per kapal perGerakan Per GT
Kelebihan pergerakan
Per kapal perCerakan Per GT
Kelebihan pergerakan
us.$ 27
us.$ 0.012
Rp. 50.000,-
Rp. 100,-
Per kapal perGerakan Per GT
Kelebihan pergerakan
Per kapal perGerakanPer GT
Kelebihan pergerakan
Per kapal perGerakan Per GT
us.$ 30
us.$ 0.012
Rp. 75.000,-
Rp. 100,-
us.$ 33
30
Di atas 1000 GT, tiap kelebihan GT ditambah
b) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri( Ukuran 500 GT s/d 1000 GT )
Diatas 1000 GT, tiap kelebihan GT ditambah
d. Jasa Penundaan Di Pelabuhan (Jmum, Di Terminal Unluk
Kepentingan Sendiri Dan Di Terminal Khusus.
l) Apabila menggunakan kapal tunda yang dimilikipelabuhan umum:a) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri
(l) Kapal s/d 1500 GT(2) Kapal 1501 GT s/d 8000 GT(3) Kapal 8001 GT s/d I 8000 GT(4) Kapal 18001 GT s/d 75000 GT(5) Kapal diatas 75000 GT
b) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri(1) Kapal s/d 1500 GT(2) Kapal l50l GT s/d 8000 GT(3) Kapal 8001 GT s/d 18000 GT(4) Kapal 18001 GT s/d 75000 GT(5) KaPal diatas 75000 GT
2) Apabila menggunakan kapal tunda yang bukan dimilikipenyelenggara / pengelola pelabuhan
a) BUP ( Badan Usaha Pelabuhan )b) TERSUS ( ( Terminal Khusus )
(1) Kapal angkutan luar negeri(a) Kapal s/d 1500 GT(b) KaPal l50l GT s/d 8000 GT(c) KaPal800l GT s/d 18000 GT(d) KaPal 18001 GT s/d 75000 GT(e) KaPal diatas 75000 GT
(2) KaPal angkutan dalam negeri(a) KaPal s/d 1500 GT(b) KaPal 1501 GT s/d 8000 GT(c) KaPal800l GT-s/d 18000 GT(d) KaPal 18001 GTs/d75000GT(e) KaPaldiatas 75000 GT
Kontribusi Jasa Pemanduan dan Penundaan pada BUP /TERSUS
Jasa Tantbatl) Kapalyang rnelakukan kegiatan tliPelabuhen Umum
a) Tambatan Dermaga ( Besi, Beton, dan Kayu )(l) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri(2) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri(3) Kapal Pelayaran Rakyat / Kapal Perintis
b) Tambatan Breasting, Dolpin, Pelampung
31
us.s 0.012
Rp. 100.000,-
Rp. 100,-
us.s 80
us.$ 200us.$ 400us.s 700us.$ 1.050,-
Rp. 300.000,-Rp. 750.000,-Rp.1.500.000,-Rp.2.700.000,-Rp.3.900.000-
us.$ 0.035Rp. 150,-
Rp. 100,-
us.$ 0.020
Kelebihan pergerakan
Per kapal perGerakan Per GT
Kelebihan pergerakan
Per unit perjamPer unit perjamPer unit perjamPer unit perjamPer unit perjam
Per rurit per jamPer unit perjamPer unit per jamPer unit perjamPer unit perjam
Per rurit per jamPer unit perjamPer unit perjamPer unit perjamPer unit perjam
Per unit perjamPer unit perjamPer unit perjamPer unit perjamPer unit perjam
Per GT per EtmalPer GT per EtmalPer GT per Etmal
Per GT per Etmall) Kapal Anskutan Laut Luar
(2) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri(3) Kapal Pelayaran Rakyat / Kapal Perintis
c) Tambatan Pinggiran / Talud(l) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri(2) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri(3) Kapal Pelayaran Rakyat / Kapal Perintis
2) Kapal yang Melakukan Kegiatan di TUKS dan TERSUSa) Tambatan Dermaga ( Besi, Beton, dan Kayu )
(l) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri(2) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri(3) Kapal Pelayaran Rakyat / Kapal Perintis
b) Tambatan Breasting, Dolpin, Pelampung(l) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri(2) Kapal Angkutan Laut D alam Negeri(3) Kapal Pelayaran Rakyat / Kapal Perintis
c) Tambatan Pinggiran / Talud(l) Kapal Angkutan Laut Luar Negeri(2) Kapal Angkutan Laut Dalam Negeri(3) Kapal Pelayaran Rakyat / Kapal Perintis
2. Jasa Pelayanan Baranga. Jasa Dermaga
l) Barang yang dibongkar / dimuat melalui PelabuhanUmuma) Barang ekspor dan imporb) Barang aqtar pulau :
(l) Garam, Pupuk dan Barang Bulog (beras dan gula)(2) Barang lainnya
c) Hewan(l) Kerbau, Sapi, Kuda Dan Sejenisnya(2) Kambing, Babi Dan Sejenisnya
2) Barangyang dibongkar / dimuat melalui TerminalUntuk Kepentingan Sendiri ( TUKS ) dan di TerminalKhusus ( TERSUS )a) Barang yang merupakan bahan baku hasil produksi
dan peralatan penunjang produksi untuk kepentingansendiri.
b) Barang kepentingan unum termasuk barang yangberdasarkan dokumen angkutan bukan barangkepentingan sendiri.(1) Barang ekspor dan impor(2) Barang antar pulau :
(a) Garam, Pupuk dan Barang Bulog ( berasdan gula )
(b) Barang lainnya
(3) Hewan(a) Kerbau, Sapi, Kuda Dan Sejenisnya(b) Kambing, Babi Dan Sejenisnya
b. Jasa Penumpukan di Pelabuhan Umum
Per GT per Etmall Rp. 200,-Per GT per Etmall Rp. 100,-
Per GT per Etmall US.$ 0.010Per GT per Etmall Rp. 100,-
Per GT per Etmal I Rp. 0,-
GT per EtmaGT per EtmaGT per Etna
GT per EtmalGT per EtmalGT per Etmal
G'f per EtmalGT per EtmalGT per Etmal
Per ton per M3 | Rp. s.ooo,
Per ton per M3 | Rp. Z.oOo,Per ton per M3 | np. :.soo,
Per ekor I Rp. 15.000,-Per ekor I Rp. 7.500,-
Per ron per M3 I np. 0.-
Per ton per M3
Per ton per M3
Per ton per M3
Per ekorPer ekor
JZ
l) Gudang Terfufup
2) Lapangan
3) Penyimpanan Hewana) Kerbau" sapi, kuda dan sejenisnyab) Kambing, babi dan sejenisnya
4) Peti Kemas ( Container )a) Ukuran 20'
(l) Kosong(2) Isi
b) Ukuran 40'(l) Kosong(2) lsi
c) Ukuran diatas 40'(l) Kosong(2)Isi
5) Chasisa) Ukuran20'b) Ukuran 40'c) Ukuran di atas 40'
Jasa Pelayanan Alata. Apabila menggunakan AIat yang Dimiliki Pelabuhan
l) Alat Mekanika) Sewa Forklif
(l) s/d2 ton(2) lebih dari 2 ton s/d 3 ton(3) lebih dari 3 ton s/d 6 ton(4) lebih dari 6 ton s/d 7 ton(5) lebih dari 7 ton s/d 10 ton(6) lebih dari l0 ton
b) Sewa Kren Derek ( Mobil Crane )(1) s/d 3 ton(2) lebih dari 3 ton s/d 7 ton(3) lebih dari 7 ton s/d 15 ton(4) lebih dari 15 ton s/d 25 ton(5) lebih dari 25 ton
c) Motor boat( l) s/d 60 PK(2) lebih dari 60 PK
2) Alat Non MekanikGerobak Dorong
b. Apabila menggunakan alat yong bukan dimiliki pelabuhan
Pelaynn*n Jasa Kepelabuhanan Lainnyafl. ,Ssrtd Tetnsh Dqn ?enggunaan Psruirgr.,
Ruangan & Pela"vanan Air Bersihl) Untuk Bangunan Bangunan Industry Galangan Dan
Dock Kapala) Persewaan tanah pelabuhanb) Penggunaan perairan untukbangunan dan kegiatan
lainnya diatas airc) Penssunaan oerairan untuk dan kegiatan
ton per M'Per
ton per M3 Per
i
r ekor Per hariekor Per hari
Per unit Per hariPer unit Per hari
Per unit Per hariPer unitPer hari
Per unit Per hariPer unit Per hari
Per unitPer HariPer unitPer HariPer unitPer hari
Per unitPerjamPer unitPerjamPer unit PerjamPer unitPerjamPer unitPerjamPer unitPerjam
Per unit PerjamPer unitPerjamPer unit PerjamPer unit PerjamPer unit Perjam
Per unitPerPer unit Per
Per unit PerPer unit Per
Rp. 2.500,.Rp. 1.500,.
Rp. 10.000,-Rp. 20.000,-
Rp. 20.000,-Rp. 40.000,-
Rp. 40.000,-Rp. 80.000,-
Rp. 5.000,-Rp. 10.000,-Rp. 20.000,-
Rp. 30.000,-Rp.40.000,-Rp.60.000,-Rp.75,000,-Rp. 110.000,-Rp. 150.000,-
Rp.40.000,-Rp.60.000,-Rp. I10.000,-Rp. 150.000,-Rp.200.000,-
Rp. i00.000,-Rp. 160.000,-
Rp.5.000,-
20Yo daripendapatanjasa pelayananalat
Rp.
Rp.
1.000,
500,-
3.
amam
aJn
am
Per M2 Per tahunPer M2 Per tahun
Per M2 Per tahun
Rp.2.000,-Rp.250,-
Rp.250,-
33
lainnya di atas air pada pelabuhan khusus2) Untuk bangunan - bangunan industry perusahaan -
perusahaan.a) Persewaan tanah pelabuhanb) Penggunaan perairan untuk bangunan dan kegiatan
lainnya diatas airc) Penggunaan perairan untuk bangunan dan kegiatan
lainnya di atas air pada pelabuhan khusus
3) Untuk kepentingan lainnyaa) Toko, warung dan sejenisnyab) Perumahan penduduk
4) Sewa ruangan pelabuhan
5) Pelayanan air
Peloyonan Terminal Penumpang Kapal Laut1) Terminal penumpang kelas A
a) Penumpang yang berangkatb) Pengantar / Penjemput
2) Terminal penumpang kelas Ba) Penumpang yang berangkat
b) Pengantar / Penjemput
3) Terminal penumpang kelas Ca) Penumpang yang berangkatb) Pengantar / Penjemput
4) Retribusi keberangkatan penumpang kapal laut dalam keluar negeri.
Pas orangl) Pas harian halaman
2) Pas tetap
Pas kendaraan ( termasuk uang parkir )l) Pas harian
a) Trailer, Truk gandengan -
b) Truk, bus besar
c) Pick up, mini bus, sedan dan jeep
d) Sepeda motor
e) Gerobak, Cikar. dokar dan
M2Per tahunM2Per tahun
MzPer tahun
Rp. 1.500,-Rp. 250,-
Rp. 250,-
Per M2Per tahunPer M2Per tahun
Per M2Per bulan
Per tarif PDAMsetempat
Per orangPer orang persekali masuk
Per orang
Per orang persekali masuk
Per orangPer orang persekali masukPer orang persekali masuk
g persekaliuk
per bulanper tahun
Perunit danpengemudi +kenek persekalimasukPerunit danpengemudi +kenek per sekalimasukPerunit danpengemudi persekali masuk
Per unit persekali masuk
Per unit dan
Rp. 1500,-Rp. 500,-
Rp. 5.000,-
+20Yo daritarifPDAM
Rp. 2.500,-Rp. 1.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 700,-
Rp 1.500,-Rp. 500,-
Rp. 10.000,-
Rp. 1.000,-
Rp.Rp.
Rp. 5.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 2.500,-
Rp. 1.500,-
Rp. 500,-
34
2) Pas tetapa) Trailer, Truk gandengan
b) Truk, bus besar
c) Pick up, mini bus, sedan dan jeep
d) Sepeda motor
e) Gerobalq Cikar, dokar dan sepeda
pengemudi persekali masuk
Per unit per bulanPer unit per tahun
Per unit per bulanPer unit per tahun
Per unit per bulanPer unit per tahun
Per unit per bulanPer unit per tahun
Rp. 30.000,-Rp. 250.000,-
Rp. 25.000,-Rp. 180.000,-
Rp. 20.000,-Rp. 150.000,-
Rp. 15.000,-Rp. 120.000,-
Rp. 10.000,-unit per bulanunit oer tahun . 75.000,-
BAB XIRETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA
Bagian Kesatu
Objetq Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal4T
(1) Obyek Retribusi adalah pelayanan yang disediakan, dimiliki dan/atau
dikelola oleh Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu, yang
meliputi:
a. Pemakaiantempatrekreasiltaman.
b. Pemakaian stadion atau fasilitasnya-
c. Pemakaian Tempat olah raga.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelayanan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 48
(l) Subjek Retribusi pemakaian tempat Rekreasi dan olah Raga adalah orang
pribadi atau badan yang memperoleh hak untuk menggunakan tempat
Rekreasi dan Olah Raga.
35
(2) Wajib Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga adalah orang pribadi atau
badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga.
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal 49
(1) Tingkat Penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, jurnlah dan jangka
waktu pemakaian tempat Rekreasi dan Olah Raga.
(2) Masa Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkannya SKRD diterima
Wajib Pajak.
Pasal 50
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besamya tarif retribusi dimaksud untuk
menutupi biaya pengecekan, pemeriksaan, pengawasan dan biaya pembinaan.
Besaran Retribusi
Pasal 51
Besaran tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas, lokasi dan jangka waktu
pemakaian, ditetapkan sebagai berikut :
a. Taman.
JENIS TARIF
- Kelas A
- Kelas B
- Kelas e
- Kelas D
Rp. 100.000/ Jam
Rp: 75.fi00/ Ja,rn
Rp. 50.000 lJarrr
Rp. 25.000 /Jalt":r
Rp. 50.000/ Jam
Rp. 30.000 lJan- Pemakaian arus listrik diatas 20.000 watt
- Pemakaian arus listrik dibawah 20.000 watt
35
b. Stadion.
JENIS
1. Lapangan dan fasilitas pendukung ftecuali
lampu sorot)
2. Untuk pemakaian fasilitas tertentu
- lnDune
- Lampu Sorot
- Lapangan
- Mikropon
- Sentle Ban
- Pemakaian arus listrik diatas 20.000 watt
- Pemakaian arus listrik dibawah 20.000 watt
c. Lapangan
Rp.100,p00/ JryRp. 150.000/ Jam
Rp., 50.0001 Jam
Rp.,.120-000/ Jam
Rp.: 110.000/Jam
Rp- ,50.000/ Jam
Rp. 30.000/ Jam
TARIF.:*ry1ry!Fta:Jf,l*11.':l i::,:ri
i,Rp. too.ooo/ Jamlr
i Rp. 2o.ooo/ Jami:,,, :
TARIF
Rp.250.00Allarrt
Rp 50,000/ Jam
Rp. 30.000 / Jam
TARIF#:!?frSiiPlr ji-46!
Rp. 1.000/Jam
Rp. 30.000/ Hari
Rp 1.000/Jam
Rp. 1-0001orang
Rp. 50.000/ Jam
Rp. 50,000/ Jam
Rp. 30.000 / Jam
JENIS
1 LapangandanAnjungan
- Mikrofon
Pemakaian arus listrik diatas 20.000 watt
Pemakaian arus listrik dibawah 20.000 watt
d. Tempat Olah Raga
.ru*T.- Lapangan Volly
- Lapangan Bola kaki
- Lapangan Tenis
- Lapangan Bulutangkis
- Arena/lapangan golf
- Pemakaian arus listrik diatas 20.000 watt
- Pemakaian arus listrik dibawah 20.000 watt
37
BAB XIIRETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
Bagian Kesatu
Objek, Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal52
(1) Objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan hasil
produksi usaha Pemerintah Daerah yang meliputi :
a. Bibit atau benih tanaman
b. Bibit ternak
c. Bibit atau benih ikan
d. dan hasil lainya.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah penjualan produksi oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak
Swasta.
Pasal 53
(1) Subjek Retribusi adalah setiap orang atau badan hukum yang
menggunakan/membeli hasil produksi usaha daerah.
(2) Wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah orang pribadi
atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Bagian Kedua
Tingkat Pengunaan Jasa, Masa dan Prinsip Retribusi
Pasal 54
(1) Tingkat Penggunaan Jasa Produksi Usaha Daerah ditentukan berdasarkan
jenis, jumlah dan mutu bibit atau benih yang dihasilkan jasa produksi.
(2) Masa Retribusi adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak dilakukan transaksi
jual beli.
38
Pasal 55
Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi didasarkan pada biaya
penyediaan benih/bibit dan hasil lainnya serta biaya administrasi dan jasa
usaha dengan memperhatikan kemampuan masyarakat.
Bagian Ketiga
Besaran Retribusi
Pasal 56
Besarnya tarif retribusi atas Penjualan Jasa Produksi Usaha Daerah ditetapkan
sebagaiberikut: " :'
A. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN
, JENTS OsJEr pnouu-r<sr--l-- SATUAN-*]-- -fARIF :i--ii:
i usArIA DAERAIT i leruerelaN i I
I
I
I
II
I{
l^t
II
ltRi
i4
II!iIItIIIi$
,4
6*E
H
I6
rE
n
F
*KtR
ff
$
$1;+.4{
i?FINEpi,{ri
EHFi?;H
fifrdfiEi
H!iIt
B.
- Bibit Karet
- Bibit Mahoni
- Bibit Pulai
- Bibit Sungkai
- Bibit Salak Sari Intan
- Bibit Durian
- Bibit Buah Naga
- Bibit Duku
- Bibit Sukun
- Bibit Mangga
- Bibit Rambutan
Bibit Tanaman Pertanian
- Bibit Durian
- Bibit Buah Naga
- Bibit Duku
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Rp. 2.000
Rp. 500
Rp. 500
Rp. 500
Rp.35.000
Rp.5.000
Rp.2.500
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp.50.000
Rp. 15.000
Rp. 30.000!
39
C.
- Bibit Sukun
- Bibit Mangga
- Bibit Rambutan
Bibit Tanaman Perkebunan
- Bibit Pala
- Bibit Kelapa
- Bibit Cacao
- Bibit Nilam
- Bibit Cengkeh
Bibit Ternak
- Sapi Bali 8 s/d 11 Bulan
- Sapi Bali 1 s/d 1,5 Tahun
- Kambing Kacang
Bibit Ternak Ruminasia
- Potongl-2Tahun
- Potong 2 Tahun keatas
- Bibit Jantan 1-1,5 Tahun
- Bibit Jantan 1,5 Tahun keatas
- Bibit Betina l-1,5 Tahun
- Bibit Betina 1,5 Tahun keatas
Bibit Unggas
- Ayam Jantan I Tahun
- Ayam Betina-i Tahun
- Itik Alabio Jantan I Tahun
- Itik Alabio Betina 1 Tahun
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Rp. 25.000 ;
Rp. 30.000 i
i
Rp. 30.000 i
:
i
Rp.500 ,
Rp.500 ,
Rp.500 I
RP.200 ,
Rp.500 ';
l
Rp. a.500.000 i
Rp. 6.000.000 i
I
Rp. 500.000 I
Rp.6.000.000 ;
I
Rp.6.750.000 :
Rp.6.000.000 ;
Rp. 6.500.000 i
Sp.4.500.000 'i
Rp.5.000.000 :
Rp.50.000 ;
Rp.45.000 ;
Rp. a5.000 I
Rp.40.000 ;
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
Batang
D.
E.
F.
40
B. PERIKANAN & KELAUTAN
PEI\TYEDIAAN HASIL PRODUKSI PRIKANAN BUDIDAYA
I. INDUK / CALON INDUK IKAN / UDANG
NO JENIS PRODUKSI IKAN
BESARIIYA TARIFRETRTBUSI
DALAM RUPIAH(Rp)
KETERANGAN
I Induk Ikan Nila Gift- Jantan (400-600 gr)- Betina (350-450 er)
25.000,-35.000,-
Per KgPer Kg
2 Calon Induk Ikan Nila Gift- Jantan (150-a00 gr)- Betina (150-350 gr)
20.000,-25.000,-
Per KgPer Kg
3 Induk Ikan Mas- Jantan (500-1.500 gr)- Betina (1.000-3.500 gr)
50.000,-80.000,-
Per KgPer Kg
4 Calon Induk Ikan mas- Jantan (200-500 gr)- Betina 500-1.000 sr)
40.000,-60.000,-
Per KgPer Ke
5 Induk Ikan Gurami- Jantan (1.500-2.000 gr)- Betina (1.000-2.000 gr)
40.000,-60.000,-
Per KgPer Kg
6 Calon Induk Ikan Guramr- Jantan (300-1.500 gr)- Betina (300-1.000 gr)
35.000,-45.000,-
Per KgPer Kg
7 Induk Lele Sangkuriang- Jantan (1.000-2.000 91)- Betina (1.200-2.000 gr)
20.000,-30.000,-
Per KgPer Kg
8 Calon lnduk Lele Sangkuriang- Jantan (500-1.000 gr)- Betina ( 500-1.200 s)
15.000,-20.000.-
Per KgPer Ks
9 Induk Ikan Nila merah- Jantan (400-600 gr)- Betina (350a50 gr)
20.000,-30.000,-
Per KgPer Kg
41
10 Calon Induk Ikan Nila merah- Jantan (150-a00 gr)- Betibna (150-350 gr)
15.000,-20.000,-
Per KgPer Kg
l1 Induk Ikan Lele Dumbo- Jantan (1.000-2.000 gr)- Betina (1.200-2.000 gr)
20.000,-30.000,-
Per KgPer Kg
t2 Calon Induk Lele Dumbo- Jantan (500-1.000 gr)- Betina (500-1.200 gr)
15.000,-20.000,-
Per KgPer kg
l3 Induk Ikan Bawal- Jantan (1.500-3.500 gr)- Betina (2.000-3.500 gr)
40.000,-60.000,-
Per KgPer Kg
t4 Calopn Induk Ikan Bawal- Jantan (500-1.500 er)- Betina (500-2.000 gr)
30.000,-50.000,-
Per KgPer Kg
II. BENIH IKAN / BENIH / BENTJR UDANG
NO JEMS PRODUKSI IKA}{
BESARI{YA TARIFRETRIBUSI
DALAM RI'PIAH(Rp)
KBTERANGAI\
I Benih lkan mas- Ukuran 1-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
i50,-250,-500,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
2 Benih Ikan Paten- Ukuran l-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
250,-350,-750.-
Per EkorPer EkorPer Ekor
J Benih Ikan Nila Gift- Ukuran l-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
100,-200,-350,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
4 Benih Ikan Nila JICA- Ukuran l-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
100,-200,-350,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
42
5 Benih Ikan Nila Merah- Ukuran l-3 crn- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
150,-.250,-500,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
6 Benih Ikan Nila Citra Lada- Ukuran l-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
100,-200,-350,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
7 Benih lkan Lele Dumbo- Ukuran 1-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
100,250,350,
Per EkorPer EkorPer Ekor
8 Benih Ikan Lele Lokal- Ukuran 1-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
100,-200,-300,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
9 Benih Ikan Lele Sangkuriang- Ukuran l-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
100,-250,-350,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
10 Benih Ikan Gurami- Ukuran l-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
200,-750,-1200,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
n Benih lkan Bawal- Ukuran 1-3 cm- Ukuran 3-5 cm- Ukuran 5-8 cm
165,-200,-275,-
Per EkorPer EkorPer Ekor
UI. PENANGKAPAN
NA]VIA IKAN
NO INDONESIA / LOKAL INGGRTS LATINIIDI
(Rp/Ke)
I IKAN PELAGIS BESAR
Tuna Mqla Bqsar/
lvtratlirlihangAlbacoreaCalialangTongkol/KomoTenggiri/TarusiHiu/Cucut/Gurango
Big eye TunaVeiiowfin TunaAlbacoreSkipjack Tuna/stripped TunaFrigate MackerelStrike Spanish MackerelBalfour's Shark
Tlunnus abcsusThunnus albacoresThunnus alalungaKatsuwonus pelamisAuxis tharardScomberomorus lineatusHemiealidae
7.5007.s007.5006.500s.0006.0004.000
A'+-)
t)!.
j:
Marlin/Layaran Black Marlin Makaira mazara s.000
2 IKAN PELAGIS KECIL
Layang/SorihiKembung/KombongJulungSelar/TudeLemuru/FurieTembang/KiraAlu-alu/SuwoSardine/Furie MegiTeri/PuriGolok-golok
'Kacangan
TctengkekIkan Terbang/ToniCendro/Sako
Layang SeadStripped MackerelBared GarhshYellowstrie TrevaliIndonesian oil SardineFringescalle SardineObtuse BarracudaSported SardinellaCommerson's AnchoviWolf HerringDark finned sea-PikeI-Iairtaid ScadSpotted Flyinh FishGarfish
Decapterus MacrosomaRestlelinger BrachysomaHemirhampus FarSellaroides leptol ipesSardinella longicepsSardinella fimbriataSphyraena abtusataCluipedaeStolephorus commerson i
Chirocentrus dorabShyraena sppMegalapsis cordylaChypsilurus poecilopyerusTylosuruscrocodilus
5.000s.0004.0004.0003.0003.0005.0005.0005.0005.0005.0005.0005.0005.000
3 IKAN DEMERSAL
Kuwe/BobaraLayurBawal PutihBawal HitamGulamah/SamgehMata Besar/SwanggiKuro/SenanginKakap Merahlkan SebelahIkan BelosoPariA.,loyaKurisiTalang-talang/LasiNapoleon/MamingMayungKerapu/GoropaPetek,/PeperekKerong-kerongGerot-gerotBiji Nagka/ItuPisang-pisang/LolosiBaronang/UhiLencam/DareIkan Merah/GoraraBambanganEkor Kuning/Lolosi
Great Trevally,Dusky JackHairtailWhite PomfretBlack PomfretCroakerPurple Spotted Big EyeFourfinger ThredfindRed SnaperIndian HalirvutGreater LizardfishShord-Tailed Butterfu RayTeradfin BreamDeep LeatherskinHumphead WraseGiant CatfishGrouperSplended Pony FishBlanded GrunterBlockhead gruntGoat FishGoldbanded FussilerStreaked SpinfootOrangestripped EmperorRed SnapperBlood SnapperYellowtail Fusssiler
Caranx sexfasciatusTrichiurus savalaPampus argentusFormio negmsPseudociena amoyensisPriancanthustayeusurElleutherorema dactiliumLudamus altifrontalisPsettodes emrmeiSauruda tumbillGymnara spNemipterus nematoorusChorinemus talaChellinus undulatusAlrius thallasinusEphnephelus sppLeognatidaeTherapon sppPomadasys sppOpeneus traguloCaersio sppSiganus sppLethrinus sppLuthjanus malabaricusLuthjanus sanguineusCaesio erytrobaster
7.0005.0006.0006.0004.0004.0005.0006.0004.0004.0004.0004.0004.0007.0004.0007.0004.0003.0003.0003.0005.0005.0005.0004.0007.000s.000
4 IKAN AIR TAWAR
Ikan Mas Common Cam Cvorinus caroio s.000
44
Ikan NilaIkan BandengIkan GabusIkan Lelelkan GuramiIkan MujairNener
Milk Fish
Cat Fish
Tilapia
Tilapia nilaticaChanos chanosOphiocephalus sp
Clarias batrachusOsphoronemus gouramyOreochromis massabica
5.0004.0004.0004.0004.0004.000
I 50/ekor
5 NON IKAN
Cumi-cumiLobsterRumput LautTeripang'[Jbur-ubur
Kerang-keranganKepitingUdang winduUdane Putih
Common Squid SpyniLobsterSea GrassSea CucumberJelly FishCockle ShellMangrove CrabsTiger ShrimpsBanana Shrimns
Lologo spPaniliris sppGracilaria sp
Holohuria sp
Andara serrataScylla serrataPennaeus monodonPennaeus meerguensis
6.00040.000
5.00040.000
2.0004.0006.000
40.00040.000
BAB XIIIWILAYAI{ PEMUNGUTAI\
Pasal 57
Retribusi Jasa Usaha dipungut di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah,
BAB XIV
TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 58
(i) Pemungutan retrib-usi tidak dapat diborongkan;
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan;
(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan;
Pasal 59
(1) Bupati menerbitkan SKRD untuk penetapan retribusi yang didasarkan
kepada SPTRD.
,,t''::1
,"i_,:i
:_
.r:
'!
':i
:.i
.i:,t:l'ru
45
,l-:
r.ll
rj rl,rt:j
(2) Dalam hal SPTRD tidak dipenuhi oleh wajib retribusi sebagaimana
mestinya,makaBupatimenerbitkanSKRDsecarajabatan.
(3) Bentuk dan isi SKRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini
ditetapkan oleh BuPati.
Pasal 60
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan atau data
yangsemulabelumterungkapyangmenyebabkanpenambahanjumlah
retribusi yang terutang, maka Bupati mengeluarkan SKRD tambahan.
BAB XV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 61
(1) Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Umum Daerah atau ditempat lain
yang ditunjuk sesuai dengan yang ditentukan dengan menggunaka
SKRD, SKRD Jabatan dan SKRD Tambahan'
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, rnaka hasil
penerimaan Retribusi Daerah harus disetor ke Rekening Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dan atau Kas Umum Daerah selambat-lambatnya
I x24 Jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati'
Pasal 62
(1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunavlunas.
(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberi izin kepada wajib
retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu
tertentu den gan al asan yang dapat dipertan ggun gi awabkan'
(3) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh BuPati-
(4) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat mengizinkan wajib retribusi
untukmenundapembayaranretribusisampaibataswaktuyang
ditentukan dengan al asan yang dapat dipertanggungi awabkan'
46
Pasal 63
(1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 diberikan
tanda bukti pembayaran.
(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.
(3) Bentuk, isi, kualita-s ukuran buku dan tanda bukti pembayaran ditetapkan
oleh Bupati.
BAB XVI
TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 64
(1) Pengeluaran sura teguran/peringatan/ surat lain yang sejenis sebagai awal
tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7
(Tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal waktu surat
teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus
membayar retribusinya yang terutang.
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (i) dikeluarkan oieh
pejabat yang ditunjuk.
Pasal 65
Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan
retribusi sebagaimana dimaksud pada pasal 61 ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati.
BAB XVII
TATA CARA PERUBAHAN TARIF
Pasal 66
(1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan Tarif Retribusi kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan
perekonomian.
47
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati
BAB XVIU
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 67
Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% (dua
persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
Pasal 68
(1) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada pasal 64
didahului dengan Surat Teguran;
(2) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatar/Surat Lain yang sejenis sebagai
awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah
7 (tujuh) hari sejak jaflrh tempo pembayaran;
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh
pejabat yang ditunjuk.
BAB XIX
TATA CARA PENGAJUAI\ KEBERATAN
Pasal 69
(1) Wajib Retribusi teilentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan;
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan jelas
disertai alasan-alasan yang j elas;
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu
dapat menunjukkan bahwa j*gka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya;
48
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib
Retribusi;
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 70
(1) Dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan
diterim4 Bupati harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan;
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk
memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan
yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati;
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolah atau menambah besarnya Retribusi yang terutang;
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal Tl
Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhny4
kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah
imbalan bunga sebesar 2o/o (dua persen) sebulan untuk paling lwna 72
(dua belas) bulan;
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak
bulan pelunasan sampai diterbitkannya SKRDLB.
(1)
(2)
49
BAB XX
TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
PasalT2
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan, dan pembebasan
retribusi;
(2) Pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan
wajib retribusi;
(3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi
ditetapkan oleh Bupati.
BAB XXI
PENGEMBALIAN KELEBIHAIY PEMBAYARAN
Pasal 73
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi atau Wajib
Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati;
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak
diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan
keputusan;
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
dilampaui dan Rupati tidak memberikan suatu keputusan, perrnohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan
SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan;
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang, kelebihan pembayaran
Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan
terlebih dahulu utang Retribusi;
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama2 (dua) bulan
sej ak diterbitkannya SKRDLB;
50
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah
lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar ZYo
(dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
pembayaran Retribusi;
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XXII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
PasalT4
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi setelah rnelampaui waktu 3
(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila
Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran atau; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung
maupun tidak langsung;
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya
Surat Teguran tersebut;
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadararurya
menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya
kepada Pemerintah Daerah;
(5) Penggakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan
permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan
keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal 75
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan;
5l
t'li:'lMr.q
slii
ft
isj
i'['l
triir'ilt:
:li{i1tiilr
$
fi!rl
{tir.iid
i{:t'.
11 .
ii!i
l'.
t::!,;.i:.:,t.:
t.'t
ij,;,r[.$i{..,'ri
BAB XXV
KETENTUAN KTIUSUS
Pasal T8
(1) Setiap pejabat dilarang memberitaliukan kepada pihak lain segala
sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib
Retribusi dalam rangka jabatan atau pekerj aannya untuk menjalankan
ketentuan peraturan perundang-undangan perp aj akan daerah ;
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap
tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam
pelaksanaan ketentuan p eraturan perundan g-undan gan ;
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) adalah :
a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli
dalam sidang pengadilan;
b. Pejabat dan/atau tenaga atrli yang ditetapkan oleh Bupati untuk
memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atau
instansi Pemerintah yang berwenang melakukan periksaan dalam
bidang keuangan daerah.
(a) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertulis
kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga
ahli sebagaiman dimaksud pada ayat (2), agar memberikan
keterangan, memperlihatkan bukti terrulis dari atau tentang Wajib
Pajak kepada pihak yang ditunjuk;
(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara
pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum
Acara Pidana dan Hukum Acara Perdat4 Bupati dapat memberi
izin tertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk
memberikan dan memperlihatkan bukti tertulis dan keterangan
Wajib Pajak yang ada padanya;
53
(2) Bupati menetapkan Keputusan penghapusan Retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB XXIIIPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
Pasal 76
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi daerah dalam rangka melaksanakan
peraturan perundang-undangan ;
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib :
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catalan,
dokumen yang menjadi dasamya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan objek Retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran
pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tzta cara pemeriksaan Retribusi diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB XXIV
INSENTIF PEMLI\GUTAII
P asal77
(1) SKPD yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberikan
insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemenfaatan insentif sebagaimana dirnaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah-
52
', ta]
.1.;'
'i,tii::
. t:'.A
11 :;-t.:j
j..:
.^.:'j.l.i., i
-t,
-':,t:,!!
:, :f
::t1.1
:...;
,.I r\I'rt.-L.,
l:t,I
t'
l,;
I ,il.'
:
(6) Permintaan hakim sebagaiman dimaksud pada ayat (5) harus
menyebutkan nama tersangka atau nama tergugat, keterangan yang
diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau perdata yang
bersangkutan dengan keteranganyang diminta.
BAB XXVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 79
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiballnya sehingga
merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3
(tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah
Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pasal 80
(1) Pejabat atau tenaga atrli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena
kealpaanya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama l(satu) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp 4.000.000,00 (empat juta rupiah);
(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan
sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang
menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana kurungan paling larna 2 (dua) tahun dan dipidana denda
paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
ayat (l) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang
kerahasi aannya dilan ggar;
(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (i) dan ayat
(2) sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan
.j
54
(1)
(2)
(3)
pribadi seseorang atau Badan selaku Wajib Retribusi,
karena itu dijadikan tindak pidana pengaduan.
BAB XXVII
PEI\-YIDIK
Pasal 81
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang Khusus sebagai Penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara
Pidana;
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan per undang-undangan;
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah;
a. Menerim4 mencari, mengupulkan dan meneliti keterangan
atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
Badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi
Daerah;
d. Memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
e. Melakukan Penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serla melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
55
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan
numgan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, danJatau
dokumen yang dibawa;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
Retribusi Daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikanpenyidikan; dan/atau
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara
Republik lndonesia, sesuai dengan ketentuan yang diafur dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XXVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 82
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 12 Tahun
2006 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 30 Tahun
2006 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir
c. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 31 Tahun
2006 tentang Retribusi Terminal
56
d. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 36 Tahun
2006 tentang Retribusi Rumah Potong Hewan
e. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 37 Tahun
2006 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 83
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini,
sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh
Peraturan Bupati.
Pasal 84
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Halmahera Tengah
Ditetapkan di Weda
Pada tangg al 26 Marel 20 12
BUPATI IIALMAHERATENGAH,
M. AL YASIN ALI
Diundangkan di Weda
Pada tangg al, 02 Apil 20 12,-SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN HALMAHERA TENGAH
BASRI AMAL
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
TAHUN 2OI2 NOMOR 02
57
II. PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1
Cukup jelas.Pasal 2Cukup jelas.Pasal 3Cukup jelas.Pasal 4Cukup jelas.Pasal 5Cukup jelas.Pasal 6Cukuir jelas.Pasal 7Cukup jelas.Pasal 8Cukup jelas.Pasal 9Cukup jelas.Pasal 10Cukup jelas.Pasal 11
Cukup jelas.Pasal 12Cukup jelas.Pasal 13Cukup jelas.Pasal 14Cukup jelas.Pasal 15Cukup jelas.Pasal 16Cukup jelas.Pasal 17Cukup jelas.Pasal 18Cukup jelas.Pasal 19Cukup jelas.Pasal 20Cukup jelas.Pasal 21Cukup jelasPasal 22ayat (1)
58
Terminal adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengaturkedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 23Cukup jelas.Pasal 24Cukup jelas.Pasal 25Cukup jelasPasal 26Cukup jelas.Pasal2Tayat (1) '
Tempat Khusus Parkir adalah tempat parkir kendaraan diluar badan jalan dapat berupapelataran parkir dan/atau gedung parkir yang dibuat atau disediakan oleh pemerintahdaerah.Pasal 28Cukup jelas.Pasal 29ayat (1)Yang dimaksud dengan "Kendaraan" adalah kendaraan bermotor yaitu kendaraan yangdigerakan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatasrel.Ayat (2)Cukup jelasPasal 30Cukup jelas.Pasal 31
Cukup jelasPasal 32ayat (1)Termasuk dalam objek retribusi ini adalah mess pemda dan guest house.Ayat (2)Cukup jelasPasal 33Cukup jelasPasal 34Cukup jelas.Pasal 35Cukup jelasPasal 36Cukup jelas.Pasal 37ayat (1)
59
yang dimaksud dengan "Rumah Potong Hewan" adalah persil atau bangunan baik
terbuka maupun teiutup yang dipergunakan untuk memotong hewan yang disediakan,
dimiliki dan / atau dikelola oleh Pemerintah Daerah'
Ayat (2)Cukup jelasPasal 38Cukup jelasPasal 39Cukup jelasPasal 40Cukup jelas-Pasal 41Cukup jeiasPasal42'Cukup jelas.Pasal 43Cukup jelasPasal 44Cukup jelasPasal 45Cukup jelas.Pasal 46Cukup jelasPasal4TCukup jelas.Pasal 48Cukup jelasPasal 49Cukup jelas.Pasal 50Cukup jelasPasal 51
Cukup jelasPasal 52Cukup jelas.
' Pasal 53Cukup jelasPasal 54Cukup jelasPasal 55Cukup jelas.Pasal 56Cukup jelasPasal 57Cukup jelas
60
Pasal 58Cukup jelas.Pasal 59Cukup jelasPasal 60Cukup jelasPasal 61Cukup jelas.Pasal 62Cukup jelasPasal 63Cukup jelasPasal 64'Cukup jelbs.Pasal 65Cukup jelasPasal 66Cukup jelas.Pasal 67Cukup jelasPasal 68Cukup jelas.Pasal 69Cukup jelasPasal 70Cukup jelas.Pasal 71Cukup jelasPasalT2Cukup jelas.Pasal 73Cukup jelasPasal 74Cukup jelas.Pasal 75Cukup jelas.Pasal 76Cukup jelas.PasalTTayat (1)Cukup jelasayat (2)Pemberian besarnya insentif dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan olehpemerintah daerah dengan alat kelengkapan daerah dengan Dewan Perwakilan RakyatDaerah.Ayat (3)
61
Cukup jelas.Pasal 78Cutup;elas.Pasal 79Cukup jelas.Pasal 80ayat (1)'Pengenaan Pidana kurungan dan pidana denda kepada pejabat tenaga ahli yangditunjuk oleh Kepala Daerah dimaksudkan untuk menjamin bahwa kerahasiaanmengenai perpajakan daerah tidak akan diberitahukan kepada pihak lain, juga agarWajib Pajak dalam memberikan data dan keterangan kepada pejabat mengenaiperpajakan daerah tidak ragu-ragu.Ayat (2) 'Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 81Cukup jelas.Pasal 82Cukup jelas.Pasal 83Cukup jelas.Pasal 84Cukup jelas.
62
f
rD
*\J
fla
gr
--r^
.-r.A
,i4Ft r'u v
-; irlj4
*iAlO-q>d-Je5q)
^k,,+* '* N'^/'*l -** 7
-,- ,-.* LJ*i{ ";
*,-
r*ry/.r,lq
lryt'*, N 4th)l-.J -/ !
**i #
N} rY"l
j}.
-
(F
(}
rg.:J
0aN
I
-)=l--' a
(-",n (la
!r'*) (
.' :l-
0q
-J -'/ ^.U: IJO
t?
-l* -
-j
(-) \r$
:t {-);Itr
L:f(v rr'
-wxop
,/;(D(ta ():-
(-, . -,
U'=;-or7.;
---l-:
rD)u)-
z=a rr-.
Ul:
c/a .^v-
(D
()-!n
NJ
'/Lal
Itq
'-.:!J
ruo(JC!);
,\'
:r'
z ':,c :t,-1 ,aa-*t
,L-- r:
:i/T:-
FD :,-,'
i,2) *::
U ::,!i
= trr
z4(D!t
>-.: ::!Dx l-)rcX')Fo-.t
-liO-- ftQO -t--l
@ ,i.:'!. -;;
'l r-:a ,'i--i | ')
-i ^iF_.i
:iJ:
-....(:J ;.-ru) 'ovll
'-,)
t:::):j
ou-+I!t
al)
rD
JdnD5,/L\
)o.io.Ot
-l9Jf-t5
l'JOO
.D:JtD
(tq
Pa
o-('ra
Uu(DFip
-(D)C.
zCD
iianDi!D
(D-o
c]-
7r
5o-
(DU)
!J*l
l'J
,*S<s
+-a* -. ',r\1 '; )---: ::- ./a
au :ic r rr-
Jiai
i'1. =r:, a),.
iJ; tt:i tt.')'-a.1 :i:i .J
7"'-'//\ 1.. )
-):-)=(DL.A--. \ )p:,
,C)--- t-)) i:,t: ',:llj :;C)+- *ifl'./ : .'a)*'
i j,-:
t,r :j1
,(,-*l -.,) 7:-- !
-. Ita.
-)-- ,:rct;
rj ::
:.'.-. i)
U?:\,"tat-)'t
-a r:
/', =:: ()
-)'.!. ;;
,/_. v-- t)
L=,-*)
o( t-.
i',1
ln-r i
(1)
i
--:
aL()::(,U)pJtt::r
IJOC)
l-l
a) ,J
(1) t:I.. ,rP l'J
r(l
=(v:a;r,!
,:) '-f)
(:-
,l: :i'rt-) ::i(-) r7jqo- lf'a'= .-/a'
0
G=: .,)(t 'alD iJ)-i
:i Ci)
=
'l.l a
-.: I t'r(-w"(1) -r
(-_) ^
I
C''7' (')
:^ -i-(J)
Q--
))'/ a-,,.. 'JO- t!
=
I,i lJ {.r t..r l.J l.Jt.Lr +* t-,.i t) C \Ot.J lJ--r c.
(/.) lJ lJO\Od)
F g g f Y f I E f-ry 1 ""-'l ;: 7 -- v7 : : !7 {qa ry; = = =; =
Ag -Ei ff,'2rt7- 1;- -. i==)r r o rJ
=.,DLDd:D-ri=..1; = .i :r 5 = t = v: = i i !
= 7,= /_':', ;? := ; g
I Vliq P P d'3 a =
7 = ='j' 7 =' -- -:' l,:- -r i'c5 E q H B,E : 3't : z ?,/ = a'- .-, t-, -. - 2 ) o-
5 + 5 3 +"+2=6 ; 2 F i. =
1 7- ; a, t i ; i i A
ffi f H n ; f =
; *; o. = =, = ?-'-,' 7 .L:: i= I
=fr9=e B-==. +;1, n!.+-:!==;. i=i +;+3ErE € e'€=!i i { -!i i I t:{:6I1oq
=6 6 5;1..a i:';; /.: :.: := =1==o + g 1 =,8 =,8
4 7; 7 -- ?,_ a,i. :' .:: : .; 1 1' a ? dFqEf S!= *;= rld4"-iiiJ =v2{{7 ?'a=;*-: ==,:2;;*idaT -Tr. <== = V'-'-;1'a1.,.:i.=,zV=dg ;9i 3???:: ,,.'1 =;:.,ri i='a=J7
- tJ
= "J -y | ) '-.. ., - i) r,'* , -
fU 3 X ; :J -E U, y'3 ) . -. r'. t-!'-,.t-, 7J'= n'd 6
rlEZ 7 E7=il :;i:ti?? iai-i+;g: ;= I <U= X,i,- i,z',,/ :,; -,t- i,=736 -.3; 3 ?;Tg !i=5i:t"..i 717i,7'7j + 3 - ;, -. = o- D 6 '; ; 'i Z '"- :' : !" - r 'l-:'r1c t^- rr .D J --.] 6 ! 5 - 4' =-. j , 't''i.
'--g=;ri ,r v7 ; -i7t-,, -:- r':r2 'ji= :r --t I !r'
*=,t. =
^: !' ,-:
= :- rr ' :- 2 ='
2 /v \!d,.,'f J 7tf = -l= -,r7,-_, 17==E:f ='iA:
= #?'8,7, ;-':;:_- :,' ,:: i, r = a>
$-:-,-L+6ro J ,i;=== V-:':= - ,=il'=i:7=: TScD=^.'-C--:=TlO-# dlg r -,*gg t=?: ='=d!*:a"+;[E 5 E d 'a Z E 7-. = - - :1 '' = L' r. =:r;ryEt g a"i=d 2;ii i',,7,"' ,! T3rylFc j (t. ,,*J-_ j= ,i= ':,:'::
= = Z.i3+"=ffi d ;3?= =71_ ;.:.':: / /3=5 g
= H A- ' x ? ? = 1 ): '.: : ;. ,i.- ,,:-. 4 $
=;i= i izzA ,,it + ?t.'i
= =;sry3 Ie-ffigg r L,E 4i "f Z = ':'",-- , Ej,^I q R 7 ==a; -.r, = ,i-.''_ 7 Z;ri3 ! ? =pi= 6= { r.'t:. z V 3
< rc G rv I a:r ==
't; 'i, ,- =.: 7: ---g- 5 7 ==i ra =7 = ,: = = = i+ = fr 4==:: 7l , ;, : + + =fiiic)E I e ?f i a.? : 7 1: i j K3 H g z-S i gf t : ,[ ; fi Es g
= r; * i= = - - :: - ;; : 'e 7=. =,
i,it =
,r, T = =
Frp o,- ", = F ( {=' - { t = = €g f; ,E ii ';i
=: 1 ) ?, E H i
!r5=(l?
.4s
@
oq
n)
Ot!
J
a
!/
/\, .?4-vtFJ '6 ,Yw.tt i.
V * l.*vwPL*l -' ;' _| ./\)
Fti#l'Ja"J. ./ .':--Hf rrA';,/ t 7.VI:k > :z-bE, t. 7 "/,H'Lt'l 4 .\/r{J*',\l?f, r, q
J F';; v:.:' t f
r _.t11tr]r ./ ''*)a d>'I q;*-!?1
P'1T7JE --
F"1d*
-<H
e-ldo
7
(D
CD
9J
a\9D
Fr aa
X *'l?Cz>>zz>p7>61 rrlocF >L<
z-*Afrir22f-'-1 L-.*- -EP\-'4f
>;i2z>Fz-*'7w ,.>l)) zpt 'T'PFNZnUD-l* ---)rrr lrjFZ>-J1 PJ
'Tr
(_ '--/ aT1:zP --lz>CZ
D -.'rzi'lJ JO*'+z
Czo<i{P
,z
IB
-.'sbs,
h
nrndan,z-l *'rr- Y":->.tr rrt'.1. *C
C
q
.F U.)p- o.o i--.tJ n.- fD 0)AI
=p dJAralFt
= X-nril J
a/\Uni
^:ln+F P.a
tP*a+.aX*, r\
v) :l|.,o{rD;J!):1ifDaalr N-
c)Ac.nid(rcJ'-;r'r(lqP^:^rJJ;tJq
^--A, c\l ^1) :i ut 'CJ
7 =
+; '--sf;'\9 g H^l-^1Pp t'-'/ I )\-\
p
-. r) )ii x- 0q crq
= crmQ) p H
-Pn
- v U '-tX rD a,Z
!--r
'_. p fF:u/.
61 V /\
l.! Ln ^i /-orJl-At)
r-.
5Pl_
DJ l-! (-)v)
^l i
d)+i! ('/)
IJ
p
CJ TD
2. Cratn rD
Jni
-('A c1-r lJ:1- Fr;* \-,/
(D61
-r5*aD{U )T. crq2clq() a-
)ppD-AlpA)
-)nl
EV) aD
=)d(-)(- ot)-o
FD(, FJa
n\,2/ Ai
tD|-,5ua "d
-) Ol
aFo)o)L.
-:= u)/\nt--..i(-
an
*J
'1,
ca)
'_/.
o.a"
ID
,z
u'1.
-ua6
/r rrl
'7'
rnC
7.c,l
ar:r*
7u)
'z
'/.
'cwtl
o
o-r- o-r) ct'0) tuNo:aa-. -;+ -iix or-z-is:"!=or'l)n.lJq.=-:-i
.-Y$XniX(,oLJ;r==(fer,N:i:l!jX
= o,P{=
T^) (to) -
P - *)l!i; :i ? /^r ;'3 5 -a= R Z
-Uq l- a
- o1:-|,o-
^ 5 P ii ^ia,,^ x rr) a i5i5 =
a2 S P; >FP.*dt)5 "^: '^'
= (iq rr
:. '^' - (t? v:\ 9 (il)
J(J)-prD0JNN:f
rJ)))C Or (ta(n Ainl 6
*=P^iiIUJ7-w
^@ \,r1)-cT-*COt(J-:.1j^ -o
FJ EJal
u'-.+ o-!J5
o-X(D
!JL-nD 3'o oa..r co
=rD=-1 Aqa3nJ (-)OJ
-t)i6
r-t
-)n.D
Lj.
o-
d
apF.t
-wfotD5n(D
FD
crqFD
---
rnJ(-)
nJ
c0
(t)!Da
50a(ra
9DI
aatD
ffaFD
).D:J
.D5DJ
!,)
5
stvw=(}\_) p
- t---
1^r
:'3Fn/'a
lF*LFWT A,IU Ue l- lL )-iIAA^iYti_ l-
r-l:; P ?. l' . ) l)/r ,lF. M -vJt#w- ' lN\t.etfu, lO O. n: UJi,-, I'o L, K-o lr-rr +' E'^
l- ,avlvv.t.J- lu-r 1Ur lU: OO --r-l! @ J't'.cIJ IL_) IJ ':.rcla @ =a
DJ
-ccr)
(J-
'u ,ry'3, Pr.:jfD"/IJ
'D
5:DJ:
ra
5
'taUN
F '.-2,
P --lC.^(Jt(l)i '.iA(-,t r
(:)O
tJttl.
UIF{
bJco
+-pp=L) P IJ)
'A Ur^)+|.n\!.(Jvr/UWP(nCD;nfD+'-'Y;. FJ --: rro ) u-. tn \J u^-Y rJ6jpr3=fr=@ L orOa h,:l.-'H Sfra })UJ.:|+v)
3)ar\ L.lJ A-;-=tvjni r-J F1 ;-R P att ^^^) d uy lt,J0a tD D ric
(D/Dsd$)CD
olaa'-_ r-: _a iv) Al(ra-o-
.D
a-\ :
U6rNJd A
PIP P 3 -() I() (J PlUj!llA ,a v: uitt(J (J tn
l-) jt-ri t.r = = o
. r. !i-iM^' Ivv vrOo l.- U) !r CLo. ro. cJ J '-!_ +-* lur l -.1 DlIII$' IJ
=- lt-D oo. t. . )Jf-\i lt-J (-') 4. A\UJIOO A ;ur lOo t-r lJ P-btJ lt! ooa loo o 6) tJ'O\rzl
'o-.ilJ nr* (r?iP.UJL^q. (t)IJ ,
64-(-
6.D:l
cta$
:.Ja)al
2(,f)(D(-)t0
0qt0
o-(}
vrgd
IJ
c)u(n.D
Qn'o>;:CDrDrD:J=Fr lrtq ra-Pmt-' rn \J -^i FFJXi!)Z'1*a)o)ftorD -'8 Fctq(Jl'-Jar;+ L,V ts-'iad\< (u
a\ !C ,Fr !a'p/lJ cn CfQfro rD lD:,-
.Da$nif-or
=(n!D9.o.(D
b-E.
*jtD5-J
(:ta
crq
tcr
IJO
ON
CD
LJ
0alJ
O-rDr7\.F
IJ CO.^O --l,3 '{:)o b-,CU)
b i-rc ()'a \..J\
bc)C)O
antn F a.Ehr{r
=^ l^ * 3l"F.ts:
co lO \o a),^ l! rv-Jt )i^ls sYINillF v' z' l,^ U
L1 lut O @\o lo \o \o;1 lL: i:r \)al(, -J !uJ 15 --l tJ-l-^'^a-\ llJ \Jvt^C) lq, \-, (n
L.,,..NU)bv
CD)fta!D))()cDH)aCD
o-FD
0apD
UCD4F.r'a.(':
U(U+u:.
,PNo-5
,.4n
:n
-r
UJ
ooUJ
-{:
{AooIJ
oojo{IJ
!ran'aO)aDA..-. l-! ;ln-.-.-_LNYa,i p
an ts. niU)
3-z:=':g)
ZIpZt"I
^tcn I (/)tr.,r l^ !.l-l-+t,cluJ @-t l! l-.r' lutf l; oo.A I'JJ 6lrlU. -.tu
m 1-l- i,v lF
'\-l t' (-)r ' llJ
-'' lea v
J:
.DQ-; a;,'(:j
=.)
(r^:nr_i!J:j
f'"1
7(t't:f
"-i(1)
=tJD
r,r!.*FrD:io)
='!J!J5
--a:j,5tr)
pIt
q),.9,,:
l)
zt-(f
iJO.tt)
i-rIJi-'tc.€bO
{t3(te
=;'r)$:iU)aO-
ar?t))
L,I
!D (n'aDQA'
!)
=>l' cn- cra
aD '-i+,!J.)
=' o-CD
/D (raaHo))CD
u; .-$ nu(./)
atrF-l(-J
gw
o-(}+a
0.DL.
7-o
Fr
QFNaaX=nr aa==
-(n=,)J
-AHaDval)
J
-\ \J
t/\ ;-
0a
Fr
frQh,9FO .D
=tsylcJFD59.rc
(DF1
C'
rc.DJ)gD!<!!,)
Etp puhf^lvv!ll: l+ \,:looo-\ l.
^l- {i l-t oo. lrO l-ltJ t.i.; lO. m;i lLri a,vrl,-,t-
a llJ Ol^ lo'r t,rv t,.., lvt +:vl^
-. l,-^vtvv
(J (J
HooLrt {(/.. \{ooPPO\ OoLn OOL,l+
ir b\O\ UJtnA
eJ|,'aD
Prn0q)uj{ }TJ Uq5(rc'-"-.t $v-aD cD))ita Av6|-.- "JTD CJA
*cDaD=
J. U)
tD(Do)rLJ CTQ
!J5H
rD.igtD
cJ
aa.g5J
]J
,A
POPO
bO
a-rD)
Uq!')5
OtD
(./)(Do-pr
ctaer
O'(D
/,)-o
L/J
OP
s>
O
Nto
..t:O(J.^O
bO
O
cr an'(D
>;'cta r'u:rer OA30a-F0(DtD;-J )
F. rD
d,*CJ cDFJ+
*tt7ACD **
n(,(J tDa'o(D
L)
e0
tDtD
5CD
'+oU)
c.Fc0
'd!IJi'JOUJ't'J
t!L'r
\o
(D
0qc0
f-1
o
a(Do'
oa
(-,)(Dts
(to(n
CD
o-
7iEtD
oq
ro!N)l.)UJ
i.)t'-)
L.r
\o
.D
0a
'-c)nJ5(n(Do-
craFJ
UCDF-t
IJ
OIO
b
-\j
') p -7.1-
rD'..-.- .-..- L --i
-!J2)
ar nr lia*e-+(D
irl I- !t tr)- 11. (r) na! 1 v) ar!-a x='-')t :i
=itJ:-_, )-i -\
),rD
-/1Vtca-)
-onJ
A1
!i
tDllnlJ
5-E--+-
(j-/v ,/\) ),) It, ArJt)(r=- ( t) (t)I lt I t, - At
v 9J
:ut--.1 lJ .O
--*liNV| ), 66 rt-1 ', u
tJ *- A .!r)-'J r:l O r-r-
ttt l) J 3\l .a) A_r/a! Jr )'= ir, u, !L
=)IJC
UnDaFD
a("H)
c)
!-
cD
c)Y
cD
0q
(D
tr)
'-Cn!D
(-J
O.CD
oatD
UJ
l--O(n(D,-.1
O.rDt
H
()NU
P F N-C"ou.ox-
Lrr
5 ^ !J 9;- (/J (,l| AYl g -{ o'lKl"P90'L,l(.nA
-\ l--.r lJ u.)
?UJOU-TL)\ .
V\UU(-?-ouJd:"PgrLi\OO\ .--:wv
a
Oooi;o L.r1\*UJ Lrtbo u...UJ O\UJ (NL, i..-.rcooAJ\IJOooo
I
cD
cja0an
IJ
;]CD
t0
+1o'F.t
(n
a'a(D()
tf-cDxJ P;.+
'')d
36
;JE
'-)Pl zs-'i. fD-r-i-+ !,)
^.'0aSD ;J(,
a9cD(t
^Xl0aLJ F.OIa-
P
id
J P'a)FL6Cc-ncEgS'o,a
p
a
U)CD
0afrJ
o-n\iz-t
Th
(D
-i -
^ (lq
dl llU
-L" lrc
L,.
4.!Do-nD:J
CD
FJ
ane,)
FD!J
.o
a.Do'g0
0atD
iJYDt0 oAI
^Ft--),
=:i cop
0ro-
*o
!)H
tDa
d(.D
otD
d
a-eD
FJ
J
cD:lO-1!D
rD--cJJ
cJrDF"i
u5
P
i-* r*))))))-u -u -o
AJ$NJ:]==i'-,-
--:J
:rUJ
-c,J
-J:
DCJOJCJOJ!)!)JJJJJJ'o'o€"ou-!
Pr Ft
T-t0 FJ tD e0 oDJ)J)J
LL
iJ)rJ,'o for-cD t0
-- i':+ni*:*\O Oo \l O\ (/I
,-b.\
u u $ u u u u u * F * F q 7 7 rDo $ 5 Cr !r !r !J !J 7 Q : rD :. =' =' '-!4.+,-d, +ij)jt-):^jc0!JFtDcrulDFDN'-.:,-t,- '-.: >-
- - J- J O J ::. ; :, ^(t!E.R.P - 6 6:E.+=";.;E?(farD^)nr-j-DJ(=. a oa cra -- --$ sD "N :. a a x q =) !. 3 !. ? : ; gqo==or$tu.=!=42=K eD H Fo a 0 J 0o :t -i -i 2 ? --5 * -_ ::; ;'H o-rrq 2 R = ? *'Nffo-53|;;3F2'==-)reDtro.-rii-ttaO=onD;j^-d63Ftrtr'=>-: n9o)=#33'li,.Dr!:rrr75 o- q::.gr sr 5- = D lJ 7, =. (i;o-Pa9llo)DrxaiNV=7-rErE)i--56-=?3-.cv(p(E=JJAJI)*Xa-o-=R
3 q !r 3. (6 5 3 =.',nE= n:;;A 1s- t ='?c.nGg!g---otv+=3)rD.=.?J6;er,O.=rto0o==.=+nl
-L'X 3 = = N rl'- ;' =q=6s6ai,=G.tD]f]]:-O-)5=craoa*+o-r=='.,,'er'o:iR-a(=
a5:l=a.i==TD OJ DJ(n(nn7:'-ir'-Co:2Ln'11pr-!,j;f s s F E A ;'fr_U'J:5 s. s tE = = 2:v)lDJor7-;li!):J'O==(t-:=:Dr:i10==r)(--,)na---P.qoaaF*5'^1 +E'.41.[t..?P===5K-?-a-='-3rD)d=23g*2'd.r
= __.:. --i(- r =' ' ^i=^--)7?G4,-\ rD :T- (lQ O-P6ry??j_fj
(--) t. )O-:r2t'--F r O_ l, ir, tla
=='--')0q=D-'iOa5.D'a
)-! -
':-.i=-t'
-a.-:AlP7'0.4)nJD:-. : )x- p)CD i--t un :jvJa6c>-J-'i,FD rD
= ,)^JO'--. li (ro )NJ +-^1 ni O-=0r=2J))
(-)
=.wc)5
rD
-otu=
'-cJP)
,:J rD
-+il
O- rD'o) '-1:-.:. cl?prD-= J!J;N
fta .Dffo 6"- FJ
tra aL.;!cD:J:' Fri^l:! r!5-)=(")
^iOJ
(./) c:-gp d '9o1
5-dntV AtJ>J.'r iTl\t r
ts ,rv
CD
L.
$o-tD
FO(D
FJ
0a0ag5E.eJ
(-.,(}
a\apD
:J
r'1
a(D
c,)0a!,)
O
o-.)
rrrnl
))'J
U(-)U
lJ!)TJ))P
--1 i- *
-"-\
ot-'z^ru^ .:t,) nl
nr -
t)
=!JIDr3t')
=P--wt c::- u)i!
Ohr
3
rDCc)5
oq!J5
f\
o
Hp(D4
o-CD400
roeD
cJdtD
0attacJ
0a
u
_\
Ct t r^,
(f-$Oi r,
'..-)s,la)
:{rc
'x o -o f--1v>rrra;','fl/\D=w,+=
- ./\) fr t-)-
* Lit :UiJ=\ --1 {Ia ..^v . ' r: \r9
--.j .r ,l^: (:ili:*=-Za
- rl
'1- ,.- lJ *'- \-/a>,P1L TTI tj! a7;:t:
^;>^)Uj=\-rdtPrrT. '-r. (/1
mlJ.\) -.)
*Jtl Jzo:E
r'F]?
z\*PwaqnatF.E
-a?P:CDJ'
F
rJFrlz
-7
l!
-lfrlz
-J
czb..J
t.J
z7
A
:Jl.J
.el
,fQ
aJ
ft?rD
==
l.}
Ci*:.
l)
7.:$:f
-o
:jftat-
a-:
{t?!,)J
o:!'4C
:f
li:\)rD-$:t
O.rD
ff?$:f
JoJa
-ij
!J):j11.
k .lj$
;r
a7.
I
q;