tinpus pemeliharaan karet

3
TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Karet Tanaman karet ( Hevea brasiliensis Muell Arg.) termasuk genus Hevea dari famili Euphorbiaceae. Dalam genus Hevea, hanya spesies Hevea Brasiliensis Muall Arg. yang dapat menghasilkan lateks unggul. Sembilan puluh persen karet alam dihasilkan oleh spesies ini. Tanaman karet dapat tumbuh baik di sekitar ekuator antara 10 o LU dan 10 o LS. Pertumbuhan tanaman karet sangat ideal bila ditanam pada ketinggian 0 – 200 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 2500 – 4000 mm per tahun dan pH 3.8 – 8.0 (Supijatno dan Iskandar, 1988). Suhu harian yang cocok untuk tanaman karet rata-rata 25 o – 30 o C. Suhu di bawah 20 o C atau terlalu tinggi kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman karet. Syarat lain yang dibutuhkan tanaman karet adalah sinar matahari dengan intensitas yang cukup yaitu selama 5 – 7 jam (Supijatno dan Iskandar, 1988). Perakaran tanaman karet menyebar ekstensif, oleh karena itu diperlukan drainase yang baik. Akar tersebut mampu menetrasi tanah hingga kedalama satu meter. Banjir yang sering melanda tanamn karet dapat merusak perakarannya (Syamsulbahri, 1996). Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah berpasir hingga laterit merah podsolik kuning, tanah abu gunung, tanah berliat serta tanah yang mengandung peat. Tampaknya tanaman karet tidak memerlukan kesuburan tanah yang khusus ataupun topografi tertentu. Di Malaysia Barat, perkebunan karet diklasifikasikan berdasarkan jenis tanah, sifat kimia tanah, angin kencang, serangan penyakit dan topografi. Dengan demikian, sifat kimia tanah bukan hal yang mutlak untuk pertumbuhan (Syamsulbahri, 1996). Morfologi Tanaman Karet Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 – 25 m. batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak

description

Uploaded from Google Docs

Transcript of tinpus pemeliharaan karet

Page 1: tinpus pemeliharaan karet

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi Tanaman Karet

Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) termasuk genus Hevea dari famili Euphorbiaceae. Dalam genus Hevea, hanya spesies Hevea Brasiliensis Muall Arg. yang dapat menghasilkan lateks unggul. Sembilan puluh persen karet alam dihasilkan oleh spesies ini.

Tanaman karet dapat tumbuh baik di sekitar ekuator antara 10oLU dan 10oLS. Pertumbuhan tanaman karet sangat ideal bila ditanam pada ketinggian 0 – 200 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 2500 – 4000 mm per tahun dan pH 3.8 – 8.0 (Supijatno dan Iskandar, 1988).

Suhu harian yang cocok untuk tanaman karet rata-rata 25o – 30oC. Suhu di bawah 20oC atau terlalu tinggi kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman karet. Syarat lain yang dibutuhkan tanaman karet adalah sinar matahari dengan intensitas yang cukup yaitu selama 5 – 7 jam (Supijatno dan Iskandar, 1988).

Perakaran tanaman karet menyebar ekstensif, oleh karena itu diperlukan drainase yang baik. Akar tersebut mampu menetrasi tanah hingga kedalama satu meter. Banjir yang sering melanda tanamn karet dapat merusak perakarannya (Syamsulbahri, 1996).

Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah berpasir hingga laterit merah podsolik kuning, tanah abu gunung, tanah berliat serta tanah yang mengandung peat. Tampaknya tanaman karet tidak memerlukan kesuburan tanah yang khusus ataupun topografi tertentu. Di Malaysia Barat, perkebunan karet diklasifikasikan berdasarkan jenis tanah, sifat kimia tanah, angin kencang, serangan penyakit dan topografi. Dengan demikian, sifat kimia tanah bukan hal yang mutlak untuk pertumbuhan (Syamsulbahri, 1996).

 

Morfologi Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 – 25 m. batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan  arah tumbuh tanamannya agak miring kea rah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan naman lateks.

Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok beruabh warna menjadi kuning atau merah. Biasanya tanaman karet mempunyai “jadwal” erontoka daun pada setiap musim kemarau. Di musim rontok ini kebun karet menjadi indah karena daun-daun karet berubah warna dan jatuh berguguran.

Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3 -20 cm. panjang tangkai anak daun antara 3 – 10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Tepinya rata dan gundul, tidak tajam.

Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang terdapat dalam malai payung tambahan yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng. Pada ujungnya 4 – 8 mm. Bunga betina berwarna vilt. Ukurannya lebih besar sedikit dari yang jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi

Page 2: tinpus pemeliharaan karet

dalam 2 karangan, tersusun satu lebih tinggi dari yang lain. Paling ujung adalah suatu bakal buah yang tidak tumbuh sempurna.

Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Masing-masing ruang berbentuk setengah bola. Jumlah ruang biasanya tiga, kadang enam, sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnanya cokelat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Biji yang sering menjadi mainan anak-anak ini sebenarnya berbahaya karena mengandung racun.

Sesuai  dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi besar.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Supijatno dan Iskandar, H. S. 1988. Budidaya dan Pengolahan Karet, Dalam Rangka Pelatihan Guru Sekolah Menengah Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 46 hal.

 

Syamsulbahri. 1996. Budidaya dan Pengolahan Karet. PT Agromedia Pustaka. Depok. 150 hal

 

Tim penulis. 2005. Karet: Budi Daya dan Pengolahan, Strategi Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 366 hal.