TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan...

22
BAB II TINJAUAN TEORI 1.1 Pengertian Rheumatoid arthritis Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur- struktur ini (Price & Wilson, 2005). Tulang-tulang dihubungkan satu dengan lainnya melalui persendian. Pada daerah persendian dapat terjadi kerusakan atau peradangan yang menimbulkan rasa nyeri. Penyakit yang menyerang persendian ini dikenal dengan nama rheumatoid atau rematik (rheumatismos-bahasa Yunani). Peradangan persendian adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses berbagai penyakit termasuk trauma pada sendi (fraktur), infeksi virus dan bakteri, gangguan bendungan dan gesekan pada sendi. Seringnya peradangan menghilang, setelah penyakit sembuh karena obat- obatan antibiotik, atau sembuh karena sistem kekebalan (imunologi). Bila penyakit atau trauma tidak hilang dalam waktu lama, terjadi perubahan bentuk sendi (deformitas). Keadaan seperti ini terjadi pada arthritis (Yatim, 2006). Rheumatoid atau rematik adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai dalam masyarakat (Setiawan,

Transcript of TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan...

Page 1: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

BAB II TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian Rheumatoid arthritis

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk

tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen

utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini

terdiri dari tulang, sendi, otot, rangka, tendon, ligamen, bursa,

dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-

struktur ini (Price & Wilson, 2005). Tulang-tulang dihubungkan

satu dengan lainnya melalui persendian. Pada daerah

persendian dapat terjadi kerusakan atau peradangan yang

menimbulkan rasa nyeri. Penyakit yang menyerang persendian

ini dikenal dengan nama rheumatoid atau rematik

(rheumatismos-bahasa Yunani). Peradangan persendian

adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses berbagai penyakit

termasuk trauma pada sendi (fraktur), infeksi virus dan bakteri,

gangguan bendungan dan gesekan pada sendi. Seringnya

peradangan menghilang, setelah penyakit sembuh karena obat-

obatan antibiotik, atau sembuh karena sistem kekebalan

(imunologi). Bila penyakit atau trauma tidak hilang dalam waktu

lama, terjadi perubahan bentuk sendi (deformitas). Keadaan

seperti ini terjadi pada arthritis (Yatim, 2006).

Rheumatoid atau rematik adalah salah satu penyakit

yang paling banyak dijumpai dalam masyarakat (Setiawan,

Page 2: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

2008). Penyakit rematik dapat menyerang semua lapisan

masyarakat dengan berbagai tingkat sosio-ekonomi,

pendidikan, ras, gender, dan usia. Penyebabnya sangat

beragam, mulai dari infeksi, trauma pada sendi, autoimun,

gangguan metabolik, dan keganasan. Bahkan dari data di

Negara Latvia, sekitar 38% penderita rematik akut tidak

diketahui penyebabnya. Gejala dari penyakit ini diantaranya

rasa sakit yang kronis, kelemahan, pembengkakan sendi, dan

kelelahan. Nyeri sendi dan kekakuan sendi paling banyak

dikeluhkan oleh penderitanya. Sering kali disertai keluhan lain,

seperti demam, rasa lelah, penurunan berat badan, sulit tidur

dan sebagainya. Keadaan ini yang menyebabkan turunnya

produktivitas penderita bahkan sampai tidak dapat melakukan

aktivitas apapun (disabilitas)(Setiawan. 2008).

Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit reumatik

autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar

diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai

organ di luar persendian. Peradangan kronis di persendian

menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.

Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian

(poliartritis) sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses

sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus

(jaringan granulasi yang juga ikut merusak sendi) yang

Page 3: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di

sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang

sifatnya simetris (terjadi pada dua sisi).

Gambar 2.1 Rheumatoid arthritis pada tangan

Sumber: www.majalahkesehatan.com

Page 4: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Gambar 2.2 Penampang sendi yang terkena Rheumatoid arthritis Sumber: www.medicastore.com

1.2 Penyebab Rheumatoid arthritis

Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui

secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme

imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus

(Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

Faktor hormon juga memainkan peranan besar

seseorang mendapatkan rheumatoid arthritis. Perempuan lebih

rentan terhadap penyakit dibandingkan laki-laki dan

penyakitnya mungkin akan diperparah ketika sang wanita

sedang hamil atau menyusui. Selain itu, telah terlihat bahwa

ketika seorang wanita mengambil kontrasepsi, itu akan

mengubah kemungkinan sedang berkembang penyakit.

Pada saat ini RA diduga disebabkan oleh faktor

autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen

Page 5: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan

organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan

antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita

(Mansjour, 2001).

Hasil penelitian mutakhir telah diketahui bahwa

timbulnya penyakit ini akibat proses imunologis di persendian.

Kejadian ini diawali dari antigen penyebab RA yang ada pada

membran sinovial yang diproses oleh antigen presenting cells

(APC). Setelah mengalami berbagai proses imunologis, antibodi

yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun dan masuk ke

dalam ruang sendi sehingga menyebabkan peningkatan

permeabilitas mikrovaskular, masuknya sel radang dan

pengendapan fibrin pada membran sinovial. Proses fagositosis

oleh sel radang terhadap kompleks imun tadi akan

menghasilkan radikal bebas oksigen (RBO), leukotrien,

prostaglandin, dan protease neutral yang menyebabkan

kerusakan rawan sendi dan tulang. RBO juga menyebabkan

penurunan viskositas cairan sendi, merusak kolagen dan

proteoglikan rawan sendi. Proses kerusakan sendi akan

berlangsung terus selama antigen penyebabnya tetap ada.

Rheumatoid faktor yang positif juga menyebabkan proses

peradangan berlanjut terus. Rheumatoid faktor adalah salah

satu antibodi yang terkait dengan progresivitas penyakit RA.

Page 6: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Masuknya sel radang pada membran sinovial juga

menyebabkan terbentuknya pannus, yaitu jaringan granulasi

yang juga ikut merusak sendi (Setiawan, 2008).

1.3 Kriteria Diagnostik

Diagnostik RA dapat menjadi suatu proses yang

kompleks. Pada tahap dini mungkin hanya akan ditemukan

sedikit atau tidak ada uji laboratorium yang positif; perubahan-

perubahan pada sendi minor; dan gejala-gejalanya dapat hanya

bersifat sementara. Diagnosis tidak hanya bersandar pada satu

karakteristik saja tetapi berdasarkan pada suatu evaluasi dari

sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik adalah

sebagai berikut:

a) Kekakuan pagi hari (lamanya paling tidak 1 jam)

b) Artritis pada tiga sendi atau lebih

c) Artritis sendi-sendi jari tangan

d) Artritis yang simetris

e) Nodul rematoid

f) Faktor rematoid dalam serum

g) Perubahan-perubahan radiologik

Diagnosis RA dikatakan positif apabila sekurang-

kurangnya empat dari tujuh kriteria ini dipenuhi. Empat kriteria

yang disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-

kurangnya enam minggu (Price & Wilson, 2005).

Page 7: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Pada sendi cairan sinovial normal bersifat jernih,

berwarna kuning muda dan hitungan sel darah putih kurang

dari 200/mm3. Pada RA cairan sinovial kehilangan

viskositasnya dan hitungan sel darah putih meningkat

mencapai 15.000-20.000 mm3. Hal ini membuat cairan menjadi

tidak jernih. Cairan semacam ini dapat membeku, tetapi

bekuan biasanya tidak kuat dan mudah pecah. Pemeriksaan

laboratorium khusus untuk membantu menegakkan diagnosis

lainnya, misalnya gambaran immunoelectrophoresis HLA

(Human Lymphocyte Antigen) serta Rose-Wahler Test.

1.4 Patofisiologi

Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang

melakukan proses fagositosis yang menghasilkan enzim-enzim

dalam sendi untuk memecah kolagen sehingga terjadi edema

proliferasi membran sinovial dan akhirnya membentuk pannus.

Pannus tersebut akan meghancurkan tulang rawan dan

menimbukan erosi tulang sehingga akan berakibat

menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu

gerak sendi.

Page 8: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Skema 2.1 Pathway RA

.

Sumber: Sylvia and Lorraine, 2005

Reaksi faktor Rheumatoid dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus

Nyeri Reaksi Peradangan

Sinovial menebal Kurang informasi tentang proses

penyakit

Pannus Deformitas Sendi

Nodul

Kurang pengetahuan Infiltrasi ke dalam os Subcondria

Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis Kerusakan kartilago tulang

Kartilago nekrosis Gangguan Body Image Tendon dan

ligamen melemah Erosi kartilago

Adhesi pada permukaan sendi Hilangnya kekuatan

otot Ankilosis tulang Ankilosis fibrosa

Mudah luksasi dan subluksasi

Resiko Cedera

Terbatasnya gerakan sendi

Kekakuan sendi

Defisit Perawatan Diri

Gangguan Mobilitas Fisik

Page 9: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

1.5 Gejala

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan

pada seseorang dengan RA. Gambaran klinis ini tidak harus

timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena

penyakit ini memilki gambaran klinis sangat bervariasi.

a) Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia,

berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan

dapat demikian hebatnya.

b) Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer

Termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya

tidak melibatkan sendi-sendi interfalang distal. Hampir

semua sendi diartrodial dapat terserang.

c) Sendi tidak dapat digerakkan

Bila kerusakan rawan sendi meluas, tulang-tulang

yang membentuk persendian akan menyatu (fusi).

Akibatnya persendian tidak dapat digerakkan lagi dan

struktur persendian hancur. Keadaan ini disebut ankilosis.

Proses ini bisa terjadi di semua persendian. Misalnya di

ruas tulang leher (vertebra servikalis), pergelangan bahu,

siku, pergelangan tangan dan kaki, pangkal jari tangan dan

kaki, ruas pertama jari tangan dan kaki, panggul, lutut, dan

tumit.

Page 10: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

d) Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam

Dapat bersifat generalisata tetapi terutama

menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan

kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya

berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang

dari 1 jam.

e) Artritis erosif

Merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran

radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan

erosi di tepi tulang.

f) Deformitas

Kerusakan struktur penunjang sendi meningkat

dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi

jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas

boutonnierre dan leher angsa adalah beberapa deformitas

tangan yang sering dijumpai. Pada kaki terdapat protrusi

(tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari

subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat

terserang dan mengalami pengurangan kemampuan

bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.

Page 11: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

g) Nodul-nodul reumatoid

Adalah massa subkutan yang ditenukan pada

sekitar sepertiga orang dewasa pasien RA. Lokasi yang

paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon

(sendi siku) atau di sepanjang ekstensor dari lengan;

walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul

pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini

biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif

dan lebih berat.

h) Manifestasi ekstra-artikular

RA juga dapat menerang organ-organ lain di luar

sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata,

dan pembuluh darah dapat rusak.

i) Bercak merah dikulit

Pembuluh darah kulit meradang (vaskulitis)

sehingga tampak berupa bercak-bercak kemerahan akibat

perdarahan dikulit (Setiawan, 2008).

1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan RA didasarkan pada pengertian

patofisiologis penyakit ini. Selain itu, perhatian juga ditujukan

terhadap manifestasi psikofisiologis dan kekacauan-kekacauan

psikososial yang menyertainya yang disebabkan oleh

Page 12: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

perjalanan penyakit yang fluktuatif dan kronik (Price and Wilson,

2005).

Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai

berikut:

a) Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.

b) Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan

maksimal dari pasien.

c) Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi

pada sendi.

Ada sejumlah penatalaksanaan yang sengaja dirancang

untuk mencapai tujuan-tujuan ini, yaitu:

a) Pendidikan

Diberikan kepada pasien, keluarganya, dan siapa

saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan yang

diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi,

penyebab dan prognosis penyakit ini, semua komponen

dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat

yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi

penyakit ini, dan metode-metode efektif tentang

penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan.

Page 13: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

b) Rehabilitasi

Merupakan tindakan untuk mengembalikan

kemampuan penderita RA dalam menjalankan kehidupan

sehari-hari. Cara-cara rehabilitasi antara lain

mengistirahatkan sendi yang sakit, pemanasan,

pendinginan, meningkatkan ambang rasa sakit dengan

arus listrik, dan sebagainya. Kegemukan (obesitas) yang

merupakan beban bagi persendian yang menopang berat

badan, harus dihindari dan penderita harus

mempertahankan berat badan ideal.

c) Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS)

OAINS diberikan sejak awal sakit untuk mengatasi

nyeri sendi akibat proses peradangan. Kelompok obat ini

mengurangi peradangan dengan menghalangi proses

produksi mediator peradangan. Tepatnya, obat-obat ini

menghambat sintesa prostaglandin atau siklo-oksigenase.

Enzim-enzim ini mengubah asam lemak sistemik endogen,

yaitu asam arakhidonat menjadi prostaglandin, prostasiklin,

tromboksan dan radikal-radikal oksigen. OAINS juga

memiliki efek analgesik yang baik. Contoh obat golongan

ini antara lain Asetosal, Ibuprofen, Natrium Diklofenak,

Indometasin, Ketoprofen, Asam Flufenamat, dan

Piroksikam. Obat golongan ini juga bisa dikombinasikan

Page 14: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

dengan vitamin neurotropik seperti tablet Dolofenac yang

terdiri dari Natrium Diklofenak, vitamin B1-B6 dan B12.

d) Latihan-latihan spesifik

Latihan ini dapat bermanfaat dalam

mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup

gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit,

sedikitnya dua kali sehari. Obat-obatan untuk

menghilangkan nyeri mungkin perlu diberikan sebelum

memulai latihan. Kompres panas pada sendi-sendi yang

sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi

parafin dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan

suhu panas dan dingin dapat dilakukan dirumah. Latihan

dan terapi panas ini paling baik diatur oleh pekerja

kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus,

seperti fisioterapis atau terapis kerja. Latihan berlebihan

dapat merusak struktur penunjang sendi yang

memang sudah lemah oleh adanya penyakit.

1.7 Persepsi

2.7.1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek,

peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran (Rakhmat,

2005).

Page 15: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Persepsi atau pandangan adalah suatu proses

dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan

indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan

mereka. Bagaimanapun, apa yang telah dipersepsikan

seseorang dapat berbeda dari kenyataan objektif. Tidak

harus demikian, tetapi sering ada ketidaksepakatan.

Persepsi menjadi penting dikarenakan perilaku orang-orang

di dalam organisasi didasarkan kepada persepsi mereka

mengenai apa yang realitas itu, bukan mengenai realitas itu

sendiri (Robbins, 2001).

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika

persepsi kita tidak akurat kita tidak mungkin berkomunikasi

dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih

suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin

tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin

mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan

sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk

kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2000

dalam Sobur 2010).

Dengan persepsi individu akan menyadari tentang

keadaan sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri. Karena

persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri

individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut

Page 16: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam

persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan

berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama.

Maka dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil persepsi

mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu

lain. Persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers,

1965 dalam Walgito, 2010).

2.7.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi berawal dari stimulus yang didapat oleh

individu sehingga dalam mempersepsikan sesuatu

tergantung dari factor-faktor yang menstimulus individu

(Walgito, 2010).

a. Obyek yang dipersepsi

Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat

indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar

individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang

dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung

mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor.

b. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk

menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf

sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

Page 17: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak

sebagai pusat kesadaran, dan syaraf motorik untuk

mengadakan respon.

c. Perhatian

Perhatian merupakan langkah pertama sebagai

suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari

seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu

atau sekumpulan obyek.

1.8 Konsep Lanjut Usia (Lansia)

2.8.1. Pengertian Lansia

Menurut UU Nomor 4 tahun 1945 Lansia adalah

seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya

mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari

dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).

Di Indonesia, Pemerintah dan lembaga-lembaga

pengelola lansia, memberi patokan bahwa mereka yang

disebut lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia

60 tahun ke atas (Zainuddin, 2002).

Sedangkan pengertian lain menyebutkan bahwa

lansia atau usia tua adalah suatu periode penutup dalam

rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana

seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

Page 18: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

telah menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

manfaat.

2.8.2. Batasan lansia

Menurut WHO, batasan lansia meliputi:

a. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-

59 tahun

b. Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun

c. Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun

d. Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun

keatas

Menurut Depkes RI tahun 1999, umur lansia dibagi

menjadi 3 yaitu:

a. Usia pra senelis atau virilitas adalah seseorang yang

berusia 45-49 tahun,

b. Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun

atau lebih,

c. Usia lanjut resiko tinggi adalah seseorang yang berusia

70 tahun atau lebih atau dengan masalah kesehatan.

Negara-negara maju di Eropa dan Amerika

menganggap batasan umur lansia adalah 65 tahun dengan

pertimbangan bahwa pada usia tersebut orang akan

pensiun.Tetapi akhir-akhir ini telah dicapai konsensus yang

di tetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health

Page 19: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Organization (WHO) bahwa sebagai batasan umur lansia

adalah 60 tahun.

2.8.3. Teori Penuaan

a. Teori Biologis

1) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas yang terdapat di lingkungan

seperti: asap kendaraan bermotor, rokok, zat

pengawet makanan, radiasi sinar ultraviolet

mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan

kolagen pada proses penuaan (Soetjiningsih, 2005).

Radikal bebas adalah produk

metabolisme seluler yang merupakan bagian

molekul yang sangat aktif. Molekul ini mempunyai

muatan ekstraseluler kuat yang dapat menciptakan

reaksi dengan protein, mengubah bentuk dan

sifatnya, molekul ini juga dapat bereaksi dengan lipid

yang berada dalam membrane sel.

Proses metabolisme oksigen

diperkirakan menjadi sumber radikal bebas terbesar.

Secara spesifik oksidasi lemak, protein dan

karbohidrat dalam tubuh menyebabkan formasi

radikal bebas. Polutan lingkungan merupakan

Page 20: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

sumber eksternal radikal bebas (Potter and Perry,

2005).

2) Teori Cross Link

Teori ini menjelaskan bahwa molekul kolagen

dan zat kimia mengubah fungsi jaringan,

mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku

pada proses penuaan (Soetjiningsih, 2005).

3) Teori Imunologis

Teori ini menjelaskan bahwa perubahan pada

jaringan limfoid mengakibatkan tidak adanya

keseimbangan dalam sel T sehingga produksi

antibody dan kekebalan menurun (Potter and

Perry, 2005).

Mekanisme seluler tidak teratur diperkirakan

menyebabkan serangan pada jaringan tubuh

melalui autoagresi atau imunodefisiensi

(penurunan imun). Tubuh kehilangan

kemampuan untuk membedakan proteinnya

sendiri dengan protein asing, sistem imun

menyerang dan menghancurkan jaringan sendiri

pada kecepatan yang meningkat secara

bertahap.

Page 21: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

Dengan bertambahnya usia, kemampuan

sistem imun untuk bakteri, virus, dan jamur

melemah. Bahkan sistem ini mungkin tidak akan

tahan terhadap serangannya sehingga sel mutasi

terbentuk beberapa kali. Disfungsi sistem imun

ini diperkirakan menjadi faktor dalam

perkembangan penyakit kronis seperti kanker,

diabetes dan penyakit kardiovaskuler serta

infeksi (Potter and Perry, 2005).

b. Teori Psikologis

1) Teori Pembebasan (disengagement)

Teori ini menyatakan bahwa orang yang

menua menarik diri dari peran yang biasanya dan

terikat pada aktivitas yang lebih introspeksi dan

berfokus diri sendiri, meliputi empat konsep dasar

yaitu:

i. Individu yang menua dan masyarakat secara

bersama saling menarik diri,

ii. Disengagement adalah intrinsik dan tidak

dapat diletakkan secara biologis dan

psikologis,

iii. Disengagement dianggap perlu untuk proses

penuaan,

Page 22: TINJAUAN TEORI Rheumatoid arthritis dan jaringan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6708/2/T1_462008013_BAB II… · dalam program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang

iv. Disengagement bermanfaat baik bagi lanjut

usia dan masnyarakat.

(Potter and Perry, 2005)

2) Teori Aktivitas

Lanjut usia dengan keterlibatan sosial yang

lebih besar memiliki semangat dan kepuasan hidup

yang tinggi, penyesuaian serta kesehatan mental

yang lebih positif daripada lanjut usia yang kurang

terlibat secara sosial (Potter and Perry, 2005).

3) Teori Kontinuitas

Teori kontinuitas atau teori perkembangan

menyatakan bahwa kepribadian tetap sama dan

perilaku menjadi lebih mudah diprediksi seiring

penuaan. Kepribadian dan pola perilaku yang

berkembang sepanjang kehidupan menentuka

derajat keterikatan dan aktivitas pada masa lanjut

usia (Potter and Perry, 2005).