77732956 Rheumatoid Arthritis

download 77732956 Rheumatoid Arthritis

of 15

description

ra

Transcript of 77732956 Rheumatoid Arthritis

  • Rheumatoid Arthritis

    Definisi Rheumatoid Arthritis Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan dari jaringan sekitar sendi-sendi, begitu juga pada organ-organ lain dalam tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh dengan sembarangan (salah mengira) diserang oleh sistim imunnya sendiri. Sistim imun adalah suatu organisasi yang kompleks dari sel-sel dan antibodi-antibodi yang diciptakan secara normal untuk mencari dan membasmi penyerbu-penyerbu tubuh, terutama infeksi-infeksi. Pasien-pasien dengan penyakit autoimun mempunyai antibodi-antibodi didalam darahnya yang menargetkan jaringan-jaringan tubuhnya sendiri, dimana mereka dapat berkaitan dengan peradangan. Karena ia dapat mempengaruhi beragam organ-organ tubuh lain, rheumatoid arthritis dirujuk sebagai suatu penyakit sistemik dan adakalanya disebut penyakit rheumatoid. Ketika rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit kronis, berarti ia dapat berlangsung tahunan, pasien-pasien mungkin mengalami periode-periode panjang tanpa gejala-gejala. Secara khas, bagaimanapun, rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit yang progresif yang berpotensi menyebabkan kerusakan sendi dan ketidak mampuan fungsional. Suatu sendi adalah dimana dua tulang-tulang bertemu untuk mengizinkan gerakan dari bagian-bagian tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan sendi dari rheumatoid arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada sendi-sendi. Peradangan dari penyakit rheumatoid dapat juga terjadi pada jaringan-jaringan sekitar sendi-sendi, seperti tendon-tendon, ligamen-ligamen, dan otot-otot. Pada beberapa pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis, peradangan kronis menjurus pada kerusakkan dari tulang rawan (cartilage), tulang, dan ligamen-ligamen, menyebabkan kelainan bentuk sendi-sendi. Kerusakan pada sendi-sendi dapat terjadi pada awal penyakit dan dapat menjadi progresif. Lagi pula, studi-studi telah menunjukan bahwa kerusakan yang progresif pada sendi-sendi tidak harus berkorelasi dengan derajat dari nyeri, kekakuan, atau pembengkakan yang hadir pada sendi-sendi. Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit rematik (rheumatic) yang umum, mempengaruhi kira-kira 1,3 juta orang-orang di Amerika, menurut data sensus yang sekarang. Penyakit ini adalah tiga kali lebih umum pada wanita-wanita daripada pada pria-pria. Ia menyebabkan sakit pada orang-orang dari semua suku bangsa secara sama-sama. Penyakitnya dapat mulai pada segala umur, namun ia paling sering mulai setelah umur 40 tahun dan sebelun umur 60 tahun. Pada beberapa keluarga-keluarga, beragam anggota-anggota dapat dipengaruhi, menyarankan suatu dasar genetik untuk kelainan ini.

    Gejala Depresi Pasien Rheumatoid ArthritisSunday, 15 March 2009

    Rheumatoid arthritis (RA) atau terkadang orang awam menyebutnya rematik adalah suatu penyakit inflamasi sistemik yang kronik.

    Pasien biasanya mengalami gejala awal-gejala biasanya samar-samar, sepeti nyeri musculoskeletal (otot dan tulang) yang cepat berlalu dan morning stiffness (kaku pada pagi hari) yang berlangsung beberapa minggu atau bulan tanpa menghasilkan diagnosis. Penyakit ini dapat menyebabkan ketidakmampuan dan kecacatan, bahkan dalam kondisi penyakit yang masih awal.

    RA juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan moodpada penderitanya. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kasus pasien RA yang ternyata juga disertai depresi. Sampai saat ini penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini biasanya mengenai membran sinovial dari berbagai sendi penghubung.

    Prevalensinya pada populasi umum adalah sebesar 1-2%, dan perempuan menderita tiga kali lipat lebih banyak daripada pria. Biasanya penyakit ini bermula pada usia sekitar 2040 tahun. Dahulu penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang ringan, tapi saat ini terdapat kecenderungan penyakit ini mempertinggi angka kematian dan menyebabkan ketidakberdayaan yang berat sehingga pengobatan awal dan agresif

  • sangat diperlukan.

    Walaupun banyak penelitian baik di bidang genetik maupun imunologi, penyebab RA tetap tidak dapat diketahui pasti.Penelitian saat ini banyak memfokuskan pada kemungkinan bahwa penyakit ini merupakan hasil dari infeksi oleh organisme yang tidak diketahui, berlangsung secara genetik pada host (individu) yang rentan.

    Penelitian yang berusaha untuk menjelaskan apakah stres akut mempunyai peranan dalam terjadinya RA mendapatkan hasil bervariasi. Beberapa penelitian mengatakan beberapa pasien akan memberikan sensitivitas berbeda terhadap suatu stress yang potensial. Adanya hendaya (ketidakmampuan) dalam hubungan interpersonal sangat bermakna dalam pengalaman yang penuh tekanan pada pasien-pasien rheumatoid arthritis.

    Depresi dan Rheumatoid Arthritis Kepustakaan mencatat beberapa penyakit yang mengenai sistem muskuloskeletal yang mempunyai peranan terhadap timbulnya depresi. Penyakit yang sering dihubungkan adalah osteoarthritis (OA), rhemautoid arthritis (RA), dan fibromyalgia.Abdel menyatakan dalam penelitiannya bahwa gejala depresi lebih banyak terdapat pada penyakit RA dibandingkan OA.

    Lebih jauh dikatakan bahwa pada pasien rheumatoid arthritis terdapat sekurangnya seperempat atau lebih pasien yang menderita depresi. Data lain menyebutkan prevalensi depresi pada pasien RA berkisar 14% sampai 46%. Penelitian menyebutkan, gejala depresi lebih sering terdapat pada pasien RA daripada gambaran diagnosis depresi secara klinik.

    Hal lain yang mungkin terjadi adalah karena keluhan RA dengan gejala depresi hampir mirip,yaitu kelelahan,mengantuk,hilang energi,dan pertanyaan berkenaan dengan hal ini terdapat pada kuesioner dan alat bantu tes psikologis. Ini dapat menyebabkan kejadian depresi pada pasien RA dipandang sebelah mata.

    Penelitian yang dilakukan Abdel mencatat bahwa data demografik seperti status perkawinan dan masyarakat kota berhubungan dengan angka timbulnya gejala depresi pada pasien RA.Pasien yang tidak menikah akan lebih mudah mengalami gejala depresi berkenaan dengan penyakit RA daripada yang menikah.

    Peneliti lain juga mengatakan bahwa tidak menikah merupakan faktor prediksi bermakna untuk timbulnya depresi pada pasien RA. Keadaan tempat tinggal pasien RA tidak pernah diteliti sebelumnya.Namun, berdasarkan penelitian Abdel, ternyata pasien RA yang tinggal di perkotaan lebih banyak yang mengalami depresi daripada yang tinggal di pedesaan. Kemungkinan faktor yang berhubungan dengan hal ini adalah kepuasan hidup dan mobilitas pasien.

    Apa yang Dapat Dilakukan Pengobatan penyebab dasar haruslah ditangani segera. Untuk itu pasien harus berkonsultasi secara tepat dengan ahlinya. Pasien dengan gejala yang mengarah ke diagnosis rheumatoid arthritis dapat berkonsultasi ke dokter penyakit dalam yang ahli di bidang rheumatologi (konsultan rheumatologi) atau bisa juga ke dokter penyakit dalam.

    Depresi atau lebih tepatnya gejala depresi yang muncul akibat menderita rheumatoid arthritis biasanya akan membaik dengan semakin baiknya penyakit yang diderita oleh pasien. Pengobatan depresi menggunakan obat-obatan antidepresan yang mempunyai efek anti nyeri juga seperti golongan amitriptiline dan golongan serotonin norephineprine reuptake inhibitor dapat menjadi pilihan bila gejala depresi menetap dan menghambat proses rehabilitasi penyakit dasarnya.

    Psikoterapi juga memegang peranan penting. Suatu penelitian mengatakan hasil yang baik yang didapatkan pada terapi kognitif pasien rheumatoid arthritis, baik untuk gejala depresinya maupun untuk gejala penyakit dasarnya. Tentunya hal ini membutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan harapan sembuh yang lebih baik lagi bagi pasien rheumatoid arthritis. (*)

    dr Andri SpKJ Psikiater Klinik Psikosomatik RS Omni Internasional, Alam Sutera

    Penyebab Rheumatoid Arthritis Penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui. Walaupun agen-agen infeksius seperti virus-virus, bakteri-bakteri, dan jamur telah lama dicurigai, tidak satupun telah dibuktikan sebagai penyebab. Penyebab rheumatoid arthritis adalah suatu area penelitian yang sangat aktif diseluruh dunia. Beberapa ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa kecenderungan mengembangkan rheumatoid arthritis mungkin diturunkan/diwariskan secara genetik. Dicurigai bahwa infeksi-infeksi tertentu atau faktor-faktor dalam lingkungan mungkin mencetuskan sistim imun untuk menyerang

  • jaringan-jaringan tubuh sendiri, berakibat pada peradangan pada beragam organ-organ tubuh seperti paru-paru atau mata-mata. Tanpa peduli pada pencetus yang tepat, akibatnya adalah suatu sistim imun yang disiapkan untuk memajukan peradangan pada sendi-sendi dan adakalanya jaringan-jaringan lain dari tubuh. Sel-sel imun, disebut lymphocytes, diaktifkan dan pesuruh-pesuruh (kurir) kimia (cytokines, seperti tumor necrosis factor/TNF dan interleukin-1/IL-1) diekspresikan pada area-area peradangan. Faktor-faktor lingkungan juga kelihatannya memainkan beberapa peran dalam menyebabkan rheumatoid arthritis. Akhir-akhir ini, ilmuwan-ilmuwan telah melaporkan bahwa merokok meningkatkan risiko mengembangkan rheumatoid arthritis.

    Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Rheumatoid Arthritis Gejala-gejala rheumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada derajat peradangan jaringan. Ketika jaringan-jaringan tubuh meradang, penyakitnya aktif. Ketika peradangan jaringan surut/mereda, penyakitnya tidak aktif (dalam remisi). Remisi-remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan perawatan, dan dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Selama remisi-remisi, gejala-gejala penyakit hilang, dan pasien-pasien umumnya merasa baik. Ketika penyakitnya kembali aktif (kambuh), gejala-gejala kembali. Kembalinya aktivitas penyakit dan gejala-gejala disebut suatu flare. Perjalanan dari rheumatoid arthritis bervariasi dari pasien ke pasien, dan periode-periode dari flare-flare dan remisi-remisi adalah khas. Ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri otot dan sendi, dan kekakuan. Kekakuan otot dan sendi biasanya paling terasa pada pagi hari dan setelah periode-periode ketidakaktifan. Arthritis adalah umum selama flare-flare penyakit. Juga selama flare-flare, sendi-sendi seringkali menjadi merah, bengkak, sakit, dan sensitif. Ini terjadi karena jaringan pelapis dari sendi (synovium) meradang, berakibat pada produksi cairan sendi (synovial fluid) yang berlebihan. Synovium juga menebal dengan peradangan (synovitis). Pada rheumatoid arthritis, beragam sendi-sendi biasanya meradang dalam suatu pola yang simetris (kedua sisi tubuh terpengaruh). Sendi-sendi kecil dari kedua tangan-tangan dan pergelangan-pergelangan tangan seringkali terlibat. Pekerjaan-pekerjaan kehidupan harian yang mudah, seperti memutar tombol-tombol pintu dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama flare-flare. Sendi-sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat. Adakalanya, hanya satu sendi yang meradang. Ketika hanya satu sendi yang terlibat, arthritis dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk-bentuk arthritis lain, seperti gout atau infeksi sendi. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh, tulang rawan (cartilage) dan tulang. Ini menjurus pada suatu kehilangan tulang rawan dan erosi dan kelemahan dari tulang-tulang dan begitu juga otot-otot, berakibat pada kelainan bentuk, kehancuran, dan kehilangan fungsi dari sendi. Jarang, rheumatoid arthritis dapat bahkan mempengaruhi sendi yang bertanggung jawab pada pengencangan pita-pita suara kita untuk merubah nada suara kita, sendi cricoarytenoid. Ketika sendi ini meradang, ia dapat menyebabkan keparauan suara. Karena rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit sistemik, peradangannya dapat mempengaruhi organ-organ dan area-area tubuh lain daripada sendi-sendi. Peradangan dari kelenjar-kelenjar mata-mata dan mulut dapat menyebabkan kekeringan dari area-area ini dan dirujuk sebagai sindrom Sjogren. Peradangan rheumatoid dari selaput/pelapis paru (pleuritis) menyebabkan sakit dada dengan bernapas yang dalam atau batuk. Jaringan paru sendiri dapat juga meradang, dan adakalanya simpul-simpul (nodul-nodul) peradangan (rheumatoid nodules) berkembang dalam paru-paru. Peradangan dari jaringan/selaput yang mengelilingi jantung (pericardium), disebut pericarditis, dapat menyebabkan suatu sakit dada yang secara khas berubah dalam intensitas ketika berbaring atau bersandar kedepan. Penyakit rheumatoid dapat mengurangi jumlah sel-sel darah merah (anemia) dan sel-sel darah putih. Sel-sel putih yang berkurang dapat dikaitkan dengan suatu pembesaran limpa (dirujuk sebagai sindrom Felty) dan dapat meningkatkan risiko infeksi-infeksi. Benjolan-benjolan keras dibawah kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi sekitar siku-siku dan jari-jari tangan dimana seringkali ada tekanan. Meskipun nodul-nodul ini biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala, adakalanya mereka dapat terinfeksi. Suatu komplikasi serius yang jarang, biasanya dengan penyakit rheumatoid yang sudah berjalan lama, adalah peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat merusak penyediaan darah pada jaringan-jaringan dan menjurus pada kematian jaringan. Ini paling sering

  • awalnya terlihat sebagai area-area hitam yang kecil sekali sekitar dasar-dasar kuku atau sebagai borok-borok kaki.

    Mendiagnosis Rheumatoid Arthritis Langkah pertama dalam mendiagnosis rheumatoid arthritis adalah suatu pertemuan antara dokter dan pasien. Dokter meninjau ulang sejarah gejala-gejala, memeriksa sensi-sendi untuk peradangan dan kelainan bentuk, kulit untuk nodul-nodul rheumatoid, dan bagian-bagian tubuh lain untuk peradangan. Tes-tes darah dan X-ray tertentu seringkali diperoleh. Diagnosis akan berdasarkan pada pola dari gejala-gejala, pengdistribusian dari sendi-sendi yang meradang, dan penemuan-penemuan darah dan x-ray. Beberapa kunjngan-kunjungan mungkin diperlukan sebelum dokter menjadi yakin atas diagnosisnya. Seorang dokter dengan training khusus dalam arthritis dan penyakit yang berhubungan dengannya disebut seorang rheumatologist. Distribusi dari peradangan sendi adalah penting untuk dokter dalam membuat suatu diagnosis. Pada rheumatoid arthritis, sendi-sendi kecil dari tangan-tangan, pergelangan-pergelangan tangan, kaki-kaki, dan lutut-lutut meradang secara khas pada suatu distribusi yang simetris (mempengaruhi kedua sisi tubuh). Ketika hanya satu atau dua sendi-sendi yang meradang, diagnosis rheumatoid arthritis menjadi lebih sulit. Dokter mungkin kemudian melaksanakan tes-tes lain untuk meniadakan arthritis yang disebabkan oleh infeksi atau gout. Deteksi nodul-nodul rheumatoid, paling sering sekitar siku-siku dan jari-jari tangan, dapat menyarankan diagnosis. Antibodi-antibodi darah yang abnormal dapat ditemukan pada pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Suatu antibodi darah disebut "rheumatoid factor" dapat ditemukan pada 80% dari pasien-pasien. Citrulline antibody (juga dirujuk sebagai anti-citrulline antibody, anti-cyclic citrullinated peptide antibody, dan anti-CCP) hadir pada kebanyakan pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Adalah bermanfaat dalam diagnosis rheumatoid arthritis ketika mengevaluasi pasien-pasien dengan peradangan sendi yang tidak dapat dijelaskan. Suatu tes untuk antibodi-antibodi citrulline adalah paling bermanfaat dalam mencari penyebab dari peradangan arthritis yang sebelumnya tidak terdiagnosis ketika tes darah tradisional untuk rheumatoid arthritis, faktor rheumatoid, tidak hadir. Antibodi-antibodi citrulline telah dirasakan mewakili tingkatan-tingkatan awal dari rheumatoid arthritis pada keadaan (setting) ini. Antibodi lain yang disebut "the antinuclear antibody" (ANA) juga seringkali ditemukan pada pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Suatu tes darah yang disebut kecepatan sedementasi (kecepatan sed) adalah suatu ukuran dari berapa cepatnya sel-sel darah merah jatuh kedasar suatu tabung tes. Kecepatan sed digunakan sebagai suatu ukuran kasar dari peradangan sendi-sendi. Kecepatan sed biasanya lebih cepat selama flare-flare penyakitnya dan lebih perlahan selama remisi-remisi. Tes darah lain yang digunakan untuk mengukur derajat peradangan yang hadir dalam tubuh adalah C-reactive protein. Tes-tes faktor rheumatoid, ANA, kecepatan sed, dan C-reactive protein dapat juga abnormal pada kondisi-kondisi lain dari autoimun sistemik dan peradangan. Oleh karenanya, kelainan-kelainan pada tes-tes darah ini sendirian adalah tidak cukup untuk suatu diagnosis rheumatoid arthritis yang kuat. X-rays sendi mungkin adalah normal atau hanya menunjukan pembengkakan jaringan lunak pada awalnya penyakit. Ketika penyakitnya berlanjut (maju) x-rays dapat menunjukan erosi-erosi tulang yang khas dari rheumatoid arthritis pada sendi-sendi. X-rays sendi dapat juga bermanfaat dalam memonitor kemajuan penyakit dan kerusakan sendi melalui waktu. Scanning tulang, suatu prosedur tes radioaktif, dapat menunjukan sendi-sendi yang meradang. Dokter mungkin memilih untuk melaksanakan suatu prosedur ruang praktek yang disebut arthrocentesis. Pada prosedur ini, sebuah jarum yang steril dan alat penyemprot (suntikan) digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi dari sendi untuk studi di laboratorium. Analisa dari cairan sendi, dalam laboratorium, dapat membantu untuk meniadakan penyebab-penyebab lain arthritis, seperti infeksi dan gout. Arthrocentesis dapat juga bermanfaat dalam menghilangkan pembengkakan dan nyeri sendi. Adakalanya, obat-obat cortisone disuntikan kedalam sendi sewaktu arthrocentesis dalam rangka menghilangkan secara cepat peradangan sendi dan lebih jauh mengurangi gejala-gejala.

    Merawat Rheumatoid Arthritis Tidak ada penyembuhan rheumatoid arthritis yang diketahui. Sampai sekarang, tujuan perawatan rheumatoid arthritis adalah mengurangi peradngan dan nyeri sendi, memaksimalkan fungsi sendi,

  • dan mencegah kerusakan dan kelainan bentuk sendi. Intervensi medis yang dini telah ditunjukan adalah penting dalam memperbaiki hasil-hasil akhir. Manajemen yang agresif dapat memperbaiki fungsi, menghentikan kerusakan pada sendi seperti terlihat pada x-rays, dan mencegah ketidakmampuan untuk bekerja. Perawatan yang optimal untuk penyakit melibatkan suatu kombinasi dari obat-obatan, istirahat, latihan-latihan yang menguatkan sendi, perlindunga sendi, dan pendidikan pasien (dan keluarga). Perawatan disesuaikan menurut banyak faktor-faktor seperti keaktifan penyakit, tipe-tipe sendi yang terlibat, kesehatan umum, umur, dan pekerjaan pasien. Perawatan adalah paling sukses ketika ada suatu kerjasama yang erat antara dokter, pasien, dan anggota-anggota keluarga. Dua kelompok dari obat-obatan digunakan dalam merawat rheumatoid arthritis: "obat-obat baris pertama"yang bekerja cepat dan "obat-obat baris kedua" yang bekerja lambat (juga dirujuk sebagai obat-obat anti-rematik yang memodifikasi penyakit / disease-modifying antirheumatic drugs atau DMARDs). Obat-obat baris pertama, seperti aspirin dan cortisone (corticosteroids), digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Obat-obat baris kedua yang bekerja lambat, seperti emas, methotrexate dan hydroxychloroquine (Plaquenil) mempromosikan remisi penyakit dan mencegah kerusakan sendi yang progresif, namun mereka bukan agen-agen anti-peradangan. Derajat pengrusakan dari rheumatoid arthritis bervariasi dari pasien ke pasien. Pasien-pasien dengan bentuk-bentuk penyakit yang bersifat kurang merusak yang tidak umum atau penyait yang telah diam setelah aktivitas bertahun-tahun ("burned out" rheumatoid arthritis) dapat dikendalikan dengan istirahat, obat-obat nyeri dan anti-peradangan sendirian. Umumnya, bagaimanapun, pasien-pasien memperbaiki fungsi dan memperkecil ketidakmampuan dan kerusakan sendi jika dirawat lebih awal dengan obat-obat baris kedua (disease-modifying antirheumatic drugs), bahkan dalam bulan-bulan dari diagnosis. Kebanyakan pasien-pasien memerlukan obat-obat baris kedua yang lebih agresif, seperti methotrexate, sebagai tambahan pada agen-agen anti-peradangan. Adakalanya obat-obat baris kedua ini digunakan dalam kombinasi. Pada beberapa pasien-pasien dengan kelainan bentuk sendi yang berat, operasi mungkin diperlukan.

    Obat-Obat "Baris Pertama" Acetylsalicylate (Aspirin), naproxen (Naprosyn), ibuprofen (Advil, Medipren, Motrin), dan etodolac (Lodine) adalah contoh-contoh dari obat-obat anti-peradangan nonsteroid atau nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs). NSAIDs adalah obat-obat yang dapat mengurangi peradangan jaringan, nyeri, dan bengkak. NSAIDs bukan cortisone. Aspirin, dalam dosis-dosis lebih tinggi daripada yang digunakan untuk merawat sakit kepala dan demam, adalah suatu obat anti-peradangan yang efektif untuk rheumatoid arthritis. Aspirin telah digunakan untuk persoalan-persoalan sendi sejak era Mesir kuno. NSAIDs yang lebih baru adalah seefektif aspirin dalam mengurangi peradangan dan nyeri dan memerlukan dosis-dosis yang lebih sedikit per hari. Respon-respon pasien pada obat-obat NSAID yang berbeda adalah bervariasi. Oleh karenanya, adalah bukan tidak umum untuk seorang dokter mencoba beberapa obat-obat NSAID dalam rangka untuk mengidentifikasi agen-agen yang paling efektif dengan efek-efek sampingan yang paling sedikit. Efek-efek sampingan yang paling umum dari aspirin dan NSAIDs lain termasuk gangguan lambung, nyeri perut, borok-borok, dan bahkan perdarahan pencernaan (gastrointestinal bleeding). Dalam rangka mengurangi efek-efek sampingan lambung, NSAIDs biasanya dikonsumsi dengan makanan. Obat-obat tambahan seringkali direkomendasikan untuk melindungi lambung dari efek-efek borok NSAIDs. Obat-obat ini termasuk antacids, sucralfate (Carafate), proton-pump inhibitors (Prevacid, dan lainnya), dan misoprostol (Cytotec). NSAIDs yang lebih baru termasuk selective Cox-2 inhibitors, seperti celecoxib (Celebrex), yang menawarkan efek-efek antiperadangan dengan risiko iritasi dan perdarahan lambung yang lebih kecil. Obat-obat kortikosteroid dapat diberikan secara oral (melalui mulut) atau disuntikan langsung kedalam jaringan-jaringan dan sendi-sendi. Mereka lebih berpotensi daripada NSAIDs dalam mengurangi peradangan dan dalam pemulihan mobilitas dan fungsi sendi. Kortikosteroid-kortikosteroid adalah bermanfaat untuk periode-periode singkat selama flare-flare aktivitas penyakit yang berat atau ketika penyakit tidak merespon pada NSAIDs. Bagaimanapun, kortikosteroid-kortikosteroid dapat mempunyai efek-efek sampingan yang serius, terutama ketika diberikan dalam dosis-dosis tinggi untuk periode-perode waktu yang panjang. Efek-efek sampingan termasuk kenaikan berat badan, muka yag bengkak, penipisan kulit dan tulang,

  • mudah memar, katarak-katarak, risiko infeksi, penyusutan otot, dan kerusakan sendi-sendi besar, seperti pinggul-pinggul. Kortikosteroid-kortikosteroid juga membawa beberapa peningkatan risiko mendapat infeksi-infeksi. Efek-efek sampingan ini dapat sebagian dihindari dengan mengurangi secara berangsur-angsur dosis-dosis kortikosteroid-kortikosteroid ketika pasien mencapai perbaikan penyakit. Menghentikan kortikosteroid-kortikosteroid secara tiba-tiba dapat menjurus pada flare-flare penyakit atau gejala-gejala lain dari penarikan kortikosteroid-kortikosteroid dan tidak dianjurkan. Penipisan tulang-tulang yang disebabkan oleh osteoporosis mungkin dihindari dengan suplemen-suplemen calcium dan vitamin D.

    Obat-Obat "Baris Kedua" Atau Obat-Obat "Yang Bekerja Lambat" (Disease-modifying anti-rheumatic drugs or DMARDs) Dimana obat-obat baris pertama (NSAIDs dan corticosteroids) dapat menghilangkan peradangan dan nyeri sendi, mereka tidak harus mencegah kerusakan atau kelainan bentuk sendi. Rheumatoid arthritis memerlukan obat-obat yang lain daripada NSAIDs dan corticosteroids untuk menghentikan kerusakan yang progresif pada tulang rawan (cartilage), tulang, dan jaringan-jaringan lunak yang berdekatan. Obat-obat yang diperlukan untuk manajemen penyakit yang ideal juga dirujuk sebagai obat-obat anti-rematik yang memodifikasi penyakit atau disease-modifying anti-rheumatic drugs atau DMARDs. Mereka datang dalam suatu bentuk-bentuk yang beragam dan didaftar dibawah. Obat-obat baris kedua atau yang bekerja lambat mungkin memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan untk menjadi efektif. Mereka digunakan untuk periode-periode waktu yang panjang, bahkan bertahun-tahun, pada dosis-dosis yang bervariasi. Jika efektif, DMARDs dapat mempromosikan remisi, dengan demikian memperlambat kemajuan dari kerusakan dan kelainan bentuk sendi . Adakalanya sejumlah obat-obat baris kedua digunakan bersama-sama sebagai terapi kombinasi. Seperti dengan obat-obat baris pertama, dokter mungkin perlu menggunakan obat-obat baris kedua yang berbeda sebelum perawatannya optimal. Penelitian akhir-akhir ini menyarankan bahwa pasien-pasien yang merespon pada suatu DMARD dengan kontrol dari penyakit rheumatoid mungkin sebenarnya mengurangi risiko yang diketahui (kecil namun nyata) dari lymphoma yang hadir hanya dengan mempunyai rheumatoid arthritis. DMARDs ditinjau ulang berikutnya. Hydroxychloroquine (Plaquenil) dikaitan dengan quinine dan juga digunakan dalam perawatan malaria. Ia digunakan melaui periode-periode yang panjang untuk perawatan rheumatoid arthritis. Efek-efek sampingan yang mungkin termasuk gangguan lambung, ruam-ruam kulit (skin rashes), kelemahan otot, dan perubahan-perubahan penglihatan. Meskipun perubahan-perubahan penglihatan adalah jarang, pasien-pasien yang mengkonsumsi Plaquenil harus dimonitor leh seorang dokter mata (ophthalmologist). Sulfasalazine (Azulfidine) adalah suatu obat oral yang secara tradisional digunakan dalam perawatan penyakit peradangan usus besar yang ringan sampai beratnya sedang, seperti radang borok usus besar atau ulcerative colitis dan penyakit Crohn. Azulfidine digunakan untuk merawat rheumatoid arthritis dalam kombinasi dengan obat-obat anti peradangan. Azulfidine umumnya ditolerir dengan baik. Efek-efek sampingan yang umum termasuk ruam (rash) dan gangguan lambung. Karena Azulfidine terbentuk dari senyawa-senyawa sulfa dan salicylate, ia harus dihindari oleh pasien-pasien dengan alergi-alergi sulfa yang diketahui. Methotrexate telah memenangkan popularitas diantara dokter-dokter sebagai suatu obat baris kedua awal karena keduanya yaitu keefektifan dan efek-efek sampinganya yang relatif jarang. Ia juga mempunyai suatu keuntungan dalam fleksibilitas dosis (dosisnya dapat disesuaikan menurut keperluan-keperluan). Methotrexate adalah suatu obat penekan imun. Ia dapat mempengaruhi sumsum tulang dan hati, bahkan jarang menyebabkan sirosis. Semua pasien-pasien yang mengkonsumsi methotrexate memerlukan tes-tes darah secara teratur untuk memonitor jumlah-jumlah darah dan tes-tes darah fungsi hati. Garam-garam emas (Gold salts) telah digunakan untuk merawat rheumatoid arthritis sepanjang kebanyakan abad yang lalu. Gold thioglucose (Solganal) dan gold thiomalate (Myochrysine) diberikan dengan suntikan, awalnya pada suatu dasar mingguan untuk berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Emas oral, auranofin (Ridaura), diperkenalkan pada tahun sembilan belas delapan puluhan (1980s). Efek-efek sampingan dari emas (oral dan yang disuntikan) termasuk ruam kulit (skin rash), luka-luka mulut, kerusakan ginjal dengan kebocoran protein dalam urin,

  • dan kerusakan sumsum tulang dengan anemia dan jumlah sel putih yang rendah. Pasien-pasien yang menerima perawatan emas dimonitor secara teratur dengan tes-tes darah dan urin. Emas oral dapat menyebabkan diare. Obat-obat emas ini telah begitu kehilangan kesukaan sehingga banyak perusahaan-perusahaan tidak lagi memproduksi mereka. D-penicillamine (Depen, Cuprimine) dapat bermanfaat pada pasien-pasien yang terpilih dengan bentuk-bentuk rheumatoid arthritis yang progresif. Efek-efek sampingan adalah serupa dengan yang dari emas. Mereka termasuk demam, kedinginan, luka-luka mulut, suatu rasa metal/logam dalam mulut, ruam kulit, kerusakan ginjal dan sumsum tulang, gangguan lambung, dan mudah memar. Pasein-pasien pada obat ini memerlukan tes-tes darah dan urin yang rutin. D-penicillamine jarang dapat menyebabkan gejala-gejala dari penyakit-penyakit autoimun lain. Obat-obat penekan imun adalah obat-obat sangat kuat yang menekan sistim imun tubuh. Sejumlah obat-obat penekan imun digunakan untuk merawat rheumatoid arthritis. Mereka termasuk methotrexate (Rheumatrex, Trexall) seperti yang digambarkan diatas, azathioprine (Imuran), cyclophosphamide (Cytoxan), chlorambucil (Leukeran), dan cyclosporine (Sandimmune). Karena efek-efek sampingan yang berpotensi serius, obat-obat penekan imun (lain daripada methotrexate) umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan penyakit yang sangat agresif atau mereka yang dengan komplikasi-komplikasi peradangan rheumatoid yang serius, seperti peradangan pembuluh darah (vasculitis). Pengecualian adalah methotrexate, yang tidak seringkali dikaitkan dengan efek-efek sampingan yang serius dan dapat secara hati-hati dimonitor dengan pengujian darah. Methotrexate telah menjadi suatu obat baris kedua yang disukai sebagai akibatnya. Obat-obat penekan imun dapat menekan fungsi sumsum tulang dan menyebabkan anemia, suatu jumlah sel putih yang rendah, dan jumlah-jumlah platelet yang rendah. Suatu jumlah putih yang rendah dapat meningkatkan risiko infeksi-infeksi, dimana suatu jumlah platelet yang rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan. Methotrexate jarang dapat menjurus pada sirosis hati dan reaksi-reaksi alergi pada paru. Cyclosporin dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Karena efek-efek sampingan yang berpotensi serius, obat-obat penekan imun digunakan dalam dosis-dosis rendah, biasanya dalam kombinasi dengan agen-agen anti peradangan.

    Perawatan-Perawatan Yang Lebih Baru Obat-obat baris kedua yang lebih baru untuk perawatan rheumatoid arthritis termasuk leflunomide (Arava) dan obat-obat biologi etanercept (Enbrel), infliximab (Remicade), anakinra (Kineret), adalimumab (Humira), rituximab (Rituxan), dan abatacept (Orencia). Leflunomide (Arava) tersedia untuk menghilangkan gejala-gejala dan menahan kemajuan penyakit. Ia tampaknya bekerja dengan memblokir aksi dari suatu enzim yang penting yang mempunyai suatu peran dalam pengaktifan imun. Arava dapat menyebabkan penyakit hati, diare, kehilangan rambut, dan/atau ruam (rash) pada beberapa pasien-pasien. Ia harus tidak dikonsumsi sebelum atau selama kehamilan karena kemungkinan kerusakan-kerusakan kelahiran. Obat-obat lain mewakili suatu pendekatan baru pada perawatan rheumatoid arthritis dan adalah produk-produk bioteknologi modern. Ini dirujuk sebagai obat-obat biologi atau pemodifikasi-pemodifikasi respon biologi. Dalam perbandingan dengan DMARDs tradisional, obat-obat biologi mempunyai suatu penimbulan aksi yang jauh lebih cepat dan dapat mempunyai efek-efek yang sangat kuat pada penghentian kerusakan sendi yang progresif. Pada umumnya, metode-metode aksi mereka juga lebih terarah, terdefinisi, dan tertargetkan. Etanercept, infliximab, dan adalimumab adalah obat-obat biologi. Obat-obat ini menangkap/mencegat suatu protein dalam sendi-sendi (tumor necrosis factor atau TNF) yang menyebabkan peradangan sebelum ia dapat bertindak pada receptor alaminya untuk "menyalakan" peradangan. Ia secara efektif memblokir kurir peradangan TNF memanggil keluar sel-sel peradangan. Gejala-gejala dapat secara signifikan dan seringkali secara cepat membaik pada pasien-pasien yang menggunakan obat-obat ini. Etanercept harus disuntikan secara subkutan (subcutaneously) sekali atau dua kali dalam seminggu. Infliximab diberikan dengan infusi langsung kedalam suatu vena (intravena). Adalimumab disuntikan secara subkutan setiap minggu lainnya atau setiap minggu. Setiap dari obat-obat ini akan dievaluasi oleh dokter-dokter dalam prekteknya untuk menentukan peran apa yang mungkin mereka punyai dalam merawat berbagai tingkatan-tingkatan rheumatoid arthritis. Penelitian telah menunjukan bahwa pemodifikasi-pemodifikasi respon biologi juga mencegah kerusakan sendi yang progresif dari

  • rheumatoid arthritis. Mereka sekarang direkomendasikan untk penggunaan setelah obat-obat baris kedua lain tidak efektif. Pemodifikasi-pemodifikasi respon biologi (TNF-inhibitors) adalah perawatan-perawatan yang mahal. Mereka juga seringkali digunakan dalam kombinasi dengan methotrexate dan DMARDs lain. Lebih jauh, harus dicatat bahwa TNF-blocking biologics semuanya adalah lebih efektif ketika dikombinasikan dengan methotrexate. Anakinra adalah perawatan biologi lain yang digunakan untuk merawat rheumatoid arthritis yang sedang sampai yang berat. Anakinra bekerja dengan mengikat pada suatu protein kurir sel (IL-1, suatu proinflammation cytokine). Anakinra disuntikan dibawah kulit setiap hari. Anakinra dapat digunakan sendirian atau dengan DMARDs lain. Angka respon dari anakinra tidak nampak setinggi obat-obat biologi lain. Rituxan adalah suatu antibodi yang pertama kali digunakan untuk merawat lymphoma, suatu kanker dari simpul-simpul getah bening. Rituxan dapat efektif dalam merawat penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis karena ia menghabiskan sel-sel B, yang adalah sel-sel peradangan yang penting dan dalam memproduksi antibodi-antibodi abnormal yang adalah umu pada kondisi-kondisi ini. Rituxan sekarang tersedia ntuk merawat rheumatoid arthritis aktif yang sedang sampai yang berat pada pasien-pasien yang telah gagal dengan TNF-blocking biologics. Studi-studi permulaan telah menunjukan bahwa Rituxan juga ditemukan bermanfaat dalam merawat rheumatoid arthritis yang berat yang dipersulit oleh peradangan pembuluh darah (vasculitis) dan cryoglobulinemia. Orencia adalah suatu obat biologi yang baru-baru ini dikembangkan yang memblokir pengaktifan sel-sel T. Orencia sekarang tersedia untuk merawat pasien-pasien dewasa yang telah gagal dengan suatu DMARD tradisional atau obat biologi pemblokir TNF. Dimana obat-obat biologi seringkai dikombinasikan dengan DMARDs tradisional dalam perawatan rheumatoid arthritis, mereka umumnya tidak digunakan dengan obat-obat biologi lain karena risko infeksi-infeksi serius yang tidak dapat diterima. Prosorba column therapy melibatkan memompakan darah yang dikeluarkan melalui suatu vena dalam lengan kedalam suatu mesin apheresis atau pemisah sel (cell separator). Mesin ini memisahkan bagian cair dari darah (plasma) dari sel-sel darah. Prosorba column adalah suatu silinder plastik kira-kira berukuran sebuah cangkir kopi yang mengandung suatu senyawa seperti pasir yang dilapisi dengan suatu material khusus yang disebut Protein A. Protein A adalah unik dimana ia mengikat antibodi-antibodi yang tidak diinginkan dari darah yang mempromosikan arthritis. Prosorba column bekerja menangkal efek dari antibodi-antibodi yang berbahaya ini. Prosorba column diindikasikan mengurangi tanda-tanda dan gejala-gejala dari rheumatoid arthritis yang sedang sampai berat pada pasien-pasien dewasa dengan penyakit yang telah berjalan lama yang telah gagal atau tidak mentolerir pada obat-obat anti-rematik yang memodifikasi penyakit atau disease-modifying anti-rheumatic drugs (DMARDs). Peran yang tepat dari perawatan ini sedang dievaluasi oleh dokter-dokter, dan ia tidak umum digunakan sekarang ini.

    Perawatan-Perawatan Lain Tidak ada diet khusus untuk rheumatoid arthritis. Seratus tahun yang lalu, digebar-gemborkan (dipuji) bahwa makanan-makanan "bayangan malam", seperti tomat-tomat, akan memperburuk rheumatoid arthritis. Ini tidak lagi diterima sebagai kebenaran. Minyak ikan mungkin mempunyai efek-efek anti-peradangan yang menguntungkan, namun sejauh ini hanya telah ditunjukan dalam percobaan-percobaab laboratorium yang mempelajari sel-sel penyebab radang. Demikian juga, manfaat-manfaat dari preparat-preparat tulang rawan tetap tidak terbukti. Pembebasan nyeri simptomatik dapat seringkali dicapai dengan acetaminophen (Tylenol) oral atau preparat-preparat topikal (dipakai dibagian luar) over-the-counter, yang digosokkan kedalam kulit. Antibiotik-antibiotik, terutama obat tetracycline minocycline (Minocin), telah dicoba untuk rheumatoid arthritis akhir-akhir ini pada percobaan-percobaan klinik. Hasil-hasil awal telah menunjukan perbaikan yang ringan sampai sedang dalam gejala-gejala arthritis. Minocycline telah ditunjukan menghalangi enzim-enzim mediator yang penting dari pembinasaan jaringan, disebut metalloproteinases, dalam laboratorium dan begitu juga pada manusia-manusia. Area-area tubuh, yang lain daraipada sendi-sendi, yang dipengaruhi oleh peradangan rheumatoid dirawat secara individu. Sindrom Sjogren (digambarkan diatas, lihat gejala-gejala) dapat dibantu dengan airmata-airmata buatan dan melembabkan ruangan-ruangan rumah atau kantor. Tetes-tetes mata yang berobat, cortisporine ophthalmic drops (Restasis), juga tersedia untuk

  • membantu mata-mata yang kering pada mereka yang terpengaruh. Checkup-checkup mata secara teratur dan perawatan antibiotik yang dini untuk infeksi mata-mata adalah penting. Peradangan dari tendon-tendon (tendinitis), bursae (bursitis), dan nodul-nodul rheumatoid dapat disuntik dengan cortisone. Peradangan dari selaput/pelapis jantung dan/atau paru-paru mungkin memerlukan dosis-dosis cortisone oral yang tinggi. Latihan secara teratur yang memadai adalah penting dalam memelihara mobilitas sendi dan dalam penguatan otot-otot sekitar sendi-sendi. Berenang adalah terutama bermanfaat karena ia mengizinkan latihan dengan tekanan yang minimal pada sendi-sendi. Ahli-ahli terapi fisik dan pekerjaan dilatih untuk menyediakan instruksi-instruksi latihan yang spesifik dan dapat menawarkan pendukung-pendukung bidai. Contohnya, bidai-bidai pergelangan-pergelangan tangan dan jari-jari tangan dapat bermanfaat dalam mengurangi peradangan dan memelihara kelurusan sendi. Alat-alat, seperti tongkat-tongkat, pemelihara bangku toilet, dan pemegang-pemegang botol dapat membantu kehidupan sehari-hari. Aplikasi-aplikasi panas dan dingin adalah modalitas-modalitas yang dapat mengurangi gejala-gejala sebelum dan sesudah latihan. Operasi mungkin direkomendasikan untuk memulihkan mobilitas sendi atau memperbaiki sendi-sendi yang rusak. Dokter-dokter yang berspesialisasi dalam operasi sendi adalah ahli-ahli bedah orthopedi. Tipe-tipe operasi sendi mencakup dari arthroscopy ke penggantian sendi yang sebagian atau seluruhnya. Arthroscopy adalah suatu teknik operasi dimana seorang dokter memasukkan suatu alat seperti tabung kedalam sendi untuk melihat dan memperbaiki jaringan-jaringan abnormal. Penggantian sendi total adalah suatu prosedur operasi dimana sebuah sendi yang rusak diganti dengan material-material tiruan. Contohnya, sendi-sendi kecil tangan dapat diganti dengan material plastik. Sendi-sendi besar, seperti pinggul-pinggul atau lutut-lutut, diganti dengan logam-logam. Akhirnya, mengecilkan tekanan emosional dapat membantu memperbaiki kesehatan keseluruhan pasien dengan rheumatoid arthritis. Kelompok-kelompok pendukung dan ekstrakurikuler mengusahakan untuk pasien-pasien waktu untuk mendiskusikan persoalan-persoalan mereka dengan yang lain-lainnya dan belajar lebih banyak tentang penyakit mereka.

    Perawatan-Perawatan Masa Depan Ilmuwan-ilmuwan diseluruh dunia sedang mempelajari banyak area-area yang menjanjikan dari pendekatan-pendekatan perawatan yang baru untuk rheumatoid arthritis. Area-area ini termasuk perawatan-perawatan yang memblokir aksi dari faktor-faktor peradangan yang khusus, seperti tumor necrosis factor (TNFalpha) dan interleukin-1 (IL-1), seperti yang digambarkan diatas. Juga, obat-obat biologi yang memblokir interleukin-6 (IL-6) telah ditunjukan oleh peneliti-peneliti bermanfaat dalam merawat rheumatoid arthritis. Banyak obat-obat lain sedang dikembangkan yang bertindak melawan sel-sel darah putih kritis tertentu yang terlibat dalam peradangan rheumatoid. Juga, NSAIDs baru dengan mekanisme-mekanisme aksi yang berbeda dari obat-obat sekarang berada di horison. Metode-metode yang lebih baik yang menentukan lebih akurat pasien-pasien yang mana lebih mungkin mengembangkan penyakit yang lebih agresif sedang menjadi tersedia. Penelitian antibodi akhir-akhir ini telah menemukan bahwa kehadiran dari antibodi-antibodi citrulline dalam darah (lihat diatas dalam diagnosis) telah dihubungkan dengan suatu kecenderungan yang lebih besar pada bentuk-bentuk yang lebih merusak dari rheumatoid arthritis. Studi-studi yang melibatkan berbagai tipe-tipe dari jaringan penyambung collagen ada dalam kemajuan dan menunjukan tanda-tanda yang membesarkan hati dari pengurangan aktivitas penyakit rheumatoid. Akhirnya, penelitian dan rancang bangun (engineering) genetik kemungkinan membawa kedepan banyak kesempatan-kesempatan baru dari diagnosis yang lebih dini dan perawatan yang akurat dimasa depan yang dekat. Membuat profil gen-gen, juga dikenal sebagai analisa susunan gen-gen, sedang diidentifikasikan sebagai suatu metode yang sangat membantu mendefinisikan orang-orang yang mana akan merespon pada obat-obat yang mana. Studi-studi sedang dalam perjalanan yang menggunakan analisa susunan gen-gen untuk menentukan pasien-pasien mana yang lebih berisiko untuk penyakit yang lebih agresif. Ini semua terjadi karena perbaikan-perbaikan teknologi. Kita berada pada ambang pintu dari perbaikan-perbaikan yang luar biasa dalam cara rheumatoid arthritis dikendalikan.

    Penanda RA yang terdahulu

  • Rheumatoid Factor (RF) merupakan antibodi yang sering digunakan dalam diagnosis RA dan sekitar 75% individu yang mengalami RA juga memiliki nilai RF yang positif. Kelemahan RF antara lain karena nilai RF positif juga terdapat pada kondisi penyakit autoimun lainnya, infeksi kronik, dan bahkan terdapat pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia lanjut).Oleh karena itu, adanya penanda spesifik dan sensitif yang timbul pada awal penyakit sangat dibutuhkan. Anti-cyclic citrullinated antibody (anti-CCP antibodi) merupakan penanda baru yang berguna dalam diagnosis RA. Walaupun memiliki keterbatasan, RF tetap banyak digunakan sebagai penanda RA dan penggunaan RF bersama-sama anti-CCP antibodi sangat berguna dalam diagnosis RA.

    [sunting] ANTI-CCP IgGAnti-CCP IgG merupakan penanda RA yang baru dan banyak digunakan dalam diagnosis kondisi RA. Beberapa kelebihan Anti-CCP IgG dalam kondisi RA antara lain :

    1. Anti-CCP IgG dapat timbul jauh sebelum gejala klinik RA muncul. Dengan adanya pengertian bahwa pengobatan sedini mungkin sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi, maka penggunaan Anti-CCP IgG untuk diagnosis RA sedini mungkin sangat bermanfaat untuk pengobatan sedini mungkin.

    2. Anti-CCP IgG sangat spesifik untuk kondisi RA. Antibodi ini terdeteksi pada 80% individu RA dan memiliki spesifisitas 98%. Antibodi ini juga bersifat spesifik karena dapat membedakan kondisi RA dari penyakit artritis lainnya.

    3. Anti-CCP IgG dapat menggambarkan risiko kerusakan sendi lebih lanjut. Individu dengan nilai anti-CCP IgG positif umumnya diperkirakan akan mengalami kerusakan radiologis yang lebih buruk bila dibandingkan individu tanpa anti-CCP IgG.

    Cegah kecacatan akibat Rheumatoid Arthritis

    4.

    Serangan penyakit Rheumatoid Arthritis perlu diwaspadai. Bila berlangsung lama tanpa pengobatan memadai, penyakit ini bisa menyebabkan kelainan bentuk pada persendian dan peradangan kronis pada persendian. Kondisi dikhawatirkan menyebabkan hilangnya fungsi persendian dan kecacatan sehingga kualitas hidup penderita menurun. Ada lebih dari 100 jenis reumatik yang memiliki gejala mirip sehingga masyarakat sulit membedakannya. Banyak yang menduga, semua keluhan nyeri sendi akibat asam urat, kata Prof Harry Isbagio dari Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam diskusi di Jakarta, Rabu (20/5). Padahal, hanya tujuh persen dari gangguan reumatik yang disebabkan asam urat.

    Serangan penyakit Rheumatoid Arthritis perlu diwaspadai. Bila berlangsung lama tanpa pengobatan memadai, penyakit ini bisa menyebabkan kelainan bentuk pada persendian dan peradangan kronis pada persendian. Kondisi dikhawatirkan menyebabkan hilangnya fungsi persendian dan kecacatan sehingga kualitas hidup penderita menurun. Ada lebih dari 100 jenis reumatik yang memiliki gejala mirip sehingga masyarakat sulit membedakannya. Banyak yang menduga, semua keluhan nyeri sendi akibat asam urat, kata Prof Harry Isbagio dari Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam diskusi di Jakarta, Rabu (20/5). Padahal, hanya tujuh persen dari gangguan reumatik yang disebabkan asam urat.Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun, yaitu reaksi sistem imun terhadap jaringan tubuh sendiri karena terjadi gangguan pada fungsi normal dari sistem imun. Hal ini menyebabkan sistem imun menyerang jaringan sehat. Peradangan sendi merupakan ciri khas RA yang bisa berakibat pada hilangnya bentuk dan fungsi sendi yang mengarah pada kerusakan fungsi sendi secara permanen. Penderita tidak dapat bebas bergerak karena menderita kaku dan nyeri pada sendi, katanya.RA dan penyakit penyertanya bahkan bisa menyebabkan kematian dini. Sebab, pada kasus berat, RA dapat menyerang organ-organ penting, seperti mata, paru-paru, dan pembuluh darah, kata Harry. Gejala penyakit ini biasanya bertahap, dimulai nyeri dan kaku sendi pada jari tangan, dan kemudian sering disertai kemerahan pada sendi. Selanjutnya terjadi pembengkakan sendi seperti pada tangan, leher, bahu, siku, pinggul, lutu, dan jari kaki.Sampai kini penyebab Rheumatoid Arthritis tidak dapat diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang

  • diduga bisa menjadi pemicunya, antara lain infeksi kuman dan faktor genetik. Penyakit ini paling banyak diderita mereka yang berusia di atas 40 tahun dan sebelum usia 60 tahun.Meski prevalensi rendah, penyakit ini sangat progresif dan sering menyebabkan kecacatan. Kerusakan sendi mulai terjadi pada enam bulan pertama sejak terserang penyakit ini dan cacat sendi permanen terjadi dalam waktu 2-3 tahun bila tidak diobati dengan benar, ujarnya.PengobatanSelain diagnosis secara tepat sejak dini, perawatan yang optimal untuk penyakit RA melibatkan kombinasi obat-obatan, istirahat, latihan-latihan yang menguatkan sendi, serta pendidikan bagi pasien dan keluarga. Beberapa jenis terapi nonfarmakologik bagi pasien RA adalah perlindungan sendi, fisioterapi, dan rehabilitasi medik untuk mencegah terjadinya peradangan dan menghindari kecacatan, kata dokter spesialis rehabilitasi medik dari FKUI-RSCM, dr Nury N Handikin.Selain obat-obatan penghilang nyeri dan radang, pasien juga harus sesegera mungkin mendapat pengobatan awal yang progresif dengan obat perubah perjalanan penyakit konvensional (disease modifying antirheumatic drugs(DMARD).

    Farmakologi tatalaksana Juvenile Rheumatoid ArthritisJuvenile Rheumatoid ArthritisJuvenile Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit autoimun yang menyerang anak-anak berusia di bawah 16 tahun. Secara umum penyakit ini dicirikan oleh inflamasi kronik sendi, edema, bengkak, nyeri, hiperemia, infiltrasi limfosit dan sel plasma, penebalan membran sinovial, pembentukan pannus, destruksi kartilago, kehilangan fungsi serta berbagai aktivitas ekstraartikular seperti nodul rheumatoid, gejala seperti demam dan malaise, iridosiklitis, dan lain-lain. Faktor yang memicu rangkaian kejadian pada JRA masih belum dipahami sepenuhnya, namun imunologi berperan penting dalam patogenesis penyakit tersebut. Berdasarkan jumlah sendi yang terkena, durasi, dan faktor rheumatoid, JRA dapat dibagi ke dalam beberapa kategori antara lain pausilartikular (oligoartikular) tipe 1 dan 2 dan poliartikular baik dengan faktor rheumatoid positif maupun negatif.Dalam penatalaksanaan JRA, terdapat dua tujuan umum yang ingin dicapai:

    1. Mengembalikan fungsi sendi dan memulihkan manifestasi ekstraartikular serta2. Memberi dukungan pada anak dan keluarganya dalam menuju pencapaian psikososial

    seoptimal mungkinTatalaksana farmakologis Juvenile Rheumatoid Arthritis1. Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID)NSAID merupakan golongan obat yang memiliki efek antiinflamasi, antipiretik dan analgetik. NSAID bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX) sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin (salah satu mediator peradangan) terganggu. Prostaglandin merupakan mediator yang berperan dalam proses nyeri (menyebabkan sensitisasi reseptor terhadap stimulus mekanik dan kimia/hiperalgesia), menimbulkan vasodilatasi, eritema, dan menimbulkan demam (terutama di hipothalamus).Secara umum diketahui ada dua isoform COX, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 berperan dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam kondisi normal/fisiologis di berbagai jaringan (ginjal, saluran cerna, tombosit) sedangkan COX-2 lebih berperan dalam proses inflamasi.Dalam menimbulkan efek analgesik, NSAID jauh lebih lemah dibanding opiat, namun demikian NSAID tidak menimbulkan ketergantungan. NSAID bekerja dengan cara mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri di susunan saraf pusat, oleh karena itu NSAID cocok untuk nyeri rendah sampai sedang (mis. sakit kepala, nyeri integumen), nyeri kronik (mis. nyeri pascabedah), namun tidak cocok untuk nyeri hebat seperti akibat terpotongnya saraf aferen.Efek antipiretik NSAID disebabkan oleh kemampuannya menghambat biosintesis prostaglandin di hipotalamus (terutama oleh aspirin), dan efek antiinflamasinya sering digunakan untuk pengobatan kelainan muskuloskeletal. Meskipun demikian, NSAID hanya meringankan simptom, bukan menghilangkan penyebab/memperbaiki kerusakan yang terjadi.

  • Untuk penyakit Juvenile Rheumatoid Arthritis, NSAID merupakan obat yang diberikan pertama kali (sesuai algoritma penatalaksanaan). Terdapat beberapa pilihan NSAID, namun beberapa NSAID tertentu yang sudah tidak/jarang digunakan lagi, seperti aspirin, karena sifatnya yang merusak lambung (aspirin menghambat COX-1, yang secara fisiologis bersifat sitoprotektif untuk lambung). Untuk mengevaluasi sejauh mana manfaat NSAID tertentu terhadap penderita diperlukan waktu paling sedikit 6 minggu. Selain itu, kadang-kadang diperlukan kombinasi NSAID dengan DMARD (misalnya methotrexate). Beberapa contoh NSAID yang diberikan untuk penderita JRA adalah:

    Naproxen, untuk anak-anak dosis 7-20 mg/kgBB/hari peroral, dan tidak melebihi 1 gr/hari

    Ibuprofen, untuk anak-anak dosis 30-50 mg/kgBB/hari peroral, dan tidak melebihi 2.4 gr/hari

    Indomethacin, untuk anak-anak 1-2 mg/kgBB/hari, dan tidak melebihi 4 mg/kgBB/hari atau 150-200 mg/hari.

    Diclofenac, untuk anak 12 tahun dosis 2-3 mg/kgBB/hari dan untuk anak 12 tahun dosis 100-200 mg/hari dan tidak melebih 225 mg/hari

    Meloxicam, untuk anak-anak >2 tahun dosis 0.125 mg/kgBB/hari peroral, maksimal 7.5 mg/hari

    Celecoxib, untuk anak-anak tidak diperbolehkan di bawah usia dua tahun, sedangkan untuk anak >2 tahun dengan berat 10-25 kg dosis 50 mg secara peroral dua kali sehari, dan untuk anak >2 tahun dengan berat di atas 25 kg dosis 100 mg secara peroral dua kali sehari.

    Dalam penggunaan NSAID sebagai tatalaksana JRA, perlu diperhatikan efek sampingnya, terutama pada tiga sistem organ yaitu saluran cerna, ginjal dan hati (bersifat hepatotoksik). Efek samping paling sering adalah ulkus peptik (terutama disebabkan oleh NSAID inhibitor COX-1), sehingga untuk menghindarinya NSAID yang digunakan adalah bersifat COX-2 inhibitor seperti celecoxib atau diclofenac. Selain itu NSAID juga dapat menghambat tromboxan A2 sehingga menyebabkan perpanjangan waktu perdarahan. Efek samping lainnya adalah nefropati analgesik dan reaksi hipersensitifitas.2. KortikosteroidKortikosteroid merupakan obat antiinflamasi yang bekerja dengan cara mempengaruhi sintesis protein (dapat merangsang pembentukan atau menghambat sintesis protein spesifik). Secara seluler, kortikosteroid menghambat fenomena inflamasi dini (mis. edema, deposit fibrin, vasodilatasi, migrasi leukosit dan fagositosis) dan inflamasi tahap lanjut (mis. proliferasi kapiler, sintesis fibroblas dan kolagen). Karena itu, kortikosteroid hanya bersifat paliatif (menghilangkan simptom namun penyebab penyakit tetap ada). Sedangkan efek samping kortikosteroid cukup banyak, antara lain insufsiensi adrenal akut, gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia, mudah mendapat infeksi, perdarahan ulkus peptik, osteoporosis, miopatik, dll. Oleh karena itu pemberian kortikosteroid harus di bawah pengawasan yang sangat ketat.Untuk penyakit JRA, pemberian kortikosteroid relatif jarang dan sebisa mungkin diupayakan untuk dihindari. Apabila diperlukan maka pemberiannya dapat berupa suntikan langsung secara intraartikular (apabila hanya sedikit/beberapa sendi yang terkena) atau intravena (apabila terjadi manifestasi sistemik intraartikular). Contoh kortikosteroid untuk JRA adalah methylprednisolone, pada anak-anak dosis intravena 15-30 mg/kgBB diberikan 30-60 menit untuk 2-3 hari.3. Antireumatik pemodifikasi penyakit (DMARD)DMARD merupakan obat antireumatik yang tidak hanya menghilangkan simptom namun juga mencegah perburukan penyakit. Efek DMARD baru dirasakan enam minggu hingga enam bulan setelah pengobatan.Beberapa contoh DMARD adalah:

    Methotrexate, untuk anak-anak diberikan dengan dosis 10-25 mg/m2/minggu secara peroral/intramuskular/subkutan dan dapat disertai dengan pemberian asam folat. Efek samping yang dapat timbul adalah mual, ulkus mukosa saluran cerna dan hepatotoksisitas.

  • Sulfasalazine, untuk anak 6 tahun diberikan dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hari dan tidak melebihi 2 gr/hari. Sulfasalazine bekerja menekan IL-1 dan TNF-, menginduksi apoptosis dan meningkatkan faktor kemotaktik. Efek samping yang dapat timbul adalah iritasi saluran cerna, mual, muntah, dan nyeri kepala.

    Adalimumab, yaitu suatu penghambat TNF. Untuk anak 4 tahun dengan berat 15-30 kg diberikan 20 mg/dua minggu secara subkutan, sedangkan untuk anak 4 tahun dengan berat badan 30 kg diberikan 40 mg/dua minggu secara subkutan.

    Berikut ini adalah contoh suatu algoritma dalam penatalaksanaan Juvenile Rheumatoid Arthritis secara farmakologis:

    Referensi1. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Nelson Textbook of Pediatrics. 15th

    ed. USA: WB Saunders Company; 1996.2. Gunawan SG et al. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan

    Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 230-246.3. Rabinovich et al. Juvenile Rheumatoid Arthritis [Online]. 2009 Nov 25 [cited 2009 Dec

    29]; Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1007276-treatment

    4.Tanda gejala Rheumatoid Arthritis5. Posted on May 18, 2011 by aradea 6. Informasi dasar mengenai penyakit Rheumatoid Arthritis dan cara penanganannya

    dengan obat alami arthritis yang aman untuk di konsumsi secara alamiah.7. Disini akan kita uraikan apa itu Rheumatoid arthritis,tanda gejala,dan pencegahan serta

    pengobatannya.8. Pengertian Rheumatoid Arthritis

    9. Arthritis adalah istilah umum yang berarti peradangan dalam sendi. Bersama peradangan ditandai dengan kemerahan, kehangatan, bengkak, dan nyeri di sendi.

  • 10.Rheumatoid arthritis adalah jenis arthritis kronis yang biasanya terjadi pada sendi pada kedua sisi tubuh (seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut). simetri ini membantu membedakan rheumatoid arthritis dari jenis lain arthritis.

    11. Selain mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis kadang-kadang dapat mempengaruhi kulit, mata, paru-paru, jantung, darah, atau saraf.

    12. Apa Apakah Gejala Rheumatoid Arthritis?13.Gejala rheumatoid arthritis meliputi:

    Nyeri sendi dan bengkak,Kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah duduk untuk waktu yang lama kelelahan

    14. Rheumatoid arthritis pada semua orang berbeda. Bagi beberapa orang, gejala itu berkembang secara bertahap selama beberapa tahun. Di satu sisi, rheumatoid arthritis mungkin berlangsung dengan cepat, sementara orang lain mungkin memiliki rheumatoid arthritis untuk jangka waktu terbatas dan lambat.

    15. Apa Penyebab Rheumatoid Arthritis?16. Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis tidak diketahui, tetapi diperkirakan terjadi karena

    kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan hormonal. Dengan rheumatoid arthritis, sesuatu yang tampaknya memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sendi dan terkadang organ tubuh lainnya. Beberapa teori menyatakan bahwa virus atau bakteri dapat mengubah sistem kekebalan tubuh, menyebabkan ia menyerang sendi. Teori lain menyarankan bahwa merokok dapat menyebabkan perkembangan rheumatoid arthritis.

    17. Penelitian telah tidak sepenuhnya ditentukan secara pasti apa genetika memainkan peran dalam rheumatoid arthritis. Namun, beberapa orang yang tampaknya memiliki faktor genetik atau warisan yang meningkatkan kesempatan pengembangan rheumatoid arthritis.

    18. Rheumatoid Arthritis, Bagaimana Mempengaruhi Tubuh ?19.Setelah sistem kekebalan tubuh dipicu, sel-sel kekebalan bermigrasi dari darah ke sendi-

    sendi dan jaringan bersama lapisan, disebut sinovium. Ada sel-sel kekebalan menghasilkan zat peradangan. Peningkatan jumlah sel-sel dan zat inflamasi dalam sendi menyebabkan iritasi, mengenakan bawah tulang rawan (bantalan bahan pada akhir tulang), dan pembengkakan serta radang selaput sendi. Radang selaput sendi merangsang untuk menghasilkan cairan sendi yang berlebihan di dalam sendi.

    20. Sebagai tulang rawan bawah, ruang antara tulang menyempit. Jika kondisi memburuk, tulang bisa bergesekan satu sama lain.

    21. Sebagai lapisan sendi yang mengembang, hal itu mungkin menyerang ke, atau mengikis, tulang yang berdekatan, yang mengakibatkan kerusakan tulang yang disebut sebagai erosi. Semua faktor ini menyebabkan bersama menjadi sangat sakit, bengkak, dan hangat saat disentuh.

    22.Tanda gejala Rheumatoid Arthritis23.Posted on May 18, 2011 by aradea 24. Informasi dasar mengenai penyakit Rheumatoid Arthritis dan cara penanganannya

    dengan obat alami arthritis yang aman untuk di konsumsi secara alamiah.25. Disini akan kita uraikan apa itu Rheumatoid arthritis,tanda gejala,dan pencegahan serta

    pengobatannya.26. Pengertian Rheumatoid Arthritis

  • 27. Arthritis adalah istilah umum yang berarti peradangan dalam sendi. Bersama peradangan ditandai dengan kemerahan, kehangatan, bengkak, dan nyeri di sendi.

    28.Rheumatoid arthritis adalah jenis arthritis kronis yang biasanya terjadi pada sendi pada kedua sisi tubuh (seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut). simetri ini membantu membedakan rheumatoid arthritis dari jenis lain arthritis.

    29. Selain mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis kadang-kadang dapat mempengaruhi kulit, mata, paru-paru, jantung, darah, atau saraf.

    30. Apa Apakah Gejala Rheumatoid Arthritis?31.Gejala rheumatoid arthritis meliputi:

    Nyeri sendi dan bengkak,Kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah duduk untuk waktu yang lama kelelahan

    32. Rheumatoid arthritis pada semua orang berbeda. Bagi beberapa orang, gejala itu berkembang secara bertahap selama beberapa tahun. Di satu sisi, rheumatoid arthritis mungkin berlangsung dengan cepat, sementara orang lain mungkin memiliki rheumatoid arthritis untuk jangka waktu terbatas dan lambat.

    33. Apa Penyebab Rheumatoid Arthritis?34. Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis tidak diketahui, tetapi diperkirakan terjadi karena

    kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan hormonal. Dengan rheumatoid arthritis, sesuatu yang tampaknya memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sendi dan terkadang organ tubuh lainnya. Beberapa teori menyatakan bahwa virus atau bakteri dapat mengubah sistem kekebalan tubuh, menyebabkan ia menyerang sendi. Teori lain menyarankan bahwa merokok dapat menyebabkan perkembangan rheumatoid arthritis.

    35. Penelitian telah tidak sepenuhnya ditentukan secara pasti apa genetika memainkan peran dalam rheumatoid arthritis. Namun, beberapa orang yang tampaknya memiliki faktor genetik atau warisan yang meningkatkan kesempatan pengembangan rheumatoid arthritis.

    36. Rheumatoid Arthritis, Bagaimana Mempengaruhi Tubuh ?37.Setelah sistem kekebalan tubuh dipicu, sel-sel kekebalan bermigrasi dari darah ke sendi-

    sendi dan jaringan bersama lapisan, disebut sinovium. Ada sel-sel kekebalan menghasilkan zat peradangan. Peningkatan jumlah sel-sel dan zat inflamasi dalam sendi menyebabkan iritasi, mengenakan bawah tulang rawan (bantalan bahan pada akhir tulang), dan pembengkakan serta radang selaput sendi. Radang selaput sendi merangsang untuk menghasilkan cairan sendi yang berlebihan di dalam sendi.

    38. Sebagai tulang rawan bawah, ruang antara tulang menyempit. Jika kondisi memburuk, tulang bisa bergesekan satu sama lain.

    39. Sebagai lapisan sendi yang mengembang, hal itu mungkin menyerang ke, atau mengikis, tulang yang berdekatan, yang mengakibatkan kerusakan tulang yang disebut sebagai erosi. Semua faktor ini menyebabkan bersama menjadi sangat sakit, bengkak, dan hangat saat disentuh.

    Penyebab Rheumatoid Arthritis Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Rheumatoid Arthritis Mendiagnosis Rheumatoid Arthritis Merawat Rheumatoid Arthritis Obat-Obat "Baris Pertama" Obat-Obat "Baris Kedua" Atau Obat-Obat "Yang Bekerja Lambat" (Disease-modifying anti-rheumatic drugs or DMARDs) Perawatan-Perawatan Yang Lebih Baru Perawatan-Perawatan Lain Perawatan-Perawatan Masa Depan Penanda RA yang terdahulu[sunting] ANTI-CCP IgG