Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian perinatal pada letak sunsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata kali lebih banyak (Wiknjosastro, 2000). Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingakan dengan letak kepala. Eastman melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah premeturitas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala 1

description

Yang maw download lewat fb aja

Transcript of Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Page 1: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG

    Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan

yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan

anak. Kematian perinatal pada letak sunsang dibanding dengan letak belakang

kepala rata-rata  kali lebih banyak (Wiknjosastro, 2000).

  Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila

dibandingakan dengan letak kepala. Eastman melaporkan angka-angka

kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting

ialah premeturitas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan

akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia

terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu

kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat

menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Selain itu bila janin

bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus

yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksi janin juga terjadi

akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada presentasi bokong

kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempuran, tetapi jarang dijumpai pada

presentasi bokong (Sarwono, 2006).

    Bila didapatkan SPD meskipun ringan dalam letak sunsang sangta

berbahaya. Adanya kesempitan panggul sudah harus di duga waktu

1

Page 2: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

pemeriksaan antenatal khususnya pada primigravida pada letak sungsang.

Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lebih teliti, termasuk pemeriksaan

panggul rontgenology atau MRI untuk menyingkirkan adanya kesempitan.

Multiparitas dengan riwayat obstetric yang baik, tidak selalu menjamin

persalinan dalam letak sunsang akan berlangsung lancar, janin yang besar

dapat menyebabakna disproporsi meskipun ukuran panggul normal (Sarwono,

2006).

Selain itu, kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama

mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 2001,

WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat

hamil dan bersalin. Perdarahan pascapersalinan adalah sebab penting

kematian ibu, ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan

pascapersalinan, placenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus,

Retensio placenta dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan

pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pasca persalinan

tidak mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas

nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh. Perdarahan

pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia dibandingkan

dengan ibu-ibu di luar negeri. Dan Retensio plasenta merupakan salah satu

masalah yang masih menjadi penyebab terbesar terjadinya perdarahan post

partum dan kematian maternal.

Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu

tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh

2

Page 3: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

perdarahan post partum. Perdarahan yang disebabkan karena retensio plasenta

dapat terjadi karena plasenta lepas sebagian, yang merupakan indikasi untuk

mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena:

a). Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta

adhesiva);

b). Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis

menembus desidua sampai miometrium- sampai di bawah peritoneum

(plasenta akreta-perkreta).

Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,

disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah

penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah

uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta). Sehingga

dilakukan tindakan manual plasenta.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Asuhan kebidanan pada ibu bersalin terhadap Ny.

S dengan Presentasi bokong dan Retensio plasenta di BPS Bidan Despa

Novita Tanjung Uma Kota Batam 26 Mei 2012”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Asuhan kebidanan pada ibu

bersalin terhadap Ny. S dengan Presentasi bokong dan Retensio plasenta di

BPS Bidan Despa Novita Tanjung Uma Kota Batam 26 Mei 2012”.

3

Page 4: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TujuanUmum

Mengetahui “Asuhan kebidanan pada ibu bersalin terhadap Ny. S dengan

Presentasi bokong dan Retensio plasenta di BPS Bidan Despa Novita Tanjung

Uma Kota Batam 26 Mei 2012”.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui tentang Presentasi bokong.

b. Mengetahui pelaksanaan persalinan dengan persentasi bokong.

c. Mengetahui tentang retensio plasenta.

d. Mengeetahui pelaksanaan manual plasenta.

1.4 MANFAAT

1.4.1 Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi

kepada peneliti mengenai Presentasi bokong dan Retensio plasenta dan dapat

menjadi dasar bagi peneliti untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan informasi

bagi mahasiswa agar dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya dan

dapat membantu dalam proses pembelajaran.

1.4.4 Bagi Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada mahasiswa khususnya

tentang persentasi bokong dan retensio plasenta serta penatalaksanaannya.

4

Page 5: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 LETAK SUNGSANG

2.1.1 Pengertian

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong janin di bagian

bawah uterus dan kepala di fundus uterus (Mauren Boyle, 2008;

Sulaeman Sastrawinata, 1984; Sarwono, 2006).

2.1.2 Jenis – jenis letak sungsang

a.  Presentasi bokong murni: Bokong saja yang menjadi bagian depan

sedangkan kedua tungkai lurus ke atas dan terjadi ketika bokong

janin lebih dulu memasuki rongga panggul.

b.   Presentasi bokong kaki sempurna: Presentasi dengan fleksi pada

pinggul dan lutut dengan kaki di samping bokong.

c.  Presentasi bokong kaki tak sempurna: Salah satu atau kedua kaki

merupakan bagian presentasi dengan ekstensi pada pinggul

d.   Presentasi kaki: Teraba nya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba 1

kaki atau 1 lutut.

5

Page 6: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

  2.1.3 Predisposisi

1.Faktor Ibu : Kelainan bentuk rahim, multiparitas, riwayat

presentasi sungsang, panggul sempit, bentuk panggul

platiloid/ android.

2. Faktor Janin: Prematuritas, malformasi congenital, polihidramnion,

oligohidramnion, kehamilan multiple hamil kembar,

plasenta previa, implantasi di daerah kornu

(cuningham, 2005; Boyle, 2008; Sastrawinata, 1984;

sarwono, 2006; Supriyadi, 2005).

2.1.4 Diagnosa

1.    Data Subjektif

a.  Ibu mengatakan perutnya terasa penuh dibagian atas

b.  Ibu mengatakan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah

pusat

c.  Ibu merasa tidak nyaman karena seringnya benda keras (kepala)

mendesak tulang iga (Sarwono, 2006, Sastrawinata, 1984; boyle,

2008)

2.    Data Objektif

1)  Pemeriksaan luar

a. Palpasai

Leopold I : Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa

yang terdapat di fundus, memastikan letak janin

6

Page 7: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

longitudinal. (cunningham, 2005; Sastrawinata,

1984; sarwono, 2006; boyle, 2008).

Leopold III: Teraba bagian lunak dan kurang bundar dan

bokong janin masih bisa digerakkan jika belum

melewati PAP (cunningham, 2005; Sastrawinata,

1984; sarwono, 2006)

b. Auskultasi

DJJ ditemukan setinggi, di atas dan disamping umbilikus,

akan tetapi jika sudah terjadi enggagement maka DJJ

terdengar paling keras di bawah umbilikus  (Sarwono, 2006;

boyle, 2008; cunningham, 2005)

2) Pemeriksaan Dalam (Vaginal touche)

Apabila air ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya

bokong.

Tanda-tandanya, yaitu adanya kedua tuber ossis iskii, ujung os

sakrum, anus. Setelah terjadi penurunan lebih lanjut, genetalia

eksterna dapat dikenali. (sarwono, 2006; cuningham, 2005;

Sastrawinata, 1984).

3)   Pemeriksaan penunjang

Ultrasonografi atau M.R.I (magnetig resonance imaging)

dilakukan bila masih adanya keragu-raguan (sarwono, 2006,

cuningham, 2005).

7

Page 8: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

2.1.5 Jenis persalinan sungsang

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin

sungsang pervaginam, persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu:

a.  Persalinan spontan (spontaneous breech). Janin dilahirkan dengan

kekuatan dan tenaga ibu sendiri.

b.  Manual aid (partial breech axtraction; assisted breech delivery).

Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan

sebagian lagi dengan tenaga penolong.

Beberapa cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah:

1)   Klasik (deventer)

2)   Muller

3)   Lovset

4)   Bickenbach

Beberapa  cara/teknik untuk melahirkan kepala ialah:

1)   Mauriceau

2)   Najouks

3)   Prague terbalik

4)   Cunam piper

c.  Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan

seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Jenis ekstraksi

total :

1)   Ekstraksi bokong

2)   Ekstraksi kaki

8

Page 9: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria)

                 

2.1.6    Komplikasi

a. Bayi

1. Gangguan pernafasan: Sufokasi / aspirasi, Hipoksia, asfiksia,

anoksia

2.    Fraktur tulang humerus,  femur, tulang-tulang kepala,

klavikula

3.    Dislokasi panggul, dislokasi bahu, dislokasi leher, dislokasi

congenital pinggul, khususnya dengan bokong memanjang,

paralisis brakhialis, cidera muskulus sternokleidomastoideus

kaku leher, pertumbuhan terhambat

4.   Kerusakan neurologis jangka panjang dan jaringan otak

(trauma otak janin), Kerusakan medulla spinalis atau fraktur

spinal, hemoragi intracranial, kerusakan jaringan lunak,

cerebral palsy

5.    Prolaps tali pusat

6.    Kerusakan organ (ginjal, hepar, limpa, kandung kemih rupture

bila berdistensi), jejas faring dalm bentuk rubekan atau

pseudodivertikel, cedera testis, hematoma otot-otot

7.    Cold injury dan hipoglikemi

8.    Kasus adrenal idiopatik

9

Page 10: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

9.    Sindom kematian bayi mendadak (Sudden infant death

syndrome, SIDS). (wiknjosastro, 2000; Boyle,2008;

sastrawinata, 1984; cunningham, 2005; saifudin, 2002;

sarwono, 2006)

b.  Ibu

1.   Trauma jalan lahir (trauma vagina, rupture perineum,

perlukaan serviks), trauma uretra

2.    Distress psikologis

3.    Atonia uteri, perdarahan post partum endometritis (Mauren

Boyle, 2008; sastrawinata, 1984; saifuddin, 2002;

Cunningham, 2005)

2.2 Retensio Placenta

Menurut Sarwono Prawirohardjo :

2.2.1 Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta

hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.

2.2.2 Jenis retensio plasenta

1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion

plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi

fisiologis.

2. Plasenta akreta

10

Page 11: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian

lapisan miometrium.

3. Plasenta inkreta

Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki

miometrium.

4. Plasenta perkreta

Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot

hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus .

5. Plasenta inkarserata

Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh

konstruksi ostium uteri.

Retensio Plasenta dengan Separasi Parsial

a. Tentukan jenis Retensio yang terjadi karena berkaitan dengan

tindakan yang akan diambil .

b. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan bila

ekpulsi plasenta tidak terjadi, cobakan traksi terkomntrol tali pusat

.

c. Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 50 cc Ns/RL dengan 40

tetesan/menit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400

mg rektal .

d. Bila troksi terkontrol gagal, lahirkan plasenta secara hati-hati dan

halus.

11

Page 12: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

e. Lakukan tranfusi darah bila diperlukan

f. Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 29 Iv/oral + metronida

20 l g supositorial/oral )

g. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok

neurogenik.

Plasenta Inkarserata

a. Tentukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan

pemeriksaan

b. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk

menghilangkan kontruksi servik dan melahirkan plasenta

c. Pilih fluathane atau eter untuk kontruksi servik yang kuat tetapi

siapkan infus oksitosis 20 IV dalam 500 mg NS/RL dengan 40

tetes/menit untuk mengan tisipasi ganguan kontraksi yang

disebabkan bahan anestesi tersebut.

d. Bila prosedur anestesi tidak tersedia tetapi serviks dapat dilalui

oleh cunam ovum lakukan manuver sekrup untuk melahirkan

plasenta. Untuk prosedur tersebut berikan analgesik (tramadol 100

mg IV atau pethidme 50 mg IV dan sedotif (diazepam 5mg IV)

pada tabung suntik terpisah.

Plasenta akreta

Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya

fundus/korpus apabila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam,

sulit ditentukan tepi plasenta karena implantasi yang dalam upaya

12

Page 13: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

yang dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah

menentukan diagnosis, stabilitas pasien dan rujuk ke RS.

2.3 Plasenta Manual

Menurut buku asuhan persalinan normal revisi 2007,

2.3.1 Pengertian

Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual

(menggunakan tangan) dari tempat implantasi dan kemudian

melahirkannya keluar dari kavum uteri.

2.3.2 Penatalaksanaan plasenta manual

Persiapan

a. Pasang set dan cairan infus

b. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan

c. Lakukan anestesi verbal/analgesia per rectal

d. Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi

Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri

1. Pastikan kandungan kemih dalam keadaan kosong

2. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva

3. Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan

menghadap kebawah) kedalam vagina dengan menelusuri sisi bawah

tali pusat

13

Page 14: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

4. Setelah mencapai bukaan servikk, minta seseorang asisten/penolong

lain untuk memegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan

luar untuk menahan fundus uteri.

5. Sambil menahan fundus uteri. Masukkan tangan dalam hingga

kekavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.

6. Bentakan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam (ibu

jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat).

Melepas plasenta dari dinding uterus

7. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling .

8. Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus

maka perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke

kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas (kranial) hingga semua

perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus.

Mengeluarkan plasenta

9. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan

eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertingga.

10. Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen

bawah uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk

menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar

(hindari terjadinya percikan darah).

11. Lakukan penakanan (dengan tangan yang menahan suprasimpisis)

uterus ke arah dorsokranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan

plasenta di dalam wadah yang telah disediakan .

14

Page 15: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Pencegahan infeksi pasca tindakan

12. Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan

lain yang digunakan

13. Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

14. Cuci tangan

15. Keringkan tangan dengan handuk bersih

Pemantauan pasca tindakan

16. Periksa kembali tanda vital ibu

17. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan

18. Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan

asuhan lanjutan

19. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai

20 Lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum

dipindah ke ruang rawat gabung .

15

Page 16: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN TERHADAP Ny. S DENGAN

PRESENTASI BOKONG DAN RETENSIO PLASENTA

DI BPS BIDAN DESPA NOVITA Amd.Keb

26 MEI 2012

Tanggal pemeriksaan : 26 Mei 2012

Jam : 11.30 wib

No.RM : -

Identitas Pengkaji : Yulinda Laska

SUBJEKTIF

1. IDENTITAS

Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. D

Umur : 31 tahun Umur : 32 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Flores/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Karyawan Swasta

Alamat : Tj. Uma Alamat : Tj. Uma

No. Telp : - No.Telp : -

16

Page 17: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

2. KELUHAN UTAMA

Ibu mengatakan merasa mules sejak jam 09.00 , ketuban sudah pecah, warna

keruh 11.30 wib dan ada rasa ingin meneran.

3. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan, sekarang sedang tidak menderita penyakit menurun

(DM, Hipertensi, Jantung), menular (TB Paru, Hepatitis, HIV/AIDS).

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan, dahulu tidak pernah menderita penyakit menurun

(DM, Hipertensi, Jantung), menular (TB Paru, Hepatitis, HIV/AIDS).

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan, keluarga ibu dan suami tidak mempunyai penyakit

menurun (DM, Hipertensi, Jantung), menular (TB Paru, Hepatitis,

HIV/AIDS), dan dikeluarga Ibu mempunyai keturunan kembar

4. RIWAYAT HAID

Usia menarche : 14 tahun

Siklus : ± 28 hari

Lama : ± 7 hari

Banyak : 2 kali ganti pembalut/hari

Dismenore : Ya

Fluor albus : ada (sesudah haid)

17

Page 18: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Konsistensi : encer

HPHT : 19-08-2011

HPL : 26-05-2012

5. RIWAYAT PERNIKAHAN

Status pernikahan : Menikah Pernikahan ke : 2

Usia pertama menikah : 23 tahun Lama menikah : 1 tahun

6. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN ANAK YANG

LALU

Kehamilan Persalinan Bayi Nifas

Keh

amil

an k

e

Per

kaw

inan

ke

Kom

pli

kas

i

Usi

a K

eham

ilan

Jen

is P

ersa

lin

an

Pen

olon

g

Tem

pat

Kom

pli

kas

i

Jen

is K

elam

in

PB

/BB

Tu

ngg

al/G

emel

i

Hid

up

/Mat

i

Usi

a

Lam

aP

emb

eria

n A

SI

Kom

pli

kas

i

1 1 - aterm PN Bidan BPS - LK 49/2800 THidu

p

7 thn - -

3 1 - aterm PN Bidan BPS - PR 49/3000 T hidup 5 thn - -

3 2 H A M I L I N I

7. RIWAYAT KB

Jenis KB : tidak pernah

Lama pemakaian : tidak ada

18

Page 19: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Keluhan : tidak ada

8. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

Usia kehamilan : 40 – 41 minggu

HPHT : 19-08-2011

ANC : Tidak teratur

Frekuensi : TM I : - kali

TM II : - kali

TM III : 2 kali

Tempat : BPS

Imunisasi TT : - kali (kehamilan trimester ke - minggu )

Gerakan Janin Pertama : kehamilan 16 minggu

Frekuensi : ± 10 x/hari

Perawatan payudara : tidak pernah

alasan : Karna ibu tidak mengetahui

bagaimana cara perawatan payudara

Terapi yang diberikan : TM I : -

TM II : -

TM III : Fe, Kalk, vit.c

Keluhan selama hamil : TM I : Tidak ada keluhan

TM II : Tidak ada keluhan

TM III : Nyeri pinggang

19

Page 20: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

9. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

KEGIATAN SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL

a. Nutrisi

Makanan

- Jenis makanan

- Frekuensi

- Porsi

Nasi, sayur, lauk pauk

2x sehari

1 piring

Nasi, sayur, lauk pauk

3x sehari

1 piring

Minum

- Jenis minuman

- Frekuensi

- Jumlah

Air putih, teh

sering

± 8 gelas

Air putih, teh

sering

± 10 gelas

b. Istirahat

- tidur siang

- tidur malam

2 jam

8 jam

2 jam

8 jam

c. Personal Hygiene

- Mandi

- Gosok gigi

- keramas

- ganti celana dalam

- ganti baju

2x sehari

2x sehari

1x sehari

2x sehari

2x sehari

2x sehari

2x sehari

1x sehari

3x sehari

2x sehari

20

Page 21: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

d. Eliminasi

BAK

- Frekuensi

- Warna urine

- Bau

6x sehari

Kuning jernih

Khas

12x sehari

Jernih

Khas

BAB

- Frekuensi

- Warna

- Konsistensi

1x sehari

Kuning

Lembek

1x 2 hari

Coklat

Padat

e. aktifitas pekerjaan

yang dilakukan ibu

sehari-hari

Ibu mengerjakan

pekerjaan ibu sebagai ibu

rumah tangga

Ibu mengerjakan

pekerjaan ibu rumah

tangga, tetapi ibu

mengurangi pekerjaan

dan dibantu dengan

keluarga,

f. seksualitas

- frekuensi

- nyeri postcoitus

4x sebulan

Tidak ada

1x sebulan

Tidak ada

21

Page 22: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

10. RIWAYAT PSIKOSOSIAL dan SPIRITUAL

1.Psikososial

a. Komunikasi :

Ibu terlihat lancar dalam berkomunikasi pada saat anamnesa dilakukan

b. Keadaan Emosional:

Ibu terlihat kooperatif seperti saat menjawab pertanyaan

c. Hubungan dengan keluarga:

Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga kurang baik

d. Hubungan dengan orang lain :

Ibu mengatakan hubungannya dengan orang lain baik

e. Respon ibu terhadap kehamilan:

Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kehamilan pertamanya

f. Dukungan suami/ keluarga :

Ibu mengatakan tidak mendapat dukungan dari suami dan keluarga

g. Pengambilan keputusan dalam keluarga:

Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga adalah calon

orang tua asuh anaknya.

h. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari :

Ibu mengatakan kegiatan sehari-harinya dirumah selama hamil yaitu

memasak, menyapu, mencuci piring dan mencuci baju.

22

Page 23: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

i. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin :

Ibu megatakan tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin

yaitu BPS dan Bidan.

2. Latar Belakang Sosial Budaya

a. Kebiasaan/ upacara adat istiadat saat hamil :

Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan/ upacara adat istiadat saat hamil.

b. Pantangan saat hamil :

Ibu mengatakan tidak ada pantangan saat hamil.

c. Kebiasaan keluarga yang menghambat :

Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan keluarga yang menghambatnya.

d. Kebiasaan keluarga yang mendukung :

Ibu mengatakan keluarga selalu membantu ibu dalam melakukan

pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

3. Spiritual

Ketaatan dalam menjalankan ibadah yang dianutnya:

Ibu mengatakan tetap rajin dan taat dalam mejalankan ibadahnya selama ini.

23

Page 24: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

A. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Tanda-tanda vital (TTV)

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu : 36,5°c

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 23 x/menit

Berat badan : sebelum hamil : 45 kg

selama hamil : 56 kg

Tinggi badan : 160 cm

3. Pemeriksaan Fisik

Kepala :

Inspeksi

Rambut : (bersih), (tidak rontok), (tidak berketombe)

Palpasi

Tekstur (lembut), (tidak ada oedema), (tidak ada benjolan), (tidak ada nyeri

tekan)

Muka :

Inspeksi

warna muka (normal), (tidak ada oedema), cloasma gravidarum (ada)

24

Page 25: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Mata :

Inspeksi

Posisi (simetris), pergerakan bola mata (normal), reflek pupil (normal),

kornea (bening), konjungtiva (merah muda = tidak anemis), sclera (tidak

ikterik)

Hidung :

Inspeksi

bentuk (simetris), fungsi penciuman (baik), peradangan (tidak ada), polip

(tidak ada)

Mulut :

Inspeksi

bentuk (simetris), bibir (tidak ada stomatitis, tidak kering), gigi (bersih, tidak

ada karies), gusi (tidak berdarah), tonsil (tidak radang), lidah (bersih, tidak

tremor), fungsi pengecapan (baik).

Telinga :

Inspeksi

bentuk daun telinga (simetris), peradangan (tidak ada), fungsi pendengaran

(baik), (tidak ada pengeluaran cairan).

Leher :

Inspeksi

Benjolan (tidak ada), kekakuan (tidak ada), pergerakan leher (bisa bergerak;

fleksi,rotasi, lateral fleksi).

25

Page 26: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Palpasi

Pembesaran kelenjar thyroid (tidak ada), pembesaran vena jugularis (tidak

teraba), pembengkakan kelenjar getah bening (tidak ada).

Dada :

Inspeksi

- Dada : Bentuk (simetris), pergerakan dinding dada (simetris),

pernafasan (teratur),

- Payudara : Hiperpigmentasi areola dan papilla mamae (ada), puting

susu (menonjol), dan payudara bersih,

Palpasi

Payudara (tidak ada benjolan), (belum ada pengeluaran colostrums)

Auskultasi

Bunyi/irama pernapasan (teratur)

Abdomen :

Inspeksi

Bentuk (simetris), bentuk (memanjang), pembesaran uterus sesuai usia

kehamilan, bekas luka operasi (tidak ada), striae gravidarum (tidak ada), linea

alba (ada).

Palpasi

Leopold I : TFU pertengahan pusat-proc.xyphoideus (28cm), pada

bagian fundus teraba keras, bulat, dan melenting yaitu

kepala.

26

Page 27: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian keras, panjang dan datar

seperti papan yaitu punggung. Pada bagian kanan ibu

teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas janin.

Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba tidak bulat, kurang

keras, dan tidak melenting yaitu bokong.

Leopold IV : Pada bagian bawah janin adalah bokong dan bokong

sudah masuk PAP (divergen). Penurunan kepala : 3/5

TBJ : (TFU-12) × 155

=  (28-11) × 155

=  2635 gram

Auskultasi

Bunyi bising usus ada, frekuensi 10 x/menit

DJJ : 148 x/menit, Puki

His : 4 x dalam 10 menit > 40 detik

Genetalia :

Inspeksi

Vulva dan vagina (bersih), fluor albus (tidak ada), oedema (tidak ada),

hematoma (tidak ada), bekas jahitan (tidak ada), radang pada genetalia

eksterna (tidak ada), anus (tidak

hemoroid)

Palpasi

Nyeri tekan (tidak ada)

27

Page 28: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Pemeriksaan dalam : v/v tidak apa-apa, Ø8 cm, efficement = 25 %, ket (-),

teraba tumit dan ekstrimitas bawah, molase (-), H III.

Ekstremitas atas dan bawah :

Inspeksi

Pembatasan gerak (tidak ada), (tidak ada oedema), varices (tidak ada),

kelemahan tungkai (tidak ada).

Perkusi

Reflek Patella

Kaki kanan (+) Kaki Kiri (-)

4. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

26 Mei 2012

1. Laboratorium

a. Darah

- HB

- Goldar

b. Urine

- Protein

- Glukosa

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

ASSESMENT

28

Page 29: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

- Diagnosa : Ny.S , G3P2A0 gravida 40 - 41 minggu kala 1 fase aktif

dengan Letak Sungsang

- Masalah Potensial : Fetal Distres, Asfiksia

- Tindakan Segera : Persalinan sungsang, Observasi DJJ

PLANNING

1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

TD = 100/70 mmhg, S = 36.5 0C, N = 78 x/menit, P = 20 x/menit

VT : v/v tidak apa-apa, Ø 8 cm, efficement = 25 %, ket (-), teraba tumit,

molase (-), H III.

dan ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih. Ibu sudah

mengosongkan kandung kemih.

3. Menberikan ibu asupan cairan dan nutrisi agar ibu tidak lemah selama proses

persalinan. Ibu mau makan makanan dan minum minuman yang telah

disediakan.

4. Menganjurkan ibu untuk bedrest total dengan tidak turun dari tempat tidur

dikarenakan ketuban sudah pecah. Ibu mau melakukan bedrest total.

5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang baik dan benar pada saat kontraksi

dengan cara menarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkan nafas

melalui mulut ibu pada saat kontraksi/ his. Ibu mau melakukan yang diajarkan

oleh bidan.

29

Page 30: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

6. Menganjurkan keluarga untuk menemani dan memberi semangat pada ibu.

Keluarga mau menemani ibu.

7. Memberitahu keluarga untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk proses

persalinan

- Sarung/ kain panjang

- Gurita ibu

- Bedong Bayi

- Popok bayi

keluarga sudah mmpersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses

persalinan.

8. Menyiapkan peralatan dan obat-obatan

untuk pertolongan persalinan :

a. Partus set yang berisi :

- 1 buah ½ kocher - 1 buah gunting epis

- 2 buah klem arteri - 1 buah gunting tali pusat

- 1 buah nald puder - 1 buah gunting benang

- 1 buah nald

b. Obat-obatan : Pitogin dan Methergin

c. Spuit 3cc

d. Kom yang berisi betadin

e. Kassa steril

f. Tempat plasenta

g. Waskom yang berisi larutan klorin 0,5 %

30

Page 31: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

h. Waskom DTT

i. Waskom air bersih

j. Tempat pakaian kotor ibu

k. Pampers ibu

l. Perlengkapan pakaian ibu dan bayi.

Peralatan sudah disiapkan.

CATATAN PERKEMBANGAN

31

Page 32: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

KALA I

TANGGAL 26 MEI 2012 JAM 11.35 WIB

S : Ibu mengatakan mengeluh ketuban sudah pecah.

O :

Keadaan umum : Baik

Keasadaran : Composmentis

TTV :

TD : 130/80 mmhg S : 36.5 oC

N : 79 x/menit P : 23 x/menit

Leopod :

Leopod I : TFU = 1/2 px-pst (28 cm), kepala

Leopod II : Puki

Leopod III : Presbo

Leopod IV : Sudah masuk PAP (Divergen) penurunan kepala : 4/5

TBJ : 2635 gram

DJJ : 138 x/menit

His : 4 x dalam10 menit selama >40 detik

VT :

v/v tidak apa-apa, Ø10 cm, efficement = 50 %, ket (-), teraba tumit,

molase (-), H III.

A :

32

Page 33: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

Diagnosa : Ny.S , G3P2A0 gravida 40-41 minggu, inpartu kala I fase

aktif acelerasi dengan persentasi bokong.

Masalah Potensial : Fetal Distres, Asfiksia

Tindakan Segera : Observasi DJJ

P :

1. Melakukan pemasangan infus

- Infus D5 20 tpm

Infus telah terpasang.

2. Memberitahu keluarga untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk proses

persalinan

- Sarung/ kain panjang

- Gurita ibu

- Bedong Bayi

- Popok bayi

keluarga sudah mmpersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses

persalinan.

3. Menyiapkan peralatan dan obat-obatan untuk pertolongan persalinan :

a. Partus set yang berisi :

- 1 buah ½ kocher - 1 buah gunting epis

- 2 buah klem arteri - 1 buah gunting tali pusat

- 1 buah nald puder - 1 buah gunting benang

- 1 buah nald

33

Page 34: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

b. Obat-obatan : Pitogin dan Methergin

c. Spuit 3cc

d. Kom yang berisi betadin

e. Kassa steril

f. Tempat plasenta

g. Waskom yang berisi larutan klorin 0,5 %

h. Waskom DTT

i. Waskom air bersih

j. Tempat pakaian kotor ibu

k. Pampers ibu

l. Perlengkapan pakaian ibu dan bayi.

Peralatan sudah disiapkan.

KALA II

TANGGAL 26 MEI 2012 JAM 11.50 WIB

34

Page 35: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

S : Ibu mengtakan seperti ingin BAB dan merasa ada dorongan untuk mengedan

O :

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

DJJ : 149 x/menit

His : 5x/10 menit, durasi >40 detik

Adanya tanda dan gejala kala II :

- Adanya dorongan ibu untuk meneran

- Adanya tekanan pada anus

- Tampak perineum yang menonjol

- Tampak Vulva yang membuka

VT : v/v tidak apa-apa. efficement 100 %,Ø 10 cm, ket (-), teraba tumit,

molase (-), H IV.

A :

Diagnosa : Ny.S , G3P2A0 gravida 40-41 minggu , inpartu kala II

dengan persentasi bokong

Masalah Potensial : Fetal Distres, Asfiksia

Tindakan Segera : Persalinan dengan letak k sungsang, Observasi DJJ

dan Resusitasi

P :

1. Mengatur posisi ibu lithotomy untuk proses pengeluaran bayi karena

35

Page 36: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

bokong dan tungkai kaki bayi sudah tampak di vulva 5 cm.

2. Menganjurkan suami untuk memberi semangat kepada ibu. Suami sudah

memberi semangat pada ibu

3. Mengajarkan ibu cara mengedan yang benar dengan cara ibu dianjurkan

mengedan saat kontraksi terasa kuat dengan cara; tangan ibu merangkul

paha lalu kepala menunduk, dagu menempel pada dada, mata ibu

membuka, dan mengejan seperti ingin BAB. ibu mau melakukan yang

yang diajarkan bidan.

4. Meletakkan kain bedung bersih dan kering di atas perut ibu

5. Memakai handscoon pada kedua tangan

6. Memimpin ibu untuk meneran, melakukan Cara Mueller

untuk ,melahirkan bahu, yaitu :

a. Bokong janin dipegang dengan femuro-pelvik yaitu kedua ibu jari

penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada

krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan.

b. Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai

bahu depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan

dengan mengait lengan bawahnya.

c. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai

bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan

lahir sehingga mengurangi infeksi.

7. Lakukan cara mauriceau, untuk melahirkan kepala yaitu :

36

Page 37: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

a. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke

dalam jalan lahir.

b. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari

keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram

leher.

c. Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin

menunggang kuda.

d. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkeram leher

janin dari punggung.

e. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil

seorang asisten melakukan ekspresi kristeller.

f. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang mencengkeram

leher janin dari arah punggung.

g. Bila suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala dielevasi keatas

dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir

dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya

lahirnya seluruh kepala janin.

Jam 12.15 wib bayi lahir spontan tidak menangis, JK : Perrempuan, BB :

2900 gram, PB : 48 cm, A/S : 4/6.

8. Melakukan penilaian selintas setelah bayi lahir. Bayi tidak menangis.

9. Mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering dan segera lakukan

tindakan resusitasi pada bayi, bayi segera menangis.

10. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik pitogin setelah memeriksa uterus

37

Page 38: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

bahwa tidak ada bayi kedua. Ibu sudah di injeksi pitogin 1 amp IM setelah

1 menit bayi lahir.

11. Menjepit tali pusat dengan klem 3cm dari pusat bayi, mendorong isi tali

pusat ke arah ibu dan menjepit kembali tali pusat 2cm dari klem

pertama,lalu memegang tali pusat yang telah dijepit (melindungi perut

bayi) menggunting tali pusat dan memasang klem tali pusat steril.

12. Melakukan Observasi keadaan umum ibu. Jam 12.00 K/U ibu baik, TD :

120/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit.

KALA III

TANGGAL 26 MEI 2012 JAM 11. 55 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan plasenta belum lahir

38

Page 39: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

O :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Kontraksi uterus : Baik

TFU : Setinggi pusat

Perdarahan : ± 100 ml

TTV : TD = 110/60 mmhg ,S = 36.5 oC, N = 90 x/i , P = 20 x/i

Belum ada tanda- tanda pelepasan plasenta

A :

Diagnosa : Ny.S,P3A0, kala III

Masalah Potensial : Tidak ada

Tindakan segera : MAK III ( Manajemen Aktif Kala III )

P :

1. Jelaskan pada ibu bahwa ia memasuki kala III persalinan,

a. Jelaskan pada ibu tindakan yang mungkin dilakukan

b. Jelaskan pada ibu bahwa pengeluaran plasenta tidak seperti pengeluaran bayi

c. Lakukan observasi vital sign

ibu mengetahui

2. Lakukan manajemen aktif kala III, meliputi

a. Pemotongan tali pusat dengan memperlihatkan teknik steril

b. Pemberian suntikan oksitosin 10 unit dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

39

Page 40: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

c. Penegangan tali pusat terkendali, dengan cara memindahkan klem pada tali

pusat sekitar 5-20 cm dari vulva dan tangan kiri pada abdomen ibu tepat diatas

simfisis pubis dan beri sedikit tekanan secara kranial .

d. Masase fundus uteri dengan lembut dan gerakan tangan dengan arah memutar

pada fundus uteri selama 15 detik

e. Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 unit oksitosin

yang ke 2 tunggu 30 menit .

f. Apabila plasenta belum lahir dan ada tanda terjadi perdaraan segera keluarkan

plasenta.

Plasenta belum lahir lebi dari 30 menit.

TANGGAL 26 MEI 2012 JAM 12. 30 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan plasenta belum lahir

40

Page 41: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

O :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Kontraksi uterus : Baik

TFU : Setinggi pusat

Perdarahan : ± 100 ml

Plasenta belum keluar lebih dari 30 menit

TTV : TD = 110/60 mmhg ,S = 36.5 oC, N = 90 x/i , P = 20 x/i

A :

Diagnosa : Ny.S,P3A0 dengan Retensio plasenta

Masalah Potensial : Perdarahan post partum

Tindakan segera : Lakukan manual plasenta

P :

1. Melakukan konsultasi dengan dokter Obgyn untuk melakukan tindakan dan

advis dokter lakukan manual plasenta, manual plasenta akan dilakukan.

2. Penatalaksanaan manual plasenta

a. Persiapan pada ibu

- Inform consent, dan menjelaskan kepada ibu tentang keadaan ibu saat

ini dan tindakan yang akan dilakukan pada ibu, ibu mengetahui dan mau

untuk dilakukan tindakan tersebut.

- Pemasangan infus RL + oksitosin 2 ampul 20 tpm.

- Kosongkan kandung kemih.

41

Page 42: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

b. Persiapan alat

- Handscoond panjang

- Kassa steril

- Betadhine

3. Lakukan manual plasenta, plasenta belum lahir

4. Melakukan inform consent kepada keluarga bahwa ibu akan dirujuk ke RS

dikarenakan Plasenta belum lahir dan harus ditangani segera, keluarga

mengerti dan bersedia untuk merujuk ibu ke RS /Klinik Bunda.

5. Melakukan persiapan untuk merujuk BAKSOKU:

B : Bidan

A : Alat

K : Kendaraan

S : Surat

O : Obat

K :

U : uang

DA : Donor darah dan do’a

BAKSOKUDA telah tersedia

6. Membereskan alat-alat yang telah digunakan dan merendam alat-alat di

larutan klorin selama 15-20 menit, mencuci alat lalu mensterilkan alat dengan

autoklaf. Alat-alat sudah selesai dibersihkan.

7. Melengkapi partograf dan dokumentasi.

42

Page 43: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

43

Page 44: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

1. Dari pengkajian data subyektif dan obyektif sesuaidengan teori baik

keseluruhan maupun sebagian.

2. Dari pengkajian data subyektif dan obyektif dapatdibuat diagnosa / masalah

secara teliti menurut teori

3. Dari diagnosa / masalah, kita dapat mengantisipasidiagnosa / masalah

potensial yang mungkin dapat terjadi dari masalah /diagnosa yang telah

diidentifikasi.

4. Dari diagnosa / masalah potensial, kita dapat menilaiadanya kebutuhan

untuk intervensi segera berdasarkan kondisi klien.

5. Dengan ditentukannya kebutuhan klien, kita dapat membuat rencana

tindakan berdasarkan diagnosa / masalah.

6. Dari rencana tindakan tersebut, kita dapat melaksanakantindakan asuhan.

7. Setelah kita melakukan tindakan, maka dapat mengevaluasi rencana tindakan

dan membuat follow up

4.2 SARAN

Masih terdapat kekurangan dari makalah ini diharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta ; EGC

Prawirohardjo, S. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

44

Page 45: Tinjauan Teori Dan Kasus SUNGSANG DAN RETENSIO PLASENTA

45