retensio plasenta 1

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah. AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Banyak faktor yang menyebabkan keadaan gawat darurat pada ibu antara lain : persalinan berlangsung lama, tindakan operasi persalinan, ketuban pecah dini atau keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan postpartum. Pada kala III dapat pula terjadi gangguan atau kelainan patologis dalam bentuk perdarahan postpartum, retensio plasenta, inversio uteri dan perdarahan robekan jalan lahir. Perdarahan postpartum merupakan salah satu sebab utama kematian ibu dalam persalinan. Asuhan kebidanan diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis bagi ibu. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius agar tidak menimbulkan komplikasi.

Transcript of retensio plasenta 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kematian  dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah

besar. Penurunan  Angka Kematian Ibu (AKI)  dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah. 

AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup

Diperkirakan bahwa  60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,

dan 50% kematian  masa nifas terjadi  dalam 24 jam pertama. Banyak faktor yang

menyebabkan keadaan gawat darurat pada ibu antara lain : persalinan berlangsung

lama, tindakan operasi persalinan, ketuban pecah dini atau keadaan yang dapat

menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan postpartum. Pada kala

III dapat pula terjadi gangguan atau kelainan patologis dalam bentuk perdarahan

postpartum, retensio plasenta, inversio  uteri dan perdarahan robekan jalan lahir.

Perdarahan postpartum merupakan salah satu sebab utama kematian ibu dalam

persalinan. Asuhan kebidanan diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa

kritis bagi ibu. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius agar

tidak menimbulkan komplikasi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan  asuhan

kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta melalui pendekatan manajemen

kebidanan

2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu  ;

a. Melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan retensio plasenta

b. Menentukan diagnosa

c. Menentukan diagnosa atau masalah potensial

d. Menentukan kebutuhan segera ibu bersalin dengan retensio plasenta

e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu bersalin dengan retensio

plasenta

f. Melaksanakan perencanaan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta

g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam asuhan kebidanan  ini pada Ny “RI” dengan retensio

plasenta  di Ruang IGD Kebidanan RSUP Sanglah.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi,

wawancara, pemeriksaan fisik, studi buku catatan perkembangan pasien dan studi

kepustakaan

E. Pelaksanaan

Penyusunan laporan ini berdasarkan pelaksanaan praktek mulai tanggal 21

September 2013 di Ruang IGD Kebidanan RSUP Sanglah.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan, Ruang lingkup,

Metode penulisan, pelaksanaan, Sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan Pustaka

BAB III : Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar,

identifikasi masalah potensial, identifkasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi

dan evaluasi

BAB IV : Pembahasan kasus

BAB V : Penutup  terdiri dari kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Retensio Plasenta

Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga

atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir ( Saifudin, 2002).

Retensio Plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam

setelah bayi lahir ( Mochtar, 1998).

B. Jenis Retensio Plasenta

1. Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta

sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.

2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki

sebagian lapisan miometrium.

3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga

mencapai/memasuki miometrium.

4. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus

lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.

5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri, disebabkan

oleh konstriksi ostium uteri.

C. Etiologi

1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim, disebabkan karena :

a. Kontraksi uterus kurang kuat  untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva).

b. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus

desidua sampai miometrium (plasenta inkreta) menembus lebih dalam kedalam

miometrium (plasenta akreta)  sampai dibawah peritoneum (plasenta perkreta).

2. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar  karena atonia uteri dan akan

menyebabkan perdarahan yang banyak, atau karena adanya lingkaran konstriksi

pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan

menghalangi plasenta keluar ( plasenta inkarserata).

D. Penanganan

1. Sikap bidan dalam menghadapi retensio plasenta

a. Sikap umum bidan

1) Memperhatikan keadaan umum penderita

a) Apakah anemis

b) Bagaimana jumlah perdarahannya

c) Keadaan umum penderita : tekanan darah, nadi, dan suhu

d)  Keadaan fundus uteri : kontraksi dan tinggi fundus uteri

2) Mengetahui keadaan plasenta

a) Apakah plasenta inkarserata

3) Memasang infus dan memberikan cairan pengganti

b. Sikap khusus bidan

1) Retensio plasenta dengan perdarahan

a) Langsung melakukan plasenta manual

2) Retensio plasenta tanpa perdarahan

a) Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infus dan

memberikan cairan

b) Merujuk  pasien ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan penanganan

yang lebih baik

c) Memberikan transfusi

d) Proteksi dengan antibiotik

e) Mempersiapkan plasenta manual

2. Penanganan umum

a. Jika plasenta  terlihat dalam vagina, minta ibu meneran dan jika dapat

merasakan  plasenta dalam vagina keluarkan  plasenta tersebut.

b. Pastikan kandung kemih kosong. Jika diperlukan lakukan kateterisasi kandung

kemih.

c. Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus

terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali.

d. Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan

pengeluaran secara manual.

E. Plasenta Manual

1. Pengertian

Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat

implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara

manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong

persalinan yang dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri.

2. Indikasi

Retensio plasenta/plasenta adhesive

3. Kontraindikasi

a. Plasenta inkreta

b. Plasenta perkreta

4. Prosedur Plasenta Manual

a. Kaji ulang indikasi

b. Persetujuan tindakan medis

c. Kaji ulang prisip dasar perawatan dan pasang infus

d. Berikan sedative dan analgetika, misalnya petidin dan diazepam IV

e. Berikan antibiotika dosis tunggal (profilaksis)

1) Ampicillin 2 gram IV ditambah metronidazol 500 mg IV

2) Atau Sefazolin 1 gram ditambah metronidazol 500 mg IV

a) Gunakan sarung tangan DTT

b) Jepit tali pusat dengan kacher dan tegangkan sejajar lantai

c) Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. Jaga

agar jari-jari merapat dan melengkung mengikuti tali pusat masuk cavum uteri

sampai mencapai plasenta

d) Dengan bagian lateral jari-jari tangan  dicari insersi pinggir plasenta. Buka tangan

secara obstetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan.

e) Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah. Gerakkan

tangan kanan kekiri dan kekanan sambil bergeser ke kranial sampai permukaan

maternal plasenta dapat dilepaskan.

f)Jika plasenta tidak dapat dilepaskan kemungkinan plasenta akreta dan siapkan

laparatomi untuk histerektomi supravaginal

g) Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta. Pindahkan tangan luar ke

suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan

h) Lakukan eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih

melekat pada dinding uterus

i) Berikan oksitosin 10 IU dalam 500 ml cairan IV garam fisiologik atau RL 60

tts/menit dan masase uterus untuk merangsang kontraksi

j) Jika perdarahan masih banyak, beri ergometrin 0,2 mg IM. Atau prostaglandin

k) Periksa kelengkapan plasenta, jika tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam

kavum uteri.

l) Periksa dan perbaiki robekan jalan lahir

6. Penanganan pasca tindakan

a. Pantau kesadaran, tensi, nadi, pernafasan setiap 30 menit selama 6 jam

b. Tentukan tinggi fundus  dan pastikan kontraksi  tetap baik

c. Teruskan infus dan berikan tranfusi darah bila perlu

BAB III

TINJAUAN KASUS

MRS : 21 September 2013                 Jam : 04.54 wita

Registrasi : 0100422013000836672

Ruangan : IGD Kebidanan RSUP Sanglah

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama Istri : Ny. “RI” Nama Suami : Tn. “IR”

Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun

Status kawin : Kawin Perkawinan : Ke  1

Suku/Bangsa   : Jawa /Indonesia Suku/Bangsa   : Jawa /Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai swasta Pekerjaan : Pegawai swasta

Alamat : Kraja Wetan RT/RW 005/006 Purworejo

2. Keluhan utama

Plasenta belum lahir  40 menit setelah bayi lahir.

3. Riwayat menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 30 hari

Lama : 4-5 hari

Jumlah : Hari pertama dan kedua, 3 kali ganti pembalut. Hari ketiga

sampai kelima, 2 kali ganti pembalut.

Dismenorhoe : Hari pertama mens

Sifat darah : Cair, sedikit bergumpal

Warna : Merah segar

Fluor albus : 1-2 hari sebelum menstruasi, warna putih jernih,  tidak berbau

HPHT : 16 - 12 – 2012

4. Riwayat Obstetri

a. Riwayat kehamilan

Ini merupakan kehamilan ibu yang kedua. Ibu telah melakukan pemeriksaan

kehamilan sebanyak 7 kali di bidan.

  Trimester I     Ibu periksa 2 kali pada umur kehamilan 1 bulan dan 3

bulan, mendapatkan mendapatkan  vitamin, diminum sampai

habis  dan penyuluhan makanan sehat.

Trimester II        Ibu periksa 3 kali di bidan, ibu mengalami perdarahan pada usia 4

bulan dan dirujuk ke dokter SPOG, mendapat pemeriksaan USG dan

obat serta anjuran untuk istirahat.

Trimester III    Ibu periksa 2 kali di dokter SPOG mendapatkan folavit 1x1

dan  penyuluhan perawatan diri.

Perawatan buah dada       : ibu sudah melakukan perawatan payudara setiap  selesai

mandi sejak kehamilan 8 bulan

b. Riwayat Kehamilan , Persalinan dan Nifas Yang LaluNo Kehamilan Persalinan Anak KB

UK Pnylit Pnolong Jns Pers

Penyulit Seks BBL Umur

1 9 bln

- Bidan A

Spt - L 3500/50

4 tahun Suntik 1bl

c. Riwayat Persalinan

Persalinan : Tanggal  21-09-2013, Jam 01.30 WIB

Tempat persalinan : Puskesmas IV Denpasar Selatan

Penolong : Bidan

Jenis persalinan : Spontan B

Lama persalinan       :

Kala I : Ibu datang ke puskesmas IV Denpasar Selatan dengan

keluhan sakit perut hilang timbul sejak pukul 21.00 WITA

(20-09-2013).

Kala II : Pukul 02.05 WITA ibu mengeluh keluar air dari jalan lahir.

Bayi lahir pukul 03.35 WITA dari lilitan tali pusat ketat, bayi

menangis beberapa saat, warna kulit kebiruan.

Kala III : Plasenta belum lahir setelah 30 menit dari bayi lahir. Pukul

04.15 wita dilakukan manual plasenta oleh bidan namun

plasenta tidak dapat terlepas. Ibu dirujuk ke RSUP Sanglah.

Perdarahan : ± 500 cc

Keadaan Bayi : Setelah diberikan rangsangan taktil, bayi dapat menangis kuat

dan kulit berangsur angsur menjadi merah muda.

                Jenis kelamin : laki-laki

BB/PB : 3500 gram / 50 cm

Apgar score : 1 menit pertama 7, 5 menit pertama 8.

d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

 Ibu juga tidak pernah menderita penyakit menular seperti seperti TBC,

Hepatitis, penyakit menular seksual,   tidak pernah menderita  penyakit menurun

seperti DM, Asma, Hipertensi serta tidak mempunyai keturunan kembar.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan  dalam keluarga tidak ada keturunan kembar, tidak ada yang

menderita  penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan tidak ada yang

menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular seksual.

f. Pola Kesehatan Fungsional Sehari-hari

1) Pola Nutrisi

Selama hamil : ibu makan  3x/hari, tiap makan habis 1 piring sedang dengan

komposisi nasi, sayuran hijau dan lauk pauk seadanya. Ibu minum 8-9 gelas / hari,

jenis minuman air putih dan air the.

Selama di RS  : minum air teh 2 gelas, makan , mendapatkan jatah dari RS NS TKTP

makan habis ½ porsi.

2) Pola Eliminasi

Selama hamil : BAB 1x/ hari konsistensi lembek, BAK 5-6x/hari berwarna jernih,

lancer.

Selama di RS  : terpasang DC , urine 100 ml.

3) Pola Istirahat

Selama hamil : Ibu tidur ± 8-9 jam/hari, siang ±1-2 jam dan malam ± 6-7 jam

Selama di RS  : Ibu tidur ± 2 jam (post plasenta manual)

4) Pola Aktifitas

Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak

sendiri

Selama di RS  : Ibu berbaring ditempat tidur dengan mobilisasi miring kanan/miring

kiri

5) Pola Personal Higiene

Selama hamil : Ibu mandi 2-3x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari

dan  ganti celana dalam celana dalam tiap kali mandi

Selama di RS  : diseka 1x sore, ganti pembalut 1x, ganti baju 1x        

B. Data Obyektif

1. Keadaan Umum

Keadaan umum

Kesadaran      

Lemah

Composmentis

Tekanan Darah 90/60mmHg - RR       24x/menit

Nadi 101 x/menit - Suhu 37oC

2. Pemeriksaan Fisik          

Kulit kepala Bersih, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak ada ketombe,

tidak mudah rontok

Muka Tidak ada odem, ibu  menyeringai menahan sakit, wajah terlihat

pucat

Mata Simetris, tidak ada secret, sklera berwarna putih terdapat

gambaran tipis pembuluh darah, Conjungtiva pucat

Hidung Penafasan spontan, tidak ada secret, tidak ada polip

Mulut Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi terdapat karies pada

molar kanan, lidah bersih.

Telinga Pendengaran baik, bersih, tidak ada serumen

Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada ada

pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena

jugularis

Dada Bentuk simetris,tidak ada tarikan intercosta, bentuk mammae

simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae puting susu

menonjol keluar, tidak teraba benjolan abnormal, kolostrum sudah

keluar

Abdomen Tidak ada luka bekas  operasi,hiperpigmentasi pada perut, terdapat

striae lividae,  TFU setinggi pusat, kandung kemih teraba kosong

Genetalia Vulva tidak ada odem/ varises, perineum intack, tali pusat terlihat

diluar vagina, keluar perdarahan ± 300 cc

Anus Tidak ada hemorroid

Ekstremitas

      Atas

      Bawah

Pada tangan kiri terpasang infus RL 20 tts/menit, tetesan lancar,

tidak odem

Tidak ada odem, tidak ada varises, akral dingin

3. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 21 September 2013

       Hb                   : 11 gram % N : 10 – 12 gr %

      Hematokrit      : 20,5 N : 35 – 47

       Lekosit            : 25.600 N : 4000-11.000

C. Analisa

1. G2P1001 UK 39 Minggu 5 Hari dengan retensio plasenta.

2. Plasenta tidak lahir 45 menit setelah bayi lahir.

3. Sudah dilakukan plasenta manual oleh bidan di puskesmas namun plasenta tidak

dapat terlepas.

D. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami,ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan, ibu

dan suami mengerti tindakan yang akan dilakukan.

3. Memberikan informed consent penatalaksaan medis pada suami, suami telah

menyetujui dengan menandatangani lembaran informed consent.

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan memfasilitasi dokter untuk melakukan

tindakan manual plasenta, plasenta lahir pukul 05.05 wita.

5. Memasang infus RL dengan tetesan 30 kali per menit, infus mengalir lancar.

6. Melakukan pemantauan involusi uterus, perdarahan serta tanda-tanda vital, TFU 2

jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, dan perdarahan tidak aktif.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 21 September 2013

Pukul : 05. 15 wita

S : Ibu mengatakan lega plasenta telah lahir

O : Plasenta lahir manual jam 05.05 oleh dokter ... KU lemah, konjungtiva

pucat, tekanan darah: 90/60 mmhg, nadi 98 x/mnt, suhu 37  oC, TFU 2 jari

bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan  200 cc.

A : P2002 P.Spt.B + kala IV dengan post manual plasenta.

P :

1 Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami.

2 Membersihkan ibu dan mengatur posisi tidur ibu, ibu telah bersih dan tampak

nyaman.

3 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sehingga tidak terjadi dehidrasi, ibu

makan sebungkus nasi dan segelas teh hangat.

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy untuk ibu, advise

dokter:

a. Cefotaxim 2x1 gram secara IV

b. Metronidazol 3x500 gram secara oral

c. Sulfa Semosur 2x300 mg

d. Metyl ergometrin 3x0,125 mg

e. Asam mefenamat 3x500 mg

f. Infus RL + 20 IU oksitosin dengan tetesan 30 kali per menit.

5. Melakukan pemantauan 2 jam post partum, hasil tercatat pada partograf.

Tanggal : 21 September 2013

Pukul : 07.20 WITA

S : Ibu mengeluh perut mulas.

O : KU baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi: 76

x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,5°C, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi

uterus baik, perdarahan tidak aktif.

A : P2002 P.Spt.B 2 jam post partum dengan post manual plasenta.

P :

1 Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.

2 Melakukan pemantauan involusi uterus, kontraksi uterus, perdarahan, dan tanda

vital, tidak terjadi sub involusi, perdarahan tidak aktif, dan tanda vital dalam batas

normal.

3 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, ibu minum segelas teh hangat dan

sepotong roti.

4 Melaksanakan tugas delegasi dari dokter yaitu pemberian therapy berupa:

a. Cefotaxim 2x1 gram secara IV

b. Metronidazol 3x500 gram secara oral

c. Sulfa Semosur 2x300 mg

d. Metyl ergometrin 3x0,125 mg

e. Asam mefenamat 3x500 mg

f. Infus RL + 20 IU oksitosin dengan tetesan 30 kali per menit hingga 6 jam post

partum.

BAB IVPENUTUP

4.1        Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan  dapat disimpulkan :1)            Pada tahap pengkajian setelah dilakukan pengumpulan data dapat

ditemukan masalah pada  Ny U   P3003 dengan gangguan pada Kala III yaitu adanya Retensio Plasenta.

2)            Dari masalah yang ada telah dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan dan dilakukan plasenta manual.

3)            Retensio plasenta  mempunyai arti klinis yang besar karena dapat menyebabkan perdarahan hebat, perforasi uterus dan infeksi yang berakibat pada morbiditas bahkan mortalitas pada ibu.

4.2        Saran

1)            Dalam melakukan plasenta manual perlu diperhatikan prosedurnya agar tidak terjadi komplikasi

2)            Perlunya pengawasan pada ibu pasca tindakan karena merupakan periode kritis bagi ibu.

DAFTAR PUSTAKADepkes RI, 2006, Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Depkes RI,

JakartaManuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan. EGC. JakartaMochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. JakartaSaifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Panduan Praktis  Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan  Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional  Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan  Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan  Bina Pustaka Sarwono

prawirohardjo. Jakarta.DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. JakartaSaifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan  Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan  Bina Pustaka Sarwono

prawirohardjo. Jakarta.