TINJAUAN PUSTAKA Yoghurt -...
-
Upload
truongcong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
3
Transcript of TINJAUAN PUSTAKA Yoghurt -...
-
TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt
Yoghurt adalah salah satu hasil olahan susu dengan cara difermentasi
sehingga rasanya asam dan manis. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus menguraikan laktosa atau gula susu menjadi asam
laktat yang menyebabkan menjadi asam. Proses pengasaman dan penggumpalan
protein pada yoghurt membuat yoghurt mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu,
keberadaan asam laktat pada yoghurt juga membuat penyerapan kalsium di dalam
tubuh menjadi lebih baik. Komposisi gizinya mirip dengan susu, bahkan lebih
lengkap dan jumlahnya relatif lebih banyak, diantaranya mengandung vitamin B
kompleks, kalsium, dan protein. Selama proses fermentasi yoghurt berlangsung,
terjadi sintesis vitamin B kompleks, khususnya thiamin (vitamin B1),
riboflavin (vitamin B2) dan beberapa asam amino penyusun protein
(Susanto dan Budiana, 2005).
Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan
dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada
yoghurt. Asam laktat yang membuat rasa asam pada yoghurt. Setiap 100 g
yoghurt mengandung 52 kkal, protein 3,3 g, lemak 2,5 g, karbohidrat 4,0 g,
kalsium 120 mg, fosfor 90 mg, zat besi 0,1 mg, retinol 22 mg, dan thiamin 0,04
mg (Wikipedia, 2011a).
Yoghurt adalah produk susu fermentasi berbentuk semi solid yang
dihasilkan melalui proses fermentasi susu dengan menggunakan bakteri asam
laktat. Melalui perubahan kimiawi yang terjadi selama proses fermentasi
Universitas Sumatera Utara
-
dihasilkan suatu produk yang mempunyai tekstur, flavor dan rasa yang khas.
Penambahan susu skim 3-5% dapat meningkatkan nilai gizi yoghurt dan
memperbaiki konsistensi. Penambahan bahan penstabil (gelatin 0,1-0,3% atau
agar atau alginat) dapat meningkatkan konsistensi dan stabilitas produk.
Penambahan sukrosa 4-11% dan buah segar dapat mengubah citarasa yoghurt
sehingga lebih disukai terutama bagi orang yang kurang menyukai rasa asam
(Hidayat, dkk., 2006).
Yoghurt dapat dibuat dari susu atau susu skim. Pada umumnya yogurt
yang terbuat dari susu rendah lemak mengandung padatan terlarut sekitar 11-15%.
Sekitar 4% gula juga kadang-kadang ditambahkan dalam pembuatan yoghurt. Di
beberapa negara, komposisi yoghurt memiliki pengaturan yang khusus
(Silliker, dkk., 1980).
Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal dari susu sapi yang
merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk yang mirip bubur atau es krim
yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri
tertentu. Yoghurt memiliki kandungan protein yang lebih daripada susu sapi,
tetapi mempunyai lemak yang lebih rendah (Saleh, 2004).
Yoghurt adalah hasil fermentasi susu menggunakan bakteri asam laktat
(umumnya kombinasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus) yang mempunyai cita rasa khas karena mengandung komponen
flavor seperti diasetil, asetaldehid dan karbondioksida. Kandungan asam yoghurt
cukup tinggi, sedikit atau tidak mengandung alkohol sama sekali, mempunyai
tekstur semi padat, kompak serta rasa asam yang segar
(Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Universitas Sumatera Utara
-
Pembuatan Yoghurt
Proses pembuatan susu fermentasi meliputi (1) homogenisasi yaitu untuk
mencegah timbulnya lapisan lemak pada permukaan, sehingga diperoleh produk
yang teksturnya halus, (2) pasteurisasi untuk menginaktifkan enzim dan juga
membunuh mikroba patogen dalam susu, (3) pendinginan dilakukan sampai suhu
mencapai 30-45oC, yang merupakan suhu optimal untuk Lactobacillus
bulgaricus, Streptococcus thermophilus, (4) Inokulasi dan (5) Inkubasi
(Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Susu mempunyai warna putih kebiru-biruan sampai kuning kecoklat-
coklatan. Warna putih pada susu, serta penampakannya adalah akibat penyebaran
butiran-butiran koloid lemak, kalsium kaseinat dan kalsium fosfat, dan bahan
utama yang memberi warna kekuning-kuningan adalah karoten dan riboflavin
(Buckle, dkk (1987).
Prinsip utama pembuatan asam laktat dengan proses fermentasi adalah
pemecahan laktosa menjadi bentuk monosakaridanya dan dari monosakarida
tersebut dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus sp. akan
diubah menjadi asam laktat. Asam laktat murni tidak berbau, tidak berwarna, dan
bersifat higroskopis pada suhu kamar. Dalam keadaan tidak murni asam laktat
berwarna kekuningan karena mengandung pigmen karoten (Budiyanto, 2005).
Proses fermentasi dilakukan sampai pH mencapai 4,4-4,5 yang diikuti
dengan terbentuknya flavor asam yang khas karena terbentuknya senyawa-
senyawa asam laktat, asam asetat, asetaldehid, dan senyawa volatil lainnya. Pada
pH rendah (asam), protein susu akan mengalami koagulasi sehingga terbentuk
koagulan, yang makin lama makin banyak (Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Universitas Sumatera Utara
-
Bahan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Yoghurt
Susu
Bahan baku susu untuk yoghurt dapat digunakan susu penuh, susu skim,
susu rendah lemak atau dengan penambahan lemak. Bahan baku harus memenuhi
persyaratan berikut : jumlah bakteri harus rendah, tidak mengandung antibiotik,
tidak mengandung bahan-bahan sanitizer, bukan kolustrum, tidak terdapat
penyimpangan bau dan tidak ada kontaminasi bakteri (Hidayat, dkk., 2006).
Untuk mendapatkan susu fermentasi yang baik diperlukan bahan dasar
yang mempunyai zat padat sebesar 19-20%. Kandungan zat padat susu segar
sekitar 10% sehingga perlu diuapkan sebagian air dalam susu atau ditambah susu
bubuk sebesar 4-5% dalam bentuk skim atau full cream. Zat padat dalam susu
berperan untuk pembentukan tekstur dan aroma yang baik.
Kandungan zat padat dalam susu yang optimal sebesar 15,5-16%
(Tamime dan Deeth, 1980 dalam buku Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Gula
Jenis-jenis gula (dekstrosa, sukrosa, sirup glukosa) digunakan sebagai
formulasi untuk menghasilkan flavour, tekstur dan karakteristik akhir yang
diinginkan. Gula-gula tersebut juga menyediakan substrat yang diperlukan selama
fermentasi untuk menghasilkan asam laktat (Gilliland, 1985).
Gula disamping sebagai sumber rasa (manis) juga merupakan sebagai
sumber energi yang baik untuk mikroorganisme. Semakin besar jumlah gula
ditambahkan maka substrat yang tersedia bagi mikroba semakin banyak dan
pertumbuhannya semakin banyak dan cepat sehingga aktivitas mendegradasi
Universitas Sumatera Utara
-
laktosa dan bahan organik lainnya menjadi asam organik semakin tinggi pula
(Wikipedia, 2010b).
Yoghurt dari susu sapi mengandung asam laktat, asam sitrat, asam piruvat,
asam format, asam urat, dan asam butirat. Sukrosa yang merupakan disakarida
akan diurai terlebih dahulu menjadi monosakarida-monosakarida penyusunnya
yaitu fruktosa dan glukosa, selanjutnya glukosa akan dimanfaatkan oleh
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai sumber energi
dan sebagian lagi akan dimetabolisir lebih lanjut menjadi asam-asam organik
terutama asam laktat (Wikipedia, 2011a).
Emulsifier
Agensia pengemulsi, baik alami maupun buatan, digunakan secara luas
dalam penyiapan bahan makanan. Penstabil ini meningkatkan viskositas hasil olah
sehingga memperbaiki stabilitas emulsi. Penstabil yan dipakai secara komersial
antara lain, protein, seperti gelatin, dan karbohidrat, misalnya pektin, natrium
alginat dan berbagai jenis gum (Gaman dan Sherrington, 1992).
Stabilizer yang digunakan dan ditambahkan ke dalam yoghurt berfungsi
sebagai pelembut tekstur, membentuk struktur gel, dan mengurangi sineresis
(keluarnya cairan) pada yoghurt sehingga yoghurt lebih tahan lama. Stabilizer
yang bisa digunakan adalah CMC, alginate, keragenan, dan gelatin dengan
konsentrasi 0,5 sampai 0,7% (Novian, 2010).
Kultur Starter
Kultur yoghurt mempunyai peran penting dalam proses fermentasi.
Komposisi starter harus terdiri dari bakteri termofilik dan mesofilik. Yang umum
Universitas Sumatera Utara
http://www.scribd.com/http://novian-yoghurt.blogspot.com/
-
digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dengan suhu optimum 42-45oC dan
Streptococcus thermophilus dengan suhu optimum 38-42oC. Perbandingan jumlah
starter biasanya 1 : 1 sampai 2 : 3. Selama pertumbuhan terjadi simbiosis antara
kedua jenis bakteri. S. thermophilus akan berkembang lebih cepat mengawali
pembentukan asam laktat melalui fermentasi laktosa (Hidayat, dkk., 2006).
Jumlah inokulan yang ditambahkan sebesar 2-3% campuran kultur
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dengan perbandingan
1 : 1 untuk yoghurt. Proses fermentasi dilakukan sampai pH 4,4 4,5 yang diikuti
dengan terbentuknya senyawa-senyawa asam laktat, asam asetat, asetaldehid,
diasetil, dan senyawa volatil lainnya serta total solid pada yogurt cukup besar.
Pada pH rendah, protein susu akan mengalami koagulasi sehingga terbentuk
gumpalan, yang makin lama makin banyak (Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Permen Jelly
Jelly ialah sejenis makanan ringan berbentuk padat yang terbuat dari sari
buah-buahan yang dimasak dengan gula. Pada pembuatan jelly, asam diperlukan
untuk mengokohkan jaringan jelly yang terbentuk. Derajat keasaman dapat diukur
dengan menggunakan kertas pH atau pH meter. Jelly akan terbentuk pada pH
2,5-3,4 yang paling baik ialah pada pH 3,2. Di bawah pH 3,2 jelly yang terbentuk
lemah, sedangkan diatas pH 3,5 jelly tidak akan terbentuk (Satuhu, 1996).
Permen jelly merupakan suatu produk yang berbentuk padat yang
teksturnya relatif lunak bila dikunyah, jernih dan elastis, terbuat dari gula,
glukosa, gula jagung atau pemanis lain dengan cara mencampur sari buah dan
bahan pembentuk gel yang diolah dengan teknik dan perlakuan tertentu. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan permen jelly harus memenuhi syarat yaitu
Universitas Sumatera Utara
-
mengandung pektin, gula, asam, pengenyal. Permen jelly memiliki aroma rasa dan
aroma yang khas kembang gula, biasanya dibuat dari sari buah, sukrosa, pektin,
asam, zat pengental atau pengenyal, tepung gula, air (Santoso, 2010).
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil permen jelly antara lain, pemilihan
buah, penambahan gula, penggunaan pengenyal, pemasakan, dan pendinginan.
Hasil yang diharapkan yaitu warna permen jelly yang cerah, jernih seperti agar-
agar, aromanya baik, teksturnya kenyal dan elastis, rasa manis agak asam yang
memang dasar dari permen jelly pada umumnya dan kandungan vitamin C
maupun antioksidannya tetap tinggi (Santoso, 2010).
Bahan-Bahan yang Ditambahkan dalam Pembutan Permen Jelly
Markisa
Buah markisa (Passiflora sp), sirup markisa, ataupun jus markisa dapat
menambah kesegaran tubuh dan sekaligus menyediakan zat-zat gizi bagi tubuh.
Adapun komposisi gizi sari buah markisa adalah : air (76,80%), zat putih telur
(0,60%), zat gula (19,10%), zat asam (2,40%), zat kapur (0,005%),
zat fosfor (0,918%), zat besi (0,00034%), vitamin C (20 mg), dan kalori
(79 kalori/100 gr bahan) (Barus dan Syukri, 2008).
Daging buah markisa kaya akan gizi setiap 100 gr berisi 88 g air, 0,9 gr
protein, 0,2 gr lemak, 10,1 gr karbohidrat, 0.9 gr abu, 10 mg kalsium, 22 mg
fosfor, 0,6 mg besi, 70 SI vitamin A, 2,7 mg niasin, 20 mg vitamin C. Buah
markisa merupakan salah satu bahan makanan berserat yang baik bagi kesehatan
tubuh, sehingga dapat melancarkan pencernaan (Verheij dan Coronel, 1997).
Markisa mempunyai khasiat untuk menyembuhkan gejala alergi kronis.
Juga pemulihan kondisi pasien liver dan ginjal, serta memicu peningkatan
Universitas Sumatera Utara
http://uripsantoso.wordpress.com/
-
kekebalan tubuh dan kekuatan antibodi dalam darah. Bahkan, markisa juga
mampu menyaring, memisahkan, dan membuang racun dari dalam tubuh. Selain
itu, bisa meningkatkan kesegaran kulit tubuh dan merangsang pertumbuhan sel
muda pada kulit wajah. Dari hasil penelitian laboratorium, markisa mengandung
vitamin C dosis tinggi dan antioksidan (Wikipedia, 2010c).
Vitamin yang tergolong larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin B.
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam
L-dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat
mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak
memiliki keaktifan vitamin C lagi. Vitamin C merupakan vitamin yang paling
mudah rusak, sangat larut dalam air, mudah teroksidasi, dan oksidasi akan
terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah
(Winarno, 1992).
Gula
Gel adalah suatu struktur semi padat dengan cairan terkurung di dalamnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan gel yaitu antara lain pektin,
gula dan pH. Penambahan gula berfungsi untuk mengurangi molekul air yang
menyelimuti pektin. Gula berfungsi sebagai dehydrating agent, sehingga rantai
asam poligalakturonat penyusun pektin akan saling berdekatan dan terbentuk
sistem menjadi gel. Konsentrasi gula untuk membentuk gel yang baik adalah
60-65%. Semakin besar gula yang ditambahkan, maka gel yang terbentuk kokoh,
akan tetapi jika terlalu tinggi akan terjadi kristalisasi gula pada gel yang terbentuk
sehingga gel bersifat lekat. Gula terlalu rendah, maka gel yang terbentuk lunak
(Pujimulyani, 2009).
Universitas Sumatera Utara
http://ksupointer.com/
-
Zat pokok yang diperlukan pada pembuatan jelly adalah pektin, gula dan
asam. Bila dimasak dalam kondisi tertentu gabungan ketiganya akan membentuk
gel. Kandungan gula pada jelly tidak kurang dari 45%, menurut hasil pengukuran
dengan handrefraktometer jumlah padatan terlarutnya tidak kurang dari 65%.
Selain berfungsi sebagai pemberi rasa manis dan pengawet, gula juga mempunyai
peranan khusus yang sifatnya tergantung dengan pektin dan asam (Satuhu, 1996).
Gula digunakan pada berbagai produk makanan. Selain memberikan rasa
manis, gula dalam konsentrasi tinggi berperan sebagai pengawet. Konsentrasi gula
yang tinggi (sampai 70%) sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba
perusak makanan (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-
produk makanan. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam
konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air
yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas
air (aw) dari bahan pangan berkurang (Buckle, dkk., 1987).
Gelatin
Produk dari hasil ikutan ternak lainnya yaitu tulang tidak kalah
pentingnya, adalah gelatin. Gelatin digunakan dalam pengolahan pangan lebih
disebabkan sifat kimia dan fisiknya yang khas dari pada nilai gizinya sebagai
sumber protein. Dalam industri pangan gelatin berfungsi sebagai pembentuk gel,
pemantap emulsi, pengental, penjernih, pengikat air, dan pelapis. Kegunaan
gelatin terutama adalah untuk mengubah cairan menjadi padatan yang elastis atau
mengubah bentuk sol menjadi gel. Reaksi pembentukan gel oleh gelatin bersifat
Universitas Sumatera Utara
-
reversible karena bila gel dipanaskan akan terbentuk sol dan sewaktu didinginkan
akan kembali terbentuk gel lagi (Saleh, 2004).
Gelatin bersumber dari tulang hewan yang diproses dengan larutan kimia
hingga larutan tersebut mengental dan mengandung gelatin. Gelatin sangat
penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang
tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan
rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84-86% protein,
8-12 % air dan 2-4% mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan
tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino yang hampir
tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan (Fauzi, 2007).
Gelatin diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen yang berasal dari kulit,
jaringan ikat, dan tulang rawan. Gelatin dapat berfungsi sebagai pembentuk gel,
pemantap emulsi, pengental, penjernih, pengikat air, pelapis dan pengemulsi.
Gelatin tidak larut air dingin, tetapi jika kontak dengan air dingin akan
mengembang dan membentuk gelembung-gelembung yang besar. Jika dipanaskan
pada suhu sekitar 71oC, gelatin akan larut karena pecahnya agregat molekul dan
membentuk dispersi koloid makromalekul. Jumlah gelatin yang diperlukan untuk
menghasilkan gel yang memuaskan berkisar antara 5-12% tergantung dari
kekerasan produk akhir yang diinginkan (Malik, 2010).
Gelatin umumnya tidak larut dalam air dingin, tetapi kelarutannya naik
pada suhu diatas 45 oC. Gel gelatin luas melebur pada suhu 25-28 oC tergantung
pada kandungan padatan dalam larutan. Sifat tersebut menyebabkan keterbatasan
penggunaan gelatin. Gelatin digunakan luas dalam industri pangan untuk
pembuatan kristal jelly, puding yang dibungkus, es krim, sosis dan dalam
Universitas Sumatera Utara
-
pengalengan daging. Gelatin juga dapat digunakan dalam penjernihan minuman,
digunakan sebagai penahan buih dalam bir dan banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan kapsul dalam industri farmasi (Cahyadi, 2009).
Dalam pembuatan jelly, gelatin (protein) didispersikan dalam air dan
dipanaskan sampai membentuk sol. Daya tarik menarik antara molekul-molekul
protein lemah dan sol tersebut bersifat seperti cairan, artinya bersifat mengalir dan
dapat dituang dengan mudah. Bila didinginkan, yang dalam bentuk sol molekul-
molekulnya kompak dan tergulung, mulai mengurai dan terjadi ikatan-ikatan
silang antara molekul-molekul yang berdekatan sehingga terbentuk suatu jaringan.
Sol akan berubah menjadi gel dan gel tersebut lebih mirip padatan daripada cairan
(Gaman dan Sherrington, 1992).
Gum Arab
Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan
D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya
antara 250.000 - 1.000.000. Pada olahan pangan yang banyak mengandung gula,
gum arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap
dan mencegah kristalisasi gula. Gum arab stabil dalam larutan asam. Gum arab
dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini
juga tahan panas pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik jika
panasnya dikontrol untuk mempersingkat waktu pemanasan, mengingat gum arab
dapat terdegradasi secara perlahan-lahan dan kekurangan efisiensi emulsifikasi
dan viskositas. Gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan
pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi (Wikipedia, 2010d).
Universitas Sumatera Utara
http://www.wikipedia.org/
-
Gum arab adalah eksudat kering dari pohon Acasia. Senyawa ini
merupakan garam netral atau sedikit asam polisakarida kompleks yang
mengandung anion kalsium, magnesium, dan kalium. Molekul terdiri atas 4 gula,
yaitu L-arabinosa, L-ramnosa, D-galaktosa, dan asam D-glukoronat. Gum arab
merupakan salah satu dari beberapa gum yang memerlukan konsentrasi tinggi
untuk meningkatkan kekentalan dan dipakai sebagai penghambat pengkristalan
dan pengemulsi. Gum arab membentuk koaservat dengan gelatin dan banyak
protein lain (deMan, 1997).
Agar-agar
Agar-agar adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput
laut. Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air
bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling
merapat, memadat dan membentuk kisi kisi yang mengurung molekul-molekul
air sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair (Wikipedia, 2010d).
Dewasa ini penggunaan agar-agar semakin berkembang, yang dulunya
hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan dalam industri tekstil,
kosmetik, dan lain-lain. Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap,
bahan penolong atau pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan
pembuat gel (PS, 1999).
Pembuatan Permen Jelly
Tahap pembuatan permen jelly meliputi pemasakan campuran sari buah,
pemasakan kembang gula jelly, penuangan ke cetakan, pendinginan, pembentukan
dan pelapisan dengan gula tepung. Sari buah ditambahkan gula pasir, garam,
Universitas Sumatera Utara
http://www.wikipedia.org/
-
pektin, dan asam sitrat dipanaskan pada suhu 50 oC agar vitamin C dan
antioksidannya tidak rusak. Bahan pengental (gelatin, karagenan dan agar-agar
yang sebelumnya dilarutkan dengan air panas) ditambahkan ke dalamnya, diaduk
hingga mengental.Adonan permen yang sudah membentuk gel, dituangkan ke
dalam loyang atau langsung ke dalam cetakan. Selama penuangan adonan, terjadi
pelepasan gelembung-gelembung udara sisa pemasakan, sehingga diperoleh
permen jelly dengan gel yang jernih. Selanjutnya dibiarkan selama 15-30 menit
dalam suhu ruangan, kemudian didinginkan dengan maksud untuk mempermudah
pada saat pengeluaran permen jelly dari cetakan dan tidak merusak bentuk pada
saat pengirisan. Pelapisan gula tepung pada permukaan permen jelly bertujuan
menghilangkan sifat lengket pada permen jelly (Santoso, 2010).
Mulanya 500 gram dari tiap-tiap campuran sari buah dan air yang telah
ditentukan perbandingannya dimasak sampai mencapai suhu 80 oC, kemudian
ditambahkan HFS, sukrosa, Na propionat, dan asam sitrat sambil diaduk dan
pemasakan diteruskan sampai mencapai suhu 90-100 oC. Gelatin dilarutkan dalam
air panas (50-60 oC) dan dimasukkan dalam adonan sambil diaduk sampai
mencapai suhu 95 oC, lalu adonan dituang ke dalam loyang, ditutup dengan
aluminium foil dan dibiarkan selama satu jam dalam suhu ruang. Setelah cukup
dingin, adonan dimasukkan dalam refrigerator suhu 5 oC selama 24 jam. Setelah
dikeluarkan dari refrigerator dibiarkan pada suhu ruang selama 1 jam untuk
menetralkan suhu. Permen dipotong segi empat dan ditaburi tepung sukrosa
dengan tepung tapioka yang sudah disangrai selama 20 menit dengan
perbandingan 1:1, lalu dikemas dalam kantong plastik (Wikipedia, 2010c).
Universitas Sumatera Utara
http://uripsantoso.wordpress.com/http://www.wikipedia.org/
-
Standar Nasional permen jelly berdasarkan SNI 01-3574-1994, didapatkan
data sebagai berikut :
Tabel 1. Standar mutu permen jelly Komposisi Keterangan
Bentuk, bau, rasa normal
Kadar air 9,15% b/b dengan standar Maks 20%
Kadar gula reduksi 1,33% dengan standar Maks 20%
Kadar gula total 28,57% b/b dengan stnadar Min 30%
Kadar abu 2,94% b/b dengan standar Maks 3,0%
Bahan tambahan pangan tidak ditambahkan
Kadar timbal (Pb) 0,0173 ppm dengan standar Maks 1,5 ppm
Kadar tembaga (Cu) 0,1621 ppm dengan standar Maks 10,0 ppm
Kadar seng (Zn) 0,2161 ppm dengan standar Maks 10,0 ppm
Kadar timah (Sn) 0,0561 ppm dengan standar Maks 40 ppm Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1994)
Universitas Sumatera Utara