Tinjauan Pustaka Pkh Hilir

6
TINJAUAN PUSTAKA Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2010). Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-limpah akan tetapi ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor (Ariyani 2006). Namun, sebagai akibat dari pesatnya proses pembangunan di segala bidang, baik bidang pertanian, peternakan, industri dan lain-lain, serta laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat seringkali pemanfaatan air tidak lagi dilakukan sebagaimana mestinya. Hal ini memberikan dampak negatif yang tidak sedikit yaitu mempengaruhi baik sifat fisik maupun sifat kimia air, sehingga menurunkan kualitas air (Sahdan 2010). Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air permandian adalah air yang digunakan pada tempat-tempat permandian bagi umum tidak termasuk untuk pengobatan tradisional dank loam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Irianto & Machub 2003). Klasifikasi mutu air menurut peraturan RI nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu :

description

tinjauan pustaka

Transcript of Tinjauan Pustaka Pkh Hilir

Page 1: Tinjauan Pustaka Pkh Hilir

TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi

kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga

merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan (Kementerian Negara Lingkungan

Hidup 2010).

Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah-

limpah akan tetapi ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif

sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor (Ariyani 2006). Namun, sebagai akibat dari

pesatnya proses pembangunan di segala bidang, baik bidang pertanian, peternakan, industri

dan lain-lain, serta laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat seringkali pemanfaatan air

tidak lagi dilakukan sebagaimana mestinya. Hal ini memberikan dampak negatif yang tidak

sedikit yaitu mempengaruhi baik sifat fisik maupun sifat kimia air, sehingga menurunkan

kualitas air (Sahdan 2010).

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya

memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air permandian

adalah air yang digunakan pada tempat-tempat permandian bagi umum tidak termasuk untuk

pengobatan tradisional dank loam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

(Irianto & Machub 2003).

Klasifikasi mutu air menurut peraturan RI nomor 82 tahun

2001  tentang   Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Ditetapkan

menjadi 4 (empat) kelas yaitu :

1.   Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.   Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

3.   Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Page 2: Tinjauan Pustaka Pkh Hilir

Kualitas air dapat dilihat dari indikator Mikrobiologi, fisik dan kimia di dalamnya.

Kehadiran bakteri coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi samapai atau

feses terhadap sumber air. Kualiatas mikrobiologi air dapat ditemukan berdasarkan nilai MPN

coliform, nilai MPN coliform fekal dan jumlah koloni Escheria coli. Kontaminasi coliform

dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan seperti diare dan gangguan

pencernaan lain. Indikator kualitas fisik (kekeruhan, warna, rasa, dan aroma/bau air) dan

indikator kualitas kimia (pH, kesadahan, nilai BOD dan COD) air merupakan indikator

kualitas air yang tidak secara langsung berhubungan dengan kesehatan. Kualitas fisik dan

kimia berhubungan dengan penentuan kelayakan air untuk dikonsumsi, sedangkan

kontaminasi logam berat seperti Pb (timbal) dalam kondisi minimum berdampak buruk bagi

kesehatan (Gobel 2008).

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk

mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan

tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan

perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel

secara tak langsung. Perhitungan jumlah seldapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan

hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan (BPOM RI

2008).

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode

MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed

test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,

keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini

mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel (Suriawiria 1985).

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran

dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut

mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel,

sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi

diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif

sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah

mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh

berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz 1996).

Metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa

tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung

yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau

Page 3: Tinjauan Pustaka Pkh Hilir

terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini

digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari

hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah

bakterinya maka digunakan rumus (Gobel 2008).

Plate count/viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme

hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media

pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh

dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi

tersebut. Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena

beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.

Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. Koloni

yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari

sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya (Dwidjoseputro 1994).

Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung yaitu satu koloni dihitung 1 koloni, dua

koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni, beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1

koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni, koloni

yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung, dan koloni yang

besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni (Fardiaz 1996).

Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga

diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan

bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji

konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-

ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak berspora. Output metode MPN adalah

nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit

pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN

juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya

per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada

setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi

(Dwidjoseputro 1994).

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan

kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli. Ciri-ciri coliform yaitu bentuk

batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik atau anaerobik

Page 4: Tinjauan Pustaka Pkh Hilir

fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu

48 jam dan suhu 35oC (Ariyani 2006).

Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan adanya

mikroba yang bersifat enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri Coliform

dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu Coliform fecal misalnya Escherichia coli dan

Coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri

yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes ditemukan

pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya Escherichia coli pada air minum

menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung

patogen usus. (Sahdan 2010).

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih

tepatnya sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran

bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah

koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi

Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.

Contoh bakteri Coliform adalah Escherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,

Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas

air semakin baik (Hartini 2011).

Adapun untuk menentukan apakah makanan ataupun air tersebut layak dikonsumsi,

dapat menggunakan perhitungn jumlah mikroba per ml dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Jumlah sel(sel/ml) = Nilai MPN x 1/pengenceran tabung yang ditengah