Tinjauan Pustaka Osteoartritis

19
TINJAUAN PUSTAKA OSTEOARTRITIS PUSKESMAS BANJAR 3 DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR Disusun oleh: Arafani Putri Yaman (23.57 963 2011) Pembimbing : dr. Sari Wahyuningrum Wiharso Ilmu Kedokteran Komunitas I Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2015

description

Tugas Tinjauan Pustaka - IKAKOM 1 - Puskesmas Banjar 3

Transcript of Tinjauan Pustaka Osteoartritis

Page 1: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

TINJAUAN PUSTAKA OSTEOARTRITIS

PUSKESMAS BANJAR 3

DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR

Disusun oleh:

Arafani Putri Yaman (23.57 963 2011)

Pembimbing :

dr. Sari Wahyuningrum Wiharso

Ilmu Kedokteran Komunitas I

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2015

Page 2: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

BAB I

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan

dengan kerusakan kartilago sendi. Bagian yang sering terken meliputi tulang

belakang pada bagian servikal, lumbosacral, pinggul, lutut, dan sendi phalangeal

metatarsal. OA pada sendi-sendi yang disebutkan diatas dimungkinkan karena sendi-

sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat dari aktifitas sehari-hari.1,2

Pasien OA biasanya mengeluh nyeri pada saat melakukan aktivitas atau jika

ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat

dirasakan terus menerus sehingga sangat menganggu mobilitas pasien. Di Indonesia

diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia menderita cacat akibat OA karena

prevalensinya yang cukup tinggi dan sifatnya kronik-progresif OA mempunyai

dampak sosio-ekonomik yang besar baik untuk negara maju maupun negara

berkembang.1

Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung gambaran

radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di Amerika

Serikat dan 6% dari seluruh orang dewasa usia 30. OA panggul simptomatik

kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada lutut. Sementara OA asimtomatik

(tidak menimbulkan gejala namun sudah dibuktikan dari gambaran radiologis)

pada tangan seringkali terjadi pada pasien usia lanjut. Meski begitu, OA

simptomatik di tangan juga terjadi pada 10% orang tua dan sering menghasilkan

keterbatasan fungsi gerak sendi.2

Prevalensi OA meningkat berbanding lurus dengan usia. Terlepas dari hal

tersebut, OA jarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia 40 tahun dan sangat lazim

Page 3: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

terjadi pada orang di atas usia 60 tahun. Penyekit ini juga jauh lebih sering terjadi pada

wanita dibandingkan pada pria. OA yang sudah didiagnosis berdasarkan temuan

radiologis pada umumnya terjadi di punggung bawah dan leher, namun nyeri punggung

dan nyeri leher belum tentu dapat dikatakan sebagai OA. Osteoarthritis pada punggung

bawah dan leher dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan radiologis yaitu

pemeriksaan sinar-x.2

Page 4: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai dengan

perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang

rawan/kartilago hialin. Hal tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan

sklerosis dari subchondral yang bisa disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada

tepian sendi, peregangan kapsul artikular, synovitis ringan pada persendian, dan

lemahnya otot-otot yang menghubungkan persendian.2

B. Etiologi

Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor

biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam proses

terjadinya osteoarthritis. Faktor biomekanik yaitu kegagalan mekanisme

protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen,

dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi multifaktorial, yaitu akibat

terganggunya faktor-faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa terjadi

akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan

sebagainya.2

C. Klasifikasi

Menurut Buku Ajar Penyakit Dalam, OA dibagi menjadi 2 yaitu1 :

1. Osteoartritis Primer disebut juga OA idiopatik atau OA yang tidak

diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan penyakit

sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. Degeneratif

Page 5: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

artikular sendi yang terjadi pada sendi tanpa adanya abnormalitas lain

pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi penahan beban tubuh

(weight bearing joint), atau tekanan yang normal pada sendi dan

kerusakkan akibat proses penuaan. Paling sering terjadi pada sendi

lutut dan sendi panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi lumbal,

sendi jari tangan, dan jari pada kaki.

2. Osteoartritis Sekunder adalah OA yang didasari dengan adanya kelainan

endokrin, inflamasi, metabolic, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan

makro serta imobilisasi yang terlalu lama. Sering terjadi pada trauma

atau terjadi akibat dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada

kongenital dan adanya penyakit sistem sistemik. Osteoarthritis

sekunder biasanya terjadi pada umur yang lebih awal daripada

osteoarthritis primer.

OA Primer lebih sering ditemukan dibandingkan dengan OA Sekunder.

D. Faktor Risiko

Untuk penyakit yang sebabnya tak jelas, isitilah faktor risiko (faktor yang

meningkatkan risiko penyakit) adalah lebih tepat. Secara garis besar faktor risiko

kegemukan, faktor genetik, dan jenis kelamin adalah faktor risiko yang umum

dan penting.1,2

1. Usia

Dari semua faktor risiko untuk timbulnya OA, faktor ketuaan adalah

yang terkuat. Prevalensi dan beratnya OA semakin meningkat

dengan bertambahnya usia, OA hampir tidak pernah pada anak-anak,

jarang pada orang berusia dibawah 40 tahun, dan sering pada umur di

Page 6: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

atas 60 tahun. Akan tetapi perlu diingat bahwa OA bukan akibat

ketuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi.1

2. Jenis Kelamin

Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan

lelaki lebih sering terkna OA paha, pergelangan tangan dan leher.

Sceara keseluruhan, dibawaah 45 tahun frekuensi OA kurang lebih

sama pada lelaki dan perempuan. Namun diatas usia 50 tahun

(setelah menopause) frekuensi OA lebih banyak pada wanita

daripada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada

pathogenesis OA.

3. Genetik

Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain

untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen,

proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial

pada OA.

4. Kegemukan dan Penyakit Metabolik

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan

meningkatnya risiko untuk timbulnya OA baik pada wanita

maupun pada pria. Peran metaboolik dan hormonal pada kaitam

antara OA dan kegemukan disokong oleh adanya kaitan antara OA

dengan penyakit jantung coroner, diabetes mellitus dan hipertensi.

Pasien-pasien dengan OA ternyata mempunyai risiko penyakit

jantung koroner dan hipertensi lebih tinggi daripada orang-orang

tanpa OA.

5. Cedera Sendi, Pekerjaan, dan Olahraga

Page 7: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus

menerus terkait dengan peningkatan risiko OA tertentu. Trauma,

fraktur, atau nekrosis. Demikian dengan olahraga yang dapat

mencederai sendi dan menimbulkan trauma pada sendi.

E. Patogenesis

Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan

dan tidak dapat dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan

gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan

struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui. Kerusakan tersebut

diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh

beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.1

Jejas mekanis dan kimiawi karena faktor umur, stress mekanis atau

penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomi, obesitas, dan yang

penyebabnya belum diketahui. Jejas mekanis dan kimiawi ini diduga

merupaka faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul abnormal

dan produk degradasi kartilago didalam cairan sinovial sendi yang

mengakibatkan terjadinya inflamasi sendi, kerusakan kondrosit, dan nyeri.1

Osteoartritis ditandai dengan fase hipertropi kartilago yang

berhubungan dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks

makromolekul oleh kondrosit sebagai kompensasi perbaikan (repair).

Osteroartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi,

remodeling tulang dan inflamasi cairan sendi.1

Beberapa penelitian membuktikan bahwa rawan sendi ternyata dapat

melakukan perbaikan sendiri dimana kondrosit akan mengalami replikasi dan

memproduksi matriks baru. Proses perbaikan ini dipengaruhi oleh suatu

Page 8: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

polipeptida yang mengontrol proliferasi sel dan membantu komunkasi antar

sel. Faktor ini menginduksi kondrosit untuk mensistesis asam

deoksiribonukleat (DNA) dan protein seperti kolagen serta proteoglikan. 1

Faktor pertumbuhan yang berperan seperti IGF-1 memegang peran

penting dalam proses perbaikan rawan sendi. Pada keadaan inflamasi, sel

menjadi kurang sensitif terhadap IGF-1. Faktor pertumbuhan TGF-B

mempunyai efek multiple pada matriks kartilago yaitu merangsang sintesis

kolagen dan proteoglikan serta menekan stromelisin, yaitu enzim yang dapat

mendegradasi proteoglikan, meningkatkan produksi prostaglandin E2 (PGE2)

dan melawan efek inhibisi sintesis PGE2 oleh interleukin-1 (IL-1). Hormon

lain yang mempengaruhi sistesis komponen kartilago adalah testoteron, Beta-

estradiol, platelet derivate growth factor (PDGF), fibroblast growth factor,

dan kalsitonin.1

Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan

metabolism rawan sendi. Kelebihan produk hasil degradasi matriks rawan

sendi ini cenderung berakumulasi di sendi dan menghambat fungsi rawan

sendi serta mengawali suatu respons imun yang menyebabkan inflamasi

sendi.1

Pada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan aktivitas

fibrinogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan

terjadinya penumpukan thrombus dan komplek lipid pada pembuluh darah

subkodral yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan

subkhondral tersebut. Ini mengakibatkan dilepasnya mediator kimiawi seperti

prostaglandin dan interleukin yang selanjutnya menimbulkan bone agina

Page 9: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

lewat subkhondral yang diketahui mengandung ujung saraf sensible yang

dapat menghantarkan rasa sakit.1

Penyebab rasa sakit tersebut dapat berupa akibat dari lepasnya

mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan radang

sendi, peregangan tendon dan ligamentum, serta spasmus otot-otot ekstra

artikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga diakibatkan oleh

adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari

medulla spinalisserta kenaikan tekanan intrameduler akibat stasis vena

intrameduler karena proses remodeling pada trabekula dan subkondrial.1

Peran makrofag dalam cairan sendi juga penting, yaitu apabila

dirangsang oleh jejas mekanis, material asing, hasil nekrosis jaringan atau

CSFs, akan memproduksi sitokin activator plasminogen (PA) yang disebut

katabolin. Sitokin tersebut adalah IL-1, IL-6, TNF alfa dan beta, Interferon

(IFN) alfa dan teta. Sitokin-sitokin ini akan merangsang kondrosit melalui

reseptor permukaan spesifik untuk mempengaruhi monosit dan PA untuk

mendegradasi rawan sendi secara langsung.1

F. Tanda dan Gejala

Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhan

yang dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara

perlahan Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA :

a. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya bertambah

dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa

gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang

Page 10: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih

tergolong dini (secara radiologis). Umumnya bertambah berat dengan

semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan dan

menjadi kontraktur, hambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah

gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).1,2,3

Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada

sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan

bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago.

Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari

nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi (sinovitis), efusi

sendi, dan edema sumsum tulang.

b. Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan

dengan pertambahan rasa nyeri.1

c. Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau

tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil

dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.1

d. Krepitasi

Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala

ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa

perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau

dokter yang memeriksa. Seiring dengan perkembangan penyakit,

krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu.1

e. Pembesaran sendi ( deformitas )

Page 11: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar.1

f. Pembengkakan sendi yang asimetris

Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi

yang biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit,

sehingga bentuk permukaan sendi berubah.1

g. Tanda-tanda peradangan

Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan

gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai

pada OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak

menonjol dan timbul pada perkembangan penyakit yang lebih jauh.

Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.1

h. Perubahan gaya berjalan.

Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan

ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien

lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena

menjadi tumpuan berat badan terutama pada OA lutut.1

G. Diagnosis

Gejala yang sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang

diperburuk oleh aktivitas dan gejala mereda setelah istirahat.2 Nyeri sendi

dari OA berhubungan dengan aktivitas sendi tersebut. Nyeri dapat terjadi

selama atau setelah aktivitas dan kemudian secara bertahap hilang.1

Contohnya nyeri lutut atau pinggul pada aktivitas naik atau turun tangga,

nyeri sendi karena menahan beban saat berjalan. 2

Pada tahap awal penyakit, nyeri episodik sering dipicu setelah satu

Page 12: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

atau dua hari penggunaan yang terlalu aktif dari sendi yang sakit, misalnya

orang dengan OA lutut yang melakukan olahraga lari jarak jauh dan beberapa

hari kemudian timbul rasa nyeri pada sendi. Seiring proses berjalannya

penyakit, rasa nyeri menjadi terus menerus dan bahkan mengganggu di

malam hari.3,4

Gejala kaku sendi pada pagi hari cukup umum dijumpai, durasinya

berkaitan dengan keparahan penyakit. Kekakuan sendi bisa terjadi setelah

tidak melakukan aktivitas selama beberapa jam. Pada pemeriksaan

muskuloskeletal mungkin ditemukan edema, deformitas, krepitasi, dan

terbatasnya pergerakan sendi. Nyeri tekan pada umumnya ditemukan di

sekitar persendian.

OA adalah penyebab paling umum nyeri lutut kronis pada orang di

atas usia 45 tahun, tetapi banyak terdapat diagnosis banding. Arthritis

inflamasi dimungkinan jika terdapat kekakuan sendi pada pagi hari. Pada

bursitis biasanya nyeri meningkat saat bergerak terutama pada malam hari.

Pemeriksaan fisik harus dititikberatkan pada apakah nyeri tekan terdapat tepat

pada sendi atau di luar sendi.4

Tidak ada tes darah rutin diindikasikan untuk pemeriksaan pasien

dengan OA kecuali terdapar gejala dan tanda arthritis inflamasi. Pemeriksaan

cairan sinovial sering lebih membantu diagnosis daripada foto sinar-x. Jika

jumlah cairan sinovial putih adalah> 1000 per L, inflamasi arthritis atau gout

atau pseudogout mungkin terjadi, dimana gout dan pseudogout juga dapat

diidentifikasi dengan adanya kristal. Diagnosis OA seringkali bisa didasarkan

pada pemeriksaan fisik, namun bisa dilakukan pemeriksaan radiologis berupa

foto sinar-x untuk memastikan diagnosis. MRI dapat mengungkapkan tingkat

Page 13: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

patologi pada sendi osteoarthritis, namun tidak diindikasikan sebagai bagian

dari pemeriksaan diagnostik.3,4

Temuan radiologis dari osteoarthritis antara lain menyempitnya celah

antar sendi, terbentuknya osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis

subchondral.2

Keterangan :

- Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior menunjukkan menyempitnya celah

sendi (tanda panah)

- Gambar bawah kiri : pandangan lateral menunjukkan sklerosis yang ditandai

Gambar 2.3. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis lutut.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of

Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Page 14: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

terbentuknya osteofit (tanda panah)

- Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi (tanda panah putih)

menyebabkan destruksi padapada kartilago dan sunchondral (tanda panah

terbuka)

- Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda panah).

H. Penatalaksanaan

Sampai saat ini tidak ada terapi yang bisa mengobati osteoarthritis. Tujuan

terapi osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi

hilangnya fungsi fisik. Pengobatan OA dilakukan secara komprehensif yaitu

menangani semua gangguan yang dialami dan meningkatkan fungsi. 5

Pengobatan komprehensif tersebut dapat dilakukan dengan terapi

farmakologis dan atau terapi nonfarmakologis. Pasien dengan gejala ringan yang

hilang timbul mungkin perlu perawatan nonfarmakologis saja. Namun, pasien

dengan nyeri hebat yang mengganggu aktivitas sehari-hari mungkin

membutuhkan terapi komprehensif, baik terapi nonfarmakologis maupun terapi

farmakologis.5

Farmakoterapi, Paracetamol merupakan analgesik yang dapat dipilih dalam

terapi OA. Untuk sebagian pasien, efek obat ini sudah adekuat dalam

menghilangkan nyeri sehingga penggunaan OAINS yang memiliki efek lebih

toksik terhadap tubuh dapat dihindari. OAINS merupakan obat paling populer

untuk mengobati osteoarthritis. Obat ini dapat diberikan secara topikal atau oral.

Dalam uji klinis, OAINS oral menghasilkan efek analgesik 30% lebih besar

daripada paracetamol dosis tinggi. Sebagian pasien yang diobati dengan OAINS

mengalami efek yang signifikan, sedangkan sebagian lain mengalami sedikit

perbaikan. OAINS harus diberikan secara topikal atau per oral sesuai kebutuhan

Page 15: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

karena efek samping akan berkurang jika obat digunakan dosis intermiten rendah.

Jika penggunaan obat sesekali adalah kurang efektif, maka pengobatan setiap hari

dapat diindikasikan. OAINS peroral sering menimbulkan efek samping, yang

paling banyak adalah efek toksisitas pada saluran cerna, termasuk dispepsia, mual,

kembung, perdarahan gastrointestinal, dan tukak gastrointestinal. 5

Nonfarmakoterapi. Tujuan utama dari terapi nonfarmakologis berkaitan

dengan mengurangi beban pada sendi yang sakit dan meningkatkan fungsi

mekanisme protektif sendi sehingga dapat mengurangi pembebanan pada sendi.

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi pembebanan sendi antara lain5 :

1. Menghindari/mengurangi aktivitas yang menyebabkan kerja berlebihan

pada sendi dan terbukti mengakibatkan nyeri pada sendi tersebut.

2. Meningkatkan kekuatan otot penunjang kerja sendi untuk

mengoptimalkan fungsinya sebagai faktor protektif sendi. Mengurangi

beban yang diperoleh sendi dengan menggunakan alat bantu seperti

memasang splint pada sendi yang sakit, menggunakan tongkat untuk

berjalan pada pasien OA lutut, dan sebagainya.

3. Tindakan operatif. Ketika pasien dengan OA lutut atau pinggul telah

gagal menjalani pengobatan medis dan tetap kesakitan dengan

keterbatasan fungsi fisik yang menurunkan kualitas hidup, pasien harus

dirujuk untuk artroplasti total. Ini adalah operasi yang sangat efektif

dalam menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan fungsi pada sebagian

besar pasien. Saat ini tingkat kegagalan 1% per tahun. Kemungkinan

keberhasilan operasi ini lebih besar di pusatpusat kesehatan dimana

sedikitnya 25 operasi tersebut dilakukan setiap tahun atau dengan ahli

bedah yang berpengalaman dalam melakukan operasi tersebut. Waktu

Page 16: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

penggantian lutut atau pinggul sangat penting. Jika pasien menderita

selama bertahun-tahun hingga status fungsional mereka telah menurun

secara substansial dengan otot-otot yang sudah cenderung melemah,

status fungsional pasca operasi tidak dapat meningkat setara dengan yang

dicapai oleh orang lain yang menjalani operasi pada tahapan awal dalam

perjalanan penyakitnya.

Page 17: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

BAB III

KESIMPULAN

Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai

dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa

degenerasi tulang rawan/kartilago hialin. Penyakit ini memiliki

prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu,

osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada

orang tua. Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun

faktor biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting

dalam proses terjadinya osteoarthritis. Ketidakseimbangan antara

pembentukan dan penghancuran matriks-matriks kartilago merupakan kata

kunci dalam perjalanan penyakit ini. Osteoarthritis menyerang sendi-

sendi tertentu terutama sendi-sendi yang mendapat beban cukup berat dari

aktivitas sehari-hari.

Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur

anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Gejala yang

sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh

aktivitas dan gejala akan mereda setelah istirahat.

Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan

dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologis berupa foto

sinar-x sebagai penunjang/pemastian diagnosis. Gambaran yang ditemukan

pada foto sinar-x pasien dengan osteoarthritis adalah menyempitnya celah

antar sendi, terbentuknya osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis

subchondral. Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah MRI

Page 18: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

yaitu untuk mengetahui derajat patologisnya, namun pemeriksaan ini jarang

dilakukan sebagai penunjang diagnostik dalam osteoarthritis, karena

sebagian besar gambaran penyakit ini sudah bisa dinilai berdasarkan

pemeriksaan sinar-x.

Sampai saat ini belum ada terapi definitif untuk mengobati

osteoarthritis. Terapi yang sudah ada bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri

dan meminimalisasi hilangnya fungsi fisik. Hal ini bertujuan

meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara membantu pasien agar

tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Page 19: Tinjauan Pustaka Osteoartritis

DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid III. Ed V. Jakarta : Interna Publishing; 2009

2. Fauci, Anthony S, et al. 2012. Osteoarthritis. Dalam : Harrison’s Principles

Of Internal Medicine Eighteenth Edition. The McGraw-Hill Companies.

3. David, T. 2006. Osteoarthritis of the knee. The New England Journal of Medicine

4. Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya:

Airlangga University Press.

5. Kasmis, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteroartritis. Sub Bagian Reumatologi.

Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangun Kusumo.