TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG … · 2018-12-28 · Ibu Agnes Sri Harti M.Si,...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG … · 2018-12-28 · Ibu Agnes Sri Harti M.Si,...
i
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR
TENTANG RESIKO TINGGI JARAK KEHAMILAN
KURANG DARI 2 TAHUN DI PANGGUNGREJO
SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Hana Lestari Wijayanti
NIM B.12 019
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO
TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN
DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
Diajukan Oleh :
Hana Lestari Wijayanti
NIM B.12 019
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal.........................
Pembimbing
Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc
NIK. 200680024
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO
TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN
DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Hana Lestari Wijayanti
NIM B.12 019
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III kebidanan
Pada Tanggal ............
PENGUJI I PENGUJI II
Ambarsari, S.ST Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc
NIK. 201087048 NIK. 200680024
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
RetnoWulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpah
kanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko
Tinggi Jarak kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Panggungrejo, Surakarta”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Joko Prasetyo, selaku Ketua RW 23 desa Panggungrejo yang telah
memberikan ijin penggunaan lahan.
5. Ibu Heru selaku ketua PKK RW 23 desa Panggungrejo, Surakarta yang telah
memberi ijin melakukan penelitian.
6. Seluruh wanita usia subur di desa panggungrejo, Surakarta yang bersedia
menjadi responden dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi Karya Ilmiah ini.
8. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas bantuan yang telah diberikan.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Hana Lestari Wijayanti
NIM : B 12.019
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO
TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN
DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
viii+ 51 Halaman + 17 Lampiran + 7 Tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Wanita Usia Subur adalah wanita yang berumur 15 49 tahun baik
yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda. Kehamilan resiko
tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin
pada kehamilan yang dihadapi. Resiko kehamilan kurang dari 2 tahun yaitu resiko
perdarahan trimester III, Plasenta previa, anemia, ketuban pecah dini, endometriosis
masa nifas, kematian saat melahirkan. Pentingnya wanita usia subur mengetahui
resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun adalah supaya ibu mampu
mengatur jarak kehamilan yang aman dan ibu serta janin sehat pada masa kehamilan
sampai pada persalinan.
Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko
Tinggi Jarak Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Desa Panggungrejo, Surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Lokasi penelitian di Desa Panggungrejo, Surakarta pada tanggal 13-16 April 2015.
Jumlah sampel sebanyak 36 wanita usia subur, dengan menggunakan tehnik
pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,
sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat yang
menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun di Panggungrejo, wanita usia subur dengan
pengetahuan baik sebanyak 8 responden (22,22%), pengetahuan cukup sebanyak
22 responden (61,11%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,67%).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan wanita usia subur tentang resiko jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun di Panggungrejo sebagian besar dalam kategori
cukup yaitu sebanyak 22 responden (61,11%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Wanita Usia Subur, Kehamilan, Resiko Tinggi
Akibat Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun
Kepustakaan : 20 Literatur (tahun 2005 s/d 2014)
vii
MOTTO
1. Keberhasilan bukanlah semata-mata mempunyai banyak materi namun
keberhasilan ada mampu membuat orang disekitar kita bahagia.
2. Selalu setia pada proses bagaimana pun perjuangannya, karena hasil tidak
pernah mengkhianati proses.
3. Keajaiban adalah hasil dari sebuah usaha.
4. Jangan pernah dengarkan kata mereka, karena keberhasilan ada ditangan kita
sendiri bukan dari mulut mereka.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Kepada Tuhan YME karena atas segala karunia dan
kemudahan dalam karya tulis ilmiah ini.
2. Papa dan Mama yang selalu memberikan doa, nasehat
dan semangat yang selalu mengalir.
3. Kakakku tercinta Maria anna Widyaningrum, SS dan
adikku Nona Pratiwi Sukmajati tersayang yang selalu
menghiburku disaat suka dan duka.
4. Sahabatku dan keluargaku Diana, Suci, Lina, Linda,
dan Wisnu yang selalu ada disaat aku butuh
penyemangat.
5. Untuk teman 3A yang selalu menebarkan canda
tawanya.
6. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Hana Lestari Wijayanti
Tempat / Tanggal Lahir : Surakarta, 20 Februari 1994
Agama : Kristen
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Panggungrejo Rt 02 Rw 23, Jebres, Surakarta.
Riwayat Pendidikan
1. TK Kristen Ngoresan Surakarta LULUS TAHUN 2000
2. SD Negeri Bulukanti Surakarta LULUS TAHUN 2006
3. SMP Negeri 8 Surakarta LULUS TAHUN 2009
4. SMA Kristen Widya Wacana LULUS TAHUN 2012
5. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
CURICULUM VITAE ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8
B. Kerangka Teori ....................................................................... 25
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 26
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................. 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 27
C. Populasi, Sampel danTeknik Pengambilan Sampel ............... 28
D. Variabel Penelitian ................................................................. 29
E. Definisi Operasional ............................................................... 29
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35
H. Metode Penelitian dan Analisis Data ..................................... 36
I. Etika Penelitian ....................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 40
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 40
C. Pembahasan ............................................................................ 44
D. Keterbatasan ........................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 49
B. Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi–Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Wanita Usia subur
Tentang Resiko Tinggi Jarak kehamilan Kurang dari 2 Tahun ... 35
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................... 42
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...................... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................ 43
Tabel4.4 Meandan Standar Deviasi ............................................................ 44
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ...... 45
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Keusioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi diIndonesia diantaranya
adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk, disparitas, status kesehatan,
beban ganda penyakit, yang mana data epidemiologi menunjukkan terjadi
peningkatan prevalensi penyakit, baik penyakit menular yang baru dan lama
(pre-emerging dan new emerging diseases) maupun tidak menular, dan
penyakit degenarif (noncommunicable diseases), peningkatan kematian akibat
kecelakaan, dan menurunnya mutu kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu
dan anak (WHO).
Angka Kematian Ibu (AKI) mangacu pada jumlah kematian ibu yang
terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Laporan survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan angka
kematian ibu adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Bahkan
WHO, UNICEF, UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka kematian
ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup (Trisnantoro,
2011).
Menurut Depkes RI (2009), menyatakan penyebab langsung kematian
ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan.
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%) dan
2
infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi
Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).
Resiko tinggi kehamilan adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan
kesehatan dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Kehamilan resiko
tinggi merupakan suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari
biasanya (baik dari ibu maupun bayinya) yang dapat mengakibatkan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Nurcahyono,
2007).
Jumlah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi diprovinsi Jawa Tengah tahun
2011 adalah sebanyak 125,841 ibu hamil atau sebesar 99,46 dari target ibu
hamil resti (20% ibu hamil). Cakupan komplikasi kebianan yang ditangani
tahun 2011 adalah 57,78%, untuk tahun-tahun sebelumnya yang dihitung
hanya cakupan tahun ini masih dibawah target yaitu 80 % tetapi diharapkan
target tersebut bisa tercapai sebelum tahun 2015 (DinKes Provinsi Jawa
Tengah, 2011).
Menurut Prasetyawati (2012), Penyebab langsung kematian ibu adalah
kurang lebih 90% disebabkan karena komplikasi. Dan penyebab komplikasi
tersebut dapat timbul akibat “ Tiga Terlambat “, yaitu terlambat mengenal
tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan.
Menurut Prasetyawati (2012), Penyebab kematian langsung adalah “
Empat Terlalu”, yakni terlalu muda punya anak (< 20 tahun), terlalu banyak
melahirkan (>3 anak), terlalu rapat jarak melahirkan (<2 tahun) dan terlalu tua
3
untuk mempunyai anak (> 35 tahun). Sejumlah sumber mengatakan bahwa
jarak ideal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun. Proporsi kematian
terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1-3 anak dan jika dilihat menurut
jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi
kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi
rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya (Rofiq, 2008).
Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (<2tahun)
akan mengalami resiko antara lain : Resiko perdarahan trimester III, Plasenta
previa, Anemia, Ketuban pecah dini, Endometriosis masa nifas, Kematian saat
melahirkan (Yolan, 2007).
Berdasarkan data studi pendahuluan pada bulan November 2014 di Desa
Panggungrejo terdapat 120 Wanita usia subur dengan umur 19 tahun- 49 tahun,
peneliti melakukan wawancara kepada 3 wanita usia subur sebagai sampel
didapatkan hasil 1 wanita usia subur bisa menjawab dan 2 wanita usia subur
tidak bisa menjawab tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko
Tinggi Jarak Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Desa Panggungrejo,
Surakarta”
4
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Tentang
Resiko Tinggi Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Desa Panggungrejo,
Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang resiko tinggi jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun di desa panggungrejo, Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang
resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun berdasarkan kategori
baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang
resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun berdasarkan kategori
cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usi subur tentang
resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun berdasarkan kategori
kurang.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat maupun pendukung
tentang pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi
kehamilan kurang dari 2 tahun.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang resiko tinggi
akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang
tingkat pengetahuan ibu tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun serta untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dalam bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan
penelitian.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Masyarakat Desa Panggungrejo
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yang
lebih baik kepada masyarakat/wanita usia subur di desa Panggungrejo.
b. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko
tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun.
E. Keaslian Penelitian
Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan ibu tentang resiko tinggi yang pernah dilakukan sebelumnya
6
1. Tri Wulandari dari STIKES Kusuma Husada dengan judul Pengetahuan
Ibu Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di PKD Ngudi Waras Jabung
Sragen (2012).
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Teknik
pengambilan sample secara accidental dengan jumlah sample yang
digunakan sebanyak 30 orang. Tingkat resonden tidak baik tidak ada,
responden dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 23.3%, responden
dengan tingkat cukup baik 76,7 %. Dengan responden usia reproduktif
yaitu umur antara 20-35 tahun76,7% dengan latar belakang pendidikan
SMA 66,7%. Pekerja mayoritas sebagai petani/buruh 50% dan sumber
informasi yang diperoleh mayoritas melalui tenakes/posyandu 76.6%.
2. Marlina dari POLTEKKES Bandung dengan judul “Pengetahuan ibu
hamil dengan Resiko Tinggi Kehamilan di RB An Nur Kuncen Salatiga
Tahun 2008”. Jenis penelitian deskriptif analitik obsevasional dengan
pendekatan secara cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dari 40 responden ibu hamil ternyata yang mempunyai pengetahuan baik
64 %, yang berpengetahuan cukup 28 % dan yang berpengetahuan kurang
8 %.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah responden,
waktu, lokasi penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah wanita usia
subur. Lokasi penetian ini dilakukan di Desa Panggungrejo dan penelitian ini
dilakukan pada bulan April.
7
Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pembahasan
tentang resiko tinggi kehamilan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indera manusia yakni : indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu prngalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2012).
a. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), dalam domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir,
berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang
berjenjang sebagai berikut:
1) Tahu (know)
Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali
9
atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah
berhasil dihimpun atau dikenali (recall of fack).
2) Memahami (Comprehansion)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya kemampuan menerjemahkan, , menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi
menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen
yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu
bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
10
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau
setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Ariani
(2014), adalah
1) Faktor Internal
a) Umur
Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai
sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu
memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan
pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh
terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan
semakin baik.
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi
pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat
kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya
perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam mencaritahuin
formasi dari pada laki-laki baik itu secara formal maupun
informal.
11
c) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di
dapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya.
Pendidikan digolongkan sebagai berikut:
a) Tamat SD (Sekolah Dasar)
b) Tamat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama)
c) Tamat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)
d) Tamat Perguruan Tinggi
(Notoatmodjo, 2012).
d) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari–hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang
12
diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh
(Notoatmodjo, 2012).
e) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang
bersifat informal (Notoatmodjo, 2012).
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik atau pun yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
b) Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang
dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
c) Status Ekonomi
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status
social ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
13
d) Sumber Informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih
banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah
satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuanya
itu media massa. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan bisa
didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik,
media papan (Billboard), keluarga, teman dan penyuluhan.
e) Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto, pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan di interpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu:
i) Pengetahuan baik, jika presentase jawaban 76-100%
ii) Pengetahuan cukup, jika presentase jawaban 56-76%
iii) Pengetahuan kurang, jika presentase jawaban < 56%
a. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Tradisional
a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan yang dua ini gagal pula, maka
dicoba dengan kemungkinan yang ketiga, dan apabila
14
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah
sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errors
(gagal atau salah) atau metode salah coba-coba.
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik
atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun
temurun dari generasi kegenerasi berikutnya, dengan kata lain
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsipini adalah
orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang
yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
atau pun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan
karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap
bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
15
itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
d) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
2) Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian
(research methodology).
b. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan kategori dibawah ini:
1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh
(x) >Mean + 1 SD
2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai
Mean –1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD
3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh
(x) <Mean –1SD
16
2. Pengertian Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita Usia Subur adalah wanita yang berumur 15-49 tahun baik
yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda
(BKKBN, 2012).
Wanita Usia Subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia
antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya
(Depkes RI, 2009).
3. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Manuaba, 2007).
b. Kehamilan Resiko Tinggi
1) Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi (Manuaba, 2012).
2) Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut (Nurcahyo, 2007) kehamilan berisiko adalah setiap
faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan
kematian maternal
17
Kehamilan beresiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal
b) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung
dapat menimbulkan kematian ibu antara lain :
(1) TB <145
(2) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah
(3) Tingkat sosial ekonomi rendah
(4) Hb rendah <8 gr %
(5) Hypertensi (tekanan darah 130/90 mmhg)
(6) Jarak antara kehamilan/kelahiran <2 tahun
(7) Partus lebih dari 5 kali
(8) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun
c. Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan
1) Keguguran
2) Kematian ibu dan janin
3) Persalinan prematury
4) Kelahiran dengan berat badan rendah
5) Penyakit janin
d. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi
Menurut (Hutabara, 2012), yang dimaksud kehamilan resiko tinggi
adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai berikut :
1) Komplikasi Obstetrik
18
a) Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun
b) Paritas, primigravida tua primer atau sekunder dan
grandemultipara
c) Riwayat persalinan, abortus lebih dari 2 kali, partus
prematur 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam
rahim, perdarahan pasca persalinan dengan tindakan operasi
2) Komplikasi Medis
Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit jantng,
hamil dengan diabetes militus, obesitas, penyakit hepar, dan
penyakit paru.
4. Jarak Kehamilan Yang Aman
Kehamilan merupakan saat yang paling tepat untuk saling berbagi dan
merencanakan apa yang akan dilakukan sebagai calon orangtua. Upaya
perencanaan dalam keluarga yakni menentukan jumlah anak dan jarak
kehamilannya merupakan hal yang umum dilakukan, terutama oleh keluarga
keluarga muda baik diperkotaan maupun di pedesaan. Kesadaran akan
pentingnya perencanaan keluarga ini biasanya dikaitkan dengan konsep
perencanaan keluarga, pasangan muda dianggap lebih siap baik secara
mental, spiritual maupun finansial dalam menata masa depan anak-anak
mereka. Tentu saja pandangan ini masih bisa di pertanyakan mengingat
penataan masa depan keluarga sangat berkaitan dengan banyak faktor
(Sugiri,2007).
19
Di masyarakat masih berlaku kebiasaan dimana sebagian besar suami
istri hanya berbincang tentang ukuran keluarga ketika ingin menambah
jumlah anak, tetapi tidak detail hingga menyentuh masalah kesiapan istri
untuk menerima kehamilan baru (Rahima, 2003).
Secara medis, rahim sebenarnya sudah siap untuk hamil kembali tiga
bulan setelah melahirkan. Namun berdasarkan catatan statistik penelitian
bahwa jarak kelahiran yang aman antara anak satu dengan lainnya adalah 27
sampai 32 bulan. Pada jarak ini si ibu akan memiliki bayi yang sehat serta
selamat saat melewati proses kehamilan (Agudelo, 2007).
Penelitian The Demographic and Health Survey, menyebutkan bahwa
anak-anak yang dilahirkan 2-5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya,
memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi dari pada yang
berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan yang aman
adalah 2-5 tahun (Yolan,2007).
5. Resiko Kehamilan Kurang dari 2 Tahun
Menurut (Yolan, 2007), Wanita yang melahirkan dengan jarak yang
sangat berdekatan (<2tahun) akan mengalami resiko antara lain :
1) Resiko perdarahan trimester III
Perdarahan pervagina pada kehamilan 28 minggu atau lebih
2) Plasenta previa
a) Definisi
Plasenta Previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir
(prae=didepan, Vias=jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta
20
yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali sehingga
menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi
plasenta yang normal adalah pada dinding depan atau dinding
belakang rahim didaerah fundus uterus
Kejadian Plasenta Previa lebih sering terdapat pada multi
gravide dari umur yang lanjut, sebab dari plansenta previa terjadi
kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena otrofi
endometrium. Bisa juga Plasenta Previa disebabkan implantasi
telur yang rendah. Keadaan misalnya terdapat pada : Multipara,
terutama kalau jarak antar kehamilan pendek (Yulianti, 2014)
3) Anemia
a) Definisi
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan
kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah
nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut
kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb)
dibawah normal. Penyebabnya biasa karena kurangnya zat gizi
untuk pembentuka darah, misalnya zat besi, asam folat dan
vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia
kekurangan zat besi (Yulianti, 2014).
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan
status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO
21
ditetapkan 3 kategori yaitu : normal>11 gr/dl, ringan 8-11
gr/dl, berat <8 gr/dl (Yulianti, 2014).
4) Ketuban pecah dini
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada
akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD
preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD
yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam
sebelum waktunya melahirkan (Yulianti, 2014).
5) Endometriosis masa nifas
6) Kematian saat melahirkan
7) Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat menimbulkan
resiko tinggi antara lain persalinan lama.
Dengan adanya resiko dalam menentukan jarak kehamilan maka
diperlukan penelitian tentang hubungan umur, pendidikan maupun
ekonomi terhadap penentuan jarak kehamilan.
6. Perencanaan Kehamilan yang Sehat
Perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan
yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tak
hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologis keluarga (Sugiri, 2007).
22
Salah satu perencanaan kehamilan antara lain dengan mengikuti program
Keluarga Berencana (KB). KB memberi kepada pasangan pilihan tentang
kapan sebaiknya mempunyai anak, berapa jumlahnya, jarak antar anak yang
satu dengan yang lain, dan kapan sebaiknya berhenti mempunyai anak
(Yolan, 2007).
a. Fase-fase dalam mengatur kehamilan
Dalam mengatur jarak kehamilan kita dapat menggunakan
kontrasepsi sesuai dengan fase-fase berikut ini yaitu
1) Fase menunda kehamilan
Pada fase ini, pasangan dapat memilih metode kontrasepsi
antara lain :
a) Metode sederhana yaitu dengan menggunakan kondom,
pantang berkala,pemakaian spermisid, dan senggama
terputus
b) Pil KB yaitu pil progestin atau pil kombinasi
c) Suntikan KB yaitu suntikan progestin atau suntikan
kombinasi
2) Fase menjarangkan kehamilan
a) Metode sederhana yaitu dengan menggunakan kondom,
pantang berkala,pemakaian spermisid, dan senggama
terputus
23
b) Metode mekanis yaitu Alat Kontrasepsi dalam Rahim
(AKDR)
c) Metode MKE kecuali kontap
3) Fase mengakhiri kehamilan
Metode MKE termasuk kontap
8. Pelayanan Antenatal
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care
adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.
Sedangkan tujuan pelaksanaan pelayanan antenatal antara lain:
1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social
ibu serta janin
3. Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi
24
5. Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan
pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan
tumbuh kembang bayi.
C. Kerangka Teori
Gambar : 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmojo, (2011) , Manuaba (2007)
Pengetahuan Wanita Usia Subur
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Faktor internal
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Pengalaman
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya
c. Status ekonomi
d. Sumber informasi
e. Kriteria tingkat
pengetahuan
Kehamilan Resiko Tinggi jarak kehamilan
Kurang Dari 2 Tahun :
1. Resiko perdarahan
trimester III
2. Plasenta Previa
3. Anemia
4. Ketuban Pecah dini
5. Endometriosis masa
nifas
6. Kematian saat
melahirkan
25
D. Kerangka Konsep Penelitian
Faktor yang mempengaruhi: 1. Faktor internal
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. pengalaman
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya
c. Status ekonomi
d. Sumber informasi
e. Kriteria tingkat
pengetahuan
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Sumber : Ariani (2014)
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur
Tentang Resiko
Kehamilan Jarak
Kurang Dari 2 Tahun
Baik
Cukup
Kurang
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah diskriptif
kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2012), deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif suatu
keadaan secara objektif. Sedangkan kuantitatif adalah data yang dipaparkan
dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2010). Pada penelitian ini
mendeskripsikan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi
kehamilan kurang dari 2 tahun.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi pengambilan
penelitian yang berguna untuk membatasi ruang lingkup penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa
Panggungrejo, Surakarta
2. Waktu
Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan.
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakanakan pada bulan April tahun
2015.
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah tentang siapa atau golongan mana yang menjadi
sasaran penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Populasi yang diteliti
adalah semua wanita usia subur di Desa Panggungrejo, Surakarta yang
berjumlah 120 wanita usia subur.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2012). Jika populasi kurang dari 100, maka diambil
seluruhnya sebagai sampel, tetapi jika populasi lebih dari 100, maka diambil
10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Dikarenakan
keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti mengambil sampel 27% dari
120 wanita usia subur yaitu 36 wanita usia subur.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Non Random Sampling
dengan teknik Sampling Jenuh. Menurut Ariani (2014), Total sampling
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel.
28
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel pada penelitian ini adalah
variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko
tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun.
E. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2012), definisi operasional merupakan definisi
yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati
atau diteliti.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Skala Alat Ukur Kategori
Tingkat
pengetahuan
Wanita
subur
tentang
resiko tinggi
jarak
kehamilan
kurang dari
2 tahun
Kemampuan
responden untuk
menjawab:
1. Pengertian
Wanita Usia
Subur
2. Usia yang
termasuk faktor
resiko
kehamilan
3. Pengertian
resiko tinggi
4. Resiko
kehamilan
akibat jarak
persalinan
kurang dari 2
tahun
Ordinal Kuisioner 1. Baik bila nilai
reponden
yang
diperoleh (x)
≥ mean + 1
SD
2. Cukup bila
nilai
responden
yang
diperoleh
mean – 1 SD
≤ x ≤ mean +
1 SD
3. Kurang bila
nilai
responden
yang
29
a. Perdarahan
trimester III
b. Plasenta
Previa
c. Anemia
d. KPD
(Ketuban
Pecah Dini)
5. Perencanaan
kehamilan yang
sehat
6. Pelayanan
Antenatal
diperoleh (x)
<mean – 1 SD
(Riwidikdo,
2010).
F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2
tahun adalah kuisioner. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012).
Penelitian ini menggunakan kuisioner tertutup, yang berbentuk pernyataan
dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban yang “benar”
atau “salah” tentang resiko tinggi kehamilan akibat kehamilan kurang dari 2
tahun dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara
penskoran untuk pernyataan positif (favourabel) bila responden menjawab
“benar” nilainya 1 dan menjawab “salah” nilainya 0. Pernyataan negatif
(unfavourabel) bila responden menjawab “benar” nilainya 0 dan menjawab
“salah” nilainya 1. Adapun pengisian kuisioner ini dengan cara memberikan
tanda silang (X) pada lembar kuisioner yang sudah disediakan.
30
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.
Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Uji Coba Instrumen Tingkat Pengetahuan Wanita
Usia Subur Tentang Resiko Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun
Variabel
penelitian
Indikator Nomor pernyataan
Favorable Unfavorable
Jumlah
Tingkat
pengetahuan
Wanita subur
tentang resiko
tinggi akibat
jarak
kehamilan
kurang dari 2
tahun
1. Pengertian
Wanita Usia
Subur
2. Usia yang
termasuk faktor
resiko
kehamilan
3. Pengertian
resiko tinggi
4. Resiko
kehamilan
akibat jarak
persalinan
kurang dari 2
tahun
a. Perdarahan
trimester III
b. Plasenta
Previa
c. Anemia
d. KPD
(Ketuban
Pecah Dini)
5. Perencanaan
kehamilan yang
sehat
6. Pelayanan
Antenatal
1
4, 5
8,9
10
11
13
17
20,21,22
26,27*
29
2, 3
6, 7
12
14,15
16,18*,19
23,24,25
28*
30
3
4
2
2
1
3
4
6
3
2
Jumah 30
Ket : * Tidak Valid
31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Resiko Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun
Variabel
penelitian
Indikator Nomor pernyataan
Favorable Unfavorable
Jumlah
Tingkat
pengetahuan
Wanita subur
tentang resiko
tinggi akibat
jarak
kehamilan
kurang dari 2
tahun
1. Pengertian
Wanita Usia
Subur
2. Usia yang
termasuk faktor
resiko
kehamilan
3. Pengertian
resiko tinggi
4. Resiko
kehamilan
akibat jarak
persalinan
kurang dari 2
tahun
e. Perdarahan
trimester III
f. Plasenta
Previa
g. Anemia
h. KPD
(Ketuban
Pecah Dini)
5. Perencanaan
kehamilan yang
sehat
6. Pelayanan
Antenatal
1
4, 5
8,9
10
11
13
17
19,20,21
25
26
2, 3
6, 7
12
14,15
16,18
22,23,24
27
3
4
2
2
1
3
2
6
1
2
Jumah 27
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuisioner untuk mencari
kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2009). Uji validitas adalah suatu
32
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument (Arikunto, 2012). Uji validitas dilakukan di RW 25, Jebres
Tengah, pada bulan April 2015 dengan jumlah responden 32.
Uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus pearson product
moment (Riwidikdo, 2009).
Rumus Mencari Koefisien Korelasi Product Moment
Keterangan:
N : jumlah responden
: koefisien korelasi product moment
X : skor pertanyaan
Y : skor total
XY : skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus
dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2012). Butir soal
dinyatakan valid apabila R hitung>R tabel, (0,361) dengan taraf signifikan
0,05. Adapun untuk pernyataan yang tidak valid nomor 18 (0,329), 27
(0,360), 28 (0,361), karena nilai R hitung < R tabel maka ketiga pernyataan
tersebut dihilangkan dan tidak digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur.
Alat ukur digunakan pada saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama
apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda
33
(Riwidikdo, 2009). Reliabilitas menunjukkan kepada suatu pengertian
instrumen cukup dapat dipercaya digunakan untuk sebagai pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar
sesuai kenyataan, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama hasilnya
(Arikunto, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti
menggunakan Alpha Chronbach dengan bantun program computer SPSS
for windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
r11 =
keterangan:
K = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
r11 =Reliabilitas instrumen
Σσb2 = Jumlah varian butir pernyataan
σt2 = Varians total
Pernyataan dikatakan reabilitas apabila α : 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal dengan
sebagai atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian
(Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan
lembar kuisioner pada wanita usia subur dan ibu yang hamil dengan jarak
kurang dari 2 tahun, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden diminta untuk mengisi kuisioner sampai selesai dan kuisioner
diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
34
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek/subjek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2010).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuisioner tingkat
pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang
dari 2 tahun.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek penelitian.Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2010). Data sekunder didapatkan
dari data wanita usia subur di desa Panggung rejo sebanyak 120 orang.
H. Metode Pengolahan atau Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut (Notoatmodjo,
2012), adalah:
a. Editing
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuisioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata
masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin
dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner tersebut dikeluarkan.
35
b. Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden, nomor-nomor pertanyaan, skor pernyataan.
c. Entry
Memasukkan data (data entry) yakni mengisi kolom-kolom atau
kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban
masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersihan atau cleaning
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali
untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan
dan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Data yang telah diolah baik pengolahan manual maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak akan bermakna tanpa dianalisis.
Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis univariat. Menurut
Notoatmodjo (2010), analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
ditunjukan sebagai berikut:
36
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD, dengan
nilai (x) > 23.
b. Cukup, bila nilai responden diperoleh mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD,
dengan nilai 9 ≤ x ≤ 23.
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2010), dengan nilai (x) < 9.
Menurut Riwidikdo (2010), untuk menghitung mean dan SD menggunakan
rumus:
Mean
Keterangan:
Ɖ : Jumlah nilai responden
: Banyaknya responden
SD =
Keterangan :
Ɖ 2 : Jumlah nilai responden dikuadratkan
Ɖ : Jumlah nilai responden
: Banyaknya responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap responden,
kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah
tercantum diatas. Menurut Riwidikdo (2010), untuk memperoleh skor
prosentase untuk jumlah Orang tua menurut tingkat pengetahuan yaitu
sebagai berikut:
Skor prosentase:
37
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2010) dalam melakukan penelitian pada responden
peneliti memperlihatkan etika penelitian antara lain:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di Desa Panggungrejo.
Secara geografis batas wilayah Panggungrejo pada bagian Timur Desa
Ngoresan, Sebelah utara Desa Ngasinan, Sebelah barat Desa Jebres Tengah,
Sebelah Selatan Desa Sabrang Lor. Jumlah seluruh wanita di Panggung rejo
260 orang dan jumlah wanita usia subur sebanyak 120 orang dan yang
menjadi sampel 36 orang. Mata pencaharian penduduk Desa Panggungrejo
sebagian besar adalah wiraswasta.
B. Hasil Penelitian
Penelitian Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun dilaksanakan di Panggungrejo, Surakarta
dengan jumlah responden 36 orang, penelitian ini dibantu oleh kader dan
ibu-ibu PKK setempat yang ada di desa Panggungrejo, yang sebelumnya
dilakukan persamaan persepsi.
1. Karakteristik Responden
Setelah dilakukan pengumpulan data dapat diketahui karakteristik
responden yang meliputi:
39
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan umur
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1 <20 6 16,67
2 20-35 28 77,78
3 >35 2 5,55
Total 36 100%
Sumber: data primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas kelompok umur responden < 20
tahun sebanyak 6 responden (16.67%), 20-35 tahun
sebanyak 28 responden (77,78%), dan >35 tahun sebanyak 2
responden (5,55%). Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa umur responden terbanyak adalah 20-35 tahun yaiutu
28 responden (77,78%)
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 3 8,33
2 SMP 13 36,11
3 SMA 17 47,22
4 Perguruan Tinggi 3 8,33
Total 36 100%
Sumber : data primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas kelompok responden
berpendidikan SD sebanyak 3 responden (8,33%), SMP
sebanyak 13 responden (36,11%), SMA sebanyak 17
responden (47,22%), dan perguruan tinggi sebanyak 3
responden (8,33%). Dari data diatas dapat disimpulkan
40
bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak adalah
SMA yaitu 17 responden (47,22%).
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1 IRT 10 27,78
2 Pegawai Swasta 10 27,78
3 PNS 2 5,55
4 Wiraswasta 14 38,89
Total 36 100%
Sumber : Data primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas kelompok responden bekerja
sebagai IRT sebanyak 10 responden (27,78%), Pegawai
swasta sebanyak 10 responden (27,78%), PNS sebanyak 2
responden (5,55%), Wiraswasta sebanyak 14 responden
(38,89%). Dari data diaras dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan responden paling banyak sebagai Wiraswasta
yaitu 14 responden (38,89%).
2. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis data didapat nilai mean 16,1667 dan
standar deviasi 6,68687, seperti tertera pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Mean dan Standar deviasi
Variable Mean Standart Deviasi
Tingkat pengetahuan wanita usia
subur tentang resiko tinggi jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun
16,1667 6,68687
41
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden maka digunakan
perhitungan sebagai berikut:
1. Baik : (x) > mean + 1 SD
(x) > 16,1667 + 1.6,68687
(x) > 22,85
(x) > 23
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden (x) > 23
2. Cukup : mean – 1SD £ x £mean + 1 SD
16,1667 – 1.6,68687 £ x £ 16,1667 + 1.6,68687
9,47 £ x £ 22,85
9 £ x £ 23
Jadi pengetahuan cukup bila nilai responden 9 £ x £
23
3. Kurang : (x) < mean – 1SD
(x) < 16,1667 – 1.6,68687
(x) < 9,47
(x) < 9
Jadi pengetahuan kurang bila nilai responden (x) <
9
Hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang
resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat dilihat
pada tabel 4.5 sebagai berikut:
42
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 8 22,22
2 Cukup 22 61,11
3 Kurang 6 16,67
Total 36 100%
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tingkat pengetahuan
wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang
dari 2 tahun di Desa Panggungrejo tahun 2015, yang
berpengetahuan baik sebanyak 8 orang wanita usia subur
(22,22%), berpengetahuan cukup sebanyak 22 orang wanita usia
subur (61,11%), berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang
wanita usia subur (16,67%). Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko
tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun terbanyak pada
kategori cukup yaitu 22 orang wanita usia subur (61,11%).
C. Pembahasan
Menurut Notoatmojo (2011), Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa, dan peraba melalui kulit, pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior).
43
Salah satu pengetahuan yang harus diketahui wanita usia subur adalah
pengetahuan tentang resiko tinggi yang ditimbulkan akibat jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun. Resiko tinggi dari jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
antara lain resiko perdarahan trimester III, endometriosis masa nifas,
plasenta previa, anemia, ketuban pecah dini, kematian saat melahirkan. Bila
ada tanda bahaya resiko tersebut, biasanya ibu perlu mendapat pertolongan
segera di rumah sakit (hospital emergency).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
di desa Panggungrejo sebanyak 6 wanita usia subur (16,67%)
berpengetahuan baik, 22 wanita usia subur (61,11%) berpengetahuan cukup,
8 wanita usia subur (22,22%) berpengetahuan kurang.
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh
data responden yang memiliki umur <20 sebanyak 6 responden yang
memiliki pengetahuan baik 4 responden, cukup 2 responden. Responden
yang memiliki umur 20-35 tahun sebanyak 28 responden yang memiliki
pengetahuan baik ada 4 resonden dan berpengetahuan cukup ada 24
responden. Responden yang memiliki umur >35 tahun sebanyak 2
responden dan yang berpengetahuan kurang ada 2 responden. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang disampaikan Ariani (2014), Jika seseorang itu
memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman
yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap
sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik.
44
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data
responden yang berpendidikan SD sebanyak 3 responden, yang memiliki
pengetahuan baik 0 responden, cukup 0 responden dan kurang 3 responden.
Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 13 responden, yang
memiliki pengetahuan baik 0 responden, cukup 10 resonden dan kurang 3
responden. Responden yang berpendidikan SMA sebanyak 17 responden,
yang memiliki pengetahuan baik 5 responden, cukup 12 responden, kurang
0 responden. Responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi ada 3
responden, yang memiliki pengetahuan baik 3 responden, cukup 0
responden, kurang 0 responden. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui
bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan
teori yang disampaikan oleh Ariani (2014), dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang
lain maupun dari media massa. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan berpendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh data
responden yang bekerja (PNS, Wiraswata, Pegawai Swasta) sebanyak 26
responden, yang memiliki pengetahuan baik ada 8 responden, cukup 18
responden, dan kurang 0 responden. Responden yang tidak bekerja (IRT)
sebanyak 10 responden, yang memiliki pengetahuan baik 0 responden,
cukup 4 responden dan kurang 6 responden. Berdasarkan data diatas, dapat
diketahui bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai
45
dengan teori yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2012), Pekerjaan
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari–hari artinya
makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat
kepuasan yang diperoleh
Selain faktor diatas, faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan
yaitu pengalaman sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.
Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar
sendiri), serta melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan
agar lebih luas. Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga
mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Lingkungan
seseorang akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan
ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila status ekonomi baik tingkat
pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh meningkatnya pengetahuan.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berpengetahuan
cukup tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun 22
responden (61,11%). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan
informasi. Pengetahuan tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2
tahun sangat mutlak untuk diketahui, karena dengan mengetahui resiko
akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, segala resiko yang akan terjadi
dapat terantisipasi dengan baik.
46
D. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan
kelemahan/keterbatasan:
1. Kendala penelitian
Pada penelitian ini kendala peneliti yaitu ibu yang tidak bisa
dan tidak mau membaca dan menulis, sehingga peneliti harus
membacakan dan menuliskan jawaban kuesioner.
2. Kelemahan / keterbatasan
a. Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian ini terbatas pada tingkat pengetahuan wanita usia
subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2
tahun.
b. Kuesioner yang digunakan dengan jawaban tertutup sehingga
responden tidak bisa menguraikan jawaban selain jawab yang
tersedia.
c. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan
tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun tanpa
adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang diperoleh.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi data dan hasil tujuan dalam penelitian ini,
maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun dalam kategori baik sebanyak 8 responden
wanita usia subur (22,22%)
2. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun dalam kategori cukup sebanyak 22
responden wanita usia subur (61,11%)
3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun dalam kategori kurang sebanyak 6
responden wanita usia subur (16,67%)
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
terbanyak pada kategori cukup dengan 22 responden (61,11%)
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
48
1. Bagi Wanita usia subur
Bagi wanita usia subur diharapkan mengikuti penyuluhan-penyuluhan
dari tenaga kesehatan dan mencari informasi baik dari media cetak
maupun media elektronik sehingga dapat menambah pengetahuan
wanita usia subur tentang resiko kehamilan dengan jarak kurang dari 2
tahun dan dapat mencegah segala resiko yang dapat terjadi, serta wanita
usia subur mampu mengatur jarak kehamilan dengan baik.
2. Bagi Institusi
a. Pelayanan kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan diharapkan lebih meningkatkan kualitas
pelayanan penyuluhan khususnya tentang resiko tinggi kehamilan
kurang dari 2 tahun sehingga pasien dapat segera melakukan
pemeriksaan rutin ke tenaga kesehatan
b. Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan menyediakan sumber bacaan
yang terbaru terutama tentang resiko tinggi akibat kehamilan
kurang dari 2 tahun yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini
dan lebih mengembangkan variabel penelitian dengan masalah yang
ada dengan subjek penelitian yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Aksara.
Depkes BKKBN. 2011. Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer
(MPS) di Indonesia 2001-2011. Jakarta.
Hidayat. A. Aziz Alimun. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kebidanan, dan KB. Jakarta: Rineka
Cipta.
WHO. UNICEF, UNFPA, and The World Bank Estimates. Trends in Maternal
Mortality: 1990-2010. Geneva: WHO; 2012
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Riwidikdo, H. 2013. StatistikaUntuk Penilaian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu dan Bayi Di IndonesiaTinggi. Online
(available): Http/batavise.co.id//contenct//angka-kematian-ibu-di-indonesia
tinggi.html. diakses tanggal 5 Oktober 2014
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: TIM.
Kumalasari. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Arsita. 2012. Kesehatan dan Ibu Anak Dalam Millenium Development.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Elisabet, S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
BKKBN. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. 2012. Jakarta: BKKBN. Angka
Kematian Ibu.
Dinkes Provinsi Jateng. Profil Kesehatan 2012. Semarang: Dinkes; 2012. Angka
Kematian Ibu.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Manuaba, Ida Ayu Chandra, dkk. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta: EGC. 2010.
Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo; 2007.