01.40.0005 Agnes Indra Puspita

72
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN SENSE OF HUMOR DENGAN PARTISIPASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : AGNES INDRA PUSPITA 01.40.0005 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2007

description

kjgjd

Transcript of 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

Page 1: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN SENSE OF

HUMOR DENGAN PARTISIPASI KERJA KARYAWAN

SKRIPSI

Oleh :

AGNES INDRA PUSPITA

01.40.0005

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG 2007

Page 2: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN SENSE OF

HUMOR DENGAN PARTISIPASI KERJA KARYAWAN

Skripsi

Diajukan kepada Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Oleh :

AGNES INDRA PUSPITA

01.40.0005

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2007

ii

Page 3: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Pada Tanggal : 27 November 2007

Mengesahkan Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata Dekan,

(Th. Dewi Setyorini,S.Psi, M.Si)

Dewan Penguji :

1. Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si

2. Drs. DP Budi Susetyo, M.Si

3. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si

iii

Page 4: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh CINTA, saya persembahkan karya sederhana ini kepada semua orang yang telah menemani perjalanan hidupku

I Love You All ...

iv

Page 5: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

HALAMAN MOTTO

“ Tak ada orang yang terantuk gunung. Kerikil kecillah yang menyebabkan kau

terjatuh. Lewatilah semua kerikil di jalan yang kau lalui dan kau akan menemukan bahwa kau telah melintasi gunung itu ”

(Unknown)

“ Memberikan ikan pada seseorang akan membantunya makan sehari. Mengajari cara

mencari ikan akan membantunya seumur hidup ”

(Unknown)

“ Pertanyan hidup yang paling mendesak adalah : Apa yang kau perbuat bagi orang lain ? ”

(Martin Luther King Jr)

v

Page 6: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur pada Bapa di surga atas segala berkat dan penyertaanNya, yang

senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, memberi kekuatan serta petunjuk sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari jasa, bantuan, nasihat, bimbingan, dorongan, serta doa dari orang-orang yang

selalu ada dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Yth. Ibu Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata. Dan juga selaku Dosen Wali yang

mendukung saya dalam menyelesaikan kuliah S1.

2. Yth. Bapak Drs. DP. Budi Susetyo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama

atas kesabaran dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan

pengarahan, bimbingan dan masukan kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

3. Yth. Bapak Kuriake Kharismawan, S.Psi, selaku Pembimbing Pendamping,

yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, dan bimbingan dalam

penulisan skripsi disela kesibukan dan terbatasnya waktu.

4. Yth. Bapak Hardianto Wirawan selaku Kepala Cabang PT. Asuransi Adira

Dinamika Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dan bantuan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

vi

Page 7: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

5. Staf dan karyawan PT. Asuransi Adira Dinamika Semarang selaku subjek

penelitian, atas kesediaannya menjadi subyek penelitian ini.

6. Bapak Ibu terima kasih untuk semua cinta, kasih sayang, doa, bimbingan, dan

dukungannya kepada Ita selama ini. Bapak ibu adalah orang yang paling

berjasa dalam diri Ita. Aku akan selalu mencintai kalian selama-lamanya

7. Mba Anna dan Mas Bobby, Terima kasih untuk cinta kalian kepadaku. Terima

kasih telah menjadi kakak yang begitu baik dan manis untukku.

8. Elfath, terima kasih telah menemaniku ketika aku merasa sepi, membantuku

ketika aku lemah, memberiku semangat ketika aku lelah…Terima kasih telah

menjadi sahabat dan cinta terbaikku.

9. Pakde - bude Rch. Soetadi sekeluarga, mas Rudi, mba Catrin, mas Ouche,

mba Fika yang selalu peduli dan membimbing penulis dalam menyelesaian

kuliah di semarang.

10. Om Zen, Nte Tila, abang, mba uland ma suami, si kecil Joanne, dhe2, my new

family. Terima kasih buat semua bantuan dan kasih sayangnya.

11. Adek-adek kecilku ‘Tasya dan Monic’. bintang kecilku yang lucu-lucu.

Terima kasih telah membuat hariku ceria selalu.

12. Teman-teman WANACARAKA dan DASIMA, yang tidak mungkin

kusebutkan satu persatu, yang bikin penulis betah dan selalu rajin pergi ke

kampus. Terima kasih teman..

13. Sahabat-sahabatku Vieta ( buat ‘Jo dan si kecil Steven ), Dee-tha, Dephie

‘cicik’e’ & mas Andre, Novi ‘ Misahe’ & Yoha, Ozzy. Terima kasih untuk

semua bantuan, dukungan, dan persahabatan kita.

vii

Page 8: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

14. Anak2 kelas ‘A’ angkatan ’01 Aji, Obet, U-nitha, Lady, Bos-nia-, dan

semuanya.

15. Special buat Inug untuk bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Makasih

banyak dech buat kamu.

16. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi Katolik soegijapranata yang telah

membantu penulis dalam hal administrasi surat perijinan.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik demi kebaikan yang

akan datang. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

semoga Tuhan selalu memberkati setiap langkah kita.

Semarang, Oktober 2007

Penulis

viii

Page 9: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ..................................................................................... i

Halaman Syarat Memperoleh Gelar Sarjana....................................................... ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Halaman Persembahan ....................................................................................... iv

Halaman Motto ....................................................................................... v

Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... vi

Daftar Isi ....................................................................................... ix

Daftar Tabel ................ ....................................................................... xii

Daftar Lampiran ........ ............................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Partisipasi Kerja............................................................................. 8

1. Pengertian partisipasi kerja ....................................................... 8

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kerja ................. 10

3. Aspek-aspek partisipasi kerja.................................................... 11

B. Self Efficacy ................................................................................... 14

1. Pengertian Self Efficacy............................................................ 14

2. Aspek-aspek Self Efficacy ........................................................ 17

ix

Page 10: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

C. Sense of Humor ............................................................................. 19

1. Pengertian sense of humor ....................................................... 19

2. Aspek-aspek sense of humor .................................................... 20

D. Hubungan antara Self Efficacy dan Sense of Humor

dengan Partisipasi Kerja................................................................ 23

E. Hipotesis........................................................................................ 26

BAB III. METODE PENELITIAN

A.

B.

C.

D.

Metode Penelitian........................................................................ 28

Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... 28

Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 28

1. Partisipasi Kerja ...................................................................... 29

2. Self Efficacy.............................................................................. 29

3. Sense Of Humor ...................................................................... 30

Subyek Penelitian ....................................................................... 30

1. Populasi .................................................................................. 30

2. Sampel ..................................................................................... 30

3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 31

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 32

1. Metode Pengumpulan Data .................................................... 32

2. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 32

F. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 35

1. Validitas Alat Ukur ................................................................ 35

2. Reliabilitas Alat Ukur ............................................................ 36

x

Page 11: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

G. Metode Analisis Data .................................................................. 37

BAB IV. LAPORAN PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ................................. 38

1. Orientasi tempat penelitian...................................................... 38

2. Persiapan penelitian ................................................................ 39

B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 42

1. Penentuan subjek penelitian................................................... 42

2. Pengumpulan data .................................................................. 43

3. Pelaksanaan skoring............................................................... 44

4. Perhitungan validitas dan reliabilitas ..................................... 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48

1. Uji Asumsi ............................................................................... 48

2. Uji Hipotesis .......................................................................... 49

B. Pembahasan ................................................................................ 50

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 54

B. Saran-saran................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN..................... .................................................................. 59

xi

Page 12: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Susunan Aitem Skala Self Efficacy Sebelum Penelitian ............................ 40

2. Susunan Aitem Skala Sense of Humor Sebelum Penelitian....................... 41

3. Susunan Aitem Skala Partisipasi Kerja Sebelum Penelitian...................... 42

4. Susunan Aitem Skala Self Efficacy yang Valid dan Gugur

setelah Penelitian ....................................................................................... 45

5. Susunan Aitem Skala Sense of Humor yang Valid dan Gugur

setelah Penelitian ....................................................................................... 46

6. Susunan Aitem Skala Partisipasi Kerja yang Valid dan Gugur

setelah Penelitian........................................................................................ 47

xii

Page 13: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

LAMPIRAN A ALAT UKUR PENELITIAN.................................................... 60

A-1 Skala Self Efficacy................................................................................. 61

A-2 Skala Sense Of Humor .......................................................................... 64

A-3 Skala Partisipasi Kerja Pada karyawan................................................. 67

LAMPIRAN B DATA KASAR PENELITIAN ................................................. 71

B-1 Data kasar Penelitian Self Efficacy........................................................ 72

B-2 Data kasar penelitian Sense Of Humor ................................................. 75

B-3 Data kasar Penelitian Partisipasi Kerja Pada Karyawan ...................... 78

LAMPIRAN C UJI VALIDITAS DAN RELIABITITAS ................................ 81

C-1 Validitas dan Reliabilitas Skala Self Efficacy ....................................... 82

C-2 Validitas dan Reliabilitas Skala Sense Of Humor ................................. 87

C-3 Validitas dan Reliabilitas Skala Partisipasi Kerja Pada karyawan ....... 91

LAMPIRAN D DATA PENELITIAN .............................................................. 94

D-1 Data valid Penelitian Self Efficacy ........................................................ 95

D-2 Data valid penelitian Sense Of Humor ................................................. 98

D-3 Data valid Penelitian Partisipasi Kerja Pada Karyawan ...................... 101

LAMPIRAN E UJI ASUMSI ............................................................................ 104

E-1 Uji Normalitas ...................................................................................... 105

E-2 Uji Linieritas ......................................................................................... 109

xiii

Page 14: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

ANALISIS DATA ....................................................................................... 114

SURAT IJIN PENELITIAN .............................................................................. 117

SURAT BUKTI PENELITIAN ......................................................................... 119

xiv

Page 15: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi kerja karyawan merupakan persoalan yang tidak bisa

diabaikan dalam bidang industri, karena sangat erat kaitannya dengan situasi dan

kondisi perusahaan. Perusahaan dalam melaksanakan segala aktivitasnya akan

lebih berhasil bilamana dapat meningkatkan partisipasi kerja karyawannya.

Partisipasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi yang

mempunyai ciri khas. Hal ini disebabkan bahwa partisipasi lebih ditekankan pada

aspek psikologis dari pada segi materi, dimana dalam melibatkan seseorang di

dalamnya, maka orang tersebut akan ikut bertanggung jawab pada kemajuan

perusahaan. Partisipasi kerja menurut Muafi (2000) adalah keterlibatan mental

dan emosional orang-orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka

untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung

jawab pencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu untuk dapat bersaing dengan

perusahaan lain, dibutuhkan suatu pengelolaan atau manajemen sumber daya

manusia yang optimal dalam perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang

menggunakan strategi mencapai keunggulan bersaing melalui manusia telah

membuktikan bahwa dengan tenaga kerja yang mempunyai partisipasi kerja tinggi

mampu mengungguli perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi bersaing

yang lain.

1

Page 16: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

2

Penelitian berkaitan dengan partisipasi kerja pernah dilakukan oleh French

(dalam Muafi, 2000) yang berkesimpulan bahwa partisipasi kerja dapat

meningkatkan prestasi dan kepuasan kerja karyawan. Rofi’ah (2001) dalam

penelitiannya juga menyatakan bahwa partisipasi kerja berperan untuk

meningkatkan prestasi kerja karyawan. Hasil penelitian tersebut berarti bahwa

partisipasi kerja dapat dijadikan sebagai prediktor untuk memprediksikan prestasi

dan kepuasan kerja karyawan.

Partisipasi kerja merupakan perilaku kerja yang menarik untuk diteliti

mengingat peranannya yang penting, terutama penelitian-penelitian yang

ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor atau ubahan-ubahan yang

mempengaruhi atau yang berhubungan dengan keterlibatan kerja. Partisipasi kerja

dipengaruhi oleh banyak aspek yang dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok

besar yaitu karakteristik pribadi (usia, pendidikan, masa kerja), karakteristik

situasional (lingkungan kerja, kepemimpinan, rekan kerja, pekerjaannya sendiri)

dan karakteristik hasil kerja (kepuasan kerja). Pengupayaan partisipasi kerja

karyawan yang tinggi menjadi hal yang menarik dan penting dilakukan oleh

pihak–pihak yang berkompeten. Menurut Muafi (2000) karyawan yang memiliki

partisipasi terhadap pekerjaannya akan sangat dipengaruhi oleh seluruh situasi

kerjanya, baik pekerjaan itu sendiri, teman sekerja maupun perusahaan dimana

karyawan itu bekerja. Kondisi tersebut disebabkan oleh penerimaan pekerjaan

sebagai suatu bagian penting bahwa pekerjaannya adalah tempat untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya yang penting misalnya kebutuhan harga diri. Menurut

Muafi (2000) untuk melaksanakan partisipasi aktif harus ada waktu sebelum

Page 17: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

3

kegiatan dilakukan, harus bermanfaat, pekerjaan partisipasi haruslah relevan dan

menarik, para peserta harus memiliki kecerdasan dan pengetahuan teknis dan ada

komunikasi timbal balik.

Partisipasi kerja merupakan suatu hal yang penting karena dapat

memperkuat dan meningkatkan kerjasama antara individu, serta meningkatkan

efektifitas kerja dan juga merupakan rangkaian pengalaman peran yang apabila

diurut dengan tepat menuju pada tingkat tanggung jawab, status, kekuasaan dan

ganjaran. Namun untuk mencapai partisipasi kerja tertentu bukanlah suatu hal

yang sederhana. Partisipasi kerja seringkali dapat dipengaruhi karakteristik

kepribadian masing-masing individu.

Partisipasi kerja karyawan menurut Jewel dan Siegall (1998) dipengaruhi

oleh tiga faktor utama yaitu faktor karakteristik individual, faktor karakteristik

situasional, dan faktor karakteristik hasil kerja. Berikut adalah uraian masing-

masing faktor :

a. Karakteristik individual. Individual yang mampu terlibat dengan

pekerjaannya adalah tempat untuk memenuhi kebutuhan psikologis yang

penting, misalnya harga diri, ditunjang dengan faktor yang bersumber dari

individu itu sendiri seperti faktor usia, pendidikan yang sesuai, pengalaman

kerja yang relevan, masa kerja serta tidak adanya konflik peran dalam

dirinya.

b. Karakteristik situasional, situasi pekerjaan ini dibagi dalam dua golongan

yaitu :

Page 18: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

4

1) Lingkungan kerja langsung, meliputi : Sikap dan tindakan rekan sekerja,

atasan, iklim atau rasa dari tempat kerja.

2) Kebijaksanaan dan tindakan organisasi, meliputi : Kebijaksanaan personalia,

metode dalam memberikan penghargaan pada karyawan seperti sistem

imbalan, iklim organisasi.

Mengacu dari teori Jewel dan Siegall (1998) dan Jurgensen (Rofi’ah,

2001) terlihat bahwa partisipasi kerja dapat dipengaruhi oleh self efficacy dan

sense of humor. Menurut teori Jewel dan Siegall (1998) self efficacy tercermin

dalam karakteristik individual misalnya harga diri dan kepercayaan diri,

ditambahkan oleh Bandura (1986) bahwa self efficacy mengacu pada keyakinan

sejauhmana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan

tugas atau melakukan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil

tertentu. Keyakinan akan seluruh kemampuan misalnya dalam menyesuaikan diri

ataupun berpartisipasi dalam bidang pekerjaan yang harus dilakukan. Faktor lain

yang dapat berpengaruh pada partisipasi kerja selain self efficacy adalah sense of

humor.

Kebanyakan individu senang terhadap segala sesuatu yang membuatnya

senang. Menurut Mc.Ghee (Shapiro, 1997) kemampuan humor bisa memainkan

peranan penting yang istimewa dalam perkembangan ketrampilan individu.

Menurutnya individu yang terampil dalam humor mungkin akan merasa sukses

dalam interaksi sosialnya, sejak kanak-kanak mengingat sulit untuk tidak

menyukai orang yang membuat individu tertawa. Individu yang demikian dapat

dikatakan mempunyai sense of humor yang tinggi dan akan bersikap tidak

Page 19: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

5

mencela situasi yang sedang dihadapinya dan tidak akan merasa tersinggung bila

orang lain mentertawakan kesikapannya dan dapat juga akan mengekspresikan

kesedihan atau masalahnya dengan kegembiraan.

Setiawan (1992) mengemukakan bahwa sense of humor merupakan sifat

yang dapat menambah penerimaan seorang individu terhadap individu lain dari

segala usia. Individu yang kurang mampu untuk memfungsikan sense of humor

dalam dirinya akan selalu kelihatan tegang dan tidak menunjukkan adanya

kesegaran jiwa dalam dirinya. Lain dengan individu yang mampu memunculkan

dan memfungsikan sense of humor, individu itu akan kelihatan humoris jika

bersense of humor dengan orang lain dan dalam situasi apapun akan tetap

kelihatan segar tanpa kelihatan tegang. Sense of humor merupakan aspek penting

untuk membantu manusia beradaptasi.

Sense of humor yang ada pada individu bersifat universal dan selalu

menyertai dalam tingkah laku di segala situasi yang selalu membuat kesegaran

jiwa, dapat juga mengurangi ketegangan-ketegangan yang ada pada individu.

Individu yang memiliki sense of humor tinggi diharapkan dapat memperoleh

reaksi yang lebih menyenangkan dan juga lebih dapat mengatasi stres dalam

dirinya. Hal itulah yang menyebabkan humor dapat dijadikan media karyawan

untuik dapat bekerja lebih baik.

Dari pengalaman penulis yang pernah menjadi karyawan sekitar 1 tahun 7

bulan di perusahaan Asuransi Adira Dinamika tempat akan diadakannya

penelitian, penulis melihat bahwa self efficacy dan sense of humor yang ada dalam

diri karyawan berpengaruh terhadap partisipasi kerja pada karyawan. Karyawan

Page 20: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

6

yang self efficacy dan sense of humornya tinggi cenderung mempunyai partisipasi

kerja yang tinggi dibandingkan karyawan yang lainnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka rumusan masalah yang dibuat adalah:

Apakah ada hubungan antara Self Efficacy dan sense of humor dengan partisipasi

kerja ?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Self

Efficacy dan sense of humor dengan partisipasi kerja.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan

ilmu psikologi industri, khususnya yang berkaitan dengan Self Efficacy dan

sense of humor dengan pertisipasi kerja, serta dapat dijadikan sebagai acuan

dalam pengembangan penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

mengenai keterkaitan antara Self Efficacy dan sense of humor dengan

partisipasi kerja sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengambil

kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan partisipasi kerja, dan

memberikan masukan untuk mengevaluasi apakah partisipasi kerja dalam

Page 21: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

7

perusahaan sudah sesuai dengan harapan dan keinginan karyawan dan

perusahaan.

Page 22: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Partisipasi Kerja

1. Pengertian partisipasi kerja

Usaha yang dilakukan manusia melalui organisasi termasuk dalam bentuk

perusahaan, pada dasarnya tertuju pada pemenuhan kebutuhan sebagai manusia,

atau dengan kata lain, untuk dapat hidup layak secara manusiawi berdasarkan

hakekat kemanusiaannya, manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dan

hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara bekerja.

Menurut Manullang (1992) pengertian kerja adalah kegiatan yang

dilakukan oleh orang baik secara langsung atau tidak langsung untuk

mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang atau barang, mengeluarkan energi

dan mempunyai nilai waktu. As’ad (1998) mendefinisikan kerja adalah suatu

aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan. Aktifitas ini melibatkan

fungsi fisik maupun mental.

Setiap orang yang bekerja mempunyai tujuan yang berbeda-beda kualitas

pemenuhan kebutuhan individu ini menjadi dasar terbentuknya partisipasi kerja.

(Kanungo dalam Hakim, 1995). Konsep partisipasi kerja dalam pendekatan

psikologis lebih menekankan pendekatan empirik, tidak hanya didasarkan pada

literatur.

Partisipasi menurut Chaplin (2001) diartikan sebagai proses ikut

mengambil bagian dalam satu kegiatan. Jewel dan Siegall (1998) menyatakan

partisipasi kerja adalah tingkat identifikasi psikologis individu pada pekerjaannya

8

Page 23: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

9

atau pentingnya pekerjaan tersebut bagi total self image dirinya atau sebagai

internalisasi nilai-nilai tentang sifat baik dari kerja atau pentingnya kerja bagi

pribadi pekerja, misalnya kebutuhan harga diri. Lawler dan Hall (Hakim, 1995)

menyatakan bahwa partisipasi kerja menunjuk kepada suatu tingkatan situasi kerja

individu secara menyeluruh merupakan bagian penting dari hidupnya dan akan

sangat mempengaruhi kepribadiannya. Partisipasi kerja juga dilihat sebagai suatu

keadaan kognitif dan keyakinan diri yang dimiliki individu tentang identifikasi

psikologisnya terhadap suatu pekerjaan tertentu.

Lodahl dan Kejner (Rofi’ah, 2001) menyatakan partisipasi kerja adalah

tingkat identifikasi psikologis individu pada pekerjaannya atau pentingnya

pekerjaan tersebut bagi total self image dirinya atau sebagai internalisasi nilai-

nilai tentang sifat baik dari kerja atau pentingnya kerja bagi pribadi pekerja,

misalnya kebutuhan harga diri.

Kanungo (Hakim, 1995) menyatakan bahwa partisipasi kerja menunjuk

kepada suatu tingkatan dimana situasi kerja individu secara menyeluruh

merupakan bagian penting dari hidupnya dan akan sangat mempengaruhi

kepribadiannya. Steers dan Porter (1985) berpendapat bahwa partisipasi kerja

sebagai sikap, yaitu sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasikan tempat

kerjanya yang ditunjukkan dengan keinginan untuk bekerja dengan sebaik-

baiknya

Partisipasi kerja juga dilihat sebagai suatu keadaan kognitif dan keyakinan

diri yang dimiliki individu tentang identifikasi psikologisnya terhadap suatu

pekerjaan tertentu. Jans (Rofi’ah, 2001) membedakan partisipasi kerja dengan

partisipasi karir, partisipasi kerja lebih ditujukan pada pekerjaannya sekarang

bukan didasarkan pada kondisi hirarki organisasional yang menunjukkan bahwa

pekerjaannya sekarang merupakan bagian dari hirarki tersebut.

Page 24: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

10

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

partisipasi kerja adalah keterlibatan mental dan emosional individu di dalam

situasi kerja yang mendorong individu untuk memberikan kontribusi kepada

tujuan kelompok atau organisasi dan berbagi tanggung jawab dalam pencapaian

tujuan tersebut.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kerja

Partisipasi kerja karyawan menurut Jewel dan Siegall (1998) dipengaruhi

oleh tiga faktor utama yaitu faktor karakteristik individual, faktor karakteristik

situasional, dan faktor karakteristik hasil kerja. Berikut adalah uraian masing-

masing faktor :

a. Karakteristik individual. Individu yang mampu terlibat dengan pekerjaannya

adalah tempat untuk memenuhi kebutuhan psikologis yang penting, misalnya

harga diri, ditunjang dengan faktor yang bersumber dari individu itu sendiri

seperti faktor usia, pendidikan yang sesuai, pengalaman kerja yang relevan,

masa kerja serta tidak adanya konflik peran dalam dirinya.

b. Karakteristik situasional, situasi pekerjaan ini dibagi dalam dua golongan

yaitu :

1) Lingkungan kerja langsung, meliputi : sikap dan tindakan rekan sekerja,

atasan, iklim atau rasa dari tempat kerja.

2) Kebijaksanaan dan tindakan organisasi, meliputi : kebijaksanaan

personalia, metode dalam memberikan penghargaan pada karyawan

seperti sistem imbalan, iklim organisasi.

Page 25: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

11

c. Karakteristik hasil kerja. Tiap pekerjaan yang dilakukan individu akan

memberikan timbal atau hasil dalam berbagai bentuk. Semakin hasil

memenuhi harapan individu akan menambah kepercayaan individu mengenai

potensi pekerjaan itu untuk memenuhi kebutuhan penting lainnya. Hal ini

menjadi dasar keputusan individu untuk terlibat pada pekerjaannya.

Pemenuhan kebutuhan kerja adalah penentu dasar timbulnya sikap partisipasi

kerja.

Cascio dan Valensi (Wardani, 1985) mengatakan bahwa kesanggupan

karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan salah satunya ditentukan oleh

pengalamannya dan salah satu faktor pengalaman adalah masa kerja. Masa kerja

yang cukup membuat individu terikat pekerjaannya dan akan semakin kuat

kerjaannya untuk tetap menjadi anggota perusahaan dan merasa menjadi bagian

dari perusahaan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi

kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : karakteristik individual,

karakteristik situasional dan karakteristik hasil kerja, pengalaman kerja dan masa

kerja.

3. Aspek-aspek partisipasi kerja

Drucker (1982) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang terkandung

dalam partisipasi kerja antara lain:

Page 26: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

12

a. Kerja produktif yaitu, pekerjaan harus memungkinkan para pekerja

berprestasi, sehingga para pekerja dapat semakin produktif pekerjaannya

menyebabkan pekerja terlibat penuh terhadap pekerjaannya.

b. Informasi umpan balik mengenai prestasinya sendiri, bahwa para pekerja

disemua tingkat akan membereskan pekerjaan mereka sendiri, asal mereka

segera diberitahu apa pekerja harus memenuhi syarat informasi umpan balik

efektif, yaitu tepat pada waktunya, relevan, operasional serta dipusatkan

kepada pekerjaannya. Dengan demikian semakin tahu bagaimana

pekerjaannya, maka pekerja akan semakin dapat mengarahkan dirinya dan

meningkatkan partisipasi kerjanya.

c. Belajar terus menerus hal ini terutama sekali adalah untuk karyawan guna

menyumbangkan apa yang dia sendiri telah belajar untuk memperbaiki

pekerjaannya, pekerjaan rekannya dan untuk cara kerja yang lebih baik, lebih

efektif, tetapi juga lebih rasional. Partisipasi karyawan akan semakin nyata

dengan adanya kesempatan untuk belajar terus menerus ini.

d. Wewenang yang jelas. Pekerja memerlukan jaminan struktur yang jelas.

Mereka harus tahu bidang mana dan keputusan mana yang ada didalam atau

diluar keluasan mereka. Mereka juga harus tahu kemana mereka harus pergi

untuk mendapatkan keputusan, hal ini mendorong karyawan lebih

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

e. Jaminan pekerjaan dan penghasilan yang cukup. Para pekerja memerlukan

jaminan pekerjaan dan penghasilan yang cukup untuk menerima beban

Page 27: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

13

tanggung jawab. Penghasilan yang cukup yang dimaksud di sini adalah

kesesuaian antara harapan dan kenyataan.

Siswanto (1989) mengemukakan aspek-aspek partisipasi kerja yaitu:

a. Taat pada peraturan. Karyawan mempunyai tekad dan kesanggupan untuk

mentaati segala peraturan, perintah dari perusahaan dan tidak melanggar

larangan yang telah ditentukan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Peningkatan ketaatan kerja merupakan prioritas utama dalam penerimaan

tenaga kerja dalam rangka peningkatan partisipasi kerja dalam perusahaan.

b. Tanggungjawab. Karyawan mempunyai kesanggupan menyelesaikan

pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dan berani menanggung risiko

atas keputusan yang diambil. Adanya rasa memiliki yang kuat dalam diri

karyawan akan menimbulkan rasa tanggungjawab, dengan adanya rasa

tanggungjawab ini akan melahirkan perasaan menyatu atau terlibat dalam

perusahaan. Karyawan yang mempunyai partisipasi yang tinggi maka

karyawan tersebut mempunyai tanggungjawab yang lebih baik.

c. Kemampuan untuk bekerjasama. Bekerjasama bersama-sama orang-orang

dalam suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat mencapai

tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara individual.

d. Rasa memiliki. Adanya rasa ikut memiliki akan membuat karyawan

mempunyai sikap untuk menjaga dan rasa tanggungjawab terhadap

perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan semangat untuk

berpartisipasi demi tercapai tujuan perusahaan.

Page 28: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

14

e. Hubungan antar pribadi. Karyawan yang mempunyai partisipasi kerja tinggi

mereka akan mempunyai sikap fleksibel ke arah tata hubungan pribadi.

Hubungan yang harmonis tidak cukup hanya antar karyawan, tetapi terjadinya

hubungan antar pimpinan dan karyawan secara kekeluargaan. Hal ini akan

menimbulkan rasa memiliki dan tanggungjawab pada perusahaannya.

f. Suka terhadap pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan

bahwa karyawannya setiap hari datang untuk bekerja sama sebagai manusia

seutuhnya dan dalam melakukan pekerjaan akan dilakukan dengan senang

hati.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek yang

terdapat dalam partisipasi kerja antara lain: taat pada peraturan, tanggungjawab,

kemampuan bekerjasama, rasa memiliki, hubungan antar pribadi dan suka

terhadap pekerjaan.

B. Self Efficacy

1. Pengertian Self Efficacy

Istilah self efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Bandura dalam

Psychological Review nomor 84 tahun 1977. Bandura (1986) mengemukakan

bahwa self efficacy mengacu pada keyakinan sejauhmana individu memperkirakan

kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tugas yang

diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Keyakinan akan seluruh

kemampuan ini meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri,

kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh

Page 29: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

15

tekanan. self efficacy itu akan berkembang berangsur-angsur secara terus-menerus

seiring meningkatnya kemampuan dan bertambahnya pengalaman-pengalaman

yang berkaitan.

Pada intinya, self efficacy adalah keyakinan individu bahwa ia mampu

melakukan tugas tertentu dengan baik. self efficacy memiliki keefektifan, yaitu

individu mampu menilai dirinya memiliki kekuatan untuk menghasilkan pengaruh

yang diinginkan. Tingginya self efficacy yang dipersepsikan akan memotivasi

individu secara kognitif untuk bertindak lebih tepat dan terarah, terutama apabila

tujuan yang hendak dicapai merupakan tujuan yang jelas (Azwar, 1996). Spears

dan Jordan (Prakosa, 1996) mengistilahkan keyakinan sebagai self-efficacy, yaitu

keyakinan individu bahwa dirinya akan mampu melaksanakan tingkah laku yang

dibutuhkan dalam suatu tugas. Pikiran individu terhadap self-efficacy menentukan

seberapa besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap

bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak

menyenangkan.

Greenberg dan Baron (1995) menyatakan bahwa self efficacy adalah

keyakinan akan kapasitas yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan tugas.

Matteson dan Ivancevich (1999) mengatakan bahwa self efficacy berhubungan

pada keyakinan individu mengenai kompetensi dan kemampuan. Individu-

individu dengan tingkat self efficacy tinggi yakin terhadap kapabilitas

performansi mereka. Faktor terpenting dalam perkembangan self efficacy

kebanyakan berasal dari pengalaman masa lalu. Jika pada suatu periode, individu

dapat menyelesaikan dan berhasil dalam performansi, individu cenderung akan

Page 30: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

16

membangun rasa percaya diri dan keyakinan yang tinggi akan kemampuan

individu dalam menyelesaikan tugas secara sukses. Sebaliknya kalau individu

berulang kali gagal untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik, cenderung

memiliki self efficacy yang lemah.

Robbins (2001) mengatakan bahwa semakin tinggi self efficacy seseorang,

semakin percaya dengan kemampuan dimilikinya untuk sukses dalam suatu tugas.

Dikatakan pula bahwa dalam situasi berbeda, orang dengan self eficacy rendah

maka usaha-usaha mereka dalam menghadapi tantangan akan berkurang atau

bahkan menyerah sama sekali. Sementara mereka dengan self efficacy tinggi akan

berusaha lebih keras untuk meraih kesempatan.

Locke dan Honne (Husnia, 2003) menyatakan bahwa self efficacy ternyata

tidak hanya berkaitan dengan keyakinan individu terhadap usaha yang dilakukan

dan prestasi dari usahanya, akan tetapi menyangkut pula tentang keyakinan dan

kapasitas total yang dimiliki seseorang dalam rangka menyelesaikan suatu

pekerjaan. Kapasitas total ini menyangkut banyak aspek dalam diri individu yaitu

kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kecerdikan dan kapasitas untuk

bertindak dalam situasi yang penuh tekanan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy

merupakan keyakinan tentang kemampuan dalam melakukan tugas yang diberikan

atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan dalam mencapai hasil tertentu.

Page 31: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

17

2. Aspek-aspek self efficacy

Bandura (1986) mengemukakan bahwa self efficacy memiliki tiga aspek,

yaitu:

a. Pengharapan hasil (out come expectancy), yaitu harapan terhadap

kemungkinan hasil dari suatu perilaku. Dengan kata lain, outcome expectancy

merupakan hasil pikiran atau keyakinan individu bahwa perilaku tertentu akan

mengarah pada hasil tertentu.

b. Pengharapan efikasi (efficacy expectancy), yaitu keyakinan individu bahwa

dirinya akan mampu melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai

hasil. Aspek ini menunjukkan bahwa harapan individu berkaitan dengan

kesanggupan melakukan suatu perilaku yang dikehendaki.

c. Nilai hasil (outcome value), yaitu nilai kebermaknaan atas hasil yang

diperoleh individu. Nilai hasil (outcome value) sangat berarti mempengaruhi

secara kuat motif individu untuk memperolehnya kembali. Individu harus

mempunyai outcome value yang tinggi untuk mendukung outcome expectancy

dan efficacy expectancy yang dimiliki.

Hal ini didukung oleh Matteson dan Ivancevich (1999), yang juga

membagi self efficacy menjadi tiga aspek, yaitu:

a. Magnitude, yaitu tingkat kesulitan tugas dimana individu membagi tugas ke

dalam kelompok yang dirasa mudah untuk dilaksanakan.

b. Strength, berkaitan dengan kekuatan akan magnitude atau kepercayaan akan

tingkat kesulitan tugas. Apakah magnitude yang dimiliki seseorang lemah

atau kuat.

Page 32: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

18

c. Generality, merupakan generalisasi mengenai keyakinan terhadap kemampuan

seseorang apabila berada pada keadaan yang berbeda dari keadaan

sebelumnya.

Natalia (Harjanto, 1997) mengemukakan lima aspek self efficacy yang

tinggi, yaitu :

a. Suka memikul tanggung jawab secara pribadi dan selalu berkeinginan untuk

selalu mendapatkan hasil yang optimal dari kemampuan maksimal yang

dimiliki.

b. Menyukai hal-hal baru yang penuh tantangan dan tidak menyukai hal-hal

yang mudah diselesaikan.

c. Merasa waktu sebagai hal yang sangat berharga dan perlu untuk

dimanfaatkan. Mereka selalu merasa dikejar-kejar waktu dan termotivasi

untuk menyelesaikan tugas yang mampu diselesaikan secepatnya.

d. Lebih kreatif dan inovatif dalam mencari cara untuk mengatasi masalah yang

sedang dihadapi dengan lebih baik.

e. Berani mengambil resiko, karena tingginya keyakinan akan kemampuan yang

dimiliki dan kepercayaan akan mampu menyelesaikan tugas betapapun

beratnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek self

efficacy antara lain meliputi aspek pengharapan hasil (outcome expectancy),

pengharapan efikasi (efficacy expectancy), nilai hasil (outcome value).

Page 33: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

19

C. Sense of Humor

1. Pengertian sense of humor

Semua orang sudah mengetahui humor selalu berhubungan dengan hal-hal

yang membuat tersenyum bahkan tertawa. Sarwono (1996) menyatakan bahwa

humor adalah segala sesuatu yang menimbulkan suatu lelucon, sehingga

memancing reaksi untuk tertawa. Humor yang dilakukan dengan perasaan estetika

yang khusus, bila individu melihat atau mendengar sesuatu yang lucu sehingga

orang yang mendengar akan tersenyum dan bahkan tertawa.

Spencer (Suprana, 1990), menyatakan bahwa humor adalah fenomena

yang lazimnya berdasarkan anggapan kolektif klise masa kini, yang mana humor

terkait dengan kesan lucu, segar, dan menyenangkan namun sudah jelas terbukti

pada realita tidak mungkin hilang saat makin dicari. Humor juga merupakan suatu

sarana sense of humor yang baik karena humor adalah bahasa yang mengandaikan

sekaligus membuat manusia dewasa dan lebih manusiawi.

Humor tidak saja suatu kemampuan membuat orang lain tertawa tetapi juga

bagaimana membuat diri merasa segar dengan adanya humor tersebut, meski

kondisi dirinya dalam keadaan cemas. Allport (Suryabrata, 1982), menyatakan

bahwa yang dimaksud humor adalah bukan hanya suatu kecakapan untuk

mendapatkan suatu kesenangan dan hal-hal yang menertawakan saja, melainkan

juga kecakapan untuk mempertahankan hubungan positif dengan dirinya sendiri,

dengan obyek yang disenanginya sendiri, dan menyadari ketidakselarasan di

dalam dirinya.

Page 34: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

20

Sense of humor merupakan suatu potensi yang ada di dalam individu yang

reaksinya dimunculkan dengan emosi riang dan gembira disertai senyum dan tawa

yang sebelumnya berlangsung adanya proses berpikir. Seperti yang dikatakan oleh

Hernowo (Susanto, 1998), bahwa humor atau dagelan itu sesungguhnya

merupakan suatu peristiwa yang belum selesai. Individu yang menjumpai

sepenggal humor jika ingin memetik manfaat perkataan menyelesaikan peristiwa

tersebut, setidaknya lewat tertawa. Namun, sebelum tertawa akan lebih baik kalau

didahului dengan berfikir. Individu kerap menemukan kesegaran jika stimulus

menyentuh sense of humor dalam dirinya. Apabila terdapat ketegangan pada

individu perlu adanya penyegaran dengan menggunakan salah satu metode yaitu

humor.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

adalah kemampuan individu merasakan yang lucu dan riang, punya sifat yang

tidak mudah marah dan tersinggung, membuat orang lebih dewasa, mampu

mengungkapkan kegembiraannya dalam kesedihannya, dan untuk

mempertahankan hubungan positif dengan dirinya serta obyek di sekitarnya.

2. Aspek-aspek sense of humor

Sofan (1998) mengemukakan aspek-aspek sense of humor yang dapat

dijadikan sebagai alat pengukuran adalah sebagai berikut :

a. Humor dapat berbentuk cerita yang disampaikan secara lisan, tulisan, maupun

gambar. Cerita yang disampaikan secara lisan (verbal) dapat berupa tebakan

atau teka-teki (bahasa Jawa disebut dengan istilah “Cangkriman”), sindiran

Page 35: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

21

atau kritikan, dan lain sebagainya yang disampaikan langsung oleh penyaji

cerita kepada orang lain, berupa tulisan yaitu humor dalam bentuk cerita yang

ditulis, ataupun berbentuk gambar seperti karikatur (gambar kartun yang

bersifat aneh atau lucu).

b. Bahasa yang digunakan. Bahasa yang dipakai untuk humor merupakan bahasa

yang tidak lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau bukan bahasa

yang bersifat resmi (formal), melainkan bahasa yang cenderung aneh atau

bahasa resmi yang sudah diubah makna denotasinya (diplesetkan).

c. Humor berisi cerita lucu yang bersifat sindiran atau kritikan, dan melanggar

tabu (tidak senonoh). Humor pada umumnya berisi cerita-cerita lucu yang

bersifat nakal dimana dalam cerita tersebut selalu ada seseorang yang menjadi

sasaran (korban) untuk dijadikan bahan sindiran atau kritikan, dan cerita yang

disajikan biasanya tidak jauh dari kesan yang melanggar tabu (bersifat tidak

senonoh).

Thorson, dkk (1997) mengemukakan empat aspek sense of humor, yaitu :

a. Humor production

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menemukan ide atau gagasan

maupun dalam menciptakan materi-materi humor atau hal-hal yang bersifat

jenaka atau lucu.

b. Coping with humor

Humor efektif untuk menolong individu menghadapi kesulitan. Kemampuan

untuk melihat humor merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk

mengatasi krisis hidup, sebagai perlindungan terhadap perubahan dan

Page 36: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

22

ketidaktentuan. Selain itu, humor berfungsi sebagai pemelihara Sense of Self,

yaitu suatu cara yang sehat dilakukan individu untuk merasakan “jarak” antara

dirinya dengan masalah, suatu cara menghindarkan diri dari masalah, dan

memandang masalah dari sudut yang berbeda.

c. Humor appreciation

Pengetahuan atau penghargaan individu terhadap humor atau segala sesuatu

yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya jenaka atau lelucon.

d. Attitudes toward humor

Suatu tingkah laku atau perasaan, baik itu positif maupun negatif terhadap

suatu lelucon atau humor yang tercermin dalam perasaan senang, menerima

atau setuju.

Aspek-aspek yang dikemukakan Thorson, dkk tersebut disusun dalam

sebuah skala yang disebut dengan Multidimensional Sense of Humor Scale

(MSHS). Selanjutnya, Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) tersebut

akan digunakan untuk mengungkap sense of humor dalam penelitian ini.

Page 37: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

23

D. Hubungan antara self efficacy dan Sense of Humor

dengan Partisipasi Kerja

Partisipasi atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja penting

untuk diperhatikan karena adanya partisipasi pegawai menyebabkan mereka akan

mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama

teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing partisipasi

pegawai adalah dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai

kesempatan pembuatan keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada

pegawai bahwa apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan bersama.

Di samping itu, dengan melakukan hal tersebut maka pegawai merasakan bahwa

mereka diterima sebagai bagian yang utuh dari organisasi, dan konsekuensi lebih

lanjut, mereka merasa wajib untuk melaksanakan bersama apa yang telah

diputuskan karena adanya rasa keterikatan dengan apa yang mereka ciptakan

(Sutarto, 1989).

Hasil riset menunjukkan bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki

rasa partisipasi tinggi umumnya tinggi pula (Steers & Porter, 1985). Mereka

hanya absen jika mereka sakit hingga benar-benar tidak dapat masuk kerja. Jadi,

tingkat kemangkiran yang disengaja pada individu tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan pegawai yang partisipasinya lebih rendah. Ahli lain, Beynon

(As’ad, 1998) mengatakan bahwa partisipasi akan meningkat apabila mereka

menghadapi suatu situasi yang penting untuk mereka diskusikan bersama, dan

salah satu situasi yang perlu didiskusikan bersama tersebut adalah kebutuhan serta

kepentingan pribadi yang ingin dicapai oleh pegawai dalam organisasi. Apabila

kebutuhan tersebut dapat terpenuhi hingga pegawai memperoleh kepuasan kerja,

Page 38: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

24

maka pegawaipun akan menyadari pentingnya memiliki kesediaan untuk

menyumbangkan usaha dan kontribusi bagi kepentingan organisasi. Sebab hanya

dengan pencapaian kepentingan organisasilah, kepentingan merekapun akan lebih

terpuaskan.

Ketika terlibat dalam sebuah pekerjaan, karyawan membutuhkan adanya

keyakinan yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Keyakinan tersebut

dapat berupa karakteristik kepribadian yang muncul dari dalam diri karyawan itu

sendiri. Salah satu karakteristik pribadi yang harus dimiliki antara lain self

efficacy.

Bandura (1986) menyebut keyakinan individu tentang kemampuannya

melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu sebagai efikasi diri. self

efficacy individu pada keadaan menekan menunjukkan besarnya keyakinan

individu tentang kemampuannya melakukan sesuatu untuk mengendalikan atau

mengatasi keadaan itu.

self efficacy yang kuat mendorong individu berusaha keras dan optimis

memperoleh hasil positif atau keberhasilan. Orang yang mempunyai penilaian

yang tinggi terhadap kemampuannya akan lebih bertanggung jawab dan memiliki

partisipasi yang tinggi terhadap pekerjaannya.. Ini disebabkan karena penilaian

yang tinggi tersebut menjadi dasar bagi mereka untuk lebih gigih dalam berusaha

untuk mencapai kondisi yang lebih baik dan juga untuk segera keluar dari masalah

yang dihadapinya. Orang dengan self efficacy yang tinggi akan mampu memilih

tindakan yang tepat yang bertujuan memecahkan masalah-masalah dalam

pekerjaan.

Page 39: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

25

Individu dalam tahap perkembangannya akan memberikan penentu

suasana hati yang paling dominan dengan kemampuan kognitifnya, hal itu

memungkinkan individu menggunakan humor sebagai senjata untuk melawan rasa

kebosanan. Melalui humor individu dapat menjauhkan diri dari ancaman situasi

bermasalah saat itu dan memandang masalah dari perspektif yang berbeda yaitu

dari segi kelucuannya untuk mengurangi perasaan cemas, dan tidak berdaya yang

seringkali melumpuhkan (O’ Connel dalam Noviyanti, 1990).

Kebanyakan individu senang terhadap segala sesuatu yang membuatnya

senang. Menurut Mc.Ghee (Shapiro, 1997) kemampuan humor bisa memainkan

peranan penting yang istimewa dalam perkembangan ketrampilan individu.

Menurutnya individu yang terampil dalam humor mungkin akan merasa sukses

dalam interaksi sosialnya, sejak kanak-kanak mengingat sulit untuk tidak

menyukai orang yang membuat individu tertawa. Individu yang demikian dapat

dikatakan mempunyai sense of humor yang tinggi dan akan bersikap tidak

mencela situasi yang sedang dihadapinya dan tidak akan merasa tersinggung bila

orang lain mentertawakan kesikapannya dapat juga akan mengekspresikan

kesedihan atau masalahnya dengan kegembiraan. Sense of humor yang ada pada

individu bersifat universal dan selalu menyertai dalam tingkah laku di segala

situasi yang selalu membuat kesegaran jiwa, dapat juga mengurangi ketegangan-

ketegangan yang ada pada individu. Individu yang memiliki sense of humor tinggi

diharapkan dapat memperoleh reaksi yang lebih menyenangkan dan juga lebih

dapat mengatasi stres dalam dirinya. Hal itulah yang menyebabkan humor dapat

dijadikan media karyawan untuik dapat bekerja lebih baik.

Page 40: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

26

Uraian di atas dapat ditelaah bahwa untuk dapat berpartisipasi secara

penuh dan optimal dalam perusahaan atau organisasi diperlukan kualitas

kepribadian yang baik dan keyakinan yang kuat dalam diri karyawan untuk

menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini disebabkan karena

karyawan yang siap berpartisipasi dalam perusahaan atau organisasi berarti siap

menerima tugas, tantangan dan berani mengambil resiko serta mampu

menghadapi setiap tekanan yang ada dengan tenang. Oleh karena itu diperlukan

keyakinan bahwa individu mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik

dan mampu untuk mengembangkan sense of humor untuk memperoleh reaksi

yang lebih menyenangkan dan juga lebih dapat mengatasi stres dalam dirinya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa self efficacy dan sense of

humor memiliki andil dalam upaya partisipasi kerja karyawan pada perusahaan

atau organisasi. Adanya self efficacy dan sense of humor yang tinggi akan

membantu individu dalam melakukan tugas dan kewajibannya secara lebih baik.

E. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas maka peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis mayor

Adanya hubungan positif antara antara self efficacy dan sense of humor

dengan partisipasi kerja. Artinya semakin tinggi self efficacy dan sense of

humor maka akan semakin tinggi partisipasi kerjanya. Sebaliknya semakin

rendah self efficacy dan sense of humor maka semakin rendah pula partisipasi

kerjanya.

Page 41: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

27

2. Hipotesis minor

a. Ada hubungan positif antara self efficacy dengan partisipasi kerja. Artinya

semakin positif atau tinggi self efficacy maka semakin tinggi partisipasi

kerjanya, sebaliknya semakin rendah self efficacy maka semakin rendah

pula partisipasi kerjanya.

b. Ada hubungan positif antara sense of humor dengan partisipasi kerja.

Artinya semakin positif atau tinggi sense of humor maka semakin tinggi

partisipasi kerjanya, sebaliknya semakin rendah sense of humor maka

semakin rendah pula partisipasi kerjanya.

Page 42: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

menggunakan metode statistika ( Azwar, 1997,h.5 )

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:

1. Variabel bebas : a. Self efficacy

b. Sense of humor

2. Variabel tergantung : Partisipasi kerja

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur.

Definisi variabel penelitian ini perlu dirumuskan untuk memperjelas arti dari

variabel yang digunakan dalam suatu penelitian serta untuk menghindari

kesesatan dalam menentukan alat pengumpulan data. Oleh karena itu perlu

dikemukakan batasan atau definisi operasional dari tiap variabel yang digunakan

dalam penelitian.

28

Page 43: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

29

Definisi operasional variabel penelitian adalah:

1. Partisipasi kerja

Partisipasi kerja adalah keterlibatan mental dan emosional individu di dalam

situasi kerja yang mendorong individu untuk memberikan kontribusi kepada

tujuan kelompok atau organisasi dan berbagi tanggung jawab dalam pencapaian

tujuan tersebut. Hal tersebut diungkap menggunakan skala partisipasi kerja yang

disusun berdasarkan aspek-aspek taat pada peraturan, tanggungjawab,

kemampuan bekerjasama, rasa memiliki, hubungan antar pribadi dan suka

terhadap pekerjaan. Partisipasi kerja penelitian ini ditunjukkan dengan skor yang

diperoleh subyek dalam menjawab skala. Semakin tinggi skor skala partisipasi

kerja yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi partisipasi kerja

karyawan dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin

rendah pula partisipasi kerjanya.

2. Self efficacy

self efficacy merupakan keyakinan tentang kemampuan dalam melakukan

tugas yang diberikan atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan dalam

mencapai hasil tertentu. Hal ini diungkap menggunakan skala self efficacy yang

disusun berdasarkan aspek-aspek pengharapan hasil (out come expectancy),

pengharapan efikasi (efficacy expectancy), nilai hasil (out come value). semakin

tinggi skor skala self efficacy yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi

self efficacy dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah

pula self efficacy.

Page 44: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

30

3. Sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan individu merasakan yang lucu dan riang,

punya sifat yang tidak mudah marah dan tersinggung, membuat orang lebih

dewasa, mampu mengungkapkan kegembiraannya dalam kesedihannya, dan untuk

mempertahankan hubungan positif dengan dirinya serta obyek di sekitarnya. Hal

ini diungkap menggunakan skala sense of humor yang disusun berdasarkan aspek-

aspek humor production, coping with humor, humor appreciation, attitude toward

humor. Semakin tinggi skor skala sense of humor yang diperoleh subjek

menunjukkan semakin tinggi sense of humor dan sebaliknya semakin rendah skor

yang diperoleh berarti semakin rendah pula sense of humor pada subyek

penelitian.

D. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diselidiki yang

mempunyai paling tidak satu sifat atau ciri yang sama dan untuk siapa kenyataan

yang diperoleh dari subjek penelitian hendak digeneralisasikan (Hadi, 1994).

Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu

yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 1992). Populasi merupakan keseluruhan

individu yang akan dijadikan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah karyawan PT. Asuransi Adira Dinamika Semarang.

2. Sampel

Sampel adalah merupakan bagian dari populasi (Soeramto, 1989). Sejalan

dengan pendapat tersebut ada yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian

Page 45: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

31

dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili

keseluruhan populasi. Wakil atau sampel inilah yang dikenai perilaku untuk

diambil kesimpulan terhadap populasi sehingga diperoleh sampel yang

representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya

(Suryabrata, 1990).

Hadi (1990) juga menjelaskan bahwa sampel harus mempunyai paling

sedikit satu sifat yang sama. Sampel adalah sebagian dari populasi yang

karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap dapat mewakili keseluruhan dari

populasi. Sampel dalam penelitian ini berbentuk purposive non random sampling,

yaitu sampel dimana individu-individu sebagai subjek penelitian memiliki ciri-ciri

atau karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan PT. Asuransi Adira Dinamika Semarang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive non

random sampling, yaitu teknik atau cara pengambilan sampel penelitian yang

tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada semua subjek yang

menjadi anggota populasi untuk dapat dipilih menjadi sampel penelitian (Hadi,

1994).

Page 46: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

32

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai oleh peneliti

untuk memperoleh data yang diselidiki. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat

pengambilan data atau alat ukur pengukurannya (Suryabrata, 1990). Sesuai

dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, penulis menggunakan

skala psikologi untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Alat pengumpulan data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yang

terdiri dari skala self efficacy, skala sense of humor dan skala partisipasi kerja.

Penggunaan skala pada penelitian ini didasarkan atas karakteristik skala sebagai

alat ukur psikologi yang dikemukakan oleh Azwar (2002), yaitu:

a. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan indikator perilaku dari

atribut yang bersangkutan.

b. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator perilaku

yang diterjemahkan dalam aitem-aitem.

c. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.

Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-

sungguh.

Page 47: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

33

1) Skala partisipasi kerja

Partisipasi kerja dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala

partisipasi kerja ini disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

oleh Siswanto (1989) meliputi aspek: a) taat pada peraturan; b)

bertanggungjawab; c) kemauan untuk bekerjasama; d) rasa memiliki; e) hubungan

antar pribadi; f) suka terhadap pekerjaan.

Pernyataan atau aitem-aitem yang terdapat dalam skala terdiri dari aitem

favorable dan aitem unfavorable. Penilaian aitem favorable merupakan

pernyataan yang bersifat positif dengan skor untuk masing-masing jawaban:

Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 4, Sesuai (S) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS)

diberi nilai 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 1. Sedangkan penilaian

Untuk pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang sifatnya negatif diberi skor

kebalikan dari pernyataan favorable dengan skor sebagai berikut : Sangat Sesuai

(SS) diberi nilai 1, Sesuai (S) diberi nilai 2, Tidak Sesuai (S) diberi nilai 3,

Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 4.

2) Skala sense of humor

Sense of humor dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala sense of

humor yang merupakan adaptasi dari The Multidimensional Sense of Humor Scale

(MSHS) yang pernah diujicobakan oleh Thorson, dkk (1997) dan disusun

berdasarkan aspek-aspek : a) humor production; b) coping with humor; c) humor

appreciation; dan d) attitudes toward humor. Jumlah pernyataan dalam MSHS ini

sebanyak 24 item. Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) ini dirancang

Page 48: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

34

untuk mengetahui sikap atau perilaku individu terhadap humor yang dihubungkan

dengan berbagai macam kemampuan psikologis dan sosial.

Sistem skoring The Multidimensional Sense of Humor Scale dalam

penelitian ini menggunakan skala empat dengan empat alternatif jawaban dan

hanya terdiri dari pernyataan favorable saja. Skoring jawaban bergerak satu

sampai dengan empat, yaitu skor 4 (Sangat Sesuai), 3 (Sesuai), 2 (Tidak Sesuai), 1

(Sangat Tidak Sesuai).

3) Skala self efficacy

Skala self efficacy disusun berdasarkan teori dari Bandura (dalam

Harjanto, 1997) mengenai aspek-aspek self efficacy yang berupa pengharapan

hasil (out come expectancy), pengharapan efikasi (efficacy expectancy), nilai hasil

(out come value).

Pernyataan atau aitem-aitem yang terdapat dalam skala terdiri dari aitem

favorable dan aitem unfavorable. Penilaian aitem favorable merupakan

pernyataan yang bersifat positif dengan skor untuk masing-masing jawaban:

Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 4, Sesuai (S) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS)

diberi nilai 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 1. Sedangkan penilaian

Untuk pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang sifatnya negatif diberi skor

kebalikan dari pernyataan favorable dengan skor sebagai berikut : Sangat Sesuai

(SS) diberi nilai 1, Sesuai (S) diberi nilai 2, Tidak Sesuai (S) diberi nilai 3,

Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 4.

Page 49: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

35

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Alat Ukur

Validitas alat ukur berkaitan dengan ketelitian dan ketepatan alat ukur,

ketelitian ini dapat membedakan dua variabel atau lebih meskipun perbedaannya

sangat kecil, sedangkan ketepatan berarti sejauhmana alat itu mampu mengukur

apa yang seharusnya di ukur. Pengukuran validitas alat ukur dilakukan dengan

cara mengkorelasikan skor item dengan skor total, yang disebut dengan internal

validity. Penghitungannya menggunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang

digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Hadi, 1987).

Rumusnya adalah sebagai berikut :

rxy =

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

∑ ∑∑ ∑

∑∑∑

NN

22

22 Y)(

-YX)(

-X

N)Y( )X(

XY

Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara item dengan skor total ΣX = jumlah nilai tiap-tiap aitem ΣY = jumlah nilai total aitem ΣXY = jumlah hasil kali antara skor aitem dengan total aitem ΣX2 = jumlah kuadrat nilai skor aitem dengan total aitem ΣY2 = jumlah kuadrat total aitem N = jumlah subjek yang diselidiki

Azwar (1992) mengatakan bahwa koefisien korelasi di dapatkan dari

perhitungan angka kasar dengan teknik product moment belum dapat

menunjukkan validitas yang sebenarnya karena masih terjadi kelebihan bobot dan

Page 50: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

36

untuk mendapatkan validitas sebenarnya harus dikoreksi dengan menggunakan

teknik korelasi part whole. Rumusnya adalah sebagai berikut :

rbt = ))()((2)()(

)())((22

yxxyy

yxxy

SDSDrSDSDx

SDSDr

−+

Keterangan : rbt = koefisien korelasi part whole rxy = koefisien korelasi product moment SDx = standart deviasi total SDy = standart aitem total 2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas atau keajegan alat ukur adalah sejauhmana alat ukur tersebut

menghasilkan skor yang sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek

yang sama. Hadi (1989) mengatakan, suatu alat tes dikatakan reliabel atau handal

apabila hasil pengukurannya mempunyai sifat tetap. Pada masalah stabilitas nilai,

kemantapan, pembacaan atau kekonstanan pengukuran, yang ditekankan oleh

Azwar (1992) bahwa reliabilitas adalah sejauhmana suatu pengukuran dapat

memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada

subjek yang sama. Adapun rumus dari analisis varian dari Hoyt adalah sebagai

berikut :

rtt = 1 - MKsMKe

Keterangan rtt = reliabilitas alat ukur Mke = mean kuadrat kesalahan Mks = mean kuadrat antar item 1 = bilangan konstan

Page 51: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

37

G. Metode Analisis Data

Analisis data ialah cara seseorang menyelidiki dan mengelola data yang

telah terkumpul, sehingga mendapatkan suatu kesimpulan dari penyelidikannya.

Agar data tersebut memberikan rangkuman keterangan yang dapat dipakai, tepat,

dan teliti, maka dibutuhkan suatu pengelolaan lebih lanjut pada data tersebut.

Adapun metode statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis regresi ganda. Alasannya karena pada penelitian ini data yang diperoleh

adalah data interval dan terdapat lebih dari satu variabel bebas yaitu self efficacy

dan sense of humor dan satu variabel tergantung yaitu partisipasi kerja. Jadi dalam

penelitian ini analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui korelasi antara

efikasi diri dan sense of humor dengan partisipasi kerja. Adapun rumus analisis

regeresi ganda menurut Hadi (1987) adalah sebagai berikut :

Ry(1,2) = 22211

yyxbyxb

ΣΣ+Σ

Keterangan : Ry(1,2 ) = koefisien korelasi antara efikasi diri dan sense of humor dengan

partisipasi kerja

b1 = koefisien prediktor self efficacy

b2 = koefisien prediktor sense of humor x1y = jumlah produk antara self efficacy dan partisipasi kerja x2y = jumlah produk antara sense of humor dan partisipasi kerja y2 = jumlah kuadrat kriterium partisipasi kerja

Skala Sense of Humor ini merupakan adaptasi dari The Multidimensional Sense of

Humor Scale (MSHS) yang telah diujicobakan oleh Thorson, dkk (1997) dengan

hasil koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,920.

Page 52: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

BAB IV

LAPORAN PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi kancah penelitian

Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah

perlunya memahami kancah atau tempat penelitian dan mempersiapkan segala

sesuatu yang berkenaan dengan jalannya penelitian. Sebelum menentukan kancah

penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan observasi pendahuluan dengan

mendasarkan pada ciri-ciri populasi yang diambil, dengan tujuan lebih

menghemat waktu dan memperoleh jumlah sampel penelitian yang cukup.

Penelitian ini dilaksanakan di PT Asuransi Adira Dinamika yang

beralamat di Jl. Pemuda 109 Semarang. Dari 58 jumlah karyawan yang terdiri dari

52 karyawan tetap dan 6 karyawan magang, penulis hanya mengambil subyek

sebanyak 52 karyawan tetap. Dengan alasan subyek sudah lebih dari 1 tahun

menjadi karyawan, dan subyek adalah karyawan yang wajib menaati aturan-aturan

yang berlaku di perusahaan. Proses perijinan untuk melaksanakan penelitian ini

dilakukan sesuai dengan prosedur, yaitu surat ijin penelitian dari Fakultas

Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang digunakan sebagai

rujukan langsung ke lokasi penelitian PT Asuransi Adira Dinamika.

38

Page 53: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

39

2. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah skala psikologi. Penggunaan skala pada penelitian ini didasarkan atas

karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yang dikemukakan oleh Azwar

(2002), yaitu:

1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan indikator perilaku dari

atribut yang bersangkutan.

2) Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator perilaku

yang diterjemahkan dalam aitem-aitem.

3) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.

Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-

sungguh.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self efficacy,

skala sense of humor dan skala partisipasi kerja.

1) Skala self efficacy.

Skala self efficacy dalam penelitian ini disusun berdasarkan teori dari

Bandura (dalam Harjanto, 1997) mengenai aspek-aspek self efficacy yang

berupa pengharapan hasil (outcome expectancy), pengharapan efikasi

(efficacy expectancy), nilai hasil (out come value). Jumlah aitem dalam skala

ini sebanyak 35 butir, yang terdiri dari 19 aitem favorable dan 16 aitem

unfavorable. Skala self efficacy ini terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu : sangat

sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS).

Page 54: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

40

Penilaian aitem favorable bergerak dari skor 4 (sangat sesuai),

3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai). Sedangkan penilaian aitem

unfavorable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak sesuai), 4

(sangat tidak sesuai). Susunan aitem skala self efficacy sebelum penelitian

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Susunan Aitem Skala self efficacy Sebelum Penelitian

Nomor Aitem Aspek

Favorable Unfavorable Jumlah

Outcome expectancy 1, 12, 21, 24, 29 4, 9, 15, 18, 34 10

Efficacy expectancy 5, 7, 10, 16, 19, 28, 31, 33 2, 8, 13, 22, 25, 35 14

Outcome value 3, 14, 17, 23, 27, 32 6, 11, 20, 26, 30 11

Jumlah 19 16 35

2) Skala sense of humor.

Sense of humor dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala sense

of humor yang merupakan adaptasi dari The Multidimensional Sense of

Humor Scale (MSHS) yang pernah diujicobakan oleh Thorson, dkk (1997)

dan disusun berdasarkan aspek-aspek : a) humor production; b) coping with

humor; c) humor appreciation; dan d) attitudes toward humor. Jumlah

pernyataan dalam terjemahan MSHS ini sebanyak 24 item. Multidimensional

Sense of Humor Scale (MSHS) ini dirancang untuk mengetahui sikap atau

perilaku individu terhadap humor yang dihubungkan dengan berbagai macam

kemampuan psikologis dan sosial. Susunan aitem skala sense of humor

sebelum penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Page 55: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

41

Tabel 2 Susunan Aitem Skala Sense of Humor Sebelum Penelitian

Aspek Favorable Jml.

Humor production 1, 5, 12, 14, 15, 24 6

Coping with humor 2, 6, 13, 16, 19, 22 6

Humor appreciation 8, 10, 11, 17, 18, 20 6

Attitudes toward humor 3, 4, 7, 9, 21, 23 6

Jumlah 24

3) Skala partisipasi kerja.

Partisipasi kerja dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala

partisipasi kerja ini disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Siswanto (1989) meliputi aspek: a) taat pada peraturan; b)

bertanggungjawab; c) bekerjasama; d) loyalitas; e) hubungan antar pribadi.

Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 25 butir, yang terdiri dari 23 aitem

favorable dan 22 aitem unfavorable. Skala partisipasi kerja ini terdiri dari 4

pilihan jawaban yaitu : sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan

sangat tidak sesuai (STS). Penilaian aitem favorable bergerak dari skor 4

(sangat sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai). Penilaian

aitem unfavorable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak

sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Susunan aitem skala partisipasi kerja dapat

dilihat pada tabel 3.

Page 56: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

42

Tabel 3 Susunan Aitem Skala Partisipasi Kerja

Sebelum Penelitian

Nomor Aitem Aspek Favorable Unfavorable

Jumlah

Taat Pada Peraturan 1, 8,11, 38 2, 5, 6, 32 8

Bertanggung Jawab 10, 14, 15, 43 9, 12 17, 26, 36 9

Kemauan untuk bekerjasama 7, 28, 31 4, 22, 24, 39 7

Rasa memiliki 13, 19, 23, 45 3, 16, 18 7

Hubungan antar pribadi 25, 27, 30, 42 34, 37, 44 7

Suka terhadap pekerjaan 21, 29, 40, 41 20, 22, 35 7

Jumlah 23 22 25

b. Persiapan Perijinan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin

penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

No.067 /B.7.3 / FP / IX / 2007. Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan

kepada Kepala Cabang PT. Asuransi Adira Dinamika yang kemudian memberikan

ijin untuk melaksanakan penelitian di perusahaan Asuransi Adira Dinamika.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan subjek penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT Asuransi

Adira Dinamika, dengan pertimbangan bahwa karyawan tersebut mengikuti dan

menjalani peraturan-peraturan yang diberikan oleh perusahaan. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive non random sampling,

Page 57: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

43

yaitu anggota populasi yang dijadikan subjek penelitian adalah subjek yang

mempunyai ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya dimana masing-masing

anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat dipilih

menjadi subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 orang.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan try out terpakai yaitu

antara uji coba dan penelitian dilaksanakan secara bersamaan, yaitu pengambilan

datanya digunakan untuk dua pengujian analisis sekaligus, yaitu 1) uji validitas

dan reliabilitas 2) uji hipotesis dengan teknik analisis regresi.

Beberapa pertimbangan penulis untuk menggunakan try out terpakai antara lain:

a. Keadaan subjek penelitian yang sulit ditemui karena disibukkan oleh aktivitas

kerja

b. Adanya saran dari pihak perusahaan agar proses pengambilan datanya cukup

satu kali saja.

c. Pada waktu pengujian validitas dan reliabilitas skala self efficacy, sense of

humor dan partisipasi kerja ternyata hanya terdapat beberapa aitem saja yang

gugur sehingga aspek-aspek yang ada pada skala sudah dapat digunakan untuk

menghitung korelasinya sekaligus. Kalau ternyata pada pengujian validitas

dan reliabilitas semua aitem dalam skala gugur, maka peneliti tidak dapat

menerapkan dalam try out terpakai.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 30

September 2007 di PT Asuransi Adira Dinamika. Pengumpulan data dilakukan

dengan memberikan skala self efficacy, skala sense of humor secara langsung

Page 58: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

44

kepada masing-masing subjek dan lembar penilaian partisipasi kerja kepada

supervisor. Pengambilan skala dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai

diisi. Sebelum memberikan skala, peneliti menginformasikan dan menekankan

kepada subjek bahwa skala yang diisi tidak akan berpengaruh terhadap posisi

subjek di perusahaan yang bersangkutan dan akan bermanfaat bagi pengembangan

kualitas kerja subjek dan perusahaan tempat subjek bekerja.

Dari 52 eksemplar yang dibagikan secara langsung pada subjek,

seluruhnya terkumpul dan memenuhi syarat untuk dianalisis. Setelah data

terkumpul selanjutnya dilakukan skoring.

3. Pelaksanaan skoring

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu melakukan skoring

untuk keperluan analisis data. Pemberian skor dilakukan berdasarkan jawaban

subjek dan memperhatikan sifat aitem yaitu favorable dan unfavorable.

Kemudian penulis menjumlahkan skor dari masing-masing skala, yang nilainya

digunakan untuk analisis data.

4. Perhitungan validitas dan reliabilitas

Perhitungan validitas aitem untuk skala self efficacy, skala sense of

humor dan skala partisipasi kerja dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment yang kemudian dikoreksi dengan teknik Part Whole.

Perhitungan tersebut yaitu mencari korelasi antara skor tiap-tiap aitem dengan

skor total aitem dengan bantuan komputer program SPSS Versi 13.0. Dengan

jumlah subyek sebanyak 52, maka nilai batas penerimaan aitem valid adalah

sebesar 0,231. Korelasi diatas 0,231 dinyatakan sebagaiaitem valid.

Page 59: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

45

a. Skala self efficacy.

Uji validitas aitem dari 35 aitem yang diujikan terdapat 27 aitem yang valid

dan 8 aitem yang gugur yaitu nomor 1, 5, 8, 13, 17, 22, 26 dan 34. Aitem

yang valid mempunyai koefisien validitas (rbt) antara 0,295 hingga 0,540 dan

koefisien reliabilitas Alpha = 0,848. Susunan aitem skala efikasi diri yang

valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Susunan Aitem Skala self efficacy

yang Valid dan Gugur Setelah Penelitian

Putaran Kofisien validitas Cronbach Alpha No. item

Putaran 1 -0,050 – 0,515 0,823 35

Putaran 2 0,295 – 0,540 0,848 27

Nomor Aitem

Aspek Favorable Unfavorable

Jumlah

valid

Outcome expectancy 1*, 12, 21, 24, 29 4, 9, 15, 18, 34* 8

Efficacy expectancy 5*, 7, 10, 16, 19, 28, 31,

33

2, 8*, 13*, 22*, 25,

35 10

Outcome value 3, 14, 17*, 23, 27, 32 6, 11, 20, 26*, 30 9

Jumlah 16 11 27

Keterangan : Tanda * menunjukkan aitem gugur

b. Skala sense of humor

Uji validitas dari 24 aitem yang diujikan diperoleh 18 aitem valid dan

6 aitem yang gugur yaitu nomor 3, 7, 8, 12, 16 dan 24 dengan koefisien

Page 60: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

46

validitas dari 0,321 sampai 0,621 dan koefisien reliabilitas alat ukur Alpha =

0,828. Susunan aitem skala sense of humor yang valid dan gugur dapat dilihat

pada tabel 5.

Tabel 5 Susunan Aitem Skala Sense of Humor

yang Valid dan Gugur Setelah Penelitian

Putaran Kofisien validitas Cronbach Alpha Jml. aitem

Putaran 1 -0,072 – 0,673 0,784 24

Putaran 2 0,321 – 0,621 0,828 18

Aspek Favorable Jml.

Humor production 1, 5, 12*, 14, 15, 24* 4

Coping with humor 2, 6, 13, 16*, 19, 22 5

Humor appreciation 8*, 10, 11, 17, 18, 20 5

Attitudes toward humor 3*, 4, 7*, 9, 21, 23 4

Jumlah 18

Keterangan : Tanda * menunjukkan aitem gugur

c. Skala partisipasi kerja.

Uji validitas aitem dari 45 aitem yang diujikan terdapat 32 aitem yang

valid dan 13 aitem yang gugur yaitu nomor 3, 5, 10, 16, 17, 23, 24, 28, 33, 34,

37, 39, dan 41. Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas dari 0,290

sampai 0,710 dengan koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,904. Susunan aitem

skala partisipasi kerja yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 6.

Page 61: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

47

Tabel 6

Susunan Aitem Skala Partisipasi Kerja Yang Valid dan Gugur Setelah Penelitian

Putaran Kofisien validitas Cronbach Alpha Jml. aitem

Putaran 1 -0,023 – 0,687 0,874 45

Putaran 2 0,290 – 0,710 0,905 32

Nomor Aitem

Aspek Favorable Unfavorable

Jumlah

Taat Pada Peraturan 1, 8,11, 38 2, 5*, 6, 32 7

Bertanggung Jawab 10*, 14, 15, 43 9, 12 17*, 26, 36 7

Kemauan untuk bekerjasama 7, 28*, 31 4, 22, 24*, 39* 4

Rasa memiliki 13, 19, 23*, 45 3*, 16*, 18 4

Hubungan antar pribadi 25, 27, 30, 42 34*, 37*, 44 5

Suka terhadap pekerjaan 21, 29, 40, 41* 20, 33*, 35 5

Jumlah 19 13 32

Keterangan : Tanda * menunjukkan aitem gugur

Karena metode yang digunakan adalah tryout terpakai, maka penelitian

hanya dilakukan sebanyak satu kali. Dengan demiukian, setelah mengluarkan

aitem-aitem yang gugur, maka data variabel penelitian diperoleh dengan

menjumlahkan item-item yang valid. Dari item-item yang valid tersebut

selanjutnya akan dilakukan analisis data untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Page 62: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

korelasi product moment dan korelasi berganda. Sebagai pemenuhan syarat

penggunakan analisis tersebut uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran dan

uji linieritas hubungan harus dipenuhi.

1. Uji asumsi

a. Uji normalitas sebaran.

Uji normalitas sebaran bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya

penyebaran dari variabel penelitian dalam populasi. Uji normaitas data

dilakukan dengan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas tersebut dengan bantuan program

Statistical Packages for Social Science (SPSS) Window Release 13.0,

diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Pengujian normalitas data variabel self efficacy menunjukkan nilai

Kolmogorov Smirnov Z sebesar 0,593 dengan p = 0,873 > 0,05. Hal ini

berarti variabel self efficacy memiliki distribusi data yang normal.

2) Pengujian normalitas data variabel sense of humour menunjukkan nilai

Kolmogorov Smirnov Z sebesar 0,825 dengan p = 0,505 > 0,05. Hal ini

berarti variabel sense of humour memiliki distribusi data yang normal.

3) Pengujian normalitas data variabel partisipasi kerja menunjukkan nilai

Kolmogorov Smirnov Z sebesar 0,832 dengan p = 0,494 > 0,05. Hal ini

48

Page 63: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

49

berarti variabel partisipasi kerja memiliki distribusi data yang

normal.

b. Uji linieritas hubungan.

Uji linieritas hubungan bertujuan untuk mengetahui linieritas

hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.

1) Linieritas hubungan variabel self efficacy dengan variabel partisipasi

kerja mempunyai korelasi linier ditunjukkan nilai F = 8,944 ; p < 0,05

yang menunjukkan hubugan linier.

2) Linieritas hubungan variabel sense of humor dengan variabel partisipasi

kerja mempunyai korelasi linier ditunjukkan nilai F = 7,557 ; p < 0,05

yang menunjukkan hubungan linier

2. Uji hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi, langkah selanjutnya adalah melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik analisis

korelasi prouct moment dan regresi dua prediktor.

a. Pengujian hipotesis mayor

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,587,

Fregresi = 12,873; p = 0,000 < 0,01 hal ini berarti hipotesis yang diajukan

diterima yaitu ada hubungan yang sangat signifikan antara self efficacy dan

sense of humor dengan partisipasi kerja. Hal ini berarti hipotesis mayor

diterima.

Page 64: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

50

b. Pengujian hipotesis minor

1) Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai

korelasi r = 0,390; p < 0,01. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang

diajukan sangat signifikan, dimana self efficacy memiliki hubungan

positif dengan partisipasi kerja dapat diterima. Hal ini berarti hipotesis

minor 1 diterima.

2) Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai

korelasi r = 0,362; p < 0,01. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang

diajukan sangat signifikan, dimana sense of humor memiliki hubungan

positif dengan partisipasi kerja dapat diterima. Hal ini berarti hipotesis

minor 2 diterima.

Sumbangan efektif self efficacy dan sense of humor terhadap partisipasi

kerja sebesar 34,4% Hal ini berarti masih terdapat 65,6% faktor-faktor lain yang

mempengaruhi partisipasi kerja di luar variabel self efficacy dan sense of humor.

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,587

dengan pengujian hipotesis yang diajukan diterima yaitu ada hubungan yang

sangat signifikan antara self efficacy dan sense of humor dengan partisipasi kerja.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai korelasi self efficacy dan partisipasi

kerja sebesar 0,390 dan korelasi antara sense of humor dengan partisipasi kerja

sebesar 0,362. yang berarti semua hipotesis yang diajukan diterima.

Page 65: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

51

Ketika terlibat dalam sebuah pekerjaan, karyawan membutuhkan adanya

keyakinan yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Keyakinan tersebut

dapat berupa karakteristik kepribadian yang muncul dari dalam diri karyawan itu

sendiri. Salah satu karakteristik pribadi yang harus dimiliki antara lain self

efficacy.

Bandura (1986) menyebut keyakinan individu tentang kemampuannya

melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu sebagai self efficacy. self

efficacy individu pada keadaan menekan menunjukkan besarnya keyakinan

individu tentang kemampuannya melakukan sesuatu untuk mengendalikan atau

mengatasi keadaan itu.

self efficacy yang kuat mendorong individu berusaha keras dan optimis

memperoleh hasil positif atau keberhasilan. Orang yang mempunyai penilaian

yang tinggi terhadap kemampuannya akan lebih bertanggung jawab dan memiliki

partisipasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Ini disebabkan karena penilaian

yang tinggi tersebut menjadi dasar bagi mereka untuk lebih gigih dalam berusaha

untuk mencapai kondisi yang lebih baik dan juga untuk segera keluar dari masalah

yang dihadapinya. Orang dengan self efficacy yang tinggi akan mampu memilih

tindakan yang tepat yang bertujuan memecahkan masalah-masalah dalam

pekerjaan.

Dalam tahap perkembangannya individu akan memberikan penentu

suasana hati yang paling dominan dengan kemampuan kognitifnya, hal itu

memungkinkan individu menggunakan humor sebagai senjata untuk melawan rasa

kebosanan. Melalui humor individu dapat menjauhkan diri dari ancaman situasi

Page 66: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

52

bermasalah saat itu dan memandang masalah dari perspektif yang berbeda yaitu

dari segi kelucuannya untuk mengurangi perasaan cemas, dan tidak berdaya yang

seringkali melumpuhkan (O’Connel dalam Noviyanti, 1990).

Kebanyakan individu senang terhadap segala sesuatu yang membuatnya

senang. Menurut Mc.Ghee (dalam Shapiro, 1997) kemampuan humor bisa

memainkan peranan penting yang istimewa dalam perkembangan ketrampilan

individu. Menurutnya individu yang terampil dalam humor mungkin akan merasa

sukses dalam interaksi sosialnya, sejak kanak-kanak mengingat sulit untuk tidak

menyukai orang yang membuat individu tertawa. Individu yang demikian dapat

dikatakan mempunyai sense of humor yang tinggi dan akan bersikap tidak

mencela situasi yang sedang dihadapinya dan tidak akan merasa tersinggung bila

orang lain mentertawakan kesikapannya dapat juga akan mengekspresikan

kesedihan atau masalahnya dengan kegembiraan.Sense of humor yang ada pada

individu bersifat universal dan selalu menyertai dalam tingkah laku di segala

situasi yang selalu membuat kesegaran jiwa, dapat juga mengurangi ketegangan-

ketegangan yang ada pada individu. Individu yang memiliki sense of humor tinggi

diharapkan dapat memperoleh reaksi yang lebih menyenangkan dan juga lebih

dapat mengatasi stres dalam dirinya. Hal itulah yang menyebabkan humor dapat

dijadikan media karyawan untuik dapat bekerja lebih baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan mean empirik self efficacy (ME) = 86,48

sedangkan mean hipotetik (MH) diperoleh adalah sebesar 67,5 yang berarti self

efficacy pada subjek tergolong tinggi. Mean empirik sense of humor (ME) = 58,37

dan mean hipotetiknya (MH) = 45, yang berarti sense of humor pada subjek

Page 67: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

53

tergolong tinggi. Mean empirik partisipasi kerja (ME) = 141,04 dan mean

hipotetiknya (MH) = 80, yang berarti partisipasi kerja pada subjek tergolong

tinggi.

Sumbangan efektif self efficacy dan sense of humour terhadap partisipasi

kerja sebesar 34,4%. Hal ini berarti masih terdapat 65,6% faktor-faktor lain yang

mempengaruhi partisipasi kerja di luar variabel self efficacy dan sense of humor

seperti motivasi, pengalaman kerja, masa kerja, iklim organisasi.

Page 68: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hipotesis mayor diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara self

efficacy dan sense of humor dengan partisipasi kerja pada karyawan.

2. Hipotesis minor pertama diterima, yaitu ada hubungan yang sangat

signifikan antara self efficacy dengan partisipasi kerja pada karyawan.

Artinya semakin tinggi self efficacy i maka semakin tinggi partisipasi kerja

pada karyawan.

3. Hipotesis minor kedu diterima, yaitu ada hubungan positif antara sense of

humor dengan partisipasi kerja. Artinya semakin positif atau tinggi sense of

humor maka semakin tinggi partisipasi kerjanya.

4. Sumbangan efektif self efficacy terhadap partisipasi kerja sebesar 15,965%

dan sense of humor terhadap partisipasi kerja sebesar 7,997%, total

sumbangan efektif sebesar 34,4% yang berarti masih terdapat 65,6% faktor-

faktor lain yang mempengaruhi partisipasi kerja di luar variabel self efficacy

dan sense of humor seperti motivasi, pengalaman kerja, masa kerja, iklim

organisasi.

54

Page 69: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

55

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak manajemen PT Asuransi Adira Dinamika, diharapkan dapat

mempertahankan self efficacy dan memfungsikan sense of humor dalam

lingkungan kerja agar partisipasi kerja karyawan dalam lingkungan kerja tetap

maksimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini hanya mengupas sebagian kecil dari berbagai faktor yang

berpengaruh dan berhubungan, sehingga masih banyak faktor yang belum

diungkap yang kemungkinan berpengaruh terhadap self efficacy, sense of

humor, dan partisipasi kerja. Untuk itu masih perlu dilakukan penelitian

dengan memakai faktor-faktor lain yang berpengaruh atau berhubungan,

seperti motivasi, pengalaman kerja, masa kerja, iklim organisasi.

b. Diharapkan dapat lebih merefleksikan penelitian ini pada populasi atau

subyek penelitian yang mempunyai karakteristik berbeda, misalnya

wartawan, perawat, guru, pegawai pemerintah, maupun politikus.

Page 70: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. As’ad M. 1998. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty Offset. Azwar, S. 1992. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha. _______. 1996. Efikasi Diri dan Prestasi Belajar Statistik Pada Mahasiswa. Jurnal

Psikologi. No. 1, 33-40. _______. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, A. 1986. Social Foundations of Toughts and Action, A Social Cognitive

Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Chaplin J.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan Kartono, K). Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada. Drucker, P. F. 1982. Eksekutif yang Efektif (Terjemahan R. Naib). Jakarta:

Erlangga. Greenberg, J & Baron, R. A. 1995. Behavior in Organization. 4th Edition. New

Jersey: Prentice Hall. Hadi, S. 1987. Metodologi Research III. Yogyakarta: Andi Offset. ______. 1990. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. ______. 1994. Analisa Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Hakim, S.N. 1995. Hubungan Antara Kesesuaian Aspirasi Kerja pada Pekerjaan

Yang Ditekuni dengan Keterlibatan Kerja Karyawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Harjanto. 1997. Hubungan Efikasi Diri dan Sikap Kompetitif Superiority. Skripsi

(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Husnia, E. F. 2003. Hubungan antara Self Efficacy dan Persepsi Kerja Karyawan

terhadap Pengembangan Karier dengan Komitmen Organisasi. Skripsi. (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.

Jewell, L.N & Siegall, M. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern

(Terjemahan: Danuyasa A). Jakarta: Arcan.

56

Page 71: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

57

Kreitner, R. and Kinicki A. 1995. Organizational Behavioral. 3rd Edition. USA:

Erwin Inc. Manullang, M. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Matteson, M.T & Ivancevich, J.M. 1999. Organizational Behavior and

Management. 4th Edition. USA: Irvin Mc Graw Hill. Muafi. 2000. Pengaruh Perilaku Karyawan terhadap Partisipasi Kerja Karyawan:

Suatu Studi Empirik. Jurnal Siasat Bisnis. No.5. Vol. 2. Hal.141-154. Noviyanti. 1990. Hubungan Antara Stres dan Sense of Humor dengan Depresi

pada Mahasiswa Baru LTS. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Ramli, Y. 1997. Jenis dan Fungsi Humor dalam Masyarakat Aceh. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Robbins, S. P. 2001. Organizational Behavior. 9th Edition. New Jersey: Prentice

Hall Inc. Rofi’ah, A. 2001. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Keterlibatan Kerja

Dengan Prestasi Kerja. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.

Sarwono, S.W. 1996. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV Rajawali. Setiawan, A. 1992. Tolak Tolok Teori Humor. Jakarta: PT. Pustaka Sinar

Harapan. Shapiro, L.E. 1997. Mengajarkan Emosional Inteligensi pada Anak. Jakarta: PT.

Gramedia. Siswanto, B. 1989. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru. Soeramto. 1989. Pengantar Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Fakultas

Psikologi UGM. Sofan, P. 1998. Hubungan antara Sense of Humor dengan Kestabilan Emosi

dengan Human Relation. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.

Steers, R.M. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Page 72: 01.40.0005 Agnes Indra Puspita

58

Steers, R.M and Porter, L. 1983. Motivation And Work Behavior. 3rd edition. New York: Mc Graw Hill. Inc.

Suprana, J. 1990. Kaleidoskop Kelirumologi. Jakarta: PT. Elek Media

Komputindo. Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ___________. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Sutarto. 1989. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Thorson, J.A. & Powell, F.C. 1997. Development and Validation of a

Multidimensional Sense of Humor Scale. Journal of Clinical Psychology, 49, 13-23. [email protected]