TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT...
TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR
( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS
YAYUK DESY DESA JEBLOGAN KECAMATAN
PARON KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
NIA SUBEKTI
B09 035
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR
( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS
YAYUK DESI DESA JEBLOGAN KECAMATAN
PARON KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
Diajukan oleh :
NIA SUBEKTI
B09 035
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal ……….
Pembimbing
( LENI KURNIAWATI, S.ST )
NIK. 201088061
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR
( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS
YAYUK DESI DESA JEBLOGAN KECAMATAN
PARON KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
Disusun oleh :
NIA SUBEKTI
NIM B09 035
Telah dipertahankan di depan Dewan penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal …………..
PENGUJI I PENGUJI II
(RETNO WULANDARI, S. ST) (ENI RUMIYATI, S.ST )
NIK. 200985034 NIK. 200682019
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Akseptor KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Di
BPS Yayuk Desi Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi“. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Leni Kurniawati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Bidan Yayuk Desi, Amd. Keb, selaku bidan pengelola dan pelaksana di
BPS YAYUK DESI yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Seluruh responden yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian
untuk data studi pendahuluan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2012
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012
Nia Subekti
09.035
TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR (ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM) TENTANG AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM
RAHIM) DI BPS YAYUK DESY DI DESA JEBLOGAN KECAMATAN
PARON KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
xiii + 48 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat merupakan akibat
dari fertilitas yang tinggi akan menjadi sumber kemiskinan. Agar laju
pertumbuhan penduduk dapat ditekan maka dibentuklah program KB. AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah salah satu dari program KB jangka
panjang yang diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Untuk
mencapai keberhasilan KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) maka
diperlukan pengetahuan yang baik tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), sedangkan tujuan khususnya adalah
untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) pada tingkat
baik, cukup ataukah kurang.
Metode Penelitian : jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif,
lokasi dan waktu penelitian dilakukan di BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi pada tanggal 15 Juni 2012. Jumlah sampel
sebanyak 31 responden, dengan teknik pengambilan sampel teknik total sampling.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan komputerisasi program SPSS
versi 16 dengan rumus product moment dan spearmen brown.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 31 responden terdapat 3
responden (9,67%) berpengetahuan baik, 26 responden (83,87%) berpengetahuan
cukup dan 2 responden (6,46%) berpengetahuan kurang
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan
bahwa sebagian besar akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di
BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi
mempunyai pengetahuan cukup (83,87%) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim).
Kata kunci : pengetahuan, akseptor KB, AKDR
Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2003 s/d 2011)
vii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah:6)
“Hidup adalah rangkaian masalah, Hidup adalah rangkaian tantangan, Jika
kita melihatnya sebagai peluang, Bersyukurlah kita mempunyai tantangan,
Karena artinya kita memiliki peluang, Sebuah peluang untuk menang”
(WS. Rendra)
“Malas adalah rintangan, Semangat adalah teman, Sukses adalah tujuan”
“Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, hanya jika dilanjutkan,
menyerah sama dengan gagal” (Mario Teguh).
“Menjalani hidup itu seperti meniti anak tangga, hanya ada dua arah
melangkah ke atas atau ke bawah; berhasil atau kalah” (Mario Teguh).
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini penulis
persembahkan :
? Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang,
cinta, do’a serta motivasi yang diberikan kepada ananda.
? “MbokQue tersayang” yang selalu memberikan do’a dan
semangatnya.
? Kakak “Ika Puji Astuti”, kakak ipar “Agus Priyanto“, si kecil
“Akmal Abdul Hafids” yang selalu memberikan support pada
setiap langkahku.
? Adikku terkasih “Tri Heru Pranoto” yang senantiasa
memberikan dukungan dan semangatnya selama ini.
? Keluarga ke2 “kost CHRYBLEG” “Adiek, Ayux, Ika, Galuh,
Nurr, Ulya, Semy” yang telah berjuang bersama hingga akhir.
? Ibu BaruQue “Ibu Leny” terima kasih atas bimbingannya.
? Sahabat-sahabatQue yang selalu memberi semangat tanpa
henti.
? Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Nia Subekti
Tempat/ Tanggal Lahir : Ngawi, 29 November 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dsn. Cenggerengan Ds. Jeblogan, Paron, Ngawi
PENDIDIKAN
1. SD Negeri I Sirigan, Ngawi Lulus tahun 2003
2. MTS Negeri I Paron, Ngawi Lulus tahun 2006
3. MA Negeri Paron, Ngawi Lulus tahun 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta angkatan 2009
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii
CURRICULUM VITAE .......................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
E. Keaslian Studi Kasus ........................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti ........................................ 9
1. Pengetahuan .............................................................. 9
2. Konsep Dasar KB ....................................................... 13
x
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) .................... 15
B. Kerangka Teori ................................................................... 30
C. Kerangka Konsep .............................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 32
C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel ........... 32
D. Instrumen Penelitian .......................................................... 33
E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................. 36
F. Variabel Penelitian ............................................................. 37
G. Definisi Operasional .......................................................... 37
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................. 38
I. Etika Penelitian .................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................... 43
B. Hasil penelitian.................................................................... 43
C. Pembahasan ........................................................................ 45
D. Keterbatasan ....................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 48
B. Saran .................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................ 36
Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................. 37
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ................ 43
Tabel 4.2 Mean Dan Standart Deviasi ...................................................... 44
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Akseptor Kb ........................................... 45
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Keterangan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Tabel Pruduct Moment
Lampitan 15. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 16. Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 17. Hasil Penelitian
Lampiran 18. Lembar Konsultasi KTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
memprediksi jumlah penduduk Indonesia berpotensi menjadi yang terbesar
sedunia setelah China dan India jika laju pertumbuhannya tak bisa ditekan
secara signifikan. Jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia
berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 melebihi angka proyeksi
nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
1,49 per tahun. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan akibat dari
fertilitas yang tinggi akan menjadi sumber kemiskinan dan menghambat
pertumbuhan ekonomi (BKKBN, 2011).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran
hidup.
Dalam mewujudkan misi Millenium Development Goals (MDGs)
maka paradigma baru program KB nasional di ubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi
mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi World Healt Organitation (WHO) merumuskan
2
“Four pillars of safe motherhood” yang terdiri atas keluarga berencana,
Asuhan Antenatal Care (ANC), persalinan yang bersih dan aman,
pelayanan observasi esensial (Wiknjosastro, 2009).
Tujuan utama progam KB nasional adalah untuk memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB), serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam
rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Arum, 2011).
Jumlah akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di
Provinsi Jawa Timur tahun 2011 mencapai 24.262 akseptor. Dari angka
yang didata oleh Bidang IKAP BKKBN Provinsi Jawa Timur, beberapa
daerah yang sangat menonjol dalam menyumbang jumlah pelayanan KB
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), antara lain dari Kabupaten
Ponorogo dengan 1193 akseptor, Kabupaten Sidoarjo dengan 1263
akseptor, Kabupaten Lamongan dengan 1099 akseptor, Kabupaten
Sumenep dengan 1303 akseptor, Kabupaten Kediri dengan 1036 akseptor,
Kabupaten Bojonegoro dengan 1277 akseptor, Kabupaten Nganjuk dengan
1191 akseptor, Kabupaten Jember dengan 1754 akseptor dan Kabupaten
Ngawi dengan 1300 akseptor, dari angka tersebut Kecamatan Paron
menyumbangkan angka 118 akseptor.
Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, diantaranya adalah
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat segera efektif setelah
3
dipasang, menggunakan metode jangka panjang, dapat dipakai sampai
menopause, tidak ada interaksi dengan obat-obatan dan pulihnya
kesuburan setelah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dicabut
berlangsung baik. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) selain
mempunyai keunggulan juga mempunyai efek samping yang bisa
dirasakan oleh akseptor antara lain adalah perubahan siklus haid, haid
lebih lama dan banyak, perdarahan inter-menstrual (spotting) dan saat haid
lebih sedikit (Arum, 2011).
Calon akseptor maupun akseptor KB harus mengetahui efek samping
maupun tanda bahaya dari metode kontrasepsi yang dipakainya, terutama
akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Hal ini diperlukan
agar akseptor mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan
penatalaksanaan efek samping dari KB dan terhindar dari gejala-gejala
kecemasan dan salah penyesuaian diri. Pengetahuan juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kelestarian peserta KB (Hartanto, 2004).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2011 di BPS
Yayuk Desy Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi
didapatkan bahwa ada 31 akseptor AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim). Dari hasil studi yang telah dilakukan dengan metode wawancara
pada 10 akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS
Yayuk Desy Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi,
didapatkan hasil 6 akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
mengerti tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), 4 akseptor KB
4
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) kurang mengerti tentang AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) (Data Primer, 2011).
Berdasarkan data diatas penulis tertarik mengadakan penelitian tentang
“Tingkat Pengetahuan Akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Yayuk
Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan
penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimanakah tingkat
pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Yayuk Desy di
Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi?”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) di BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron
Kabupaten Ngawi.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengidentifikasi :
a. Tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Konttrasepsi Dalam Rahim)
dalam kategori baik.
5
b. Tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
dalam kategori cukup.
c. Tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
dalam kategori kurang.
D. MANFAAT
1. Bagi ilmu pengetahuan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
keperpustakaan mengenai tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim).
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti serupa
dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian
selanjutnya.
2. Bagi diri sendiri
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam
memberikan penyuluhan bagi calon akseptor KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
6
E. KEASLIAN PENELITIAN
Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian yang sama dengan
penelitian yang penulis lakukan. Adapun penelitian yang menyerupai
dengan penelitian ini adalah:
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Imbarwati (2008), berjudul
“Beberapa Faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD Pada
Peserta KB Non IUD Di Kecamatan Pedurungan Kabupaten Semarang”.
Penelitian ini berjenis observasional dengan metode survey dan
pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak
1223 peserta, teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan sampel
sebanyak 118 peserta. Dari penelitian ini didapatkan hasil beberapa faktor
yang berkaitan dengan penggunaan KB IUD pada peserta KB non IUD
antara lain: Karakteristik responden yang diwawancarai berstruktur
sebagian besar berusia dewasa muda yakni 18-40 tahun (76,4%),
berpendidikan dasar (64,4%), pekerjaan sebagai ibu rumah tanga (68,6%)
dan memiliki pendapatan dibawah UMR (53,4%). Responden yang
memiliki pengetahuan kurang baik tentang KB IUD adalah sebesar 56,8
%, yang memiliki persepsi biaya KB IUD mahal adalah sebesar 53,4% dan
yang memiliki persepsi rasa kurang aman terhadap KB IUD adalah sebesar
50,8%. Sedangkan faktor pikologi responden adalah sebesar 38,1%,
responden yang memiliki persepsi informasi tentang KB IUD kurang baik
7
adalah sebesar 59,3% dan responden yang berpersepsi tentang kualitas
pelayanan KB baik adalah sebesar 55,9%.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran secara singkat tentang penyusunan mini
riset ini dari bab I-V, secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan gambaran tentang isi karya tulis ilmiah secara
keseluruhan. Berisi tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti
(pengertian pengetahuan, tingkatan pengetahuan, faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran
pengetahuan, pengertian KB, tujuan program KB, sasaran
program KB, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
kontrasepsi, pengertian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), jenis-jenis AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), mekanisme kerja AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), efektivitas, keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), indikasi pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), kontraindikasi pemakaian AKDR (Alat
8
Kontrasepsi Dalam Rahim), waktu pemasangan AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), prosedur pemasangan,
efek samping dan komplikasi, prosedur pelepasan AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), kerangka teori dan
kerangka konsep penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi sampel, tehnik pengumpulan
data, variabel penelitian, definisi penelitian, metode
pengolahan dan analisis data serta etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian,
hasil penelitian, pembahasan penelitian dan keterbatasan
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan
adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.
Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti
motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta
keadaan sosial budaya.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenai
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkatan pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
10
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh
karena itu, “ tahu “ merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Sintesis juga dapat diartikan suatu
kemampuan untuk formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukkan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
11
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut
Nursalam dan Pariana (2004), antara lain:
1) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja.
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita–cita tertentu.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah
menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan dan kehidupan keluargannya.
4) Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya.
5) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,
meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
12
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya
TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
6) Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal
yang pernah dialami oleh seseorang, bisa berasal dari mendengar
atau melihat.
d. Pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Arikunto (2010), sebagian besar penelitian umumnya
menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk
menggumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai
banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data. Untuk
memperoleh kuesioner dengan hasil yang mantap adalah dengan proses
uji coba. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk
membeikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan
itu. Menurut Arikunto (2006), hasil pengukuran tingkat pengetahuan
dapat dikategorikan dalam beberapa kategori seperti, Pengetahuan baik,
pengetahuan cukup, pengetahuan kurang.
13
2. Konsep Dasar KB
a. Pengertian KB
1) KB adalah cara merencanakan keluarga kapan ingin mendapatkan
anak dan berapa jumlah anak (Hartanto, 2004).
2) Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap
individu sebagai mahluk seksual (Saifuddin dkk, 2006).
3) Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan (Wiknjosastro, 2009).
4) Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma (Handayani, 2010).
5) KB (family planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi (Sulistyawati,
2011).
6) Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti
(melaksanakan) program KB (Keluarga Berencana) (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005).
b. Tujuan program KB
Tujuan program KB untuk lima tahun kedepan adalah mewujudkan
visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan
14
pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang
untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015 (BKKBN, 2011).
Menurut Handayani (2010), tujuan program KB antara lain:
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
c. Sasaran program KB
Sasaran program KB menurut sulistyawati (2011), dibagi menjadi 2
yaitu :
1) Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
2) Sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera.
d. Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah
efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, serta
kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur
dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga
15
didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut, factor lainnya adalah frekuensi
melakukan hubungan seksual (Sulistyawati, 2011).
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
a. Pengertian
Menurut Handayani (2010), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim
yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduktif.
Dalam pengertian lain, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim
wanita untuk tujuan kontrasepsi (BKKBN, 2011).
b. Jenis-jenis AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Menurut Hartanto (2004) penggolongan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) antara lain:
1) Menurut bentuknya:
a) Bentuk terbuka (Open Device), misalnya, Lippes Loop,
Cupper-T, Cupper-7, Margulies, Spring Coil, Multioad, Nova-
T.
b) Bentuk terutup (Close Device), misalnya, Ota ring, Antigon,
Grafenberg Ring, Hall-stone ring.
16
2) Menurut tambahan obat atau metal AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) dibagi menjadi:
a) Medicated Device, misalnya, Cupper-T-200, Cupper-T-220,
Cupper-T-300, Cupper-T-380A, Cupper-7, Nova-T, ML-Cu
250, ML-Cu 375.
b) Un-Medicated Device, misalnya Grafenberg ring, Ota ring,
Margulies coil, Lippes Loop, Saf-T-Coil, Delta Loop.
Menurut Sulistyawati (2011), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) yang beredar saat ini adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) generasi ketiga. Contoh AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) generasi ketiga ialah Copper T, Copper 7, Ypilon-Y,
Progestasert, Copper T380 A.
c. Mekanisme kerja AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
1) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba falopii
sehingga mengganggu terjadinya proses konsepsi.
2) Untuk AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang mengandung
hormon progesterone, lendir serviks menjadi lebih kental/tebal
karena pengaruh progestin (Hartanto, 2004).
3) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
(Saifuddin dkk, 2006).
17
5) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan benda asing
dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan
timbunan leukosit, makrofag dan limfosit.
6) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) menimbulkan perubahan
pengeluaran cairan, prostaglandin yang menghalangi kapasitasi
spermatozoa.
7) Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag dan limfosit
menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan
blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
8) Ion Cu yang dikeluarkan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa
sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi
(Manuaba, 2010).
d. Efektivitas
Menurut Hartanto (2004), efektifitas AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tergantung pada variabel administratif, pasien dan
medis. Termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang,
kemungkinan ekspulsi dari pihak aksepor, kemampuan akseptor untuk
mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk
memperoleh pertolongan medis.
Sebagai kontrasepsi, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
memiliki efektifitas yang tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan
18
per100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan) (Handayani, 2010).
e. Keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Menurut Hartanto (2004), keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) antara lain untuk Cu AKDR kejadian ekspulsi lebih
jarang dan untuk AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang
mengandung hormonal dapat mengurangi volume darah haid.
Menurut Saifuddin dkk (2006), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1) Dapat segera aktif setelah pemasangan
2) Metode kontrasepsi jangka panjang.
3) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
6) Tidak ada efek hormonal dengan Cu AKDR ( CuT-380A).
7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).
9) Dapat digunakan sampai menopause.
10) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
19
Keuntungan lain dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
menurut Manuaba (2010) yaitu pulihnya kesuburan berlangsung baik
segera setelah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dicaput.
f. Kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Beberapa kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
menurut Hartanto (2004), antara lain : untuk Cu AKDR perlu diganti
setelah pemakaian beberapa tahun, Lebih sering menimbulkan
perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak/spotting. Insiden
kehamilan ektopik jauh lebih tinggi.
Menurut Saifuddin dkk (2006), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) memiliki kerugian seperti perubahan siklus haid, Haid lebih
lama dan banyak, Saat haid lebih sakit, Tidak mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS, Klien tidak dapat melepas AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) sendiri dan Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dari waktu ke waktu.
Masih terjadi kehamilan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) in-situ, leukorea, Tali AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
dapat menimbulkan perlukaan portio dan mengganggu hubungan
seksual, dapat terjadi infeksi, pada tingkat akhir infeksi dapat
menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
(Manuaba, 2010).
20
g. Indikasi
Menurut Arum (2011), yang diperbolehkan menggunakan AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) antara lain:
1) Usia reproduktif.
2) Menginginkan kontrasepsi yang efektif/ jangka panjang untuk
mencegah kehamilan.
3) Sedang menyusui dan ingin mengunakan kontrasepsi.
4) Setelah aborsi dan tidak terlihat adanya tanda infeksi.
5) Tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi hormonal.
6) Sering lupa menggunakan pil.
7) Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan
pemberian estrogen.
8) Perempuan dengan resiko rendah IMS
AKDR (Alat Konttrasepsi Dalam Rahim) dapat digunakan pada ibu
dalam segala kemungkinan keadaan seperti, perokok, pasca keguguran
atau kegagalan kehamilan, apabila tidak terlihat adanya infeksi, sedang
memakai antibiotika atau anti kejang, tekanan darah tinggi, penyakit
tiroid, setelah pembedahan pelvik dan malaria (Handayani, 2010).
h. Kontra indikasi
Yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) menurut Arum (2011), antara lain :
1) Hamil atau diduga hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
21
3) Sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis,
salpingitis).
4) Menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran sepsis.
5) Kelainan kongenital rahim.
6) Miom submukosum.
7) Riwayat kehamilan ektopik.
8) Penyakit trofoblas ganas.
9) Terbukti menderita penyakit TBC pelvic.
10) Kanker genetalia/payudara.
11) Ukuran panggul kurang dari 5 cm.
12) Sering ganti pasangan.
13) Gangguan toleransi glukosa, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) yang mengandung progrestin dapat menyebabkan sedikit
peningkatan kadar gula dan kadar insulin.
i. Waktu pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Menurut Arum (2011), waktu pemasangan AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah :
1) Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan
tidak hamil.
2) Sesudah melahirkan, dalam waktu 6-8 minggu ataupun lebih
sesudah melahirkan.
3) Segera setelah induksi haid, pasca keguguran spontan atau
keguguran buatan dengan syarat tidak terbukti adanya infeksi.
22
4) Insersi post-coital, pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) jenis Copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya
hubungan seksual tanpa pelindung.
j. Prosedur pemasangan
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) (ekspulsi, infeksi dan perforasi) disebabkan
oleh pemasangan yang kurang tepat. Oleh karena itu, pemasangan
maupun pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) hanya
boleh dilakukan oleh petugas klinik yang telah terlatih (dokter, bidan
dan perawat) (Saifuddin dkk, 2006).
1) Langkah-langkah pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) menurut Handayani (2010) antara lain :
a) Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan dan berikan
inform consert.
b) Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.
c) Persiapan alat antara lain: Bivalve speculum / spekulum cocor
bebek, tenakulum (penjepit portio), sounde uterus (untuk
mengukur kedalaman uterus), forsep / korentang, gunting
mayo, kom berisi larutan antiseptik, sarung tangan steril, kasa
atau kapas, cairan DTT, sumber cahaya yang cukup untuk
penerangan serviks, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masih belum rusak dan
terbuka dan bengkok.
23
d) Persiapan tenaga kesehatan : celemek, cuci tangan dan masker.
e) Atur posisi pasien di Gyn bed dan lampu penerang
f) Pakai sarung tangan steril
g) Periksa genetalia eksterna (ulkus, pembengkakan kelenjar
bartholini dan kelenjar skene)
h) Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan
besar, bentuk, posisi, konsistensi dan mobilitas uterus, serta
untuk menyingkitrkan kemungkinan-kemungkinan adanya
infeksi atau keganasaan dari organ-organ sekitarnya (nyeri
goyang serviks dan tumor adneksa).
i) Lepas sarung tangan steril, masukkan ke larutan chlorine 0,5%
j) Masukkan lengan AKDR Copper T-380A di dalam kemasan
sterilnya.
k) Pakai sarung tangan steril atau DTT.
l) Pasang spekulum, lakukan pemeriksaan inspekulo dan
perhatikan cairan vagina, servicitis.
m) Lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding vagina.
n) Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan
ringan padanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus.
Tindakan ini akan mengurangi perdarahan dan resiko peforasi.
o) Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi dan
kedalaman cavum uteri.
24
p) Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman
kavum uteri.
q) Masukkan tabung inserter dengan hati-hati sampai leher biru
menyentuh fundus atau sampai terasa ada tahanan.
r) Lepas lengan AKDR dengan menggunakan teknik menarik
(with-drawaltechnique). Tarik keluar pendorong. Setelah
lengan lepas, dorong secara perlahan-lahan tabung inserter ke
dalam kavum uteri sampai leher biru menyentuh serviks.
s) Tarik keluar sebagian tabung inserter, potong benang AKDR
kira-kira 3-4cm panjangnya.
t) Lepaskan tenakulum apabila terjadi perdarahan pada area
pemasangan, beri tekanan dengan kasa sampai perdarahan
berhenti dan lepaskan speculum
u) Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi, lakukan
dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan.
v) Cuci tangan di bawah air yang mengalir.
w) Ajarkan pada pasien bagaimana cara memeriksa benang.
2) Cara memeriksa benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
secara mandiri
Selain memberikan petunjuk berkala pada klien untuk
memeriksa benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) secara
rutin, berikan juga beberapa benang AKDR (Alat Kontrasepsi
25
Dalam Rahim) sehingga klien dapat merasakan benang tersebut
(Varney, 2006).
Menurut Varney (2006), cara memeriksa benang AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) antara lain :
a) Cuci tangan untuk mencegah infeksi
b) Berbaring ditempat tidur, duduklah di toilet atau di sisi kursi
atau jongkok
c) Masukkan jari tengah ke dalam vagina ke arah bawah dan ke
dalam sehingga dapat menemukan lokasi serviks
d) Rasakan ujung benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
pada ujung serviks, jangan menarik benang tersebut
e) Periksa AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) pada setiap
akhir menstruasi dan sesering mungkin di antara bulan-bulan
kunjungan ulang.
3) Kunjungan ulang
Setelah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dipasang,
klien harus dianjurkan untuk melakukan kunjungan ulang dengan
tujuan agar jika muncul efek samping dapat langsung diatasi
(Varney, 2006).
Jadwal kunjungan ulang pacsa pemasangan AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) menurut Handayani (2010) adalah :
satu minggu pasca pemasangan, satu bulan pertama pasca
pemasangan karena pada bulan pertama kemungkinan insiden
26
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terlepas secara spontan
lebih tinggi, tiga bulan kemudian, enam bulan berikutnya, satu
tahun sekali, bila terlambat haid satu minggu dan bila terjadi
perdarahan banyak dan tidak teratur.
4) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat tindak lanjut setelah
pemasangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat tindak lanjut setelah
pemasangan antara lain seperti perdarahan, sakit pinggang, mules-
mules, keputihan, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terlepas
(ekspulsi), haid berlebihan atau nyeri saat haid dan memastikan
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) masih ada di dalam rahim
(hal yang paling penting) (Sulistyawati, 2011).
k. Efek samping dan komplikasi
Menurut Hartanto (2004), beberapa efek samping AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) antara lain:
1) Efek samping saat pemasangan: rasa sakit/nyeri, muntah dan
keringat dingin, perforasi uterus.
2) Efek samping dikemudian hari : rasa sakit dan perdarahan,
embedding dan displacement, infeksi, kehamilan intra-uterin,
kehamilan ektopik, ekspulsi.
27
Menurut Sibagariang dkk (2010), efek samping AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) dibedakan menjadi :
1) Efek samping ringan pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim): Perdarahan (menoragia atau spotting menoragia), rasa
nyeri dan kejang perut, secret vagina lebih banyak dan gangguan
pada suami (sensasi keberadaan benang AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) dirasakan sakit/menggangu bagi pasangan saat
aktifitas seksual), terganggunya siklus haid (umumnya terjadi pada
3 bulan pertama pemakaian), dismenorea, kram/kejang supra pubis.
2) Efek samping berat pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim): Perforasi uterus, infeksi pelvik dan endometritis.
Amenorea, kehilangan benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya
penyakit radang panggul adalah efek samping dari AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) menurut Handayani (2010).
l. Prosedur pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) lebih mudah
jika dilakukan sewaktu haid. Pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) dilakukan di klinik pelayanan kesehatan dengan petugas
klinik yang terlatih (dokter dan bidan).
1) Indikasi pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat lepas sebelum
waktunya bila : klien ingin hamil lagi, leukorea yang sulit diobati
28
dan peserta menjadi kurus, terjadi infeksi, terjadi perdarahan,
terjadi kehamilan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
in situ (Manuaba, 2010).
Menurut Sulistyawati (2011), indikasi pelepasan AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) sebelum waktunya antara lain karena
erosi hebat, klien ingin ganti cara kontrasepsi, rasa nyeri berlebihan
yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan analgetik, meno-
metroragia.
2) Prosedur pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
menurut Handayani (2010) antara lain :
a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien dan berikan
inform consent.
b) Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.
c) Persiapan alat:
(1) Bivalve speculum/spekulum cocor bebek
(2) Forcep/korentang
(3) kom berisi antiseptic
(4) sarung tangan steril/DTT
(5) kassa atau kapas
(6) sumber cahaya yang cukup
(7) klem
d) Persiapan tenaga kesehatan : cuci tangan
e) Posisikan pasien di gyn bed dengan lampu penerangan
29
f) Pakai sarung tangan steril/DTT
g) Pasang speculum untuk melihat serviks dan benang
h) Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3
kali
i) Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem dan
tali benang ditarik pelan-pelan
j) Tunjukkan AKDR yang berhasil dicabut
k) Beri antiseptic (povidon iodine), apabila terdapat perdarahan
maka pertahankan (deep) selama 3 menit
l) Lepaskan speculum, bereskan alat, lepas handscoon dan renam
di larutan clorin 0,5%.
30
B. Kerangka teori
Gambar 2.1 : Kerangka Teori
Sumber : modifikasi Notoatmodjo (2010)
Konsep dasar
KB
AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam
Rahim)
Pengetahuan akseptor
KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam
Rahim)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi:
a. Usia
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Sosial-
ekonomi
e. Informasi
f. pengalaman
31
C. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep
Pengetahuan akseptor KB
AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang
AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
Faktor - faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
a. Usia
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Sosial-ekonomi
e. Informasi
f. Pengalaman
Baik
Cukup
Kurang
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini jenis studi yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau mendiskripsikan suatu keadaan
secara objektif (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS YAYUK DESY Desa Jeblogan
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi pada tanggal 20 sampai 30 Mei 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang dipakai dalam penelitian
ini adalah keseluruhan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) di BPS YAYUK DESY Desa Jeblogan Kecamatan Paron
Kabupaten Ngawi dengan jumlah akseptor yang tercatat adalah
sebanyak 31 orang dari tahun 2009 sampai Desember 2011.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Sampel yang digunakan dipenelitian ini adalah
sebanyak 31 orang.
33
3. Teknik Pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik total sampling. Menurut Nasir (2011), teknik total
sampling yaitu seluruh anggota dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampel.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010).
Angket atau kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih. Pada pernyataan favourable (+), jika
menjawab benar mendapat nilai 1 dan jika menjawab salah mendapat nilai
0, sedangkan pada pernyataan un-favourable (-), jika menjawab benar
maka mendapat nilai 0 dan jika menjawab salah maka mendapat nilai 1.
Cara pengisian kuesioner tersebut hanya dengan memberi tanda ( Ö ) pada
jawaban yang dianggap benar.
Untuk mengetahui kuesioner ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan
uji validitas dan reabilitas terhadap karakteristik sejenis diluar lokasi
34
penelitian yaitu pada akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) di BPS WAHYUNI Desa Sambirejo Kecamatan Jumantono
Kabupaten Karang Anyar.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Penelitian ini mengunakan uji validitas
dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika
rhitung>rtabel. Rumus product moment adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien skorelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan pada tanggal 1
sampai 10 mei 2012 di BPS Wahyuni di Desa Sambirejo, Kec.
Jumantono, Kab. Karang Anyar. Uji validitas ini dianalisis dengan
bantuan SPSS for Windows, didapatkan hasil dari 32 pernyataan, 20
pernyataan memiliki nilai r(hitung) > r(tabel)(5%) 0,361 dan sebanyak 8
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
35
pernyataan memiliki nilai r(hitung) > r(tabel)(1%) 0,463. Dari 32 pernyataan 4
pernyataan diantaranya tidak valid, yaitu pernyataan nomor 18,19,27 dan 30,
maka keempat pernyataan tersebut dihilangkan dari kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. instrumen yang
baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto,
2010). Untuk menguji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan
rumus Spearman-Brown dengan bantuan program komputer SPSS for
windows. rumus Spearman-Brown adalah :
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrument
r1/21/2 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen
Dari uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan hasil 0,875.
( )rr
21
21
21
21
1
x2
r11 +=
36
3. Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator
No. soal
Jumlah
soal favourable
(+)
Un-favourable
(-)
Pengetahuan
Akseptor KB
AKDR (Alat
Kontrasepsi
Dalam Rahim)
tentang AKDR
(Alat
Kontrasepsi
Dalam Rahim)
1. Pengetahuan tentang
KB
2. Pengertian KB AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
3. Keuntungan dan
kerugian AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam
Rahim)
4. Indikasi dan
kontraindikasi AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
5. Waktu pemasangan dan
pelepasan AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam
Rahim)
6. Efek samping dan
komplikasi AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
1,2,3,4,5,6
7,8,9,10,
11
12,14,16
17
20,21,22,
24
25,37,28
-
-
13,15
18,19
23
26
6
5
5
3
5
4
Jumlah 28
Sumber : Data primer, Maret 2012
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data
primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
(responden) dan diperoleh dari jawaban atas peryataan yang tertuang
dalam kuesioner.
37
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau
diperoleh dari instansi tertentu dengan metode dokumentasi. Data
sekunder dalam penelitian ini diambil dari BPS YAYUK DESI yaitu
data jumlah akseptor KB AKDR di BPS YAYUK DESI
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya
menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan Akseptor KB AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
G. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel DO Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Pengetahuan
akseptor KB
AKDR (Alat
Kontrasepsi
Dalam
Rahim)
tentang
AKDR (Alat
Kontrasepsi
Dalam
Rahim)
Semua informasi yang
diketahui oleh
akseptor KB AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang
pengertian, indikasi
dan kontraindikasi,
waktu pemasangan
dan pelepasan, efek
samping dan
komplikasi AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
Kuesioner 1) Baik : bila nilai
responden yang
diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : bila nilai
mean – 1 SD ≤
(x) ≤ mean + 1
SD
3) Kurang : bila
nilai responden
yang diperoleh
(x) < mean – 1
SD
Ordinal
Sumber : Data primer, Maret 2012
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
38
Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut
Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut :
a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing
adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau kuesioner tersebut.
b. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing
Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak
lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-
masing pertanyaan.
d. Tabulasi
Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peniliti.
2. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariate (Analisis Deskriptif) yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada
umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
39
persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian
ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim).
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut
dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan
kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang
menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standart
deviation) (Riwidikdo, 2009).
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean - 1 SD
Untuk menghitung Standart Deviation (SD) atau simpangan baku
dan mean menggunakan bantuan SPSS For Windows. Rumus
simpangan baku adalah :
Keterangan ;
S = Simpangan baku
∑xi = Jumlah variabel
n = Banyaknya data.
Adapun rumus untuk menghitung mean yaitu :
40
Keterangan ;
= mean
= total skor
= banyak sampel
Adapun rumus untuk mengukur tingkat pengetahuan menurut
Riwidikdo (2007), sebagai berikut :
Skor Prosentase
Skor yang diperoleh responden
= x 100%
Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh
I. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak
yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh
dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Peneliti sebagai
pihak yang memerlukan informasi, seyogianya menempatkan diri lebih
rendah dari yang memberikan informasi atau responden, maka sebelum
dilakukan pengambilan data atau wawancara kepada responden terlebih
dahulu dimintakan persetujuannya (Inform concent).
Menurut Milton dalam Notoatmodjo (2010), empat prinsip yang harus
dipegang teguh sebelum melakukan penelitian antara lain sebagai berikut:
41
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan
penelitian tersebut. Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat
dan mertabat subjek penelitian, peneliti seyogianya mempersiapkan
formulir persetujuan subjek (Inform concent).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.
Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti seyogianya cukup
mengetahui coding sebagai pengganti identitas responden.
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan
penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,
yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini
menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan
keuntungan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etnis dan
sebagainya.
42
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms an benefits)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada
khususnya. Peneliti hendaknya meminimalisasi dampak yang
merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus
dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress
maupun kematian subjek penelitian.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan
Paron Kabupaten Ngawi. Batas wilayah Desa Jeblogan antara lain : sebelah
timur berbatasan dengan Desa Teguhan, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Sirigan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pelang Kidul dan sebelah
utara berbatasan Desa Jambi.
Keadaan lingkungan BPS Yayuk Desy bersih. BPS ini melayani
pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, pemeriksaan Hb pada ibu hamil,
pertolongan persalinan normal, nifas dan KB. Akseptor KB AKDR di BPS ini
ada sebanyak 31 akseptor.
B. Hasil penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori, yakni :
umur 20-30 tahun, umur 30-40 tahun dan umur > 40 tahun.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
No. Kategori umur Nominal Prosentase (%)
1. 20-30 tahun 10 32,3
2. 30-40 tahun 14 45,1
3. > 40 tahun 7 22.6
Total 31 100
Sumber : Data Primer, Juni 2012.
44
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui kategori umur 20-30 tahun sebanyak
10 responden (32,3%), kategori umur 30-40 tahun sebanyak 14
responden (42,1%) dan kategori umur > 40 tahun sebanyak 7 responden
(22,6%).
2. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan akseptor
KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) telah mendapatkan hasil
mean 21,29 dan standart deviasi 2,13.
Tabel 4.2 Mean dan Standart deviasi
Variable Mean Standart Deviasi
Pengetahuan Akseptor
KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam
Rahim) tentang AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
21,29 2,13
Sumber : Data primer, Juni 2012.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
perhitungan sebagai berikut :
a. Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
(x) > 21,29 + 1 x 2,13
(x) > 23,42
b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
21,29 – 1 x 2,13 ≤ x ≤ 21,29 +2,13
19,16 ≤ x ≤23,42
c. Kurang :bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
(x) < 21,29 – 1 x 23,42
(x) < 19,16
45
Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
No Pengetahuan Nominal Prosentase (%)
1. Baik 3 9,67
2. Cukup 26 83,87
3. Kurang 2 6,46
Total 31 100
Sumber : Data Primer, Juni 2012.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tingkat pengetahuan
akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah baik sebesar 3 responden
(9,67%), cukup sebesar 26 responden (83,87%) dan kurang sebanyak 2
responden (6,46%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 31 responden
menunjukan hasil, tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
dengan kategori baik sebanyak 3 responden (9,67%), kategori cukup
sebanyak 26 responden (83,87%) dan kategori kurang sebanyak 2 responden
(6,46%). Jadi tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS
Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi adalah
cukup.
46
Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan adalah pelbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenai benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah suatu alat atau benda yang
dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible, dan berjangka
panjang, dapat dipakai oleh senua perempuan usia reproduktif
(Handayani, 2010).
Kategori pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Yayuk Desi
di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi tahun 2012 adalah
cukup. Dari karakteristik responden paling banyak umur 30-40 tahun.
Menurut Nursalam dan Pariana (2004), pengetahuan dipengaruhi oleh:
umur, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pendidikan, semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin mudah mendapat informasi sehingga semakin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki. Pekerjaan, semakin tinggi pekerjaan semakin
mudah memperolah informasi. Sosial Ekonomi, informasi dan pengalaman.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan akseptot KB
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) adalah cukup, jadi seperti penelitian yang telah dilakukan oleh
Imbarawati (2008), selain pengetahuan ada biaya, keefektifan dan psikologi.
47
D. Keterbatasan
1. Kendala penelitian
Kendala dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
responden akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) peneliti
harus mendatangi dari rumah ke rumah dan tidak jarang peneliti tidak bisa
langsung bertemu dengan responden sehingga penelitian ini membutuhkan
waktu yang cukup lama.
2. Kelemahan/keterbatasan selama proses penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga
responden hanya bisa menjawab ya atau tidak saja dan jawaban
responden belum bisa untuk mengetahui pengetahuan responden
secara mendalam.
48
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) di BPS Yayuk Desy Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten
Ngawi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) baik sebanyak 3
responden (9,67%).
2. Pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) cukup sebanyak 26
responden (83,87%).
3. Pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) kurang sebanyak 2
responden (6,46%).
B. SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Perlunya peningkatan pengetahuan tentang KB AKDR bagi akseptor
baru KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), yang dapat dilakukan
melalui pemberian informasi secara lengkap tentang KB AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim).
49
2. Bagi Akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Perlunya membangun komunikasi positif dengan bidan maupun kader
kesehatan untuk memperoleh informasi lengkap tentang manfaat dan
efek samping KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) untuk
keberhasilan KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
3. Bagi Peneliti Lain
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang
berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel penelitian
lebih banyak sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.