Tidur Spiritual

20
MAPPING KONSEP ISTIRAHAT – TIDUR 1. Anatomi Fisiologi sistem persayarafan 2. Definisi 3. Faktor yang mempengaruhi 4. Tahapan tidur 5. Gangguan tidur 6. Cara mengatasi gangguan tidur 7. Asuhan Keperawatan 8. Irama Sirkadian 9. Fungsi KONSEP SPIRITUAL DAN KESEHATAN 1. Definisi 2. Karakteristik 3. Perkembangan 4. Fungsi 5. Manifestasi 6. Hal-hal yang mempengaruhi 7. Asuhan Keperawatan

description

Kasus kelompok (PBL) dengan tidur spritual

Transcript of Tidur Spiritual

Page 1: Tidur Spiritual

MAPPING

KONSEP ISTIRAHAT – TIDUR

1. Anatomi Fisiologi sistem persayarafan2. Definisi3. Faktor yang mempengaruhi4. Tahapan tidur5. Gangguan tidur6. Cara mengatasi gangguan tidur7. Asuhan Keperawatan 8. Irama Sirkadian9. Fungsi

KONSEP SPIRITUAL DAN KESEHATAN

1. Definisi2. Karakteristik3. Perkembangan4. Fungsi 5. Manifestasi 6. Hal-hal yang mempengaruhi7. Asuhan Keperawatan

Page 2: Tidur Spiritual

KONSEP ISTIRAHAT – TIDUR

1. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafana. Syaraf pusat

Sistem saraf pusat merupakan susunan saraf yang terdiri dari otak dan kordea spinalis yang menerima masukan mengenai lingkungan internal dan eksternal dari neuron afeter. Terdiri dari :1). Medula spinalis = bagian dalam syaraf yang terletak didalam kanalis verterbralis bersama ganglion radiks posteroir yang terdapat pada setiap vorema vertebralis yang terletak dibagian kiri-kanan.2). Otak = puast komputer dari semua alat tubuh.

b. Syaraf terpi / periferSusunan syaraf somatik = mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.Susunan syaraf otonom = mengarut syaraf simpatik dan parasimpatik.

Hipotalamus mempunyai pusat pengendalian untuk beberapa jenis kegiatan tidak sadar dari bahan yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan bangun. Cidera pada hipotalamus mengakibatkan seseorang tidur berkepanjangan dalam jangka yang lama.

2. DefinisiIstirahat = keadaan reflek secara mental, bebas dari kecemasan atau tenang secara fisik. Tidur = proses fisiologis yang berputar dan bergantian, dengan periode lebih lama.Tidur merupakan status perubahan kesdaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan ( Wahid dan Nurul, 2007 )

3. Faktor yang mempengaruhia. Obat dan substansi

Kantuk, insomnia dan kelelahan terjadi akibat dari obat umum yang direspskan. Ada obat yang mendukung terjadinya tidur.

b. Gaya hidup Rutinitas seseorang dapat mempengaruhi pola tidur. Lebih sering untuk menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Perubahan lain dalam runitinas yang menggangu pola tidur meliputi melakukan pekerjaan berat yang tidak biasa, terlihat dalam kegiatan sosial sampai larut malam dan mengubah waktu makan malam.

c. Pola tidur yang lazimOrang yang mengalami kuarng tidur sementara sebagian hasil dari aktivitas malam yang aktif atau kerja yang panjang.

d. Stress emosional Meyebabkan seseorang menjadi tegang dan frustasi pada waktu tidur. Dan mengakibatkan sesorang berusaha terlalu keras untuk dapat tidur, sering terbangun dan mengubah siklus tidurnya.

Page 3: Tidur Spiritual

e. Lingkungan Ventilasi sangat baik untuk tidur nyenyak, ukuran, kenyamanan dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidu. Tingkat cahaya mempengaruhi kemampuan sesoerang untuk tidur.

f. Latiahan dan kelelahanSeseorang yang cukup biasanya dapat tidur dengan nyenyak, terutama jika kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latiahan yang menyenangkan.

g. Makanan dan asupan giziMakanan yang baik diciptakan tidur yang baik. Makanan berat pada malam hari mengakibatkan gangguan pencernaan pada saat tidur. Kehilangan dan penambahan BB mempengaruhi pola tidur. BB menyebabkan insomnia dan menurunnya jumlah tidur. Kopi, teh, coklat menyebabkan tidak dapat tidur.

4. Tahapan Tidur Fase TidurTerdapat dua fase utama tidur, yaitu Non-Rapid Eye Moevement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Keterangan serta tahapan-tahapan yang terjadi di dalamnya adalah sebagai berikut.

Fase Tidur: Non-REM (NREM)Non-rapid eye movement terbagi menjadi 4 tahap: N1 – N4, yang masing-masingnya lebih dalam dari yang lainnya.

N1 – dimulai saat kita mulai tertidur dan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 5 menit. Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktifitas otot menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun. Banyak orang yang merasakan sensasi seperti ‘terjatuh’ pada tahap ini, yang menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba (disebut hypnic myoclonia).N2 – tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar-benar tidur, dan berlangsung antara 10-30 menit. Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat rileks, aktifitas otak lebih lambat, gerakan mata berhenti, detak jantung melambat dan temperatur tubuh menurun. Seseorang agak susah terbangun di tahap ini.N3 & N4 – kedua tahap ini merupakan tahap paling dalam dari tidur NREM. Sangat sulit untuk terbangun pada tahap ini, dan jika terbangun kita akan mengalami disorientasi serta membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit. Pada bagian terdalam dari tahap ini, aktifitas otak sangat lambat, dan aliran darah lebih banyak diarahkan ke otot, mengisi energi fisik tubuh.Selama tahap tidur lelap (deep sleep) pada fase NREM, tubuh akan meregenerasi dan memperbaiki sel-sel tubuh, serta memperkuat sistem imun tubuh.

Fase Tidur: REMFase REM biasanya terjadi 70 – 90 menit setelah kita tertidur. Fase tidur ini lebih dalam dari NREM. Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak-gerak/berkedut

Page 4: Tidur Spiritual

(itulah mengapa fase ini disebut rapid eye movement) dan napas menjadi lebih tidak teratur, aktifitas otak dan ritme detak jantung juga meningkat.

Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM. Namun otak ‘melumpuhkan’ otot-otot tubuh, khususnya tangan dan kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.

Siklus NREM dan REM dalam Tidur

Siklus NREM dan REM saat tidurSelama tidur, seseorang biasanya melewati setidaknya 3 tahapan dalam NREM sebelum masuk ke fase REM. Siklus atau perputaran antara dua fase ini akan terus berulang selama tidur, yang masing-masingya membutuhkan waktu antara 1 – 2 jam. Dan siklus ini dapat berulang sekitar 3 hingga 4 kali dalam satu malam.

5. Gangguan Tidura. Insomnia adalah tidak memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur

Ada tiga macam insomnia :1. Initial insomniayaitu ketidaakmampuan untuk tidur tidak ada.2. Intermitent insomia yaitu ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur

sebab sering terganggu.3. Terminal insomnia yaitu bangun lebih awal tetapi tidak pernah tetidur lagi.

b. Hiperinsomina adalah berlebih jam tidur pada malam hari, lebih dari 9jam, biasanya disebabkan oleh depresi atau kerusakan saraf tepi (penyakit ginjal, liver, dan kurangnya metabolisme).

c. Parasomnia adalah sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan), teror malam, mimpi buruk dan nokturnal enuresis (ngompol).

d. Narcolepsy adalah kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama dengan orang yang tidak normal, juga tidak terdapat gas darah atau endokrin.

e. Apnoe tidur dan mendengkurMendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnoe menjadi masalah. Mendengkur adanya rintangan penegluaran udara dihidung dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot dibelakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apone berlangsung selama 10 detik – 3 menit.

f. Mengiggau (sleep talking) adalah hampir semua orang pernah menggigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM.

g. Kurang tdiur adalah masalah yang paling banyak dialami klien sebagai hasil dari disomnia. Penyebabnya adalah penyakit (demam, obat sesak nafas, sakit)

h. Kantuk di siang hari yang berlebih adalah (Excessive Daytime Sleepiness) = EDS, yaitu keluhan yang dirasakan seseorang OSA.

i. Deprivasi tidur adalah masalah yang banyak ditemui akibat disomnia.j. Bruxism adalah gigi berbunyi saat tidur.

Page 5: Tidur Spiritual

6. Cara Mengatasi Gangguan Tidura. Kontrol Lingkungan

Semua orang memerlukan lingkungan tidur dengan temperatur ruangan yang nyaman dan ventilasi yang baik, sumber bising yang minimal, tempat tidur yang nyaman, pencahayaan yang tepat. Bayi dan lansia akan tidur dengan baik dalam ruangan yang bercahaya lembut.

b. Meningkatkan Rutinitas Menjelang TidurRutinitas menjelang tidur merefleksikan klien dalam persiapan untuk tidur. Penting bagi seseorang untuk pergi pada saat merasa letih. Pergi tidur pada saat terjaga penuh dan berfikir tentang hal lain dpata menyebabkan insomnia dan terganggu dengan tempat tidur sebagai stimulus untuk tidur. Perlu menghindari stimulus mental berlebih sesaat menjelang tidur.

c. Meningkatkan Kenyamanan Seseorang akan tertidur hanya jika ia telah merasa nyaman dan rileks. Tindakan kenyamanan untuk meningkatkan tidur :

Lakukan tindakan higine bagi klien tidur baring Anjurkan klien untuk memakai pakian malam yang longgar Anjurkan klien untuk berkemih sebelum tidur

d. Menetapakn periode istirahat dan tidurMembantu klien untuk tetep aktif secara fisik disiang hari sehingga cenderung tidur dimalam hari. Meningkatkan aktivitas disiang hari dan menurunkan maslah tidur. Latihan keras untuk harus selalu direncanakan sedikitnya selama bebrapa jam menjelang tidur. Tidur siang harus dilakukan pada waktu yang sama setiap hari untuk mempertahankan jadwal yang konsisten.

e. Pengurangan stressStress emosional dapat menggangu tidur. Ketidakmampuan untuk tidur juga dapat membuat sesorang peka dan tegang. Apabila seseorang mengalami kekacauan emosional, merka dianjurkan untuk tidak tidur. Klien yang mengalami kesulitan tidur dapat dibantu dengan bangun dan melakukan aktivitas ringan atau memreflekiskan diri.

f. Kudapana menjelang tidur Beberapa orang menyukai kudpana menjalang tidur, sedangkan yang lain tidak tidur. Kudapan produk susu dapat meningkatkan tidur.

7. Asuhan Keperawatan PENGKAJIAN = hal yang membuat akan tidur.

a. Riwayat tidurPengkajian : kuantitas (lama tidur) dan kualitas tisur siang atau malam hari, aktivitas, kebiasaan, lingkungan, obat yang dikonsumsi, dengan siapa, asupan dan stimulan, perasaan dan pola tidur

b. Gejala klinisDitandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosional, apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, mata perih, perhatian tidak fokus dan sakit kepala.

c. Penyimpangan tidur

Page 6: Tidur Spiritual

Meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatkan kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual, bingung, insomnia.

DIAGNOSA = ketidaknyamanan fisika. Gangguan pada tidur berhubungan dengan :

Kerusakan transfer O2 Gangguan metabolisme Kerusakan eliminasi Pengaruh obat Immobilitas Nyeri pada kaki Takut dioperasi Lingkungan mengganggu

b. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur (sleep apnea).

c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidure. Potensial cidera berhubungan dengan somnabolismef. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia

PERENCANAANa. Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidurb. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat menggangu

tidurc. Tingkatkan aktivitas pada siang harid. Kurangi potensial adrenalin sepanjang tidure. Memicu tidur ( induce sleep)f. Beri penkes.

PELAKSANAANa. Tindakan keperawatan pada orang dewasa

Meningkatkan faktor yang mempengaruhi masalah tidur :- Cara mengatasi insomnia

- Cara mengatasi somnabolisme

- Cara mengatasi enuresia

- Cara mengatasi narkolepsib. Menurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang mengganggu tidur.c. Melaksanakan aktivitas pada siang harid. Membuat pasien untuk memacu tidure. Mengurangi potensial cidera selama tidur

f. Memberi penkes

Page 7: Tidur Spiritual

Tindakan kep. Pada anak :- Masa neonatus dan bayi

- Masa anak

- Masa sebelum sekolah

- Masa sekolah

- Masa remaja

- Masa dewasa (muda, paruh baya, tua)

EVALUASIAdanya Kemampuan dalam memenuhi :a. Jumlah tidur ( apakah sesuia dengan kebutuhan)b. Faktor-faktor yang mencegah gangguan tidurc. Teknik-teknik dalam mengatasi gangguan tidurd. Mendemontrasikan keseimbangan istirahat dan tidur sesuai status kesehatane. Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan.

8. Irama SirkadianOrang mangalami irama siklus sebagai bagian dari kehidupan mereka tiap hari. Irama yang paling dikenal adalah siklus 24 jam, siang-malam yang dikenal dengan iramadiurnal / sirkardian ( berasal dari bahasa latin : circa “tentang” dan dies “hari”). Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi perilaku. Fluktasi dan perkiraan suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, sejresi hormon, kemampuan sensorik, dan suasana hati tergantung pada pemelihaan silkus sirkadian 24 jam. Irama sirkadian termasuk siklus tidur- bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan.

9. Fungsi Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup adalah :

1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.

2. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.

3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.

4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.

5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Tidur yang baik ialah 6-8 jam perharinya. Normalnya manusia tidur pada saat malam hari hingga pagi hari, namun tidak jarang ada orang yang bisa tidur dari siang sampai malam hari karena tuntutan pekerjaan atau karena sudah terbiasa.

Page 8: Tidur Spiritual

KONSEP SPIRITUAL

1. Definisi Spiritual adalah keyakinan dalam hubungan dengan Yang Maha Kuasa dan

Maha Pencipta. Contohnya : seseorang yang percaya kepada Allah sebagai pencipta / sebagai mahakuasa.

Spiritual sebagai suatu multidemensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi agama hubungan dengan Tuhan, multidemensi eksistensial tujuan dari arti kehidupan.

Kebutuhan spiritual mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama.

Menurut Burkhardt (1993), spiritual meliputi aspek :- Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui / ketidakpastian

dalam kehidupan.- Menemukan arti kehidupan

- Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri

- Mempunyai perasaan keterkaitan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Kepercayaan ( faith ) :- Kultur atau budaya dan lembaga keagamaan seperti islam, kristen,

budha, dll.- Berhubungan dengan Tuhan, kekuatan tertinggi orang yang

mempunyai wewenang atau kuasa. Agama :

- Suatu sistem ibadah yang terorganisasi atau teratur.

- Aturan-aturan tertentu yang diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kepuasan bagi yang menjalankan.

2. Karakteristik Spiritual mempunyai suatu karakter, sehingga bisa diketahui bagaimana tingkat spiritual seseorang :a. Hubungan dengan diri sendiri

Kekuatan dalam / self- realiance- Pengetahuan diri (siapa dirinya, percaya pada kehidupan / masa depan)

- Sikap (percaya pada diri sendiri, ketenangan pikiran, harmoni/keselarasan dengan diri sendiri)

b. Hubungan dengan alam ( harmoni)- Mengetahui tentang tanaman, pohon , margasatwa, iklim.

- Berjomunikasi dengan alam ( bertanam, berjakan kaki) mengabadikan, melindungi alam.

Page 9: Tidur Spiritual

c. Hubungan dengan orang lain (harmonis / suportif)- Berbagai waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik

- Mengasuh anak, orangtua, dan orang sakit.

- Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat,dll)

Tidak Harmonis :

- Konfik dengan orang lain

- Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksid. Hubungan dengan Ketuhanan (agamis/ tidak agamis)

- Sembahyang atau berdoa atau meditasi

- Perlengkapan keagamaan

- Bersatu dengan alam

3. Perkembangan Spirituala. Bayi dan Toddler 0-2 th

Tahap perkembangan spiritual adalah rasa percaya kepada yang mengasuh yang sejalan dengan perkembangan rasa aman dan dalam hubunganinterpersonal, karena sejak awal kehidupan manusia mengenal dunia melalui hubungannya dengan lingkungan, khususnya orang tua. Bayi dan toddler belom memiliki rasa slaha dan benar.

b. Prasekolah 3-6 thAnak mengalami peningkatan kemampuan kognitif. Anak dapat belajar membandingkan banyak hal yang baik dan buruk untuk melanjuti peran kemandirian yang lebih besar. Kebutuhan anak pada masa prasekolah adalah mengetahui filosofi yang mendasar tentang isu-isu spiritual.

c. Usia sekolah 6-12 thMengalami peningkatan kualitas kognitif pada anak. Minat anak sudah mulai ditunjuakan dalam sebuah ide, dan anak dapat diajak berdiskusi dan menjelaskan apakah keyakinan.

d. Remaja 12 -18 thMengerti arti hidup dan tujuan hidup. Kepercayaan berkembang dengan mencoba dalam hidup remaja menguji nilai dan kepercayaan orangtua, mereka dapat menolak dan menerima. Bagi orang tua, ini tahap sulit melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Sering terjadi konflik.

e. Dewasa Muda 18 – 25 thProses perkembangan melanjutkan pencarian identitas diri, memikirkan untuk memilih nilai dan kepercayaan mereka.

f. Dewasa akhir 38 – 65 thIntrospeksi dan mengaji dimensi spiritual. Membutuhkan tahap keutuhan ritual spiritual meningkat.

Page 10: Tidur Spiritual

g. Lanjut usia 65 th – kematian Agama sebagai faktor yang mempengaruhi spiritual sebagai suatu yang menarik, karena mempengaruhi kebahagiaan dan merasa berguna untuk orang lain.

4. Fungsi spiritual :a. Meningkatkan kemandirianb. Untuk kenyamanan dan kesembuhan pasienc. Meningkatkan kesdaran dan keterampilan pasien dalam upaya

mempertahankan kesehatand. Peningkatan kesehatane. Meningkatkan kepuasan pasien.

5. Manifestasi Perubahan Fungsi SpiritualManifestasi spiritual merupakan cara klien untuk memahami spiritual secara nyata. Manifestasi spiritual dapat dilihat melalui bagaimana cara seseorang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan Tuhan Yang Maha Esa, serta bagaimana sekelompok orang berhubungan dengan anggota kelompok tersebut ( Koeing dan Pritchett, 1998).Contohnya : Kebutuhan spiritual individu adalah kebutuhan seseorang untuk mencari tujuan hidup, harapan, mengekspresikan perasaan sedih maupun bahagia, untuk bersyukur dan terus berjuang dalam hidup. Kesejahteraan spiritual merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya penerimaan hidup, kedamaian, keharmonisan , adanya kedekatan dengan Tuhan, diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga menunjukan adanya suatu kesatuan (Greer dan Moberg, 1998)

6. Hal-hal yang mempengaruhi spiritual a. Tahap perkembangan = mempunyai persepsi tentang Tuhan, menurut usia,

seks, agama.b. Keluarga = anak mempelajari mengenal Tuhan dari perilaku orang tua mereka.c. Latar belakang etnik dan budaya = nilai moral dalam kehidupan.d. Pengalaman hidup sebelumnya = seseorang mengartikan secara spiritual

kejadiannya.e. Krisis dan perubahan = perubahan kehidupan/ pengalaman fisik dan

emosional.f. Terpisah dari ikatan spiritual = seseorang terisolasi atau ada bagian yang tidak

nyaman.g. Isu moral terkait dengan terapi = prosedur medis untuk menyembuhkan

penyakit.h. Asuhan keperawatan yang kurang sesuai = pemenuhan kebutuhan spiritual

bukan tugas perawat, tetapi merupakan tanggungjawab pemuka agama.

Page 11: Tidur Spiritual

7. Asuhan Keperawatan PENGKAJIAN

a. Pengkajian data subyektifPedoman pengkajian yang disusun oleh Stoll (dalam Kozier,2005) mencakup :1) Konsep tentang Ketuhanan2) Sumber kekuatan dan harapan3) Praktik agama dan ritual4) Hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan

b. Pengkajian data obyektifDilakukan melalui pengkajian klinik yang meliputi :1) Afek dan sikap2) Perilaku3) Verbalisasi4) Hubungan interpersonal dan lingkungan

DIAGNOSA

Berkaitan dengan masalaha spiritual menurut NANDA adalah siestress spiritual (NANDA,2006)

Distress spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintrogresikan arti dan tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan diri orang lain, seni, musik (NANDA,2006).

Distress spiritual berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melaksanakan ritual spiritual konflik antara keyakinan spiritual dan ketentuan antara kesehatan dan krisis penyakit penderita.

PERENCANAAN

Perawat menyusun kriteria hasil dan rencana intervensi. Tujuan ditetapkan secara individual dengan mempetimbangkan riwayat klien, area beresiko, dan tanda-tanda disfungsi serta adat objektif yang relevan.

1. Membantu klien memenuhi kewajiban agamanya.2. Membantu pasien mempertahankan atau membina hubungan personal yang

dinamika dengan Maha Pencipta karena sedang menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan.

3. Membantu pasien menggunakan sumber dari dalam dirinya danag cara cara yang lebih efektif untuk mengatasi situasi yang dialami.

4. Mambantu pasien mencari arti keberadaanya dan situasi yang sedang dihadapinya

Page 12: Tidur Spiritual

5. Meningkatkan perasaan penuh harapan.6. Memberikan sumber spiritual dan cara lain yang lebih relevan.

IMPLEMENTASIPada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensi dengan melakukan prinsip- prinsip kegiatan asuhan keperawatan :1. Membuka ekspresi pasien terhadap kesendirian dan ketidakberdayaan2. Memberi semangat untuk menggunakan sumber-sumber spiritual, jika

diperlukan.3. Menyiapakan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan pasien.4. Menunjukan penasihat spiritual pilihan pasien.5. Menggunakan teknik klasifikasi nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi

kepercayaan.6. Mendengrakan perasaan pasien7. Memberi ekspresi empati dengan perasaan pasien.8. Memfasilitasi pasien dalam meditasi dan ritual keagamaan9. Mendengakrkna dengan baik-baik komuinikasi pasien dan kembangkan rasa

pemanfaatkan waktu berdoa.10. Menyakinkan kepada pasien bahwa perawat dapat mensport pasien ketika

pasien menderita.11. Membuka perasaan pasien terhadap keadaan sakit dan kematian.12. Membantu pasien untuk berekspresi yang sesuai dan bantu mengungkapkan

rasa marah dengan cara yang baik.

EVALUASIUntuk mengevaluasi apakah klien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian tujuan aksep.

Tujuan askep tercapai apabila secara umum klien :

1. Mampu beristirahat dengan senang.2. Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan.3. Menunjukan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka

agama.4. Menunjukkan efek psoitif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan.5. Menunjukkan perilaku lebih positif.

Page 13: Tidur Spiritual

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Alimul Hidayat,2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika

Potter dan Perry, 1993. Fundamental of Nursing Concept, Proces and Practic. Third Editin : Mosby Years Books

Soekidjo, 1993. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Manusia, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta

Potter dan Perry, 2005. Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, edisi IV, Jakarta : EGC

Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Meidiana Dwidiyanti. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Edisi 1.

Semarang : Akper Depkes Semarang

Soekidjo Notoatmodjo. 1993. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Manusia.

Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 14: Tidur Spiritual

LAPORAN MAKALAH

KONSEP TIDUR DAN KONSEP SPIRITUAL

ILMU DASAR KEPERAWATAN III

DISUSUN OLEH :

BUNGA CHRISTY ( 1301024 ) ARYA SUKA BHAWA ( 1302018 ) SABINUS PAMRASJANTOKO ( 1302108 ) ESTER TRIYANI ( 1302044 ) MARIA IMACULADA EXPOSTO ( 1302081 ) SRY EFY YERUSA ( 1302120 ) INDRIANI KATARINA S KAKA ( 1302057 ) LISA YERI TRINAWATI ( 1302077 ) THERESIA GOWA MITE ( 1302123 ) WIJI ASTUTI ( 1302132 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA2013/ 2014