PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

60
PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL INTELLIGENCE) ANAK USIA DINI (AUD) MELALUI DONGENG (Studi Kasus di RA Labschool IIQ Jakarta) Skripsi Diajukan kepada FakultasTarbiyah InstitutIlmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: NurulAzmi NIM. 14311396 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Transcript of PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

Page 1: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL

INTELLIGENCE) ANAK USIA DINI (AUD) MELALUI

DONGENG

(Studi Kasus di RA Labschool IIQ Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada FakultasTarbiyah InstitutIlmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S. Pd)

Oleh:

NurulAzmi

NIM. 14311396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL

INTELLIGENCE) ANAK USIA DINI (AUD) MELALUI

DONGENG

(Studi Kasus di RA Labschool IIQ Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

NurulAzmi

NIM. 14311396

Dosen Pembimbing

Dr. YayahNurmaliah, MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 3: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Peningkatan Kecerdasan Spiritual (Spiritual

Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui Dongeng (Studi Kasus di

RA. Labschool IIQ Jakarta)” Oleh Nurul Azmi dengan NIM 14311396

telah melalui proses pembimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing

telah memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang munaqasyah.

Jakarta, 08 Agustus 2018

Pembimbing

Dr. Yayah Nurmaliah, MA.

Page 4: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Peningkatan Kecerdasan Spiritual (Spiritual

Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui Dongeng (Studi Kasus di RA.

Labschool IIQ Jakarta)” Oleh Nurul Azmi dengan NIM 14311396 telah

diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an

Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2018. Skripsi telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd).

Jakarta, 08 Agustus 2018

Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. Hj.Umi Kusnul Khotimah, M. Ag

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Hj.Umi Kusnul Khotimah, M. Ag Wasmini

Penguji 1 Penguji II

Sri Tuti Rahmawati, MA Dr. Hj.Umi Kusnul Khotimah, M. Ag

Pembimbing

Dr. Yayah Nurmaliah, MA.

Page 5: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Azmi

NIM : 14311396

Tempat/Tanggal Lahir : Jayapura, 10 Februari 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Kecerdasan

Spiritual (Spiritual Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui Dongeng

(Studi Kasus di RA. Labschool IIQ Jakarta)” adalah benar-benar asli

karya penulis, kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Jakarta, 08 Agustus 2018

Nurul Azmi

Page 6: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kecerdasan Spiritual

(Spiritual Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui Dongeng (Studi

Kasus di RA. Labschool IIQ Jakarta)”.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW karena atas perjuangan beliaulah kita

dapat merasakan kehidupan yang lebih bermartabat dengan kemajuan ilmu

yang didasarkan pada Iman dan Islam. Semoga kita mendapatkan syafaatnya

di hari kiamat nanti.

Saya menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari semua

pihak, penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu

saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT karena berkat semua rahmat dan karunia-Nya, saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA selaku Rektor Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

3. Ibu Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

4. Ibu Dr. Yayah Nurmaliah, MA. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

Page 7: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

v

petunjuk dengan sabar kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, baik

secara teoritis maupun praktis selama berada diperkuliahan

6. Guru-guru Al-Qur`an, keluarga RTTQ yang telah memberikan ilmu dan

senantiasa memotivasi serta memperbaiki bacaan Al-Qur`an penulis.

7. Bapak kepala sekolah, guru, siswa dan staff administrasi RA. Labschool

IIQ Jakarta yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam

melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua penulis Bapak Muhlasin dan Mama Yatiah yang sangat

dicintai tiada henti memberikan dukungan doa, motivasi, moral maupun

materi sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di IIQ Jakarta

9. Saudara kandung penulis yaitu Taufik Hidayat, Siti Nurkhotimah dan

Toliul Anwar, serta semua keponakan, sanak keluarga yang selalu

memberikan dukungan dan kasih sayang. Semoga menjadi suri tauladan

yang baik selama ini.

10. Seluruh teman-temanku fakultas Tarbiyah, Ushuluddin, Syariah khususnya

Tarbiyah yang telah bekerja sama berjuang bersama dalam menuntut ilmu

di IIQ Jakarta baik suka maupun duka.

11. Rekan-rekan penulis di RA. Labschool IIQ Jakarta yang selalu

memberikan dukungan dan doanya.

12. Sahabat-sahabatku tersayang dan semua teman-teman penulis yang tidak

mampu disebutkan satu persatu

13. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis dicatat

sebagai amal kebaikan yang diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan

Page 8: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

vi

pahala yang berlipat ganda serta memberikan manfaat bagi penulis dan

bagi siapapun yang membacanya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca semua. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan

kritik selalu dinanti demi kesempurnaan karya selanjutnya.

Jakarta, 08 Agustus 2018

Nurul Azmi

Page 9: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi, tesis dan

disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-

Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

Th ط .a 16 ا .1

Zh ظ .b 17 ب .2

‘ ع .t 18 ت .3

Gh غ .ts 19 ث .4

F ف .j 20 ج .5

Q ق .h 21 ح .6

K ك .kh 22 خ .7

L ل .d 23 د .8

M م .dz 24 ذ .9

N ن .r 25 ر .10

W و .z 26 ز .11

H ه .s 27 س .12

’ ء .sy 28 ش .13

Y ي .sh 29 ص .14

dh ض .15

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah : a آ : â ... ي : ai

Kasrah : i ي : î .... و : au

Dhammah : u و : û

Page 10: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

viii

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل

مسالش : asy-syams الدارمي : ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ــ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata,

diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Âmannâ billâhi : آمنا باالل

آمن السفهاء : Âmana as-Sufahâ’u

ين إن الذ : Inna al-ladzîna

كع والر : wa ar-rukka’i

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih akasarakan menjadi huruf

“h”. Contoh:

ف ئدة al-Af’idah : ال

س لامية ا ل جامعة ال : al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

Page 11: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

ix

Sedangkan ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

.Âmilatun Nâshibah : عاملةناصبة

يةا ل ك ب رىال : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,

maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh: ‘Alî Hasan al-Âridh, al-Asqallânî, al-Farmawî

dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-

nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an, Al-

Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 12: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS...................................................................... iii

KATA PENGANTAR............................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB.................................................. vii

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii

ABSTRAK................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................... ............... 5

C. Pembatasan Masalah .............................................. ............... 6

D. Perumusan Masalah ................................................ ............... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................. ............... 6

F. Tinjauan Pustaka .................................................... ............... 7

G. Sistematika Penulisan ............................................. ............... 20

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perkembangan Anak Usia Dini ............................ ............... 23

1. Pengertian Anak Usia Dini ………………….................. 23

2. Perkembangan Anak Usia Dini ………………............... 25

B. Kecerdasan Spiritual ............................................. .............. 29

1.Macam-macam Kecerdasan …………………................. 29

2.Pengertian Kecerdasan Spiritual …………….................. 32

3.Peningkatan Kecerdasan Spiritual Untuk Anak

Usia Dini ………………………………………................. 36

C. Dongeng ................................................................ .............. 44

1. Pengertian Dongeng ........................................ .............. 44

2. Jenis Cerita yang Baik untuk Anak Usia Dini .............. 48

Page 13: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

xi

3. Unsur-unsur dalam Dongeng .......................... .............. 49

4. Langkah dalam Mendongeng ......................... .............. 52

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mendongeng

......................................................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan dan Penelitian .......................... .............. 59

B. Populasi dan Sampel ........................................... .............. 59

C. Rancangan Penelitian .......................................... .............. 60

D. Tempat dan Waktu Penelitian ............................. .............. 61

E. Fokus Penelitian .................................................. .............. 62

F. Teknik Pengumpulan Data .................................. .............. 62

G. Instrumen Penelitian ............................................ .............. 63

H. Teknik Analisis Data………………………….................. 63

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................... .............. 67

2. Sejarah Singkat Berdirinya RA. Labschool

IIQ Jakarta ................................................... .............. 67

3. Visi dan Misi RA. Labschool IIQ Jakarta ... .............. 68

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............ .............. 69

5. Data Siswa dan Jumlah Rombongan Belajar............... 71

6. Sarana dan Prasarana ................................... .............. 72

7. Kegiatan Ekstrakulikuler ............................. .............. 74

8. Tata Tertib Siswa-siswi RA. Labschool IIQ

Jakarta……………………………………................. 74

B. Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Peningkatan Kecerdasan Spiritual

Anak Usia Dini Melalui Dongeng di RA.

Labschool IIQ Jakarta .................................. .............. 76

2. Deskripsi Peningkatan Kecerdasan Spiritual

Anak Usia Dini di RA. Labschool IIQ Jakarta

Sebelum dan SEsudah Melalui Dongeng .... .............. 76

3. Hasil Pengukuran Pada Kelompok Eksperimen

Page 14: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

xii

dan Kelompok Kontrol ……….................................. 86

4. Pembahasan Penelitian ……………………............... 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... .............. 93

B. Saran .................................................................... .............. 94

C. Daftar Pustaka .................................................... .............. 96

D. Lampiran-lampiran ............................................. .............. 99

Page 15: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Kategori Peningkatan Kecerdasan Spiritual Melalui Dongeng ............. 64

4.2 Profil Sekolah ........................................................................................ 69

4.3 Tenaga Pendidik dan Kependidikan ...................................................... 70

4.4 Data Siswa dan Jumlah Rombongan Belajar ........................................ 71

4.5 Sarana dan Prasarana…………………………………………………. 72

4.6 Kegiatan Ekstrakulikuler ....................................................................... 74

4.7 Tata Tertib Siswa-siswi RA. Labschool IIQ Jakarta ............................ 74

4.8 Hasil Test Sebelum Melalui Dongeng (Pretest) .................................... 76

4.9 Perhitungan Deviasi Standar dari Data yang Tertera pada Tabel 1 ...... 78

4.10Frekuensi Hasil Test Siswa RA. Labschool IIQ Jakarta ...................... 78

4.11 Hasil Test Sesudah Melalui Dongeng (Posttest) ................................. 79

4.12 Perhitungan Deviasi Standar dari Data yang Tertera pada Tabel 1 .... 81

4.13 Frekuensi Hasil Test Siswa RA. Labschool IIQ Jakarta .................... 81

4.14 Presentase peningkatan yang diperoleh siswa ..................................... 82

4.15 Analisis Skor Sebelum Dan Sesudah Treatment ................................. 83

4.16 Skor Pretest dan Posttest Berdasarkan Nilai Tertinggi, Terendah, Rata-

rata dan Standar Deviasi………………………………………………….. 85

4.17 Hasil Perubahan Skor Pada Kelompok Eksperimen Dan Kelompok

Kontrol…………………………………………………………………...

87

Page 16: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

xiv

ABSTRAK

Nurul Azmi (14311396) “Peningkatan Kecerdasan Spiritual (Spiritual

Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui Dongeng (Studi Kasus di

RA. Labschool IIQ Jakarta)”. Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta 2018.

Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk Bagaimanakah cara

meningkatkan kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) anak usia dini

melalui dongeng di Kelompok B RA Labschool IIQ Jakarta pada usia 5-6

tahun. Metode yang telah digunakan dalam tujuan untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual adalah dongeng. Jenis penelitian yang digunakan yaitu

penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap subjek yang diteliti. Dengan

kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan

sebab akibat. Analisis data menunjukkan bahwa metode dongeng dapat

digunakan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak usia 5-6 tahun.

Dongeng yang telah digunakan dalam penelitian ini merupakan treatment

yang tercakup di dalamnya beberapa aspek kecerdasan spiritual anak,

diantaranya cinta dan kasih sayang, percaya diri, cerdas, adil, mandiri,

perhatian, jujur, dermawan, sabar, bersyukur, kebersihan. Namun dalam hal

ini peneliti hanya mengambil salah satu aspek kecerdasan tersebut yang

dijadikan materi untuk mendongeng sebagai treatment pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Aspek tersebut ialah terkait dengan

kemandirian anak. Berdasarkan hasil pengujian statistik infrensial,

perhitungan dengan menggunakan uji-t taraf signifikan 5% pada siswa RA.

Labschool IIQ Jakarta diperoleh thitung = 6,7562 dan ttabel = 2,07 karena thitung >

ttabel maka Ha diterima. Jadi mendongeng dapat berpengaruh dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual anak usia dini.

Kata Kunci: Anak usia dini, kecerdasan spiritual, dongeng.

Page 17: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Raudhotul Athfal merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang

dikenal oleh anak-anak. Sesuai dengan karakteristiknya anak-anak sedang

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu aspek perkembangan

tersebut yakni terkait dengan kecerdasan anak. Hal ini perlu adanya perhatian

dari berbagai pihak seperti pendidik maupun orangtua untuk ikut andil

mengupayakan peningkatan kecerdasan atau potensi anak. Di dalam Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi

ada kalanya tidak hanya memberikan dampak positif namun juga dapat

menyebabkan dampak negatif. Hal ini terlihat pada proses penggunaannya.

Apabila digunakan secara baik maka akan memberikan manfaat yang besar.

Namun jika disalahgunakan, tidak sedikit yang mengalami kerugian. Individu

semakin rentan mengalami gangguan fisik maupun psikologis seperti

kecemasan, frustasi, perilaku anarkis dan lain sebagainya. Hal ini terjadi

karena ketidaksiapan individu dalam menyikapi keadaan lingkungannya

terutama anak-anak.

Page 18: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

2

Dewasa ini, anak-anak lebih suka berkutat dengan gadget dan

bermain game di dalam rumah. Berbeda halnya dengan anak-anak zaman

dahulu yang gemar bermain di halaman rumah. Bahkan kini mereka sudah

jarang membaca buku-buku yang terdapat diperpustakaan sekolah. Sangat

disayangkan apabila generasi penerus ini semakin sedikit yang gemar

membaca buku. Dalam hal ini peran orang tua sejatinya juga penting, semisal

rutin membacakan buku untuk anaknya akan memperkaya kosa kata yang

dimiliki anak. „‟Semakin sering seorang anak dibacakan buku, semakin

banyak kata-kata yang dia dengar (lebih mendorong pemahaman anak), dan

semakin mungkin si anak mengasosiasikan membaca dengan pengalaman

harian yang menyenangkan.‟‟1

Tidak dapat dipungkiri kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari

kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting

dalam kehidupan manusia, karena merupakan alat untuk memahami

perasaan kepada orang lain juga sebagai alat untuk memahami pikiran orang

lain. „‟Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.‟‟2

„‟Kecerdasan linguistik menekankan pada keterampilan menggunakan

bahasa. Dalam bentuk kata atau kalimat yang diucapkan (lisan) dengan pola

yang terstruktur, kemampuan mengolah kata.‟‟3

Mendongeng sambil bermain merupakan salah satu stimulus yang

berperan dalam perkembangan diri seorang anak. Penelitian ini merupakan

1 Jim, Trelease, The Read-Aloud Handbook, (Jakarta: Noura (PT Mizan Publika),

2017), hal. 45

2 Ari Siswanti, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Menggunakan

Media Boneka Tangan Pada Anak Kelompok B Tk Pembina Cawas Kabupaten Klaten,

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

2012) 3 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), hal. 32. Cet. 3

Page 19: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

3

penelitian pre-eksperimen dengan desain static group comparison. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh mendongeng sambil bermain

terhadap kecerdasan spiritual anak. Selain itu dongeng juga dapat digunakan

oleh orang tua atau guru sebagai sarana mendidik dan membentuk

kepribadian anak melelui pendekatan transmisi budaya atau cultural

transmission approach yang terkait juga dengan kecerdasan spiritual anak.

„‟Teknik penyampaian dongeng disampaikan melalui metode bercerita yang

disampaikan secara komunikatif disertai penggunaan media atau peraga,

untuk memvisualisasikan tokoh dalam cerita tersebut. Pengajaran yang paling

disenangi siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar adalah

mendongeng.‟‟4

Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran kepada para

sahabat seringkali menggunakan metode cerita tentang hal-hal yang berkaitan

dengan kehidupan dan kejadian-kajadian masa lalu. Penggunaan metode itu

dianggap akan lebih membekas dalam jiwa orang-orang yang

mendengarkannya serta menarik perhatian mereka. Allah Swt. sesungguhnya

telah mengenalkan metode pembelajaran seperti ini kepada Rasulullah Saw.

seperti firman-Nya yang termaktub dalam Al-Qur`an

4 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), hal. 57. Cet. 3

Page 20: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

4

“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah

kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini

telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi

orangorang yang beriman”.(QS. Hud [11]: 120)

Proses perkembangan manusia secara utuh dimulai sejak janin dalam

kandungan ibunya dan memasuki usia emas (the golden age) sampai usia

enam tahun. Usia 0 sampai 6 tahun, merupakan masa peka bagi anak

sehingga para ahli menyebutnya The Golden Age, karena perkembangan

kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Usia dini atau

prasekolah merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Oleh

karena itu, kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk

pembelajaran anak karena rasa ingin tahu anak usia ini berada pada posisi

puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang meyimpan rasa ingin tahu anak

melebihi usia dini.

Kemampuan dan minat anak pada tahapan perkembangan usia 4

sampai 6 tahun mengalami banyak perubahan yang sangat berarti, sehingga

banyak hal yang layak untuk diberikan pada usia tersebut. pada kondisi yang

normal, umumnya anak pada usia ini sudah memiliki kemangatan pada

seluruh kemampuan. Banyak hal yang menakjubkan seolah terjadi, membuat

orang dewasa merasa bangga dan senang tetapi juga terkadang melakukan

aktivitas di luar kontrol diri yang berakibat membahayakan dirinya dan orang

lain. Anak usia ini senang melakukan berbagai eksplorasi terhadap segala

sesuatu yang dilihat, didengar, maupun yang dapat dirasakannya sebagai

wujud dari keingintahuannya yang begitu besar.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan

pra sekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah. Kurikulum yang

dikembangkan berdasarkan karakteristik anak dan dalam rangka

mengembangkan seluruh potensi anak. Kemampuan anak usia 4 sampai

Page 21: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

5

dengan 5 tahun untuk lingkup perkembangan menerima bahasa, salah satunya

diharapkan siswa mampu memahami cerita yang dibacakan. Urgensi

pembelajaran dengan melalui dongeng ini ialah di mana anak dapat

mengimplementasikan perilakunya dari segi spiritual setelah mendengarkan

dongeng yang diceritakan oleh guru ataupun orangtua. Dari segi spiritual ini

juga anak diharapkan dapat lebih memahami bagaimana bersikap baik

dengan sesama, binatang, tumbuhan dan lingkungannya. Dengan dasar inilah

peneliti mengadakan penelitian kuasi eksperimen dengan judul “Peningkatan

Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui

Dongeng”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Keterampilan bahasa verbal anak dalam mengucapkan kalimat saat

menjawab dan menceritakan pengalaman atau kejadian belum

berkembang dengan optimal.

2. Mengembangkan kecerdasan spiritual tidak bisa hanya mengandalkan

keaktifan guru, tetapi harus melibatkan keaktifan anak.

3. Penerapan kecerdasan spiritual anak dalam kehidupan sehari-hari

setelah belajar melalui dongeng.

4. Keterampilan berbicara anak kurang lancar dan jelas dalam hal

menyampaikan (ide, pikiran, gagasan, dan perasaan) dalam

komunikasi lisan.

5. Ada beberapa anak yang perlu dimotivasi dalam keterampilan

berbicara dan berperilaku yang baik.

B. Pembatasan Masalah

Page 22: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

6

Perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, agar

masalah tersebut dapat dikaji secara mendalam. Dalam penelitian ini

penulis hanya membatasi:

1. Peningkatan kecerdasan Spiritual atau Spiritual intelligence Anak

Usia Dini (AUD) melalui dongeng di Kelompok B TK/RA.

Labschool IIQ Jakarta dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengembangkan kecerdasan spiritual tidak bisa hanya

mengandalkan keaktifan guru, tetapi harus melibatkan keaktifan

anak.

3. Meningkatkan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara dan

berperilaku yang baik.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan yakni Bagaimanakah cara

meningkatkan kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) anak usia dini

melalui dongeng di Kelompok B RA Labschool IIQ Jakarta?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara meningkatkan

kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) anak usia dini di

Kelompok B TK/RA Labschool IIQ Jakarta.

2. Manfaat

a. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberi masukan

pengalaman dan wawasan serta mengembangkan aspek emosi

melalui metode bercerita dongeng.

b. Manfaat praktis

1) Bagi Guru

Page 23: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

7

Dapat memperkaya wawasan pengalaman guru untuk lebih

mengoptimalkan penggunaan metode bercerita dongeng

dalam pembelajaran di RA yang dapat digunakan untuk

mengembangkan potensi anak.

2) Bagi siswa

Dapat mengembangkan potensi kecerdasan anak.

3) Bagi Pendidikan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai

alternatif untuk dapat mengembangkan kecerdasan

spiritual melalui bercerita dongeng serta dapat menjadi

sumber inspirasi penelitian berikutnya yang sejenis dan

berkaitan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Skripsi yang ditulis oleh Fatimah (1310410020), 2017. Berjudul

“Pengaruh Kreativitas Mendongeng Guru Terhadap Kecerdasan

Emosional Anak Usia Dini di RA Nurul Haq Prambatan Kidul

Kaliwungu Kudus Tahun Ajaran 2017/2018. Kudus: Jurusan

Tarbiyah, Progam Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

STAIN Kudus.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adanya

kreativitas guru dalam mendongeng (2) mengetahui kecerdasan

emosional anak usia dini (3) mengetahui seberapa besar pengaruh

kreativitas mendongeng guru terhadap kecerdasan emosional anak

usia. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian field

research dengan melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

data atau informasi secara langsung dengan mendatangi responden

yang berada di tempat. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data terkait kreativitas

Page 24: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

8

mendongeng guru terhadap kecerdasan emosional anak usia dini.

Penulis melakukan studi lapangan di RA Nurul Haq Prambatan Kidul

Kaliwungu Kudus. Populasi penelitian ini terdiri dari seluruh peserta

didik di RA Nurul Haq Prambatan Kidul Kaliwungu Kudus sejumlah

252 kemudian diambil sampel sebesar 71, dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilapangan

yang terkait dengan objek penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam

analisis ini penulis menggunakan analisis statistik untuk hipotesis

deskriptif menggunakan uji t dan hipotesis asosiatif menggunakan

regresi linear sederhana, dan uji F mengenai pengaruh kreativitas

mendongeng guru terhadap kecerdasan emosional anak usia dini di

RA Nurul Haq Prambatan Kidul Kaliwungu Kudus. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) kreativitas mendongeng guru dalam kategori

baik yaitu sebesar 45 pada rentang interval 44-47 (2) Kecerdasan

emosional anak usia dini dalam kategori baik, yaitu sebesar 44 pada

rentang interval 43-46. (3) terdapat pengaruh yang signifikan dengan

model persamaan regresi 16,110+0,641X. Kemudian mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,600 dan diperoleh

koefisien determinasi sebesar 36%, artinya kreativitas mendongeng

guru memberikan konstribusi sebesar 36% terhadap kecerdasan

emosional anak usia dini di RA Nurul Haq Prambatan Kidul

Kaliwungu Kudus. Hal ini terbukti dari nilai yang diperoleh sebesar

38,8125 lebih besar dari nilai taraf signifikan 5% sebesar 3,98 dan

taraf signifikansi 1% sebesar 7,02 berarti > artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara kreativitas mendongeng guru terhadap

kecerdasan emosional anak usia dini di RA Nurul Haq Prambatan

Kidul Kaliwungu Kudus.

Page 25: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

9

2. Nur Rahmatul Azkiya, 2016. Pengaruh Mendengarkan Dongeng

Terhadap Kemampuan Bahasa Pada Anak Prasekolah. Iswinarti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang..

Faktor terpenting bagi anak untuk mengapresiasikan emosi

mereka salah satunya adalah bahasa. Bahasa bagi anak dapat

diperoleh melalui banyak faktor salah satunya dari pengalaman

sehari-hari. Usia prasekolah memasuki fase pemahaman terhadap

simbol termasuk bahasa, sehingga dibutuhkan metode untuk

meningkatkan kemampuan bahasa anak. Mendongeng merupakan

salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan bahasa anak, karena dalam mendongeng terjadi proses

mendapatkan kosa kata baru, mengevaluasi serta memahami

informasi baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

mendengarkan dongeng terhadap kemampuan bahasa pada anak

prasekolah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

menggunakan desain Pretest Posttest Control Group Design dengan

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Subjek penelitian berjumlah 30 orang siswa/i PAUD/KB Bunda Aini

dengan rentang usia 5 sampai 6 tahun. Analisa data menggunakan

paired sample t-test dengan hasil yang menunjukkan bahwa

mendengarkan dongeng berpengaruh sangat signifikan terhadap

kemampuan bahasa pada anak prasekolah, yang ditunjukkan dengan

nilai p= 0,000.

3. Windriantari Saputri, 2015. Peningkatan Kemampuan Berbicara

Melalui Media Gambar Pada Anak Kelompok A Di Tk Bener

Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Page 26: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

10

Dini Jurusan Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berbicara melalui kegiatan berbicara menggunakan

media gambar pada anak Kelompok A TK Bener Tegalrejo

Yogyakarta. Kegiatan berbicara menggunakan media gambar yang

bervariasi dan menarik sehingga mampu memotivasi minat anak.

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) secara kolaboratif dengan model Kemmis & Mc Taggart.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak Kelompok A

TK Bener Tegalrejo Yogyakarta yang berjumlah 21 anak. Objek

penelitian adalah kemampuan berbicara melalui media gambar.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan

wawancara. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa

lembar penilaian, untuk dokumentasi menggunakan kamera foto

untuk mendokumentasikan segala aktivitas anak selama kegiatan, dan

wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan guru

Kelompok A untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang

dihadapi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan dalam

penelitian ini adalah bila rata-rata kemampuan berbicara anak melalui

media gambar telah mencapai 80%. Hasil penelitian ini menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media

gambar di TK Bener Tegalrejo Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan rata-rata kemampuan berbicara anak pada

Pratindakan sebesar 65,60%, meningkat menjadi 76,52% pada

tindakan Siklus I, dan mencapai 94,16% pada tindakan Siklus II.

Page 27: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

11

Kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan setelah peneliti

memberikan tindakan yang dilakukan melalui beberapa tahapan dan

proses, yaitu: 1) Guru memperlihatkan beberapa gambar kepada anak

dan membaginya dalam kelompok, kemudian menjelaskan apa yang

harus dilakukan dengan gambar tersebut; 2) Anak diberi tugas untuk

berbicara mengenai gambar yang dipegangnya kepada teman

sekelompoknya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian antar anak;

3) Anak diberikan kesempatan untuk berbicara di depan teman

sekelasnya; dan 4) Guru selalu memberikan motivasi agar anak-anak

menjadi semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan berbicara.

4. Ika Yunita, 2014. Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Menggunakan Metode Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Pada

Anak Kelompok A1 Di Tk Kartika Iii-38 Kentungan, Depok. Sleman

Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

berbicara dengan menggunakan metode bercerita dengan boneka

tangan pada anak Kelompok A1 TK Kartika III-38 Kentungan,

Depok, Sleman Tahun Ajaran 2013/2014. Metode bercerita dipilih

karena pada dasarnya anak senang mendengarkan cerita. Jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif

menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart. Subjek

penelitian adalah 17 anak Kelompok A1 TK Kartika III-38

Kentungan, Depok, Sleman. Objek penelitian yaitu keterampilan

berbicara. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen lembar

observasi yang berbentuk checklist. Teknik analisis data dilakukan

melalui deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Indikator keberhasilan

dalam penelitian ini adalah apabila sekurang-kurangnya 80% dari

Page 28: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

12

jumlah anak mendapat mendapat nilai baik. Hasil penelitian

menunjukkan keterampilan berbicara anak meningkat menjadi 83,8%.

Hasil penelitian dari Pratindakan ke Siklus II terjadi peningkatan

sebesar 35,8%. Berdasarkan hasil penelitian, cara peningkatan

keterampilan berbicara menggunakan metode bercerita dengan media

boneka tangan, sebagai berikut: 1) Guru bercerita; 2) Guru melakukan

tanya jawab tentang cerita yang baru saja dibawakan; 3) Anak diminta

untuk menceritakan kembali cerita yang baru saja dibawakan; dan 4)

Guru memberikan penghargaan berupa benda konkret “kalung

senyum” kepada anak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan metode

bercerita dengan media boneka tangan dapat meningkatkan

keterampilan berbicara pada anak Kelompok A1 TK Kartika III-38

Kentungan, Depok, Sleman.

5. Skripsi Yang Ditulis Oleh Marlen Tehupeiory1, Ign I Wayan

Suwatra2, Luh Ayu Tirtayani3 Brjudul Penerapan Metode Bercerita

Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbahasa Anak Kelompok B Semester Ii, E-Journal Pg-Paud

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

(Volume 2 No 1 Tahun 2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berbahasa anak melalui penerapan metode bercerita

dengan menggunakan media gambar pada anak kelompok B semester

II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah anak

kelompok B TK kemala Bhayangkari 2 SingarajaTahun pelajaran

2013/2014, dengan jumlah anak 24 orang. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode observasi. Data analisis

Page 29: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

13

menggunakan statistik deskriptif dan metode analisis statistik

kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan persentase kemampuan berbahasa anak pada siklus I

sebesar 65,31% yang berada pada kategori sedang dan mengalami

peningkatan sebesar 21,37% pada siklus II menjadi 86,68% berada

pada kategori tinggi

6. Skripsi yang ditulis oleh Ice Eriani Siagian, 2014. Berjudul “Upaya

Mengembangkan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun Melalui

Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan di PAUD Asuhan

Desa Nagori Dolok.

Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

masih ada anak yang belum memenuhi peraturan yang ada di sekolah,

sementara pada saat anak berada di kelas A anak sudah dikenalkan

dengan aturan-aturan yang ada di sekolah. Akan tetapi pada saat anak

berada di kelas B masih ada anak yang belum mematuhi peraturan

yang ada di sekolah. Adapun permasalah yaitu kurangnya

kemampuan guru dalam menarik minat anak untuk menyimak

pelajaran yang disampaikan, kegiatan mendongeng masih jarang

dilakukan guru dalam mengembangkan karakter disiplin anak, belum

terlaksananya pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kegiatan

belajar, pendidikan karakter belum diletakkan pada proses

pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kegiatan mendongeng dengan boneka tangan dapat

mengembangkan karakter disiplin anak usia 5-6 tahun. Jenis

penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus diadakan 2 kali

pertemuan. Objek penelitian ini adalah mengembangkan karakter

Page 30: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

14

disiplin anak usia 5-6 tahun di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok

T.A 2013/2014. Subjek penelitian adalah anak kelas B yang

berjumlah 20 orang. Alat pengumpul data yang digunakan peneliti

adalah lembar observasi. Hasil analisis siklus I diperoleh data bahwa

perkembangan karakter disiplin anak melalui kegiatan mendongeng

dengan boneka tangan yaitu, tidak ada anak (0%) yang tergolong

sangat baik, 5 orang (25%) tergolong Baik, 15 orang (75%) tergolong

cukup. Dari data hasil observasi tersebut sehingga pada siklus II perlu

dilakukan kegiatan mendongeng dengan boneka tangan yang lebih

baik dan yang dapat menarik minat anak untuk mendengarkan

dongeng yang disampaikan, mulai dari memperbaik cerita yang akan

disampaikan, media yang digunakan, dan yang paling penting waktu

karena jika dongeng disampaikan terlalu lama maka dapat membuat

anak menjadi bosan. Maka dari hasil analisis siklus II diperoleh hasil

bahwa perkembangan karakter disiplin anak berkembang yaitu,

bahwa jumlah anak yang perkembangan karakter disiplin anak

tergolong sangat baik 15 orang (75%), anak yang tergolong baik

bertambah menjadi 5 orang (25%), dan anak yang tergolong cukup

menjadi 0 orang (0%). Dari hasil temuan penelitian diatas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan mendongeng dapat mengembangkan

karakter disiplin usia 5-6 tahun di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok

T.A 2013/2014.

7. Daroah, 2013. Meningkatan Kemampuan Bahasa Melalui Metode

Bercerita Dengan Media Audio Visual Di Kelompok B1 Ra

Perwanida 02 Slawi. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun 2013.

Page 31: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

15

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang Metode bercerita yang

merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan bahasa anak, karena bahasa mempunyai peranan yang

sangat penting bagi kehidupan manusia, agar metode bercerita tidak

membosankan maka seiring dengan perkembangan teknologi metode

bercerita dituangkan dengan bantuan media audio visual, sehingga

pembelajaran dengan metode bercerita pada anak usia dini tidak

membosankan.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan

kemampuan bahasa pada anak; 2) memberikan pembelajaran yang

menyenangkan melalui metode bercerita dengan media audio visual

di kelompok B1 RA Perwanida 02 Slawi. Metode penelitian

dilakukan dengan tindakan kelas. Subjek penelitiannya anak didik

kelompok B1 di RA Perwanida 02 Slawi, yang terdiri dari 32 anak, di

Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Teknik analisis data yang

digunakan adalah deskriptif persentatif dan deskriptif aktivitas anak

anak didik. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan bahasa yang

dicapai anak didik kelompok B1 RA Perwanida 02 Slawi lebih

meningkat di bandingkan dengan sebelumnya di mana perkembangan

bahasa anak hanya mencapai 50%, namun setelah dilakukan praktek

penelitian tindakan kelas melalui metode bercerita dengan

menggunakan media audio visual, pada siklus pertama mengalami

peningkatan mencapai 75%, maka dari itu dilakukan penelitian ulang

sehingga pada siklus kedua mengalami peningkatan mencapai 85%,

dimana tingkat pencapaian tersebut sudah memenuhi target penelitian

yaitu 85%, Begitu pula dengan guru lebih mudah dalam

menyampaikan metode bercerita, dan memberikan pembelajaran yang

menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan

Page 32: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

16

bahwa: pembelajaran melalui metode bercerita dengan media audio

visual dapat dikatakan berhasil dalam rangka meningkatkan

kemampuan bahasa anak, untuk itu disarankan pada semua guru dapat

memberikan kegiatan bercerita dengan bantuan media audio visual

sehingga dapat menarik dan menyenangkan anak.

8. Teguh Waluya, 2013. Peningkatan Pembiasaan Nilai Agama, Moral,

Sosial, Emosional, Dan Kemandirian Anak Melalui Dongeng Di

Taman Kanak-Kanak Dharmasiwi Purworejo Hargobinangun Pakem

Sleman Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan meningkatkan pembiasaan nilai

moral, agama, sosial, emosional, dan kemandirian anak-anak TK

Dharmasiwi Purworejo Hargobinangun Pakem Sleman, Yogyakarta

melalui Dongeng. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus dilakukan 3 kali kegiatan pertemuan. Kegiatan pertemuan

tersebut dilakukan di TK Dharmasiwi, Purworejo, Hargobinangun,

Pakem, Sleman Yogyakarta dengan jumlah anak sebanyak 13 orang

dan terdiri dari 7 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Subyek dari

penelitian adalah anak-anak TK Dharmasiwi Kelompok A yang

berjumlah 13 anak. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara

deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil dari observasi tersebut, dengan

melihat peningkatan prosentase jumlah anak yang berkembang sesuai

harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan

Page 33: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

17

pembiasaan nilai-nilai agama, moral, sosial, emosional, dan

kemandirian anak-anak di TK Dharmasiwi, Kelompok A, Purworejo

Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Anak-anak TK

Dharmasiwi Purworejo pada pra siklus menunjukkan bahwa masih

rendahnya pembiasaan nilai moral, agama, sosial, emosional, dan

kemandirian yaitu masih berada pada kategori mulai berkembang.

Pada siklus I anak TK Dharmasiwi Purworejo yang sudah

berkembang sesuai harapan hanya 3 orang atau sebesar 30,7%.

Peningkatan pembiasaan nilai agama, moral, sosial, emosional, dan

kemandirian baru menunjukkan peningkatan pada siklus II yaitu

peningkatan sebesar 75% dari 13 anak.

9. Nurhamidah, 2013. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap

Keterampilan Sosial Anak Usia Prasekolah Di Tk Siaga Tunas

Kelapa, Ngalangan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Program Studi

Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode

bercerita terhadap keterampilan sosial anak prasekolah. Subjek

penelitian ini adalah 12 anak-anak yang tergabung dalam kelompok

eksperimen. Karakteristik subjek di antaranya: a) anak usia

prasekolah (antara tiga sampai lima tahun), b) mengindikasikan

keterampilan sosial yang rendah. Kelompok eksperimen mendapat

perlakuan berupa pembelajaran dengan metode bercerita sebanyak

sepuluh kali pertemuan. Desain penelitian yang digunakan adalah one

group pre-test – post-test design. Alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Skala Keterampilan Sosial adaptasi dari PKBS

Skala A (Skala Keterampilan Sosial) dari Merrell (1994). Metode

Page 34: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

18

analisis data yang digunakan adalah teknik Intraclass Correlation

Coefficient Model Two Way Mixed, untuk mengetahui reliabilitas

antar rater dan Wilcoxon Signed-Rank Test, untuk menguji beda skor

pre-test dan post-test. Hasil Intraclass Correlation Coefficient Model

Two Way Mixed menunjukkan reliabilitas antar rater yang cukup

tinggi (pre-test 0.729 dan post-test 0.856). Hasil Wilcoxon Signed-

Rank Test menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode

bercerita dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia

prasekolah (p= 0.001), yang menunjukkan hipotesis penelitian

diterima.

10. Eva Nur Izza, Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap

Perkembangan Kecerdasan Emosional Pada Anak Kelompok B Tk

Dharma Wanita Kedunggempol. Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Surabaya.

Pelaksanaan pendidikan emosi di TK, guru memegang

peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan anak-anak yang

banyak belajar dari guru dalam membentuk tingkah lakunya dan

mengajarkan dasar-dasar kecerdasan emosi anak. Kegiatan bercerita

memberikan nilai pembelajaran yang banyak bagi proses belajar dan

perkembangan anak serta dapat menumbuhkan minat dan kegemaran

membaca. Salah satu metode yang yang dapat di emplementasikan

untuk membawa anak usia dini kepada perkembangan kecerdasan

emosional yang baik adalah metode bercerita dalam gambar.

Penelitian ini dilatar belakangi dari fakta yang kecerdasan emosi anak

di kelompok B TK Dharma Wanita Kedunggempol dapat dibangun

dengan menerapkan metode bercerita, seperti mengajak anak-anak

Page 35: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

19

bercerita setiap pagi, Hal ini dikarenakan karakteristik anak yang

masih senang mendengarkan cerita dongeng maupun senang bercerita

sendiri.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin

mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap

perkembangan kecerdasan emosional anak. Penelitian ini

menggunakan pre-exsperimental design dengan bentuk one group

pretest-posttest design. adalah penelitian kuantitatif karena mencari

ada tidaknya pengaruh metode cerita terhadap kecerdasan emosional

(variabel Y) anak kelompok B TK Dharma Wanita Kedunggempol.

Subyek penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Darma

Wanita Kedunggempol tahun pelajaran 2012/ 2013, sebanyak 20

anak. Teknik pengumpulan data pada penelian menggunakan

observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis statistic parametric dengan test independent

(Uji t), dimana jika t hitung>t tabel, maka penelitian ini disignifikasi

ada pengaruh antara dua variabel. Berdasarkan hasil penelitian, secara

umum kecerdasan emosional anak cukup baik.Karena t hitung 6.866)

lebih besar dari harga t tabel (2.093) atau 6.866 > 2.093.Nilai

probabilitas yang diperoleh adalah 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka

dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional anak sebelum dan

sesudah implementasi metode cerita ikasi ada pengaruh terdapat

perbedaan secara signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa

kecedasan emosional anak kelompok B TK Dharma Wanita

Kedunggempol setelah implementasi metode cerita adalah cukup

baik.

11. Syahraini Tambak. Metode Bercerita dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas

Islam Riau (UIR) Pekanbaru.

Page 36: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

20

Dalam proses pembelajaran diperlukan metode-metode yang

tepat. Pemilihan metode yang tepat akan menjadikan proses

pendidikan termasuk pendidikan agama islam berjalan dengan efektif.

Dalam pendidikan agama islam, banyak terkandung nilai-nilai sejarah

yang berupa cerita kejadiankejadian masa lalu baik dimasa ketika

zaman Rasulullah SAW maupun setelah beliau wafat. Panjangnya

kisah-kisah kehidupan masa lampau akan sangat sulit dipahami oleh

peserta didik apabila hanya dengan membaca. Oleh karena itu

diperlukan sebuah metode yang paling tepat untuk menceritakan kisah

perjalanan perkembangan agama islam sehingga peserta didik dapat

memahami secara mendalam dan efisien. Metode ini adalah metode

bercerita. Walaupun metode bercerita ini merupakan metode yang

hanya berpusat kepada guru, tetapi apabila dilakukan dengan intonasi

yang menarik dan isi ceritanya tepat, maka akan lebih efektif bagi

siswa dalam pemahaman cerita sejarah dibandingkan dengan metode

lainnya.

1. Sistematika Penulisan

Penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis,

dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta tahun 2017, adapun

sistematika penulisan sebagai berikut:

Pada Bab Pertama, pendahuluan yang mencakup pembahasan

mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Hipotesis

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Pada Bab Kedua, landasan teori yang mencakup landasan teoritis

atau konsep yang mendukung penulisan yaitu meliputi pengertian, tujuan,

Page 37: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

21

sistem kegiatan pembelajaran anak usia dini, pengertian dongeng,

sejarang dongeng, manfaat dan tujuan dongeng, serta implementasi

mendongeng dan pengaruhnya terhadap peningkatan kecerdasan verbal

anak.

Pada Bab Ketiga, metodologi penelitian yang meliputi

pembahasan mengenai jenis penelitian, subjek, tempat dan waktu

penelitian, serta desain prosedur penelitian (metode penelitian, sumber

data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data).

Pada Bab Keempat, hasil yang meliputi gambaran umum objek

penelitian, deskrisi data dan analisa data serta interpretasi data.

Pada Bab kelima, penutup yang membahas tentang penutup yang

berisi kesimpulan dan saran.

Page 38: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

2

Dewasa ini, anak-anak lebih suka berkutat dengan gadget dan

bermain game di dalam rumah. Berbeda halnya dengan anak-anak zaman

dahulu yang gemar bermain di halaman rumah. Bahkan kini mereka sudah

jarang membaca buku-buku yang terdapat diperpustakaan sekolah. Sangat

disayangkan apabila generasi penerus ini semakin sedikit yang gemar

membaca buku. Dalam hal ini peran orang tua sejatinya juga penting, semisal

rutin membacakan buku untuk anaknya akan memperkaya kosa kata yang

dimiliki anak. „‟Semakin sering seorang anak dibacakan buku, semakin

banyak kata-kata yang dia dengar (lebih mendorong pemahaman anak), dan

semakin mungkin si anak mengasosiasikan membaca dengan pengalaman

harian yang menyenangkan.‟‟1

Tidak dapat dipungkiri kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari

kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting

dalam kehidupan manusia, karena merupakan alat untuk memahami

perasaan kepada orang lain juga sebagai alat untuk memahami pikiran orang

lain. „‟Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.‟‟2

„‟Kecerdasan linguistik menekankan pada keterampilan menggunakan

bahasa. Dalam bentuk kata atau kalimat yang diucapkan (lisan) dengan pola

yang terstruktur, kemampuan mengolah kata.‟‟3

Mendongeng sambil bermain merupakan salah satu stimulus yang

berperan dalam perkembangan diri seorang anak. Penelitian ini merupakan

1 Jim, Trelease, The Read-Aloud Handbook, (Jakarta: Noura (PT Mizan Publika),

2017), hal. 45

2 Ari Siswanti, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Menggunakan

Media Boneka Tangan Pada Anak Kelompok B Tk Pembina Cawas Kabupaten Klaten,

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

2012) 3 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), hal. 32. Cet. 3

Page 39: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

3

penelitian pre-eksperimen dengan desain static group comparison. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh mendongeng sambil bermain

terhadap kecerdasan spiritual anak. Selain itu dongeng juga dapat digunakan

oleh orang tua atau guru sebagai sarana mendidik dan membentuk

kepribadian anak melelui pendekatan transmisi budaya atau cultural

transmission approach yang terkait juga dengan kecerdasan spiritual anak.

„‟Teknik penyampaian dongeng disampaikan melalui metode bercerita yang

disampaikan secara komunikatif disertai penggunaan media atau peraga,

untuk memvisualisasikan tokoh dalam cerita tersebut. Pengajaran yang paling

disenangi siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar adalah

mendongeng.‟‟4

Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran kepada para

sahabat seringkali menggunakan metode cerita tentang hal-hal yang berkaitan

dengan kehidupan dan kejadian-kajadian masa lalu. Penggunaan metode itu

dianggap akan lebih membekas dalam jiwa orang-orang yang

mendengarkannya serta menarik perhatian mereka. Allah Swt. sesungguhnya

telah mengenalkan metode pembelajaran seperti ini kepada Rasulullah Saw.

seperti firman-Nya yang termaktub dalam Al-Qur`an

4 Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), hal. 57. Cet. 3

Page 40: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

4

“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah

kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini

telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi

orangorang yang beriman”.(QS. Hud [11]: 120)

Proses perkembangan manusia secara utuh dimulai sejak janin dalam

kandungan ibunya dan memasuki usia emas (the golden age) sampai usia

enam tahun. Usia 0 sampai 6 tahun, merupakan masa peka bagi anak

sehingga para ahli menyebutnya The Golden Age, karena perkembangan

kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Usia dini atau

prasekolah merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Oleh

karena itu, kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk

pembelajaran anak karena rasa ingin tahu anak usia ini berada pada posisi

puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang meyimpan rasa ingin tahu anak

melebihi usia dini.

Kemampuan dan minat anak pada tahapan perkembangan usia 4

sampai 6 tahun mengalami banyak perubahan yang sangat berarti, sehingga

banyak hal yang layak untuk diberikan pada usia tersebut. pada kondisi yang

normal, umumnya anak pada usia ini sudah memiliki kemangatan pada

seluruh kemampuan. Banyak hal yang menakjubkan seolah terjadi, membuat

orang dewasa merasa bangga dan senang tetapi juga terkadang melakukan

aktivitas di luar kontrol diri yang berakibat membahayakan dirinya dan orang

lain. Anak usia ini senang melakukan berbagai eksplorasi terhadap segala

sesuatu yang dilihat, didengar, maupun yang dapat dirasakannya sebagai

wujud dari keingintahuannya yang begitu besar.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan

pra sekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah. Kurikulum yang

dikembangkan berdasarkan karakteristik anak dan dalam rangka

mengembangkan seluruh potensi anak. Kemampuan anak usia 4 sampai

Page 41: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

5

dengan 5 tahun untuk lingkup perkembangan menerima bahasa, salah satunya

diharapkan siswa mampu memahami cerita yang dibacakan. Urgensi

pembelajaran dengan melalui dongeng ini ialah di mana anak dapat

mengimplementasikan perilakunya dari segi spiritual setelah mendengarkan

dongeng yang diceritakan oleh guru ataupun orangtua. Dari segi spiritual ini

juga anak diharapkan dapat lebih memahami bagaimana bersikap baik

dengan sesama, binatang, tumbuhan dan lingkungannya. Dengan dasar inilah

peneliti mengadakan penelitian kuasi eksperimen dengan judul “Peningkatan

Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence) Anak Usia Dini (AUD) Melalui

Dongeng”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Keterampilan bahasa verbal anak dalam mengucapkan kalimat saat

menjawab dan menceritakan pengalaman atau kejadian belum

berkembang dengan optimal.

2. Mengembangkan kecerdasan spiritual tidak bisa hanya mengandalkan

keaktifan guru, tetapi harus melibatkan keaktifan anak.

3. Penerapan kecerdasan spiritual anak dalam kehidupan sehari-hari

setelah belajar melalui dongeng.

4. Keterampilan berbicara anak kurang lancar dan jelas dalam hal

menyampaikan (ide, pikiran, gagasan, dan perasaan) dalam

komunikasi lisan.

5. Ada beberapa anak yang perlu dimotivasi dalam keterampilan

berbicara dan berperilaku yang baik.

B. Pembatasan Masalah

Page 42: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

6

Perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, agar

masalah tersebut dapat dikaji secara mendalam. Dalam penelitian ini

penulis hanya membatasi:

1. Peningkatan kecerdasan Spiritual atau Spiritual intelligence Anak

Usia Dini (AUD) melalui dongeng di Kelompok B TK/RA.

Labschool IIQ Jakarta dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengembangkan kecerdasan spiritual tidak bisa hanya

mengandalkan keaktifan guru, tetapi harus melibatkan keaktifan

anak.

3. Meningkatkan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara dan

berperilaku yang baik.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan yakni Bagaimanakah cara

meningkatkan kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) anak usia dini

melalui dongeng di Kelompok B RA Labschool IIQ Jakarta?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara meningkatkan

kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) anak usia dini di

Kelompok B TK/RA Labschool IIQ Jakarta.

2. Manfaat

a. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberi masukan

pengalaman dan wawasan serta mengembangkan aspek emosi

melalui metode bercerita dongeng.

b. Manfaat praktis

1) Bagi Guru

Page 43: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

7

Dapat memperkaya wawasan pengalaman guru untuk lebih

mengoptimalkan penggunaan metode bercerita dongeng

dalam pembelajaran di RA yang dapat digunakan untuk

mengembangkan potensi anak.

2) Bagi siswa

Dapat mengembangkan potensi kecerdasan anak.

3) Bagi Pendidikan

Dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai

alternatif untuk dapat mengembangkan kecerdasan

spiritual melalui bercerita dongeng serta dapat menjadi

sumber inspirasi penelitian berikutnya yang sejenis dan

berkaitan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Skripsi yang ditulis oleh Fatimah (1310410020), 2017. Berjudul

“Pengaruh Kreativitas Mendongeng Guru Terhadap Kecerdasan

Emosional Anak Usia Dini di RA Nurul Haq Prambatan Kidul

Kaliwungu Kudus Tahun Ajaran 2017/2018. Kudus: Jurusan

Tarbiyah, Progam Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

STAIN Kudus.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adanya

kreativitas guru dalam mendongeng (2) mengetahui kecerdasan

emosional anak usia dini (3) mengetahui seberapa besar pengaruh

kreativitas mendongeng guru terhadap kecerdasan emosional anak

usia. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian field

research dengan melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

data atau informasi secara langsung dengan mendatangi responden

yang berada di tempat. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data terkait kreativitas

Page 44: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

8

mendongeng guru terhadap kecerdasan emosional anak usia dini.

Penulis melakukan studi lapangan di RA Nurul Haq Prambatan Kidul

Kaliwungu Kudus. Populasi penelitian ini terdiri dari seluruh peserta

didik di RA Nurul Haq Prambatan Kidul Kaliwungu Kudus sejumlah

252 kemudian diambil sampel sebesar 71, dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilapangan

yang terkait dengan objek penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam

analisis ini penulis menggunakan analisis statistik untuk hipotesis

deskriptif menggunakan uji t dan hipotesis asosiatif menggunakan

regresi linear sederhana, dan uji F mengenai pengaruh kreativitas

mendongeng guru terhadap kecerdasan emosional anak usia dini di

RA Nurul Haq Prambatan Kidul Kaliwungu Kudus. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) kreativitas mendongeng guru dalam kategori

baik yaitu sebesar 45 pada rentang interval 44-47 (2) Kecerdasan

emosional anak usia dini dalam kategori baik, yaitu sebesar 44 pada

rentang interval 43-46. (3) terdapat pengaruh yang signifikan dengan

model persamaan regresi 16,110+0,641X. Kemudian mempunyai

hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,600 dan diperoleh

koefisien determinasi sebesar 36%, artinya kreativitas mendongeng

guru memberikan konstribusi sebesar 36% terhadap kecerdasan

emosional anak usia dini di RA Nurul Haq Prambatan Kidul

Kaliwungu Kudus. Hal ini terbukti dari nilai yang diperoleh sebesar

38,8125 lebih besar dari nilai taraf signifikan 5% sebesar 3,98 dan

taraf signifikansi 1% sebesar 7,02 berarti > artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara kreativitas mendongeng guru terhadap

kecerdasan emosional anak usia dini di RA Nurul Haq Prambatan

Kidul Kaliwungu Kudus.

Page 45: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

9

2. Nur Rahmatul Azkiya, 2016. Pengaruh Mendengarkan Dongeng

Terhadap Kemampuan Bahasa Pada Anak Prasekolah. Iswinarti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang..

Faktor terpenting bagi anak untuk mengapresiasikan emosi

mereka salah satunya adalah bahasa. Bahasa bagi anak dapat

diperoleh melalui banyak faktor salah satunya dari pengalaman

sehari-hari. Usia prasekolah memasuki fase pemahaman terhadap

simbol termasuk bahasa, sehingga dibutuhkan metode untuk

meningkatkan kemampuan bahasa anak. Mendongeng merupakan

salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan bahasa anak, karena dalam mendongeng terjadi proses

mendapatkan kosa kata baru, mengevaluasi serta memahami

informasi baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

mendengarkan dongeng terhadap kemampuan bahasa pada anak

prasekolah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

menggunakan desain Pretest Posttest Control Group Design dengan

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Subjek penelitian berjumlah 30 orang siswa/i PAUD/KB Bunda Aini

dengan rentang usia 5 sampai 6 tahun. Analisa data menggunakan

paired sample t-test dengan hasil yang menunjukkan bahwa

mendengarkan dongeng berpengaruh sangat signifikan terhadap

kemampuan bahasa pada anak prasekolah, yang ditunjukkan dengan

nilai p= 0,000.

3. Windriantari Saputri, 2015. Peningkatan Kemampuan Berbicara

Melalui Media Gambar Pada Anak Kelompok A Di Tk Bener

Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Page 46: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

10

Dini Jurusan Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berbicara melalui kegiatan berbicara menggunakan

media gambar pada anak Kelompok A TK Bener Tegalrejo

Yogyakarta. Kegiatan berbicara menggunakan media gambar yang

bervariasi dan menarik sehingga mampu memotivasi minat anak.

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) secara kolaboratif dengan model Kemmis & Mc Taggart.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak Kelompok A

TK Bener Tegalrejo Yogyakarta yang berjumlah 21 anak. Objek

penelitian adalah kemampuan berbicara melalui media gambar.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan

wawancara. Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa

lembar penilaian, untuk dokumentasi menggunakan kamera foto

untuk mendokumentasikan segala aktivitas anak selama kegiatan, dan

wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan guru

Kelompok A untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang

dihadapi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan dalam

penelitian ini adalah bila rata-rata kemampuan berbicara anak melalui

media gambar telah mencapai 80%. Hasil penelitian ini menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media

gambar di TK Bener Tegalrejo Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan rata-rata kemampuan berbicara anak pada

Pratindakan sebesar 65,60%, meningkat menjadi 76,52% pada

tindakan Siklus I, dan mencapai 94,16% pada tindakan Siklus II.

Page 47: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

11

Kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan setelah peneliti

memberikan tindakan yang dilakukan melalui beberapa tahapan dan

proses, yaitu: 1) Guru memperlihatkan beberapa gambar kepada anak

dan membaginya dalam kelompok, kemudian menjelaskan apa yang

harus dilakukan dengan gambar tersebut; 2) Anak diberi tugas untuk

berbicara mengenai gambar yang dipegangnya kepada teman

sekelompoknya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian antar anak;

3) Anak diberikan kesempatan untuk berbicara di depan teman

sekelasnya; dan 4) Guru selalu memberikan motivasi agar anak-anak

menjadi semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan berbicara.

4. Ika Yunita, 2014. Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Menggunakan Metode Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Pada

Anak Kelompok A1 Di Tk Kartika Iii-38 Kentungan, Depok. Sleman

Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

berbicara dengan menggunakan metode bercerita dengan boneka

tangan pada anak Kelompok A1 TK Kartika III-38 Kentungan,

Depok, Sleman Tahun Ajaran 2013/2014. Metode bercerita dipilih

karena pada dasarnya anak senang mendengarkan cerita. Jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif

menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart. Subjek

penelitian adalah 17 anak Kelompok A1 TK Kartika III-38

Kentungan, Depok, Sleman. Objek penelitian yaitu keterampilan

berbicara. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen lembar

observasi yang berbentuk checklist. Teknik analisis data dilakukan

melalui deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Indikator keberhasilan

dalam penelitian ini adalah apabila sekurang-kurangnya 80% dari

Page 48: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

12

jumlah anak mendapat mendapat nilai baik. Hasil penelitian

menunjukkan keterampilan berbicara anak meningkat menjadi 83,8%.

Hasil penelitian dari Pratindakan ke Siklus II terjadi peningkatan

sebesar 35,8%. Berdasarkan hasil penelitian, cara peningkatan

keterampilan berbicara menggunakan metode bercerita dengan media

boneka tangan, sebagai berikut: 1) Guru bercerita; 2) Guru melakukan

tanya jawab tentang cerita yang baru saja dibawakan; 3) Anak diminta

untuk menceritakan kembali cerita yang baru saja dibawakan; dan 4)

Guru memberikan penghargaan berupa benda konkret “kalung

senyum” kepada anak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan metode

bercerita dengan media boneka tangan dapat meningkatkan

keterampilan berbicara pada anak Kelompok A1 TK Kartika III-38

Kentungan, Depok, Sleman.

5. Skripsi Yang Ditulis Oleh Marlen Tehupeiory1, Ign I Wayan

Suwatra2, Luh Ayu Tirtayani3 Brjudul Penerapan Metode Bercerita

Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbahasa Anak Kelompok B Semester Ii, E-Journal Pg-Paud

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

(Volume 2 No 1 Tahun 2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berbahasa anak melalui penerapan metode bercerita

dengan menggunakan media gambar pada anak kelompok B semester

II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah anak

kelompok B TK kemala Bhayangkari 2 SingarajaTahun pelajaran

2013/2014, dengan jumlah anak 24 orang. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode observasi. Data analisis

Page 49: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

13

menggunakan statistik deskriptif dan metode analisis statistik

kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan persentase kemampuan berbahasa anak pada siklus I

sebesar 65,31% yang berada pada kategori sedang dan mengalami

peningkatan sebesar 21,37% pada siklus II menjadi 86,68% berada

pada kategori tinggi

6. Skripsi yang ditulis oleh Ice Eriani Siagian, 2014. Berjudul “Upaya

Mengembangkan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun Melalui

Kegiatan Mendongeng dengan Boneka Tangan di PAUD Asuhan

Desa Nagori Dolok.

Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

masih ada anak yang belum memenuhi peraturan yang ada di sekolah,

sementara pada saat anak berada di kelas A anak sudah dikenalkan

dengan aturan-aturan yang ada di sekolah. Akan tetapi pada saat anak

berada di kelas B masih ada anak yang belum mematuhi peraturan

yang ada di sekolah. Adapun permasalah yaitu kurangnya

kemampuan guru dalam menarik minat anak untuk menyimak

pelajaran yang disampaikan, kegiatan mendongeng masih jarang

dilakukan guru dalam mengembangkan karakter disiplin anak, belum

terlaksananya pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kegiatan

belajar, pendidikan karakter belum diletakkan pada proses

pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kegiatan mendongeng dengan boneka tangan dapat

mengembangkan karakter disiplin anak usia 5-6 tahun. Jenis

penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus diadakan 2 kali

pertemuan. Objek penelitian ini adalah mengembangkan karakter

Page 50: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

14

disiplin anak usia 5-6 tahun di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok

T.A 2013/2014. Subjek penelitian adalah anak kelas B yang

berjumlah 20 orang. Alat pengumpul data yang digunakan peneliti

adalah lembar observasi. Hasil analisis siklus I diperoleh data bahwa

perkembangan karakter disiplin anak melalui kegiatan mendongeng

dengan boneka tangan yaitu, tidak ada anak (0%) yang tergolong

sangat baik, 5 orang (25%) tergolong Baik, 15 orang (75%) tergolong

cukup. Dari data hasil observasi tersebut sehingga pada siklus II perlu

dilakukan kegiatan mendongeng dengan boneka tangan yang lebih

baik dan yang dapat menarik minat anak untuk mendengarkan

dongeng yang disampaikan, mulai dari memperbaik cerita yang akan

disampaikan, media yang digunakan, dan yang paling penting waktu

karena jika dongeng disampaikan terlalu lama maka dapat membuat

anak menjadi bosan. Maka dari hasil analisis siklus II diperoleh hasil

bahwa perkembangan karakter disiplin anak berkembang yaitu,

bahwa jumlah anak yang perkembangan karakter disiplin anak

tergolong sangat baik 15 orang (75%), anak yang tergolong baik

bertambah menjadi 5 orang (25%), dan anak yang tergolong cukup

menjadi 0 orang (0%). Dari hasil temuan penelitian diatas dapat

disimpulkan bahwa kegiatan mendongeng dapat mengembangkan

karakter disiplin usia 5-6 tahun di PAUD Asuhan Desa Nagori Dolok

T.A 2013/2014.

7. Daroah, 2013. Meningkatan Kemampuan Bahasa Melalui Metode

Bercerita Dengan Media Audio Visual Di Kelompok B1 Ra

Perwanida 02 Slawi. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun 2013.

Page 51: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

15

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang Metode bercerita yang

merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan bahasa anak, karena bahasa mempunyai peranan yang

sangat penting bagi kehidupan manusia, agar metode bercerita tidak

membosankan maka seiring dengan perkembangan teknologi metode

bercerita dituangkan dengan bantuan media audio visual, sehingga

pembelajaran dengan metode bercerita pada anak usia dini tidak

membosankan.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan

kemampuan bahasa pada anak; 2) memberikan pembelajaran yang

menyenangkan melalui metode bercerita dengan media audio visual

di kelompok B1 RA Perwanida 02 Slawi. Metode penelitian

dilakukan dengan tindakan kelas. Subjek penelitiannya anak didik

kelompok B1 di RA Perwanida 02 Slawi, yang terdiri dari 32 anak, di

Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Teknik analisis data yang

digunakan adalah deskriptif persentatif dan deskriptif aktivitas anak

anak didik. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan bahasa yang

dicapai anak didik kelompok B1 RA Perwanida 02 Slawi lebih

meningkat di bandingkan dengan sebelumnya di mana perkembangan

bahasa anak hanya mencapai 50%, namun setelah dilakukan praktek

penelitian tindakan kelas melalui metode bercerita dengan

menggunakan media audio visual, pada siklus pertama mengalami

peningkatan mencapai 75%, maka dari itu dilakukan penelitian ulang

sehingga pada siklus kedua mengalami peningkatan mencapai 85%,

dimana tingkat pencapaian tersebut sudah memenuhi target penelitian

yaitu 85%, Begitu pula dengan guru lebih mudah dalam

menyampaikan metode bercerita, dan memberikan pembelajaran yang

menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan

Page 52: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

16

bahwa: pembelajaran melalui metode bercerita dengan media audio

visual dapat dikatakan berhasil dalam rangka meningkatkan

kemampuan bahasa anak, untuk itu disarankan pada semua guru dapat

memberikan kegiatan bercerita dengan bantuan media audio visual

sehingga dapat menarik dan menyenangkan anak.

8. Teguh Waluya, 2013. Peningkatan Pembiasaan Nilai Agama, Moral,

Sosial, Emosional, Dan Kemandirian Anak Melalui Dongeng Di

Taman Kanak-Kanak Dharmasiwi Purworejo Hargobinangun Pakem

Sleman Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan meningkatkan pembiasaan nilai

moral, agama, sosial, emosional, dan kemandirian anak-anak TK

Dharmasiwi Purworejo Hargobinangun Pakem Sleman, Yogyakarta

melalui Dongeng. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus dilakukan 3 kali kegiatan pertemuan. Kegiatan pertemuan

tersebut dilakukan di TK Dharmasiwi, Purworejo, Hargobinangun,

Pakem, Sleman Yogyakarta dengan jumlah anak sebanyak 13 orang

dan terdiri dari 7 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Subyek dari

penelitian adalah anak-anak TK Dharmasiwi Kelompok A yang

berjumlah 13 anak. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara

deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil dari observasi tersebut, dengan

melihat peningkatan prosentase jumlah anak yang berkembang sesuai

harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan

Page 53: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

17

pembiasaan nilai-nilai agama, moral, sosial, emosional, dan

kemandirian anak-anak di TK Dharmasiwi, Kelompok A, Purworejo

Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Anak-anak TK

Dharmasiwi Purworejo pada pra siklus menunjukkan bahwa masih

rendahnya pembiasaan nilai moral, agama, sosial, emosional, dan

kemandirian yaitu masih berada pada kategori mulai berkembang.

Pada siklus I anak TK Dharmasiwi Purworejo yang sudah

berkembang sesuai harapan hanya 3 orang atau sebesar 30,7%.

Peningkatan pembiasaan nilai agama, moral, sosial, emosional, dan

kemandirian baru menunjukkan peningkatan pada siklus II yaitu

peningkatan sebesar 75% dari 13 anak.

9. Nurhamidah, 2013. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap

Keterampilan Sosial Anak Usia Prasekolah Di Tk Siaga Tunas

Kelapa, Ngalangan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Program Studi

Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode

bercerita terhadap keterampilan sosial anak prasekolah. Subjek

penelitian ini adalah 12 anak-anak yang tergabung dalam kelompok

eksperimen. Karakteristik subjek di antaranya: a) anak usia

prasekolah (antara tiga sampai lima tahun), b) mengindikasikan

keterampilan sosial yang rendah. Kelompok eksperimen mendapat

perlakuan berupa pembelajaran dengan metode bercerita sebanyak

sepuluh kali pertemuan. Desain penelitian yang digunakan adalah one

group pre-test – post-test design. Alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Skala Keterampilan Sosial adaptasi dari PKBS

Skala A (Skala Keterampilan Sosial) dari Merrell (1994). Metode

Page 54: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

18

analisis data yang digunakan adalah teknik Intraclass Correlation

Coefficient Model Two Way Mixed, untuk mengetahui reliabilitas

antar rater dan Wilcoxon Signed-Rank Test, untuk menguji beda skor

pre-test dan post-test. Hasil Intraclass Correlation Coefficient Model

Two Way Mixed menunjukkan reliabilitas antar rater yang cukup

tinggi (pre-test 0.729 dan post-test 0.856). Hasil Wilcoxon Signed-

Rank Test menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode

bercerita dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia

prasekolah (p= 0.001), yang menunjukkan hipotesis penelitian

diterima.

10. Eva Nur Izza, Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap

Perkembangan Kecerdasan Emosional Pada Anak Kelompok B Tk

Dharma Wanita Kedunggempol. Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Surabaya.

Pelaksanaan pendidikan emosi di TK, guru memegang

peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan anak-anak yang

banyak belajar dari guru dalam membentuk tingkah lakunya dan

mengajarkan dasar-dasar kecerdasan emosi anak. Kegiatan bercerita

memberikan nilai pembelajaran yang banyak bagi proses belajar dan

perkembangan anak serta dapat menumbuhkan minat dan kegemaran

membaca. Salah satu metode yang yang dapat di emplementasikan

untuk membawa anak usia dini kepada perkembangan kecerdasan

emosional yang baik adalah metode bercerita dalam gambar.

Penelitian ini dilatar belakangi dari fakta yang kecerdasan emosi anak

di kelompok B TK Dharma Wanita Kedunggempol dapat dibangun

dengan menerapkan metode bercerita, seperti mengajak anak-anak

Page 55: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

19

bercerita setiap pagi, Hal ini dikarenakan karakteristik anak yang

masih senang mendengarkan cerita dongeng maupun senang bercerita

sendiri.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin

mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap

perkembangan kecerdasan emosional anak. Penelitian ini

menggunakan pre-exsperimental design dengan bentuk one group

pretest-posttest design. adalah penelitian kuantitatif karena mencari

ada tidaknya pengaruh metode cerita terhadap kecerdasan emosional

(variabel Y) anak kelompok B TK Dharma Wanita Kedunggempol.

Subyek penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Darma

Wanita Kedunggempol tahun pelajaran 2012/ 2013, sebanyak 20

anak. Teknik pengumpulan data pada penelian menggunakan

observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis statistic parametric dengan test independent

(Uji t), dimana jika t hitung>t tabel, maka penelitian ini disignifikasi

ada pengaruh antara dua variabel. Berdasarkan hasil penelitian, secara

umum kecerdasan emosional anak cukup baik.Karena t hitung 6.866)

lebih besar dari harga t tabel (2.093) atau 6.866 > 2.093.Nilai

probabilitas yang diperoleh adalah 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka

dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional anak sebelum dan

sesudah implementasi metode cerita ikasi ada pengaruh terdapat

perbedaan secara signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa

kecedasan emosional anak kelompok B TK Dharma Wanita

Kedunggempol setelah implementasi metode cerita adalah cukup

baik.

11. Syahraini Tambak. Metode Bercerita dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas

Islam Riau (UIR) Pekanbaru.

Page 56: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

20

Dalam proses pembelajaran diperlukan metode-metode yang

tepat. Pemilihan metode yang tepat akan menjadikan proses

pendidikan termasuk pendidikan agama islam berjalan dengan efektif.

Dalam pendidikan agama islam, banyak terkandung nilai-nilai sejarah

yang berupa cerita kejadiankejadian masa lalu baik dimasa ketika

zaman Rasulullah SAW maupun setelah beliau wafat. Panjangnya

kisah-kisah kehidupan masa lampau akan sangat sulit dipahami oleh

peserta didik apabila hanya dengan membaca. Oleh karena itu

diperlukan sebuah metode yang paling tepat untuk menceritakan kisah

perjalanan perkembangan agama islam sehingga peserta didik dapat

memahami secara mendalam dan efisien. Metode ini adalah metode

bercerita. Walaupun metode bercerita ini merupakan metode yang

hanya berpusat kepada guru, tetapi apabila dilakukan dengan intonasi

yang menarik dan isi ceritanya tepat, maka akan lebih efektif bagi

siswa dalam pemahaman cerita sejarah dibandingkan dengan metode

lainnya.

1. Sistematika Penulisan

Penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis,

dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta tahun 2017, adapun

sistematika penulisan sebagai berikut:

Pada Bab Pertama, pendahuluan yang mencakup pembahasan

mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Hipotesis

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Pada Bab Kedua, landasan teori yang mencakup landasan teoritis

atau konsep yang mendukung penulisan yaitu meliputi pengertian, tujuan,

Page 57: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

21

sistem kegiatan pembelajaran anak usia dini, pengertian dongeng,

sejarang dongeng, manfaat dan tujuan dongeng, serta implementasi

mendongeng dan pengaruhnya terhadap peningkatan kecerdasan verbal

anak.

Pada Bab Ketiga, metodologi penelitian yang meliputi

pembahasan mengenai jenis penelitian, subjek, tempat dan waktu

penelitian, serta desain prosedur penelitian (metode penelitian, sumber

data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data).

Pada Bab Keempat, hasil yang meliputi gambaran umum objek

penelitian, deskrisi data dan analisa data serta interpretasi data.

Pada Bab kelima, penutup yang membahas tentang penutup yang

berisi kesimpulan dan saran.

Page 58: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

88

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada

maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

mendongeng berpengaruh dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak

usia 5-6 tahun. Hal tersebut terlihat dari hasil nilai rata-rata dalam setiap

pengukuran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu dari 4

menjadi 7. Dengan demikian, dapat disimpulkan pemberian informasi

dengan menggunakan metode dongeng sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kecerdasan spiritual pada anak usia 5-6 tahun.

Berdasarkan hasil pengujian statistik infrensial, perhitungan dengan

menggunakan uji-t taraf signifikan 5% pada siswa RA. Labschool IIQ

Jakarta diperoleh thitung = 6,7562 dan ttabel = 2,07 karena thitung > ttabel maka Ha

diterima. Jadi mendongeng dapat berpengaruh dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual anak usia dini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dongeng dengan

tema kemandirian. Hal ini dikarenakan kemandirian merupakan salah satu

aspek yang terkait dengan kecerdasan spiritual anak. Peneliti mengambil

tema ini didasarkan atas pengamatan langsung di lapangan. Pada saat

observasi, ada beberapa anak-anak di RA. Labschool Jakarta tersebut yang

masih belum terbiasa ditinggal oleh orangtuanya ketika sekolah. Oleh

karenanya, setelah diberitahukan informasi mengenai kemandirian melalui

treatment yang dilakukan oleh peneliti, anak-anak menjadi faham tentang

hal-hal yang terkait kemandirian.

Page 59: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

89

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengemukakan saran-saran

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca hasil penelitian ini

maupun bagi peneliti lainnya yang berminat pada penelitian ini. Adapun

saran tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua dan Guru

a. Menggunakan dongeng sebagai metode alternatif untuk

melatih anak pada kelompok usia 5-6 tahun dalam

meningkatkan kecerdasan anak

b. Memberikan materi pembelajaran kepada anak khususnya

pada usia 5-6 tahun, dengan menggunakan dongeng, karena

anak lebih tertarik untuk mendengarkan dan memperhatikan,

yang ditunjukkan dengan semangat dan fokus terhadap

pemberi materi dan isi cerita, serta mengikuti arahan yang

diberikan oleh pemberi materi dari awal hingga akhir.

Sehingga, anak bisa lebih mudah untuk mengingat materi

yang disampaikan. Dengan dongeng, dapat mengarahkan

imajinasi anak agar sesuai dengan materi pembelajaran yang

diberikan.

c. Memberikan informasi melalui dongeng pada anak usia 5-6

tahun akan membuat anak antusias dan aktif dalam

mendengarkan dari awal hingga akhir pemberian informasi.

Dengan demikian, informasi dapat tersampaikan tanpa

memberikan kesan menggurui anak. Dengan metode ini, anak

dapat mengambil nilai pelajaran dari informasi yang

disampaikan secara mandiri berdasarkan pemikirannya sendiri

Page 60: PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL …

90

melalui pengalaman-pengalaman menyenangkan yang

didapatkannya saat mendengarkan cerita. Sehingga proses

pembelajaran dengan hasil yang diharapkan bisa berjalan

lebih optimal.

2. Bagi Lembaga

Anak-anak cenderung menyenangi cerita, apalagi apabila

cerita tersebut disajikan dalam bentuk dongeng. Bagi lembaga

sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang

kegiatan bercerita melalui dongeng ini. Hal ini dikarenakan agar

penyampaiannya menjadi lebih efektif. Kendati media bukan hal

yang mutlak ada ketika proses mendongeng. Bisa saja guru yang

memberikan dongeng tersebut total secara ekspresi, intonasi,

gerak tubuh, dan lain-lain. Dalam hal ini kreatifitas guru sangat

diperlukan agar kelas menjadi hidup namun tetap terkondisikan

dengan baik. Selain itu, pemilihan cerita juga penting agar apa

yang didongengkan tidak sekedar cerita biasa tapi juga sebagai

media penyampai nilai-nilai yang baik seperti hal-hal yang

berkaitan dengan agama dan moral.