Tetes Hidung

18
Fi3 Meidyawati Apok Rabu, 23 Mei 2012 Tugas Makalah Tetes Hidung Steril MAKALAH TETES HIDUNG STERIL DISUSUN OLEH : FITRI MEIDYAWATI 09 11 046 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dan Pengetahuan Alam STIFA-PM Palu 2012 BAB I PENDAHULUAN

Transcript of Tetes Hidung

Page 1: Tetes Hidung

Fi3 Meidyawati Apok

Rabu, 23 Mei 2012

Tugas Makalah Tetes Hidung Steril

MAKALAH

TETES HIDUNG STERIL

DISUSUN OLEH :FITRI MEIDYAWATI

09 11 046

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dan Pengetahuan AlamSTIFA-PM

Palu2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Page 2: Tetes Hidung

Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke

dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru.

Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu

kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung

udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.

Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri

dari sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar ini mengeluarkan lendir yang

tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu

dan bakteri ditahan dan melekat. Debu dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah

berlawanan dengan jurusan tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana

getarannya selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar,

dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan “steril”.

Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai.

Bila kedinginan pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan

cenderung pH menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat

disembuhkan dengan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi pemberian

obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung akan menolong. Obat

untuk hidung sama halnya dengan obat untuk mata, termasuk obat keras yang diawasi oleh

DITJEN POM. Namun demikian ada juga yang dapat dibeli bebas, oleh karena itu seorang

apoteker harus tahu dan menyadari bahwa suatu ketika akan mengadakan diskusi dengan

penderita yang akan beli obat tetes hidung secara bebas. Obat tetes hidung (OTH) adalah obat

Page 3: Tetes Hidung

tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat

megandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.

1.2. Tujuan Penulisan Makalah

   Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan makalah ini adalah :

1.      Untuk mengetahui pengertian tetes hidung

2.      Untuk Mengetahui  bahan-bahan tambahan yang digunakan pada sediaan tetes hidung

3.      Mengetahui hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan tetes hidung

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tetes Hidung

Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga

hidung untuk memperoleh suatu efek sIstemiK atau lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif.

Sediaan hidung sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negative

pada fungsi mukosa hidung dan cilianya. Sediaan hidung mengandung air pada umumnya

isotonik dan mungkin berisi excipients, sebagai contoh, untuk melakukan penyesuaian sifat

merekat untuk sediaan, untuk melakukan penyesuaian atau stabilisasi pH, untuk meningkatkan

kelarutan bahan aktif, atau kestabilan sediaan itu. Sediaan hidung disediakan di (dalam) dosis

ganda atau kontainer dosis tunggal, diberikan jika perlu, dengan suatu alat yang dirancang untuk

menghindari paparan dari kontaminan.

Page 4: Tetes Hidung

Kecuali jika dibenarkan dan dijinkan, sediaan hidung mengandung air disediakan dalam

dosis ganda kontainer berisi suatu bahan pengawet antimicrobial dalam konsentrasi yang sesuai,

kecuali bahan aktif sediaan tersebut mempunyai aktivitas antimicrobial yang cukup.

Beberapa kategori dari sediaan hidung dapat dibedakan:

         nasal drops and liquid nasal sprays

         nasal powders / bedak hidung

         semisolid nasal preparations / sediaan hidung semisolid

         nasal washes / pencuci hidung

         nasal sticks

Obat tetes hidung (OTH) adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang

digunakan dengan cara meneteskannya atau menyemprotkannya kedalam lubang hidung pada

daerah nasopharingeal. Obat tetes hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek,

mengandung dekongestan topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga

dapat berbentuk obat semprot hidung.

Umumnya OTH mengandung zat aktif

1.  Antibiotika (ex : Kloramfenikol, neomisin Sultat, Polimiksin B Sultat)

2.  Sulfonamida

3.  Vasokonstriktor

4.  Antiseptik / germiside (ex : Hldrogen peroksida)

5.  Anestetika lokal (ex : Lidokain HCl )

Page 5: Tetes Hidung

Mekanisme pertahanan hidung :

Bulu hidung (saring) > ditangkap oleh mukosa hidung (selaput lendir) > silia (rambut getar)  

mendorong kotoran keluar.  Tetes hidung harus steril karna hidung kaya akan jaringan epitel

(yang kaya akan pembuluh darah). Yang perlu diperhatikan bahwa rambut getar dalam rongga

hidung sangat peka terhadap beberapa macam obat misalnya obat yang mengandung Efedrin

HCl, konsentrasi paling tinggi yang dapat ditahan adalah 3% lebih tinggi dari kadar tersebut akan

mengerem kerja dari rambut getar. Larutan adrenalin yang asam (adrenalin 1 % pH 3) juga akan

mengerem kerja dari rambut getar hidung. Larutan kokain HCl hanya dapat digunakan sampai

konsentrasi paling tinggi 2,5 %. Larutan protalgol mempunyai pengaruh yang nyata terhadap

rambut getar hidung karena mengendapklan protein (padahal lendir yang diekskresikan di daerah

rambut getar sebagian bersar terdiri dari protein).

Obat tetes hidung harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik dengan cairan

tubuh lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . pengisotonisan ini perlu sekali maksudnya

agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel. Sedikit hipertoni masih diperkenankan.

Sebagai bahan pengiisotoni digunakan NaCl atau glukosa.

Tetes hidung harus steril dan untuk  menjaga agar obat terhindar dari kontaminasi, maka

penambahan preservatif juga dilakukan misalnya dengan nipagin atau nipasol atau kombinasi

keduanya. Nipagin dipakai 0,04-0,01 %; sedangkan campurannya dapat dibuat dengan

kombinasi Nipagin (0.026%) + Nipasol (0.014%) .

Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :

1.  Sebaiknya digunakan pelarut air

2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar epitel

3.  pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut stabil hendaknya ditambahkan

dapar (buffer)

4.  Usahakan agar larutan isotoni

Page 6: Tetes Hidung

5.  Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan penambahan bahan

yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir hidung

6.  Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali.

7.  Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung menthol,

karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada jalan pernafasan

8.  Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien

9.  Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama dan pada saat obat

diteteskan.

2.2 Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada sediaan tetes hidung steril yaitu :

a.      Cairan Pembawa :

Umumnya digunakan air. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai

cairan pembawa obat tetes hidung. Catatan (Repetitorium):

1.   Dalam pembawa minyak yang dulu digunakan untuk aksi depo sekarang tidak lagi digunakan

karena dapat menimbulkan pnemonia Upoid jika masuk mencapai paru-paru.

2.   Sediaan OTH tidak boleh mengganggu aksi pembersih cillia epithelia pada mukosa hiding.

Hidung yang berfungsi sebagai filter yang harus senantiasa bersih. Kebersihan ini dicapai dengan

aktivitas cilia yang secaro aktif menggerakkan lapisan tipis mucus hidung pada bagian

tenggorokan.

3.   Agar aktivitas cillla epithelial tidak terganggu maka :

-     Viskositas larutan harus seimbang dengan viskositas mukus hidung. (The Art of Compounding

hal 253: pH sekresi hidung dewasa sekitar 5,5-6,5 sedangkan anak-anak sekitar pH 5-6.7)

-     pH sediaan sedikit asam mendekati netral.

-     Larutan Isotonis atau Larutan sedikit hipertonis.

• Cairan pembawa lain : propilenglikol dan parafin liquid.

b.      pH Larutan dan Zat Pendapar (FI, Fornas, Repetitorium)

Page 7: Tetes Hidung

·          pH sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 - 6,5 dan pH sekresi anak-anak antara 5,0 - 6,7. Jadi

dibuat pH larutan OTH antara pH 5 sampai 6,7. Rhinitis akut menyebabkan pergeseran pH ke

arah basa. Peradangan akut menyebabken pergeseran pH ke arah asam. Larutan sedikit asam

akan leblh efektif bila digunakan untuk pengobatan demam dan infeksi sinusitis. Obat-obat yang

bersifat alkali akan meningkatkan sekresi basa demikian juga sebaliknya (Fabricant "Modern

Medication of Ear, Nose and Throat," New York, 1951). Keduanya dapat mempengaruhi aksi

cillia. Jadi penggunaan obat tetes hidunng bersifat basa adalah kontraindikasi selama rinitis akut

dan rinosinusitiss akut (The Art of Compounding hal 254).

·     Kapasitas dapar OTH sedang dan isotonis atau hampir isotonis karena kapasitas dapar cairan

mucus hidung rendah, maka larutan alkali dari sulfonamida tanpa dapar dapat menyebabkan

kerusakan serius pada cillia. Untuk mengatasi kekuatan basa Sulfonamida yang dapat mengiritasi

ini dianjurkan penggunaan propilenglikol.

·     Disarankan menggunakan dapar fostat pH 6.5 atau dapar lain yang cocok pH 6.5 dan dibuat

isotonis dengan NaCI.

c.      Pensuspensi (FI III)

Dapat digunakan sorbitan (span), polisorbat (tween) atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak

boleh melebihi dari 0,01 %b/v.

d.      Pengental (Repetitorium, Fornas)

Untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mucus hidung (agar

aksi cillia tidak terganggu). Sering digunakan :

-     Metil selulosa (Tylosa) = o,1 -0.5 % ;

-     CMC-Na = 0.5-2  %

Larutan yang sangat encer/sangat kental menyebabkan iritasi mukosa hidung.

Page 8: Tetes Hidung

e.    Pengawet (FI III. Fornas)

Umumnya digunakan :

-     Benzolkonium Klorida = O.01 – 0,1 %b/v

-     Klorbutanol = 0.5-0.7 % b/v

Pengawet antimikroba digunakan sama dengan yang digunakan dalam pengawetan larutan obat

mata.

f.       Tonisitas (Repetitorium)

Kalau dapat larutan dibuat isotonis (0.9 % NaCI) atau sedikit hipertonis dengan memakai NaCl

atau dekstrosa.

g.      Sterilitas

Sediaan hidung steril disiapkan menggunakan metoda dan material yang dirancang untuk

memastikan sterilitas dan untuk menghindari paparan dari kontaminan dan pertumbuhan dari

jasad renik, rekomendasi pada aspek ini disiapkan dalam bentuk teks pada metoda produksi

sediaan yang steril (BP 2001).

Contoh sediaan Tetes Hidung Steril

Tetes hidung Ephedrini

Komposisi :

tiap 10 ml mengandung :

Ephedrini Hydrochloridum 100 mg 

Natrii Chloridum 45 mg

Chlorbutanolum 50 mg

Propylenglycolum 500 µl

Aqua destilata hingga 10 m

Page 9: Tetes Hidung

Tetes hidung Efedrin 10 ml merupakan sediaan steril yang berkhasiat

sebagaidekongestan, Obat tetes hidung ini harus isotonis terhadap cairan hidung, dengan pH

normalcairan hidung diperkirakan sekitar 5,5-6,5.Sehingga digunakan NaCl sebagai

zat pengisotonik, selain sebagai zat pengisotonik NaCl digunakan juga sebagai pelarut

dimanachlorobutanol lebih stabil di dalamnya.

Obat tetes hidung diawetkan sesuai dengankebutuhannya. Konsentrasi zat pengawet pada

kebanyakan larutan dekongestan hidungsangat rendah dan berkisar antara 0,5-1%. Pada tetes

hidung efedrin pembawanya berupa air,sehingga digunakan clorbutanolum sebagai pengawet

karena sediaan yang dibuat dalam dosisganda. Bahan lain yang digunakan dalam pembuatan

tetes hidung ini adalah propilenglikolyang fungsinya sebagai pembawa. Zat pembawa atau

pelarut di sini yaitu digunakan aqua pro injeksi (API) supaya sterildan bebas dari pirogen yang

dibuat dengan cara mendidihkan air untuk injeksi segar selamatidak kurang dari 10 menit

didinginkan dan segera digunakanPenimbangan bahan dilebihkan sebanyak 5% dari bobot

aslinya. Hal ini dimaksudkanuntuk mencegah kemungkinan berkurangnya kadar zat

dalam sediaan akibatproses pembuatan dan penyimpanan.

Page 10: Tetes Hidung

Adapun beberapa contoh sediaan tetes hidung

steril di pasaran antara lain.

 

2.3 Hal-hal yang harus diperhatikan.

Dalam pembuatan obat tetes hidung, ada beberapahal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1.      Viskositas

Penambahan metil cellulose sebanyak 0,5 % untuk mendapatkan viskositas larutan yang

seimbang dengan viskositas mukosa hidung.

Page 11: Tetes Hidung

2.      Isotonis

Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit hipertonis. Namun,

larutan yang sangat encer atau sangat pekat akan menyebabkan iritasi mukosa hidung. Untuk

tonisitas, kita dapat menambahkan NaCl atau Dekstrosa.

3.      Isohidris

Keasaman (pH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 – 6,5, sedangkan anak antara 5,0 – 6,7.

Rhintis akut menyebabkan pergeseran pH ke arah basa, sedangkan peradangan akut

menyebabkan pergeseran pH ke arah asam. Sebaiknya, kita menggunakan dapar phosphat pH

6,5.

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini antara lain :

1.      Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung

untuk memperoleh suatu efek sIstemiK atau lokal.

2.      Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada sediaan tetes hidung steril yaitu:

-          Cairan Pembawa

-          pH Larutan dan Zat Pendapar

Page 12: Tetes Hidung

-          Pensuspensi

-          Pengental

-          Pengawet

-          Sterilitas

3.      Dalam pembuatan sediaan obat tetes hidung, ada beberapahal yang perlu diperhatikan yaitu :

-          Viskositas

-          Isotonis

-          Isohidris

DAFTAR PUSTAKA

1.      Lukas, Stefanus. Formulasi Steril. Andi Ofset. Yogyakarta. 2011

2.      http://sediaanfarmasi_teteshidungsteril.com

3.      http://layananapotekonline/2011/04/sediaan-tetes-hidung.html

4.      http://farmasiku_teteshidungsteril/2011/09/03/sediaanteteshidung.html

5.      http://medicafarma.blogspot.com/2009/01/sediaan-tetes-hidung.html

Diposkan oleh Fitri Meidyawati Apok di 21.01 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Gold Clock

Page 13: Tetes Hidung

Arsip Blog

▼   2012 (13) o ►   September (2) o ►   Agustus (2) o ►   Juli (3) o ▼   Mei (3)

Puisiq. Mentari Hati Tugas Makalah Tetes Hidung Steril tugas awal mikrobiologi farmasi- stifa

o ►   April (3)

Mengenai Saya

Fitri Meidyawati Apok Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia

Lihat profil lengkapku

Mari berbagi

Assalamu'alaikum Wr. Wb

PengikutTemplate Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.