Terapi Nyeri Kel 2 Fixx
-
Upload
rahayu-prasetyo -
Category
Documents
-
view
133 -
download
5
Transcript of Terapi Nyeri Kel 2 Fixx
Kasus :
Ny. B 45 tahun menjalani program rehabilitasi setelah didiagnosa Ca Mammae
terminal. Ny. B mengalami nyeri konstan di punggung dan sudah mengalami metastase
tulang.
1. Tujuan pemberian intervensi untuk mengurangi nyeri secara non farmakologi!
Tindakan nonfarmakologis mencakup intervensi perilaku kognitif dan penggunaan
agen-agen fisik. Tujuan intervensi perilaku kognitif adalah mengubah persepsi klien
tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi klien rasa pengendalian yang lebih
besar. Agens-agens fisik bertujuan untuk memberikan rasa nyaman, memperbaiki
disfungsi fisik, mengubah respon fisiologis dan mengurangi rasa takut (Potter & Perry,
2005). Tujuan pemberian intervensi relaksasi jangka panjang adalah agar idividu
memonitor dirinya secara terus menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk
membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian
tubuh. Sedangkan tujuan meditasi untuk memperbaiki suasana hati, meningkatkan rasa
identitas dan mengurangi kegelisahan dan juga meditasi menimbulkan keadaan santai,
menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernagasan dan denyut jantung
serta menghasilkan laporan penurunan pernafasan.
Dalam imajinasi dering menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat seperti
perubahan dalam fungsi imun. Tujuan imajinasi digunakan untuk visualisasi sel kanker
yang telah dihancurkan oleh sel sistem imun, untuk mengurangi atau mengontrol rasa
nyeri dan untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. Sedangkan dalam intervensi
akupuntur untuk memodifikasi resepsi rasa nyeri, menyamakan fungsi fisiologis, serta
mengobati atau mencegah penyakit, mengatur dan meluruskan kembali qi serta
mengaktifkan mekanisme penyembuhan diri oleh seseorang.
2. Tehnik mengurangi nyeri secara non farmakologis ( misalnya tehnik relaksasi,
tehnik imageny guidance )
Tenik peredaan nyeri nonfarmaologis
1) Intervensi Mekanis Non Invasif
a. Stimulasi Kutan
Aktifitas yang merangsang kulit untuk tujan meredakan nyeri.
b. Kompres Panas dan Dingin
Menurunkan nyeri dan spasme otot
Tetap ingat kapanpun menggunakan terapi panas atau dingin: usia pasien, riwayat
medis, kondisi kulit dan ketidaknyamanan
c. Stimulasi Saraf Listrik Transkultan ( Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation/
TENS )
Terdiri dari alat yang dioperasikan baterai berukuran saku yang memberikan arus
listrik ringan kontinu pada kulit melalui elektroda.
2) Intervensi Perilaku
Relaksasi fisik
a. Relaksasi
Keadaan bebas relatif dari ansietas dan ketegangan otot. Teknik ini didasarkan
pada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karna
nyeri atau kondisi penyakitnya. Teknik relaksasi dapat menurunkan keteganggan
fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam kondisi berbaring
atau duduk di kursi. Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi
adalah klien dengan pisisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat dan
lingkungan yang tenang.
a) Relaksasi otogenik
Istilah otogenik secara spesifik menyiratkan bahwa anda memiliki kemampuan
untuk mengendalikan beragam fungsi tubuh, seperti frekuensi jantung, tekanan darah
dan aliran darah. Dengan mengalihkan respons tubuh anda secara sadar berdasarkan
perintah anda sendiri, anda dapat membantu melawan efek akibat stres yang
berbahaya. Kita sekarang menyadari bahwa hubungan pikiran-tubuh sangat kuat.
Kenyataanya, kita dapat menyelinap dan mengambil alih fungsi pengendali otomatis
dari sistem saraf kita kapan pun kita mau untuk menolak respons stres yang
mengancam keadaan nonfisik kita. Jadi, ide dasar dari pelatihan otogenik adalah
untuk mempelajari cara”mengalihkan” pikiran berdasarkan anjuran sehingga dapat
menyingkirkan respons stres yang mengganggu pikiran anda.Prinsipnya klien harus
mampu berkonsentrasi sambil membanca mantra, doa, dzikir dalam hati seiring
dengan ekspirasi udara paru.
Langkah-langkah latihan relaksasi autogenic:
A. Persiapan sebelum memulai latihan
a. Tubuh berbaring, kepala disanggah oleh bantal dan mata terpejam.
b. Atur napas hingga napas menjadi lebih teratur.
c. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara perlahan-lahan sambil katakan
dalam hati “saya damai dan tenang”.
B. Langkah 1: Merasakan Berat
a. Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua lengan terasa berat.
Selanjutnya, secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan terasa kendur,
ringan hingga terasa sangat ringan sekali sambil katakan “saya merasa damai
dan tenag sepenuhnya”.
b. Lakukan hal yang sama pada bahu punggung leher dan kaki
C. Langkah 2: Merasakan Kehangatan
a. Bayangkan darah mengalir keseluruh tubuh dan rasakan hawa hangatnya
aliran darah, seperti merasakan minuman yang hangat saambil mengatakan
dalam diri “saya merasa senang dan hangat”.
b. Ulangi enam kali.
c. Katakan dalam hati “saya merasa damai, tenang”.
D. Langkah 3: Merasakan Denyut Jantung
a. tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut
b. bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang
c. ulangi enam kali
d. katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”
E. Langkah 4: Latihan Pernapasan
a. Posisi tangan tidak berubah
b. Katakan dalam diri “napasku longgar dan tenang”
c. Ulangi enam kali
d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang”
F. Langkah 5: latihan abdomen
a. Posisi kedua tangan tidak berubah
Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan teratur dan terasa hangat
b. Katakana dalam diri “ darah yang mengalir dalam perutku terasa hangat
c. Ulangi enam kali
d. Katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”
G. Langkah 6: latihan kepala
a. Kedua tangan pada posisi awal
b. Katakana dalam hati “ kepala saya benar-benar terasa digin
c. Ulangi enam kali
d. Katakan dalam hati “saya merasa damai dan tenang”
H. Langkah 7: akhir latihan
Mengakhiri latihan relaksasi otogenik atau meletakan atau mengepalkan
lengan bersama dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan sambil membuka
mata.
b) Relaksasi otot secara progresif (Progressive Muscular Relaxation [PMR]).
PMR merupakan salah satu tehnik yang khusus yang didesain khusus untuk
membantu meredakan ketegangan otot yang terjadi. PMR dapat digunakan sebagai
terapi untuk membantu meredakan gejala yang berkaitan dengan stres seperti
insomnia, sakit kepala, nyeri punggung bawah, hiperetensi. Tehnik ini
memperlihatkan pentingnya menhaan respons stres dengan mencoba meredakan
ketegangan otot secara sadar. Cara terbaik untuk melakukan PMR adalah dengan
mengencangkan dan merelaksasikan setiap kelompok otot di dalam tubuh, secara
bergantian. Fase ketegangan secara singkat, hanya sekitar 5-10 detik. Jika
dibandingkan, fase relaksasi ternyata berlangsung lebih lama, sekitar 45 detik. Perlu
diingat bahwa hanya satu kelompok otot yang harus dikontraksikan pada satu waktu,
biarkan kelompok otot yang lain rileks. Pada awalnya mungkin merasa sulit jika
tidak melibatkan otot disekitarnya, tetapi hal ini akan terbiasa dengan latihan. Jika
telah selesai melakukan tehnik ini , tetaplah berbaring di lantai atau duduk di kursi
selama beberapa menit dan rasakan semua sensai fisik yang terjadi. Nikmati
perasaan yang sangat rileks tersebut. Kemudian mulailah memusatkan pikiran pada
keadaan sekeliling. Dengan merasakan derajat kontraksi otot yang berbeda ini, anda
mungkin menemukan bahwa anda semakin sadar akan tingkat ketegangan otot anda.
Dalam kegiatan sehari-hari dan merelaksasikan melalui teknik pelepasan
ketegangan. Lakukan tehnik ini dimulai dari urutan kelompok otot wajah, rahang,
leher, bahu, dada tas, tangan dan lengan, perut, punggung bawah, bokong, paha,
betis dan kaki. Kontraksi setiap kelompok otot dibagi dalam tiga bagian dengan tiap-
tiap bagian berdurasi 5 detik: 100% (keluarkan semua), 50% (separuh kekuatan dari
kontraksi awal), 5% (kontraksi yang lemah). Fase relaksasi diantara setiap kontraksi
harus berdurasi sekitar 45 detik
c) Teknik pernapasan diafragma
Dalam kondisi istirahat normal, frekuensi pernapasan manusia adalah empat
belas sampai enam belas kali per menit. Dalam keadaan panik, napas akan menjadi
lebih cepat dan lebih pendek, dengan kontraksi otot dada bagian atas menjadi lebih
kuat. Ketika dada bagian atas mengembang, rangsangan saraf meningkat dan tanda-
tanda vital mulai meningkat (frekuensi jantung, tekanan darah dll). Dengan cara
mempelajari cara modifikasi gaya bernapas (dengan lebih menekankan bagian
perut), dapat mengurangi frekuensi napas menjadi sekitar tiga sampai enam kali per
menit. Hal yang pertama kali harus dilakukan saat melakukan tenik ini adalah
dengan mengatur posisi tubuh secara nyaman, baik posisi duduk secara rileks
maupun berbaring telentang dengan mata tertutup. Untuk mendapatkan efek yang
optimal, longgarkan pakaian disekitar leher dan pinggang. Saat pertama mempelajari
tehnik ini, letakkan tangan diatas perut dan rasakan naik turunnya perut pada setiap
pernapasan. Setelah menutup mata dan mengatur posisi yang nyaman, fokuskan
perhatian anda semua pada pernapasan. Bayangkan udara yang dihirup sebagai
udara yang bersih. Murni, dan aktif-udara dengan kekuatan untuk membersihkan dan
memulihkan tubuh. Saat menghirup udara yang bersih dan murni, bayangkan dan
rasakan udara yang memasuki hidung atau mulut, mengalir ke rongga hidung
samapai bagian atas kepala, dan kemudian turun ke tulang belakang dan bersirkulasi
di daerah bagian bawah perut. Sekarang, saat anda mengeluarkan napas, bayangkan
udara yang keluar dari tubuh anda sebgai udara hitam-asap gelap berkabut yang
melambangkan stressor, frustasi, dan racun yang mengisi pikiran dan tubuh anda.
Pada setiap napas, biarkan udara yang bersih dan murni masuk dan bersirkulasi
serta memperbarui diri anda, dan biarkan udara yang kotor dan hitam membantu
anda mengeluarkan stres dan ketegangan. Ulangi siklus pernapasan ini selama 5-10
kali per menit. Saat anda berkali-kali mengulang siklus breathing clouds ini, rasakan
lepasnya stres dan ketegangan. Anda juga dapat melihat bahwa udara yang anda
keluarkan berubah dari hitam menjadi abu-abu, atau bahkan sampai menjadi
keputih-putihan-suatu bayangan yang menandai terpenuhinya relaksasi.
Relaksasai mental
Meditasi: Menenangkan pikiran. Dalam keadaan stres pikiran anda terlalu dipenuhi
dengan gangguan. Jika dikaji lebih cermat, benak kita berisi pikiran yang timbuk baik dari
dalam (ingatan dan perasaan) maupun dari luar diri (percakapan, kemacetan, siaran radio),
yang semuanya bersaing untuk memperebutkan perhatian kita. Begitu pikiran ini bersatu,
benak kita akan kusut dan kita akan mengalami sensory overload (rangsang sensorik yang
kita terima berlebihan). Disinilah teknik meditasi diperlukan. Tehnik meditasi merupakan
alat untuk mengurangi kekusutan pikiran dan membawa ketenangan jiwa. Jika terbebas
dari pikiran yang kusut, seseorang akan lebih terbuka untuk menerima bisikan kata hati,
pendapat dan cara baru untuk mengatasi masalah yang belum terpecahkan. Berdasarkan
falsafah timur meditasi terbagi menjadi dua cabang:
1) Meditasi eksklusif (terbatas). Meditasi ekslusif juga dikenal sebagai meditasi
konsentrasi, mengharuskan anda membatasi perhatian hanya pada satu pikiran. Proses
meditasi terbatas mengharuskan anda menutup pikiran terhadap semua sensasi dan
rangsang yang datang dari luar dan kemudian mengarahkan fokus anda pada pikiran
batin. Pikiran tunggal ini akan menjadi alat untuk mengusir semua pikiran lain dari
benak anda. Pada kebanyakan kasus, meditasi ekslusif dipraktikkan dengan mata
terpejam untuk mencegah teralihnya pikiran akibat penglihatan.
2) Meditasi inklusif (meditasi terbuka). Meditasi inklusif tampaknya sangat mirirp
dengan asosiasi bebas, yaitu pikiran yang menerawang tanpa tujuan. Pada praktik
meditasi inklusif, benak kita bebas menerima semua pikiran baik yang disadari
maupun tidak. Akan tetapi, ada satu persyaratan yang harus dipenuhi. Semua pikiran
yang masuk dengan kita sadari harus dipilih secara objektif dan tanpa ada penilaian
atau keterikatan emosional. Tidak ada ikatan emosi yang dihubungkan dengan pikiran
anda. Intinya dengan melepaskan diri dari emosi, anda membiarkan dinding ego diri
anda runtuh untuk sementara sehingga anda dapat lebih terbuka terhadap ide-ide yang
mungkin dapat membantu menyelesaikan masalah dalam kehidupan.Dalam meditasi
jenis ini, mata biasanya terbuka tetapi tidak menjadi masalah jika lebih suka
memejamkan mata.
b. Distraksi
Tujuan :
Memfokuskan pada stimuli ( musik, tepukan, orang, humor) daripada sensasi
nyeri.
Mengubah kemampuan pasien untuk menoleransi nyeri.
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Teknik distraksi yang dapat
dilakukan di antaranya adalah:
1. Bernapas lambat dan berirama secara teratur
2. Menyanyi berirama dan menghitung ketukannya
3. Mendengarkan music
4. Mendorong untuk mengkhayal (guided imagery) yaitu melakukan bimbingan
yang baik kepada klien untuk mengkhayal. Tekniknya sebagai berikut:
Atur posisi nyaman pada klien
Dengan suara yang lembut, mintakan klien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra.
Mintakan klien untuk tetap berfokus pada bayangan yang menyenangkan
sambil meralaksasikan tubuhnya
Bila klien tampak rileks, perawat tidak perlu bicara lagi.
Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, atau tidak nyaman,
perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien siap.
c. Massage (pijatan). Ada beberapa teknik massage yang dapat dilakukan untuk distraksi
seperti yang tergambar berikut ini.
1) Remasan. Usap otot bahu yang dikerjakan secara bersama (Gambar 8-1).
2) Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat, dan
bergantian tangan (Gambar 8-2)
3) Gesekan. Meminjat punggung dengan ibu jari, gerakannya memutar sepanjang
tulang punggung dari sacrum ke bahu (Gambar 8-3).
4) Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan lebih halus dengan
gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena (Gambar 8-4).
5) Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda, dengan arah
yang berlawanan menggunakan gerakan meremas (Gambar 8-5).
6) Tekanan menyikat. Secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung jari untuk
mengakhiri pijatan (Gambar 8-6).
d. Imajinasi atau Visualisasi
Secara mental menciptakan sebuah gambar
Berfokus pada orang terdekat, tempat yang menyenangkan, kejadian masa lalu
atau apapun yang dianggap memberikan kenikmatan.
Gunakan pikiran jauh dari sensasi nyeri : bervariasi secara individu karena
kesukaan pribadi
e. Humor
Digunakan sebagai distraksi; dapat memberi perbedaan nyeri sampai 2 jam.
f. Berdoa
Penggunaan komunikasi dengan kekuatan yang lebih tinggi
g. Terapi bermain
Gunakan permainan atau mainan
Bermanfaat untuk anak-anak dan orang dewasa
h. Umpan Balik Biologis
Kemampuan untuk mengubah fungsi tubuh dengan fokus mental intens;
memerluan ketrampilan individu profesional yang dilatih dalam teknis ini
i. Hipnotis
Hipnotis adalah suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadar diri
yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang disampaikan oleh pehipnotisan. Penggunaan
psikoterapi untuk mengubah komponen afektif serta komponen sensori nyeri: persepsi
pasien terhadap nyeri diubah
3) Tehnik Invasif
a. Blok Syaraf
Injeksi agens anestetik kedalam atau dekat jaras nyeri dapat dilakukan dengan
agens anestetik temporer maupun agens neurolitik permanen
b. Prosedure Bedah Neuro
Pemutusan bedah atau kimiawi ( alkohol ) terhadap jaras nyeri.
c. Akupuntur
Akupuntur merupakan metode stimulasi titik tertentu (akupoint) pada tubuh
dengan memasukkan jarum khusus untuk memodifikasi persepsi rasa nyeri,
menormalkan fungsi fisiologis serta mengobati atau mencegah penyakit. Akupuntur
mengatur atau meluruskan kembali aliran qi. Menurut pengobatan tradisional cina
jarum akupuntur melepaskan obstruksi energy dan membangun kembali aliran qi
melalui meridian, selanjutnya mensimulasi dan mengaktifkan mekanisme
penyembuhan diri oleh tubuh. Sedangkan menurut medis penusukan jarum pada
berbagai titik kedalam tubuh untuk meredakan nyeri; merangsang serat syaraf besar
untuk menutup gerbang pada medulla spinalis untuk impuls nyeri.
Masalah terbanyak yang dapat diobati dengan akupuntur meliputi nyeri
punggung bagian bawah dan nyeri pada otot wajah, sakit kepala ringan dan migraine,
linu panggul, nyeri bahu, tenis elbow, osteathritis, salah urat pada leher, dan keseleo
musculoskeletal. Masalah lain yang telah berhasil diobati diantaranya sinusitis,
gangguan gastrointestinal, gejala premenstruasi, kelainan neurologis, penyakit paru
kronis (termasuk asma), hipertensi, merokok, dan kecanduan lainnya, serta depresi
klinis.
Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi telah menjalani pelatihan
yang sesuai dan menggunakan jarum yang steril. Meskipun telah ditemukan
komplikasi namun masih jarang terjadi jika praktisi melakukan langkah yang benar
untuk menjamin keamanan alat dan klien. Komplikasi meliputi infeksi karena
sterilisasi jarum yang tidak adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk
waktu yang lama, jarum yang patah, kebocoran organ internal, perdarahan, pingsan,
kejang, keguguran, dan perasaan mengantuk pasca pengobatan.
Kontraindikasi pengobatan adalah pada individu yang memiliki kelainan
perdarahan trombositopenia, infeksi kulit, atau yang memiliki ketakutan terhadap
jarum. Hindari elektroakupuntur pada individu dengan alat pacu jantung, dan individu
yang meiliki aritmia jantung, epilepsy, atau hamil.
3. Tehnik mengurangi nyeri secara non farmakologi yang tepat bagi klien.
Nyeri pada pasien yang terkena kanker bias dipengaruhi oleh empat factor:
1.Fisik :
Penyakit atau komplikasi kanker
Penyakit lain
Pengobatan kanker
2. Nyeri cemas
Takut sakit, mati
Rumah sakit atau perawatan jelek
Tidak punya uang
Keadaan keluarga yang ditinggalkan
Masa depan tidak pasti
3. Nyeri marah :
Birokrasi yang sulit
Diagnosis terlambat
Factor tidak ada
Dokter tidak komunikatif
Terapi gagal
Teman-teman tidak menengok
4. Nyeri Depresi
Kehilangan kedudukan social
Kehilangan pekerjaan, penghasilan
Kehilangan peran dalam keluarga
Gelisah, insomnia
Tidak ada nafsu, lemah
Perasaan tidak berguna
Dalam kasus di atas, nyeri yang dialami oleh klien adalah nyeri fisik dan nyeri karena
cemas. Nyeri fisik dirasakan oleh klien karena penyebaran kanker sudah mencapai tahap
metastase tulang, rasa nyeri sudah menjalar sampai ke punggung. Sehingga Tehnik
mengurangi nyeri fisiknya secara non farmakologi yang tepat bagi klien melalui
akupuntur, massage, dan relaksasi PMR. Sedangkan nyeri cemas dikarenakan kondisi
klien sudah mencapai tahap terminal, sehingga klien merasa takut mati. Untuk itu untuk
mengurangi nyeri yang dikarenakan oleh cemas tersebut dapat dilakukan beberapa teknik
nonfarmakologis diantaranya relaksasi otogenik, distraksi, imajinasi, dan berdoa.
Sumber :
Otto, shirley E.2005.Buku Saku Kperawatan Onkologi.Jakarta:EGC
National Safety Council. 1994. Stress management. Boston: Jones and Barlett
Publishers
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika