teori birokrasi publik

21
E-STNK SEBAGAI INOVASI PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia saat ini sudah membebaskan daerah untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahannya sendiri. Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah berhak mengenakan pungutan biaya kepada masyarakat berupa pajak. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat, seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan undang-undang (http://dipenda.pekanbaru.go.id). Berdasarkan lembaga pemungutan pajak (www.lasamulafai.wordpress.com), pajak dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak migas, pajak ekspor dan lain-lain. Sedangkan pajak daerah seperti pajak provinsi yang meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan lain-lain, serta Pajak Kabupaten/kota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan lain-lain. Saat ini, pengguna kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 tercatat jumlah kendaran bermotor di Indonesia mencapai 94.373.324 unit, dengan didominasi oleh sepeda motor sebanyak 76.381.183 unit, diikuti mobil penumpang sebanyak 10.432.259 unit dan di urutan ketiga dan keempat adalah truk 1

description

teori birokrasi publik

Transcript of teori birokrasi publik

E-STNK SEBAGAI INOVASI PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

13

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia saat ini sudah membebaskan daerah untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahannya sendiri. Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah berhak mengenakan pungutan biaya kepada masyarakat berupa pajak. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat, seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan undang-undang (http://dipenda.pekanbaru.go.id). Berdasarkan lembaga pemungutan pajak (www.lasamulafai.wordpress.com), pajak dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak migas, pajak ekspor dan lain-lain. Sedangkan pajak daerah seperti pajak provinsi yang meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan lain-lain, serta Pajak Kabupaten/kota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan lain-lain.

Saat ini, pengguna kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 tercatat jumlah kendaran bermotor di Indonesia mencapai 94.373.324 unit, dengan didominasi oleh sepeda motor sebanyak 76.381.183 unit, diikuti mobil penumpang sebanyak 10.432.259 unit dan di urutan ketiga dan keempat adalah truk dan bus masing- masing sebanyak 5.286.061 unit dan 2.273.821 unit. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengguna kendaraan bermotor sangatlah besar di Indoneisa mengingat saat ini untuk membeli sebuah kendaraan bermotor juga begitu mudah persyaratannya dan ringan biayanya. Dari data di atas, dapat ketahui bahwa dengan jumlah pemilik kendaraan motor yang tinggi seharusnya dapat mengoptimalkan pendapatan pajak daerah melalui pajak kendaraan bermotor (PKB). Namun, kasus yang sering terjadi di lapangan adalah masih ada penguna kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor karena tidak sempat, tidak ada uang, atau bahkan tidak punya waktu karena proses pembayaran pajak yang dianggap berbelit-belit dan tidak praktis. Keterlambatan tersebut menjadikan pendapatan pemerintah juga terhambat. Selain itu, ada juga kasus korupsi yang dilakukan oleh petugas yang berwenang dalam pelayanan pajak kendaraan bermotor, seperti kasus yang terjadi di Samsat Lebak yang merugikan Negara sebesar Rp 1,6 M (www.sp.beritasatu.com). Dari uraian yang dijelaskan diatas, perlu adanya solusi yang inovatif dalam pemberian pelayanan pembayaran PKB agar wajib pajak merasa tidak repot, dapat lebih tepat waktu dan cepat dalam pembayarannya, maka ide ini muncul dengan membuat Surat Tanda Nomor Kendaraan Elektronik (e-STNK) yang dibuat mirip dengan ATM card yang berisi database wajib pajak yang ada di STNK. Secara otomatis pengguna yang dikenakan wajib pajak akan mendapat notifikasi sms (sms peringatan) pada saat mendekati waktu pembayaran pajak dan tetap melakukan pembayaran pajak ke SAMSAT saat pergantian plat nomor polisi atau memperbarui isi database e-STNK. 1.2. Rumusan Masalah1) Bagaimana Pembuatan dan Penerapan e-STNK?

2) Bagaimana Inovasi Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui penggunaan e-STNK?1.3. Tujuan Penulisan1) Mengetahui cara pembuatan dan penerapan dari e-STNK

2) Mengetahui inovasi pelayanan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui penggunaan e-STNK 1.4. Manfaat Penulisan1) Untuk menjelaskan tentang pembuatan dan penerapan e-STNK bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

2) Untuk menjelaskan tentang keefisiensiannya penggunaan e-STNK dalam melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor BAB IITELAAH PUSTAKA

2.1 Kajian tentang PajakS.J. Djajadiningrat dalam bukunya Perpajakan Teori Dan Kasus, mendefinisikan pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksaan tetapi tidak ada timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum (Djajadiningrat, 2003). Dalam buku tersebut, pajak dibagi berdasarkan Sifat (pajak subjektif dan pajak objektif), Golongan (pajak langsung dan pajak tidak langsung), dan Wewenang Pemungut pajak (pajak pusat dan pajak daerah). Pajak daerah itu sendiri masih dibagi menjadi 2, yaitu pajak daerah tingkat I (provinsi), dan pajak daerah tingkat II (kabupaten/kota). Untuk pajak daerah tingkat provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah Republik Indonesia, Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat dengan PKB adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. 2.2 Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK)

Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) adalah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoperasian kendaraan bermotor (Ranmor) yang berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan Polri yang berisi identitas pemilik, identitas Ranmor dan masa berlaku termasuk pengesahannya (https://ferli1982.wordpress.com/). Di Indonesia, STNK diterbitkan oleh SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yaitu tempat pelayanan penerbitan/pengesahan STNK oleh tiga instansi yaitu POLRI (Kepolisisan Republik Indonesia), Dinas Pendapatan dan PT. Jasa Raharja. STNK berisi identitas kepemilikan, mulai dari nomor polisi sampai masa berlakunya selama 5 tahun dan diharuskan melakukan cek. Selain itu STNK juga sebagai sarana pelindung masyarakat, Sebagai sarana pelayanan masyarakat dan Sebagai sarana untuk meningkatkan penerimaan negara melalui sektr pajak. (Sheila, dkk: 2012). Adapun cara untuk memperpanjang STNK atau membayar pajak kendaraan bermotor adalah :

1) Isi formulir permohonan perpanjang STNK sesuai data di STNK dan BPKB. Formulir dapat di ambil di loket pendaftaran. 2) Serahkan berkas permohonan perpanjang Pajak STNK tersebut ke Loket Penyerahan berkas.3) Silahkan tunggu sampai dipanggil nama sesuai data yang tercantum di STNK.4) Anda akan diberikan slip pembayaran Pajak yang telah tercantum biaya pajak yang harus dibayar.5) Serahkan Slip pembayaran dan uang sebesar biaya pajak ke Kasir.6) Anda akan memperoleh bukti pelunasan pembayaran pajak dan bukti tersebut diserahkan ke loket Pengambilan STNK.7) Silahkan tunggu hingga nama anda dipanggil. STNK baru anda telah diperpanjang satu tahun ke depan.8) Untuk proses lima tahunan, setelah selesai proses pembayaran pajak STNK, bawa bukti pembayaran pajak tersebut ke loket pengambilan TNKB untuk mengambil Plat nomor yang baru.

Selain di kantor Samsat setempat, khusus proses perpanjangan pajak tahunan juga dapat dilakukan di Samsat keliling dan gerai Samsat. BPKB dan KTP asli dibawa untuk bukti keaslian (https://id-id.facebook.com/notes/ntmc-korlantas-polri). Dengan adanya prosedur tersebut, maka muncullah sebuah pemikiran terkait inovasi pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat, yakni pelayanan yang cepat dan tidak membingungkan, yakni penggunaan Surat Tanda Nomor Kendaraan Elektronik (e-STNK).

E-STNK adalah sebuah smartchart yang berisi identitas kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan tersebut. E-STNK ini bersifat multifungsi, ia juga berfungsi sebagai pengaman kendaraan dari pencurian. Fungsi utama dari e-STNK ini adalah sebagai identitas pemilik yang sudah tersimpan dalam database admin dan otomatis akan terupdate ketika pengguna sudah melakukan pembayaran PKB. Sehingga pengguna tidak perlu mengisi formulir yang sama setiap tahunnya ketika akan membayar PKB.Dalam penggunaan e-STNK, maka perlu adanya aplikasi yang menunjang pelaksanaannya, yaitu:

1) Sistem Informasi

Kertahadi (dalam Fatta, 2007), sistem Informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses.

Adapun komponen dalam sistem informasi adalah:

a. Sistem Aplikasi menurut Ali Zaki dan Smitdev Community adalah komponen yang berguna melakukan pengolahan data maupun kegiatan-kegiatan seperti pembuatan dokumen atau pengolahan data (http://dilihatya.com).b. Teknologi Hardware (computer set and network) dalam kamus Bahasa Indonesia adalah perangkat keras yang terdapat dalam kesatuan komputer yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung (nyata) serta berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.

c. SDM (Brainware) adalah setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan komputer atau sistem pengolahan data.

2) Tag RFID (Radio Frequency Identification)

RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang bisa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver (http://teknikinformatika-esti.blogspot.com).

3) SMS Gateway

SMS gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS, mentransformasikan pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga memungkinkan pengiriman atau penerimaan pesan SMS dengan atau tanpa menggunakan ponsel. SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan computer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat system informasi melalui media SMS yang di-handle oleh jaringan seluler (Azkalfikri dalam Teguh Prasetio: 2013).

2.3. Pelayanan PublikDalam SK MenPan Nomor 81 Tahun 1993 yang dimaksudkan pelayananan umum adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun ketentuan perpu. Berbeda dengan produk pelayanan barang yang mudah di nilai kualitasnya, meskipun demikian antara produk pelayanan barang dan jasa memiliki sifat yang komplementer (melengkapi). Pelayanan jasa tidak berwujud barang sehingga tidak nampak, namun dalam proses penyelenggaraannya dapat diamati dan dirasakan, contohnya adalah layanan yang cepat, lambat, menyulitkan, menyenangkan, dan lain-lain.

Dalam teori Pelayanan Publik terjadi pergeseran paradigma dari Old Publik Administrations menuju ke New Public management dan akhirnya menuju model New Public Service (NPS). Dalam NPS kualitas pelayanan publik yang ideal adalah produk pelayanan publik di dalam negara demokrasi setidaknya harus memenuhi tiga indikator melalui tiga indikator (Levine:1990), yaitu:1) Responsiveness adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan.2) Responsibility adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan admninistrasi dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan.3) Accountability adalah suatu ukuran yang menujukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai degan kepentingan stakeholder dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.

BAB III

METODE PENULISAN3.1 Jenis dan Sumber Data

Penulisan ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Menurut Silalahi (2009:289) sumber data primer dalam penelitian kualitatif ialah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut first-hand information. Sedangkan data sekunder ialah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumberlain yang telah tersedia. Dalam penulisan ini data primer yang digunakan adalah beberapa orang yang mempunyai kendaraan bermotor dan pernah membayar PKB. Selain itu data sekunder dalam penulisan ini meliputi buku, jurnal maupun laporan mengenai e-STNK dan pelayanan publik.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah Interview/wawancara dan observasi yanng dilakukan di kantor SAMSAT Kabupaten Pasuruan.

3.3 Analisis Data

Analisis yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data Milles dan Hubberman, Alur kegiatan dalam analisa yang digunakan oleh penulis meliputi :

1) Reduksi Data, merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.2) Penyajian data, merupakan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan tentang adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.3) Penarikan Kesimpulan. Setelah data dikumpulkan dan dianalisa maka dapat ditarik kesimpulan, namun kesimpulan akhir itu mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, oleh karena itu kesimpulan tersebut diverifikasi yaitu berupa pengumpulan data atau dapat juga dengan melakukan salinan dalam satuan data yang lain. BAB IV

ANALISIS4.1. Pembuatan dan Penerapan e-STNK

E-STNK merupakan salah satu sistem terbaru yang mulai digunakan oleh pemerintah sebagai identitas kendaraan yang dimiliki oleh perorangan atau lembaga di Indonesia yang bersifat multifungsi, karena selain sebagai identitas kendaraan bermotor, juga dapat dijadikan sebagai pengaman kendaraan dari pencurian. Pendapat ini didukung oleh Sheila, dkk tahun 2012 dalam usulan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Di dalam usulan PKM yang diajukan oleh Sheila dkk menjelaskan bagaimana penggunaan e-stnk sebagai sistem record parkir. Multifungsi yang diperoleh jika e-STNK diterapkan di seluruh Indonesia, terutama dalam hal pelayanan di tempat parkir. Banyaknya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang dapat terjadi di lingkungan sekitar, seperti di tempat parkir, yang menjadi alasan dalam penulisan PKM oleh Sheila dkk. Selain itu, penggunaan E-STNK juga dapat digunakan sebagai bukti penggunaan bahan bakar bersubsidi oleh pengguna kendaraan bermotor. E-STNK tersebut digunakan untuk menunjang kebutuhan transaksi BBM, sehingga dalam e-STNK tersebut berisi jenis bahan bakar apa yang harus digunakan oleh kendaraan bermotor. Misal di dalam e-STNK tertulis kendaraan tersebut berbahan bakar pertamax, maka si pemilik tidak bisa mengisi kendaraannya dengan premium. Sehingga dengan e-STNK pemerintah juga bis mengontrol pemakaian BBM agar tepat sasaran (http://hari-cio-8a.blog.ugm.ac.id)Jika dalam pembuatan dan perpanjangan STNK sebelumnya, pemilik kendaraan bermotor harus mengisi banyak formulir, dan layanan yang diberikan oleh petugas juga dapat mengandung pungutan liar yang tidak dianjurkan dan tidak diketahui oleh pemerintah provinsi yang berwenang dalam memperoleh hasil PKB. Maka pembuatan dan penerapan e-STNK dapat digunakan dalam meringkas dan menghemat waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan dan penerapannya serta dapat menghindari atau mengurangi pungutan liar yang dilakukan oleh petugas yang bersangkutan, baik dalam pembuatan atau perpanjangan STNK sampai pada pembayaran PKB yang dilakukan setiap setahun sekali.

Sesuai latar belakang yang sudah digambarkan, bahwa pembayaran PKB yang berlangsung di SAMSAT dengan pengisian formulir yang sama setiap tahunnya, selain dinilai kurang efektif, efisien dan ekonomis dalam pelayannya, dianggap kurang memiliki responsivitas dalam menanggapi keluhan masyarakat, responsibilitas sesuai prinsip dalam pemberian pelayanan dan tanggung jawab dari setiap pihak yang terkait itu sendiri.

Responsivitas dari para pemberi layanan yang diharapkan oleh masyarakat dalam pelayanan pembayaran wajib pajak, sebagian besar adalah banyaknya keluhan masyarakat terkait pemberian layanan pembayaran pajak yang terlalu berbelit serta dapat memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, responsibilitas dari pemberi layanan pembayaran PKB yang tidak sesuai dengan prinsip pelayanan publik menjadikan kerugian bagi wajib pajak saat melakukan pembayaran. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan tidak mengandung pelayanan yang ramah, sesuai yang diharapkan oleh wajib pajak, pelayanan yang tidak tanggap terhadap keluhan wajib pajak, hingga pelayanan yang mengandung unsur pungutan liar, yang seharusnya tidak dilakukan saat memberikan layanan dalam bidang apapun. Sedangkan dilihat dari tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah kepada pemberi layanan, dikatakan belum sepenuhnya melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan yang ada, karena masih saja ada pungutan liar yang dilakukan oleh pemberi layanan kepada wajib pajak, padahal dalam peraturan yang ada, tidak seharusnya pemberi layanan menarik pungutan yang tidak sesuai dengan besaran pajak yang sudah dibebankan kepada wajib pajak. Oleh karena itu, e-STNK yang menjadi fokus dalam penulisan ini adalah merupakan sistem baru dari perbaikan sistem lama yang dinilai kurang melayani wajib pajak dengan puas dalam pelaksanaannya

Gambar 4.1 Pembuatan e-STNKDari gambar yang telah disajikan diatas, maka dapat dikatakan bahwa, di tahun 2016, semua kendaraan bermotor baik yang baru ataupun yang lama, diharuskan untuk memiliki e-STNK. Pembuatan e-STNK ini, tetap dilakukan oleh pengguna di kantor SAMSAT, tetapi tidak dengan menggunakan hardfile (pengisian formulir) lagi seperti tahun sebelumnya. Pembuatan e-STNK ini dibuat serupa dengan ATM (Credit Card) dengan menggunakan bahan plastik PVC, dan disistem dengan menggunakan tag RFID sebagai identifikasi kendaraan. Kebanyakan dalam penggunaan RFID, masih sebatas pengenal dari jarak jauh dengan menggunakan frekuensi radio dalam pendeteksiannya (akses kontrol jarak jauh). Namun, American Express Blue dalam penggunaan Kartu Krditnya, telah menggunakan tag RFID dengan frekuensi yang tinggi (Yuliana, 2012). Oleh karena itu, e-STNK ini dibuat untuk memenuhi pembayaran PKB yang dilakukan secara tersistem dan tertata rapi berupa softfile.

Pembuatan e-STNK yang dijelaskan sebelumnya, masih sebatas alur pembuatan yang dilakukan oleh pengguna ke kantor SAMSAT daerah masing-masing. Pembuatan e-STNK yang dilakukan di kantor SAMSAT ini adalah sebagai pelayanan pertama yang diberikan oleh SAMSAT sebelum e-STNK digunakan. Namun selanjutnya, saat e-STNK sudah diterapkan, SAMSAT juga tetap melayani perpanjangan e-STNK yang dilakukan oleh pengguna kendaraan, misalnya. Selain itu, e-STNK juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran PKB, yang sifatnya seperti ATM, yakni pembayaran dengan mengirim saldo ke dalam rekening pemerintah provinsi. Berikut adalah penjelasan terkait penerapan e-STNK yang dapat diaplikasikan setelah e-STNK itu dicetak:

Gambar 4.2 Penerapan e-STNK dalam pembayaran PKB

Dari gambar yang sudah ditampilkan di atas, maka dapat diketahui bagaimana alur pembayaran PKB di SAMSAT dengan menggunakan e-STNK yang sudah disistem seperti kartu kredit. Pembayaran PKB yang dilakukan, hanya dapat dilakukan di SAMSAT dan di Bank Daerah masing-masing. Besaran pajak yang dikenakan, akan secara otomotis dikreditkan ke rekening pemerintah provinsi, dan selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh pemprov sendiri terkait pembagian pendapatan daerah dengan pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas Pendapatan, PT Jasa Raharja dan Polri. Ketika pajak telah dibayarkan, maka masa tenggang PKB akan secara otomatis berganti dan bagi pengguna kendaraan bermotor tidak harus melakukan pengisian formulir seperti yang dilakukan dalam pembayaran PKB dengan STNK. Namun, ketika PKB belum dibayar oleh pengguna, maka masa teggang untuk PKB di tahun selanjutnya belum berganti dan akan dikenakan denda setelah jatuh tempo PKB di tahun berlangsung.

Secara keseluruhan, pembuatan dan penerapan e-STNK dalam fokus ini memang digunakan untuk pembayaran PKB bagi pengguna kendaraan yang disetor langsung ke rekening pemerintah provinsi. Pembuatan e-STNK hanya bisa dilakukan di SAMSAT sebagai penginputan data yang nantinya akan disimpan ke server pusat (pemprov). Hal ini, dinilai tidak menyeleweng dari tugas semula SAMSAT yang semula memberi pelayanan bagi pembayaran PKB. Database yang diinputkan oleh pelayan pembuatan e-STNK akan secara otomatis tersimpan di pemprov dan untuk keputusan selanjutnya dibebankan kepada pemprov terkait pembagian pendapatan dengan dinas dan perusahaan yang bersangkutan.4.2. Inovasi Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melalui e-STNKBerdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah Republik Indonesia, Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat dengan PKB adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Pajak ini dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor setiap setahun sekali sebelum jatuh tempo. PKB yang telah dibayarkan oleh wajib pajak, pada akhirnya akan sampai pada kas pemerintah provinsi sebagai salah satu pemasukan terhadap kas daerah. Namun sebelum besaran PKB sampai di pemerintah provinsi. Setiap PKB yang bebankan pada wajib pajak, tergantung pada jenis kendaraan bermotor yang dimiliki. Tentu saja dengan data besaran kendaraan bermotor yang sudah dimiliki oleh masyarakat, yakni sebanyak 94.373.324 unit kendaraan di tahun 2012 (http://www.bps.go.id), dapat mempengaruhi adanya besaran pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah. Seperti halnya pada pembahasan sebelumnya, dalam pembayaran PKB yang terjadi saat ini dinilai kurang memuaskan wajib pajak dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam pelayanan sebelumnya diperlukan adanya inovasi dalam pelaksanaannya. Salah satunya dengan penerapan e-STNK sebagai inovasi dalam pembayaran PKB.

Sebelum penerapan e-STNK, terdapat sistematika yang harus dilakukan terlebih dahulu. Sistematika yang pertama adalah kegiatan penginputan data pemilik kendaraan bermotor yang harus dilakukan oleh setiap pemilik. Penginputan data yang terjadi akan secara otomatis tersimpan oleh pemerintah provinsi (pemprov) sehingga secara terpusat, pemprov dapat mengendalikan keuangan dari pembayaran PKB yang nantinya akan langsung masuk ke kas daerah. Hal ini ditujukan agar, pembayaran yang dipungut dan pelayanan publik yang diberikan dapat lebih cepat, tepat dan meminimalisir praktik KKN yang marak dikalangan pemberi layanan dalam pembayaran PKB di kantor SAMSAT.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam kehidupan, menuntut aspek kehidupan yang lainnya untuk melakukan suatu perubahan. Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, dunia kesehatan dan dunia politik pun sudah mulai dilaksanakan bahkan mulai untuk dikembangkan. Salah satu perkembangan teknologi adalah perkembangan sistem informasinya. Dalam sistem informasi, terdapat tiga komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaannya, yakni adanya hardware, software dan brainware. Software yang sedang menjadi pembahasan kali ini adalah penggunaan SMS Gateway. SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan computer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat system informasi melalui media SMS yang di-handle oleh jaringan seluler, (Azkalfikri dalam Teguh Prasetio: 2013). Dalam pelaksanaan pelayanan publik yang sedang dibahas kali ini, SMS Gateway akan dikirim oleh admin pemerintah provinsi yang bertugas memberikan pelayanan melalui pengiriman SMS. Pengiriman SMS yang dilakukan tersebut, dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 4.3 Penerapan SMS Gateway sebagai notifikasi peringatan pembayaran PKBPenggunaan SMS Gateway sebagai warning bagi wajib pajak ini berguna sebagai perpanjangan e-STNK setiap setahun sekali dan sebagai penggantian TNKB setiap lima tahun sekali. SMS Gateway yang digunakan dalam penerapan pembayaran wajib pajak ini berjenis SMS Broadcast (SMS yang dikirim secara general kepada wajib pajak). Sedangan hardware yang dibutuuhkan sebagai pelengkap dari aplikasi sebelumnya adalah dengan penggunaan seperangkat komputer (monitor, keyboard, mouse dan lain-lain), mesin untuk pembayaran PKB (bisa seperti mesin ATM) dan bukti fisik dari e-STNK itu sendiri.

Jika kedua komponen sistem informasi telah dimiliki, maka brainware adalah komponen terakhir yang harus dimiliki oleh pemerintah dalam pelaksanaan inovasi pelayanan yang akan dilakukan. Brainware dalam bahasan kali ini adalah Pemerintah Provinsi (server pusat, penyimpan data wajib pajak dan pengelola keuangan untuk diteruskan ke pemerintah kabupaten/kota), Bank Daerah (Partner Pemerintah Provinsi dalam penyedia mesin pembayaran PKB), SAMSAT (tempat pembayaran dilakukan) dan Wajib Pajak. Ketiga pengguna ini, akan secara otomatis terintegrasi dalam e-STNK yang sudah diprogram untuk melakukan pembayaran PKB dengan fungsinya masing-masing. BAB V

PENUTUP5.1. Kesimpulan

Pembuatan e-STNK menggunakan software SMS Gateway sebagai pengirim pesat pengingat yang tergenerate kepada wajib pajak seminggu sebelum jatuh tempo. Sedangkan hardware yang digunakan dalam pembuatan e-STNK ini adalah penggunaan tag FRID sebagai identitas e-STNK yang didesain menyerupai kartu kredit sehingga selain sebagi identitas juga sebagai alat pembayaran PKB bagi wajib pajak. Brainware yang mengoperasionalkannya pun saling terintegrasi dalam satu sistem dalam penerapannya. Penerapan e-STNK dalam kasus ini terfokus dalam pembayaran PKB yang digunakan agar tidak berbelit seperti pelayanan pembayaran PKB sebelumnya,

Inovasi yang bisa diberikan dalam penulisan ini adalah, sebuah inovasi dalam pembayaran PKB yang didesain sedemikian rupa dengan menggunakan teknologi yang dapat memuaskan wajib pajak dalam menerima pelayanan. Kepuasan tersebut adalah lebih cepatnya proses pelayanan pembayaran PKB, meminimalisir pungli yang dilakukan oleh pemberi layanan karena besaran PKB sudah ditetapkan dan masuk ke kas daerah.

5.2. Rekomendasi1) Bagi Pemerintah

Mampu menampung keluhan masyarakat terkait pemberian pelayanan pembayaran PKB yang dinilai kurang memuaskan dengan menyediakan alat pembayaran PKB baru berupa e-STNK dan segala peralatan pendukung lainnya.

2) Bagi Masyarakat

Dengan adanya inovasi pelayanan dalam pembayaran PKB ini, kesadaran dalam membayar pajak dari masyarakat, terutama PKB dapat lebih ditingkatkan lagi. Semua itu tidak semata-mata untuk kepentingan pemerintah, tetapi untuk kepentingan masyarakat juga pada akhirnya

1