Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

51
TENTIRE UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PSPD BRAIN TBS 2012 Anatomi Sistem Sensori Histologi Sensori Embriologi Integumen PSPD BRAIN 2012 UIN SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA

Transcript of Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Page 1: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

1

TENTIRE UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PSPD BRAIN TBS 2012

Anatomi Sistem Sensori

Histologi Sensori

Embriologi Integumen

PSPD BRAIN 2012

UIN SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA

Page 2: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

2

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TENTIRE ANATOMI SISTEM SENSORI

By: Reni dwi parihat

Sebelumnya maaf yah atas segala keterbatasaannya….;)

Bismillahirrahmanirrahiiiim….

1. Sistem penghidu

I. Persarafan dan Anatomi Nervus olfactorius

Muncul dari sel-sel reseptor saraf di dalam membran mukosa olfaktori yang

terletak di rongga hidung bagian atas tepatnya di kranial konka superior.

Setiap sel reseptor olfaktori terdiri atas sel-sel saraf bipolar kecil dengan processus

perifer yang kasar dan sebuah processus centralis yang halus. Dari processus

perifer yang kasar ini nantinya akan timbul cilia-cilia pendek (rambut

olfactorius) yang menembus ke dalam mukus yang menutupi permukaan

membran mukosa. Tonjolan serabut inilah yang bereaksi terhadap baudi udara dan

menstimulasi sel-sel olfaktorius.

Processus centralis

Page 3: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

3

yang halus membentuk serabut saraf olfaktorius, berkas serabut ini akan masuk ke

bulbus olfaktorius melalui lubang-lubang di lamina cribrosa os ethmoidale.

Bulbus olfactorius

Terdiri dari beberapa tipe sel saraf, yang terbesar adalah sel mitral. Serabut

nervus yang datang akan bersinaps dengan sel mitral membentuk daerah glomeruli

sinaptik . Sel-sel saraf yang kecil kita sebut dengan sel rumbai (tufted cell) dan sel

granular yang juga bersinaps dengan sel mitral.

Tractus olfactorius

K e t i k a t r a c t u s o l f a c t o r i u s s a m p a i d i s u b s t a n s i a p e r f o r a t a a n t e r i o r ,

t r a c t u s i n i d i b a g i d u a menjadi stria olfactorius medialis dan lateralis. Stria olfactorius

lateralis membawa akson-akson kearea olfaktorius cortex cerebri, yang disebut area

periamygdaloidea dan area peripiriformis. Stria olfactorius medialis akan berjalan ke bulbus

olfactorius sisikontralateral.Area periamygdaloidea dan peripiriformis cortex cerebri

umumnya dikenal sebagai korteks olfaktorius primer. Area entorrhinal (area 28) gyrus

parahippocampalis yang menerima banyak hubungan dari korteks olfaktorius

primer disebutkorteks olfaktorius sekunder. Area-area korteks tersebut berfungsi

mengapreasiasikan sensasi penghidu. Korteks olfaktorius primer mengirimkan serabut-

serabut saraf ke berbagai pusat lainnya di dalam otak untuk membentuk hubungan

untuk respons emosi dan otonom terhadap sensasi penghidu

I I . F i s i o l o g i P e n g h i d u

Mukosa olfaktorius Terletak di langit-langit rongga hidung terbagi atas tiga jenis sel, yaitu:

reseptor olfaktorius, sel penunjang, dan sel basal.

Sel-sel penunjang berfungsi mengeluarkan mukus yang melapisi saluran

hidung- Sel-sel basal berfungsi sebagai prekursor untuk sel -sel reseptor

olfaktorius yang baru,yang diganti setiap sekitar dua bulan.

Reseptor olfaktorius merupakan ujung-ujung neuron aferen khusus, akson aferen

inin a n t i n y a a k a n d i g a n t i . S e l - s e l i n i a d a l a h s a t u - s a t u n y a n e u r o n

y a n g m e n g a l a m i pembelahan sel. Akson-akson sel reseptor secara kolektif disebut

saraf olfaktorius.

Sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah kepal a yang menggembung berisi

silia panjangy a n g m e l u a s k e p e r m u k a a n m u k o s a . S i l i a i n i l a h t e m p a t

m e l e k a t n y a b e r b a g a i m o l e k u l - molekul odoriferosa (pembentuk bau). Saat

bernapas biasa odoran mencapai reseptor-reseptor tersebut hanya dengan berdifusi

karena mukosa olfaktorius terletak di atas jalur aliran udara.Jika kita mengendus

Page 4: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

4

maka akan lebih banyak aliran udara ke atas di dalam rongga hidung sehingga

semakin banyak molekul odoriferosa yang berkontak dengan mukosa olfaktorius.

Syarat bahan yang dapat dibaui:

1. Mudah menguap (menjadi gas)

2. C u k u p m u d a h l a r u t a i r , a g a r m u d a h l a r u t k e d a l a m l a p i s a n m u k u s

y a n g m e l a p i s i mukosa olfaktorius.Jika molekul odoriferosa melekat di silia

maka terjadi pembukaan saluran-saluran Na+ dan K +, akibatnya terjadi

perpindahan ion dan depolarisasi potensial reseptor sehingga terbentuk potensial aksi di

serat aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi molekul-molekul zat

kimia yang terstimulasi.Serat-serat aferen tersebut nantinya akan bersinaps di

bulbus olfaktorius.

Serat-serat yangkeluar dari bulbus olfaktorius berjalan melalui dua rute:

1. Rute subkortikal

terutama menuju daerah-daerah si sistem limbik, khususnya sisim e d i a l

b a w a h l o b u s t e m p o r a l i s ( k o r t e k s o l f a k t o r i u s p r i m e r ) . S a m p a i

s a a t i n i r u t e subkortikal dianggap satu-satunya jalur penghidu. Karena rute ini

mencakupketerlibatan hipotalamus, meungkinkan koordinasi erat antara

reaksi penghidu danperilaku yang berkaitan dengan makan, kawin, dan

penentuan arah.

2. Rute talamus-kortikal

penting untuk persepsi sadar dan diskriminasi halus penghidu.Mekanisme fisiologis

diskriminasi penghidu masih belum dipahami. Para peneliti umumnyaberanggapan

bahwa persepsi berbagai bau tergantung pada kombinasi bau-bau primer,

serupahalnya dengan penglihatan warna dan rasa. Namun, belum ada kesepakatan

mengenai berapajumlah bau primer tersebut. Seorang peneliti baru -baru

ini menemukan gen-gen untuk lebihdari seratus jenis reseptor bau yang

berbeda-beda di mukosa penghidu, dan ia beranggapanmungkin terdapat

sampai reseptor jenis ini. Menurut teori terkemuka tentang bau,

molekul-molekul dengan bau serupa memiliki konfigurasi tertentu yang

sama. Setiap jenis tempatpengikatan reseptor diperkirakan memiliki

bentuk dan ukuran tertentu (kunci) yang cocok dengan konfigurasi bau

primer tertentu (anak kunci).

• PROSES PENCIUMAN

BAU →RONGGA HIDUNG →SARAF / NERVUS OLFAKTORIUS → LOBUS TEMPORAL

(PERASAAN DITAFSIRKAN)

Page 5: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

5

RANGSANG PENCIUMAN DIRANGSANG OLEH GAS YANG DIHISAP

• KONKA NASALIS

- KONKA NASALIS SUPERIOR

- KONKA NASALIS MEDIA

- KONKA NASALIS INFERIOR

• SINUS PARANASAL

- SINUS MAKSILARIS

- SINUS SFENOIDALIS

- SINUS FRONTALIS

2. SISTEM PENGLIHATAN

FUNGSI MATA

Page 6: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

6

• MENERIMA RANGSANGAN BERKAS CAHAYA PADA RETINA DENGAN PERANTARAAN

SERABUT NERVUS OPTIKUS, MENGHANTARKAN RANGSANGAN INI KEPUSAT

PENGLIHATAN PADA OTAK UNTUK DITAFSIRKAN

• Terdiri atas : organ okuli assesoria (alat bantu mata), dan okulus (bola mata).

• Persarafan oleh N-II (N. OPTIKUS)

• N. optikus dibentuk dari kumpulan sel2 ganglion pada retina bergabung membentuk

ORGAN OKULI ACCESORIS

1. CAVUM ORBITA :

dibentuk oleh : os frontalis, os zigamatikum, os sfenoidal, os etmoidalea, os palatum dan

os lakrimal.

rongga mata tda : jaringan lemak, fascia, otot, saraf, pembuluh darah, dan apparatus

lakrimalis.

2. SUPERCILIA (ALIS MATA)

Sebagai pelindung dan kosmetik.

3. PALPEBRA (KELOPAK MATA)

Terdiri dari ; palpebra superior et inferior

Penggerak : m. lavator palpebra

Terdapat bulu mata (silia)

Tarsus (bagian kelopak mata yang berlipat2) terdapat kelenjar tarsalia dan sebaceae.

FUNGSI : pelindung bola mata

Page 7: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

7

4. APPARATUS LAKRIMALIS (kelenjar air mata),

air mata dihasilakan o/ gland. Lakrimalis sup et inf. dc. Eksretorius lakrimalis

sakus konjungtiva bgn depan bola mata ke sudut mata kanalis lakrimalis

dc. Nasolakrimalis meatus nasalis inferior.

5. KONJUNGTIVA

Permukaan bagian dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra), konjungtiva yang

nelekat pada bola mata (konjungtiva bulbi).

Page 8: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

8

terdapat banyak kelenjar limfe dan pembuluh darah.

BAGIAN OKULI (MATA)

Page 9: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

9

1. Kornea

Terdiri atas 5 lapis epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowman), 3 substansia

propia, 4 lamina elastika posterior, dan 5 endoteluim.

o tidak mengandung pembuluh darah.

o sklerokorneal junction (peralihan antara kornea dan sklera)

2. Sklera (Bagian putih mata)

B. TUNIKA VASKULOSA OKULI

1. KOROID

memberikan nutrisi pada tunika

2. KORPUS SILIARIS

Proses akomodasi (peranan M. siliaris)

3. IRIS

Banyak mengandung pigmen.

Ada pupil ditngahnya (mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata).

Fungsi pupil adalah mengatur cahaya yang masuk

Page 10: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

10

* cahaya terang (pupil mengecil apabila otot sirkuler /konstriktor berkontraksi &

membentuk cincin yang lebih kecil) → simpatis

* cahaya gelap (otot radialis memendek menyebabkan ukuran pupil meningkat) →

parasimpatis

2 otot : M. spinkter pupila, dan m. dilator pupil

FUNDUS OKULI

RETINA ; Pars optika, pars siliaris, dan pars iridika.

10 lapisan retina : lapisan 1 berpigment, lapisan 2, 4, dan 5 lapisan fotoreseptor, lapisan

5,6,7,8,9 lapisan neuron dan lapisan 10 sebagai penunjang.

Page 11: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

11

Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di depan lensa, iris mata adalah lingkaran

berwarna yang terletak di sekeliling biji mata. Retina adalah garis mata bagian belakang di

mana penglihatan diproses. Iris mata BUKAN Retina.

CAIRAN MATA

1. AQUOUS HUMOUR

Cairan yang rungga mata bagian depan (COA), dihasilkan o/ procc. Siliaris, masuk COP

melalui sudut kebali lagi ke COA cannalis schlemm v. Siliaris anterior.

2. LENSA KRISTALINA.

Bentuk bikonkav, terletak antara iriis dan corpus vitreus, sangat elastis, diikat oleh

ligamentum suspensorium lensa, lensa punya 5 lapisan.

3. CORPUS VITRUES.

(Cairan bening kental spt agar, antara lensa dan retina, 80 % dari bulbus okuli, sehingga

bola mata tidak kempes.

JARAS VISUAL

Chiasma optikum

N. Optikus ( N-II)

Page 12: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

12

Sebagian bersilangan (lapangan sisi kanan setiap mata menyatu menuju ke

geniculatum lateral kanan, sebelah kiri ke geniculatum lateral kiri)

Ke colliculus superior dan thalamus korteks visual pada lobus occipitalis

Page 13: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

13

PEMFOKUSAN

Page 14: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

14

• pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi)

• ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan lengkung dengan densitas lebih besar,

arah refraksi tergantung pada sudut kelengkungan

* lensa konveks (cembung) menyebabkan konvergensi / penyatuan berkas cahaya

* lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas cahaya

FUNGSI REFRAKSI MATA

• CAHAYA JATUH DI ATAS MATA → BAYANGAN LETAKNYA DIFOKUSKAN PADA RETINA →

MENEMBUS & DIUBAH KORNE ALENSA BADAN AQUES & VITROUS → MEMBIASKAN &

MEMFOKUSKAN BAYANGAN PADA RETINA BERSATU MENANGKAP SEBUAH TITIK

BAYANGAN YANG DIFOKUSKAN

3. SISTEM PENDENGARAN

Telinga dari luar nih……

Page 15: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

15

1. TELINGA BAGIAN LUAR (AURIS EKSTERNA)

A. AURIKULA (DAUN TELINGA)

B. MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNA

C. MEMBRANA THYMPANY

2. TELINGA BAGIAN TENGAH (AURIS MEDIA)

A. CAVUM TIMPANI

B. ANTRUM TYMPANI

C. TUBA EUSTHACIUS

FUNGSI : PENDENGARAN

KESEIMBANGAN (N-VII)

Page 16: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

16

TELINGA BAGIAN LUAR

Auricula or Pinna

Rawan elastis

Liang telinga luar

sampai acoustic meatus

Kelenjar serumen

Page 17: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

17

B. TELINGA BAG. TENGAH

• Membrana Tympani

• Tiga (3) tulang pendengaran

• Incus, Malleus Stapes

• Mengantarkan getaran suara ke telinga bagian dalam

• Eustachian Tube = Auditory Tube = Pharyngotympanic Tube

GAMBARNYA DI BAWAHHH……

Page 18: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

18

D. TELINGA BAG. DALAM

LABIRINTUS OSEUS

1. VESTIBULUM (bagian tengah labirin osseus)

2. KOKLEA (RUMAH SIPUT)

3. KANALIS SEMISIRKULARIS.

Tda : KSS superior , inferior et posterior, dan lateralis.

LABIRINTUS MEMBRANOSA

1. UTRIKULUS

2. SAKULUS

Page 19: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

19

3. DUCTUS SEMISIRKULARIS

4. DUCTUS KOKLEARIS

STRUKTUR KOKHLEA

ORGAN KORTI

Membran basal terdapat sel rambut dengan stereosilia

Membran tectorial diatas sel rambut

Getaran suara menyebabkan sel rambut bergerak dan menyentuh membrana tectorial

menyebabkan transduksi

Page 20: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

20

Kompleks vestibulum

Vestibulum

Static equilibrium

Sacculus

Utriculus

Tiga semicircular canals dengan ampullae (mutually perpendicular)

Linear acceleration

Reseptor organ vestibulum

• 2 makula

• or: macula of saccule plus macula of utricle

• Vertical and horizontal orientation

• Mengandung otolith yang bergerak sesuai gravitasi

• Sel rambut hantarkan impuls ke N - VIII

Page 21: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

21

CANALIS SEMISIRKULARIS

• Orientasi perpendicular

• Anterior

• Posterior

• Lateral

Page 22: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

22

• Masing2 punya ampulla

• Crista ampullaris bends

PROSES PENDENGARAN

1. GETARAN SUARA GELOMBANG SUARA

2. TELINGA LUAR

3. MEMBRANA TIMPANI BERGETAR

4. INKUS, STAPEDIUS, MALEUS BERGETAR (GELOMBANG SUARA DI AMPLIFIKASI

(DIKUATKAN)

5. FENESTRA VESTIBULUM CAIRAN PERILIMFE ENDOLIMFE - UJUNG2 SARAF DLM

ORGAN KORTI SSP INTERPRETASI BUNYI ATAU SUARA

5. INDERA PENGECAP

Chemoreceptors PADA TASTE BUDS Terutama papillae lidah Circumvallate, fungiform

Masing- MASING punya sel 2 gustatorius (PENGECAP)

Page 23: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

23

Manis, asam, pahit, asin,, Bitter, Umami

CN VII Untuk 2/3 lidah posterior and IX untuk lidah anterior to medulla oblongata

Page 24: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

24

HISTOLOGI SENSORI

By Amatillah Raifah

Assalamu’alaikum teman-teman, sekarang kita akan mempelajari bagaimana

gambaran mikroskopis dari organ-organ sensory system atau panca indera. Sistem apa saja

yang perlu kita kuasai? Dimulai dari pendengaran-karena sistem ini lebih kompleks

dibandingkan dengan yang lain, kemudian dilanjutkan dengan penglihatan, penghidu, dan

pengecap. Tulisan dibawah ini hanya sedikit yang bisa saya bagi ke taman-teman.

A. Pendengaran

Sistem ini juga disebut dengan Apparatus Vestibulokoklear, yang mana vestibulo

untuk keseimbangan dan koklear untuk pendengaran. Sistem ini dipersarafi oleh saraf

cranial VIII yakni vestibulokoklear. Yuk bahas lebih lanjut, tetapi sebelumnya kita pahami

dulu dasar teorinya.

Pembagian Telinga

Gambar. Pembagian Telinga.

Daerah pink Telinga luar. Daerah kuning Telinga tengah. Daerah hijau Telinga

dalam.

Dari gambar kita dapat melihat, bahwa telinga terbagi menjadi 3 daerah, yakni luar,

tengah dan dalam.

1. Telinga Luar

Karena posisinya yang berada diluar, maka telinga luar berfungsi menerima

gelombang suara.

Page 25: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

25

(a)

(b)

(c)

Gambar. Telinga Luar. (a) Auricula/Pinna. (b) Meatus Acusticus Eksternus. (c) Membran

Timpani/Gendang Telinga.

Page 26: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

26

Telinga luar terdiri atas:

- Auricula atau Pinna

Terdiri atas suatu lempeng kartilago elastis iregular berbentuk corong, yang

ditutupi secara erat oleh kulit dan menghantarkan gelombang suara kedalam telinga.

Gambar. Meatus Acusticus Internus. Potongan Melintang, memperlihatkan

lapisan yang mengandung folikel rambut kecil (F), kelenjar sebasea/sebasea gland

(SG), dan kelenjar seruminosa/ceruminosa gland (CG), sekresi CG menghasilkan

earwax/cerumen (C).

- Meatus Acusticus Eksternus (Kanal Auditori Luar)

Dibentuk oleh tulang rawan elastis pada 1/3 bagian luar, dan tulang keras

(tulang temporal) pada 2/3 bagian dalam. Dilapisi kulit, rambut, kelenjar sebasea,

kelenjar seruminosa. Kelenjar seruminosa (modifikasi kelenjar keringat) serumen

earwax yg berfungsi sebagai pelindung yang memiliki faktor antimikroba yang

membantu meatus tidak nyaman bagi organisme (kuning-kuning yang biasa kita

ambil pakai cotton bud.

- Membran Timpani atau Gendang Telinga

Membran timpani memiliki bentuk Oval, posisi miring/obliq. Lapisan luarnya

dilapisi epidermis dan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis kuboid yang menyatu

dengan lapisan rongga timpani ditelinga tengah. Karena disusun atas epitel selapis

kuboid lapisannya terlihat sangat tipis, dan tidak memiliki rambut dan kelenjar.

Page 27: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

27

Tersusun atas jaringan ikat fibrosa, yakni (a) Kolagen: radial & sirkular pars

tensa, (b) Quadran anteroposterior triangular area (pars fflaccida/Schrapnell’s

membrane), (c) Fibrolas, elastin, vaskular, saraf.

2. Telinga Tengah (Ruang Timpanik)

Daerah ini berada di dalam petrosa tulang temporal yang daerah depan

berhubungan dengan nasofaring melalui tuba eustachii (auditory) dan belakang

berhubungan dengan ruang antrum timpani tempat bermuaranya mastoid air cells. Dilapisi

epitel selapis gepeng epitel berlapis semu silindris bersilia (dekat tuba auditori). Dinding

medialnya terdapat tingkap bulat (round windows) & tingkap oval (oval windows)

menghubungkan telinga tengah & telinga dalam.

Setelah gelombang diterima oleh telinga luar, maka telinga tengah meneruskan

gelombang suara dari udara ke cairan telinga dalam melalui serangkaian tulang kecil.

Gambar. Tiga Tulang Osikel Bagian Telinga Tengah.

Page 28: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

28

Gambar. Telinga luar, tengah dan dalam. Memperjalas letak oval window dan round

window.

Dilalui 3 tulang osikel :

◦ Maleus (palu) terikat ke membran timpani

◦ Stapes (sanggurdi) melekat ke oval window

◦ Incus (landasan) diantara males dan stapes.

Maleus dan incus tergantung pd ligamen-ligamen tipis atap. Maleus, incus &

stapes berfungsi mentransmisikan fibrasi suara.

Didalam telinga tengah pula terdapat otot : (a) Tensor timpani menyelip ke

maleus. (b) Stapedius menyelip ke stapes.

Lalu Tuba Eustachius yang merupakan penghubung rongga timpanik (telinga tengah)

dengan nasofaring memiliki panjang + 3,5 cm, lumen gepeng. Epitel tuba eustachius

bervariasi : bertingkat-silindris bersilia dan goblet (dekat faring). Tuba ini dapat tertutup

dan terbuka untuk menyamakan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani,

misalnya selama mengunyah & menelan tekanan udara ruang timpani = meatus

auditori eksternal.

3. Telinga Dalam

Setelah gelombang sampai ke telinga dalam, maka cairan yang ada ditelinga dalam

digerakkan oleh gelombang tadi menyebabkan perubahan dari pergerakan cairan menjadi

impuls saraf spesifik yang berjalan melalui serabut saraf ke SSP.

Dasar pertama yang perlu kita pahami dari telinga dalam adalah terdapat dua sistem

kanal atau ruang, yakni labirin oseus dan labirin membranosa.

Page 29: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

29

Labirin Oseus (Labirin Tulang)

Gambar. Labirin Oseus. Terdiri atas kanal semisirkularis, vestibulum dan cochlea.

Terdiri atas vestibulum, kanal semisirkularis dan koklea.

1. Vestibulum

Merupakan pusat labirin tulang, ibarat nya ruang tamu. Disini terdapat dua jendela

yang menghubungkan telinga dalam dengan telinga luar yakni oval window (fenestra

vestibuli) ditutupi membran dan kaki stapes dan round window (fenestra

cochlea) ditutupi membran.

2. Kanalis Semisirkularis

Saling tegak lurus, terbagi menjadi tiga lekukan yang merupakan pelebaran ampula:

Superior pada praktikum anatomi disebut anterior bila dilihat dimanekin, lekukan

yang berada didalam. Posterior yang dibelakang, dan lateral yang diluar. Terdapat 5

orifisium pada vestibulum, dengan salah satu ujung lekukan menyatu dengan ujung

lekukan lainnya yakni bagian anterior dan posterior.

3. Koklea

Labirin Membranousa

Kanal semisirkularis

Vestibulum

Cochlea

Page 30: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

30

Gambar. Labirin Membranosa

Labirin membranosa mencakup organ vestibular untuk sensasi kesetimbangan dan

keseimbangan (sacculus, utriculus, dan ductus semicircularis) dan koklea untuk sensasi

pendengaran. Jadi vestibular itu kalau menurut buku Histologi Janquiera tidak hanya untuk

keseimbangan yang selama ini kita ketahui, tetapi juga untuk kesetimbangan. Lalu bedanya

keseimbangan dan kesetimbangan apa. Sebaikny Bila kita melihat pada gambar, ada

beberapa hal yang perlu kita ketahui.

1. Utriculus dan Sacculus

Utriculus dan sacculus berada di daerah vestibulum-bila kita melihat labirin oseus.

Jadi, labirin oseus itu ibarat cangkangnya labiran membranosa. Cangang yang

menutupi utriculus dan sacculus adalah vestibulum. Utriculus ukurannya lebih besar

daripada sacculus. Utriculus berada didekat labirin vestibular dan sacculus berada

didakat labirin koklear.

2. Labirin Vestibular

Labirin vestibular yang ada di labirin membranosa, disebut dengan ductus

semicircularis.”Ingat kalau labirin membranosa ditutupi oleh cangkang? Yakni labirin

osseus.” Nah labirin osseus yang menutupi labirin membranousa pada ductus

semicircularis ini disebut dengan canalis semicircularis. Sudah dibahas juga

sebelumnya. Mudah-mudahan teman-teman tidak bingung dengan penjelasan ini.

3. Labirin Koklear

Labirin koklear memiliki duktus, duktus ini terdiri dari scala timpani, scala vestibuli,

dan scala media.

Page 31: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

31

Gambar. 3 Duktus Koklear: Skala Vestibuli, Skala Timpani, dan Duktus Koklear/Skala Media.

B. Penglihatan

Gambar. Lapisan bulbus mata, yakni tunika fibrosa, tunica vascularis, dan tunica neural.

Bagian penting dari mempelajari histologi mata adalah lapisan bulbus mata (bola

mata). Lapisan tersebut terbagi menjadi tiga yakni.

1. Tunika fibrosa

Page 32: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

32

Gambar. Bola Mata. Mencoba memperlihatkan bagian tunika fibrosa, yakni sklera dan

kornea.

Gambar. Pertemuan korneasklera (limbus) dan badan siliar.

Pada lingkaran kornea terdapat limbus atau pertemuan korneosklera (CSJ), dimana

stroma kornea yang transparan bertemu dengan sklera (S) vaskular yang opak. Epitel

limbus agak lebih tebal dari epitel kornea dan mengandung sel punca untuk epitel kornea,

serta bersambung dengan conjunctiva (C) yang melapisi bagian anterior sklera dan kelopak

mata. Stroma limbus memiliki sinus venosa sklera (SVS), atau kanal schlemm, yang

menerima humor aquosa dari jalinan trabekular yang berdekatan pada permukaan bilik

anterior (AC). Dibagian dalam limbus, lapisan tengah mata terdiri atas badan siliar dan

juluran anteriornya iris (I). Cincin badan siliar yang tebal meliputi jaringan ikat longgar yang

Page 33: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

33

mengandung melanosit, m. ciliaris (CM), sejumlah juluran berlapis-epitel yang disebut

processus ciliaris (CP), zonula ciliaris (CZ), suatu sistem serabut yang kaya akan fibrilin yang

melekat pada kapsul lensa (L) ditengah badan siliar. Potongan sebuah serat zonula dapat

terlihat (panah). Selain menonjol kedalam bilik posterior (PC) atau camera oculi posterior,

processus ciliaris menghasilkan humor aquosa yang lalu mengalir kedalam bilik anterior

melalui pupil. Perubahan tegangan pada serat zonula yang timbul akibat kontraksi dan

relaksasi m.ciliaris mengubah bentuk lensa dan memungkinkan akomodasi visual.

Dibelakang zonula ciliaris dan lensa, suatu membran transparan tipis (tidak tampak)

mengelilingi corpus vitreum dan memisahkan bilik posterior dari bilik vitreus.

2. Tunika vaskular (uvea)

Sesuai dengan namanya vaskular, artinya tunika ini ada hubungannya dengan

vaskularisasi. Tunika faskular terdiri dari tiga, yakni koroid, badan siliar, iris.

Iris

Gambar. Iris

Badan Siliar

Page 34: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

34

Gambar. Badan Siliar/Corpus Siliar

Koroid

Gambar. Koroid

3. Tunika neural (retina)

Tunika neural terbagi dua, yakni (a) Lapisan berpigmen retina (retina pars iridika,

retina pars siliaris), dan (b) Retina yang sebenarnya (retina proper): berhenti pada ora

serata.

Page 35: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

35

Gambar. Potongan Retina

C. Penghidu

(a)

(b)

Gambar. (a) Lokasi epithelium olfaktorius. (b) Proses menghidu pada bulbus olfaktori.

Dari gambar kita dapat mengetahui 2 hal, yakni menghidu atau olfaction, melibatkan

epithelium olfaktorius dan bulbus olfaktorius.

1. Ephitelium Olfaktorius

Terdiri atas tiga jenis sel, yakni (a) Sel Basal Sel punya untuk dua jenis sel

lainnya, (b) Sel Penyokong Memiliki banyak kanal ion untuk memelihara

lingkungan mikro yang kondusif untuk fungsi penghidu, dan (c) Neuron

Olfaktorius Neuron bipolar sebagai kemoreseptor

2. Bulbus Olfaktorius

Page 36: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

36

D. Pengecap

Indera pengecap merupakan salah satu sistem sensori pada tubuh manusia. Indera ini

bisa mengecap 5 rasa yakni asam, manis, pahit, asin dan umami. Rasa umami baru saja

ditemukan oleh ilmuwan Jepang, didefinisikan sebagai rasa gurih. Umami terdeteksi dari

reseptor rasa yang distimulasi oleh Monosodium Glutamat (MSG). Manusia juga memiliki

reseptor air terutama difaring. Rasa lainnya merupakan kombinasi dari 5 rasa utama

tersebut. Bila berbicara tentang Indera Pengecap, tentu saja organ yang berperan disini

adalah Lidah.

Pertama mari membahas otot yang bekerja pada lidah. Otot lidah terbagi dua, yakni

otot ekstrinsik dan intrinsik.

Otot Lidah

1. Otot Ekstrinsik

Otot Ekstrinsik atau otot-otot lidah bagian luar (m. genioglossus, m. hyoglossus, m.

chondroglossus, m. styloglossus, m. palatoglossus) fungsinya menggerakkan lidah

lidah bergerak ke segala arah

2. Otot Intrinsik

Otot Intrinsik atau otot-otot lidah bagian dalam (m. superior longitudinal, m. inferior

longitudinal, m. vertika, m. transverse) fungsinya merubah bentuk lidah lidah bisa

dilekuk-lekukkan

Karena saat ini tema pembahasan kita adalah histologi, maka penjelasan lebih

diperdalam pada bagian permukaan lidah, karena dipermukaan ini terdapat sel-sel yang

membentuk jaringan yang berfungsi untuk pengecapan.

Permukaan Lidah

Sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu bahwa permukaan lidah terbagi menjadi 3,

yakni dorsal, ventral, dan lateral. Dorsal mengarah ke punggung, ventral mengarah ke

perut-kalau di dorland artinya berkenaan dengan perut atau setiap venter, namun

dikatakan juga kalau ventral lawannya dorsal, dan lateral pasti uda pada tahu artinya

kearah luar atau tepi. Untuk gambarannya seperti apa, yuk lihat gambar dibawah ini.

Page 37: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

37

Gambar. Permukaan Lidah, yang terdiri dari papilla-papilla.

Dari gambar, dapat kita ketahui bahwa permukaan lidah tidak halus, datar, atau rata.

Tetapi memiliki tonjolan-tonjonjolan kecil yang banyak, seperti handuk, babat, atau bisa

lihat sendiri kekaca lidah kita seperti apa. Nah, tonjolan-tonjolan itu disebut papilla. Papilla

terdiri atas papilla filiformis, fungiformis, valata/sircumvalata, dan foliata. Untuk papilla

foliata tidak terdapat pada manusia, dikatakan di buku praktikum histologi UI bahwa

terdapat pada lidah kelinci, dan dari buku histologi junquire bahwa foliata kurang

berkembang pada manusia dewasa. Mari kita lihat lebih rinci, papilla-papilla tersebut.

1. Papilla Filiformis

(a) (b)

(c)

Page 38: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

38

Gambar. Papilla filiformis. Dilihat dengan (a) Mikroskop. (b) Elektron Miograph. (c)

Digambar.

Ciri khas dari papilla ini adalah bentuknya mirip lembaran benang dengan ujung

runcing, kalau dislide bu Ayu bilangnya bentuk langsing. Papilla ini hampir menutupi

seluruh bagian permukaan lidah. Epitel yang melapisi berupa epitel berlapis gepeng yang

ujungnya membentuk lapisan keratin. Papilla ini tidak memiliki kuncup kecap (taste bud).

Mengapa demikian? Karena fungsinya bukan untuk mengecap suatu rasa, tetapi

mempermudah pergerakan makanan selama mengunyah atau sebagai pelekat makanan.

Bila papilla filiformis tidak memiliki taste bud atau kuncup kecap, maka papilla lainnya

memiliki kuncup kecap atau taste bud.

2. Papilla Fungiformis

(a)

(b) (c)

Gambar. Papilla Fungiform terletak diantara Papila Filiform

Bila kita melihat ketiga gambar diatas, maka Papilla Fungiform terletak diantara

papilla-papilla filiform. Mengapa disebut papilla fungiform? Karena bentuknya meiripnya

jamur. Epitel permukaannya tersusun atas epitel berlapis gepeng dan tidak memiliki lapisan

keratin. Papilla ini memiliki taste bud.

Page 39: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

39

3. Foliata

(a) (b)

Gambar. Papilla Foliata (a & b)

Papila jenis ini tidak terdapat pada lidah manusia, namun terdapat pada kelinci.

Bentuknya khas membentuk rigi (ridge) atau alur paralel, seperti gelombang berjalan.

Taste bud papilla ini ada saat neonatal (usia 4 minggu pertama setelah kelahiran), usia 2-3

tahun berdegenarasi, oleh karena itu papilla ini kurang berkembang pada saat dewasa.

Letaknya sepanjang posterolateral lidah-berada ditepi bagian lidah belakang.

Permukaannya diliputi epitel gepeng berlapis dan biasanya memiliki lapisan tanduk. Papilla

ini juga memiliki kelenjar, yakni kelenjar von Bener yamng menghasilkan serosa.

4. Sirkumvalata

(a)

(b)

Page 40: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

40

(c)

Gambar. Papilla circumvalata. (a) Sircumvalatta berjumlah 8-12 tersusun membentuk huruf

V. (b) Potongan cross section sircumvalata. (c) Sircumvalata terletak didepan sulcus

terminalis

Papilla sirkumvalata (kalau ada buku yang menyebutkan vallata, sama saja)

membentuk huruf “V” dan terendam pada anterior sulcus terminalis-maksudnya adalah

terendam didepan sulcus terminalis-, terletak di pangkal lidah. Badan papilla ini terbenam

dan dikelilingi parit sehingga puncaknya sama tinggi dengan permukaan lidah. Jadi papilla

ini tidak menonjol ke permukaan lidah. Bila kita melihat gambar (b) sircumvalata, ada yang

disebut dengan kelenjar von Ebner, suatu kelenjar liur serosa (ingat kalau serosa itu

produknya encer). Produk ini berada disekitar parit yang berfungsi menyapu partikel

makanan didekatnya sehingga kuncup kecap (taste bud) dapat menerima dan memproses

stimulus pengecapan yang baru. Papilla ini dilapisi dilapisi oleh epitel gepeng berlapis

tanpa lapisan tanduk.

Setelah kita membahas secara lebih terperinci tentang papilla-papilla lidah, sekarang

kita akan membahas tentang taste buds, yang banyak disebutkan sebelumnya dan peran

serta fungsinya sangat berpengaruh dalam proses gustation atau pengecapan.

Kuncup Kecap (Taste Bud)

(a)

Page 41: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

41

(b)

Gambar. Kuncup Kecap. (a) Gambar mikroskopis. (b) Memperlihatkan sel-sel penyusun

kuncup kecap

Kuncup kecap merupakan suatu organ sensori, yang mana fungsinya adalah sebagai

sensor untuk mendeteksi rasa. Jumlah kuncup kecap atau taste bud diperkirakan sekitar

3000. Setiap taste bud dapat membedakan tiap rasa, namun tiap taste bud spesial untuk

2 dari 4 rasa (manis, asin, asam, pahit). Bila kita melihat bentuknya, terlihat seperti

bawang yang tersusun atas berlapis-lapis sel. Diantranya sel-sel yang menyusun Taste bud

adalah (a) 60 - 80 sel spindel , (b) basal cell (tipe IV), dark cell (tipe I), light cell (tipe II),

intermediate cell (tipe III). Namun, saya belum terlalu memahami mengenai dark cell, light

cell, dan intermediate cell. Untuk basal cell, sel ini adalah sel punca (sel yang masih dapat

membelah dan berdiferensiasi) untuk sel kecap dan sel penyangga.

Badan akhir serat saraf sensorik dari taste bud terdiri atas dua macam sel yakni sel

kecap (pengecap/gustatorik) dan sel penyokong (penyangga). Sel penyokong lebih gemuk

dan intinya berkromatin halus, sedangkan sel pengecap lebih langsing, intinya gepeng

panjang dan berkromatin padat. Pada ujung yang menghadap permukaan biasanya tampak

berjumbai yang terdiri atas rambut-rambut pengecap yang sebenarnya adalah mikrovilus.

Demikian yang dapat saya buat, mudah-mudahan bermanfaat.

Page 42: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

42

EMBRIOLOGY SISTEM INTEGUMEN

By Firda Fakhrena

Integumen tuh apa sih sebenernya?

Integumen ituu penutup tubuh atau kulit, termasuk berbagai lapisan dan struktur pelengkapnya

; pada manusia terdiri dari epidermis, dermis, jaringan subkutan, rambut, kuku, kelenjar kulit,

payudara dan kelenjar mammaria.

KULIT

Kulit mempunyai dua lapisan asal :

1. satu lapisan luar, epidermis berkembang dari ectoderm permukaan

2. satu lapisan dalam, dermis dan subkutan berkembang dari mesoderm dibawahnya.

Lapisan Luar atau epidermis

Page 43: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

43

Pada akhir gastrulasi embrio (akhir minggu ke-3) sudah terbentuk ectoderm,

mesoderm, dan endoderm. Awalnya cuma terdiri dari epitel kuboid selapis sel

ectoderm

Pada mulanya, mudigah (embrio) dibungkus oleh selapis sel ectoderm. Nih kayak

gambar ini.. Nah! pada awal minggu ke-5 : epitel ektoderm mulai membelah.

Minggu ke-7 : epitel ini membelah jadi 2 yaitu sel basal dan selapis sel gepeng atau

epitel squamosa yaitu periderm atau epitrikium, pada permukaannya.

Selama trimester ke-2, sel periderm dibuang.. biasanya ditemukan di dalam cairan

amnion sebagai vernix caseosa. Vernix caseosa tuh yang bikin bayi pas lahir jadi licin

kalo dipegang. Nah lapisan basal (lapisan ectoderm itu sendiri) nantinya bakal

membentuk lapisan-lapisan epidermis. Nih gambarnya..

Minggu ke-11 : Sel basal mengalami ploriferasi membentuk lapisan ketiga yaitu

intermediet zone.

Ectoderm

Mesenkim

Periderm

Stratum Basale

Intermediate/lapisan

tengah

Minggu ke-5

Minggu ke-7

Minggu ke-11

Page 44: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

44

Akhir bulan ke-4 : epidermis memperoleh susunan tetapnya dan dapat dikenali 4

lapisan.

Mulai dari bawah ke atas :

1. Stratum germinativum/basal :

Lapisan dasar, paling dekat dengan lapisan dermis

Bertanggung jawab atas produksi sel-sel baru

Terdiri dari sel-sel keratinosit muda

Lapisan ini kelak membentuk rigi-rigi dan alur-alur, yang tercermin dalam

permukaan kulit pada sidik jari

2. Lapisan sel intermediet hasil dari ploriferasi sel basal :

o Stratum Spinosum

Tebal, sel polyhedral dengan tonofibril-tonofibril halus

Terdapat sel langerhans (makrofag yang membantu mengaktifkan sistem imun)

dan granula-granula melanin

Lapisan Tanduk

Stratum Granulosum

Stratum Spinosum

Korium

Stratum Germinativum/basal

Melanosit

Page 45: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

45

Terdiri dari 8-10 lapisan sel yang saling berikatan oleh desmosom membentuk

jarring-jaring filamen yang terikat

o Stratum Granulosum

Tipis, 3-5 lapis sel keratinosit yang datar

Terlihat perubahan drastis keratinosit pada lapisan ini

Sel-selnya mengandung granula-granula kecil keratohialin

o Lapisan Tanduk

Membentuk permukaan semacam sisik yang keras pada epidermis

Lapisan ini dibentuk oleh beberapa lapis sel-sel mati yang sangat rapat dan

penuh dengan keratin.

Pembentukan melanocytes :

Neural crest bermigrasi menuju mesenkin dermis dan berdiferensiasi menjadi

melanoblast, sel ini kemudian bermigrasi menuju dermoepidermal junction dan

berdiferesiasi menjadi melanocytes. Proses perubahan ini diregulasi oleh Wnt signaling.

Saat bulan ke-3 : epidermis, diinvasi oleh sel dari neural crest untuk membentuk sel

yang memiliki melanosome untuk mensintesis pigmen melanin.

Karena melanosome mengalami akumulasi, mereka ditransport melalui dendritic

process melanocytes ke keratinocytes pada kulit dan rambut.

Inilah proses yang disebut dengan pigmentasi. Melanocytes mulai memproduksi

melanin sebelum lahir dan menyebarkannya kebagian epidermis.

Page 46: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

46

Saat trimester pertama, sel Langerhans yang berasal dari sumsum merah tulang

menginvasi epidermis

Saat bulan ke-4-6, sel merkel muncul pada epidermis

DERMIS

Dermis berasal dari sel-sel mesenkim pada lapisan mesoderm lateral dan dermatomes dari

somite (nantinya disebut jaringan korium)

Minggu ke-5 :

Pembuluh darah pada dermis awalnya terdiri dari simple struktur endothelium-lined yang

berbeda dari mesenkim.

Minggu ke-11 :

Sel mesenkim berdiferensiasi menjadi fibroblast dan mulai memproduksi jaringan ikat kolagen

dan elastic

Bulan ke-3 dan 4 :

Jaringan ini, korium, membentuk susunan-susunan papilla yang tidak teratur, papilla

dermis, yang menonjol ke atas ke arah epidermis, papilla ini biasanya mengandung

sebuah kapiler kecil atau sebuah organ akhir saraf sensorik dan membentuk stratum

compactum yang akan menjadi reticula dermis.

Lapisan dermis yang lebih dalam, subkorium, mengandung jaringan lemak dalam jumlah

yang besar.

Rigi-rigi epidermis yang menghasilkan pola khas pada permukaan ujung jari, telapak

tangan, dan telapak kaki, mempunyai dasar genetik. Pola ini merupakan dasar bagi

banyak penelitian tentang genetika kedokteran dan penyidikan kejahatan

(dermatoglifi). Pada anak-anak yang mempunyai kelainan kromosom , pola

epidermis pada tangan dan jari-jari tangan kadangkala dipergunakan sebagai alat

diagnostik.

Page 47: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

47

Bulan ke-5

Kulit ditutupi oleh whitish paste (cairan pekat keputihan), vernix caseosa, yang dibentuk

oleh sekresi kelenjar sebaceous, serta regenerasi sel epidermal dan rambut, yang

bercampur dengan lapisan periderm. Lapisan ini melindungi kulit dari cairan amnion,

sifat yang licin membantu proses persalinan, serta melindungi kulit dari kuku. Pasta ini

melindungi kulit terhadap efek maserasi cairan amnion.

RAMBUT

Rambut berasal dari proliferasi stratum germinativum epidermis yg menembus

dermis dibawahnya.

IKTIOSIS

Iktiosis merujuk pada keratinisasi yang berlebihan pada kulit dan khas untuk sekelompok kelainan herediter yang biasanya diturunkan sebagai ciri resesif autosom, tetapi biasanya juga terkait-X.

Keratosis piliaris / keratosis folikularis

Keratosis piliaris / keratosis folikularis -> kelainan progresif papulo-skuamosa bersisik yg bersifat lambat, di daerah yg sering terpapar matahari; penyakit herediter autosomal dominan; papul-papul dpt bersatu membentuk plak yg berkrusta & mudah terjadi infeksi sekunder (IPKK UI,2010 hal 278)

Bulan ke-4

Page 48: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

48

Pada ujung-ujung terminalnya, tunas-tunas rambut tsb melakukan invaginasi jd

papilla rambut terisi oleh mesoderm dan melanoblast (memberi warna rambut)

dan di dalamnya berkembang pembuluh darah dan ujung-ujung saraf.

Segera sel-sel yang terletak di tengah-tengah tunas rambut tersebut menjadi berbentuk

kumparan dan mengalami pertandukan batang rambut

Sel-sel tepi menjadi berbentuk kuboid dan membentuk sarung epitel rambut.

Sebuah otot polos kecil yang juga berasal dari mesenkim, biasanya melekat pada sarung

akar dermis. Otot ini dikenal sebagai m. arector pili.

Ploriferasi sel-sel epitel yang terus berlangsung dipangkal batangnya, mendorong

rambut ke atas

Menjelang akhir bulan ke-3 :

Rambut-rambut pertama kali tampak di permukaan pada daerah alis mata dan bibir

atas. Rambut-rambut yang pertama kali muncul ini, rambut lanugo, terlepas pada waktu

lahir, dan akan diganti oleh rambut yang lebih kasar yang berasal dari folikel-folikel

rambut baru.

Bulan ke-6

Newborn

Page 49: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

49

Dinding epitel folikel rambut biasanya memperlihatkan sebuah tunas kecil yang tumbuh

menembus mesenkim sekitarnya. Sel-sel di bagian tengah tunas ini, kelenjar sebasea,

berdegenerasi, sehingga membentuk zat menyerupai lemak yang disekresi ke folikel

rambut, sehingga akhirnya menyerupai kulit.

KELENJAR MAMMARIA

Kelenjar mamae berasal dari penebalan memanjang epidermis atau disebut mammary

ridge (diinduksi oleh sel-sel mesenkim) yang membentuk garis & rigi susu.

Pada minggu ke 7:

Garis & rigi susu ini tebentuk sepanjang sisi kanan & kiri tubuh, dari pangkal lengan

hingga daerah tungkai bawah yg nantinya sebagian besar akan menghilang, namun

sebagian kecil di daerah dada masih ada & menembus mesenkim dibawahnya.

HIPERTRIKOSIS (RAMBUT TUMBUH TERLALU LEBAT)

Disebabkan oleh banyaknya pembentukan folikel rambut, bisa terbatas pada daerah-

daerah tubuh tertentu (daerah garis tengah sebelah dorsal) atau dapat pula seluruh

tubuh.

ATRIKIA (TIDAK ADA RAMBUT SECARA BAWAAN)

Biasanya dihubungkan dengan kelainan-kelainan derivat-derivat ectoderm lain, seperti

gigi geligi dan kuku

Page 50: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

50

Gambar A dan B. Kelenjar susu yang sedang tumbuh, masing-masing pada bulan ke 3 dan

ke 8. C. Garis puting susu & letak puting susu tambahan

Rigi susu daerah dada yg menetap ini awalnya membentuk tunas primer, lalu

berproliferasi & membentuk 16-24 buah tunas membentuk tonjol-tonjol tunas kecil

& padat

Menjelang akhir masa kehidupan intrauterus tunas-tunas epitel menjadi

berongga membentuk ductus lactiferus (sambil tunas primernya membentuk

saluran-saluran kecil & alveoli kelenjar susu)

Ductus lactiferus ini bermuara ke sebuah lubang epitel kecil yg segera setelah lahir

menjadi puting susu karena proliferasi mesenkim dibawahnya

Proses perkembangan payudara ini diaktivasi oleh kerja hormone-hormone seks yang

didapatkan pada plasenta.

Alhamdulillah, Semoga bermanfaat keluarga PSPD 2012

POLITELIA

Suatu keadaan dimana terbentuknya puting-puting susu tambahan karena menetapnya

potongan-potongan garis susu. Puting susu tambahan dapat berkembang dimana saja di

sepanjang garis susu asli, tetapi paling sering di daerah ketiak.

POLIMASTIA

Terjadi bila suatu sisa garis susu berkembang menjadi kelenjar susu yang sempurna

INVERSI PUTING SUSU

Suatu keadaan dimana ductus lactiferous bermuara ke lubang epitel yang asli, yang gagal

berbalik keluar membentuk putting sehingga putting susu tertarik ke dalam

Page 51: Tentire M1(1)-Anatomi, Histologi Sensori, Dan Embriologi Integumen

Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012

MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT

51

REFERENSI

1. Slide Kuliah Ibu. Ayu, disampaikan pada hari Senin, 7 Januari 2013.

2. Mescher AL. Histologi Dasar Junqueira: Text & Atlas, Ed.12. Jakarta: EGC; 2012

3. Wonodirekso S. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Histologi FK UI; 2003

4. DiFiore’s Atlas Of Histology. E-book. 10th Edition.

5. Geneser F. Atlas Bewarna Histologi. Bina Rupa Aksara. E-Book.

6. T.W Sadler. Embriologi Kedokteran LANGMAN. Ed. 7. Jakarta: EGC; 2000

7. Jusman SWA. Konsep-konsep dasar biokimia dalam diabetes mellitus. Dalam :

understanding icular diabetic -basic science, clinical aspect and didactic course. FKUI,

1999,h.1-15

8. Murray RK. Granner DK dan Rodwell VW. Harper’s illustrated Biochemistry. 27 th

edition. United Stated : McGraw-Hill. 2003. h.14

9. Harper HA, Rodwell VW dan Mayes PA. Biokimia (Review of physiological chemistry).

Edisi 17, Jakarta : EGC, 1997. h. 19

10. Marks DB, Marks AD dan Smith CM : Biokimia Kedokteran Dasar (Sebuah kedokteran

Dasar), Jakarta. EGC, 21, h 61-136

Salam PJ TENTIRE