Tentir Mikrobio Kuliah Ginjal

9
TENTIR MIKROBIOLOGI Definisi penting yang harus dipelajari dalam kuliah mikrobiologi kali ini : 1. Bakteriuria: bakteri dalam urin. 2. Bakteriuria signifikan: infeksi dengan jumlah koloni > 105 mikroorganisme tunggal per ml. 3. Bakteriuria asimtomatik: kultur urin positif tanpa gejala, urinalisis biasanya tidak menunjukkan leukosit (tidak signifikan). 4. Infeksi saluran kemih (akut dan kronik): infeksi pada saluran kemih, sering terjadi pada pasien rawat jalan. 5. Sistitis: infeksi pada kandung kemih (vesika urinaria) 6. Pielonefritis (akut dan kronik): radang pada pielum dan nefron yang disebabkan oleh infeksi pada ginjal. 7. Infeksi saluran kemih complicated dan uncomplicated: infeksi saluran kemih atas atau bawah akibat abnormalitas anatomis, fungsional, atau kateter (complicated); terjadi tanpa abnormalitas laju urin (uncomplicated). 8. Relaps/reinfeksi: sakit lagi karena kuman yang sama. 9. Urosepsis: keadaan septicaemia yang berasal dari fokus infeksi di traktus urinarius. 10. Nekrosis papiler: nekrosis pada papilla renal. 11. Abses intrarenal: abses pada korteks dan medulla. 12. Abses perinefrik: abses, banyak pus pada celah perinefrik. Diagnosis yang sering terjadi 1. Sistitis akut-uretritis: terjadi pada wanita usia lebih dari 2 tahun, onset akut disuria (penurunan frekuensi berkemih). Pada keadaan pyuria, leukosit lebih dari 10 pada sentrifugasi urin atau positif pada uji esterase leukosit. Kultur urin dikatakan positif jika 1000-100.000 CFU/ml urin. 2. Pielonefritis akut: demam, menggigil, nyeri saat ketok CVA (costovertebral angle), pyuria, urin positif pada pewarnaan gram dan kultur lebih dari atau sama dengan 105 CFU/ kultur darah. 3. Prostatitis akut: demam, menggigil, disuria atau bisa juga sebaliknya (meningkat), nyeri pinggang bawah (pelvis)

description

asda

Transcript of Tentir Mikrobio Kuliah Ginjal

TENTIR MIKROBIOLOGI

Definisi penting yang harus dipelajari dalam kuliah mikrobiologi kali ini : 1. Bakteriuria: bakteri dalam urin. 2. Bakteriuria signifikan: infeksi dengan jumlah koloni > 105 mikroorganisme tunggal per ml. 3. Bakteriuria asimtomatik: kultur urin positif tanpa gejala, urinalisis biasanya tidak menunjukkan leukosit (tidak signifikan). 4. Infeksi saluran kemih (akut dan kronik): infeksi pada saluran kemih, sering terjadi pada pasien rawat jalan. 5. Sistitis: infeksi pada kandung kemih (vesika urinaria)6. Pielonefritis (akut dan kronik): radang pada pielum dan nefron yang disebabkan oleh infeksi pada ginjal. 7. Infeksi saluran kemih complicated dan uncomplicated: infeksi saluran kemih atas atau bawah akibat abnormalitas anatomis, fungsional, atau kateter (complicated); terjadi tanpa abnormalitas laju urin (uncomplicated). 8. Relaps/reinfeksi: sakit lagi karena kuman yang sama. 9. Urosepsis: keadaan septicaemia yang berasal dari fokus infeksi di traktus urinarius. 10. Nekrosis papiler: nekrosis pada papilla renal. 11. Abses intrarenal: abses pada korteks dan medulla. 12. Abses perinefrik: abses, banyak pus pada celah perinefrik.

Diagnosis yang sering terjadi1. Sistitis akut-uretritis: terjadi pada wanita usia lebih dari 2 tahun, onset akut disuria (penurunan frekuensi berkemih). Pada keadaan pyuria, leukosit lebih dari 10 pada sentrifugasi urin atau positif pada uji esterase leukosit. Kultur urin dikatakan positif jika 1000-100.000 CFU/ml urin.

2. Pielonefritis akut: demam, menggigil, nyeri saat ketok CVA (costovertebral angle), pyuria, urin positif pada pewarnaan gram dan kultur lebih dari atau sama dengan 105 CFU/ kultur darah.

3. Prostatitis akut: demam, menggigil, disuria atau bisa juga sebaliknya (meningkat), nyeri pinggang bawah (pelvis) dan tulang belakang, piuria, kultur urin positif untuk basil gram negatif atau enterococci.

4. Infeksi saluran kemih kronik : persistens atau reinfeksi yang frekuentif dari ginjalm kantung kemih, atau prostat.

Epidemiologi

Pada bayi di bawah usia 3 bulan, lebih sering pada bayi laki-laki, namun setelah umur 3 bulan lebih hingga preschool serang terjadi pada anak perempuan. Wanita hamil akan berisiko lebih tinggi terhadap bakteriuria. Pada pria dewasa sangat jarang, namun sering dikaitkan pada abnormalitas anatomi. Dan pada orang tua/lansia lebih dari 10% pada laki laki dan 20% pada wanita menderita bakteriuriaEtiologiLebih dari 95% ISK disebabkan oleh satu jenis bakteri, tersering E.coli dan strain uropatogennya, sering ditemukan pada infeksi akut. Pada infeksi rekurens, terutama pada kelainan struktur traktus urinarius, patogen terbanyaknya adalah Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter sp, polimikrobial.

Gambar di atas menjelaskan bakteri penyebab ISK tersering Masih di aspek epidemiologi dan etiologi1. Terjadi penyalahgunaan antibiotik yang menyebabkan seseorang resisten terhadap antibiotik tertentu. 2. Pada pasien rawat inap terjadi rekurens (kateter)3. Pada pasien rawat jalan terjadi infeksi akut. 4. Corynebacterium urealyticum merupakan patogen ISK nosokomial yang penting resistensi tinggi terhadap antibiotik, kecuali vankomisin). 5. Fungi (Candida sp.) pada pasien dengan kateter yang mendapatkan terapi antibiotik. Bakteri akan hilang namun jamur akan tumbuh pesat. 6. Staphylococcus saprophyticus menyebabkan ISK pada wanita muda pada usia seksual aktif. 7. Coagulase-negative staphylococcus pada ginjal (hematogen) menyebabkan abses intrarenal atau perinefrik. 8. Adenovirus tipe II menyebabkan sistitis hemoragik pada pasien anak perempuan dan pada resipien transplantasi sumsum tulang.Patogenesis1. Faktor Bakteri Terdapat dua tipe, yaitu I dan P (fimbriae). Fimbriae berikatan dengan reseptor sel host manosa sensitif dan insensitif. Tipe I yaitu sistitis, sedangkan tipe P pada traktus atas, dengan ciri produksi hemolisin, resistensi terhadap aktivitas serum cidal, dan produksi urease. 2. Faktor Host Biasanya urin menghambat pertumbuhan bakteri, kecuali pada wanita hamil dan pasien diabetes, terdapat obstruksi, pendeknya uretra pada wanita, kateter, tingginya amonia pada komplemen medulla, dan osmolalitas yang tinggi menghambat PMN leukosit.

Infeksi saluran kemih dapat terjadi dengan mengikuti 3 rute. 1. Rute Asendens (tersering) Pada rute ini pertama-tama bakteri akan melekat ke permukaan mukosa, kemudian kolonisasi uretra distal dan introitus pada perempuan. Selanjutnya bakteri akan melanjutkan perjalanannya ke kandung kemih, tapi untuk mencapai ke sana bakteri harus melawan arus urin. Dengan adanya alat instrumentasi urin seperti kateter, maka bakteri dapat menuju ke kandung kemih dengan mudah. Jika bakteri sudah predisposisi ISK adalah sistoskopi dan alat kontrasepsi. Bakteri yang telah berada di vesika urinaria masih bisa melanjutkan perjalanannya ke ginjal terutama jika terdapat refluks vesikoureteral, bakteri akan bermultiplikasi dan melewati uretra kemudian menuju ke pelvis renalis dan parenkim ginjal. Jika bakteri sudah mencapai ginjal maka disebut sebagai pielonefritis. Selain refluks vesikoureteral bakteri juga dapat dengan mudah menuju ke ureter dan menginvasi ginjal jika terdapat obstruksi yang mengakibatkan proses berkemih terganggu dan aliran kemih cenderung stasis. Pada keadaan seperti ini maka keadaan saluran akan jarang dibilas sehingga bakteri akan bermultiplikasi dan dengan mudah menginvasi tingkat yang lebih tinggi. Secara umum, ISK lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Mengingat letaknya yang dekat dengan rektal, bakteri yang banyak menginvasi pada rute ini adalah bakteri enterik, seperti E.coli.

2. Rute hematogen Pada pasien dengan bakteremia S.aureus dan endokarditis, seirng terjadi juga infeksi di ginjal. Pada rute ini infeksi bakteri gram negatif jarang dijumpai. Bakteri gram negatif lebih sering dijumpai pada ISK rute asendens. 3. Rute limfatik Jika terdapat penekanan pada vesika urinaria aliran limfa akan langsung ditujukan ke ginjal.

Diagnosis

1. Pyuria: 10 leukosit/mm3 dari urin pancar tengah dengan ruang pengukur (simtomatik: ratusan leukosit/mm3). Keberadaan pyuria tanpa infeksi biasa terjadi. 2. Hematuria makroskopik: RBC bisa jadi merupakan tanda dari penyakit lain seperti kalkuli, tumor, vaskulitis, glomerulonefritis, dan TB renal. 3. Silinder leukosit bisa merupakan tanda dari pyelonephritis bisa juga penyebabnya bukan infeksi. Namun jika silinder leukosit tidak ditemukan bukan berarti bahwa kecurigaan ISK bagian atas dihilangkan. 4. Proteinuria ISK: protein yang dikeluarkan