telmi acara 1

download telmi acara 1

of 14

description

telmi acara 1

Transcript of telmi acara 1

ACARA IEKSTRAKSI MINYAK KELAPA DAN MINYAK BIJIANA. PENDAHULUAN1. Latar belakangDalam kehidupan sehari hari ,minyak dan lemak sangatlah menjadi kebutuhan yang penting bagi setiap orang. Setiap orang memerlukan lemak dan minyak untuk berbagai keperluan-keperluan yang penting. Minyak dan lemak menjadi bahan utama dalam kebutuhan pangan setiap orang. Hampir sebagian besar makanan diolah menggunakan minyak dan lemak. Lemak dan minyak ini sering kali digunakan sebagai bahan penghantar panas pada proses pemasakan, bahan tambah untuk makanan, untuk memijat, untuk bahan bakar dan masih banyak lagi. Untuk setiap penggunaan yang berbeda tentunya sumber lemak dan minyaknya berbeda pula. Ada yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Dari sumber utama tersebut diperlukan sebuah proses yang bertujuan untuk mendapatkan minyak dari sumber tersebut, proes tersebut disebut ekstraki minyak dan lemak.Untuk mempelajari lebih dalam mengenai ekstraksi minyak dan lemak ,khususnya yang bersumber dari kelapa dan bijian, maka dilakukanlah praktikum ekstraksi minyak kelapa dan minyak bijian. 2. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum acara I Ekstraksi Minyak Kelapa dan Minyak Bijian yaitu sebagai berikut :1. Untuk mengetahui, memahami dan mempraktekkan ekstraksi secara basah dengan pemanasan.2. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh penggunaan berbagai jenis enzim terhadap kualitas minyak yang dihasilkan.3. Untuk mengetahui, memahami dan mempraktekkan cara ekstraksi secara basah untuk menghasilkan minyak.4. Untuk mengetahui, memahami dan mempraktekkan cara ekstraksi secara kering untuk menghasilkan minyak.B. TINJAUAN PUSTAKAMula-mula minyak kemiri dipakai sebagai penggantai linseed oil, yaitu minyak yang dapat digunakan sebagain cat dan pernis, karena mempuntai sifat yang lebih baik dari linseed oil. Minyak kemiri mempunyai sifat lebih mudah menguap dibanding dengan linseed oil, sehingga minyak kemiri termasuk golongan minyak yang mudah menguap. Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak dalam tempurung sebesar 60 persen. Asam lemak yang terkandung dalam minyak terdiri dari 55 persen asam palmitat; 6,7 persen stearat; 10,5 persen oleat; 48,5 persen linoleat, dan 28,5 persen linoleat. Asam lemak palmitat dan stearat termasuk golongan asam lemak jenuh; sedangkan asam oleat, linoleat dan linolenat termasuk golongan asam lemak tidak jenuh (Ketaren, 1986).Biji kemiri mengandung 50% - 60% berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara diperas ataupun dengan cara ekstraksi. Jika diperas dalam kondisi dingin, minyak yang keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak. Namun jika diperas dalam kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna gelap serta bau dan rasanya tidak enak. Minyak pengering memiliki derajat ketidakjenuhan yang tinggi karena sebagian besar tersusun oleh asam lemak tak jenuh dan memiliki sifat mudah teroksidasi dan membentuk polimer berupa lapisan film. Minyak kemiri memiliki bilangan iodin 136167 berarti memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan memang dapat berfungsi sebagai minyak pengering (Arlene, 2013).Pengepresan merupakan suatu cara ektraksi minyak, terutama pada bahan biji-bijian. Cara ini untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinngi (30-70%). Minyak kacang tanah mengandung 76-82% asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari 40-45% asam oleat dan 30-35% asam linoleat. Asam lemak jenuh sebagian besar dari asam palmitat, sedangkan kadr asam miristat sekitar 5%. Kandungan asam linolet yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak (Ketaren, 1986).Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya nilai rendemen antara lain teknologi budidaya. Bahan baku diperoleh secara asalan, tidak memperhatikan keunggulan tanaman, ketahanan tanaman terhadap hama, dan penyakit serta varietasnya. Yang kedua yaitu cara penanganan bahan. Cara penanganan bahan terhadap bahan baku yang tidak tepat memicu rendahnya rendemen minyak yang dihasilkan. Penanganan bahan sehabis dipanen hanya dilakukan penjemuran yang terlalu lama, akibatnya kadar minyak turun karena kandungan minyak pada tanaman banyak yang menguap. Perbandingan bahan yang disuling juga berpengaruh terhadap rendemen yang diperoleh. Yang ketiga yaitu alat dan metode dalam penyulingan. Petani umumnya tidak mengenal metode-metode yang baik dan benar dalam melaksanakan penyulingan, seberapa hasil panen yang diperoleh, langsung disuling. Akibatnya rendemen yang dihasilkan rendah. Yang keempat yaitu tanah dan iklim yang kurang sesuai (Yuhono, 2007).Randemen merupakan perbandingan jumlah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik. Satuan yang digunakan adalah (%). Semakin tinggi nilai randemen menunjukkan bahwa minyak atsiri yang dihasilkan semakin besar. Peningkatan rendemen jumlah minyak yang dihasilkan dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Faktor yang harus diperhatikan untuk tetap mendapatkan nilai tinggi setelah proses ektraksi untuk mempertahankan mutu minyak (Armando, 2009).Salah satu fungsi pemanasan adalah untuk mengkoagulasi protein sehingga mempermudah minyak yang dikeluarkan dari bahan tersebut. Pada proses penyangraian nampaknya kontak langsung antara bahan yaitu daging kemiri dengan wajan saat pemanasan pada suhu tinggi telah menyebabkan terjadinya pengerakan dan warna kemiri menjadi lebih gelap dibanding sebelumnya. Pengerakan sebagian besar terjadi pada kemiri yang berukuran kecil di mana semakin lama pemanasan menyebabkan kerak yang dihasilkan juga semakin besar. Sebelum proses pengepresan untuk dibuat minyaknya kerak-kerak tersebut dipisahkan atau dibuang sehingga secara langsung akan mengurangi rendemen minyak yang nantinya akan dihasilkan. Pengaruh lainnya adalah warna minyak yang dihasilkan menjadi lebih gelap dibandingkan perlakuan pengovenan dan penjemuran. Zat warna di dalam minyak terdiri dari dua golongan yaitu zat warna alamiah dan hasil degradasi zat warna tersebut. Warna gelap pada minyak juga dapat disebabkan oleh proses oksidasi pada sebagian minyak karena pemanasan yang tinggi (Darmawan, 2008).Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh yang tinggi, yakni 85% dan 60%, serta diduga memicu terjadinya penyakit kardiovaskuler dan PJK. Kemudian diketahui asam lemak jenuh rantai sedang (C-10 dan C-12) yang banyak terdapat di dalam minyak kelapa ternyata tidak bersifat aterogenik, tetapi asam lemak rantai panjang yang jenuh seperti asam miristat (C-14) dan palmitat (C-16) bersifat aterogenik. Minyak kelapa termasuk lemak jenuh, asam lemak jenuh di dalamnya adalah MCFA (80%), SCFA (10%), dan hanya sedikit asam lemak jenuh rantai panjang palmitat (5%) yang bersifat aterogenik (Silalahi, 2011).Lemak sapi dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa perlu pencegahan dan disimpan dalam tempat kedap udara untuk mencegah terjadinya oksidasi. Lemak sapi dimasak untuk mendapatkan minyak dan dikeringkan pada suhu 1100C untuk menghilangkan kandungan air dari minyak. Minyak lemak sapi kemudian disaring dan disimpan dalam tempat yang kedap udara untuk menghindari terjadinya oksidasi minyak. Minyak lemak sapi kemudian dianalisa kandungan air, kadar asam lemak bebas dan komponen asam lemak didalamnya (Nindya, 2013).Minyak kemiri di Eropa diolah sekitar 90%. Kandungan gizi minyak kemiri energik tinggi kaya lemak dan protein, ini adalah sumber berharga serat, fitonutrien, dan antioksidan seperti Vitamin. Bagian lipid merupakan komponen utama dariminyak kemiri. Kandungan lipid lebih dari 60 % dari minyak kemiri. Minyak kemiri adalah sumber dari beberapa nutrisi bioaktif seperti tokoferol. kadar lemak dan proporsi komponen asam lemak (terutama rasio antara oleat dan asam linoleat) sangat penting untuk evaluasi kualitas minyak kemiri. Asam lemak tak jenuh (UFA), antioksidan, seperti tokoferol, dan unsur-unsur mineral, besi, mangan dan tembaga, yang terlibat dalam tengik. Oleh karena itu, kultivar dengan rendah jenuh atau rasio jenuh, rendah senyawa prooksidan, kaya anti oksidan dan rendah dalam kegiatan enzimatik, harus lebih disukai, karena mereka meminimalkan pasca panen kualitas, kemasan dan pendinginan biaya (Bacchetta, 2013).Kacang mengandung minyak sekitar 50-55 %. Sekitar 80 % kacang tanah minyak terdiri dari asam lemak tak jenuh 45-50 % asam oleat dan 30-35 % asam linoleat. Komposisi kimia ini membuat kacang dan produk turunan rentan terhadap perkembangan tengik dan rasa melalui oksidasi lipid. Minyak esensial mencegah proses oksidasi lipid dalam hal ini produk pangan menurun proses oksidasi lipid (Ruben, 2012).C. METODOLOGI PERCOBAAN1. Alat a. Mesin parut kelapab. Alat pengempac. Kompord. Wajane. Timbangan f. Botol kacag. Wadah plastikh. Alat penumbuki. Gelas ukurj. Saringan 2. Bahana. Kelapa basahb. Kelapa keringc. Kacang tanahd. Kemirie. Lemak ayamf. Lemak sapi3. Cara Kerjaa. Ekstraksi minyak kelapa secara basah

Ditimbang kelapa parut 2 kg

Diekstrak dengan penambahan air 1000 ml

Dipanaskan sampai semua air menguap

Dipisahkan minyak dan blondo

Diukur minyak dengan gelas ukur

Ditentukan rendemen minyak

b. Ekstraksi minyak secara kelapa kering

Ditimbang kelapa parut 3 kg

Dikeringkan di cabinet dryer suhu 50 selama 48 jam

Dipress untuk memisahkan minyak dengan ampas

Diukur hasil minyak dengan gelas ukur

Ditentukan rendemen minyak

c. Ekstraksi minyak kemiri

Ditimbang kemiri 0,7 kg

Disangrai

Ditumbuk

Dipress

Diukur minyak yang dihasilkan

Ditentukan rendemennya

d. Ekstraksi lemak ayam

Ditimbang lemak ayam 350 gram

Dipanaskan

Diambil minyaknya

Diukur minyak yang dihasilkan dengan gelas ukur

Ditentukan rendemennya

e. Ekstraksi sapi

Ditimbang lemak sapi 350 gram

Dipanaskan

Diambil minyaknya

Diukur minyak yang dihasilkan dengan gelas ukur

Ditentukan rendemennya

D. HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN1. Hasil Pengamatan.Tabel 1.1 Tabulasi Data Ekstraksi Minyak Shift 1Kel BahanBerat Sampel( gr )Minyak( ml )Rendement( % )

1Kelapa Basah26001033.96

2Kelapa Kering120028924.08

3Kacang Kedelai---

4Kemiri200022511.25

5Lemak ayam50023046

6Lemak sapi50017034

Sumber : Laporan SementaraRendemen merupakan perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik. Adapun satuan yang digunakan yaitu persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen menunjukkan bahwa minyak yang dihasilkan semakin besar. Peningkatan rendemen atau perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dapat dilakukan dari dua pendekatan, yaitu proses budidaya dan proses pembuatan minyak. Sementara faktor yang harus diperhatikan untuk tetap mendapatkan nilai tinggi setelah proses ekstraksi adalah mempertahankan mutu (kualitas) minyak. Semakin tinggi rendemen, biasanya minyak belum tentu memenuhi syarat mutu yang baik. Sementara minyak bermutu baik biasanya ditandai dengan jumlah rendemen yang sedikit. Lipid didefinisikan sebagai komponen yang tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut non-polar seperti petroleum ether, benzene, chloroform. Fungsi lipid ialah sebagai cadangan energi, komponen penyusun membran sel, prekursor hormon (steroid dan prostaglandin). Kelompok utama lipid ialah Trigliserida, Fosfolipid, Sfingolipid, Lipoprotein, Steroid, Lilin.Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya nilai rendemen antara lain teknologi budidaya. Bahan baku diperoleh secara asalan, tidak memperhatikan keunggulan tanaman, ketahanan tanaman terhadap hama, dan penyakit serta varietasnya. Yang kedua yaitu cara penanganan bahan. Cara penanganan bahan terhadap bahan baku yang tidak tepat memicu rendahnya rendemen minyak yang dihasilkan. Penanganan bahan sehabis dipanen hanya dilakukan penjemuran yang terlalu lama, akibatnya kadar minyak turun karena kandungan minyak pada tanaman banyak yang menguap. Perbandingan bahan yang disuling juga berpengaruh terhadap rendemen yang diperoleh. Yang ketiga yaitu alat dan metode dalam penyulingan. Petani umumnya tidak mengenal metode-metode yang baik dan benar dalam melaksanakan penyulingan, seberapa hasil panen yang diperoleh, langsung disuling. Akibatnya rendemen yang dihasilkan rendah. Yang keempat yaitu tanah dan iklim yang kurang sesuai (Yuhono, 2007).Pada pengamatan tabel 1.1 ekstraksi minyak shift satu diperoleh rendemen minyak yaitu pada sampel kelapa basah sebanyak 3,96 %. Kemudian pada sampel kelapa kering diperoleh hasil 24,08%. Pada sampel kemiri diperoleh rendemen sebesar 11,25%. Pada sampel daging ayam dan sapi diperoleh rendemen sebesar 46% dan 34%. Pada ekstraksi shift satu diperoleh urutan rendemen dari tinggi ke rendah yaitu pertama daging ayam, daging sapi, kelapa kering, kemiri, kelapa basah. Berdasarkan teori Herawati (2008), rendemen minyak kelapa kering sebesar 28%. Berdasarkan teori Darmawan (2008), minyak kemiri mempunyai rendemen antara 33% - 39%. Hal ini tidak sesuai dengan teori baik minyak kering maupun kemiri. Ketidaksesuaian nilai rendemen ini dikarenakan banyak faktor yaitu teknik budidaya, cara penanganan bahan, alat dan metode dalam penyulingan, tanah dan iklim.Pada penyangraian minyak kemiri didapat rendemen 11,25%, rendemen tersebut sangat rendah. Menurut Ward (1982) salah satu fungsi pemanasan adalah untuk mengkoagulasi protein sehingga mempermudah minyak yang dikeluarkan dari bahan tersebut. Pada proses penyangraian nampaknya kontak langsung antara bahan yaitu daging kemiri dengan wajan saat pemanasan pada suhu tinggi telah menyebabkan terjadinya pengerakan dan warna kemiri menjadi lebih gelap dibanding sebelumnya. Pengerakan sebagian besar terjadi pada kemiri yang berukuran kecil di mana semakin lama pemanasan menyebabkan kerak yang dihasilkan juga semakin besar. Sebelum proses pengepresan untuk dibuat minyaknya kerak-kerak tersebut dipisahkan/dibuang sehingga secara langsung akan mengurangi rendemen minyak yang nantinya akan dihasilkan. Pengaruh lainnya adalah warna minyak yang dihasilkan menjadi lebih gelap dibandingkan perlakuan pengovenan dan penjemuran. Zat warna di dalam minyak terdiri dari dua golongan yaitu zat warna alamiah dan hasil degradasi zat warna tersebut. Warna gelap pada minyak juga dapat disebabkan oleh proses oksidasi pada sebagian minyak karena pemanasan yang tinggi yang dikatakan oleh teori Darmawan (2008).Biji kemiri mengandung 50 % - 60 % berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara diperas ataupun dengan cara ekstraksi. Jika diperas dalam kondisi dingin, minyak yang keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak. Namun jika diperas dalam kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna gelap serta bau dan rasanya tidak enak. Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat unik, yaitu minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam industri minyak. Minyak pengering memiliki derajat ketidakjenuhan yang tinggi karena sebagian besar tersusun oleh asam lemak tak jenuh dan memiliki sifat mudah teroksidasi dan membentuk polimer berupa lapisan film. Minyak kemiri memiliki bilangan iod 136 167 berarti memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan memang dapat berfungsi sebagai minyak pengering. Selain itu, minyak biji kemiri juga dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar, misalnya bahan bakar untuk penerangan dan bahkan sekarang ini sudah mulai diteliti kegunaan minyak kemiri untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor pengganti solar, yaitu biodiesel. Minyak kemiri yang dihasilkan per hektar tanaman kemiri adalah 1800 2700 liter dengan ekivalen energi 17000 25500 kWh berdasarkan teori Arlene (2013).Minyak nabati dan hewani sangat berbeda baik fisik maupun kimianya. Secara umum, minyak hewani yang berasal dari daging mengandung kolesterol, sedangkan minyak nabati yang berasal dari tanaman-tanaman mengandung fitosterol. Kadar asam lemak tidak jenuh pada minyak hewani lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati. Minyak hewani mempunyai bilangan Reichert-Meissl yang lebih besar dan bilangan Polenske yang lebih kecil dibanding dengan minyak nabati. Kemudian minyak hewani cenderung berbentuk padat pada suhu kamar sedangkan minyak nabati cenderung berbentuk cair.E. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari percoban acara ekstraksi minyak adalah: 1. Rendemen merupakan perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik.2. Urutan rendemen minyak pada shift satu yaitu dari tertinggi ayam, sapi, kelapa kering, kemiri, kelapa basah. 3. Faktor yang berpengaruh terhadap rendemen yaitu teknik budidaya, cara penanganan bahan, alat dan metode dalam penyulingan, tanah dan iklim.4. Semakin tinggi suhu pemanasan maka rendemen yang dihasilkan semakin kecil. Akibat dari pergerakan dan perubahan warna kemiri menjadi lebih gelap. Pergerakan kemiri menjadi lebih kecil dan kerak yang muncul semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

Arlene, Ariestya. 2013. Ekstraksi Kemiri Dengan Metode Soxhlet Dan Karakterisasi Minyak Kemiri. Jurnal Teknik Kimia Usu. Vol. 2. No. 2Armando, Rochim. 2009. Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas. Penebar Swadaya. JakartaBacchetta Et Al. 2013. Fatty Acids And Alpha-Tocopherol Composition In Hazelnut(Corylus Avellanal.): A Chemometric Approach To Emphasize The Quality Of European Germplasm. Journal Of Euphytica. Darmawan, Saptadi. 2008. Pembuatan Minyak Kemiri Dan Pemurniannya Dengan Arang Aktif Dan Bentonit. Jurnal Teknologi Minyak In Oil-Roasted And Salted Peanuts. Journal Of J Am Oil Chem. Soc. Vol 82 (2195-2205)Ketaren, S. 2008. Minyak Dan Lemak Pangan. Ui-Press. Jakarta. Nindya, Ranggita Dwi, Dkk. 2013. Produksi Biodesel Dari Lemak Sapi Dengan Proses Transesterifikasi Dengan Katalis Basa Naoh. Jurnal Teknik Kimia Usu, Vol 2, No 1. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera UtaraRuben, Et Al. 2012. Aguaribay And Cedron Essential Oils As Natural AntioxidantsSilalahi, Jansen, Dkk. 2011. Komposisi, Distribusi Dan Sifat Aterogenik Asam Lemak Dalam Minyak Kelapa Dan Kelapa Sawit. J Indon Med Assoc, Vol 16, No 11. Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi. Universitas Sdumatera Utara. Medan Winarno. 1984. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta Yuhono, J.T., Suhirman, Shinta. 2007. Strategi Peningkatan Rendemen Dan Mutu Minyak Dalam Agribisnis Nilam. Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan :

Kelompok 1 : Ekstraksi kelapa basahMinyak yang dihasilkan: 103 mlBerat sampel Minyak: 2600 gram

Kelompok 2 : Ekstraksi minyak kelapa kering Minyak yang dihasilkan: 289 mlBerat sampel Minyak: 1200 gram

Kelompok 3 : Ekstraksi kacang kedelaiMinyak yang dihasilkan: -Berat sampel Minyak: -

Kelompok 4 : Ekstraksi kemiriMinyak yang dihasilkan: 225 mlBerat sampel Minyak: 2000 gram

Kelompok 5 : Ekstraksi ayam Minyak yang dihasilkan: 230 mlBerat sampel Minyak: 500 gram

Kelompok 6 : Ekstraksi sapiMinyak yang dihasilkan: 170 mlBerat sampel Minyak: 500 gram

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK

Disusun oleh :A Iqbal BH3113001Arga DuandhikaH3113017Ari YudhaH3113018Dyah Eka PH3113032Dyah Fitri AH3113033Galuh KadistaH3113044Gea PuspaH3113045

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2015LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1.5 Refined OilGambar 1.4 Minyak sebelum disaringGambar 1.3 Minyak ditambah karbon aktifGambar 1.2 Minyak Minyak dipanaskan (60-650C) + NaOHGambar 1.1 Minyak Kelapa Basah