Teknis Analisa Data Kualitatif

15
TEKNIS ANALISA DATA KUALITATIF (summary) disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Metode Penelitian Pendidikan Oleh Syufiyatuddin Indah Haqqun : 1206104030032

description

untuk mata kuliah metode penelitian pendidikan

Transcript of Teknis Analisa Data Kualitatif

TEKNIS ANALISA DATA KUALITATIF

(summary)disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Metode Penelitian Pendidikan

Oleh

Syufiyatuddin Indah Haqqun : 1206104030032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2015

TEKNIS ANALISA DATA KUALITATIF

Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) dalam Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Sedangkan analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Proses analisis data telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded. Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Data kualitatif berbentuk deskriptif, berupa kata-kata lisan atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati (Taylor dan Bogdan, 1984). Data kualitatif dapat dipilah menjadi tiga jenis (Patton, 1990):

1) Hasil pengamatan: uraian rinci tentang situasi, kejadian, interaksi, dan tingkah laku yang diamati di lapangan.

2) Hasil pembicaraan: kutipan langsung dari pernyataan orang-orang tentang pengalaman, sikap, keyakinan, dan pemikiran mereka dalam kesempatan wawancara mendalam

3) Bahan tertulis: petikan atau keseluruhan dokumen, surat-menyurat, rekaman, dan kasus sejarah.

Terdapat perbedaan-perbedaan antara data kualitatif dan data kuantitatif (Sitorus,1998) :

1) Data kualitatif adalah data mentah dari dunia empiris. Data kualitatif itu berujud uraian terinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus. Data ini dikumpulkan sebagai suatu cerita terbuka (open-ended narrative) , tanpa mencoba mencocokkan suatu gejala dengan kategori baku yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagaimana jawaban pertanyaan dalam kuesioner.

2) Data kualitatif adalah tangkapan atas perkataan subyek penelitian dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara mendalam, menurut makna kehidupan, pengalaman, dan interaksi sosial dari subyek penelitian sendiri. Dengan demikian peneliti dapat memahami masyarakat menurut pengertian mereka sendiri. Hal ini berbeda dari penelitian kuantitatif, yang membakukanpengalaman responden ke dalam kategorikategori baku peneliti sendiri.

3) Data kualitatif bersifat mendalam dan rinci, sehingga juga bersifat panjang-lebar. Akibatnya analisis data kualitatif bersifat spesifik, terutama untuk meringkas data dan menyatukannya dalam suatu alur analisis yang mudah dipahami pihak lain. Sifat data ini berbeda dari data kuantitatif yang relatif lebih sistematis, terbakukan, dan mudah disajikan dalam format ringkas.Teknik pengumpulan data perlu disesuaikan dengan tipe data (Tabel 1). Pilihan teknik tersebut didasari pertimbangan berikut (Zelditch, 1979):1) syarat kecukupan informasi: apakah teknik tersebut memberi peluang peneliti untuk memperoleh pengertian yang mendalam dan tepat?

2) syarat efisiensi: data diperoleh secara mencukupi dengan korbanan sekecil-kecilnya dalam hal waktu, akses dan biaya.

3) syarat pertimbangan etika: tidak mengusik rasa aman atau privasi, tidak mengandung bahaya atau resiko, serta tidak menyalahi hak-hak asasi manusia.

Peneliti sendiri perlu mempertimbangkan dirinya (Lofland, dikutip Sitorus, 1998):

1) peneliti kualitatif cukup dekat dengan orang-orang atau situasi yang diteliti, sehingga dimungkinkan pemahaman mendalam dan rinci tentang hal-hal yang sedang berlangsung.

2) peneliti kualitatif berupaya menangkap hal-hal yang secara aktual terjadi dan yang dikatakan subyek penelitian.Sumber data primer adalah responden dan informan. Responden berbeda dari informan. Responden adalah sumber data tentang keragaman dalam gejala-gejala, berkaitan dengan perasaan, kebiasaan, sikap, motif dan persepsi. Sedangkan informan ialah sumber data yang berhubungan dengan pihak ketiga, dan data tentang hal-hal yang melembaga atau gejala umum.

Sesuai dengan sifat luwes dalam desain penelitian kualitatif, maka tidak ada rincian jumlah dan tipe informan secara pasti. Hanya ada rencana umum mengenai siapa yang akan diwawancarai dan bagaimana menemukannya di lapangan. Responden dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi (ideal) individu dalam masyarakat. Yang penting di sini bukanlah jumlah responden kasusnya, tetapi potensi tiap responden kasus untuk memberi pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.Peneliti dianjurkan mewawancarai orang yang akrab atau mengenal suatu topik atau peristiwa. Penting untuk mengubah-ubah tipe orang yang diwawancarai, sampai peneliti dapat mengungkapkan keseluruhan pandangan subyek penelitian. Titik ini dianggap tercapai apabila tambahan responden atau informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru (titik jenuh).1. Teknik Analisi Data Kualitatif

1) Teknik Analisis Domain Dalam analisis domain, peneliti hanya sebatas mendeskripsikan secara umum sebuah kompleksitas masalah penelitian. Tujuan teknik analisis data kualitatif untuk mencari makna umum atau gambaran umum masalah penelitian. Peneliti dapat mendeskripsikan dari berbagai aspek, sesuai tujuan penelitian. Dalam domain tujuan kurikulum, ada tujuan nasional, regional, dan tujuan sekolah. Begitu seterusnya, sampai peneliti menemukan makna yang utuh dari analisis domain penelitian ini.

Misalkan, penelitian tentang sistem kurikulum, meliputi; tujuan, isi, strategi, evaluasi kurikulum.

2) Teknik Analisis Taksonomi Taksonomi digunakan untuk mengetahui makna yang lebih terfokus, detail dan menyentuh pada sub-subdomain dari domain dari domain masalah yang diangkat dalam penelitian.

Misalkan, dalam penelitian tentang sistem kurikulum. Peneliti hanya mengambil domain tujuan kurikulum untuk dianalisis taksonominya, maka peneliti harus merumuskan subdomain dari tujuan kurikulum tersebut. Alur analisis taksonominya. Domain tujuan dengan taksonominya tujuan nasional, tujuan regional dan tujuan sekolah. Dalam paparan hasil analisis taksonomi dipaparkan dalam bentuk diagram, yang mencerminkan interralasi antar subdomain yang diidentifikasi peneliti. Selain itu, peneliti membandingkan antara data dari subdomain satu ke subdomain lain dengan berusaha mencari kesamaan makna dan jenis data, untuk dianalisis secara lebih mendalam.

3) Teknik Analisis Komponensial Arah analisis komponensial adalah menemukan makna melalui identifikasi elemen kontras dalam domain yang dijadikan fokus penelitian. Makanya karakteristik data yang dibutuhkan bersifat investigatif. Menurut Burhan Bungin tahap analisis komponensial terbagi dalam tiga tahapan, yaitu;

Penggelaran hasil observasi dan wawancara

Pemilihan hasil observasi dan wawancara

Menemukan elemen-elemen kontras

4) Teknik Analisis Isi Teknik analisis isi dikembangkan dengan landasan bahwa studi tentang proses da isi komunikasi merupakan dasar studi ilmu sosial, termasuk pendidikan. Oleh karena itu, analisis isi selalu menekankan tiga aspek; yaitu objektifitas, sistematis, dan generalisasi konsep. Operasionalisasi teknik analisis ini dilakukan dengan langkah memberi lambang, simbol, kriteria, dan check pada data yang akan dianalisis. Kegiatan ini dilakukan pada tahapan kategorisasi data penelitian Selanjutnya, peneliti mengklasifikasikan lambang-lambang sesuai kriteria

yang telah dirumuskan, baru dilakukan analisis untuk memberi prediksi- prediksi data yang dianalisis. Peneliti melakukan penafsiran dengan mengacu pada lambang dan kriteria yang telah dirumuskan. Teknik dalam kajian teks agama dapat dikolaborasikan menggunakan pendekatan hermeunetika.

Misalkan, menganalisi data dalam penelitian tentang buku teks pelajaran diarahkan untuk mengetahui kebenaran dan kesesuai materi dengan jenjang pendidikan siswa

5) Teknik Analisis Tema Kultural

Tujuan teknik analisis ini digunakan untuk melakukan analisis data yang tujuan penelitiannya berorientasi pada budaya, etos budaya, simbol budaya, serta interaksi budaya. Cara melakukan analisisnya dengan mencari benang merah keterkaitan antarelemen yang dikaitkan dengan nilai, etos, dan budaya. Peneliti melakukan analisis dengan pendekatan holistik.

Teknik analisis tema kultural diarahkan untuk menemukan makna data penelitian dengan menggunakan model berfikir universal dan menyeluruh. Peneliti mencari kesamaan seperti dalam analisis taksonomi dan mencari elemen kontras seperti teknik komponensial. Persamaan dan perbedaan tersebut kemudian dimaknai secara holistik sesuai tema-tema umum dalam masalah tersebut. 6) Teknik Analisis Komparasi Konstan (Teknik Grounded)Teknik analisis komparasi konstan cocok untuk analisis penelitian yang bersifat groundad, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan atau mengkonstruk konsep dan teori. Esensi teknik komparatif konstan adalah digunaan untuk membandingkan kejadian-kejadian yangsama untuk dianalisis pada waktu yang sama dan dilakukan secara terus menerus, dengan batasan selama penelitian berlangsung.

Menurut G. Galaser dan Anselm ditulis Burhan Bungin, ada empat tahap dalam analisis komparasi konstan, yaitu; tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori. Tahap memadukan kategori dan ciri-cirinya. Tahap membatasi lingkup teori. Tahap menulis teori.

Dari paparan teknik-teknik analisis di atas, peneliti bisa menentukan teknik analisis mana yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang dilaksanakan. Ketetapatan sebuah teknik analisis diukur dari kesesuaian tujuan dan fokus masalah dalam penelitian.

7) Teknik Fenomenologi

Fenomenologi merupakan salah satu metode penelitian dalam studi kualitatif. Kata Fenomenologi (Phenomenology) berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak.

Pekembangan fenomenologi dimulai oleh Edmund Husserl (1859 1938), yang mematok suatu dasar tidak terbantahkan dengan menggunakan metode fenomenologis. Sebelumnya fenomenologi sebenarnya telah diperkenalkan untuk pertama kaliya oleh J.H. Lambert (1764), dengan memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala (fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan objektif ciri-ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen).

Fenomenologi dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif murni dimana dalam pelaksanaannya yang berlandaskan pada usaha mempelajari dan melukiskan ciri-ciri intrinsik fenomen-fenomen sebagaimana fenomen-fenomen itu sendiri. Peneliti harus bertolak dari subjek (manusia) serta kesadarannya dan berupaya untuk kembali kepada kesadaran murni dengan membebaskan diri dari pengalaman serta gambaran kehidupan sehari-hari dalam pelaksanaan penelitian.Analisis data pada penelitian fenomenologi oleh cresswel, 1996, dibagi dalam beberapa langkah penelitian antara lain:

Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan

Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan)

Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi)

Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.DAFTAR PUSTAKA

Fachrudin, Yuhdi. 2013. Makalah : Yekhnik Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Tidak Terbit.

Agusta, Ivanovich. 2003. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Bogor : Tidak Terbit.

Moleong, LJ. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung.Bakrie, M. 2009. Fenomenologi. Diakses di : https://embakri.wordpress.com/2009/03/12/fenomenologi/. Pada : 29 Maret 2015.