TBC :)

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. 1 Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di Indonesia dan masih menjadi problem kesehatan masyarakat. 2 WHO memperkirakan adanya 20 juta kasus di seluruh dunia, dengan angka kematian sebesar 3 juta pertahun, 80% diantaranya meninggal di negara berkembang. 1 Saat ini Indonesia merupakan negara penyumbang kasus TB terbesar di dunia setelah India dan China. 3,4 Dengan prevalensi 0,29% setiap tahunnya 175.000 meninggal pertahun. Dari hasil SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit TB sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung dan saluran pernapasan serta menyerang semua kelompok usia terutama pada usia produktif dan rakyat miskin. 3 Dari hasil penelitian di DKI Jakarta tahun 2001 menunjukkan angka prevalensi TB paru BTA (Basil Tahan Asam) positif adalah 114 / 100.000 penduduk dengan proporsi suspek adalah 14 / 1000 penduduk sedangkan nilai prediktif positif screening TB paru adalah 6,8 %. 4

description

TBC (tuberculosis ) adalah penyakit paru yang cukup endemis di asia tenggara, terutama Indonesia

Transcript of TBC :)

Page 1: TBC :)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman

Mycobacterium tuberculosis.1 Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang

banyak ditemukan di Indonesia dan masih menjadi problem kesehatan masyarakat.2

WHO memperkirakan adanya 20 juta kasus di seluruh dunia, dengan angka kematian

sebesar 3 juta pertahun, 80% diantaranya meninggal di negara berkembang.1

Saat ini Indonesia merupakan negara penyumbang kasus TB terbesar di dunia

setelah India dan China.3,4 Dengan prevalensi 0,29% setiap tahunnya 175.000

meninggal pertahun. Dari hasil SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun

1995 menunjukkan bahwa penyakit TB sebagai penyebab utama kematian setelah

penyakit jantung dan saluran pernapasan serta menyerang semua kelompok usia

terutama pada usia produktif dan rakyat miskin.3 Dari hasil penelitian di DKI Jakarta

tahun 2001 menunjukkan angka prevalensi TB paru BTA (Basil Tahan Asam) positif

adalah 114 / 100.000 penduduk dengan proporsi suspek adalah 14 / 1000 penduduk

sedangkan nilai prediktif positif screening TB paru adalah 6,8 %.4

Penanggulangan TB paru di Daerah Khusus Ibukota ( DKI ) Jakarta sejak tahun

1995 telah menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short

Course) yang direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization) namun

besarnya jumlah penduduk DKI Jakarta menyebabkan penanggulangan penyakit TB

paru belum mencapai hasil yang optimal. Dari hasil penelitian terhadap studi kasus

hasil pengobatan tuberkulosis paru di 10 Puskesmas di DKI Jakarta yang dilakukan

oleh Retno Gitawati dan Nani Sukasedia (1996 – 1999) mengungkapkan bahwa

angka konversi BTA yaitu 67,7 %, drop out 20,4 % dan angka kesembuhan 75,4 %

menunjukkan bahwa hasil pengobatan terhadap kasus – kasus di 10 Puskesmas di

DKI Jakarta tersebut belum sesuai dengan indikator program TB paru, yaitu angka

konversi > 80 %, drop out < 5 % dan angka kesembuhan 80 %.5

1.2 Permasalahan

Page 2: TBC :)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang ingin dipecahkan

adalah kesenjangan atau seberapa jauh program P2TB sudah dijalankan dan masalah-

masalah yang timbul dalam pelaksanaannya melalui evaluasi penanggulangan TB

paru di wilayah kerja di Puskesmas Kelurahan Grogol II periode Maret 2005 sampai

dengan Februari 2006.

Melalui evaluasi ini dapat dicari jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi

masalah baik yang sedang dihadapi maupun yang akan datang.

1.3 Tujuan

Tujuan Umum :

Untuk melihat keberhasilan program P2TB di Puskesmas Kelurahan Grogol II

periode Maret 2005 sampai dengan Februari 2006.

Tujuan Khusus :

a. Diketahuinya angka penemuan penderita / Case Detection Rate (CDR) di

wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol II

b. Diketahuinya proporsi penderita TB paru BTA positif di antara semua

penderita TB paru yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol

II.

c. Diketahuinya jumlah penderita yang mendapat pengobatan TB paru dengan

strategi DOTS di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol II.

d. Diketahuinya angka kesembuhan / Cure Rate di wilayah kerja Puskesmas

kelurahan Grogol II.

e. Diketahuinya presentase penderita TB paru yang drop out di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Grogol II.

f. Diketahuinya angka konversi / Convertion rate di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Grogol II.

g. Diketahuinya ada tidaknya kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol II.

h. Diketahuinya ada tidaknya penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan

tentang penyakit TB di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol II.

1.4 Manfaat

Bagi Evaluator:

Page 3: TBC :)

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya

program P2TB.

Bagi Perguruan Tinggi:

1. Mengamalkan Tri darma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

bidang kesehatan.

Bagi Puskesmas yang dievaluasi:

Masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran sederhana, diharapkan dapat

menjadi umpan balik positif bagi puskesmas kelurahan Grogol II dan pelayanan TB

paru agar lebih baik lagi.

Bagi Masyarakat:

Menjadi bahan masukan bagi masyarakat bahwa program P2TB mempunyai

peran yang sangat penting, selain untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas

akibat penyakit TB paru juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu

sendiri.

BAB II

MATERI DAN METODE

Page 4: TBC :)

Materi

Materi yang dievaluasikan dalam program ini berasal dari laporan bulanan

Puskesmas mengenai program P2TB di Puskesmas Kelurahan Grogol II periode Maret

2005 sampai dengan Februari 2006, yang berisi :

1. Pelayanan pemeriksaan tersangka penderita TB paru

2. Penentuan diagnosis TB paru

3. Pengobatan TB paru dengan menggunakan strategi DOTS

4. Pengendalian pengobatan

5. Follow up pemeriksaan sputum

6. Kunjungan rumah

7. Penyuluhan

8. Pencatatan dan pelaporan

Metode

Membandingkan cakupan program P2TB di Puskesmas Kelurahan Grogol II

periode Maret 2005 sampai dengan Februari 2006 terhadap target yang telah ditetapkan

terutama di keluaran dengan menggunakan pendekatan sistem.

Page 5: TBC :)

BAB III

KERANGKA TEORITIS DAN TOLOK UKUR

KEBERHASILAN VARIABEL

3.1 Kerangka Teoritis

4Lingkungan

1 2 3 6Masukan Proses Keluaran Dampak

5 Umpan balik

Gambar di atas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah

gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau

struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan

sesuatu yang telah ditetapkan.6

Bagian atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam enam unsur saja yaitu :

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam system.

4. Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari

sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut.

5. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

6. Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi

mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

3.1 Tolok Ukur Keberhasilan VariabelSesuai dengan rencana program Puskesmas pada awal tahun 2005 yang tercantum

dalam lampiran I.

Page 6: TBC :)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

4.1 Sumber Data Diperoleh dari laporan bulanan Puskesmas Kelurahan Grogol II periode Maret

2005 sampai dengan Februari 2006.

Laporan kependudukan Kelurahan Grogol II sampai akhir Desember 2005.

4.2 Data Umum Gedung puskesmas terletak di Jl. Rawa Bahagia Raya No. 32 RT. 002 RW.02,

Jakarta Barat.

Luas wilayah kerja Puskesmas : ± 176 Ha.

Batas wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol II :

o Sebelah utara : Jl. Raya Kyai Tapa.

o Sebelah timur : Kali Banjir Kanal

o Sebelah selatan : Rel kereta api

o Sebelah barat : Terminal bus grogol

Peta wilayah kerja Puskesmas terlampir dalam lampiran II.

Di wilayah kerja Puskesmas terdapat 3 RW dengan:

Jumlah RT 34.

Jumlah KK 1048.

Jumlah penduduk : 9.426 jiwa.

o Laki-laki : 4.181 jiwa.

o Perempuan : 5.245 jiwa.

Tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu tingkat pendidikan rendah

sebesar 4.185 orang (44,5 %).

Jenis mata pencaharian yang paling banyak yaitu tidak bekerja sebesar

2.998 orang (31,8 %).

Data demografi lengkap terlampir pada lampiran III.

Page 7: TBC :)

Jumlah penderita TB di Puskesmas Kelurahan Grogol II dari periode Maret

2005 – Februari 2006 8 orang, dengan BTA positif sebanyak 1 orang dan

BTA negatif sebanyak 7 orang. Pasien yang sembuh sebanyak 1 orang,

pengobatan lengkap 2 orang, jumlah yang DO (drop out) 1 orang, dan 4 orang

masih dalam tahap pengobatan. (Data terlampir pada lampiran IV).

4.3 Data Khusus1. Masukan

1.1 Tenaga

Dokter umum : 1 orang

Perawat : 1 orang (merangkap)

Petugas P2M : 1 orang (merangkap)

Petugas lab : 1 orang (merangkap)

Kader : tidak ada

1.2 Dana

APBN : cukup

APBD : cukup

1.3 Sarana

Sarana medis:

Stetoskop : 2 buah

Termometer : tidak ada

Tensimeter : 1 buah

Senter : 1 buah

Timbangan berat badan : 1 buah

Sarana obat-obatan TB paru : cukup

Alat suntik : cukup

Alat-alat laboratorium (Sputum pot, kaca sediaan, larutan Ziehl

Neelsen, asam alkohol pro analisis, slide box, rak pewarna dan

pengering, sarung tangan, baju petugas lab, sterilisator) : cukup.

Sarana non medis:

Ruang tunggu yang terbuka : ada

Page 8: TBC :)

Ruangan untuk pemeriksaan pasien : 1 ruang, 4 x 5 m2

Tempat tidur untuk pemeriksaan : 1 buah

Ruangan Laboratorium : ada

Alat-alat administrasi (buku, alat tulis) : cukup

Brosur / pamflet : tidak ada

Kartu status pasien : cukup

1.4 Metoda

1. Penemuan penderita TB paru (case finding) secara pasif, artinya

penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang

datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan.

2. Penentuan diagnosis TB paru dengan pemeriksaan sputum – SPS

(sewaktu – pagi – sewaktu) dilakukan pada:

Pasien dengan gejala batuk terus menerus dan berdahak selama

tiga minggu atau lebih

Pasien yang batuk dengan dahak bercampur darah.

Pasien batuk yang darah.

Batuk disertai badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan

turun, rasa kurang enak badan, berkeringat malam walaupun

tanpa kegiatan, demam meriang selama lebih dari sebulan.

3. Pengobatan TB paru dengan strategi DOTS: sesuai dengan hasil

pemeriksaan sputum.

a. Paket obat kategori I: Bila penderita baru BTA positif

dan penderita TB paru BTA negatif rontgen positif yang sakit

berat diberi selama enam bulan.

b. Paket obat kategori II: Untuk penderita kambuh, gagal

dan penderita dengan pengobatan setelah lalai dengan BTA

positif diberi selama delapan bulan

c. Paket obat kategori III: Untuk pasien dengan BTA

negatif tapi rontgen positif diberi selama enam bulan (sesuai

dengan protap P2TB paru).

Page 9: TBC :)

4. Pengendalian pengobatan (keteraturan berobat) dengan adanya PMO

(pengawas menelan obat). PMO dipercayakan kepada petugas

kesehatan dan anggota keluarga pasien yang disegani.

5. Periksa ulang dahak (follow up)

a. Kategori I: Pemeriksaan sputum ulang seminggu sebelum akhir

pengobatan bulan kedua, bulan kelima dan pada akhir

pengobatan (AP).

b. Kategori II: Pemeriksaan ulang sputum seminggu sebelum

akhir bulan ketiga, ketujuh dan AP.

c. Kategori III: Pemeriksaan sputum ulang seminggu sebelum

akhir pengobatan bulan kedua, bulan kelima dan pada akhir

pengobatan.

6. Kunjungan rumah dilakukan pada penderita yang tidak mengambil

obat dua bulan berturut–turut atau lebih sebelum masa

pengobatannya selesai.

7. Penyuluhan dilakukan secara:

Perorangan dengan wawancara terhadap

tersangka, penderita, anggota keluarga penderita (PMO)

Kelompok dengan menggunakan metode

ceramah atau diskusi kelompok.

Masyarakat

8. Pencatatan dan pelaporan dalam SP2TP (Sistem Pencatatan

Pelaporan Terpadu Puskesmas).

2. Proses

2.1 Perencanaan tertulis :

a. Penemuan penderita TB paru : setiap hari kerja

b. Penentuan diagnosis TB paru : setiap hari kerja

c. Pengobatan TB paru dengan DOTS : setiap hari kerja

d. Pengendalian pengobatan oleh PMO : setiap hari kerja

e. Periksa ulang dahak (follow up) : setiap hari kerja

Page 10: TBC :)

f. Kunjungan rumah : setiap hari kerja

g. Penyuluhan

Individu : setiap hari kerja

Kelompok : 12x / tahun

h. Pencatatan dan pelaporan : SP2TP .

2.2 Pengorganisasian

Program penanggulangan TB di Puskesmas Kelurahan Grogol II masuk

P2M namun struktur organisasi P2M secara tertulis tidak ada

2.3 Pelaksanaan

a. Penemuan penderita TB paru: dilaksanakan setiap hari kerja pukul

08.00 – 14.00.

b. Penentuan diagnosis TB paru dengan pemeriksaan sputum – SPS

yaitu minimal dua kali positif, atau dengan hasil rontgen yang positif

(sesuai dengan protap P2TB paru). Pemeriksaan sputum dilakukan

dengan merujuk pasien ke Puskesmas Kecamatan Grogol

Pertamburan. Penentuan diagnosa dilaksanakan setiap hari kerja

pukul 08.00 – 14.00.

c. Pengobatan TB paru dengan DOTS sesuai dengan hasil pemeriksaan

sputum dilaksanakan setiap hari kerja pukul 08.00 – 14.00.

d. Pengendalian pengobataan dengan PMO (Pengawas Menelan Obat):

PMO dipercayakan kepada anggota keluarga pasien yang disegani.

Kepala Puskesmas

Dr. Lydia MA

Tata Usaha

BP/Keswa BPG/UKGS KIA/Gizi/KB

P2M CHN/ Lab

PKM

K. Obat

Page 11: TBC :)

e. Periksa dahak ulang (follow up) :

Pemeriksaan dahak ulang dilakukan setiap hari kerja pukul 08.00–

14.00.

f. Kunjungan rumah : tidak dilaksanakan.

g. Penyuluhan: dilakukan kepada tersangka, pasien, dan anggota

keluarga pasien yang ditunjuk sebagai PMO. Penyuluhan diberikan

pada awal pengobatan dan setiap pasien mengambil obat. Sedangkan

penyuluhan pada kelompok yang ditujukan kepada masyarakat tidak

dilakukan.

h. Pencatatan dan pelaporan : SP2TP.

2.4 Pengawasan

Laporan bulanan

Laporan triwulan

Rapat kerja bulanan

3. Keluaran

1. Penemuan penderita TB paru (case finding).

Dinilai dari cakupan Case Detection Rate (CDR)

CDR adalah : Persentase jumlah penderita baru BTA positif yang ditemukan

dibanding jumlah penderita baru BTA positif yang diperkirakan ada di

dalam wilayah tersebut.

Perkiraan jumlah tersangka TB paru BTA positif di Indonesia adalah

sebesar 140 / 100.000 penduduk.

Jumlah penderita baru BTA positif yang dilaporkanCDR = --------------------------------------------------------------- X 100 %

Perkiraan jumlah penderita baru BTA positif

1CDR = --------------------------------------------------------------- X 100 % = 7.58 %

140/ 100.000 x 9.426

Page 12: TBC :)

2. Penentuan diagnosis TB paru.

Dinilai dari cakupan proporsi penderita TB paru BTA positif di antara

semua penderita TB paru yang tercatat

Jumlah penderita baru BTA positif Proporsi = ---------------------------------------------------------- X 100 %

Jumlah semua penderita TB paru yang tercatat

1Proporsi = ---------------------------------------------------------- X 100 % = 12,5 %

8

3. Pengobatan TB paru dengan strategi DOTS

Dari hasil pemeriksaan sputum – SPS dan rontgen didapatkan jumlah

penderita yang diobati dengan:

o Kategori I sebanyak 3 orang.

o Kategori II sebanyak 2 orang.

o Kategori III sebanyak 3 orang.

4. Pengendalian pengobatan (keteraturan berobat).

Dinilai dari cakupan angka kesembuhan (cure rate) dan angka drop out.

a. Cakupan angka kesembuhan (Cure Rate)

Angka kesembuhan : Angka yang menunjukkan persentase penderita

TB paru BTA negatif setelah selesai masa pengobatan di antara jumlah

penderita TB paru yang tercatat.

Jumlah penderita baru BTA positif yang sembuhAngka kesembuhan = -------------------------------------------------------------- X 100 %

Jumlah penderita baru BTA positif yang diobati 1

Angka kesembuhan = -------------------------------------------------------------- X 100 % 1

= 100 %

Page 13: TBC :)

b. Cakupan angka Drop Out

Angka drop out : angka yang menunjukkan persentase penderita TB

paru BTA positif yang tidak mengambil obat selama 3 bulan atau

lebih. Diantara jumlah penderita TB paru yang tercatat.

Jumlah penderita baru BTA positif yang drop outAngka drop out = -------------------------------------------------------------------- X 100 %

Jumlah penderita baru BTA positif yang diobati

0Angka drop out = ------------------------------------------------------------------- X 100 %

1 = 0 %

5. Periksa ulang dahak (follow up).

Dinilai dari cakupan angka konversi (Convertion Rate)

Angka konversi: persentase penderita TB paru yang mengalami konversi

menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif.

Jumlah penderita baru BTA positif yang dikonversiKonversi = ------------------------------------------------------------------- X 100 %

Jumlah penderita baru BTA positif yang diobati

1Konversi = ------------------------------------------------------------------- X 100 % = 100 %

1

6. Kunjungan rumah tidak ada.

7. Penyuluhan:

Perorangan : ada, dilakukan saat pertama kali penderita didiagnosa TB

dan pada setiap kali penderita mengambil obat.

Kelompok : tidak ada.

4. Lingkungan

a. Fisik

Lokasi mudah untuk di capai.

Tersedianya alat transportasi.

Terdapat fasilitas kesehatan lain dan dapat bekerja sama dengan

baik.

Page 14: TBC :)

b. Non fisik

- Terdapat hambatan dari tingkat pendidikan mayoritas penduduk

yang berpendidikan rendah.

- Terdapat hambatan dari ekonomi masyarakat yang rendah.

5. Umpan Balik

Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan, tiap tiga bulan (triwulan) dan

tiap tahun dalam bentuk laporan kohort dan register kohort.

Adanya rapat kerja tiap bulan.

6. Dampak

a. Langsung : belum dapat dinilai

b. Tidak langsung: belum dapat dinilai

BAB V

Page 15: TBC :)

PEMBAHASAN

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

I. Keluaran1. Case detection rate

2. Proporsi penderita

TB paru BTA positif di

antara semua penderita TB

paru yang tercatat

3. Kunjungan rumah.

4. Penyuluhan:

Kelompok

II. Masukan

Tenaga

Perawat

Petugas P2M

Petugas laboratorium

Kader

Sarana non medis

Brosur / pamflet

III. Proses

Pelaksanaan

Kunjungan rumah

Penyuluhan kelompok

IV. Lingkungan Non Fisik

Pendidikan dan sosial ekonomi

70%

65%

Bila perlu

12x / tahun

1 orang

1 orang

1 orang

5 orang/RW

ada

Bila perlu

12x / tahun

Tidak merupakan

hambatan dalam

pelaksanaan Program

Penanggulangan Penyakit

TB paru.

7.58%

12,5%

Tidak ada

Tidak ada

1orang (merangkap)

1orang (merangkap)

1orang (merangkap)

tidak ada

tidak ada

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tingkat pendidikan

dan ekonomi yang

rendah

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

Data lengkap terlampir pada lampiran V “ Tolok Ukur Variable dan Pencapaian ”

BAB VI

Page 16: TBC :)

PERUMUSAN MASALAH

MASALAH

Masalah – masalah yang ditemukan dalam evaluasi program Penanggulangan Penyakit

Tuberkulosis paru di Puskesmas Kelurahan Grogol II periode Maret 2005 sampai

Februari 2006 adalah :

Dari keluaran :

A. Penemuan penderita TB Paru (case detection rates) 7.58% dari 70%.

B. Cakupan proporsi penderita TB BTA positif diantara semua penderita TB yang

tercatat 12,5% dari 65%.

C. Tidak adanya kunjungan rumah.

D. Tidak adanya penyuluhan kelompok.

Dari masukan :

1. Kurangnya tenaga Puskesmas terlihat dari tugas seorang perawat yang juga

merangkap sebagai petugas P2M dan petugas laboratorium, serta tidak adanya

kader.

2. Tidak adanya sarana non medis berupa brosur atau pamflet.

Dari proses :

1. Tidak dilaksanakannya kunjungan rumah.

2. Tidak dilaksanakannya penyuluhan kelompok.

Dari Lingkungan :

Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas rendah.

PRIORITAS MASALAH

Page 17: TBC :)

A. Penemuan penderita TB Paru (case detection rates) 7.58% dari 70%.

B. Cakupan proporsi penderita TB BTA positif diantara semua penderita TB

yang tercatat 12,5% dari 65%.

C. Tidak adanya kunjungan rumah.

D. Tidak adanya penyuluhan kelompok.

No Parameter Masalah

A B C D

1 Besar masalah 4 3 5 5

2 Berat ringan akibat yang ditimbulkan 4 5 3 3

3 Keuntungan sosial karena selesainya

masalah

4 5 3 5

4 Teknologi yang tersedia 3 5 4 4

5 Sumber daya yang tersedia untuk

menyelesaikan masalah

3 4 4 5

Jumlah 18 22 19 22

Keterangan derajat masalah:

5 = sangat penting

4= penting

3 = cukup

2 = kurang

1 = sangat kurang

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan proporsi penderita TB BTA positif diantara semua penderita TB yang

tercatat 12,5% dari 65%.

2. Tidak adanya penyuluhan kelompok.

BAB VII

Page 18: TBC :)

PENYELESAIAN MASALAH

Masalah 1

Cakupan proporsi penderita TB BTA positif diantara semua penderita TB yang tercatat

12,5% dari 65%.

Penyebab :

1. Dari masukan :

a. Kurangnya tenaga Puskesmas terlihat dari tugas seorang perawat yang juga

merangkap sebagai petugas P2M dan petugas laboratorium, serta tidak adanya

kader.

b. Tidak adanya sarana non medis brosur / pamflet.

2. Dari proses :

a. Tidak dilaksanakannya kunjungan rumah.

b. Tidak dilaksanakannya penyuluhan kelompok.

3. Dari Lingkungan :

Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas rendah.

Penyelesaian masalah :

- Menambah tenaga kesehatan sehingga tidak terjadi perangkapan tugas.

- Merekrut dan mengadakan pelatihan kader tentang TB paru.

- Memberikan pelatihan kepada para tenaga Puskesmas dan juga kepada para

kader mengenai cara – cara penyuluhan yang baik dan benar.

- Mengadakan penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh tenaga kader yang

terlatih untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru

dan penyuluhan tersebut disesuaikan dengan tingkat pendidikan penduduk yang

mayoritas rendah.

- Dengan menyediakan brosur atau pamflet tentang apa itu TB paru, cara

penularannya, pentingnya pengobatan yang teratur dan bahaya kematian yang

disebabkannya.

Page 19: TBC :)

Masalah 2

Tidak adanya penyuluhan kelompok.

Penyebab :

1. Dari masukan :

Kurangnya tenaga Puskesmas terlihat dari tugas seorang perawat yang juga

merangkap sebagai petugas P2M dan petugas laboratorium, serta tidak

adanya kader.

Tidak adanya sarana non medis berupa brosur atau pamflet.

2. Dari proses :

Tidak dilaksanakannya kunjungan rumah.

3. Dari Lingkungan :

Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas rendah.

Penyelesaian masalah :

- Merekrut dan mengadakan pelatihan kader tentang TB paru.

- Mengadakan penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh tenaga kader yang

terlatih untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru

dan penyuluhan tersebut disesuaikan dengan tingkat pendidikan penduduk yang

mayoritas rendah.

- Dengan menyediakan brosur atau pamflet tentang apa itu TB paru, cara

penularannya, pentingnya pengobatan yang teratur dan bahaya kematian yang

disebabkannya.

- Penyuluhan kelompok bisa dilakukan pada keluarga pasien atau pengunjung

puskesmas yang berada di ruang tunggu.

BAB VIII

Page 20: TBC :)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program penanggulangan Tuberkulosis di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Grogol II periode Maret 2005 sampai dengan Februari 2006

didapatkan dua hal yang menjadi prioritas masalah yaitu :

1.Cakupan proporsi penderita TB BTA positif diantara semua penderita TB yang

tercatat 12,5% dari 65%.

2.Tidak adanya penyuluhan kelompok.

Penyebab dari masalah tersebut adalah :

a. Kurangnya tenaga Puskesmas dan tidak adanya kader .

b. Tidak adanya sarana non medis berupa brosur atau pamflet.

c. Tidak dilaksanakannya kunjungan rumah.

d. Tidak dilaksanakannya penyuluhan kelompok.

e. Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas rendah.

Saran

Saran yang diusulkan adalah :

- Penambahan tenaga kesehatan.

- Merekrut dan mengadakan pelatihan kader.

- Memberikan pelatihan kepada para tenaga Puskesmas dan juga kepada para kader

mengenai cara – cara penyuluhan yang baik dan benar.

- Mengadakan penyuluhan kelompok.

- Dengan menyediakan brosur atau pamflet.

Masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan langkah-langkah seperti yang

telah dikemukakan di atas. Dampak positif yang diharapkan dapat menurunkan angka

kesakitan dan angka kematian akibat penyakit TBC serta peningkatan derajat

kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Grogol II.

Page 21: TBC :)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dahlan Z. Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis, Majalah Cermin Dunia

Kedokteran No. 115, 1997: 8.

2. Modul I Program Penanggulangan TB, Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan

Tuberculosa ( Gerdunas – TBC ). Pelatihan Penanggulangan TB Nasional. Jakarta

2005 : 1 – 2.

3. Dep. Kes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis. Cetakan ke

8 tahun 2002 : 1 – 2.

4. Dinas kesehatan propinsi DKI Jakarta. Standar penanggulangan penyakit

tuberkulosis. Volume 5 edisi I tahun 2002.

5. Gitawati R, Sukasedia N. Studi Kasus Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru di 10

Puskesmas di DKI Jakarta tahun 1996 – 1999, Majalah Cermin Dunia Kedokteran

No. 137, 2002: 7-20.

6. Ryans dalam Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga; Binarupa

Aksara, Jakarta. 1996: 17.