Tb Ekstrapulmonal

download Tb Ekstrapulmonal

of 4

description

TB

Transcript of Tb Ekstrapulmonal

Dwi Agus Nurhidayati/10711020TB EKSTRAPULMONAL

TB KelenjarInfeksi TB pada kelenjar limfe superfisial disebut SKROFULO, merupakan bentuk TB ektrapulmonal pada anak yang paling sering terjadi, terbanyak pada kelenjar limfe leher. Terjadi akibat meminum susu sapi yang mengandung M.Bovis dan tidak dipasteurisasi. Kebanyakan kasus timbul 6-9 bulan setelah infeksi awal M.tuberculosis, tetapi beberapa kasus dapat timbul bertahun-tahun kemudian. Kelenjar limfe biasanya membesar perlahan-lahan pada stadium awal penyakit. Pembesaran kelenjar limfe bersifat kenyal, tidak keras, discrete dan tidak nyeri. Pada perabaan, kelenjar sering terfiksasi pada jaringan dibawah atau diatasnya. Limfadenitis ini paling sering terjadi unilateral, tetapi infeksi bilateral dapat terjadi karena pembuluh limfatik didaerah dada dan leher bawah saling bersilangan. Gejala dan tanda sistemik hanya berupa demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Tes tuberkulin kulit biasanya menunjukkan hasil yang positif.Gambaran radiografi dada terlihat normal pada 70% kasus.Onset penyakit kadang-kadang berlangsung lebih akut, dengan pembesaran kelenjar limfe yang cepat, demam tinggi, nyeri tekan dan terdapat fluktuasi. Gejala awal dapat berupa Massa fluktuasi dengan selulitis pada kulit diatasnya atau perubahan warna, tetapi hal ini jarang terjadi.

TB PleuraEfusi pleurapenumpukan abnormal cairan dalam rongga pleura.Efusi pleura TB bisa ditemui dalam 2 bentuk:1. Cairan serosa, bentuk ini yang paling banyak dijumpai.2. (Jarang) Empiyema TB. Bentuk kedua ini merupakan gagalnya efusi pleura TB primer yang gagal mengalami resolusi berlanjut ke proses supuratif kronik.Efusi pleura terbentuk sebagai reaksi hipersensitivitas tipe lambat antigen kuman TB dalam rongga pleura. Antigen ini masuk kedalam rongga pleura akibat pecahnya fokus subpleura. Gejala : Demam akut disertai bentuk nonproduktif ( 94% ) Nyeri dada (78%) tanpa peningkatan lekosit darah tepi. Penurunan berat badan dan malaise biasa dijumpai, demikian juga menggigil. Sebagian besar efusi pleura TB bersifat unulateral ( 95% ), lebih sering disisi kanan. Jumlah cairan efusi bervariasi dari sedikit hingga banyak, meliputi setengah dari hemitoraks. Gb. Radiologis: Dijumpai kelainan parenkim paru. Bila kelainan paru terjadi dilobus bawah maka efusi pleura terkait dengan proses infeksi TB primer. Bila kelainan paru di lobus atas, maka kemungkinan besar merupakan TB pasca primer dengan reaktivasi fokus lama. Efusi pleura hampir selalu terjadi disisi yang sama dengan kelainan parenkim parunya.

TB Tulang/SendiSuatu bentuk infeksi tuberkulosis ekstrapulmonal yang menenai tulang atau sendi. EpidemiologiInsidens TB sendi berkisar 1 7 % dari seluruh TB. TB tulang belakangkejadian tertinggisendi panggul& sendi lutut Umumnya TB tulang atau seni mengenai satu tulang atau sendi. TB tulang belakang (spondilitis TB) TB pada panggul (koksitis TB), TB sendi lutut (gonitis TB).Manifestasi klinis Dijumpai gejala umum TB pada anak, Gejala spesifik berupa bengkak, kaku, kemerahan, dan nyeri pada pergerakan. Kelainan pada tulang belakangGibbus Menampakkan gejala benjolan pada tulang belakang yang umumnya seperti abses tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda peradangan. Warna benjolan sama dengan sekitarnya, tidak nyeri tekan dan menimbulkan abses dingin. Kelainan pada sendi panggul Biasanya pasien berjalan pincang dan kesulitan berdiri.Kelainan pada sendi lutut Dapat berupa pembengkakan didaerah lutut. Anak sulit berdiri dan berjalan dan kadang-kadang ditemukan atrofi otot paha dan betis.Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan foto pada lokasi yang dicurigai seperti tulang belakang, sendi panggul dan sendi lutut. Pada tahap awal biasanya menunjukkan gambaran osteoporosis regional periartikuler dan pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi. Pada tahap lanjut, terdapat penyempitan celah sendi, destruksi tulang rawan sendi dan lesi osteolistik pada daerah epifisis. Untuk infeksi TB sendi gambaran yang khas adalah osteoporosis periartikuler, destruksi tulang rawan sekitar sendi dan penyempitan celah. Pada kelainan TB tulang belakang destruksi tulang terjadi pada daerah korpus, serta penyempitan diskus intervertebralis. Aspirasi cairan sendi dengan bantuan ultrasonografi. Gambaran yang terlihat berupa peningkatan sel, penurunan glukosa dan penigkatan protein, atau bahkan dapat ditemukan BTA positif ( sekitar 15 - 20% kasus ). Pemeriksaan kultur M. tuberculosis dapat dilakukan, Pemeriksaan histopatologis dapat dijumpai gb perkijuan ( granuloma TB ).

TB SSP Meningitis Tuberkuloma, Araknoiditis spinalis. EpidemiologiKetiganya sering ditemukan di negara endemis TB. Dengan kasus terbanyak berupa meningitis TB. Di Amerika Serikat yang bukan endemis TB, meningitis TB meliputi 1% dari semua kasus TB. Gejala dan tanda meningitis TB Fase prodromal berlangsung 2 - 3 minggu, Ditandai dengan malaise, sefalgia, demam tidak tinggi dan dapat dijumpai perubahan kepribadian. Fase meningitik Tanda neurologis yang lebih nyata seperti meningismus, sefalgia hebat, muntah, kebingungan dan kelainan saraf kranialis dalam berbagai derajat. Fase paralitik merupakan fase percepatan penyakit, Gejala kebingungan berlanjut ke stupor dan koma kejang, dan hemiparesis. Pemeriksaan Penunjang Cairan serebrospinal Peningkatan kadar protein dan penurunan kadar glukosa, serta pleositosis mononuklear dengan hitung sel antara 100 500 sel/uL. CT dan MRI kepala pada pasien meningitis TB Gb normal pada awal penyakit. Seiring berkembangnya penyakit, gambaran yang sering ditemukanpenyangatan (enhancement ) di daerah basal, tampak hidrosefalus komunikans disertai tanda-tanda edema otak atau iskemia lokal yang masih dini. Dapat juga ditemukan tuberkuloma yang silent, biasanya di daerah korteks serebri atau talamus.

TB KulitSkrofulodermayang paling khas dan merupakan manifestasi TB di kulit yang palimg sering dijumpai pada anak. Skrofuloderma terjadi akibat penjalaran perkontinuitatum dari KGB yang terkena TB. Manifestasi klinis Gejala umum TB pada anak. Pada awalnya terdapat pembesaran KGB yang soliter kemudian melibatkan kelenjar di sekitarnya (multipel). Lesi awal skrofuloderma berupa nodul subkutan atau infiltrat subkutan dalam yang keras (firm ), berwarna merah kebiruan dan tidak menimbulkan keluhan ( asimtomatik ). Infiltrat kemudian meluas / membesar dan menjadi padat kenyal ( matted and doughy ). Lesi kemudian mengalami pencairan dan menjadi fluktuatif. Kemudian lesi pecah ( terbuka ke permukaan kulit ) dan membentuk ulkus berbentuk linier atau serpiginosa. Ulkus ini mempunyai dasar yang bergranulasi dan tidak beraturan, dengan tepi bergaung (inverted) dan berwarna kebiruan. Cairan ( discharge ) yang keluar dari lesi ini dapat bersifat cair, purulen, ataupun kaseosa. Dapat dijumpai fistula-fistula yang saling berhubungan dan membentuk kantung-kantung subkutan yang lunak dan berisi cairan ( discharge ). Selain kantung-kantung yang lunak ini terdapat juga nodul gummatosa yang sedikit lebih keras. Kemudian terbentuk jaringan parut / sikatriks berupa pita / benang fibrosa padat, yang membentuk jembatan diantara ulkus-ulkus atau daerah kulit yang normal. Pada pemeriksaan, didapatkan berbagai bentuk lesi, yaitu plak dengan fibrosis padat, sinus yang mengeluarkan cairan, serta massa yang fluktuatif.Skrofuloderma biasanya ditemukan di leher dan wajah, di tempat yang mempunyai kelompok kelenjar getah bening, misalnya di daerah parotis, submandibula, subpraklavikola, dan daerah lateral leher. Skrofuloderma dapat timbul di ekstremitas atau trunkus tubuh, yang disebabkan oleh tuberkulosis tulang dan sendi. Pemeriksaan penunjang Biopsi kelenjar getah bening dengan cara aspirasi jarum halus ( FNAB, fine nedle aspiration biopsy ) ataupun secara biopsi terbuka ( open biopsy ). Pemeriksaan PA Berupa granuloma dengan nekrotik di bagian tengahnya, terdapat sel datia Langhans, sel epiteloid dan limfosit serta basil tahan asam.

ETC

1