Tanda Radiografi Pada Pneumothorax

3
Tanda Radiografi pada Pneumothorax Gambaran radiografi pneumothorax tergantung pada proyeksi radiografi, posisi pas ada tidaknya adhesi pleura dan lokulasi subsequent. Pada bagian atas kanan pasien, udara di rongga pleura meningkat dan memisahkan p dari dinding dada, menyebabkan pleura viseral menjadi terlihat seperti lengkunga yang tipis di antara pembuluh darah yang melingkupi paru-paru dan rongga pneumot tanpa pembuluh darah. Garis pleura cukup sejajar dengan dinding dada. Gambar 1 d menunjukan conto pneumothorax. !ayangan lengkung diproyeksikan pada apex parunya menyerupai garis viseral pleura pada pneumothorax termasuk garis vaskular, tabung, clothing, bedding, rambut, skapula, lipatan kulit dan dinding bulla dan kavitas. dan kavitas biasanya memiliki batas dalam yang lebih cekung ke arah dinding dada Gambar 1. #ebuah garis tipis yang disebabkan oleh pleura visceral terlihat ter lateral dinding dada $panah%. Perhatikan bah&a tidak ada pembuluh paru yang ter garis ini dan garisnya melengkung. Gambar 2. Pada foto toraks posteroanterior, hemithorax kanan sangat gelap atau karena paru-paru kanan hampir kolaps.

description

radio

Transcript of Tanda Radiografi Pada Pneumothorax

Tanda Radiografi pada PneumothoraxGambaran radiografi pneumothorax tergantung pada proyeksi radiografi, posisi pasien, serta ada tidaknya adhesi pleura dan lokulasi subsequent.Pada bagian atas kanan pasien, udara di rongga pleura meningkat dan memisahkan paru-paru dari dinding dada, menyebabkan pleura viseral menjadi terlihat seperti lengkungan opasitas yang tipis di antara pembuluh darah yang melingkupi paru-paru dan rongga pneumothorax tanpa pembuluh darah. Garis pleura cukup sejajar dengan dinding dada. Gambar 1 dan 2 menunjukan conto pneumothorax. Bayangan lengkung diproyeksikan pada apex parunyang menyerupai garis viseral pleura pada pneumothorax termasuk garis vaskular, tabung, clothing, bedding, rambut, skapula, lipatan kulit dan dinding bulla dan kavitas. Kista, bulla dan kavitas biasanya memiliki batas dalam yang lebih cekung ke arah dinding dada.

Gambar 1. Sebuah garis tipis yang disebabkan oleh pleura visceral terlihat terpisah dari lateral dinding dada (panah). Perhatikan bahwa tidak ada pembuluh paru yang terlihat di luar garis ini dan garisnya melengkung.

Gambar 2. Pada foto toraks posteroanterior, hemithorax kanan sangat gelap atau Lucent karena paru-paru kanan hampir kolaps.Pada pasien dengan posisi supinasi, bagian tertinggi dari rongga dada anterior atau anteromedial teretak pada dasar dekat diafragma dan udara bebas pleura meningkat pada regio ini. Jika pneumothorax berukuran kecil atau sedang, paru-paru tidak terpisah dari dinding dada lateral atau pada apex, oleh sebab itu pneumothorax tidak bermakna. Tanda-tanda radiologi pada tension pneumothorax yang besar meliputi pergeseran mediastinum secara kontralateral, pergeseran inferior diafragma, hyperlucent hemithorax, dan kolaps paru ipsilateral. Tanda pneumothorax pada pasien supinasi meliputi peningkatan radiolusent hemithorax; peningkatan ketajaman dan kedalaman batas mediastinal dan diafragma yang berdekatan; terkadang terlihat seperti lidah, sulcus costophrenic; gambaran anterior sulcus costophrenic; peningkaan ketajaman batas jantung; gambaran kolaps paru di tepi inferior bagian atas diafragma; dan penekanan hemidiafragma ipsilateral.

KegunaanFoto thorax PA dapat berguna untuk mendiagnosis pneumothorax spontan dan tidak spontan. Pneumothorax spontan, yang terjadi tanpa suatu peristiwa pencetus yang jelas, dapat dibagi menjadi primary spontaneous pneumothorax (PSP) dan secondary spontaneous pneumothorax (SSP). PSP terjadi pada pasien tanpa gejala pra-klinis penyakit paru, dimana SSP ditemukan pada penyakit penyerta seperti penyakit paru obstruksi kronis. Pneumothorax tidak spontan dapat dibagi menjadi kasus trauma iatrogenik dan non-iatrogenik. Pneumothorax non-iatrogenik umumnya disebabkan oleh trauma, sedangkan pneumothorax iatrogenik disebabkan oleh intervensi medis. CT-scan dada tidak secara rutin diindikasikan pada PSP sejak tidak ada hubungan antara adanya blebs subpleura dan kekambuhan pneumothorax.Pada pasien dengan trauma tusuk, jumlah kejadian pneumothorax sekitar 17%, yang menurun dengan penggunaan radigrafi dada tegak lurus. Meskipun radiografi dada tegak lurus (berdiri) lebih baik pada posisi supinasi untuk mendeteksi pneumothorax (sensitifitas masing-masing 92% dan 50%), tidak mungkin memperoleh gambaran pada pasien dengan trauma tumpul dan tajam karena beberapa pertimbangan, seperti perlindungan trauma cervical spine, ketidakstabilan hemodinamik, imobilisasi trauma orthopedic, resusitasi yang sedang berjalan dan penurunan tingkat kesadaran. CT adalah pilihan terbaik untuk mendiagnosis pneumothorax pada pasien trauma posisi terlentang.Kegunaan klinis dari PA CXR setelah thoracocentesis telah dievaluasi dalam beberapa studi. Dalam penelitian kohort prospektif yang dilakukan di rumah sakit pendidikan perawatan tersier , pasien klinis stabil, yang belum pernah menerima iradiasi dada hanya memiliki satu kali kesempatan untuk percobaan thoracocentesis tanpa aspirasi udara apapun, dan tidak ada operator memiliki resiko rendah untuk pneumothorax (sekitar 1%) dengan konsekuensi minimal sekitar 60% dari radiografi dada yang diperoleh setelah thoraco sintesis. Pada penelitian retrospektif dengan pasien rawat jalan, diidentifikasikan bahwa setelah thoracosintesis foto thorax harus dibatasi pada pasien dengan gejala yang terindikasi thoracosintesis disebabkan oleh pneumothorax.Sonografi transthoracic (TS) telah digunakan sebagai alat diagnostik dalam pneumothorax dan hydropneumothorax. Dalam sebuah penelitian untuk mendeteksi pneumotoraks setelah transthoracic sonographi dengan dibantu biopsi paru, TS sama efektifnya dengan PA CXR . Namun, TS tidak dianggap sebagai alat yang handal untuk memperkirakan ukuran dari pneumothorax. Meskipun sensitivitas, spesifisitas, dan keakuratan TS tinggi, namun PA CXR mungkin masih berguna untuk menilai ekstensi pneumothorax dan ketika ada perbedaan antara hasil TS dan presentasi klinis yang muncul. Dalam kejadian trauma, TS lebih sensitif dibandingkan foto thorax terlentang dan memiliki sensitifitas yang sama dengan CT pada diagnosis pneumothorax karena trauma.Kanulasi vena sentral dilakukan pada berbagai bangsal rumah sakit, pada pasien kritis, untuk mengelola kemoterapi hemodialisis atau nutrisi parenteral. Komplikasi muncul pada lebih dari 15% insersi kateter vena sentral (CVC). Insiden pneumothorax dilaporkan berkisar antara 1,3%-1,6%. Pasca prosedur foto thorax digunakan untuk dokumentasi penempatan kateter yang benar dan untuk mendeteksi komplikasi seperti pneumothorax. Beberapa penulis telah merekomendasikan bahwa foto thorax diperoleh setelah CVC dipasang. Baru-baru ini, beberapa penelitian pada populasi dewasa disimpulkan bahwa pasca prosedur radiografi dada setelah dipandu insersi CVC, tidak diperlukan kecuali jika ada indikasi klinis. Pada penelitian retrospektif pada anak-anak, penulis menemukan bahwa setelah fluoroskopi percutaneous yang dipandu insersi CVC adan tidak adanya indikasi klinis, penggunaan pasca prosedur radiografi tidak dapat dibenarkan dan biayanya tidak efektif.Foto polos toraks biasanya diminta secara rutin setelah flexible bronchoscopy (FB) dengan transbronchial biopsy (TBB) untuk menyingkirkan pneumotoraks yang dapat terjadi pada 1%-6% kasus. Namun, pada sebuah studi retrospektif , 207 prosedur FB telah ditelaah dan penulisnya menyimpulkan foto polos toraks postbrancoscopic jarang memberikan informasi yang berguna secara klinis atau mendeteksi komplikasi yang tidak terduga. Pada studi retrospektif yang lain, penulis menemukan kombinasi nyeri dada dan dan munculnya kolaps paru pada pre foto polos toraks fluoroskopi mengindikasikan post-TBB pneumothorax dan tidak adanya aturan efektif untuk pneumotoraks. Sebuah studi prospektif brau-baru ini mengatkan temuan dari studi sebelumnya dan disimpulkan bahwa foto polos toraks rutin setelah FB dengan fluoroskopi dipandu TBB hanya untuk pasien dengan gejala sugestif pneumotoraks.