SYOK ASLI
description
Transcript of SYOK ASLI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Syok
Syok atau renjatan merupakan gangguan sistem sirkulasi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara volume darah dengan lumen pembuluh darah perfusi dan
oksigenasi tidak adekuat.
Syok merupakan sindroma yang ditandai dengan hipoperfusi jaringan. Suatu
keadaan dimana se-sel tidak mendapat suplai darah yang sempurna, metabilisme yang
terhambat akan menyebabkan syok.
Aliran darah tergantung pada tekanan didalam kompartemen vaskuler. Darah
mengalir dari daerah yang tekanannya lebih tinggi ke daerah yang tekanannya lebih
rendah. Pada sirkulasi sistemik tekanan yang paling tinggi terjadi di dalam aorta,
dimana darah meninggalkan atrium kiri dan tekanan yang rendah adalah pada atrium
kanan dengan kekuatan tekanan yang ada sehingga darah dapat mengalir, maka ketika
faktor tersebut diperlukan :
1. Jumlah darah adekuat dapat dipompakan oleh jantung ke seluruh tubuh
2. Kemampuan jantung untuk bisa memompakan darah.
3. Tonus pembuluh darah baik untuk bisa berkontriksi dan dilatasi serta mampu
mempertahankan tekana yang normal.
Syok bisa bisa timbul karena gangguan salah satu faktor tersebut. Syok bukan
merupakan penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan perfusi jaringan. Syok dapat
terjadi setiap waktu pada penderita. Penanggulangan didasarkan pada diagnosis dini
yang tepat.
2.2 Patofisiologi Syok
Syok menunjukkan perfusi jaringan yang tidak adekuat. Hasil akhirnya berupa
lemahnya aliran darah yang merupakan petunjuk yang umum, walaupun ada
bermacam-macam penyebab. Syok dihasilkan oleh disfungsi empat sistem yang
terpisah namun saling berkaitan yaitu, jantung, volume darah, resistensi arteriol (beban
akhir), dan kapasitas vena. Jika salah satu faktor ini kacau dan faktor lain dan faktor
lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Awalnya tekanan darah
arteri mungkin normal sebagai kompensasi peningkatan isi sekuncup dan curah jantung.
Jika syok berlanjut, curah jantung menurun dan vasokontriksi perifer meningkat.
Tiga faktor yang mempertahankan tekanan darah normal:
1. Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.
2. Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan
kapiler- kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan,
sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan lagi ke
jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok.
3. Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud pembuluh darah kecil, yaitu
arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer
meningkat, artinya terjadi vasokontriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan
pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya pembuluh
darh perifer dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul
pada pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke
jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.
2.3 Tahapan Syok
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih
dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh,
dan ireversibel (tidak dapat pulih).
Fase I: Kompensasi
Pada fase ini fungsi-fungsi organ vital masih dapat dipertahankan melalui
mekanisme kompensasi tubuh dengan meningkatnya reflek simpatis, yaitu
meningkatnya resistensi sistemik dimana terjadi distribusi selektif aliran darah dari
organ perifer non vital ke organ vital seperti jantung, paru, dan otak. Tekanan darah
sistolik meningkat tetap normal sedangkan tekanan darah sistolik akibat peninggian
resistensi arteriol sistemik (tekanan nadi meyempit).
Untuk mencukupi curah jantung maka jantung mengkompensasi secara temporer
dengan meningkat kan frekuensi jantung. Disamping itu terdapat penngkatan sekresi
vasopresin dan renin-angiotensin-aldosteron yang akan mempengaruhi untuk menahan
natrium dan air dalam sirkulasi.
Manifestasi klinis yang berupa takikardia, gaduh, gelisah, kulit pucat dan dingin
dengan pengisian kapiler yang melambat >2 detik.
Fase II : Dekompensasi
Pada fase ini mekanisme kompensasi mulai gagal mempertahankan curah jantung
yang adekuat dan sustem sirkulasi menjadi tidak efisien lagi. Jaringan dengan perfusi
yang buruk tidak lagi mendapat oksigen yang cukup, sehingga metabolisme
berlangsung secara anaerobik yang tidak efisien. Alur anaerobik menimbulkan
penumpukan asam laktat dan asam-asam lainnya yang berakhir dengan asidosis.
Asidosis akan bertambah berat dengan adanya asam karbonat intra selular akibat
ketidakmampuan sirkulasi membuang CO2.
Asidemia akan menghambat kontraktilitas otot jantung dan respon terhadap
katekolamin. Akibat lanjut asidosis akan menyebabkan terganggunya mekanisme
energy dependent NaK-pump ditingkat selular, akibatnya integritas membrane selt
terganggu, fungsi lisosom dan mitokondria akan memburuk yang dapat berakhir dengan
kerusakan sel. Lambatnya aliran darah dan kerusakan rantai kinin serta system
koagulasi dapat memperburuk keadaan syok dengan timbulnya agregasi trombosit dan
pembentukan trombos disertai tendensi pendarahan.
Manifetasi klinis yang dijumpai berupa takikardia yang bertambah, tekanan darah
mulai turun, kulit dingin dan mottled, capillary refilling bertambah lama, laju nafas
bertambah cepat dan dalam dengan depresi susunan syaraf pusat (penurunan
kesadaran).
Fase III : Irreversibel
Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat
diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat ireversibilitas syok. gagal sistem
kardiorespirasi, jantung tidak mampu memompa darah yang cukup, paru menjadi kaku,
timbul edema interstisial, daya respirasi menurun dan akhirnya anoksia dan
hiperkapnea.
2.4 Macam-macam Syok
Ada beberapa jenis utama syok.
1. Syok hipovolemik disebabkan oleh kehilangan cairan/plasma (luka bakar,
gagal ginjal, diare, muntah), kehilangan darah ( cedera parah, pasca operasi ).
2. Syok kardiogenik disebabkan ketidakmampuan jantung memompakan darah
ke jaringan (kardiak output menurun).
3. Syok septik disebabkan oleh vasodilatasi, meningkatnya permeabilitas kapiler,
depresi miokardium yang berhubungan dengan infeksi atau endotoksomia.
4. Syok anafilaktik berhubungan dengan vasolidatasi dan kebocoran kapiler yang
disebabkan oleh pelepasan zat-zat vasoaktif akibat reaksi imunologis.
5. Syok neurogenik disebabkan kegagalan pusat vasomotor yang ditandai dengan
hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh. Sehingga
terjadi penurunan tekanan darah.
Etiologi Syok
No. Jenis Syok Etiologi
1.
Hipovolemik
1. Pendarahan
2. Kehilangan plasma (luka berat)
3. Dehidrasi
2.
Anafilaktik
1. Antibiotic (penisilin, kloramfenikol, polimixin,
ampoterisin B)
2. Biologis (serum, antitoksin, peptide, toksoid tetanus,
dan gamma globulin)
3. Makanan (telur, susus, dan udang/kepiting)
4. Lain-lain (gigitan binatang, anestesi local)
3.
Kardiogenik
1. Aritmia (bradikardi/takikardi)
2. Gangguan fungsi miokard (infark miokard akut,
penyakit jantung arteriosklerotik, miokardiopati)
3. Gangguan mekanis
4.Septik
1. Infeksi bakteri gram negative (escherisia coli)
2. Kokus gram positive (stafilokokus)
5.
Neurogenik
1. Disfungsi parasimpatis, disebabkan oleh trauma tulang
belakang spinal syok
2. Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan
3. Rangsangan pada medulla spinalis (penggunaan obat
anestesi)
4. Rangsangan parasimpatis pada jantung yang
menyebabkan bradikardi jantung mendadak.
2.5 Penatalaksanaan syok
Penatalaksanaan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan, memperbaiki oksigenasi tubuh, dan mempertahankan
suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok . Diagnosis harus
segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kasual.
Segera beri pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC.
1. Melihat sekitar apakah berbahaya, baik yang ditolong mauupun penolong
(contoh keadaan berbahaya: di tengah kobaran api).
2. Bebaskan jalan napas.
3. Periksa pernapasan pasien.
4. Periksa nadi dan cegah pendarahan berlanjut.
5. Peninggian tungkai sekitar 8-12 inc
6. Cegah hipotermi dengan menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat.
7. Periksa kembali pernafasan, denyut jantung, suhu tubuh pasien (dari
hipotermi) setiap 5 menit
Segera menghentikan pendarahan yang terlihat dan nyeri yang hebat, yang juga
bisa menyebabkan syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan
ditanggulangi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada pertolongan pertama dalam
menghadpi syok.
1. Posisi tubuh.
a. Secara umum posisi pasien dibaringkan telentang dengan tujuan
meningkatkan aliran darah ke organ vital.
b. Bila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan
digerakkan sampai persiapan tranportasi selesai, kecuali untuk menghindari
terjadinya luka yang lebih parah.
c. Penderita yang mengalami luka parah di bagian muka atau penderita tidak
sadar harus berbaring miring untuk memudahkan cairan keluar dari rongga
mulut untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah.
Penanganan yang sangat penting adalh meyakinkan saluran nafas tetap
terbuka untuk menghindari asfiksia.
d. Penderita pada luka di kepala dapat dibaringkan telentang datar atau agak
ditinggikan.
e. Pada penderita syok hipovolemik, baringkan penderita dengan posisi
telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke
jantung lebih besardan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila
penderita lebih sukar bernafas atau kesakitan segera turunkan kakinya
kembali.
2. Pertahankan Respirasi
a. Bebaskan jalan nafas. Lakukan penghisapan bila terdapat sekret atau
muntah. Kalau perlu pasang alat bantu nafas.
b. Berikan oksigen 6 liter/menit
c. Bila pernafasan tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup
(ambu bag) atau ETT.
3. Pertahankan Sirkulasi
Segera infus intravena. Bisa lebih satu infus. Pantau nadi, tekanan darah,
warana kulit, isi vena, volume urin, dan CVP.
2.6 Tanda dan Gejala Syok
1. Sistem kardiovaskuler
a. Gangguan sirkulasi perifer-pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian
vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.
b. Takikardi, nadi cepat dan halus
c. Hipotensi, Tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau MAP (mean arterial
pressure/tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg, atau menurun
30% . karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang
essensial dalam mempertahankan darah. Autoregulasi aliran darah otak
dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.
d. Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.
CVP rendah.
e. Sistem respirasi rendah. Pernafasan cepat dan dangkal.
f. Sistem saraf pusat. Perubahahan mental pasien syok sangat bervariasi.bila
tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi
gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan
sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
g. Sistem saluran cerna. Bisa terjadi mual dan muntah.
h. Sistem saluran kencing. Olguria: produksi urin umumnya akan berkurang
pada syok hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin
kurang dari 30 ml/jam.
Perbandingan tanda-tanda dan gejala-gejala tingkat awal dan lanjutan dari
syok oleh sistem tubuh
Sistem tubuh Syok Tingkat Dini Syok Tingkat lanjut
Sistem respiratori Hiperventilasi; volume kecil ;
PCO2; PO2 normal
Pernafasan dangkal;bunyi
nafas memberi isyarat
kongesti
Sistem kardiovaskuler Tekanan darah normal
sampai sedikit menurun
tekanan diastoli, tekanan nadi
output cardiac normal;
takikardi sedikit
vasokontriksi pada syok
hipovelemik dan kardiogenik
Tekanan darah; output
cardiac; vasokontriksi
bertambah gawat pada syok
hipovelemik kardiogenik dan
septik
Sistem renal Output urin normal sampai
sedikit depresi
Oliguri atau renal sama
sekali berhenti, penumpukan
produk sisa Hiperglicemia
Keseimbangan asam basaHipokalemin
Asidosis metabolik, Asidosis
respiratori
Kompartemen vaskuler
Alkolosis repiratori
Pergeseran cairan dari ruang
vaskuler ke interstisialdan
ruang intrasel, menimbulkan
edema
Sistem neurologik mental Sel-sel entrosit dilepas dari
sum-sum tulang untuk
meningkatkan volume
vaskuler; penyerbuan
Letargi tidak sadar
trombosit
Kulit Pergeseran cairan dari ruang
interstisial ke kompartemen
vaskuler; haus
Dingin, lembab pada syok
hipovolemik, kardiogenik
dan septik; dingin dan
berbintik-bintik pada syok
jenis lain
Sistem gastrointestinal
hepatis
Gelisah, sadar, bingung
Tidak ada perubahan yang
jelas
Perpusi menurun dan bising
usus bisa hilang
Produksi MDP oleh pankreas
yang hipoksia
Kemungkinan nekrose usus
Sistem hematologik Minimal sampai tidak ada
perubahan pada syok
hipovolemik dan
cardiogenik; panas kemerah-
merahan pada pasogenik
Koagulasi intrvaskuler yang
menyebar
2.7 Klasifikasi Syok
1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik disebabkan oleh pendarahan yang terlihat dan tidak terlihat.
Pendarahan terlihat, misalnya luka terbuka sedangkan pendarahan yang tidak tampak,
misalnya pendarahan dari saluran cerna seperti pendarahan pada tukak duodeum,
cedera limpa, kehamilan diluar uterus, patah tulang pelvis dan patah tulang besar.
Syok hipovolemik juga dapat terjadi karena kekurangan cairan tubuh lainnya.
Pada luka bakar luas terjadi kehilangan cairan melalui permukaan kulit yang hangus
atau terkumpul didalam lepuh. Kehilangan cairan dapat juga disebabkan muntah hebat
atau diare. Kehilangan cairan juga dapat ditemukan pada sepsis berat dan pankreatitis
akut.
Pada syok hipovolemik, peredaran darah menjadi buruk karena jumlah darah
didalam pembuluh kurang sekali. Ini akan mengurangi tekanan pengisian jantung yang
berlanjut dengan turunnya curah jantung sehingga perfusi jaringan pun berkurang.
Tanda-tanda klinis
1. Status mental. Perubahan pada sensorium merupakan tanda khas dari stadium
syok. Ansietas, tidak bisa tenang, takut, stupor atau koma dapat ditemukan.
Kelainan-kelainan ini menunjukkan adanya perfusi cerebral yang menurun.
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah. Perubahan awal dari tekanan darah akibat hipovolemia
adanya pengurangan selisih antara tekanan sistolik dan diastolik. Ini
merupakan adanya peningkatan tekanandiastolik yang disebabkan oleh
vasokontriksi atas rangsangan simpatis. Tekanan sistolik dipertahankan
pada batas normal sampai terjadinya tekanan darah 15-25%.
b. Denyut nadi. Takikardi postural dan bahkan dalam keadaan berbaring
adalah karakteristik untuk syok. perubahan postural lebih dari 15 denyutan
permenit adalah bermakna. Dapat ditemukan adanya penurunan dari
amplitudo denyutan. Takikardi dapat tdak ditemukan pada pasien yang
diobati dengan beta bloker.
c. Pernapasan. Takipnea adalah karakteristik, dan alkalosis dan respiratorius
sering ditemukan pada tahap awal dari syok.
3. Kulit
a. Kulit dapat terasa dingin, pucat, dan berbintik-bintik. Secara keseluruhan
dapat menjadi pucat.
b. Vena-vena extremitas menunjukkan tekanan yang rendah. Ini yang
dinamakan vena perifer yang kolaps. Tidak ditemukan adanya distensi vena
jugularis.
4. Gejala-gejala. Mual, lelah, atau lemah. Sering ditemukan rasa haus yang sangat.
Penatalaksanaan Medikal
a. Pemantauan. Parameter dibawah ini harus dipantau selama stabilisasi dan
pengobatan: Denyut jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, tekanan
vena sentral (CVP), dan pengeluaran urin.pengeluaran urin yang kurang
dari 30ml/jam (atau 0,5ml/kg/jam) menunjukkan perfusi ginjal yang tidak
adekuat.
b. Penatalaksanaan pernapasan. Pasien harus diberikan aliran oksigen yang
tinggi melalui masker atau kanula. Oksigen harus diberikan untuk
mempertahankan PO2 sekitar 100 mmHg. Jika pasien “melawan” terhadap
ventilator, maka obat sedatif atau pelumpuh otot harus diberikan. Jika
pemberian obat ini gagal untuk menghasilkan oksigenasi yang adekuat,
atau jika fungsi paru-paru menurun maka harus ditambahkan 3-10 cm
tekanan ekspirasi akhir positif.
c. Penggantian cairan dan darah.
1) Berikan Ringer laktat, koloid, dan NaCl 0,9% untuk memulihkan
volume intravaskular.
2) Produk darah digunakan hanya bila alternatif lain tidak tersedia atau
terjadi kehilangan darah banyak dan cepat; pertimbangkan metoda
autotranfusi untuk hemoragi rongga tertutup.
d. Redistribusi cairan.
1) Baringkan pasien dengan tepat untuk membantu dalam redistribusi
cairan (modifkasi Tredelenburg).
2) Military antishock trouser (MAST) digunakan dalam situasi
kedaruratan dimana pendarahan tidak dapat diatasi.
e. Obat.
1) Gunakan obat sama seperti yang diberikan dalam syok kardiogenik.
2) Tipe obat tergantung pada penyebab yang mendasari.
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pencegahan Primer
1) Dengan ketat pantau pasien yang beresiko terhadap kekurangan cairan .
2) Bantu dalam penggantian cairan cairan sebelum terjadi penipisan
volume intravaskular.
b. Tindakan Keperawatan Umum
1) Pastikan pemberian obat/cairan yang diharukan akurat dan lakukan
dokumentasi efek yang terlihat.
2) Pantau/laporkan tanda-tanda komplikasi dan efek samping obat.
c. Pemberian Tranfusi Darah
Pantau pasien dengan ketat terhadap efek yang mengerikan.
d. Komplikasi Penggantian Cairan
Pantau terhadap kelebihan beban kerja jantung dan edema pulmonal,
misalnya, pemantauan tekanan hemodinamik, tanda vital, gas darah arteri,
masukan dan keluaran cairan.
e. Oksigen
Kurangi ketakutan dan ansietas tentang kebutuhan masker oksigen dengan
memberikan penjelasan dan penanganan pada pasien.
2. Syok Kardiogenik
Syok Kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
yang sempurna sehingga terjadi perfusi ke sel-sel dari tubuh. Akibatnya adalah
penurunan curah jantung dengan inadekuat perfusi jaringan ke organ-organ vital
(jantung, otak, ginjal).
Pada waktu dorongan berkurang, output kardiak masih bisa dipertahankan
dengan kecepatan jantung. Peningkatan kecepatan jantung sesungguhnya dapat
menambah kerusakan jantung. Bila kecepatan jantung meningkat, periode sistole
menjadi lebih singkat dan periode sistole relatif konstan. Jantung bekerja lebih
lama dan memerlukan lebih banyak oksigen dan nutrisi. Takikardi dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen untuk jantung dan menurunkan suplai oksigen.
Syok kardiogenik lebih sering terjadi pada pasien dengan infark miokard. Studi
dapat membuktikan pada kebanyakan pasien yang meninggal akibat syok
kardiogenik, sekurang-kurangnya 40% dari ventrikel kiri rusak oleh infark yang
sedang diderita ditambah dengan jaringan perut dari penyakit yang terdahulu.
Walaupun terjadi pengelolaan syok kardiogenik lebih baik, tetapi angka kematian
masih tetap 80%.
Selain infark miokard, syok kardiogenik dapat disebabkan oleh defek septum
ventrikel, aritmia (takikardia, fibrilasi, atau bradikardia) yang semuanya
disebabkan oleh insufusiensi koroner. Tamponade perikard dan kontusio miokard
dapat disebabkan oleh cedera jantung.
Tanda-tanda klinis
1. Tekanan darah rendah, nadi lemah, dan cepat
2. Hipoksia serebral yang ditandai dengan kelam pikir dan agitasi.
3. Penurunan haluran urine, kulit dingin, dan kusam
Penatalaksanaan Medikal
Sasaran tindakan medikal termasuk membatasi kerusakan miokardium lebih
lanjut, memulihkan kesehatan miokardium dan memperbaiki kemampuan jantung
untuk memompa darah dengan efektif.
1) Pengobatan syok kardiogenik baris pertama: memberikan oksigen
suplemental, mengontrol nyeri dada, pemberian obat-obatan vasoaktif, dan
dukungan cairan tertentu.
2) Atasi kebutuhan oksigenasi dan otot jantung.
3) Pemantauan hemodinamik.
4) Terapi obat, misalnya, dopamin, nitrogliserin, dobutamin, dan berbagai,
antridisritmia.
5) Dukungan mekanik, intra-aortic baloon counterpulsation (IABC)
6) Syok kardiogenik koroner: terapi trombolitik, angioplasti, atau bedah tandur
arteri koroner bypass.
7) Syok kardiogenik non-koroner: penggantian katup jantung atau perbaikan
disritmia.
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pencegahan
1) Identifikasi dini pasien beresiko.
2) Tingkatkan oksigenasi yang adekuat dari otot jantung atau perbaikan
disritmia.
b. Pemantauan Hemodinamik
1) Pantau hemodinamik dan status jantung pasien, misalnya, aliran arteri
dan EKG.
2) Antisipasi kebutuhan obat, cairan IV, dan perlengkapan lainnya.
3) Dokumentasikan dan laporkan dengan segera perubahan status
hemodinamik, jantung dan pulmonal.
c. Pemberian cairan intravena dan obat yang aman dan akurat.
d. IABC. Lakukan penyesuaian pengaturan waktu dari pompa balon secara
berkelanjutan untuk keefektifan yang maksimal.
e. Keamananan dan rasa nyaman. Ikut serta berperan aktif dalam memastikan
keamanan, kenyamanan fisik, dan reduksi ansietas pasien.
3. Syok Septik
Syok septik disebabkan oleh infeksi yang menyebar secara luas yang paling
umum (bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli, klebsiella, enterobacter,
proteus, pseudomonas, dan lain-lain). Penyebab lebih jarang adalah bakteri gram
positif, virus, jamur, dan riketsia yang bertanggung jawab atas infeksi yang
menyebabkan syok septik. Kondisi yang membuat pasien berisiko adalah prosedur
invasif.
Pada syok septik, peredaran darah dipercepat dan curah jantung meningkat,
kadang-kadang sampai tiga kali normal yang menghasilkan perfusi berlebihan.
Selain itu, volume darah yang beredar bertambah banyak; oleh karena itu syok
septik disebut juga syok hiperdinamik. Hipoksia sel disini tidak disebabkan oleh
penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk
menggunakan asam karena toksin akibat kuman.
Tanda-tanda Klinis
1. Keadaan mental. Gangguan mental merupakan akibat dari perfusi serebral yang
menurun,dan terdiri dari keadaan bingung, stupor atau koma.
2. Tanda-tanda vital. Seringkali demam. Permulaan syok septik sering ditandai
dengan demam yang menggigil dan meningkat dengan cepat. Takipnea,
Takikardi, dan hipotensi sering dijumpai.
3. Kulit. Kulit teraba hangat dan kemerahan pada awal pada awal stadium
penyakit. Ini menunjukkan vasolidatasi arterial. Pada stadium selanjutnya jika
timbul vasokontriksi, kulit akan teraba dingin dan pucat.
4. Tanda dan gejala lain. Pada pasien mungkin ditemukan gejala yang
menunjukkan sumber infeksi seperti: batuk atau tanda rangsang meningeal.
Tanda-tanda iritasi traktus gastrointestinal seperti muntah dan diare.
Penatalaksanaan Medikal
1. Identifkasi dan eliminasi penyebab infeksi.
2. Kumpulkan spesimen urin, darah, sputum, dan drainase luka.
3. Berikan antibiotik spektrum luas.
4. Hilangkan potensial rute infeksi (buat ulang rute IV bila perlu)
5. Alirkan abses dan lakukan debridemen pada area nekrotik.
6. Lakukan pergantian cairan.
7. Berikan suplementasi nutrisi secara agresif (tinggi protein)
Penatalaksanaan medikal
1. Lanjutkan semua prosedur invasif dengan teknik aseptik yang tepat dan diikuti
dengan cuci tangan yang cermat
2. Pantau terhadap tanda-tanda infeksi, aliran vena, tempat pungsi vena dan arteri,
insisi operasi, trauma luka, kateter urine, dan luka dekubitus.
3. Identifikasi pasien berisiko terhadap sepsis dan syok septik.
4. Turunkan suhu tubuh pasien dengan memberikan salisilat, kantung es, dan
selimut hipotermia; pantau dengan ketat terhadap menggigil.
5. Berikan cairan IV dan medikasi yang diharuskan.
6. Pantau kadar dalam darah (kadar antibiotik, BUN, kreatinin, jumlah sel darah
putih) dan laporkan.
7. Pantau status hemodinamik, masukan dan haluaran cairan,dan status nutrisi.
8. Pantau berat badan harian dan kadar albumin serum untuk untuk kebutuhan
protein harian.
4. Syok Anafilaktik
Jika seseorang sensitif terhadap suatu antigen dan kemudian terkena lagi pada
antigen tersebut, akan timbul reaksi hipersensivitas umum tipe I. Antigen yang
bersangkutan terikat pada antibodi dipermukaan sel mast sehingga terjadi
degranulasi. Keadaan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan udem. Pada syok anafilaktik terjadi bronkospasme yang menurunkan
ventilasi.
Syok anafilaktik adalah bentuk syok yang terjadi drastis, akut dan cepat. Awitan
sering terjadi dalam beberapa detik, dan kolaps vaskular perifer yang hebat dapat
membaik hanya dalam beberapa menit. Tanpa tindakan yang cepat, syok yang
irreversibel berkembang dengan cepat dan kematian terjadi kira-kira dalam satu
jam saja. Bentuk syok ini diakibatkan oleh antigen-antibodi yang terjadi bila
antigen-dimana individu telah tersentisitasi sebelumnya-memasuki tubuh tersebut.
Antigen yang dianggap pencetus adalah obat terapeutik (misalnya, antibiotik,
anastetik,dan media kontras, terutama yang mengandung yodium) dan protein
asing, seperti yang ditemukan dalam produk darah, bisa ular, dan insekta.
Gejala dan Tanda
a. Umum, prodoroma. Lesu, lemah, rasa tak enak di dada dan perut, rasa gatal
di hidung dan palatum.
b. Pernapasan
1. Hidung : Gatal, bersin, tersumbat
2. Laring : Rasa tercekik, suara serak, seak nafas
3. Lidah : Stridor, edema, spasme
4. Bronkus : Edema, batuk, sesak, mengi, spasme
c. Kardiovaskuler . Pingsan, takikardi, hipotensi sampai syok, aritmia,
kelainan EKG, gelombang T datar, terbalik, atau tanda-tanda infark
miokard.
d. Gastrointestinal. Disfagia, mual, muntah, diare yangdisertai darah,
peristaltik usus meninggi.
e. Kulit. Angiodem di bibir, muka, ekstremitas.
f. Mata. Gatal, lakrimasi.
g. Susunan syaraf pusat. Gelisah, kejang
Penatalaksanaan
a. Hentikan obat/identifikasi obat yang diduga menyebabkan reaksi
anafilaksis
b. Pasang torniquet dibagian proksimal daerah masuknya obat longgarkan 1-2
menit tiap 10 menit.
c. Posisi. Tidurkan dengan posisi trandelenberg, kaki lebih tinggi dari kepala
(posisi syok) dengan alas keras
d. Bebaskan airway, bila obtruksi intubasi-cricotyrotomi-tracheostomi.berikan
oksigen melalui hidung atau mulut 5-10 liter/menit.
e. Pasang infus dengan cairan elektrolit seimbang atau Nacl fisiologis, 0,5-1
liter dalam 30 menit (dosis dewasa) monitoring dengan tensi dan produksi
urin.
f. Pertahankan tekanan darah sistole >100 mmHg diberikan 2-3 liter/m2 luas
tubuh/24jam. Bila perlu pasang CVP.
Penanganan Pada Penderita Syok Anafilaktik
a. Baringkan pada posisi telentang pada alas keras
b. Bebaskan jalan nafas
c. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya
d. Jika masuk lewat ekstremitas pasang torniquet
e. Injeksi adrenalin 1:1000-0,25 cc (0,25 mg) atau 1:10.000- 2,5 cc-5 cc (0,25
mg-0,5 mg), berikan sublingual atau trans trakheal bila vena kolaps.
f. Aminofin 5-6 mg/kgBB IV (bolus), diikuti 0,4-0,9 mg/kgBB/menit perdrip
(untus bronkospasme persistent).
g. Infus cairan (pedoman hematokrit dan produksi urin)
h. Monitor pernapasan dan hemodinamika.
5. Syok Neurogenik
Syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya
tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh. Sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels)
hasil dari resistensi pembuluh darah sistemik ini diakibatkandari cidera pada sistem
syaraf (seperti : trauma kepala, cidera spinal, atau anestesi umumyang dalam).
Syok neurogenik disebut juga sinkope. Syok neurogenik terjadi karena reaksi
vasogal berlebihan yang mengakibatkan vasodilatasi menyeluruh di regio
splanknikus sehingga pendarahan otak berkurang. Reaksi vasogal umumnya
disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut, atau nyeri. Syok
neurogenik pada trauma terjadi karena hilangnya syimpathetic tone, misalnya
cedera tulang belakang atau, yang sangat jarang, cedera pada batang obat.
Penderita merasa pusing dan biasanya jatuh pingsan. Denyut nadi lambat, tetapi
umumnya cukup besar dan berisi. Setelah penderita dibaringkan, umumnya
keadaan membaik spontan tanpa meninggalkan penyulit, kecuali jika terjadi cedera
karena jatuh.
Gejala dan Tanda Syok Neurogenik
a. Keadaan umum. gelisah dan lemah
b. Pusing, biasanya jatuh pingsan
c. Tanda-tanda vital. Bradikardi dan hipotensi
d. Mukosa dan kulit. Kulit hangat dan kemerahan
e. Denyut nadi lambat. Pada keadaan lanjut, pasien tidak sadar dan nadi mulai
cepat.
Penatalaksanaan Syok Neurogenik
a. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
(trandelenberg).
b. Pertahankan jalan napas (oksigen)
Pada pasien distress dan hipotensi berat, diberikan endotracheal tube dan
ventilator mekanik untuk menstabilkan hemodinamik dengan menurunkan
penggunaan oksigen dari otot-otot respirasi.
c. Keseimbangan hemodinamik resusitasi cairan:
Kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer laktat per infus secara cepat 250-500 cc
bolus, kemudian evaluasi pada tekanan darah, akral, dan urin output untuk
menilai respon terhadap terapi.
d. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif.
1) Dopamin: merupakan obat pilihan pertama.pada dosis >10
mcg/kg/menit berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi
takikardi.
2) Norepinefrin: obat ini adalah obat yang terbaik karena pengaruh
vasokontriksi perifernya lebih besar dari pengaruh terhadap jantung
(palpitasi). Diberikan per infus, dan pemakaian dihentikan jika tekanan
darah telah normal.
3) Epinefrin. Diserap dan dimetabolisme dengancepat jika diberikan
subkutan atau IM. Pasien dipastikan tidak mengalami syok
hipovolemik.
4) Dobutamin: dapat menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi
perifer.
Tabel Syok
Jenis Syok Penyebab Gejala Penatalaksaan
Hipovolemik Kekurangan cairan Kulit pucat, dingin,
dan berbintik-bintik,
takipnea, takikardi,
hipotensi, dehidrasi
Pergantian
cairan dan
darah
Kardiogenik Gagalnya fungsi
jantung sebagai
pompa
Kulit dingin dan
berkeringat banyak,
takipnea, hipotensi,
bradikardi atau
takikardi, bising
jantung terdengar
Oksigenasi,
penanggulangan
infark miokard
Septik
Infeksi luka
Kulit hangat,
kemerahan dan sianosis
Pemberian
cairan intravena,
mencari sumber
infeksi,
pemberian
antibiotik
Anafilaktik
Alergi
Kulit bercak-bercak,
takipnea, takikardi,
hipotensi, mual, muntah
Segera
memberikan 1
ml larutan
secara subkutan
Neurologik Reaksi vasogal
berlebihan
Suhu panas dengan
bayak orang, terkejut,
takut atau nyeri
Oksigen,
berikan obat-
obat vasoaktif
2.8 Kerusakan Organ Pada Syok
1. Ginjal
Ginjal mempunyai kira-kira 2.400.000 nephron yang mampu membuat urin.
Tiap nephron terdiri dari glomerus, terbentuk sari kapiler-kapiler dan tubulus-
tubulus penampung. Dalam keadaan normal tekanan didalam glomerulus cukup
tinggi untuk mendorong cairan keluar dari kapiler kemudian masuk ke bilik-bilik
penampung. Bila tekanan sistolik turun sampai dibawah 70 mm Hg filtrasi, maka
glomerulus akan berhenti dan tubuh tidak mampu membuang cairan dan produk
sisa nitogen.
Pada tingkat awal syok, ginjal sering terpengaruh, sebelum tekanan sistoli darah
turun, maka pembuluh-pembuluh renal memberi respon kepeda rangsang simpatis
dan berkontriksi. Berkurangnya output urin merupakan gejala yang sering timbul
sebagai gejala dini dari syok.
2. Otak
Otak tidak terpengaruh pada tingkat dini dari syok. Karena tidak mengandung
reseptor-reseptor alpha-adrenergic pembuluh-pembuluh darah tidak berkontriksi
terhadap respon untuk peningkatan epinephrine dan norepinephrine dan kemudian
darah akan tercurah ke otak (dan jantung) dengan merugikan organ lain.
Karena syok terus memburuk dan mekanisme kompensatori gagal, maka otak
mengalami perfusi yang tidak sempurna. Hipoksia akan timbul, pasien gelisah,
cemas, menjadi letargi dan selanjutnya koma. Fungsi cerebral pun menjadi berubah
akibat asidosis yang terus meningkat dan akumulasi subtansi-subtansi toksis.
3. Jantung
Sebagaimana teila telah dikatakan bahwa pada tingkat awal, jantung masih
terlindung. Bila syok terus memburuk, maka kemampuan pompa dari jantung
terganggu dan kardiak output menurun.
Bila otot jantung bertambah hipoksia, maka akan memperlihatkan gangguan
arus listriknya. Kebanyakan disritmi mempunyai pengaruh yang destimental/yang
merugikan kepada kardiak output dan kemungkinan fatal. Pada tingkatan lanjut
dari syok kekacauan fungsi myocardial merupakan faktor yang sangat utama yang
memicu syok.
4. Paru-Paru
Pengaruh syok pada permukaan paru-paru hipoperfusi dari paru-paru
mempunyai istilah yaitu syok paru-paru dan paru-paru putih. Sekarang diketahui
itu adalah sindrom gangguan paru-paru dewasa (ARDS). Adult respiratory distress
dapat timbul akibatdari salah satu kondisiyang menimbulkan hipoperfusi jaringan
paru-paru, tapi yang sering timbul ialah pada syok traumatis atau syok sepsis.
Yang ditandai dengan peningkatan permiabilitas kapiler-kapiler paru-paru
terhadap protein dan air akibat terjadi edema paru-paru nonkardiak. 2 tipe
pneumocytes dirusak, menurunnya surfacant biasanya dapat mencegah kolaps dari
alveoli. Bila alveoli berisi cairan ataupun terjadi kolaps paru-paru akan menjadi
kaku.
5. Saluran Gastrointestinal
Rangsang simpatis yang terajadi pada saat awal dari syok menyebabkan
vasokontriksi sehingga suplai darah berkurang pada organ saluran gastointestinal.
Fungsi usus menurun dan bisa timbul ileus paralitik bila suplai darah sangat
terganggu dalam waktu yang lama maka bisa timbul nekrosa dari mukosa. Secara
normal keadaan glisis mikroorganisme akan ditemukan dalam darah. Syok dengan
penyebab apapun akan mempunyai komponen sepsis pada keadaan ini. Mukosa
gastrik biasanya memburuk bila menderita isohemi dan dapat terjadi pendarahan
tersembunyi.
6. Hepar
Pada keadaan normal hati bisa menyimpan darah dalam venule. Pada keadaan
vasokontriksi hati dapat mengeluarkan 350 ml darah di sirkulasi umum, dan dapat
memperbaiki kardiak output. Dengan terud terjadinya rangsang simpati dan
penurunan arus darah jaringan maka hati terkena pengaruh.
Pada syok septik terjadi pengambilan banyak oksigen dan terjadi penurunan
produksi energi di dalam hati. Semua jenis syok mempengaruhi fungsi
metabolisme dari hati termasuk eksresi empedu dan koleterol, glukoneogenesis,
detosfikasi dan sintesa protein.