Syok anafilaktik.ppt
-
Upload
indahpratiwiindra -
Category
Documents
-
view
149 -
download
18
description
Transcript of Syok anafilaktik.ppt
Syok
Indah Pratiwi405100112
Syok anafilaktik
• Anafilaksis reaksi alergi serius onset cepat dan dapat menyebabkan kematian.
• Anafilaksis diperani IgE ; anafilaktoid non IgE
Etiologi
• Pada anak paling sering :– Makanan : susu, telur, kedelai, kacang2an, kerang.– Obat : penisilin, AINS– sengatan lebah– Imunoterapi– Vaksin : campak, gondong, MMR, influenza, DPT, rabies.– Lateks – media kontras radiografi.
Penybab Contoh
Makanan Kacang, telur, susu, kerang
Obat AB (penisilin, sulfa), NSAID, aspirin, protamine, obat anastesi
Serangga Semut api, lebah
Zat medis non obat Vaksin, media kontras radiografik.
Lain - lain Getah, idiopatik
DiagnosisOrgan Manifestasi
Kulit Diaforesis, flushing, pruritus, urtikaria, hangat, angioedema.
Pernafasan Tenggorokkan mulut bibir kesemutan / gatal, dada sesak, suara serak, atridor, mengi, dispnea, gangguan pernafasan sampai gagal nafas.
Pencernaan Mual, kram perut, diare, muntah.
KV Aritmia, hipotensi, kolaps KV, henti jantung.
Saraf Pusing, gangguan penglihatan, tremor, disorientasi, sinkop, kejang.
Organ lain Rasa mau mati, kram, rasa logam, rinore, peningkatan lakrimasi.
Diagnosis• Kriteria klinis 1 dari 3 kriteria berikut :1. Onset akut (menit – bbrp jam) + keterlibatan kulit dan / mukosa
disertai satu dari gejalan berikut : – Ggg pernafasan : dispnea, mengi,stridor, hipoksemia)– Penurunan TD sistolik berhubungan dengan perfusi organ (sinkop,
inkontinensia, hipotonia)
2. Dua / lebih dari hal berikut terjadi cepat (menit –bbrp jam) setelah pajaran :– Kulit dan / keterlibatan mukosa (gatal, kemerahan, bengkak bibir /
lidah)– Ggg pernafasan– Penurunan TD sistolik berhubungan dengan hipoperfusi organ.– Gejala GIT persisen
3. Penurunan TD sistolik setelah terpajan alergen :– Bayi 1 bulan – 1 tahun : <70mmhg– Anak 1 tahun – 10 tahun : <70mmhg– 11 tahun dan orang dewasa : <90mmhg / menurun
>30% dari tekanan sebelumnya
Tatalaksana
• Segera– Penilaian jalur nafas, pernafasan, sirkulasi, dermatologik dan
status mental.– Epinefrin 0,01 mg/kg IM, diulang tiap 20 menit bila perlu.– Oksigen 100% pertahankan jalur nafas– IV-line– Cairan IV 10-20 ml/kg, diulang jika perlu– Monitor tanda vital, jantung, pulse oxymetry sesering
mungkin– Anamnesi penyebab.
• Subakut– Antagonis H1, dipenhidramin 1 – 2 mg/kg PO, IM, IV– Kortikosteroid ; prednison 1 mg/kg PO /
metilprednisolon 1 – 2 mg/kg IV / nebulisasi albuterol 1,25 – 2,5 mg tiap 20 menit / terus menerus.
• Sekunder– Antagonis H2, ranitidin 1,5 mg/kg PO / IV– Glukagon 0,1 mg/kg IV, bila pada terapi insial terjadi
refrakter / bila pasien mendapat beta blocker.– Observasi min 4 jam untuk anafilaksis bifasik.
• Penganturan– Tanda vital tidak stabil, angioedem pada salurana nafas
atas / bronkospasme menetap ICU