Suspensi i,II,III
-
Upload
claverravicky -
Category
Documents
-
view
408 -
download
16
Transcript of Suspensi i,II,III
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
1/25
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
2/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 2
Adapun syarat-syarat suspensi yang baik yaitu :
1. Pengendapan perlahan-lahan atau lambat dan apabila dikocok homogen atau akanhomogen kembali.
2. Mempunyai ukuran partikel yang konstan denagn jangka waktu yang lama agar padapenyimpanan tidak cepat rusak.
3. Mudah dituang.
Secara umum sediaan suspensi terdiri dari :
1. Bahan berkhasiat dengan kelarutan yang relatif kecil didalam fasa pendispersi.Sifat partikel yang harus diperhatikan adalah ukuran partikel dan sifat permukaan
padat-cair. Partikel yang terdispersi dapat bersifat hidrofilik dan hidrofobik. Untuk
partikel yang hidrofobik perlu dilakukan proses pembasahan terlebih dahulu agar dapat
terdispersi dengan sempurna dalam pelarut. Bahan pembasah yang lazim dipakai adalah
surfaktan yang mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan antara zat padat
dengan zat cair. Humektan merupakan bahan pembasah yang dapat menghilangkan
lapisan udara di sekitar zat padat yang terdispersi, sehingga lebih mudah dibasahi oleh
pelarut. Untuk zat padat yang bersifat hidrofob lebih baik digunakan surfaktan sebagai
zat pembasah, karena dengan berkurangnya tegangan permukaan padat-cair proses
pembasahan zat padat yang terdispersi akan lebih baik.
2. Bahan pembantuBahan pembasah : surfaktan dan humektan
Bahan pensuspensi yang ditambahkan kedalam sediaan suspensi adalah untuk
memodifikasi viskositas fasa luar dan mencegah terjadinya proses pengendapan zat padat
yang terdispersi dalam fasa luar.
Pembawa atau fasa luar : sirup, sorbitol, air
Dapar
Pengawet
Flavor : pewarna, pemanis, penutup rasa.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
3/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 3
Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor anatara lain sifat
partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ), Zat pembasah, Medium pendispersi serta
komponen komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet
yang digunakan. Suspensi harus dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan sehigga
dapat dikocok dan mudah dituang.Pada etiket harus tertera Kocok dahulu dan di simpan
dalam wadah tertutup baik dan disimpan di tempat yang sejuk.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk
penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersidalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikelyang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada
mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halusyang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cairyang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahanpembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan
untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Keuntungan Sediaan Suspensi :- Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat
terlepasnya obat .
- Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.- Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena
rasa obat yang tergantung kelarutannya.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
4/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 4
Kerugian Bentuk Suspensi :- Rasa obat dalam larutan lebih jelas.- Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet,
dan kapsul.
- Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungandalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator.
Sifat Fisik untuk Formulasi Suspensi yang BaikAda beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam mengembangkan suatu bentuk
suspensi yaitu:
- Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periodepengocokan dan penuangan sesuai dengan dosis yang dikehendaki.
- Pengendapan yang terjadi saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali padasaat pengocokan.
- Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yangterdispersi, tapi viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga menyulitkan saat
penuangan.
- Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan hasil jadiyang baik dan tidak kasar.
Sistem pada Pembentukan Suspensia. Sistem Deflokulasi
Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah dan
ukuran partikel adalah minimal.
Sediaan terbentuk lambat. Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
b. Sistem Flokulasi Partikel merupakan agregat yang bebas. Sedimentasi terjadi begitu cepat.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
5/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 5
Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersikembali seperti semula.
Wujud suspensi kurang menyenangkan karena sedimentasi terjadi cepat dandiatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
Sifat yang diinginkan dalam sediaan farmasi ialah:- Suatu suspensi dikatakan dibuat dengan tepat apabila mengendap secara lambat dan
harus rata lagi bila dikocok.
- Karakteristik suspensi harus demikian agar ukuran partikel dari suspensi tetap agakkonstan dan waktu simpan lebih lama.
- Suspensi harus dapat dituang dari wadah dengan cepat dan homogen. Dalam pembuatan suspensi diperlukan suspending agent dimana suspending agent
ini dikelompokan dalam beberapa kelompok yaitu:
- Suspending agent yang berasal dari alam. Contohnya: PGA,Tragakan,bentoit,PGS- Suspending agent yang berasal dari bahan sintesis. Contohnya: CMC, HPMC, Tylose- Suspending agent yang berasal dari polimer. Contohnya : Carbaphol 934.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
6/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 6
BAB II
DATA PREFORMULASI
Suspensi I, II, dan III
Penelusuran Pustaka :Farmakope Indonesia Edisi IV ( hal 771 ; DI 2003 hal 3426) Tanggal : 1 - 22 Mei 2013 Nama Senyawa : Belerang endap, Sulfur Rumus Molekul :32,06 Data Preformulasi
1. Warna : warna kuning pucat2. Rasa : tidak berasa3. Bau : tidak berbau4. Organoleptik : -5. Mikroskopik : -6. Polimorfisa : -7. Ukuran partikel : diatas 10 % (1-10% untuk acne)8. Kelarutan dalam
Air : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam minyak
Etanol : Praktis tidak larut dalam etanol , sukar larut dalam minyak zaitun
9. Titik leleh : -10.Kerapatan masa bahan berkhasiat tunggal dan dalam sediaan ruahan :Obat jerawat11.pH ( % dalan air ) : -12.pKa koefisien partisi : -13.Kecepatan disolusi : -14.Data stabilitas sediaan ruahan dan sediaan jadi :Dapat bereaksi dengan logam seperti
tembaga dan besi
15.Dosis : 1-8% dalam bentuk Cream, gel, lotion atau sabun yang digunakansecara topikal untuk pengobatan jerawat.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
7/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 7
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
A. Alat- Alumunium foil - Pipe ttetes- Beaker glass - Mortar alu- Cawan uap - Spatel- Gelas ukur - Sudip- Kaca arloji - Tabung sedimentasi- Kompor lisrik - Timbangan
B. BahanSuspensi I :
- Aqua ad 60 ml- NaBenzoat- Tilosa- Propilenglikol- Sulfur
Suspensi II :
- Aqua ad 60 ml- Bahan pembasah (propilen glikol)- Bahan pensuspensi ( PGA : CMC, 1:1 ),(Tragakan : PGA), (Tilosa:CMC),
(Tragakan : CMC).
- Nabenzoate- Sulfur
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
8/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 8
Suspensi III :
- Aqua ad 60 ml- (PGA : Tragakan)- Na- benzoate- Sirup simplek- Propilenglikol- Sulfur- Zat warna (hijau) dan essence (apple)
III.2 Formula
SUSPENSI I
BAHAN FORMULA I FORMULA II FORMULA III FORMULA IV
Sulfur 2,5 % (1,5 gram)
Bahan pembasah
(propilen glikol)
0 1,5% (0,9 ml) 3% (1,8 ml) 3% (1,8 ml)
Bahan pensuspensi
(Tilosa)
2% (1,2 g) 2% (1,2 g) 2% (1,2 g) 0
NaBenzoat 0,1%(0,06 g) 0,1%(0,06 g) 0,1% (0,06 g) 0,1%(0,06 g)Aqua ad 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml
SUSPENSI II
BAHAN FORMULA I FORMULA II FORMULA III FORMULA IV
Sulfur 2,5 % (1,5 gram)
Bahan pembasah
(propilen glikol)
1,5% (0,9 ml) 1,5% (0,9 ml) 1,5% (0,9 ml) 1,5% (0,9 ml)
Bahan pensuspensi PGA:CMC(1:1)
0,6 : 0,6
Trag:PGA(1:1)
0,6:0,6
Tiloca:CMC
0,6:0,6
Trag:CMC
0,6:0,6
NaBenzoat 0,1%(0,06 g) 0,1%(0,06 g) 0,1% (0,06 g) 0,1%(0,06 g)
Aqua ad 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
9/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 9
SUSPENSI III
BAHAN FORMULA I FORMULA II
Sulfur 2,5 % (1,5 gram)
Wetting agent (propilen glikol) 1,5% (0,9 ml) 1,5% (0,9 ml)
Suspending agent (PGA: Tragakan) 0,6 : 0,6 (1,2 g) 0,6 : 0,6 (1,2 g)
Pengental Sirup simplek 30%(18ml) Sirup:sorbitol (2:1) 30%
(12ml:6ml)
Pengawet (Na-Benzoat) 0,1% (0,06 g) 0,1% (0,06 g)
Aqua 60 ml 60 ml
Zat warna + essence 1tetes + 3 tetes 1 tetes + 3 tetes
III.3 Cara Kerja
A. SUSPENSI I1. Dipersiapkan alat dan bahan2. Dikaliberasikan botol 60 ml, timbangan disetarakan, ditimbang bahan obat3. Dididihkan air secukupnya4. Dikembangkan Tilosa 1,2 dengan air mendidih 1,8 ml (m1)5. Dimasukan Sulfur kedalam mortar sebanyak 1,5 gram , Na-Benzoat sebanyak 0,06 gram,
gerus ad homogen.
6. Ditambahkan zat pembasah Pulvis Gummi Arabicum (m1) pada formula I (0), formulaII (0,9), formula III & IV (1,8)
7. Ditambahkan Tilosayang telah dikembangkan (m1) pada formula I, II, III sedangkanformula IV tidak menggunakan Tilosa, gerus ad homogen kemudian ditambahkan air ad
60ml.
8. Dituang kedalam tabung sedimentasi kemudian ditutup dengan alumunium foil.9. Diamati tinngi larutan suspensi dan tinggi endapan setelah 1 jam 1 dan 2 hari setelah
pembuatan.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
10/25
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
11/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 11
10.Diamati tinngi larutan suspense dan tinggi endapan setelah 1 jam 1 dan 2 hari setelahpembuatan.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
12/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Pengamatan
SUSPENSI I
Hari Pertama
Formula Endapan*
I 11,4 1.7 Lebih Sedikit
II 11 2,5 Sedikit
III 11,5 1,5 Lebih Sedikit
IV 11,3 1,2 Lebih Sedikit
Hari Kedua
Formula Endapan*
I 11,4 1.7 Lebih SedikitII 11,5 2,5 Sedikit
III 11 1,4 Lebih Sedikit
IV 11,3 1,2 Lebih Sedikit
Hari Ketiga
Formula Endapan*
I 11,4 1,7 Lebih Sedikit
II 11,5 2,6 Sedikit
III 11 1,5 Lebih Sedikit
IV 11,3 1,3 Lebih Sedikit
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
13/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 13
Hari Keempat
Formula Endapan*
I 11,4 1,6 Lebih Sedikit
II 11,5 2,6 Sedikit
III 11 1,5 Lebih Sedikit
IV 11,2 1,3 Lebih Sedikit
SUSPENSI II
Hari Pertama
Formula Endapan*
I 10,5 1,8 Lebih Sedikit
II 11 2,1 Sedikit
III 10 1,5 Lebih Sedikit
IV 11,1 1,7 Sedikit
Hari Kedua
Formula Endapan*
I 10,5 1,9 Lebih Sedikit
II 11,0 2,2 Sedikit
III 10,6 1,6 Lebih Sedikit
IV 11,0 1,7 Sedikit
Hari Ketiga
Formula Endapan*
I 10,5 1,8 Lebih Sedikit
II 11,0 2,5 Sedikit
III 10,5 1,5 Lebih Sedikit
IV 11,0 1,3 Lebih Sedikit
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
14/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 14
SUSPENSI III
Hari Pertama
Formula Rasa
Aroma
(Apel)
Warna
(Hijau)
I 10,5 2,8 - + +++
II 11,5 3,5 - +++ +++
Hari Kedua
Formula RasaAroma
(Apel)
Warna
(Hijau)
I 10,5 2,9 - ++ +++II 11,5 3,4 - +++ +++
Hari Ketiga
Formula RasaAroma
(Apel)
Warna
(Hijau)
I 10,5 2,9 - ++ ++
II 11,5 3,4 - +++ ++
Keterangan : * = endapan yang berupa pengotor
+ = Tidak Baik
++ = Cukup Baik
+++ = Baik
++++ = Sangat Baik.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
15/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 15
IV. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, dilakukan proses pembuatan sediaan farmasi berupa
suspensi. Suspensiadalah sistem yang secara termodinamik tidak stabil, bila dikocok
dalam waktu yang lama partikel-partikel mengalami agregasi dan pengendapan yang
kadang-kadang bisa menimbulkan caking. Caking merupakan salah satu masalah yang
sangat sulit yang harus diatasi pada saat formulasi sediaan suspensi. Caking tidak dapat
diatasi hanya dengan pengecilan ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium,
caking dapat diatasi dengan flokulasi yaitu apabila partikel bergabung dengan ikatan yang
lemah.
Pada dasarnya obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada
dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul ada juga dalam sediaan emulsi.
Semua sediaan diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan.
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi. Salah satu adalah karena obat-obat
tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi. Dalam
hal seperti ini suspensi menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan
cairan. Untuk banyak pasien bentuk cair lebih disukai ketimbang bentuk padat (tabel atau
kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam
pemberian dosis, pemberian lebih mudah serta lebih mudah untuk pemberian dosis yang
relatif sangat besar, aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur
penyesuaian dosisnya untuk anak.
Secara umum sulit untuk membuat sediaan suspensi yang baik (aman, stabil, dan
memiliki penampilan yang menarik). Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan
beberapa faktor antara lain sifat partikel terdispersi (derajat pembasahan partikel), zat
pembasah, medium pendispersi serta komponen -komponen formulasi seperti pewarna,
pemberi rasa dan pengawet yang digunakan. Suspensi harus dikemas dalam wadah yangmemadai di atas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
Kestabilan suatu suspensi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan viskositas
medium dispersi, mengecilkan ukuran partikel terdispersi, dan mengurangi perbedaan
berat jenis partikel dan medium dispersi dapat dilakukan dengan meningkatkan densitas
cairan dengan menambahkan poliol (gliserin).
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
16/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 16
Dalam pembuatan formula suspensi yang stabil secara fisik terdiri dari dua kategori, yaitu:
1. Pada penggunaan Structured Vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalamsuspensi Structured Vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom,
bentonit, dan lain-lain.
2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadicepat pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan
kembali.
Dalam pembuatan sediaan suspensi, zat aktif yang digunakan adalah sulfur. Selain
bahan berkhasiat/zat aktif yang dibutuhkan dalam pembuatan sediaan suspensi, selain itu
juga dibutuhkan bahan pembantu/tambahan,seperti: Propilen Glikol, Tilosa dan
aquadestilata.
Dalam pembuatan suspensi penggunaan zat pembasah (wetting agent) bertujuan
supaya zat yang dapat membuat zat aktif mudah terbasahi oleh air. Tahap kritis dalam
pembuatan sediaan suspensi adalah pencampuran partikel padat kedalam pembawa yaitu
pembasahan partikel padat untuk mendapatkan dispersi yang stabil. Surfaktan dan
humektan adalah contoh zat pembasah.
Dalam praktikum dilakukan penambahan zat pembasah yaitu sebagai Humektan.
Humektan ini digunakan tergantung dari sifat permukaan padat cair bahan aktif. Serbuk
sulit dibasahi air disebut hidrofob, seperti sulfur, carbo adsorben, magnesis stearat, dan
serbuk mudah dibasahi oleh air disebut hidrofil, seperti Toluene, Zinci Oxydi, Magnesi
carbonas. Dalam pembuatan suspense penggunaan humektan sangat berguna dalam
penurunan tegangan antar muka dan pembasah akan dipermudah.
Mekanisme kerja humektan adalah menghilangkan lapisan udara pada permukaan
zat padat, sehingga zat padat dan humektan lebih mudah kontak dengan pembawa.
Beberapa contoh humektan antara lain gliserin, propilen glikol, polietilen glikol, dan
laritan gom, pada sediaan suspense ibuprofen ini bahan pembasah menggunakan sorbitol.
Kesulitan yang banyak ditemui, yang merupakan faktor yang amat penting dalam
formulasi suspensi, adalah pembasahan fase padat oleh medium suspensi. Secara definisi,
suspensi pada pokoknya adalah suatu sistem yang tidak dapat bercampur, tetapi untuk
keberadaannya suspensi memerlukan beberapa derajat kompatibilitas, dan pembasahan
bahan-bahan tersuspensi dengan baik sangat penting dalam pencapaian akhir ini.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
17/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 17
Bila antar cairan dan zat padat ada suatu afinitas kuat, cairan dengan mudah
membentuk lapisan tipis pada permukaan zat padat. Tetapi bila afinitas ini tidak ada atau
lemah, cairan sulit untuk memindahkan udara atau zat-zat lain disekitar zat padat tersebut,
dan di sana ada suatu sudut kontak antara cairan dan zat padat.
Bahan pensuspensi yang digunakan dalam membuat sediaan suspensi yaitu
Propilen Glikol. Bahan pensuspensi merupakan bahan tambahan yang berfungsi
mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga
kecepatan sedimentasi diperlambat.
Dalam pemilihan pelarut atau larutan pembawa bagi sediaan suspensi ditentukan
oleh sifat bahan obat. Sifat bahan obat kebanyakan merupakan asam atau basa organik
lemah, sehingga kelarutannya sangat dipengaruhi oleh tetapan disosiai dan pH larutannya.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan yakni air (aquadestilata).
Dalam sistem suspensi terdapat dua macam system suspensi, yaitu system flokulasi
dan system deflokulasi. Dalam praktikum sistem suspensi yang digunakan adalah Sistem
flokulasi, yang biasanya mencegah paling tidak pemisahan yang serius tergantung kadar
partikel padatnya dan derajat flokulasinya. Sedangakan pada suatu saat system flokulasi
kelihatan kasar sebab terjadi flokul.
Dalam system deflokulasi, partikel-partikel terdispersi baik dan mengendap sendiri,
tapi lebih lambat daripada system flokulasi.Partikel-partikel ini membentuk cake atau
sedimen yang sukar terdispersi kembali.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan tiga suspensi :
Suspensi I
Pada percobaan suspensi I dibuatlah 4 formula dengan komposisi zat tambahan
yang berbeda-beda. Formula I menggunakan Sulfur 2,5% + Tilosa 2% + Na Benzoat 0,1% ,
Formula II menggunakan Sulfur 2,5% + PG 1,5% + Tilosa 2% + Na Benzoat 0,1% ,
Formula III menggunakan Sulfur 2,5% + PG 3% + Tilosa 2% + Na Benzoat 0,1%, dan
Formula IV menggunkan Sulfur 2,5% + PG 3% + Tilosa 0% + Na Benzoat 0,1%.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
18/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 18
Hasil dari masing-masing formula setelah dilakukan pengamatan selama 4 hari
membuktikan bahwa formula II lah yang mempunyai kondisi paling baik sebagai suspense
diantara formula I,III, dan IV dikarenakan mempunyai tekstur paling kental dan mudah
homogen kembali ketika dikocok.
Suspensi II
Pada percobaan suspensi II dibuatlah 4 formula dengan formula II pada suspensi I
sebagai dasar pengacu zat tambahannya. Suspensi II Formula I menggunakan sulfur 2,5% +
PG 1,5% + PGA : CMC (1:1) 2% + Na Benzoat 0,1%, Formula II menggunakan Sulfur
2,5% + PG 1,5% + PGA : Tragakan (1:1) 2%, Na Benzoat 0,1%,Formula III menggunakan
sulfur 2,5%+PG 1,5%+Tilosa : CMC (1:1) 2%, Na Benzoat 0,1%,Formula IV
menggunakan Sulfur 2,5%+PG 1,5%+Tragakan : CMC (1:1) 2%, Na Benzoat 0,1%.
Hasil dari masing-masing formula setelah dilakukan pengamatan selama 3 hari
membuktikan bahwa formula II lah yang mempunyai kondisi paling baik. Formula II
menggunakan bahan tambahan yaitu PGA dan Tragakan sebagai zat pembasah dengan
konsentrasi sebesar 2 % (1:1). PGA dan Tragakan berhasil memberikan stabilitas yang
cukup baik pada suspense yang dibuat sebagai suspending agent.
Suspensi III
Pada percobaan suspensi III dibuatlah 2 formula dengan formula II pada suspensi II
sebagai dasar pengacu zat tambahannya. Formula I menggunakan sulfur 2,5% + PG 1,5% +
PGA : CMC (1:1) 2% + Na Benzoat 0,1% + Sirupus Simplex 30% dan Formula II
menggunakan Sulfur 2,5% + PG 1,5% + PGA : Tragakan (1:1) 2%, Na Benzoat 0,1%, +
Sirupus Simplex : Sorbitol 30% (sirupus simplex 20% + Sorbitol 10%).
Hasil dari masing-masing formula dilakukan pengamatan selama 3 hari dan dapat
dibuktikanlah bahwa formula II lah yang mempunyai kondisi paling baik dikarenakan
suspensi formula II lebih kental dan mudah dikocok dan terlihat lebih homogen
dibandingkan formula I, III, dan IV.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
19/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 19
Dari percobaan suspensi I, II, dan III yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
zat tambahan yang paling baik digunakan untuk pembuatan suspensi adalah Propilen
Glikol, PGA, dan Tragakan dengan konsentrasi yang sudah didapatkan berdasarkan
pengujian pada praktikum suspensi kali ini.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
20/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 20
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum Suspensi I, II, dan III kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Formula II pada praktikum suspensi I memiliki kondisi paling baik karena menggunakanzat tambahan berupa Propilenglikol sebanyak 1,5% dan Tilosa sebanyak 2%
Formula II pada praktikum suspensi II memiliki kondisi paling baik karena menggunakanzat tambahan berupa Propilenglikol sebanyak 1,5% dengan berdasarkan acuan pada hasil
praktikum suspense I dan selain itu digunakan pula zat tambahan berupa PGA : Tragakan
(1:1) sebanyak 2%
Formula II pada praktikum suspensi III memiliki kondisi paling baik karenamenggunakan zat tambahan berupa Propilenglikol sebanyak 1,5% dengan berdasarkan
acuan pada hasil praktikum suspense I dan selain itu digunakan pula zat tambahan berupa
PGA : Tragakan (1:1) sebanyak 2% dan diberikan pula zat pengental berupa Siripus
simplex : Sorbitol (2:1) sebanyak 30%.
Penggunaan jenis dan jumlah zat tambahan sangat berpengaruh pada hasil suspensi yangdibuat.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
21/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 21
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. Farmakope Indonesia. Edisi III. Ditjen POM. Departemen Kesehatan RI.1979.
DepKes RI. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Ditjen POM. Departemen Kesehatan RI.
1995.
ISFI Penerbitan.Informasi Spesialite Obat Indonesia.Volume 47.PT. ISFI Penerbitan.
2012.
Sadiah, Siti, dkk. Penuntun Praktikum Semester Genap Farmaseutika I. Bogor:
Universitas Pakuan.
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
22/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 22
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
SUSPENSI I
Formula I
Surfur : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 0% = 0 Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Tilosa : 2% = x 60 ml = 1,2 gr
Formula II
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 1,5% =
x 60 ml = 0,9 ml
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Tilosa : 2% =
x 60 ml = 1,2 gr
Formula III
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 3% =
x 60 ml = 1,8 ml
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Tilosa : 2% =
x 60 ml = 1,2 gr
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
23/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 23
Formula IV
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 3% =
x 60 ml = 1,8 ml
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Tilosa : 0% = 0
SUSPENSI II
Formula I
Surfur : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 1,5% =
x 60ml = 0,9gr
Pulvis gummi arabicum : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Carboxi Metil cellulose : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Formula II
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 1,5% =
x 60 ml = 0,9 ml
Pulvis gummi arabicum : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Tragakan : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
24/25
FARMASEUTIKA I SediaanSuspensi I, II & III 24
Formula III
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 3% =
x 60 ml = 1,8 ml
Tilosa : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Pulvis gummi arabicum : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Formula IV
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 3% =
x 60 ml = 1,8 ml
Tragakan : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Pulvis gummi arabicum : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Pengembangan Pensuspensi
Pulvis gummi arabicum : 1
x 0,6 gr = 0,9 gr
Carboxi Metil cellulose : 30 0,6 gr = 18 gr Tragakan : 20 x 0,6 gr = 12 gr Tilosa : 10 x 0,6 gr = 6 gr
-
7/28/2019 Suspensi i,II,III
25/25
FARMASEUTIKA I S d S I II & III 25
SUSPENSI III
Formula I
Surfur : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 1,5% =
x 60ml = 0,9gr
Pulvis gummi arabicum : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Tragakan : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Sirupus simpleks : 30% =
x 60 ml = 18 gr
Formula II
Surful : 25% =
x 60 ml = 1,5 gr
Propilenglikol : 1,5% =
x 60 ml = 0,9 ml
Pulvis gummi arabicum : 2% =
x 60 ml = 0,6 gr
Tragakan : 2% = x 60 ml = 0,6 gr Sorbitol : 10% =
x 60 ml = 6 gr
Na-benzoat : 0,1% =
x 60 ml = 0,06 gr
Pengembangan bahan pensuspensi (dengan air)
Pulvis gummi arabicum : 1 x 60 gr = 0,9 gr Air Tragakan : 20 x 0,6 gr = 12 gr Air