formulasi suspensi

22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR Judul praktikum : SUSPENSI REKONSTITUSI Praktikum ke- : I Tanggal praktikum : 18 Maret 2013 Kelas / kelompok : A2 / 5 Anggota : Siti Nuraini ( 2011210234 ) Siti Nurhabibah ( 2011210235 ) Siti Rasyah Rani ( 2011210236 ) Sri Hantika ( 2011210238 ) Vega Yuastuiti ( 2011210253 )

description

formulasi sediaan suspensi

Transcript of formulasi suspensi

Page 1: formulasi suspensi

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR

Judul praktikum : SUSPENSI REKONSTITUSI

Praktikum ke- : I

Tanggal praktikum : 18 Maret 2013

Kelas / kelompok : A2 / 5

Anggota : Siti Nuraini ( 2011210234 )

Siti Nurhabibah ( 2011210235 )

Siti Rasyah Rani ( 2011210236 )

Sri Hantika ( 2011210238 )

Vega Yuastuiti ( 2011210253 )

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2013

Page 2: formulasi suspensi

: Buat 2 formula (dengan granulasi dan tanpa granulasi) suspensi rekonstitusi sebanyak 400 ml dengan zat aktif Ampisilin dan suspending agent : pembasah = CMC 1,5% : Sorbitol 15%

I. TUJUAN

1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan suspensi kering2.      Mengamati pengaruh metode pembuatan granul atau serbuk kering dan konsentrasi bahan

pembasah/pensuspensi terhadap karakteristik fisik suspensi

II. TEORI DASARSuspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah sejumlah sediaan resmi dan diperdagangkan yang terdiri dari campuran kering atau serbuk granula, dimaksudkan untuk disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya sebelum pemberiannya. Sebagaimana telah diketahui sediaan resmi ini mencantumkan “Untuk Suspensi Oral“ pada judul resminya untuk membedakan dari suspensi yang sudah disuspensikan.

Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat sebagai campuran kering untuk suspensi oral adalah obat-obat antibiotik. Produk kering yang dibuat secara komersial guna mengandung obat-obat antibiotik, dengan bahan tambahan untuk pewarna, pemanis, aroma, penstabil, dan pensuspensi, atau zat pengawet yang mungkin didinginkan untuk meningkatkan strabilitas dari serbuk kering atau campuran granul atau dasar suspensi cair. Apabila akan dioplos dan diberikan kepada pasien maka apoteker atau ahli farmasi akan membuka serbuk yang adapada dasar wadah secara perlahan-lahandengan benda keras lalu menambahkan sejumlah air murni sesuai yang ditunjukan pada label dan dikocok dengan kencang sampai seluruh suspensi kering tersuspensi sempurna.

Penting bagi seorang ahli farmasi untuk menambahkan secara tepat jumlah air yang telah ditetapkan dalam campuran kering sehingga dihasilkan konsentrasi yang tepat per unit dosis. Penggunaan air murni lebih baik untuk menghindari penambahan kontaminasi yang dapat merusak dan memberi efek kebalikan dari efek stabilitas sediaan yang dihasilkan. Ahli farmasi harus memberitahukan pasien mengenai sifat-sofat ini dan mengharuskannya untuk mengocok isinya baik-baik sesaat sebelum pemakaian dan obat disimpan secara tepat (biasanya didinginkan).

Suspensi kering dibuat dengan cara granulasi. Granulasi adalah suatu metode yang memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir. Persyaratan pada sebuah granulat sebaiknya :1)         Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur.2)         Memiliki sifat alir yang baik3)         Tidak terlalu kering4)         Hancur baik dalam air5)         Menunjukan kekompakan mekanis yang memuaskan

Untuk suspensi kering yang dibuat dengan cara granulasi memiliki keuntungan sebagai berikut :1)         Mencegah agregasi campuran serbuk2)         Mendapat sifat alir yang baik (sebagai bahan pengikat kering juga digunakan PVP)

Pembuatan suspensi kering berlangsung dalam 4 tahapan, yaitu :1)      Agregasi campuran serbuk dengan penambahan suatu cairan penggranul

Page 3: formulasi suspensi

2)      Pembagian rasa3)      Pengeringan granulat

4)      Mengayak bagian yang halus sekalian menyiapkan granulat, artinya melonggarkan butiran granulat yang masih melekat bersama-sama dari proses pengeringan melalui gerakan-gerakan yang hati-hati diatas ayakan.

III. DATA PREFORMULASIa)      Zat aktif1.    Ampisilin (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.103, DI halm.227

Rumus Molekul :C16H19N3O4S.3H2ORumus Bangun :

BM bentuk trihidrat : 403,45: Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.

: Sangat sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform

: 1. Ampisilin dewasa untuk pengobatan infeksi saluran nafas atau kulit adalah 250-500 mg setiap 8 jam.

2. Untuk pengobatan infeksi saluran kemih , dosis dewasa biasanya 500 mg setiap 6 jam.

3. Untuk septikemia atau radang selaput otak karena bakteri adalah 8-14 g atau 150-250 mg/kg setiap hari diberikan secara parentral.

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Khasiat : Antibiotik terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif

b)     Zat tambahan1.       CMC Na/ Natrium Carboxy Metil Cellulose (Handbook of Excipients Ed.VI hal.78)

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak berasa, bergranul.Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol,

dalam eter dan dalam pelarut organik lain.Berat Jenis : 0,52 g/ml

: antara 6,5 dan 8,5Kegunaan : Suspending agent Konsentrasi : 0,1 – 1,0 %

: Stabil dan higroskopis, dibawah kondisi Kelembapan tinggi dapat mengabsorpsi (>50%) air.

Page 4: formulasi suspensi

: Tidak bercampur dengan larutan asam berkonsentrasi tinggi dan larut dengan garam besi juga beberapa logam seperti aluminium, merkuri, dan zink.

Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Sorbitol (Handbook of Pharmaceutical of Excipient hal. 679)

Rumus Molekul : C6H14O6

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 182,17: Serbuk, butiran atau kepingan; putih ; rasa manis ; higroskopis.: Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat.

Berat Jenis : 1,49 g/ml: 4,5-7,0: Bahan pembasah

Konsentrasi : 70%: Relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar bahan tambahan; stabil di udara.: Tidak bercampur dengan larutan asam berkonsentrasi tinggi dan larut dengan garam besi juga beberapa logam seperti aluminium, merkuri, dan zink.

Wadah & penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

3. PVP / Povidone (Handbook of Excipients Ed.VI hal.581): (C3H4O2)n

:

Pemerian : Serbuk putih, agak putih atau tidak berbau, serbuk higroskopis.

Kelarutan : Mudah larut dalam suasana asam, sukar larut dalam etanol 95%, metanol dan asam asetat. Berat Jenis : 0,29-0,39 g/ml

pH : 3,0 – 7,0Kegunaan : bahan pengikatKonsentrasi : 0,5 - 5% Stabilitas : Stabil pada pemanasan 110 – 1800C

: Tidak bercampur dalam larutan garam anorganik, resin alam dan sintetis, sulfatiazole, sodium salisilat, asam salisilat, fenobarbital;, tanin

Wadah dan Penyimpanan: Di wadah yang tertutup rapat dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering.

Page 5: formulasi suspensi

4. Natrium Benzoat (FI IV Hal. 584, Handbook of Excipient Hal. 627)Rumus Molekul : C7H5NaO2

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 144,11Pemerian : Granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau, atau praktis tidak berbau, stabil di udara.Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol

90%.: 1,497-1,527 g/ml: 8,0: pengawet

Konsentrasi : 0,02 – 0,5%: Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf dan filtrasi.: Incompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam feri, garam kalsium. Aktifitas pengawet biasanya berkurang karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan nonionik.

Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan di tempat sejuk dan kering.

5. Aerosil (Handbook of Excipients halm.185 dan Ed.IV halm.424)Rumus Molekul : SiO2

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk koloid silikon dioksida dengan ukuran partikel sekitar 15 nm, ringan, warna putih-kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, dan

serbuk amorf. amorf, berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam organik solven, air dan asam kecuali hydrofluoric acid, larut dalam larutan alkali hydroxide panas membentuk dispersi koloidal dengan airBerat Jenis : 0,029-0,042 g/mlpH : 3,5 – 4,0

Stabilitas : bersifat higroskopis dan mengadsorbsi sebagian besar air tanpa mencair.

OTT : inkompatibel dengan diethylstilbestrol preparations.Wadah dan Penyimpanan: wadah yang tertutup rapatKegunaan : memperbaiki sifat alir, glidant, suspending agent,

peningkat viskositas, absorbenKonsentrasi : Glidant 0,1 – 0,5%

Suspending dan thickening agent 2,0 – 10,0%

Page 6: formulasi suspensi

6. Etanol (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.63) : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tak berasap. : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P: Pembentuk massa granul yang kompakBobot jenis : 0,8119 - 0,8139 g/cm3

: Dengan aluminium Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api

7.       Sunset Yellow ( Handbook of Pharmaceutical of Excipient edisi VI halm.193 )Rumu Molekul : C H N Na O SPemerian : Serbuk kuning kemerahan, didalam larutanmemberikan warna orange terangKelarutan : Mudah larut di gliserin dan air, agak sukar larut dalmaaseton dan propilen glikol, sukar larut dalam etanol 75%Kegunaan : PewarnaKonsentrasi :OTT : Asam askorbat, gelatin, dan glukosaWadah dan Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat, dan tempat yangsejuk dan kering

8.       Essence Orange ( Martindale halm.680 )Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar yangdiproses secara mekanik dan terkandung kurang lebih 90% lemonKelarutan : Mudah larut dalam alkohol 90%Kegunaan : pewarna dan pewangiWadah dan Penyimpanan : Dalm wadah yang tertutup dan tempat yang sejukdan kering, dan terhindar dari cahaya matahari

9. Aquadest (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.1124): Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasaKelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar.Titik leleh : 17,8°CBobot jenis : 1,2636 g/cm3 pada 20°C pH : 5,0 – 7,0: Secara kimiawi stabil pada semua suasana (es, cair, uap air)Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : PelarutIV. ALAT DAN BAHAN

Alat :   Mortir + stampler   Stirer   Lumpang + alu    Beaker glass   Pipet tetes   Viskometer Brookfield   Botol cokelat   Batang pengaduk   Timbangan

Page 7: formulasi suspensi

   Gelas ukur   Pengayak no. 12 dan no. 14   Seperangkat ayakan ( pada pengujian ukuran partikel )   Vial   Tabung sedimentasi   Alat uji sifat alir    Stopwatch   Milimeter blok   Kertas coklat   Sudip   Spatula   Sendok tanduk   Pipet tetes   Plastik, lap. Tissue

Bahan :   Ampisilin Trihidrat   Na. CMC   Sorbitol   PVP   Ethanol   Sunset Yellow   Orange essens   Natrium Benzoat   Aqua destilata   Oleum Menthae piperitae

V. FORMULA

BahanFormula 1 (dengan granulasi)

(%)Formula 2 (tanpa granulasi) (%)

Ampisilin 125 mg/ 5ml 125 mg/ 5ml

CMC Na 1,5 % 1,5 %

Sorbitol 5 % 5 %

PVP 1 % -

Ethanol qs -

Natrium Benzoat 0,1 % 0,1 %

Sunset Yellow 0,025 % 0,025 %

Orange Essens 0,025 % 0,025 %

Aquadest Ad 400 ml Ad 400 ml

VI. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN  Perhitungan

a. Tanpa granulasi (formula 1)Ampisilin = 125mg/5ml x 400 ml = 20000mg = 20g

= BM Amphisilin Trihidrat x 20 gBM Amphisilin

Page 8: formulasi suspensi

= 403,45 x 20 g 349,40

Ampisilin trihidrat = 11,5469 g CMC Na =1,5/100 x 400ml = 6gSorbitol =15/100 x 400 ml = 60gLarutan PVP = PVP = 1/100 x 400 ml = 4g

Etanol 95% = 1/100 x 400ml = 4 ml Na.Benzoat = 0,1/100 x 400 ml = 0,4 gSunset Yellow = 0,125/100 x 400ml= 0,5ml10 tetes Orange essense = 0,1875/100 x 400ml = 0,75ml15 tetes Total berat serbuk =(11,5469+6+60+4+0,4+0,5+0,75)= g

Air Untuk Rekonstitusi :      Bobot teoritis = 83,20 gram      Bobot praktek = 80,25 gram      Faktor koreksi air = bobot praktek x 400 ml

bobot teoritis= 80,25 x 400 ml = 385,82 ml ~ 386 ml 83,20

      Bobot yang diserahkan = 60 ml x bobot yang didapat Faktor koreksi air

= 60 ml × 80,25 gram = 12,51 gram 386 ml      Bobot untuk rekonstitusi = Faktor koreksi air - 60 ml x bobot praktek

Faktor koreksi air= 386 ml – 60 ml × 80,25 gram = 67,74

gram 388 ml      Air Untuk Rekonstitusi = Faktor koreksi air – 60 ml

= 386ml – 60 ml = 326 ml

b. Granulasi (formula 2)  Ampisilin = 125mg/5ml x 400 ml = 20000mg = 20g

= BM Amphisilin Trihidrat x 20 gBM Amphisilin

= 403,45 x 20 g 349,40

Ampisilin trihidrat = 11,5469 g   CMC Na = 1,5/100 x 400ml = 6g  Sorbitol = 15/100 x 400 ml = 60g  Na. Benzoat =0,1/100 x 400 ml = 0,4g  Sunset Yellow = 0,125/100 x 400ml= 0,5ml10 tetes   Orange essense = 0,1875/100 x 400ml = 0,75ml15 tetes   Total berat serbuk =(11,5469+6+60+0,4+0,5+0,75)= 79,1969 g

Air Untuk Rekonstitusi :      Bobot teoritis = 79,1969 gram      Bobot praktek = 76,95 gram      Faktor koreksi air = bobot praktek x 400 ml

Page 9: formulasi suspensi

bobot teoritis= 76,95 x 400 ml = 388 ml 79,1969

      Bobot yang diserahkan = 60 ml x bobot yang didapat Faktor koreksi air

= 60 ml × 76,95 gram = 11,90 gram 388 ml      Bobot untuk rekonstitusi = Faktor koreksi air - 60 ml x bobot praktek

Faktor koreksi air= 388 ml – 60 ml × 76,95 gram = 65,05

gram 388 ml      Air Untuk Rekonstitusi = Faktor koreksi air – 60 ml

= 388 ml – 60 ml = 328 ml

  Penimbangan

BahanFormula 1 (dengan

granulasi)Formula 2 (tanpa

granulasi)

Ampisilin trihidrat 11,5469 g 11,5469 gCMC Na 6 g 6 gSorbitol 60 g 60 gPVP 4 g -Ethanol qs -Natrium Benzoat 0,4 g 0,4 gSunset Yellow 10 tetes 10 tetesOrange Essens 15 tetes 15 tetes

VII.     PEMBUATAN Formula 1 (non granulasi)

1.    Alat dan bahan disiapkan2.    Bahan-bahan obat yang diperlukan ditimbang , botol 60 ml dikalibrasi3.    Ampisilin Trihidrat dimasukkan kedalam lumpang digerus ad halus4.    Ditambahkan CMC Na , digerus ad homogen5.    Ditambahkan Natrium Benzoat digerus ad homogen6.    PVP dilarutkan dengan 4 ml Etanol 95%, kemudian ditambahkan setetes demi

seteteskedalam campuran serbuk. Ditambahkan Sunsset Yellow dan Orange Essens kedalam campuran serbuk, digerus ad homogen. Ditambahkan Aerosil, digerus ad homogen. Ditambahkan Sorbitol, digerus ad homogen. Dicampur ad terbentuk massa yang kompak yang dapat digranulasi

7.    Diayak dengan pengayak nomor 12, dikeringkan diudara terbuka, kemudian ayak dengan

pengayak nomor 148.    Ditimbang granul yang didapat 9.    Dihitung dan dipisahkan granul yang akan dimasukkan kedalam botol 60 ml

10.   Sisa granul untuk uji evaluasi kecepatan alir, ukuran partikel (Metode Pengayakan), waktu rekonstitusi, viskositas dan sifat alir serta volume sedimentasi

11.   Dibuat kurva aliran dan ditentukan sifat alirnya

Page 10: formulasi suspensi

  Formula 2 (granulasi)1.       Alat dan bahan disiapkan2.       Bahan-bahan obat yang diperlukan ditimbang , botol 60 ml dikalibrasi3.       Ampisilin Trihidrat dimasukkan kedalam lumpang digerus ad halus4.       Ditambahkan CMC Na , digerus ad homogen5.       Ditambahkan Natrium Benzoat digerus ad homogen6.       Ditambahkan Sunsset Yellow dan Orange Essens kedalam campuran serbuk, digerus ad

homogen. Ditambahkan Aerosil, digerus ad homogen. Ditambahkan Sorbitol, digerus ad homogen. Dicampur ad terbentuk massa yang kompak yang dapat digranulasi

7.       Ditimbang granul yang didapat 8.       Dihitung dan dipisahkan granul yang akan dimasukkan kedalam botol 60 ml9.       Sisa granul untuk uji evaluasi kecepatan alir, ukuran partikel (Metode Pengayakan), waktu

rekonstitusi, viskositas dan sifat alir serta volume sedimentasi10.   Dibuat kurva aliran dan ditentukan sifat alirnya

VIII.   EVALUASI                 i.      Sifat Alir

a)   Secara Langsung25 gram granul ditimbang, tempatkan pada corong alat uji sifat alir dalam keadaan tertutup. Penutupnya dibuka, serbuk dibiarkan mengalir, catat waktunya dengan menggunakan stopwatch.Syarat : Waktu alir 100 gram serbuk/granul > 10g /detik (Aulton hal.612)

Rumus Kecepatan Alir = Bobot (g) Waktu (t)

Kecepatan mengalir (gram/s)

Aliran

>104 – 101,6 – 4<1,6

Free flowingEasy flowing

CohesiveVery cohesive

b)      Secara Tidak LangsungPada cara (a), serbuk ditampung pada kertas grafik millimeter, catat tinggi (h) dan diameter unggukan serbuk. Hitung α ( sudut istirahat ) menggunakan persamaan :Tg α = h/rSyarat : (Aulton hal.248)

Tan α = h/r α = inv tanketerangan :

r : jari-jari bidang datar kerucuth : tinggi kerucutα : sudut baring

Sudut diam Keterangan

Page 11: formulasi suspensi

<2525 – 3030 – 40

>40

Sangat baikBaik

CukupKurang

  Data Evaluasi Sifat Alir Formula IMassa

(g)t

(detik)

r(cm)

H(cm)

α( 0 )

Kecepatan alir (g/dtk)

252525

06.0705.1505.09

4.254.504.35

2.052.152.10

25.7525.5325.76

4.11864.85444.9116

  Data Evaluasi Sifat Alir Formula IIMassa

(g)t

(detik)

r(cm)

H(cm)

α( 0 )

Kecepatan alir (g/dtk)

252525

5.713.533.47

43.53.7

1.41.61.6

19.3024.5723.38

4.387.087.20

            ii.         Volume sedimentasiCara :Suspensi rekonstitusi dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi 25 ml dan diamati kestabilannya

Perhitungan : F = Vu / Vodimana, F = Derajat sedimentasi

Vu = Volume sedimentasi Vo = Volume awal

Pengamatan Formula 1(tanpa granulasi)

Formula 2(dengan

granulasi)

15 menitVoVuF

25,525,51

25,525,51

30 menitVoVuF

25,525,51

25,525,51

45 menit VoVuF

25,525,51

25,525,51

60 menitVoVu

25,525,5

25,525,5

Page 12: formulasi suspensi

F 1 1

1 hariVoVuF

25,525,5 + endapan1

25,525,5 + endapan1

2 hariVoVuF

25,524 + endapan1

25,524 + endapan1

3 hariVoVuF

25,524 + endapan1

25,523 + endapan1

4 hari VoVuF

25,522,5 + endapan1

25,520,75 + endapan1

Waktu Endapan formula I Endapan formula II1 hari 2,5 1,52 hari 2,25 1,753 hari 2,25 1,754 hari 2,25 2

       iii.      Waktu Rekonstitusi

Waktu untuk Rekonstitusi

Formula 1 (non granulasi)

Formula 2 (granulasi)

01.31 menit 01.58 menit

        iv.      Ukuran PartikelMetode : Pengayakan bertingkatCara :Serbuk dimasukkan ke pengayak bertingkat. Alat dinyalakan selama 15 menit. Setelah selesai, bobot serbuk yang terdapat pada masing-masing mess ditimbang.Perhitungan metode pengayakan :

Rata-rata diameter mesh (µm) =

% Bobot yang tertinggal =

Dav =

Tabel ukuran diameter mesh menurut USP 26-NF 21

Page 13: formulasi suspensi

No. Mesh Diameter Mesh (μm)20 850,0040 425,0060 250,0080 180,00100 150,00120 125,00

Formula I

Mesh Rata-rata diameter mesh

(mm)x

Bobot yang tertinggal (g)

% Bobot yang tertinggal

y

% Bobot yang tertinggal x Rata-

rata diameter mesh (mm)

20 0,85 3,0 6,122 5,203720/40 0,6375 26,3 53,673 34,216540/80 0,3025 17,9 36,531 11,050680/100 0,165 1,4 2,857 0,4714100/120 0,1375 0,3 0,612 0,0842

120 0,125 0,1 0,204 0,0255Total 49 99.999 51,0519

Formula IIMesh Rata-rata

diameter mesh (mm)

Bobot yang tertinggal (g)

% Bobot yang tertinggal

% Bobot yang tertinggal x Rata-

rata diameter mesh (mm)

Page 14: formulasi suspensi

20 0,85 0,1 0,212 0,180220/40 0,6375 0,5 1,059 0,675140/80 0,3025 19,7 41,737 12,625480/100 0,165 5,7 12,076 1,9925100/120 0,1375 3,3 6,992 0,9614

120 0,125 17,9 37,924 4,7405Total 47,2 100 21,1751

          v.      Penentuan Viskositas dan Sifat Alir

o  Metode : Viskometer Brookfield Alat : Viskometer Brookfield tipe LVMenggunakan alat viscometer Brookfield sesuai petunjuk penggunaan alat.

DicatatRPM, skala, dan faktor dari alat yang digunakan. Gunakan spindle yang

sesuai.

Perhitungan : Viskositas (η) = faktor x skalaGaya (F) = skala x konstanta alat (kv)* kv = 673,7 dyne/cm2

Pembahasan             1.     Pada Suspensi Tanpa Granulasi

Rata – rata sifat alir yang didapat adalah 1.96 g/detik. Bila dibanding kan dengan hasil dari suspensi dengan granulasi, sifat alir ini lebih lambat. Hal ini dikarenakan karena tanpa adanya granulasi ukuran partikel pada suspensi ini tidak terlalu besar sehingga sifat alir yang

Formula Spindel RPM Faktor Skala Viskositas (cPs)

Faktor x skala

Gaya (dyne/cm2)Skala x kv

I1111

612306

105210

1018

43,512

1009087120

673712126,629305,958084,4

II1111

612306

105210

14,252861

14,50

142,5140122145

9600,22518863

41095,79768,65

Page 15: formulasi suspensi

didapat kecil. Selain itu dengan metode tanpa granulasi ini serbuk suspensi rekonstitusi mempunyai luas permukaan yang lebih besar.

             2.     Pada Suspensi dengan GranulasiRata – rata sifat alir yang didapat adalah 5.84 g/detik. Bila dibandingkan dengan hasil dari suspense tanpa granulasi, sifat alir ini tergolong cepat. Hal ini disebabkan karena dengan adanya granulasi ukuran partikelnya menjadi lebih bsar shingga sifat alir yg didapat lebih besar. Selain itu dengan metode ini serbuk suspensi mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga mempermudah serbuk ini untuk mengalir.

1.      Ukuran partikel pada suspensi tanpa granulasiDiameter rata – rata yang didapat dari formula ini adalah 0,1596 mm. hal ini disebabkan karena metode yang digunakan adalah metode tanpa granulasi. Metode ini menyebabkan ukuran partikel dari formula ini menjadi lebih kecil dan tidak adanya pengikat juga menyebabkan ukuran partikel ini menjadi lebih kecil

2.      Ukuran partikel pada suspensi dengan granulasidiameter rata – rata yang didapat dari formula ini adalah 0,18334 mm. hal ini disebabkan karena metode yang digunakan adalah metode dengan granulasi. Metode ini menyebabkan ukuran partikel dari formula ini menjadi lebih besar dan adanya pengikat yang digunakan dalam formula ini juga menjadi factor besarnya diameter dari serbuk ini.

3.      Uji volume sedimentasi berguna untuk mengetahui kemampuan mendispersi kembali dari pembasah yang digunakan dan endapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali setelah dengan pengocokan sedang agar menghasilkan suatu sistem homogen. Pada hasil percobaan di dapat hasil volume sedimentasi pada formula II yakni dengan metode granulasi didapatkan nilai F konstan bernilai 1 sampai hari terakhir pengamatan, sedangkan formula I tanpa granulasi didapatkan ketidakstabilan volume sedimentasi.

4.      Ketidakstabilan suspensi ampisilin tanpa granulasi tersebut disebabkan formula yang dibuat tidak ditambahkan zat pengikat granul sehingga granul tersebut tidak membuat ikatan yang kuat antar granulnya dan suspensi yang dibuat menjadi tidak stabil. Sedangkan formula suspensi dengan metode granulasi yakni ditambahkan zat pengikat didapat kestabilan suspensi karena antar ikatan granul satu dengan yang lain kuat karena adanya zat pengikat.

5.      Pada formula II dengan granulasi didapat waktu rekonstitusi 1:28 menit, serbuk granul tersebut mudah terdispers ketika ditambahkan air untuk menjadi bentuk sediaan suspensi dikarenakan juga kecepatan alir yang baik pada formula dengan granulasi. Sedangkan formula I tanpa granulasi didapat waktu rekonstitusi 2 menit, serbuk granul agak lama terdispers dalam air hal ini dapat dilihat dari kecepatan alir yang kurang baik seperti formula II karena ukuran partikel granul tidak sama atau kurang homogen.

6.      Pada uji viskositas, formula I & formula II menggunakan viskometer stormer karena hasil sediaan suspensinya agak cair atau kurang kental sehingga tidak dapat diuji menggunakan viskometer brookfield.

7.      Pada formula I didapatkan hasil rheologinya yakni rheopeksi, karena pada grafik terlihat arah panah dimulai dari kanan, kemudian turun ke arah kiri. Rheopeksi atau antithiksotropik disebabkan oleh meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-partikel terdispers, atau molekul-molekul polimer dalam suspensi. Pada formula I mungkin granul tidak terdispers secara baik, sehingga dalam keadaan diam, gumpalan-gumpalannya pecah dan lama-lama kembali ke keadaan semula dimana terdiri dari gumpalan-gumpalan kecil dan partikel-pertikel tersendiri.

8.      Pada formula II didapatkan hasil rheologinya yakni thiksotropik, grafik menunjukkan arah panah yang dimulai dari kiri kemudian turun ke arah kanan. Suspensi formula II dapat

Page 16: formulasi suspensi

dikatakan baik karena hasil rheologinya thiksotropik yang mana tidak akan mengendap dengan segera dalam wadahnya, akan menjadi cair apabila dikocok. Pada akhirnya suspensi tersebut akan memperoleh kembali konsistensinya dengan cepat sehingga partikel-partikel tetap berada dalam keadaan tersuspensi.

I.                   KESIMPULAN DAN SARANPada formulasi sediaan suspensi sulfur presipitasi diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.        OrganoleptikParameter Formula I (dengan

granulasi)Formula II (tanpa granulasi)

Warna Merah muda Merah mudaBau Strawberry Strawberry

2.        Uji Viskositas dan Sifat AliranFormula I sifat alir = rheopeksiFormula II sifat alir = tiksotropik

3.        Uji Volume SedimentasiFormula I (tanpa granulasi) F = 0,96Formula II (dengan granulasi) F = 1

4.        Kecepatan alirFormula I (tanpa granulasi) : 1,96 g/detik cohesiveFormula II (dengan granulasi) : 5,84 g/detik free flowing

5.        Ukuran PartikelFormula I (tanpa granulasi) : 0,1596 nmFormula II (dengan granulasi) : 0,1833 nm

Berdasarkan data diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa formula suspensi rekonstitusi yang baik adalah formula II yakni dengan metode granulasi.

SARANDalam pembuatan, disarankan untuk membuat suspensi rekonstitusi dengan menggunakan

metode granulasi agar didapatkan sediaan baik dan stabil.

Daftar Pustaka

  Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : 1979.  Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : 1995.  Lachman Leon, Penerjemah: Siti Suyatmi, Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga vol

2, Jakarta:UI Press,1994.  Wade Ainley dan Paul J Weller, Handbook Of Pharmaceutikal Excipients.Edisi VI.2009.  Mc. Evory, Gerald K, American Hospital Formulary Service, Drug Information. America

Society of Hospital Pharmacist.  Martindale 36, 2009. London: Pharmaceutical Press.