Sumber Hukum Islam
-
Upload
sintiaekaaprilia -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
description
Transcript of Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
Yang dimaksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata (Sudarsono, 1992:1). Dengan demikian, sumber
hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat Islam.
Ø Sumber- sumber ajaran Islam adalah:
1. Al-Qur’an
2. As-Sunnah / Al-Hadist
3. Ijtihad
4. Qiyas
Ø Sistematika sumber hukum Islam, menurut prespektif Imam Malik, yaitu :
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadist
3. Ijma
4. Amal Ahl al- Madinah (perbutan-perbuatan yang dilakukan oleh penduduk madinah)
5. Qiyas
6. Maslahah Mursalah
Pada umumnya ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum Islam adalah Al-
Qur’an dan Hadis. Dalam sabdanya Nabi Muhammad SAW menyatakan :
“Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat
selamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan sunahku
(Hadis).” (H.R. Al Baihaki).
Di samping itu pula, para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum
Islam, setelah Al-Qur’an dan hadis.
Seluruh hukum produk manusia adalah subyektif. Hal ini dikarenakan minimnya ilmu
yang diberikan Allah Swt. tentang kehidupan dunia dan kecenderungan untuk menyimpang.
Sedangkan hukum Allah Swt adalah peraturan yang lengkap dan sempurna serta sejalan dengan
fitrah manusia.
Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas dalam percakapan Nabi Muhammad
dengan sahabat beliau Mu’az bin Jabal, yakni terdiri dari tiga sumber yaitu :
1. Al-Qur’an (kitabullah),
2. As-Sunnah (kini dihimpun dalam hadis), dan
3. Ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad.
Ketiga sumber ajaran ini merupakan satu rangkaian kesatuan dengan urutan yang tidak
boleh dibalik.
A. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara oleh
Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.” (QS 15:9)
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS 4:82)
Al-Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan
bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama kali
diturunkan pada bulan Ramadhan. Wahyu yang pertama kali turun tersebut adalah Surat Alaq,
ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 9),
Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS> As-Syu’ara:
192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 1-9).
Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:
1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-
kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan
tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah,
ibadah) dan (hablun minannas, mu’amalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa bagi yang
berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang
berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu
bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan
sebagainya.
Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan
mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit
membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut
dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai
pembacanya (HR. Turmuzi).
Al-Qur’an sebagai Kalamullah
Al-Qur’an adalah wahyu harfiah dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dengan bahasa Arab dan membacanya adalah ibadah. Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam
bentuk aslinya berada dalam indu Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu
diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).
Tuhan dalam menyampaikan firman-Nya kepada mansusia dialkukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Dengan wahyu (langsung ke dalam hati Nabi)
2. Di belakang tabir (wahyu diserap oleh indera Nabi tanpa melihat pemberi wahyu)
3. Dengan mengutus malaikat (Jibril) yang membacakan wahyu.
Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah:
1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
2. Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6: 92; 10:
37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
6. Sebagai pemberi kabar gembira
7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
8. Sebagai peringatan
9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
10. Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
11. Sebagai pelajaran
Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Mukjizat memiliki arti melemahkan, mengalahkan, atau membuat tidak kuasa. Al-Qur’an
sebagai mukjizat berarti ia dapat mengalahkan atai melemahkan sehingga tida ada seorangpun
yang kuasa melawannya. Mukjizat tersebut dapat berupa keindahan susunan bahasanya dan dari
kedalaman isinya.
Dari segi bahasa, Al-Qur’an, tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya. Hal ini
membuktikan bahwa Al-Qur’an bukanlah buatan manusia, melainkan murni wahyu dari Allah
SWT. Terhadap orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Qur’an, Tuhan menantang mereka
secara bertahap:
1. Menantang mereka untuk menyusun karangan semacam Al-Qur’an secara keseluruhan
2. Kalau tak bisa, silakan menyusun sepuluh surat saja semacam Al-Qur’an
3. Kalau tak bisa, silakan menyusun satu surat saja
4. Jika tidak bisa juga, Tuhan menantang manusia unti membuat sesuatu seperti atau lebih
kurang sama dengan surat Al-Qur’an
Bagaimanapun usahanya, manusia tidak akan bisa dan pasti tidak akan mampu untuk menyaingi
Al-Qur’an. Dari segi isi, susunan bahasa, sastra, dan keindahannya, apa yang ada dalam Al-
Qur’an bukan sekadar tanpa makna. Makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an begitu
luas. Ayat-ayatnya selalu memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas, dan selalu terbuka
untuk menerima interpretasi baru. Al-Qur’an telah disesuaikan (sudah pasti disesuaikan) bagi
seluruh zaman. Al-Qur’an berisi petunjuk agama atau syari’at, dan mengandung mukjizat,
tuntunan hidup di dunia dan hidup sesudah mati, serta berita-berita gaib, seperti berita tentang
manusia akan dibangkitkan di hari akhirat. Al-Qur’an juga mengandung keterangan tentang
isyarat-isyarat ilmiah. Seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya berasal dari Al-
Qur’an.
Keutamaan membaca Al-Qur’an, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi orang yang membaca
Al-Qur’an akan mendapat pahala yang telah dijanjika Allah SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib,
membaca Al-Qur’an dalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu
melaksanakan sholat, 25 kebajikan apabila di luar sholat (dalam keadaan berwudhu), dan 10
kebajikan apabila tidak berwudhu. Bukan hanya membaca, mendengarkan orang yang membaca
Al-Qur’an pun akan mendapat kan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar dan
mengajarkan membaca Al-Qur’an pun adalah suatu kebajikan.