STUDI KASUS PADA HOTEL XYZ” DI BALIKPAPANejamm.stiemadani.ac.id/FILE/20191004084858Jurnal...
Transcript of STUDI KASUS PADA HOTEL XYZ” DI BALIKPAPANejamm.stiemadani.ac.id/FILE/20191004084858Jurnal...
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani ISSN 2580-2631
Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
146
ANALISIS PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR HOTEL METODE
TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COASTING (ABC)
STUDI KASUS PADA HOTEL “XYZ” DI BALIKPAPAN
I Gusti Putu Darya
STIE Madani Balikpapan
Abstrak
The mushrooming of service companies, especially those engaged in tourism and
hospitality, causes increasingly intense competition between hotels. The success in winning the
competition is determined by several things including quality, services and price.
This Activity based Costing method is expected to be applied to hotels, of course, adapted to the
situation and condition of the company's management. Management needs information to enable
them to manage various activities in producing cost objects.
The calculation of profit analysis based on the traditional method is greater than the
room rate using the Activity Based Costing method, which is 24%. In room rates, the calculation
using the traditional method is greater than the Activity Based Costing method. The use of room
rates using the Activity Based Costing method is still possible to increase profits from 24% to
25% or more.
The traditional method is only based on the estimated total cost, so it will be difficult to
make efficiency compared to using the Activity Based Costing method which is detailed in the
cost of the activity.
Keywords: Hotel Room Rental Rates, Traditional Methods and Activity Based Costing
(ABC)
PENDAHULUAN
Pada organisasi yang orientasinya profit, atau yang bertujuan mencari laba, maka
penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi yang berorientasi profit
juga tetap berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan tujuan kelangsungan operasional
organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan layanan sebesar sumber daya yang dimiliki
organisasi. Demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan, visi mempertahankan dan
meningkatkan prestasi dan prestise sangat dibutuhkan. Untuk itu, setiap perusahaan akan
berorientasi pada peningkatan perolehan laba yang optimal sebagai visi pengembangan
usahanya. Perhotelan adalah bidang usaha yang berkembang seiring dengan kemajuan sektor
pariwisata (Sambodo & Bagyono, 2006). Sedangkan dalam arti sempit, hotel adalah sebuah
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
147
bangunan yang dibangun khusus untuk menyediakan penginapan bagi para pejalan, dengan
pelayanan makanan dan minuman. Semakin menjamurnya perusahaan jasa terutama yang
bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan, menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar
hotel. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan tersebut ditentukan oleh beberapa hal
antara lain quality, services dan price.
Services adalah kuantitas atau ragam pelayanan yang disediakan pihak hotel terhadap
pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, bar, dan lain sebagainya.
Quality merupakan kualitas pelayanan terhadap konsumen, hal ini lebih menekankan pada
kepuasan konsumen terhadap suatu jenis pelayanan. Kebersihan kolam yang selalu terjamin,
rasa masakan yang sesuai dengan selera konsumen, alat-alat kebugaran yang lengkap dan
berfungsi dengan baik, keramahan karyawan hotel merupakan contoh dari kualitas pelayanan
yang disediakan pihak hotel terhadap tamu atau konsumennya. Metode Activity based Costing
ini menurut harapan dapat diterapkan pada hotel, tentunya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi manajemen perusahaan. Manajemen memerlukan informasi untuk memungkinkan
mereka melakukan pengelolahan terhadap berbagai aktivitas dalam menghasilkan cost object.
Oleh karena itu, manajemen harus mampu mengelola sumber daya dengan melakukan
perancangan kembali sistem akuntansi manajemen yang mampu mencerminkan sumber daya
dalam aktivitas produk/jasa.
Adapun data Dinas Pariwisata Balikpapan (2015), sebagai berikut Jumlah Hotel Bintang
5 sebanyak 3 buah, Bintang 4 sebanyak 9 buah, Bintang 3 sebanyak 16 buah, bintang 2 sebanyak
9 buah dan bintang 1 sebanyak 17 buah serta Hotel melati sebanyah 21 buah dengan jumlah
seluruhnya 75 buah. Dalam hal ini penulis memilih salah satu hotel berbintang tiga di
Balikpapan yang penulis pilih sebagai obyek penelitian ini adalah dengan sebutan Hotel" XYZ"
Balikpapan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: (1). Bagaimana perhitungan tarif kamar Hotel " XYZ" Balikpapan
menggunakan metode tradisional? , (2). Bagaimana perhitungan tarif kamar Hotel " XYZ"
Balikpapan menggunakan metode Activity Based Costing System ?, (3). Mana yang lebih
menguntungkan, perhitungan tarif kamar Hotel " XYZ" Balikpapan dengan menggunakan
metode tradisiona; atau Activity Based Costing.
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
148
Adapun tujuan penelitian ini mempunyai tujuan adalah sebagai berikut: (a). Untuk
memperoleh informasi yang akurat dari proses pendekatan metode Activity Based Costing. (b).
Untuk menganalisis perhitungan tarif kamar Hotel menggunakan metode tradisional dan Activity
Based Costing., (c). Untuk mengetahui perbandingan besarnya keuntungan perhitungan tarif
kamar Hotel antara metode tradisional dan Activity Based Costin. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi berbagai kalangan yaitu, sebagai berikut: (a).dapat berguna bagi
perusahaan sebagai masukan untuk meningkatkan kinerja dan menentukan suatu strategi
perusahaan, khususnya dalam kebijakan menetapkan tarif hotel.. (b). menjadi sarana potensi diri
atau wawasan khusus yang berkaitan dengan materi yang disajikan. (c). Sebagai bahan referensi
bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
KERANGKA TEORI
Pengertian Biaya
Biaya (cost) adalah suatu pengorbanan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diukur
dalam satuan mata uang untuk mencapai tujuan tertentu, di mana tergolong menjadi dua bagian,
yaitu aktiva atau aset dan beban atau expense. Biaya sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini
atau di masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).
Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimafaatkan atau dikonsumsi untuk
memperoleh pendapatan (Sunarto, 2011:4). Biaya memiliki pengertian yang berbeda dengan
beban (expense), keduanya tidak dapat dipertukarkan (Widilestariningtyas, 2012:2).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk
memberikan manfaat sekarang atau masa depan.
Klasifikasi Biaya
Penggolongan atau pengklasifikasian biaya dapat dilakukan berdasarkan (Mulyadi,
2009:13-16):
1. Objek pengeluaran
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
149
Biaya dapat digolongkan atas dasar objek yang dibiayai. Contoh penggolongan biaya
atas dasar objek pengeluaran, seperti biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah,
biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna.
2. Fungsi di dalam perusahaan
Penggolongan biaya ini dihubungkan dengan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan
manufaktur. Ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan
fungsi administrasi dan umum. Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
a. Biaya produksi
Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual.
b. Biaya pemasaran
Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk..
c. Biaya administrasi dan umum
Biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Penggolongan biaya menurut perilaku dengan perubahan volume aktivitas
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
a. Biaya variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
b. Biaya semivariabel
Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifixed
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan
jumlah konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
Metode Tradisional
a. Pengertian Metode Tradisional
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
150
Metode tradisional adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai kumpulan dan
alokasi biaya dari objek biaya, di mana biaya ditelusuri ke setiap produk sebab setiap bagian
produk mengkonsumsi sumber daya.
Pada metode tradisional, biasanya seluruh biaya tidak langsung akan dikumpulkan dalam
satu pengelompokan biaya (cost pool), kemudian seluruh total biaya tersebut dialokasikan
dengan satu dasar pengalokasian (cost allocation based) kepada suatu objek biaya. Pemilihan
dasar pengalokasian biasanya berdasarkan hubungan sebab akibat yang paling mewakili
sebagian besar biaya tidak langsung.
b. Kelemahan Metode Tradisional
Dengan berkembangnya dunia teknologi, metode tradisional mulai dirasakan tidak mampu
menghasilkan biaya produk yang akurat lagi. Hal ini disebabkan karena lingkungan global
menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab metode tradisional , antara lain
(Supriyono, 2007: 74-77): (1). Terlalu menekankan pada tujuan penentuan tarif kamar yang
dijual. Akibatnya sistem ini hanya menyediakan informasi yang relatif sangat sedikit untuk
mencapai keunggulan dalam persaingan global. (2).Untuk biaya overhead terlalu memusatkan
pada distribusi dan alokasi biaya overhead, daripada berusaha keras untuk mengurangi
pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. (3). Tidak
mencerminkan sebab akibat biaya karena seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh
faktor tunggal, misalnya volume produk atau jam kerja langsung. (4). Menghasilkan informasi
biaya yang terdistorsi, sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan yang menimbulkan
konflik dengan keunggulan perusahaan. (5). Menggolongkan biaya langsung dan tidak langsung
serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor penyebab tunggal, misalnya volume
produk. Padahal dalam lingkungan teknologi maju cara penggolongan tersebut menjadi kabur
karena biaya dipengaruhi oleh berbagai macam aktivitas.(6). Menggolongkan suatu perusahaan
ke dalam pusat-pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu menekankan kinerja jangka
pendek.(7). Memusatkan perhatian kepada perhitungan selisih biaya pusat-pusat pertanggung
jawaban tertentu dengan menggunakan standar.(8). Tidak banyak memerlukan alat-alat dan
teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada lingkungan teknologi
maju.(9). Kurang menekankan pentingnya daur hidup produk. Hal ini dibuktikan dengan
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
151
perlakuan akuntansi biaya tradisional terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan, penelitian
dan pengembangan. Biaya-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode sehingga
menyebabkan terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.
Activity Based Costing
1. Pengertian dan Konsep Metode Activity Based Costing
Activity Based Costing merupakan sistem yang menerapkan konsep–konsep akuntansi
aktivitas untuk menghasilkan perhitungan beban pokok produk yang lebih akurat. Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing) adalah suatu sistem perhitungan biaya di
mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan
menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan
volume (non-volumerelated factor) (Carter dan Usry, 2006:496).
2. Aktivitas
Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya pada berbagai aktivitas, perusahaan perlu
mengelompokkan seluruh aktivitas menurut cara bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut
mengkonsumsi sumber daya. Activity Based Costing membagi aktivitas ke dalam 4 tingkatan,
yaitu: (a). Aktivitas tingkat unit (Unit-Level Activities), Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit
produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi..(b).
Aktivitas tingkat kelompok unit (Batch-Level Activities), Aktivitas dilakukan setiap kelompok
unit diproses, tanpa memerhatikan berapa unit yang ada pada kelompok unit tersebut.
(c).Aktivitas pendukung produk/jasa (Product/Service-Sustaining Activities). Aktivitas ini
mendukung produksi produk/jasa spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa
batch atau unit yang diproduksi atau dijual..(d). Aktivitas pendukung fasilitas (Facility-
Sustaining Activities). Aktivitas ini tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produk/jasa
yang dihasilkan tetapi untuk mendukung organisasi secara keseluruhan.
3. Tahapan dan Syarat Penerapan Activity Based Costing
Berikut ini merupakan tahapan dalam penerapan metode Activity Based Costing
(Simamora, 2009:67-69). (a). Penentuan beban pokok berdasarkan aktivitas meliputi empat
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
152
langkah sebagai berikut: (1) Penggolongan berbagai aktivitas, (2). Menghubungkan biaya
dengan aktivias. ( 3 ). Penentuan kelompok biaya (cost pools) homogen. (4). Penentuan tarif
kelompok (pool rate). (b). Pengukuran ini hanyalah jumlah dari activity driver yang digunakan
oleh setiap hasil produksi, dan dapat dihitung sebagai berikut: Overhead dibebankan = tarif
kelompok x unit cost driver yang digunakan. (c). Perusahaan mempunyai tingkat diversifikasi
yang tinggi. Activity Based Costing.(d). Tingkat persaingan industri yang tinggi, yaitu terdapat
beberapa perusahaan yang menghasilkan produk sejenis, (e).Biaya overhead lebih dominan
dibandingkan biaya tenaga kerja langsung.
4. Cost Pool & Cost Driver
Cost pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi biayanya dapat diartikan
dengan satu pemicu biaya saja, atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen,
aktivitas-aktivitas overhead produk (Supriyono, 2007: 82).
Cost driver adalah setiap aktivitas yang menimbulkan biaya. Cost driver merupakan faktor
yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu
penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas
selanjutnya (Supriyono, 2007:82).
Paling tidak ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan (cost driver) ini,
yaitu (Warindrani, 2006:29): (a). Biaya Pengukuran (Cost of Measurement), (b). Tingkat Korelasi
(Degree of Corelation) antara Cost Driver dan Konsumsi Overhead
.
5. Keunggulan dan Kelemahan Activity Based Costing
Keunggulannya Activity Based Costing sebagai berikut (a). Suatu pengkajian metode
Activity Based Costing dapat meyakinkan manajemen, bahwa mereka harus mengambil sejumlah
langkah untuk menjadi lebih kompetitif. (b).Activity Based Costing dapat membantu dalam
pengambilan keputusan. (c). Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan
penawaran kompetitif yang lebih wajar. (d). Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen
dapat melakukan analisis lebih akurat mengenai volume yang dilakukan untuk mencari break
even atas produk yang ber-volume rendah. (e). Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi
sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufacturing untuk
mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi. (Simamora, 2009:67-69):
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
153
Sedangkan kelemahan dari Activity Based Costing di antara lain (Hansen dan Mowen,
2006:393) : (a).Beberapa biaya dialokasikan secara sebenarnya, karena sulit menemukan
aktivitas biaya tersebut. Contoh pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi. (b)
Mengabaikan biaya-biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh iklan, riset,
pengembangan, dan sebagainya.(c). Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Di samping
memerlukan biaya yang mahal, juga memerlukan waktu yang cukup lama. (Hansen dan Mowen,
2006:393):
6. Manfaat Activity Based Costing
Activity Based Costing diakui sebagai sistem manajemen biaya baru yang menggantikan
sistem biaya akuntansi biaya lama. Manfaat dari Activity Based Costing (Pratiwi, 2012), yaitu:
(a). Pengukuran profitabilitas yang lebih baik. , (b). Activity Based Costing menyajikan biaya
produk yang lebih akurat dan informatif, mengarahkan pada pengukuran profitabilitas produk
yang lebih akurat dan keputusan strategi yang diinformasikan dengan lebih baik tentang
penetapan harga jual, lini, dan segmen pasar. (c). Keputusan dan kendali yang lebih baik. (d).
Activity Based Costing menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul
karena dipacu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai
proses dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan
biaya secara lebih baik, dan membantu perkembangan proyek-proyek yang meningkatkan
nilai. (e). Informasi yang lebih baik. Activity Based Costing membantu manajer
mengidentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak terpakai.
5. Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa
Penerapan metode Activity Based Costing pada perusahaan jasa memiliki beberapa
ketentuan khusus, hal ini disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa, yakni
(a). Output seringkali sulit didefinisi. (b). Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang
dapat didefinisi. (c) Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh
kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya.
(Simamora, 2009:71)
Output pada perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang kebanyakan tidak
terwujud, contoh: kecepatan suatu jasa, kualitas suatu informasi, pemuasan konsumen. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activity Based Costing pada perusahaan jasa adalah:
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
154
(a). Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa kesempatan untuk
pengoperasian yang efisien. (b). Special Challenger, Perbedaan antara perusahaan jasa dan
perusahaan manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. (c). Output
Diversity, Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi output
yang ada.
Penelitian Terdahulu
1. Muh (2010) Berdasarkan perbandingan yang dilakukan penelitian berjudul Analisis
Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel
Coklat Makasar, diketahui bahwa terjadi selisih antara perhitungan yang dilakukan pihak
hotel dengan perhitungan menggunakan metode Activity Based Costing. Pada Hotel Coklat
Makasar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang terjadi antara
harga sewa kamar dari pihak hotel dengan menggunakan metode Activity Based Costing.
Sehingga dalam metode Activity Based Costing mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke
setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
2. Surya (2011) Berdasarkan perbandingan yang dilakukan penelitian berjudul Analisis
Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Harga Sewa Kamar Hotel
(Studi Kasus Pada Hotel Pandanaran Semarang), diketahui bahwa terjadi selisih antara
perhitungan yang dilakukan pihak hotel dengan perhitungan menggunakan metode Activity
Based Costing.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis mengenai
perhitungan harga sewa kamar tahun 2011 pada Hotel Pandanaran Semarang, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa perhitungan harga kamar hotel dengan menggunakan metode
Activity Based Costing,
3. Indah (2014) Tujuan penelitian yang berjudul Penerapan Metode Activity Based Costing
Dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Inap Pada Penginapan Vili Calaca Manado adalah
untuk membandingkan sistem perhitungan tarif jasa inap yang selama ini digunakan oleh
perusahaan dengan metode Activity Based Costing. Pada perhitungan yang diterapkan oleh
hotel, perhitungan tarif jasa inap kamar menggunakan Activity Based Costing memperoleh
hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan tradisional yang digunakan oleh
perusahaan.
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
155
Hal ini dikarenakan perhitungan metode tradisional, biaya overhead pada masing-masing
produk dibebankan hanya pada satu cost driver saja, sehingga terjadi distorsi pada
pembebanan biaya overhead dan menghasilkan perhitungan yang tidak relevan. Sedangkan
pada metode Activity Based Costing telah mampu mengalokasikan biaya ke setiap kamar
secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
4. Helmy (2016) Tujuan penelitian Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing
Sebagai Dasar Menetukan Harga Pokok Kamar Hotel (Studi Kasus pada Hotel Selecta
Kota Batu Tahun 2014) ini untuk mengetahui perhitungan harga pokok sewa kamar
menggunakan Activity Based Costing System (ABC System), serta bagaimana perbedaan
yang didapat dari kedua perhitungan tersebut.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pokok sewa kamar yang telah ditentukan
oleh Hotel Selecta dengan perhitungan harga pokok sewa kamar menggunakan metode
ABC System.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil lokasi pada Hotel" XYZ" di Balikpapan yang terletak. Hotel"
XYZ" merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan yang terletak
pada yang strategis di Balikpapan. Sedangkan sumber data Penelitian ini menggunakan data
sekunder. Data sekunder yang digunakan diberikan oleh responden yang merupakan pihak
manajemen Hotel" XYZ" di Balikpapan mengenai data yang dibutuhkan. Data yang diperolah
adalah yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penulisan. Sementara itu metode
pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dan wawancara langsung ke Hotel" XYZ" Balikpapan untuk melihat bagaimana
manajemen menjalankan bisnis perhotelannya.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu
menjelaskan analisis perhitungan tarif kamar hotel dengan traditional costing system dan
Activity Based Costing System Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini
adalah dengan dilakukan penerapan Activity Based Costing System sebagai berikut:
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
156
(1).Mengidentifikasikan aktivitas. (2).Mengklasifikasikan biaya berdasar aktivitas ke dalam
berbagai aktivitas.. (3) Mengidentifikasi cost driver., (4). Menentukan tarif per unit cost driver.
Tarif per unit cost driver = jumlah aktivitas / Cost Driver
1.) Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas.
a. Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
b. Kemudian perhitungan tarif masing-masing tipe kamar dengan metode Activity Based
Costing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2) Membandingkan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan metode Activity
Based Costing dengan metode harga pokok tradisional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukjan diperoleh data sebagaimana pada table
berikut :
Tarif kelompok (pool rate) = Total biaya untuk kelompok aktivitas
Dasar pengukur kelompok aktivitas
BOP yang dibebankan = tarif per unit cost driver x cost driver yang dipilih
verhead yg dibebankan = tarif kelompok X unit cost driver yg digunakan
Tarif per kamar = Cost Menginap + Laba yang diharapkan
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
157
Tabel 1
Tarif Kamar Dengan Metode Tradisional
Tipe Kamar
Rates
Harga Normal
(Rp) Harga Diskon (Rp)
Superior Twin 426,800.00 289,256.00
Superior Double 485,000.00 347,107.00
Deluxe Twin 435,500.00 348,400.00
Deluxe Double 504,400.00 433,884.00
Executive 719,008.00 697,438.00
Pacific Suite 826,446.00 801,653.00
Sumber: Hotel" XYZ" Balikpapan
Dari table tersebut di atas tarif kamar terendah pada type Superior Twin baik harga
normal maupun pada harga setelah diskon. Tarif diskon bervariasi tergantung pada kondisi
hunian. Tarif diskon pada type Superior Twin lebih besar dari tarifdiskon pada type lainnya.
Setiap Hotel dikenakan pajak pemerintah dan Layanan sebagaimana pada table berikut :
Tabel 2
Pajak Dengan Metode Tradisional
Tipe Kamar Pajak
Pemerintah 10% (Rp) Layanan 11% (Rp)
Superior Twin 42,680.00 46,948.00
Superior Double 48,500.00 47,727.00
Deluxe Twin 43,550.00 38,324.00
Deluxe Double 50,440.00 55,484.00
Executive 71,900.00 79,090.00
Pacific Suite 82,645.00 90,910.00
Sumber: Hotel" XYZ" Balikpapan.
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
158
Pajak dikenakan pada setiap type kamar hotel sesuai dengan peraturan Pemerintah yaitu
10 % dari tariff harga normal, sedangkan Jasa Layanan kamar sebesar 11 %, sehingga pajak
maupun Jasa Layanag bervariasi tergantung type kamar sesuai tarifnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Hotel" XYZ" juga melayani Jasa Laundry
dengan tariff sebagaimana data pada table sebagai berikut :
Tabel 3
Tarif Jasa Laundry
Keterangan Jasa laundry menurut jenis
Satuan jenis Tarif/jenis (Rp)
Blazer 1 satuan Rp15,000.00
Long Dress 1 satuan Rp15,000.00
Jaket 1 satuan Rp15,000.00
Mantel 1 satuan Rp15,000.00
Batik 1 satuan Rp10,000.00
Sajadah 1 satuan Rp10,000.00
Jilbab 1 satuan Rp10,000.00
Jeans 1 satuan Rp15,000.00
Celana & Rok panjang 1 Stel Rp12,000.00
Celana & Rok pendek 1 satuan Rp10,000.00
Kebaya 1 stel Rp15,000.00
Jas 1 stel Rp25,000.00
Blouse 1 satuan Rp15,000.00
Sweater 1 satuan Rp12,000.00
Kemeja 1 satuan Rp12,000.00
Mukena 1 satuan Rp10,000.00
Sarung 1 satuan Rp10,000.00
T –shirt 1 satuan Rp10,000.00
Sumber: Hotel" XYZ" Balikpapan
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
159
Jumlah kamar tidur di Hotel " XYZ" Balikpapan Hotel adalah 6 Superior Twin
Rooms, 50 Superior Double Rooms, 23 Deluxe Twin Rooms, 10 Deluxe Double Rooms, 5
Exexutive Suite Rooms, dan 5 Suite Rooms. Namun, penggunaan maksimum kamar-
kamar tersebut tidak selalu dalam satu bulan kamar dengan kapasitas penuh, kecuali pada
bulan liburan anak-anak sekolah atau akhir tahun.
Data jumlah penginap di Hotel" XYZ" Balikpapan selama tahun 2016
sebagaimana dalam table sebagai berikut:
Tabel 4
Data Jumlah Penginap Berdasarkan Tipe Kamar (Tahun 2016)
Bulan Superio
r Twin
Superio
r
Double
Deluxe
Twin
Deluxe
Double
Executiv
e Suite
Jumlah
(orang)
Januari 145 1.520 440 290 135 139 2.669
Pebruari 80 936 398 233 103 41 1.791
Maret 156 1.488 456 306 128 140 2.674
April 151 1.398 423 304 125 116 2.517
Mei 148 1.390 562 301 118 119 2.638
Juni 179 1.486 576 298 152 139 2.830
Juli 182 1.502 649 234 144 142 2.853
Agustus 161 1.497 769 196 138 127 2.888
September 139 1.312 578 147 126 139 2.441
Oktober 125 1.408 601 232 134 146 2.646
Nopember 159 1.434 616 287 114 151 2.761
Desember 163 1.542 686 238 154 148 2.931
Total 1.788 16.913 6.754 3.066 1.571 1.547 31.639
Rata rata 149 1409 563 256 131 129 2637
Sumber: Hotel" XYZ" Balikpapan
Dari Tabel tersebut di atas pilihan hunian rata rata pada type kamar Superior
Double disusul pada type kamar Deluxe Twin, Deluxe Double, Superior Twin,
Executive dan Suite. Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan bulan ke bulan relative
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
160
berfluktuasi, hunian terbesar ada pada bulan Desember 2016 bertepatan dengan Libur
Natal dan Tahun Baru. Sedangkan pada periode bulan Juni, Juli Agustus 2016 cukup
tinggi hal ini disebabkan adanya libur Hari Raya Idhul Fitri dan libur sekolah
Tabel 5
Data Jumlah Hari Menginap Berdasarkan Jumlah Penginap dan Jumlah Penggunaan
Kamar (Tahun 2016)
Bulan Superior
Twin
Superior
Double
Deluxe
Twin
Deluxe
Double Executive Suite
Jumlah
(hari)
Januari 218 2.280 924 406 243 219 4.29
Pebruari 144 1.685 757 326 196 102 3.21
Maret 265 2.578 821 490 256 280 4.69
April 228 2.237 719 517 313 246 4.26
Mei 322 2.502 899 542 283 254 4.802
Juni 358 2.972 1.037 537 274 286 5.464
Juli 382 3.154 1.363 543 334 282 6.058
Agustus 370 2.844 1.385 412 302 256 5.569
September 361 2.886 1.041 339 290 249 5.166
Oktober 376 2.957 1.082 487 295 216 5.413
Nopember 477 3.441 1.294 631 297 321 6.461
Desember 489 3.855 1.441 524 370 328 7.007
Total 3.990 33.391 12.763 5.754 3.453 3.039 62.390
Sumber: Hotel" XYZ" Balikpapan
Rata-rata jumlah hari menginap per penginap perbulan adalah:
Data jumlah hari menginap = Rata-rata jumlah hari menginap
Data jumlah penginap
Superior Twin : 3.990 / 1.788 = 2,23 (2-3 hari)
Superior Double : 33.391 / 16.913 = 1,97 (2 hari)
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
161
Deluxe Twin : 12.763 / 6.754 = 1,89 (1 -2 hari)
Deluxe Double : 5.754 / 3.066 = 1,87 (1-2 hari)
Executive Room : 3.453 / 1.571 = 2,19 (2-3 hari)
Suite" XYZ" Room : 3.039 / 1.547 = 1,96 (1- 2 hari)
Total hari menginap per penginap: 62.390 / 31.639 = 1,97 (2 hari)
2. Tarif dan Biaya Berdasarkan Metode Tradisonal
Perkiraan biaya pelayanan yang terdiri dari biaya cleaning service
(kebersihan kamar, biaya kebersihan hotel, biaya kebersihan halaman), pelayanan koran,
akses wifi dan fotokopi, termasuk gaji karyawan diperhitungkan dalam biaya pelayanan
dalam metode tradisional dan ditotalkan secara keseluruhan. Lalu, perkiraan biaya
fasilitas, seperti renovasi lantai, flapon, interior, listrik dan pemeliharan fasilitas dalam
metode tradisonal ditotalkan secara keseluruhan.
Tabel 6
Perhitungan Biaya Dengan Metode Tradisional
No
Unit Level
Activity
Cost
Tarif
Superior
Twin
Pajak
Pemerin
tah 10%
Pajak
Pelayana
n 11%
Biaya
Pelayana
n 40%
Biaya
Fasilitas
15%
Keuntung
an
Pemilik
Keuntu
ngan
(%)
1
Superior
Twin
426.800,
00
42.680,0
0
46.948,0
0
170.720,
00
64.020,0
0
102.900,
00
24,11
2
Superior
Double (Rp)
485.000,
00
48.500,0
0
53.350,0
0
194.000,
00
72.750,0
0
116.400,
00
24,00
3
Deluxe Twin
Room (Rp)
435.500,
00
43.550,0
0
47.905,0
0
174.200,
00
65.325,0
0
104.520,
00
24,00
4
Deluxe
Double
Room (Rp)
504.400,
00
50.440,0
0
55.484,0
0
201.760,
00
75.660,0
0
121.056,
00
24,00
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
162
5
Executive
Room (Rp)
719.000,
00
71.900,0
0
79.090,0
0
287.600,
00
107.850,
00
172.563,
00
24,00
6
Suite Room
(Rp)
826.446,
00
82.644,6
0
90.909,0
6
330.578,
40
123.966,
90
198.346,
00
24,00
Sumber: Hotel" XYZ" Balikpapan
3. Tarif dan Biaya Berdasarkan Metode Activity Based Costing
Tabel 7
Tarif Jasa Laundry Hotel
Deluxe, Executive, dan" XYZ" Suite
Keterangan Jasa laundry menurut jenis
Satuan jenis Tarif/jenis (Rp)
Sprey 1 satuan 20,000.00
Bed Cover 1 satuan 20,000.00
Selimut 1 satuan 15,000.00
Sarung bantal/guling 1 satuan 10,000.00
Handuk Mandi 1 satuan 10,000.00
Alas kaki 1 satuan 10,000.00
Total 85,000.00
Data Analisis/diolah
Tabel 8
Tarif Jasa Laundry Hotel Superior Twin dan Superior Double
Keterangan Jasa laundry menurut jenis
Satuan jenis Tarif/jenis (Rp)
Sprey 1 satuan 15,000.00
Bed Cover 1 satuan 20,000.00
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
163
Selimut 1 satuan 15,000.00
Sarung bantal/guling 1 satuan 10,000.00
Handuk Mandi 1 satuan 10,000.00
Alas kaki 1 satuan 10,000.00
Total 80,000.00
Data Analisi/diolah
Tabel 9
Tarif Pembebanan Listrik per Tipe Kamar
Keterangan Generator (350 KVA) (Rp) Listrik PLN (35.000 KW)
(Rp)
Superior Twin 6 kamar x 1,524.25 = 9,145.50 6 kamar x 1.342,98 =
8,057.88
Superior Double 50 kamar x 1,524.25 =
76,212.50
50 kamar x 1.342,98 =
67,149.98
Deluxe Twin 23 kamar x 1,524.25 =
35,057.75
23 kamar x 1.342,98 =
30,888.54
Deluxe Double 10 kamar x 1,524.25 =
15,242.50
10kamar x 1.342,98 =
13,429.80
Executive 5 kamar x 1,524.25 = 7,621.25 5 kamar x 1.342,98 =
6,714.90
Pacific Suite 5 kamar x 1,524.25 = 7,621.25 5 kamar x 1.342,98 =
6,714.90
Data Analisis/diolah
Tabel 10
Tarif Pembebanan Gaji Karyawan Hotel
Keterangan Jumlah
karyawan
Biaya gaji/orang
(Rp) Total (Rp)
Jasa karyawan 125 orang 2,350,000 293,750,000
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
164
Jasa manajemen 5 orang 15,000,000 45,000,000
Jasa staff manajer 10 orang 5,000,000 50,000,000
Data Analisis/diolah
Jasa karyawan : Rp 293,750,000 / 30 hari = Rp 9,791,667
Rp 9,791,667 / 99 kamar = Rp 98,906 / hari/kamar
Jasa manajemen Rp 45,000,000 / 30 hari = Rp1,500,000 / hari
Jasa staff manajer Rp50,000,000 / 30 hari = Rp1,666,667 + per hari
TOTAL = Rp3,166.667 per hari
Rp3.166.667 per hari / 99 kamar = Rp31,987 per hari per kamar
Tabel 11
Perhitungan Biaya Dengan Metode Activity Based Costing
No Unit Level Activity
Cost
Superior
Twin
Superior
Double
Deluxe
Twin
Deluxe
Double Executive Suite
1
Pemakaian istrik
(generator/KVA) 1.524,25 1.524,25 1.524,25 1.524,25 1.524,25 1.524,25
Pembebanan listrik/
ruang kamar
(PLN/KWH)
1.342,98 1.342,98 1.342,98 1.342,98 1.342,98 1.342,98
2
Pemeliharaan
Kebersihan dan
Pelayanan
5.000,00 20.000,00 15.000,00 25.000,00 70.000,00 90.000,00
3 Pelayanan administrasi
dan jasa 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00
4 Pemeliharaan gedung
dan fasilitas umum 5.000,00 20.000,00 10.000,00 25.000,00 70.000,00 90.000,00
5 Jasa pelayanan khusus
kamar 5.000,00 15.000,00 10.000,00 15.000,00 60.000,00 90.000,00
6 Pelayanan laundry
hotel (sprey, selimut, 80.000,00 80.000,00 80.000,00 85.000,00 90.000,00 100.000,00
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
165
bed cover, sarung
bantal/guling, handuk)
7 Jasa karyawan 98.906,00 98.906,00 98.906,00 98.906,00 98.906,00 98.906,00
8 Jasa manajemen dan
staff 31.987,00 31.987,00 31.987,00 31.987,00 31.987,00 31.987,00
9 Jasa pelayanan
konsumsi (sarapan) 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00
10 Jasa pelayanan air
mandi 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00
TOTAL BIAYA PER
HARI 268.760,23 308.760,23 288.760,23 323.760,23 463.760,23 543.760,23
Pajak Pemerintah 10
% 26.876,02 30.876,02 28.876,02 32.376,02 46.376,02 54.376,02
Pajak Pelayanan 11 % 29.563,63 33.963,63 31.763,63 35.613,63 51.013,63 59.813,63
Total Activity
Cost/hari 325.199,88 373.599,88 349.399,88 391.749,88 561.149,88 657.949,88
Profit 24 % 78.047,97 89.663,97 83.855,97 94.019,97 134.675,97 157.907,97
Tarif Kamar 403.247,85 463.263,85 433.255,85 485.769,85 695.825,85 815.857,85
Data Analisis/diolah
4. Perhitungan Biaya Aktivitas Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) dengan
Laba yang Diharapkan
Tabel 12.
Perbandingan Tarif Kamar Hotel Menggunakan Metode Tradisonal dan Activity Based Costing
Dengan Keuntungan 24%
Tipe Kamar Tarif
Tradisional (Rp)
Tarif Activity Based
Costing
(Rp)
Selisih
(Rp)
Superior Twin 426,800.00 403,250.00 23,550.00
Superior Double 485,000.00 463,270.00 21,730.00
Deluxe Twin 435,500.00 433,260.00 2,240.00
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
166
Deluxe Double 504,400.00 485,800.00 18,600.00
Executive 719,008.00 695,830.00 23,178.00
Suite 826,446.00 815,860.00 10,586.00
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data tersebut bahwa:
1. Rata-rata jumlah hari menginap penginap perbulan adalah:
Superior Twin: 3.990 / 1.788 = 2,23 (2-3 hari)
Superior Double: 33.391 / 16.913 = 1,97 (2 hari)
Deluxe Twin: 12.763 / 6.754 = 1,89 (1 -2 hari)
Deluxe Double: 5.754 / 3.066 = 1,87 (1-2 hari)
Executive Room: 3.453 / 1.571 = 2,19 (2-3 hari)
Pacific Suite Room: 3.039 / 1.547 = 1,96 (1- 2 hari)
Total hari menginap per penginap: 62.390 / 31.639 = 1,97 (2 hari)
Dengan demikian, bahwa Hotel" XYZ" Balikpapan tidak pernah mengalami
kekosongan penginap, yakni setiap bulan selalu terpenuhi target minimal penginap.
2. Perhitungan analisis keuntungan berdasarkan metode tradisional lebih besar
dibandingkan tarif kamar dengan metode Activity Based Costing, yaitu sebesar 24%.
3. Secara tarif kamar, perhitungan menggunakan metode tradisional lebih besar
dibandingkan dengan metode Activity Based Costing.
4. Penggunaan tarif kamar dengan metode Activity Based Costing masih
memungkinkan untuk meningkatkan keuntungan dari 24% menjadi 25%. Sehingga
dengan adanya kenaikan tarif, masih dapat bersaing secara kompetitif terhadap hotel
lain yang setara.
5. Metode tradisional hanya berdasarkan perkiraan biaya secara total, sehingga akan
menjadi kesulitan untuk melakukan efisiensi dibandingkan dengan menggunakan
metode Activity Based Costing yang terperinci biaya aktifitasnya.
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
167
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil rumusan masalah, analisis dan pembahasan dari penelitian ini, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Penentuan harga pokok tarif kamar hotel menggunakan metode tradisional yang
diterapkan akan berdampak pada ketidaktepatan dalam penentuan harga pokok tarif
kamar hotel.
2. Perhitungan harga pokok tarif kamar hotel menggunakan metode Activity-Based Costing
System dilakukan melalui dua tahap. Pertama, biaya ditelusur ke aktivitas yang
menimbulkan biaya. Tahap ini terdiri dari : mengidentifikasi dan menggolongkan
aktivitas ke dalam tingkatan aktivitas, menentukan cost driver yang tepat untuk masing-
masing aktivitas, menghitung tarif tiap kamar.
3. Peningkatan tarif dengan metode Activity Based Costing masih memungkinkan untuk
meningkatkan keuntungan dari 24% menjadi 25% dan dengan kenaikan tersebut masih
dapat bersaing secara kompetitif terhadap hotel lain yang setara. Rata-rata jumlah hari
menginap per perbulan untuk setiap tipe kamar adalah 2-3 hari. Analisis perhitungan
keuntungan berdasarkan metode tradisional lebih besar dibandingkan tarif
menggunakan metode Activity Based Costing sama, yaitu 24%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu :
1. Pihak manajemen hotel sebaiknya mempertimbangkan perhitungan harga pokok tarif
kamar hotel menggunakan metode Activity-Based Costing System dan tetap
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti tarif pesaing dan daya beli tamunya
yang dapat mempengaruhi penetapan harga, sehingga informasi mengenai harga pokok
tarif kamar hotel yang lebih akurat dapat diperoleh.
2. Pihak manajemen hotel diharapkan mengaplikasikan metode Activity-Based Costing
System untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan, memberikan informasi
mengenai harga pokok tarif kamar hotel yang benar kepada para tamunya, dan dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Metode Tradisional dan Activity Based Coasting
(ABC) Studi Kasus Pada Hotel “XYZ” Di Balikpapan; (I Gusti Putu Darya)
168
3. Penentuan harga pokok tarif kamar hotel menggunakan metode Activity-Based Costing
System menghasilkan harga yang lebih mahal dan lebih akurat. Dengan informasi
mengenai Hotel" XYZ" Balikpapan yang termasuk hotel terbaik di kelasnya di Kota
Balikpapan dan kesetiaan para pelanggannya, maka pihak manajemen hotel diharapkan
tidak terlalu khawatir dengan penentuan harga tarif kamar yang lebih mahal dari
sebelumnya. Pihak manajemen hotel dapat menawarkan harga tarif kamar hotel yang
lebih mahal kepada para pelanggan dan calon tamunya, tetapi harus didukung dengan
fasilitas sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Peningkatan tarif dengan metode Activity Based Costing masih memungkinkan untuk
meningkatkan keuntungan dari 24% menjadi 25% dan dengan kenaikan tersebut masih
dapat bersaing secara kompetitif terhadap hotel lain yang setara.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.( 2012). Konsep biaya dan laporan keuangan. Penerbit Salemba Empat Jakarta
Amin Suyitno.(2009). Teori Akuntansi; Perekayasa Pelaporan Keuangan. Penerbit Buku
Kompas Jakarta
Armila Krisna Warindrani (2006). Akuntansi Keuangan Menengah ll: Ilustrasi Problem dan
Solusi. Penerbit Salemba Empat Jakarta
Carter dan Usry (2006). Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Krista Penerbit Erlangga
Jakarta.
Carter William.(2009). Cost Accounting, Buku 1, Edisi 13. Alih Bahasa oleh A. Totok
Budisantoso
Darminto dan Suryo (2002) Analisis Laporan Keuangan Hotel. Penerbit Andi Yogyakarta
Ediwar Ninda Luara (2013), Jurnal Manajemen. Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013 ISSN :
2086 - 0331) Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan
Harga Pokok Kamar Pada Hotel Sheraton Bandara
Garrison dan Norren (.2000). Akuntansi Manajerial, penerjemah Budisantoso. Penerbit Erlangga
Jakarta
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani, Vol. 3, No. 2, Oktober 2019
169
Hansen dan Mowen (.2006). Manajemen Keuangan (Managerial Finance), Edisi Ketujuh.
Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Hongren Charles T ( 2006). Keuangan Manajerial Finance (edisi 7). Penerbit Erlangga Jakarta.
Riki Martusa (2012), Jurnal Universitas Paramadina, Volume 9, Nomor 1, April 2012, Hal. 301-
317, ISSN: 1412-0755) Perbandingan Metode Konvensional Dengan Activity Based
Costing Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead Dalam Perhitungan Cost of Goods
Manufactured Pada PT Multi Rezekitama
Mulyadi. (2005). Akuntansi biaya untuk manajemen. Penerbit Salemba Empat Jakarta.
. (2007). Activity Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya,
dan Penentuan Secara Akurat Kos Produk dan Jasa, Edisi 6 Yogyakarta: UPP STIM
YKPN YOGYAKARTA.
Panekenan Indah (2014), (Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 1417-1428 ISSN 2303-
1174) Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam menentukan Besarnya Tarif
Jasa Inap Pada penginapan Vili Calaca Manado.
Pratiwi Octavian Surya (2011) (Jurnal Sinopsis Volume 3, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : 2086 –
5031) Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Harga
Sewa Kamar Hotel (Studi Kasus Pada Hotel Pandanaran Semarang).
Rangkuti Fready (2009). Bisnis, Manajemen & Keuangan. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama Jakarta.
Simamora (2002) Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua, Penerbit AMP YKPN,
Yogjakarta. Penerbit Erlangga Jakarta
Sulastiyono (.2011). Manajemen Hotel. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sunarto .(2011). Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka
Pendek. ... Edisi ke empat, Jilid 2 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Supriyono.(2002). Akuntansi biaya : pengumpulan biaya dan penentuan harga pokok. Penerbit
Salemba Empat Jakarta.
Surjadi Lukman.(2013). Akuntansi Biaya. Penerbit: Raja grafindo Persada Jakarta
Tristiyanti Nana (2012), Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1, 2012 (1-12) ISSN: 1412 –
0852) Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam
Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat
Warindrani Armila Krisna.(2006). Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama
Widi Lestariningtyas (2012). Akuntansi Biaya.Penerbit Graha Ilmu Yogyakarta