ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

138
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ TOOLS MANUFACTURING DI CIKARANG” Oleh : Suryadi NIM. 004201205088 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2016

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

“ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI

PABRIK BARU PT. XYZ TOOLS MANUFACTURING

DI CIKARANG”

Oleh :

Suryadi

NIM. 004201205088

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2016

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan Bisnis Ekspansi Pabrik

Baru PT. XYZ Tools Manufacturing di Cikarang” yang disusun

dan diajukan oleh Suryadi sebagai salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah

ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh

karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 27 Maret 2016

Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT.

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Kelayakan

Bisnis Ekspansi Pabrik Baru PT. XYZ Tools Manufacturing di

Cikarang” adalah hasil dari pengetahuan terbaik Saya dan belum

pernah diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian

maupun secara keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, 27 Maret 2016

Suryadi

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

iii

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK

BARU PT. XYZ TOOLS MANUFACTURING DI

CIKARANG

Oleh :

Suryadi

NIM: 004201205088

Disetujui Oleh :

Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT.

Pembimbing Skripsi

Ir. Andira, M.T.

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

iv

ABSTRAK

Studi kelayakan harus dilakukan sebelum memulai usaha. Tujuannya untuk

mengetahui layak atau tidak bisnis dijalankan. PT. XYZ Tools Manufacturing

bermaksud membuka pabrik baru yang berlokasi di Cikarang. Alasan pembukaan

pabrik untuk memenuhi permintaan konsumen yang tidak bisa dipenuhi

perusahaan. Permintaan yang tidak terpenuhi rata-rata 16,30% pertahun. Oleh

karena itu pembukaan pabrik baru yang berlokasi di Cikarang perlu dianalisis dari

aspek ekonomi, lingkungan, pemasaran, teknik, dan keuangan. Hasil dari aspek

ekonomi tahun 2010 sampai 2015, diperoleh kondisi ekonomi stabil. Hasil dari

aspek lingkungan adalah kondisi lingkungan disekitar lokasi aman dan huru-hara

yang dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi dan lokasi bisnis tidak

mengganggu masyarakat. Hasil analisis aspek pemasaran bahwa PT. XYZ Tools

Manufacturing telah menguasai pasar Cikarang sebesar 2,63%. Sedangakan

analisis aspek teknik menunjukan ketersediaan teknologi, tenaga kerja, dan luas

pabrik yang dibutuhkan cukup untuk pembangunan pabrik baru, yang terakhir

analisis aspek keuangan menunjukan nilai perhitungan memenuhi syarat empat

kriteria investasi yaitu, Net Present Value Rp 1.678.588.406 > 1, IRR 23,00% >

I=7%, Payback Period 3 tahun 2 bulan 13 hari, BEP Penjualann 13.167.658.924,

BEP Produk 19.220. Dari empat aspek menyatakan bahwa bisnis layak untuk

dijalankan.

Kata kunci: analisis kelayakan, aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek

pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya dan tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus

ditempuh oleh mahasiswa President University jurusan Teknik Industri untuk

mencapai gelar sarjana teknik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr.-Ing. Erwin Sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik President

University.

2. Ibu Ir. Andira, M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Industri President

University.

3. PT. XYZ Tools Manufacturing yang telah menyediakan tempat dan fasilitas.

4. Ibu Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT. selaku Dosen

Pembimbing. Terima kasih atas dukungan, saran, dan evaluasi pada

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen President University yang telah memberikan ilmu dan

pembelajaran yang berharga selama proses perkuliahan.

6. Bapak Aryanto selaku meneger yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan observasi di PT. XYZ Tools Manufacturing.

7. Seluruh Staff Fakultas Teknik Industri President University yang telah

membantu pada kelancaran proses perkuliahan.

8. Kedua orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, kasih sayang,

dan dukungan hingga penyelesaian skripsi ini dan seterusnya.

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, dan bantuan serta

pengertian yang besar kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

maupun dalam menyelesaikan penelitian di President University.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

vi

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa President University Jurusan Teknik

Industri angkatan 2012 atas kebersamaan dan dukungannya. Tetap semangat

dan semoga kita dapat melaksanakan wisuda bersama-sama.

11. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu

dalam penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi rekan-

rekan maupun pihak lain yang berkepentingan.

Bekasi, 27 Maret 2016

Suryadi

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 3

1.5 Asumsi ......................................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 4

BAB II STUDI LITERATUR ................................................................................. 5

2.1 Studi Kelayakan .......................................................................................... 5

2.2 Analisis Aspek Lingkungan ........................................................................ 6

2.2.1 Penanggulangan Secara Non Teknis .................................................... 7

2.2.2 Penanggulangan Secara Teknis ............................................................ 9

2.3 Aspek Pemasaran ........................................................................................ 9

2.3.1 Analisis Permintaan (demand) dan Penawaran (supply) .................... 10

2.4 Aspek Teknis ............................................................................................. 11

2.4.1 Penentuan Lokasi Bisnis .................................................................... 11

2.4.2 Penentuan Luas Produksi ................................................................... 13

2.4.3 Penentuan Teknologi, Mesin dan Alat-Alat Penunjang Produksi. ..... 14

2.4.4 Penentuan Layout dan Bangunan ....................................................... 15

2.4.4.1 Pengertian Layout ................................................................... 15

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

viii

2.4.4.2 Perancangan Tata Letak dan Fasilitas .................................... 16

2.4.4.3 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas ..... 18

2.4.4.4 Process Flow Diagram........................................................... 18

2.4.4.5 Systematic Layout Planning (SLP) ....................................... 19

2.4.4.6 Routing Sheet......................................................................... 20

2.4.4.7 From to Chart (FTC).............................................................. 21

2.4.4.8 Tata Letak Dengan Bantuan Komputer .................................. 22

2.4.5 Manajemen Proyek ............................................................................. 24

2.4.5.1 GANTT Chart ........................................................................ 24

2.4.5.2 PERT (Program Evaluation and Review Tecnque) ................ 25

2.5 Aspek Keuangan ....................................................................................... 25

2.5.1 Kebutuhan Biaya Modal ( Investasi) ................................................. 26

2.5.2 Sumber Dana ...................................................................................... 26

2.5.3 Prediksi Rugi-Laba ............................................................................. 27

2.5.4 Prediksi Aliran Kas (Cash Flow) ....................................................... 27

2.5.5 Analisis Sensitivitas ........................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 30

3.1 Langkah – Langkah Penelitian .................................................................. 30

3.2 Observasi Awal ......................................................................................... 32

3.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 32

3.4 Metode Penelitian ...................................................................................... 32

3.5 Studi Literatur ........................................................................................... 32

3.6 Pengumpulan Data .................................................................................... 33

3.7 Analisis Data ............................................................................................. 33

3.8 Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 34

BAB IV DATA DAN ANALISIS ........................................................................ 35

4.1 Proyeksi Pertumbuhan Otomotif di Indonesia .......................................... 35

4.2 Aspek Ekonomi ......................................................................................... 36

4.2.1 Ekonomi Makro ...................................................................................... 36

4.2.2 Produk Domestik Bruto ........................................................................... 36

4.2.3 Pertumbuhan Bisnis ................................................................................. 37

4.2.4 Prospek Kerja .......................................................................................... 38

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

ix

4.2.5 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi ..................................................... 38

4.2.6 Gaji ..................................................................................................... 39

4.2.7 Kesimpulan Aspek Ekonomi .............................................................. 40

4.3 Aspek Lingkungan .................................................................................... 40

4.3.1 Geografis Kondisi .............................................................................. 40

4.3.2 Budaya ................................................................................................ 41

4.3.3 Pengelolaan Limbah ........................................................................... 41

4.3.4 Dasar Hukum Lingkungan Industri .................................................... 42

4.3.5 Kesimpulan Aspek Lingkungan ......................................................... 42

4.4 Aspek Pemasaran ...................................................................................... 43

4.4.1 Pesaing Langsung di Cikarang ........................................................... 43

4.4.2 Pesaing Tidak Langsung .................................................................... 44

4.4.3 Pemasok ............................................................................................. 44

4.4.4 Pelanggan ........................................................................................... 45

4.4.5 Positioning Perusahaan (Penetapan Posisi Pasar) .............................. 46

4.4.6 Analisis SWOT .................................................................................. 46

4.4.7 Lokasi Pemasaran ............................................................................... 48

4.4.8 Ukuran dan Kapasitas Produk ............................................................ 48

4.4.9 Harga .................................................................................................. 49

4.4.10 Prospek Penjualan .............................................................................. 49

4.4.11 Kesimpulan Aspek Pemasaran ........................................................... 52

4.5 Aspek Teknik ............................................................................................ 53

4.5.5 Penentuan Lokasi Bisnis .................................................................... 53

4.5.6 Produk ................................................................................................ 54

4.5.3 Operational Process Chart (OPC) ..................................................... 55

4.5.4 Aliran Proses Produksi ....................................................................... 56

4.5.5 Spesifikasi dan Dimensi Mesin .......................................................... 57

4.5.6 Mesin dan Peralatan ........................................................................... 58

4.5.7 Routing Sheet .................................................................................... 59

4.5.8 Jumlah Kebutuhan Mesin dan Karyawan........................................... 63

4.5.9 Luas kebutuhan Lantai Produksi ........................................................ 64

4.5.10 Luas Kebutuhan Area Kantor ............................................................. 65

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

x

4.5.11 Luas Kebutuhan Area Pendukung ..................................................... 66

4.5.12 Total Luas Pabrik yang Dibutuhkan.................................................. 68

4.5.13 Qualitative Aliran Material From to Chart (FTC) ............................ 68

4.5.14 Perhitungan Movement Dengan Menggunakan Software CRAFT .... 73

4.5.15 Layout Akhir Area Produksi .............................................................. 76

4.5.16 Layout Akhir ..................................................................................... 76

4.5.17 Biaya Operasional Mesin ................................................................... 78

4.5.17.1 Biaya Kebutuhan Listrik ..................................................... 78

4.5.17.2 Biaya Tenaga Kerja ............................................................. 78

4.5.17.3 Biaya Perawatan Mesin ........................................................ 79

4.5.17.4 Biaya Total Operasional Mesin ............................................ 80

4.5.18 Perencanaan Produksi ....................................................................... 80

4.5.19 Menejemen Proyek ............................................................................. 81

4.5.20 Kesimpulan Aspek Teknis ................................................................. 84

4.6 Aspek Keuangan ....................................................................................... 84

4.6.1 Biaya Investasi ................................................................................... 84

4.6.2 Biaya Produksi Langsung................................................................... 85

4.6.3 Biaya Overhead .................................................................................. 88

4.6.4 Kenaikan Biaya Produksi .................................................................. 89

4.6.5 Kenaikan Harga Pokok Penjualan ...................................................... 90

4.6.6 Asumsi Kenaikan Biaya Setiap Tahun Dari Tahun 2016–2020 ........ 90

4.6.6.1Kenaikan Biaya Produksi ........................................................ 90

4.6.4.2 Kenaikan Biaya Overhead Tahun Dari Tahun 2016 – 2020 .. 91

4.6.7 Perkiraan Rugi-Laba .......................................................................... 91

4.6.8 Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) ..................................................... 92

4.6.9 Kriteria Penilaian Investasi ............................................................... 93

4.6.9.1 Net Present Value (NPV) ....................................................... 93

4.6.9.2 Internal Rate of Return (IRR) ................................................ 94

4.6.9.3 Payback Period (PP) ............................................................. 95

4.6.9.4 Break Event Point (BEP)........................................................ 96

4.6.10 Analisis Sensitivitas ........................................................................... 97

4.6.10.1 Skenario I ............................................................................ 97

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

xi

4.6.10.2 Skenario II ........................................................................... 97

4.6.10.3 Skenario III ......................................................................... 98

4.6.11 Kesimpulan Aspek Keuangan ........................................................... 98

4.7 Ringkasan Analisis Ekonomi, Lingkungan, Pemasaran, Teknis, dan

Keuangan............................................................................................................... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 100

5.1 Simpulan .................................................................................................. 100

5.2 Saran ........................................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101

Lampiran ............................................................................................................. 102

Lampiran 1 Layout Akhir PT. XYZ Tools Manufacturing ................................. 103

Lampiran 2 Dana Depresiasi PT. XYZ Tools Manufacturing (Rp) .................... 105

Lampiran 3 Kenaikan Target Produksi PT. XYZ Tools Manufacturing ............ 106

Lampiran 4 Kenaikan Biaya Produksi Tiap Tahun ............................................. 107

Lampiran 5 Kenaikan Harga Jual Produk ........................................................... 107

Lampiran 6 Kenaikan Biaya Material Tiap Tahun ............................................. 109

Lampiran 7 Kenaikan Biaya Overhead ............................................................... 110

Lampiran 8 Perkiraan Rugi – Laba (Rp) ............................................................. 111

Lampiran 9 Proyeksi Aliran kas Tahun ( Cashflow) 2016 – 2020 (Rp) ............. 113

Lampiran 10 Skenario I ....................................................................................... 117

Lampiran 11 Skenario II ..................................................................................... 117

Lampiran 12 Skenario III .................................................................................... 119

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Routing Sheet ........................................................................... 21

Tabel 4.1 Produksi Motor dan Mobil di Indonesia ............................................... 35

Tabel 4.2 Rata-rata Pertumbuhan PDB (%) .......................................................... 36

Tabel 4.3 PDB Indonesia Pada Tahun 2013 ......................................................... 37

Tabel 4.4 Pertumbuhan Bisnis di Indonesia .......................................................... 37

Tabel 4.5 Tenaga Kerja di Indonesia .................................................................... 38

Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi di Indonesia ................................... 39

Tabel 4.7 Upah Minimum Regional Kota Bekasi Sektor 1 .................................. 39

Tabel 4.8 Peramalan Upah Minimum Regional bekasi Tahun 2016-2021 ........... 40

Tabel 4.9 Presentase Omset Penjualan Per Bulan ................................................. 43

Tabel 4.10 Pesaing Tidak Langsung PT. XYZ Tools manufacturing ................... 44

Tabel 4.11 Data Pemasok dan Proses Subkontrak ................................................ 45

Tabel 4.12 Permintaan Cutting Tools Tahun 2010-2015 ...................................... 49

Tabel 4.13 Proyeksi Permintaan Cutting Tools Tahun 2016-2020 ....................... 51

Tabel 4.14 Jenis Cutting Tools PT. XYZ Tools Manufacturing ........................... 54

Tabel 4.15 Spesifikasi dan Dimensi Mesin ........................................................... 57

Tabel 4.16 Routing Sheet Reamer Brazing Type .................................................. 60

Tabel 4.17 Routing Sheet Endmill Brazing Type .................................................. 61

Tabel 4.18 Routing Sheet Special Cutter Brazing Type ....................................... 62

Tabel 4.19 Jumlah Kebutuhan Mesin Produksi dan Karyawan Langsung ........... 63

Tabel 4.20 Jumlah karyawan Tak Langsung ........................................................ 64

Tabel 4.21 Jumlah Total Kebutuhan Karyawan .................................................... 64

Tabel 4.22 Kebutuhan Lantai Produksi ................................................................. 64

Tabel 4.23 Luas Kebutuhan Lantai Produksi ........................................................ 65

Tabel 4.24 Kebutuhan Lantai Kantor .................................................................... 65

Tabel 4.25 Kebutuhan Area Parkir........................................................................ 66

Tabel 4.26 Data Material Steel .............................................................................. 67

Tabel 4.27 Data material Carbidge ....................................................................... 67

Tabel 4.28 Luas Fasilitas Pendukung.................................................................... 68

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

xiii

Tabel 4.29 Luas Area Pabrik ................................................................................. 68

Tabel 4.30 Movement Reamer Brazing Type ........................................................ 69

Tabel 4.31 Movement Endmill Brazing Type ........................................................ 69

Tabel 4.32 Movement Special Cutter Brazing Type.............................................. 70

Tabel 4.33 From to Chart Iterasi 0 ....................................................................... 71

Tabel 4.34 From to Chart Iterasi 1 ....................................................................... 72

Tabel 4.35 Perhitungan CRAFT Iterasi 0 ............................................................. 73

Tabel 4.36 CRAFT Iterasi 0 Lanjutan................................................................... 73

Tabel 4.37 Perhitungan CRAFT Iterasi 1 ............................................................. 74

Tabel 4.38 Perhitungan CRAFT Iterasi 1 Lanjutan .............................................. 75

Tabel 4.39 Perbandingan Total Movement ........................................................... 76

Tabel 4.40 Biaya Kebutuhan Listrik Per Hari ....................................................... 78

Tabel 4.41 Biaya Tenaga Kerja Per Hari .............................................................. 79

Tabel 4.42 Biaya Perawatan Mesin ....................................................................... 79

Tabel 4.43 Biaya Operasional Produksi ................................................................ 80

Tabel 4.44 Waktu Proses Pembuatan Cutting Tools ............................................. 80

Tabel 4.45 Perencanaan Produksi 2016 sampai 2020 ........................................... 81

Tabel 4.46 Aktifitas Rehab Gedung ...................................................................... 81

Tabel 4.47 Perhitungan Waktu Proyek ................................................................. 82

Tabel 4.48 Biaya Training dan Persiapan ............................................................. 84

Tabel 4.49 Biaya Investasi PT. XYZ Tools Manufacturing ................................. 85

Tabel 4.50 Biaya Bahan Baku PT. XYZ Tools Manufacturing ............................ 86

Tabel 4.51 Upah Minimum Regional Kota Bekasi ............................................... 87

Tabel 4.52 Peramalan Upah Minimum Regional (UMR) Bekasi ......................... 87

Tabel 4.53 Biaya Tenaga Kerja Langsung ............................................................ 88

Tabel 4.54 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung.................................................. 88

Tabel 4.55 Total Biaya Overhead Per Tahun........................................................ 89

Tabel 4.56 Kenaikan Biaya Produksi Per Tahun .................................................. 89

Tabel 4.57 Kenaikan Harga Pokok Penjualan....................................................... 90

Tabel 4.58 Kenaikan Biaya Bahan Baku .............................................................. 90

Tabel 4.59 Kenaikan Gaji Tenaga kerja Langsung ............................................... 91

Tabel 4.60 Kenaikan Biaya Overhead .................................................................. 91

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

xiv

Tabel 4.61 Perkiraan Rugi-Laba ........................................................................... 92

Tabel 4.62 Total Kas Bersih Setiap Tahun ........................................................... 92

Tabel 4.63 Perhitungan Payback Period (PP) ....................................................... 95

Tabel 4.64 Break Even Point (BEP) PT XYZ Tools Manufacturing .................... 96

Tabel 4.65 Kesimpulan BEP Produk dan BEP harga ........................................... 96

Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Aspek Keuangan ................................................... 98

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lingkungan Bisnis............................................................................... 7

Gambar 2.2 Alternatif Saluran Distribusi Barang Industri ................................... 10

Gambar 2.3 Keterkaitan Pasar Input, Proses Produksi, dan Pasar Output ............ 11

Gambar 2.4 Flowchart Systematic Layout Planning ............................................ 20

Gambar 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (Lanjutan) .................................... 31

Gambar 4.1 Presentase Omset Per Bulan .............................................................. 43

Gambar 4.2 Potitioning PT. XYZ Tools Manufacturing ...................................... 46

Gambar 4.3 Analisis SWOT ................................................................................. 47

Gambar 4.4 Grafik Permintaan Vs Kapasitas ....................................................... 50

Gambar 4.5 Grafik Permintaan Tahun 2016-2020 ................................................ 52

Gambar 4.6 Lokasi Bisnis ..................................................................................... 53

Gambar 4.7 Operational Process Chart (OPC) .................................................... 55

Gambar 4.8 Bench Saw Machine .......................................................................... 58

Gambar 4.9 Lathe/ Bubut Winho S530x1000 ....................................................... 58

Gambar 4.10 Milling Profil Phoebus + Dro Pbm 5 ............................................. 58

Gambar 4.11 Universal Grinding Top Work M40 ................................................ 59

Gambar 4.12 Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260 .............................................. 59

Gambar 4.13 CRAFT Iterasi 0 .............................................................................. 74

Gambar 4.14 CRAFT Iterasi 1 .............................................................................. 75

Gambar 4.15 Layout Area Produksi ...................................................................... 77

Gambar 4.16 Precendence Diagram ..................................................................... 82

Gambar 4.17 Gantt Chart Early dan Late Time .................................................... 83

Gambar 4.18 Aliran Kas Tahun 2016-2020 .......................................................... 92

Gambar 4.19 Hasil Printscreen Mencari NPV Menggunakan Rumus Exel ......... 93

Gambar 4.20 Hasil Printscreen Mencari IRR dengan Rumus Excel .................... 94

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

xvi

DAFTAR ISTILAH

Flowchart : Diagram yang menunjukkan urutan suatu

proses.

From to Chart : Tabel yang berisi tentang berapa total

momen dari suatu bagian aktivitas dalam

pabrik menuju aktivitas dalam pabrik

lainnya.

Route Sheet : Lembar yang berisi urutan proses dan

kegiatan yang dilakukan pada setiap

proses secara detail.

HSS : Kepanjangan dari hight speed steel yaitu

bahan cutting tools steel yang memiliki

kandungan karbon 1,5- 2,0 %.

Movement : Total perpindahan part dari satu proses ke

proses yang selanjutnya dalam satuan

kg.m.

Rectilinear : Perhitungan jarak antar departemen yang

dihitung dari titik tengah departemen

tersebut.

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri cutting tools kini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Seiring dengan perkembangan dunia otomotif dan berbagai ragam tipe kendaraan,

penggunaan cutting tools menjadi bagian penting untuk produsen komponen

otomotif. Cutting tools juga tidak hanya untuk memaksimalkan fungsi mesin

produksi, tetapi menjadi bagian penting untuk kelengkapan kebutuhan kerja mesin

produksi. Hal ini menyebabkan permintaan pasar terhadap cutting tools semakin

meningkat dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Tingginya

permintaan pasar dan bervariasinya spesifikasi permintaan pengguna terhadap

cutting tools memicu teknologi dalam industri manufaktur cutting tools selalu

berkembang. Hal ini mendorong perusahaan cutting tools melakukan perubahan

agar dapat bersaing dengan kompetitor lain.

PT. XYZ Tools Manufacturing adalah perusahaan trading yang merupakan

distributor tunggal barang keperluan industri produk–produk Jepang. PT. XYZ

Tools Manufacturing yang berkantor pusat di Jakarta bermaksud membuka pabrik

baru yang berlokasi di Cikarang untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal khususnya

cutting tools. Selama ini kebutuhan pasar lokal masih terkendala waktu proses yang

lama, harga yang relatif mahal, dan permintaan konsumen yang belum bisa

terpenuhi karena harus diproduksi di Jepang. Cikarang dinilai sebagai lokasi yang

strategis dan potensial untuk membuka usaha baru, oleh karena itu perlu dilakukan

analisis kelayakan untuk mengetahui layak atau tidak pabrik tersebut dibangun di

Cikarang.

Cikarang sebagai salah satu kota industri terbesar di Asia Tenggara, dan didukung

tingkat kemajuan teknologi yang tinggi, serta banyaknya perusahaan otomotif baik

sepeda motor maupun mobil. Dimana tingkat penjualan sepeda motor dan mobil

tersebut terus meningkat tiap tahunnya, dengan besar rata-rata peningkatan sebesar

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

2

8% per tahun. Hal tersebut pastinya akan berimbas dengan semakin meningkatnya

permintaan akan cutting tools tiap tahunnya. Dengan semakin meningkatnya

permintaan tersebut sehingga pasar Cikarang merupakan pasar dengan permintaan

cutting tools yang cukup potensial. Dengan semakin tingginya permintaan tersebut,

kapasitas perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Permintaan pasar

yang tidak dapat terpenuhi dari tahun 2010 sampai 2015 sebesar 16,30%. Hal

tersebut menuntut PT. XYZ Tools Manufacturing sebagai produsen cutting tools

yang sedang berkembang untuk selalu melakukan inovasi agar dapat mengimbangi

persaingan tersebut. Untuk menjaga konsumen agar tidak beralih ke perusahaan

lain, maka cara yang digunakan adalah dengan perluasan pasar berupa pembuatan

sebuah pabrik baru.

Dalam proses operasional, biaya transportasi adalah bagian yang sangat

berpengaruh dengan harga jual. Agar dapat bersaing dengan produsen cutting tools

lain, dengan melakukan pembangunan pabrik baru, PT. XYZ Tools Manufacturing

berharap bahwa biaya transportasi dapat berkurang, permintan dari konsumen bisa

terpenuhi dan lead time pengiriman akan menjadi lebih cepat. Namun, yang harus

digaris bawahi bahwa dalam perluasan sebuah pabrik terdapat banyak faktor yang

harus dipertimbangkan, seperti lingkungan ekonomi, pasar, teknik, dan keuangan.

Maka diperlukan sebuah studi lanjut mengenai analisis semua faktor yang

berpengaruh terhadap proyek ini.

Dengan melakukan studi kelayakan akan memungkinkan investor untuk

menghindari risiko–risiko bisnis yang mungkin tejadi di masa yang akan datang,

Selain itu investor juga dapat melihat dari sisi prospek bisnis dan kompetitor

apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan atau tidak dari sistem manajemen,

keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan manajemen pamasaran serta

keuangan. Apalagi dalam berinvestasi bukan hanya uang saja yang dilibatkan,

tetapi melibatkan Sumbar Daya Manusia (SDM), Sumbar Daya Alam (SDA), serta

sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

3

1.2 Rumusan Masalahn

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas perumusan masalah

yang dihadapi pada penelitian ini adalah :

Bagaimana kelayakan pembuatan pabrik baru PT. XYZ Tools

Manufacturing di Cikarang ditinjau dari aspek lingkungan, ekonomi,

pemasaran, teknis, dan keuangan?

1.3 Tujuan

Dari penjelasan pada latar belakang masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis layak atau tidak pembuatan pabrik baru di Cikarang yang ditinjau dari

aspek lingkungan, ekonomi, pemasaran, teknis, dan keuangan.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah untuk penelitian ini adalah:

a) Data permintaan berdasarkan permintaan yang berasal dari Indonesia.

b) Data permintaan cutting tools berdasarkan permintaan dari tahun 2010 –

2015.

c) Pihak manajemen telah menentukan lokasi pendirian pabrik berada di

Cikarang.

d) Cutting tools yang digunakan untuk penyusunan layout adalah cutting tools

dengan bahan HSS.

e) Cutting tools yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah permintaan

new cutting tools.

f) Mesin dan peralatan telah ditentukan oleh perusahaan.

g) Supplier telah dipilih oleh pihak manajemen.

1.5 Asumsi

Beberapa asumsi pada penelitian ini antara lain :

a) Permintaan cutting tools sama dengan pertumbuhan otomotif di Indonesia.

b) Tidak ada inflasi atau ekonomi stabil.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

4

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian pembahasan, 5 bagian

pembahasan tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan menjelaskan hal-hal yang menjadi latar

belakang penulis melakukan pengamatan dan penelitian di

PT. XYZ Tools Manufacturing, rumusan masalah, tujuan,

batasan masalah dan asumsi yang digunakan untuk

mempermudah dalam proses penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan mengenai dasar teori yang

digunakan dalam proses pengolahan data untuk melakukan

pemecahan permasalahan yang ditemukan di PT. XYZ Tools

Manufacturing. Teori-teori yang digunakan khususnya yang

berkaitan dengan analisis kelayakan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam

melaksanakan penelitian. Tahapan dimulai dengan

mengidentifikasi masalah, perumusan masalah, penetapan

tujuan, pembatasan masalah, pengumpulan dan pengolahan

data, analisis, serta simpulan dan saran.

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini dimulai dengan pengumpulan data, kemudian

data digunakan untuk melakukan pengolahan dengan metode

yang sesuai dengan analisis kelayakan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir memberikan simpulan dan pemecahan masalah

dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, serta

memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk

memperbaiki permasalahan di PT. XYZ Tools Manufacturing

dan proses penelitian berikutnya.

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

5

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Studi Kelayakan

Dalam memulai sebuah proyek sangat diperlukan analisis kelayakan untuk

mendapatkan kesimpulan mengenai proyek tersebut. Analisis kelayakan secara luas

dan lengkap mengenai faktor-faktor penting sebuah proyek, akan sangat

menentukan masa depan sebuah proyek dalam mempertahankan keberadaannya dan

untuk menghemat dalam kurun waktu yang tidak terbatas. Kurangnya analisis

kelayakan ini, sering menjadi penyebab utama kegagalan sebuah proyek.

Untuk keputusan investasi pada suatu proyek industri, studi kelayakan harus

menyajikan dasar teknis, ekonomis, dan komersial. Studi kelayakan ini harus

mampu mendefinisikan dan menganalisa elemen–elemen kritis yang berhubungan

dengan produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. (R.S. Mohnot,

1978).

Bahasan pokok dan bentuk studi kelayakan sebagian besar hampir sama. Perbedaan

hanya terdapat pada pengembangan dan penyesuaian terhadap aspek–aspek penting

dalam industri, penanaman modal dan banyaknya tingkat produktivitas sebuah

industri. Selain itu, untuk mengambil keputusan dalam penanaman modal, biasanya

tidak mudah menemukan investor yang bersedia berinvestasi jadi tidak diharuskan

sesuai dengan kesimpulan studi kelayakan. Karena hal yang terjadi dilapangan

terkadang tidak sama seperti teori / kesimpulan yang ada.

Dalam analisis ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu aspek teknis,

aspek pemasaran dan aspek keuangan. Tapi, sebelum menganalisis ketiga aspek

tersebut, terlebih dahulu kita melakukan analisis aspek lingkungan dan analisis

aspek ekonomi.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

6

2.2 Analisis Aspek Lingkungan

Lingkungan bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehingga dapat

mengakibatkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan

kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa

ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya

penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga

kerja dari luar daerah. Sedangkan dampak ekonomi berupa penyerapan tenaga

kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau bahkan tergerusnya bisnis yang

telah berjalan di masyarakat. Sementara itu dampak bagi lingkungan ekologi dapat

berupa polusi, baik polusi udara, tanah, air, ataupun polusi suara. Semua dampak

terhadap lingkungan harus dianalisis secara cermat, apabila sekarang ini tuntutan

terhadap kelestarian lingkungan semakin kuat dengan adanya isu pemanasan global

dan bisnis berorientasi sosial masyarakatan. (Suliyanto, 2010)

Analisis lingkungan dalam studi kelayakan bisnis bisa dikategorikan menjadi

beberapa aspek. Hal tersebut dikarenakan lingkungan mempunyai banyak arti.

Namun dalam penerapan di lapangan ruang lingkup pada analisa lingkungan

industri tidak dianalisis secara menyeluruh. Kebutuhan dalam Studi kelayakan

yang ditentukan oleh besar kecilnya penanaman modal, tingkat ketentuan bisnis,

dan pengaruh dari bisnis itu sendiri sangat tergantung pada intensitas dan dimensi

pada aspek lingkungan.

Lingkungan perusahaan dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu lingkungan

industri, lingkungan operasional dan lingkungan jauh. (Pearce dan Robinson,

2007). Ketiga macam kelompok lingkungan tersebut dijelaskan oleh gambar

berikut :

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

7

Lingkungan Jauh

# Ekonomi

# Sosial dan Budaya

# Politik

# Teknilogi

# Ekologi

# GlobalLingkungan Industri

# Pesaing Antar Perusahaan

# Kekuatan Pemasok

# kekuatan Pembeli

# Barang Subsitusi

# Hambatan Masuk

Lingkungan Operasional

# pesaing

# Pemasok

# pelanggan

# Kreditor

# pegawaiPerusahaan

Gambar 2.1 Lingkungan Bisnis

Dalam realisasi kemajuan industri harus diadakan pengkajian ulang, harus

dipertimbangkan kembali supaya dalam pelaksanaannya bisa menghasilkan

manfaat dan tujuan yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Karena jika dicermati

secara seksama, kemajuan teknologi dan industri sangat mempengaruhi kehidupan

manusia yakni dalam peningkatan kesejahteraan di lingkungan sekitar industri.

Selain itu, kemajuan industri juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan

seperti pencemaran dan polusi. Hal ini harus dicegah dengan berbagai cara untuk

mempertahankan keamanan dan kelestarian lingkungan. Ada 2 macam cara utama

untuk mengurangi pencemaran lingkungan, yaitu :

2.2.1 Penanggulangan secara Non Teknis

Penanggulangan non teknis adalah upaya penekanan dan pencegahan pencemaran

lingkungan dengan menbuat peraturan perundang–undangan yang dapat

menyusun, mengatur dan mengawasi semua bentuk aktivitas teknologi dan industri

agar tidak terjadi pencemaran lingkungan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) merupakan analisis tentang beberapa kasus atau kejadian yang

berhubungan dengan pengajuan rencana kegiatan. Dimana kegiatan yang

direncanakan ini, akan memberikan kemungkinan terjadi banyak perubahan yakni

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

8

perubahan biofisik lingkungan ataupun perubahan sosial ekonomi di masyarakat.

Selain itu AMDAL adalah hasil analisis tentang pengaruh sebuah kegiatan yang

direncanakan untuk lingkungan hidup sebagai materi untuk mengambil keputusan.

Jadi, tujuan dari AMDAL adalah untuk menelaah dan memperhitungkan

konsekuensi yang mungkin terjadi dari kegiatan yang direncanakan tersebut.

Kondisi sebuah lingkungan sebelun diadakannya suatu kegiatan terlebih dahulu

harus dipastikan kelayakannya karena hal tersebut sangat penting sebagai acuan

atau standar untuk menjadi tolak ukur pencemaran lingkungan yang ada. Hal

tersebut harus diketahui lebih awal sebelum memastikan melakukan AMDAL.

Kondisi sebelum dan sesudah diadakannya sebuah kegiatan bisa dianalogikan

bersumber pada AMDAL yang dibuat. Jika tidak terjadi konsekuensi dari

pencemaran lingkungan maka hasilnya ideal. Tapi, jika terdapat adanya

konsekuensi yang positif maka kegiatan tersebut meningkatkan kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat di sekitar industri.

Aspek lingkungan hidup memiliki fungsi sebagai acuan untuk mengetahui

konsekuensi yang akan terjadi apabila penanaman modal dilakukan, mengenai hal

yang positif ataupun negatif.

AMDAL adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan

penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain adalah teknik untuk

menganalisis apakah usaha yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan

atau tidak dan jika ya, maka akan diberikan jalan alternative pencegahannya. ( PP

No 27 Tahun 1999 pasal 1).

Konsekuensi yang ada bisa terlihat secara langsung maupun tidak langsung. Jika

secara langsung maka akan memberi dampak pada aktivitas bisnis yang sedang

berjalan. Sedangkan jika secara tidak langsung makan akan terlihat di waktu

mendatang. Oleh sebab itu, analisa mengenai dampak lingkungan untuk

mengetahui konsekuensi yang akan terjadi dan pencarian solusi dalam

mengatasinya sebelum aktivitas bisnis dijalankan disebut dengan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL).

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

9

AMDAL sangat dibutuhkan dalam analisis kelayakan dikarenakan dua hal sebagai

berikut :

1. Peraturan pemerintah dan Undang–Undang (UU) menginginkan demikian.

2. AMDAL perlu dilakukan supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan dimana

aktivitas bisnis atau industri sedang berjalan.

a. Peran AMDAL Dalam Pengolahan Lingkungan.

Kegiatan pengolahan pada lingkungan baru bisa dikerjakan jika rencana

pengolahan lingkungan tersebut sudah tersusun yang berlandaskan pada

prediksi atau evaluai adanya dampak yang muncul apabila dibangun sebuah

bisnis atu industri.

b. Peran AMDAL Dalam Pengolahan Usaha

AMDAL adalah analisis kelayakan lingkungan sebagai ketentuan agar

memperoleh perizinan selain bagian–bagian lainnya mengenai analisis

kelayakan bisnis.

c. AMDAL Sebagai Dokumen Penting

Laporan AMDAL adalah informasi utama secara spesifikasi yang memaparkan

tentang kedaan lingkungan pada masa dan prediksi keadaan lingkungan setelah

dibangunnya sebuah industri.

2.2.2 Penanggulangan Secara Teknis

Jika dengan pembahasan mengenai analisis dampak lingkungan (AMDAL) bisa

memprediksikan bahwa adanya kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka

tindakan yang akan diambil selanjutnya adalah merencanakan penanggulangan

secara teknis. Dalam menetapkan dan memastikan upaya yang seperti apa yang

akan dipilih sebagai penanggulangan secara teknis memiliki beberapa syarat, yaitu :

1. Memprioritaskan keamanan lingkungan.

2. Penguasaan teknologi yang baik.

3. Bisa dipertanggungjawabkan secara teknis dan ekonomis.

2.3 Aspek Pemasaran

Sebuah gagasan didalam bidang usaha dianggap memadai apabila berlandaskan

pada aspek pemasaran dan pasar jika gagasan tersebut membuahkan hasil produk

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

10

yang diinginkan, dibutuhkan dan diterima pasar dengan kadar penjualan yang

memberikan keuntungan. (Suliyanto, 2010).

Secara khusus penelitian tentang aspek pemasaran dan pasar dalam analisis

kelayakan memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Meneliti permintaan tentang hasil produk.

b. Meneliti penawaran tentang produk yang sama atau sejenis.

c. Meneliti adanya rekan atau supplier untuk kebutuhan produksi.

d. Meneliti tentang akurasi rencana yang digunakan dalam pemasaran.

ProdusenPemakai

Industri

Pemakai

Industri

Pemakai

Industri

Pemakai

Industri

Agen

Produsen

Produsen

Produsen

Agen

Distributor

Industri

Distributor

Industri

1

4

3

2

Gambar 2.2 Alternatif saluran Distribusi Barang Industri

2.3.1 Analisis Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)

Besar kecilnya sebuah permintaan dan penawaran terhadap suatu produk sangat

menentukan masa depan perusahaan. Tersedianya pasokan bahan baku yang

digunakan sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Dengan kata lain,

pasokan bahan baku harus selalu tersedia bagi perusahaan pembuat produk dengan

hasil produksi yang memberikan keunungan. Implikasi antara pusat input, proses

produksi dan pasar output digambarkan sebagai berikut :

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

11

Pasar Input

A

Kemampuan

perusahaan untuk

Pengadaan

Pasar Output

B

Break Evem Point

(BEP)

Proses

Produksi

Bahan

Produk

Gambar 2.3 Keterkaitan Pasar Input, Proses Produksi, dan Pasar Output

2.4 Aspek Teknis

Apabila analisis pemasaran dan pasar mengindikasikan sebuah gagasan tentang

usaha industri atau bisnis patut dilaksanakan maka tahapan selanjutnya adalah

analisis kelayakan berdasarkan aspek teknis. Jika ditinjau berdasakan aspek teknis

bahwa bisnis tersebut tidak sesuai, walaupun berdasarkan aspek pemasaran dan

pasar bisa dijalankan, sebaiknya dilakukan penundaan pada bisnis tersebut. Secara

khusus penelitian aspek teknis dan teknologi dalam analisa kelayakan memiliki

tujuan tertentu, yaitu:

1. Meneliti tentang kelayakan tempat dimana bisnis tersebut akan dijalankan.

2. Meneliti tingginya perbandingan produksi dalam pencapaian pada

perbandingaan ekonomis.

3. Meneliti persyaratan dalam menentukan peralatan penunjang produksi dan

teknologi dalam proses produksi.

4. Meneliti layout pabrik, layout bangunan dan beberapa fasilitas lain.

5. Meneiti teknologi yang akan digunakan.

Dalam aspek teknis dan teknologi ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan,

meliputi :

2.4.1 Penentuan Lokasi Bisnis

Lokasi bisnis merupakan tempat bisnis tersebut akan dibangun seperti lokasi

pendirian pabrik, pergudangan ataupun perkantoran sebagai tempat administrasi.

Biaya operasional dan penanaman modal (investasi) sangat dipengaruhi oleh lokasi

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

12

bisnis. Jadi penentuan letak lokasi bisnis tersebut tidak boleh salah, agar tidak

membebani dan merugikan perusahaan. Ketentuan lokasi bisnis dipasikan oleh

Variabel Utama (primer) dan Variabel Pendukung (sekunder). Variabel utama dan

Variabel pendukung mempunyai kadar kepentingan yang berbeda, tergantung pada

bisnis yang dijalankan. (Suliyanto, 2010). Variabel utama tersebut meliputi hal –

hal sebagai berikut :

1. Ketersediaan Barang Mentah (Bahan Baku)

Faktor-faktor yang perlu di perhitungkan sebelum menentukan lokasi yang

bersangkutan dengan barang mentah (bahan baku) yaitu:

a. Benyaknya bahan baku yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

produksi dalam rentang waktu tertentu selama periode investasi.

b. Harga bahan baku yang digunakan pada saat ini ataupun prediksi perubahan

harga dimasa mendatang. Biaya awal yang dibutuhkan sebelum bahan baku

diproses, biaya pengemasan, biaya angkut dan biaya lainnya.

2. Lokasi Pasar Tujuan

Biaya distribusi meruakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang

mentah ke tempat produksi (pabrik) dan biaya pengangkutan barang – barang

yang sudah jadi ke pasar–pasar yang dituju (konsumen). Jadi, biaya transportasi

dan ditribusi barang jadi dari lokasi produksi ke konsumen atau pasar harus di

cermati.

3. Ketersediaan Sumber Energi, Air dan Udara

Ketiga perihal tersebut sangat dibutuhkan untuk menggerakkan mesin dan

peralatan pendukung proses produksi.

4. Ketersediaan Tenaga Kerja

Tersedianya tenaga kerja professional ataupun tenaga kerja kasar juga

mempegaruhi proses produksi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

ketersediaan tenaga kerja yaitu :

a. Kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.

c. Kualitas sikap, etos kerja dan tingkat profesionalisme tenaga kerja yang ada.

d. Biaya awal seperti biaya rekruitmen dan biaya training para tenaga kerja

sebelum mereka bekerja.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

13

5. Ketersediaan Fasilitas Transportasi

Tersedianya transportasi tidak hanya untuk pengangkutan bahan baku ke

tempat produksi dan biaya distribusi ke pasar saja, melainkan untuk keperluan

transportasi karyawan menuju lokasi industri dari berbagai tempat dimana

mereka tinggal.

Dalam menentukan lokasi sebuah industri selain variabel utama seperti yang

dijabarkan diatas, perlu memperhitungkan variabel pendukung sebagai berikut :

1. Norma, adat- istiadat dan tata aturan yang ada di masyarakat.

2. Struktur topologis dan geografis yang ada di lokasi industri.

3. Pandangan masyarakat perihal industri yang akan dijalankan.

4. Rancangan masa depan industri dalam perkembangannya.

5. Biaya untuk pengurukan tanah sebagai lahan industri.

2.4.2 Penentuan Luas Produksi

Luas produksi adalah kuantitas atau jumlah dari hasil produksi yang harus dicapai

sebuah perusahaan pada kurun waktu tertentu. Luas produksi harus di perhitungkan

secara cermat untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. (Suliyanto, 2010)

Ada beberapa indikator yang sebagai pengukur luas produksi, indikator tersebut

adalah:

1. Pengunaan bahan baku

Indikator ini bisa digunakan jika sebuah proses tertentu di dipengaruhi oleh

bahan baku yang digunakan.

2. Barang Hasil Produksi

Indikator ini bisa digunakan apabila bahan baku yang dipakai dalam proses

produksi mempunyai kualitas yang sama.

3. Mesin dan Alat-Alat yang Dipakai.

Apabila mesin dan alat–alat untuk keperluan produksi sangat mendominasi

dalam waktu yang lama, maka indikator ini bisa digunakan.

4. Kuantitas Karyawan

Indikator ini bisa digunakan ketika sebuah perusahaan memerlukan banyak

karyawan dalam proses produksinya.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

14

Dalam menentukan luas produksi, tidak semua perusahaan mengoptimalkan luas

produksi, karena ada beberapa hal yang membatasi, antara lain adalah :

a. Batasan permintaan pasar

b. Batasan daya atau kinerja mesin

c. Batasan kuantitas dan kualitas karyawan

d. Batasan kapabilitas management dan keuangan perusahaan

e. Batasan terpenuhinya bahan baku untuk produksi

f. Batasan adanya hal- hal lain yang mempengaruhi produksi.

2.4.3 Penentuan Teknologi, Mesin dan Alat-Alat Penunjang Produksi.

Penentuan alat–alat penunjang produksi, mesin dan teknologi ini adalah hal yang

krusial dimana jika ada kesalahan dalam menentukannnya maka akan menjadi

penyebab kerugian perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam menentukan teknologi, mesin dan alat–alat penunjang produksi, yang perlu

diperhatikan dalah :

a. Koherensi dengan Teknologi

Koherensi teknologi merupakan kesesuaian antara mesin dan alat–alat penujang

produksi dengan teknologi terkini. Apabila teknologi yang dipakai oleh

perusahaan tidak menyesuaian dengan perkembangan zaman dan keadaan

lingkungan maka bisa dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian karena

tertinggal dengan para pesaing.

b. Penerimaan Harga

Peneriamaan harga mengenai besar kecilnya anggaran yang harus dikeluarkan

untuk pembelian mesin, teknologi dan alat- alat penunjang produksi lainnya

harus sesuai dengan besarnya penanaman modal agar perusahaan tidak

terbebani pada jangka waktu tertentu.

c. Kapasitas

Kapasitas teknologi, mesin dan peralatan produksi harus disesuaikan dengan

rencana penentuan luas produksi.

d. Adanya Pemasok (Supplier)

Adanya supplier harus dipastikan agar tidak terjadi penghambat/kendala saat

berlangsungan proses pembangunan.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

15

e. Adanya Komponen Mesin (Spare part)

Komponen mesin (spare part) yang ada harus dipastikan untuk mempermudah

proses maintenance saat kegiatan produksi berlangsung.

f. Karakteristik/Mutu

Karakteristik sebuah mesin sangat mempengaruhi daya tahan dan kualitas hasil

produksi. Jadi, dalam menentukannya harus diperhatikan kesesuaiannya dengan

anggaran yang ada.

g. Umur Ekonomi Mesin

Umur ekonomi mesin harus dipastkan kesesuaiannya dengan usaha yang

dijalankan sampai mencapai tingkat pengembalian modal/investasi.

Dalam menentukan teknologi yang akan digunakan oleh perusahaan, perlu

disesuaikan dengan kondisi dan manfaat ekonomi yang diharapkan perusahaan.

Selain itu,dalam memilih teknologi ada faktor–faktor yang harus dipertimbangkan,

meliputi :

a. Kemampuan penggunaan teknologi oleh para tenaga kerja

b. Kesesuaian teknologi dengan penggunaan bahan baku

c. Perkiraan pengembangan teknologi dimasa depan

d. Hasil produksi yang memuskan di tempat lain saat memakai teknologi yang

sama

2.4.4. Penentuan Layout dan Bangunan

2.4.4.1 Pengertian Layout

Layout atau tata letak merupakan desain atau konfigurasi dari bagian–bagian, pusat

kerja dan alat–alat penunjang adanya proses perubahan bahan baku menjadi barang

jadi yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka waktu tertentu. Selain

itu pengertian layout adalah kebijakan mengenai penyusunan sarana kerja yang

konstan dan efektif tentang gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses

produksi baik diluar maupun di dalam. Sehingga kegiatan tersebut lancar. Sebuah

layout yang efektif bisa memberikan sarana terhadap arus informasi, bahan dan

orang di dalam dan diluar wilayah. Pendekatan dalam layout atau tata letak ada 2

hal, yaitu :

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

16

1. Layout dengan Posisi Tetap

Layout atau tata letak ini digunakan untuk memenuhi syarat layout pada

proyek besar dan luas. Contohnya: proyek pembuatan jalan tol, gedung,

bandara dll.

2. Layout yang bertujuan pada proses, bervariasi tinggi dan mempunyai hubungan

produksi yang bervolume rendah.

3. Layout yang bertitik fokus pada produk, mencari fungsi karyawan dan

kegunaan mesin dengan kualitas terbaik pada proses produksi yang berulang.

2.4.4.2 Perancangan Tata Letak dan Fasilitas

Dalam dunia industri yang merupakan dasar utama dalam pembangungan adalah

tata letak sebuah pabrik atau fasilitas. Sistematika atau pengaturan prasarana

penunjang proses produksi sebuah pabrik adalah pengertian dari tata letak pabrik

atau tata letak fasilitas.

Sistematika tersebut digunakan untuk memanfatkan luas area dalam menentukan

letak mesin dan beberapa fasilitas penunjang produksi lainnya , kelancaran gerakan

perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat sementara maupun

permanen, personal dan sebagainya. (Wignjosoebroto, 2003).

Pengaturan aktivitas yang berupa benda bisa mencapai tujuan dari benda tersebut

agar sesuai dengan fungsinya diatur dalam perencanaan fasilitas. Dan hal tersebut

akan menetukan fasilitas produksi yang dapat mendukung dengan baik pada proses

produksi. (Tompkins, 1996).

Pada dasarnya perencanaan layout suatu pabrik bertujuan untuk meminimalisir

anggaran dana yang menyangkut faktor–faktor biaya sebagai berikut :

1. Biaya untuk instalasi, dan arsitektur pembangunan, mesin, dan fasilitas

produksi.

2. Biaya perpindahan material (material handling cost).

3. Biaya produksi, tenaga kerja, keselamatan kerja, dan biaya penyimpanan.

(Wignjosoebroto, 1996).

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

17

Semua bentuk dan tata letak fasilitas penujang produksi pada lokasi bisnis

ditentukan dengan berbagai pertimbangan merupakan pengertian dari layout pabrik.

Dalam penentuan tersebut, layout pabrik yang ideal memiliki ciri–ciri sebagai

berikut:

a. Memperkecil jarak perpindahan barang antar bagian

b. Alur material yang teratur

c. Pemanfaatan ruang yang efisien

d. Rapi dan fleksibel

e. Menjaga keamanan barang yang dipindahkan

f. Adanya peluang bisnis bisa berkembang

g. Menekan anggaran untuk produksi

h. Adanya jaminan perlindungan keamanan dan keselamatan bagi tenaga kerja

Secara konvensional layout dibagi menjadi 3 macam, yakni :

a. Layout Fungsional/Proses

Pada layout ini, penempatan dan pengelompokkan mesin–mesin dan alat penunjang

produksi dibedakan berdasarkan fungsinya. Jika memiliki fungsi yang sama maka

ditempatkan pada satu ruang tertentu. Layout ini biasanya digunakan oleh pabrik

yang melakukan produksi berdasarkan pesanan. Banyak pesanan yang beragam

baik dari segi kualitas atau kuantitas.

b. Layout Garis/Produk

Pada layout ini tata letak mesin dan alat penunjang produksi disusun sesuai alur

operasi atau proses produksi. Layout ini biasa digunakan oleh pabrik yang

memproduksi barang yang sama secara terus menerus dalam jumlah yang tak

terbatas.

c. Layout Kelompok

Pada layout ini adalah gabungan dari layout proses dan layout produk dimana

penempatan mesin–mesin dan alat penunjang produksi dikategorikan berdasarkan

kemampuannya dalam membuat serangkaian komponen yang sama dan diletakkan

pada tempat tertentu.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

18

2.4.4.3 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas

Tata letak sebuah pabrik memiliki orieantasi primer yaitu pengontrolan volume

produksi. alur proses produksi, keteraturan aliran material, dan anggaran dana. Jadi,

dengan adanya pengontrolan dari hal–hal tersebut proses produksi akan berjalan

lancar dan mendapatkan keuntungan yaitu:

1. Menambah hasil produksi

2. Mengurangi waktu tunggu (delay time)

3. Mengurangi proses pergeseran material (material handling)

4. Mengurangi proses kerja (work in process)

5. Mempersingkat waktu untuk proses produksi

6. Mengurangi resiko kecelakaan kerja bagi karyawan produksi

7. Memperbaiki disiplin dan kinerja yang lebih maksimal

8. Memudahkan pengontrolan

9. Mengurangi penyebab penurunan kualitas produksi baik dari material

/bahan baku maupun product yang sudah jadi.

2.4.4.4 Process Flow Diagram

Langkah utama yang harus diperhatikan sebelum memulai aktivitas produksi adalah

process flow diagram. Diagram ini merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk

mengenali atau memastikan alur dari proses yang dilambangkan dengan simbol

kotak dan beberapa simbol lainnya yang diurutkan dengan anak panah. Dengan

adanyan process flow diagram, mempermudah kita untuk memperoleh beberapa

informasi secara pasti tetang langkah apa yang harus dijalani untuk proses produksi

barang. process flow diagram juga memiliki tujuan untuk mempermudah

penyederhanaan aliran proses produksi yang kompleks dan mengetahui jalannya

proses produksi dari elemen–elemen penyusun produk tersebut. Jadi, disain sebuah

flowchart harus singkat, transparan dan rasional. (Meyers, 1999).

Process flow diagram memberikan beberapa informasi tentang berapa lama waktu

yang digunakan, bahan baku yang terpakai, tempat, mesin dan alat untuk penunjang

produksi. Selain itu, analisis layout memanfaatkan variasi dari chart dan diagram

untuk memudahkan aliran proses bahan baku (material) pada sebuah pabrik. Salah

satunya adalah Assembly Chart yaitu suatu grafik yang menjadi bagian dari bill of

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

19

material. Assembly Chart memberikan cara untuk mempermudah memahami

tetang komponen pembentuk produk, cara merakit komponen–komponen tersebut

menjadi sebuah rangkaian dan alur komponen kedalam sebuah rakitan. Simbol–

simbol dalam peta rakitan diantaranya:

Lingkaran berdiameter 6 mm yang dengan nomor dan berada di pojok kiri

menunjukkan komponen assembly yang berdiri sendiri. Pada sebelah kanan

lingkaran dituliskan nama part.

Lingkaran berdiameter 8 mm yang diberi kode A-1 dan menjadi hulu dari

garis-garis yang berasal dari lingkaran lain merupakan proses

perakitan/assembly dari produk tersebut. Bila komponen assembly

membutuhkan komponen rakitan lain, maka komponen tersebut akan

disebut sub-assembly dan diberi koda SA-1, SSA-1, dan seterus dengan

pemberian angka yang jelas.

Kotak yang berarti Inspection atau pemeriksaan.

Segitiga terbalik berarti storage atau penyimpanan

2.4.4.5 Systematic Layout Planning (SLP)

Systematic Layout Planning merupakan sebuah sistem yang memiliki cara

pendekatan 2 area kerja yang saling berhubungan dan difungsikan sebagai

pengontrolan tata letak area kerja pada sebuah pabrik. (Heragu, 2008). Jika

pengontrolan dilakukan dengan tepat maka akan meghasilkan alur material yang

praktis dan ekonomis. Ada 4 tahapan untuk pembuatan SLP yaitu :

Tahap 1 – Penentuan lokasi

Tahap 2 – Pembuatan layout umum secara keseluruhan

Tahap 3 – Pembuatan layout secara detail

Tahap 4 – Aplikasi layout yang telah dipilih

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

20

Sumber: Muther,R, Systematic Layout Planning, Van Nostrand Reinhold Company, New York, 1973

Gambar 2.4 Flowchart Systematic Layout Planning

2.4.4.6 Routing Sheet

Routing sheet merupakan sistem yang mampu menjelaskan secara rinci tentang

alur dan aktivitas yang berjalan pada setiap proses. ada beberapa informasi yang

bisa diperoleh dari routing sheet yaitu, waktu spekulatif pada setiap proses, adanya

mesin dan efektifitas mesin yang bisa fungsikan sebagai acuan untuk menghitung

actual time, pada setia proses dari jenis produk. (Meyers, 1999). Dalam pembuatan

route sheet data sebagai berikut:

1. Kapabilitas mesin (waktu standar).

2. Skrap dalam proses produksi dalam bentuk persen

3. Efektifitas mesin.

Sebelum membuat route sheet ada hal–hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Kualitas material/bahan baku yang dipakai untuk produksi

2. Kuantitas satuan unit produk yang akan diproduksi

3. Sistematika aktivitas produksi yang teratur

4. Alat penunjang produksi

5. Komponen pendukung proses assembly setelah produksi

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

21

Secara universal, taksiran pada route sheet berawal dari proses akhir pada setiap

bagian. Route sheet mulai dilakukan dengan langkah mundur dari demand (produk

jadi), menuju ke operasi pertama (bahan baku). Gambaran yang ada pada setiap

route sheet dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Contoh Routing Sheet

No

OP

Nama

Proses Mesin

Waktu

(min) Effisiensi

mesin

Kapasitas Scrap

(%)

Prod.

Req.

No.Mesin Theo Act In Out

Kapasitas pada tabel 2.1 dapat dicari dengan rumus:

Theoritik =Jumlah jam kerja

𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒𝑡𝑖𝑚𝑒

( 2-1)

Actual =Theoritik

Effisiensi Mesin

(2-2)

Sedangkan untuk produk requirement dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

in =produk 𝑂𝑢𝑡

(1 − Skrap)/100

(2-3)

2.4.4.7 From to Chart (FTC)

From to Chart (FTC) merupakan sebuah cara sederhana yang biasanya yang

dipakai dalam perancangan layout pabrik dan material handling pada proses

produksi. From to chart adalah penyesuaian dari mileage chart yang biasa ditemui

dalam peta perjalanan (road map), sehingga menunjukan total berat beban. From to

chart juga merupakan klasifikasi dari metode kuantitatif yang dipakai untuk

meneliti alur proses terbentuknya suatu produk melalui banyaknya material yang

dipindahkan dari posisi satu ke posisi yang lainnya. (Wignjosoebroto, 1996).

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

22

A. Kelebihan dari pemanfaatan from to Chart yaitu:

1. Mempermudah dalam analisa pergeseran bahan (Material handling)

2. Mempermudah dalam perancangan pola aliran.

3. Mempermudah penghitungan efektifitas pola aliran.

4. Mempermudah dalam mengetahui keterikatan antara kegiatan yang satu

dengan kegiatan lain.

5. Mempermudah perancangan korelasi antara beberapa produk, bagian,

dan komponen.

B. Jenis-jenis from to chart

1. FTC In Flow = Merupakan koefisien atas biaya pada FTC dilihat dari

biaya yang masuk ke suatu mesin.

2. FTC Out Flow = Merupakan koefisien atas biaya pada FTC dilihat dari

biaya yang keluar dari suatu mesin.

2.4.4.8 Tata Letak Dengan Bantuan Komputer

Secara sederhana, ekspansi dan pertimbangan layout sebuah pabrik dikerjakan oleh

ahli grafis dengan memakai teknik grafik dan perubahan pada template. Sejauh ini

sering diterapkan analisis dengan memanfaatkan komputer dalam pengembangan

layout. Pemanfaatan komputer dalam penyelesaian masalah layout memiliki nilai–

nilai positif yang lebih menguntungkan dari pada menggunakan cara yang manual

konservatif. (Heragu, 2008).

1. Penggunaan komputer dalam proses perhitungan terbukti lebih efektif dan

efisien dari pada prosedur manual.

2. Komputer mampu menyelesaikan masalah yang rumit.

3. Dalam proses perencanaan dengan komputer dinilai lebih hemat dan

cermat dibanding perencanaan manual (manusia).

Dalam komputer terdapat program yang dapat digunakan sebagai alat penunjang

produksi, meskipun pemakaian komputer belum memenuhi semua persyaratan

dalam perancangan layout / tata letak fasilitas. Penggunaan komputer algoritma tata

letak bisa diklasifikasikan dengan cara menghasilkan opsi–opsi lain tata letak akhir.

Komputerisasi perancangan tata letak fasilitas jika dibedakan berdasarkan jenis dan

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

23

alur atau keterkaitan antar divisi bisa berupa bentuk kuantitatif. Sedangkan

mekanisme ekspansi tata letak terdiri dari algoritma konstruksi dan algoritma

perbaikan.

A. CRAFT

Semenjak tahun 1983 teknik CRAFT (Komputerized Relative Allocation of

Facilities Techniques) memiliki tujuan untuk meminimalisir anggaran dana dari

material handling. Biaya dari material handling ini diartikan sebagai alur proses

produk, jarak dan biaya angkut per unit. Pada awalnya CRAFT dikemukakan oleh

Armour dan Bufa. CRAFT adalah representasi dari program tipe teknik Heuristic

yang berdasarkan pada interpretasi Quadratic Assignment program proses tata

letak, yaitu memiliki persyaratan pokok yang dipakai guna meminimalisir anggaran

material handling, dimana anggaran ini dipresentasikan fungsi linier dari jarak

perpindahan. Dalam CRAFT diperlukan masukan dana untuk material handling.

Pemasukan dana tersebut merupakan biaya material handling pada setiap

pengangkutan per satuan jarak (biaya material handling per satuan jarak/OMH per

satuan jarak). Asumsi dana material handling diantaranya:

1. Dana material handling tidak terikat pada pemakaian peralatan (bebas).

2. Dana material handling adalah terletak pada satu gari lurus dari jarak

perpindahan material.

Dalam metode CRAFT bisa dilakukan pergantian lebih dari satu departemen pada

waktu yang bersamaan. Pada setiap pergantian, CRAFT menjumlahkan biaya

angkut perpindahan barang. Pergantian yang memakan biaya yang paling banyak,

dipilih dan dicetak dalam layout. Langkah selanjutnya adalah sampai tidak ada lagi

pergantian lokasi yang memakan biaya paling sedikit dari jumlah anggaran dana

untuk layout tersebut.

CRAFT adalah rancangan pembaharuan, dimana dalam metode ini dicari

pemrograman optimal dengan berbagai pembaruan layout secara berkala. CRAFT

mengulas layout dengan melakukan pergantian/ pergeseran tata letak suatu

departemen.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

24

2.4.5 Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek terdapat dua komponen yaitu perencanaan dan

penjadwalan proyek. Pengertian dari perencanaan dan penjadwalan adalah

perencanaan dan penjadwalan pembangunan suatu perusahaan mulai dari tahap

perencanaan, pembangunan, sampai perusahaan tersebut dapat berjalan. Dalam

membuat perencanaan, ada beberapa hal yang harus diidentifikasi lebih lanjut. Hal

tersebut adalah:

1. Kegiatan dan jenis pekerjaan yang diperlukan.

2. Fasilitas yang dibutuhkan dalam setiap tahap pelaksanaan proyek.

3. Waktu mulai pelaksanaan setiap tahapan proyek.

4. Waktu pelaksanaan proyek.

5. Waktu berakhirnya setiap tahapan proyek.

6. Peralatan dan bahan yang diperlukan.

7. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap jenis pekerjaan.

8. Pengawasan yang dibutuhkan untuk setiap jenis tahapan pekerjaan.

Dalam penjadwalan dan perencanaan proyek ada beberapa teknik yang digunakan,

teknik tersebut diantaranya adalah bagan GANTT dan PERT ( Program Evaluation

and Review Tecnque). Pembahasan dari kedua teknik tersebut adalah sebagai

berikut.

2.4.5.1 GANTT Chart

GANTT Chart dikembangkan pertama kali oleh Hendry Laurent GANTT. Jenis

pekerjaan yang akan dilakukan dan waktu dari setiap kegiatan dapat di

informasikan oleh GANTT Chart. Penggunaan GANTT Chart sebagai alat

perencanaan proyek memiliki kekurangan dan kelebihan, kekurangan dan

kelebihan tersebut antara lain:

Kekurangan GANTT Chart

a. Hubungan keterkaitan antara kegiatan tidak ditunjukkan dengan jelas,

sehingga sulit diketahui dampak keterlambatan dari satu kegiatan pekerjaan.

b. Penyesuaian atau perbaikan sulit.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

25

Kelebihan GANTT Chart

a. Mudah dipahami dan dibuat karena sangat sederhana.

b. Pada saat pelaporan dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan

kenyataan kemajuan sesungguhnya.

2.4.5.2 PERT ( Program Evaluation and Review Tecnque)

Booz Allen Hamilton memperkenalkan PERT (Program Evaluation and Review

Tecnque) pertama kali pada tahun 1958. PERT (Program Evaluation and Review

Tecnque) muncul untuk mengurangi keterbatasan yang ada pada GANTT chart.

Pada dasarnya PERT adalah teknik penjadwalan proyek dengan membagi proyek

menjadi jenis kegiatan yang lebih kecil dan menyusun proyek tersebut menjadi

jalur kerja yang masuk akal sehingga waktu dan biaya pengerjaan proyek menjadi

lebih optimal. Perhitungan waktu untuk menyelesaikan suatu aktifitas (TE) dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TE= 1 x OE + 4 x OM +( 1 x PE )

6

(2-4)

Dimana

TE = Estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.

OE= Estimasi waktu optimis (minimal) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

aktivitas.

EM= Estimasi waktu yang paling mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan

suatu aktivitas.

PE= Estimasi waktu psimis (maksimal) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

aktivitas.

2.5 Aspek Keuangan

Analisis kelayakan seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebuah sistem

yang sangat membantu pengelola proyek/kontraktor dalam menentukan proposal

investasi/penanaman modal. Sebagai sarana dalam penentuan ini, penanaman

modal atau dana produksi harus disusun dengan transparan, dan perlu diingat jika

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

26

profit dari proyek sangat bergantung pada jumlah dan struktur penanaman modal,

anggaran dana produksi dan waktu yang tepat untuk kedua hal tersebut (Friedrich,

1978). Dalam mempelajari bagian keuangan pada analisa kelayakan bisnis, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

2.5.1 Kebutuhan Biaya Modal ( Investasi)

Kepentingan penanaman modal untuk dana investasi merupakan keseluruhan dari

modal tetap (investasi tetap ditambah biaya modal pre-produksi) dan modal kerja

bersih. Pada umumnya jenis proyek sangat berpengaruh, ketika memastikan

penentuan keperluan anggaran biaya pada proyek investasi. Proyek dengan skala

besar membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit dan begitu juga sebaliknya.

Pembagian dana pada proyek investasi biasanya dibagi menjadi 2 kelompok, yakni

asset konstan dan modal kerja. Asset konstan merupakan modal yang lebih efisien

pada masa tertentu. Asset tersebut dibeli untuk dimanfaatkan sebagai alat penunjang

operasional dan nilai akan menurut pada setiap periode. Sedangkan modal kerja

ialah asset yang dipakai untuk proses kerja/opersional perusahaan pertahun dan bisa

berupa kas. Biaya yang dikeluarkan bersangkutan dengan modal kerja pada

umumnya disebut juga pengeluaran pendapatan.

2.5.2 Sumber Dana

Jika sudah diketahui besarnya biaya yang diperlukan, maka diperlukan penentuan

dalam bentuk apa dana tersebut didapat. Berikut adalah hal–hal yang penting dalam

sumber dana :

1. Modal awal yang telah disediakan pemilik perusahaan.

2. Adanya saham dari penerbitan saham di pasar modal.

3. Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.

4. Kredit yang diajukan ke pihak bank.

5. Tersedianya jasa sewa dari lembaga selain bank.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

27

2.5.3 Prediksi Rugi-Laba

Prediksi rugi-laba (income statement atau profit and loss statement) merupakan

sebuah penjelasan tentang pemasukan dan pengeluaran pada beberapa dekade

tertentu. Prediksi rugi-laba bisa diperoleh dari perbandingan keluaran dengan

pendapatan untuk mendapatkan keuntungan bersih.

2.5.4 Prediksi Aliran Kas (Cash Flow)

Prediksi aliran kas (cash flow) ini bertujuan sebagai pemetaan jumlah uang yang

akan didapat dan adanya pembayaran di setiap bulan. Prediksi aliran kas

dipersiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan antisipasi alur posisi arus kas

dalam beberapa dekade. Selain itu prediksi arus kas digunakan untuk membantu

mengatasi adanya kekurangan dana dengan cepat, sehingga bisa mencegah

terjadinya krisis arus kas. Sebagai bahan pertimbangan anggaran dana dan

penanaman modal pada sebuah proyek, ada metode-metode yang digunakan

sebagai bahan evaluasi proses pengabilan keputusan penanaman modal yaitu :

1. Metode Payback Period (PP)

Payback Period adalah metode yang dipakai dalam perhitungan masa periode

yang dibutuhkan dalam pengembalian modal dari aliran kas masuk (proceeds)

pertahun yang merupakan hasil dari penanaman modal pada proyek tersebut.

Jika proceeds pertahun memiliki jumlah yang sama, maka payback period (PP)

dari penanaman modal bisa dikalkulasikan dengan cara membagi modal awal

(outlays) dengan proceed per tahun. Rumus yang digunakan untuk menghitung

payback period adalah sebagai berikut:

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 (𝑃𝑃) =Investasi kas bersih

Aliran kas masuk bersih tahunan

(2-5)

2. Metode Net Present Value (NPV)

Metode Net Present Value (NPV) pada dasarnya adalah teknik terbaik untuk

mengetahui prediksi keuntungan dari sebuah proyek. Pada medote ini, nilai

waktu dari uang diperhitungkan dengan cermat dan selisih dari penerimaan nilai

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

28

uang sekarang dengan jumlah penanaman modal, yang merupakan nilai dalam

analisis kelayakan proyek ialah nilai saat ini dimana proyek tersebut selesai

dibangun. Adapun persamaan yang dijelaskan sebagai berikut:

NPV = Present Value cash inflow - initial investment

(2-6)

3. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode yang digunakan

sebagai penghitung tingkat bunga dengan menyamakan antara present value dari

semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek.

Metode ini mempunyai prinsip untuk menghitung besarnya rate of return yang

biasanya dicari dengan trial dan error. Rumus yang digunakan untuk

menghitung IRR adalah sebagai berikut:

𝐴𝑡

(1+𝑟)²

𝑛

𝑛=0 = 0

(2-7)

Keterangan

r : Tingkat bunga yang akan menjadi PV dari proceeds sama dengan P.V

dari capital outlays.

At : Cash flow untuk periode 1.

N : Periode terakhir dimana cash flow diharapkan.

2.5.5 Analisis Sensitivitas

Karena nilai-nilai parameter dalam studi kelayakan biasanya besarnya

diestimasikan, maka nilai-nilai tersebut tidak akan lepas dari kesalahan. Artinya,

nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil dari hasil

estimasi yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu. Perubahan-perubahan

yang terjadi pada nilai-nilai parameter tentunya akan mengakibatkan perubahan-

perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang ditunjukkan oleh suatu alternatif

investasi. Perubahan-perubahan tingkat output atau hasil ini memungkinkan

keputusan akan berubah dari satu alternatif ke alternatif lainnya. Apabila terjadi

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

29

perubahan keputusan akibat adanya perubahan pada parameter maka keputusan

tersebut dikatakan sensitif terhadap perubahan nilai-nilai parameter tersebut.

Analisis sensitivitas memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan

cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter

yang mempengaruhi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari

suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya

terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter-parameter yang

biasanya berubah dan perubahan tersebut dapat mempengaruhi keputusan-

keputusan dalam studi kelayakan investasi adalah biaya investasi, aliran kas, nilai

sisa, tingkat bunga, tingkat pajak dan sebagainya.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah – Langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Observasi Awal

1. Interview Staff, Manager

2. Pengamatan Langsung

Identifikasi Masalah

Menentukan Latar Belakang,

Rumusan, Tujuan, dan

Sistematika Penelitian

Studi Literatur

Metodologi Penelitian

1. Menetapkan Metodologi

penelitian

A

Analisa Lingkungan

dan Ekonomi

1. Kondisi Geografis

dan Budaya

2. Pertumbuhan

ekonomi dan

Inflasi

3. Teknologi Daur

Ulang Skrap Besi

Baja

Aspek Pemasaran

1. Calon Pemasok

2. Calon Pesaing

3. Analisis Permintaan

(demand) dan

Penawaran (supply)

Aspek Teknis

1. Penentuan Lokasi

Bisnis

2. Penentuan Luas

Produksi

3. Pemilihan Mesin,

Peralatan dan

Teknologi

4. Penentuan Layout

dan Bangunan

5. Manajemen Proyek

Aspek Keuangan

1. Kebutuhan dana

investasi

2. Sumber dana

3. Proyeksi laba rugi

4. Proyeksi aliran kas

(cash flow)

5. Metode Payback

Period, NPV,dan IRR

6. Analisis Sensifitas

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

31

A

Data dan Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Analisa Lingkungan

dan Ekonomi

1. Kondisi Geografis

dan Budaya

2. Pertumbuhan

ekonomi dan

Inflasi

3. Teknologi Daur

Ulang Skrap Besi

Baja

Aspek Teknis

1. Penentuan Lokasi

Bisnis

2. Penentuan Luas

Produksi

3. Pemilihan Mesin,

Peralatan dan

Teknologi

4. Penentuan Layout

dan Bangunan

5. Manajemen Proyek

Aspek Keuangan

1. Kebutuhan dana investasi

2. Sumber dana

3. Proyeksi aliran kas

(cash flow)

4. Metode Payback Period,

NPV,dan IRR

5.Analisis Sensitifitas

Layak?

Stop

YA

Tidak

Layak?

Stop

YA

Tidak

Layak?

Stop

Tidak

YA

Penelitian

Selanjutnya

Tidak

YA

Layak? Stop

YA

Tidak

Pengumpulan Data

1. Produk

2. Permintaan

3. Cycle Time

4. Mesin yang digunakan

5. Dimensi Mesin

6. pangsa pasar

7. Waktu pembangunanpabrik

8. Kebutuhan investasi

Aspek Pemasaran

1. Pemasok

2. Pesaing

3. Analisis Permintaan

(demand) dan

Penawaran (supply)

Gambar 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (Lanjutan)

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

32

3.2 Observasi Awal

Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi perusahaan.

Pada tahap ini, dilakukan dengan observasi langsung ke perusahaan yang

bersangkutan dan melakukan wawancara dengan manager PT. XYZ Tools

Manufacturing beserta segenap jajarannya termasuk kepala produksi sampai staff

untuk mendapatkan gambaran keadaan perusahaan. Untuk memastikan

permasalahan dilakukan pengamatan terhadap proses-proses yang ada di bagian

produksi dan proyek yang akan dijalankan di PT. XYZ Tools Manufacturing.

3.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian ditetapkan latar belakang

masalah yang dihadapi oleh PT. XYZ Tools manufacturing, setelah itu ditentukan

perumusan masalah dari latar belakang yang telah dijelaskan. Kemudian dari

rumusan masalah dapat diketahui tujuan penelitian yang akan menjawab semua

masalah yang telah dirumuskan. Lalu, ditentukanlah batasan-batasan agar tidak

menyimpang dari ruang lingkup penelitian yang telah ditetapkan. Setelah itu,

ditentukan asumsi untuk membantu dalam penyelesaian masalah yang telah

dirumuskan.

3.4 Metode Penelitian

Menentukan tahapan untuk berfikir secara sistematis yang akan menggambarkan

tahapan-tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis, memecahkan

suatu masalah dan sampai pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari masalah

yang telah diamati.

3.5 Studi Literatur

Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang penelitian

dengan melengkapi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian dan

berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk memecahkan suatu

masalah. Landasan teori dapat berasal dari buku-buku atau referensi-referensi lain

yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahapan ini, literatur yang digunakan

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

33

adalah analisis kelayakan bisnis yang berdasarkan analisis aspek ekonomi, aspek

lingkungan, aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung menyelesaikan perumusan masalah

yang telah dijelaskan sebelumnya. Beberapa data yang diperlukan sebagai

pendukung adalah sebagai berikut :

1. Produk

2. Permintaan

3. Cycle Time

4. Mesin yang digunakan

5. Dimensi Mesin

6. Pangsa pasar

7. Waktu pembangunan pabrik

8. Kebutuhan investasi

3.7 Analisis Data

Dari data yang telah dikumpulkan maka selanjutnya dilakukan pengolahan data.

Berikut adalah langkah dalam analisa kelayakan bisnis :

1. Analisis lingkungan dan industri yang menganalisa tentang aspek teknis dan

nonteknis tentang pengelolaan limbah dan dampak pembangunan pabrik

terhadap masyarakat sekitar.

2. Analisis aspek pemasaran yang meliputi analisis permintaan serta penawaran

dari perusahaan.

3. Analisis aspek teknis yang meliputi penentuan lokasi bisnis, penentuan luas

produksi, pemilihan mesin, peralatan, teknologi, penentuan layout pabrik, dan

menejemen proyek.

4. Analisis aspek keuangan yang meliputi kebutuhan dana investasi, sumber dana,

proyeksi rugi-laba, proyeksi aliran kas (cash flow), metode payback period

(PP), net present value (NPV), metode internal rate of return (IRR) dan

analisis sensitifitas.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

34

3.8 Kesimpulan dan Saran

Pada bagian ini berisi kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan

untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian. Selain itu diberikan saran-saran

yang berhubungan dengan penelitian lanjutan.

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

35

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Proyeksi Pertumbuhan Otomotif di Indonesia

Jumlah kendaraan yang diproduksi di Indonesia khususnya sepeda motor dan mobil

mengalami peningkatan dan penurunan tiap tahunnya, tetapi angka penurunan tidak

terlalu besar, dan mengalami kenaikan lagi di tahun berikutnya, dari tahun 2009

sampai 2014 rata-rata mengalami kenaikan sebesar sebesar 8%. Data kenaikan

kendaraan tiap tahun tersebut nantinya akan menjadi acuan untuk meramalkan

permintaan cutting tools di tahun-tahun berikutnya. Data produksi otomotif (sepeda

motor dan mobil) di Indonesia yang diperoleh dari gaikindo mulai dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1. Produksi Motor dan Mobil di Indonesia

No Jenis

Kendaraan Periode

2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Mobil 464.815 600.628 838.388 1.076.157 1.200.000 1.950.000

2 Motor 6.525.600 6.957.254 7.298.120 7.345.231 7.771.014 7.800.000

Jumlah 6.990.415 7.557.882 8.136.508 8.421.388 8.971.014 9.750.000

Presentase (%) 0 8,12% 7,66% 3,50% 6,53% 8,68%

Jumlah produksi diperkirakan akan terus meningkat pada tahun–tahun berikutnya,

seiring dengan semakin banyaknya pertumbuhan penduduk dan semakin

meningkatnya kualitas hidup dan pendapatan masyarakat Indonesia.

Kapasitas perhari PT. XYZ Tools Manufacturing untuk menghasilkan cutting tools

dengan bahan dasar hight speed steels (HSS) dalam satu hari adalah 8 unit untuk

reamer brazing type, 10 unit untuk endmill brazing type, 9 unit untuk special

cutter brazing type. Sehingga dalam satu tahun mampu menghasilkan 27 dikali hari

kerja selama satu tahun, 27 x 260 = 7.020 unit, 27 merupakan kemampuan

produksi.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

36

4.2 Aspek Ekonomi

4.2.1 Ekonomi Makro

Makro ekonomi mempelajari indikator gabungan seperti GDP, tingkat

pengangguran, dan indeks harga untuk memahami bagaimana fungsi ekonomi

secara keseluruhan. Makro ekonomi mengembangkan model yang menjelaskan

hubungan antara faktor-faktor seperti pendapatan nasional, output, konsumsi,

pengangguran, inflasi, tabungan, investasi, perdagangan internasional dan keuangan

internasional. Sebaliknya, ekonomi mikro terutama difokuskan pada tindakan agen

individu, seperti perusahaan dan konsumen, dan bagaimana perilaku mereka

menentukan harga dan jumlah dalam pasar.

4.2.2 Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) didefinisikan oleh OECD sebagai "ukuran agregat

produksi sama dengan jumlah nilai tambah bruto dari semua unit institusional

penduduk terlibat dalam produksi (ditambah pajak, dan dikurangi subsidi, pada

produk tidak termasuk dalam nilai output). Berikut tabel 4.2 adalah pertumbuhan

PDB Indonesia yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia

Tabel 4.2 Rata-Rata Pertumbuhan PDB (%)

No. Periode Rata-rata

Pertumbuhan PDB

(%)

1 1998-1999 -6,65

2 2000-2004 46

3 2005-2009 5,64

4 2005-2013 6,15

Tabel 4.3 menunjukkan tren pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia. Data

yang digunakan untuk analisis ini adalah data terbaru dan paling dekat. Ini berarti

pertumbuhan PDB Indonesia adalah 6.15 % .

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

37

Tabel 4.3 PDB Indonesia Pada Tahun 2013

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PDB ( in Billion USD)

285.9 364.6 432.1 510.2 539.5 706.6 846.8 878

PDB (annual % change)

5,5 6,3 6,1 4,6 6,1 6,5 6,2 5,8

PDB per kapita (USD)

1.643 1.923 2.244 2.342 2.984 3.467 3.546 3.468

Tabel 4.3 menunjukkan PDB Indonesia pada tahun 2013 yang diperoleh dari bank

dunia International Monetary Fund (IMF) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Ini

menunjukkan selama 5 tahun terakhir kondisi PDB Indonesia stabil yang berarti

kondisi ekonomi mendukung bisnis dan pasar.

4.2.3 Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan bisnis penting bagi bisnis karena mewakili kondisi negeri. Berikut

adalah pertumbuhan bisnis yang dilihat dari sektor pertanian, industri, dan jasa

yang diperoleh dari bank dunia dan CIA.

Tabel 4.4 Pertumbuhan Bisnis di Indonesia

No. Sektor Bisnis 1965 1980 1996 2010

1 Pertanian 51% 24% 16% 15%

2 Industri 13% 42% 43% 47%

3 Jasa 36% 34% 41% 38%

Tabel 4.4 diatas menunjukkan pertumbuhan bisnis dari tiga jenis usaha yaitu

pertanian, industri, dan bisnis jasa. Bisnis pertanian adalah pertumbuhan bisnis

paling lambat, hal itu terjadi karena Indonesia gagal untuk memodernisasi bisnis

pertanian. Pertumbuhan tercepat adalah bisnis industri seperti manufaktur,

perakitan, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena investasi besar yang masuk ke

Indonesia. Banyak investor asing menginvestasikan uang mereka untuk

membangun pabrik di Indonesia, hal tersebut membuat bisnis berkembang sangat

cepat ditengah perusahaan jasa. Perusahaan jasa meliputi perbankan, transportasi,

laundry, dan sebagainya. Pertumbuhan sektor ini adalah 38% pada tahun 2010.

Bisnis perbankan mendominasi persentase pertumbuhan. Ini berarti industri jasa

lain memiliki kesempatan besar untuk tumbuh, karena hanya memiliki sedikit

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

38

pesaing. Kesimpulannya adalah pertumbuhan bisnis di Indonesia mendukung

usaha.

4.2.4 Prospek Kerja

Aspek lain yang harus dianalisis adalah prospek kerja. Prospek kerja adalah

ketersediaan tenaga kerja untuk mendukung bisnis. Karena bisnis masih perlu

manusia untuk menjalankan usaha. Tabel 4.5 adalah prospek tenaga kerja dengan

pendidikan SMA sederajat di wilayah Bekasi.

Tabel 4.5 Tenaga Kerja di Indonesia

2010 2011 2012 2013 2014

Kerja 108.207.767 111.281.744 113.010.000 112.760.000 118.170.000 Pengang Guran

8.319.779 8.117.631 7.310.000 7.410.000 7.150.000

Total 1.165.27.546 119.399.375 120.320.000 120.170.000 125.320.000

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran mencapai 7,2

juta orang. Persentase tertinggi berasal dari sekolah kejuruan (9,87%) menjadi

target kami untuk merekrut tenaga. Alasannya mereka siap untuk bekerja, mereka

memiliki keterampilan untuk bekerja dan orang-orang berpengetahuan, sehingga

mereka mudah untuk dilatih. Alasan berikutnya adalah untuk mengurangi

pengangguran di Indonesia, tabel di atas menunjukkan ada 7.150.000 orang

Indonesia menganggur sampai kuartal pertama 2014. Ini tidak termasuk siswa

penuh waktu, pensiunan, anak-anak, atau mereka yang tidak aktif mencari

pekerjaan dengan gaji. Karena pengangguran di Indonesia masih tinggi, itu berarti

ada prospek kerja bagi bisnis. Dengan kata lain sumber lapangan kerja yang

tersedia, sehingga bisnis ini adalah mungkin untuk menjalankan.

4.2.5 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Pertumbuhan ekonomi dan inflasi digunakan untuk menghitung kenaikan gaji,

biaya material, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan keuangan. Tabel 4.6

dibawah ini adalah kenaikan ekonomi dan inflasi dari tahun 2010 sampai 2015 yang

diperoleh dari www.bps.go.id.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

39

Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi di Indonesia

Tahun Inflasi (%) Pertumbuhan

Ekonomi

2010 6,33 6,1

2011 5,4 4,93

2012 4,3 6,23

2013 7,4 5,78

2014 7,9 5,14

2015 3,4 6,15

Rata-rata 5,8 5,7

4.2.6 Gaji

Upah adalah aspek sensitif di Indonesia sejak lama. Upah akan menentukan harga

layanan kepada pelanggan. Hal ini menjadi masalah ketika upah daerah terlalu

tinggi, maka pendapatan tidak dapat menutupi biaya. Tabel 4.7 dibawah ini adalah

Upah Minimum Regional (UMR) kota Bekasi sektor 1.

Tabel 4.7 Upah Minimum Regional Kota Bekasi Sektor 1

Tabel 4.7 menunjukkan tren peningkatan gaji standar di Indonesia. Perusahaan

harus mengikuti peraturan gaji standar regional yang ditetapkan oleh pemerintah

setempat.

Berdasarkan PP No.78 tahun 2015 besarnya upah minimum regional dihitung

berdasarkan formula X= UMR tahun sebelumnya + UMR tahun sebelumnya x

(Inflasi tahun sebelumnya + pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya).

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi 11.5% tiap tahun maka akan

diperoleh Upah Minimum Regional (UMR) dari tahun 2016 sampai 2021 dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut.

No Tahun Upah Minimum Regional

( UMR) Rp

1 2010 1.256.800

2 2011 1.475.000

3 2012 1.956.000

4 2013 2.468.000

5 2014 2.926.500

6 2015 3.268.000

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

40

Tabel 4.8 Peramalan Upah Minimum Regional bekasi Tahun 2016-2021

No Tahun Upah Minimum

Regional ( UMR)

Rp

1 2016 3.643.820

2 2017 4.062.859

3 2018 4.530.088

4 2019 5.051.048

5 2020 5.631.919

6 2021 6.279.589

4.2.7 Kesimpulan Aspek Ekonomi

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan

tahun 2015 dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil. Serta

pertumbuhan sektor industri yang mengalami kenaikan yang pesat maka bisnis

pembangunan pabrik baru di Cikarang layak untuk dijalankan.

4.3 Aspek Lingkungan

Analisis lingkungan adalah penilaian variabel tak terkendali eksternal yang dapat

mempengaruhi bisnis. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi tren

dan perubahan yang terjadi pada tingkat nasional dan internasional yang dapat

mempengaruhi usaha. Analisis ini meliputi kondisi geografis, budaya, teknologi,

dan hukum.

4.3.1 Kondisi Geografis

Kondisi geografis adalah kondisi alam di sekitar bisnis. Aspek ini akan

mempengaruhi ketersediaan pasar dan kondusifitas bisnis. Karena lokasi pabrik dan

pasarnya di Cikarang, maka kondisi yang dianalisis adalak kondisi Cikarang. Ada

lebih dari 2000 perusahaan di daerah Cikarang, yang merupakan pasar potensial

bisnis ini. Selain itu Cikarang merupakan daerah yang terbebas dari banjir,

sehingga akan mempermudah perusahaan dalam proses distribusi dan kelancaran

produksi.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

41

4.3.2 Budaya

Setiap perusahaan memiliki budaya mereka sendiri, sehingga harus dianalisis untuk

menentukan bisnis tersebut layak atau tidak. Budaya perusahaan di Cikarang dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu kebersihan, keamanan, dan produktivitas. Perusahaan

yang termasuk dalam budaya kebersihan adalah perusahaan yang memiliki tujuan

dalam kebersihan seperti industri makanan, industri kimia, dan industri kosmetik.

Industri mereka memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan mereka untuk

memastikan kualitas produk. Perusahaan yang termasuk dalam budaya keselamatan

adalah perusahaan yang berfokus pada keselamatan pekerja karena mereka bekerja

di daerah berbahaya. Contoh perusahaan adalah perusahaan manufaktur,

manufaktur logam berat, dan perusahaan otomotif, yang terakhir adalah perusahaan

yang termasuk dalam budaya produktivitas adalah perusahaan yang memiliki

kesadaran yang rendah dalam keselamatan karena mereka memproduksi barang

lembut seperti industri garmen.

Berdasarkan kategorinya PT. XYZ Tools Manufacturing merupakan perusahaan

yang menganut budaya keamanan dan produktifitas. Dari budaya keamanan dapat

dilihat bahwa perusahaan sangat mengutamakan keselamatan tenaga kerja yaitu

dengan memberikan alat pelindung diri, seperti sepatu safety dan kaca mata

pelindung. Selain itu dengan motto yang terpampang jelas di perusahaan yaitu “

Safety First”. Dari segi produktifitas PT. XYZ Tools Manufacturing juga

menghasilkan produk yang berkualitas. Hal itu terbukti dengan menjaga kepresisian

produk serta menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak. Dengan menganut

budaya tersebut maka PT. XYZ Tools Manufacturing sudah mengaplikasikan

budaya yang dianut oleh perusahaan disekitarnya.

4.3.3 Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah industri harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak

lingkungan di sekitar industri tersebut. Penanganan limbah yang tidak tepat akan

berdampak buruk terhadap lingkungan disekitar industri tersebut khususnya bagi

masyarakat sekitar. Dalam kasus ini limbah yang dihasilkan oleh PT. XYZ Tools

Manufacturing berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

42

berupa sisa–sisa skrap yang berupa potongan bahan metal dari mesin bubut, frais,

dan grinda. Limbah tersebut bisa di daur ulang untuk dijadikan barang yang bernilai

ekonomis. Limbah cair yang dihasilkan adalah sisa oli mesin dan collan yang

digunakan untuk pendingin benda kerja dan cutting tools pada saat mesin berjalan.

PT. XYZ Tools Manufacturing telah bekerja sama dengan pengelolaan barang

bekas di daerah Cikarang untuk mengangkut limbah yang dihasilkan. Terjadi

simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara perusahaan dan

pengelolaan barang bekas. Dari pihak perusahaan mendapat untung karena

limbahnya bisa diambil dengan gratis tanpa mengeluarkan biaya. Sedangkan dari

pihak pengelolaan barang bekas bisa mendapat keuntungan dari limbah yang

diperoleh dapat dijual kembali.

4.3.4 Dasar Hukum Lingkungan Industri

Dalam mendirikan sebuah usaha industri ada beberapa hal yang harus dipatuhi

perusahaan agar tidak mengganggu kesetabilan lingkungan di sekitar lokasi

industri. Beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh PT. XYZ Tools Manufacturing

adalah

1. PP No.27 Tahun 1999 Pasal 1 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan ( AMDAL).

2. UU No. 23 Tahun 1992 pasal 22 yang berbunyi mengisyaratkan akan

pentingnya kesehatan lingkungan melalui antara lain pengamanan limbah

padat dan cair.

3. UU No. 32 tahun 2009 Tentang pengelolaan lingkungan hidup.

4. Permen LH 11/2006 tentang jenis rencana usaha dan/atau jenis usaha yang

wajib dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

4.3.5 Kesimpulan Aspek Lingkungan

Lingkungan daerah Cikarang adalah lingkungan yang aman dari segi geografis,

budaya, maupun limbah yang dihasilkan perusahaan tidak menimbulkan kerugian

terhadap masyarakat sekitar dan aman bagi kelangsungan ekosistem di sekitar

lingkungan perusahaan. Sehingga dari aspek lingkungan bisnis layak untuk

dijalankan.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

43

4.4 Aspek Pemasaran

Dalam aspek pemasaran ada beberapa hal yang harus dianalisis, hal yang harus

dianalisis oleh PT. XYZ Tools Manufacturing adalah:

4.4.1 Pesaing Langsung di Cikarang

Cikarang yang menjadi salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara

terdapat banyak perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur,

khususnya cutting tools, karena banyaknya perusahaan yang memproduksi cutting

tools maka semakin ketat pula persaingan antar perusahaan, oleh karena itu dalam

studi kelayakan diperlukan data dan kekuatan pesaing. Tabel 4.9 dan gambar 4.1

berikut ini adalah data presentase omset perbulan yang diperoleh dari prediksi

internal PT. XYZ Tools manufacturing dari perusahaan yang memproduksi cutting

tools yang berada di Cikarang tahun 2015.

Tabel 4.9 Presentase Omset Penjualan Per Bulan

No. Nama Perusahaan Omset Per Bulan

(Rp) Presentase

(%)

1 PT. Fuji Presisi Tools 10.000.000.000 26,32

2 PT. Santoso Teknido 8.000.000.000 21,05

3 PT. Dharma Polimetal 6.000.000.000 15,79

4 PT.Ghuring 6.000.000.000 15,79

5 PT.Suminden Hardmetal 4.000.000.000 10,53

6 PT. Ikitect 3.000.000.000 7,89

7 PT. XYZ Tools Mfg 1.000.000.000 2,63

Gambar 4.1 Presentase Omset Per Bulan

26,32%

21.05%

15.79%

15.79%

10.53%

7.89%

2.63% 1 PT. Fuji Presisi Tools

2 PT. Santoso Teknido

3 PT. Dharma Polimetal

4 PT.Ghuring

5 PT.Suminden Hardmetal

6 PT. Ikitect

7 PT. XYZ Tools Mfg

Presentase Omset Per Bulan

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

44

Dari gambar 4.1 dapat dilihat kekuatan PT. XYZ Tools Manufacturing adalah

2.63% dari total omset dari perusahaan pesaing. Data omset yang digunakan adalah

omset untuk pasar Cikarang yang diperoleh dari kantor pusat di Jakarta. Dengan

omset awal 2.63% perusahaan masih mendapatkan keuntungan dan masih

mempunya kesempatan untuk berkembang di tengah persaingan yang ketat.

4.4.2 Pesaing Tidak Langsung

Pesaing tidak langsung merupakan pesaing yang memproduksi barang yang hampir

mirip dengan barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Pesaing tidak

langsung perlu dianalisis kekuatannya karena pada kedepannya akan mengganggu

penjualan perusahaan dengan merebut konsumen yang telah dimiliki perusahaan.

Tabel 4.10 adalah data pesaing tidak langsung PT. XYZ Tools manufacturing yang

berada di Cikarang dan sekitarnya yang diperoleh dari data internal perusahaan.

Tabel 4.10 Pesaing Tidak Langsung PT. XYZ Tools manufacturing

No Nama Perusahaan Omset (Rp)

1 PT. Ultra Inova 100.000.000

2 PT. Mitra Seiki 150.000.000

3 PT. Wim Toolsindo 200.000.000

4 PT. Sugimoto 300.000.000

5 PT. Yusamasu 500.000.000

6 PT. Satya 200.000.000

Pesaing tidak langsung PT. XYZ Tools Manufacturing memiliki omset perbulan

yang cukup tinggi oleh karena itu perusahaan harus meluncurkan strategi

pemasaran agar bisa bersaing di pasaran.

4.4.3 Pemasok

PT. XTZ Tools Manufacturing memerlukan relasi dari perusahaan lain untuk

mendukung proses produksi. Oleh karena itu perlu mencari pemasok bahan baku

yang menawarkan harga yang optimal dan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi

yang ditentukan perusahaan. Selain pemasok bahan baku juga perlu mencari

perusahaan subkontrak, terutama untuk proses yang tidak bisa diproses di PT. XYZ

Tools Manufacturing. Untuk data pemasok dan perusahaan subkontrak tersaji pada

tabel 4.10 berikut ini

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

45

Tabel 4.11 Data Pemasok dan Proses Subkontrak

SUPPLIER / SUBCONTRACTOR KETERANGAN

PT.Nikita Indo Presisi proses edm dan wire cut PT.Chiyoda Kogyo Indonesia proses hardening PT.HPMT Artoda Indonesia proses coating

PT.Chiyoda Kogyo Indonesia Subcond-chiyoda PT.Gaya Steel Supplier Material Steel PT.Gaya Steel Subcond- Hardening SKS-3 16x50x21 PT.KHAWAS Proses Blackened PT.EDM Indonesia Subcond - Laser Marking PT.SJP Proses Flame Harden PT.NUR HIDAYAT Proses Brazing PT.Nano Coating Indonesia Proses Coating PT. Stillmetindo Supplier Material Steel PT. Rukun Sejahtera Teknik General Trading supporting smalll CT

PT. Roda Material HSS PT. Somagede Main General Trading PT. Kawan Lama Sejahtera General Trading

CV. SMT Suppiler Carbide (lokal) Ideal Carbide Co.Ltd Suppiler Carbide (Import) PT. Winter Supplier Grinding Wheel

4.4.4 Pelanggan

Pelanggan dari PT. XYZ Tools Manufacturing adalah perusahaan yang

memproduksi komponen otomotif yang menggunakan proses machining, baik itu

lathe. milling, maupun drilling. Pelanggan dari PT. XYZ Tools Manufacturing

diantaranya:

1. PT. Showa Indonesia

2. PT. Musahsi Autopart Indonesia

3. PT. Sinar Alum Sarana

4. PT. EDM Indonesia

5. PT. Isuzu Mesin Indonesia

6. PT. Astra Honda Motor

7. PT. Aisin Indinesia

8. PT. Astra Daihatsu Motor

9. PT. Inti Ganda Persada

10. PT. Yamaha Motor

11. PT. Denso Indonesia

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

46

12. PT. Yoshu Indonesia

13. PT. Menara Terus Makmur

14. PT. Komatsu

15. Toyota Motor Manufacturing

4.4.5 Positioning Perusahaan (Penetapan Posisi Pasar)

Berdasarkan nilai omset per bulan pesaing, baik pesaing langsung maupun tidak

langsung posisi pasar PT. XYZ Tools manufacturing merada di kelas menengah

(medium).

Gambar 4.2 Potitioning PT. XYZ Tools Manufacturing

4.4.6 Analisis SWOT

SWOT analisis bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi

pemasaran yang tepat untuk bisa bertahan dan berkembang di tengan ketatnya

persaingan yang terjadi. Berikut adalah analisis SWOT dari PT. XYZ Tools

Manufacturing.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

47

Gambar 4.3 Analisis SWOT

a. Strength (Kekuatan)

Sudah memiliki pasar di wilayah jabodetabek.

Menghasilkan produk dengan tingkat kepresisian yang tinggi.

Merespon dengan cepat setiap permintaan pelanggan tanpa harus melalui

negosiasi yang panjang.

Lokasi perusahaan terletak di tempat yang strategis.

b. Weakness (Kelemahan)

Mesin yang digunakan masih manual.

c. Opportunities (Peluang)

Pertumbuhan pasar baru.

Dengan pertumbuhan otomotif yang mengalami peningkatan, maka

permintaan cutting tools juga meningkat.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

48

d. Threat (Ancaman)

Munculnya pendatang baru yang dengan produk sejenis

Perubahan strategi pesaing.

e. Strength – Opportunities (Kekuatan-Peluang)

Dengan kekuatan dah kesempatan yang ada maka peruahaan memiliki

kesempatan untuk memperluas pemasaran keseluruh Indonesia.

f. Strength - Threats (Kekuatan-Ancaman)

Menjaga kepercayaan konsumen dengan memberikan supporting facility

yaitu selalu mendatangi konsumen setiap bulan.

g. Weakness-Opportunities (Kelemahan-Peluang)

Melakukan investasi mesin otomatis untuk memenuhi permintaan pasar.

h. Weakness-Threats (Kelemahan-Ancaman)

Melakukan investasi mesin otomatis untuk memenuhi permintaan pasar.

4.4.7 Lokasi Pemasaran

Lokasi pemasaran PT. XYZ Tools Manufacturing menargetkan lokasi pemasaran di

perusahaan yang berada di daerah Cikarang, Cibitung, Tangerang dan Karawang.

Lokasi tersebut dipilih karena lokasi perusahaan yang berada di Cikarang sehingga

mudah untuk proses pendistribusian barang.

4.4.8 Ukuran dan Kapasitas Produk

Dalam analisis ini ukuran dan kapasitas produk tidak bisa ditentukan, karena PT.

XYZ Tools Manufacturing merupakan perusahaan job order yang kapasitas

produksinya berdasarkan permintaan dari konsumen. Produk yang diproduksi juga

bermacam-macam sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen. Dalam

satu hari rata-rata dapat menghasilkan 25 produk cutting tools.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

49

4.4.9 Harga

Harga yang ditawarkan perusahaan bermacam-macam sesuai dengan ukuran,

proses, waktu proses, dan material yang digunakan. Perhitungan harga jual produk

dapat dilihat pada lampiran 5.

4.4.10 Prospek Penjualan

PT. XYZ Tools Manufacturing yang merupakan anak dari perusahaan PT. X

Indonesia mempunyai kantor pemasaran sendiri di setiap wilayah. Setiap kantor

pemasaran memiliki sales engineer yang bertugas memasarkan produk cutting

tools, cara inilah yang digunakan peruahaan untuk memasarkan produknya. Selain

itu juga mengikuti even dan pameran, hal ini diikuti untuk memperkenalkan produk

kepada konsumen yaitu produsen komponen otomotif.

4.4.11 Peramalan Permintaan

Peramalan permintaan untuk tahun kedepan menggunakan data permintaan cutting

tools pasar Cikarang tahun 2010 sampai tahun 2015. Permintaan ini disajikan dalam

bentuk rupiah, karena permintaan cutting tools terdiri dari berbagai macam tipe dan

jenis, selain itu bentuknya juga berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi yang

diminta konsumen. Berikut adalah data permintaan dari tahun 2010 sampai dengan

2015 :

Tabel 4.12 Permintaan Cutting Tools Tahun 2010-2015

Tahun Permintaan milyar (Rp)

Total Permintaan Permintaan Terpenuhi

2010 11,89 8,56

2011 11,45 8,79

2012 12,01 9,58

2013 12,18 10,6

2014 12,36 11,5

2015 12,5 11,56

Terlihat jelas dari tabel 4.12 bahwa kapasitas pabrik tidak bisa memenuhi

permintaan pasar. Rata-rata permintaan yang tidak dapat dipenuhi dari tahun 2010

sampai 2015 mencapai 16,30%. Oleh karena itu PT. XYZ Tools Manufacturing

berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut agar konsumen tidak beralih ke

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

50

perusahaan kompetitor. Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat ploting pada grafik

dibawah ini:

Gambar 4.4 Grafik Permintaan Vs Kapasitas

Dari gambar 4.4 dapat dilihat perbedaan yang cukup jauh antara kapasitas produksi

dengan permintaan. Oleh karena itu untuk memenuhi permintaan pasar,

mempercepat lead time, dan untuk menurunkan biaya pengiriman, maka perlu

perluasan usaha dengan membuka pabrik baru di dekat lokasi konsumen yaitu di

Cikarang. Dari gambar 4.4 pula dapat dilihat selama tahun 2010 sampai 2015

permintaan pasar mengalami peningkatan. Oleh karena itu dapat diproyeksikan

permintaan untuk 5 tahun kedepan akan meningkat pula. Dibawah ini adalah

proyeksi permintaan menggunakan trend analisis dengan menggunakan tiga metode

proyeksi untuk tahun 2016 – 2020.

0

2

4

6

8

10

12

14

Permintaan vs Kapasitas

Permintaan

Tercapai

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Millyar

(Rp)

Tahun

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

51

Tabel 4.13 Proyeksi Permintaan Cutting Tools Tahun 2016-2020

Tahun Permintaan

Milyar (Rp) Permintaan

(Unit) Linear

Quadra

tic

Exponens

ial Grow S-Curve

2010 11,89 18.391 0 0 0 0

2011 11,45 17.710 19.582 19.938 20.095 19.539

2012 12,01 18.577 19.845 20.506 20.345 19.712

2013 12,18 18.840 20.108 21.150 20.597 19.863

2014 12,36 19.118 20.371 21.870 20.853 19.995

2015 12,50 19.335 20.634 22.667 21.112 20.109

MAPE 1 1,2 1 1

MAD 186 214 187 182

MSD 77.995 68.955 77.151 92.229

Metode pada tabel 4.13 Dperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Linear Yt = 17741 + 263*t ,

Quadratic Yt = 18097 - 4*t + 38.1*t**2,

Exponensial Grow Yt = 17755.6 * (1.01420**t),

S-Curve Yt = (10**5) / (4.80335 + 0.928471*(0.856807**t))

Perhitungan pada tabel 5.13 menggunakan trend analisis dengan bantuan aplikasi

minitab yang dijalankan dengan 4 metode , yaitu linier, quadratic, exponensial

grow dan s-curve. Selanjutnya dipilih metode yang mempunyai nilai MAPE, MAD,

dan MSD yang paling kecil. Metode yang dipilih adalah quadratic karena memiliki

nilai kesalahan yang paling kecil yaitu MAPE 1, MAD 182, dan MSD 92229.

Permintaan dalam unit diperoleh dengan cara permintaan pertahun dalam rupiah

dibagi dengan harga rata-rata produk yaitu Rp 646.512 . Dari tabel peramalan 5.13

dapat diperoleh grafik sebagai berikut:

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

52

1110987654321

21000

20500

20000

19500

19000

18500

18000

Index

C1

MAPE 1.0

MAD 186.6

MSD 77151.4

Accuracy Measures

Actual

Fits

Forecasts

Variable

Trend Analysis Plot for C1Growth Curve Model

Yt = 17755.6 * (1.01420**t)

Gambar 4.5 Grafik Permintaan Tahun 2016-2020

Dari total peramalan permintaan yang telayang telah dibuat, PT. XYZ Tools

Manufacturing yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi 30% dari total

penjualan. Sehingga dapat proyeksi permintaan untuk perusahaan yang baru adalah

30% dari peramalan sehingga produksi pada tahun 2016 adalah 6.600 unit, tahun

2017 adalah 6.658 unit, tahun 2018 adalah 6.709 unit, tahun 2019 adalah 6.753

unit, dan tahun 2020 adalah 6.798 unit.

4.4.9 Kesimpulan Aspek Pemasaran

Cikarang merupakan lokasi yang strategis untuk mendirikan pabrik. Dilihat dari

sumber bahan baku dan vendor untuk proses subkontrak yang dekat yaitu masih di

daerah Cikarang serta pelanggan yang masih dijangkau dan berada di sekitar lokasi

perusahaan. Perusahaan telah menguasai pasar Cikarang sebesar 2,63%, angka yang

masih memenuhi target penjualan tiap tahunnya, maka lokasi Cikarang sangat

potensial untuk mendirikan usaha cutting tools. Alasan lain adalah permintaan

cutting tools yang tiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan kapasitas

perusahaan.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

53

4.5 Aspek Teknis

4.5.1 Penentuan Lokasi Bisnis

Salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara berada di Cikarang.

Berbagai macam sektor industri berada di Cikarang ini. Selain itu pasar Cikarang

cukup besar dibanding dengan pasar yang lain. Kemudahan transportasi juga

dekat dengan sumber bahan baku dan pemasok juga menjadi pertimbangan

sendiri. Lokasi di Cikarang sangat strategis karena lokasi berada di tengah-tengah

konsumen. Selain itu perusahaan sudah memiliki gedung dan bangunan sehingga

biaya investasi menjadi lebih kecil.

PT. XYZ Tools Manufacturing akan dibangun di Kawasan Industri jababeka dua,

tepatnya di jalan Industri selatan IV Blok GG 5B, Cikarang-Bekasi 17530 Jawa

Barat Indonesia. Berikut adalah peta lokasi perusahaan.

Gambar 4.6 Lokasi Bisnis

Lokasi

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

54

4.5.2 Produk

Produk unggulan dari perusahaan adalah cutting tool dengan berbagai jenis dan

bentuk. Salah satunya adalah cutting tools dengan bahan dasar hight speed steel

(HSS), selain cutting tools dengan bahan HSS, PT. XYZ Tools Manufaturing juga

memproduksi cutting tools dengan bahan solid carbidge, brazing tip, juga

menerima pengerjaan modifikasi dan regrinding cutting tools. Berikut ini adalah

contoh cutting tools utama dari PT. XYZ Tools Manufacturing yang dapat dilihat

pada tabel 4.14 dan gambar 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.14 Jenis Cutting Tools PT. XYZ Tools Manufacturing

NO ITEM NAME ITEM CODE

1 HSS DRILL SGI ID-1022

2 HSS REAMER STRAIGHT SHANK 57970

3 DRILL SGHD 1038

4 STEP DRILL HSS SGI ID-1013

5 SIDE MILLING CUTTER HSS SCT 050 X 110

6 HSS REAMER Ø22.4

7 CENTER DRILL HSS D4X9.5XD12X66LXR12

8 DRILLS SGHD 1083A

9 HSS DRILL D12X55X105X130L-NR

10 STEP DRILL D73F D14,1XLC40XSD16X110L

11 DRILL V CUT CARBIDE SGI ID-5030A

12 STEP DRILL CARBIDE D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L

13 STEP DRILL D73F D8.35XLC17XDS12X110L

14 REAMER CARBIDE Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L

15 REAMER D8X8X85L

16 REAMER DR-Y0365

17 MILLING SGHM 1033

18 DRILL CABIDE SGI ID-5002

19 FLAT DRILL D4 X FL45 X 95L

20 ENDMILL CARBIDE DIA 10X100FLX150L-4NT

21 CENTER DRILL SKH51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

55

4.5.3 Operational Process Chart (OPC)

Aliran proses produksi dari cutting tools dapat dilihat pada operational process

chart (OPC) yang dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.7 Operational Process Chart (OPC)

Potong Material

UGF

Inspection

Marking

0-1

0-10

0-9

0-8

0-7

0-6

0-5

0-4

0-3

0-2

0-13

0-11

0-12

Potong Material

Lathe

Milling Profile

Hardening

Brazing

Sand Blast

CGR

UGF

UGR

CGF

UGF

Inspection

Marking

Reamer Brazing Tip

5'

40'

5'

10'

30'

35'

30'

40'

30'

10'

30'

30'

45'

0-1

0-10

0-9

0-8

0-7

0-6

0-5

0-4

0-3

0-2

0-13

0-12

Lathe

Milling Profile

Hardening

Brazing

Sand Blast

CGR

UGR

CGF

Special Cutter Brazing Tip

5'

40'

45'

30'

30'

10'

25'

30'

40'

35'

10'

5'

0-1

0-4

0-3

0-2 UGR

CGR

CGF

End mill dan ndrill

5'

30'

30'

40'

CNC Lathe

Inspection

Marking

0-6

0-8

0-7

20'

10'

5'

0-5 UGF30'

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

56

4.5.4 Aliran Proses Produksi

Aliran proses produksi dari pembuatan cutting tools dengan bahan dasar Hight

Speed Steels (HSS) adalah sebagai berikut:

1. Potong Material

Pemotongan material dengan menggunakan mesin band saw. Proses ini

adalah proses pertama dalam pembuatan cutting tools. Material dipotong

sesuai ukuran yang telah ditentukan.

2. Proses Bubut (Lathe)

Proses bubut bertujuan untuk mendapatkan diameter yang diinginkan

sesuai dengan gambar dan spesifikasi dari pelanggan. Pada proses ini

memerlukan waktu rata– rata 30-40 menit.

3 Proses Milling

Proses milling pada pembuatan cutting tools untuk membuat pangkal dari

cutting tools agar pangkal bisa dimasukkan ke kepala mesin. Selain itu

juga bisa membuat countur dengan pemakanan yang tebal sebelum di

finishing di mesin universal grinding.

4 Hardening

Proses ini bertujuan untuk membuat strukur material sesuai dengan standar

kekerasan yang diinginkan. Pada proses harden, material dipanaskan

sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan menggunakan air yang

bertekanan. Untuk proses harden PT. XYZ Tools masih subkon ke PT

lain.

5 Cylindrical Grinding

Tahapan cylindrical grinding ada dua yaitu cylindrical grinding roughing

yang membentuk countur awal dari cutting tools dan cylindrical grinding

finish yang merupakan bagian akhir dari proses cylindrical grinding,

dengan menggunakan cylindrical grinding part yang dihasilkan lebih

presisi. Proses cylindrical grinding memerlukan ketelitian dan kepresisian

yang sangat tinggi, penyimpangan satu micron saja berpengaruh besar

terhadap kualitas produk. Proses ini memerlukan operator yang sudah

berpengalaman.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

57

6 Universal Grinding

Tahapan universal grinding ada dua yaitu universal grinding roughing

yang membentuk countur awal dari cutting tools dan universal grinding

finish yang merupakan bagian akhir dari proses universal grinding.

7 Pengecekan Kualitas

Pengecekan kualitas dengan menggunakan alat profil projector. Bagian

yang diukur dengan menggunakan alat ini antara lain ketepatan dan

kepresisian cutting tools seperti bentuk countur, kedalaman countur, sudut

kepala cutting tools.

8 Marking

Setelah cutting tools lulus Quality Control (QC), tahap terakhir adalah

marking. Tahap marking dengan memberi kode dan nama material pada

bagian yang telah ditentukan. Tujuan pemberian marking adalah untuk

memberi identitas part.

4.5.5 Spesifikasi dan Dimensi Mesin

Untuk mengetahui luas lantai produksi yang diperlukan data spesifikasi dan

dimensi mesin, data spesifikasi dan dimensi mesin dapat dilihat pada tabel 4.15

berikut ini:

Tabel 4.15 Spesifikasi dan Dimensi Mesin

Mesin Tipe Mesin Dimensi (mm)

p l t

Lathe/ Bubut Winho S530x1000 2.000 600 1.250

Milling Profile Phoebus + Dro Pbm 5k 1.775 1.565 2.250

UniversalGrinding Top Work M40 1.550 1.735 1.480

CylindricalGrinding Rowa Gu-3260 1.945 985 1.245

Brazing Machine Brazing Machine 765 890 895

Bench Saw

Machine Standard ( Taiwan ) 1.400 758 1665

Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f 1.450 560 1.560

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

58

4.5.6 Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan aset yang sangat penting untuk keperluan

produksi. Untuk itu mesin yang digunakan harus mendukung produksi baik dari

segi kecepatan mesin maupun suku cadang dan kehandalan mesin. Untuk itu harus

memilih supplier mesin yang tepat agar biaya dan kemampuan produksi lebih

efisien. Supplier mesin yang digunakan tidak hanya berasal dari satu perusahaan,

dikarenakan tidak tersedia oleh satu supplier saja. Berikut adalah jenis mesin dan

peralatan yang akan digunakan di PT. XYZ Tools Manufacturing:

Gambar 4.8 Bench Saw Machine

Gambar 4.9 Lathe/ Bubut Winho S530x1000

Gambar 4.10 Milling Profil Phoebus + Dro Pbm 5

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

59

Gambar 4.11 Universal Grinding Top Work M40

Gambar 4.12 Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260

4.5.7 Routing Sheet

Untuk membuat peta proses operasi membutuhkan suatu dokumen utama yang

dikenal dengan nama Master Route Sheet atau Routing Sheet, yang merupakan

tahap awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan produksi dimulai dengan

mengidentifikasi ataupun menentukan urut–urutan mesin/peralatan, proses dan

operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi. Rata-rata produksi cutting

tools dalam sehari adalah 9 unit untuk tiap jenis cutting tools. Routing sheet

dihitung berdasarkan kapasitas produksi perhari, kapasitas untuk reamer brazing

type adalah 8 unit perhari, end mill brazing type adalah 10 unit perhari, dan

special cutter brazing type adalah 9 unit per hari, routing sheet proses produksi

PT. XYZ Tools Manufacturing dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

60

Tabel 4.16 Routing Sheet Reamer Brazing Type

Op No Process Name Machine Time

(min) Machine

Efficiency

Capacity Scrap Prod.Requirement

(unit) Number

of

Machine Theoritic Actual (%) In Out

0-1 Potong Material Band Saw 5 85% 96,00 112,94 2 10,11 9,91 0,09

0-2 Lathe Lathe 40 85% 12,00 14,12 3 9,91 9,61 0,70

0-3 Milling Profil Milling 45 85% 10,67 12,55 4 9,61 9,23 0,77

0-4 Hardening Harden 30 85% 16 18,82 0 9,23 9,23 0,49

0-5 Brazing Brazing 30 85% 16 18,82 0 9,23 9,23 0,49

0-6 Sand Blast Sand Blast 10 85% 48 56,47 0 9,23 9,23 0,16

0-7 Cyclindrical Grinding

Roughing Cyclindrical

Grinding 30 85% 16 18,82 1 9,23 9,14 0,49

0-8 Universal Grinding

Finishing Universal

Grinding 40 85% 12 14,12 5 9,14 8,7 0,65

0-9 Universal Grinding

Roughing Universal

Grinding 30 85% 16 18,82 5 8,68 8,25 0,46

0-10 Cyclindrical Grinding

Finishing Cyclindrical

Grinding 35 85% 13,71 16,13 1 8,25 8,16 0,51

0-11 Universal Grinding

Roughing Universal

Grinding 30 85% 16 18,82 2 8,16 8 0,43

0-12 Quality Control Profile Projector 10 90% 48 53,33 0 8 8 0,15

0-13 Laser Marking Laser Marking 5 90% 96 106,67 0 8 8 0,08

2

60

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

61

Tabel 4.17 Routing Sheet Endmill Brazing Type

Op

No Process Name Machine

Time

(min)

Machine

Efficiency

Capacity Scrap Prod.Requirement

(unit) Number of

Machine Theoritic Actual (%) In Out

0-1 Potong Material Band Saw 5 85% 96.00 112,94 2 11,65 11,42 0,10

0-5 Universal Grinding

Roughing UGR 30 85% 16 18,82 5 11,42 10,85 0,61

0-6 Cyclindrical

Grinding Roughing CGR 10 85% 48 56,47 2 10,85 10,63 0,19

0-7 Cyclindrical

Grinding Finishing CGF 30 85% 16 18,82 1 10,6326 10,53 0,56

0-9 Universal Grinding

Finishing UGF 35 85% 13.71 16,13 5 10,53 10 0,65

0-10 Quality Control Profile Projector 10 90% 48 53,33 0 10 10 0,19

0-11 Laser Marking Laser Marking 5 90% 96 106,67 0 10 10 0,09

2

61

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

62

Tabel 4.18 Routing Sheet Special Cutter Brazing Type

Op

No Process Name Machine

Time

(min) Machine

Efficiency

Capacity Scrap Prod.Requirement

(unit) Number

of

Machine Theoritic Actual (%) In Out

0-1 Potong Material Band Saw 5 85% 96,00 112,94 2 11,15 10,93 0,10

0-2 Lathe Lathe 40 85% 12,00 14,12 3 10,93 10,60 0,77

0-3 Milling Profil Milling 45 85% 10,67 12,55 4 10,60 10,17 0,84

0-4 Hardening Harden 30 85% 16 18,82 0 10,17 10,17 0,54

0-5 Brazing Brazing 30 85% 16 18,82 0 10,17 10,17 0,54

0-6 Sand Blast Sand Blast 10 85% 48 56,47 0 10,17 10,17 0,18

0-7 Cyclindrical

Grinding Roughing Cyclindrical

Grinding 25 85% 19,2 22,59 1 10,17 10,07 0,45

0-8 Universal Grinding

Roughing Universal

Grinding 40 85% 12 14,12 5 10,07 9,57 0,71

0-9 Cyclindrical

Grinding Finishing Cyclindrical

Grinding 30 85% 16 18,82 5 9,57 9,09 0,51

0-10 Universal Grinding

Finishing Universal

Grinding 35 85% 13,71 16,13 1 9,09 9 0,56

0-11 Quality Control Profile Projector 10 90% 48 53,33 0 9 9 0,17

0-12 Laser Marking Laser Marking 5 90% 96 106,67 0 9 9 0,08

2

62

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

63

4.5.8 Jumlah Kebutuhan Mesin dan Karyawan

Berdasarkan Routing sheet pada tabel 4.16, 4.17, dan 4.18, dapat diketahui jumlah

mesin yang dibutuhkan. Dalam permasalahan ini jumlah mesin yang digunakan

untuk perhitungan adalah mesin yang paling sering digunakan dan bisa untuk

semua jenis cutting tools. Untuk proses harden dan sand blast perusahaan tidak

menggunakan mesin tersebut dikarenakan proses tersebut di subkontrakkan ke

perusahaan lain, sehingga mesin yang dipakai di perusahaan tidak sebanyak yang

tercantum pada Operational Process Chart (OPC). Perlu diketahui bahwa ketiga

jenis cutting tools tersebut tidak diproduksi secara bersamaan, melainkan setiap

hari bisa ganti produk sesuai dengan permintaan konsumen. Jumlah kebutuhan

mesin produksi dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19 Jumlah Kebutuhan Mesin Produksi dan Karyawan Langsung

No. Nama Mesin Proses Layout

Theoritic Actual

1 Band Saw 0,10 1

2 Lathe 0,77 1

3 Milling 0,84 1

4 Harden 0,54 -

5 Brazing 0,54 -

6 Sand Blast 0,18 -

7 Cyclindrical Grinding 1,00 1

8 Universal Grinding 1,54 2

9 Profile Projector 0,19 1

10 Laser Marking 0,09 -

Dari tabel 4.19 dapat ditentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk

keperluan produksi yaitu 7 orang untuk setiap shift. Perusahaan merencanakan

akan dibuat 2 shift dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan produksi, jadi

kebutuhan total karyawan adalah 7 orang untuk shift 1 dan 5 orang untuk shift 2,

karyawan band saw hanya masuk di shift 1. Sedangkan untuk karyawan tidak

langsung yang dibutuhkan adalah 9 orang. Satpam yang dibutuhkan ada 6 orang

tetapi dibagi 3 perusahaan jadi satu perusahaan menanggung 2 satpam. Kebutuhan

karyawan yang dapat dilihat pada tabel 4.20 dan kebutuhan total karyawan pada

tabel 4.21 dibawah ini.

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

64

Tabel 4.20 Jumlah karyawan Tak Langsung

No Kebutuhan Jumlah

1 Manager 1

2 Accounting dan

Finance 1

3 Admin 1

4 Kepala produksi 1

5 Mantenence 1

6 Cleaning Service 2

7 Satpam 2

Jumlah 9

Tabel 4.21 Jumlah Total Kebutuhan Karyawan

No karyawan Jumlah

1 Produksi 12

2 Office 9

Jumlah 21

4.5.9 Luas kebutuhan Lantai Produksi

Sebelum menghitung space requirement untuk lantai produksi diperlukan data–

data awal untuk dasar perhitungan. Data-data yang diperlukan antara lain jumlah

mesin yang diperlukan, dimensi mesin dan allowance yang dibutuhkan. Luas

kebutuhan lantai produksi dihitung berdasarkan luas dari masing-masing mesin

dikali kelonggaran atau Allowance (dalam hal ini diberi Allowance 300%).

Allowance 300% sangat cukup untuk lantai produksi, karena tidak terlalu sempit

juga tidak terlalu lebar. Luas kebutuhan lantai produksi dapat dilihat pada tabel

4.22 dan 4.23 berikut:

Tabel 4.22 Kebutuhan Lantai Produksi

No. Mesin Luas +

Allowance

(m2)

kebutuhan

Lantai (m)

P L

1 Lathe/ Bubut 4,8 2,4 2

2 Milling Profile 11,11 4 3

3 Universal Grinding 21,51 8 3

4 Cyclindrical

Grinding 7,35 2 4

5 Brazing machine 2,72 1,5 2

6 Bench Saw 4,24 2,52 2

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

65

Tabel 4.23 Luas Kebutuhan Lantai Produksi

No Mesin Jumlah Dimensi (mm)

Allowance Luas

(m2)

Luas +

Allowance

(m2)

(unit) P l

1 Lathe/ Bubut 1 2.000 600 300% 1,2 4,8

2 Milling

Profile 1 1.775 1.565 300% 2,78 11,11

3 Universal

Grinding 2 1.550 1.735 300% 2,69 21,51

4 cyclindrical

Grinding 1 1.945 945 300% 1,84 7,35

5 Brazing

machine 1 890 765 300% 0,68 2,72

6 Bench Saw 1 1.400 758 300% 1,06 4,24

Jumlah 51,75

Seperti yang dapat dilihat dari tabel 4.23 jumlah kebutuhan lantai produksi adalah

51,75 m2 ditambah dengan ruang Quality Control (QC) 23,7 m

2

4.5.10 Luas Kebutuhan Area Kantor

Berdasarkan tabel 5.19 jumlah karyawan untuk area kantor adakah 4 orang jadi

area yang dibutuhkan untuk kantor tidak terlalu luas. Perhitungan luas area kantor

dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini:

Tabel 4.24 Kebutuhan Lantai Kantor

No Ruang Kebutuhan ( m) Luas

(m2) P l

1 Manager 3 3 9

2 Kepala produksi 2 2 4

3 Accounting dan Finance 2 2 4

4 Admin 2 2 4

5 Arsip 2 2 4

6 Lobby dan Ruang Tamu 4 2 8

7 Ruang Pertemuan 8 4 32

Jumlah 63

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

66

4.5.11 Luas Kebutuhan Area Pendukung

Luas area pendukung terdiri dari parkir, mushola, toilet, ruang makan, ruang

kompresor, ruang bahan bakudan loker karyawan.

A. Area Parkir Karyawan

Total karyawan yang dibutuhkan untuk satu shift adalah 11 orang, dalam hal ini

maka untuk parkir motor disediakan untuk kapasitas 15 orang karena yang 4 di

sediakan jika ada tamu, sedangkan untuk parkir mobil cukup disediakan untuk

kapasitas 3 mobil saja karena diprediksikan jarang karyawan yang mengendarai

mobil. Perhitungan luas area parkir dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.25 Kebutuhan Area Parkir

No Kendaraan Area 1 kendaraan

Luas (m2) Jumlah

kendaraan

Total

Luas (m2) P (m) L (m)

1 Motor 2 0,75 1,5 15 22,5

2 Mobil 3,5 2,5 8,75 3 26,25

Jumlah 48,75

B. Mushola dan Loker

Mushola dan loker akan ditempatkan berdekatan mushola akan dibuat dengan

ukuran 4m x 3m = 12m2 dan loker dibuat dengan ukuran 3 m x 2 m= 6 m

2 jadi

luas total untuk mushola dan loker karyawan adalah 18 m2.

C. Kebutuhan Toilet dan Janitor

Toilet yang dibutuhkan cukup 2 toilet saja yaitu untuk laki-laki dan perempuan

ukuran toilet yang diperlukan adalah panjang 4m dan lebar 3m sehingga luas yang

dibutuhkan hanya 12m2.

D. Kebutuhan Ruang Makan

Total karyawan yang dibutuhkan adalah 13 orang, sedangkan untuk satu set meja

makan memiliki kapasitas 6 orang dengan panjang 2.5m dan lebar 2m. Luas untuk

satu meja makan adalah 2.5 x 2 = 5 m2, meja yang dibutuhkan adalah 3 set

sehingga luas total yang dibutuhkan adalah 6 x 4 = 24m2.

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

67

E. Kebutuhan Ruang Kompresor

Kompresor yang dibutuhkan perusahaan berukuran 1.5m x 0.9m =1.35m2 jadi

cukup dengan ukuran 2m x 2m= 4m2.

F. Kebutuhan Ruang Bahan Baku

Bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan new cutting tools terdiri dari dua

bahan baku yaitu steel dan carbidge. Kedua bahan baku tersebut memiliki

berbagai tipe dan ukuran. Tipe dan ukuran material adalah sebagai berikut:

Tabel 4.26 Data Material Steel

No Material Maker Price/Kg Flate Plate Round Bar

1 S45C Posco Steel 18500 t16-t115

2 S45C Posco Steel 34000 Ø300-Ø505

3 S55C Posco Steel 25000 t43-t103

4 HP-1 Doosan Pm Steel 31000

5 STD11 Posco Speciality Steel 69000 t16-t130 Ø16-Ø405

6 SK3 Posco Speciality Steel 50000 t13-t33 Ø16-Ø100

7 SCM440 Posco Speciality Steel 28000 Ø16-Ø100

8 SUJ 2 Posco Steel 34000 Ø19-Ø150

9 SS400 11500 t16-t70

10 HMD5 Posco Speciality Steel 54000 t405

Tabel 4.27 Data material Carbidge

No Descripsi Jenis/ Kode Grade Harga

1 RD SR 0670 EW H10F Ø 6.7x320mm H10F 411120

2 RD SR 0720 EW H10F Ø 7.2x320mm H10F 454440

3 RD SR 0770 EW H10F Ø 7.7x320mm H10F 521040

4 RD SR 0820 EW H10F Ø 8.2x320mm H10F 565560

5 RD SR 0880 EW H10F Ø 8.8x320mm H10F 637560

6 RD SR 0930 EW H10F Ø9.3 x320mm H10F 699000

7 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm H10F 762480

8 RD SR 1030EW H10F Ø 10.3x320mm H10F 788160

9 RD SR 1080 EW H10F Ø10.8 x320mm H10F 894840

Material dalam perhitungan untuk kebutuhan satu bulan yang akan disimpan pada

4 rak yang memiliki ukuran 2000 mm x 500 mm x 2000 mm yang memiliki 4

tumpukan, yang masing-masing tumpukan berisi 19 material. Oleh karena itu

ruangan yang dibutuhkan adalah

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

68

L = (2000 x 500) x 300%

= 4000000 mm2 x 3

= 12000000 mm2

= 12 m2

G. Luas Total Fasilitas Pendukung

Luas total fasilitas pendukung dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut ini:

Tabel 4.28 Luas Fasilitas Pendukung

No Area Luas

(m2)

1 Parkir 48,75

2 Mushola dan Loker 18

3 Toilet 12

4 Ruang Makan 24

5 Compressor 4

6 Ruang Bahan Baku 12

Total 118,75

4.5.12 Total Luas Pabrik yang Dibutuhkan

Luas pabrik yang dibutuhkan adalah total luas area produksi, kantor dan luas

fasilitas pendukung. Luas total pabrik dapat dilihat pada tabel 4.29 berikut:

Tabel 4.29 Luas area Pabrik

No Area Luas (m2)

1 Produksi 75,45

2 Kantor 60

3 Fasilitas Pendukung 118,75

4 Area Jalan 52,3

5 Halaman dan Taman 63,22

Jumlah 369,72

4.5.13 Analisis Qualitative Aliran Material From to Chart (FTC)

From to chart (FTC) merupakan penggambaran tentang total movement, dari

suatu bagian aktivitas dalam pabrik menuju aktivitas dalam pabrik lainnya.

Sehingga dari From to chart (FTC) dapat dilihat total pergerakan movement

secara keseluruhan. Data-data diatas dimasukkan ke dalam from to chart dan

dilakukan proses iterasi dengan melakukan pertukaran posisi departemen untuk

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

69

mendapatkan total movement yang terkecil. Dibawah ini dilakukan percobaan

sebanyak 2 kali iterasi dengan menukar posisi beberapa departemen dan dilakukan

perhitungan total movement lagi. Total movement diperoleh dengan mengalikan

permintaan dengan berat komponen. Berikut adalah perhitungan movement dari

ketiga jenis cutting tools dalam satu hari:

Tabel 4.30 Movement Reamer Brazing Type

OP

No Process Name Machine

Scrap Prod.Requirement (kg)

(%) In Out

0-1 Potong Material Band Saw 2 4,60 4,51

0-2 Lathe Lathe 3 4,51 4,38

0-3 Milling Profil Milling 4 4,38 4,21

0-4 Hardening Harden 0 4,21 4,21

0-5 Brazing Brazing 0 4,21 4,21

0-6 Sand Blast Sand Blast 0 4,21 4,21

0-7 Cyclindrical Grinding

Roughing Cyclindrical

Grinding 1 4,21 4,17

0-8 Universal Grinding

Finishing Universal

Grinding 5 4,17 3,97

0-9 Universal Grinding

Roughing Universal

Grinding 5 3,97 3,78

0-10 Cyclindrical Grinding

Finishing Cyclindrical

Grinding 1 3,78 3,74

0-11 Universal Grinding

Roughing Universal

Grinding 2 3,74 3,67

0-12 Quality Control Profile

Projector 0 3,67 3,67

0-13 Laser Marking Laser Marking 0 3,67 3,67

Tabel 4.31 Movement Endmill Brazing Type

Op

No Process Name Machine Scrap

Prod.Requirement (kg)

In Out

0-1 Potong Material Band Saw 2 5,31 5,21

0-5 Universal Grinding

Roughing Universal Grinding 5 5,21 4,96

0-6 Cyclindrical

Grinding Roughing Cyclindrical Grinding 2 4,96 4,86

0-7 Cyclindrical

Grinding Finishing Cyclindrical Grinding 1 4,86 4,81

0-9 Universal Grinding

Finishing Universal Grinding 5 4,81 4,5844

0-10 Quality Control Profile Projector 0 4,5844 4,5844

0-11 Laser Marking Laser Marking 0 4,5844 4,5844

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

70

Tabel 4.32 Movement Special Cutter Brazing Type

Op

No Process Name Machine Scrap

(%)

Prod.Requirement

(Kg)

In Out

0-1 Potong Material Band Saw 2 5,07 4,97

0-2 Lathe Lathe 3 4,97 4,83

0-3 Milling Profil Milling Profil 4 4,83 4,64

0-4 Hardening Hardening 0 4,64 4,64

0-5 Brazing Brazing 0 4,64 4,64

0-6 Sand Blast Sand Blast 0 4.64 4,64

0-7 Cyclindrical

Grinding Roughing Cyclindrical

Grinding 1 4,64 4,59

0-8 Universal Grinding

Roughing Universal

Grinding 5 4,59 4,38

0-9 Cyclindrical

Grinding Finishing Cyclindrical

Grinding 5 4,38 4,17

0-10 Universal Grinding

Finishing Universal

Grinding 1 4,17 4,13

0-11 Quality Control Profile

Projector 0 4,13 4,13

0-12 Laser Marking Laser Marking 0 4,13 4,13

Dari data perpindahan movement dari masing-masing mesin, maka diperoleh

iterasi from to chart. Data yang dimasukan ke from to chart adalah data mesin

yang digunakan di PT. XYZ Tools Manufacturing, karena tidak semua mesin

yang ada dalam tabel movement masing-masing departemen dimiliki oleh

perusahaan. Untuk proses yang disubkon seperti proses hardening dan sand blast

tidak masuk ke dalam hitungan. Jarak yang digunakan dalam perhitungan from to

chart bukanlah jarak sesungguhnya, untuk itu setelah melakukan perhitungan

dengan metode kuantitatif from to chart harus dihitung lagi berdasarkan jarak

antar departemen yang sesungguhnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Perhitungan jarak yang digunakan berdasarkan diagonal pada tabel. Jadi dapat

diartikan bahwa semakin dekat nilai movement pada diagonal tengah, semakin

dekat pula jarak antara departemen tersebut, sebaliknya semakin jauh nilai

movement dengan diagonal tengah maka semakin jauh jarak antara depatemen.

berikut adalah perhitungan from to chart dari ketiga jenis cutting tools yang

diproduksi.

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

71

Tabel 4.33 From to Chart Iterasi 0

To Storage

Band

Saw Lathe Milling Brazing CGR UGF UGR QC Marking Total

From

Storage

14,98

14,98

Band Saw

9,48

5.,21

14,68

Lathe

9,20

9,20

Milling

8,85

9,20

Brazing

8,85

8,85

CGR

4.59 4,59

9,19

UGF

3,97 3,67

7,63

UGR

4.96

3,67

8,63

QC

3,67 3,67

Marking

0,00

Total 0 14,98 9,48 9,20 8,85 13,81 4,59 13,77 7,34 3,67 86,03 Forward

Backward

Distance From Diagonal

Distance From Diagonal

Diagonal Distance Diagonal Distance

Diagonal Distance

Diagonal Distance

1 67,25 8 0,00

1 0,00

8 0,00

2 1,52 9 41.66

2 19,84

9 0,00

3 0,00 10 0,00

3 0,00

10 0,00

4 0,00 11 0,00

4 0,00

11 0,00

5 0,00 12 0.00

5 0,00

12 0,00

6 0,00 Total 125,43

6 0,00

Total 19,84

7 0,00

7 0,00

2

71

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

72

Tabel 4.34 From to Chart Iterasi 1

To Storage

Band

Saw UGR Milling Brazing CGR UGF Lathe QC Marking Total

From

Storage

14,98

14,98

Band Saw

5,21

9,48

14,68

UGR

4,96

3,67

8,63

Milling

8,85

8,85

Brazing

8,85

8,85

CGR

4,59

4,59

9,19

UGF

3.97

3,67

7,63

Lathe

9,20

9,20

QC

3,67 3,67

Marking Total

14,98 13,77 9,20 8,85 13,81 4,59 9,8 7,34 0,00 85,68

Forward

Backward

Distance From Diagonal

Distance From Diagonal

Diagonal Distance Diagonal Distance

Diagonal Distance

Diagonal Distance

1 46,15 8 0,00

1 0,00

8 0,00

2 7,34 9 0,00

2 0,00

9 0,00

3 14,88 10 0,00

3 27,57

10 0,00

4 0,00 11 0,00

4 105,35

11 0,00

5 24,79 12 0,00

5 0,00

12 0,00

6 78,87 Total 172,02

6 0,00

Total 132,91

7 0,00

7 0,00

72

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

73

Dari kedua tabel iterasi from to chart di atas total movement yang paling kecil

adalah from to chart iterasi 0 yaitu 145,27 kg.m, maka from to chart yang dipilih

sebagai input layout adalah yang pertama dengan catatan untuk proses hardening

dan sand blast disubkontrakan sehingga tidak masuk dalam layout yang akan

dibuat. Hasil akhir layout berdasarkan from to chart adalah sebagai berikut:

Band saw – Lathe - Milling – Brazing – Cyclindrical grinding – Universal

grinding Finish- Universal grinding Rouging.

4.5.14 Perhitungan Movement Dengan Menggunakan Software CRAFT

Perhitungan movement dengan menggunakan from to chart masih belum akurat,

dikarenakan untuk menghitung jarak masih berdasarkan diagonal. Untuk lebih

akurat harus dihitung berdasarkan jarak sebenarnya, salah satunya dengan

menggunakan software CRAFT. Dalam penelitian untuk mendapatkan nilai

movement terkecil cukup satu kali iterasi, iterasi tersebut hanya menukar

departemen 7 dengan departemen 8. Hasil perhitungan dengan CRAFT adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.35 Perhitungan CRAFT Iterasi 0

Facility Layout Problem Name: Production

Method: Traditional

Number Depts.: 8

Layout: Aisle Length(cells): 20

Fill Departments: Yes

Width(cells): 6

Measure: Rectilinear Area (cells): 120

Number Aisles: 4

Movement: 305

Dept. Width: 3

Tabel 4.36 CRAFT Iterasi 0 Lanjutan

Department Color Area-

required Area-

defined x-

centroid y-

centroid Sequence

Storage 1 12 12 1,5 2 1

band saw 2 5 6 1,5 5 2

Lathe 3 5 6 1,5 7 3

Milling 4 12 12 1,5 10 4

Brazing 5 3 3 1,5 12,5 5

CGR 6 8 9 1,5 14,5 6

UGF 7 11 12 1,5 18 7

UGR 8 11 12 4,5 18 8

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

74

1 1 1 0 0 0

1 1 1 0 0 0

1 1

1 0 0 0

1 1 1 0 0 0

2 2 2 0 0 0

2 2 2 0 0 0

3 3 3 0 0 0

3 3 3 0 0 0

4 4 4 0 0 0

4 4 4 0 0 0

4 4 4 0 0 0

4 4 4 0 0 0

5 5 5 0 0 0

6 6 6 0 0 0

6 6 6 0 0 0

6 6 6 0 0 0

7 7 7 8 8 8

7 7 7 8 8 8

7 7 7 8 8 8

7 7 7 8 8 8 Gambar 4.13 CRAFT Iterasi 0

Tabel 4.37 Perhitungan CRAFT Iterasi 1

Problem Name: Production

Method: Traditional

Number Depts.: 8

Layout: Aisle

Length(cells): 20

Fill Departments: Yes

Width(cells): 6

Measure: Rectilinear

Area (cells): 120

Number Aisles: 2

Movement 274

Dept. Width: 3

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

75

Tabel 4.38 Perhitungan CRAFT Iterasi 1 Lanjutan

Department Color Area-

required Area-

defined x-

centroid y-

centroid Sequence

Storage 1 12 12 1,5 2 1 band saw 2 5 6 1,5 5 2

Lathe 3 5 6 1,5 7 3 Milling 4 12 12 1,5 10 4 Brazing 5 3 3 1,5 12,5 5

CGR 6 8 9 1,5 14,5 6 UGF 7 11 12 4,5 18 7 UGR 8 11 12 1,5 18 8

1 2 3 4 5 6

1 1 1 1 0 0 0

2 1 1 1 0 0 0

3 1 1 1 0 0 0

4 1 1 1 0 0 0

5 2 2 2 0 0 0

6 2 2 2 0 0 0

7 3 3 3 0 0 0

8 3 3 3 0 0 0

9 4 4 4 0 0 0

10 4 4 4 0 0 0

11 4 4 4 0 0 0

12 4 4 4 0 0 0

13 5 5 5 0 0 0

14 6 6 6 0 0 0

15 6 6 6 0 0 0

16 6 6 6 0 0 0

17 8 8 8 7 7 7

18 8 8 8 7 7 7

19 8 8 8 7 7 7

20 8 8 8 7 7 7 Gambar 4.14 CRAFT Iterasi 1

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

76

4.5.15 Layout Akhir Area Produksi

Hasil dari perhitungan CRAFT dengan movement terkecil yaitu iterasi CRAFT

yang pertama akan diperoleh layout akhir, perhitungan tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.35 dan tabel 4.37. Perbandingan total movement antara iterasi 0 dan iterasi

1 dapat dilihat pada tabel 4.39 berikut ini:

Tabel 4.39 Perbandingan Total Movement

No. Nama Total Movement

(kg,m)

1 Iterasi 0 305

2 Iterasi 1 274,2

Penghematan 30,8

Dari tabel 4.39 diatas dapat dilihat penurunan movement antara iterasi 0 dan iterasi

1 memperoleh adalah 30,8 kg.m perhari atau sekitar 10,10%, sehingga hasil

perhitungan CRAFT iterasi 1 yang dipilih sebagai layout akhir karena memiliki

total perpindahan yang kecil, hal itu juga berdampak pada material handling cost

setiap hari.

4.5.16 Layout Akhir

Layout akhir merupakan gabungan dari semua layout, baik area produksi, kantor,

dan fasilitas pendukung. Layout ini disusun berdasarkan hubungan keterkaitan

antara departemen yang satu dengan yang lain. Departemen yang mampunyai

hubungan dekat maka penempatan ruangan didekatkan, sebaliknya jika jarang

berhubungan maka ruangan saling berjauhan. Ukuran pada layout ini sudah

dilengkapi dengan skala sehingga ukuran yang tertera pada gambar mewakili

ukuran sebenarnya. Gambar layout akhir dapat dilihat pada lampiran 1 yang

dicetak pada kertas A3.

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

77

Gambar 4.15 Layout Area Produksi

Keterangan :

1. Storage 6. Cyclindrical Grinding

2. Band Saw 7. Grinding Roughing

3. Lathe 8. Universal Grinding Finish

4. Milling 9. Quality Control Room (QC Room)

5. Brazing 10. Walking Area

Satuan : mm Skala 1 : 100

1 2 3 4

5 6

7

8

9

10

2

77

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

78

4.5.17 Biaya Operasional Mesin

Biaya operasioal mesin termasuk dalam variabel cost yang terdiri dari biaya

listrik, biaya tenaga kerja dan biaya perawatan.

4.5.17.1 Biaya Kebutuhan Listrik

Semua mesin yang ada di PT. XYZ Tools Manufacturing menggunakan tenaga

listrik dengan daya yang besar dan berbeda-beda, karena itu tidak heran jika biaya

yang dikeluarkan untuk biaya listrik cukup besar. Besarnya biaya listrik perhari

dapat dihitung dengan perhitungan daya pada mesin dikali biaya per kwh dikali

jam operasional mesin. Perhitungan biaya operasioal mesin dapat dilihat pada

tabel 4.40 berikut ini:

Tabel 4.40 Biaya Kebutuhan Listrik Per Hari

Nama Mesin Tipe Daya

(KWH) Biaya per

Kwh (Rp)

Jam

Operas

ional

Total Biaya

listrik

Perhari (Rp)

Lathe/ Bubut Winho

S530x1000 17 970 12 197.880

Milling Profile Phoebus + Dro

Pbm 5k 18 970 12 209.520

Universal Grinding Top Work

M40 14 970 12 162.960

Cylindrical

Grinding Rowa Gu-3260

23 970 12 267.720

Brazing Machine Brazing

Machine 970 5 0

Bench Saw Machine

Standard ( Taiwan )

7 970 4 27.160

Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f

5 970 4 19.400

Jumlah 884.640

4.5.17.2 Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dihitung dengan cara gaji karyawan dibagi dengan jumlah hari

kerja, hasilnya dibagi lagi dengan jam kerja perhari. Mesin yang beroperasi

tentunya memerlukan operator untuk mengoperasikan mesin dan peralatan

produksi. Rincian biaya tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 4.41 berikut ini.

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

79

Tabel 4.41 Biaya Tenaga Kerja Per Hari

Nama Mesin Tipe Jumlah

Karyawan

Gaji dan

Tunjangan

Karyawan

(Rp)

Biaya

Karyawan

Perhari

(Rp)

Lathe/ Bubut Winho S530x1000 2 8.600.000 430.000

Milling Profile Phoebus+Dro Pbm 5k 2 8.600.000 430.000

Universal Grinding Top Work M40 4 17.200.000 860.000

Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260 2 8.600.000 430.000

Brazing Machine Brazing Machine 0 0 0

Bench Saw Machine Standard ( Taiwan ) 1 4.300.000 215.000

Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f 1 4.300.000 215.000

Jumlah 2.580.000

4.5.17.3 Biaya Perawatan Mesin

Biaya perawatan mesin meliputi biaya pembersihan, pelumasan, collant untuk

pendingin mesin, serta biaya untuk penggantian mata gerinda dan alat penunjang

produktivitas mesin yang lain. Perhitungan lebih lanjut tentang biaya perawatan

mesin dapat dilihat pada tabel 4.42 berikut ini:

Tabel 4.42 Biaya Perawatan Mesin

Nama Mesin Jam

Operasional

Biaya

Perawatan Per

Hari (Rp)

Total

Biaya Per

Hari (Rp)

Total

Biaya Per

Tahun

(Rp)

Lathe/ Bubut 12 12.000 144.000 1.728.000

Milling Profile 12 13.000 156.000 1.872.000

Universal Grinding 12 15.000 180.000 2.160.000

Cylindrical Grinding 12 17.000 408.000 4.896.000

Brazing Machine 5 0 0 0

Bench Saw Machine 4 5.000 20.000 240.000

Profile Projector 4 1.000 4000 48.000

Jumlah 912.000 10.944.000

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

80

4.5.17.4 Biaya Total Operasional Mesin

Biaya operasional total terdiri dari penjumlahan dari biaya listrik, biaya tenaga

kerja, dan biaya perawatan mesin, total biaya produksi dapat dilihat pada tabel

4.43 berikut ini:

Tabel 4.43 Biaya Operasional Produksi

Nama Mesin Tipe Biaya

Operasional

Mesin

Lathe/ Bubut Winho S530x1000 639.880

Milling Profile Phoebus + Dro Pbm 5k 651.520

Universal Grinding Top Work M40 2.045.944

Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260 721.720

Brazing Machine Brazing Machine 0

Bench Saw Machine Standard ( Taiwan ) 246.160

Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f 238.400

Jumlah 4.543.624

4.5.18 Perencanaan Produksi

Kapasitas produksi dalam satu tahun PT. XYZ Tools Manufacturing adalah 6600

unit cutting tools atau kapasitas per harinya adalah 25 unit untuk 2 shift. Produksi

yang meningkat setiap tahun membuat perusahaan harus merencanakan produksi

dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan dikemudian hari.

Perencanaan produksi dari PT. XYZ Tools Manufacturing dapat dilihat pada tabel

4.44 dan 4.45 berikut ini.

Tabel 4.44 Waktu Proses Pembuatan Cutting Tools

No Jenis Kegiatan Periode ( Hari)

1 Terima Order dari konsumen 1

2 Turun Surat Perintah Kerja(SPK) 2

3 Proses design 5

4 Proses Produksi Awal 6

5 Proses Subkontrak 12

6 Proses Produksi Akhir 16

7 Kirim ke kostumer 20

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

81

Tabel 4.45 Perencanaan Produksi 2016 sampai 2020

Periode Permintaan kapasitas Rencana Produksi Jumlah

Hari OT Biaya OT

(Rp) RT OT

2016 6.600 6.600 6.600 0 0 0

2017 6.658 6.600 6.600 58 2 10.475.951

2018 6.709 6.600 6.600 109 4 21.857.322

2019 6.753 6.600 6.600 153 6 34.299.735

2020 6.798 6.600 6.600 198 8 49.556.750

4.5.19 Menejemen Proyek

Menejemen proyek bertujuan untuk mempermudah pengerjaan suatu proyek.

Dengan menejemen proyek dapat mengetahui pekerjaan yang harus benar-benar

dipantau. Data yang diperlukan untuk menejemen proyek PT. XYZ Tools

Manufacturing adalah sebagai berikut:

Tabel 4.46 Aktifitas Rehab Gedung

Aktifitas Aktifitas Waktu

(Hari) Aktifitas

Pendahulu

A Pembersihan gedung 7

B Pengecatan Lantai dan dinding produksi 21 A

C Instalasi Kabel mesin dan slang angin area

produksi 5 B

D Instalasi kabel dan jaringan untuk Office 8 B

E Penandaan Area mesin produksi 15 C

F Menata mesin dan peralatan kantin serta peralatan

pendukung 14 D,E

G Verifikasi dan Pengecekan Mesin 10 F

H Trial Produk 7 G

Untuk mempermudah pembuatan menejemen proyek maka harus dibuat

precendence diagram. Dengan precendence diagram akan dapat dengan mudah

untuk menghitung waktu awal pengerjaan proyek serta slack. Berikut adalah

gambar precendence diagram dari menejemen proyek PT. XYZ Tools

Manufacturing. Dari precendence diagram akan mempermudah untuk perhitungan

slack, seperti pada tabel 4.47 berikut ini.

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

82

Presendence Diagram

Gambar 4.16 Precendence Diagram

Tabel 4.47 Perhitungan Waktu Proyek

Aktifitas Waktu Early

Time Early

Finish Late

Time Late

Finish Slack

Project 79

A 7 0 7 0 7 0

B 21 7 28 7 28 0

C 5 28 33 28 33 0

D 8 28 36 28 48 12

E 15 33 48 33 48 0

F 14 48 62 48 62 0

G 10 62 72 62 72 0

H 7 72 79 72 79 0

Waktu yang diperlukan untuk menbangun perusahaan adalah 79 hari. Waktu

tersebut 11 hari lebih cepat dari waktu yang diperkirakan yaitu 3 bulan atau 90

hari. Nilai Slack 0 menunjukan pekerjaan yang harus dipantau karena waktu

tersebut merupakan waktu kritis dalam proyek.

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

83

Gantt Chart ( Early and Late Times)

Gambar 4.17 Gantt Chart Early dan Late Time

2

83

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

84

4.5.20 Kesimpulan Aspek Teknis

Lokasi di Cikarang layak untuk menjalankan ide bisnis berdasarkan aspek teknis.

Hal ini berdasarkan bisa mencapai luas pabrik yang optimal 369,72m2. Luas

tersebut masih lebih kecil dari pada luas gedung yang telah dimiliki PT. XYZ

Tools manufacturing yang berada di Cikarang yaitu 400 m2. Teknologi yang

dibutuhkan juga tersedia di Cikarang terbukti dengan kedekatan dengan

subkontrak. Serta dapat menyusun layout produksi dan kantor secara optimal.

4.6 Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek penting bagi keberhasilan perusahaan dan

merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk menentukan keputusan

investasi, pendanaan, dan dividen (USU, 2007). Hampir semua hal penting dalam

perusahaan mengandung aspek keuangan. Pengelolaan keuangan suatu

perusahaan sangatlah penting artinya agar dapat dipakai sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat banyak metode yang digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi suatu

investasi. Pada analisa kelayakan bisnis PT. XYZ Tools Manufacturing, akan

digunakan empat metode untuk menganalisa kelayakan pembangunan dan

pengoprasian PT. XYZ Tools Manufacturing. Hal-hal yang harus dihitung dalam

aspek keuangan adalah sebagai berikut:

4.6.1 Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha, yang

nilainya tetap walaupun total produknya berubah. Dengan kata lain biaya ini tidak

berubah dan harus dibayar walau usaha tidak beroperasi. Berikut adalah biaya

investasi yang dilakukan untuk menjalankan PT. XYZ Tools Manufacturing.

Untuk biaya gedung merupakan nilai gedung dan biaya rehab gedung, sedangkan

tanah diamortisasikan.

Tabel 4.48 Biaya Training dan Persiapan

Description Jumlah Bulan

1 2 3

Manager 1 9.000.000 9.000.000 9.000.000 Kepala Produksi 1 6.000.000 6.000.000 6.000.000 TK Langsung 12 0 0 47.110.200 TK Tidak langsung 2 0 0 9.500.000

Jumlah 71.610.200

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

85

Tabel 4.49 Biaya Investasi PT. XYZ Tools Manufacturing

No Description Amount

1 Partisi Office 50.000.000

2 Gedung 1.128.389.800

3 Surat perizinan 10.000.000

Persiapan dan training 71.610.200

PERALATAN

3 Bench Saw 50.000.000

4 Kompressor 38.493.000

5 Small Measurement 21.006.050

MESIN

6 Mesin Lathe/Bubut 175.500.000

7 Milling Profile 188.500.000

8 Universal Grinding 463.320.000

9 Cylindrical Grinding 513.500.000

10 Brazing 125.000.000

11 Profile Projector 150.000.000

Total 2.985.319.050

Berdasarkan tabel 4.49 maka untuk menjalankan bisnis cutting tools atau PT.

XYZ Tools Manufacturing dibutuhkan biaya investasi sebesar Rp 2.985.319.050,-

dan sumber dana yang diperoleh berasal dari dana perusahaan.

4.6.2 Biaya Produksi Langsung

Biaya produksi langsung adalah biaya yang dikeluarkan yang berpengaruh

terhadap biaya penjualan produk. Dalam penelitan ini biaya yang ditimbulkan

berasal dari dua sumber yaitu sebagai berikut:

A. Biaya Bahan Baku ( Material )

Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku pembuat cutting tools. Pada

produksi membutuhkan bahan-bahan baku dan biaya sebagai berikut :

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

86

Tabel 4.50 Biaya Bahan Baku PT. XYZ Tools Manufacturing

Material Ukuran Harga Kebutuhan

Meterial Biaya Material/

produk Kapasitas

Produksi Qty

material Total Biaya

Material

SS400

11.500 1,5 17.250 432 648 7.452.000 S45C Ø300-Ø505 18.500 1 18.500 384 384 7.104.000 S45C t16-t115 18.500 1 18.500 192 192 3.552.000 S45C t16-t115 18.500 2 37.000 288 576 10.656.000 S55C 0 25.000 2 50.000 432 864 21.600.000

SCM440 Ø16-Ø100 28.000 1 28.000 48 48 1.344.000 HP-1

31.000 1,5 46.500 240 360 11.160.000

SUJ 2 Ø19-Ø150 34.000 2 68.000 384 768 26.112.000 SK3 Ø16-Ø100 50.000 1 50.000 384 384 19.200.000

STD11 Ø16-Ø405 69.000 1 69.000 432 432 29.808.000 RD SR 0670 EW H10F Ø 6.7x320mm 411.120 0,5 205.560 144 72 29.600.640 RD SR 0720 EW H10F Ø 7.2x320mm 454.440 0,5 227.220 144 72 32.719.680 RD SR 0770 EW H10F Ø 7.7x320mm 521.040 1 521.040 96 96 50.019.840 RD SR 0820 EW H10F Ø 8.2x320mm 565.560 1 565.560 192 192 108.587.520 RD SR 0880 EW H10F Ø 8.8x320mm 637.560 1 637.560 240 240 153.014.400 RD SR 0980 EW H10F Ø9.3 x320mm 699.000 0,5 349.500 96 48 33.552.000 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 762.480 0,5 381.240 96 48 36.599.040 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 762.480 1 762.480 144 144 109.797.120

HMD5 Ø 10.3x320mm 788.160 0,5 394.080 144 72 56.747.520 RD SR 1030EW H10F

788.160 1 788.160 144 144 113.495.040

RD SR 1080 EW H10F Ø10.8 x320mm 894.840 1 894.840 144 144 128.856.960 Total 6.129.990 4.800 5.928 990.977.760

2

86

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

87

B. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Didapat biaya tenaga kerja yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung

dengan produksi dan berdasarkan presentasi kenaikan Upah Minimum Regional

(UMR) kota Bekasi selama 6 tahun terakhir. Berikut adalah data Perubahan Upah

Minimum Regional (UMR) dari tahun 2010 sampai 2015

Tabel 4.51 Upah Minimum Regional Kota Bekasi

Berdasarkan PP No.78 tahun 2015 besarnya upah minimum regional dihitung

berdasarkan formula

X= UMR tahun sebelumnya + UMR tahun sebelumnya x (Inflasi tahun

sebelumnya + pertumbuhan Ekonomi Tahun sebelumnya).

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi 11.5% tiap tahun maka akan

diperoleh Upah Minimum Regional dari tahun 2016 sampai 2020 adalah seperti

pada tabel 4.53 dan untuk Biaya tenaga kerja langsung yang harus ditanggung

oleh PT. XYZ Tools Manufacturing dapat dilihat pada tabel 4.52 dibawah ini.

Tabel 4.52 Peramalan Upah Minimum Regional (UMR) Bekasi

No Tahun Kenaikan Biaya Tenaga kerja

Langsung (Rp)

1 2016 3.643.987

2 2017 4.063.046

3 2018 4.530.296

4 2019 5.051.280

5 2020 5.632.177

No Tahun Upah Minimum

Regional ( UMR) Rp

1 2010 1.256.800

2 2011 1.475.000

3 2012 1.956.000

4 2013 2.468.000

5 2014 2.926.500

6 2015 3.268.000

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

88

Tabel 4.53 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Operator

Mesin Jml UMK Tunjangan

BPJS

TK

3,7%

Total Per

Bulan Total Per

Tahun

Lathe/

Bubut 2 7.287.974 1.200.000 269.655 8.757.629 105.091.548

Milling

Profile 2 7.287.974 1.200.000 269.655 8.757.629 105.091.548

Universal

Grinding 4 14.575.948 2.400.000 539.310 17.515.258 210.183.097

Cylindrical

Grinding 2 7.287.974 1.200.000 269.655 8.757.629 1.050.915.48

Brazing

Machine 0 0 0 0 0 0

Bench Saw

Machine 1 3.643.987 600.000 134.828 4.378.815 52.545.774

Profile

Projector 1 3.643.987 600.000 134.828 4.378.815 52.545.774

Jumlah 52.545.774 630.549.291

4.6.3 Biaya Overhead

Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya telepon, biaya listrik, biaya administrasi,

biaya pajak dan gaji tenaga kerja tak langsung, dan biaya penyusutan. Berikut

adalah rincian untuk biaya overhead pabrik :

A. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah orang-orang yang berperan dalam proses

atau berjalannya perusahaan, hanya tidak mempengaruhi proses produksi atau

tidak turut serta dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja PT.XYZ Tools

Manufacturing dapat dilihat pada tabel 4.54 berikut.

Tabel 4.54 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

No Bagian Gaji Per Bulan (Rp) Gaji Per Tahun (Rp)

1 Manager 8.500.000 102.000.000

2 Kepala Produksi 4.900.000 58.800.000

3 Accounting 4.900.000 58.800.000

4 Admin 4.300.000 51.600.000

5 Maintenance 4.500.000 54.000.000

6 Cleaning Service 7.200.000 86.400.000

7 Satpam 7.800.000 93.600.000

Jumlah 34.300.000 411.600.000

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

89

B. Dana Deprisiasi

Jumlah dana penyusutan merupakan dana yang disesuaikan dengan jumlah dana

yang dihitung setiap tahunnya. Berdasarkan metode yang digunakan. Biaya

penyusutan ini biasanya dihitung dari biaya bangunan, peralatan dan mesin sesuai

dengan biaya ekonomis. Perhitungan dana depresiasi ini menggunakan metode

garis lurus (straight line), dan sesuai dengan pengelompokkan jenis-jenis asset

sesuai dengan peraturan pajak keuangan Indonesia. Perhitungan dana depresiasi

dapat dilihat pada lampiran 2. Total biaya overhead yang ditanggung perusahaan

tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.55 berikut ini:

Tabel 4.55 Total Biaya Overhead Per Tahun

No Jenis Biaya Biaya (Rp)

1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 411.600.000

2 Biaya Telepone dan Internet 18.000.000

3 Biaya Air dan Maintenance fee 15.944.000

4 Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600

5 Biaya Administrasi 1.000.000

6 Biaya Pembelian ATK 6.000.000

7 Biaya Depresiasi 297.602.263

8 Biaya Perawatan Gedung 10.000.000

9 Biaya Perawatan Kawasan 14.400.000

10 Biaya lain-lain 4% 39.474.395

Total 1.026.334.257

4.6.4 Kenaikan Biaya Produksi

Biaya produksi diasumsikan akan mengalami kenaikan maksimal sebesar 11.5%

tiap tahun, hal ini didasari oleh data kenaikan ekonomi dan inflasi dari tahun 2010

sampai 2015. Perhitungan kenaikan biaya produksi dapat dilihat pada lampiran 4,

sedangkan jumlah total kenaikan biaya produksi dapat dilihat pada tabel 4.56

berikut.

Tabel 4.56 Kenaikan Biaya Produksi Per Tahun

No Tahun Kenaikan

(Rp)

1 2016 9.051.166

2 2017 10.092.050

3 2018 11.252.636

4 2019 12.546.689

5 2020 13.989.558

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

90

4.6.5 Kenaikan Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan merupakan harga biaya produksi ditambah dengan laba

yang diinginkan. Persentase laba yang diharapkan oleh pengusaha adalah 50%

dari biaya produksi dan pajak 10%. Perhitungan harga pokok penjualan dapat

dilihat pada lampiran 5, sedangkan hasil perhitungan harga pokok penjualan dapat

dilihat pada tabel 4.57 berikut ini.

Tabel 4.57 Kenaikan Harga Pokok Penjualan

No Tahun Kenaikan (Rp)

1 2016 13.576.749

2 2017 15.613.261

3 2018 17.955.251

4 2019 20.648.538

5 2020 23.745.819

4.6.6 Asumsi Kenaikan Biaya Setiap Tahun Dari Tahun 2016–2020

4.6.6.1 Kenaikan Biaya Produksi

A. Kenaikan Biaya Bahan Baku

Kenaikan biaya bahan baku diasumsikan mengalami kenaikan 11,5% tiap tahun,

hal ini berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di indonesia. Kenaikan

harga bahan baku dapat dilihat pada lampiran 6. Sedangkan total kenaikan dapat

dilihat pada tabel 4.58 berikut ini.

Tabel 4.58 Kenaikan Biaya Bahan Baku

No Tahun Kenaikan (Rp)

1 2016 1.362.594.420

2 2017 1.519.292.778

3 2018 1.694.011.448

4 2019 1.888.822.764

5 2020 2.106.037.382

B. Kenaikan Gaji Tenaga Kerja Langsung

Kenaikan biaya tenaga kerja diasumsikan 11,5% setiap tahun. Persentasi tersebut

didapat dari rata-rata kenaikan gaji dari tahun 2014–2015. Tidak ada pertambahan

tenaga kerja tiap tahun dikarenakan target produksi masih bisa tercapai dengan

lembur. Kenaikan gaji tenaga kerja langsung dapat dilihat pada tabel 4.59 berikut.

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

91

Tabel 4.59 Kenaikan Gaji Tenaga kerja Langsung

No Tahun Kenaikan Biaya

Tenaga kerja

Langsung (Rp)

Jumlah Tenaga

Kerja Langsung Total Biaya Tenaga Kerja

Langsung (Rp)

1 2016 52.545.774 12 630.549.291

2 2017 58.588.538 12 703.062.459

3 2018 65.326.220 12 783.914.642

4 2019 72.838.735 12 874.064.826

5 2020 81.215.190 12 974.582.281

4.6.4.2 Kenaikan Biaya Overhead Setiap Tahun Dari Tahun 2016 – 2020

Persentase kenaikan biaya overhead sebesar 11,5% disesuaikan dengan kenaikan

bahan baku atau material. Kenaikan biaya overhead dibuat berdasarkan kenaikan

biaya-biaya bahan pokok yaitu 11,5%, namun untuk komponen biaya penyusutan

akan sama setiap tahun. Rincian kenaikan biaya overhead dapat dilihat pada

lampiran 7, sedangkan total kenaikan biaya overhead dapat dilihat pada tabel 4.60

berikut ini.

Tabel 4.60 Kenaikan Biaya Overhead

No Tahun Kenaikan (Rp)

1 2016 683.594.742

2 2017 762.208.138

3 2018 849.862.074

4 2019 947.596.212

5 2020 1.056.569.777

4.6.7 Perkiraan Rugi-Laba

Berdasarkan biaya-biaya yang telah didapat, sehingga dapat dibuat kedalam

laporan rugi-laba (Income Statement). Berdasarkan laporan ini sudah dapat

diketahui bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing mengalami keuntungan setiap

tahun sehingga dipastikan bisnis layak untuk dijalankan. Perhitungan rugi-laba

dapat dilihat pada lampiran 8, sedangkan hasil perhitungan rugi-laba dapat dilihat

pada tabel 4.61 berikut ini.

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

92

Tabel 4.61 Perkiraan Rugi-Laba

No Tahun Rugi-Laba (Rp)

1 2016 677.505.493

2 2017 880.724.167

3 2018 1.124.828.449

4 2019 1.417.190.329

5 2020 1.770.165.259

4.6.8 Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow)

Cash flow ini menunjukkan asumsi aliran kas yang akan terjadi PT. XYZ Tools

Manufacturing untuk periode 5 tahun kedepan yaitu dimulai dari tahun 2016-

2020. Cash flow dapat menentukan kriteria penilaian investasi. Perhitungan

proyeksi aliran kas (cash flow) dapat dilihat pada lampiran 9, sedangkan hasil

perhitungan kas bersih dapat dilihat pada tabel 4.62 berikut ini.

Tabel 4.62 Total Kas Bersih Setiap Tahun

No Tahun Kas Bersih

1 0 -2.985.319.050

2 2016 -2.307.813.557

3 2017 -1.427.089.391

4 2018 -302.260.941

5 2019 1.114.929.388

6 2020 2.885.094.646

1.114.929.388

2.985.319.050

2.307.813.557

1.427.089.391

302.260.941

2.885.094.646

0 54321

Gambar 4.18 Aliran Kas Tahun 2016-2020

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

93

4.6.9 Kriteria Penilaian Investasi

Berdasarkan biaya-biaya yang telah ditentukan, dan laporan keuangan yang telah

dibuat laporan untuk 5 tahun yang akan datang, maka akan dilakukan penilaian

kriteria investasi sesuai dengan metode kelayakan investasi. Berikut metode yang

akan digunakan untuk menentukan kelayakan untuk mejalankan bisnis cutting

tools oleh PT. XYZ Tools Manufacturing :

4.6.9.1 Net Present Value (NPV)

Berdasarkan laporan cash flow untuk periode 5 tahun kedepan, maka akan

ditentukan nilai NPV untuk mengetahui kelayakan untuk menjalankan perusahaan

ini, pada teori bab II dapat dilihat cara mencari NPV menggunakan rumus manual

dan menggunakan rumus pada ms.excel.

NP𝑉 = 𝑛𝑡=1

𝑅𝑡

( 1+𝑖 )𝑡− 𝐿𝑜

NPV =677.505.493

1 + 7% 1+

880.724.167

1 + 7% 2+

1.124.828.449

1 + 7% 3+

1.417.190.329

1 + 7% 4

+ 1.770.165.259

1 + 7% 5− 2.985.319.050

= Rp 1.678.588.406

=NPV (Discount rate,value1: value2)

Gambar 4.19 Hasil Printscreen Mencari NPV Menggunakan Rumus Exel

Dari perhitungan diatas didapat nilai NPV Rp 1.678.588.406, sehingga sesuai

kriteria ketentuan NPV yaitu Jika NPV > 0 maka usulan investasi diterima.

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

94

4.6.9.2 Internal Rate of Return (IRR)

Nilai IRR dapat dicari juga menggunakan cash flow seperti NPV, untuk

mengetahui kelayakan PT. XYZ Tools Manufacturing, mencari IRR dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

PW 20% = -2.985.319.050 +(677.505.493 x0,8333) + (880.724.167x

0,6944) +(1.124.828.449x 0,5787) + (1.417.190.329 x

0,4823) + (1.770.165.259 x 0,4019)

= -143.174.709

PW 25% = -2.985.319.050 +(677.505.493 x0,8000) + (880.724.167x

0,6400) +(1.124.828.449x 0,5120) + (1.417.190.329 x

0,4096) + (1.770.165.259 x 0,3277)

= 236.699.675

R = P1 − C1𝑃2−𝑃1

𝐶2−𝐶1

= 20 − 236.699.675 x 25−20

−143.174.709−236.699.675

= 20 –(-3.11)

= 23.11%

= 23 %

Atau bisa juga dengan menggunakan rumus dari Mc.excel sebagai berikut:

Gambar 4.20 Hasil Printscreen Mencari IRR dengan Rumus Excel

Dari perhitungan menggunakan rumus excel didapat hasil 23,00%, sehingga

23,00% > I, dimana nilai I = 7%, sehingga 23,00% > 7%, hal ini membuktikan

bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing layak untuk dijalankan.

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

95

4.6.9.3 Payback Period (PP)

Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa lama modal yang dimiliki

kembali kepada investor, untuk mengetahui PP sebagai berikut:

Tabel 4.63 Perhitungan Payback Period (PP)

Tahun komulatif

Aliran kas Biaya

Perbulan kekurangan

dalam bulan Biaya Per

Hari Sisa Hari

0 -2.985.319.050

1 -2.307.813.557

2 -1.427.089.391

3 -302.260.941

4 1.114.929.388 118.099.194 -66.062.553 5.368.145 3.723.334

Total Waktu 3 Tahun 2 bulan 13 Hari

Modal akan kembali pada tahun ke-3. Untuk maka net cash flow mendapatkan

waktu yang tepat, maka tahun ke 4 dibagi 12 bulan

Biaya Per Bulan =Rp 1.417.190.329

12

= Rp 118.099.194

Bulan ke-2 = -302.260.941+ 236.198.388

= -66.062.553 (Kurang dari biaya per bulan jadi modal kembali

pada bulan ke-2)

Nilai kekurangan dihitung dengan menggunakan pendapatan harian, pendapatan

harian diperoleh dengan cara biaya bulanan dibagi 22 hari kerja

Biaya Per Hari =

= Rp 5.368.145

Hari ke-13 = -50134400 + (13 x 5.368.145)

= Rp 3.723.334 (Nilai positif dan kurang dari biaya per

hari)

PP terjadi pada tahun ke-3, bulan ke-2 hari yang ke-13 atau 3 tahun, 2 bulan, 13

hari, maka diketahui bahwa modal kembali pada waktu yang tidak begitu lama,

sehingga bisa dikatakan bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing tergolong kedalam

kriteria layak.

Rp 118.099.194

22

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

96

4.6.9.4 Break Event Point (BEP)

Untuk mengetahui kelayakan bisnis PT. XYZ Tools Manufacturing, maka

digunakan metode BEP untuk mengetahuinya, sehingga untuk mengetahui

minimal produk yang harus terjual dan minimal biaya penjualan yang harus

diterima, sehingga dapat mengetahui kelayakan PT. XYZ Tools Manufacturing,

berikut cara yang digunakan dan menggunakan cash flow sebagai dasar

perhitungan BEP :

Tabel 4.64 Break Even Point (BEP) PT XYZ Tools Manufacturing

2016 2017 2018 2019 2020

Biaya Tetap

1.026.334.257 1.110.138.436 1.203.580.096 1.307.767.547 1.423.936.555

Biaya

Tidak Tetap

1.993.143.711 2.232.831.188 2.499.783.412 2.797.187.325 3.130.176.413

Prod.

(Qty) 6.600 6.658 6.709 6.753 6.798

Harga

Jual 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

BEP Produk

4.661 4.187 3.785 3.442 3.144

BEP Harga

2.434.016.053 2.514.266.557 2.614.092.167 2.733.509.317 2.871.774.830

Berdasarkan perhitungan tabel 4.64 maka dapat dibuat kesimpulan mengenai BEP

PT. XYZ Tools Manufacturing, sehingga diketahui bahwa kelayakan PT. XYZ

Tools Manufacturing sebagai berikut:

Tabel 4.65 Kesimpulan BEP Produk dan BEP harga

Tahun BEP Produk (Qty) Produksi Produk BEP Harga Biaya Penjualan

2016 4.661 6.600 2.434.016.053 2.434.016.053

2017 4.187 6.658 2.514.266.557 2.514.266.557

2018 3.785 6.709 2.614.092.167 2.614.092.167

2019 3.442 6.753 2.733.509.317 2.733.509.317

2020 3.144 6.798 2.871.774.830 2.871.774.830

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

97

4.6.10 Analisis Sensitivitas

Dalam analisis setiap investasi usaha, termasuk usaha cutting tools, tentu terdapat

ketidakpastian yang akan mempengaruhi hasil perhitungan. Analisis sensitivitas

harus dilakukan guna menguji seberapa sensitif usaha yang akan dilaksanakan

terhadap perubahan jumlah dan harga-harga dari input dan output produksi.

Dalam analisis sensitivitas ini digunakan 3 skenario, yaitu :

4.6.10.1 Skenario I

Pendapatan usaha mengalami penurunan sebesar 5% sedangkan biaya investasi

dan biaya operasional diasumsikan tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan

oleh kenaikan harga material, jumlah permintaan yang menurun, ataupun jumlah

produksi yang menurun. Perhitunggan dari skenario 1 dapat dilihat pada lampiran

11, berikut adalah hasil perhitungannya.

NPV = Rp 832.516.951

IRR = 15,27%

PP = 3 Tahun 8 Bulan 13 Hari

BEP Harga = Rp 832.516.951

BEP Produk = 21.597 Unit

4.6.10.2 Skenario II

Biaya operasional mengalami kenaikan 5% sedangkan biaya investasi dan

penerimaan usaha diasumsikan tetap. Kenaikan biaya operasional bisa terjadi

akibat kenaikan harga input produksi, seperti bahan baku dan peralatan produksi.

Perhitunggan dari skenario II dapat dilihat pada lampiran 11, berikut adalah hasil

perhitungannya.

NPV = Rp 1.059.001.070

IRR = 17,36%

PP = 3 Tahun 6 Bulan 19 Har

BEP Harga = Rp 14.517.564.372

BEP Produk = 21.213 Unit

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

98

4.6.10.3 Skenario III

Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II, yaitu:

diasumsikan penerimaan usaha mengalami penurunan 5% dan biaya operasional

mengalami kenaikan 5%, sedangkan biaya investasi tetap. Perhitunggan dari

skenario III dapat dilihat pada lampiran 12, berikut adalah hasil perhitungannya.

NPV = Rp 213.345.503

IRR = 9,19%

PP = 4 Tahun 2 Bulan 5 Hari

BEP Harga = 15.595.383.636

BEP Produk = 24.026

4.6.11 Kesimpulan Aspek Keuangan

Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan pada aspek keuangan maka

pembangunan PT. XYZ Tools Manufacturing di Cikarang layak untuk dijalankan,

dengan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Aspek Keuangan

Kriteria Anslisis Data Skenario I

(Pendapatan

turun 5%)

Skenario II

(Pengeluaran

naik 5%)

Skenario III

(Pendapatan

turun 5%,

Pengeluaran

naik 5%)

Ket.

NPV 1.678.588.406 832.516.951 1.059.001.070 213.345.503 Layak

IRR 23,00% 15,27% 17,36% 9,19% Layak

PP 3 Tahun 2

Bulan 13 Hari 3 Tahun 8

Bulan 13 Hari 3 Tahun 6

Bulan 19 Hari 4 Tahun 2

Bulan 5 Hari Layak

BEP

Produk ( Unit)

19.220 21.597 21.213 24.026 Layak

BEP

Harga ( Rp)

13.167.658.924 14.036.950.656 14.517.564.372 15.595.383.636 Layak

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

99

4.7 Ringkasan Analisis Ekonomi, Lingkungan, Pemasaran, Teknis, dan

Keuangan

Ringkasan Analisis Ekonomi, Lingkungan, Pemasaran, Teknis, dan Keuangan

adalah sebagai berikut:

1. Aspek Ekonomi

Hasil dari aspek ekonomi dari tahun 2010 sampai 2015, diperoleh kondisi

ekonomi stabil. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi setiap tahun rata-rata 1,67%,

serta pertumbuhan usaha dibidang industri mengalami peningkatan yang paling

besar dibandingkan pertanian dan jasa, yaitu 4% sepanjang tahun 1996 sampai

2010

2. Aspek Lingkungan

Hasil dari aspek lingkungan adalah kondisi lingkungan disekitar lokasi aman dari

banjir dan huru-hara yang dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi dan

lokasi bisnis tidak mengganggu masyarakat. Limbah yang dihasilkan tidak

merusak lingkungan sekitar lokasi bisnis.

3. Aspek Pemasaran

Hasil analisis aspek pemasaran bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing telah

menguasai pasar Cikarang sebesar 2,63%.

4. Aspek Teknis

Sedangakan analisis dari aspek teknik menunjukan bahwa ketersediaan teknologi,

tenaga kerja, dan luas pabrik yang dibutuhkan cukup untuk pembangunan pabrik

baru yaitu 369,72 m2.

5. Aspek Keuangan

analisis dari aspek keuangan menunjukan bahwa nilai perhitungan masih

memenuhi syarat empat kriteria investasi yaitu, PV Net Benefit (NPV)

1.678.588.406 > 1, IRR 23,00% > I=7%, Payback Period (PP) 3 tahun 2 bulan 13

hari, BEP Penjualan Harga 13.167.658.924, BEP Produk (Unit) 19.220.

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

100

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari hasil analisis ekonomi menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi

stabil. Lingkungan sebagai lokasi pendirian pabrik jauh terbebas dari hal-hal

yang membuat perusahaan berhenti produksi dan limbah yang dihasilkan

tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Perusahaan telah

memiliki pasar di Cikarang sebesar 2,63%. Peralatan dan teknologi tersedia

di Cikarang, serta luas area yang dibutuhkan mencukupi untuk

pembangunan pabrik yang diinginkan yaitu 369,72 m2. Hasil analisis

keuangan memenuhi syarat dalam criteria investasi yaitu PV Net Benefit

(NPV) 1.678.588.406 > 1, IRR 23,00% > I=7%, Payback Period (PP) 3

tahun 2 bulan 13 hari, BEP Penjualan Harga 13.167.658.924, BEP Produk

(Unit) 19.220. Kelima analisis tersebut semuanya layak untuk dijalankan.

Sehingga pembangunan PT. XYZ Tools Manufacturing di Cikarang layak

untuk dijalankan.

5.2 Saran

1. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka saran dari penelitian ini

agar melakukan penelitan lebih lanjut dari aspek hukum, menejemen dan

organisasi.

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

101

DAFTAR PUSTAKA

Heragu, Sunderesh, S. Facilities Design, USA : CRC Press. 2008

http://www.gaikindo.or.id/gaikindo-pasar-mobil-domestik-2016-berpeluang-naik-

5/

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/dafault.aspx tahun 2010-2015

https://www.bps.go.id/linkTabelStatistik/view/id/1268 tahun 2010-2015

Meyers, Fred, E. Plant Layout and Material Handling. Prentice Hall. 1999

Pearch, John A. dan Robinson, Richard B.. Strategic management. McGra-

Hill/Irwin. New York. 2007

R.S. Mohnot., et. al,Manual for the Preparation of Industrial Feasibility Studies,

United Nation Publication, New York, 1978

Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2010.

Tompkins, James A., et. al, Facilities Planning, Edisi Kedua, John Wiley & Sons,

Inc, New Jersey, 1996

Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna

Widya, Surabaya, 2003

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

102

Lampiran

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

103

Lampiran 1

Layuot PT. XYZ Tools Manufacturing

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

104

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

105

Lampiran 2 Dana Depresiasi PT. XYZ Tools Manufacturing (Rp)

No Description Amount Use Life (Years)

Periode

2016 2017 2018 2019 2020

1 Partisi Office 50.000.000 8 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000

2 Gedung 1.200.000.000 20 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000

3 Surat Perizinan 10.000.000 5 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

PERALATAN

3 Bench Saw 50.000.000 4 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12.500.000

4 Kompressor 38.493.000 4 9.623.250 9.623.250 9.623.250 9.623.250 9.623.250

5 Small Measurement 21.006.050 4 5.251.512 5.251.512 5.251.512 5.251.512 5.251.512

MESIN

.

6 Mesin Lathe/Bubut 175.500.000 8 21.937.500 21.937.500 21.937.500 21.937.500 21.937.500

7 Milling Profile 188.500.000 8 23.562.500 23.562.500 23.562.500 23.562.500 23.562.500

8 Universal Grinding 463.320.000 8 57.915.000 57.915.000 57.915.000 57.915.000 57.915.000

9 Cylindrical Grinding 513.500.000 8 64.187.500 64.187.500 64.187.500 64.187.500 64.187.500

10 Brazing 125.000.000 8 15.625.000 15.625.000 15.625.000 15.625.000 15.625.000

11 Profile Projector 150.000.000 8 18.750.000 18.750.000 18.750.000 18.750.000 18.750.000

Total 2.985.319.050 297.602.262 297.602.262 297.602.262 297.602.262 297.602.262

2

105

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

106

Lampiran 3 Kenaikan Target Produksi PT. XYZ Tools Manufacturing

No Produk Item Code Kenaikan Target Produksi ( Unit)

2016 2017 2018 2019 2020

1 Hss Drill SGI ID-1022 594 599 604 608 612

2 Hss Reamer Straight Shank 57970 528 533 537 540 544

3 Drill SGHD 1038 264 266 268 270 272

4 Step Drill Hss SGI ID-1013 396 399 403 405 408

5 Side Milling Cutter Hss SCT 050 X 110 594 599 604 608 612

6 Hss Reamer Ø22.4 66 67 67 68 68

7 Center Drill Hss D4X9.5XD12X66LXR12 330 333 335 338 340

8 Drills SGHD 1083A 528 533 537 540 544

9 Hss Drill D12X55X105X130L-NR 528 533 537 540 544

10 Step Drill D73f D14,1XLC40XSD16X110L 594 599 604 608 612

11 Drill V Cut Carbide SGI ID-5030A 198 200 201 203 204

12 Step Drill Carbide D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L 198 200 201 203 204

13 Step Drill D73f D8.35XLC17XDS12X110L 132 133 134 135 136

14 Reamer Carbide Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L 264 266 268 270 272

15 Reamer D8X8X85L 330 333 335 338 340

16 Reamer DR-Y0365 132 133 134 135 136

17 Milling SGHM 1033 132 133 134 135 136

18 Drill Cabide SGI ID-5002 198 200 201 203 204

19 Flat Drill D4 X FL45 X 95L 198 200 201 203 204

20 Endmill Carbide DIA 10X100FLX150L-4NT 198 200 201 203 204

21 Center Drill Skh51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚ 198 200 201 203 204

Total 6.600 6.658 6.709 6.753 6.798

2

106

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

107

Lampiran 4 Kenaikan Biaya Produksi Tiap Tahun

No Produk Ukuran Material Kenaikan Biaya produksi tiap tahun 11.5% (Rp)

2016 2017 2018 2019 2020

1 HSS DRILL SGI ID-1022 152.806 170.379 189,972 211.819 236.178

2 HSS REAMER STRAIGHT

SHANK 57970 171.056 190.727 212.661 237.117 264.386

3 DRILL SGHD 1038 171.056 190.727 212.661 237.117 264.386

4 STEP DRILL HSS SGI ID-1013 185.056 206337 230.066 256.524 286.024

5 SIDE MILLING CUTTER HSS SCT 050 X 110 215.056 239.787 267.363 298.110 332.392

6 HSS REAMER Ø22.4 180.556 201.320 224.472 250.286 279.069

7 CENTER DRILL HSS D4X9.5XD12X66LXR12 182.056 202.992 226.337 252.365 281.387

8 DRILLS SGHD 1083A 216.056 240.902 268.606 299.496 333.938

9 HSS Drill D12x55x105x130L-NR 185.556 206.895 230.688 257.217 286.797

10 STEP DRILL D73F D14,1XLC40XSD16X110L 204.556 228.080 254309 283.555 316.163

11 DRILL V CUT CARBIDE SGI ID-5030A 333.116 371.424 414.138 461.764 514.867

12 STEP DRILL CARBIDE D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L 354.776 395.575 441.066 491.789 548.345

13 STEP DRILL D73F D8.35XLC17XDS12X110L 648.596 723185 806.351 899.081 1.002.475

14 REAMER CARBIDE Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L 701.116 781.744 871645 971.884 1.083.651

15 REAMER D8X8X85L 790.116 880.979 982.292 1.095.256 1.221.210

16 REAMER DR-Y0365 485.056 540.837 603.034 672.383 749.707

17 MILLING SGHM 1033 516.796 576.228 642.494 716.380 798.764

18 DRILL CABIDE SGI ID-5002 890.036 992.390 1.106.515 1.233.764 1.375.647

19 FLAT DRILL D4 X FL45 X 95L 521.636 581.624 648.511 723.090 806.245

20 Endmill Carbide Dia 10x100FLx150L-4NT 923.716 1.029.943 1.148.387 1.280.451 1.427.703

21 Center Drill SKH51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚ 1.022.396 1.139.972 1.271.068 1.417.241 1.580.224

2

107

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

108

Lampiran 5 Kenaikan Harga Jual Produk

No Produk Item Code kenaikan Harga Jual Produk 15% (Rp)

201.6 2017 2018 2019 2020

1 HSS DRILL SGI ID-1022 229209 263.590 303.129 348.598 400.888

2 HSS REAMER STRAIGHT

SHANK 57970 256.584 295.072 339.332 390.232 448.767

3 DRILL SGHD 1038 256..584 295.072 339.332 390.232 448.767

4 STEP DRILL HSS SGI ID-1013 277.584 319.222 367.105 422.171 485.496

5 SIDE MILLING CUTTER

HSS SCT 050 X 110 322.584 370.972 426.617 490.610 564.201

6 HSS REAMER Ø22.4 270.834 311.459 358.178 411.905 473.690

7 CENTER DRILL HSS D4X9.5XD12X66LXR12 273.084 314.047 361.154 415.327 477.626

8 DRILLS SGHD 1083A 324.084 372.697 428.601 492.891 566.825

9 HSS Drill D12x55x105x130L-NR 278.334 320.084 368.097 423.311 486.808

10 STEP DRILL D73F D14,1XLC40XSD16X110L 306.834 352.859 405.788 466.656 536.655

11 DRILL V CUT CARBIDE SGI ID-5030A 499.674 574.625 660.819 759.942 873.933

12 STEP DRILL CARBIDE D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L 532.164 611.989 703.787 809.355 930.758

13 STEP DRILL D73F D8.35XLC17XDS12X110L 972.894 1.118.828 1.286.652 1.479.650 1.701.598

14 REAMER CARBIDE Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L 1.051.674 1.209.425 1.390.839 1.599.465 1.839.384

15 REAMER D8X8X85L 1.185.174 1.362.950 1.567.393 1.802.502 2.072.877

16 REAMER DR-Y0365 727.584 836.722 962.230 1.106.564 1.272.549

17 MILLING SGHM 1033 775.194 891.473 1.025.194 1.178.973 1.355.819

18 DRILL CABIDE SGI ID-5002 1.335.054 1.535.312 1.765.609 2.030.450 2.335.018

19 FLAT DRILL D4 X FL45 X 95L 782.454 899.822 1.034.795 1.190.015 1.368.517

20 ENDMILL CARBIDE Dia 10x100FLx150L-4NT 1.385.574 1.593.410 1.832.422 2.107.285 2.423.378 21 Center Drill SKH51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚ 1.533.594 1.763.633 2.028.178 2.332.405 2.682.265

108

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

109

Lampiran 6 Kenaikan Biaya Material Tiap Tahun

No Material kode item Kenaikan Biaya Material Tiap Tahun 11.5% (Rp)

2016 2017 2018 2019 2020

1 SS400 0 10.246.500 11.424848 12.738.705 14.203.656 15.837.076

2 S45C Ø300-Ø505 9.768.000 10.891.320 12.143.822 13.540.361 15.097.503

3 S45C t16-t115 4.884.000 5.445.660 6.071.911 6.770.181 7.548.751

4 S45C t16-t115 14.652.000 16.336.980 18.215.733 20.310.542 22.646.254

5 S55C 0 29.700.000 33.115.500 36.923.783 41.170.017 45.904.569

6 SCM440 Ø16-Ø100 1.848.000 2.060.520 2.297.480 2.561.690 2.856.284

7 HP-1 0 15.345.000 17.109.675 19.077.288 21.271.176 23717.361

8 SUJ 2 Ø19-Ø150 35.904.000 40.032.960 44.636.750 49.769.977 55.493.524

9 SK3 Ø16-Ø100 26.400.000 29.436.000 32.821.140 36.595.571 40.804.062

10 STD11 Ø16-Ø405 40.986.000 45.699.390 50.954.820 56.814.624 63.348.306

11 RD SR 0670 EW H10F Ø 6.7x320mm 40.700.880 45.381.481 50.600.352 56.419.392 62.907.622

12 RD SR 0720 EW H10F Ø 7.2x320mm 44.989.560 50.163.359 55.932.146 62.364.342 69.536.242

13 RD SR 0770 EW H10F Ø 7.7x320mm 68.777.280 76.686.667 85.505.634 95.338.782 106.302.742

14 RD SR 0820 EW H10F Ø 8.2x320mm 149.307.840 166.478.242 185.623.239 206.969.912 230.771.452

15 RD SR 0880 EW H10F Ø 8.8x320mm 210.394.800 234.590.202 261.568.075 291.648.404 325.187.970

16 RD SR 0980 EW H10F Ø9.3 x320mm 46.134.000 51.439.410 57.354.942 63.950.760 71.305.098

17 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 50.323.680 56.110.903 62.563.657 69.758.478 77.780.703

18 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 150.971.040 168.332.710 187.690.971 209.275.433 233.342.108

19 HMD5 Ø 10.3x320mm 78.027.840 87.001.042 97.006.161 108.161.870 120.600.485

20 RD SR 1030EW H10F 0 156.055.680 174.002.083 194.012.323 216.323.740 241.200.970

21 RD SR 1080 EW H10F Ø10.8 x320mm 177.178.320 197.553.827 220.272.517 245.603.856 273.848.300 Total 0 1.362.594.420 1.519.292.778 1.694.011.448 1.888.822.764 2.106.037.382

2

109

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

110

Lampiran 7 Kenaikan Biaya Overhead

No Jenis Biaya Kenaikan Biaya Overhead Tiap Tahun 11.5% (Rp)

2016 2017 2018 2019 2020

1

Biaya tenaga kerja tidak

langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570.558.222 636.172.418

2 Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24.951.526 27.820.951

3 Biaya Air & Maintenance Fee 15.944.000 17.777.560 19.821.979 22.101.507 24.643.180

4 Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294.308.237 328.153.684

5 Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1.386.196 1.545.608

6 Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8.317.175 9.273.650

7 Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263

8 Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084

9 Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16.056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761

10 Biaya lain -lain 4% 39.474.395 44.013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956

Total 1.026.334.257 1.144.362.697 1.275.964.407 1.422.700.313 1.586.310.849

2

110

Page 128: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

111

Lampiran 8 Perkiraan Rugi – Laba (Rp)

No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020

I INFLOW

Sales (Penjualan) 3.446.335.530 3.998.162.775 4632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

Total Inflow 3.446.335.530 3.998.162.775 4632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

II OUTFLOW

Biaya Investasi 2.985.319.050

Biaya Operasional

1 Biaya Variabel

Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.362.594.420 1.519.292.778 1.694.011.448 1.888.822.764 2.106.037.382

Upah Tenaga Kerja 630.549.291 703.062.459 783.914.642 874.064.826 974.582.281

Upah Lembur 0 10.475.951 21.857.322 34.299.735 49.556.750

2 Biaya Overhead

Biaya tenaga kerja tidak langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570.558.222 636.172.418

Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24.951.526 27.820.951

Biaya Air & Maintenance Fee

15.944.000 17.777.560 19.821.979 22.101.507 24.643.180

Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294.308.237 328.153.684

2

111

Page 129: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

112

Lanjutan Lampiran 8

Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1.386.196 1.545.608

Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8.317.175 9.273.650

Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263

Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084

Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16.056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761

Biaya lain lain 4% 39.474.395 44.013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956

Total Outflow 2.985.319.050 3.019.477.968 3.342.969.624 3.703.363.508 4.104.954.873 4.554.112.968

Net Inflow -2.985.319.050 426.857.562 655.193.151 929.467.626 1.257.964.120 1.654.565.164

3 Biaya Pajak

PPN 10% 42.685.756 65.519.315 92.946.763 125.796.412 165.456.516

PPH Usaha 4.268.576 6.551.932 9.294.676 12.579.641 16.545.652

Pendapatan Bersih Setelah Pajak -2.985.319.050 379.903.230 583.121.904 827.226.187 1.119.588.067 1.472.562.996

Pendapatan Bersih Setelah Pajak

+ Depresiasi -2.985.319.050 677.505.493 880.724.167 1.124.828.449 1.417.190.329 1.770.165.259

2

112

Page 130: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

113

Lampiran 9 Proyeksi Aliran kas Tahun ( Cashflow) 2016 – 2020 (Rp)

No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020

I INFLOW

Sales (Penjualan) 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

Total Inflow 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

II OUTFLOW

Biaya Investasi 2.985.319.050

Biaya Operasional

1 Biaya Variabel

Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.362.594.420 1.519.292.778 1.694.011.448 1888822.764 2.106.037.382

Upah Tenaga Kerja 630.549.291 703.062.459 783.914.642 874064.826 974.582.281

Upah Lembur 0 10.475.951 21.857.322 34299.735 49.556.750

2 Biaya Overhead

Biaya tenaga kerja tidak

langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570558.222 636.172.418

Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24951.526 27.820.951 Biaya Air& Maintenance Fee 15.944.000 17.777.560 19.821.979 22101.507 24.643.180

Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294308.237 328.153.684

Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1386.196 1.545.608

Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8317.175 9.273.650

Biaya depresiasi 2.97.602.263 297.602.263 297.602.263 297602.263 297.602.263

2

113

Page 131: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

114

Lanjutan Lampiran 9

Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084

Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16.056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761

Biaya lain lain 4% 39.474.395 44.013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956

Total Outflow 2.985.319.050 3.019.477.968 3.342.969.624 3.703.363.508 4.1049.54.873 4554.112.968

Net Inflow -2.985.319.050 426.857.562 655.193.151 929.467.626 1.257.964.120 1.654.565.164

3 Biaya Pajak

PPN 10% 42.685.756 65.519.315 92.946.763 125.796.412 165.456.516

PPH Usaha 4.268.576 6.551.932 9.294.676 12.579.641 16.545.652

Pendapatan bersih Setelah

Pajak -2.985.319.050 379.903.230 583.121.904 827.226.187 1.119.588.067 1.472.562.996

pendapatan bersih setelah

pajak + depresiasi -2.985.319.050 677.505.493 880.724.167 1.124.828.449 1.417.190.329 1.770.165.259

PV dengan I=7% 633.182.704 769.258.596 918.195.075 1.081.167.717 1.262.103.365

PV Net Benefit (NPV) 1.678.588.406 Positif > 0

IRR

23,00%

IRR > I = 7

Pay Backperiod (PP)

3 Tahun 2 Bulan 13 Hari Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun

BEP Produk (Unit)

19.220

Target penjualan produk lebih besar dari BEP

BEP Harga (Rp) 13.167.658.924 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP

2

114

Page 132: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

115

Lampiran 10 Skenerio 1 Pendapatan Turun 5% (Rp)

No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020

I INFLOW

Sales (Penjualan) 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225

Total Inflow 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225

II OUTFLOW Biaya Investasi 2.985.319.050

Biaya Operasional

1 Biaya Variabel

Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.362.594.420 1.519.292.778 1694.011.448 1.888.822.764 2.106.037.382

Upah Tenaga Kerja 630.549.291 703.062.459 783.914.642 874.064.826 974.582.281

Upah Lembur 0 10.475.951 21.857.322 34.299.735 49.556.750

2 Biaya Overhead

Biaya tenaga kerja tidak langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570.558.222 636.172.418

Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24.951.526 27.820.951

Biaya Air & Maintenance Fee 15.944.000 17.777.560 19.821.979 22.101.507 24.643.180

Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294.308.237 328.153.684

Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1.386.196 1.545.608

Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8.317.175 9.273.650

Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263

2

115

Page 133: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

116

Lanjutan Lampiran 10

Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084

Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761

Biaya lain lain 4% 39.474.395 44013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956

Total Outflow 2.985.319.050 3.019.477.968 3.342.969.624 3.703.363.508 4.104.954.873 4.554.112.968

Net Inflow -2.985.319.050 254.540.786 455.285.012 697.826.069 989.818.170 1.344.131.257

3 Biaya Pajak

PPN 10% 25.454.079 45.528.501 69.782.607 98.981.817 134.413.126

PPH Usaha 2.545.408 4.552.850 6.978.261 9.898.182 13.441.313

Pendapatan bersih Setelah Pajak -2.985.319.050 226.541.299 405.203.661 621.065.201 880.938.172 1.196.276.819

pendapatan bersih setelah pajak +

depresiasi -2.985.319.050 524.143.562 702.805.923 918.667.464 1.178.540.434 1.493.879.082

PV dengan I=7% 489.853.796 613.857.912 749.906.300 899.102.854 1.065.115.139

PV Net Benefit (NPV) 832.516.951 Positif > 0

IRR 15,27%

IRR > I = 7

Pay Backperiod (PP) 3 Tahun 8 Bulan 13 Hari

Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun

BEP Produk (Unit) 21.597

Target penjualan produk lebih besar dari BEP

BEP Harga (Rp) 14.036.950.656 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP

2

116

Page 134: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

117

Lampiran 11 Skenario 2 Pengeluaran Naik 5% (Rp)

No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020

I INFLOW

Sales (Penjualan) 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

Total Inflow 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132

II OUTFLOW Biaya Investasi 2.985.319.050

Biaya Operasional

1 Biaya Variabel

Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.430.724.141 1595.257.417 1.778.712.020 1.983.263.903 2.211.339.251

Upah Tenaga Kerja 662.076.755 738.215.582 823.110.374 917.768.067 1.023.311.395

Upah Lembur 0 10.999.748 22.950.188 36.014.722 52.034.588

2 Biaya Overhead

Biaya tenaga kerja tidak

langsung 432.180.000 481.880.700 537.296.981 599.086.133 667.981.039

Biaya telepone dan internet 18.900.000 21.073.500 23.496.953 26.199.102 29.211.999 Biaya Air& Maintenance Fee 16.741.200 18.666.438 20.813.078 23.206.582 25.875.339

Biaya Listrik Biaya Listrik 222.929.280 248.566.147 277.151.254 309.023.648 344.561.368

Biaya Administrasi 1.050.000 1.170.750 1.305.386 1.455.506 1.622.889

Biaya Pembelian ATK 6.300.000 7.024.500 7.832.318 8.733.034 9.737.333

Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263

2

117

Page 135: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

118

Lanjutan Lampiran 11

Biaya Perawatan Gedung 10.500.000 11.707.500 13.053.863 14.555.057 16.228.888

Biaya Perawatan Kawasan 15.120.000 16.858.800 18.797.562 20.959.282 23.369.599

Biaya lain lain 4% 41.448.114 46.214.647 51.529.332 57.455.205 64.062.554

Total Outflow 2.985.319.050 3.155.571.753 3.495.237.993 3.873.651.571 4.295.322.503 4.766.938.503

Net Inflow -2.985.319.050 290.763.777 502.924.783 759.179.563 1.067.596.489 1.441.739.629

3 Biaya Pajak

PPN 10% 29.076.378 50.292.478 75.917.956 106.759.649 144.173.963

PPH Usaha 2.907.638 5.029.248 7.591.796 10.675.965 14.417.396

Pendapatan bersih Setelah

Pajak -2.985319.050 258.779.762 447.603.056 675.669.811 950.160.876 1.283.148.270

Pendapatan bersih setelah

pajak + depresiasi -2.985319.050 556.382.024 745.205.319 973.272.074 1.247.763.138 1.580.750.532

PV dengan I=7% 519983.200 650.891.186 794.479.927 951.912.524 1.127.053.283

PV Net Benefit (NPV) 1.059.001.070 Positif > 0

IRR 17,36%

IRR > I = 7

Pay Backperiod (PP) 3 Tahun 6 Bulan 19 Hari

Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun

BEP Produk (Unit) 21.213

Target penjualan produk lebih besar dari BEP

BEP Harga (Rp) 14.517.564.372 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP

2

118

Page 136: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

119

Lampiran 12 Skenario III pendapatan turun 5% dan Pengeluaran naik 5% (Rp)

No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020

I INFLOW

Sales (Penjualan) 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225

Total Inflow 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225

II OUTFLOW

Biaya Investasi 2.985.319.050

Biaya Operasional

1 Biaya Variabel

Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.430.724.141 1.595.257.417 1.778.712.020 1.983.263.903 2.211.339.251

Upah Tenaga Kerja 662.076.755 738.215.582 823.110.374 917.768.067 1.023.311.395

Upah Lembur 0 10.999.748 22.950.188 36.014.722 52.034.588

2 Biaya Overhead

Biaya tenaga kerja tidak langsung 432.180.000 481.880.700 537.296.981 599.086.133 667.981.039

Biaya telepone dan internet 18.900.000 21.073.500 23.496.953 26.199.102 29.211.999

Biaya Air& Maintenance Fee 16.741.200 18.666.438 20.813.078 23.206.582 25.875.339

Biaya Listrik Biaya Listrik 222.929.280 248.566.147 277.151.254 309.023.648 344.561.368

Biaya Administrasi 1.050.000 1.170.750 1.305.386 1.455.506 1.622.889

Biaya Pembelian ATK 6.300.000 7.024.500 7.832.318 8.733.034 9.737.333

Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263

Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.707.500 13.053.863 14.555.057 16.228.888

2

119

Page 137: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

120

Lanjutan Lampiran 12

Biaya perawatan Kawasan 15.120.000 16.858.800 18.797.562 20.959.282 23.369.599

Biaya lain lain 4% 41.448.114 46.214.647 51.529.332 57.455.205 64.062.554

Total Outflow 2.985.319.050 3.155.071.753 3.495.237.993 3.873.651.571 4.295.322.503 4.766.938.503

Net Inflow -2.985.319.050 118.947001 303.016.644 527.538.007 799.450.540 1.131.305.722

3 Biaya Pajak

PPN 10% 11.894.700 30.301.664 52.753.801 79.945.054 113.130.572

PPH Usaha 1.189.470 3.030.166 5.275.380 7.994.505 11.313.057

Pendapatan bersih Setelah Pajak -2.985.319.050 105.862.830 269.684.813 469.508.826 711.510.980 1.006.862.093

pendapatan bersih setelah pajak +

depresiasi -2.985.319.050 403.465.093 567.287.075 767.111.088 1.009.113.243 1.304.464.355

PV dengan I=7% 377.070.180 530.174.837 716.926.251 943.096.489 1.219.125.566

PV Net Benefit (NPV) 213.345.503

Positif > 0

IRR 9.19%

IRR > I = 7

Pay Backperiod (PP) 4 Tahun 2 Bulan 5 Hari

Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun

BEP Produk (Unit) 24.026

Target penjualan produk lebih besar dari BEP

BEP Harga (Rp) 15.595.383.636 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP

2

120

Page 138: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK BARU PT. XYZ ...

121