STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN...
-
Upload
nguyennguyet -
Category
Documents
-
view
233 -
download
10
Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN...
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
MOBILISASI PADA TN. J DENGAN STROKE DI RUANG
ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
NENGSI OLGA KUMALA SARI
NIM. P.09035
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
MOBILISASI PADA TN. J DENGAN STROKE DI RUANG
ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
NENGSI OLGA KUMALA SARI
NIM. P.09035
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Nengsi Olga Kumala Sari
Nim : P.09035
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. J
DI RUANG ANGGREK 2 RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, April 2012
Nengsi Olga Kumala Sari
NIM P.09035
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Nengsi Olga Kumala Sari
NIM : P.09035
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. J DI RUANG
ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
Pembimbing : Anissa Cindy N. A, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201187086
v
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Nengsi Olga Kumala Sari
NIM : P.09035
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. J DI RUANG
ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperewatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Anissa Cindy N. A, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201187086
Penguji II : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201187065
Penguji III : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201187086
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,
hidayah serta karunia yang telah dilimpahkan-NYA, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA TN. J DENGAN STROKE INFARK TROMBOLIK
DI RUANG ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI ”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S.kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Sikes
Kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Stikes Kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan
untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Anissa Cindy N. A, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnanya studi kasus ini.
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
vii
5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan Studi Kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, April 2012
Nengsi Olga Kumala Sari
NIM P.09035
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME.............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR.............................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... ....... x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................. 4
C. Manfaat Penulisan........................................................................... 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ................................................................................ 6
B. Pengkajian....................................................................................... 6
C. Perumusan Masalah Keperawatan.................................................. 9
D. Perencanaan Keperawatan.............................................................. 10
E. Implementasi Keperawatan............................................................. 10
F. Evaluasi Keperawatan..................................................................... 15
ix
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan..................................................................................... 17
B. Simpulan dan Saran......................................................................... 25
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1 Aktivitas dan Latihan ............................................. 7
2. Tabel 2 Implementasi ......................................................... 10
3. Tabel 3 Perkembangan Kekuatan Otot ................................ 16
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Askep
2. Logbook
3. Pendelegasian
4. Surat Selesai Pengelolaan
5. Lembar konsult
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nengsi olga kumala sari
Tempat,tanggal lahir : Pangkalpinang, 6 Januari 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Kantor Pos Nusukan
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 1 Pangkalpinang, Bangka Belitung
2. SLTP Negeri 3 Pangkalpinang, Bangka Belitung
3. SMA Negeri 3 Pangkalpinang, Bangka Belitung
4. DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada,
Surakarta
xiii
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Stroke adalah sindrom klinis berupa gangguan fungsi otak sebagian
atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke otak. Data
WHO (World Health Organization) tahun 2011, terdapat 15.000.000 orang di
dunia yang mengalami stroke setiap tahunnya. Hasil jumlah tersebut yaitu, 5
juta jiwa meninggal dunia dan 5 juta jiwa mengalami cacat total permanen.
Temuan Yayasan Stroke Indonesia mengungkapkan bahwa Indonesia
merupakan negara dengan angka kejadian stroke tertinggi di Asia yang
diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke
dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat
ringan atau berat. Menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih
mengemukakan, stroke adalah penyebab kematian yang utama di Indonesia.
(Anonim, 2011)
Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, di antaranya
adalah defisit motorik berupa hemiparese. Stroke merupakan masalah
kesehatan utama di masyarakat. Kondisi abnormal pembuluh darah otak,
yang dikarakteristikkan oleh adanya perdarahan di dalam otak atau
pembentukan embolus atau trombus yang menyumbat arteri, mengakibatkan
iskemik jaringan otak yang pada kondisi normal diperdarahi oleh pembuluh
darah tersebut. (Maria dkk, 2011)
2
Tanda dan gejala stroke yaitu adanya serangan defisit
neurologis/kelumpuhan fokal (hemiparesis), baal atau mati rasa sebelah badan
berkurang. Gejala lain yang muncul biasanya mulut mencong, bicara pelo,
sukar menelan, minum suka keselek, sulit berbahasa, bicara tidak lancar,
tidak memahami pembicaraan orang lain, tidak mampu membaca dan
menulis, tidak dapat berhitung, kepandaian menurun, menjadi pelupa, vertigo,
penglihatan terganggu, tuli satu telinga atau pendengaran berkurang, menjadi
mudah menangis dan tertawa, berjalan menjadi sulit, banyak tidur, gerakan
tidak terkoordinasi. (Iskandar, 2004)
Defisit kemampuan jangka panjang yang paling umum terjadi karena
stroke adalah hemiparesis atau hemiplegia, yang akhirnya akan
mengakibatkan pasien mengalami komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi
pada pasien stroke di antaranya adalah pembentukan trombus yang dapat
mengakibatkan terjadinya Deep Vein Thrombosis (DVT); atrofi otot, jatuh,
penurunan fleksibilitas sendi yang dapat mengakibatkan terjadinya kontraktur
dan nyeri sendi. Komplikasi tersebut tidak hanya membatasi pasien untuk
mandiri dalam melakukan Activity Daily Lives (ADL), namun juga
meningkatkan ketergantungan pasien pada keluarga dan memiliki dampak
ekonomi. (Maria dkk, 2011)
Teori di atas sejalan dengan kasus yang penulis temui di lapangan,
dimana pada pasien ditemukan tanda dan gejala anggota gerak klien bagian
kiri sulit untuk digerakan, kekuatan otot anggota gerak bagian kiri klien
menurun menjadi 4, gerakan klien lambat, bicara pelo, anggota gerak sebelah
3
kiri kadang-kadang kesemutan, minum suka keselek, mobilitas klien dibantu
alat, aktivitas klien dibantu keluarga, sulit berjalan.
Hasil penelitian oleh Ns. Maria Astrid, M.Kep., Sp.MB dkk tentang
“Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas
Gerak dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint Carolus Jakarta”
menyebutkan bahwa tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh
latihan ROM terhadap kekuatan otot, luas gerak sendi dan kemampuan
fungsional pasien stroke di RS Sint Carolus Jakarta. Latihan ROM adalah
salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang merupakan bagian
dari proses rehabilitasi pada pasien stroke. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa nilai kekuatan otot pada kelompok yang dilakukan intervensi berbeda
dengan kekuatan otot pada kelompok yang tidak dilakukan intervensi. Hal ini
berarti bahwa latihan ROM berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot
pasien stroke. (Maria dkk, 2011)
Mengacu pada hasil penelitian di atas, asuhan keperawatan pada
pasien stroke harus mencakup latihan ROM yang merupakan salah satu
intervensi mandiri keperawatan, yang bertujuan membantu pasien untuk
mendapatkan kemandirian maksimal dan rasa aman saat melakukan ADL.
Secara konsep dikatakan bahwa pemulihan ekstremitas lebih banyak
ditentukan oleh pemulihan fungsional jaringan otak, ada tidaknya penyakit
penyerta yang menghambat peningkatan kekuatan otot dan intensitas program
rehabilitasi yang dilakukan. Otot-otot volunter akan kehilangan tonus dan
kekuatannya jika tidak digunakan. Latihan ROM adalah latihan pergerakan
rentang semua sendi dalam rentang normalnya yang perlu dilakukan secara
4
intensif untuk mempertahankan tonus & fungsi otot, mencegah disabilitas
sendi dan membantu perbaikan fungsi motorik. (Maria dkk, 2011)
berdasarkan pada kajian teori dan kasus yang ada di lapangan, penulis
tertarik untuk mengambil atau menegakan kasus “Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Mobolisasi pada Pasien Stroke”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada Tn. J dengan
stroke di Ruang Anggrek II RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. J dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. J dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn. J
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. J dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. J dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi gangguan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi pada Tn. J.
5
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
Menambah wawasan atau pengetahuan dalam pembuatan laporan kasus
dan pemecahan masalah pada pasien stroke.
2. Institusi
Memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik
keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi
keperawatan.
3. Rumah sakit
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penanganan klien dan
pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi keperawatan.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang ringkasan Asuhan Keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi pada Tn. J dengan stroke infark trombolik, dilaksanakan
pada tanggal 3 April 2012. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian dimulai pada tanggal 3 April 2012, Jam 08.00 WIB, pada
kasus ini diperoleh dengan cara autoanamnase, alloanamnase, pengamatan
dan observasi langsung, menelaah catatan medis, catatan perawat dan
pengkajian fisik klien. Hasil pengkajian kepada Tn. J, umur 44 tahun, berjenis
kelamin laki-laki, bekerja sebagai petani, status sudah menikah dan beragama
Islam, dirawat di Bangsal Anggrek II kamar 2B RS. Dr Moewardi (RSDM),
klien dirawat sudah 4 hari sejak didiagnosa stroke. Penanggung jawab kepada
klien bernama Ny. W umur 55 tahun, adalah kakak.
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah anggota gerak
bagian kiri sulit untuk digerakan. Riwayat kesehatan sekarang klien
mengatakan anggota gerak bagian kiri sulit digerakan, kadang-kadang
kesemutan dan bicara pelo sejak ± 6 bulan yang lalu. Satu hari sebelum
masuk rumah sakit pasien duduk dan sulit untuk berdiri, lalu klien ke
Puskesmas dan dirujuk ke IGD RSDM pada tanggal 31 Maret 2012 pukul
7
12.50 WIB. Hasil pemeriksaan di IGD tekanan darah: 240/150 mmHg, nadi:
88x/menit, pernafasan: 20x/menit, suhu: 36,5 � c, GCS: E4V5M6. Terapi yang
didapatkan klien di IGD adalah infus NaCl 0,9% 20 tetes/menit, injeksi
Ranitidin 25 mg, Ketorolac 10 mg, Vit B1 200 mg, lalu pasien dipindahkan
ke Ruang Anggrek IIb RSUD Dr. Moewardi untuk perawatan lebih lanjut.
Hasil pengkajian di Ruang Anggrek didapatkan riwayat kesehatan
dahulu klien sebelumnya belum pernah mondok di rumah sakit, dan
menderita riwayat Hipertensi sejak ± 5 bulan yang lalu. Bila sakit klien
periksa ke mantri, klien tidak mempunyai alergi obat maupun makanan. Klien
memiliki kebiasaan merokok mulai ± 25 tahun yang lalu dan hingga saat ini
belum berhenti. Keluarga klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit stroke infark trombolik seperti yang diderita klien.
Pengkajian yang dilakukan berdasarkan pola Gordon didapatkan pola
aktivitas dan latihan sesuai pada tabel dibawah ini.
Tabel 1: Pengkajian aktivitas dan latihan.
Aktivitas dan Latihan Tn. J
Di RS. Moewardi
3 April 2012
Kemampuan perawatan
diri 0 1 2 3 4
Makan/ minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ ROM
�
�
�
�
�
�
Keterangan :
0 : Mandiri, 1 : dibantu alat, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu alat dan orang lain, 4 : tergantung total
8
Hasil pengkajian pola kognitif perseptual klien. Sebelum sakit, klien
menggatakan penglihatan jelas, pendengaran jelas, bicara jelas. Selama sakit
penglihatan klien dan pendengaran jelas, sedangkan bicara tidak jelas/pelo,
minum suka keselek.
Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan umum klien
tampak lemas, composmentis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan
darah 170/110 mmHg, nadi 60x/menit, suhu 36�C, pernafasan 18x/menit.
Pemeriksaan jantung, inspeksi; dihasilkan turgor kulit baik, bersih, pulsasi
tidak tampak, palpasi; ictus cordis teraba, teratur, tidak terlalu kuat, perkusi
pekak, auskultasi; BJ I-BJ II murni, tidak ada bising. Pemeriksaa paru,
inspeksi; bentuk dada simetris kanan sama dengan kiri, bersih, tidak ada luka,
palpasi; vocal fremitus simetris kanan sama dengan kiri, pengembangan dada
kanan sama dengan kiri, perkusi sonor, auskultasi vesikuler.
Hasil pemeriksaan ekstremitas tidak ada luka, kulit lembab, terpasang
infus ditangan kanan, turgor kulit baik, capilary reffile 3 detik, kulit elastis,
warna kulit sawo matang. Kekuatan otot ekstremitas atas kanan: 5 dan kiri: 4,
kekuatan otot ekstremitas bawah kanan: 5 dan kiri: 4, anggota gerak bagian
kiri kadang-kadang kesemutan, sulit berjalan.
Dari pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan CT Scan tidak terkaji
karena hasil CT Scan dibawa dokter untuk konsul dokter lain, ditunggu
hingga 3 hari hasil tidak ada. Hasil laboratorium tanggal 2 April 2012, jam
15.16. Glukosa 2 jam PP 64 mg/dl menurun (normal 80-140 mg/dl), Kalium
9
3.2 mmol/L menurun (normal 3.3-5.1 mmol/L), Klorida 112 mmol/L
meningkat (normal 98-106 mmol/L).
Selama perawatan di Ruang Anggrek klien mendapatkan terapi Infus
RL 50 ml/20 tpm untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit. Terapi
Amitripsilin 2x½ tab (12,5 mg) untuk mengurangi anxietas pada pasien
sedang-berat. Terapi Mecobalamin 3x500 mg untuk neuropati perifer. Terapi
Diltiazem 3x30 mg untuk angina pektoris dan hipertensi esensial ringan-
sedang. Terapi Diazepam 2x2 mg untuk reumatik otot dan traumatik. Terapi
injeksi Vit B 1 amp/12 jam (200 mg) untuk pencegahan dan pengobatan
difisiensi Vit B. Terapi injeksi Ranitidin 1 amp/12 jam (25 mg) untuk tukak
lambung.
B. Perumusan Masalah
Hasil pengkajian dan observasi di atas, pada tanggal 3 April 2012
pukul 08.00 WIB, didapatkan analisa data klien mengatakan anggota gerak
bagian kiri sulit digerakan dan kadang-kadang kesemutan, ditandai dengan
kekuatan otot ekstremitas atas kanan: 5 dan kiri: 4, kekuatan otot ekstremitas
bawah kanan: 5 dan kiri: 4, klien berbaring di tempat tidur, gerakan klien
lambat, bicara pelo, sulit berjalan. Penulis menegakan diagnosa hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular. Berdasarkan
pada diagnosa keperawatan yang diangkat, penulis merumuskan bahwa
terdapat gangguan pemenuhan mobilisasi pada Tn. J.
10
C. Perencanaan
Tujuan yang dibuat penulis berdasarkan masalah klien adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan mobilitas fisik
optimal dengan, kriteria hasil mobilitas pasien meningkat, kekuatan otot
pasien meningkat menjadi 5, tekanan darah normal 120/70mmHg.
Rencana keperawatan pada Tn. J yang dapat dibuat, kaji status
neurologi untuk mengetahui keadaan klien, berikan posisi yang nyaman bagi
klien (sim kanan atau kiri, supinasi, head up 300) untuk membantu aktivitas
dan mobilitas klien, ubah posisi klien tiap 2 jam agar tidak terjadi dekubitus,
ajarkan dan dukung klien dalam latihan ROM untuk melatih kekuatan otot
dan tidak terjadi kontraktur sendi. Berikan suport psikososial dan spiritual
untuk menambah semangat klien, dan kolaborasi dengan tenaga fisioterapi
untuk meningkatkan mobilitas.
D. Implementasi
Mengacu pada rencana keperawatan yang telah dibuat, penulis
melakukan implementasi yang dirumuskan pada tabel 2.
Tabel 2: Implementasi.
Implementasi pada Tn. J
Di RS. Moewardi
3-5 April 2012
TANGGAL/
JAM
NO.
DX IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
03 April 2012
Selasa
08.00 WIB
1
1. Memberikan
terapi dokter
yaitu : Inj.
Ranitidin 1
amp/12 jam (25
mg), Inj. Vit B1
S: Klien bersedia
diberikan terapi injeksi.
O:
• Inj. Ranitidin 1 amp/12
jam (25 mg), Inj. Vit B1
11
08.15 WIB
09.20 WIB
09.30 WIB
10.00 WIB
1
1
1
1
1 amp/12 jam
(200 mg), Inj.
Ketorolac 1
amp/12 jam (10
mg).
2. Mengkaji status
neurologi.
3. Memberikan
posisi nyaman
4. Mengajarkan
klien latihan
ROM aktif
5. Mengubah
posisi klien tiap
2 jam
1 amp/12 jam (200 mg),
Inj. Ketorolac 1 amp/12
jam (10 mg).
• Tidak ada tanda-tanda
alergi obat.
S: Klien mengatakan
anggota gerak bagian
kiri sulit digerakan.
O:
• Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan:
5 dan kiri: 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah
kanan: 5 dan kiri: 4.
• GCS : E4V5M6.
• Minum suka keselek
S: -
O: Klien tampak rileks dan
nyaman, posisi head up
300.
S: Klien mengatakan
kadang-kadang anggota
gerak bagian kiri
kesemutan.
O:
• Klien dapat melakukan
latihan yang diajarkan
dengan bantuan.
• Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan:
5 dan kiri: 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah
kanan: 5 dan kiri: 4.
• Klien dan keluarga
tampak antusias.
• Gerakan klien lambat.
• Tidak terjadi kontraktur
sendi.
S: -
O: Klien nyaman dengan
posisi yang diberikan,
12
11.10 WIB
12.00 WIB
14.00 WIB
1
1
1
6. Mengkaji tanda-
tanda vital klien
7. Mengubah posisi
tiap 2 jam
8. Mengubah posisi
klien
posisi sim/miring
kanan.
S: -
O: Tekanan darah
170/110mmHg, nadi
60x/menit, pernafasan
18x/menit, suhu 36,40
C.
S: -
O: Klien diberikan posisi
supinasi.
S: Klien mengatakan
masih nyaman dengan
posisi supinasi.
O: Klien diberikan posisi
supinasi
04 April 2012
Rabu
07.30 WIB
08.00 WIB
08.20 WIB
1
1
1
1. Memberikan
terapi dokter
yaitu : Inj.
Ranitidin 1
amp/12 jam (25
mg), Inj. Vit B1 1
amp/12 jam (200
mg)
2. Memberikan
lingkungan yang
nyaman
3. Mengkaji status
neurologi klien
S: Klien bersedia
diberikan terapi injeksi.
O:
• Inj. Ranitidin 1 amp/12
jam (25 mg), Inj. Vit B1
1 amp/12 jam (200 mg).
• Tdak ada tanda-tanda
alergi obat.
S: -
O:
• Merapikan tempat tidur
klien
• Memasang restrain bed.
S: Klien mengatakan
anggota gerak bagian kiri
sulit digerakan dan
kadang-kadang
kesemutan.
O:
• Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan:
5 dan kiri: 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah
kanan: 5 dan kiri: 4.
• GCS : E4V5M6
13
09.10 WIB
11.00 WIB
11.15 WIB
11.45 WIB
14.00 WIB
1
1
1
1
1
4. Memberikan
posisi yang
nyaman
5. Mengukur tanda-
tanda vital klien
6. Mengajarkan
klien latihan
ROM aktif
7. Memberikan
suport kepada
klien
8. Mengubah posisi
klien
• Bicara pelo
S: Klien mengatakan ingin
tidur
O: Posisi klien supinasi
S: -
O: Tekanan darah
165/100mmHg, nadi
68x/menit, pernafasan
18x/menit, suhu 36,50
C.
S: Klien mengatakan
anggota gerak bagian
kiri kadang-kadang
kesemutan.
O:
• Klien terlihat senang.
• Klien tampak rileks.
• Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan:
5 dan kiri: 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah
kanan: 5 dan kiri: 4.
• Tidak terjadi kontraktur
otot.
S: -
O: Klien antusias dalam
tindakan yang diajarkan
perawat.
S: -
O: Klien nyaman dengan
posisi yang diberikan,
posisi sim/ miring
kanan.
05 April 2012
Kamis
07.30 WIB
1 1. Memberikan
lingkungan yang
nyaman
S: -
O:
• Merapikan tempat tidur
klien
• Memasang restrain bed
• Memberikan
pencahayaan yang
14
cukup.
07.45 WIB
08.15 WIB
08.20 WIB
08.30 WIB
08.45 WIB
1
1
1
1
1
2. Memberikan
terapi dokter
yaitu :
Amitripsilin 1
tab/12,5 mg,
Mecobalamin 1
tab/500 mg,
Diltiazem 1
tab/30 mg,
Diazepam 1 tab/2
mg, Vit B1 1 tab
3. Memberikan
posisi yang
nyaman
4. Mengubah posisi
klien tiap 2 jam
5. Mengukur tanda-
tanda vital klien
6. Mengajarkan
pasien latihan
ROM aktif
S: Klien bersedia
diberikan terapi dokter
O:
• Amitripsilin 1 tab/12,5
mg
• Mecobalamin 1 tab/500
mg
• Diltiazem 1 tab/30 mg
• Diazepam 1 tab/2 mg
• Vit B1 1 tab
• Tidak ada tanda-tanda
alergi obat.
S: Klien mengatakan ingin
duduk.
O: Klien diposisikan semi
fowler.
S: Klien mengatakan ingin
duduk.
O: Klien diposisikan semi
fowler.
S: -
O: Tekanan darah
150/100mmHg, nadi
80x/menit, pernafasan
20x/menit, suhu 36,70
C.
S: -
O:
• Klien terlihat senang.
• Klien tampak rileks.
• Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan: 5
dan kiri: 4, kekuatan otot
ekstremitas bawah
kanan: 5 dan kiri: 4.
• Klien dapat melakukan
apa yang diajarkan
perawat.
15
11.00 WIB
13.00 WIB
1
1
7. Mengubah posisi
klien tiap 2 jam
8. Mengubah posisi
klien tiap 2 jam
• Tidak terjadi kontraktur
sendi.
S: Klien mengatakan ingin
tidur.
O: Klien diposisikan
supinasi.
S: -
O: Klien masih tidur,
posisi supinasi.
E. Evaluasi
Setelah dilakukannya tindakan kaperawatan, maka diperoleh hasil
evaluasi. Hari Selasa tanggal 3 April 2012 selasa pukul 14.00 WIB pasien
mengatakan anggota gerak bagian kiri sulit untuk digerakan, pasien berbaring
di tempat tidur, kekuatan otot ekstremitas atas kanan: 5 dan kiri: 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah kanan: 5 dan kiri: 4, masalah belum teratasi. Planning
yang dapat dilakukan dengan kaji status neurologi pasien, berikan latihan
ROM, berikan posisi nyaman, ubah posisi pasien tiap 2 jam, berikan terapi
dokter (injeksi Ranitidin 1 amp/12 jam (25 mg), injeksi Vit B1 1 amp/12 jam
(200 mg).
Hari Rabu tanggal 4 April 2012 pukul 14.00 WIB pasien mengatakan
anggota gerak bagian kiri masih sulit untuk digerakan, pasien berbaring di
tempat tidur, kekuatan otot ekstremitas atas kanan: 5 dan kiri: 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah kanan: 5 dan kiri: 4, masalah belum teratasi. Planning
yang dapat dilakukan dengan, berikan latihan ROM, berikan posisi nyaman,
ubah posisi pasien tiap 2 jam, berikan terapi dokter (Amitrisilin 2x1/2 tab
(12,5 mg), Mecobalamin 3x500 mg, Diltiazem 3x30 mg, Diazepam 2x2 mg).
16
Hari Kamis tanggal 5 April 2012 pukul 14.00 WIB pasien mengatakan
anggota gerak bagian kiri masih sulit untuk digerakan, pasien dibantu
keluarga dalam mobilisasi, kekuatan otot ekstremitas atas kanan: 5 dan kiri:
4, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan: 5 dan kiri: 4, pasien dapat
melakukan latihan ROM dengan mandiri, masalah belum teratasi. Planning
yang dapat dilakukan dengan anjurkan pasien melakukan latihan ROM rutin
3x sehari, anjurkan keluarga membantu pasien dalam latihan ROM, anjurkan
pasien kontrol rutin.
Kesimpulan hasil evaluasi terhadap kekuatan otot Tn. J, dapat terbaca
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3: Perkembangan kekuatan otot klien.
Evaluasi perkembangan kekuatan otot Tn. J
Di RS. Moewardi
3-5 April 2012
Anggota gerak Tanggal
3 April 2012 4 April 2012 5 April 2012
Ekstremitas atas :
• Kanan
• Kiri
5
4
5
4
5
4
Ekstremitas bawah :
• Kanan
• Kiri
5
4
5
4
5
4
Keterangan :
0 : Paralisis sempurna
1 : Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat.
2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi, dengan topangan.
3 : Gerakan yang normal melawan gravitasi.
4 : Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan
Minimal.
5 : Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan penuh.
Hasil penelitian selama 3 hari, klien tidak mengalami peningkatan
dalam kekuatan otot. Setelah dilakukan impementasi selama 3 hari, pasien
direncanakan pulang.
18
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi serebral fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24
jam atau mengarah kekematian. Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi
tubuh, diantaranya adalah defisit motorik berupa hemiparese. (Meifi, 2009)
Kasus yang penulis temui di lapangan berdasarkan hasil pengkajian,
keluhan utama klien yaitu anggota gerak bagian kiri klien sulit digerakan,
ditandai dengan kekuatan otot ekstremitas atas kanan; 5 dan kiri; 4, kekuatan
otot ekstremitas bawah kanan; 5 dan kiri; 4. Keluhan diatas sejalan dengan
teori yang dimana salah satu tanda dan gejala stroke yaitu adanya serangan
defisit neurologis/kelumpuhan fokal (hemiparesis), baal atau mati rasa
sebelah badan berkurang. Pasien stroke mengalami hemiparese, yang berupa
gangguan fungsi otak sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh
gangguan suplai darah ke otak pada pasien stroke berkurang. (Iskandar, 2004)
Hemiparese dan menurunnya kekuatan otot klien pula yang
menyebabkan gerakan pasien lambat. Penderita stroke mengalami kesulitan
berjalan karena gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi
gerak, sehingga kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Latihan
gerak mempercepat penyembuhan pasien stroke, karena akan mempengaruhi
sensasi gerak di otak. (Irdawati, 2008). Sehingga penulis pun menemukan
19��
tanda dan gejala lain yang mendukung teori di atas yaitu, mobilitas klien
dibantu alat, aktivitas klien dibantu keluarga dan sulit berjalan.
Penderita stroke� ���������� sindrom klinis berupa gangguan fungsi
otak sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan�oleh gangguan suplai darah
ke otak. (Maria dkk, 2011). Rasa kesemutan yang dialami klien di lapangan
dapat diakibatkan oleh gangguan suplai darah, yang menyebabkan aliran
darah terhambat.
Disatria/bicara pelo sering ditemui/dialami penderita stroke yang
disebabkan karena kelemahan, spastisitas dan gangguan koordinasi pada
organ bicara atau artikulasi pada saraf kranial. (Rosiana, 2009). Penulis pun
di lapangan berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan menemui tanda
dan gejala yang sama seperti dialami klien. Disatria ditunjukan dengan bicara
yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung
jawab untuk menghasilkan bicara. (Suzanne & Brenda, 2002)
Faktor resiko terpenting stroke adalah hipertensi, tingginya lemak
darah, dan merokok. Faktor lainnya adalah diabetes, obesitas (kegemukan),
dan tingginya hematokrit. (Meifi, 2009). Pengkajian yang dilakukan pada
klien ditemui klien ketergantungan merokok ± 25 tahun dan sampai sekarang
masih merokok. Sebelum masuk RS didapatkan riwayat hipertensi pada klien
dengan tekanan darah 240/150 mmHg. Hasil pengkajian tersebut dapat
menjadi salah satu faktor penyebab akibat stroke pada klien di lapangan.
Selama di rawat inap, klien mendapatkan terapi infus RL untuk
mengembalikan keseimbangan elektrolit, indikasi bahwa fungsi jantung dan
20��
ginjal dalam keadaan baik dan insufisiensi kardiak yang tidak terkompensasi.
Terapi oral pun didapatkan klien yaitu, Amitripsilin untuk mengurangi
anxietas pada klien ansietas sedang-berat, Mecobalamin untuk neuropati
perifer dengan efek samping mual, kehilangan nafsu makan, diare/gangguan
saluran cerna, Diltiazem untuk menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi ringan-sedang dengan kontra indikasi gagal ginjal parah, wanita
hamil, hipotensi, dan Diazepam untuk reumatik otot/traumatik dengan kontra
indikasi penderita glaukoma dan perhatikan selama terapi jangan
menjalankan mesin/kendaraan. Selain itu klien mendapatkan terapi parenteral
yaitu injeksi Vit B untuk pencegahan dan pengobatan difisiensi Vit B, dan
injeksi Ranitidin untuk tukak lambung. (Anonim, 2010)
Dosis yang kurang akan menyebabkan tidak tercapainya dosis terapi
yang berakibat keadaan pasien tidak membaik. Pemakaian antibiotik yang
terlalu lama dapat menyebabkan gangguan bahkan dapat menimbulkan
penyakit lain pada pasien, seperti terjadinya reaksi alergi, super infeksi, dan
reaksi toksik. Efek samping tidak mungkin dihindari atau dihilangkan sama
sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan
menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar dapat diketahui.
Dampak negatif masalah efek samping obat dalam klinik antara lain dapat
menimbulkan keluhan atau penyakit baru karena obat, meningkatkan biaya
pengobatan, mengurangi kepatuhan berobat serta meningkatkan potensi
kegagalan pengobatan. (Jerry, 2011)
21��
Adanya keluhan, tanda dan gelaja yang dialami klien didapat dari
pengkajian di atas sesuai dengan analisa penulis, sehingga penulis
menegakkan diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuskular. (Nanda 2009-1012). Pada pasien stroke mengalami
hambatan mobilisasi yang disebabkan karena adanya gangguan pada
neuromuskular. Menurut teori pada pasien stroke secara klinis gejala yang
sering muncul adalah hemiparese, merupakan salah satu faktor yang menjadi
penyebab hilangnya mekenisme reflek postural normal, seperti mengontrol
siku untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk keseimbangan, rotasi
tubuh garak-gerak fungsional pada ekstremitas. (Irdawati, 2008). Klien di
lapangan pun ditemui penurunan kekuatan otot anggota gerak bagian kiri 4,
dan keterbatasan klien dalam mobilisasi.
Berdasarkan teori di atas sejalan dengan pengkajian, tanda dan gejala
yang dialami klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan
mobilisasi pada pasien stroke, karena pada pasien stroke sangat dibutuhkan
latihan mobilisasi agar tidak terjadi kekakuan otot/kontraktur, yang dapat
menimbulkan komplikasi penyakit.
Adanya landasan pengkajian, keadaan kebutuhan dasar klien dan
diagnosa di atas, penulis melakukan perencanaan tindakan dengan
dilakukannya asuhan keperawatan selama 3x24 jam. Intervensi yang
direncanakan penulis diharapkan dalam 3x24 jam mobilisasi klien meningkat
dan kekuatan otot klien meningkat dari 4 menjadi 5.
22��
Intervensi yang direncanakan penulis yaitu kaji status neurologi klien.
Menurut teori penderita stroke mengalami gangguan suplai darah ke otak.
(Maria dkk, 2011), dan adanya gangguan cara berfikir dan bersikap.
Berikan posisi nyaman/tirah baring pun direncanakan pada klien untuk
membantu mobilisasi klien karena dilihat dari riwayat penyakit klien dengan
hipertensi. Tirah baring yang lama menyebabkan pasien bertambah lemah,
lebih cepat lelah karena stamina makin rendah, gerak semakin bertambah
berat karena semua anggota gerak menjadi kaku dan timbul komplikasi-
komplikasi lain. (Rosiana, 2009)
Intervensi lain yaitu, ajar dan dukung klien dalam latihan ROM untuk
melatih kekuatan otot klien. Intervensi rehabilitasi medis menurut Rosiana
sangat penting untuk mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri
sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban
keluarganya. ROM sangat penting, karena bila otot diam pada satu sisi
tertentu dalam waktu lama kelenturannya akan hilang, otot akan kaku pada
posisi tersebut, sulit dan memerlukan tenaga lebih besar untuk kontraksi
memendek atau memanjang, begitu pula pada sendi, yang akan kering dan
kaku. (Rosiana, 2009)
Ubah posisi klien tiap 2 jam untuk menghindari klien dari dekubitus.
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Keamanan
23��
adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan
kesehatan dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.
Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko. (Rhudy Marseno, 2011)
patient safety yaitu dengan cara mencegah kejadian dekubitus
mobilisasi sebagai salah satu faktor resiko dekubitus sehingga perawat dapat
menentukan bahwa perubahan posisi tidur secara teratur merupakan
tindakan/intervensi yang tepat untuk mencegah dekubitus (meningkatkan
keselamatan pasien). (Amin Subargus, 2011)
Berikan suport psikososial dan spiritual kepada klien masuk dalam
perencanaan penulis untuk memberikan semangat kepada klien akan penyakit
dan penyembuhan klien. Pasien stroke mengalami perubahan dalam sikap dan
cara berfikir yang ditandai dengan perasaan capek yang berlebihan,
kehilangan minat pada aktivitas, pemarah, depresi dan stress. (Iskandar,
2004). Lingkungan yang nyaman pun dapat membantu pasien untuk
menengkan pikiran dan menjauhkan pasien dari rasa bosan, depresi bahkan
stress.
Kolaborasi dengan tenaga fisioterapi untuk meningkatkan mobilitas
klien. Fisioterapi lebih ahli atau berkompeten dalam bidangnya untuk
meningkatkan mobilisasi klien yang mengalami hambatan dalam mobilisasi.
24��
Merujuk pada perencanaan yang sudah dibuat, penulis melakukan
implementasi seperti yang sudah ditulis dalam laporan kasus Bab II. Maria
Astrid mengemukakan bahwa intervensi standar rumah sakit dan latihan
ROM dilakuan 4 kali sehari selama 7 hari. Latihan beberapa kali dalam sehari
dapat mencegah terjadinya komplikasi yang akan menghambat pasien untuk
dapat mencapai kemandirian dalam melakukan funginya sebagai manusia,
frekuensi dan jenis stroke tidak berhubungan dengan kemampuan fungsional.
Latihan ROM yang dilakukan 4 kali sehari maupun latihan ROM yang
diberikan hanya 1 kali sehari sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan fungsional. (Maria dkk, 2011)
Implementasi yang dilakukan selama 3 hari disesuaikan dengan
kondisi klien dan perencanaan yang telah dibuat. Peneliti memberikan
tindakan ROM pada klien. Implementasi yang sudah dilakukan adalah latihan
ROM pada pasien 1 kali selama 3 hari. Selama implementasi klien
mendapatkan keterbatasan, klien hanya mendapatkan latihan ROM di tempat
tidur, klien diprogramkan bedrest total karena klien menderita hipertensi.
Penderita hipertensi diprogramkan bedrest dan tidak dianjurkan banyak
beraktivitas, karena dapat mengakibatkan bertambah meningkatnya tekanan
darah ke otak yang dapat pula mengakibatkan komplikasi lain. Hasil latihan
ROM ditandai dengan kekuatan otot ekstremitas atas kanan; 5 dan kiri; 4,
ekstremitas bawah kanan; 5 dan kiri; 4.
Klien pun mendapatkan tirah baring, karena seperti pembahasan di
atas dan merujuk pada kondisi klien, bahwa klien menderita riwayat
25��
hipertensi. Sehingga tirah baring menjadi salah satu implementasi pada klien,
dilakukannya latihan ROM untuk menjauhkan klien dari kekakuan otot. Dari
tindakan dilakukannya tirah baring, penulis tidak mengalami kesulitan.
Selain itu penulis melakukan implemetasi dengan memberikan posisi
nyaman sim/miring kanan kiri pada klien agar klien lebih mudah mobilisasi
dan mencegah terjadinya komplikasi seperti dekubitus. Pada teori sikap dan
posisi klien juga harus diperhatikan, terutama anggota badan yang lumpuh,
karena untuk mencegah terjadinya kecacatan dan memberikan rasa nyaman
kepada klien. (Enny, 2002)
Mengubah posisi klien tiap 2 jam menjadi salah satu implementasi.
klien hanya diberikan posisi sim kanan/kiri, supinasi, head up 300 atau semi
fowler.
Memberikan lingkungan yang nyaman karena adanya Lingkungan
yang nyaman pun dapat membantu pasien untuk menengkan pikiran dan
menjauhkan pasien dari rasa bosan, depresi bahkan stress. (Iskandar, 2004).
Dalam memberikan lingkungan yang nyaman penulis mengalami kesulitan,
karena klien berada di ruangan atau kamar yang terdapat beberapa pasien
lainnya.
Mengkaji status neurologi klien menjadi salah satu implementasi yang
dilakukan penulis untuk mengetahui perkembangan keadaan klien, karena
menurut teori penderita stroke mengalami gangguan suplai darah ke otak.
Dalam pengkajian ini didapatkan hasil GCS; E4V5M6 ditandai dengan mata
spontan terbuka ketika penulis datang/menghampiri, verbal baik dengan klien
nyambung ketika diajak bicara dan orientasi penuh, motorik; klien dapat
26��
mengikuti yang diperintahkan penulis (penulis menyuruh klien mengangkat
tangan dan klien dapat melakukan).
Pada perencanaan penulis yaitu kolaborasi dengan tenaga fisioterapi
tidak dilakukan penulis, karena selama 3 hari asuhan keperawatan fisioterapi
tidak datang.
Merujuk pada pengkajian dengan adanya riwayat hipertensi pada
klien, penulis pun melakukan pengkajian tanda-tanda vital untuk mengetahui
keadaan klien terutama tekanan darah klien untuk menentukan tindakan
peningkatan latihan ROM pada klien, selama 3 hari implementasi terjadi
penurunan tekanan darah tetapi penurunan tekanan darah dari 240/150mmHg
menjadi 150/100mmHg, dan belum dapat membuat klien bebas melakukan
ROM.
Penulis melakukan implementasi lainnya pada klien yaitu memberikan
dukungan psikososial dan spiritual yang menurut penulis dapat memberi
penyemangat pada klien dalam menghadapi penyakitnya, tetap
berusaha/optimis akan kesembuhan, dan memberi semangat klien dalam
melakukan terapi/latihan-latihan yang diberikan.
Dukungan psikososial dan spiritual dapat dilakukan memberikan
sedikit demi sedikit memberi peran dan tanggung jawab serta ungkapkan
selalu bahwa peran serta klien sangat dibutuhkan oleh keluarga. Dengan
demikian klien akan meresa dirinya masih berharga dan berguna bagi orang
lain. (Rosiana, 2009)
Tiga hari asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. J, disimpulkan
tidak terjadi peningkatan mobilisasi dan peningkatan kekuatan otot yang
27��
diharapkan penulis, dengan ditandainya kekuatan ekstremitas atas kanan; 5
dan kiri; 4, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan; 5 dan kiri;4. Klien
mengatakan masih sulitnya anggota gerak bagian kiri untuk digerakan,
mobilitas klien masih dibantu keluarga. Tidak adanya peningkatan tersebut
dapat disebabkan karena klien hanya mandapatkan/melakukan 1-2x latihan
ROM dalam sehari dan keterbatasannya klien dalam melakukan latihan ROM
mengingat klien adalah penderita riwayat hipertensi yang hanya mendapatkan
ROM di tempat tidur karena klien diprogramkan bedrest total dan pada
penderita stroke yang sudah dialami ± 6 bulan untuk penyembuhan tidaklah
mudah karena sudah adanya gangguan neuromuskular yang membutuhkan
waktu dalam penyembuhan dan latihan ROM.
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
a. Hasil pengkajian dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
pada pasien stroke pada Tn. J yaitu adanya hemiparese, penurunan
kekuatan otot, ketergantungan klien dalam mobilitas dan aktivitas, dan
timbulnya rasa kesemutan. Pengkajian lainnya yang ditemui penulis
yaitu disatria/bicara pelo, dan sulit berjalan.
b. Diagnosa keperawatan yang ditemui pada pasien stroke dengan
pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada Tn. J adalah hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular.
28��
c. Rencana asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi pada pasien stroke pada Tn. J yaitu kaji status neurologi,
berikan posisi yang nyaman, ubah posisi klien tiap 2 jam, ajar dan
dukung klien dalam latihan ROM, berikan suport psikososial dan
spiritual, dan kolaborasi dengan tenaga fisioterapi.
d. Implementasi dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien
stroke disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat penulis dan
kondisi klien di lapangan. Implementasi yang sudah dilakukan penulis
pada Tn. J yaitu kaji status neurologi klien, memberikan posisi nyaman,
mengajarkan klien latihan ROM, mengkaji tanda-tanda vital klien,
mengubah posisi klien tiap 2 jam, memberikan lingkungan yang
nyaman, dan memberikan suport psikososial dan spiritual.
e. Evalusi dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke,
khususnya Tn. J tidak mengalami peningkatan kekuatan otot.
Keterbatan klien dalam melakukan latihan ROM, adanya riwayat
hipertensi pada klien dan keterbatasan waktu penulis dalam penerapan
latihan ROM.
f. Kondisi klien selama 3 hari asuhan keperawatan, klien tidak mengalami
peningkatan kekuatan otot dengan ditandainya kekuatan ekstremitas
atas kanan; 5 dan kiri; 4, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan; 5 dan
kiri;4. Klien mengatakan masih sulitnya anggota gerak bagian kiri
untuk digerakan, mobilitas klien masih dibantu keluarga.
29��
2. Saran
a. Institusi Pendidikan
Agar dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih mengembangkan ilmu
pengetahuan melalui penelitian yang lebih inovatif lagi dan waktu
pengelolaan pada pasien stroke ditambahkan agar bisa lebih detail
melakukan asuhan keperawatan.
b. Rumah Sakit
Agar penerapan ROM pasif di ruangan dapat dimaksimalkan,
mengingat pentingnya intervensi tersebut dilakukan pada pasien stroke
sehingga masalah pada pasien stroke dapat diatasi dan untuk fisioterapi
untuk lebih meningkatkan kepedulian pada pasien stroke di ruangan
dalam pelatihan ROM.
c. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang ingin mengambil kasus mobilisasi pada pasien
stroke untuk dapat lebih memberikan tindakan asuhan keperawatan
yang lebih dan untuk rajin melakukan latihan ROM agar tidak
terjadinya kekakuan otot dan komplikasi-komplikasi lain.
d. Keluarga Penderita Stroke
Keluarga untuk segera bertindak dalam penyembuhan penderita stroke
dan lebih memperhatikan kemandirian penderita stroke dalam aktivitas
maupun mobilisasi, tidak membebani mental atau pikiran penderita
stroke, dan untuk selalu memberikan suport agar penderita tidak merasa
rendah diri dan putus asa.
30��
�
Daftar Pustaka
Anonim, (2009-2011), Nanda Internasional; Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Anonim, (2010), Iso; Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol 45, PT ISFI
Penerbitan, Jakarta.
Anonim, World Health Report, (2011), Stroke Statistics.
http//www.strokecenter.org/patient/stat.htm. Diakses tanggal 11 April
2012.
Astris Maria, Elly Nurachmah, Budiharto, (2011), Pengaruh Latiahn Range of
Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi dan
Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint Carolus Jakarta.
http://google. Com/search?hl=en&as. Diakses tanggal 3 April 2012.
Hidayat Alimul Aziz. A, (2002), Buku Saku Praktikum; Kebutuhan Dasar
Manusia, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, hal 295.
Irdawati, (2008), Perbedaan Pengaruh Latihan Gerak Terhadap Kekuatan Otot
pada Pasien Stroike Non-Hemoragik Hemiparese Kanan Dibandingkan
dengan Hemiparese Kiri, Vol 43, nomor 2, Media Medika Indonesia,
Jawa Tengah. http://google. Com/search?hl=en&as. Diakses tanggal 3
April 2012.
Jerry, (2011), Drug Related Problem Pada Pasien Rawat Inap Stroke Iskemik di
Ruang Perawatan Neurologi RSSN, Bukit Tinggi. http://google.
Com/search?hl=en&as. Diakses tanggal 3 April 2012.
J. Iskandar, (2004), Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT
Bhuana Ilmu Populer, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Marseno Rhudy, (2011), Patient Safety (Keselamatan Pasien di Rimah Sakit),
Universitas Andalas, Indonesia.
http://www.scribd.com/doc/85351094/Patient-Safety. Diakses tanggal 11
April 2011.
Meifi, Dharmady Agus, (2009), Stroke dan Depresi Pasca Stroke, Vol 8, Nomor
1, Maj. Kedokteran. Daminus, Jakarta. http://google.
Com/search?hl=en&as. Diakses tanggal 4 April 2012.
Mutyatsih Enny, (2002), Stroke; Petunjuk Praktis Bagi Pengasuh dan Keluarga
Pasien Pasca Stroke, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda, (2002), Buku Ajar; Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Vol 3, PenerbitBuku Kedokteran, EGC, Jakarta, hal
2133.
Subargus Amin, SKM, M. KES, (2011), Manajemen Pelayanan Dalam
Keperawatan. http://www.scribd.com/doc/85351094/Patient-Safety.
Diakses tanggal 11 April 2011.
Wilkinson. M Judith, (2007), Buku Saku; Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta, Hal 303-308.
W. Pradanasari Rosiana, (2009), Rehabilisasi Stroke pada Pelayanan Kesehatan
Primer, Vol 59, Nomor 2, Kedokteran Indonesia, Jakarta. http://google.
Com/search?hl=en&as. Diakses tanggal 4 April 2012.