STUDI KASUS ANC

download STUDI KASUS ANC

of 17

Transcript of STUDI KASUS ANC

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    1/17

    TUGAS TERSTRUKTUR

    MATA KULIAH KESEHATAN MATERNAL

    PERAWATAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)

    Sumatera Utara, Tiap Bulan 11 Ibu Hamil Meninggal

    Oleh :

    Kelompok 4 (Kelas A)

    Ida Puspitasari G1B011022

    Lulu Nafisah G1B011024

    Nini Banowati G1B011025

    KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

    PURWOKERTO

    2013

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    2/17

    A.Deskripsi Kasus

    Angka kematian ibu hamil di Sumatera Utara masih tinggi, sejak Januari

    hingga Juni 2013 setiap bulannya ada 11 ibu hamil yang meninggal. Pada tahun2012 terjadi kematian ibu hamil sebanyak 173 kasus, sedangkan sampai Juni 2013

    telah terjadi sebanyak 67 kasus. Angka ini masih dapat mengalami perubahan

    karena belum semua daerah melaporkan kepada Dinas Kesehatan Sumut. Menurut

    Pengamat Kesehatan, Umar Zein peningkatan AKI ini merupakan gambaran dari

    kegagalan program pemerintah, karena program-program kesehatan yang

    dicanangkan pemerintah tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Menurut hasil survei,

    masyarakat banyak yang tidak mengetahui program-program kesehatan dari

    pemerintah seperti JAMKESMAS.

    Kasus yang terjadi di Sumut ini terjadi disebabkan karena beberapa faktor

    yaitu pendarahan pada saat persalinan yang bisa dikarenakan penyakit yang

    diderita ibu hamil, pendarahan jika tidak ditangani secara cepat dapat

    menyebabkan kematian pada ibu hamil. Faktor penyebab lainnya adalah adanya

    infeksi pada ibu hamil, eklamsia atau kehamilan risiko tinggi atau penyakit akut

    dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan nifas denagn hipertensi, oedema

    dan proteinuria. Eklamsia dan preeklamsia yang terjadi seringkali disebabkan oleh

    beberapa faktor penunjang seperti gangguan aliran darah ke dalam rahim, gizi

    yang buruk, obesitas dan kurangnya sirkulasi oksigen ke plasenta.

    Banyaknya ibu hamil di Sumut yang melahirkan di rumah juga penjadi

    penyebab kematian karena jika terjadi masalah akan terlambat mendapatkan

    pelayanan kesehatan. Kesadaran yang rendah akan pentingnya 4 T (terlalu muda,

    terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kelahiran) juga menjadisalah satu penyebab meningkatnya kasus kematian bayi di Sumut. Pengetahuan

    ibu hamil yang rendah untuk mengetahui keadaan darurat untuk persalinan,

    terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan juga

    menjadi faktor penyebab kasus AKI.

    Sebenarnya dinas kesehatan Sumut telah berupaya melakukan pencegahan

    untuk menekan AKI. Peningkatan pelayanan terus dilakukan di 359 puskesmas

    yang ada. 154 diantaranya merupakan puskesmas rawatinap dan puskesmas

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    3/17

    PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar). Bahkan dari 33

    kabupaten/kota di Sumut yang masing-masing kabupaten/kota diharapkan

    memiliki 4 PONED kini jumlahnya mencapai 131 PONED. Akan tetapi jumlah

    yang telah memenuhi ini tidak berjalan secara optimal. Hal ini terjadi karena

    petugas yang sudah dilatih dipindahkan ke tempat lain.

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    4/17

    B.Tinjauan Pustaka

    Kehamilan adalah masa yang penting dalam hidup wanita, keluarga dan

    masyarakat. Berat bayi lahir normal merupakan titik awal yang baik bagi prosestumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi petunjuk kualitas hidup selanjutnya.

    Ada banyak faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir diantaranya umur

    ibu, paritas, jarak kelahiran, perubahan berat badan selama kehamilan, kesehatan

    dan kebersihan lingkungan serta penggunaan sarana pelayanan kesehatan

    (Lincetto Ornella et al, 2007). Penggunaan sarana pelayanan kesehatan salah

    satunya dilakukan dengan melakukan perawatan kehamilan atau Antenatal Care.

    Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan komponen utama dalam

    pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani

    proses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga (Devy Shrimarti dkk, 2011).

    Antenatal Care memiliki beberapa indikator pasti untuk meningkatkan

    program dan monitoring program perawatan kehamilan. Indikator yang diberikan

    diharapkan akan meningkatkan angka kunjungan ibu hamil ke pelayanan

    kesehatan. Berikut indikatorAntenatal Care:

    1.

    Proporsi wanita hamil yang mengunjungi klinik minimal satu kali2. Proporsi wanita hamil yang melakukan kunjungan sebanyak 4 kali semasa

    kehamilan

    3. Imunisasi tetanus saat kelahiran

    4. Persentase ibu hamil yang mendapatkan IPTp untuk malaria

    5. Antiretroviral untuk HIV

    6. Prevalensi wanita hamil dengan sifilis

    7. Proporsi wanita hamil dengan catatan kelahiran dan rencana kegawatdaruraan

    selama 37 minggu kehamilan (Lincetto Ornella et al, 2007).

    Perawatan kehamilan (Antenatal Care) dilakukan dengan melakukan

    kunjungan selama masa kehamilan sebanyak empat kali kunjungan. Intervensi

    dalam perawatan kehamilan meliputi identifikasi dan manajemen komplikasi

    obstetri seperti pre-eklampsia, imunisasi Tetanus Toksoid (TT), treatment

    pencegahan untuk penyakit malaria selama masa kehamilan dan identifikasi dan

    manajemen infeksi penyakit HIV, sifilis dan penyakit menular seksual lainnya.

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    5/17

    Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan kesempatan untuk

    mempromosikan perilaku kesehatan seperti menyusui, perawatan dini postnatal,

    dan perencanaan untuk memberikan jarak kehamilan yang optimal (Lincetto

    Ornella et al, 2007).

    Perawatan yang baik selama masa kehamilan begitu penting untuk

    kesehatan ibu dan perkembangan dari bayi dalam kandungan ibu. Perawatan

    kehamilan yang baik menghubungkan wanita dan keluarganya dengan institusi

    kesehatan formal, meningkatkan kesempatan kontribusi untuk kesehatan yang

    maksimal selama proses kehidupan. Menurut Musbikin (2007), tujuan

    pemeriksaan kehamilan yaitu :

    1.

    Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta

    mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,

    2.

    Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

    penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi,

    3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Devy Shrimarti dkk,

    2011).

    Pencegahan permasalahan ibu dan bayi bergantung pada pelaksanaan

    perawatan kehamilan dengan akses yang terjangkau, kualitas yang maksimal

    selama kehamilan, kelahiran dan periode setelah melahirkan. Pemberian

    dukungan untuk membantu ibu hamil mencapai pelayanan kesehatan khususnya

    ketika komplikasi terjadi merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.

    Lincetto Ornella et al menyatakan tujuan Antenatal Care adalah untuk

    mempersiapkan kelahiran sebaik-baiknya untuk pencegahan, pendeteksian atau

    penanganan dari tiga tipe permasalahan kesehatan selama kehamilan yang terjadi

    pada ibu dan bayi yaitu komplikasi pada kehamilan, penyakit ibu sebelum hamil

    yang semakin memburuk selama masa kehamilan, dan efek dari gaya hidup yang

    tidak sehat.

    Antenatal Care (ANC) memberikan berbagai informasi dan saran untuk

    kehamilan yang sehat, kelahiran yang aman, penyembuhan masa postnatal,

    termasuk juga perawatan bayi baru lahir, promosi mengenai inisiasi menyusui dini

    dan ASI eksklusif serta pendampingan selama masa kehamilan. Antenatal Care

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    6/17

    (ANC) yang efektif bergantung pada kompetensi penyedia pelayanan kesehatan

    dan supply yang mencukupi serta dukungan dari laboratorium. Keuntungan dari

    Antenatal Care (ANC) lebih besar dibandingkan hanya penekanan angka

    kematian dan dapat dilakukan dengan biaya yang relatif lebih rendah. Langkah ini

    merupakan langkah kesehatan masyarakat yang paling efektif biayanya (Lincetto

    Ornella et al, 2007).

    Saran dan dukungan bagi ibu dan keluarga untuk peningkatan perilaku

    kesehatan di rumah dan kelahiran serta rencana persiapan kegawatdaruratan

    sebagai berikut :

    1.

    Meningkatkan kepedulian akan kebutuhan kesehatan pada wanita hamil dan

    bayi baru lahir serta menjaga diri selama masa kehamilan dan masa postnatal,

    termasuk kebutuhan untuk dukungan sosial selama dan sesudah kehamilan.

    2.

    Mempromosikan perilaku sehat di rumah meliputi gaya hidup sehat, keamanan

    dan pencegahan kecelakaan, dan dukungan serta kepedulian di rumah, saran

    untuk melakukan pencegahan seperti suplementasi zat besi.

    3.

    Penyediaan sarana transportasi untuk wanita hamil dan perencanaan untuk

    keadaan darurat.

    4.

    Mempromosikan perencanaan keluarga setelah kelahiran atau menjaga jarak

    kelahiran (Lincetto Ornella et al, 2007).

    Antenatal Care(ANC) memberikan berbagai keuntungan bagi ibu dan bayi

    serta menghindarkan ibu dari kematian ketika melahirkan maupun kemtian bayi

    selama dalam kandungan. Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya

    pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan

    Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi

    terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu

    dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan

    kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan kelainan yang mungkin ada

    atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi

    sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan

    pemeriksaan Antenatal Care (Winkjosastro, 2006). Apabila ibu hamil tidak

    melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah

    kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    7/17

    komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan

    dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin, 2002).

    Telah diketahui bahwa Antenatal Care merupakan hal yang sangat penting

    bagi ibu dan bayi selama masa kehamilan, akan tetapi banyak dari ibu yang tidak

    melakukan perawatan kehamilan. Pemanfaatan dan akses pelayanan perawatan

    kehamilan tergambar dalam Gambar 1. yang menunjukkan berbagai faktor yang

    saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga terbentuk keputusan dari

    wanita hamil. Karakteristik pendorong dan pemungkin pada pengguna pelayanan

    kesehatan merupakan faktor yang dapat memprediksi penggunaan pelayanan

    antenatal. Faktor pendorong (predisposing) yang berasal dari diri individu

    menggambarkan bahwa keluarga dengan karakteristik yang berbeda memiliki

    perbedaan pandangan dalam penggunaan pelayanan kesehatan, sedangkan faktor

    pemungkin (enabling) menggambarkan sebagian keluarga dengan keinginan

    menggunakan pelayanan kesehatan memiliki pertimbangan seperti penghasilan,

    akses dan kemampuan pelayanan kesehatan (Ibnouf et al, 2007).

    Gambar 1.Hypothetical model for the study of access and utilization of routine

    antenatal health care service and tetanus toxoid-vaccination

    Ibnouf et al (2007) menyatakan dari Gambar 1. bahwa wanita dari daerah

    perkotaan(urban)dengan pendidikan yang tinggi, tinggal dekat dengan pelayanan

    kesehatan, dan menerima pelayanan dengan kualitas yang maksimal lebih rutin

    melakukan perawatan kehamilan dan mendapatkan imunisasi TT semasa

    Utilizers

    characteristics

    Predisposing :AgeLevel of educationEmployment

    Enabling :Socio-economicStatus

    Need :

    Pregnancy

    Spatial setting

    UrbanRural

    Government

    policy

    Place of services

    AccessibilityWalk-time (timeac-cessibility)

    Waiting-time

    Quality of care

    Use of antenatal

    health care services

    Receive tetanus

    toxoid vaccine

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    8/17

    kehamilan.Health centerslebih rutin dikunjungi oleh ibu muda yang berasal dari

    sosial ekonomi yang lebih rendah, pendidikan yang rendah dan hidup di daerah

    pedesaan (rural). Sedangkan klinik pribadi dan rumah sakit umum lebih banyak

    dikunjungi oleh wanita dengan pendidikan lebih tinggi, ibu yang lebih tua dengan

    tingkat pendidikan lebih tinggi dari daerah perkotaan selama mereka menerima

    pelayanan dari petugas kesehatan dengan maksimal.

    Keterjangkauan lokasi tempat pelayanan kesehatan, dimana tempat

    pelayanan yang lokasinya tidak strategis / sulit dicapai oleh para ibu

    menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan, jenis

    dan kualitas pelayanan yang tersedia dan keterjangkauan terhadap informasi.

    Akses terhadap tempat pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa faktor,

    seperti lokasi dimana ibu dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan

    antenatal, pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan rujukan yang

    tersedia di masyarakat (Fibriana Arulita, 2007).

    Faktor pada Gambar 1. menunjukkan bahwa tidak semua ibu hamil

    melakukan perawatan kehamilan secara rutin semasa kehamilannya. Pada masa

    kehamilan, apabila ibu tidak melakukan perawatan maka bisa menimbulkan

    kematian ibu maupun kematian bayi. Hal ini bisa diakibakan karena ibu

    mengalami kehamilan resiko tinggi, komplikasi, pre-eklampsi, dan eklampsi pada

    saat kehamilan, serta pendarahan antepartum yang berhubungan dengan

    kurangnya perawatan ketika masa kehamilan. Wanita yang telah sakit semasa

    belum hamil, dan tidak melakukan perawatan kehamilan maka penyakitnya akan

    semakin bertambah parah ketika masa kehamilannya. Malaria, HIV/AIDS, anemia

    dan malnutrisi berhubungan dengan peningkatan komplikasi kehamilan dan

    kelahiran sehingga kematian karena kondisi ini menjadi lebih tinggi (Lincetto

    Ornella et al, 2007).

    Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan

    kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan

    yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu.

    Pemeriksaan antenatal perlu dilakukan secara dini, sehingga dapat ditemukan

    sedini mungkin apabila ada tanda bahaya/komplikasi serta dapat diperhitungkan

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    9/17

    dan dipersiapkan langkah-langkah dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa

    janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling

    memengaruhi. Oleh sebab itu ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan

    antenatal secara teratur dan sesuai standar minimal 4 kali selama kehamilan.

    Pada umumnya kematian maternal di negara negara berkembang,

    berkaitan dengan setidaknya satu dari tiga keterlambatan (The Three Delay

    Models). Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam mengambil

    keputusan untuk mencari perawatan kesehatan apabila terjadi komplikasi

    obstetrik. Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan, termasuk di dalamnya

    adalah keterlambatan dalam mengenali adanya masalah, ketakutan pada rumah

    sakit atau ketakutan terhadap biaya yang akan dibebankan di sana, atau karena

    tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk mencari

    pertolongan pada tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orang tua yang

    sedang tidak ada di tempat (Fibriana Arulita, 2007).

    Keterlambatan kedua terjadi setelah keputusan untuk mencari perawatan

    kesehatan diambil. Keterlambatan ini terjadi akibat keterlambatan dalam

    mencapai fasilitas kesehatan dan pada umumnya terjadi akibat kesulitan

    transportasi. Beberapa desa memiliki pilihan transportasi yang sangat terbatas dan

    fasilitas jalan yang buruk. Kendala geografis di lapangan mengakibatkan banyak

    rumah sakit rujukan tidak dapat dicapai dalam waktu dua jam, yaitu merupakan

    waktu maksimal yang diperlukan untuk menyelamatkan ibu dengan perdarahan

    dari jalan lahir (Fibriana Arulita, 2007).

    Keterlambatan ketiga yaitu keterlambatan dalam memperoleh perawatan di

    fasilitas kesehatan. Seringkali ibu harus menunggu selama beberapa jam di pusat

    kesehatan rujukan karena manajemen staf yang buruk, kebijakan pembayaran

    kesehatan di muka, atau kesulitan dalam memperoleh darah untuk keperluan

    transfusi, kurangnya peralatan dan juga kekurangan obat obatan yang penting,

    atau ruangan untuk operasi. Pelaksanaan sistem pelayanan kebidanan yang baik

    didasarkan pada regionalisasi pelayanan perinatal, dimana ibu hamil harus

    mempunyai kesempatan pelayanan operatif dalam waktu tidak lebih dari satu jam

    dan bayi harus dapat segera dilahirkan (Fibriana Arulita, 2007).

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    10/17

    Menurunkan angka kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan

    memperkuat program Antenatal Care (ANC). Memperbaiki program ANC

    dilakukan dengan memperkuat peraturan nasional, memperbaiki kualitas

    peayanan ANC, melakukan integrasi dengan program yang lainnya, meningkatkan

    keharmonisan dalam berhubungan sehingga program akan lebih efektif,

    mengurangi batasan untuk akses pelayanan dan merengkuh wanita yang tidak

    mendapatkan akses, serta menggunakan data dengan efektif untuk pengamatan

    dan peningkatan kualitas ANC (Lincetto Ornella et al, 2007).

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    11/17

    C.Pembahasan

    Perawatan kehamilan (Antenatal Care)merupakan komponen utama dalam

    pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalaniproses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga (Devy Shrimarti dkk, 2011).

    Kasus yang kelompok kami angkat adalah mengenai kasus kematian ibu hamil

    yang masih tinggi di Sumatera Utara. Sebagaimana yang diberitakan dalam

    website hariansumutpos.com disebutkan bahwa setiap bulannya ada 11 ibu hamil

    di Sumatera Utara yang meninggal. Terhitung dari bulan Januari-Juni 2013

    terdapat 67 kasus kematian ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

    diantaranya keterlambatan pertolongan, keterlambatan diagnosis, informasi pada

    ibu hamil, rumah sakit, dan peralatan yang tidak memadai serta pendarahan,

    infeksi pada ibu, eklamsia, dan kehamilan resiko tinggi.

    Kasus ini amat memprihatinkan mengingat kehamilan adalah masa yang

    penting dalam hidup wanita, keluarga dan masyarakat (Lincetto Ornella et al,

    2007). Tingginya angka kematian ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan

    bahwa status kesehatan masyarakat di sana masih rendah. Ada banyak faktor yang

    menyebabkan hal tersebut terjadi, selain faktor yang terdapat dalam diri ibu hamiljuga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor penguat dan faktor

    pendukung misalnya sarana kesehatan, dukungan orang terdekat, keterjangkauan,

    dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut yang akan mempengaruhi keputusan ibu

    hamil untuk melakukan perawatan kehamilan atau tidak. Perawatan yang baik

    selama masa kehamilan begitu penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan

    dari bayi dalam kandungan ibu. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pustaka

    bahwa tujuan perawatan kehamilan adalah sebagai berikut:

    1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta

    mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,

    2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

    penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi, dan

    3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Devy Shrimarti

    dkk, 2011).

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    12/17

    Berdasarkan tujuan perawatan kehamilan tersebut menunjukkan bahwa

    tingginya angka mortalitas ibu hamil di Sumatera Utara disebabkan oleh

    perawatan kehamilan yang buruk. Banyak faktor yang mempengaruhi baik-

    buruknya perawatan kehamilan baik dari sisi pasien dalam hal ini ibu hamil dan

    atau provider (pelayanan kesehatan). Hal inilah yang harus segera dibenahi dan

    dikaji dimana ada beberapa aspek dalam perawatan kehamilan yang harus

    dipenuhi seperti akses yang terjangkau, kualitas yang maksimal selama

    kehamilan, kelahiran,dan periode setelah melahirkan.

    Sebagaimana yang disebutkan dalam deskripsi kasus bahwa banyak

    masyarakat yang tidak tahu mengenai program-program kesehatan dari

    pemerintah, seperti Jamkesda dan BPJS 2014. Hal ini menunjukkan bahwa

    pengetahuan masyarakat masih rendah baik disebabkan karena kesadaran individu

    yang masih rendah dan atau minimnya sosialisasi program kesehatan dari

    pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Rendahnya pengetahuan ibu hamil

    akan berpengaruh pada kondisi kehamilannya terutama ketika mereka tidak dapat

    membedakan atau mengidentifikasikan bahaya kehamilan atau kondisi darurat

    yang mungkin terjadi. Penyedia pelayanan kesehatan menurut pustaka juga

    mempengaruhi keefektifan Antenatal Care (ANC) begitu juga supply yang

    mencukupi serta dukungan dari laboratorium.

    Kesadaran masyarakat akan pentingnya faktor 4T juga menjadi penyebab

    tingginya AKI di Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan pustaka yang ada bahwa

    salah satu saran dan dukungan bagi ibu hamil dan keluarga adalah

    mempromosikan perencanaan keluarga setelah kelahiran atau menjaga jarak

    kelahiran (Lincetto Ornella et al, 2007). Selain itu, faktor usia juga menjadi salah

    satu faktor yang mempengaruhi seorang ibu hamil melakukan perawatan

    kehamilan (Ibnouf et al: 2007).

    Masalah lain yang ditemukan dalam deskripsi kasus adalah masih banyak

    ibu hamil yang melahirkan di rumah dan menjadi penyebab terjadinya

    keterlambatan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan

    pustaka yang ada bahwa pada umumnya kematian maternal di negara negara

    berkembang, berkaitan dengan setidaknya satu dari tiga keterlambatan (The Three

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    13/17

    Delay Models). Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam

    mengambil keputusan untuk mencari perawatan kesehatan apabila terjadi

    komplikasi obstetrik. Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan, termasuk di

    dalamnya adalah keterlambatan dalam mengenali adanya masalah, ketakutan pada

    rumah sakit atau ketakutan terhadap biaya yang akan dibebankan di sana, atau

    karena tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk mencari

    pertolongan pada tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orang tua yang

    sedang tidak ada di tempat (Fibriana Arulita, 2007). Terkait masalah biaya yang

    mahal, dapat diatasi dengan melakukan perawatan kehamilan secara teratur.

    Dalam pustaka dijelaskan bahwa keuntungan dari Antenatal Care (ANC) lebih

    besar dibandingkan hanya penekanan angka kematian dan dapat dilakukan dengan

    biaya yang relatif lebih rendah. Langkah ini merupakan langkah kesehatan

    masyarakat yang paling efektif biayanya (Lincetto Ornella et al, 2007).

    Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata juga menjadi salah satu faktor

    penguat terjadinya AKI yang tinggi di Sumatera ini. Sebagaimana yang dijelaskan

    dalam deskripsi kasus bahwa banyak petugas yang sudah dilatih dipindahkan ke

    tempat lain. Hal ini sejalan dengan pustaka yang ada bahwa sarana dan prasaran

    serta sumber daya manusia kesehatan juga menjadi faktor yang turut

    mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan.

    Solusi untuk menekan AKI di Sumatera Utara ini adalah dengan

    memperbaiki segala faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil dalam

    melakukan perawatan kehamilan. Faktor-faktor tersebut yaitu karakteristik

    pengguna mulai dari faktor predisposisi, faktor penguat, needs, spatial setting,

    kebijakan pemerintah, keterjangkauan, dan mutu pelayanan (Ibnouf et al, 2007).

    Perbaikan tersebut hanya dapat diwujudkan dengan adanya kerja sama dari

    berbagai pihak yang terkait, mulai dari keluarga atau orang terdekat, masyarakat

    sekitar, pelayanan kesehatan, dan pemerintah. Salah satu pustaka menyebutkan

    bahwa saran dan dukungan bagi ibu dan keluarga dalam rangka meningkatkan

    perilaku kesehatan antara lain :

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    14/17

    1. Meningkatkan kepedulian akan kebutuhan kesehatan pada wanita hamil dan

    bayi baru lahir serta menjaga diri selama masa kehamilan dan masa postnatal,

    termasuk kebutuhan untuk dukungan sosial selama dan sesudah kehamilan.

    2.

    Mempromosikan perilaku sehat di rumah meliputi gaya hidup sehat,

    keamanan dan pencegahan kecelakaan, dan dukungan serta kepedulian di

    rumah, saran untuk melakukan pencegahan seperti suplementasi zat besi.

    3. Penyediaan sarana transportasi untuk wanita hamil dan perencanaan untuk

    keadaan darurat.

    4.

    Mempromosikan perencanaan keluarga setelah kelahiran atau menjaga jarak

    kelahiran (Lincetto Ornella et al, 2007).

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    15/17

    D.Simpulan

    Perawatan kehamilan (Antenatal Care)merupakan komponen utama dalam

    pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalaniproses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga. Dengan melakukan perawatan

    kehamilan akan menurunkan Angka Keamtian Ibu dan Angka Kematian Bayi

    sehingga indikator derajat kesehatan akan meningkat.

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    16/17

    Daftar Pustaka

    Devy, Shrimarti R.; dkk. 2011. Perawatan Kehamilan dalam Perspektif Budaya

    Madura di Desa.Jurnal Promosi Kesehatan, 50-62.

    Ibnouf, Adil H.; et al. 2007. Utilization of antenatal care services by Sudanese

    women in their reproductive age. Saudi Med J, 738-743.

    Lincetto, Ornella; et al. 2007. Antenatal Care. Dalam T. Adegboyega, & e. al,

    Opportunities for Africas Newborns(hal. 51-62). Cape Town: Mills Litho.

    Saifuddin, A. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

    Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    Winkjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    Fibriana, Arulita Ika. 2007. FaktorFaktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian

    Maternal (Studi Kasus Di Kabupaten Cilacap) Thesis Program Studi

    Magister Epidemiologi. Universitas Diponegoro. Semarang

  • 8/10/2019 STUDI KASUS ANC

    17/17

    Lampiran