STRATEGI DAKWAH MUSLIM BIKER INDONESIA (MBI) UNTUK MEMBENTUK AKHLAK MULIA … · 2021. 4. 14. ·...
Transcript of STRATEGI DAKWAH MUSLIM BIKER INDONESIA (MBI) UNTUK MEMBENTUK AKHLAK MULIA … · 2021. 4. 14. ·...
STRATEGI DAKWAH MUSLIM BIKER INDONESIA (MBI) UNTUK
MEMBENTUK AKHLAK MULIA PADA KOMUNITAS MOTOR
HARLEY DAVIDSON CLUB INDONESIA (HDCI) JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Junita Nurbaiti Rahma
NIM. 11170510000124
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Junita Nurbaiti Rahma
NIM 11170510000124
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah
Muslim Biker Indonesia (MBI) Untuk Membentuk Akhlak Mulia Pada
Komunitas Motor Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta”
adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan
plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penysunan
karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya
bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan
merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 20 Januari 2021
Junita Nurbaiti Rahma
NIM 11170510000124
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul.
STRATEGI DAKWAH MUSLIM BIKER INDONESIA (MBI) UNTUK
MEMBENTUK AKHLAK MULIA PADA KOMUNITAS MOTOR
HARLEY DAVIDSON CLUB INDONESIA (HDCI) JAKARTA
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Junita Nurbaiti Rahma
NIM 11170510000124
Pembimbing
Umi Musyarrofah, MA
NIP 19710816 199703 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2021 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Strategi Dakwah Muslim Bikers Indonesia (MBI)
Untuk Membentuk Akhlak Mulia Pada Komunitas Motor Harley
Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta” disusun oleh Junita Nurbaiti
Rahma Nomor Induk Mahasiswa 11170510000124 diajukan kepada
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 28
November 2021. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) dalam bidang Komunikasi Penyiaran Islam
Jakarta, 28 November 2021
Tim Ujian Munaqosah
Ketua Tanggal TTD
Dr. Armawati Arbi, M.Si.
NIP. 196502071991032002 Januari 2021 _____________
Sekeretaris
Dr. Edi Amin, MA
NIP. 197609082009011010 Januari 2021 _____________
Penguji 1
Dr. H.M. Yakub, M.A.
NIP. 196210181993031002 Januari 2021 _____________
Penguji 2
Ade Masturi, M.A.
NIP. 197506062007101001 Januari 2021 _____________
iv
ABSTRAK
“STRATEGI DAKWAH MUSLIM BIKER INDONESIA (MBI)
UNTUK MEMBENTUK AKHLAK MULIA PADA KOMUNITAS
MOTOR HARLEY DAVIDSON CLUB INDONESIA (HDCI)
JAKARTA”
Muslim Biker Indonesia (MBI) bukan sebuah klub motor tetapi
merupakan wadah bagi para biker termasuk anggota komunitas HDCI dan
masyarakat untuk menuntut ilmu agama syar‟i sehingga akhlak mulia dapat
terbentuk.
Berdasarkan latar belakang diatas, muncul pertanyaan bagaimana
strategi dakwah MBI terhadap anggota komunitas HDCI Jakarta?
Oleh sebab itu, peneliti membatasi penelitian ini pada strategi
dakwah yang dilakukan MBI terhadap anggota komunitas HDCI. Strategi
dakwah yang dilakukan oleh MBI menggunakan beberapa teori strategi
dakwah yang berdasarkan berbagai macam aspek.
Teori strategi dakwah yang ditinjau dari segi mad‟u atau objek
dakwah, kemudian strategi dakwah dari segi media dakwah yang digunakan
hingga strategi pada saat menyampaikan dakwah. Dakwah MBI merupakan
dakwah yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah yakni dengan mengikuti
Rasulullah Shallallahu „alaihi Wa Sallam serta para salaf yaitu tiga generasi
terbaik (Sahabat Nabi, Tabi‟in serta Tabi‟it tabi‟in).
Metode penelitan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif serta pengumpulan data melalui hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan MBI baik berupa
majelis ilmu ataupun kegiatan lainnya.
Hasil dari penelitian dan analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa
MBI menggunakan strategi-strategi dakwah dengan pendekatan yang
berbeda sehingga membuat para biker dan anggota komunitas HDCI secara
khusus dapat nyaman serta mudah dalam memahami dakwah di dalam MBI.
Keyword: Strategi Dakwah, Dakwah, Akhlak Mulia, MBI, HDCI
v
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rakhmat dan nikmat-Nya kepada kita semua dan atas
kehendak-Nya Penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi terakhir
sebagai panutan umat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini yang berjudul:
“Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia (MBI) Untuk Membentuk
Akhlak Mulia Pada Komunitas Motor Harley Davidson Club Indonesia
(HDCI) Jakarta”
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan-dukungan dari
pihak-pihak yang membantu dari segi materi, maupun non materi. Pada
kesempatan kali ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Siti Napsiyah, S.Ag, MSW, selaku Wakil Dekan I, Dr. Sihabudin
Noor, M.Ag Selaku Wakil Dekan II, Drs. Cecep Castrawijaya, M.A
selaku Wakil Dekan III, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Dr. Armawati Arbi M. Si
beserta sekertaris jurusan Dr. H. Edi Amin MA yang sangat selalu
membantu peneliti.
vi
5. Dosen Pembimbing Skripsi Umi Musyarofah MA, yang dengan sabar
membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Tim penguji Ujian Skripsi.
7. Seluruh Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti sehingga dapat
terapkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Suami tercinta, Agung Murdani S.Kom , MBA, yang telah
membimbing dan memberikan dukungan baik materi maupun non
materi, yang memberikan semangat, dukungan, serta doá yang insya
Allah selalu dipanjatkan dalam hal kelancaran skripsi ini, tanpa
adanya itu semua peneliti tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini
tepat waktunya Jazakallah Khoir Abanya Zubair Bin Agung semoga
Allah selalu melindungi Aba dan Zubair Aamiin.
9. Orang tua tersayang, mama Evi, cing Ema dan semua keluarga yang
telah memberikan doá dan dukungan untuk cepat menyelesaikan
skripsi ini.
10. Para Sahabat seperjuangan kuliah, Nadila, Alifah, Permata, Neyla,
dan Keluarga Cemara atau KPI C yang telah memberikan motivasi
serta memberikan suka dan duka dalam menjalani kuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Kawan-kawan Komunikasi Penyiaran Islam Hidayatullah Jakarta
Tahun 2017 yang memberikan dukungan atas penyusunan skripsi ini.
12. Terimakasih kepada Muslim Bikers Indonesia, khususnya untuk
Ustadz Subhan Bawazier, selaku Pembina MBI, dan Bapak Humam
selaku Ketua Umum MBI, sebagai narasumber yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan Ilmu yang bermanfaat, dan
berkenan untuk turut melengkapi skripsi ini.
vii
13. Terimakasih juga kepada Akmal dan Calvin yang telah mengantarkan
ke narasumber untuk meneliti.semoga Allah membalas kebaikan
kalian.
14. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas jasa dan bantuan dari
semua pihak, baik itu moril maupun materil. Penulis panjatkan doa
semoga Allah SWT membalasnya dengan imbalan pahala yang
berlipat. Dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat umumnya
kepada semua pihak, khususnya diri pribadi penulis. Aamiin.
Terakhir, Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang dapat membangun, sangat peneliti harapkan untuk
kesempurnaan penyusunan yang akan dating, dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti, pembaca dan segenap keluarga besar jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 20 Januari 2021
Junita Nurbaiti Rahma
NIM 11170510000124
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................... viii
BAB I .............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Penelitian ................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................................. 9
G. Metode Penelitian .............................................................................. 11
1. Paradigma Penelitian ......................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 16
BAB II .......................................................................................................... 19
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ............................... 19
A. Strategi ............................................................................................... 19
1. Pengertian Strategi ......................................................................... 19
B. Dakwah .............................................................................................. 20
1. Pengertian Dakwah .................................................................................. 20
2. Unsur-Unsur Dakwah .............................................................................. 22
C. Strategi Dakwah ................................................................................. 35
D. Akhlak ................................................................................................ 40
1. Pengertian Akhlak .................................................................................... 40
2. Jenis-Jenis Akhlak ................................................................................... 42
3. Sumber Ajaran Akhlak Mulia .................................................................. 47
ix
4. Sumber Ajaran Akhlak Mulia .................................................................. 50
5. Metode Pembentukan Akhlak Mulia ....................................................... 51
BAB III ......................................................................................................... 55
GAMBARAN UMUM ................................................................................ 55
A. Komunitas .......................................................................................... 55
B. Muslim Biker Indonesia (MBI) ......................................................... 57
C. Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).......................................... 61
D. Dasar untuk Berdakwah sesuai dengan Al-Quran dan Hadist Shohih61
1. Perintah untuk Berdakwah sesuai dengan Al-Quran dan Hadist Shohih . 61
1. Ancaman bagi Orang yang Berdakwah tidak sesuai Al-Quran dan Hadist
Shohih .............................................................................................................. 64
BAB IV ......................................................................................................... 66
TEMUAN PENELITIAN ........................................................................... 66
A. Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia ......................................... 72
B. Langkah-langkah MBI agar dakwah dapat diterima dan diamalkan . 75
BAB V .......................................................................................................... 78
PEMBAHASAN .......................................................................................... 78
A. Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia Secara Umum ................. 78
B. Langkah-langkah Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia pada
komunitas motor Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta ........ 97
BAB VI ....................................................................................................... 107
PENUTUP .................................................................................................. 107
A. Kesimpulan ...................................................................................... 107
B. Saran ................................................................................................ 108
LAMPPIRAN ............................................................................................ 116
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peresmian MBI Chapter Mamuju ....................................... 71
Gambar 4.2 Peresmian MBI Chapter Tasikmalaya ................................ 71
Gambar 5.1 Contoh Objek dakwah yang ada di dalam kajian MBI ....... 80
Gambar 5.2 Contoh Objek dakwah atau mad‟u di luar kajian MBI ....... 81
Gambar 5.3 Materi Dakwah MBI Ujub Itu Gak Ajib ............................. 82
Gambar 5.4 Materi Dakwah MBI Maju Mundur .................................... 82
Gambar 5.5 Materi Dakwah MBI Panduan Rumah Tangga Biker ......... 83
Gambar 5.6 Materi Dakwah MBI Kajian Kitab Tauhid ......................... 83
Gambar 5.7 Dakwah MBI melalui media sosial Instagram .................... 84
Gambar 5.8 Dakwah MBI melalui Baliho .............................................. 85
Gambar 5.9 Dakwah MBI melalui media sosial Youtube ...................... 85
Gambar 5.10 Dakwah MBI melalui aplikasi Zoom ................................ 86
Gambar 5.11 Contoh Poster Kajian Rutin Pekanan MBI ....................... 91
Gambar 5.12 Contoh Poster Kajian Bulanan MBI ................................. 91
Gambar 5.13 Contoh Dakwah bil-hal (Aksi nyata) MBI ........................ 93
Gambar 5.14 Contoh poster dakwah melalui media sosial ..................... 95
Gambar 5.15 Cuplikan video dakwah singkat MBI................................ 96
Gambar 5.16 Cuplikan Dakwah melalui aplikasi Zoom ......................... 97
Gambar 5.17 Contoh Poster “Ride and Learn” MBI ............................. 102
Gambar 6.1 Wawancara dengan Ust Subhan .......................................... 122
Gambar 6.2 Wawancara dengan Pak Humam ........................................ 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fitroh manusia merupakan makhluk sosial yang selalu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Sehingga
komunikasi menjadi salah satu hal yang paling mendasar didalam
kehidupan manusia. Dengan komunikasi, manusia mencoba
mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi pula manusia
melaksanakan kewajibannya.1
Akhlak merupakan sifat yang dimiliki seseorang, telah
melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Shad ayat 46:
اس إوب أخلصىبهم بخبلصة ركشي الذ
“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”2.
Dakwah pun merupakan salah satu bentuk komunikasi antar
manusia dan media untuk membina akhlak mulia. Di dalam dakwah,
tidak ada ajakan manusia kedalam kejahatan tetapi selalu mengajak
untuk berbuat kebaikan sehingga akhlak mulia pun bisa terbentuk di
dalam proses dakwah.
1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Cet ke-2 (Jakarta,: Gaya Media Pratama,
1997), h.6 2 Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.456
2
Kemudahan dalam menjangkau tempat yang ingin dituju,
tetap bisa melaju di dalam kemacetan dan hobi membuat masyarakat
di Indonesia lebih banyak memilih motor sebagai alat transportasi di
Indonesia.
Di Indonesia, motor merupakan kendaraan yang menjadi
pilihan mayoritas masyarakat Indonesia dan menurut data dari Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah motor di Indonesia pada tahun 2018
sudah mencapai 120.101.047 dan hal ini sangat jauh dengan jumlah
mobil di Indonesia pada tahun yang sama hanya 26.757.713. Angka
mobil diatas pun sudah merupakan jumlah gabungan antara mobil
penumpang, bis dan mobil barang.3
Karena hal diatas dan khususnya di DKI Jakarta sendiri
terdapat banyak komunitas motor. Mulai dari komunitas motor yang
terbentuk karena kesamaan merek atau jenis motor seperti Harley
Davidson Club Indonesia (HDCI) sampai komunitas motor yang
terbentuk karena ada kesamaan hobi seperti Custom Classic
Indonesia (CCI) atau kesamaan tujuan yang ingin dicapai seperti
Muslim Biker Indonesia (MBI). Akan tetapi pola pikir atau persepsi
masyarakat di Jakarta tentang komunitas motor masih kurang baik,
khususnya komunitas motor besar Harley Davidson. Stigma
komunitas motor besar yang terbentuk adalah anggota komunitas
motor tersebut arogan, sombong atau sering membuat keributan. Hal
ini terjadi selain karena imbas dari stigma negatif geng motor besar
baik di Indonesia maupun di luar negeri dan meskipun berbeda klub
motor tetapi selama motor yang digunakan adalah Harley Davidson,
3 https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133 diakses pada 2 Desember
2020 pukul 09:01 WIB
3
maka seluruh anggota komunitas motor besar HDCI di Indonesia
ikut terhukum karena hal tersebut dan juga akhlak sebagian besar
para pengendara motor besar pun masih belum baik sehingga masih
ada perasaan sombong dan bangga diri ketika mengendarai motor
besar.
Banyak aktifitas-aktifitas komunitas motor besar tidak hanya
HDCI yang hanya menghabiskan waktu untuk tujuan dunia semata,
sedangkan dunia ini hanya sementara. Sehingga karena hal tersebut,
banyak dari para anggota komunitas motor HDCI pun menjadi lalai
dalam mempersiapan bekal untuk kembali kepada Allah dan menuju
kehidupan abadi yaitu akhirat.
Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-„Ankabut ayat 57:
كل وفس رائقة المىت ثم إليىب تشجؼىن
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian
hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.4
Meskipun isi dakwah yang ingin disampaikan baik, tetapi jika
strategi dakwahnya tidak tepat, maka pesan dari suatu dakwah bisa
saja menjadi sia-sia karena orang yang mendengarkannya tidak
menerima dengan baik pesan dari dakwah tersebut dan juga
pembentukan akhlak mulia tidak dapat dilakukan dengan baik.
Proses penyampaian dakwah merupakan awal dari dakwah
karena efektifitas dakwah akan terlihat apabila orang yang didakwahi
dapat menerima juga mengamalkan dakwah tersebut sehingga dapat
menumbuhkan akhlak mulia di dalam diri. Dan oleh sebab itu,
dibutuhkan langkah-langkah nyata agar dakwah yang disampaikan
dapat diterima dan diamalkan oleh orang yang menerima dakwah.
4 Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h. 403
4
Sehingga berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas,
membuat Muslim Biker Indonesia yang dibina langsung oleh Ustadz
Subhan Bawazier dimana dalam aktifitas sehari-harinya
menggunakan motor besar sebagai alat transportasi memberikan syiar
dakwah dengan gaya dan tutur bahasa yang mudah dipahami baik
oleh para anggota komunitas motor besar Harley Davidson Club
Indonesia ataupun komunitas motor lainnya.
Selain menggunakan metode dakwah yang berbeda, Ustadz
Subhan Bawazier bersama Muslim Biker Indonesia yang merupakan
wadah agar para anggota komunitas motor bisa meningkatkan ilmu
agama Islam, akhlak mulia, keimanan, ibadah dan amal sholeh dan
menegakkan Tauhid dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memiliki strategi dakwah dan langkah-langkah nyata agar
dakwah yang disampaikan dapat diterima dan diamalkan.
Berdasarkan keseluruhan uraian latar belakang tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul:
“Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia (MBI) untuk
Membentuk Akhlak Mulia pada Komunitas Motor Harley Davidson
Club Indonesia (HDCI) Jakarta"
B. Identifikasi Masalah
Arogansi merupakan salah satu bentuk akhlak tercela dan
menjadi stigma umum yang melekat kepada komunitas Harley
Davidson. Mau menang sendiri di jalan, pemukulan atau kekerasan
dan merasa yang paling utama pada saat berkendara merupakan
contoh arogansi komunitas motor besar. Sehingga pandangan buruk
terhadap setiap anggota komunitas motor Harley Davidson tidak
5
dapat dihindari. Pandangan ini juga terus diamplifikasi dengan
generalisasi yang ada di masyarakat. Meskipun pada kenyataannya,
tidak semua anggota komunitas motor besar memiliki akhlak yang
tercela.
Hal ini semakin diperkuat dengan banyaknya kasus-kasus
aroganisme anggota klub motor Harley Davidson seperti:5
1. Konvoi Motor Gede/Moge Halangi Laju Ambulans tahun
2015
Sejumlah pengendara moge yang sedang konvoi di
jalan raya Gianyar Bali tidak menghiraukan sirine mobil
ambulans di belakang mereka. Alih-alih minggir, ambulans
yang membawa pasien ini tetap tidak diberi jalan oleh
rombongan tersebut. Aksi tak terpuji itu terekam dalam video
yang viral di media sosial hingga menuai kecaman.
2. Oknum Pengendara Moge Ribut dengan Polantas tahun 2019
Seorang anggota klub motor Harley Davidson Club
Indonesia (HDCI) Bandung Jodi Jayakusumah, diamankan
aparat Polwiltabes Bandung. Ia diduga terlibat keributan
dengan anggota Satlantas Polwiltabes Bandung di depan pos
polisi (pospol) perempatan Jalan Asia Afrika-Tamblong,
sekitar pukul 01.00 dinihari. Kasus tersebut berawal saat Jodi
bersama 20 rombongan motor gede lainnya sedang melintas
di Jalan Asia Afrika, dari simpang lima. Mereka hendak
menuju Jalan Braga untuk mengikuti Braga Bike Fest. Tiba di
perempatan Jalan Asia Afrika-Tamblong, Jodi terus melintas,
5 https://nasional.okezone.com/read/2020/10/31/337/2301965/ini-deretan-aksi-
arogan-pengendara-moge. Diakses pada 2 Desember 2020 pukul 09:20 WIB
6
padahal saat itu traffic light sudah menunjukkan lampu
merah. Sementara teman-teman Jodi yang lain menghentikan
motornya. Melihat Jodi menerobos lampu merah, anggota
Polantas bernama Brigadir Dasep kemudian menghentikan
Jodi. Tidak terima diberhentikan polantas tersebut, Jodi pun
mendekatinya. Ia menanyakan alasan polisi
memberhentikannya, padahal menurut Jodi saat itu lampu
sudah hijau. Jodi pun sempat mendorong Dasep, dan
mengeluarkan ancaman. Beberapa saat kemudian, polisi
datang dan mengamankan Jodi. Disinggung apakah dirinya
mengeluarkan ancaman terhadap anggota polantas tersebut,
Jodi membantahnya. Ia mengaku hanya mengatakan bahwa
dirinya juga berasal dari keluarga polisi. "Saya tidak
mengancam. Saya hanya mengatakan bahwa saya juga berasal
dari keluarga polisi," kata Jodi.
3. Oknum Pengendara Moge Keroyok Prajurit TNI
Peristiwa ini berawal dari selisih paham di jalan, lalu
oknum bikers tersebut diduga langsung memukul dua prajurit
TNI tersebut. Kasus ini bergulir ke ranah hukum meski
mereka telah meminta maaf. Bahkan dua orang bikers sudah
ditahan pihak berwajib. Rombongan pengendara moge yang
mengeroyok dua anggota Intel Kodim 0304/Agam ternyata
berasal dari Bandung, Jawa Barat yang hendak touring ke
Sabang, Aceh. Touring ini dimulai 29 Oktober hingga 8
November 2020 mendatang dengan titik awal touring via
darat mulai dari Bandung hingga ke Sabang Aceh.
Sehingga salah satu cara untuk meredam arogansi dan
membentuk akhlak mulia para anggota komunitas motor Harley
7
Davidson adalah melalui jalan dakwah karena dakwah merupakan
suatu upaya dan kegiatan baik berupa ucapan maupun perbuatan
yang mengandung ajakan atau seruan kepada orang lain untuk
mengetahui, menghayati serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam
dalam kehipudan sehari-hari.6
Akan tetapi untuk membentuk akhlak mulia dan melakukan
dakwah kepada komunitas tersebut bukanlah suatu perkara yang
mudah. Karena meskipun isi dakwah yang ingin disampaikan itu
sangat baik tetapi cara atau strategi yang digunakan untuk
menyampaikan dakwah tersebut tidak tepat, maka dakwah tersebut
tidak akan berguna dan mungkin akan dibenci oleh para anggota
komunitas motor Harley Davidson sehingga proses pembentukan
akhlak mulia pun tidak dapat terwujud.
Sehingga dalam proses penyampaian dakwah pun dibutuhkan
strategi yang tepat agar tidak hanya dakwah tersebut dapat diterima
dengan baik dan tetapi juga akhlak mulia bisa terbentuk sehingga isi
dari dakwah yang disampaikan dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Batasan Penelitian
Untuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini,
maka peneliti memfokuskan dan membatasi kajian ini hanya pada
strategi dakwah yang dilakukan Muslim Biker Indonesia untuk
membentuk akhlak mulia pada komunitas motor Harley Davidson
Club Indonesia (HDCI) Jakarta.
6 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 21
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
maka pokok permasalahan yang dijadikan objek penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dakwah Muslim Biker Indonesia untuk
membentuk akhlak mulia pada komunitas motor Harley
Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta?
2. Apa saja langkah-langkah yang harus diambil oleh Muslim
Biker Indonesia agar strategi dakwah yang dilakukan tidak
hanya membuat dakwah tersebut bisa diterima tetapi juga
akhlak mulia dapat terbentuk dan bisa diamalkan oleh
komunitas motor Harley Davidson Club Indonesia (HDCI)
Jakarta?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Berdasarkan pokok permasalah diatas, maka yang ingin penulis
a) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah Muslim
Biker Indonesia untuk membentuk akhlak mulia pada
komunitas motor Harley Davidson Club Indonesia (HDCI)
Jakarta.
Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus
diambil oleh Muslim Biker Indonesia agar strategi dakwah
yang dilakukan tidak hanya membuat dakwah tersebut bisa
diterima tetapi juga akhlak mulia dapat terbentuk dan bisa
diamalkan oleh komunitas motor Harley Davidson Club
Indonesia (HDCI) Jakarta.
9
b) Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan
menambah wawasan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam tentang bagaimana
merancang serta melakukan strategi-strategi dalam
berdakwah agar tidak hanya dakwah tersebut dapat
diterima serta diamalkan dan juga dapat terbentuk akhlak
mulia melalui dakwah tersebut.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
positif sekaligus wawasan baik bagi penulis maupun bagi
para pembaca penelitian ini tentang metode atau strategi
untuk menyampaikan dakwah di masyarakat baik didalam
suatu komunitas ataupun individu.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam kasus ini, penulis melakukan peninjauan pustaka
terlebih dahulu sebagai langkah pertama di Perpustakaan Umum
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga Repository UIN
Jakarta serta sebagai referensi tambahan, penulis juga melakukan
peninjauan pustaka di Repository UIN Raden Intan Bandar Lampung
agar tidak terjadi kesamaan judul dan hal – hal yang mirip dalam
pembuatan proposal penelitian.
10
Oleh karena itu penulis mempertegas perbedaan antara
masing – masing judul masalah yang dibahas pada skripsi
sebelumnya dengan judul masalah yang akan diteliti. Skripsi
sebelumnya yang membahas tentang Strategi Dakwah peneliti
uraikan sebagai berikut:
1. “Strategi Dakwah Komunitas Sedekah Ngider dalam
Membangun Kesadaran Bersedekah di Jakarta”. Oleh
Putra Akbar Alkautsar, Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018 7
. Persamaan dari
penelitian ini adalah sama-sama mengangkat tentang
strategi dakwah pada komunitas. Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian ini meneliti dan terfokus
pada tujuan yang ingin dicapai dari strategi dakwah
Muslim Biker Indonesia pada komunitas motor Harley
Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta.
2. “Pembinaan Rohani Islam Terhadap Anggota Jakarta
Motorcycle Community (JMC) Ciracas Jakarta Timur”.
Oleh Khodijah, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012 8. Persamaan dari penelitian ini
adalah sasaran penelitian yaitu komunitas biker.
Sedangkan perbedaannya adalah fokus penelitian, dimana
pada skripsi ini berfokus pada pembinaan rohani Islam
7 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/41696. Diakses pada 5
Desember 2020 pukul 10:11 WIB 8 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/40316 diakses pada 5
Desember 2020 pukul 10:15 WIB
11
sedangkan pada skripsi yang akan ditulis berfokus pada
strategi dakwah.
3. “Metode Dakwah Komunitas Bikers Subuhan Dalam
Meningkatkan Kualitas Akhlak Anggota di Bandar
Lampung”. Oleh M Mahfuzh Dzikrullah, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Raden Intan Lampung, 2019 9
.
Persamaan dari penelitian ini adalah dakwah dilakukan
oleh komunitas bikers. Sedangkan perbedaannya adalah
dakwah MBI ini dilakukan untuk komunitas bikers
lainnya dan masyarakat.
G. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis,
paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan
suatu realitas atau ilmu pengatahuan. Paradigma ini
memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap
socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan
terperinci terhadap perilaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial
mereka.10
9 http://repository.radenintan.ac.id/9606/1/SKRIPSI%20II.pdf diakses pada 5
Desember 2020 pukul 10:33 WIB 10
Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik,
(Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), h. 3
12
2. Metode Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif yang sumber datanya diperoleh dari
hasil wawancara dengan narasumber dan dijelaskan dalam
bentuk kata-kata.11
Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik
fakta.12
Penelitian ini dilakukan dengan proses observasi,
mengumpulkan data yang akurat berdasarkan fakta beserta
dengan wawancara narasumber-narasumber terkait.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dapat
memberikan informasi mengenai penelitian, yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah Muslim Biker
Indonesia. Dan yang menjadi objek adalah komunitas
motor Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta
serta strategi dakwah yang digunakan oleh Muslim Biker
Indonesia (MBI).
4. Waktu dan Tempat Penelitian
a) Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2020
sampai November 2020.
b) Tempat Penelitian
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 4
12 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 4
13
Tempat penelitian akan dilaksanakan di beberapa
tempat seperti:
1) Yayasan Imam Malik Bin Anas Jl.
Letkol Atang Sanjaya Blok, Kampung
Pasir Gaok Blok Kampung Pasir Gaok
No.45, Pasirgaok, Kec. Ranca Bungur,
Bogor.
2) Kantor Pusat MBI, AD Premier
Building, Jl. TB Simatupang No.5,
Ragunan, Kec. Ps. Minggu, Kota
Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
3) Setiap pengajian MBI di Jakarta baik
tatap muka maupun daring (Online).
c) Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, ada beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, anatara
lain:
1) Observasi
Observasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian secara teliti, secara
pencatatan secara sistematis.13
Dalam
penelitian ini, penulis akan mendatangi baik
secara langsung atau online melalui aplikasi
setiap pengajian-pengajian MBI di Jakarta
13
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.
143
14
untuk mengamati, mengaalisis, mencatat dan
merekam tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian yang ingin diteliti.
2) Wawancara
Wawancara merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang sering
digunakan oleh peniliti dalam penelitian
kualtatif untuk mengumpulkan data. Konsep
wawancara ini merupakan padanan kata bahasa
Indonesia dari bahasa Inggris I-depth
Interview. Seorang ahli sosiologi dari Jerman,
Hans-Diter Ever, pernah menyampaikan dalam
suatu diskusi informal di Padang, wawancara
disebut sebagai Omong-omong Warung Kopi
(OWK).14
Dalam penelitian ini, penulis akan
berkunjung ke tempat pembina MBI Ustadz
Subhan Bawazier yang berlokasi di Yayasan
Imam Anas Bin Malik Bogor serta pengurus
pusat MBI yang juga merupakan pengurus dan
anggota komunitas motor Harley Davidson
Club Indonesia di AD Premier Building
Jakarta yang merupakan kantor pusat MBI.
3) Dokumentasi
14
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2014), h.
135
15
Dokumen merupakan sumber data yang
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik
berupa sumber tertulis, gambar, dan karya –
karya momentum yang semuanya itu
memberikan informasi bagi proses penelitian.
d) Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam melakukan analisa
data adalah analisis deskriptif yang fungsinya untuk
memberikan gambaran umum tentang data yang
diperoleh. Dengan menggunakan teknis analisa ini,
peneliti berusaha mengambarkan objek penelitian dengan
apa adanya dan sesuai dengan kenyataan. Ada tiga
tahapan yang di kerjakan dalam menganalisis data
penelitian kualitatif adalah (1) reduksi data, (2) paparan
data, dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan
dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya
kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan
sesudah pengumpulan data.15
Secara singkat, data yang di
peroleh dari hasil observasi, wawancara dan juga catatan
yang ditulis atau dokumentasi lainnya dilapangan akan
disimpulkan kemudian digabungkan kedalam penelitian
strategi dakwah ini.
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.
181
16
H. Sistematika Penulisan
Agar memudahkan pemahaman tentang penelitian ini, maka
penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab secara rinci. Adapun
sistematika penulisan sebagi berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini membahas
tentang pendahuluan yang meliputi
latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kajian terdahulu, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kedua ini membahas
tentang landasan teori yang digunakan
di dalam penelitian ini seperti
pengertian strategi, tahapan-tahapan
strategi, pengertian dakwah, unsur-
unsur dakwah, strategi dakwah,
pengertian akhlak, sumber ajaran
akhlak mulia, ruang lingkup akhlak,
metode pembentukan akhlak, jenis-
jenis akhlak, Muslim Biker Indonesia
(MBI), Harley Davidson Club
Indonesia (HDCI) dan kerangka
berpikir.
17
BAB III GAMBARAN UMUM STRATEGI
DAKWAH MUSLIM BIKER
INDONESIA (MBI)
Pada bab ketiga ini membahas
tentang bagaimana dakwah yang
dilakukan oleh Muslim Biker Indonesia
(MBI) untuk membentuk akhlak mulia
kepada anggota MBI serta komunitas
motor Harley Davidson Club Indonesia
pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
BAB IV DATA DAN TEMUAN
PENELITIAN
Pada bab keempat ini
membahas tentang hasil penelitian yang
telah dilakukan yaitu analisis tentang
strategi dakwah Muslim Biker
Indonesia baik untuk para anggotanya
ataupun masyarakat, mulai dari langkah
awal penyusunan strategi dakwah
kemudian strategi dakwah tersebut
dilaksanakan dan sampai dengan
evaluasi akhir mulai dari tahap
18
penyusunan hingga pelaksanaan
strategi dakwah.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab kelima ini membahas
secara detail dan deskriptif tentang
hasil penelitian dari data yang
didapatkan pada bab IV.
BAB VI PENUTUP
Pada bab terakhir ini
menjelaskan tentang kesimpulan dari
hasil penelitian dan juga mencakup
saran dari peneliti.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani ”strategos” yang
berarti suatu cara memenangkan pertempuran. Strategi adalah
cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu dan
digunakan untuk rencana permanen untuk sebuah kegiatan. Hal
ini mengindikasikan sebuah daya saing pekerjaan bisnis dalam
mengolah organisasi dan mencegah pengaruh dari luar yang
bersifat negatif dalam kegiatan organisasi.16
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert, strategi dapat
didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai
tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Perspektif
kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon
organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.17
Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus18
. Secara konseptual strategi dapat dipahami
16
Sjafri. T. B. Mangkuprawira, Manajemen SDM Strategik, (Jakarta: GH.ia
Indonesia, 2004), h. 4 17
James A.F. Stoner; Edward R. Freeman; Daniel R. Gilbert JR, Manajemen Jilid
I, (PT Bhuana Ilmu Populer, 2005), h. 22 18 https://kbbi.web.id/strategi diakses pada 13 Desember 2020 pukul 17:05 WIB
20
sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan.19
Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara
atau rencana yang ditentukan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dan dimulai dengan tahap perencaan, implementasi
hingga evaluasi terhadap rencana yang dibuat. Strategi dapat
dilakukan oleh seorang individu ataupun organisasi atau
perusahaan. Agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien
maka dibutuhkan perancangan strategi yang baik.
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi pengertian Dakwah dalam kamus Bahasa
Arab al Munawir kata dakwah berarti Do‟a, seruan, ajakan,
undangan, ataupun permintaan.20
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), dakwah mempunyai arti: Penyiaran atau
propaganda agama dan pengembangan agama dikalangan
masyarakat, seruan untuk memeluk, mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama.21
Menurut Wahidin Saputra, ada beberapa kesimpulan yang
dapat diambil dari para ahli tentang definisi dakwah 22
:
19
Awaludin Pimay, Paradigma dakwah humanis: strategi dan metode dakwah
Prof. K.H. Saifuddin Zuhri(Semarang:RaSAIL media group,2005), h. 50 20
A.W.Munawir, Kamus Al-Munawir Arab Indonesia Terlengkap Edisi
II(Surabaya:Pustaka Prograsif,1997), h. 406 21 https://kbbi.web.id/dakwah diakses pada 13 Desember 2020 pukul 17:28 WIB 22
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), h. 224-232
21
a) Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam
menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin
yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia yang
dalam prosesnya melibatkan unsur seperti Da‟i, Materi
dan Metode Dakwah serta media dalam mencapai
tujuan dakwah yang sejalan dengan tujuan Islam yaitu
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
b) Dakwah dapat dipahami dengan proses internalisasi,
transformasi, transmisi dan difusi ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat.
c) Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah
Subhanahu Wa ta'ala dan Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam untuk umat manusia agar percaya
kepada ajaran Islam dan mewujudkannya dalam segala
lini kehidupan.
Dakwah bertujuan mencapai masyarakat yang adil dan
makmur serta mendapat ridho Allah Subhanahu Wa ta'ala.23
Adapun tujuan khusus dakwah dapat dibagi lagi
kedalam beberapa tujuan yaitu:
1) Mengajak umat manusia yang sudah memeluk
agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya
kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala yang artinya
mereka diharapkan agar selalu mengerjakan
perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
2) Membina mental agama Islam bagi kaum muallaf
karena setiap muallaf perlu bimbingan agar iman
23
Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 37
22
dan taqwa mereka kepada Allah Subhanahu Wa
ta'ala bertambah.
3) Mengajak umat manusia yang belum beriman agar
beriman kepada Allah.
4) Mendidik dan mengajarkan anak agar tidak
menyimpang dari fitrahnya sebagai manusia yaitu
hanya tunduk dan patuh serta beribadah kepada
Allah.
2. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang
selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah, antara lain24
:
A. Subjek Dakwah atau Da‟i
Secara teoritis, subjek dakwah atau yang lebih dikenal
dengan sebutan da‟i adalah orang yang menyampaikan
pesan atau menyebarluaskan ajaran agama kepada
masyarakat. Kata Da‟i secara umum sering disebut dengan
mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran Islam),
tetapi sebenarnya sebutan ini konotasinya sangatlah
sempit karena masyarakat umum cenderung mengartikan
sebagai orang yang manyampaikan ajaran Islam melalui
lisan seperti halnya penceramah agama atau khatib (orang
yang berkhutbah).
Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa
da‟i adalah setiap Muslim atau muslimat yang melakukan
aktifitas dakwah sebagai suatu kewajiban. Kedua, sebutan
24
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 75
23
da‟i disematkan kepada mereka yang memiliki keahlian
tertentu dalam bidang dakwah Islam dan mempraktekkan
keahlian tersebut dalam menyampaikan pesan-pesan
agama dengan segenap kemampuannya baik dari segi
penguasaan konsep, teori, maupun metode tertentu dalam
berdakwah. Dan Seorang dai hendaklah mengetahui cara
menyampaikan dakwah tentang Allah, alam semesta, dan
kehidupan, sereta apa yang dihadirkan dakwah untuk
memberi solusi, terhadap problema yang di hadapi
manusia, juga cara-cara yang dihadirkannya untuk
menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak
salah dan tidak melenceng.
B. Objek Dakwah atau Mad‟u
Objek dakwah yaitu manusia secara
individu ataupun beberapa orang atau kelompok
sebagai penerima dakwah. Manusia baik individu
maupun kelompok, sebagai objek dakwah,
memiliki strata dan tingkatan yang berbeda-beda.
Seorang da‟i atau subjek dakwah dalam aktivitas
dakwahnya, hendaklah memahami karakter dan
siapa yang akan diajak bicara atau siapa yang akan
menerima pesan-pesan dakwahnya. Seorang Da‟i
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya,
perlu mengetahui klasifikasi dan karakter objek
24
dakwah, hal ini penting agar pesanpesan dakwah
bisa diterima dengan baik oleh mad‟u25
.
Secara umum Al-Qur‟an menjelaskan ada
tiga tipe mad‟u yaitu mukmin, kafir, dan munafik.
Mad‟u terdiri dari berbagai golongan26
:
1. Dari sisi sosiologi, seperti masyarakat
yang terasing, pedesaan, perkotaan, Kota
kecil, serta masyarakat dari Kota besar.
2. Dari struktur kelembagaan, seperti
pemerintahan, santri, dan keluarga.
3. Dari segi tingkatan usia, yang dimulai
dari golongan anak-anak, remaja, hingga
golongan orang tua.
4. Dari segi profesi, seperti golongan
TNI/POLRI, pedagang, seniman, petani
dan sebagainya.
5. Dari segi tingkatan sosial ekonomi,
seperti golongan kaya, menengah, dan
miskin.
6. Dari segi jenis kelamin, ada golongan
pria dan wanita.
7. Dari segi khusus, seperti golongan
masyarakat tunasusila, tunawisma,
tunakarya, narapidana, dan sebagainya.
25
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 70 26
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 92
25
C. Maddah atau Materi Dakwah
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah yaitu maddah atau
materi dakwah. Maddah atau materi dakwah adalah isi pesan atau
meteri yang di sampaikan Da‟i kepada Mad‟u.
Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi
tiga hal pokok, yaitu27
:
1. Aqidah
Ini menjadi landasan fundamental dalam keseluruhan aktivitas
seorang Muslim. Aqidah ini meliputi:
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada Malaikat-Nya
c. Iman kepada kitab-kitab-Nya
d. Iman kepada rasul-rasul-Nya
e. Iman kepada hari akhir
f. Iman kepada qadha dan qadhar
2. Syariat
Syariat yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas
manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya,
mulai dari mana yang boleh dilakukan, dan yang tidak boleh,
hingga mana yang halal dan haram, mana yang mubah dan
sebagainya. Dan ini juga menyangkut hubungan manusia dengan
Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya. Syariat meliputi
ibadah (Hubungan dengan Allah) dan muamallah (Hubungan
dengan mahluk).
3. Akhlak
27
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 18
26
Akhlak merupakan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Dan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang,
yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi
28. Ahklaq meliputi akhlaq kepada sang khaliq (Allah) dan akhlaq
kepada mahluk.
D. Wasilah atau Media Dakwah
Wasilah merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan ajaran Islam atau materi dakwah dari Da‟I (subjek
dakwah) untuk Mad‟u (objek dakwah). Pada dasarnya dakwah dapat
menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indera-indera
manusia serta dapat menimbulkan perhatian bagi penerima dakwah.
Semakin tepat dan efektif wasilah yang digunakan maka semakin
efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam atau materi dakwah pada
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
Hamzah Ya‟qub membagi wasilah dakwah menjadi lima
macam, yaitu29
:
1. Lisan merupakan wasilah dakwah yang paling
sederhana. Dengan menggunakan lidah dan suara, dakwah
dengan wasilah ini dapat berupa penyuluhan, ceramah, kuliah,
bimbingan dan sebagainya.
2. Tulisan merupakan wasilah yang dapat berbentuk
kitab, buku, majalah, koran, surat menyurat (korespodensi),
spanduk dan sebagainya.
28
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1997), h. 15 29
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 120
27
3. Lukisan merupakan wasilah yang dapat berupa
karikatur, gambar, dan sebagainya.
4. Audio visual merupakan wasilah atau alat dakwah
yang dapat merangsang Indra pengelihatan atau pedengaran
ataupun kedua-duanya. Wasilah ini dapat berbentuk rekaman
suara atau audio, radio, televisi, slide presentasi, internet dan
sebagainya.
5. Akhlak merupakan wasilah yang dapat terlihat
nyata oleh mad‟u karena bisa berbentuk perkataan dan
perbuatan-perbuatan nyata oleh para Da‟I yang
mencerminkan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan
sehingga dapat didengarkan serta dinikmati oleh mad‟u.
E. Thariqah atau Metode Dakwah
Metode berasal dari bahasa Yunani “Metha” berarti melalui
dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain,
metode artinya cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan30
.
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai Da‟I atau juru
dakwah untuk menyampaikan maddah atau materi dakwah dan ajaran
Islam. Hal ini dijelaskan dan tertulis dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl
ayat 125:
يل سبك ببلحكمة والمىػظة الحسىة ادع ال سب
وجبدلهم ببلتي هي احسه ان سبك هى اػلم بمه ضل
ػه سبيله وهى اػلم ببلمهتذيه
30
https://kbbi.web.id/metode diakses pada 14 Desember 2020 pukul 09:01 WIB
28
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”31
.
Tafsirnya pun menjelaskan tentang
bagaimana seharusnya seorang mukmin dalam
melakukan dakwah. Berikut tafsir Al-Quran surat
An-Nahl 125 dari Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir
Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih
bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram):
“Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk
menyuruh jin dan manusia menuju agama Islam
dengan cara yang penuh kebijaksanaan
sebagaimana yang telah Allah wahyukan
kepadanya, dan memberi mereka pelajaran yang
bermanfaat dengan penuh kelembutan, serta
mendebat orang-orang yang menyelisihinya
dengan cara yang baik dan dengan dalil-dalil yang
31
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.281
29
kuat. Sungguh Allah Maha Mengetahui hamba-
Nya yang ingin menuju jalan yang benar”32
.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam memiliki metode dakwah yang sangat
baik. Berikut metode-metode yang digunakan
Rasulullah dalam menyampaikan dakwah33
:
1. Memberikan peringatan (Al-Indzar)
Al-Indzar adalah penyampaian
dakwah dimana isinya merupakan
peringatan terhadap manusia tentang
adanya kehidupan akhirat dengan segala
konsekuensinya dan diikuti dengan
ancaman hukuman bagi orang-orang yang
mengabaikan perintah Allah dan Rasul-
Nya. Al-Quran banyak menyebut Nabi
Muhammad serta para Nabi-Nabi
sebelumnya, sebagai nadzir atau mundzir
yang berarti orang yang memberi
peringatan.
Al-Indzar dalam dakwah ini
umumnya ditunjukkan kepada orang-orang
kafir, atau orang-orang Muslim yang masih
suka berbuat maksiat.
32
https://tafsirweb.com/4473-quran-surat-an-nahl-ayat-125.html diakses pada 14
Desember 2020 pukul 10:10 WIB 33
Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2008), h. 50
30
2. Memberikan kabar gembira (Al-Tabasyir)
Al-Tabasyir adalah penyampaian
dakwah yang berisi kabar-kabar yang
menggembirakan bagi orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh yang selalu
mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.
Al-Quran juga banyak menyebutkan
predikat basyir atau mubasysyir untuk Nabi
Muhammad juga Nabi-Nabi sebelumnya,
hanya saja jumlahnya lebih sedikit
dibanding predikat nadzir atau mundzir
karena tidak hanya golongan manusia yang
perlu mendapatkan indzar atau peringatan
jauh lebih banyak daripada golongan
manusia yang layak mendapatkan tabsyir
atau kabar gembira dan juga manusia
memiliki kecenderungan untuk lalai
terhadap kehidupan akhirat, maka
sangatlah wajar bila indzar lebih banyak
dari pada tabsyir.
3. Kasih sayang dan lemah lembut (Al-Rifq wa
Al-Lin)
Salah satu ciri khas Rasulullah
dalam berdakwah adalah sikap kasih
sayang dan lemah lembut. Rasulullah
melakukan ini ketika menghadapi orang-
orang yang belum memahami mana hal
yang baik dan hal yang buruk atau belum
31
bisa memahami situasi dengan baik.
Misalnya ketika Rasulullah menegur
sahabat Muadz bin Jabal Radhiyallahu
'anhu karena membaca surat panjang ketika
menjadi Imam Sholat dengan kalimat
“Apakah engkau ingin membuat orang lari
dari agama, wahai Mu‟adz? Jika engkau
mengimami orang-orang, bacalah surat
Asy-Syams, Adh-Dhuha, Al-A‟laa, Al-
„Alaq, atau Al-Lail”34
.
4. Memberikan kemudahan (Al-Taisir)
Ajaran Islam yang di dakwahkan
oleh Rasulullah penuh dengan kemudahan.
Misalnya tentang sholat, dimana pada
dasarnya sholat dilakukan dalam keadaan
berdiri tetapi jika seseorang tidak dapat
berdiri karena suatu udzur maka sholat bisa
dilakukan dengan duduk. Apabila sholat
dengan duduk pun tidak dapat, maka ia
dapat melakukan sholat dengan dengan
berbaring. Begitu pula dengan bersuci atau
wudhu, apabila seseorang tidak
mendapatkan air, maka ia boleh bersuci
dengan debu atau tayamum. Atau ketika
seseorang sedang melakukan perjalanan
jauh (safar) maka ia dapat menggabung
sholatnya baik jamak ataupun qasar. Dan
34
HR Muslim 465
32
masih banyak kemudahan-kemudahan
yang didalam ajaran Islam. Hal ini sesuai
dengan Al-Quran surat At-Taghabun ayat
16 35
:
مب استطؼتم فبتقىا الل
Artinya:
“Bertakwalah pada Allah semampu
kalian”
Akan tetapi, Islam melarang
pemeluknya untuk mempermudah dalam
menjalankan agamanya tanpa ada udzur
syar‟i.
5. Tegas (Al-Syiddah)
Meskipun biasanya Rasulullah
dalam berdakwah menunjukkan sikap
lemah lembut dan kasih sayang, akaan
tetapi jika sudah berkaitan dengan
masalah-masalah aqidah dan hak Allah
maka sikap tegas Rasulullah pun pasti
terlihat. Misalnya ketika Rasulullah
menerima dua utusan nabi palsu
Musailamah al-Kazzab, Rasulullah
bertanya kepada kedua utusan tersebut
“Apa yang kalian katakan (tentang
Musailamah)? Mereka menjawab, ''Kami
35
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.557
33
menerima pengakuannya (sebagai nabi)''
dan Rasulullah pun berkata: ''Kalau bukan
karena utusan tidak boleh dibunuh,
sungguh aku akan memenggal leher kalian
berdua''36
.
6. Ofensif dan aktif (Hujumi wa Fa‟ali)
Dakwah harus bersifat aktif karena
merupakan upaya persuasif untuk
meyakinkan pihak lain agar mau mengikuti
isi dakwah itu. Dan dakwah tidak boleh
bersifat reaktif yang hanya melakukan
sesuatu apabila mendapat umpan. Dakwah
yang dilakukan Rasulullah selalu memiliki
karakteristik mengajak, mengundang,
memanggil, serta menyeru dan itu semua
merupakan karakteristik-karakteristik
dakwah ofensif dan aktif. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dakwah adalah upaya
yang bersifat ofensif karena dimulai
dengan perbuatan dan tidak bersifat
defensive dimana hanya berbuat apabila
ada orang lain yang memulai.
F. Efek dakwah (Atsar)
Kata Atsar berasal dari bahasa Arab yang berarti bekasan, sisa
atau tanda. Atsar sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari
proses dakwah dan ini sering kali dilupakan atau tidak banyak
menjadi perhatian para Da‟i. Mayoritas Da‟I menganggap bahwa
36
HR Abu Daud 2380 dan Ahmad 15.420
34
setelah dakwah disampaikan maka selesailah suatu dakwah.
Seharusnya kegiatan dakwah diarahkan untuk memenuhi tiga aspek
perubahan dari obyeknya, yakni37
:
1. Perubahan pada aspek pengetahuan
(knowledge)
Hal ini berhubungan erat dengan efek
kognitif dan terjadi bila ada perubahan pada
apa yang diketahui, dipahami, atau perspektif
khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau
informasi.
2. Perubahan pada aspek sikap (attitude)
Hal ini berhubungan erat dengan efek
afektif dan terjadi bila ada perubahan pada apa
yang dirasakan disenangi atau dibenci
khalayak, yang meliputi segala yang
berhubugan dengan, emosi, sikap serta nilai.
3. Perubahan pada aspek perilaku (behavioral).
Perubahan pada efek behavioral ini
merujuk pada perilaku nyata yang dapat
diamati, yang meliputi pola-pola tindakan,
kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
37
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 139
35
G. Strategi Dakwah
Strategi dakwah adalah siasat, taktik atau maneuver yang di
tempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah38
. Dan berikut
merupakan bentuk-bentuk strategi dakwah39
:
A. Bentuk strategi dakwah ditinjau dari segi objek dakwah
(mad‟u)
1) Dakwah Fardiah
Merupakan dakwah yang dilakukan oleh satu
orang atau contohnya menasihati teman. Menurut
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, dakwah fardiyah
menghasilkan hal-hal yang dapat dirasakan dakwah
ammah. Dakwah fardiyah memberikan pengaruh yang
jelas kepada dunia dakwah secara umum karena
didalam dakwah fardiyah dapat terjalin persaudaraan
yang kuat karena Allah. Persaudaraan karena Allah ini
terwujud apabila di dalamnya ada rasa cinta karena
Allah, berkumpul dan bersama-sama dalam rangka
melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangan-
Nya. Dalam proses dakwah fardiyah, menggunakan
tiga metode, yaitu metode dakwah dengan perkataan,
dakwah dengan perbuatan, dan dakwah dengan
keteladanan.
38
Awaludin Pimay, Paradigma dakwah humanis: strategi dan metode dakwah
Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, (Semarang: RaSAIL media group, 2005), h. 50 39
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1996), h. 29
36
2) Dakwah Ammah
Merupakan jenis dakwah yang seorang Da‟I
dilakukan di depan banyak orang dengan maksud
menanamkan pengaruh kepada mereka dalam rangka
mengajak mereka pada jalan Allah. Media yang
digunakan biasanya berbentuk khotbah (pidato). Jika
ditinjau dari subjeknya, maka ada yang dilakukan oleh
perorangan kepada orang banyak dan ada yang
dilakukan oleh kelompok atau organisasi yang
berkecimpung dalam dakwah kepada orang banyak40
.
Para juru dakwah atau Da‟I dalam dakwah ammah
melakukan aktifitas dakwahnya di masjid-masjid atau
tempat umum bersama sekelompok orang dalam
rangka mengajak mereka agar selamat di dunia dan
akhirat. Sasaran dakwah ammah adalah massa yang
tidak mendapatkan perhatian seperti terhadap
perseorangan. Contoh dakwah ammah yaitu pengajian
umum, pelatihan, khutbah dan seminar-seminar
tentang wawasan Islam41
.
B. Bentuk strategi dakwah ditinjau dari segi media yang di
gunakan
1) Dakwah bil-Lisan
Dakwah bil lisan adalah dakwah yang
dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain
dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat
40
Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2008), h. 121 41
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Hidakarya Agung, 1996), h. 54-55
37
dan lain-lain42
. Dakwah bil lisan juga dapat diartikan
tata cara pengutaraan dan penyampaian dakwah yang
lebih berorientasi pada berceramah, pidato, tatap muka
dan sebagainya.
2) Dakwah bil-Hal
Dakwah bil hal adalah bagian dari metode dakwah
selain dari dakwah bil lisan dan metode dakwah bil hal
atau dakwah dengan aksi nyata masih jarang
digunakan jika dibandingkan dengan metode dakwah
yang lain. Padahal jika melihat kepada dakwah
Rasulullah, beliau telah memberikan contoh bahwa
As-sunnah terdiri dari perkataan, perbuatan dan
perbuatan sahabat yang disetujui oleh Rasulullah.
Metode yang digunakan dalam dakwah bil hal adalah
metode pengembangan masyarakat dari dalam yaitu
berusaha mengembangkan prakarsa, peran serta dan
swadaya masyarakat, dalam memenuhi kebutuhan dan
kepentingannya. Sehingga dalam hal ini, yang aktif
dalam kegiatan dakwah bukan hanya subjek dakwah
atau Da‟I tetapi juga sasaran dakwah atau mad‟u juga
berpartisipasi dalam rangka mewujudkan tatanan
sosial ekonomi dan kebudayaan menurut Islam43
.
3) Dakwah bit-Tadwin
42
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah,
2008), h. 11-12 43
Nasruddin Harahap & Afif Rifai, Dakwah Islam dan Transmigrasi, (Yogyakarta:
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 1996), h. 31
38
Semakin berkembangannya zaman yang
ditandai dengan modernisasi, maka model dakwah
juga mengalami pergeseran gerak yang lebih efektif
dengan mengikuti perkembangan zaman. Dakwah saat
ini mengalami terobosan baru yang lebih efektif
dengan jejaring media sosial, tetapi disamping itu juga
menjalankan dakwah sebagaimana mestinya dengan
cara konvensional atau dengan cara salaf yang
bertatap langsung dengan para objek yang
didakwahinya.
Dakwah bit tadwin merupakan metode yang
efektif di era saat ini dengan didukungnya
perkembangan teknologi. Dakwah yang disebarkan
melalui pola tulisan, mulai dari menerbitkan kitab-
kitab, buku, majalah, internet, koran, hingga tulisan-
tulisan yang mengandung pesan dakwah. Ulama
dahulu memakai metode dakwah ini dengan
menuliskan karya-karyanya dalam bentuk kitab
sehingga dakwah bit Tadwin ini tidak musnah
meskipun seorang Da‟I atau orang yang berdakwah
sudah wafat44
.
C. Bentuk strategi dakwah ditinjau dari segi cara
penyampaian
1) Dakwah bil-Hikmah
44
https://umma.id/post/dakwah-bit-tadwin-dalam-menghadapi-revolusi-industri-40-
sebagai-bentuk-berislam-dengan-cinta-dan-kasih-sayang-946129?lang=id diakses pada 17
Desember 2020 pukul 13:43 WIB
39
Dakwah bil hikmah berarti kemampuan seorang
Da‟I di dalam melaksanakan dakwah dengan tepat
karena ilmu pengetahuannya yang luas sehingga tuntas
dan tepat dalam menghadapi tantangan-tantangan
dalam dakwah. Dakwah bil hikmah (dengan
kebijaksanaan) meliputi cara atau strategi dakwah
yang diperlukan dalam menghadapi golongan
manapun, golongan yang sudah berilmu, golongan
awam atau golongan diantara kedua itu, serta
golongan lainnya yang sulit untuk dimasukkan ke
dalam salah satu golongan yang tiga itu45
.
2) Dakwah bil Mau‟idzatil Hasanah
Dakwah bil-mau‟idzhatil hasanah dapat diartikan
sebagai ungkapan yang memiliki unsur bimbingan,
pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,
peringatan, pesan-pesan positif yang bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan
keselamatan dunia dan akhirat. Menurut pendapat
Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi, kata tersebut
mengandung arti Almau‟idzhatil hasanah yaitu
perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa
engkau memberikan nasehat dan menghendaki
manfaat kepada mereka atau dengan Al-Qur‟an.
Sehingga dakwah bil-mau‟idzhatil hasanah
mengandung pengertian kata-kata yang masuk ke
dalam hati dan perasaan dengan penuh kasih sayang
45
Awaludin Pimay, Paradigma dakwah humanis: strategi dan metode dakwah
Prof. K.H. Saifuddin Zuhri(Semarang:RaSAIL media group,2005), h. 50
40
dan kelembutan serta tidak membuka kesalahan atau
aib orang lain sebab kelemah-lembutan dalam
menasehati dapat meluluhkan perasaan dan hati yang
keras46
.
3) Dakwah bil-Mujadalah
Menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi, al-
mujadalah merupakan suatu upaya yang bertujuan
untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara
menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.
Sehingga Bil Mujadalah billati hiya ahsan merupakan
tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara
sinergis dan tidak melahirkan permusuhan dengan
tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan
dengan memberikan argumentasi serta bukti yang kuat
sehingga antara pihak satu dengan pihak lainnya dapat
saling menghargai juga menghormati pendapat
keduanya karena berpegang pada kebenaran,
mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima
hukuman kebenaran tersebut47
.
H. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab khuluqun yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan
secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni
keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut
46
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), h. 66 47
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 73
41
benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan
perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikirkan dan diangan-angan lagi48
.
Dan ada beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian akhlak sebagai berikut:
a) Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sifat
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan
tanpa perlu kepada pemikiran dan
pertimbangan49
.
b) Menurut Al-Qurthubi, akhlak adalah perbuatan
yang bersumber dari diri manusia yang selalu
dilakukan dan kejadiannya50
.
c) Menurut Ibn Miskawaih, akhlak atau khuluq
adalah keadaan jiwa yang mendorong ke arah
melakukan perbuatan-perbuatan dengan tanpa
pemikiran dan pertimbangan51
.
d) Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah
keadaan jiwa seseorang yang mendorong
manusia untuk berbuat tanpa melalui
pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu52
.
e) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, akhlak
merupakan suatu kehendak yang dibiasakan
48
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), h. 15 49
Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumuddin Jilid 3 Akhlak Keseharian, Menghidupkan Kembali
Ilmu-Ilmu Agama (Jakarta: Republika, 2015), h. 3 50
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Juz VIII, (Kairo: Dar al-Sya‟bi, 1913), h. 6706 51
Muhammad Yusuf Musa, Falsafah al-Akhlaq Fi-al-Islam Wa-Silatuha Bi-al-
Falsafah al-Igririyyah, (Kairo: Muassasah al-Khanji, 1963), h.81 52
Rosihan Anwar, Asas Kebudayaan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.14
42
yang berarti kehendak itu bila membiasakan
sesuatu maka kebiasaan tersebut disebut
akhlak53
.
2. Jenis-Jenis Akhlak
Secara garis besar akhlak dapat digolongkan dalam
dua kategori yakni sebagai berikut:
A. Akhlak Karimah
1) Pengertian Akhlak Karimah
Akhlak mulia atau akhlak karimah menurut
Al-Ghazali adalah keadaan batin yang baik.
Terdapat sejumlah ciri yang menunjukkan
seseorang memiliki akhlak karimah atau mulia.
Menurut Dr. Iman Abdul Mukmin Sa‟addudin, ciri
itu beriringan dengan semangat Islam dan
semangat bimbingannya serta bersifat universal,
selalu relevan, rasional, bertanggung-jawab secara
kolektif, dan setiap tingkah laku juga perbuatan
ada ganjarannya54
. Akhlak karimah dibagi menjadi
tiga bagian yaitu akhlak kepada Allah, akhlak
kepada diri sendiri, dan akhlak kepada orang lain.
Selain akhlak, terdapat juga istilah etika dan
moral. Perbedaan utamanya terletak pada standar
masing-masing, dimana akhlak berdasarkan adalah
53
Zahruddin AR dan Hassanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 4 54
Iman Abdul Mukmin Sa‟addudin, Meneladani Akhlak Nabi, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2006), h. 15-18
43
Al-Quran dan As-Sunnah sedangkan etika
standarnya adalah pertimbangan akal dan pikiran
manusia, kemudian moral standarnya adalah
hukum kebiasaan umum yang berlaku di
masyarakat.
2) Indikator atau tolak ukur seseorang memiliki
akhlak karimah
Dalam menentukan perbuatan yang baik,
Islam memperhatikan dari segi cara melakukan
perbuatan tersebut. Sesorang yang berniat baik tapi
melakukannya dengan menempuh cara yang salah
maka perbuatan tersebut dipadang tercela,
misalnya ingin menunaikan ibadah haji atau umroh
tetapi menggunakan uang dari hasil korupsi.
Indikator akhlak karimah merupakan
penuntun bagi umat semua umat Islam agar
memiliki sifat serta kepribadian seperti yang
ditunjukan melalui Al-Quran dan hadist Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Selain
itu, perbuatan dianggap baik dalam Islam adalah
perbuatan yang sesuai dengan petunjuk Al-Quran
dan sunnah Rasulullah yaitu taat kepada Allah dan
Rasul, menepati janji, menyayangi anak yatim,
jujur, amanah, sabar, ridha, dan ikhlas55
55
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2005), h. 151
44
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam membina akhlak
karimah, ada beberapa indikator yang dapat
diterapkan karena bersumber langsung dari Al-
Quran dan sunnah antara lain:
a) Amanah
Kata amanah dapat diartikan sebagai
jujur atau dapat dipercaya. Dalam
pengertian istilah, amanah adalah sesuatu
yang dipercayakan kepada seseorang, baik
harta atau ilmu atau rahasia lainnya yang
wajib dipelihara dan disampaikan kepada
yang berhak menerimanya56
. Oleh karena
itu Islam mengajarkan agar memiliki hati
yang bisa melihat, menjaga, dan
memelihara hak-hak Allah, sehingga Islam
mewajibkan kepada umatnya untuk berlaku
jujur dan dapat dipercaya.
b) Mudah untuk memberi maaf
Merupakan sikap yang suka memberi
maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa
ada sedikitpun rasa benci dan keinginan
untuk membalas. Sifat pemaaf adalah salah
satu dari bentuk ketakwaan kepada Allah.
Islam mengajarkan kepada kita untuk dapat
memaafkan kesalahan orang lain tanpa
56
Barmawi Umari, Materi Akhlak, (Solo: CV Ramadhani, 1984), h. 44
45
harus menunggu permohonan maaf dari
yang bersalah. Sehingga memaafkan itu
berkaitan erat dengan menahan marah dan
berbuat kebajikan. Tak ada yang lebih
menenteramkan diri dan menenangkan
padangan daripada hati yang lembut dan
jauh dari dengki.
c) Sabar
Sabar secara bahasa berarti menahan.
Secara syariat, sabar berarti menahan diri
dari tiga hal yaitu sabar untuk taat kepada
Allah, kemudian sabar dari hal-hal yang
diharamkan Allah serta sabar terhadap apa
yang sudah menjadi takdir Allah57
.
d) Qana‟ah
Qana‟ah itu mengandung lima perkara
yaitu58
:
1) Menerima dengan rela akan apa
yang ada
2) Memohon kepada Allah tambahan
yang pantas dan berusaha
3) Menerima dengan sabar akan
ketentuan Allah
4) Bertawakkal kepada Allah
5) Tidak tertarik oleh tipu daya dunia
57
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, Syarah Riyadhus SH.ihin; terj. Munirul Abidin,
(Jakarta: PT.Darul Falah, 2006), h. 113 58
Zahruddin AR dan Hassanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 160
46
Sehingga berdasarkan penjelasan
diatas, maka qana‟ah berarti merasa
cukup dan rela dengan pemberian yang
dianugerahkan oleh Allah. Terhadap
kehidupan pribadi mampu
meningkatkan wibawa, banyak
disenangi sesama, mudah mendapat
perlindungan dan tentunya mendapat
ketentraman dalam hati. Terhadap
kehidupan sosial, qana‟ah mampu
membina dan menjaga kerukunan
tetangga yang terwujud dalam sikap
saling menghormati, saling melindungi,
saling menjaga, dan saling peduli satu
dengan lainnya sehingga kaan tercipta
masyarakat yang aman, tenang, tentram
dan sejahtera.
e) Kebersihan
Kebersihan merupakan upaya
manusia untuk memelihara diri dan
lingkungannya dari segala hal yang
kotor dan keji dalam rangka
mewujudkan dan melestarikan
kehidupan yang sehat dan nyaman.
Sebaliknya, kotor tidak saja merusak
keindahan tetapi juga dapat
menyebabkan timbulnya berbagai
macam penyakit dan sakit merupakan
47
salah satu faktor yang dapat
menimbulkan penderitaan badan dan
batin. Karena sesungguhnya Allah
menyukai kaum yang suka
membersihkan diri, dan hal sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran
surat Al-Baqarah 222:
ابيه ويحب المتطهشيه يحب التى ....ان الل
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”59
B. Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang
tercela atau akhlak yang buruk. Contoh akhlak
madzmumah seperti riya atau pamer, sum‟ah atau
ingin terkenal, ujub atau mengagumi diri sendiri,
takabur, malas, fitnah, bakhil atau pelit dan sifat-sifat
lain yang bisa merugikan orang lain.
3. Sumber Akhlak
Sumber akhlak merupakan sesuatu yang menjadi
ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Seperti
seluruh ajaran Islam, sumber akhlaq adalah Al-Qur'an dan
As-Sunnah, bukan akal pikiran manusia atau pandangan
masyarakat terhadap suatu masalah seperti pada konsep
59
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.35
48
etika dan moral. Bukan pula karena baik atau buruk
dengan sendirinya sebagaimana pandangan para kaum
yang mengedepankan akal dibanding ajaran agama, jika
ada ajaran agama yang tidak sesuai atau tidak masuk
logika, maka ajaran tersebut tidak akan dipakai.
Akal pikiran hanyalah salah satu kekuatan yang
dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.
Keputusannya bermula dari pengalaman empiris
kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya.
Oleh karena itu keputusan yang diberikan akal hanya
bersifat spekulatif, dan subyektif 60
.
Dalam konsep akhlak, segala sesuatu dinilai baik
atau buruk hanya berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
yang menilainya demikian. Misalnya kenapa sifat syukur,
sabar, syukur, pemaaf, murah hati, jujur dinilai perbuatan
yang baik? Dan begitu juga sebaliknya, sifat pemarah,
tidak bersyukur, dendam, iri, dengki, kikir, dusta dinilai
sebagai perbuatan yang buruk? Hal ini tidak lain kecuali
karena Al-Quran dan As-Sunnah menilai semua sifat-sifat
tersebut itu baik dan buruk.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa ukuran yang
pasti (tidak spekulatif), obyektif, komprehensif dan
universal untuk menentukan baik dan buruk hanyalah al-
Qur'an dan Sunnah, bukan yang lain-lainnya61
.
60
Yunhar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007), h. 2 61
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Ahklak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), h. 262
49
4. Sumber Ajaran Akhlak Mulia
Dasar dari sumber ajaran akhlak sehingga menjadi
ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela
sebagaimana keseluruhan ajaran Islam adalah Al-Quran
dan Sunnah62
. Perilaku atau tingkah laku nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam merupakan
contoh terbaik bagi umat manusia semua. Hal ini
ditegaskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-
Quran surat Al-Qalam ayat 3 dan 4:
وإنك لعلى خلق عظيم وإن لك لجرا غير ممنون
Artinya :
“Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar
pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan
sesungguhnya kamu (Nabi Muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang agung”63
.
Ayat diatas sangat jelas mengabarkan kepada
seluruh umat manusia, bahwa Rasulullah memiliki
pahala dan kebajikan yang sangat besar dan terus
mengalir. Dan juga Rasulullah benar-benar memiliki
akhlak yang paling mulia. Oleh karena itu, sudah
seharusnya seluruh umat manusia menjadikan
Rasulullah sebagai uswah atau suri teladan.
62
Yunhar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007), h. 5-6 63
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.564
50
5. Ruang Lingkup Akhlak
Berdasarkan berbagai macam definisi akhlak
menurut para ahli yang telah dijelaskan di atas, maka
akhlak tidak memiliki batasannya. Akhlak mencakup
semua kegiatan, usaha, dan upaya manusia. Dalam
perspektif Islam, akhlak merupakan sesuatu yang
komprehensif atau lengkap sehingga dimanapun
seorang mukmin berada, maka ia wajib untuk selalu
berakhlak. Oleh karena itu tingkah laku manusia tidak
akan pernah terlepas dengan aktivitas manusia.
Sehingga, ruang lingkup akhlak Islam adalah seluas
kehidupan manusia itu sendiri dan meliputi:
a) Hubungan manusia dengan Allah sebagai
penciptanya
Bersyukur kepada Allah atas segala
keadaan dan selalu husnudzon terhadap apa yang
ditakdirkan Allah serta pengakuan secara sadar
bahwa tiada Tuhan selain Allah merupakan bentuk
utama akhlak terhadap Allah. Adapun bentuk
akhlak yang lain kepada Allah seperti selalu
menjaga tubuh dan pikiran dalam keadaan bersih
serta menjauhkan diri dari perbuatan keji dan
munkar64
.
b) Akhlak terhadap sesama manusia
64
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 352
51
Banyak rincian tentang akhlak terhadap
sesama manusia. Hal ini tidak terbatas pada
larangan untuk menyakiti secara fisik seperti
membunuh, menyakiti badan, atau mengambil
harta tanpa alasan yang benar, tetapi juga
mencakup hingga larangan untuk menyakiti hati
dan perasaan sesama manusia seperti menceritakan
aib orang tersebut. Sehingga, akhlak kepada
sesama manusia meliputi menjaga hubungan baik
dengan orang lain, menjaga kehormatannya,
bertenggang rasa dengan keyakinan yang
dianutnya, saling tolong menolong dan lain-lain65
.
c) Akhlak terhadap lingkungan
Hal ini mencakup larangan untuk merusak
lingkungan secara luas seperti lingkungan alam
termasuk air, udara, tanah juga lingkungan
makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuh-
tumbuhan66
.
6. Metode Pembentukan Akhlak Mulia
Dalam proses pembentukan akhlak, cara
pembentukan atau metode mempunyai peranan yang
sangat penting agar akhlak mulia bisa terbentuk di diri
seorang muslim dan oleh sebab itu, diperlukan kehati-
hatian dalam menentukan metode. Dalam Islam, ada
65
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), h. 97 66
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 154
52
beberapa cara atau metode yang bisa digunakan untuk
membentuk akhlak mulia antara lain sebagai berikut:
a) Metode Mauidzah dan Nasehat
Mauidzah adalah memberikan pelajaran
tentang akhlak terpuji serta memotivasi
pelaksanaanya dan menjelaskan mengenai akhlak
tercela serta memperingatkannya atau
mengingatkan dengan kebaikan-kebaikan yang
dapat melembutkan hati. Adapun nasehat pada
dasarnya merupakan cara untuk memurnikan
orang dari kejelekan perbuatan dan
kepalsuan.Sedangkan Al-Quran menyuruh
umatnya untuk saling memberi peringatan67
. Dan
perintah untuk memberi peringatan ini sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Az
Zariat Ayat 55:
كشي تىفغ المؤمىيه ش فئن الز ورك
Artinya :
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman”68
.
67
Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2006), h. 86 68
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.523
53
b) Metode Keteladanan
Keteladanan dalam pembentukan akhlak
seorang muslim menjadi hal yang penting
khususnya dalam meneladani Rasulullah.
Sebab keteladanan adalah sarana
penting dalam pembentukan karakter seorang
muslim. Akhlak yang baik serta mulia tidak
dapat dibentuk hanya dengan teori pelajaran,
intruksi dan larangan karena pada dasarnya
sebuah jiwa untuk menerima keutamaan itu
tidak cukup hanya dengan mengatakan
kerjakan ini dan jangan kerjakan itu.
Menanamkan sopan santun, budi pekerti luhur
memerlukan proses pendidikan yang panjang
dan harus ada pendekatan yang berbeda kepada
tiap-tiap karakteristik individu. Pendidikan dan
penanaman akhlak mulia tidak akan sukses
melainkan jika disertai dengan pemberian
contoh teladan yang baik dan nyata69
.
Melalui metode keteladanan, ilmu yang
diterima oleh seorang murid, mudah dihayati
dan dimengerti serta mudah untuk diamalkan
dan diwujudkan melalui aktivitas sehari-hari.
Dan metode inilah merupakan cara Rasulallah
untuk memfungsikan keteladanan dalam
69
Abdul Hamid Al-Bilali, Madrasah Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani,
2003), h. 76
54
mendidik para sahabatnya, tidak hanya
menuntut dan memberikan motivasi, tetapi
juga memberikan contoh nyata70
.
c) Pembiasaan
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa
kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat
menerima segala usaha pembentukan melalui
proses pembiasaan. Jika manusia terbiasa berbuat
jahat, maka ia akan menjadi pribadi atau orang
yang jahat. Sehingga Imam Al-Ghazali
menganjurkan agar akhlak harus diajarkan dengan
cara melatih jiwa seseorang kepada tidakan atau
perliaku yang mulia. Jika seseorang menghendaki
agar ia menjadi pribadi yang pemurah, maka orang
tersebut harus membiasakan diri untuk rendah hati
dan rajin bersedekah sehingga kebiasaan tersebut
akan mendarah daging di dalam hatinya71
.
d) Pemberian Hadiah
Memberikan motivasi, baik berupa pujian atau
hadiah tertentu akan menjadi salah satu faktor
penting dalam pembentukan akhlak. Dalam sebuah
hadist, Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu,
70
M. Ladzi Safrony, Al-Ghazali Berbicara tetang Pendidikan Islam, (Surabaya:
Aditya Media Publishing, 2013), h. 86 71
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Raja
Grafindo, 1997), hal 170
55
Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa sallam
bersabda:
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian
akan saling mencintai”72
Secara psikologis, sesorang memerlukan
motivasi untuk melakukan sesuatu. Pada awalnya,
motivasi itu mungkin masih bersifat material
seperti pemberian hadiah, namun hal tersebut akan
meningkat menjadi motivasi yang bersifat spiritual
tanpa perlu barang materil.
e) Kedisiplinan
Metode ini identik dengan pemberian
hukuman atau sanksi. Tujuannya adalah untuk
menumbuhkan kesadaran orang tentang sesuatu
yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga
orang tidak mengulanginya lagi.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Komunitas
72
HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 594
56
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu
sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah
komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota
komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.73
Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat terbagi menjadi 3
komponen:74
1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat
Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat
sebagai tempat di mana sekumpulan orang mempunyai
sesuatu yang sama secara geografis. Dan saling mengenal
satu sama lain sehingga tercipta interaksi dan memberikan
konstribusi bagi lingkungannya.
2. Berdasarkan Minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas
karena mempunyai ketertarikan dan minat yang sama,
misalnya agama, pekerjaan, suku, ras, hobi maupun
berdasarkan kelainan seksual. Komunitas berdasarkan
minat memiliki jumlah terbesar karena melingkupi
berbagai aspek, contoh komunitas pecinta animasi dapat
berpartisipasi diberbagai kegiatan yang berkaitan dengan
animasi, seperti menggambar, mengkoleksi action figure
maupun film.
3. Berdasarkan Komuni
73
Hermawan Kertajaya, Arti Komunitas, (Jakarta: Gramedia Pustaka,2008), h. 1 74
Etienne Wenger, et al, Cultivating Communities of Practice, (Harvard Business
School Press,2002), h..4
57
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung
komunitas itu sendiri. Sehingga komunitas motor adalah
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas
karena mempunyai ketertarikan dan minat pada motor
baik sebagai hobi ataupun koleksi.
B. Muslim Biker Indonesia (MBI)
MBI atau Muslim Biker Indonesia berdiri pada tahun 2017
dan tidak hanya sebuah komunitas tetapi juga merupakan wadah bagi
para bikers serta memiliki visi dan misi untuk meningkatkan ilmu
agama Islam, keimanan, ibadah dan amal sholeh bagi para member
komunitas pada khusus nya dan para bikers pada umumnya serta
menegakkan Tauhid dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Para pembina MBI pun merupakan Ustadz-Ustadz Sunnah
dan bermanhaj salaf seperti Ustadz Subhan Bawazier dan Ustadz
Aldhi Ferdian sehingga terdapat kemudahan untuk belajar Sunnah di
dalam MBI. Per Februrari 2020, total member MBI sudah mencapai
2.737 yang tersebar di beberapa chapter di Indonesia seperti, MBI
Chapter Jakarta, Bekasi, Depok, Serang, Surabaya, Palembang, dan
masih banyak chapter lainnya.
Dakwah praktis pada dasarnya merupakan turunan dari kajian
dakwah teoritis. Dan apabila dikaitkan dengan ilmu dakwah, maka
dakwah di dalam MBI merupakan dakwah dalam pengertian praktis
atau aktifitas bukan hanya dakwah secara teori atau sebagai ilmu.
Dakwah di MBI selalu terjadi dengan aktifitas-aktifitas, mulai dari
dakwah dalam bentuk kajian ilmu, pemberian contoh yang baik
dengan keteladanan, hingga memberikan bantuan-bantuan sosial
58
kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Oleh karena itu, dakwah di
dalam MBI tidak hanya bersifat teori dan ilmu dakwah semata, tetapi
merupakan dakwah dengan kegiatan nyata dan menjadi rutinitas
kegiatan MBI itu sendiri.
Efektifitas dakwah di MBI dapat terlihat tidak hanya dari
jumlah mad‟u yang meningkat dalam setiap kajian-kajian MBI tetapi
juga dapat terlihat dari konsistensi mad‟u yang terus hadir dalam
hampir setiap kajian MBI. Satu hal yang tidak dapat dihindari dalam
menyampaikan dakwah adalah adanya mad‟u yang tidak
memperhatikan atau menolak dakwah yang telah disampaikan. Oleh
karena itu, untuk meminimalisir hal tersebut, MBI berusaha untuk
membuat keadaan menjadi nyaman bagi para mad‟u dalam setiap
kajian yang diadakan seperti menyediakan konsumsi, menyiapkan
tempat kajian dengan baik seperti memasang AC atau
menyemprotkan parfum dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar para
mad‟u bisa lebih fokus untuk mendengarkan dakwah serta belajar
ilmu agama.
Hidayah merupakan sepenuhnya hak Allah, sehingga untuk
para mad‟u yang masih tidak menerima atau menolak dakwah yang
diberikan oleh MBI, maka MBI tidak akan memaksakan mad‟u
tersebut untuk menerima dakwah yang disampaikan dan akan lebih
berfokus untuk terus menyampaikan dakwah kepada mad‟u lainnya
baik yang sudah pernah mengikuti kajian di MBI ataupun yang belum
pernah mengikuti kajian MBI.
Berikut merupakan kegiatan-kegiatan MBI:
1. Mengadakan kajian Sunnah
59
Kegiatan ini merupakan kegiatan utama di MBI yang
selalu diawasi oleh Ustadz Subhan Bawazier sehingga apa
yang disampaikan di dalam setiap kajian MBI in sya Allah
merupakan ilmu agama yang sesuai Al-Quran dan sunnah
Rasulullah. Di dalam kegiatan ini selain bisa menambah
ilmu agama syar‟i dan membentuk akhlak mulia, juga
mempelajari serta tadabur Al-Quran secara rutin. Kajian
Sunnah dilakukan rutin baik kajian rutin mingguan
ataupun kajian Akbar bulanan. Untuk tadabur Al-Quran
dilakukan setiap hari selasa dan jumat ba‟da Isya.
2. Berkendara bersama (Touring)
Kegiatan ini bertujuan agar para member MBI yg
belum kenal menjadi kenal, yang sudah kenal menjadi
akrab, yang sudah akrab menjadi sahabat dan dari sahabat
menjadi saudara sehingga terjadi ukhuwah fid diin yg
kokoh (kal bunyaan yasyuddu baduhum bada), melihat
ayat-ayat Allah yang tersirat yaitu pemandangan alam
sepanjang perjalanan touring, serta menjalin silaturahim
dengan bikers-bikers lokal sepanjang perjalanan touring.
3. Berkumpul bersama (Gathering)
Berkumpul secara regular di Masjid, tempat disepakati
atau di rumah member secara bergantian diisi dengan
kajian agama, makan bersama, tukar menukar ilmu dan
informasi bisnis pekanan atau bulanan, membahas
rencana-rencana MBI baik rencana sosial, pembentukkan
chapter baru sampai dengan acara besar MBI serta safety
riding course untuk meningkatkan skill para anggota dan
untuk selalu mengingatkan perlunya riding yang aman.
60
4. Peduli akan sesama (Caring)
Aksi mengumpulkan infaq dan sodaqoh untuk
member yg terkena musibah, baik itu meninggal atau
sakit, santunan ke daerah bencana, memberi bantuan
untuk dakwah di daerah lain yg membutuhkan dan
mengadakan bakti sosial ke daerah-daerah yang
membutuhkan75
.
C. Ustadz Subhan Bawazier
Muhammad Subhan bin Umar Bawazier merupakan nama
lengkap dari Ustadz Subhan Bawazier. Beliau masih keturunan dari
paman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang Muslim,
yaitu Al Abbas bin Abdul Muththalib. Hal ini karena nenek moyang
mereka sebelum hijrah dari Iraq ke Yaman dikenal dengan marga Az
Zainabi atau Banu Al Wazir adalah marga bangsawan Timur Tengah
dari keturunan Bani Hasyim. Permulaan nama Bawazir adalah ketika
keturunan Ali Al Wazir yang menjabat menteri dalam dua khalifah
Abbasiyah yaitu Al Mustarsyid dan Al Muqtafi hijrah dari Irak ke
Hadramaut yang disebut sebagai Menteri Agung76
Ustadz Subhan Bawazier bermanhaj salafusshalih sehingga
dalam setiap dakwahnya hanya berlandaskan Al-Quran dan As-
Sunnah bukan akal atau pikiran apalagi hawa napsu semata. Beliau
memiliki yayasan imam malik bin anas di Bogor, Jawa Barat dan
Sekolah Dasar Islam (SDI) Aladzievie dilokasi yang sama. Tidak
hanya itu, beliau juga memiliki beberapa usaha seperti bengkel
motor, Bawazier apprel, Aladzievie farm dan Aladzievie coffee.
75
https://muslimbiker.id/ diakses pada 27 November 2020 pukul 14:22 WIB 76
https://www.ayat-kursi.com/2017/01/siapa-sebenarnya-ustadz-subhan-bawazier.html diakses pada 5 September 2020 pukul 14:33 WIB
61
D. Harley Davidson Club Indonesia (HDCI)
Di Indonesia terdapat banyak komunitas penggemar motor
besar Harley Davidson. Dan di Jakarta sendiri pun ada berbagai
macam komunitasnya, seperti Harley Owners Group (HOG) Anak
Elang Jakarta Chapter, Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI), Ikatan
Sport Harley-Davidson (ISHD), Meddocs Motor Besar Club (MBC),
HDCI (Harley Davidson Club Indonesia) dan lainnya77
.
HDCI sendiri menjadi pioneer atau klub motor besar Harley
Davidson pertama yang berdiri di Indonesia pada tahun 1960, tetapi
pada awal terbentuk komunitas ini masih terpecah di dalam beberapa
wilayah di Indonesia seperti jakarta (HCD), Bandung (HCB),
Cirebon (HCC), Semarang (HCS) dan masih beberapa kota lainnya.
Komunitas-komunitas inilah merupakan awal mula atau embrio dari
komunitas besar yang mewadahi para penggemar Harley Davidson di
Indonesia yakni Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).
Banyaknya klub motor besar Harley Davidson di Jakarta menjadi
bukti bahwa banyak sekali penggemar motor besar HD, mulai dari
remaja sampai orang tua78
.
E. Dasar untuk Berdakwah sesuai dengan Al-Quran dan Hadist
Shohih
1. Perintah untuk Berdakwah sesuai dengan Al-Quran
dan Hadist Shohih
77
https://www.autos.id/komunitas/puluhan-komunitas-moge-rayakan-setahun-
anak-elang-harley-davidson-jakarta/ diakses pada 2 Desember 2020 pukul 11:03 WIB 78
http://vtwinbbs.com/sejarah-komunitas-harley-davidson-di-indonesia-hdci/
diakses pada 2 Desember 2020 pukul 13:47 WIB
62
Setiap Muslim diwajibkan menyampaikan
dakwah Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist
shohih kepada seluruh umat manusia baik yang sudah
beriman kepada Allah ataupun yang belum beriman. Hal
ini berdasarkan firman Allah pada Al-Quran surat Ali
Imran ayat 104:
ة يذػىن إل الخيش ويأمشون ببلمؼشوف ولتكه مىكم أم
ئك هم المفلحىن ويىهىن ػه المىكش وأول
Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”79
Berdasarkan ayat diatas, Allah Subhanahu Wa
ta'ala memerintahkan kepada hambanya untuk selalu
berdakwah untuk mengajak manusia melakukan
kebaikan dan mencegah kemungkaran dan
barangsiapa yang melakukan hal-hal tersebut maka
Allah menyebut mereka dengan sebutan orang-orang
yang beruntung karena orang yang mengajak kepada
kebaikan maka ia akan selalu mendapatkan pahala
seperti orang yang mengerjakannya.
Orang yang berdakwah masuk kedalam
golongan orang yang mengajarkan ilmu dan setiap
orang yang mengajarkan ilmu baik ilmu agama
79
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Quran,
2012), h.63
63
ataupun bukan ilmu agama selama ilmu tersebut
membawa kebaikan memiliki keutamaan yang besar.
Dari Abu Mas‟ud Uqbah bin Amir Al Anshari
radhiyallahu „anhu, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka
dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang
yang mengerjakannya”80
Ada beberapa keutamaan-keutamaan dari
mengajarkan ilmu atau melakuakan dakwah 81
:
a) Ia akan mendapat ganjaran pahala semisal
pahala orang yang ia ajarkan
b) Orang yang mengajarkan ilmu berarti telah
melakukan amar ma‟ruf nahi munkar, demi
baiknya tatanan masyarakat lewat saling
menasehati.
c) Termasuk bentuk saling tolong menolong
dalam kebaikan dan takwa.
d) Akan membimbing dan mewujudkan
kehidupan bahagia pada tiap individu
masyarakat dengan adanya adab dan hukum
Islam yang tersebar.
Berdasarkan keutamaan-keutamaan diatas,
dakwah bisa dilakukan kapan saja kepada setiap umat
manusia meskipun ilmu yang disampaikan melalui
dakwah tersebut hanya berupa sepenggal ayat baik
80
HR. Muslim no 1893 81
https://rumaysho.com/9641-keutamaan-mengajarkan-ilmu.html diakses pada 15
Desember 10:21 WIB
64
dari Al-Quran maupun hadist shohih. Dari „Abdullah
bin „Amr, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda yang artinya,
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”82
2. Ancaman bagi Orang yang Berdakwah tidak sesuai
Al-Quran dan Hadist Shohih
Dakwah yang benar adalah dakwah yang
isinya didasarkan hanya kepada Al-Quran dan Hadist
shohih dan apabila ada orang yang berdakwah hanya
menuruti hawa nafsunya saja sehingga tidak sesuai
dengan Al-Quran dan Hadist shohih maka keberkahan
dari ilmu tersebut akan menjadi tidak berkah dan sia-
sia. Apalagi dakwah yang disampaikan berani
berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam dengan cara menyampaikan hadist-
hadist palsu. Dari Al Mughirah, ia mendengar
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
yang artinya:
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah
sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa
yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka
hendaklah dia menempati tempat duduknya di
neraka”83
.
82
HR. Bukhori no 3461 83
HR. Bukhori no 1291 dan Muslim no 4
65
66
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Muslim Biker Indonesia tidak hanya suatu komunitas yang terbentuk
karena kesamaan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan ilmu
agama Islam, keimanan, ibadah dan amal sholeh bagi para member
komunitas pada khusus nya dan para bikers pada umumnya serta
menegakkan Tauhid dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tetapi
juga sebagai wadah bagi para biker untuk menuntut ilmu agama Islam dan
istiqomah terhadap penerapan ilmu yang sudah didapatkan. Dimana dengan
meningkatnya pengetahuan tentang agama Islam maka tingkat keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia pun akan semakin meningkat. Meskipun
identik dengan motor, akan tetapi mayoritas kegiatan di dalam Muslim Biker
Indonesia adalah kegiatan-kegiatan yang mengajak para biker untuk menjadi
muslim yang lebih baik dan taat kepada Allah seperti majelis ilmu, kelas
tahsin dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Dalam hasil wawancara dengan Ustadz Subhan Bawazier yang
merupakan salah satu guru sekaligus pembina Muslim Biker Indonesia
diketahui bahwa tujuan utama dibentuknya Muslim Biker Indonesia ini
adalah sebagai wadah bagi para biker muslim secara khusus dan masyarakat
secara umum dalam menuntut ilmu syar‟i dan saling silahturahmi dalam
rangka menjaga ukhuwah islamiyah diantara umat muslim. Selain itu, yang
mengerti bahasa biker hanya biker atau orang yang mengerti tentang dunia
motor sehingga tehnik penyampaian dakwahnya pun harus sesuai sehingga
67
proses penyampaian dakwah kepada para biker pun dapat lebih mudah
disampaikan dan diterima.84
“Kita bisa lebih dekat dengan orang lain, tegur sapa bisa langsung
dilakukan diatas motor dan orang yang kita sapa pun akan membalas
dengan ramah karena pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang ramah, dan proses tegur sapa ini lebih sulit dilakukan jika
berada di mobil” lanjut Ustadz Subhan.85
Ustad Subhan memberikan penjelasan khusus tentang pengedara
moge atau motor gede seperti Harley Davidson bahwa pada dasarnya orang-
orang yang memiliki moge merupakan orang yang berada atau kaya sehingga
jika belum ada ilmu agama yang dalam, maka rasa sombong akan harta
kekayaan yang dimiliki masih tinggi dan mereka melakukan touring atau
berkendara bersama karena banyaknya waktu luang. Oleh karena itu, bahasa
yang digunakan dalam mendakwahi mereka jangan sampai ada kesan
menggurui, tetapi rangkulah mereka seperti sahabat dan akan lebih baik jika
waktu luang tersebut diisi dengan belajar serta memperdalam ilmu agama. Di
antara nikmat besar yang sering dilalaikan manusia adalah nikmat waktu
luang.86
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Ada dua nikmat yang banyak membuat manusia tertipu, yaitu
nikmat sehat dan nikmat waktu luang”87
Jaman sekarang, para biker tidak melihat lagi figur atau sosok ustadz
tetapi lebih ke apakah ustadz tersebut bisa mengerti mereka atau tidak.
84
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020 85
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020 86
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020 87
HR. Bukhari no. 6412
68
Bahkan ketika berada di johor Malaysia, Sultan Johor pun menjadi tertarik
untuk mempelajari Sunnah karena Ustadz Subhan menggunakan bahasa
biker dalam berdakwah.88
Ustadz Subhan menekankan bahwa Muslim Biker Indonesia atau
MBI tidak hanya sekedar wadah untuk mempelajari ilmu agama dan Sunnah,
tetapi juga bagaimana MBI ini bisa bermanfaat untuk anggota secara khusus
dan masyarakat secara umum. Ini tidak lepas dari latar belakang yang
beragam dari anggota MBI, mulai dari pegawai negeri, TNI/Polri,
Pengusaha, Karyawan hingga yang belum mendapatkan pekerjaan atau
mengalami putus hubungan kerja. Sehingga selain bisa menambah ilmu
agama dan membina akhlak, para anggota MBI bisa merasakan manfaat
lainnya seperti bisa saling menawarkan barang dagangan dan bahkan untuk
yang belum mempunyai pekerjaan atau mengalami putus hubungan kerja
bisa memiliki pekerjaan kembali atas izin Allah. Hal ini membuat ikatan
persaudaraan atau brotherhood di dalam MBI menjadi sangatlah kental.89
“Kita ingin membuat para biker ini doyan ngaji sehingga disaat
berkendara motor atau dikehidupan sehari-harinya pun penuh dengan
Sunnah dan bukan sebaliknya yaitu yang udah ngaji jadi biker, soalnya akan
repot misalnya naik motor malah pake sarung bukannya celana panjang
atau naik motor pake peci bukannya helm” Ustadz Subhan lanjut
menjelaskan meskipun sudah mulai memperdalam ilmu agama dan sunnah,
seorang biker tidak boleh kehilangan jati diri sebagai biker.90
Tema kajian atau podcast-podcats singkat Ustadz Subhan yang
dilakukan didalam MBI pun tidak jauh dari dunia biker, misalnya “Sen
88
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020 89
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020 90
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020
69
Kanan Sen Kiri”, “Ganti Sparepart”, “Awas Stang Miring”, dan lain-lain.
Menurut Ustadz Subhan bahwa yang mengerti biker hanyalah biker,
sehingga salah satu strategi dakwah beliau adalah menggunakan kosa kata
atau bahasa-bahasa yang sudah familiar di dunia biker dalam melakukan
dakwah.
Senada dengan Ustadz Subhan, narasumber selanjutnya yaitu Bapak
Humam Alkatiri yang menjabat sebagai ketua umum Muslim Biker
Indonesia dan juga sebagai anggota HDCI Jakarta menjelaskan bahwa MBI
tidak hanya sebagai wadah bagi para biker untuk hijrah dan belajar ilmu
agama serta istiqomah di dalamnya, tetapi juga MBI merupakan tempat
untuk menjaga tali silahturahmi, hal ini dilakukan karena MBI ingin
melakukan salah satu amalan yang dapat memasukkan ke surga yaitu
menjalin tali silahturahmi91
. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu
„alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke
dalam surga, lantas Rasul menjawab,
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya,
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali
silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)”92
.
Pak Humam mengatakan bahwa dasar dakwah didalam MBI adalah
Al-Quran dan Sunnah, sehingga ustadz-ustadz yang memberikan dakwah di
MBI pun tidak menyampaikan materi dakwah kecuali berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah. Atas izin Allah dan karena isi dakwah yang sesuai dengan Al-
Quran dan Sunnah, MBI pun semakin hari semakin berkembang93
. Hal ini
dapat dilihat dari angka pertumbuhan anggota MBI serta chapter-chapter
91
Wawancara Pribadi dengan Bapak Humam Alkatiri, Jakarta 28 November 2020 92
HR Bukhori no. 5983 93
Wawancara Pribadi dengan Bapak Humam Alkatiri, Jakarta 28 November 2020
70
MBI yang sudah terbentuk di beberapa kota di Indonesia. Per Februari 2020,
anggota MBI terdaftar sudah mencapai angka 2.737 94
.
Adapun teknik atau cara untuk mengajak para anggota HDCI Jakarta
agar mau untuk hadir didalam kajian MBI, Pak Humam menjelaskan bahwa
MBI telah membentuk bagian khusus yaitu MBI moge yang salah satu
tugasnya adalah untuk mengajak para pemilik motor gede (moge) Harley
Davidson baik yang tergabung di dalam HDCI maupun komunitas moge
lainnya untuk dapat mengikuti kajian MBI. Ini merupakan salah satu strategi
MBI untuk dapat mengajak para pemilik moge untuk mengikut kajian MBI
karena antar sesama pemilik moge biasanya untuk berkomunikasi akan lebih
mudah karena kesamaan merek atau jenis motor yang digunakan. “Sasaran
MBI adalah 1 orang dari 10 orang pemilik moge yang mau untuk datang ke
kajian MBI karena hidayah merupakan sepenuhnya hak Allah dan kita (MBI)
hanya berusaha untuk mengajak saja” lanjut Pak Humam menjelaskan
tentang strategi dakwah MBI.95
Untuk strategi dalam menjaga chapter-chapter MBI yang sudah
terbentuk di beberapa kota di Indonesia agar sejalan dengan tujuan MBI
pusat yaitu untuk selalu berdakwah dan beraktifitas sesuai dengan tuntunan
Al-Quran dan Sunnah, Pak Humam menjelaskan bahwa setiap
pembentukkan chapter MBI yang baru serta pemilihan ketua dan sekjen
chapter baik chapter yang sudah terbentuk ataupun yang baru akan terbentuk
dilakukan dengan cara-cara yang syar‟I atau sesuai dengan tuntunan
Rasulullah yaitu melalui musyawarah bukan dengan demokrasi atau
pemungutan suara. Sehingga ketua dan sekjen yang terpilih pada setiap
chapter MBI merupakan hasil persetujuan didalam musyawarah antara
94
https://muslimbiker.id/ diakses pada 27 November 2020 pukul 15:46 WIB 95
Wawancara Pribadi dengan Bapak Humam Alkatiri, Jakarta 28 November 2020
71
pengurus MBI pusat dan para ustadz atau guru di MBI seperti Ustadz Subhan
Bawazier.96
Berikut merupakan contoh dari chapter-chapter MBI yang sudah
terbentuk di beberapa kota di Indonesia:
1. MBI Chapter Mamuju (Sulawesi Barat)
Gambar 4.1 Peresmian MBI Chapter Mamuju
2. MBI Chapter Tasikmalaya (Jawa Barat)
Gambar 4.2 Peresmian MBI Chapter Tasikmalaya
96
Wawancara Pribadi dengan Bapak Humam Alkatiri, Jakarta 28 November 2020
72
Ustadz Subhan dan Pak Humam memberikan jawaban yang sama
mengenai bagaimana mempertahankan iman agar tetap naik dan stabil juga
menghilangkan rasa futur atau rasa malas, enggan, dan lamban dalam
melakukan kebaikan, dimana sebelumnya seseorang rajin dan bersemangat
melakukannya. Futur merupakan penyakit yang sering menyerang sebagian
ahli ibadah, para da‟i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah
dan malas, bahkan terkadang berhenti total dari melakukan suatu aktivitas
kebaikan. Menurut Ustadz Subhan dan Pak Humam, rasa futur memang
terkadang datang kepada para penuntut ilmu dan membuat iman turun.97
Oleh karena itu, untuk menghilangkan sifat futur dan tetap
menstabilkan iman agar terus naik, MBI membuat beberapa kegiatan rutin
dalam 1 pekan seperti kajian atau majelis ilmu, kelas tahsin dan diskusi
agama. Dan kegiatan ini pun jadwalnya bisa berbeda antar chapter, sehingga
sangat mungkin jika seorang anggota MBI misalnya pada hari senin
mengikuti kelas tahsin di chapter Jakarta dan besoknya mengikuti kelas
tahsin di chapter Depok. Dengan cara atau strategi seperti inilah dan atas izin
Allah, MBI dapat menjaga kestabilan iman para anggotanya dan menjauhkan
sifat futur serta terus menjalin tali silahturahmi antar anggota.
A. Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia
Muslim Biker Indonesia (MBI) memiliki beberapa strategi
dakwah. Setiap strategi dakwah di MBI ini bersifat dinamis yaitu bisa
berubah-ubah tergantung bagaimana kondisi mad‟u atau lingkungan.
Berikut unsur-unsur dakwah di dalam MBI yang mendukung
strategi dakwah MBI:
1. Subjek Dakwah atau Da‟I
97
Wawancara Pribadi Ustadz Subhan Bawazier, Bogor 13 Juni 2020 dan Bapak Humam Alkatiri, Jakarta 28 November 2020
73
MBI memiliki dua Ustadz yang selain menjadi dewan
pembina sekaligus menjadi guru bagi para anggota MBI
yaitu Ustadz Subhan Bawazier dan Ustadz Aldhi Ferdian,
Lc.
2. Objek Dakwah atau Mad‟u
Objek dakwah di dalam MBI terbagi dua:
a. Objek dakwah ketika berada didalam kajian-
kajian MBI
b. Objek dakwah diluar kajian-kajian MBI
3. Materi Dakwah atau Maddah
Materi dakwah didalam setiap kajian-kajian MBI
selalu mengandung tiga unsur utama yaitu aqidah tauhid,
syariat Islam dan akhlak mulia.
4. Media Dakwah atau Wasilah
MBI menggunakan berbagai macam media dalam
menyampaikan dakwah. Mulai dari lisan hingga akhlak
setiap anggota MBI yang tercermin dari kegiatan sehari-
hari.
5. Metode Dakwah atau Thariqah
Metode dakwah yang digunakan oleh MBI baik
kepada para anggotanya maupun kepada masyarakat
umum lebih banyak atau cenderung memberi peringatan
dan nasehat-nasehat.
6. Efek Dakwah atau Atsar
74
Efek dari dakwah yang disampaikan di dalam MBI
tidak harus berupa efek yang spontan atau langsung.
Karena sasaran atau tujuan dari dakwah MBI adalah
perubahan bertahap ke arah yang lebih baik pada setiap
anggotanya.
Setelah mengetahui faktor pendukung strategi dakwah maka
berikut merupakan gambaran umum strategi dakwah di MBI:
1. Strategi dakwah kepada individual mad‟u
Strategi dakwah ini bisa berbeda-beda terhadap
masing-masing individual karena setiap individual atau
orang memiliki kepribadian yang berbeda. Oleh karena
itu, strategi dakwah terhadap masing-masing individual
ini tidak dapat di sama-ratakan.
2. Strategi dakwah pada saat kajian rutin atau tabligh akbar
Strategi dakwah yang dilakukan MBI disaat kajian
rutin atau tabligh akbar tidak lagi melihat masing-masing
individu mad‟u, tetapi lebih fokus bagaimana keadaan
mad‟u secara umum atau keadaan sekitar. Sehingga proses
perencanaan strategi dakwah bergantung kepada faktor-
faktor diatas.
3. Strategi dakwah dengan lisan baik berupa nasehat ataupun
peringatan
Strategi dakwah ini dapat dilakukan tidak hanya untuk
individu mad‟u saja tetapi juga dapat diterapkan ketika
terdapat banyak mad‟u.
4. Strategi dakwah dengan perbuatan atau aksi nyata
75
Strategi dakwah ini menjadi tolak ukur efektifitas
dakwah yang sudah disampaikan, karena jika dakwah
yang disampaikan efektif maka langkah selanjutnya
adalah mewujudkan melalui perbuatan atau aksi nyata.
Tidak hanya itu, strategi dakwah ini pun dapat selalu
dilakukan karena masyarakat yang melihat perbuatan atau
aksi nyata dapat terdakwahi.
5. Strategi dakwah melalui media sosial
Strategi dakwah ini dilakukan dengan cara
menampilkan poster-poster dakwah melalui media sosial
MBI seperti Instagram atau dengan menampilkan video
dakwah-dakwah singkat melalui Instagram atau Youtube.
B. Langkah-langkah MBI agar dakwah dapat diterima dan
diamalkan
Ada beberapa langkah yang dilakukan MBI agar supaya
dakwah yang disampaikan tidak hanya dapat diterima tetapi juga
dapat diamalkan serta akhlak mulia dapat terbentuk:
1. Membuat jadwal rutin baik kajian pekanan ataupun kajian
bulanan seperti tabligh akbar
Secara umum, agar dakwah dapat diterima oleh para
biker ataupun masyarakat tidak cukup dengan sekali
penyampaian, akan tetapi membutuhkan waktu dan
proses. Oleh karena itu, MBI membuat jadwal rutin
dakwah agar secara perlahan baik para biker maupun
masyarakata dapat menerima dakwah dari MBI.
76
2. Menyampaikan dakwah harus selalu berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah
Salah satu faktor penting agar dakwah dapat diterima
adalah setiap dakwah yang disampaikan harus selalu
berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Dan setiap dakwah di
MBI selalu berdasarkan Al-Quran dan Sunnah, sehingga
masyarakat dan para biker yang mendengarkan dakwah di
MBI dapat memahami dan menerima dakwah tersebut.
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tutur
kata yang lembut
Salah satu faktor penting agar dakwah dapat diterima
adalah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan
lembut dalam penyampaiannya. Oleh karena itu, dalam
setiap dakwah di MBI selalu menggunakan tutur kata
yang lembut dan bahasa yang mudah untuk dimengerti.
4. Pemberian hadiah
Salah satu cara menimbulkan rasa cinta adalah
memberikan hadiah dan ketika rasa cinta terhadap dakwah
sudah muncul, maka dakwah tersebut bisa lebih mudah
untuk diterima. Oleh karena itu, dalam setiap dakwah di
MBI pemberian hadiah kepada para mad‟u menjadi suatu
rutinitas. Pemberian hadiah ini dapat dilakukan setiap saat
ketika dakwah sedang disampaikan, misalnya ketika ada
mad‟u yang bertanya atau da‟I MBI memberikan hadiah
kepada mad‟u yang usianya paling tua atau paling muda.
5. Membuat jadwal kegiatan lainnya diluar kajian rutin
Kegiatan ini dapat berupa kelas pembelajaran seperti
belajar tahsin yang dapat menambah ilmu pengetahuan
77
tentang membaca Al-Quran atau kegiatan aksi nyata
seperti bantuan sosial ke daerah-daerah yang
membutuhkan atau terdampak bencana. Hal ini selain
dapat mengamalkan dakwah yang sudah didapatkan, dan
juga dapat melembutkan hati serta membentuk akhlak
mulia.
78
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dalam bentuk wawancara narasumber,
observasi serta dokumentasi yang kemudian dilakukan analisa atas data hasil
penelitian. Dan agar lebih rinci, maka akan dijelaskan sesuai dengan
permasalahan yang diteliti yaitu strategi dakwah Muslim Biker Indonesia
untuk membentuk akhlak mulia pada komunitas motor Harley Davidson
Club Indonesia (HDCI) Jakarta.
A. Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia
Berdasarkan teori tentang macam-macam strategi dakwah
dan unsur-unsurnya yang sudah dijelaskan pada Bab II kemudian
gambaran umum dakwah yang dilakukan oleh MBI pada Bab III
dan hasil temuan penelitan pada Bab IV serta hasil wawancara
terhadap narasumber, maka peneliti ingin menjelaskan mengenai
temuan penelitian tentang strategi dakwah yang digunakan oleh
Muslim Biker Indonesia.
Strategi dakwah adalah siasat, taktik atau maneuver yang
di tempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Terkait strategi
dakwah, MBI memiliki beberapa strategi dakwah yang tidak
hanya dapat menarik minat masyarakat untuk datang dan belajar
di kajian atau majelis ilmu MBI, tetapi juga bagaimana menjaga
dan mempertahankan juga meningkatkan iman serta keinginan
untuk terus belajar ilmu agama syar‟i.
79
Unsur-unsur dan asas dakwah merupakan faktor
pendukung yang penting agar strategi dakwah MBI dapat
dilaksanakan.
1. Unsur-unsur dakwah di MBI
a) Da‟I atau Subjek Dakwah
Selain Ustadz Subhan dan Ustadz Aldhi yang
menjadi pengisi kajian pekanan rutin ataupun
kajian bulanan di MBI, masih ada juga Ustadz-
Ustadz lain yang juga menjadi pengisi didalam
kajian-kajian MBI seperti (alm) Ustadz Firdaus
Sanusi, Ustadz Syafiq Basalamah, Ustadz Hamdi
Sholeh Al Bakry dan Ustadz-Ustadz lainnya yang
bermanhaj salafusshalih.
b) Objek Dakwah atau Mad‟u
Objek dakwah atau mad‟u di MBI terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Objek dakwah ketika berada didalam
kajian-kajian MBI yaitu anggota MBI dan
masyarakat umum yang belum menjadi
anggota MBI tetapi mengikuti kajian-
kajian atau majelis ilmu yang diadakan
oleh MBI.
80
Gambar 5.1 Contoh Objek dakwah yang ada di dalam kajian
MBI
2. Objek dakwah diluar kajian-kajian MBI
yaitu semua golongan masyarakat baik
tergabung di dalam suatu komunitas
ataupun tidak yang melihat akhlak mulia
dan sikap baik para anggota MBI melalui
kegiatan sehari-hari ataupun kegiatan MBI
diluar kajian misalnya bakti sosial dan
pemberian bantuan kepada masyarakat
yang membutuhkan seperti pemberian
bantuan untuk pembangunan masjid,
81
perbaikan sumur atau pompa air untuk
pedesaan, dan lain-lain.
Gambar 5.2 Contoh Objek dakwah atau mad‟u di luar kajian
MBI
c) Materi Dakwah atau Maddah
Meskipun tema dan judul dakwah yang
diberikan berbeda oleh para Ustadz yang mengisi
kajian misalnya (alm) Ustadz Firdaus Sanusi
memberikan kajian tentang Rumah Tangga Biker,
kemudian Ustadz Aldhi Ferdian memberikan
kajian tentang Kitab Tauhid dan Ustadz Subhan
Bawazier memberikan kajian tentang pentingnya
menuntut ilmu syar‟I, tetapi inti dari kajian-kajian
tersebut selalu tentang penanaman aqidah tauhid
kepada Allah, syariat Islam dan akhlak mulia.
Berikut beberapa contoh materi dakwah di
MBI:
82
1. Ujub Itu Ga Ajib – Ustadz Syafiq Riza
Basalamah
Gambar 5.3 Materi Dakwah MBI Ujub Itu Gak Ajib
2. Maju Mundur – Ustadz Subhan Bawazier
Gambar 5.4 Materi Dakwah MBI Maju Mundur
83
3. Panduan Rumah Tangga Biker – Ustadz
Firdaus Sanusi
Gambar 5.5 Materi Dakwah MBI Rumah Tangga Biker
4. Kajian Kitab Tauhid – Ustadz Aldhi
Ferdian
Gambar 5.6 Materi Dakwah MBI Kajian Kitab Tauhid
84
d) Media Dakwah atau Wasilah
MBI menggunakan berbagai macam media
dalam menyampaikan dakwah. Mulai dari lisan
melalui obrolan santai bersama orang lain, buku,
poster, baliho, audio, video, pemanfaatan berbagai
macam media sosial seperti Instagram, Facebook
dan Youtube hingga akhlak setiap anggota MBI
yang tercermin dari kegiatan sehari-hari.
Berikut beberapa contoh media dakwah
yang digunakan oleh MBI:
1. Dakwah MBI melalui media sosial
Gambar 5.7 Dakwah MBI melalui media sosial Instagram
85
2. Dakwah MBI menggunakan Baliho
Gambar 5.8 Dakwah MBI melalui baliho
3. Dakwah MBI melalui media sosial
Youtube
Gambar 5.9 Dakwah MBI melalui media sosial Youtube
86
4. Dakwah MBI melalui aplikasi Zoom
Gambar 5.10 Dakwah MBI melalui aplikasi Zoom
e) Metode Dakwah atau Thariqah
Metode dakwah yang digunakan oleh MBI
baik kepada para anggotanya maupun kepada
masyarakat umum lebih banyak atau cenderung
memberi peringatan dan nasehat-nasehat. Mulai
dari nasehat agar selalu bertauhid kepada Allah,
meneladani Rasulullah dalam setiap lini
kehidupan, hingga akibat dari amal dan dosa
kepada diri juga lingkungan.
Metode dakwah didalam MBI
menggunakan metode dakwah yang sudah
dicontohkan oleh Rasulullah yaitu berisikan
tentang peringatan (Al-Indzar), kabar gembira (Al-
Tabasyir), menggunakan kasih sayang dan lemah
87
lembut (Al-Rifq wa Al-Lin) baik secara tutur kata
maupun perbuatan dalam berdakwah, memberikan
solusi dan kemudahan (Al-Taisir), tegas (Al-
Syiddah), ofensif dan aktif (Hujumi wa Fa‟ali).
Dengan mencontoh metode dakwah Rasulullah,
membuat metode dakwah di MBI mudah untuk
dimengerti dan dipahami baik oleh anggota MBI
ataupun masyarakat umum.
f) Efek Dakwah atau Atsar
Efek dari dakwah yang disampaikan di
dalam MBI tidaklah harus berupa efek yang
spontan atau langsung. Karena sasaran atau tujuan
dari dakwah MBI adalah perubahan bertahap ke
arah yang lebih baik pada setiap anggotanya.
Mulai dari perubahan pada aspek pengetahuan
agamanya menjadi lebih baik dan dalam,
kemudian perubahan pada sikap dan perilaku
menjadi lebih santun dan terpuji hingga pada
ujungnya adalah membentuk akhlak mulia di
dalam diri setiap anggota MBI.
Setelah membahas detail faktor pendukung dakwah di
MBI seperti unsur-unsur dan asas dakwah, maka berikut
strategi dakwah Muslim Biker Indonesia dalam
menyampaikan dakwah yang dikaitkan dengan teori bentuk-
bentuk strategi dakwah :
1. Strategi dakwah yang ditinjau dari segi objek dakwah
88
a) Dakwah Fardiah
Strategi dakwah fardiah di dalam MBI
dapat terlihat jelas ketika ada anggota MBI
ataupun masyarakat umum melakukan hal yang
keliru sehingga kemudian langsung dinasehati oleh
anggota MBI lainnya. Dan tidak jarang yang
memberikan nasehat langsung dari da‟I MBI. Hal
ini dilakukan agar baik anggota MBI maupun
masyarakat umum menjadi mengerti dan tidak
terjerumus lagi kedalam kesalahan atau dosa yang
sama.Tidak hanya sebatas nasehat saja, strategi
dakwah fardiah MBI pun dapat terlihat dari
tingkah laku dan keteladanan dari para anggota
MBI, hal ini disebabkan karena da‟I MBI Ustadz
Subhan Bawazier berpesan kepada seluruh
anggota MBI agar jangan pernah bangga diri atau
ujub atas semua harta yang dimiliki karena pada
dasarnya itu hanya titipan dari Allah, sehingga jika
semua ini hanya titipan dari Allah maka tidak
sepantasnya para anggota MBI merasa bangga diri
dan sombong.
b) Dakwah Ammah
Dakwah ammah atau dakwah yang
dilakukan didepan banyak mad‟u dan merupakan
jenis strategi dakwah yang paling sering dilakukan
oleh MBI. Berikut langkah-langkah MBI dalam
melakukan strategi dakwah ammah:
89
1) Penentuan Waktu Dakwah
Mencari waktu yang cocok untuk
melakukan dakwah karena MBI lah yang
harus menyesuaikan dengan waktu dengan
Ustadz bukan sebaliknya. Ini merupakan
tahapan krusial karena jika tahapan ini
tidak selesai maka tahapan-tahapan lain
tidak akan terlaksana. Hal ini dilakukan
baik untuk kajian pekanan rutin ataupun
kajian bulanan.
2) Penentuan Tema dan Tujuan Dakwah
Setelah menentukan waktu, maka tahap
selanjutnya adalah menentukan tema dan
tujuan dakwah. Ini pun dilakukan untuk
kajian rutin pekanan dan bulanan.
Penentuan tema dakwah bisa dilakukan
oleh da‟I di MBI yang akan berdakwah
atau bisa juga merupakan hasil diskusi
antara pengurus MBI dan da‟I. Akan tetapi,
untuk penentuan tujuan dakwah, harus
dilakukan oleh da‟I yang akan
menyampaikan dakwah.
Ada dua faktor utama didalam
penentuan tema dan tujuan dakwah yaitu
keadaan para mad‟u atau penerima dakwah
dan keadaan kehidupan pada saat sekarang.
Misalnya ketika mayoritas mad‟u adalah
anak muda atau remaja, maka tema dakwah
90
tidak akan jauh dari orang tua karena
tujuan dakwahnya adalah membuat anak
semakin berbakti dan lembut kepada orang
tuanya. Atau ketika keadaan sekarang
dimana seluruh dunia dan tidak terkecuali
Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-
19, maka tema dakwah akan membahas
bagaimana seharusnya kita sebagai umat
muslim bertindak dan menghadapi
pandemi ini sehingga tujuan dakwahnya
adalah membuat umat muslim secara
khusus dan masyarakat dunia secara umum
tau dan mengerti bagaimana sikap yang
seharusnya diambil dalam menghadapi
pandemi ini.
3) Pembuatan Poster Dakwah
Pada tahap ini, MBI akan membuat
poster dakwah yang berisikan informasi
tentang tema dakwah, waktu dan tempat
pelaksanaan dakwah, da‟I atau Ustadz yang
akan memberikan kajian atau dakwah dan
informasi-informasi tambahan lainnya
seperti nasehat untuk selalu memakai helm
dan sepatu untuk para biker, lokasi parkir,
membawa perlengkapan sholat sendiri
seperti sejadah atau mukena, dan lain-lain.
Tahap ini pun cukup penting karena selain
poster dakwah tersebut sebagai media
91
informasi juga agar orang yang melihat dan
membacanya merasa tertarik untuk hadir di
dalam kajian MBI. Oleh karena itu, poster
dakwah harus dibuat unik dan menarik.
Gambar 5.11 Contoh Poster Kajian Rutin Pekanan MBI
92
Gambar 5.12 Contoh Poster Kajian Bulanan MBI
4) Persiapan akhir
Ini merupakan tahapan
terakhir dari strategi dakwah ammah
MBI. Pada tahap ini akan dilakukan
seluruh persiapan akhir sebelum
kegiatan dakwah atau kajian
dimulai. Mulai dari pengecekan
tempat kajian, persiapan audio dan
video hingga ke akses masuk keluar
para mad‟u.
93
2. Strategi dakwah ditinjau dari sisi media yang di
gunakan
a) Dakwah bil-Lisan
Dakwah bil lisan merupakan dakwah yang
dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara
lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi,
nasihat dan lain-lain. Jika dilihat dari sisi media
yang digunakan, maka dakwah bil-Lisan atau
menggunakan lisan merupakan strategi dakwah
yang paling sering digunakan di dalam MBI
karena baik di dalam kajian maupun diluar kajian
atau pada saat memberi nasehat, dakwah
menggunakan lisan merupakan strategi dakwah
pilihan yang paling tepat.
b) Dakwah bil-Hal
Metode dakwah ini merupakan dakwah
dengan aksi nyata. Salah satu bagian penting
dalam strategi dakwah MBI adalah menunjukan
aksi nyata atau keteladanan. Karena dakwah akan
sangat efektif jika dakwah melalui lisan (bil lisan)
diikuti dengan dakwah dengan keteladanan atau
aksi nyata (bil-hal). Hal ini juga sesuai dengan
contoh dari Rasulullah dimana beliau telah
memberikan contoh bahwa As-sunnah terdiri dari
perkataan, perbuatan dan perbuatan sahabat yang
disetujui oleh Rasulullah. Semua da‟I-da‟I di MBI
tidak pernah lelah untuk terus mengingatkan
94
kepada para anggotanya dan masyarakat umum
bahwa proses belajar agama akan sempurna disaat
orang yang sudah belajar bisa mengajarkan ilmu
tersebut kepada orang lain dan mempraktekkannya
di dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi
teladan bagi orang lain.
Gambar 5.13 Contoh Dakwah bil-hal (Aksi nyata) MBI
c) Dakwah bit-Tadwin
Dengan semakin berkembangnya
teknologi, maka cara berdakwah pun semakin
berkembang dan salah satunya menggunakan
media sosial (bit-Tadwin) sehingga dakwah bit
tadwin merupakan metode yang efektif di era saat
ini dengan didukungnya perkembangan teknologi.
Dan dengan keadaan Indonesia sekarang dimana
masih mengalami pandemi Covid-19, dakwah bit-
Tadwin menjadi sarana yang paling baik untuk
melakukan dakwah karena dakwah ini tidak akan
95
membuat kerumunan orang sehingga melanggar
protokol kesehatan.
Strategi MBI untuk berdakwah melalui
media sosial yaitu:
1) Dengan membuat poster-poster dakwah
yang selalu berisikan tentang
peringatan dan nasehat. Peringatan dan
nasehat merupakan cara dakwah yang
efektif agar orang yang membacanya
bisa menjadi lebih baik.
Gambar 5.14 Contoh poster dakwah melalui media
sosial
96
2) Membuat video dakwah-dakwah
singkat yang bertujuan untuk
memberikan nasehat dan peringatan
Gambar 5.15 Cuplikan video dakwah singkat MBI
3) Mengadakan dakwah atau kajian
bersama para da‟I MBI melalui aplikasi
Zoom atau Live Streaming. Hal ini
dilakukan agar dakwah dapat terus
disampaikan tanpa harus melanggar
protokol kesehatan dan para mad‟u
tidak menjadi malas untuk menuntut
97
ilmu sehingga iman bisa terus stabil
serta akhlak mulia pun dapat terjaga.
Gambar 5.16 Cuplikan Dakwah melalui aplikasi Zoom
B. Langkah-langkah Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia
pada komunitas motor Harley Davidson Club Indonesia
(HDCI) Jakarta
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab IV, meskipun
dakwah yang ingin disampaikan itu baik tetapi jika cara
penyampaiannya tidak tepat maka dakwah tersebut menjadi tidak
baik bagi orang yang akan didakwahi, bahkan bisa membuat
orang tersebut membenci dakwah yang akan disampaikan.
Oleh karena itu, untuk berdakwah di komunitas motor
Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta diperlukan
strategi dakwah yang tepat agar supaya orang-orang yang berada
didalam komunitas tersebut dapat menerima dakwah tersebut
dengan baik. Strategi dakwah MBI terhadap komunitas motor
HDCI ini dimulai dari siapa yang akan menyampaikan dakwah,
siapa yang pertama di dakwahi, cara penyampaian dakwah hingga
bagaimana mempertahankan orang-orang yang ada didalam
98
komunitas HDCI dan telah berhijrah dapat terus isqtiqomah
dalam hijrahnya.
Berikut langkah-langkah MBI agar dakwah yang
disampaikan dapat diterima dan diamalkan serta dapat
membentuk akhlak mulia pada komunitas motor Harley Davidson
Club Indonesia (HDCI) Jakarta:
1. Orang yang menyampaikan Dakwah
Untuk berdakwah didalam komunitas motor HDCI
haruslah orang yang sudah belajar ilmu agama syar‟i
dan tergabung didalam komunitas tersebut karena jika
yang berdakwah adalah orang yang telah mempelajari
ilmu agama syar‟i tetapi bukan bagian dari komunitas
HDCI, maka proses penyampaian dakwah tidak akan
efektif. Dan jika yang menyampaikan dakwah seorang
da‟I atau Ustadz, maka Ustadz tersebut harus mengerti
dunia biker dan paham bahasa para biker sehingga
proses penyampaian dakwah pun dapat efektif karena
Ustadz tersebut mengerti dan paham bagaimana dunia
biker.
Oleh karena itu, Ustadz Subhan Bawazier yang
merupakan dewan penasehat dan sekaligus da‟I di
MBI merupakan da‟I yang tepat untuk melakukan
dakwah terhadap komunitas HDCI karena selain
beliau sudah dikenal sebagai “Ustadz Biker”, beliau
juga sangat memahami dunia biker sehingga dakwah
pun dapat disampaikan dengan menggunakan bahasa-
bahasa yang dapat dipahami dengan mudah oleh para
99
biker seperti Tune-up Iman, Bocor Alus, Awas Stang
Miring, dan lain-lain.
Untuk membuat proses penyampaian dakwah
semakin efektif serta membantu Ustadz Subhan, MBI
juga membentuk satu divisi khusus yaitu MBI MOGE.
Divisi ini berisi para anggota MBI yang memiliki
motor cc besar seperti Harley Davidson atau anggota
MBI yang tergabung didalam komunitas-komunitas
motor besar seperti HDCI. Dimana setiap anggota
MBI yang tergabung didalam MBI Moge memiliki
tanggung jawab yang besar karena selain mereka
harus menjaga hati agar tidak ujub akan
tunggangannya, juga mereka harus aktif berdakwah
atau paling tidak mengajak anggota komunitas motor
HDCI untuk hadir didalam kajian-kajian MBI.
2. Menentukan siapa orang pertama yang akan di
dakwahi
Di tahap ini, MBI menentukan siapa orang
pertama yang akan menerima dakwah didalam
komunitas motor HDCI Jakarta. Hal ini penting karena
jika orang pertama yang di dakwahi bukan orang yang
memegang peranan atau posisi penting didalam
komunitas HDCI, maka proses penyampaian dakwah
pun akan menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, orang
pertama yang akan menerima dakwah didalam
komunitas HDCI harus orang yang memegang
peranan penting atau posisi penting di komunitas
tersebut. Misalnya ketua umum HDCI Jakarta atau
100
koordinator-koordinator divisi yang ada di dalam
HDCI. Proses penyampaian dakwah kepada orang-
orang yang berada didalam posisi ini pun efeknya
tidak hanya kepada para anggota HDCI Jakarta saja,
juga dapat dirasakan oleh orang lain yang berada
didalam satu kantor atau instansi dengan orang
tersebut. Dengan strategi seperti ini, maka proses
penyampaian dakwah pun bisa lebih efisien.
Hal ini bisa terjadi karena biasanya orang-orang
yang memegang peranan atau posisi penting di dalam
komunitas HDCI merupakan orang-orang yang juga
memiliki peranan atau posisi penting di instansi-
intansi pemerintah ataupun swasta. Misalnya
Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Nanan Soekarna
yang menjabat sebagai ketua umum HDCI.
3. Cara Penyampaian Dakwah
Dalam proses penyampaian dakwah kepada
komunitas HDCI diperlukan cara atau strategi yang
berbeda. Menurut Ustadz Subhan, orang yang
memiliki kendaraan motor besar Harley Davidson
merupakan orang yang berlebih dari sisi ekonomi atau
orang kaya, sehingga dalam mendakwahi mereka tidak
boleh seperti proses belajar mengajar antara guru dan
murid. Akan tetapi, rangkulah mereka seperti sahabat
dekat yang sama-sama menyukai dunia biker.
Sehingga proses penyampaian dakwah pun tidak harus
menggunakan bahasa yang formal, tetapi lebih banyak
menggunakan bahasa informal atau bahasa yang
101
digunakan pada saat berbincang dengan sahabat dan
sisipkan istilah-istilah biker didalam dakwah tersebut
sehingga setiap anggota komunitas HDCI yang
menerima dakwah bisa memahami dengan baik.
4. Mengadakan kegiatan-kegiatan pembelajaran ilmu
agama diluar kajian
Menurut Ustadz Subhan, salah satu tujuan
MBI dibentuk adalah membuat para biker ini menjadi
suka mengaji sehingga meskipun sudah sering
mengaji, jati diri seorang biker tidak boleh hilang.
Komunitas-komunitas motor tidak terkecuali HDCI
sering mengadakan kegiatan riding atau touring karena
banyaknya waktu kosong dan akan lebih baik jika
waktu kosong tersebut diisi dengan kegiatan-kegiatan
yang dapat meningkatkan kualitas iman dan akhlak
mulia.
Oleh karena itu, strategi dakwah selanjutnya
yang diterapkan oleh MBI adalah “Ride and Learn”.
Dan khusus untuk proses dakwah kepada anggota
komunitas HDCI, MBI divisi Moge (Motor Gede)
mengajak para anggota komunitas motor HCDI
Jakarta untuk ikut didalam kajian-kajian MBI serta
proses pembelajaran ilmu agama diluar kajian melalui
“Ride and Learn”. Ini merupakan bentuk strategi
dakwah MBI untuk mengajak para anggota komunitas
HDCI Jakarta agar tidak kehilangan jati diri sebagai
seorang biker dengan melakukan touring bersama
102
Ustadz Subhan Bawazier dan para anggota MBI
lainnya, tetapi juga disaat yang sama belajar ilmu
agama syar‟i.
Gambar 5.17 Contoh Poster “Ride and Learn” MBI
5. Memberikan hadiah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, Nabi
Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa sallam bersabda:
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling
mencintai”98
Meskipun anggota komunitas HDCI
merupakan orang yang berkecukupan dalam hal harta,
akan tetapi pemberian hadiah ini bertujuan untuk
makin memperkuat tali silahturahmi dan membuat
98
HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 594
103
mereka lebih semangat untuk menuntuk ilmu agama
syar‟i. Contohnya pada saat kajian MBI dan mereka
mengajukan pertanyaan, maka orang yang
mengajukan pertanyaan tersebut akan diberikan
hadiah, atau ketika salah satu da‟I di MBI memberikan
tantangan kepada siapa saja yang bisa hafal 15 Juz Al-
Quran dalam waktu 6 bulan maka akan diberikan
umroh gratis.
6. Membantu para anggota komunitas HDCI yang telah
hijrah agar tetap Istiqomah dan tetap mengamalkan
ilmu yang telah dipelajari serta menjaga kualiatas
iman juga akhlak mulia
Ini merupakan tahapan terakhir dari strategi
dakwah MBI kepada komunitas HDCI Jakarta dan
terus menuntut ilmu agama merupakan jalan agar
istiqomah dapat terjaga serta jalan singkat menuju
surga. Karena semakin dalam ilmu agama seseorang
maka semakin orang tersebut takut pada Allah.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan
takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang
berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah
Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui
dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna
dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna,
104
maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus
bertambah sifat takutnya99
.
Menurut ketua umum MBI Pak Humam Alkatiri, MBI
memiliki beberapa program atau kegiatan agar setiap
anggota MBI atau orang-orang yang telah hadir didalam
kegiatan dakwah MBI tetap istiqomah seperti:
a) Kajian rutin pekanan yang diadakan setiap hari
sabtu dan ahad
Tujuan utama diadakan kegiatan kajian
rutin pekanan adalah setiap anggota MBI dapat
terus menjaga iman agar tetap naik, terus belajar
dan menambah pengetahuan ilmu agama serta
menghindari sifat futur atau malas dalam
beribadah dan memperkuat tali silahturahmi.
b) Kelas tahsin setiap selasa dan jumat
Agar setiap anggota MBI tidak hanya dapat
membaca Al-Quran tetapi juga dapat membaca
Al-Quran sesuai dengan tajwid dan hukumnya
adalah Fardhu‟ain. Meskipun hukum untuk
mempelajari teorinya Fardhu Kifayah, namun
praktik untuk dapat membaca Al-Qur‟an sesuai
tajwid itu hukumnya wajib bagi setiap muslim.
Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna
tartil dalam ayat diatas ”Mentajwidkan huruf-
99
https://rumaysho.com/3314-keutamaan-ilmu-agama.html diakses pada 5 Januari
2021 pukul 08:49 WIB
105
hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat
berhentinya”100
.
c) Tabligh akbar yang diadakan setiap bulan
Salah satu tujuan kegiatan ini diadakan
adalah sebagai media dakwah dan informasi bagi
masyarakat umum agar tidak hanya lebih
mengenal MBI dan kajian-kajian atau kegaitan-
kegiatan MBI, juga pengetahuan ilmu agama
masyarakat dapat bertambah. Pada saat tabligh
akbar, Ustadz MBI menyampaikan dakwah
kepada khalayak umum (dakwah ammah) dan
para anggota MBI berusaha untuk berdakwah
dengan keteladanan dalam bersikap dan tingkah
laku (dakwah bil-hal).
d) Bakti sosial ke daerah atau wilayah yang
membutuhkan bantuan
Kegiatan ini dilakukan ketika ada suatu
daerah yang terkena bencana atau suatu wilayah
yang membutuhkan bantuan seperti pembangunan
masjid, pembuatan sumur dan penanaman pompa
air, khitanan massal, dan lain-lain. Selain dapat
menjaga tali silahturahmi, kegiatan ini juga dapat
melembutkan hati dan menumbuhkan akhlak
mulia serta sifat peduli akan sesama.
100
https://konsultasisyariah.com/23707-apa-makna-membaca-al-quran-dengan-
tartil.html diakses pada 7 Januari 2021 pukul 15:00 WIB
106
107
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan tentang
gambaran jawaban atas masalah yang diteliti sebagai tujuan
penelitian yaitu “Strategi Dakwah Muslim Biker Indonesia (MBI)
Untuk Membentuk Akhlak Mulia Pada Komunitas Motor Harley
Davidson Club Indonesia (HDCI) Jakarta”. Kesimpulan ini
berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, dan berikut kesimpulan-kesimpulannya:
1. Strategi dakwah Muslim Biker Indonesia (MBI)
merupakan strategi dakwah yang dinamis dan dapat
digunakan untuk perorangan atau individual hingga untuk
khalayak ramai. Dakwah MBI juga dapat berupa dakwah
lisan, tulisan, postingan di media sosial dan perbuatan
nyata. Dan ini membuat strategi dakwah MBI dapat
diterapkan didalam setiap golongan masyarakat ataupun
komunitas. Akan tetapi karena dinamisnya strategi
dakwah MBI, sehingga menuntut kemampuan dan
keahlian para da‟I atau Ustadz di MBI agar selalu dapat
menyampaikan dakwah dengan tujuan yang jelas serta
memahami kondisi para mad‟u dan juga harus didukung
dengan persiapan yang baik dari para anggota MBI.
2. Agar dakwah yang disampaikan dapat diterima serta
diamalkan dan menumbuhkan akhlak mulia melalui
108
perbuatan dan aksi nyata, MBI mempersiapkan langkah-
langkah sehingga hal tersebut dapat terwujud. Langkah-
langkah ini dimulai dari membuat jadwal kajian rutin
pekanan atau bulanan, penyampaian dakwah
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tutur
kata yang lembut serta harus selalu berdasarkan Al-Quran
dan Sunnah, pemberian hadiah hingga aksi nyata seperti
pemberian bantuan ke daerah-daerah yang membutuhkan
bantuan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti berusaha untuk
memahami, mendalami serta menggali data tentang Strategi Dakwah
Muslim Biker Indonesia (MBI) Untuk Membentuk Akhlak Mulia
Pada Komunitas Motor Harley Davidson Club Indonesia (HDCI)
Jakarta. Dan untuk kebaikan bersama, peneliti ingin memberikan
sedikit saran bagi para mad‟u atau para objek dakwah yakni
masyarakat umum dan anggota komunitas HDCI serta MBI.
1. Saran untuk para mad’u atau objek dakwah
Selalu mengedepankan adab dalam menuntut ilmu disaat
dalam kajian atau majelis ilmu. Apabila memiliki
pertanyaan-pertanyaan seputar dakwah yang disampaikan,
maka jangan malu atau ragu untuk bertanya kepada da‟I
atau Ustadz, jika pertanyaan tersebut apabila bersifat
privasi maka dapat ditanyakan langsung kepada Ustadz
secara pribadi. Dan sebaiknya setiap pertanyaan yang
diajukan karena ketidaktahuan akan sesuatu dan bukan
109
karena ingin menguji da‟I yang menyampaikan dakwah
karena hal tersebut merupakan bagian dari akhlak mulia
seorang penuntut ilmu.
2. Saran untuk Muslim Biker Indonesia (MBI)
a. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah atau kajian,
sebaiknya tempat untuk parkir kendaraan lebih
diperhatikan karena seiring berjalannya waktu, mad‟u
yang datang kedalam kajian semakin banyak sehingga
lahan untuk parkir harus semakin dipersiapkan.
b. Jika ingin menginfokan tentang suatu kegiatan
dakwah, maka sebaiknya penyebaran informasinya
dilakukan dengan lebih intens dan menggunakan lebih
banyak media seperti baliho atau spanduk sehingga
proses penyebaran informasi tentang penyelenggaraan
dakwah sunnah semakin mudah untuk diketahui
masyarakat.
c. Strategi dakwah MBI sebaiknya dilakukan untuk
kalangan masyarakat yang jarang tersentuh dakwah
seperti mengadakan kajian di tepi pantai untuk para
nelayan, di daerah persawahan untuk petani, di
terminal untuk para supir bis atau angkutan umum.
Hal ini dilakukan agar dakwah dapat mencapai semua
lapisan masyarakat.
110
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A. R, Zahruddin; Sinaga, Hassanudin. (2004). Pengantar Studi
Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Al-Balali, Abdul Hamid. (2003). Madrasah Pendidikan Islam.
Jakarta: Gema Insani
Al-Ghazali. (2015). Ihya‟ Ulumuddin Jilid 3 Akhlak Keseharian,
Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama. Jakarta: Republika
Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad. (2006). Syarah Riyadhus Shalihin;
terj. Munirul Abidin. Jakarta: PT.Darul Falah
Ali Aziz, Moh. (2004). Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
Amin, Samsul Munir. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah
Amin, Samsul Munir. (2008). Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam.
Jakarta: Amzah
Anwar, Rosihan. (2010). Asas Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka
Setia
Bachtiar, Wardi. (1997). Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta:
Logos
Daud Ali, Mohammad. (2011). Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
David, R Fred. (2002). Manajemen Strategi Konsep. Jakarta:
Prenhallindo
111
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi
Aksara
Harahap, Nasruddin; Rifai, Afif. (1996). Dakwah Islam dan
Transmigrasi. Yogyakarta: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga
Hidayat, Dedy N. (2003). Paradigma dan Metodologi Penelitian
Sosial Empirik Klasik, Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Indonesia.
HR Abu Daud 2380 dan Ahmad 15.420
HR Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod nomor 594
HR Bukhari nomor 6412
HR Bukhori nomor 5983
HR Bukhori nomor 3461
HR Bukhori 1291 dan Muslim 4
HR Muslim nomor 1893
HR Muslim nomor 465
Ibn Miskawaih. (1985). Tahdzib al-Akhlak Fii al-Tarbiyah. Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Ilaihi, Wahyu. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Ilyas, Yunhar. (2007). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kementrian, Agama. (2012). Al-Quran dan Terjemahannya.
Bandung: Syaamil Quran
Kertajaya, Hermawan. (2008). Arti Komunitas. Jakarta: Gramedia
Pustaka
Makbuloh, Deden. (2012). Pendidikan Agama Islam: Arah Baru
Perkembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
112
Mangkuprawira, Sjafri T. B. (2004). Manajemen SDM Strategik.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi
revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad Jauhari, Muhammad Rabbi. (2006). Keistimewaan
Akhlak Islami. Bandung: CV Pustaka Setia
Munawir, A W. (1997). Kamus Al-Munawir Arab Indonesia
Terlengkap Edisi II. Surabaya: Pustaka Prograsif
Musa, Muhammad Yusuf. (1963). Falsafah al-Akhlaq Fi-al-Islam
Wa-Silatuha Bi-al-Falsafah al-Igririyyah. Kairo: Muassasah al-Khanji
Mustofa, Ahmad. (1997). Akhlak Tasawuf. Bandung: CV.Pustaka
Setia
Nata, Abuddin. (1997). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta:
Raja Grafindo
Pimay, Awaludin. (2005). Paradigma dakwah humanis: strategi dan
metode dakwah Prof. K.H. Saifuddin Zuhri. Semarang: RaSAIL media
group.
Rachmat, Jalaludin. (2002). Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rajab, Ibnu. (2000). Jaami‟ul „Uluum wal Hikam. Kairo: Daar Ibnul
Jauziy
Sa‟addudin, Imam Abdul Mukmin. (2006). Meneladani Akhlak Nabi.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Safrony, M. Ladzi. (2013). Al-Ghazali Berbicara tetang Pendidikan
Islam. Surabaya: Aditya Media Publishing
Saputra, Wahidin. (2012). Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
113
Stoner, James A. F; Freeman, Edward R.; Daniel R. Gilbert JR,
Daniel R. (2005). Manajemen Jilid I. PT Bhuana Ilmu Populer
Sudarsono. (2005). Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Sudrajat, Adjat dkk. (2008). Din Al-Islam: Pendidikan Agama Islam
di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press
Syukir, Asmuni. (1983). Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam.
Surabaya: Al-Ikhlas
Tasmara, Toto. (1997). Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media
Pratama.
Umari, Barmawi. (1984). Materi Akhlak. Solo: CV Ramadhani
Wenger, Etienne et al. (2002). Cultivating Communities of Practice.
Harvard Business School Press
Yaqub, Ali Mustafa. (2008). Sejarah dan Metode Dakwah Nabi.
Jakarta: Pustaka Firdaus
Yunus, Mahmud. (1996). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:
Hidakarya Agung
WEBSITE:
https://muslimbiker.id/ diakses pada 27 November 2020 pukul 14:22
WIB dan Pukul 15:46 WIB
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133 diakses pada
2 Desember 2020 pukul 09:01 WIB
https://nasional.okezone.com/read/2020/10/31/337/2301965/ini-
deretan-aksi-arogan-pengendara-moge diakses pada 2 Desember 2020 pukul
09:20 WIB
114
https://www.autos.id/komunitas/puluhan-komunitas-moge-rayakan-
setahun-anak-elang-harley-davidson-jakarta/ diakses pada 2 Desember 2020
pukul 11:03 WIB
http://vtwinbbs.com/sejarah-komunitas-harley-davidson-di-
indonesia-hdci/ diakses pada 2 Desember 2020 pukul 13:47 WIB
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/41696 diakses
pada 5 Desember 2020 pukul 10:11 WIB
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/40316 diakses
pada 5 Desember 2020 pukul 10:15 WIB
http://repository.radenintan.ac.id/9606/1/SKRIPSI%20II.pdf diakses
pada 5 Desember 2020 pukul 10:33 WIB
https://kbbi.web.id/strategi diakses pada 13 Desember 2020 pukul
17:05 WIB
https://kbbi.web.id/dakwah diakses pada 13 Desember 2020 pukul
17:28 WIB
https://kbbi.web.id/metode diakses pada 14 Desember 2020 pukul
09:01 WIB
https://tafsirweb.com/4473-quran-surat-an-nahl-ayat-125.html
diakses pada 14 Desember 2020 pukul 10:10 WIB
https://rumaysho.com/9641-keutamaan-mengajarkan-ilmu.html
diakses pada 15 Desember 10:21 WIB
115
https://umma.id/post/dakwah-bit-tadwin-dalam-menghadapi-revolusi-
industri-40-sebagai-bentuk-berislam-dengan-cinta-dan-kasih-sayang-
946129?lang=id diakses pada 17 Desember 2020 pukul 13:43 WIB
https://rumaysho.com/3314-keutamaan-ilmu-agama.html diakses
pada 5 Januari 2021 pukul 08:49 WIB
https://konsultasisyariah.com/23707-apa-makna-membaca-al-quran-
dengan-tartil.html diakses pada 7 Januari 2021 pukul 15:00 WIB
116
LAMPIRAN
Transkip Wawancara
Nara Sumber : Ust Subhan Bawazier Dewan Pembina Muslim Bikers
Indonesia
Lokasi Wawancara : Yayasan Imam Malik Bin Anas Jl. Letkol Atang
Sanjaya Blok, Kampung Pasir Gaok Blok Kampung Pasir Gaok No.45,
Pasirgaok, Kec. Ranca Bungur, Bogor.
Waktu : Sabtu, 13 Juni 2020 pukul 12.30- selesai
1. Bagaiaman Ust Subhan bisa berpikiran memakai motor dalam
berdakwah, yang mana ust-ust yang lain kebanyakan memakai
mobil jika ingin berdaurah / dakwah keliling?
= Sebenernya si simple ya, aladzivi yang artinya hidup apa adanya
melakukan semua pergerakan berawal dari apa yang kita miliki, yang
sifatnya qanaah, bahwa saya memang kalau kemana-mana pake
motor saya pikir saya enjoy, saya ga kena macet, karena kalau saya
itung-itung Jakarta bogor tiap saya ngajar jalan itu 4 jam pulang 4
jam kalau pilang pergi bisa 8 jam, bisa 20 tahun bisa macet doing
umur 60, ya motor ni solusinya yang 4 jam bisa jadi 1 jam paling ga
lebih efisien aja parkiran juga kita bisa ada tempat, adapun kalau
ukuran motor kan karna ustnya gede (badan) kalau ana pake mio
zalim, tetapi tetap dikondisikan juga bahwa ana ni orgnya tidak ingin
disibuki oleh bengkel, ada mobilisasi yang menggunakan motor rutin
per 3 bulan ana ganti, jadi kalau ana tuh kilo meter motor ni masya
Allah 1 hari itukan ana jalan 250 km berarti 10 hari aja udah 2500
kan , jadi 3 bulan aja motor ana tuh udah kadaluarsa walaupun
tahunnya muda gitu, ana pikir kalau ana kebengkel akan makan
waktu, missal ada yang bilang ust Subhan tajir,tajir dari hongkong
ana bilang, ga ada waktu kebengkel mendingan rugi dikit. Cuma
barang baru yg kita dapet simple sih, kemudian juga basically ana
juga kan ana orang seni yang apapun ana lakukan ini harus ada angle
angle seninya , kita perhatikan bahwa cara ana ngomong inikan lebih
kepada body language dimana ana jadikan audience itu sebagai
makalah, nah di dunia motor ini ana liat sebagaimana jalan macem-
macam karakter orang, mata ana hidup sehingga ketika ana sampai ke
suatu tempat untuk mengajar itu ana akan punya materi banyak,
sebenrnya sih itu dimana, ana memanfaatkan karakter orang
Indonesia walaupun gakenal di say helo in pasti halo, ana sering
boncengin anak-anak naik motor, ada orang tua nongkrong blg ke
anak, kamu liat temen buya, bukan, trs ana lewat klakson trs blg
salam trs dijawab sm beliau, orang kita tuh ramah sebenernya nah
dimotor tuh bisa, dimobil ana gabisa, dimotor ente bisa masuk
kegang gang banyak nenek yang lg duduk tukang tukang pemulung
disana ana bawa nasi makan bareng disna, simple aja simple aja
sebenrnya ni motor, dan ana pikir sahabat ana memang motor, karena
sering ana naikin ana bawa, jujur akhirnya terbentuklah dengan
waktu bahwa memang kita butuh ini untuk berdakwah dan ternyata
ana engga berasa karena rutinitas, bukan karena ana kuat tapi karena
kebiasaan kali ya, akhirnya orang ngeliat itu jadi bingung ohh ustad
subhan kuat bgt, engga ga kuat ana tuh sama kaya ente cuma ana
yakin silaturahmi tuh panjangin umur, banyakin rezeki, motor itu
silaturahminya gampang bgt bro , kemudian juga dinamis banget ya
ga terlalu berlebihan karena motor lebih minimalis ketimbang mobil
kan dan ga makan waktu , ana sering bilang tentang umur yang
makin hari makin deket Cuma 60 70 kayanya ana ngebuaang waktu
saying banget pulang pegi 4 jam aja kan bisa 10 tahun dijalan, ga dah
mending yang simple-simpel aja itu si awalnya.
Ternyata dari situ ana baru paham bahwa ada komunitas biker
walaupun dia ga mengaku biker, makannya ana bikin baju kaos tuh
“yang paham bikers cuma bikers” karena kalau kita bukan bikers kita
ga paham karakter yang ngegas yang selow, kaya tergantung mesin,
jadi intinya ana berusaha untuk menjelaskan ke mereka bahwa
memang ada komunitas yang gabisa yang ga disentuh tuh dengan
bahasa bikers dan dengan izin Allah ada berapa tuh gengeng motor
bisa bertaubat dengan kita karena ternyata memang mereka orang
baik yang cuma tekhnik penyampaiannya mesti tau , karna gasetiap
orang tau tekhnik penyampaiannya
2. Bagaimana dengan komunitas motor Harley, karena
sebagaimana orang Indonesia beranggapan kalau Harley itu
identik dengan arogan, nah buat menyentuh hati mereka tuh
gimana ?
= Jujur ana nih kalau sd kalau ngeliat Harley lewat ana bilang
penjahat noh lewat, karena dulu kan mindset kita kalo penjahat tuh
bewok gede punya tato ngeroko, ternyata ana salah kita gaboleh
mengukur baju kita ke orang lain , kita harus akui bahwa memang
ada komunitas, kita gaboleh picik pandangan juga sehingga mulai lah
terbentuk model-model dakwah nih, ada orang yang memang sudah
terbiasa hidup kaya dan bukan mau dia, dia punya moge nih ya
emang takdirnya udah tajir mau gmna, kalau kita kan banyak mau ga
tajir-tajir hehe, ya emang punya style yang mau gamau harus kita
paham dia, dan ternyata motor-motor besar ini mereka tuh manfaat
jalan tuoring riding itu waktu kosong mereka, ana pikir kan ayat
mengatakan faidza farokta faanshob.. “punya waktu kosong isi” nah
cakep nih karena mereka kan lagi relaxasi lagi punya waktu kosong
tingga kita nih bisa ga jadi bikers sejati utnuk menyiapkan menjadi
maklum , karena kan bahasanya kasar-kasar dan gaya mereka kan
orang tajir tau sendiri, orang kaya, hehe, nah kita jangan kaya murid
dikelas kita omelin, jangan, harus kita punya trik, paling engga
agama ini kan bikin nyaman, dari 10 yang di dakwahin 1 2 dapet
hidayah deh , kata rasul kan… “satu saja dapat hidayah cukup,”
pentolannya kita pegang, nah sisanya berarti mulailah terpikir bikin
muslim bikers Indonesia ,kenapa kalau para bikers itu kita ga
islamin,, akhirnya mereka ternyata enjoy karena bergulirnya waktu ni
di indonesia ni, customnya itu sama, style-style ust di Indonesia tuh
dulu ada ust zainudin ada aa gym, ternyata sekrang mereka ga butuh
itu yg mereka butuh itu orang-orang yang paham aja.
3. Bagaimana untuk mempertahankan bikers, misalnya motor-
motor besar yang sudah bergabung dalam MBI ataupun yang
hanya mengikuti kajian MBI , nah gimana supaya mereka tetap
istiqomah dalam mengikuti MBI ini?
= Makannya di wadah MBI itu kita buatkan beberapa hal yang
memang mencukupi kekurangan mereka, karena dikomunitas ini kan
ada orang yang resign ada orang yang di phk, akhirnya kita berpikir
tentang mereka disini harus bermanfaat dan rutinitas belajar pasti
sisanya yang kehidupan, kemudian juga kitanya jadi wadah, bahwa
mereka memang masuk MBI itu bikers yang ngaji bukan yang udah
ngaji jadi bikers karena salah itu, nanti ente jadi rusak
4. Bagaimana menanggapi pendapat miring tentang dakwah yang
Ust lakukan?
= Sebenarnya si kembali kepada pribadi, sebenarnya dakwah kita
niatnya buat Allah apa bukan, ketika rasul bersabda “”sebaik-baik
manusia itu yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya” nah
inilah yang mesti kita pahami bahwa bagaimana kita bermanfaat
untuk orang lain, kalau ana tuh punya kebiasaan tiap hari ziarah sih
karena kan kuburan orang tua ana juga disini , jadi bisa selalu inget
kematian kalau kita juga ga akan lama lagi disini, dan apasih yang
mau kita sombongin apa yang kita mau bawa, kaarena orang kalau
berdakwah ujiannya innalillahi,, asal kuat ente, kalau ga dari luar ya
dari dalem, makannya kita bilang ujian kita belum seberat para nabi
dan rosul dan terus belajar melihat pribadi orang-orang yang sholeh
sampe kita yakin bahwa kita juga mampu dan harus ada disiplin diri
kita hidup untuk apa jadi kita ga boring dengan kegiatan, tiap hari
berpikir apa yang saya bisa buat untuk hari ini, dan jangan sampe
dalam satu hari kita ga mikir, istri ana juga sering mergokin ana lagi
ceramah sambil tidur, ampe ana bilang ust kalo tidurnya nyenyak
zalim hehe
5. Bagaiamana kita sebagai umat muslim jika berdakwah bisa
konsisten kemudian kalau misal dapat pertentangan, kadang
kalau ego kita kalau ditentang kaya fitrohnya itu ngelawan ,,
karena agama inikan nasehat ya ust, itu bagimana
menghadapinya?
= Ya antum nanti baca surat al ankabut ayat 1- 3,,Allah mengatakan
yang artinya apakah manusia mengira kalau mereka sudah beriman
mereka ga diuji? Allah uji mereka, agar Allah mengetahui siapa yang
benar, kita kalau ga diuji ga naik level, nah kita pasti diuji dan ujian
yang paling berat itu para nabi dan rasul, kita diuji ujian itumah ga
ada seujung kuku makannya muhasabah caranya bagaimana ya
belajar shirah nabi, sampe kita mengatakan ohiyaya hidup ini
memang ujian, dan hidup yang dikatakan ujian ini berhenti dengan
kematian, makannya juga jangan minta dihilangkan ujian tetapi minta
dikasih kelapangan hati, kan ujian lambang cintanya Allah kepada
kita.
Gambar 6.1 Wawancara dengan Ust Subhan
Transkip Wawancara II
Nara Sumber : Bapak Humam Al katiri Ketua Umum Muslim Bikers
Indonesia
Lokasi Wawancara : Kantor Pusat MBI, AD Premier Building, Jl. TB
Simatupang No.5, Ragunan, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta
Waktu : Sabtu, 28 November 2020 pukul 09.00- selesai
1. Apa tujuan utama MBI ini didirikan?
= Didirikan itu memang kita inikan wadah, wadah untuk para bikers
yang ingin berhijrah, dimana mereka gatau mesti kumpul dimana,
dan mereka mesti belajar sama siapa ustadznya, dan alhamdulilah
karena MBI ini wadah dan dibina langsung dengan ust kita ust.
Subhan bawazier yang bermanhaj salaf dan itulah yang kita ikuti
metodenya, jadi waktu itu dibentuk dalam arti untuk semua bikers
yang ingin berhijrah dan mengikuti manhaj salaf intinya seperti itu.
2. Rintangan yang dihadapi agar para bikers yang berhijrah ini
tetap istiqomah?
= Di dalam tiap chapther kita punya program belajar yang diadakan
tiap-tiap chapter sekaligus program tahunan seperti dauroh , kalau
program mingguan salah satunya program mingguan belajar tahsin,
dimana orang hijrah itukan memang hatinya untuk hal yang lebih
baik abis itu dari ilmunya, nah ilmunya itulah disitu kita yang
memberikan, dengan mempelajari membaca al-qurán yang baik
bagaiman tahsinnya tajwidnya mahkrojnya, kalau mereka hijrah
tetapi belum bisa mengaji mereka bisa belajar ngaji, kalau mereka
belum mengerti tauhid, ada kajian ilmu tauhid yang diadakan oleh ust
aldhi ferdian yang mana beliau adalah penasihat dalam mbi dan
kajian tauhid diadakan rutin tiap minggu, sehungga agar kita tidak
dapat menyalahi ilmu tauhid kita, dari situlah kita harapkan insya
allah orang-orang yang berhijrah ini bisa kumpul bareng, belajar
bareng, mempunyai visi dan misi yang sama.
3. Bagaimana menyelaraskan visi dan misi antara MBI chapter
pusat dengan chapter-chapter yang ada diseluruh Indonesia, agar
mereka memiliki tujuan yang sama dan tidak salah arah?
= Kontrolnya begini setiap pengukuhan chapther itukan ada ketua
chapter dan sekretaris chapter nah biasanya itupun mereka yang
mengajukan karena mereka melihat didaerahnya sudah mencukupi
untuk pembuatan suatu chapter karena minimal kita untuk pembuatan
chapter itu 25 anggotanya setelah ada 25 anggota baru bisa
mengajukan untuk pembuatan chapter, setelah dia mengajukan
kitapun dari pusat akan menunjuk ketua chapter dan ketua chapter itu
akan diinterview oleh ustad oleh tim pusat, dan kita mewajibkan
mereka harus bermanhaj salaf jadi tidak ada nanti dikemudian hari
menimbulkan keributan karena pernah kita alami dulu dengan salah
satu chapter, dia mempunyai manhaj yang berbeda sehingga dia
mempunyai visi dan misi yang berbeda, sehingga terjadi kesalah
pahaman, dengan kita menentukan ketua chapter manhajnya sama
insya allah tidak ada keributan, dan waktu itu kenapa menimbulkan
keributan karena kesalapaham dia menunjuk dirinya sendiri, karena
dia juga merasa sudah membuat grup dan ingin gabung dengan mbi
terus dia mau mengadakan chapter didaerahnya , dan dia merasa
berinsiasi makannya dia menunjuk sendiri dirinya untuk menjadi
ketua dari chapter tersebut, akhirnya kta bertemu kita tanya kita
diskusi ternyata pemahaman beliau berbeda sehungga kita
memutuskan tidak bisa diteruskan akhirnya kita membentuk yang
baru dan alhamdulillah langsung sudah berjalan lagi, dan dari situ
ketua tersebut bersama anggotanya keluar dan membentuk bikers
muslim yang baru. Jadi kuncinya itu di manhajnya. Agar tidak
adanya keributan jika visi misinya sama atau satu jalan begitu pun
para anggota tiap chapter juga harus bermanhaj salaf.
4. Moge itukan identik dengan arogan, bagaimana membentuk pola
pikir di masyarakat agar MBI itu bukan club motor tapi MBI
adalah suatu wadah meskipun disini ada moge tapi bukan moge
yang arogan ?
= Pembina kita Ust Subhan kan memang sudah sering mengadakan
kajian tabligh akbar rutin mungkin sering juga di Al- Azhar, dari situ
kan yang datang juga bukan hanya para bikers tetapi masyarakat
umum ada wanita maupun pria sehingga disitu ust sering
menyampaikan menjelaskan bahwa disini ada MBI lohh ada wadah
untuk para bikers dimana para bikers yang ingin hijrah bisa gabung
bisa belajar bareng, sehingga ilmu yang mereka dapatkan dari ustad
otomatis akan meredam rasa bangga diri rasa ujub. Ujub kan bangga
diri, bangga dengan hartanya bangga dengan kendaraannya, nah
dengan adanya kajian-kajian rutin yang disampaikan ust kita
disampaikanlah dengan orang-orang yang hadir agar mereka
mengerti bahwa ujub adalah suatu dosa dan cukup besar, dan dengan
ujub itu kita gabisa masuk surga, dan alahmdulillah otomatis yang
sudah masuk hijrah pun mereka sudah tidak merasa bangga lagilah
dengan kepemilikan atau apa yang mereka miliki, insya allah seperti
itu.
5. Bagimana cara MBI ini menarik anggota-anggota moge HDCI
atau yg lain agar mau bergabung dengan MBI atas keinginan
sendiri?
= Kita si ini aja hanya sering mengadakan kajian dan memberitakan
ke mereka ke club-club motor terutama karena memang di mbi
sendiri banyak anggota mbi di moge inipun mereka mengikuti club
lain dalam arti menjadi anggota club lain sehingga mereka kita
arahkan berdakwah, karena memang kita ini mbi ini kan salah
satunya dakwah, adalah alat berdakwah kita, nah dengan dakwah nya
kita itu ya saling mengingatkan apabila dia ada di club motor tersebut
dia sudah hijrah, dia bisa membagikan ilmunya dengan sharing
melalui wa grupnya mereka, bahwa semisal mereka memberitahu ada
kajian loh disini, siapa yang mau ikut,, nah itu fungsi kita dari anak-
anak mbi yang sudah hijrah yang masih tapi mengikuti club-club lain,
iukan strategi mengajak ,
6. Strategi dakwah MBI agar yang sudah mengikuti kajian yang
pertamakali, paling tidak untuk kajian yang berikutnya mereka
mau ikut kajian lagi tanpa dipaksa, Strategi seperti apa yang ada
di mbi?
= Biasanya sih supaya mereka bisa ikut terus kita tuh ngadain kajian
ga putus yaitu kajian pekan yang diadakan sellau disampaikan jika
adanya kajian tiap pekan karena kita itu sudah tau dan ngerti kalau
naik motor kan paling hari ahad, jadi kita sudah mengerti kebiasaan
bikers, jadi kita tanya kita bilang ahad mau kemana, kita sampaikan
kita ada kajian,, yuk kita kajian dulu baru nanti ngegas bareng seteah
itu, dengan adanya kajian setiap minggu terisilah mereka denga ilmu,
sehingga mereka dapat ilmu mereka merasa tertarik sehingga mereka
bisa bertahan disitu, belum lagi kalau mereka ikut atau sudah menjadi
member mbi, mereka akan mengetahui bahwa selain hari ahad itu ada
lagi di selang seling hari tiap satu pekan itu ada kajian-kajian yang
mereka bisa datangi, nah dengan adanya itu ya semoga kita harapkan
iman mereka bertambah kemudian mereka makin mau belajar dan
mereka tau bahwa tujuan hidup kita ini adalah beribadah dan salah
satunya juga untuk berdakwah karena ya kita harus menyampaikan
ilmu kita apa yang kita pelajari walaupun satu ayat, nah seperti itu
7. Didalam MBI itu dalam satu pekan ada kegiatan apa saja selain
kajian tiap hari ahad?
= Di dalam mbi inikan ada divisi dakwah, divisi dakwah ini
mempunyai tugas untuk memblas di WA grup maupun di IG
mengenai kegiatan kajian-kajian yang ada pada hari itu, biasnaya
mereka ngeblash abis subuh, abis subuh mereka memblash misal
ba‟da zuhur ada kajian disini ba‟da ashar ada kajian disini sampai
sehari malem itu silahkan tafadol yang mau ikut silahkan itu
diberikan informasi seperti itu, jadi karena kan kita gatau kan mereka
kapan bisa dateng dan mereka dengan ada nya itu mereka tau bahwa
hari ini ada kajian dimana ajasih, nah itu salah satunya fungsi divisi
dakwah, nah kelas tahsin itu biasanya jika sudah masuk anggpta mbi
chapter jadi kalau antum berada didaerah mana misalnya jakarta,
jakarta nanti akan masukan kegrup chapter jakarta dan digrup
tersebut mereka akan memberitahukan bahwa mereka mengadakan
tahsin sepekan dua kali tiap hari jumat malam dan selasa (ba‟da isya)
kalau pagi mulainya jam 7 pagi.
Gambar 6.2 Wawancara dengan Pak Humam