Strabismus Baru

85
STRABISMUS Dr. Habibah S. Muhiddin, Sp.M

description

strabisus

Transcript of Strabismus Baru

Page 1: Strabismus Baru

STRABISMUS

Dr. Habibah S. Muhiddin, Sp.M

Page 2: Strabismus Baru

STRABISMUS

EKSOTROPIAESOTROPIA

Page 3: Strabismus Baru

EKSOTROPIA

Eksotropia:bentuk strabismus divergen dmn mata berputar shg kornea berdeviasi ke temporal dan fovea berotasi ke nasal.

fusistrabismus laten (heteroporia), intermitten dan manifes (heterotropia).

Istilah comitant (concomitant) dan incomitant (noncomitant) dipakai untuk menggambarkan penilaian motorik.

Arah deviasi: esotropia, eksotropia, hypertropia kanan atau kiri dan siklotropia.

Page 4: Strabismus Baru

Friedmann dkk:strabismus 498 bayi; 72,2 % menderita esotropia dan 23 % eksotropia.

Survei di Scandinavia, Great Britain & AS 1 : 3

Etiologi. Tidak diketahui, diduga anatomi dan innervasi didalam

orbita, herediter untuk eksotropia.

Page 5: Strabismus Baru

Kelainan vertikal dan sudut deviasi yang berubah pada waktu mata bergerak ke atas atau ke bawah ( Pola A and V).

Pola V : strabismus horizontal yang sudutnya berubah antara 150 – 300 pada waktu melihat ke atas dan 300 pada waktu melihat ke bawah.

Pola A : strabismus horizontal sudutnya 100 – 300 keatas dan 300 ke arah bawah

Page 6: Strabismus Baru

Gambar 1. Pola V Gambar 2. Pola A

Page 7: Strabismus Baru

Klasifikasi.

Duane: deviasi basic, divergence excess dan convergence insufficiency.

Variasi lain: eksoporia konstan, eksotropia intermitten dan eksotropia konstan.

Pembagian lain pseudoeksotropia, eksoporia, eksotropia intermitten, eksotropia konstan, convergence insufficiency dan convergence paralysis.

Page 8: Strabismus Baru

Pseudoeksotropia.

Penampakan dari eksodeviasi ketika mata sebenarnya lurus.

1. Sudut kappa positif tanpa kelainan okuler lain. 2. Jauhnya jarak antara pupil. 3. Sudut kappa positif dengan kelainan okuler seperti letak makula yang lebih ke temporal pd ROP.

Page 9: Strabismus Baru

Eksoporia.

Eksodeviasi yang masih dikontrol oleh fusi pada keadaan binocular vision.

Eksoporia dideteksi ketika binocular vision terputus Asimptomatis jika sudut strabismus kecil dan amplitudo fusi

adekuat, lama-kelamaan astenofia. Terapi biasanya tidak perlu bila tidak berlangsung ke arah

eksotropia intermitten.1

Page 10: Strabismus Baru

Eksotropia intermitten. Eksodeviasi masih dapat dikontrol oleh fusi. stereoacuity dan fusi bifoveal sangat bagus. paling sering ditemukan. berdasarkan perbedaan antara alternating prism dan tes

cover diukur pada jarak jauh dan dekat dan perubahan pada pengukuran jarak dekat yang dihasilkan oleh oklusi unilateral atau lensa +3,00 dioptri :

Tipe basic , divergence excess, true divergence excess, simulated divergence excess, convergence insufficiency,

Page 11: Strabismus Baru

Eksotropia intermitten (X-XT) karakteristik :1. Onset umur 1 tahun2. berdeviasi ketika pasien lelah, mengantuk, melamun,

pada sore hari atau ketika melihat jauh. 3. tes cover onset intermitten eksotropia muncul 4. Mata yang tidak terlibat ditutup ketika terpapar 5. refraksi sama dengan anak normal 6. Ambliopia jarang terjadi. 7. deviasi dasar yang besar dan alternate fixation yang

bifixasi pada objek yang menonjol/lensa minus digunakan.

Page 12: Strabismus Baru

Gambaran klinis.

Onset sebelum umur 5 tahun deviasi sering menjadi manifes pada waktu mata tidak

berfiksasi, lelah atau stres,sore hari bersama dengan kelelahan, sakit, melamun, mengantuk atau ketika anak dimarahi.

Pada paparan matahari sering menyebabkan refleks menutup pada mata yang satunya

Page 13: Strabismus Baru

Pemeriksaan klinis.

Anamnese, umur pertama kali onset muncul, keseringan dan keadaan spesifik

ketajaman penglihatan, pergerakan bola mata, pemeriksaan refraksi dibawah pengaruh sikloplegi, cover test, pengukuran sudut deviasi, estimasi keadaan binocular vision.

Page 14: Strabismus Baru

Indikasi pengobatan.

gejala, sering dan lamanya fase tropia.

Wright :juling pada waktu terpapar cahaya, manifes gejala astenofianya, diplopia, progresifitas, fase tropia meningkat keseringan atau lamanya waktu

Page 15: Strabismus Baru

Pengobatan non-operatif

tidak terlalu efektif. convergence insufficiecy, latihan konvergensi. oklusi monokular pada mata yang dominan. untuk pasien miop ringan, untuk memberikan koreksi

lensa minus lebih.

Page 16: Strabismus Baru

Pengobatan secara operatif. resesi m.rectus lateral. Wright: hasilnya menjadi comitan. prosedur resesi-reseksi menghasilkan incomitant

sesudah operasi, sering dengan esodeviasi pada sisi mata yang dioperasi.

kesulitan untuk fusi, diplopia pada sisi pandangan # resesi m.rectus lateral menurut Wright : 15 = 4,0 mm 30 = 7,0 mm20 = 5,0 mm 35 = 7,5 mm25 = 6,0 mm 40 = 8,0 mm

50 = 9,0 mm

Page 17: Strabismus Baru

Limbal approach pada resesi m. rectus medial.

Gambar 3. Insisi konjungtiva pada limbal approach

Page 18: Strabismus Baru

• Gambar 4. Isolasi otot

Page 19: Strabismus Baru

• Gambar 5. Memisahkankan ligamen Check

Page 20: Strabismus Baru

• Gambar 6. Insisi septum intermuskularis

Page 21: Strabismus Baru

Gambar 7. Memisahkan kapsula Tenon anterior

Page 22: Strabismus Baru

Gambar 8.Menguatkan otot dengan jahitan

Page 23: Strabismus Baru

• Gambar 9. Memotong otot

Page 24: Strabismus Baru

• Gambar 10. Membuat tempat insersi baru

Page 25: Strabismus Baru

• Gambar 11. Menguatkan otot

Page 26: Strabismus Baru

• Gambar 12. Menguatkan otot

Page 27: Strabismus Baru

• Gambar 13. Konjungtiva diletakkan kembali ke posisi asal

Page 28: Strabismus Baru

Eksotropia konstan. lebih sering pada dewasa deviasi intermitten yang tidak terkompensasi atau kegagalan

visual satu mata penyebab dapat diperbaiki, potensia mempunyai single atau

binocular vision. Terapi resesi m. rectus lateral dengan / tanpa

mengencangkan m. rectus medialis. eksotropia kongenital, eksotropia sensori, eksotropia

konsekutif, Exotropic Duane Syndrome, kelainan neuromuskuler, dissociated horizontal deviation.

Page 29: Strabismus Baru

Eksotropia kongenital.

sebelum umur 6 bulan berhub dengan kegagalan perkembangan neurologis atau kelianan kraniofasial.

Potensi untuk stereopsis dan fiksasi bifoveal jelek.

Operasi yang cepat bisa menolong untuk mempertahankan fusiperifer tetapi sedikit literatur yang mendukung

Page 30: Strabismus Baru

Eksotropia sensori.

keadaan yang mengurangi tajam penglihatan pada satu mata dapat menyebabkan eksotropia sensori.

anisometrop, kekeruhan kornea atau lensa, atropi saraf optik dan lesi makula.

eksotropia sensori dapat diperbaiki tajam penglihatannya, fusi perifer kadang-kadang berubah kembali

Page 31: Strabismus Baru

Eksotropia konsekutif.

eksotropia yang mengikuti operasi strabismus esotropia.

Pengobatan tergantung besarnya deviasi, tipe dan banyaknya operasi sebelum eksotropia ini berkembang, adanya keterbatasan dari duksi, lateral incomitance dan tingkatan tajam penglihatan pada setiap mata.

Page 32: Strabismus Baru

Exotropic Duane Syndrome.

eksotropia, wajah memutar ke arah menjauhi mata yang terkena, adduksi

penyempitan palpebra, retraksi bola mata dan khas gerakan berlebihan ke atas dan bawah pada saat adduksi

Page 33: Strabismus Baru

Kelainan neuromuskuler.

kelumpuhan N.III, internuclear ophthalmoplegia atau myastenia gravis.

Dissociated strabismus :komponen vertikal, horizontal dan torsional.

Terapi biasanya unilateral atau bilateral resesi m. rectus lateral

Page 34: Strabismus Baru

Convergence paralysis.

biasanya sekunder terhadap lesi intrakranial, onsetnya akut dan ketidak mampuan pasien untuk

memakai prisma base-out. lesi di corpora quadrigemina atau nukleus N.III. Pengobatan prisma base-in pada jarak dekat untuk

meringankan diplopia. Oklusi pada satu mata pada jarak dekat dan operasi otot

mata adalah kontraindikasi

Page 35: Strabismus Baru

Penutup.

Eksotropia adalah strabismus divergen, Fusinya: laten (heteroporia), intermitten dan manifes

(heterotropia). penilaian motorik : bentuk comitan dan incomitan, arah deviasi: esotropia, eksotropia, hipertropia

kanan/kiri dan siklotropia.

 

Page 36: Strabismus Baru

Eksotropia intermitten bentuk paling sering. Pengobatan tergangtung gejala, sering dan lamanya

fase tropia. Pengobatan yang dilakukan bisa non-operatif dan

operatif. operatif : limbal approach untuk resesi m.rectus

lateralis.

Page 37: Strabismus Baru

ESOTROPIA

-Melihat : mata rantai dari stimulasi cahaya sensasi dan persepsi-Ketajaman penglihatan & binokularitas tdk lgsg sama dgn org dws.- perkembangan visus baik bila 6 psg otot ekstrinsik BM serta ssp mampu memfusi 2 gbr -Eso : kedlm, trepo : berputar.

Page 38: Strabismus Baru
Page 39: Strabismus Baru
Page 40: Strabismus Baru
Page 41: Strabismus Baru
Page 42: Strabismus Baru
Page 43: Strabismus Baru
Page 44: Strabismus Baru
Page 45: Strabismus Baru
Page 46: Strabismus Baru
Page 47: Strabismus Baru
Page 48: Strabismus Baru
Page 49: Strabismus Baru
Page 50: Strabismus Baru
Page 51: Strabismus Baru
Page 52: Strabismus Baru
Page 53: Strabismus Baru
Page 54: Strabismus Baru
Page 55: Strabismus Baru
Page 56: Strabismus Baru
Page 57: Strabismus Baru
Page 58: Strabismus Baru
Page 59: Strabismus Baru
Page 60: Strabismus Baru

Special motor tes

Page 61: Strabismus Baru

Infantile esotropia

6 bln pertama kehidupan Herediter, autosomal resesif Cerebral palsy, hidrosefalus, mental retardasi,

mednigomielocele, intraventrikular hemorhagik, abducens palsy

Ambliopia, > 30 ∆, stabil, nistagmus horisontal, astigmat, miopia, def abduksi, kepala miring.

R/: koreksi ambliopia/ggg refraksi, resesi rektus medial.

Page 62: Strabismus Baru

Classic congenital esotropia

Umur 6 bln, fiksasi silang, #ggg CNS,kepala miring, herediter.

R/: resesi & reseksi + myektomi oblik inf

Page 63: Strabismus Baru

Manifes laten nistagmus

Abduksi meningkat Kepala miring Nigtasmus saat ke 2 mata terbuka Hanya satu mata dipazkai melihat

Page 64: Strabismus Baru

Nistagmus blockage syndr

Insiden ↓ , ~ down sindr, oclar albiisme, cerebral palsy, hidrocefalus, esotropia 80-90∆.

Nistagmus mata lurus kedepan Resesi 7 mm ke 2 rektus medial, reseksi 10

mm rektus lateral

Page 65: Strabismus Baru

Accomodative esotropia Deviasi konvergen ~ refleks akomodasi Onset 6 bln – 7 thn, umur rata rata 2,5

thn, asimptomik, herediter, ambliopia

Page 66: Strabismus Baru

REFRAKTIF AKOMODATIF ESOTROPIA

Hiperopia 4 – 7 D Terapi ambliopia, koreksi hiperopia dgn

siklopentolat/atropin, operasi.

Page 67: Strabismus Baru

NON REFRAKTIF ACCOMODATIVE ESOTROPIA

Esotropia > melihat dekat > hipermetrop Kacamata bifokal, long acting

cholenesterase inhibitor, resesi rektus medial

Page 68: Strabismus Baru

Partially accomodative esotropia

Hipermetrop, Ratio AC/C tinggi→ esotropia jarak jauh da dekat.

Kacamata, Operasi bila hiperopik > + 4.00 D

Page 69: Strabismus Baru

Non accomodative Acquired esotropia Onset bervariasi, umur 1-8 thn, 10,4 % dari seluruh

esotropia. Penyakit, trauma, emosi, tiba tiba, intermitten Deviasi melihat jauh & dekat

Basic Acquired esotropia 6 bl – akhir masa kanak kanak, deviasi dekat = jauh. Terapi ambliopia, operasi.

Page 70: Strabismus Baru

Acute esotropia – Akut, diplopia tiba tiba, fisik, stres, emosi, idiopatik,

hipermetrop,– 30-60 ∆, terapi kacamata prisma dan operasi.

Cyclic esotropia– Sangat jarang, umur prasekolah, kpongenital,

intermitten, siklus 48 jam, ambliopia.– Tangani ambliopia, operasi, phenobalbital &

amphetamin.

Page 71: Strabismus Baru

Sensory deprivation esodeviation– Anisometrop, ambliopia, lesi organik satu mata– Terapi : hilangkan penghalang, fokus bayangan retina,

resesi rektus medial + reseksi rektus layeral, myektomi oblik inf.

Divergence insuficiency– Esodeviasi >jauh, terapi : prisma base out, resesi rektus

lateral. Divergence paralysis

– Tumor dipontin, trauma kepala, kel neurologik.

Page 72: Strabismus Baru

Spasme of near synkinetik refleks– Intermitten, pseudomiopia

Surgical esodeviation

– Esodeviasi spontan post op eksodeviasi, diplopia tba tiba, paresus unilateral/bilateral N abducens, Esotropia > jauh .

– Terapi: prisma base out, miotikum, operasi.

Page 73: Strabismus Baru

Incomitant esotropia Sixth N palsy Paresis rek lat, kepala miring, diplopia, lesi intrakranial, inf,imun.MRI : tanda neurologik.Operasi setelah follow up 6 bln.Mekemahkan m rek lat, resesi/resksi mata parese. Botox.

Page 74: Strabismus Baru

Med rektus restriction Thyroid oftalmopathy, frak ddg orbita, overreseksi rek med.Thyroid oftalmopahtyElevasi, abduksi/adduksi.eksoftalmos,retraksi palpebra

Page 75: Strabismus Baru

Duane’s Sind Disfx neurogenik btg otak umur 4 mgg,

retraksi bola mata ke orbita, tuli, ggg bicara.Mobius sindr Fasial diplegi kongenital Terbatas grk mata horisontal, lagoftalmos,

malformasi telinga, bifida uvula

Page 76: Strabismus Baru

• Operasi

- Meningkatkan Fx mata, kosmetik, hilangkan diplopia, koreksi posisi kepala- Melemahkan otot :resesi, marginal miotomi, poor fixation suture.- Menguatkan otot : reseksi, melipat otot, majukan ltk otot- ubah arah gerakan otot :vert transposisi rek horisontal,

hummelsheims, jensen.

Page 77: Strabismus Baru

Tabel 1. Penanganan Resesi dan Reseksi

ET Recess MROU Resect LROU

15 Δ 3 mm 4 mm 20 Δ 3.5 mm 5 mm 25 Δ 4 mm 6 mm 30 Δ 4.5 mm 7 mm 35 Δ 5 mm 8 mm 40 Δ 5.5 mm 9 mm 50 Δ 6 mm 10 mm 60 Δ 7 mm 10 mm ET Recess MR and Resect LR

Page 78: Strabismus Baru

Tabel 2. Hasil koreksi operasi dalam prisma dioptri

Operasi Koreksi ( prisma dioptri )

1 mm MR Resesi 5 1 mm MR Reseksi 2,5 1 mm LR Resesi 2,5 1 mm LR reseksi 2,5

Page 79: Strabismus Baru
Page 80: Strabismus Baru
Page 81: Strabismus Baru
Page 82: Strabismus Baru
Page 83: Strabismus Baru

GENETIK

Hipokrates : Genetik pd strabismus Ing & Pang : esotropia > klt putih Esotropia 48 % dlm kel strabismus. Anomali kromosom, 59 % anomali 49 xxxy,

33% trisomi 21

Page 84: Strabismus Baru
Page 85: Strabismus Baru

Strabismus

Kerja otot : Paralitik dan non paralitikManifestasinya : tropia dan phoriaPosisi mata : Esophria/tropia/ dan ekso….. Hyper…./hypo……